i digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI PEDESAAN DI MASYARAKAT KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI
TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi
SUPRIYONO A 991202014
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2014
PERSETUJUAN commit to user
i
ii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
ii
iii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
iii
iv digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
iv
v digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
MOTTO
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar maha pengampun lagi maha penyayang”. (An-Nahl: 18) “Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”. (Al-Baqarah: 216) “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka ”. (Ar-Ra`d: 11) “Lebih baik pusing banyak pekerjaan daripada pusing tidak punya pekerjaan”. (Djalal Fuadi) “Kalau kau ingin tahu dunia, bacalah. Tetapi kalau ingin dunia tahu kamu, menulislah”. ( Jamil Azzaini) Don`t Be Afraid To Dream “Jangan Takut Untuk Bermimpi”. (Penulis)
commit to user
v
vi digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, atas limpahan nikmat yang diberikan-Nya. Tesis ini aku persembahkan untuk: Ayah (Diyono) dan Ibuku (Wiji) yang tercinta, yang telah memberikan semua kasih sayangnya untukku, yang telah membimbing dan membesarkanku, dan memberikan untaian do‟a yang senantiasa menyertai langkahku. Mbak Giyatmi, Mas Sriyono, Mbak Marni, Mas Giyatno, Mas Sukatno, Mas Mulyono yang telah memberi motivasi dan dukungan finansial perkuliahanku.(Maturnuwun mas/mbak). Seseorang
gadis
yang
selalu
mendukungku
(Dian
Istanti
Kusumaningrum) yang senantiasa selalu memberikan perhatiannya kepadaku, dan memotivasiku untuk selalu bersemangat. Sahabatku di kos(mas tintus). Rekan-rekan Magister Pendidikan Ekonomi Angkatan VI Pak Basuki, Pak Gunawan, Pak Bambang, Bu Prihatin, Mas Budi, Mas Rapii, Mas Zulianto, Mbak Bakti Widyaningrum, Niken Nurnovitasari, Try Effiyanti, Mas Lukman dan Devina Melinawati. Almamaterku. Aku dan masa depanku.
commit to user
vi
vii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala atas segala bentuk nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini dengan judul Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah(Umkm) Dan Koperasi Sebagai Upaya Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Di Masyarakat Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri. Sholawat dan salam peneliti haturkan kepada Nabi Besar Muhammad Shalallahu „Alaihi Wassalam sebagai suri tauladan bagi seluruh umat. Tesis ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa tesis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Direktur Pascasarjana dan para Asisten Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dekan dan para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Prof. Dr. Trisno Martono, selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusuna tesis ini. 4. Bapak Prof. Dr. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd., selaku pembimbing pertama yang telah memberikan ijin dan meluangkan waktu serta penuh kesabaran commit to user
vii
viii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. 5. Bapak Prof.Dr.Kohar Sulistyadi, M.SIE., selaku pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktu serta penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. 6. Tim Penguji Tesis Program Studi Pendidikan Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan menguji tesis ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. 7. Bapak Drs. Dwi Sudarsono, MM., selaku kepala bidang UMKM dan Koperasi wonogiri, yang telah mendukung dan memberikan ijin untuk penelitian. 8. Bapak Drs. Achmad Trisetyawan Bambang Hermawan, M.Si., selaku Camat Manyaran yang telah mendukung dan memberikan ijin untuk penelitian. 9. Bapak Sasmoyo, selaku Kepala Bidang pemberdayan masyarakat Kecamatan Manyaran yang telah bersedia membantu proses penelitian untuk tesis ini. 10. Seluruh staf dan pengajar Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 11. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Pendidikan Ekonomi UNS dan semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada peneliti. Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada pada diri peneliti, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. commit to user
viii
ix digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Semoga hasil tesis ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya maupun bagi pembaca umumnya.
Surakarta, 12 Oktober 2014 Peneliti,
Supriyono S991202014
commit to user
ix
x digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... iv MOTTO ..............................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ......................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv ABSTRAK .......................................................................................................... xv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ................................................................................. 07 1. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) .............................. 07 2. Pemberdayan ........................................................................... 19 3. Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Masyarakat ........................ 28 B. Penelitian Yang Relevan .............................................................. 33 C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 41 D. Hipotesis........................................................................................ 42
BAB III
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 43 B. Bentuk dan Strategi Penelitian ..................................................... 44 C. Sumber Data ................................................................................. 44 D. Teknik Sampling ......................................................................... 45 commit to user E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 46 x
xi digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Validitas Data ..................................................................................... 48 G. Analisis Data ........................................................................................ 49 H. Prosedur Penelitian ............................................................................... 64 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................. 66 B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 68 1. Pemberdayaan UMKM serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan Kecamatan Manyaran ..................................... 68 a.
Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran .................... 68
b.
Persebaran UMKM Kecamatan Manyaran ........................... 71
c.
Strategi Pemberdayan UMKM Kecamatan Manyaran ......... 74
d.
Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Kecamatan Manyaran ....... 78
e.
Analisa Cluster dan Multidimention Scalling Dampak Pemberdayaan UMKM dan Koperasi terhadap pertumbuhan Ekonomi Pedesaan ........................................... 88
2. Kendala Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran serta cara mengatasinya ............................................................................... 93 C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 97 1. Pemberdayaan UMKM serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan Kecamatan Manyaran ....... 97 2. Kendala Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran serta cara mengatasinya .................................................................104 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN
A. Kesimpulan .........................................................................................107 B. Implikasi .............................................................................................109 C. Implementasi Di Bidang Pendidikan ..................................................111 D. Saran ...................................................................................................112 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................113
commit to user
xi
xii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Industri Di Kecamatan Manyaran ................................... 03 Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun (2007-2011) ...... 04 Tabel 2.1 Kriteria UMKM berdasarkan jumlah asset dan omzet......................... 09 Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian................................... 43 Tabel 4.1 Jumlah UMKM Desa Pijiharjo, KecamatanManyaran ........................ 71 Tabel 4.2 Jumlah UMKM Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran..................... 72 Tabel 4.3 Jumlah UMKM Desa Punduhsari, Kecamatan Manyaran ................... 72 Tabel 4.4 Jumlah UMKM Desa Gunungan, Kecamatan Manyaran .................... 72 Tabel 4.5 Jumlah UMKM Desa Bero, Kecamatan Manyaran ............................. 73 Tabel 4.6 Jumlah UMKM Desa Pagutan, Kecamatan Manyaran ........................ 73 Tabel 4.7 Jumlah UMKM Desa KarangLor, Kecamatan Manyaran ................... 73 Tabel 4.8 Program Dinas Koperasi dan UMKM KabupatenWonogiri ................ 78 Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Lulusan Tahun 2011 s/d 2013 ........... 83 Tabel 4.10 Lembaga di Kecamatan Manyaran .................................................... 84 Tabel 4.11 Lembaga Berdasarkan Jenis Usahanya di Kecamatan Manyaran ....... 85 Tabel 4.12 Perusahaan Transportasi dan Armada di Kecamatan Manyaran ........ 86 Tabel 4.13 Prosentase Pinjaman Untuk Kredit UMKM Yang Diberikan Kepada Masyarakat ......................................................................................... 87
commit to user
xii
xiii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Road Map Penelitian Yang Relevan ................................................ 40 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir............................................................................ 41 Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ....................................................................... 50 Gambar 4.1 Bentuk Pemberdayaan UMKM Instansi Terkait ...................................... 74 Gambar 4.2 Map Dendogram Hasil uji claster single linkage ........................... 88 Gambar 4.3 Map Euclidean Distance Model ...................................................... 89 Gambar 4.4 Map Stimulus Coordinat Dimensional .......................................... 91 Gambar 4.5 Scatterplot of Linier Fit ................................................................. 92 Gambar 4.6 Keterkaitan pemberdayaan UMKM sebagai upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi ...................................................................106
commit to user
xiii
xiv digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Perijinan Penelitian ....................................................................... 118 Lampiran 2.Hasil Pengumpulan Data ............................................................... 123 a. Pedoman Wawancara Indikator Pemberdayaan ............................. 124 b. Matrik Jawaban Hasil Wawancara Pemberdayaan ........................ 125 c. Pedoman Wawancara Indikator Pertumbuhan Ekonomi ............... 145 d. Matrik Hasil Wawancara Pertumbuhan Ekonomi .......................... 146 e. Pedoman Wawancara Kendala Pemberdayaan .............................. 159 f. Matrik Jawaban Hasil Wawancara Kendala Pemberdayaan .......... 160 Lampiran 3. Foto UMKM Kecamatan Manyaran ............................................. 167 Lampiran 4. Hasil Uji Cluster dan Multidimensional Scaling ......................... 186 Lampiran 5. Manual Operation Program. ......................................................... 189
commit to user
xiv
xv digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Supriyono S991202014. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menegah sebagai upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan di masyarakat Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri. Tesis: Pembimbing: Prof. Dr. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd., Prof.Dr.Kohar Sulistyadi, M.SIE. Program Pasca Sarjana Pendidikan Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2014.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui 1) bagaimana pemberdayaan UMKM serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran, 2) apa saja kendala yang terjadi serta bagaimana usaha untuk mengatasinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskreptif kualitatif. Populasi penelitian ini adalah UMKM di Kecamatan Manyaran. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. Terdiri dari pelaku UMKM dan Koperasi, Dinas Koperasi dan UMKM, Kecamatan Manyaran. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analasis analisis interaksi yang terdiri atas pengumpulan data, Reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan dasn Analisis Cluster dan Multidimensional Scaling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan UMKM mampu memberdayakan potensi sumber daya alam dan Sumber daya manusia, serta berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran. Selain itu terdapat kendala pada aspek permodalan, Sumber daya Manusia dan Pemasaran. Pemberian pinjaman modal lunak melalui koperasi dari pemerintah dan pembinaan melalui pelatihan dengan menghadirkan tenaga profesional pengelolaan UMKM merupakan cara mengatasi kendala tersebut.
Kata kunci:
Pemberdayaan, UMKM, Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan.
commit to user
xv
xvi digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Supriyono S991202014. The Empowerment of Micro-, Small-, and MediumScale Enterprises as an Effort of Improving the Rural Economic Growth of the Community of Manyaran Sub-district, Wonogiri Regency. Thesis: Principal Advisor: Prof. Dr. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd., Co-advisor: Prof. Dr. Kohar Sulistyadi, M.SIE. The Graduate Program in Economics Education, Sebelas Maret University, Surakarta 2014 ABSTRACT The objectives of this research are to investigate 1)the empowerment of micro-, small-, and medium-scale enterprises, its impact on the rural economic growth in Manyaran sub-district, the constraints to the empowerment of micro-, small-, and medium-scale enterprises and cooperatives, 2) the efforts to deal with such constraints. This research used the descriptive qualitative method. The population of research was micro-, small-, and medium-scale enterprises in Manyaran subdistrict. The samples of research were taken by using the purposive sampling technique. They consisted of the agents of micro-, small-, and medium-scale enterprises, the Office of Cooperatives and Micro-, Small-, and Medium-Scale Enterprises, the Office of Manyaran Sub-district. The data of research were collected through in-depth interview, observation, and documentation. They were analyzed by using the Cluster and Multidimensional Scaling technique of analysis and interactive model of analysis comprising data gathering, data grouping, data display, and conclusion drawing. The results of research show that the empowerment of micro-, small-, and medium-scale enterprises utilizes and develops human and natural resource potentials; the empowerment has a positive impact on the rural economic growth in Manyaran sub-district; the constraints to the empowerment include several aspects such as capital, human resources, and marketing; and the efforts done to deal with the constraints are extending soft capital loans from government through cooperatives, and conducting nurturing programs through training by inviting professionals of micro-, small-, and medium-scale enterprises and cooperatives as instructors.
Keywords: Empowerment, micro-, small-, and medium-scale enterprises, and rural economic growth.
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemakmuran sebuah negara dapat di ukur dari berbagai bidang atau sudut pandang yang berbeda, salah satunya dari sudut pandang kondisi perekonomian sebuah negara tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, sangat adanya pembenahan dan perombakan sistem perekonomian untuk mencapai taraf ekonomi yang lebih tinggi dalam rangka mencapai kemakmuran sebuah negara. Dalam upaya meningkatkan taraf perekonomian yang ada di indonesia salah satunya dengan memberdayakan masyarakat indonesia melalui program UMKM. UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan berperan dalam proses peningkatan pendapatan masyarakat, bahkan pada masa krisis UMKM dikenal mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah mendorong sektor UMKM untuk terus tumbuh sehingga bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja. UMKM diharapkan semakin berperan dalam menekan angka pengangguran. Menteri Koperasi dan UMKM Hasan (Depkop, 2012) mengungkapkan, pertumbuhan UMKM di Indonesia meningkat pesat dua tahun terakhir. Bila dua tahun lalu jumlah UMKM berkisar 52,8 juta unit usaha, pada Tahun 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit. UMKM yang terus meningkat ini diharapkan bisa sebanding dengan penyerapan tenaga kerja. commit userUMKM, dalam dua tahun terakhir, Dengan adanya penambahan sekitar 3 jutatounit
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
jumlah tenaga yang terserap bertambah 15 juta orang. Melihat peran UMKM yang begitu strategis maka UMKM dapat mewujudkan salah satu tujuan pembangunan yaitu menanggulangi kemiskinan. Gunadi, (2010) menjelaskan tentang UMKM mempunyai peran penting bagi masyarakat di tengah krisis ekonomi. Memberdayakan UMKM diyakini dapat mencapai pemulihan ekonomi. UMKM sendiri pada dasarnya sebagian besar bersifat informal dan karena itu cenderung lebih mudah untuk dimasuki oleh beberapa pelaku usaha yang baru UMKM memainkan peranan penting dalam perekonomian nasional. Kontribusi UMKM tidak hanya pada penyelidikan lapangan pekerjaan tetapi juga memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kenyataan di lapangan (data empiris), banyak pelaku UMKM yang memiliki kekuatan untuk mempertahankan usaha dalam menghadapi konjungtur perekonomian serta berbagai ketidakpastian dalam pasar input maupun output. Fasilitas atau kemudahan yang diberikan pemerintah seperti proteksi dan fasilitas kredit kepada pelaku ekonomi, ternyata sebagian besar dinikmati oleh usaha besar (konglomerat). Berarti UMKM kurang memperoleh berbagai akses terhadap sumberdaya dan iklim usaha yang diperlukan mereka. Kondisi di atas bukannya tidak disadari oleh pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi ketimpangan telah dilakukan. Salah satu kebijakan tersebut adalah pola kemitraan antara usaha besar dengan usaha menengah dan kecil. Pola kemitaraan yang besar harapannya untuk menjembatani UMKM yang ada di Indonesia dalam rangka menghimpun dana sebagai sumber commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
modal belum berfungsi secara optimal. Lembaga penyedia dana yang mudah dijangkau oleh pelaku usaha kecil adalah cenderung kepada Lembaga keuangan mikro berbentuk Koperasi yang ada disekitar lokasi berdirinya usaha. Adanya pemberdayaan
UMKM
belum
menunjukkan
klasifikasi
hasil
terhadap
perekonomian pedesaan pada Kecamatan Manyaran . Rekapitulasi jumlah industri yang ada di Kecamatan Manyaran sampai saat ini ditunjukkan pada tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Rekapitulasi Industri DiKecamatan Manyaran No Jenis Industri Jumlah Unit Usaha 1 Tempe 161 2 Mebel 66 3 Anyaman Bambu 229 4 Natah Wayang 35 5 Makanan Olahan 7 6 Penjahit 7 7 Wayang Kulit 55 8 Rancak Gamelan 20 9 Tape 22 10 Tahu 7 11 Jamu Gendong 6 12 Emping Mlinjo 20 JUMLAH
635
Jumlah Tenaga Kerja 314 141 289 83 14 14 118 45 22 14 6 40 1100
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonogiri (2013)
Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, hanya sektor UMKM yang bertahan dari runtuhnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis,biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankkan yang ikut commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. Kondisi perekonomian suatu daerah menjadi indikator utama keberhasilan daerah tersebut dalam rangka pembangunan
untuk mencapai kemakmuran.
Kondisi yang terjadi saat ini tentang perekonomian yang ada di dikabupaten wonogiri menjadi masalah untuk dicari jalan keluar agar terwujud perekonomian yang mapan. Berdasarkan data yang di ambil pada saat observasi di BPS (Badan Pusat Statistik) kabupaten Wonogiri, selama kurun waktu lima tahun tekarhir ( 2007 – 2011) terjadi pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi. Jika pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,07 % maka pada tahun 2008 pertumbuhan tersebut melambat menjadi 4,27 %. Namun demikian, pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi kembali meningkat menjadi sekitar 5,87 % dan melambat lagi pada tahun 2011. Keadaan pertumbuhan ekonomi di daerah kabupaten wonogiri secara menyeluruh terangkum dalam tabel 1.2 di bawah ini: Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun (2007 - 2011) Tahun / Year
Pertumbuhan ekonomi (persen) Economic Growth (Percent) (1) (2) 2007 5,07 2008 4,27 2009 4,73 2010 5,87 2011 2,03 Sumber : Badan Pusat Statistik Kab.Wonogiri (2013) commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Sebagai
Upaya
Peningkatan
Pertumbuhan
Ekonomi
Pedesaan
Di
Masyarakat Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri ”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti memberikan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemberdayaan UMKM serta dampaknya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran ? 2. Apa saja kendala yang dihadapi serta bagaimana usaha untuk mengatasi kendala dalam pemberdayaan UMKM di Kecamatan Manyaran?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan: 1. Sejauh mana pemberdayaan UMKM mampu dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran. 2. Kendala-kendala UMKM dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Manyaran, serta usaha-usaha yang telah dilakukan oleh UMKM dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Memberikan ide dan gagasan mengenai pentingnya pemberdayaan UMKM. b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama. 2. Manfaat Praktis a. Bagi UMKM Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengusaha
UMKM
dalam
mengoptimalkan
usahanya
dengan
memanfaatkan jasa keuangan yang ada seperti koperasi. b. Bagi Penulis Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman dan penerapan ilmu yang telah diperoleh dalam perkuliahan, terutama Manajemen UMKM. c. Bagi Pembaca: Sebagai referensi bacaan guna memperdalam pengetahuan mengenai UMKM yang saling berhubungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) a.
Definisi dan Karakteristik UMKM Membicarakan masalah kelompok usaha yang termasuk dalam usaha mikro, kecil dan menengah disingkat UMKM tidak mudah. Banyak istilah yang muncul dalam hubungannnya dengan UMKM. Menurut Kambewa dan Tekere (2007: 18) menyatakan: The definition of the SMEs is based on three parameters namely capital investment, number employees and turnover. (Definisi dari UMKM adalah berdasarkan tiga parameter/tolok ukur yaitu besarnya modal, jumlah karyawan dan omset). Aremu dan
Adeyemi (2011: 201), Mengemukakan bahwa:
countries do not use same definition for classifiying their SMEs sector. The parameters generally applied by most countries, singly or in combination are: capital investment on plant and machinery; number of workers employed;and volume of production or turnover of business. (Negara tidak menyatakan definisi yang sama untuk mengklasifikasikan sektor UMKM. Ada tiga parameter umum yang digunakan oleh sebagian besar negara, salah satu kombinasi dari besarnya asset/modal dan commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
penggunaan mesin/teknologi; jumlah pekerja yang bekerja; dan volume produksi atau omset bisnis/usaha). Pengertian UMKM ada yang menyebut golongan ekonomi lemah (GEL) atau pengusaha ekonomi lemah (pegel), usaha mikro ada juga yang menggunakan istilah industri kecil dan sedang, serta ada juga menyebut dengan industri rumah tangga. Dalam study ini digunakan istilah UMKM.(Astawa, 2007). Berbeda dengan yang diungkapkan oleh Garg dan Van Weele (2012: 97) bahwa: The number of employees (the most common mode of definition) per enterprise size category combined with the annual turnover categories, the gross assets (excluding fixed property) and differentiates these according to sub-sectors. (Kategori UMKM digolongkan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan asset yang dimiliki oleh pemilik usaha UMKM serta omset tahunan). Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM): 1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usahacommit menengah atau usaha besar yang memenuhi to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. 3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yangberdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan ataubadan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan ataucabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 4) Kriteria UMKM berdasarkan jumlah asset dan omzet. Kriteria UMKM berdasarkan jumlah asset dan omset dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini: Tabel 2.1 Kriteria UMKM berdasarkan jumlah asset dan omzet. Jenis usaha Usaha mikro
Asset Max 50jt
Omzet Maks 300juta
Usaha kecil
Besar dari 50jt-500jt
Besar dari 300juta-3M
Usaha menengah
Besar dari 500jt-10M
Besar dari 2,5M-50M
Sumber : Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008
Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008 di atas jelas menunjukkan perbedaan yang cukup besar baik dari segi asset ataupun omzet antara usaha mikro dengan kecil dan usaha kecil dengan menengah. Namun yang jelas secara keseluruhan UMKM berperan dalam pembangunan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
perekonomian nasional, hal ini sesuai juga dengan UU No.20 Tahun 2008 Bab II pasal yang berbunyi: Usaha Mikro Kecil dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Krishnamurti dalam Amran Husen (2011: 43) mengutip definisi beberapa lembaga atau instansi termasuk Undang-Undang mengenai Usaha Mikro Kecil Menengah. Menurut Kementerian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UM), adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000.
Namun demikian, beberapa lembaga lain mendefinisikan UMKM menjadi dua pengertian dengan membedakan Usaha Kecil dan Usaha Mikro. Menurut UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM, dinyatakan bahwa: Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut: (1) kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). menurut Bank Indonesia: Usaha Mikro adalah usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin, commit to user bersifat usaha keluarga, menggunakan sumber daya lokal,
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
menerapkan teknologi sederhana, dan mudah keluar masuk industri. Yang disebut dengan usaha kecil memiliki aset paling banyak Rp 200.000.000 dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai sebuah tujuan, Agyapong (2010: 197) mengemukakan: The goal of MSMes development programs is to harness the potential human capital and entrepreneurship that already exist in most economies because the account for a large share of firms and employment. Further argue that MSMEs are the emerging private sector in poor countries, and thus form the base for private sector-led growth required as an istrument of powerty alleviation.(Tujuan program pengembangan
UMKM adalah untuk
mendayagunakan sumber daya manusia dalam kewirausahaan yang sudah ada di sebagian besar perekonomian semua sektor. UMKM lebih banyak muncul / tumbuh di negara-negara miskin. Maka dari itu dasar tumbuhnya UMKM sebagai langkah untuk mengentaskan kemiskinan). Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu: Usaha mikro merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja kurang dari 5 orang termasuk tenaga kerja keluarga, usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s/d 9 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s/d 99 orang. Sementara Bank Dunia memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja dan entitas ekonomi: Usaha Mikro memiliki tenaga kerja kurang dari 10 orang, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp $ 100.000, tidak to user tempat usaha, dan memiliki termasuk tanah commit dan bangunan
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
penjualan tahunan paling banyak $ 100.000. Usaha Kecil memiliki tenaga kerja 10 s.d 50 orang, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp $ 3.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak $ 3.000.000. UMKM terdiri dari Usaha Kecil dan Usaha Mikro. Keduanya memiliki perbedaan baik dari segi jumlah kekayaan maupun tenaga kerja, yaitu kekayaan kurang dari Rp 50.000.000 dan tenaga kerja kurang dari 10 orang untuk kriteria usaha mikro serta kekayaan antara Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 200.000.000 dan tenaga kerja antara 10 sampai dengan 50 orang. Jadi UMKM memiliki jumlah kekayaan dan tenaga kerja lebih sedikit daripada usaha kecil.
b.
Permasalahan UMKM Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia memang sangat penting, namun UMKM masih memiliki banyak permasalahan yang perlu mendapatkan penanganan dari pemerintah. Berdasarkan ungkapan Mason dalam Newberry dan Bosworth (2010: 183): These micro-firms are vulnerable to the regulatiory burden associated with VAT registration and employment and this may tie in with a fear of being identified, taxed and regulation that is linked with HBB sector. (Bentuk usaha mikro/kecil ini banyak mengalami kendala dalam peraturan perizinan pendirian usaha dan besarnya biaya termasuk pajak yang harus dibayar oleh pemilik usaha). Menurut Njanja dan Pelissier (2010: 67) Innovation and commit to user enhanching the enterprise culture which in necessery for private sector
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
development and industrialaization.It is expected by the year 2030, Kenya will be transformed in to a newly industrialized nation. If the country has to make this leap, then the small enterprises are expected to play a key role in this transformation. (Inovasi dan perngembangan usaha kecil yang mana perlu membutuhkan perhatian khusus pada sektor pengembangan industri. Dengan harapan pada masa 2030, Kenya akan menjadi pembaharu industri di dunia. Jika Pemerintah membuat lompatan atau kebijakan yang mendorong UMKM untuk memenuhi prosedur sebagai transformasinya). Masih banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh UMKM membuat kemampuan UMKM berkiprah dalam perekonomian nasional tidak dapat maksimal. Secara umum, UMKM menghadapi dua permasalahan utama, yaitu masalah finansial dan nonfinansial (organisasi manajemen). Menurut Urata, dalam
Sri Adiningsih, (2009: 3) masalah
finansial disebutkan bahwa: 1) Kurangnya kesesuaian (terjadinya mismatch) antara dana yang tersedia yang dapat diakses oleh UMKM 2) Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM 3) Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh prosedur kredit yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit yang dikucurkan kecil commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Kurangnya akses ke sumber dana yang formal, baik disebabkan oleh ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang memadai 5) Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi 6) Banyak UMKM yang belum bankable, baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial Masalah organisasi manajemen (non-finansial) disebutkan bahwa: 1) Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan 2) Kurangnya
pengetahuan
pemasaran,
yang
disebabkan
oleh
terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar, selain karena keterbatasan kemampuan UMKM untuk menyediakan produk/jasa yang sesuai dengan keinginan pasar 3) Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) karena kurangnya sumber daya untuk mengembangkan SDM 4) Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi. Di samping dua permasalahan utama di atas, UMKM menghadapi permasalahan lain seperti yang dinyatakan Hafsah sebagaimana dikutip oleh Amran Husen (2010: 41) bahwa permasalahan yang dihadapi UKMM di antaranya sebagai berikut: 1) Rendahnya profesionalisme tenaga pengelola usaha. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
2) Keterbatasan permodalan dan kurangnya akses terhadap perbankan. 3) Kemampuan penguasaan teknologi masih kurang. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa faktor penyebab kegagalan sektor usaha kecil untuk berkembang di antaranya: 1) Lemahnya kemampuan di dalam pengambilan keputusan (poor decision making ability). 2) Ketidakmampuan di dalam manajemen (management incompetence). 3) Kurang berpengalaman (lack of experience). 4) Lemahnya pengawasan keuangan (poor financial control). Brom dan Longenecker dalam Amran Husen (2010: 42) menyatakan kegagalan yang dialami usaha kecil disebabkan oleh: 1) Kemerosotan posisi modal kerja (deterioration of working capital) 2) Penurunan volume penjualan (declining sales) 3) Penurunan laba atau keuntungan (declining profits) 4) Meningkatnya utang (increasing debt) Usaha Mikro Kecil Menengah memiliki banyak permasalahan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk mengatasi keterbatasan akses ke kredit bank/sumber permodalan lain dan akses pasar. Selain itu kelemahan dalam organisasi, manajemen, maupun penguasaan teknologi juga perlu dibenahi. Beberapa permasalahan yang masing-masing telah diungkapkan diatas oleh para ahli, maka penulis menyimpulkan bahwa masalah permodalan merupakan faktor yang mendasar. Kemerosotan commit to user modal kerja menyebabkan volume penjualan menurun sehingga laba
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang diperoleh juga menurun sehingga berimbas pada utang yang meningkat untuk menutupi segala kekurangan. Hal ini tentunya membutuhkan penanganan yang serius serta terkait erat dengan kebijakan pemerintah yang dibuat untuk mengembangkan UMKM. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan sumber pembiayaan UMKM, pemerintah melakukan upaya seperti yang tercantum dalam pasal 21 Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagaimana ayat (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil, dan ayat (2) Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaandari penyisihan bagian laba tahunan yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya. Selanjutnya pada pasal 22 juga disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil, Pemerintah melakukan upaya: 1) Pengembangan sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank. 2) Peningkatan kerjasama antara Usaha Mikro dan Usaha Kecil melalui koperasi simpan pinjam dan koperasi jasa keuangan konvensional dan syariah.
c.
Peran
UMKM
Dalam
Peningkatan
Pertumbuhan
Ekonomi
Pedesaan. Menurut Rudjito (2010: 40) setidaknya ada empat aspek utama commit to usermemiliki peran strategis, yaitu: yang menjadi alasan mengapa UMKM
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Aspek Manajerial, yaitu meliputi: peningkatan produktivitas/ omzet/tingkat utilisasi/tingkat hunian, meningkatkan kemampuan pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia. b) Aspek permodalan, yaitu meliputi: bantuan modal (penyisihan 1-5% keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi usaha kecil minimum 20%) dari portofolio kredit bank dan kemudahan kredit. c) Pengembangan program kemitraan dengan usaha besar baik lewat sistem. Bapak-anak angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir (forward linkage), keterkaitan hilir-hulu (backward linkage), modal ventura, atau subkontrak. d) Pengembangan sistem sentra industri kecil dalam suatu kawasan apakah
berbentuk
PIK
(Pemukiman
Industri
Kecil),
LIK
(Lingkungan Industri Kecil) yang didukung UPT (Unit Pelayanan Teknis) dan TPI (Tenaga Penyuluh Industri). e) Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB (kelompok Usaha Bersama), Kopinkra (Koperasi Industri Kecil dan Kerajiinan). Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam pasal disebutkan bahwa: usaha mikro dan kecil bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonommian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
UMKM selain memiliki peran penting dalam penyerapan tenaga kerja, juga sebagai mediasi proses industrialisasi suatu negara. Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran: (1) sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi, (2) penyedia lapangan kerja terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi,
serta
(Departemen
(5)
kontribusinya
Koperasi
dan
terhadap
UMKM,
2008).
neraca Oleh
pembayaran karena
itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan, dengan
arah
peningkatan
produktivitas
dan
daya
saing,
serta
menumbuhkan wirausahawan baru yang tangguh. Menurut Zuhall (2010), bahwa Salah satu keunggulan UMKM adalah, UMKM lebih berpeluang untuk berinovasi untuk menentapkan teknologi baru ketimbang perusahaan-perusahaan besar yang telah mapan. Tidak mengherankan jika dalam era persaingan global saat ini banyak perusahaan besar yang bergantung pada pemasok-pemasok kecilmenengah. Sesungguhnya ini peluang bagi kita untuk turut berkecimpung di era global sekaligus menggerakkan sektor ekonomi riil.
commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pemberdayaan a. Pengertian Pemberdayaan Konsep pemberdayaan dapat dikatakan merupakan jawaban atas realitas ketidakberdayaan. Mereka yang tidak berdaya adalah pihak yang tidak memiliki daya atau kehilangan kekuatan. Pemberdayaan merupakan istilah lain dari empowerment atau penguatan. Artinya pemberian kekuatan, sehingga bisa lebih mempunyai kekuatan atau daya untuk melaksanakan segala aktivitas dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Pemberdayaan merupakan makna membuat orang menjadi berdaya, bahwa kekuatan tersebut berasal dari diri sendiri yang digunakan untuk mendorong terjadinya perubahan. Oleh karena itu pemberdayaan sangat jauh dari konotasi ketergantungan. Pemberdayaan pada intinya adalah pemanusiaan, dalam artian mendorong dengan menampilkan dan merasakan hak-haknya. Menurut
Robbins
dalam
Abadi
dan
Chegini
(2013),
mengemukakan bahwa: Empowerment is belief that thinks it as a unite structure and simple while it is a continous process that occur in dynamic envirounments an contains many elements that can be analyzed in different levels. (Pemberdayaan adalah memberi kepercayaan akan pemikiran suatu struktur untuk proses yang mebutuhkan cukup waktu dengan cara yang tepat dari berbagai lapisan sehingga dapat dianalisis seberapa besar kemampuannya). commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut
Chambers
dalam
Rifa`i
(2013),
Pemberdayaan
masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkul nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yakni yang bersifat people centered (sekelompok orang), participatory
(partisipatif),
empowering
(memberdayakan),
dan
sustainable (berkelanjutan). Menurut Eylon dalam Erturk dan Cakar (2012), mengemukakan: We define empowerment as an energizing process that expands the feelings of trust and control in one as well as in one`s organization, which leads to outcomes such as enhannced self-efficacy and performance. (Kami mendefinisikan pemberdayaan sebagai energi proses yang memperluas perasaan kepercayaan dan kontrol dalam satu organisasi, yang mengarah ke hasil seperti peningkatan self-efficacy dan kinerja). Menurut Shardlow dalam Rifa`i (2013),
menjelaskan bahwa,
pengertian mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok maupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Menurut
Bowen and Lawler dalam Erturk dan Cakar
(2012)
mengemukakan bahwa: Empowerment focused on those management practices designed to “empower” employees, such as the delegation of decision-making and the provision of increased access to information commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
and resources for individuals at lower levels of the organization. (Pemberdayaan lebih fokus pada praktek-praktek rencana pengelolaan untuk "memberdayakan" para karyawan, seperti pengambilan keputusan dan penyediaan peningkatan akses ke informasi dan sumber daya untuk individu di organisasi pada lini bawah). Menurut Kutut Suwondo (2002: 74), dalam pemberdayaan atau empowerment terdapat tujuan, yaitu: pertama, meningkatkan sumberdaya masyarakat dalam penguatan kelembagaan, organisasi sosial ekonomi melalui
sosialisasi,
pembinaan
pelatihan
ketrampilan.
Kedua,
mewujudkan masyarakat dengan peran keswadyaan dari masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Ketiga, meningkatkan kesejahteraan mengurangi
masyarakat
miskin
dengan
mengembangkan
sistem
perlindungan sosial dan dukungan bantuan sebagai upaya stimultan atau menurut Bill Ginnodo (1997), bahwa: “a simple, straight-forward definition of empowerment is, “to provide with the means and opportunity to make decisions and take actions which directly affect the coetumer”. (sederhana, pengertian pemberdayaan secara langsung adalah, "penyediaan
sarana dan kesempatan untuk membuat
keputusan dan mengambil tindakan yang secara langsung dalam mempengaruhi pelanggan). Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007: 115) dalam pengertian konvensional, konsep pemberdayaan sebagai terjemahan empowerment mengandung dua pengertian yaitu: 1) To give power autority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) To give ability to atau to enable atau usaha untuk memberi kemampuan atau pemberdayaan. Konsep pemberdayaan tersebut yang sesuai dengan penelitian ini adalah to give ability to atau to enable, usaha untuk memberi kemampuan atau keberdayaan. Karena dalam hal ini strategi ini dimaksudkan agar UMKM tersebut menjadi mampu bersaing dan lebih berdaya guna. Menurut
Dewangga
(2013),
mengemukakan
bahwa
pemberdayaan adalah suatu kondisi yang memungkinkan orang merasa mampu, memiliki daya berinisiatif dan mampu melaksanakan tugas serta memberikan kekuatan bagi motivasi pribadi. Pemberdayaan dapat berasal dari diri sendiri dan teman sejawat atau teman sekerja dan dari atasan atau pimpinan. Jadi pemberdayaan harus dapat menumbuhkan kemampuan untuk berubah arah ke arah yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
b. Strategi Pemberdayaan Menurut Suharto (2005), strategi pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras matra pemberdayaan, yaitu : 1) Aras Mikro Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, Crisis intervention. commit to user Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas. 2) Aras Mezzo Pemberdayaan
dilakukan
terhadap
sekelompok
klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,
biasanya
digunakan
sebagai
strategi.
Dalam
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikapsikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalah yang dihadapinya. 3) Aras Makro Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak. Berbagai masalah yang dialami baik secara aindividual, kelompok, dalam keluarga, lembaga tetrtentu atau bahkan bagian masyarakat secara lebih luas, untuk itu ditentukan adanya bimbingan sebagai suatu usaha commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemberdayaan atau bantuan yang diberikan kepada individu dalam kelompok. Aras makro merupakan strategi pemberdayaan yang ditunjukan pada masyarakat secara individual (perorangan), seperti bimbingan dan konseling pada individu (klien) untuk menumbuhkan kepercayaan bahwa ia memiliki kemapuan untuk mengambil keputusan, menumbuhkan kepercayaan untuk menerima pengalaman orang lain yang bermanfaat, menyadarkan bahwa dirinya bagian dari lingkungan sosial budaya, membantu mengembangkan kapasitas diri menggunakan sumber daya yang ada. Aras
mezzo
dimaksudkan
strategi
pemberdayaan
melalui
kelompok, untuk membantu sekelompok masyarakat memecahkan masalah-masalah yang dirasakan secara individu tetapi dirasakan juga oleh individu individu yang lain dalam kelompok. Menumbuhkan kesempatan partisipasi individu dalam perencanaan pemecahan masalah, belajar dan diskusi kelompok. Kegiatan kelompok merupakan teknik yang baik dalam bimbingan pemberdayaan, karena memberikan kesempatan individu untuk berpartisipasi sebaik-baiknya. Aras makro merupakan tujuan pemberdayaan pada sistem yang lebih luas, yaitu individu–individu, kelompok–kelompok dalam suatu sistem kemasyarakatan. Aras makro merupakan perpaduan antara aras mikro dan aras mezzo dalam suatu sistem yang lebih besar atau luas.
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Indikator pemberdayaan Menurut Kartasasmita dalam Mardikanto (2013), mengemukanan bahwa upaya memberdayakan rakyat harus dilakukan tiga cara, yaitu: 1) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi berkembang. Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa setiap individu
dan
kelompok
memiliki
potensi
yang
dapat
dikembangkan. 2) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dengan
menerapkan
langkah-langkah
nyata,
menampung
berbagai masukan, menyediakan prasarana dan sarana baik fisik maupun sosial. 3) Melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah. Dalam pemberdayaan harus dicegah yang lemah atau semakin terpinggirkan dalam menghadapi yang kuat. Simatauw (2001), mengungkapkan bahwa tidak ada jalan lain bagi pemberdayaan tanpa membangun satu kekuatan tersendiri terlebih dahulu. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pemberdayaan atau pembentukan kelompok-kelompok masyarakat. Ukuran pemberdayaan bisa juga dilihat dengan cara lain yaitu : 1) Proses pembuatan keputusan dalam masyarakat. Apakah proses pembuatan sudah mengakomodasi peran masyarakat? Apakah kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan masuk dalam hasil keputusan yang telah dibuat? commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Dalam
kegiatan,
menentukan
apakah
lokasi,
sudah
manfaat,
mengakomodasi
peluang,
pengelolaan
untuk dan
penguasaaan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta evaluasi suatu kegiatan. 3) Perubahan pembagian peran produktif dan reproduktif dalam rumah tangga. Laki-laki dan perempuan sama-sama mengerti dan mengerjakan pekerjaan tanpa membedakan pekerjaan perempuan dan pekerjaan laki-laki. 4) Kebijakan harus dapat dipastikan bahwa kebijakan baru mengandung keadilan gender. Miasalnya kepala keluarga tidak harus suami, pengelolaan lingkungan harus memperhatikan dampak terhadap perempuan dan anak-anak, dan bagaimana menempatkan perempuan sebagai actor yang penting dalam pengelolaan sumber daya alam. Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007: 9), Sebagai konsep manajemen, pada akhirnya pemberdayaan harus mempunyai indikator keberhasilan: 1) Akses, yang berarti target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai akses dan risorsis yang diperlukannya untuk pengembangan diri. 2) Partisipasi, yang berarti target yang diberdayakan pada akhirnya dapat berpartisipasi mendayagunakan risorsis yang diaksesnya.
commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Kontrol, dalam arti target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai kemampuan mengontrol proses pendayagunaan risorsis tersebut. 4) Kesetaraan, dalam arti pada tingkat tertentu saat terjadi konflik, target mempunyai kedudukan sama dengan yang lain dalam hal pemecahan masalah. Kegiatan pemberdayaan harus mampu mengembangkan teknikteknik pendidikan tertentu yang imajinatif untuk menggugah kesadaran masyarakat. Menurut Silkhondze dalam Karsidi (2007), Orientasi pemberdayaan masyarakat haruslah membantu masyarakat agar mampu mengembangkan diri atas dasar inovasi-inovasi yang ada, ditetapkan secara partisipatoris yang pendekatan berorientasi pada kebutuhan masyarakat sasaran dan hal-hal yang bersifat praktis, baik dalam bentuk layanan individu maupun kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemberdayaan adalah proses menyeluruh: suatu proses aktif antara motivator, fasilitator, dan kelompok masyarakat yang perlu diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan ketrampilan, pemberian berbagai kemudahan serta peluang
untuk
meningkatkan
mencapai kesejahteraan
akses
sistem
masyarakat.
hendaknya meliputi: commit to user
sumberdaya Proses
dalam
pemberdayaan
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Enabilling (menciptakan suasana kondusif) 2) Empowering (penguatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat) 3) Protecting (perlindungan dari ketidakadilan) 4) Supporting (bimbingan dan dukungan) 5) Foresting (memelihara kondisi yang kondusif tetap seimbang)
3. Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan/Daerah Menurut Arsyad (2010: 374) bahwa pertumbuhan ekonomi daerah/pedesaan
adalah
suatu
proses
pemerintah
daerah
dan
masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai sebuah proses artinya yaitu proses yang mencakup pembentukan institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan usaha-usaha baru. Menurut Myrdal dalam Ermawati (2010: 12), pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah tertentu bergantung pada lokasi dari sumberdaya
alam
dan
keuntungan-keuntungan
lokasi
lainnya.
Pertumbuhan ini akan terjadi pada daerah belakangnya melalui efek komulatif yaitu efek sebar (spread effect) dan efek serap (backwash commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
effect). Prinsip pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh adanya industri propulsive tertentu, cenderung hanya akan menarik modal dari daerah sekitarnya, karena keuntungan lokasi pada wilayah tersebut. Menurut Herath dan Gebremedhin (2012) mengemukakan bahwa: Introduction of appropriate technologies enhances the efficiency of existing agricultural productivity, agricultural research, economic development education, and extension are important for rural economic development. (awal yang tepat dengan mempergunakan teknologi sebagai pendukung puduktivitas komoditas desa, serta
penelitian merupakan
upaya pengembangan/pertumbuhan ekonomi pedesaan) Melihat definisi pertumbuhan ekonomi diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi pedesaan adalah suatu proses yang dilakukan masyarakat dalam mengelola sumberdaya yang ada di desa dengan membentuk suatu pola kemitraan dengan pemerintah maupun swasta yang ditandai adanya industri propulsive tertentu dengan tujuan menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan ekonomi pedesaan.
b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan/Daerah Pada hakekatnya, pengembangan metode yang menganalisis perekonomian
suatu
daerah
penting
sekali
kegunaannya
untuk
mengumpulkan data tentang prekonomian daerah yang bersangkutan serta proses pertumbuhannya yang kemudian dapat dipakai sebagai commit to user pedoman untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk mempercepat laju pertumbuhan yang ada menurut Arsyad (2010: 375) inti dari pembahasan tentang teori tersebut berkisar pada dua hal, yaitu berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu. 1) Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) Teori
ini
menyatakan
bahwa
faktor
penentu
utama
pertumbuhan ekonomi pedesaan adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation). 2) Teori Lokasi Ada tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pedesaan yaitu: lokasi, lokasi dan lokasi. Pernyataan tersebut sangat masuk akal jika dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri. Perusahaan cenderung untuk meminimumkan biaya dengan cara memilih lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar. Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik adalah yang terdekat antara bahan baku dengan pasar. 3) Teori Tempat Sentral Teori tempat sentral (central place theory) mengangggap bahwa ada hirarki tempat ( hierarchy of places). Setiap tempat commit to user sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyediakan sumberdaya pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya. 4) Teori Kausasi Kumulatif Kekuatan-kekuatan kesenjangan
antara
pasar
cenderung
daerah-daerah
tersebut
memperparah (maju
versus
terbelakang). Daerah yang maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-daerah lainnya. 5) Model daya tarik Teori
daya
tarik
industri
adalah
model
pembangunan/pertumbuhan ekonomi daerah yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.
c. Indikator Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Dalam pembangunan pedesaan, perencanaan ekonomi dan sosial adalah merupakan prasyarat. Suatu desa dianalisis sebagai suatu sistem ekonomi dan sosial terbuka yang berhubungan dengan desa-desa lain melalui arus perpindahan faktor produksi, pertukaran komoditas dan informasi serta mobilitas penduduk. Menurut
Arsyad
(2010:
115)
bahwa,
suatu
desa/daerah
mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi meliputi beberapa indikator: 1) Peningkatan Kualitascommit SDM( to Sumber user Daya Manusia)
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Membangun Kelembagaan Masyarakat 3) Menyediakan Fasilitas Produksi 4) Akses Modal 5) Kemudahan Dalam Akses Pasar Merupakan persoalan yang penting pula yaitu bagaimana mengukur peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan sosial, peningkatan produksi, sumberdaya pembangunan, perbaikan sistem tranportasi. Beberapa indikator dalam pembangunan ekonomi pedesaan yang dikemukakan oleh Adisasmita, (2006) adalah sebagai berikut:
1) Perubahan Struktur Perekonomian Umumnya, struktur perekonomian daerah pedesaan masih berat sebelah pada sektor pertanian (kontribusi sektor pertanian masih sangat besar). Meskipun kontribusi sektor pertanian masih sangat
besar,
namun
pembangunan
daerah
pedesaan
memperlihatkan perkembangan yang nyata, seperti diterapkannya mekanisme sistem pertanian, penggunaan bibit/benih unggul, dan sarana produksi lainnya yang lebih baik, telah menunjukan perkembangan yang menjanjikan. Orientasi pembangunan daerah pedesaan diarahkan pada sasaran: a) Penguatan ketahanan pangan b) Menunjang pengembangan mendorong ekspor.
commit to user
kegiatan
sektor
industri
dan
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Memperluas lapangan kerja di daerah pedesaan yang diharapkan dapat mengurangi arus penduduk pedesaan berurbanisasi ke kota-kota besar. d) Mengembangkan kerjasama antar daerah pedesaan untuk memperkokoh struktur perekonomian pedesaan
2) Pertumbuhan Kesempatan Kerja Masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja merupakan suatu masalah mendesak dalam pembangunan pedesaan karena mencakup secara langsung upaya pencapaian Trilogi Pembangunan, yaitu:
a) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya b) Pertumbuhan ekonomi yang tinggi c) Terciptanya stabilitas yang dinamis
B. Penelitian Yang Relevan 1. Resume Review Penelitian Yang Relevan Banyak ahli yang telah meneliti tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM ). Beberapa penelitian tersebut adalah sebagai berikut: a. Penelitian W L Njanja and Rene` Pelissier (2010) dengan judul An Investigation into the Effect of Management Factors on Performance of ( Micro, Small and Medium Enterprises ) in Kenya. Pada penelitian ini commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tentang study kasus faktor yang mempengaruhi pengolahan kinerja UMKM di Kenya. Penelitian ini bertujuan menyelidiki secara kritis faktor yang
mempengaruhi
kinerja
UMKM
di
Kenya.
Penelitian
ini
menggunakan metode pengumpulan data dan desain. Jenis penelitian ini adalah
sebuah
study
kasus
Cross-sectional,
data
yang
relevan
dikumpulkan pada titik waktu tertentu. Desain yang digunakan adalah random sampling, desain ini untuk membantu meminimalkan data yang bias dari populasi. Sampel yang digunakan di ambil 8 kota di provinsi Kenya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor pengelolaan UMKM sangat penting dan berbeda dengan pengelolaan perusahaan skala besar, dan UMKM menjadi faktor yang besar dalam pemulihan ekonomi di Kenya. b. Penelitian Daniel Agyeapong (2010) dengan judul Micro, Small and Medium Enterprises` Activities, Income Level and Poverty Reduction in Ghana – A Synthesis Of Related Literature. Pada penelitian ini mengenai pentingnya UMKM terhadap pembangunan ekononmi dan pengentasan kemiskinan di Ghana. Dalam penelitian ini ditemukan dua pandangan yang berbeda dari UMKM yakni antara yang pro UMKM dan yang kontra UMKM. UMKM dipercaya dapat berperan penting terhadap kemamuran ekonomi dalam sebuah negara, sedangkan yang anti UMKM menganggap hanya perusahaan – perusahaan besar yang lebih berperan dibandingkan UMKM. commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Disimpulkan pada penelitian ini bahwa UMKM menjadi kunci dalam pelajaran (terutama perempuan). Berkontribusi terhadap pendapatan pajak, ekspor
dan
berkontribusi
impor,
menfasilitasi
terhadap
distribusi
pembangunan
dan
barang
dan
mampu
melahirkan
inovasi
kewirausahaan di Ghana. c. Penelitian T.Eshetu, M. Ketema, B.Kassa (2013), dengan judul Economic Impact of Support Service Program on Micro and Small Entreprises: The Case of Dire Dawa Administration, Ethiopia. Pemberian pelayanan dan perhatian khusus diberikan sebagai upaya mengatasi kendala UMKM di Ethiopia selama ini merupakan peranan penting untuk mengatasi tantangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di negara Ethiopia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak terhadap ekonomi ditunjang dari program pelayanan UMKM pada penjualan perusahaan, tenaga kerja dan pembentukan aset modal di Dire Dawa Administrasi, Ethiopia. Dengan metode Propencity Score Matching dan matching samped enterprises peneliti dapat memperkirakan besarnya dampak pelayanan/dukungan UMKM terhadap perekonomian. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa program dukungan / pelayanan UMKM rata – rata meningkatkan penjualan bulanan sebesar 28 %, jumlah tenaga kerja sebesar 42 %, dan Pembentukan modal aset sebesar 60 %. Maka dari itu diperlukan perhatian khusus yang lebih kuat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
terhadap masalah-masalah utama yang menjadi kendala perkembangan UMKM. d. Penelitian Garg dan Erich Van Weele (2012) dengan judul Successsion Planning and Its Impact on the Performance of Small Micro Medium Enterprises within the manufacturing Sector in Johannesburg. Rencana sukses dan kinerja UMKM pengaruhnya terhadap sektor pembangunan di Johannesburg. Pada penelitian ini menunjukkan sebagian besar di kelola secara mandiri dan dalam skala kecil. Diperlukan perencanaan yang baik dan tepat. Perencanaan yang baik dalam UMKM merupakan salah satu masalah yang paling menentukan dalam keberhasilan mengelola UMKM. Masalah ini diselidiki dengan cara survey yang tujuannya memastikan kondisi sektor pembangunan (manufaktur) di wilayah Johannesburg. Metode yang digunakan adalah kombinasi metodologi kualitatif dan kuantitatif, sehingga dapat ditemukan kesenjangan antara perencanaan pengelolaan yang baik dengan kondisi UMKM yang sebenarnya. Disimpulkan juga bahwa perencanaan pengelolaan yang baik dapat mempengaruhi keberhasilan UMKM dan meningkatkan pertumbuhan pada sektor pembangunan suatu wilayah. e. Penelitian Wioleta Samitowska (2011) dengan judul Barrier of The Development of Entrepreneurship Demonstrated By Micro, Small And Medium enterprises in Poland. Kendala dalam mengembangkan kewirausahaan di tinjau dari UMKM di Polandia. Dalam penelitian ini bertujuan menyampaikan fungsi daripada commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengembangan UMKM dan pengaruhnya di Polandia. Penelitian ini mengungkap apa saja
yang jadi kendala dalam pengembangan
kewirausahaan ditinjau dari UMKM di polandia. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa UMKM memungkinkan menjadi dasar tumbuhnya perekonomian. Hal ini ditunjukkan dengan timbulnya lapangan pekerjaan yang baru. Hambatan yang dihadapi dalam pengembangan kewirausahaan di Polandia adalah kurangnya dukungan yang memadai dari pemerintah dan pengelolaan UMKM yang tidak efektif. f. Penelitian Ade Raselawati (2011). dengan judul Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM Di Indonesia. Dalam penelitiannya menggunakan metode penentuan sampel dan pengumpulan data dengan analisis data panel dan estimasi model data panel. Bahwa disimpulkan bahwa dari hasil estimasi data panel Fixed Effect Model (FEM) ditemukan bahwa ekspor UKM, Jumlah unit UKM, dan investasi UKM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di Indonesia pada tahun 2000 sampai 2009. Sedangkan tenaga kerja UKM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di Indonesia pada tahun 2000 sampai 2009. Dalam penelitian ini, variabel yang paling dominan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di indonesia adalah ekspor UKM, hal ini sejalan dengan teori beberapa ahli ekonomi David Ricardo, Adam Smith dan Mill yang telah menunjukkan bahwa commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perdagangan luar negeri dapat memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya akan mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara. g. Penelitian Dr. Aremu, Mukaila Ayanda dan Dr. (Mrs) Adeyemi, Sidikat Laraba (2011). Dengan judul Small and Medium Scale Enterprises as A Survival Strategy for Employment Generation in Nigeria. Usaha mikro kecil dan menengah strategi untuk meningkatkan generasi kerja di Nigeria. Pada penelitian ini menyimpulkan bahwa selain pertumbuhan sektor ekonomi dan manufaktur UKM menjadi faktor pendorong utama di Nigeri. UKM berdampak menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran, penciptaan kekayaan, pengurangan kesenjangan pendapatan negara. Sektor UKM juga berpandangan ke pasar modern dan menunjukkan kemampuan mandiri untuk mendoro laju perekonomian di Nigeria. Kebijakan pemerintah yang lemah menjadi kendala perkembangan UMKM di Nigeria. h. Penelitian Newbery dan Bosworth (2010) dengan judul Home-based business sectors in the rural economy. Dalam penelitian ini memperkenalkan konsep HBBs, dengan konsep tersebut berusaha memaksimalkan kontribusi usaha kecil / industri rumahan dalam rangka meningkatkan sosial dan ekonomi pedesaan yang dinamis dan berkelanjutan. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa perlunya memperhatikan dan memahami akan potensi dan keterbatasan bisnis rumahan/SMEs. commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i. Penelitian Almasdi Syahza (2008) dengan judul The Acceleration of Rural Economic Through Agribusiness Based cooperation Development In Rural Area. Dalam penelitian di atas disimpulkan bahwa untuk memajukan ekonomi di daerah sebagai percepatan pembangunan ekonomi yang berbasis kerakyatan, maka perlu dikembangkan koperasi sebagai soko guru perekonomian masyarakat. Koperasi memegang peranan penting pada kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama di pedesaan. Supaya koperasi bisa berfungsi dengan baik, maka perlu dikembangkan faktor pendukung pembangunan ekonomi daerah melalui pengembangan koperasi, antara lain: 1) potensi masyarakat; 2) pengusaha; 3) lembaga pengkreditan; 4) instansi terkait; dan 5) Koperasi sebagai badan usaha. j. Penelitian Nigar Demircan cakar dan Alper Erturk (2010) dengan judul Comparing
Innovation
Capability
of
Small
and
Medium-Sized
Enterprises: Examining the Effects of Organizational Culture And Empowerment. Pada penelitian ini menganalisis dampak dari budaya organisasi UMKM dan pemberdayaan pada kemampuan berinovasi. Data yang dijadikan sampel adalah 743 karyawan dari 93 perusahaan kecil dan menengah yang berlokasi di Turki. Hasil dari penelitian ini bahwa proses pemberdayaan berhubungan positiv dengan inovasi pada UMKM. commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan dua jalur baru antara kolektivisme dan kemampuan inovasi menjadi sebuah fokus yang perlu ditegaskan dalam proses pemberdayaan UMKM.
2. Road Map Penelitian Yang Relevan Secara keseluruhan hasil penelitian yang relevan dapat ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut ini: Wioleta Samitowska (2011)
Aremu dan Adeyemi, 2011
Ade Raselawati (2011)
Garg dan Erich Van Weele (2012)
Kendala dalam mengembangkan kewirausahaan di tinjau dari UMKM
Usaha mikro kecil dan menengah strategi untuk meningkatkan generasi kerja
Pengaruh Perkembangan UKMTerhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Rencana sukses dan kinerja UMKM pengaruhnya terhadap sektor pembangunan di Johannesburg
T.Eshetu, M. Ketema, B.Kassa (2013)
Supriyono
Pemberian pelayanan dan perhatian khusus sebagai upaya mengatasi kendala UMKM di Ethiopia
Pemberdayaan UMKM sebagai upaya peningkatan ekonomi pedesaan di Kecamatan masyarakat Manyaran Kabupaten Wonogiri
(2014)
Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Almasdi Syahza (2008)
Daniel Agyeapong (2010)
Njanja and Pelissier (2010)
Peningkatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan koperasi berbasis agribisnis di daerah pedesaan
Pentingnya UMKM terhadap pembangunan ekononmi dan pengentasan kemiskinan
Study kasus tentang faktor yang mempengaruhi pengelolaan kinerja UMKM
Nigar Demircan cakar dan Alper Erturk (2010)
Robert Newbery dan Gary Bosworth (2010)
Analisis dampak dari budaya organisasi UMKM dan pemberdayaan pada kemampuan berinovasi
Memaksimalkan kontribusi UMKM dalam meningkatkan sosial dan ekonomi pedesaan
Gambar 2.1 Road Map Penelitian Yang Relevan
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan penjelasan logis dan teoritis keterkaitan antar variabel penelitian. Berdasarkan judul penelitian ini yaitu Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan commit to user ekonomi di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Secara teknis instansi pemerintah Dinas Koperasi dan UMKM bersinergi dengan masyarakat Kecamatan Manyaran berusaha menggali potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk dikembangkan menjadi produk yang bernilai jual melalui industri produktif UMKM. Pemberdayaan UMKM dan Koperasi, dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran. Bahwa meningkatnya pertumbuhan ekonomi pedesaan merupakan dampak dari adanya pemberdayaan UMKM dan Koperasi. Indikator pertumbuhan ekonomi pedesaan merupakan pedoman apakah pemberdayaan UMKM dan Koperasi di Kecamatan Manyaran memberikan dampak yang signifikan. Maka kerangka pemikiran penelitian ini ditunjukkan pada gambar 2.2 berikut ini: Pemberdayaan UMKM Di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri
Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Hipotesis Hipotesis mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan penelitian. Hipotesis diartikan sebagai dugaan pemecahan masalah yang bersifat sementara. Untuk pembuktiannya maka harus dilakukan pengujian terhadap data dengan metode yang sesuai. Berdasarkan tinjauan pustaka yang mencakup kajian teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka berfikir di atas, maka pengajuan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemberdayaan UMKM yang memberdayakan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam, sehingga berdampak meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan pada Kecamatan Manyaran. 2. Terdapat
kendala
dalam
pemberdayaan
UMKM
serta
usaha
penanggulanganya, yang dilakukan lembaga pemerintah dengan instansi terkait pada kecamatan Manyaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil tempat atau obyek penelitian di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri. Alasan dalam pemilihan tempat tersebut karena Kecamatan Manyaran merupakan lokasi Kecamatan yang mempunyai potensi pemberdayaan UMKM. Selain itu, penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan produktivitas UMKM. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dari Bulan Desember 2013 sampai dengan Bulan Maret 2014. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal ditunjukan pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian. Bulan Pelaksanaan Penelitian Tahun 2014 Jadwal Penelitian NO 1.
Tahap Persiapan Penyusunan proposal
1 x
Desember
Januari
Februari
Maret
2013
2014
2014
2014
2
3
4
1
3.
Menyusun Instrumen Tahap pelaksanaan Pengumpulan Data Analisis Data Perumusan Hasil Penelitian Tahap penyelesaian Penyelesaian kerangka laporan Penulisan Laporan Revisi dan Editing Penyerahan Laporan
3
4
1
2
3
4
x
x x
x
x
1
2
3
4
x
Mengurus Perijinan 2.
2
x
x x x
commit to user
x x
x
x
x x x
43
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa adanya. “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya” (Moleong 2010: 3). Strategi yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan strategi tunggal terpancang. Menurut Sutopo (2009: 112) “Suatu penelitian disebut sebagai studi tunggal terpancang bilamana penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran”. Sasaran dalam penelitian ini terfokus pada Pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.
C. Sumber Data Menurut Moleong (2010: 112), “ Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Artinya, sumber data dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Informan Menurut Moleong (2001: 90), “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”. Informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian. Pemanfaatan informan bagi peneliti yaitu agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjangkau, jadi sebagai internal sampling, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya (Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2010: 90). Informan dalam penelitian ini yaitu Petugas instansi terkait meliputi: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disprindagkop) Kabupaten Wonogiri, Pegawai Kecamatan Manyaran,
dan
masyrakat
Kecamatan
manyaran
pada
khususnya
Pemilik/Pengrajin UMKM. Wawancara dilakukan mulai tanggal 10 Maret 2014 s/d 30 April 2014. 2. Tempat dan Peristiwa Tempat dan peristiwa yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa yang terjadi di Deperindagkop dan UMKM. 3. Dokumen dan Arsip Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian, dapat berupa laporan-laporan atau catatan-catatan, studi kepustakaan atau instansi terkait.
D. Teknik Sampling Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan permasalahan agar pemilihan sample lebih mengarah pada tujuan penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Sampel yang diambil ditekankan pada kualitas commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemahamannya kepada masalah yang akan diteliti. Peneliti tidak menentukan sejumlah sampel, tetapi menentukan jumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh informasi tentang permasalahan yang diteliti. Informan yang akan diwawancarai yaitu Petugas Disprindagkop dan UMKM Kabupaten Wonogiri, Pengurus Koperasi dan pengrajin UMKM.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian dengan menggunakan suatu alat tertentu. Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan: 1. Wawancara Definisi wawancara oleh Moleong (2010: 135) yaitu “Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer)
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
yang
diwawancarai
(interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Jadi, wawancara dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dari informan. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interviewing). Wawancara dilakukan kepada petugas Deperindagkop, Pengurus Koperasi, dan pengrajin UMKM. Teknik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang: a. Kebijakan pemerintah daerah terhadap UMKM b. Tujuan dilakukannya program pemberdayaan UMKM commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Pelaksanaan pemberdayaan UMKM d. Kendala-kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan pemberdayaan. e. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala atau masalah yang terjadi. f. Presentase keberhasilan Pemberdayaan g. Respon dari masyarakat terhadap pemberdayaan UMKM. 2.
Observasi Pengamatan atau observasi dapat diklasifikasikan atas pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup. Pengamatan terbuka adalah pengamatan secara terbuka, diketahui oleh subjek dan sebaliknya para subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengamati peristiwa yang terjadi. Sementara pada pengamatan tertutup peneliti beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh subjek (Moleong, 2010: 126). Jenis pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terbuka. Peneliti secara legal meminta izin kepada pihak terkait untuk mengadakan
penelitian
di
sana.
Instansi
terkait
tersebut
meliputi:
Deperindagkop, dan pengrajin UMKM serta instansi yang terkait. Observasi dilakukan dengan mengamati pemberdayaan UMKM, serta kendala yang dialami serta upaya penanggulangannya. 3. Dokumentasi Nana Syaodih Sukmadinata (2009) menyatakan bahwa dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Hadari Nawawi (1908: 133) berpendapat bahwa studi dokumentasi adalah, “Cara mengumpulkan data melalui peninggalan arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/ hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan”. Penelitian ini menggunakan
metode
dokumentasi
dalam
penelitian
ini
untuk
mengumpulkan data berupa dokumen, arsip, catatan-catatan, serta bendabenda lainnya yang terdapat pada obyek penelitian, yang berhubungan dengan besarnya pinjaman yang diberikan oleh koperasi, struktur organisasi, sejarah koperasi, deskripsi pemberian kredit, kegiatan UMKM, dan sebagainya.
F. Validitas Data Data yang diperoleh dari penelitian harus diusahakan kebenarannya. Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan metode trianggulasi. Menurut Moleong (2010: 178), “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data (trianggulasi sumber). Teknik ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Fokus dari trianggulasi data yaitu pada perbedaan sumber data bukan pada teknik pengumpulan datanya. commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penggalian data dari berbagai sumber yang berbeda ini kelak menghasilkan data sejenis yang teruji kemantapan dan kebenarannya. Arahan tersebut oleh peneliti menjadi acuan bahwa informasi yang diperoleh baik dari hasil wawancara dengan pihak yang berwenang, observasi, atau dokumen terkait produktivitas UMKM Kecamatan Manyaran. Selanjutnya diolah dan diuji sehingga dapat menentukan ada tidaknya kesesuian antara satu jenis informasi yang berasal dari berbagai sumber data.
G. Analisis Data Analisis data menurut Patton dalam Moleong (2010: 103) adalah “Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”. Sedangkan pengertian analisis data menurut Moleong (2010: 103) yaitu “Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Jadi analisis data merupakan
urutan
mengatur,
mengurutkan,
mengelompokkan,
dan
mengategorikan data yang diperoleh dari obyek penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan model teknik 1. Teknik Analisis Interaksi Teknik analisis datayang dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini:
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengumpulan Data (1)
Reduksi Data (2)
Sajian Data (3) Penarikan Kesimpulan / Verifikasi (4)
Gambar 3.1 Analisis Model Interaksi menurut Milles dan Huberman (Sutopo, 2009: 96) 2.
Teknik Analisis cluster
Menurut Supranto (2010: 143) mengemukakan Analisis cluster merupakan suatu kelas teknik, dipergunakan untuk mengklasifikasi obyek atau kasus (responden) ke dalam kelompok yang relatif homogen, yang di sebut klaster (clusters). Objek / kasus dalam setiap kelompok cenderung mirip satu sama lain dan berbeda jauh (tidak sama dengan obyek dari cluster lainnya). Analisis cluster juga disebut analisis klasifikasi atau taksonomi numeric (numerical taxonomy). Kita berkenaan dengan prosedur pengklasteran di mana setiap obyek hanya masuk kedalam satu cluster saja, tidak terjadi tumpang tindih (overlapping atau interaction).
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Pengklasteran Ideal X2
X1
Fokus dari analisis cluster adalah membandingkan objek berdasarkan set variabel, hal inilah yang menyebabkan para ahli mendefinisikan set variabel sebagai tahap kritis dalam analisis cluster. Set variabel cluster adalah suatu set variabel yang merpresentasikan karakteristik yang dipakai objek-objek. Bedanya dengan analisis faktor adalah bahwa analisis cluster terfokus pada pengelompokan objek sedangkan analisis faktor terfokus pada kelompok variabel. Solusi analisis cluster bersifat tidak unik, anggota cluster untuk tiap penyelesaian/solusi tergantung pada beberapa elemen prosedur dan beberapa solusi yang berbeda dapat diperoleh dengan mengubah satu elemen atau lebih. Solusi cluster secara keseluruhan bergantung pada variabel-variaabel yang digunakan sebagai dasar untuk menilai kesamaan. Penambahan atau pengurangan variabel-variabel yang relevan dapat mempengaruhi substansi hasi analisisi cluster.
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Cara Kerja Analisis Cluster Secara garis besar ada tiga hal yang harus terjawab dalam proses kerja analisis cluster, yaitu: 1) Bagaimana mengukur kesamaan Ada tiga ukuran untuk mengukur kesamaaan antar objek, yaitu ukuran korelasi, ukuran jarak, dan ukuran asosiasi. 2) Bagaimana membentuk cluster Prosedur yang diterapkan harus dapat mengelompokkan objek-objek yang memiliki kesamaan yang tinggi ke dalam sutau cluster yang sama. 3) Berapa banyak cluster/kelompok yang akan dibentuk Pada prinsipnya jika jumlah cluster berkurang maka homogenitas alam cluster secara otomatis akan menurun.
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Klasifikasi Prosedur Pengklasteran
Clustering Procedures
Hierarchical
Aglomerative
Non - Hierarchical
Devisive
Squential Threshold
Linkage Methods
Variance Methods
Paralle Treshold
Centroid Methods
Ward`s Methods
Single Linkage
Complete Linkage
Average Linkage
Supranto (2010 : 151) commit to user
Optimizing Partitioning
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Proses Analisis Cluster 1. Tahap Pertama : Tujuan Analisis Cluster Tujuan utama analisis cluster adalah mempartisi suatu set objek menjadi dua kelompok atau lebih berdasarkan kesamaan karakteristik khusus yang dimilikinya.Dalam pembentukan kelompok/cluster dapat dicapai tiga tujuan, yaitu: a) Deskripsi Klasifikasi (Taxonomy Description) Penerapan
analisis
cluster
secara
tradisisonal
bertujuan
mengeksplorasi dan membentuk suatu klasisfikasi/taksonomi secara empiris. Karena kemampuan partisinya analisis cluster dapat diterapkan secara luas. Meskipun secara empiris merupakan teknik eksplorasi analisis cluster dapat pula digunakan untuk tujuan konfirmasi. b) Penyederhanaan Data Penyederhanaan data merupakan bagian dari suatu taksonomi. Dengan struktur yang terbatas observasi/objek dapat dikelompokkan untuk analisis selanjutnya. c) Identifikasi Hubungan (Relationship Identification) Hubunganantar objek diidentifikasi secara empiris. Struktur analisis cluster yang sederhana dapat menggambarkan adanya hubungan atau kesamaan dan perbedaan yang tidak dinyatakan sebelumnya. Tujuan analisis cluster tidak dapat dipisahkan dengan pemilihan variabel yang digunakan untuk menggolongkan objek ke dalam cluctercluster. Cluster yang terbentuk merefleksikan struktur yang melekat pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
data seperti yang didefinisikan oleh variabel-variabel. Pemilihan variabel harus sesuai dengan teori dan konsep yang umum digunakan dan harus rasional. Rasionalitas ini didasarkan pada teori-teori eksplisit atau penelitian sebelumnya. Variabel-variabel yang dipilih hanyalah variabel yang dapat mencirikan objek yang akan dikelompokkan dan secara spesifik harus sesuai dengan tujuan analisis cluster. 2. Tahap Kedua : Desain Penelitian dalam Analisis Cluster Tiga hal penting dalam tahap ini adalah pendeteksian outlier, mengukur kesamaan, dan standarisasi data: a) Pendeteksian Outlier Outlier adalah suatu objek yang sangat berbeda dengan objek lainnya.Outlier dapat digambarkan sebagai observasi yang secara nyata kebiasaan, tidak mewakili populasi umum, dan adanya undersampling dapat pula memunculkan outlier. Outlier menyebabkan struktur yang tidak benar dan cluster yang terbentuk menjadi tidak representatif. b) Mengukur Kesamaan antar Objek Konsep kesamaan adalah hal yang fundamental dalam analisis cluster. Kesamaan antar objek merupakan ukuran korespondensi antar objek. Ada tiga metode yang dapat diterapkan, yaitu ukuran korelasi, ukuran jarak, dan ukuran asosiasi. c) Ukuran Korelasi Ukuran ini dapat diterapkan pada data dengan skala metrik, namun jarang digunakan karena titik bertnya pada nilai suatu pola commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tertentu, padahal tisik berat analisis cluster adalah besarnya objek. Kesamaan antar objek dapat dilihat dari koefisien korelasi antar pasangan objek yang diukur dengan beberapa variabel. d) Ukuran Jarak Merupakan ukuran yang paling sering digunakan. Diterapkan untuk
data
berskala
metrik.
Sebenarnya
merupakan
ukuran
ketidakmiripan, dimana jarak yang besar menunjukkan sedikit kesamaan sebaliknya jarak yang pendek/kecil menunjukkan bahwa suatu objek makin mirip dengan objek lain. Bedanya dengan ukuran korelasi adalah bahwa ukuran jarak fokusnya pada besarnya nilai. Cluster berdasarkan ukuran korelasi bisa saja tidak memiliki kesamaan nilai tapi memiliki kesamaan pola, sedangkan cluster berdasarkan ukuran jarak lebih memiliki kesamaan nilai meskipun polanya berbeda. Ada beberapa tipe ukuran jarak antara lain jarak Euclidian, jarak city-Box, dan jarak Mahalanobis. Ukuran yang paling sering digunakan adalah jarak Euclidian. Jarak Euclidian adalah besarnya jarak suatu garis lurus yang menghubungkan antar objek. e) Ukuran Asosiasi Ukuran asosiasi dipakai untuk mengukur data berskala nonmetrik (nominal atau ordinal). f) Standarisasi Data 1) Standarisasi Variabel commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bentuk paling umum dalam standarisasi variabel adalah konversi setiap variabel terhadap skor atandar (dikenal dengan Z score) dengan melakukan substraksi nilai tengan dan membaginya dengan standar deviasi tiap variabel. 2) Standarisasi Data Berbeda dengan standarisasi variabel, standarisasi data dilakukan terhadap observasi/objek yang akan dikelompokkan.
3. Tahap Ketiga : Asumsi-asumsi dalam Analisis Cluster Seperti hal teknik analisis lain, analisis cluster juga menetapkan adanya suatu asumsi. Ada dua asumsi dalam analisis cluster, yaitu: a) Kecukupan Sampel untuk merepresentasikan/mewakili Populasi. Biasanya suatu penelitian dilakukan terhadap populasi diwakili oleh sekelompok sampel. Sampel yang digunakan dalam analisis cluster harus dapat mewakili populasi yang ingin dijelaskan, karena analisis ini baik jika sampel representatif. Jumlah sampel yang diambil tergantung penelitinya, seorang peneliti harus yakin bahwa sampel yang diambil representatif terhadap populasi. b) Pengaruh Multukolinieritas Ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel sangat diperhatikan dalam analisis cluster karena hal itu berpengaruh, sehingga variabel-variabel
yang
bersifat multikolinieritas commit to user dipertimbangkan dengan lebih seksama.
secara
eksplisit
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Tahap Keempat : Proses Mendapatkan Cluster dan Menilai kelayakan secara keseluruhan Ada dua proses penting yaitu algoritma cluster dalam pembentukan cluster dan menentukan jumlah cluster yang akan dibentuk. Keduanya mempunyai implikasi substansial tidak hanya pada hasil yang diperoleh tetapi juga pada interpretasi yang akan dilakukan terhadap hasil tersebut. a) Algoritma Cluster Algoritma cluster harus dapat memaksimalkan perbedaan relatif cluster terhadap variasi dalam cluster. Dua metode paling umum dalam algoritma cluster adalah metode hirarkhi dan metode non hirarkhi. Penentuan metode mana yang akan dipakai tergantung kepada peneliti dan konteks penelitian dengan tidak mengabaikan substansi, teori dan konsep yang berlaku. Keduanya memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Keuntungan metode hirarkhi adalah cepat dalam proses pengolahan sehingga menghemat waktu, namun kelemahannya metode ini dapat menimbulkan kesalahan. Selain itu tidak baik diterapkan untuk menganalisis sampel dengan ukuran besar. Metode Non Hirarkhi memiliki keuntungan lebih daripada metode hirarkhi. Hasilnya memiliki sedikit kelemahan pada data outlier, ukuran jarak yang digunakan, dan termasuk variabel tak relevan atau variabel yang tidak tepat. Keuntungannya hanya dengan menggunakan titik bakal nonrandom, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
59 digilib.uns.ac.id
penggunaan metode non hirarkhi untuk titik bakal random secara nyata lebih buruk dari pada metode hirarkhi. Alternatif lain adalah dengan mengkombinasikan kedua metode ini. Pertama gunakan metode hirarkhi kemudian dilanjutkan dengan metode non hirarkhi. b) Metode Hirarkhi Tipe dasar dalam metode ini adalah aglomerasi dan pemecahan. Dalam metode aglomerasi tiap observasi pada mulanya dianggap sebagai cluster tersendiri sehingga terdapat cluster sebanyak jumlah observasi. Kemudian dua cluster yang terdekat kesamaannya digabung menjadi suatu cluster baru, sehingga jumlah cluster berkurang satu pada tiap tahap. Sebaliknya pada metode pemecahan dimulai dari satu cluster besar yang mengandung seluruh observasi, selanjutnya observasi-observasi yang paling tidak sama dipisah dan dibentuk cluster-cluster yang lebih kecil. Proses ini dilakukan hingga tiap observasi menjadi cluster sendirisendiri. Hal penting dalam metode hirarkhi adalah bahwa hasil pada tahap sebelumnya selalu bersarang di dalam hasil pada tahap berikutnya, membentuk sebuah pohon.
5. Tahap Kelima: Interpretasi terhadap Cluster Tahap interpretasi meliputi pengujian tiap cluster dalam term untuk menamai dan menandai dengan commitsuatu to userlabel yang secara akurat dapat
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjelaskan kealamian cluster. Proes ini dimulai dengan suatu ukuran yang sering digunakan yaitu centroid cluster. Membuat profil dan interpretasi cluster tidak hanya untuk memperoleh suatu gambaran saja melainkan pertama, menyediakan suatu rata-rata untuk menilai korespondensi pada cluster yang terbentuk, kedua, profil cluster memberikan arah bagi penilaian terhadap signifikansi praktis.
6. Tahap Ke enam: Proses Validasi dan Pembuatan Profil (Profiling) Cluster a) Proses validasisolusi cluster
Proses validasi bertujuan menjamin bahwa solusi yang dihasilkan dari analisis cluster dapat mewakili populasi dan dapat digeneralisasi untuk objek lain. Pendekatan ini membandingkan solusi cluster dan menilai korespondensi hasil. Terkadang tidak dapat dipraktekkan karena adanya kendala waktu dan biaya atau ketidaktersediaan objek untuk analisis cluster ganda. b) Pembuatan Profil (Profiling) Solusi Cluster
Tahap ini menggambarkan karakteristik tiap cluster untuk menjelaskan cluster-cluster tersebut dapat dapat berbeda pada dimensi yang relevan. Titik beratnya pada karakteristik yang secara signifikan berbeda antar cluster dan memprediksi anggota dalam suatu cluster khusus. commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Analisis Multidimensional Scaling (MDS) a.
Konsep dan ruang lingkup Multidimensional Scaling Analisis Multidimensional Scaling merupakan salah satu teknik peubah ganda yang dapat digunakan untuk menentukan posisi suatu obyek lainnya berdasarkan penilaian kemiripannya. Multidimensional Scaling disebut juga Perceptual Map, Multidimenional Scaling berhubungan dengan pembuatan map untuk menggambarkan posisi sebuah obyek dengan obyek lainnya berdasarkan kemiripan obyek-obyek tersebut. Multidimensional Scaling juga merupakan
teknik
yang
bisa
membantu
peneliti
untuk
mengenali
(mengidentifikasi) dimensi kunci yang mendasari evaluasi obyek dari informan. Konsep penskalaan (Multidimensional Scaling = MDS) dalam riset pemasaran dan menguraikan berbagai aplikasinya; menguraikan langkahlangkah yang harus dilalui di dalam penskalaan Multidimensional Scaling tentang data persepsi, meliputi perumusan masalah, mendapatkan data input, memilih prosedur Multidimensional Scaling, memutuskan banyaknnya dimensi, memberikan penilaian (to asces) keandalan dan kesahihan (reability and validity), menjelaskan penskalaan data preferensi; menjelaskan analisis korespondensi dan kebaikan serta kelemahannya; memahami hubungan antar Multidimensional Scaling, analisis diskriminan, dan analisis faktor. Multidimensional Scaling dapat menentukan: 1) Dimensi apa yang dipergunakan oleh informan ketika mengevaluasi obyek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
62 digilib.uns.ac.id
2) Berapa dimensi yang akan dipergunakan untuk masalah yang dihadapi (sedang diteliti). 3) Kepentingan relatif dari setiap dimensi 4) Bagaimana obyek dikaitkan atau dihubungkan secara perseptual Dua teknik yang terkait untuk menganalisis persepsi dan preferensi obyek ialah analisis penskalaan multidimensional dan analisis konjoin (Multidimensional Scaling and Conjoint Analysis). Namun di dalam makalah ini akan ditunjukkan langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan analisis penskalaan dimensional. Multidimensional Scaling digunakan untuk mengetaui hubungan interdepensi atau saling ketergantungan antar variabel atau data. Hubungan ini tidak diketahui melalui reduksi ataupun pengelompokan variabel, melainkan dengan membandingkan variabel yang ada pada setiap obyek yang bersangkutan dengan menggunakan perceptual map. Konsep dasar Multidimensional Scaling adalah pemetaan. Analisis penskalaan multidimensional ialah suatu kelas prosedur untuk menyajikan presepsi dan preferensi obyek secara spasial dengan mengunakan tayangan yang bisa dilihat (a visual display). Persepsi atau hubungan antara stimulus secara psikologis ditunjukkan sebagai hubungan geografis antara titiktitik didalam suatu ruang multidimensional. Sumbu dari peta spasial diasumsikan menunjukkan dasar psikologis (psychological basic) atau dimensi yang mendasari (underlying dimensions) yang dipergunakan oleh informan untuk membentuk persepsi dan preferensi untuk stimulus. commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Analisis penskalaan multidimensional dipergunakan didalam penelitian untuk mengenali (mengidentifikasi), hal-hal berikut. 1)
Banyaknya dimensi dan sifat/cirinya yang dipergunakan untuk mempersepsikan obyek yang berbeda di suatu wilayah.
2)
Penempatan(positioning) obyek yang diteliti dalam dimensi ini
3)
Penempatan merek ideal dari pelanggan dakam dimensi ini.
Berdasarkan skala pengukuran dari data kemiripan, Multidimensional Scaling dibedakan atas: 1) Multidimensional Scaling berskala metrik Multidimensional Scaling metrik mengasumsikan bahwa data adalah kuantitatif ( interval dan ratio). Dalam prosedur Multidimensional Scaling metrik tidak dipermasalahkan apakah data input ini merupakan jarak yang sebenarnya atau tidak. 2) Multidimensional Scaling berskala nonmetrik Multidimensional Scaling nonmetrik mengasumsikan bahwa datanya
adalah
Multidimensional
kualitatif Scaling
(nominal nonmetrik
dan
ordinal).
menggunakan
Program
transformasi
monoton(sama) ke terdekat. Pada penelitian ini menggunakan Multidimensional Scaling beskala non metrik karena pada kasus ini perhitungan kriteria dalam menghubungkan nilai kemiripan suatu jarak ke nilai kemiripan antar obyek di pilih yang terdekat. commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Penskalaan Multidimensional Scaling 1) Pertimbangan Kemiripan (similarity judgements) ialah penilaian (ratings) pada semua kemungkinan pasangan dari obyek atau stimulus dinyatakan dalam kemiripan obyek-obyek tersebut dengan menggunakan skala (1 = sangat mirip, 5 = sangat tidak mirip). Pada penelitian ini dalam memberikan penilaian kemiripan pada oyek penelitian yaitu UMKM menggunakan skala 1 sampai 5 dimana skala 1 berarti dua obyek tertentu atau lebih yang dibandingkan sangat mirip satu dengan yang lain. Skala 5 berarti dua obyek tertentu atau lebih yang dibandingkan sangat tidak mirip (berbeda) satu dengan yang lain. 2) Peta Spasial (spatial map) Ialah hubungan antara obyek atau stimulus lain yang dipersiapkan, dinyatakan sebagai hubungan geometris antara titik-titik di dalam ruang yang
multidimensional koordinat (Multidimensional coordinates),
menunjukkan posisi ( letak) suatu obyek atau suatu stimulus dalam suatu peta spasial. 3) Unfolding ialah representasi obyek dan responden secara bersama-sama sebagai titik dalam ruang yang sama.
H. Prosedur Penelitian Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu:
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Penyusunan Proposal Rencana penelitian ini berisi semua yang akan dilakukan dalam penelitian yang meliputi pendahuluan, kajian teori dan metodologi penelitian.
2.
Ijin Penelitian Ijin penelitian dilakukan apabila proposal telah disetujui oleh dosen pembimbing dan ketua program Pendidikan Ekonomi.
3.
Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
4.
Analisis Data Analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data untuk menghindari data yang tercecer.
5.
Penyusunan Laporan Penelitian Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses penelitian. Semua data yang telah diolah dan dianalisis dilaporkan dalam bentuk Tesis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian Suatu daerah dikatakan mandiri dan berkembang dilihat dari berbagai aspek-aspek tertentu. Aspek perekonomian merupakan standar tolok ukur berkembang atau tidaknya suatu daerah. Penggerak perekonomian suatu daerah ditentukan oleh kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam rangka pemanfaatan tersebut pemerintah daerah berupaya memberikan program-program sebagai stimulus kepada masyarakat agar mampu menggali dan mengembangkan potensi daerah yang ada. Daerah Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri, merupakan satu dari 25 Kecamatan dari seluruhKabupaten Wonogiri yang memiliki potensial sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Potensi sumber daya manusia suatu daerah terlihat dari skill (keahlian) masyarakatnya. Kecamatan Manyaran yang dihuni oleh 41.569 penduduk, memiliki potensial sumber daya manusia berupa sklill (keahlian) pada sekelompok masyarakat tertentu. Melihat kondisi tersebut, lembaga pemerintah Kecamatan Manyaran, mengupayakan pemberdayaan UMKM bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi alam dan sumber daya manusia yang ada. Masyarakat dituntut untuk maju mengelola potensi Desa yang ada melalui kelompok usaha yang terwadahi. UMKM merupakan kelompok yang mampu mewadahi kreativitas Desa Kecamatan Manyaran dalam menyalurkan potensi masyarakat. Melalui pemberdayaan UMKM, masyarakat menghasilkan commitnilai to user produk-produk kerajinan yang memiliki ekonomis tinggi.
66
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kecamatan manyaran mempunyai luas wilayah sebesar 72,61 km2. Berdasarkan letak wilayah, Kecamatan Manyaran merupakan batas wilayah paling barat Kabupaten Wonogiri.
Sehingga berbatasan langsung dengan wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebagai daerah potensial masyarakat
tinggi,
yang mempunyai nilai
setiap Desa di Kecamatan Manyaran mampu
menghasilkan produk kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis. Kecamatan Manyaran terbagi menjadi 7 Desa/Kelurahan.Wujud adanya potensi masyarakat dalam mengelola sumber daya alam, Kecamatan Manyaran terkenal sebagai sentra industri kerajinan terutama kerajinan wayang kulit dan rancak gamelan. Program pemberdayaan yang dicanangkan oleh pemerintah daerah, masyarakat Manyaran selalu ikut serta didalamnya. Setiap kelurahan di Kecamatan Manyaran terdapat UMKM sebagai wadah kreativitas warga masyarakat dalam menghasilkan produk kerajinan maupun industri. Terdapat beberapa kelurahan yang menjadi One Village One Product (satu desa satu produk) artinya dalam satu desa sebagian besar masyarakatnya sebagai pengrajin yang menghasilkan produk sama/satu jenis. Kecamatan Manyaran terkenal sebagai daerah sentra industri kerajinan wayang kulit. Skill (Keahlian) yang dimilki oleh masyarakat Kecamatan Manyaran merupakan potensi sumber daya manusia sebagi asset daerah yang perlu dilestarikan.
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Hasil Penelitian
1. Pemberdayaan UMKM serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan Kecamatan Manyaran. a. Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran Pemberdayaan merupakan makna membuat seorang menjadi berdaya, dimana kekuatan tersebut berasal dari diri sendiri yang digunakan untuk mendorong terjadinya perubahan. Pemberdayaan UMKM adalah suatu kedaan dimana masyarakat mampu dan berinisiatif
baik secara individu maupun
kelompok dalam mengelola dan mengembangkan UMKM dan Koperasi sebagai wujud pembangunan ekonomi. Pada dasarnya indikator sebuah pemberdayaan meliputi,
proses
pembuatan keputusan; mengakomodasi penentuan lokasi manfaat, peluang dan pengelolaan;
pembagian peran produktif dan reproduktif; Pengambilan
keputusan mengandung keadilan gender (kesetaraan). 1) Proses Pembuatan Keputusan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dilapangan, masyarakat desa Kecamatan Manyaran dalam mengelola UMKM, menjadi komoditas mata pencaharian utama masyarakat desa. Setiap satu keluarga mengatas namakan satu perusahaan sebagai pengrajin. Kaitannya dengan pengambilan keputusan dalam mengelola usaha (sebagai seorang pengrajin) sepenuhnya ada di tangan Ayah sebagai kepala rumah tangga. Seorang ayah merupakan kepala dalam
keluarga dan
sekaligus
memimpin industri yang bertugas menentukan kebijakan terhadap usaha tersebut, namun tidak menutup kemungkinan anggota kelurga (anak, istri, sodara) ikut serta dalam membantu proses produksi dan pemasarannya. commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jadi, dalam rangka pemberdayaan UMKM di Kecamatan Manyaran, pengeloaan UMKM dipimpin langsung oleh kepala keluarga masing-masing, yang notabennya setiap rumah terhitung satu perusahaan (pengrajin). Kaitannya pengambilan keputusan dalam industri ditentukan oleh kepala rumah tangga. 2) Mengakomodasi penentuan lokasi, manfaat, peluang dan pengelolaan. UMKM yang ada di Kecamatan Manyaran jika dilihat dari sudut pandang keberadaan atau sejarah berdirinya, warga masyarakat Manyaran sendiri sudah sejak lama berprofesi sebagai pengrajin jauh
sebelum
diadakannya program dari pemerintah. Berdasarkan Pengamatan yang dilakukan dilapangan, dari segi manfaat keberadaan UMKM di Kecamatan Manyaran, peneliti memperoleh data berdasarkan yang dipaparkan oleh informan Bp.Sasmoyo: “Luar biasa mas pengaruhnya dengan adanya industri UMKM dikecamatan Manyaran, terutama manfaat bagi masyarakat Manyaran sendiri, masyarakat sebagai pelaku UMKM akan mendapatkan tambahan pendapatan keluarga, dan manfaat secara sosial budaya, setiap desa yang menjadi sentra industri kerajinan akan dikenal oleh daerah lain bahkan manca negara, bahwa desa di Kecamatan Manyaran sebagai basis pegrajin industri tatah sungging wayang kulit.” Berdasarkan pemaparan informan diatas, bahwa keberadaan UMKM yang ada dikecamatan manyaran memberikan manfaat baik secara internal maupun eksternal. 3) Pembagian Peran Produktif Dan Reproduktif. Manajemen
sumber
daya
manusia
(SDM)
dalam
sebuah
perusahaan merupakan faktor penentu tercapainya tujuan perusahaan. Dalam penelitian ini peran manusia (pengrajin) merupakan faktor utama keberhasilan UMKM dalam membuat produk. Berdasarkan pengamatan commit to user yang dilakukan di Desa Kepuhsari, Industri kerajinan “Tatah Sungging”
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sangat ditentukan oleh
Skill (ketrampilan) manusia sebagai pengrajin.
Manusia (pengrajin) berperan penuh dalam menghasilkan produk. Mengingat pentingnya faktor skill (ketrampilan) manusia pada industri ini, setiap pengrajin secara turun menurun mewariskan Skill (ketrampilan) yang dimiliki kepada anak, cucu dan keluarga. Sehingga ketrampilan masyarakat menatah wayang sulit untuk punah. Jadi, peran produktif maupun reproduktif manusia dalam pengelolaan UMKM di Kecamatan Manyaran menjadi faktor utama. 4) Pengambilan keputusan mengandung keadilan gender. Dalam Undang-UndangUMKM tidak ada pasal yang mengatur tentang Gender (jenis kelamin) pelaku industri UMKM. Pelaku Industri UMKM mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan. Dalam penelitian ini, berdasarskan data yang diperoleh dilapangan, bahwa pelaku industri UMKM di kecamatan manyaran tidak mengkhususkan gender(jenis kelamin) perempuan atau laki-laki saja. Seperti hasil pengamatan peneliti di Desa Karang Lor Kecamatan Manyaran, merupakan sentra industri kerajinan anyaman bambu. Setiap rumah/pengrajin anyaman bambu selalu mengoptimalkan tenaga manusia baik perempuan maupun laki-laki. Berdasarkan produk yang dihasilkan, mayoritas adalah peralatan memasak, rumah tangga yang dibuat dari bambu. Hal tersebut, membuat kecenderungan keikutsertaan perempuan dalam produksi maupun pemasaran produk anyaman bambu. Sehingga dalam pengambilan kebijakan/keputusan tidak di dominasi oleh kaum lakilaki saja, melainkan perempuan justru berperan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga Karang Lor Kecamatan Manyaran pengrajin anyaman bambu, Ibu sutiyem: “Njih nek sing ngiratto pring commit user niko bapak`e mas, tapi menawi nganyam niku kulo njih saget, trus menawi disade wonten
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pasar meniko kulo ingkang teng pasar, adol tompo, tenggok, kukusan, mengke menawi nyang-nyangan rego njih kalih kulo” Peran perempuan dalam pengambilan keputusan meru.pakan wujud kemampuan perempuan ikut berdaya guna dalam pengelolaan industri UMKM. Jadi, pengambilan keputusan pada pemberdayaan UMKM di Kecamatan Manyaran mengandung keadilan gender (jenis Kelamin). b. Persebaran UMKM Kecamatan Manyaran 1) UMKM Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan persebaran jumlah UMKM yang berada di Kecamatan Manyaran dirinci setiap desa mempunyai keberagaman, disajikan dalam tabel berikut: a)
UMKM Desa Pijiharjo Jumlah UMKM Desa Pijiharjo disajikan dalam tabel 4.1di bawah ini: Tabel 4.1 Jumlah UMKM Desa Pijiharjo, Kecamatan Manyaran No
Nama Industri
Produksi/Th
Jumlah Unit Usaha
1
Pembuat Tempe
3.600 kg
29
2
Mebel
64,125 m3
22
3
Anyaman Bambu
3000 buah
20
4
Pengrajin Kulit Tatah
300 buah
35
Sungging Wayang 5
Makanan Olahan
2.600 kg
7
6
Penjahit
80 dzn
7
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
b) UMKM Desa Kepuhsari Jumlah UMKM Desa Kepuhsari disajikan dalam tabel 4.2 di bawah ini: commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2 Jumlah UMKM Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran No
Nama Industri
Produksi/Th
Jumlah Unit Usaha
1
Pembuat Tempe
3.600 kg
26
2
Mebel
64,125 m3
20
3
Anyaman Bambu
3000 buah
38
4
Pengrajin Kulit Tatah
300 buah
55
Sungging Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
c)
UMKM Desa Punduhsari Jumlah UMKM Desa Punduhsari disajikan dalam tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Jumlah UMKM Desa Punduhsari, Kecamatan Manyaran No
Nama Industri
Produksi/Th
Jumlah Unit Usaha
1
Pembuat Tempe
3.600 kg
20
2
Rancak Ukir Gamelan
300 buah
20
Sumber: Data Diperindagkop &UMKM diolah (2014)
d) UMKM Desa Gunungan Jumlah UMKM Desa Gunungan disajikan dalam tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Jumlah UMKM Desa Gunungan, Kecamatan Manyaran No
Nama Industri
Produksi/Th
Jumlah Unit Usaha
1
Pembuat Tempe
3.600 kg
50
2
Pembuatan Tape
3000 kg
22
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
e)
UMKM Desa Bero Jumlah UMKM Desa Bero disajikan dalam tabel 4.5 di bawah ini: commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.5 Jumlah UMKM Desa Bero, Kecamatan Manyaran No
Nama Industri
Produksi/Th
Jumlah Unit Usaha
1
Pembuat Tempe
3.600 kg
20
2
Mebel
64,125 m3
17
3
Pembuat Tahu
37.500 kg
7
4
Pembuatan Wajan
10.000 buah
1
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
f)
UMKM Desa Pagutan Jumlah UMKM Desa Pagutan disajikan dalam tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Jumlah UMKM Desa Pagutan, Kecamatan Manyaran No
Nama Industri
Produksi/Th
Jumlah Unit Usaha
1
Pembuat Tempe
3.600 kg
16
2
Rancak Ukir Gamelan
300 buah
20
3
Mebel
64,125 m3
7
4
Anyaman Bambu
900 buah
5
5
Jamu Gendhong
4.500 ltr
6
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
g) UMKM Desa Karang Lor Jumlah UMKM Desa Karang Lor disajikan dalam tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.7 Jumlah UMKM Desa Karang Lor, Kecamatan Manyaran No
Nama Industri
Produksi/Th
1
Pembuat Emping
900 kg
Jumlah Unit Usaha 20
Mlinjo 4
Anyaman Bambu 4.500 buah commit to user
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
107
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Strategi Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran Secara konseptual pemberdayaan UMKM terutama dapat dilakukan dengan sistem pemberdayaan pelaku UMKM itu sendiri. Keberhasilan pemberdayaan sangat bergantung pada partisipasi UMKM sebagai pelaku maupun stakeholder lain yang turut dalam pengembangannya. Dalam hal ini lebih banyak metode bottom up, bahwa perencanaan lebih diupayakan sasaran dan dilakukan secara partisipatif. Dalam praktek untuk menggugah partisipasi masyarakat sasaran langkah-langkah yang dilakukan oleh Dinas Instansi Terkait di Kecamatan Manyaran disajikan pada gambar 4.1.
1) Identifikasi Potensi 2) Analisis Kebutuhan
3) Rencana Kerja Bersama 4) Pelaksanaan Program Kerja Bersama 5) Monitoring dan Evaluasi 6) Kerja Bersama Gambar 4.1 Bentuk Pemberdayaan UMKM Instansi Terkait (Dinas Koperasi dan UMKM Wonogiri, 2013 dimodifikasi)
1) Identifikasi Potensi Identifikasi potensi, dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik user Sumberdaya Manusia commit (SDM) toUMKM Kecamatan Manyaran dan
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lingkungan
internalnya
baik
lingkungan
sosial,
ekonomi,
dan
Sumberdaya Alam (SDA) khususnya yang terkait dengan usahanya, maupun lingkungan eksternal UMKM. Dengan langkah ini diharapkan setiap gerak kemajuan dapat bertumpu dan memanfaatkan kemampuan dan potensi wilayah masing-masing. Dalam identifikasi ini melibatkan stakeholder
UMKM Kecamatan Manyaran dan tokoh masyarakat
maupun instansi terkait. 2) Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan, tahapan analisis ini dilakukan oleh perwakilan UMKM Kecamatan Manyaran yang dapat difasilitasi oleh perguruna Tinggi/LSM/Swasta, maupun instansi terkait tentang berbagai kebutuhan dan kecenderungan produk dan pasar. Pola analisis semacam ini diharapkan mampu mendorong terwujudnya manifestasi kebutuhan UMKM selaku individu pengusaha dan sebagai anggota kelompok dapat diharapkan saling beriringan dan saling mendukung dalam mencapai tujuan kemajuan bersama. 3) Rencana Kerja Bersama Rencana program kerja bersama, setelah kebutuhan
dapat
ditentukan maka kemudian disusun sebuah rencana program kerja bersama untuk mencapai kondisi yang diinginkan berdasarkan skala prioritas yang ditetapkan bersama. Dalam tahap ini baik Perguruan Tinggi/LSM/Swasta, maupun isntansi terkait di Kecamatan Manyaran. commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Pelaksanaan Program Kerja Bersama Dalam tahap ini fungsi instansi pemerintah terkait selaku fasilitator, sedangkan Perguruan Tinggi/LSMI swasta dapat bertindak selaku pemberi jasa konsultasi. Sebagai konsultan, idealnya Perguruan Tinggi harus mendapatkan jasa dan layanan yang diberikan kepada pelaku UMKM. 5) Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi berfungsi tidak saja untuk mengetahui hasil pelaksanaan program pemberdayaan apakah yang dikerjakan sesuia dengan program kerja yang telah ditetapkan, namun juga untuk membuat penyesuaian-penyesuaian jika diperlukan sesuai dengan perubahan kondisi di lapangan. Kebijakan Pemberdayaan UMKM secara umum diarahkan terutama untuk mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional melalui (1) peningkatan Ekonomi lokal dengan mengembangkan usaha skala mikro dalam rangka
mendukung
peningkatan
pendapatan
kelompok
masyarakat
berpendapatan rendah; dan (2) peningkatan produktivitas dan akses UMKM pada sumber daya produktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi pedesaan, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan. Dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah melalui peningkatan ekonomi lokal, kota dan pedesaan, pemberdayaan usaha mikro difokuskan untuk mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. Langkah kebijakannya yaitu; (1) Meningkatkan commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kapasitas dan memperluas jangkauan lembaga keuangan mikro (LKM) dan dengan pola bagi hasil, konvensional, maupun melalui dan bergulir; (2) menigkatkan kemampuan pengusaha mikro dalam aspek manajemen usaha dan teknis produksi; (3) meningkatkan fasilitas pengembangan sarana dan prasarana usaha mikro; (4) meningkatkan fasilitas pembinaan sentra-sentra produksi tradisional dan usaha ekonomi produktif terisolir dan daerah tertinggal/perbatasan. Peningkatan akses UMKM kepada sumber daya produktif, langkah kebijakannya meliputi: (1) meningkatkan akses modal UMKM kepada lembaga keuangan dengan mendorong pemanfaatan skim penjamin kredit dan Kredit Usaha Rakyat (KUR), khususnya untuk investasi produktif di sektor agribisnis dan industri; (2) meningkatkan kemampuan UMKM dalam pengajuan investasi usaha dengan skim penjaminan kredit melalui pembinaan oleh lembaga layanan usaha; (3) meningkatkan fasilitas pemasaran dan promosi
ekspor
produk-produk UMKM dan koperasi; dan (4) meningkatkan akses teknologi dan inovasi dengan menyediakan fasilitas layanan teknologi dan pusat inovasi. Seiring dengan peningkatan akses tersebut, langkah kebijakan pemberdayaan UMKM lainnya adalah meningkatkan Wirausaha yang tangguh dan kompetitif, serta berwawasan iptek dan inovatif. Berdasarkan wawancara dan observasi Dinas Koperasi dan UMKM tentang program tahunan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan UMKM dan Koperasi disajikan dalam tabel 4.8 berikut: commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.8 Program Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonogiri dalam meningkatkan pertumbuhan UMKM No 1
Nama Program
Tahun Pelaksanaan
Program Pengembangan Sistem Pendukung
2012
bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 2
Penyelenggaraan
Promosi
Produksi
2013
KUMKM Dalam Rangka Hari Koperasi Tingkat Propinsi Jawa Tengah Tahun 2013 3
Pembinaan
Pengawasan
dalam
rangka
2013
Dana
2013
Penyusunan Database UMKM Se-kabupaten
2013
pengembangan KUKM 4
Pembinaan
KUMKM
Penerima
Bergulir Pemerintah dan BUMN 5
Wonogiri 6
Penyuluhan UMKM bagi masyarakat Difabel
2013
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
Berdasarkan program yang dilaksanakan pemerintah Dinas Kabupaten Wonogiri diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap pembangunan Desa dalam bidang perekonomian.
d. Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Kecamatan Manyaran 1) Teori Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Pertumbuhan ekonomi pedesaan adalah suatu proses yang dilakukan masyarakat
dalam mengelola sumber daya yang ada di desa dengan
membentuk suatu pola kemitraan dengan pemerintah maupun swasta yang commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditandai adanya industri tertentu dengan tujuan menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan ekonomi pedesaan. Pada bab Sebelumnya dikatakan bahwa terdapat teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu desa yaitu Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory), teori lokasi, teori tempat sentral, teori kausasi kumulatif, model daya tarik. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian tentang teori yang menentukan pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran.
a) Teori basis ekonomi (Economic Base Theory) Teori basis ekonomi (Economic Base Theory) merupakan teori yangmenyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi pedesaan adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Teori basis ekonomi jika dilihat dalam penelitian ini, Kecamatan Manyaran merupakan daerah yang memiliki potensi dalam mengelola sumber daya yang tersedia, bentuk pengelolaan tersebut ditunjukkan dengan terciptanya industri, pengrajin, dan pelaku usaha dalam mengelola sumber daya yang
ada.
Seperti
yang
diungkapkan
oleh
Bp
Sasmoyo
(Kabid
PemeberdayaanUMKM ) Kecamatan Manyaran. “Untuk Kecamatan Manyaran sendiri wujud pemberdayaan UMKM nya dengan diclaster mas (dikelompokkan) seperti di Desa Kepuhsari itu hampir satu desa berprofesi pengrajin tatah sungging(pemanfaatan kulit hewan ditatah menjadi wayang kulit), dan di Desa Punduh Sari itu juga mas, disana banyak sekali pengrajin rancak gamelan, memang kedua produk UKM tersebut menjadi unggulan di Kecamatan Manyaran bahkan user internasional Ekspor:Australi, pemasarannya commit sudah to sampai
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Malaysia, Amerika, Jepang dll untuk rancakan gamelan dan wayang kulit. Wawancara di atas sebagai hasil pengumpulan data oleh peneliti, menunjukkan bahwa di Kecamatan Manyaran termasuk daerah tempat sentral dimana terdapat permintaan dari daerah lain
akan barang/produk
yang
dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri.
b) Teori Lokasi Pada teori ini mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu desa di pengaruhi oleh lokasi, lokasi dan lokasi. Lokasi disini diartikan suatu wilayah tersebut dekat dengan bahan baku dan pasar. Teori lokasi jika dilihat dalam penelitian ini, bahwa semua UMKM yang ada di Kecamatan Manyaran terutama daerah yang menjadi “One Vilage One Produk”(satu desa satu produk) merupakan desa yang letak wilayahnya dekat dengan bahan baku, misalnya Desa Punduhsari, mayoritas warganya berprofesi pengrajin Rancakan Gamelan, Produk Rancakan berbahan dasar kayu, bahan baku unggulan yang digunakan adalah kayu jati, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan, Desa Punduhsari merupakan daerah yang banyak ditumbuhi pepohonan kayu jati, hampir setiap rumah dipekarangan terdapat tanaman pohon jati. Bahan baku yang diperoleh tidak hanya khusus dari desa tersebut, melainkan desa sekitar juga ikut serta menyediakan bahan baku, dikarenakan terdapat agen atau pengepul gelondongan kayu jati. commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Teori Tempat Sentral (Central Place Theory) Pada teori ini bahwa setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil dan menyediakan sumberdaya pemukiman sehingga tersedianya jasa-jasa bagi penduduk desa. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan, teori tempat sentral dapat dijelaskan bahwa di Kecamatan Manyaran terdapat suatu desa yang menjadi sentral (pemukiman) pengrajin tatah sungging(wayang kulit) yaitu di desa Kepuhsari. Desa tersebut hampir seluruh warganya menekuni usaha kerajinan tatah sungging(wayang kulit). Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada salah satu pengrajin tatah sungging (wayang kulit) di Desa Kepuh Sari Bp.Wagimin. “Dusun mriki meniko sampun turun temurun mas dados tukang natah sungging, awit kulo alit nggih sampun dipun ajari natah wayang, Cikal bakalipun meniko namung tiyang sekedik, nanging soyo dangu sami nderek ndamel piyambak dados njih sedanten sedeso saget natah sungging sedanten. Hal ini didukung pernyataan bapak Sasmoyo sebagai kabid Pemberdayaan Kecamatan Manyaran: “Memang mas, di Desa Kepuh itu untuk pelatihan SDM dalam ketrampilan menatah wayang sudah mandiri, artinya sudah berjalan secara alami, setiap pengrajin mengajarkan secara rutin kepada anaknya setiap pulang sekolah, sehingga hal ini yang menjadikan ketrampilan menatah sungging masyrakat desa kepuh tidak punah, begitu mas” Hasil pengumpulan data diatas menunjukkan bahwa salah satu desa di Kecamatan Manyaran memang sudah memenuhi teori tempat senstral sebagai commit to user faktor pertumbuhan ekonomi pedesaan.
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Teori Kausasi Kumulatif Teori kausasi kumulatif diartikan bahwa desa/daerah yang maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-daerah lainnya dikarenakan kekuatan pasar yang mengakibatkan kesenjangan/persaingan antar desa. Di Kecamatan Manyaran terdiri dari 7 (tujuh) Desa, setiap Desa mempunyai potensi dan keunggulan membuat produk. Hal tersebut menjadikan kesenjangan antar desa yang ada dikecamatan manyaran. Masyarakat yang berprofesi sebagai pengrajin tatah sungging dan pengrajin rancakan gamelan, mempunyai jangkauan pasar yang luas dibandingkan masyarakat yang berprofesi sebagai pembuat makanan olahan tempe, tape, emping mlinjo, yang ada di Kecamatan Manyaran.
e) Model daya tarik Teori ini mendasarkan bahwa masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap industri melalui pemberian subsidi dan insentif dari pemerintah maupun swasta. Pemerintah Kecamatan Manyaran bekerjasama dengan instansi kelurahan meberikan subsidi kepada pelaku UMKM yang ada di Kecamatan Manyaran berupa pinjaman modal lunak. Hal tersebut merupakan program pemerintah dalam rangka membina dan memberdayakan masyarakat Kecamatan Manyaran pada bidang UMKM. commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Indikator Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Suatu daerah/Desa dapat dikatakan mengalami pertumbuhan secara ekonomi dapat dilihat menggunakan indikator sebagai bersikut: a.
Peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) Sumber daya manusia merupakan unsur pertama dalam mengukur pertumbuhan/perkembangan dalam sebuah desa. Pengamatan adanya peningkatan SDM di Kecamatan Manyaran, peneliti melakukan observasi dan dokumentasi terhadap tingkat pendidikan masyarakat Manyaran dari tahun ke tahun disajikan pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lulusan Pendidikan Tahun 2011 s/d 2013. Jenjang Pendidikan
2011
2012
2013
Tamat Perguruan Tinggi(S2)
150
150
150
Tamat Perguruan Tinggi(S1)
1450
3333
5692
Tamat SMA/SMK
15319
5409
4804
Tamat SMP
16218
6822
6415
Tamat SD
7626
7626
6619
Tidak Tamat SD
4076
9114
4147
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik) Wonogiri diolah 2014
b.
Kelembagaan Masyarakat Peran lembaga masyarakat dalam pengembangan/pemberdayaaan Desa menjadi faktor penentu. Masyrakat dalam mengakses informasi tidak bisa commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terlepas dari keberadaan lembaga masyrakat. Lembaga masyarakat disini merupakan lembaga yang mampu mewadahi bentuk kerjasama antar masyarakat. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti di lapangan tentang keberadaan lembaga masyarakat di Kecamatan Manyaran, seperti yang diungkapkan oleh bapak suyadi warga desa Punduhsari selaku pengrajin industri rancak gamelan: “Rien Nate Wonten mas, paguyuban ingkang nglumpukke poro tukang rancak gamelan wonten dusun mriki, lajeng saking pemerintah didawuhi ndamel koperasi tiap RT ingkang menampung masyarakat pengrajin rancakan gamelan dados anggota koperasi” Lembaga masyarakat yang berada di tingkat Desa adalah koperasi RT(Rukun Tetangga), koperasi serba usaha dan KUD (Koperasi Unit Desa) merupakan biro akses informasi bagi masyarakat Kecamatan Manyaran. Data tentang koperasi di kecamatan Manyaran berdasarkan pengamatan dan Dokumentasi peneliti, disajikan dalam tabel 4.10 dan tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.10. Lembaga Koperasi di Kecamatan Manyaran. No Tahun
Jenis Koperasi
Jumlah
KUD
KPN(KPRI)
Non KPN
Kop.RT
1
2010
1
2
10
203
216
2
2011
1
2
27
256
286
3
2012
1
2
27
287
316
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik) Wonogiri diolah 2014
commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.11. Lembaga Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya di Kecamatan Manyaran. No Tahun
Jenis Usaha Koperasi Simpan
Sarana
Serba
Pinjam
Produksi Usaha
1
2010
212
2
2
2
2011
279
3
6
3
2012
284
4
7
Jumlah Sembako
216 1
289 299
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik) Wonogiri diolah 2014
Berdasarkan tabel diatas, keberadaan koperasi di Kecamatan Manyaran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan ditinjau dari jenis koperasi dan usahanya. c. Tersedianya Fasilitas/Sarana Produksi Ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, sarana transportasi merupakan faktor penunjang keberhasilan pengelolaan sebuah industri. Bahan baku merupakan faktor produksi yang harus utamakan bagi sebuah industri. Dalam penelitian ini, faktor produksi berupa bahan baku untuk industri UMKM di Kecamatan Manyaran memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di alam sekitar. Penggunaan sarana transportasi, merupakan fasilitas penunjang keberhasilan industri UMKM dalam memperoleh bahan baku maupun pemasaran produk. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peniliti dilapangan mengenai sarana transportasi yang ada di Kecamatan Manyaran disajikan pada tabel 4.12 sebagai berikut: commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.12. Jumlah Perusahaan Transportasi dan Armada di Kecamatan Manyaran. Tahun
Angkutan
Antar Pedesaan/Micro Bus
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Perusahaan
Armada
Perusahaan
Armada
2010
-
-
4
32
2011
-
-
6
44
2012
-
-
8
58
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik) Wonogiri diolah 2014
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Bp.Sasmoyo bahwa: “Untuk Kecamatan Manyaran sendiri keadaan akses jalan menuju pedesaan maupun kecamatan sudah termasuk baik dibandingkan kecamatan yang lainnya mas” Jadi bisa disimpulkan bahwa di kecamatan manyaran, dalam hal ketersediaan faktor produksi seperti saran transportasi sudah memadai.
d. Akses Modal Selain manusia sebagai pelaku industri, faktor modal turut serta menentukan keberhasilan manajemen pengelolaan sebuah industri terutama UMKM yang masih berskala menengah dan kecil. Besar kecilnya modal yang bisa dihimpun oleh masyarakat dipengaruhi oleh dari mana sumber modal diperoleh. Jika dalam penelitian ini, Akses permodalan yang dapat dihimpun oleh masyarakat dalam mengelola industri UMKM banyak pilihan. commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasaraskan pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti dilapangan bahwa industri UMKM yang ada di Kecamatan Manyaran mayoritas
memanfaatkan
peran
Koperasi
sebagai
akses
sumber
permodalan. Kemudahan dalam memperoleh informasi dan persyratan permohonan modal kepada koperasi berdampak positif kepada masyarakat pelaku industri UMKM. Pernyataan tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bp.Khomari selaku pengrajin Rancak Gamelan: “ Njih menawi modal niku penting mas, mriki lak wonten koperasi (paguyuban industri rancak) lha meniko sewulan pisan wonten klempakkan, meniko saget nyambut arto kagem tambahan modal lan aktivitasipun wonten arisan lan pembahasan babakan usaha rancak. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat dapat menghimpun permodalan dari lembaga keuangan lain, baik milik swasta maupun pemerintah. Data observasi yang diperoleh peniliti tentang besarnya prosentase pinjaman untuk kredit UMKM yang diberikan kepada masyarakat disajikan pada tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13. Prosentase Pinjaman Untuk Kredit UMKM Yang Diberikan Kepada Masyarakat No
Tahun
Kredit
Kredit UMKM
Presentasi
UMKM
Terhadap Kredit 1
2010
1.537.533
1.377.710
89,6 %
2
2011
1.908.570
945.588
50 %
3
2012
2.265.230 1.119.410 commit to user
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik) Wonogiri diolah 2014
49 %
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Analisa Data Cluster Dan Multidimention Scalling Pemberdayaan UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pedesaaan. Sebelum
melakukan
kesimpulan,
terlebih
dahulu
dilakukan
pengelompokan data UMKM berdasarkan aspek persebaran jumlah keberadaan UMKM di Kecamatan Manyaran. Pengelompokan data tersebut mengunakan Cluster Single Linkage. Hasil uji Cluster Single Linkage tersebut adalah sebagai berikut: 1. Uji Cluster Single Linkage Hasil uji claster single linkage di interpretasikan dalam map Dendogram Gambar 4.2 sebagai berikut :
commit to user Gambar 4.2 Map DendogramHasil uji claster single linkage
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan gambar di atas di ketahui bahwa, persebaran jumlah UMKM yang ada di Kecamatan Manyaran
terbagi menjadi 3 Cluster(kelompok)
berdasarkan persebarannya. Cluster 1 meliputi Rancak Gamelan, Mebel, Lukis Kaca, Ukir, Kerajinan kulit, Gamelan, Wajan, Batako, Jamu Genhong, Kakao, Tape, Kripik Pisang, Karak, Emping Mlinjo, Intip, Tahu, Sangkar Burung; Cluster 2 Meliputi Wayang; Cluster 3 meliputi Anyaman Bambu.
2. Euclidean Distance Model
Gambar 4.3 Map Euclidean Distance Model
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa semakin ke kanan, userTerlihat bahwa UMKM Rancak maka angka dimensi 1 semakincommit besar to pula.
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gamelan, Wayang, Ukir, Gamelan, Lukis Kaca dan Mebel berada di ujung kanan garis horizontal . Hal ini berarti berarti UMKM Rancak Gamelan, Wayang, Ukir, Gamelan, Lukis Kaca dan Mebel mempuyai faktor-faktor pada dimensi 1 yang sangat membedakan dibanding UMKM lainnya. Artinya bahwa UMKM tersebut memberikan dampak dominan terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaaan di Kecamatan Manyaran. Maka bisa dikatakan bahwa faktor ketersedian Bahan Baku, Keahlian
Masyarakat, Permintaan pasar dan Omset
pada UMKM
Rancakan Gamelan, Wayang, Ukir, Gamelan, Lukis Kaca dan Mebel adalah Aspek yang paling membedakan dengan UMKM lainnya. Sedangkan UMKM emping, tahu, jamu gendong, karak, tape, tempe, karena terletak paling kiri dengan angka paling kecil, maka dapat dikatakan faktor permintaan Pasar, Harga, keahlian masyarakat, Omset tidak berdampak dominan terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan Kecamatan Manyaran. Berdasarkan gambar dimensi 2, terlihat semakin ke atas maka angka dimensi 2 semakin besar. UMKM wayang terlihat berada di paling dekat dengan angka dimensi 2 yang terbesar (di ujung garis vertikal). Hal ini berarti UMKM wayang mempunyai faktor-faktor dimensi 2 yang paling membedakan dibandingkan UMKM yang lainnya. Sedangkan UMKM emping, tahu, jamu gendong, karak, tape, tempe, karena terletak paling bawah dengan angka paling kecil maka dapat dikatakan faktor permintaan Pasar, Harga, keahlian masyarakat, Omset tidak berdampak dominan terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan Kecamatan Manyaran. commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Stimulus Coordinat Dimention
Gambar 4.4 Stimulus Coordinat Dimention
Gambar di atas merupakan hasil proses INDSCAL untuk menampilkan map MDS dalam bentuk 3 Dimensi. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa UMKM Wayang, Rancak gamelan, Kerajinan Kulit, Anyaman Bambu, Sangkar burung, Mebel, Ukir, Gamelan, yang mempunyai faktor dominan dan kemiripan, walaupun dari sudut pandang dimensi 1 dan dimensi 3 UMKM tersebut paling berbeda dengan UMKM lainnya. commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Scatterplot of Linier Fit ( Uji Keselarasan ).
Gambar.4.5 Scatterplot of Linier Fit
Pada gambar diatas bahwa, dalam grafik yang berisi sekumpulan kemiripan tersebut, terlihat titik –titik membentuk berbagai kelompok koordinat sendiri, namun relatif menggerombol, hal ini membuktikan kesamaan sikap para Informan dalam memberikan informasi.
commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Kendala Pemberdayaan UMKM dan Koperasi Kecamatan Manyaran dan cara mengatasinya. a. UMKM Program
pemberdayaan
yang
dilakukan
Dinas
dalam
rangka
mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, selalu diikuti oleh setiap Kecamatan seKabupaten Wonogiri terutama Kecamatan Manyaran. Masyarakat Manyaran termasuk daerah yang memilik potensi dalam mengembangkan industri UMKM, hampir setiap kelurahan mempunyai ciri khas hasil produk UMKM. Program Pemberdayaan yang diikuti oleh sebagian besar masyarakat Manyaran dalam rangka mengembangkan UMKM sering kali mengalami kendala dan permasalahan. Keterbatasan modal dan strategi pemasaran menjadi persoalan utama masyarakat Kecamatan Manyaran baik individu maupun kelompok sebagai pelaku usaha. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Mujinah salah satu pelaku industri pembuatan tempe: “Dodol tempe niku rekoso mas, sok-sok yen rego delai mundak q ra wani dodol, mergone bahane larang tur regone tempe niku nek diundakne ora payu, dadi yo ngenteni rego delai muduk, lagi wani kulak, masalahe modale gur sithik mas” Demikian juga yang diungkapkan bapak Sasmoyo selaku Kabid Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran: “Sepengetahuan saya selama ini, bahwa masalah yang dihadapi oleh pelaku UMKM di seluruh kecamatan manyaran adalah dari segi SDM (sumber Daya Manusia) pelaku Usaha, Karena ini mempengaruhi tentang strategi pemasaran produk dan Manajemen pengelolaan usaha”
commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jadi, kendala yang dihadapi dalam pemberdayaan UMKM di Kecamatan Manyaran adalah pada Sisi Segmentasi Pasar hasil produksi masyarakat, hal tersebut dipengaruhi oleh lemahnya sumber daya manusia (SDM) pelaku UMKM.
b. Koperasi Program pemberdayaan koperasi yang pernah diikuti masyarakat Kecamatan Manyaran adalah salah satunya program Wonogiri Seribu Koperasi pada tahun 2003, Program tersebut membuat serentak hampir seluruh kelurahan di Kecamatan Manyaran mendirikan badan hukum koperasi RT(Rukun Tetangga) sebanyak 287 koperasi yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonogiri. Selama pelaksanaan program tersebut banyak mengalami kendala yang dihadapi, pendirian koperasi secara masal tersebut menuai permasalahan, pengurus koperasi RT setiap desa dibantu aparatur desa ternyata hanya sekedar mendirikan secara badan hukum saja tanpa mengetahui timbal balik yang diperoleh dari keikutsertaan menjadi anggota koperasi. Hal ini seperti yang di ungkapkan Bapak Dwi selaku Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Wonogiri. “Masyarakat masih sangat awam terhadap perkoperasian, mereka hanya sekedar ikut serta menjadi anggota dan menjalankan kewajiban sebagai anggota, selebihnya tidak mengetahui keuntungan dari seorang anggota dalam sebuah koperasi, dan Anggota yang mempunyai tanggung jawab sebagai pengurus lemah dalam perkoperasian sehingga dalam pengelolaan dan pengaplikasian nilai nilai koperasi tidak secara optimal” Demikian
juga
yang
diungkapkan
oleh
bapak
Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Wonogiri): commit to user
Sudarna(Kabid
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Program seribu koperasi yang telah dilaksanakan pemerintah menuai permasalahan pada tindak lanjut setelah berdirinya koperasi tersebut, pengurus koperasi meski membuat Laporan Pertanggungjwaban (LPJ) setiap tahun namun realitanya secara administrtatif laporan tersebut penyusunannya masih belum memenuhi standar yang ditentukan, sehingga secara pengelolaan manajemen koperasi masih lemah” Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan tentang pemberdayaan koperasi di Kecamatan Manyaran, dapat di simpulkan bahwa kendala dalam program tersebut mengerucut pada SDM(Sumber Daya Manusia) pengelola/pengurus didalam kopersai, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi dan peran koperasi bagi masyarakat.
Pemberdayaan UMKM dan Koperasi di Kecamatan Manyaran tidak serta merta berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Banyak kendala dan rintangan yang dihadapi baik dari masyarakat Manyaran sebagai pelaku UMKM dan koperasi, juga dirasakan oleh instansi pemerintah terkait yang bersinergi didalamnya. Berbagai kendala pemberdayaan UMKM dan Koperasi telah di paparkan diatas. Bentuk tindak lanjut atas kendala tersebut direspon positif oleh Diperindagkop dan UMKM kabupaten Wonogiri. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Dwi selaku Kepala Dinas Diperindagkop dan UMKM kabupaten wonogiri. “Merupakan hal yang wajar mas jika kendala itu terjadi, mengingat warga masyarakat kita masih kurang dalam kemampuan Sumber daya Manusia dari segi pendidikan atau pengetahuan modern manajemen bisnis UMKM dan Perkoperasian. Maka dari itu kita atas nama tim lembaga pemerintah daerah, melakukan penanggulangan atas kendala tersebut .Wujud penanggulangan tersebut berupa program pelatihan dan Seminar/Workshop kepada pelaku UMKM dan Koperasi.” commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Demikian juga diungkapkan oleh bapak Samoyo selaku Kabid Pemberdayaan UMKM dan Koperasi Kecamatan Manyaran. “ Bagi pengrajin industri kerajinan yang mengalami kendala pada permodalan, dari Dinas sendiri ada program pinjaman modal lunak mas, dana itu penyalurannya melalui koperasi RT disetiap kelurahan. Program itu dimaksudkan supaya pelaku UMKM dan Koperasi mampu bangkit kembali”
Bentuk penanggulangan atas kendala pemberdayaan UMKM dan Koperasi pada aspek permodalan juga dilakukan oleh pemerintah dinas kabupaten wonogiri. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sukirman (Kabid bagian UMKM diperindagkop wonogiri) “ Bagi masyarakat pelaku UMKM yang membutuhkan pinjaman dana untuk tambahan modal, dinas memberikan pinjaman Lunak kepada masyarakat, teknisnya penyaluran dana di berikan kepada koperasi RT di masing- masing Kelurahan, Supaya pencairannya dapat dengan mudah dan cepat”.
Berdasarkan data dan informasi dari informan yang diperoleh di lapangan tentang upaya penanggulangan kendala pemberdayaan UMKM dan koperasi di Kecamatan Manyaran, bahwa Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama dengan instansi pemerintah tingkat Kecamatan dan kelurahan melakukan serangkaian program pelatihan/Workshop dan bimbingan dari tahun ke tahun yang di ikuti oleh masyarakat manyaran dan melakukan evaluasi. Kendala UMKM dan Koperasi pada aspek modal juga ditanggulangi oleh Dinas dengan memberikan pinjaman modal secara lunak berupa Hibah melalui koperasi RT di setiap kelurahan Desa Kecamatan Manyaran.
commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pemberdayaan UMKM serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan Kecamatan Manyaran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya bahwa program pemberdayaan yang dilakukan instansi terkait seperti Dinas Diperindagkop dan UMKM kabupaten Wonogiri bekerja sama dengan aparatur Kecamatan dan Kelurahan, mampu memberikan dampak yang berarti bagi masyarakat terutama pada pertumbuhan perokonomian desa. Pemberdayaan UMKM dan koperasi diKecamatan Manyaran terbukti memberdayakan warga masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia. Sebagaitolok ukur wujud terberdayanya masyrakat Kecamatan Manyaran di rumuskan dalam bentuk matrik indikator pemberdayaan. a.
Pemberdayaan UMKM Sebuah proses pemberdayaan dapat dikatakan berhasil diukur dengan melihat beberapa indikator yaitu: 5) Proses pembuatan keputusan dalam masyarakat. 6) Dalam kegiatan, apakah sudah mengakomodasi untuk menentukan lokasi, manfaat, peluang, pengelolaan 7) Perubahan pembagian peran produktif dan reproduktif. 8) Ditingkat kebijakan harus dapat dipastikan bahwa kebijakan baru mengandung keadilan gender. commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, dapat dirumuskan Matrik pemberdayaan UMKM disajikan pada tabel 4.15 berikut: Tabel 4.15 Matrik Indikator Pemberdayaan UMKM No
Indikator Pemberdayaan
1
Proses
Kondisi dilapangan
Pembuatan Seorang ayah merupakan kepala dalam keluarga
Keputusan
dan sekaligus memimpin industri yang bertugas menentukan kebijakan terhadap usaha tersebut, namun tidak menutup kemungkinan anggota kelurga (anak,istri,sodara) ikut serta dalam membantu proses produksi dan pemasarannya.
2
Dari sudut pandang keberadaan atau
Mengakomodasi penentuan
sejarah
lokasi, berdirinya industri, warga masyarakat Manyaran
manfaat, peluang dan
sendiri sudah sejak lama berprofesi sebagai
pengelolaan. pengrajin jauh sebelum diadakannya program dari pemerintah. Dan keberadaan UMKM yang ada dikecamatan manyaran memberikan manfaat baik secara internal maupub eksaternal. 3
Pembagian produktif reproduktif.
peran Industrri kerajinan “Tatah Sungging” sangat dan ditentukan oleh Skill (ketrampilan) manusia sebagai pengrajin. Manusia (pengrajin) berperan penuh dalam menghasilkan produk. commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setiap
pengrajin
secara
turun
menurun
mewariskan Skill(ketrampilan) yang dimiliki kepada
anak,cucu
dan
keluarga.
Sehingga
ketrampilan masyarakat menatah wayang sulit untuk punah 4
Pengambilan
Desa Karang
Lor Kecamatan Manyaran,
keputusan
merupakan sentra industri kerajinan anyaman
mengandung keadilan bambu. Setiap rumah/pengrajin anyaman bambu gender(kesetaraan).
selalu mengoptimalkan tenaga manusia baik perempuan maupun laki-laki. Sehingga dalam pengambilan kebijakan/keputusanpun tidak di dominasi oleh kaum laki-laki saja, melainkan perempuan justru lebih berperan.
Pada matrik pemberdayaan diatas, menunjukkan kondisi dilapangan merupakan wujud pencapaian atas indikator sebagai tolok ukur bahwa masyarakat Kecamatan Manyaran sudah berdaya dalam pengelolaan UMKM. Wujud terberdayanya masyarakat merupakan hasil program-program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan. Pertumbuhan ekonomi pedesaan dapat diukur indikator sebagai berikut: a. Peningkatan kualitas SDM(Sumber Daya Manusia) b. Kelembagaan Masyarakat c. Tersedianya fasilitas/sarana Produksi d. Akses Modal Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, dapat dirumuskan Matrik indikator pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran yang disajikan pada tabel 4.16 berikut: Tabel 4.16. Matrik Indikator Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan No 1
Indikator
Kondisi dilapangan
Peningkatan kualitas
Jumlah penduduk menurut pendidikan yang
SDM(Sumber Daya
ditamatkan, pada tahun ke tahun mengalami
Manusia)
peningkatan, jumlah penduduk yang tidak tamat SD
semakin
berkurang
dan
meningkatnya
penduduk lulusan perguruan tinggi. 2
Kelembagaan
Lembaga masyarakat yang berada di tingkat Desa
Masyarakat
adalah koperasi RT(Rukun Tetangga), koperasi serba usaha dan KUD (Koperasi Unit Desa) merupakan biro akses informasi bagi masyarakat Kecamatan Manyaran commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3
Tersedianya
Bahan baku sebagai faktor produksi industri
Fasilitas/Sarana
UMKM di Kecamatan Manyaran memanfaatkan
Produksi
SDA (sumber daya alam) yang tersedia di alam sekitar. Penggunaan sarana transportasi antar pedesaan, sebagai fasilitas industri UMKM dalam memperoleh bahan baku dan pemasaran juga mengalami peningkatan. Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat yang memiliki usaha armada transportasi seperti truk, Colt diesel dll.
4
Akses Modal
Industri Manyaran
UMKM
yang
mayoritas
ada
di
Kecamatan
memanfaatkan
peran
Koperasi sebagai akses sumber permodalan. Kemudahan dalam memperoleh informasi dan persyratan permohonan modal kepada koperasi berdampak positif kepada masyarakat pelaku industri UMKM. Presentase kredit modal UMKM juga ditunjukkan oleh LKM(Lembaga Keuangan Mikro) di kabupaten wonogiri.
commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Matrik
teori pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi pedesaan
disajikan pada tabel 4.17 berikut ini: Tabel 4.17 Teori Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Kecamatan Manyaran No
Teori faktor
Kondisi
Pertumbuhan
dilapangan
Ekonomi Desa 1
Teori Basis Ekonomi Permintaan pasar akan hasil produk UMKM (Economic Theory)
Base Kecamatan Manyaran dari daerah lain sudah ada, bahkan untuk produk tertentu sampai ke tingkat internasional(ekspor).
2
Teori Lokasi
Tersedianya bahan baku untuk menunjang proses produksi industri UMKM di kecamatan manyaran, tersedia secara alami dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat setempat.
3
Teori Tempat Sentral Ada beberapa Desa di Kecamatan Manyaran yang (Central
Place menjadi Pemukiman(sentra) industri kerajinan
Theory)
produk tertentu, yaitu Desa Kepuhsari dan Punduhsari sebagai pengrajin wayang kulit dan rancakan gamelan.
4
Teori Kumulatif
Kausasi Adanya kesenjangan antar desa di Kecamatan Manyaran, yang diakibatkan persaingan pasar commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan permintaan produk hasil Industri UMKM dikecamatan Manyaran sebagai proses sosial masyarakat, 5
Model daya tarik
Pemerintah
maupun
swasta
memberikan
bantuan/subsidi berupa pinjaman modal secara lunak
kepada
Kecamatan
pelaku
ibdustri
Manyaran
UMKM
sebagai
di
wujud
pemberdayaan masayarakat.
c.
Analisa Data Cluster Dan Multidimention Scalling Pemberdayaan UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pedesaaan. Berdasarkan analisa data yang telah disajikan di bab sebelumnya, bahwa pemberdayaan dan persebaran UMKM di Kecamatan Manyaran dikelompokkan dengan teknik cluster dan Multidimensional Scaling. Berdasarkan hasil uji analisis bahwa persebaran UMKM di Kecamatan Manyaran terbagi menjadi 3 cluster (kelompok). Cluster 1 meliputi Rancak Gamelan, Mebel, Lukis Kaca, Ukir, Kerajinan kulit, Gamelan, Wajan, Batako, Jamu Genhong, Kakao, Tape, Kripik Pisang, Karak, Emping Mlinjo, Intip, Tahu, Sangkar Burung; Cluster 2 Meliputi Wayang; Cluster 3 meliputi Anyaman Bambu. Berdasarkan hasil uji Multidimensional Scaling UMKM Wayang, Rancak gamelan, Kerajinan Kulit, Anyaman Bambu, Sangkar burung, Mebel, Ukir, Gamelan, adalah jenis UMKM yang memberikan dampak dominan terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaaan di Kecamatan Manyaran. Karena berdasarkan commitUMKM to user tersebut memilki posisi Paling uji Stimulus Coordinat Dimensional
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendekati dengan angka dimensi. Artinya UMKM tersebut memiliki kemiripan tingkat ketersedian Bahan Baku, Keahlian Masyarakat, Permintaan pasar dan Omset pada UMKM tersebut.
2. Kendala pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran serta cara mengatasinya. a. UMKM Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, dapat dirumuskan Matrik Kendala pemberdayaan UMKM di Kecamatan Manyaran yang disajikan pada tabel 4.18 berikut: Tabel 4.18. Matrik Kendala Pemberdayaan UMKM No
Aspek Permasalahan
1
Permodalan
Keterangan Di lapangan Pelaku UMKM di Kecamatan Manyaran belum mampu menyiapkan cadangan modal jika terjadi kenaikan harga bahan baku.
2
SDM (Sumber Daya
Latar belakang pendidikan para pelaku UMKM
Manusia)
yang masih rendah sehingga menyebabkan kedangkalan dalam manajemen pengelolaan UMKM.
3
Segmentasi Pasar
Selain
strategi
pemasaran
yang
kurang,
pengemasan produk yang masih tradisional menjadi keterbatasan dan kendala pada industri UMKM di Kecamatan Manyaran. commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kendala yang dihadapi pelaku UMKM di Kecamatan Manyaran mendapat respon positif dari instansi pemerintah terkait. Ada beberapa Aspek yang menjadi permasalahan dalam pengelolaan UMKM, maka dilakukan penganggulangan yang sesuai juga dalam pelaksanaanya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan sebelumnya, bentuk upaya penanggulangan yang dilakukan sebagai berikut: 1. Pada aspek lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku UMKM, Dinas UMKM dan koperasi daerah menanggulangi hal tersebut dengan mengadakan berbagai program pelatihan dan workshop kepada pelaku UMKM, dengan harapan masyarakat dapat belajar bagaimana pengelolaan UMKM yang baik. 2. Pada Aspek lemahnya Modal yang dimiliki oleh Pelaku UMKM, pemerintah bekerja sama dengan Kecamatan memberikan pinjaman modal secara lunak berupa hibah kepada pelaku UMKM melalui Koperasi RT setiap Kelurahan. Harapannya koperasi juga ikut serta berupaya sebagai perantara penjualan produk-produk hasil UMKM 3. Pada aspek pemasaran produk hasil industri UMKM, dinas selalu mengadakan pelatihan dan workshop tentang bagaimana strategi pemasaran dan pengemasan produk yang baik. Dinas mengadakan kegiatan pameran produk UMKM tingkat kabupaten sebagai bentuk kegiatan pelatihan promosi yang dilakukan oleh pelaku industri UMKM. 4. Pemerintah Dinas selalu mengadakan Lomba koperasi se-kabupaten setiap tahun dalam rangka memperingati hari koperasi Indonesia. Dengan harapan commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masayarakat pelaku anggota koperasi RT mampu memahami prinsip-prinsip koperasi. Berdasarkan analisa data yang dikelompokkan ke dalam sebuah matrik di atas, dapat di tarik sebuah keterkaitan antara pemberdayaan UMKM sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran. Hubungan keterkaitan pemberdayaan UMKM sebagai upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran digambarkan pada gambar 4.5 berikut: Pemberdayaan UMKM
Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Keterangan:
Gambar.4.5 Keterkaitan antar variabel
commit to user
Dipengaruhi Mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Pemberdayaan UMKM serta dampaksnya terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran. a. Pemberdayaan UMKM dan Koperasi di Kecamatan Manyaran mampu memberdayakan potensi Sumber Daya Alam. Hasil uji Analisis Multidimensional Scaling dan Cluster menunjukkan ada 3 cluster (Kelompok) persebaran UMKM yang mempuyai faktor-faktor dan memberikan dampak dominan terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaaan di Kecamatan Manyaran. Cluster 1 adalah kelompok UMKM yang memberikan dampak tinggi, Cluster 2 adalah kelompok UMKM yang memberikan dampak sedang, Cluster 3 adalah kelompok UMKM yang memberikan dampak sedang. Setiap
cluster mempunyai faktor yang
berbeda dengan cluster lainnya yang ditunjang dari bahan baku, skill (kemampuan) yang diperlukan, pemasaran dan hasil penjualan produk. 2.
Kendala Pemberdayaan UMKM di Kecamatan Manyaran serta cara mengatasinya. a. Hasil analisis data dilapangan dengan matrik menunjukkan bahwa pelaku UMKM belum mampu menyiapkan cadangan modal jika terjadi kenaikan harga bahan baku, latar belakang pendidikan pelaku UMKM yang masih rendah
sehingga
menyebabkan kedangkalan commit to user
107
dalam
manajemen
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengelolaan UMKM, dan strategi pemasaran serta pengemasan produk yang masih tradisional. Maka terdapat kendala/permasalahan dalam pemberdayaan UMKM dan Koperasi di Kecamatan Manyaran. Sebagai upaya mengatasi kendala tersebut Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama dengan instansi pemerintah tingkat Kecamatan dan kelurahan melakukan serangkaian program pelatihan/workshop dan bimbingan dari tahun ke tahun yang di ikuti oleh masyarakat manyaran dan melakukan evaluasi. Pada aspek modal, Dinas memberikan hibah pada koperasi RT setiap kelurahan sebagai modal pinjaman lunak kepada pelaku UMKM. Melalui koperasi segala aspek permasahan pengelolaan industri UMKM dapat di diskusikan oleh masyarakat untuk mencari solusinya. Instansi pemerintah
melalui
koperasi
memberikan
pembinaan
dengan
menghadirkan tenaga profesional baik dari lembaga perguruan tinggi maupun profesi lainnya kaitannya manajemen industri UMKM. Pada aspek pemasaran produk UMKM, koperasi berupaya bekerja sama
sebagai
pelaksana
penuh
pemasaran.
Koperasi
sebagai
perantara/penyalur informasi pemesanan produk dan penyedia sarana produksi berupa alat/mesin kepada pelaku industri UMKM. Melalui pelatihan dan workshop pelaku industri UMKM diberikan strategi pemasaran, pengemasan produk, promosi.
commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Implikasi 1. Potensi pada suatu daerah jika dikelola dan dikembangkan dengan baik, akan memberikan dampak dalam berbagai bidang kepada masyarakat. Potensi masyarakat yang sudah ada merupakan keunggulan suatu daerah yang belum tentu dimiliki oleh daerah lain. Skill (kemampuan) merupakan modal awal suatu masyarakat untuk medirikan sebuah UMKM sehingga mampu menghasilkan produk yang mempunyai nilai jual di pasar. UMKM yang sudah mampu berdiri dan memiliki pasar, secara tidak langsung akan mempengaruhi masyarakat sekitar untuk berupaya melakukan hal yang sama sehingga terbentuk suatu lingkungan industri UMKM dalam menghasilkan produk yang sejenis. Perubahan yang terjadi di masyarakat tersebut dapat dikatakan sebagai pemberdayaan. Masyarakat dalam mengelola industri UMKM perlu kerja sama dengan beberapa intansi terkait. Peran instansi dan lembaga ikut serta menjadi faktor penentu keberhasilan industri UMKM. Lembaga pengkreditan sebagai penyedia kredit kepada UMKM melalui koperasi. Lembaga pengkreditan hanya berhubungan langsung dengan koperasi dan pengusaha. Kredit disalurkan melalui koperasi di pedesaan yang sudah mempunyai bentuk usaha apakah dalam bentuk agribisnis maupun agroindustri atau usaha lainnya. Koperasi mengajukan kredit untuk modal kerja bagi anggota (UMKM) dan modal kerja bagi koperasi itu sendiri. Keterlibatan pihak pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat pedesaaan melalui pengembangan UMKM diharapkan hanya sebatas pembuat kebijakan dan pembinaan. Kebijakan commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyangkut dengan ketentuan dan peraturan administrasi perkoperasian dan UMKM. Pembinaan diberikan kepada koperasi dan pelaku industri UMKM tentang manajemen pengelolaan dan penanggulangan masalah. Instansi dinas dalam melakukan pembinaan dan penanggulangan masalah industri UMKM dan koperasi dapat memakai tenaga profesional dari luar, baik dari lembaga perguruan tinggi maupun profesi lainnya.
2. Terbentuknya cluster (kelompok) industri UMKM berdasarkan jenis bahan baku dan produk yang dihasilkan, akan berdampak pada kebijakan yang diambil oleh instansi terkait. Dampak yang timbul dengan diketahuinya cluster(kelompok) industri UMKM, akan memudahkan dalam melihat berapa besar pengaruh industri UMKM terhadap perekonomian desa serta memudahkan bagaimana bentuk pembinaan yang sesuai kepada pelaku industri UMKM. Untuk mencapai skala pertumbuhan ekonomi pedesaan yang rendah, sedang dan tinggi, perlu mengacu pada Cluster (kelompok) industri UMKM. Pada cluster UMKM yang berdampak pertumbuhan ekonomi tinggi, perlu adanya informasi yang mengarah pada perluasan pasar ekspor dan pengawasan kwalitas produk. Pada cluster UMKM yang berdampak ekonomi sedang perlu penguatan melalui serangkaian program, workshoop dan bimbingan bekala. Pada Cluster UMKM yang berdampak ekonomi rendah perlu dilakukan percepatan (acceleracy).
commit to user
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Implementasi di Bidang Pendidikan UMKM
yang
dijalankan
masyarakat
umumnya
mengembangkan
kreativitas keahlian masyarakat daerah, serta memanfaatkan sumber daya alam menjadi produk yang bernilai jual. Berdasarkan simpulan dan implikasi sebelumnya, Implementasi dalam bidang pendidikan pada penelitian ini adalah Sekolah dapat mengajarkan
kepada siswa pada mata pelajaran pendidikan
kewirausahaan tentang manajemen pengelolaan UMKM yang dikutsertakan menjadi mata pelajaran/mata kuliah di sekolah dan perguruan tinggi. Keberadaan UMKM di sekitar dapat mempermudah sekolah dalam rangka pengadaan sarana pendidikan pada mata pelajaran kesenian jawa seperti gamelan, wayang kulit, dan lain-lain. Masyarakat sebagai pelaku UMKM dapat memberikan pelatihan bagi siswa yang berminat sebagai bekal keahlian setelah lulus sekolah sehingga siap menjadi lulusan yang terdidik dan mandiri. Kegiatan pelatihan kepada siswa dapat di lakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun intrakurikuler sekolah. Keberadaan UMKM juga berperan membentuk lingkungan yang dapat mempengaruhi siswa pada saat di masyarakat untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian. Adanya UMKM dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa/mahasiswa dalam melakukan penelitian terutama tentang berbagai masalah UMKM di masyarakat. Merupakan sebuah peluang bagi peserta didik yang memiliki gagasan untuk mengembangakan dan melakukan inovasi manajemen UMKM dan koperasi yang sudah ada melalui sebuah penelitian. commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Kepada Instansi Dinas Koperasi dan UMKM a. Lebih menggalakkan lagi terhadap pemberdayaan UMKM sehingga mencapai tujuan yang maksimal. b. Meningkatkan sistem pengawasan dan pembinaan industri UMKM.
2.
Kepada Pelaku Industri UMKM a. Pelaku industri UMKM hendaknya lebih antusias lagi dalam mengikuti program pemberdayaan dari pemerintah baik secara teknis maupun non teknis. b. Pelaku industri UMKM hendaknya lebih menigkatkan kualitas produknya sehingga mampu diandalakan dibanding hasil produk daerah lain.
3.
Kepada Peneliti Lain a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian sejenis, terutama penelitian mengenai pemberdayaan UMKM dan Koperasi. b. Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini dengan mengubah atau menambah antecedent pertumbuhan ekonomi pedesaan, selain itu dapat juga dilakukan studi lanjut pada skala yang lebih luas.
commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Agyapong, D. 2012. Micro, Small and Medium Enterprises` Activities, Income Level and Poverty Reduction in Ghana–A Synthesis Of Related Literature. International Journal of Business and Management.Vol.5 No.12, (Pp 196 – 197). Abadi, M. dan Chegini, M. G. 2013. Process of Employee Empowerment, Kwait Chapter of Arabian Journal of Business and Management Review. Vol.2 No.11 (Pp 76 – 77). Aremu, M. A. dan Adeyemi, S. L. 2011. Small and Medium Scale Enterprises as A Survival Strategy for Employment Generation in Nigeria. Journal of Sustainable Development. Vol.4 No.1, (pp 200 – 206). Arsyad, L. 2010. Ekonomi Pembangunan, Edisi ke lima, Penerbit UPP STIM YKPN Yogjakarta. Adiningsih, S. 2003. Regulasi dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. http://64.226.64.234/english/pdf/baliseminar/Regulasi%20dalam%20revita lisasi%20-%20sri%20adiningsih.pdf, 21 Januari 2013. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta. Astawa, D. dan Nengah, I. 2007. Pemberdayaan UKM dan Koperasi di Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi/Tahun XXI, No.01, Maret 2007 (pp:78-95). Cakar, N. D. dan Erturk, A. 2010. Comparing innovation Capbility of small and Medium–Sized Enterprises: Examining the Effects of Organizational Culture and Empowerment, Journal of small Business Management. Vol.3 No.48, (Pp 325 – 359) Coffey, A. dan Athinson, P. 1994. Occupational Socialization and Working Lives. Aldershot: Avebury. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Deperindag KUKM). 2008. Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Industri dan UKM. www.dephut.go.id/Halaman/PP/PP_38_07/Koperasi_UKM.pdf, 10 Januari 2013. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
114 digilib.uns.ac.id
Dwidjowijoto, R. dan Wrihatnolo, R. 2007. Manajemen pemberdayaan sebuah pengantar dan panduan untuk pemberdayaan masyarakat. Jakarta: PT Elexmedia Komputindo Gramedia. Ermawati, 2010. Analisis Pusat Pertumbuhan Ekonomi Pada Tingkat Kecamatan Di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Surakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret. Ginnodo, B. 1997. The Power Of Empowerment: What The Experts Say and 16 Actionable Case Studies. Garg, A. K. Dan Erich, V. W. 2012. Succession Planning And Its impact on the Performance of small Micro Medium Enterprises Within the Manufacturing Sector in Johannesburg. International Journal of Business and Management. Vol.7, No.9, (Pp 97- 97). Husen, A. 2006. Strategi Penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (ed. Ahmad Erani Yustika). Perekonomian Indonesia. Malang: Bayumedia Publishing. Herath, J. dan Gebremedhin, T. 2012. “An Analysis of Farming in the Rural Economic Development of west Virginia” Journal Of Agricultural Science And Technology. Vol.2 No.11 ( Pp 848 – 855 ) Sutopo. H. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta: Sebelas Maret University Press. Kambewa, P. dan Tekere, M. 2007. The impact of economic partnership agreements on micro, small and medium sized enterprises in Malawi. International Journal Conference on E-business. Vol.3 No.5 ( pp 21-28 ) Karsidi, R. 2007. Pemberdayaan Masyarakat Untuk Usaha Kecil dan Mikro.(Pengalaman Empiris di Wilayah Surakarta Jawa Tengah). Jurnal Penyuluhan. Vol.3 No.2 ( Pp 137-138). Kartasasmita, G. 1996. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui Kemitraan Guna Mewujudkan Ekonomi Nasional yang Tangguh dan Mandiri. www.ginandjar.com, 1 Januari 2013 Primiana, I. 2011. Mengembangkan Alternatif Pembiayaan Dan Pemasaran UKM.http://bisnis-jabar.com/berita/mengembangkan-alternatifpembiayaan-dan-pemasaran-ukm.html, 1 Februari 2013 Abdullah, I. 2004. Berbagai MasalahYang Dihadapi Oleh Usaha Simpan Pinjam commit to user Koperasi Sebagai Lembaga Keuangan Mikro.
perpustakaan.uns.ac.id
115 digilib.uns.ac.id
http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2024/ismeth.htm, 27 Desember 2013@. Simatauw, M. 2001. Gender dan Pengelolaan sumber daya alam: Sebuah Panduan Analisis. NTT :Yaysan PIKUL(Penguatan Institusi dan Kapasitas Lokal). Mardikanto, T. 2010. Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat, Sebelas Maret University Press, Surakarta. Moleong, L. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Dewangga, N. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Corporate Social Responsibility. Sebelas Maret University Press, Surakarta. Njanja, W. L. dan Pelissier, R. 2010 An Investigation Into the Effect of Management Factors on Performance Of ( Micro,Small and Medium Enterprises) in Kenya, International Journal of Business and Management. Vol.5,No.11,(Pp 67). Newbery, R. dan Bosworth. G. 2010. Home – based business sectors in the rural economy, International Journal of society and Business Review, Emerald Group Publishing Limited. Vol.5 No.2, ( pp 183 – 197 ). Rifa`i, Bachtiar. 2013. Efektifitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Krupuk Ikan dalam Program Pengembangan Labsite Pemberdayaan masyarakat Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Kebijakan dan Manjemen Publik. Vol.1, No.9, ( Pp 130- 136 ). Rudjito. 2003. Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Otonomi Daerah Guna Menggerakkan Ekonomi Rakyat dan Menanggulangi Kemiskinan Kemiskinan: Studi Kasus Bank Rakyat Indonesia. Jurnal Keuangan Rakyat Tahun II, No 1, Maret 2003. Jogjakarta. Samitowska, W. 2011. Barrier of The Development of Entrepreneurship Demonstrated By Micro, Small And Medium enterprises in Poland. International Journal of Recent Issues in Economic Development.Vol.4 No.2 ( pp 42 – 49 ). Suwondo, K. 2002. Perubahan Pola Pemerintahan dan Kepemimpinan Lokal. Salatiga: Forsa Pustaka. commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Suharto, E. 2005. Pembangunan Kebijakan sosial dan pekerja sosial: Spektrum Pemikiran. Lembaga Study Pembangunan STKS. Bandung. Supranto, J. 2010. Analisis Multivariat arti dan Interpretasi. Rineka Cipta, Jakarta. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. Suarja,
W. 2007. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui Program Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Usaha Menengah. Samarinda: Konvensi Nasional Media Massa Se-Indonesia.
Zuhal, 2010. Knowledge and Innovation Platform Kekuatan Daya Saing. Jakarta: Gramedia.
commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LAMPIRAN 1 Perijinan Penelitian
commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kepada Yth: Bapak/Ibu / Saudara Informan Penelitian Di Tempat
Dengan Hormat , Yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Pasca Sarjana, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Nama : Supriyono Nim : S 991 20 20 14 Alamat : Klampok RT 03 RW 09 Pulutan Wetan Wuryantoro,Wonogiri Sedang melaksanakan Penelitian yang berwudul “ PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN KOPERASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERTUBUHAN EKONOMI PEDESAAN PADA MASYARAKAT KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI” untuk keperluan penyelesaian tesis, memohon kesediaan bapak/ibu/saudara untuk menjadi informan dan berkenan menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Atas kesediaanya dan bantuannya, saya haturkan terimakasih, sebagai suatu penelitian ilmiah, kerahasiaan indentitas informan akan tetap kami jaga. Surakarta, 28 Maret 2014 Peneliti
Supriyono,S.pd
commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LAMPIRAN 2 Hasil Pengumpulan Data
commit to user
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PEDOMAN WAWANCARA PEMBERDAYAAN 1. Proses pembuatan keputusan 2. Akomodasi Lokasi, Manfaat, Peluang, dan Pengelolaan 3. Pembagian Peran Produktif dan Reproduktif 4. Pengambilan Keputusan Mengandung Keadilan Gender Matrikulasi Pedoman wawancara: No Indikator 1 Proses pembuatan keputusan
a. b.
c. 2
Akomodasi Lokasi, Manfaat, Peluang, dan Pengelolaan
a. b. c. d.
3
4
Pembagian Peran Produktif dan Reproduktif
Pengambilan Keputusan Mengandung Keadilan Gender
a.
b. a.
b.
commit to user
Petanyaan Siapa yang menjadi pemimpin industri UMKM? Bagaimana dalam pengambilan keputusan pengelolaan industri UMKM? Keputusan/kebijakan apa yang biasa dilakukan? Kenapa Lokasi industri UMKM berada di sini? Apa manfaat industri UMKM baik secara intern dan ekstern? Bagaimana pengelolaan industri UMKM? Dengan adanya Industri UMKM, peluang apa yang diperoleh masyarakt? Apakah dalam pengelolaan industri UMKM terdapat pembagian kerja berdasarkan bidang dan keahlian? Jika ada, seperti apa? Apakah selain pemimpin industri (istri,anak,sodara)UMKM bisa ikut menentukan keputusan? Siapakah yang memasarkan produk hasil industri UMKM?
126
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama :Khomari Umur :57 th Bagian : Pelaku UMKM Rancak Gamelan Jabatan : Pemilik UMKM Variabel : Identifikasi Pemberdayaan No Indikator Petanyaan Jawaban 1 Proses pembuatan a. Siapa yang menjadi pemimpin Yang memimpin ya saya sendiri mas, sebagai kepala keluarga keputusan industri UMKM? sekaligus juga yang memimpin usaha ini.
b. Bagaimana dalam pengambilan keputusan pengelolaan industri UMKM?
Semua keputusan tentang industri ini ya saya mas yang memutuskan.
c. Keputusan/kebijakan apa yang biasa dilakukan?
Yaa,,,biasanya masalah menentukan jumlah harga jual produk itu yang memutuskan saya mas, tapi kalu pas saya sedang pergi dan ada orang yang membeli sebelumnya saya sudah berpesan dengan tukang saya jumlah harga produk masing-masing. Nant kl belum jelas tak suruh telp.
127
2
Akomodasi Lokasi, Manfaat, Peluang, dan Pengelolaan
a. Kenapa Lokasi industri UMKM berada di sini?
b. Apa manfaat industri UMKM baik secara intern dan ekstern?
c. Bagaimana pengelolaan industri UMKM?
Dulu itu sejarahnya, banyak warga desa sini yang bekerja disolo menjadi pengrajin rancak gamelan mas, trus pulang kembali ke kampung dan mendirikan sendiri usaha rancaka gamelan. Akhirnya banyak warga sini yang mendirikan usaha rancakan gamelan. Kebetulan rumah saya di pinggir jalan jadi hasil produk saya ya Cuma dipajang ddpan rumah sudah terkihat dari jalan, supaya nant mudah kalau ada yang mau membeli rancak gamelan. Manfaatnya besar sekali mas, setidaknya para pengrajin disini dapat menambah penghasilan keluarga masing masing meskipun tidak dalam jumlah yang besar. Kemudia warga sini junga terkenal menjadi suatu desa pengrajin rancak gamelan.
Pengelolaan industri ini, ya dikelola oleh pemilik industri masing masing mas.
128
d. Dengan adanya Industri UMKM, peluang apa yang diperoleh masyarakat?
3
Pembagian Peran Produktif dan Reproduktif
4
Pengambilan Keputusan Mengandung Keadilan Gender
a. Apakah dalam pengelolaan industri UMKM terdapat pembagian kerja berdasarkan bidang dan keahlian?
Yang jelas mengurangi penggangguran di desa sini mas, karena kalau ada remaja yang sudah lulus sekolah biasanya langsung menjadi tukang(pengrajin) industri rancak gamelan.
Iya jelas ada mas, karena setiap tukang memiliki bagian pekerjaan tertentu dalam membuat produk.
b. Jika ada, seperti apa?
Biasanya ada tukang yang bagian pengukiran, dan juga ada yang bagian finishing.
a. Apakah selain pemimpin industri (istri,anak,sodara)UMKM bisa ikut menentukan keputusan?
Biasanya istri saya yang saya pesenin kalau pas saya pergi, tentang memutuskan harga jual produk kalau ada pembeli yang menawar harga.
129
b. Siapakah yang memasarkan produk hasil industri UMKM?
Yang memasarkan ya saya sendiri dibantu keluarhga mas, terkadang malah dari pelanggan yang sudah lama malah menyampaikan ke orang-orang, jadi mereka langsung datang sendiri kesini mas.
Refleksi: Menurut bapak Khomari bahwa pembuatan keputusan di industri rancak gamelan dipimpin langsung oleh satu orang yaitu Pemilik industri itu sendiri, serta adanya industri rancak gamelan tersebut memberikan dampak dan peluang bagi masyarakat manyaran sendiri, dalam proses pembuatan produk mengandung pembagian peran produktif sesuai dengan bagian keahlian(skill). Pengambilan keputusan kaitannya tentang industri tersebut mayoritas dilakuakn langsung oleh laki-laki sekaligus sebagai kepala rumah tangga, namun tdak menutup kemungkinan seorang istri juga dapat membantu.
130
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Ibu Sumarni Umur : 37 th Bagian : Pelaku UMKM wajan penggoreng (almunium). Jabatan : Kepala Produksi Variabel : Identifikasi Pemberdayaan No Indikator Petanyaan Jawaban 1 Proses pembuatan a. Siapa yang menjadi pemimpin Yang memimpin industri wajan ini ya saya sendiri mas...tapi keputusan industri UMKM? juga dibantu dengan suami saya.
b. Bagaimana dalam pengambilan keputusan pengelolaan industri UMKM?
Kalau pengambilan keputusan semuanya terpusat pada saya..
c. Keputusan/kebijakan apa yang biasa dilakukan?
iya semuanya mas..misale jumlah kulakkan bahan baku, berapa jumlah yang mau diproduksi, pemasaran dan pendistribusian ke pelanggan.
131
Akomodasi 2 Lokasi, a. Kenapa Lokasi industri UMKM Manfaat, Peluang, berada di sini? dan Pengelolaan
Alasan kenapa lokasi industrinya disini karena, pertama upah tenaga kerja disini tidak semahal yang dikota, kemudian dekat dengan bahan baku jadi ngirit biaya, tenaga ahli pembuat wajan juga sebagian besar dari warga sini.
b. Apa manfaat industri UMKM baik secara intern dan ekstern?
Kalau bagi diri saya sendiri yang jelas manfaatnya, saya berupaya untuk mengolah limbah aluminium menjadi bahan baku dan diolah menjadi wajan. Dan juga bagi masyarakat selain manyaran untuk membeli wajan tidak perlu jauh-jauh. Disini sudah ada industrinya.
c. Bagaimana pengelolaan industri UMKM?
Mengelolanya industri ini sudah 15 tahun lamanya, dari tahun ke tahun kami belajar dengan para pengrajin yang ada di luar daerah seperti klaten, jogja dll
d. Dengan adanya Industri UMKM, peluang apa yang diperoleh masyarakat?
Masyarakat di sekitar sini akan mendapatkan peluang pekerjaan sebagai tukang/pembantu dalam proses industri wajan.
132
Pembagian 3 Peran Produktif dan Reproduktif
a. Apakah dalam pengelolaan industri UMKM terdapat pembagian kerja berdasarkan bidang dan keahlian?
b. Jika ada, seperti apa?
Pengambilan 4 Keputusan Mengandung Keadilan Gender
Iya, ada..
yang bagian nyetak sendiri, yang bagian bubut, memoles dan finishing serta pemasaran. Partner saya yang ada dijakarta khusus memasarkan hasil industri ini
a. Apakah selain pemimpin industri Bisa,termasuk suami biasanya juga ikut mengambil keputusan (istri,anak,sodara)UMKM bisa ikut mengenai taksiran jumlah barang yang akan diproduksi dan menentukan keputusan? jumlah bahan baku, kalau harga biasanya saya sendiri.
133
b. Siapakah yang memasarkan produk hasil industri UMKM?
Yang memasarkan produk ini sebagian besar dikirim kejakarta hampir 60 % jumlah produksi dikirim untuk dipasarkan. Disana ada partner saya yang khusus memasarkan di jakarta.
Refleksi: Meurut ibu sumarni salah satu pengrajin industri wajan bahwa pengambilan keputusan mutlak dilakukan oleh pemilik industri, seperti jumlah barang yang akan diproduksi, jumlah pemebelian bahan baku dan pemasaran. Pemilihan lokasi industri didasarakan atas faktor tersedianya bahan baku, skill masyarakat yang mendukung proses produksi dan biaya produksi yang lebih murah dibanding daerah lain. Dampak yang diberikan pada masyarakat adalah mengurangi pengangguran, mengembangkan kreativitas dan mengolah limbah sebagai bahan baku. Ada pembagian peran/tugas yang jelas pada proses produksi. Jangkauan pemasaran dilakukan hingga luar kota dan provinsi.
134
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Sasmoyo Umur :42 Bagian :Kecamatan Manyaran Jabatan : Kabid Pemberdayaan UMKM Variabel : Identifikasi Pemberdayaan No Indikator Petanyaan Jawaban 1 Proses a. Siapa yang menjadi pemimpin Biasanya yang menjadi pemimpin dalam industri UMKM yang pembuatan industri UMKM? ada di Kecamatan Manyaran dipimpin langsung oleh keputusan pemiliknya.
b. Bagaimana dalam pengambilan keputusan pengelolaan industri UMKM?
Kaitannya pengambilan keputusan dalam pengelolaan UMKM juga otomatis dari pemilik langsung.
c. Keputusan/kebijakan apa yang biasa dilakukan?
Biasanya ya berkaitan tentang harga jual produk, jumlah produk yang dihasilkan, dan jumlah perolehan bahan baku yang dibutuhkan.
135
2
Akomodasi Lokasi, Manfaat, Peluang, dan Pengelolaan
a. Kenapa Lokasi industri UMKM berada di sini?
Lokasi industri UMKM yang ada di kecamatan manyaran, dilatarbelakangi karena masyarakat memiliki potensi skill(kemampuan) untuk menghasillkan produk, dan tersedianya sumber daya alam sebagai bahan baku industri UMKM.
b. Apa manfaat industri UMKM baik secara intern dan ekstern?
Manfaat secara intern adanya industri UMKM adalah masyarakat kecamatan manyaran sendiri akan tergali dan terberdayakan potensi daerah baik skill maupun bahan baku.
c. Bagaimana pengelolaan industri UMKM?
Pengelolaan yang dilakukan oaleh pelaku industri UMKM, memang awalnya masih otodidak dan dibantu pembinaan oleh dinas sehingga ada arahan yang sifatnya berkala kepada pelaku UMKM.
136
d. Dengan adanya Industri UMKM, peluang apa yang diperoleh masyarakat?
Pembagian 3 Peran Produktif dan Reproduktif
a. Apakah dalam pengelolaan industri UMKM terdapat pembagian kerja berdasarkan bidang dan keahlian?
b. Jika ada, seperti apa?
Masyarakat kecamatan manyaran akan terserap tenaga kerjanya untuk ikut serta dalam pemberdayaan industri UMKM, sehingga kreativitas dan kemampuan untuk jumlah pendapatan keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam pengelolaanya sebagian besar UMKM yang ada dikecamatan manyaran ada pembagian kerja dalam menghasilkan produk, namun juga ada bebrapa UMKM yang tidak perlu pembagian kerja disebabkan karena untuk mennghasilkan satu produk hanya membutuhkan satu orang saja. Contohnya pada industri kerajinan tatah sungging wayang, itu ada bagian orang yang menatah sendiri, ada yang bagian mengecat sendiri, ada bagian yang memasang gapit sendiri, dan lain-lain.
137
Pengambilan 4 Keputusan Mengandung Keadilan Gender
a. Apakah selain pemimpin industri (istri,anak,sodara)UMKM bisa ikut menentukan keputusan?
Bisa sekali, terutama pada industri kerajinan anyaman bambu justru gender wanita sangat berperan disitu, dia sebagai pengrajin juga sekaligus yang menjual produk di pasar dan penentu harga jual produk tersebut.
b. Siapakah yang memasarkan produk hasil industri UMKM?
Mayoritas ada beberapa industri UMKM yang masih dalam taraf merintis, tugas memasarkan juga masih dilakukan oleh pemillik industri UMKM, tapi juga bebrapa industri yang sudah berkembang mereka memiliki orang khusus yang bertugas memasarkan hasil produk industri UMKM.
Refleksi: Industri UMKM yang ada dikecamatan manyaran mayoritas dipimpin langsung oleh pemilik industri, pengambilan keputusan dilakuan oleh pemilik industri kaitannya tentang jumlah produksi, bahan baku dan penentuan harga. Lokasi industri berdiri merupakan sentra kerajinan, jadi mayoritas penduduknya sebagai pengrajin. Karena ketersediaan bahan baku alam dan potensi masyarakat yang ada lokasi industri terkelompok dalam satu desa. Pengelolaan industri yang dilakukan masyarakat belajar secara otodikan dan dibantu oleh dinas. Dampak yang dirasakan, masyarakat mendapatkan tabahan penghasilan keluarga. Pembagian peran produktif bersifat menyeluruh, artinya dengan memberdayakan anggotakeluarga saling membantu untuk melakuka proses produksi.
138
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Wakiyem Umur : 55 th Bagian : Pelaku industri UMKM Anyaman Bambu Jabatan : Pemilik UMKM Variabel : Identifikasi Pemberdayaan No Indikator Petanyaan Jawaban 1 Proses pembuatan a. Siapa yang menjadi pemimpin Njih sing mimpin kulo kiyambak mas(yang memimpin saya keputusan industri UMKM? sendiri mas)
b. Bagaimana dalam pengambilan keputusan pengelolaan industri UMKM?
Saya sendiri mas...
c. Keputusan/kebijakan apa yang biasa dilakukan?
Biasane njih rego-rego niku (biasanya masalah harga jual)
139
2
Akomodasi Lokasi, Manfaat, Peluang, dan Pengelolaan
a. Kenapa Lokasi industri UMKM berada di sini?
Amargi njih sing saget ndamel ngeten niki njih namung tiyang mriki (karena ya yang bisa membuat barang seperti ini ya masyarakat sini)
b. Apa manfaat industri UMKM baik secara intern dan ekstern?
Manfaate njih supados angsal arto lan mboten nganggur.(agar mendapatkan hasil berupa uang dan mengantisispasi pengangguran).
c. Bagaimana pengelolaan industri UMKM?
Njih menawi pesenane kathah njih mburuhke tiyang, tapi menawi mboten njih namung ndamel biasane di beto teng pasar.(ya kalau banyak pesanan saya mencari tenaga kerja, tapi kalau tidak ya biasa saja hanya cukup untuk dijual dipasar)
140
Pembagian 3 Peran Produktif dan Reproduktif
d. Dengan adanya Industri UMKM, peluang apa yang diperoleh masyarakat?
Saget ndaosaken deso mriki terkenal tukang ndamel anyaman lan saget nambah pengahasilan(bisa menciptakan desa sebagai pengarajin anyaman bambu dan menambah penghasilan masyarakatnya.)
a. Apakah dalam pengelolaan industri UMKM terdapat pembagian kerja berdasarkan bidang dan keahlian?
Wonten mas..(ada mas)
b. Jika ada, seperti apa?
Pengambilan 4 Keputusan Mengandung Keadilan Gender
a. Apakah selain pemimpin industri (istri,anak,sodara)UMKM bisa ikut menentukan keputusan?
Nek sing ngirat pring njih bojo kulo kadang kulo njih ngewangi tapi sing nganam njih kulo piyambak dibantu keluarga.(kalau yang mencari bahan baku dan menyayat bambu suami saya, tapi untuk yang menganyam saya sendiri dibantu dengan keluarga).
Bojo kulo niku njih kadang nderek dodol teng pasar(suami saya itu kadang juga ikut dalam penjualan dan memtuskan harga dipasar).
141
b. Siapakah yang memasarkan produk hasil industri UMKM?
Kulo piyambak kalih bojo kulo(saya sendiri dibantu denagan suami saya).
Refleksi: Industri dipimpin sendiri oleh pemiliknya, begitu pula dalam pengambilan keputusan juga langsug oleh pemilik, kepputusan yang diambil biasanya harga jual produk dan jumlah barang yang diproduksi. Salah satu alasan lokasi industri berada di sini karena ketersediaan bahan baku lam yang melimpah, dan kemampuan dan kreativitas yang tinggi dimiliki oleh masyarakat pada umumnya. Pengaruhnya terhadap masyarakat sangat berarti selain menambah penghasilan juga merupakan bentuk upaya pelestarian budaya dan seni yang memiliki nilai jual. Peran produktif pengrajin mencakup sendiri proses produksi, baik dari awal samai akhir. Industri dikelola langsung oleh masyarakat, pelaku industri anyaman bambu didominasi kaum wanita. Segementasi pasar adalah pasara tradisional maupun lokal.
142
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Ibu Jumadi Umur :40 th Bagian : Pelaku industri UMKM Makanan Intip Jabatan : Pemilik UMKM Variabel : Identifikasi Pemberdayaan No Indikator Petanyaan Jawaban 1 Proses a. Siapa yang menjadi pemimpin Saya sendiri sebagai pemilik usaha ini. pembuatan industri UMKM? keputusan
b. Bagaimana dalam pengambilan keputusan pengelolaan industri UMKM?
Ya keputusan apa dulu mas, kalau masalah harga jual intip ya kita melihat harga bahan bakunya.
c. Keputusan/kebijakan apa yang biasa dilakukan?
Ya kalau berapa jumlah intip yang diproduksi biasanya tergantung pesanan mas, dan harganya ya saya sendiri yang menentukan.
143
2
Akomodasi Lokasi, a. Kenapa Lokasi industri UMKM Manfaat, Peluang, berada di sini? dan Pengelolaan
Alasannya sudah sejak dulu industri ini berdiri, dan untuk mencari tenaga karyawan yang bisa membuat intip ya disini.
b. Apa manfaat industri UMKM baik secara intern dan ekstern?
Manfaatnya dapat menambah jumlah pendapatan keluarga meskipun sedikit mas, dan juga warga masyarakat sini yang menganggur bisa menjadi pengrajin industri intip.
c. Bagaimana pengelolaan industri UMKM?
Dikelola sendiri mas, yang pokok menjalankan usaha ini ya pemiliknya sendiri.
144
d. Dengan adanya Industri UMKM, peluang apa yang diperoleh masyarakat?
Pembagian 3 Peran Produktif dan Reproduktif
a. Apakah dalam pengelolaan industri UMKM terdapat pembagian kerja berdasarkan bidang dan keahlian?
b. Jika ada, seperti apa?
Pengambilan 4 Keputusan Mengandung Keadilan Gender
a. Apakah selain pemimpin industri (istri,anak,sodara)UMKM bisa ikut menentukan keputusan?
Banyak masyarakat disini yang juga ikut mendirikan industri pembuatan intip.
Ada mas..
Pembagian kerja sebatas proses pembuatannya saja mas, kalau yang menggoreng sendiri, yang memasak sendiri.
Biasanya suami saya yang menentukan jumlah barang yang mau diproduksi, dan menerima pesanan atau tidak.
145
b. Siapakah yang memasarkan produk hasil industri UMKM?
ya mas, ,kadang-kadang anak saya dan suami memasarkan produk intip.
saya ikut
Refleksi: Pemimpin industri adalah pemilik sendiri, pengambilan keputusan agak sedikit fleksibel seperti tentang jumlah barang yang diproduksi juga tergantung pesanan. Pengelolaan dilakuan secara mandiri, adanya industri intip ini berimbas pada masyarakata sekitar yang ikut serta mendirikan industri yang sama. Pengalokasian tenaga kerja disesuaikan dengan tugas masing-masing dari awal sampai finishing. Kepala keuarga suatu saat ikut erta membantu pengambilan keputusan.Pemasaran dilakukan secara menyeluruh.
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PEDOMAN WAWANCARA PERTUMBUHAN EKONOMI PEDESAAN a. Peningkatan Kualitas SDM(Sumber Daya Manusia) b. Membangun Kelembagaan Masyarakat c. Tersedianya Fasilitas/sarana produksi d. Akses Modal Matrikulasi Pedoman wawancara: N Indikator o 1 Peningkatan Kualitas SDM(Sumber Daya Manusia)
2
Membangun Kelembagaan Masyarakat
3
Tersedianya Fasilitas/sarana produksi
4
Akses Modal
Petanyaan d. Bagaimana mata pencaharian masyarakat kecamatan manyaran? e. Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat kecamatan manyaran? f. Apakah ada pembinaan/pelatihan kepada masyarakat ? a. Apakah ada lembaga yang mewadahi para pelaku industri di masyarakat? b. Adakah lembaga swasta maupun pemerintah yang mendukung industri UMKM di masyarakat a. Bagaimana pemanfaatan sarana transportasi sebagai pendukung industri UMKM yang ada dimasyarakat? b. Bagaimanakah penggunaan sumber daya Alam di masyarakat sebagai bahan baku? c. Bagaimana penggunaan teknolog pada industri UMKM di masyarakat? a. Darimanakah masyarakat dapat mengakses modal? b. Bagaimana pengalokasian Modal pada pengelolaan industri UMKM?
commit to user
147
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Sasmoyo Umur : 47 Bagian : Kecamatan Manyaran Jabatan : Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Variabel : Identifikasi Pertumbuhan Ekonomi No Indikator Petanyaan Jawaban 1 Peningkatan Kualitas a. Bagaimana mata pencaharian Secara global masyarakat kecamatan manyaran mempunyai SDM(Sumber Daya masyarakat kecamatan mata pencaharian yang beraneka ragam, ya... ada yang jadi Manusia) manyaran? petani, pengrajin, pegawai negeri,pengusaha dan lain-lain. Kalau di kelurahan tertentu memang ada beberapa yang seluruh warganya mempunyai profesi/pekerjaan yang sama, semisal di desa Kepuhsari, disana hampir seluruh warganya berprofesi menjadi pegrajin tatah sungging wayang kulit. Dan didesa kelurahan punduhsari juga mayoritas penduduknya sebagai pengrajin rancak gamelan. b. Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat kecamatan manyaran?
Kalau tingkat pendidikan di kecamatan manyaran bisa dikatakan sudah bagus mas dari taun ke tahun, artinya jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan baik SMA,SMK,Pertgruan Tinggi, sekarang hampir tidak ada anak yang tidak sekolah, minimal lulus SMA mas.
148
c. Apakah ada pembinaan/pelatihan kepada masyarakat ?
2
3
Membangun Kelembagaan Masyarakat
Tersedianya Fasilitas/sarana produksi
ada mas,itu bersifat program tahunan, jadi hampir setiap tahun dari dinas diperindagkoperasi dan UMKM kabupaten wonogiri menyelenggarakan program-program yang kaitannya tentang pembinaan terhadap warga masyarakat kematan manyaran, terutama dalam mengelola industri industri potensial di setiap kelurahan.
a. Apakah ada lembaga yang mewadahi para pelaku industri di masyarakat?
Sebagai suatu lembaga yang berperan sebagai wadah dari para pelaku industri setiap kelurahan memmpunyai koperasi RT, dimana koperasi tersebut selain berperan sesbagai penyedia asmodal usaha juga sekaligus sebagai paguyuban atau tempat para pelaku industri untuk melakukan koordinasi.
b. Adakah lembaga swasta maupun pemerintah yang mendukung industri UMKM di masyarakat
Lembaga pemerintah secara sberkala ikut berpartisispasi dan memantau industri UMKM yang ada dikecamatan manyaran, hal tersebut terlihat adanya partisipasi aktif dari pelaku industri dan pengurus Koperasi RT dengan mengikuti ajang lomba koperasi setiap tahunnya ke tingkat kabuipaten.
a. Bagaimana pemanfaatan sarana transportasi sebagai pendukung industri UMKM yang ada dimasyarakat?
Pemanfaatan saran atransportasi di sini sudah bagus mas, karena mengingat kondisi geografis sdi kecamatan manyaran sendiri yang jauh maka perlu sekali para spelaku industri menggunakan moda transportasi Truk dan pick up dan kendaraan pengangkut jenis slainnya sebagai moda transportasi untuk mendistribusikan hasil industri keluar kota.
149
4
Akses Modal
b. Bagaimanakah penggunaan sumber daya Alam di masyarakat sebagai bahan baku?
Hampir seluruh industri UMKM yang ada di kecamatan manyaran, bahan baku dasar pembuatan produknya menggunakan potensi alam sekihtar, seperti produk UMKM rancak gamelan yang ada adi desa punduhsari misalnya, kayu jati merupakan hasil alam masyarakat yang diolah masyarakat sebagai bahan unggulan untuk membuat rancak gamelan.
c. Bagaimana penggunaan teknologi pada industri UMKM di masyarakat?
Sebagian besar industri UMKM yang ada dikecamatan manyaran sudah menggunakan teknologi dalam proses produksi. Hal itu dilakukan untuk menghemat biaya tenaga kerja dan waktu. Misalnya penggunaan mesin serut kayu, pengamplas, penggergaji, pada industri pengrajin Rancak Gamelan di kelurahan punduhsari. Masyarakat sebabai pelaku usaha industri UMKM mendapatkan informasi dan sumber modal dari lembaga pemerintah dan swasta. Peran Koperasi RT yang ada di setiap kelurahan mampu menjadi sumber modal dalam jumlah tertentu, tidak menutup kemungkinan masyarakat juga ada yang menggunakan modal pribadi.
a. Darimanakah masyarakat dapat mengakses modal?
b. Bagaimana pengalokasian Modal pada pengelolaan industri UMKM?
Jika ada program dari pemerintah kaitannya tentang pinjaman modal secara lunak kepada masyarakat, biasanya aparatur kelurahan bekerja sama dengan kecamatan untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat tentang tersedianya pinjaman modal. Modal hanya diberikan pada masyarakat untuk tambahan atau suntikan modal pelaku industri sebagai bentuk upaya pengembangan.
150
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Dwi Umur : 47 Bagian : Dinas Koperasi dan UMKM Jabatan : Kepala Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Wonogiri Variabel : Identifikasi Pertumbuhan Ekonomi No Indikator Petanyaan Jawaban 1 Peningkatan Kualitas a. Bagaimana mata pencaharian Masyarakat mayoritas bermatapencaharian sebagai SDM(Sumber Daya masyarakat kecamatan pengrajin/pelaku industri UMKM mas, namun juga sebagian Manusia) manyaran? yang bekerja sebagai pegawai negeri maupun swasta.
b. Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat kecamatan manyaran?
Untuk pelaku UMKM kebanyakan malah pendidikan terakahir biasanya SMK mas, tapi memang juga ada sebagian yang juga sudah bependidikan sarjana. Pendidikan masyarakat biasanya juga tergantung pekerjaan dari orang tersebut.
c. Apakah ada pembinaan/pelatihan kepada masyarakat ?
kaitannya tentang pengembangan UMKM dan Koperasi dinas selalu mengadakan program dalam rangka pembinaan dan pelatihan UMKM bagi masyarakat.
151
2
3
Membangun Kelembagaan Masyarakat
Tersedianya Fasilitas/sarana produksi
a. Apakah ada lembaga yang mewadahi para pelaku industri di masyarakat?
Bentuk wadah yang menyatukan mereka menjadi sebuah paguyuban pengrajin. Jadi selain sebagai UMKM dan koperasi masyarakat mendirikan paguyuban desa khusus para pengrajin industri UMKM.
b. Adakah lembaga swasta maupun pemerintah yang mendukung industri UMKM di masyarakat
Kalau dari pemerintah memang tugas kami mendukung para pelaku UMKM untuk berkembang, kalaupun dari pihak swasta yag ikut mendukung biasanya karena lembaga tersebut sebagai mitra usaha sebagai pemberi modal usaha pada masyarakat.
a. Bagaimana pemanfaatan sarana transportasi sebagai pendukung industri UMKM yang ada dimasyarakat?
Sarana transportasi umum maupun pribadi di daerah sangat diperlukan oleh masyarakat untuk mendistribusikan produk. Biasanya para pelaku industri menyewa sarana transportasi milik masyarakat untuk mendistribusikan produk.
b. Bagaimanakah penggunaan sumber daya Alam di masyarakat sebagai bahan baku?
Sebagai daerah yang memiliki potensi sumber daya alam (bahan baku) industri UMKM, masyarakat mengelolanya dengan baik dan dilestarikan agar tetap ada.
152
Akses 4 Modal
c. Bagaimana penggunaan teknologi pada industri UMKM di masyarakat?
Penggunaan alat yang lebih modern sudah digunakan oleh para pelaku industri UMKM pada khususnya industri yang dalam proses pengolahannya dapat dikerjakan dengan mesin. Seperti mesin serut, aplas. Tetapi untuk UMKM yang dalam pengolahnnya harus manual dan membutuhkan skill manusia, maka juga tidak bisa dikerjakan dengan mesin. Seperti menatah sungging pada wayang kulit, mmengukir rancak gamelan.
a. Darimanakah masyarakat dapat mengakses modal?
Koperasi RT yang sudah ada disetiap kelurahan diharapkan sebagai lembaga keuangan mikro yang dapat dijangkau oleh masyarakat pelaku UMKM untuk memperoleh pinjaman modal secara lunak dan cepat. Namun juga tidak menutup kemungkinan ada lembaga keuangan swasta yang bermitra pada pelaku UMKM, ikut serta meberikan pinjaman modal.
b. Bagaimana pengalokasian Modal pada pengelolaan industri UMKM?
Setelah masyarakat memperoleh pinjaman modal secara lunak dari koperasi, masyarakat engalokasikannya sebagai penunjang penambahan jumlah oproduksi dan peralatan yang dibutuhkan.
Refleksi: Masyarakat mayoritas bermata pencaharian sebagai pengrajin. Latar belakang pendidikan masyarakat mayoritas SMA dan SMK damun ada beberapa yang sarjan. Dinas selalu mengadakan kegiatan pembinaan dan pelatihan. Masyarakat tergabung dalam
153
sebuah paguyuban pengrajin industri. Penggunaan fasilitas umum seperti transportasi untuk mengangkut bahan baku dan pendistribusian barang. Masyarakat dapat menghimpun modal dari lembaga keuangan mikro baik swasta maupun pemerintah.
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Sudarna Umur : 39 th Bagian : Kabid Pemberdayaan UMKM Jabatan : Dinas Koperasi dan UMKM Variabel : Identifikasi Pertumbuhan Ekonomi No Indikator Petanyaan 1 Peningkatan Kualitas a. Bagaimana mata pencaharian SDM(Sumber Daya masyarakat kecamatan manyaran? Manusia)
Jawaban Mata pencaharian masyarkat tidak bisa disebutkan sat per satu, heterogen namun memang didominasi oleh pengrajin industri UMKM
154
2
Membangun Kelembagaan Masyarakat
b. Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat kecamatan manyaran?
ini juga menyangkut profesi masyarakat dulu, kalau pengrajin industri UMKM mereka justru pendidikan rata-rata lulusan SMA dan SMK namun tidak menutup kemungkinan ada yang tingkat sarjana. Beda lagi dengan pegawai swasta maupun negeri pasti sudah setaraf sarjana.
c. Apakah ada pembinaan/pelatihan kepada masyarakat ?
Tentu, karena setiap tahun kami selaku dinas ada program program rutin dalam rangka mengembangkan industri UMKM dan Koperasi. Dan program yang kami lakukan tentunya berdasarkan kebututhan masyarakat dalam mengelola industri UMKM. Awalanya sebelum masyarakat dikenalkan dengan UMKM dan koperasi mereka berinisiatif membuat sebuah perkumpulan atau paguyuban dalam rangka wadah mereka untuk bermusyawarah dan pemecahan masalah secara bersama.
a. Apakah ada lembaga yang mewadahi para pelaku industri di masyarakat?
b. Adakah lembaga swasta maupun pemerintah yang mendukung industri UMKM di masyarakat
Lembaga pemerintah sudah pasti mendukung dan mensuport adanya UMKM, namun lembaga swasta juga tidak kalah, Lembaga swasta selain bermitra dengan pelaku UMKM tapi juga ikut serta dalam peminjaman modal dan pembinaan kepada masyarakat.
155
Tersedianya 3 Fasilitas/sarana produksi
Akses 4 Modal
Refleksi:
a. Bagaimana pemanfaatan sarana transportasi sebagai pendukung industri UMKM yang ada dimasyarakat?
Sarana transportasi di manyaran sangat dibutuhkan mengingat jarak antar kelurahan yang cukup jauh memungkinkan semua pelaku industri UMKM pasti membutuhkan sarana transportasi untuk memasarkan hasil produk industri UMKM.
b. Bagaimanakah penggunaan sumber daya Alam di masyarakat sebagai bahan baku?
Sumber daya alam(bahan Baku) yang tersedia di daerah sangat berperan penting disini. Masing –masing masyarakat sudah memiliki lahan yang tersedia bahan baku ,jadi mereka mampu memaanfaatkan secara langsung bahan baku yang ada.
c. Bagaimana penggunaan teknologi pada industri UMKM di masyarakat?
Teknologi yang digunakan dalam menunjang proses industri perlu terlebih dahulu melihat produk apa yang dihasilkan, jika produk yang dihasilkan berupa hand made, maka tidak bisa seluruh proses produksi menggunakan mesin.
a. Darimanakah masyarakat dapat mengakses modal?
Masyarakat dapat menghimpun modal dari berbagai sumber, bisa juga dari lembaga penyedia modal swasta (bank, Koperasi) dan koperasi RT yang tersedia di setiap kelurahan.
b. Bagaimana pengalokasian Modal pada pengelolaan industri UMKM?
Modal yang sudah diterima oleh masyarakat dari lembaga swasta maupun pemerintah dialokasikan untuk pengadaan peralatan yang menunjang proses produksi dan sebagai biaya pemasaran.
156
Mata pencaharian kebanyakan sebagai pelaku industri UMKM namun juga ada yang sebagai pegawai. Tingkat pendidikan rata-rata lulusan SMK dan SMK. Lembaga yang mewadahi masyarakat terikat dalam UMKM dan koperasi sebagai tempat untuk melakukan perkumpulan. Penggunaan Sarana transportasi sangat penting karena untuk leancaran infrastruktur pemasran, distribusi dan pencarian bahan baku. Pada aspek permodalan, masyarakat dapat memperoleh informasi dan meminjam pada lembaga keungan mikro koperasi dan lembaga keuangan non bank lainnya.
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Suyatno Umur : 47 th Bagian : Kelurahan Desa Jabatan : Kepala Desa kelurahan Punduh Sari Variabel : Identifikasi Pertumbuhan Ekonomi No Indikator Petanyaan Jawaban 1 Peningkatan a. Bagaimana mata pencaharian Mayoritas pekerjaan masyarakat disini sebagai pengrajin Kualitas masyarakat kecamatan industri rancak gamelan mas. SDM(Sumber manyaran? Daya Manusia) b. Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat kecamatan manyaran?
Pendidikan masyarakat disini ya macam-macam mas, ada yang sudah lulus SMK dan SMA dan juga sarjana.
157
c. Apakah ada pembinaan/pelatihan kepada masyarakat ?
2
3
Membangun Kelembagaan Masyarakat
Tersedianya Fasilitas/sarana produksi
Ada mas, kalau waktu dekat ini programnya ada PNPM mandiri dari pemerintah dan lomba koperasi.
a. Apakah ada lembaga yang mewadahi para pelaku industri di masyarakat?
Kalau di desa sini selain sebagai anggota koperasi RT, ada paguyuban perkumpulan pengrajin rancakan gamelan mas.
b. Adakah lembaga swasta maupun pemerintah yang mendukung industri UMKM di masyarakat
Ya justru dari dari dinas sendiri yang telah banyak mendukung para pengusaha UMKM disini mas, ada yang melalui pembinaan, pelatihan dan pinjaman modal.
a. Bagaimana pemanfaatan sarana transportasi sebagai pendukung industri UMKM yang ada dimasyarakat?
Transportasi digunakan masyarakat untuk mendukung proses industri UMKM, biasanya untuk mengangkut bahan baku industri UMKM.
b. Bagaimanakah penggunaan sumber daya Alam di masyarakat sebagai bahan baku?
Kebanyakan industri yang ada disini bahan bakunya yang digunakan dari alam, jadi untuk memperolehnya juga cukup mudah.
158
4
Akses Modal
c. Bagaimana penggunaan teknologi pada industri UMKM di masyarakat?
Untuk penggunaan teknologi sudah mulai digunakan masyarakat dalam proses produksi. Seperti penggunaan mesin serut, mesin bubut.
a. Darimanakah masyarakat dapat mengakses modal?
Masyarakat memperoleh modal dari lembaga keuangan seperti koperasi dan bank, tapi juga ada sebagian ada juga yang menggunakan modal pribadi.
b. Bagaimana pengalokasian Modal pada pengelolaan industri UMKM?
Modal yang diberikan dari mitra usaha atau lembaga keuangan digunakan untuk menambah peralatan dan perlengkapan proses produksi, dan menambah jumlah produksi dan bahan baku.
Refleksi: Masyarakat kebanyakan berprofesi sebagai pengrajin, pendidikan mereka rata-rata SMK dan SMA. Masyrakat ikut aktif dalam pelaksanaan program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah. Koperasi RT sebagai lembaga masyrakat yang berangggotan para pengrajin. Seiring perkembangan modernisasi masyrakat dalam proses produksi sudah menggunakan peralatan modern, begitu pula pada transportasinya. Akses model masyarakat memperole dari lembaga keuangan mikrio desa yaitu koperasi RT.
159 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PEDOMAN WAWANCARA KENDALA PEMBERDAYAAN UMKM DAN KOPERASI 1. Bagaimana respon/tanggapan masyarakat terhadap pemberdayaan UMKM dan Koperasi? 2. Apa saja Kendala – kendala dalam pemberdayaan UMKM dan Koperasi? 3. Bagaimana usaha yang dilakukan dalam rangka menaggulangi kendala pemberdayaan ? 4. Bagaimana dampak desa setelah pemberdayaan UMKM dan koperasi? 5. Seberapa besar presentase keberhasilan adanya program pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
commit to user
160
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Dwi Soedarsono Umur : 52 Bagian :Dinas Koperasi dan UMKM Jabatan :Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kendala Pemberdayaan UMKM No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana respon/tanggapan masyarakat terhadap Masyarakat merespon positif dengan adanya pemberdayaan pemberdayaan UMKM dan Koperasi? UMKM yang diprogramkan dari dinas. Ditandai dengan adanya antusias dari masyarakat dalam mengikuti pemberdayaan.
2
Apa saja Kendala – kendala dalam pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Kendala yang dihadapi oleh pelaku indstri UMKM di kecamatana manyaran rata rata masyarakat kurang mampu menyiapkan cadangan modal dan terbatasnya strategi pemasaran dalam memasarkan produk dikarenakan SDM mereka yang masih kategori rendah. Sedangkan pada koperasi yang statusnya sebagai lembaga keuangan mikro, masyarakat sebagai anggota koperasi kurang memahami tentang perkoperasian dan tindak lanjut adanya koperasi yang telah dibentuk, hal tersebut dikarenakan SDM masyarakat.
161
3
Bagaimana usaha yang dilakukan dalam rangka menaggulangi kendala pemberdayaan ?
4
Bagaimana dampak desa setelah pemberdayaan UMKM dan koperasi?
5
Seberapa besar presentase keberhasilan adanya program pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Dinas koperasi dan UMKM sebagai instansi terkait menanggulangi/mengatasi kendala yang dihadapi masyarakat dengan berbagai tindakan, diantaranya memberikan pelatihan dan workshoop dengan menghadirkan tenaga profesional manajemen pengelolaan UMKM dan koperasi dari perguruan tinggi maupun instansi lain. Sedangkan pada aspek permodalan masyarakat, pemerintah juga berupaya memberikan pinjaman lunak kepada masyarakat melalui koperasi RT setiap kelurahan dengan tujuan proses pencairannya lebih mudah dan cepat. Dampak yang dirasakan desa dengan adanya pemberdayaan, dirasakan masyarakat mulai berinisiatif untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatnya penghasilan keluarga pada masyarakatnya. Selain itu, akan mengurangi tingkat pengangguran yang ada, meskipun belum dalam jumlah yang banyak Kalau bisa diprosentase keberhasilan pemberdayaan UMKM dan koperasi di kecamatan manyaran sudah 75 % berhasil, karena ada beberapa desa yang sudah menjadi one village one produk, artinya profesi sebagai pengrajin menjadi komoditas utama mata pencaharian masyarakatnya.
Refleksi: Masyarakat merespon baik adanya pemberdayaan UMK dan Koperasi. Kendala yang dilami masyarakat saat pemberdayaan UMKM dan Koperasi diataranya masyarakat belum mampu menyiapkan cadangan modal, pengelolaan industri UMKM yang belum optimal baik dalam pemasaran, strategi pemasan yang disebabkan karena rendahnya SDM masyarakat. Serta rendahnya pemahaman masyarakat tentang perkoperasian. Kendala tersebut ditanggulangi oleh dinas dengan pemberian pelatihan dan pembinaan pada masyarakat. Prosentasi keberhasilan pemberdayaan UMKM dirasa cukup.
162
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama :Sasmoyo Umur : 42 Bagian :Kecamatan manyaran Jabatan : Kabid Pemberdayaan UMKM Kendala Pemberdayaan UMKM No Pertanyaan 1 Bagaimana respon/tanggapan masyarakat terhadap pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Jawaban Masyarakat menanggapi dengan aktif adanya pemberdayaan UMKM ini, karena dengan adanya kerja sama instansi pemerintah maupun swasta masyarakat merasa terbantu. Kendalanya , masyarakat masih kurang dalam hal pendidikannya,
2
Apa saja Kendala – kendala dalam pemberdayaan
bisa dikatakan SDMnya masih rendah sehingga dalam mengelola
UMKM dan Koperasi?
UMKM masih blm bisa dioptimalkan. Serta permasalahan modal yang masih kurang dirasakan oleh masyarakat.
3
Bagaimana usaha yang dilakukan dalam rangka
Secara mandiri masyarakat justru berusaha bermitra dengan lembaga
menaggulangi kendala pemberdayaan ?
keuangan swasta untuk memperoleh modal. Pemerintah juga melakukan pelatihan kepada masyrakat tentang pengelolaan UMKM yang baik, seperti bagaimana pengemasan produk yang baik,dll.
163
4
Bagaimana dampak desa setelah pemberdayaan
Secara khusus dampaknya, pendapatan/penghasilan masyarakat
UMKM dan koperasi?
menjadi bertambah. Secara
umum,masyarakat
memiliki
kegiatan
yang
dijadikan
komoditas sebagai mata pencaharian.
5
Seberapa besar presentase keberhasilan adanya
Ya kalau boleh dipresentase mungkin sudah 60 % berjalan, atau bisa
program pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
dianggap kategori sedang lah mas.
Refleksi: Masyrakat merasa terbantu dengan adanya pemberdayaan UMKM dan Koperasi. Permasalahan yang dihadapi adalah pengelolaan UMKM dan Koperasi yang disebabkan lemahnya SDM masyarakat sebagai pengrajin maupun anggota koperasi. Keterbatasan modal merupakan hal yang dialami pengrajin Industri UMKM. Sebagai bentuk penanggulangan beberapa masyarakat mencoba berusaha sendiri bermitara dengan lembaga keuangan swasta untuk bekerja sama. Secara khusus damapak pemberdayaan terhadap masyarakat menambah penghasilan keluarga. Prosentase keberhasilan pemberdayaan dirasakan masyarakat diperkirakan kategori sedang. MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Drs. Achmad Trisetyawan Bambang Hermawan, M.Si. Umur : 39 Bagian :Kecamatan Manyaran
164
Jabatan : Camat Kendala Pemberdayaan UMKM No Pertanyaan 1
Jawaban
Bagaimana respon/tanggapan masyarakat
Respon dari kecamatan Manyaran bagus, bahkan setiap ada lomba
terhadap pemberdayaan UMKM dan Koperasi ?
koperasi dan pameran produk UMKM tingkat kabupaten kecamatan manyaran selalu ikut serta, dan tahun kemarin mendapatkan juara 3.
2
Apa saja Kendala – kendala dalam pemberdayaan
Kendala yang dihadapi adalah Sumber daya manusia para pelaku
UMKM dan Koperasi?
UMKM, masyarakat masih belum mampu bagaimana melakukan inovasi strategi pemasaran. Seperti, pengemasan produk, promosi dll.
3
4
Bagaimana usaha yang dilakukan dalam rangka
Kami dari kecamatan selalu melakukan pembinaan dan sosialisai
menaggulangi kendala pemberdayaan ?
kepada masyarakat jika ada program-program dari pemerintah.
Bagaimana dampak desa setelah pemberdayaan
Dampaknya lumayan, cukup untuk menambah pengasilan
UMKM dan koperasi?
keluarga pada masyarakat dan mengurangi penggangguran. Selain itu ada bilang masyarakat kecamatan manyaran terkenal sebagai kawasan sentra industri.
165
5
Seberapa besar presentase keberhasilan adanya
75 %
program pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Refleksi: Tanggapan masyarakat bagus, dibuktikan setiap ada lomba koperasi tingkat kabupaten, Kecamatan Manyaran selalu ikut serta. Dan pernah menjadi juara 3 se- Kabupaten. Kendala yang dihadapi adalah Sumber daya manusia para pelaku UMKM. masyarakat masih belum mampu bagaimana melakukan inovasi strategi pemasaran. Seperti, pengemasan produk, promosi dll. Bentuk penanggulangan yang dilakukan dengan pembinaan dan sosialisai kepada masyarakat. Masyarakat kecamatan manyaran terkenal sebagai kawasan sentra industri. Presentase keberhasilan pemberdayaan UMKM di kecamatan manyaran termasuk kategori bagus. MATRIK PERUMUSAN JAWABAN Identitas Informan Nama : Sularjo Umur : 52 Bagian : Kelurahan Jabatan : Kepala Desa Kepuhsari Kendala Pemberdayaan UMKM No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana respon/tanggapan masyarakat terhadap Responnya baik mas, masyarakat pada seneng mendapatkan pemberdayaan UMKM dan Koperasi? pinjaman modal dari pemerintah untuk menambah modal para pengrajin.
2
Apa saja Kendala – kendala dalam pemberdayaan
Kendalanya kebanyakan pada bagian modal mas, dan kesulitan
166
UMKM dan Koperasi?
memasarkan produk secara modern dengan komputer. Karena para pengrajinan kebanyakan sudah tua, jadi ya Cuma ninggu pesanan saja.
3
Bagaimana usaha yang dilakukan dalam rangka menaggulangi kendala pemberdayaan ?
Biasanya kita mendapat info dari kecamatan kalau akan ada bantuan pinjaman modal dengan syarat membuat pengajuan proposal. Dulu pernah ada pelatihan di kelurahan tentang pemasaran barang- barang hasil industri.
4
Bagaimana dampak desa setelah pemberdayaan UMKM dan koperasi?
Saya sendiri senang mas, karena anak-anak muda yang menganggur dapat kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luang, meskipun penghasilan yang diperoleh dari menatah wayang tidak begitu besar. Harapan saya ya mudah-mudahan industri di desa sini tidak punah.
5
Seberapa besar presentase keberhasilan adanya program pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Ya mungkin 90 persen bisa dibilang berhasil mas, karena hampir di desa sini semua pekerjaannya pengrajin wayang.
Refleksi: Masyarakat merasa senang mendapaytkan pinjaman modal dari pemerintah. Kendala yang dialami masyarakat adalah pada sisis modal dan strategi pemasaran produk. Pemerintah dinas mengadakan pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat. Dampak yang dirasakan masyarakat dirasa dapat mengurangi pengangguran. Bisa dikatakan berhasil dalam pemberdayaan UMKM yang ada di desa tersebut.
167 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LAMPIRAN 3 Foto UMKM
commit to user
168 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
FOTO UMKM DAN KOPERASI KECAMATAN MANYARAN 1. UMKM RANCAK GAMELAN
commit to user
169 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. UMKM WAYANG KULIT
3.
commit to user
170 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
171 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. ANYAMAN BAMBU
commit to user
172 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
173 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. UMKM WAJAN
commit to user
174 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. UMKM BATAKO
7. UMKM SANGKAR BURUNG
commit to user
175 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8. UMKM TAHU
commit to user
176 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9. UMKM INTIP
commit to user
177 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10. UMKM JAMU GENDHONG
11. UMKM KAKAO
commit to user
178 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
12. UMKM EMPING MLINJO
13. UMKM KRIPIK PISANG
commit to user
179 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
14. UMKM KARAK
commit to user
180 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
15. UMKM UKIR
16. UMKM TAPE
commit to user
181 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
17. UMKM MEBEL
commit to user
182 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
18. UMKM TEMPE
19. UMKM LUKIS KACA
commit to user
183 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
184 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LAMPIRAN 4 Hasil Uji Analisis Cluster dan Multidimention Schalling
commit to user
185 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TABEL SKALA KEMIRIPAN UMKM KECAMATAN MANYARAN A B 0 1 0 5 1 5 2 5 3 2 1 5 2 2 2 5 3 3 3 3 2 3 4 4 5 3 5 3 5 2 1 3 3 5 4 3 4 4 3
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
0 1 1 3 1 3 1 1 1 1 3 2 1 5 5 3 3 5
0 1 4 1 4 1 2 1 4 2 2 1 5 5 5 5 5
0 5 2 5 2 2 2 5 2 2 2 5 5 5 5 5
0 5 1 5 5 5 2 4 5 5 3 3 5 5 5
0 5 1 1 2 5 3 3 3 5 5 5 5 5
0 5 5 5 1 5 5 5 2 2 5 2 5
0 1 1 5 3 2 2 5 5 5 5 5
0 2 5 1 2 2 5 5 5 5 5
0 5 3 4 1 1 5 5 5 5
0 5 5 5 2 5 3 5 3
0 4 4 4 4 4 4 4
0 2 5 5 5 5 5
0 5 5 5 5 5
0 5 4 3 4
0 5 3 5
0 4 4
0 5
0
: : : : : : : : : :
Rancak Gamelan Wayang Anyaman Bambu Tempe Tahu Mebel Jamu Gendhong Lukis Kaca Tape Kripik Pisang
K L M N O P Q R S T
: : : : : : : : : :
keterangan: A B C D E F G H I J
commit to user
Karak Sangkar Burung Kakao Emping Mlinjo Intip Ukir Kerajinan Kulit Batako Gamelan Wajan
186 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
HASIL UJI ANALISIS CLUSTER DAN MULTIDIMENTION SCHALLING f. Analisa Data Cluster Dan Multidimention Scalling Pemberdayaan UMKM 1. Uji Cluster Singgle Linkage
commit to user
187 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
188 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Scatterplot of Linier Fit ( Uji keselarasan Responden dalam memberi penilaian).
commit to user
189 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LAMPIRAN 5 Manual Operation Program
commit to user
190 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
MANUAL OPERATION PROGRAM CLUSTER DAN MULTIDIMENTION SCHALLING(MDS) Beberapa langkah menggunakan Cluster dan Multidimention Schalling. A. Cluster 1. Buka Program SPSS versi 21
2. Tunggu sampai aplikasi terbuka
3.
Masukkan (input) data
commit to user
191 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Klik analyze, pilih Classify, Pilih Hierarchical Cluster
5. Pindahkan data Desa ke kolom label cases by, pindahkan data jenis UMKM ke kolom variables(s) satu persatu dengan urut.
6. Klik statistics, pilih aglomeration schedule, pilih range of solutions, masukkan minimum number of cluster 1 dan maximum number of clusters 3.
commit to user
192 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Klik plots, pilih dendogram, pilih specified range of clusters, masukkan start dan stop cluster, pilih horizontal pada orientation.klik continue.
8. Klik methods, pada kolom cluster method pilih Furthes neighbor
9. Pada kolom interval pilih Uclidean Distance, Kemudian klik Continoue.
commit to user
193 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10. Klik OK. Pada tampilan Hierarsicall Cluster Analysis. Akan muncul hasil Cluster dalam bentuk Map Dendogram.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
194 digilib.uns.ac.id
B. Multidimention Schalling. 1. Buka New SPSS versi 21
2. Masukan data jenis UMKM ke variabel View
3. Masukkan Data skala kemiripan berdasarkan jenis UMKM pada data view
4. Klik Analyze, Pilih Scale, Pilih Multidimention Schalling ALSCAL. commit to user
195 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Akan muncul dialog, pindahkan subyek ke kolom variables, satu persatu secara urut.
6. Klik Model, pada kolom Dimention isiakan angakan minimum dan max.
commit to user
196 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Klik Continoue, akan kembali pada dialog Multidimention Shalling, Klik Shape, Pilih Square Symmetric, Klik Continoue.
8. Klik OK, akan muncul hasil Output sebagai berikut Devired Stimulus Configuration, Euclidiean distance Model.
Devired Stimulus Configuration, Euclidiean distance Model.
commit to user