Ketimpangan Komposisi Kredit Perbankan Oleh M. Firdaus ((Deputy p y SEN ASPPUK))
Latar Belakang Perekonomian suatu negara – langsung atau tidak --
berhubungan dengan kinerja dan dinamika lembaga perbankannya. b k Perbankan merupakan lembaga intermediasi keuangan yg memindahkan uang dari kelompok yg memiliki dan berlebih (surplus) terhadap yg kekurangan uang (deficit), disamping keg jasa keuangan lain (Dr. Kasmir, 2013). Perbankan (sebagai perantara keuangan) bisa mengurangi biaya monitoring penggunaan dana dari peminjam(Diamon, 1984).
Lanjutan… Dalam hal itu, dorongan percepatan pembangunan ekonomi
bergantung kepada ketepatan pada kucuran modal yg salah satunya dari perbankan. UU.10 thn 1998 tnt perubahan UU no.7 thn 1992, mendefinisikan d fi i ik bank b k: “BANK adalah d l h bbadan d usaha h yang menghimpun hi dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat y dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnnya y dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Sayangnya, kebijakan moneter yang ada sekarang belum berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan rakyat (kwalitas dan kuantitas kemiskinan dan pengangguran)
Kondisi Makro Perbankan Nasional Suku k bunga b perbankan b k nasionall terlalu l l tinggi, meski k Bank Indonesia Rate telah lh
berupaya diturunkan. (Prakarsa, Policy Brief) Kelompok dan Jenis Suku Bunga
Tahun 2010
2011
2012
6.50
6.00
5.75
Modal Kerja
13.06
12.37
12.00
Investasi
10.81
10.39
9.98
Konsumsi
13 05 13.05
12 91 12.91
12 72 12.72
Modal Kerja
13.02
12.34
12.02
Investasi
13.20
12.64
12.23
Konsumsi
14.05
13.11
13.17
Modal Kerja
12.83
12.16
11.79
investasi
12.28
12.04
11.46
konsumsi
14.53
14.15
13.90
Suku bunga Bank Indonesia (SBI) Bank Persero
Bank Swasta Nasional
Bank Umum
Lanjutan… j Bila dibanding negara tetangga, suku bunga Indonesia tertinggi. gg Contoh: thn 2009, suku bunga g kredit Indonesia 14,5%, Malasyia malah mematok 5,08%, Thailand 5,96%, Korea Selatan 5,00%, China 5,31%. Dampak suku bunga tinggi; Rendahnya daya serap pembiayaan perbankan terhadap UMKM (usaha mikro, kecil d M dan Menengah), h) iia akan k mendorong d peningkatakan i k t k bbeban b biaya bagi dunia usaha (efisiensi, pengurangan produksi, penurunan kewalitas bahan baku, baku pengurangan tenaga kerja kerja, dsb).
Laba Perbankan Yg terus Naik • Sementara S t di sisi i i lain, l i laba l b perbankan b k naik. ik Ini I i terlihat t lih t dari d i NIM (net interest margin) sebesar antara 5-6 % (thn 2009), dan data 2003 jjuga g memperlihatkan p kenaikan laba 14-17%. Rinciannya; Bank BRI: Rp 21,6 trilyun, Mandiri: Rp 18,2 trilyun, Danamon: Rp 4 Trilyun, BTN: 1,56 trilyun (A.Tony P i Prasetiantono, 2014)
.
• Sementara bila dibanding dengan negara tetangga berbeda,
Malasyia memiliki keuntungan hanya 3,03%, Filiphina sebesar 3,92%, Vietnam sejumlah 3,43%, Singapura 1,79%. • Sementara dlm efesiensi (terlihat di BOPO: biaya operasional dibandingkan dgn pendapatan operasional) dinilai belum bagus, yaitu sebesar 74,1% di thn 2012. kondisi ini menyebabkan NIM tinggi.
Perkembangan CAR, NIM, BOPO Bank Umum (erani, 2013) 20
90
18 16
16.76
17.42
17.44
17.18
85
16.05
14 12
8 80
10 8 6
5.66
4 2
88.59 88 59
5.56
86.63
5.73
5.91
75 5.49
70 86.14
8 9 85.97
74.1
0
65 2008
2009 BOPO (%)
2010 CAR (%)
2011: Des NIM (%)
2012: Des
Oligopoly Perbankan Ada indikasi kartel dalam bisnis perbankan yg menjadi sebab
tingginya suku bunga. Dampaknya struktur pasar bersifat oligopoly. Ada empat bank besar menguasai 50% pangsa pasar. Terjadi ketimpangan dalam struktur dana pihak ketiga; 97,6% jumlah rekening berada di nasabah dengan besaran simpanan < Rp100 juta, dengan total nominal tabungan hanya 15,6%. Bandingkan rekening dgn simpanan besaran > Rp 5 M yg hanya 00.1% 1% dari jumlah rekening nasabah di Indonesia, Indonesia namun nominalnya mencapai 43.4% (Prakarsa, 2013).
Grafik Jumlah rekening dan Nominal simpanan Menurut Kelompok di Indonesia,, Mei 2013 ((Prakarsa,, 2013)) Rekening
Nominal
Nominal Nominal simpanan
Jumlah
Persentase
Jumlah (Rp milyar) Jumlah (Rp milyar)
Persentase
<100 Jt
120,136,003
97.6
506,411.12
15.6
100 Jt – 200 Jt
1,320,882
1.1
185,927.78
5.7
200 Jt – 500 Jt
913,413
0.7
288,105.43
8.9
500 Jt – 1 M
367,485
0.3
272,974.58
8.4
1 M – 2 M
202,350
0.2
260,600.94
8.1
2 M – 5 M
97,704
0.1
319,510.82
9.9
> 5 M
63,225
0.1
1,404,713.55
43.4
Total
123,101,062
100.0
3,238,244.22
100.0
Minimnya kredit bagi UMKM Dewasa ini (2013) kredit perbankan mencapai Rp 3.300 trilyun, dimana sekitar Rp
600 trilyun atau kurang dari 20 % diakses UMKM.
Sumber: Laporan Bank Indonesia (diolah), Prakarsa, 2013
Presentase Kredit kepada UMK (usaha mikro dan Kecil) terhadap total kredit yg disalurkan (IGJ, 2011) Nama Bank
Persentase kredit UMK
UOB
1,70 %
OCBC NISP
2 13 % 2,13
Bank Mandiri
5,47 %
Panin Bank
9 13 % 9,13
CIMB Niaga
10,82 %
Bank Danamon
17,12 %
BRI
39,05 %
Akses modal UMK Survei BI (2012) menyatakan masyarakat berpendapatan tinggi lebih
suka meminjam dan menyimpan di bank, dibanding berpenghasilan rendah. dh Sementara masyarakat miskin meminjam ke NLK (non-lembaga keuangan). g ) Survei ASPPUK: 80,52% PUK (perempuan usaha kecil) tidak pernah meminjam Bank, hanya 10,10% yang akses ke bank. Alasan pelaku UMK enggan berhubungan dengan perbankan: 30% pengusaha kecil dan mikro berpendapat kepengurasannya msh rumit 11,65% rumit, 11 65% mengaku tidak memiliki agunan agunan, dan 21,19% 21 19% tidak pernah berhubungan dgn perbankan.
Lanjutan.. Perlakukan perbankan terhadap pelaku UMK – paling tidak yg
asppuk teliti – dari 2001 hingga 2010, tidak banyak berubah. Perbankan menganggap pelaku UMK tidak bankabel, karena; Lokasi kelompok pengusaha mikro jauh dari perbankan. Kegiatan usahanya h masihh kecil k l sehingga h dana d yg ddibutuhkan b hk masihh kecil k l
(perbankan malas urus yg kecil-kecil, karena dianggap tdk efesien). Administrasi keuangan g pelaku p UMK dianggap gg p belum dikelola sesuai standart perbankan. Keterbatasan dalam kepemilikan asset yg dapat dipakai sebagai jaminan (kolateral). (kolateral)
Lanjutan Gambaran itu dipertegas dgn riset infobank yg menyatakan
bahwa hampir 38 juta pelaku usaha mikro di lapis bawah yg dij l ki “productive dijuluki “ d ti poor”” blm bl ttersentuh t h perbankan. b k Kredit terhadap Pelaku Usaha Skala usaha
Jumlah
Plafon y Pembiayaan
Yg Terlayani
Kecil Menengah Besar
615,60 ribu
Rp 50 juta ke atas
99%
Mikro ik
16 Juta
Rp 3 – 50 juta j
40 % %
Productive poor
37,38 Juta
< Rp 3 juta
< 10%
Lanjutan Dengan kondisi seperti itu, di tingkat ASEAN, Indonesia
menempati p pposisi terendah dalam 2 hal;; Dari rasio outstanding dana pihak ketiga (DPK) terhadap produk
domistik bruto (PDB) yg bernilai 36,41%. Dari sudut rasio kredit yg dialokasikan terhadap PDB hanya berjumlah PDB sebesar 29,62% (infobanknews, 2012) Yang mengagetkan, mengagetkan bahwa 8 persen dari 20% yg punya
rekening di bank, hanya dipergunakan untuk menabung ((bank dunia,, 2012). )
Perkembangan Rasio Kredit Terhadap PDB (%) 160.00
China
140.00
140.38
120.00 100.00 100 00
127.02
India
112.20 100 23 100.23
Indonesia
80.00
Korea Selatan
60.00 49.93
Malaysia
40.00 31.78 20.00 0.00 1990 2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Dari erani, 2013, melalui World Bank 2012
Filipina Thailand
Lanjutannya…. Rendahnya alokasi kredit perbankan kepada UMKM menimbulkan tanda
tanya atas keberpihakan negara… Padahal di sektor industri, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah berkontribusi 57,94 persen produk domestik bruto, yakni Rp 4.303,57 , triliun,, dengan g nilai total investasi Rpp 830,9 , triliun dan serapan p tenaga kerja 110,80 juta orang. Data olahan Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2013, total UMKM di Indonesia I d i mencapaii 56 56,55 juta j t unit, it setara t 99 99,99 persen ddarii ttotal t l unit it usaha di Indonesia (Kompas, 17 Feb, 2014). Apabila dirinci, mayoritas UMKM didominasi usaha mikro 55,856 juta unit atau 98,79 persen. Disusul usaha kecil 629.418 unit (1,11 persen) dan usaha menengah 48.997 unit (0.09 persen).
Rekomendasi Perlu adanya keberpihakan politik-ekonomi negara terhadap
UMKM, dengan adanya kebijakan moneter yg akomodatif, seperti kebijakan k b k suku k bunga b rendah. dh Inklusi sosial yang sedang menjadi tren global yaitu bertujuan untuk mendekatkan perbankan dengan pelaku UMKM dan masyarakat miskin, harus terus dilakukan. Dalam konteks p permodalan bagi g UMKM,, disana terdapat p lembaga keuangan mikro (LKM) (ada sekitar 600.000) dan koperasi yg sudah bekerja selama bertahun-tahun. Perlu langkah integratiff antara LKM, LKM koperasi, k dan d perbankan b k formal f l dalam dl peningkatan kesejahteraan rakyat.
Lanjutan… Dalam konteks pembangunan ke arah sumberdaya alam
(pertanian, kelautan, dan kehutanan), perlu difikirkan untuk mendorong sumber pendanaan (melalui perbankan formal) untuk industrialisasi berbasis sumberdaya alam dlm sistem ekonomi kerakyatan (seperti koperasi). Sumberdaya perbankan perlu peningkatan guna mengarah ke industrialiasai berbahan sda. Bila rakyat, pelaku perbankan, pemerintah, pelaku usaha, dsb sepakat, k perlu l difiki difikirkan k pembentukan b k bbankk social i l ((social i l bbank), k) yang memaksimalisasi kemanfaatan penggunanya dibanding maksimalisasi keuntungan g ((bank based on ethical). )