SURVEI KREDIT PERBANKAN BANK LOAN SURVEY TRIWULAN III-2004 ?? Permintaan Kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada
triwulan III-2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan ?? Peningkatan tersebut diprakirakan akan berlanjut pada triwulan IV-
2004
Total Permintaan Kredit secara indikatif total permintaan kredit mengalami peningkatan
Hasil survei pada triwulan III-2004 yang dilakukan terhadap 50 bank umum mengindikasikan adanya peningkatan permintaan kredit masyarakat terhadap perbankan seperti tercermin pada angka neto sebesar 72,2%, namun sedikit melambat dibandingkan angka neto pada triwulan sebelumnya sebesar 80,8%. Peningkatan total permintaan kredit tersebut terjadi pada kelompok bank besar dengan angka neto sebesar 80,9%, diikuti oleh bank menengah sebesar 57,7%. Sementara itu, kelompok bank kecil turun dengan angka neto sebesar 18,2%. Pada triwulan IV-2004, total permintaan kredit diprakirakan secara indikatif masih akan naik yang tercermin dari angka neto sebesar 66,8%. Peningkatan total permintaan kredit tersebut diperkirakan terjadi pada kelompok bank besar dengan angka neto sebesar 73,3%, diikuti oleh bank menengah sebesar 48,4% dan kelompok bank kecil sebesar 26,6%. Grafik 1 Permintaan Kredit (% Angka Neto)
120 90.4
100 80
80.8 64.0
80.0
80.9 73.3
72.2 66.8
57.7
60
47.3
48.4 29.3
40
26.6
38.8
20 0 -20
-11.7
-18.2
-40 Seluruh Bank
Tw. I-2004
Bank Besar
Tw. II-2004
Bank Menengah
Tw. III-2004
Bank Kecil
Prakiraan Tw. IV-2004
Permintaan Kredit Baru .. permintaan kredit baru juga mengalami peningkatan
Permintaan kredit baru selama triwulan III-2004 mengalami peningkatan. Hal tersebut tercermin dari angka neto sebesar 57,5%, namun lebih rendah dibandingkan angka neto pada triwulan sebelumnya sebesar
Metodologi Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah Survei Kredit Perbankan dilaksanakan secara triwulanan terhadap bank-bank umum yang berkantor pusat di Jakarta. Pengiriman dan pengumpulan kuesioner dilakukan dengan menggunakan surat dan faksimili. Metode pengolahan data dengan menggunakan metode saldo bersih (net balance), yakni menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban menurun (dalam laporan ini menggunakan istilah “ angka neto ”).
1
Survei Kredit Perbankan 82,9%. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha dan tingkat suku bunga kredit yang rendah. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan permintaan kredit baru tersebut terjadi pada kelompok bank besar dengan angka neto sebesar 74,4%, diikuti oleh kelompok bank menengah sebesar 0,6%. Sementara itu, kelompok bank kecil turun dengan angka neto sebesar 19,6%. Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan kredit baru terbesar dalam bentuk kredit modal kerja (71,7%), diikuti oleh kredit konsumsi (19,6%) dan kredit investasi (8,7%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi merupakan permintaan untuk kredit kendaraan bermotor dan kredit properti/perumahan. Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan kredit baru terbanyak adalah kredit diatas Rp. 5 milyar (41,3%), diikuti oleh kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 26,1%, kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 19,6%, dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 13,0%. permintaan kredit baru diprakirakan masih akan naik
Pada triwulan IV-2004, permintaan kredit baru diprakirakan secara indikatif masih akan naik yang tercermin dari angka neto sebesar 64,4%. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha dan promosi penawaran kredit yang lebih agresif. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan permintaan kredit baru diprakirakan terjadi pada semua kelompok bank. Kelompok bank besar merupakan kelompok bank yang lebih optimis dalam memprakirakan akan terjadinya peningkatan permintaan kredit baru dengan angka neto 68,9%, kemudian kelompok bank menengah sebesar 54,1% dan bank kecil sebesar 26,8%. Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan kredit baru diprakirakan masih akan didominasi oleh kredit modal kerja (72,3%), diikuti oleh kredit konsumsi (17,0%) dan kredit investasi (10,6%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi masih tetap dalam bentuk kredit kendaraan bermotor dan kredit properti/perumahan. Berdasarkan angka nominal kredit, perkiraan permintaan kredit baru terbesar adalah kredit diatas Rp.5 milyar (36,4%), diikuti oleh kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 31,8%, kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 15,9% dan kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 15,9%.
Permintaan Tambahan atas Fasilitas Kredit yang Sudah Ada permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada mengalami peningkatan
Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada berdasarkan hasil pada survei triwulan III-2004, mengindikasikan adanya peningkatan seperti tercermin pada angka neto sebesar 70,2%, namun sedikit melambat dibandingkan angka neto pada triwulan sebelumnya sebesar 72,0%. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha dan tingkat suku bunga kredit yang rendah. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada tersebut terjadi pada kelompok bank besar dengan angka neto sebesar 74,4%, diikuti oleh bank menengah sebesar 67,7% dan kelompok bank kecil sebesar 8,3%. Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada terutama dalam bentuk kredit modal kerja (88,6%), diikuti oleh kredit konsumsi (9,1%) dan kredit investasi (2,3%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi merupakan permintaan kredit kendaraan bermotor dan kredit properti/perumahan. Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada terbesar adalah kredit diatas Rp. 5 milyar (45,5%), diikuti oleh kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 27,3%, kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 20,5%, dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 6,7%.
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
2
Survei Kredit Perbankan pada triwulan III-2004 diprakirakan akan naik
Pada triwulan V I -2004, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada diprakirakan meningkat dengan angka neto sebesar 61,0%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan meningkatnya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha dan suku bunga kredit yang rendah. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada diprakirakan terjadi pada semua kelompok bank. Kelompok bank besar memprakirakan akan terjadinya peningkatan permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada dengan angka neto sebesar 68,9%, diikuti oleh kelompok bank menengah dan bank kecil masing-masing sebesar 35,4% dan 21,3%. Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada diprakirakan masih akan didominasi dalam bentuk kredit modal kerja (86,4%), diikuti oleh kredit konsumsi (11,4%) dan kredit investasi (2,2%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi merupakan permintaan kredit kendaraan bermotor dan kredit properti/perumahan. Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan terbesar adalah kredit diatas Rp. 5 milyar (40,0%), kemudian diikuti oleh kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 28,9%, kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 22,2% dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 8,9%.
Persetujuan Pemberian Kredit Baru pemberian persetujuan kredit baru mengindikasikan terjadinya peningkatan
Hasil survei memperlihatkan bahwa persetujuan pemberian kredit baru bank umum pada triwulan III-2004 mengindikasikan terjadinya peningkatan seperti tercermin pada angka neto sebesar 55,3%, namun melambat dibandingkan angka neto pada triwulan sebelumnya sebesar 69,1%. Alasan peningkatan persetujuan pemberian kredit baru dari sisi internal bank adalah pemenuhan rasio kecukupan modal bank dan tingkat keuntungan yang lebih menarik dibanding penempatan lainnya, sedangkan dari sisi eksternal bank adalah prospek usaha nasabah membaik dan kondisi ekonomi membaik. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan persetujuan pemberian kredit baru terjadi pada kelompok bank besar dengan angka neto sebesar 73,1%. Sementara itu, kelompok bank kecil dan bank menengah mengalami penurunan masing-masing sebesar 30,1% dan 4,1%. Berdasarkan jenis penggunaannya, persetujuan pemberian kredit baru dalam bentuk kredit modal kerja (KMK) masih menjadi prioritas utama yaitu sebesar 72,3%, diikuti kredit konsumsi (19,2%) dan kredit investasi (8,5%). Pemberian kredit konsumsi terutama disalurkan untuk kredit kendaraan bermotor dan properti/perumahan. Berdasarkan sektor ekonomi, persetujuan pemberian kredit baru terutama diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran dan diikuti pada sektor industri pengolahan. Berdasarkan angka nominal kredit, persetujuan pemberian kredit baru terbesar terjadi pada kredit diatas Rp. 5 milyar (42,6%), diikuti oleh kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 23,4%, kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 19,1%, dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 14,9%.
… pada triwulan III-2004, diprakirakan meningkat
Pada triwulan IV-2004 persetujuan pemberian kredit baru bank umum diprakirakan akan meningkat seperti tercermin dengan angka neto sebesar 58,6%. Alasan utama meningkatnya persetujuan pemberian kredit baru dari sisi internal bank adalah tingkat keuntungan yang lebih menarik dibanding penempatan lainnya dan pemenuhan rasio kecukupan modal bank, sedangkan alasan dari sisi eksternal bank adalah prospek usaha nasabah membaik dan kondisi ekonomi membaik. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan tertinggi dalam persetujuan pemberian kredit baru diprakirakan akan terjadi pada kelompok bank menengah yang tercermin pada angka neto sebesar
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
3
Survei Kredit Perbankan 73,4%, kemudian diikuti oleh kelompok bank besar sebesar 58,3%, kelompok bank kecil sebesar 13,1%. Berdasarkan jenis penggunaannya, prakiraan persetujuan pemberian kredit baru terutama dalam bentuk kredit modal kerja (73,9%), diikuti oleh kredit konsumsi (17,4%) dan kredit investasi (8,7%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi diprakirakan disalurkan pada kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan sektor ekonomi, prakiraan persetujuan pemberian kredit baru terutama diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran dan diikuti oleh sektor industri pengolahan. Berdasarkan angka nominal kredit, persetujuan pemberian kredit baru terbesar diprakirakan pada kredit diatas Rp. 5 milyar (40,4%), diikuti oleh kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 25,5%, kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 19,2%, dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 14,9%. Grafik 2 Pemberian Persetujuan Kredit Baru (% Angka Neto)
120 100 55.3 58.6
60 40
72.7
69.1
80
73.4
73.1
63.9
58.3 41.0
28.0
27.9 21.7
13.1
20 -4.1
0 -20
-30.1
-40
-44.7
-60 -80 Seluruh Bank
Tw I-2004
Bank Besar
Tw II-2004
Bank Menengah
Tw III-2004
Bank Kecil
Prakiraan Tw IV-2004
Prakiraan Dana Pihak Ketiga dana pihak ketiga akan naik terutama berupa deposito
Pada triwulan IV-2004, secara angka neto responden memprakirakan akan terjadi peningkatan dana pihak ketiga dengan angka neto sebesar 72,7%. Peningkatan dana pihak ketiga terutama dalam bentuk deposito (66,7%), tabungan (16,7%) dan giro (16,6%). Peningkatan fasilitas & pelayanan jasa perbankan dan meningkatnya tingkat suku bunga dana diprakirakan menjadi faktor pendorong peningkatan dana pihak ketiga tersebut. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan dana pihak ketiga tertinggi diprakirakan akan terjadi pada kelompok bank besar dengan angka neto sebesar 73,9%, diikuti oleh bank menengah sebesar 71,4% dan bank menengah sebesar 49,6%.
Prakiraan Penempatan Dana pemberian k redit, SBI dan obligasi pemerintah masih menjadi alternatif utama penempatan dana
Pilihan utama sebagian besar responden dalam menempatkan dananya pada triwulan IV-2004 adalah dalam bentuk pemberian kredit, diikuti dalam bentuk pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi pemerintah. Alasan utama penempatan dana dalam bentuk pemberian kredit adalah karena return yang lebih baik, meningkatkan profitabilitas dan meningkatnya prospek usaha nasabah. Sementara itu, alasan penempatan
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
4
Survei Kredit Perbankan pada SBI karena SBI merupakan alternatif penempatan dana yang aman dan likuid. Tingkat keuntungan yang cukup baik dengan risiko yang relatif rendah menjadi pendorong responden untuk menempatkan dananya dalam bentuk obligasi pemerintah.
Suku Bunga Dana Pada Tw. III-2004 cost of funds mengalami penurunan
cost of loanable funds mengalami penurunan
Tingkat suku bunga dana (cost of funds) pada bank responden secara rata-rata sederhana (simple average) baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan III-2004 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat suku bunga dana dalam rupiah berada dalam kisaran 4,91% - 7,45% dan dalam valas berada dalam kisaran 0,50% - 1,52%. Pada triwulan IV-2004, tingkat suku bunga baik dalam rupiah maupun valas diprakirakan akan mengalami peningkatan. Tingkat suku bunga dana dalam rupiah diprakirakan berada dalam kisaran 4,94% - 7,66% dan dalam valas berada dalam kisaran 0,60% - 1,66%. Responden menyatakan peningkatan tersebut diprakirakan disebabkan oleh peningkatan suku bunga SBI dan suku bunga penjaminan pada triwulan IV-2004. Cost of loanable funds pada bank responden baik dalam rupiah maupun valas secara rata-rata sederhana mengalami penurunan pada triwulan III-2004. Cost of loanable funds dalam rupiah berada dalam kisaran 6,60% 11,53% dan dalam valas berada dalam kisaran 0,68% - 3,92%. Pada triwulan IV-2004, cost of loanable funds dalam rupiah diprakirakan mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan III-2004 yaitu diprakirakan berada dalam kisaran 6,73% - 11,80% dan dalam valas berada dalam kisaran 0,69% - 4,21%. Tabel 1 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Dana (Rupiah dan Valas) Tw. II-2004
SUKU BUNGA DANA
Tw. III-2004
Prakiraan Tw. IV-2004
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
1. Cost of funds
6,35%
5,14% - 7,57%
6,18%
4,91% - 7,45%
6,30%
4,94% - 7,66%
2. Cost of Loanable funds
9,71%
6,88% - 12,55%
9,07%
6,60% - 11,53%
9,27%
6,73% - 11,80%
1. Cost of funds
1,17%
0,52% - 1,82%
1,01%
0,50% - 1,52%
1,13%
0,60% - 1,66%
2. Cost of Loanable funds
2,77%
0,85% - 4,69%
2,30%
0,68% - 3,92%
2,45%
0,69% - 4,21%
Seluruh Bank A. Dalam Rupiah :
B. Dalam Valas :
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
5
Survei Kredit Perbankan
Suku Bunga Kredit suku bunga kredit dalam Rupiah dan Valas mengalami penurunan
Tingkat suku bunga kredit pada bank responden baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan III-2004 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV-2004 tingkat suku bunga kredit dalam rupiah dan dalam valas diprakirakan relatif sama dibandingkan pada triwulan III-2004. Tabel 2 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Kredit (Rupiah dan Valas) Tw. II-2004
JENIS KREDIT
Rata-rata
Tw. III-2004
Prakiraan Tw. IV-2004
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
Seluruh Bank A. Dalam Rupiah : 1. Kredit Modal Kerja
14,53%
11,40% - 17,66%
14,09%
10,99% - 17,19%
13,75%
10,60% - 16,90%
2. Kredit Investasi
15,37%
12,78% - 17,96%
14,67%
11,44% - 17,90%
14,97%
12,53% - 17,42%
3. Kredit Konsumsi
15,70%
9,89% - 21,51%
15,17%
11,70% - 18,63%
15,20%
11,59% - 18,81%
B. Dalam Valas : 1. Kredit Modal Kerja
6,89%
3,82% - 9,96%
6,11%
3,01% - 9,21%
5,98%
3,59% - 8,37%
2. Kredit Investasi
7,11%
4,94% - 9,29%
6,62%
4,23% - 9,01%
6,57%
4,23% - 8,92%
3. Kredit Konsumsi
8,35%
6,37% - 10,33%
6,21%
3,55% - 8,88%
5,99%
3,47% - 8,51%
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
6