SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan I-2006
Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan I-2006 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Untuk triwulan II2006, permintaan maupun persetujuan kredit baru diperkirakan akan meningkat
Suku bunga dana dan kredit pada triwulan I-2006 masih meningkat, namun triwulan II-2006 diperkirakan menurun terutama untuk suku bunga dalam rupiah
Total Permintaan Kredit Total permintaan kredit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
Hasil survei pada triwulan I-2006 mengindikasikan bahwa permintaan kredit masyarakat terhadap perbankan menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu dari 24,5% menjadi 4,4%. Penurunan permintaan kredit terjadi pada semua kelompok bank kecuali kelompok bank kecil yang mengalami peningkatan angka neto. Untuk triwulan II-2006, permintaan kredit diperkirakan oleh semua kelompok bank akan meningkat sejalan dengan masih tingginya kebutuhan nasabah terhadap pembiayaan usahanya. Grafik 1 Permintaan Kredit (% Angka Neto) 100 80 60 40 20 0 -20 -40 Seluruh Bank
Bank Besar Tw. III-2005
Tw. IV-2005
Bank Menengah Tw. I-2006
Bank Kecil Perkiraan Tw. II-2006
Permintaan Kredit Baru Permintaan kredit baru juga mengindikasikan penurunan yang sangat signifikan
Dari total permintaan kredit di atas, permintaan kredit baru selama triwulan I-2006 juga mengalami penurunan yang sangat signifikan dari triwulan sebelumnya yaitu dari 17,1% menjadi -5,1%. Penurunan permintaan kredit baru hanya terjadi pada kelompok bank besar yaitu dari 23,2% menjadi -9,7%, sementara kelompok bank menengah dan bank kecil masih mengalami peningkatan.
Metodologi Survei Kredit Perbankan dilaksanakan secara triwulanan terhadap bank-bank umum yang berkantor pusat di Jakarta. Pengiriman dan pengumpulan kuesioner dilakukan dengan menggunakan surat dan faksimili. Metode pengolahan data dengan menggunakan metode saldo bersih (net balance), yakni menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban menurun (dalam laporan ini menggunakan istilah “ angka neto ”).
Tim Statistik Sektor Riil
1
Survei Kredit Perbankan Grafik 2 Permintaan Kredit Baru (% Angka Neto) 100 80 60 40 20 0 -20 -40
Seluruh Bank
Bank Besar Tw. III-2005
Bank Menengah Tw. IV-2005
Bank Kecil
Tw. I-2006
Perkiraan Tw. II-2006
Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan kredit baru terbesar dalam bentuk kredit modal kerja (70,7%) diikuti oleh kredit konsumsi (26,8%) dan kredit investasi (2,4%). Sebagian besar permintaan kredit konsumsi tersebut masih berupa kredit properti/perumahan dan kendaraan bermotor. Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan kredit baru terbanyak adalah kredit diatas Rp. 5 miliar (34,1%), diikuti oleh kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 29,3%, kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 24,4%, dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 12,2%. Grafik 3 Permintaan Kredit Baru Menurut Jenis Penggunaan (%) 100 80 60 40 20 0 II
III
IV
I
II
III
IV
I
2005
Kredit Modal Kerja (KMK)
II* (perkiraan) 2006
Kredit Investasi (KI)
Kredit Konsumsi (KK)
Grafik 4 Permintaan Kredit Baru Menurut Kredit Konsumsi (%) 100
80
60
40
20
0 I
II
III
IV
2004
II
III
IV
2005
Properti
Tim Statistik Sektor Riil
I
Kendaraan Bermotor
I
II* (perkiraan) 2006
Kartu Kredit
Lainnya
2
Survei Kredit Perbankan Permintaan kredit baru diperkirakan akan naik, dengan angka neto yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya
Pada triwulan II-2006, permintaan kredit baru diperkirakan akan naik dengan angka neto positif sebesar 75,8%. Tingginya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha serta kondisi ekonomi yang membaik diperkirakan sebagai faktor pendukung meningkatnya permintaan kredit baru . Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan kredit baru diperkirakan masih akan didominasi oleh kredit modal kerja (75,6%), diikuti dengan kredit konsumsi (19,5%) dan kredit investasi (4,9%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi masih tetap dalam bentuk kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan angka nominal kredit, perkiraan permintaan kredit baru tersebut masih didominasi oleh kredit diatas Rp.5 miliar sebesar 34,1%, diikuti kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) dan kredit kredit kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) masing-masing sebesar 24,4% dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 17,1%.
Permintaan Tambahan atas Fasilitas Kredit yang Sudah Ada Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada juga menunjukkan penurunan
Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada pada triwulan I-2006 menunjukkan penurunan sebesar 6,7% dibandingkan pada triwulan sebelumnya sebesar 22,7%. Tingginya tingkat suku bunga kredit menjadi faktor penyebab utama menurunnya permohonan tambahan terhadap falisitas kredit yang sudah ada pada semua kelompok bank. Grafik 5 Permohonan Tambahan atas Fasilitas Kredit (% Angka Neto) 100 80 60 40 20 0 -20 -40 Seluruh Bank
Bank Besar
Tw. III-2005
Bank Menengah
Tw. IV-2005
Tw. I-2006
Bank Kecil
Perkiraan Tw. II-2006
Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada sebagian besar dalam bentuk kredit modal kerja (77,5%), diikuti oleh kredit konsumsi (15,0%) dan kredit investasi (7,5%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi tersebut merupakan kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Sementara itu berdasarkan angka nominal kredit, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada masih didominasi oleh kredit diatas Rp.5 miliar. Permintaan tambahan atas fasilitas kredit diperkirakan akan meningkat pada Triwulan II-2006
Tim Statistik Sektor Riil
Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada tersebut diperkirakan akan meningkat pada triwulan II-2006 dengan angka neto sebesar 78,4%. Peningkatan itu akan terjadi pada semua kelompok bank dengan angka neto lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
3
Survei Kredit Perankan Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada diperkirakan masih akan didominasi dalam bentuk kredit modal kerja (75,6%), diikuti oleh kredit konsumsi (19,5%) dan kredit investasi (4,9%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi merupakan permintaan kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada terbesar adalah kredit diatas Rp.5 milyar sebesar 34,1%, sementara terkecil adalah kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 17,1%.
Persetujuan Pemberian Kredit Baru Pemberian persetujuan kredit juga menurun meskipun masih menunjukkan angka neto positif
Sejalan dengan penurunan permintaan kredit baru, maka hasil survei juga memperlihatkan bahwa persetujuan pemberian kredit baru untuk triwulan I-2006 juga menurun, yaitu dari 33,2% menjadi 32,0%. Penurunan persetujuan pemberian kredit baru ini sejalan dengan belum membaiknya kondisi ekonomi serta menurunnya kualitas portofolio kredit.
Grafik 6 Pemberian Persetujuan Kredit Baru (% Angka Neto) 100 80 60 40 20 0 -20 -40 Seluruh Bank
Bank Besar
Tw. III-2005
Bank Menengah
Tw. IV-2005
Tw. I-2006
Bank Kecil
Perkiraan Tw. II-2006
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja (KMK) masih menjadi prioritas utama yaitu sebesar 76,2%, diikuti kredit konsumsi (21,4%) dan kredit investasi (2,4%). Pemberian kredit konsumsi terutama disalurkan untuk kredit properti/perumahan (41,9%) dan kendaraan bermotor (32,3%). Berdasarkan sektor ekonomi, persetujuan pemberian kredit baru terutama diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran (41,9%) dan sektor industri pengolahan ((14,0%). Berdasarkan angka nominal kredit, persetujuan pemberian kredit baru terbesar terjadi pada kredit diatas Rp.5 miliar sebesar 34,9%, diikuti kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 30,2%, kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp 5 miliar) sebesar 25,6%, dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 9,3%. Peningkatan pemberian kredit baru diperkirakan akan membaik pada triwulan II-2006
Tim Statistik Sektor Riil
Pada triwulan II-2006 persetujuan pemberian kredit baru diperkirakan akan membaik dengan angka neto yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (dari 32,0 menjadi 62,6%). Membaiknya prospek usaha nasabah serta kondisi ekonomi yang kondusif sebagai faktor utama meningkatnya pemberian kredit baru. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan dengan angka neto lebih tinggi terjadi pada bank besar dan menengah, sementara bank kecil justru mengalami penurunan angka neto.
4
Survei Kredit Perbankan Berdasarkan jenis penggunaannya, persetujuan pemberian kredit baru diperkirakan sebagian besar dalam bentuk kredit modal kerja (76,2%), diikuti oleh kredit konsumsi (19,0%) dan kredit investasi (4,8%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi diperkirakan masih disalurkan pada kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan sektor ekonomi, persetujuan pemberian kredit baru diperkirakan sebagian besar masih diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran (35,7%) dan sektor industri pengolahan (19,0%). Berdasarkan angka nominal kredit, persetujuan pemberian kredit baru sebagian besar diperkirakan masih terjadi pada kredit diatas Rp.5 miliar (35,7%). Grafik 7 Persetujuan Kredit Baru Menurut Jenis Penggunaan (%) 100 80 60
40 20 0 I
II
III
IV
I
II
2004
III
IV
I
2005
Kredit Modal Kerja (KMK)
II* (perkiraan) 2006
Kredit Investasi (KI)
Kredit Konsumsi (KK)
Grafik 8 Persetujuan Pemberian Kredit Baru Menurut Kredit Konsumsi (%) 100 80 60 40 20 0 I
II
III
2004
I
II
III
IV
2005
Properti
Tim Statistik Sektor Riil
IV
Kendaraan Bermotor
I
II* (perkiraan) 2006
Kartu Kredit
Lainnya
5
Survei Kredit Perbankan Perkiraan Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga triwulan II-2006 masih menunjukkan angka neto positif, namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya
Pada triwulan II-2006, responden memperkirakan dana pihak ketiga masih menunjukkan angka neto positif, namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 75,9% menjadi 42,5%. Peningkatan dana pihak ketiga tersebut terutama dalam bentuk deposito (66,7%) dan tabungan (22,2%). Meningkatnya fasilitas dan pelayanan jasa perbankan serta tingginya insentif di luar suku bunga diperkirakan menjadi faktor pendorong peningkatan dana pihak ketiga tersebut.
Perkiraan Penempatan Dana Kredit masih menjadi alternatif utama penempatan dana bank
Kredit masih merupakan pilihan utama sebagian besar responden dalam menempatkan dananya pada triwulan II-2006, yang diikuti oleh Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar 9,1% dan pembelian obligasi pemerintah (9,1%). Alasan utama penempatan dana dalam bentuk pemberian kredit adalah karena return yang lebih baik dan meningkatnya prospek usaha nasabah. Sementara itu, tingkat keuntungan yang cukup baik dengan risiko yang relatif rendah menjadi pendorong responden untuk menempatkan dananya dalam bentuk SBI dan obligasi pemerintah.
Suku Bunga Dana Suku bunga dana triwulan I-2006 meningkat
Tingkat suku bunga dana (cost of funds) pada bank responden secara ratarata sederhana (simple average) baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan I-2006 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat suku bunga dana dalam rupiah diperkirakan akan berada pada kisaran 7,68%-12,37% dan dalam valas berada dalam kisaran 2,39% - 4,44%. Sementara cost of loanable funds dalam rupiah berada dalam kisaran 9,78% - 17,23% dan dalam valas berada dalam kisaran 2,84% - 6,34%.
Suku bunga dana untuk triwulan II-2006 diperkirakan menurun terutama untuk rupiah
Pada triwulan II-2006, suku bunga dana diperkirakan menurun. Penurunan terjadi baik pada cost of funds maupun cost of loanable funds terutama dalam rupiah. Semenatra untuk valas cenderung meningkat. Tabel 1 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Dana (Rupiah dan Valas) Tw. IV-2005
SUKU BUNGA DANA
Tw. I-2006
Perkiraan Tw. II-2006
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
Seluruh Bank A. Dalam Rupiah : 1. Cost of funds
9,2%
6,62% -11,79%
10,19%
7,78% -12,61%
10,03%
7,68% - 12,37%
12,82%
9,27% -16,38%
13,24%
9,78% -17,23%
13,11%
9,71% - 17,07%
1. Cost of funds
3,03%
2,02% - 4,04%
3,37%
2,47% - 4,27%
3,41%
2,39% - 4,44%
2. Cost of Loanable funds
4,27%
2,46% - 6,08%
5,13%
2,84% - 6,34%
5,22%
2,88% - 6,45%
2. Cost of Loanable funds B. Dalam Valas :
Tim Statistik Sektor Riil
6
Survei Kredit Perbankan Suku Bunga Kredit Suku bunga kredit meningkat di triwulan I-2006 dan diperkirakan menurun untuk triwulan II-2006
Sejalan dengan peningkatan suku bunga dana, tingkat suku bunga kredit baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan I-2006 juga meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu untuk triwulan II-2006, sejalan dengan penurunan suku bunga dana, suku bunga kredit terutama dalam rupiah diperkirakan juga menurun. Tabel 2 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Kredit (Rupiah dan Valas) Tw. IV-2005
Tw. I-2006
Perkiraan Tw. II-2006
JENIS KREDIT Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
1. Kredit Modal Kerja
17,44%
14,73% - 20,15%
17,84%
15,38% - 20,31%
17,82%
15,46% - 20,18%
2. Kredit Investasi
17,53%
14,82% - 20,24%
18,25%
15,97% - 20,52%
18,20%
15,98% - 20,42%
3. Kredit Konsumsi
18,66%
13,65% - 23,67%
19,27%
13,86% - 24,69%
19,23%
13,84% - 24,62%
1. Kredit Modal Kerja
7,86%
5,63% - 10,09%
8,04%
6,20% - 9,87%
8,21%
6,44% - 9,99%
2. Kredit Investasi
8,06%
6,03% - 10,10%
8,27%
6,62% - 9,91%
8,47%
6,91% - 10,02%
3. Kredit Konsumsi
8,31%
5,74% - 10,62%
8,02%
5,40% - 10,64%
8,05%
5,45% - 10,65%
Sekuruh Bank A. Dalam Rupiah :
B. Valas :
Tim Statistik Sektor Riil
7