SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan IV-2005
Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan IV-2005 menurun tajam, namun pada triwulan I-2006 diperkirakan membaik
Suku bunga dana dan kredit pada triwulan IV-2005 dan perkiraan triwulan I-2006 masih tinggi
Total Permintaan Kredit Total permintaan kredit menurun tajam
Hasil survei pada triwulan IV-2005 mengindikasikan bahwa permintaan kredit masyarakat terhadap perbankan menurun tajam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secara neto masih menunjukkan angka positif, yaitu dari 64,6% menjadi 24,5%. Berdasarkan kelompok bank, penurunan permintaan kredit terjadi pada semua kelompok bank dengan penurunan tertinggi terjadi pada kelompok bank kecil yang ditunjukkan oleh angka neto negatif sebesar 1,6%. Untuk triwulan I-2006, permintaan kredit diperkirakan akan meningkat dengan angka neto lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, yaitu dari 24,5% menjadi 49,3%. Grafik 1 Permintaan Kredit (% Angka Neto) 100 80 60 40 20 0 -20 -40 Seluruh Bank
Tw. II-2005
Bank Besar
Tw. III-2005
Bank Menengah
Tw. IV-2005
Bank Kecil
Perkiraan Tw. I-2006
Permintaan Kredit Baru Permintaan kredit baru juga mengindikasikan penurunan
Dari total permintaan kredit di atas, permintaan kredit baru selama triwulan IV-2005 juga mengalami penurunan yang sangat signifikan dari triwulan sebelumnya yaitu dari 64,8% menjadi 17,1%. Tingginya tingkat suku bunga kredit merupakan faktor utama penyebab penurunan permintaan kredit baru. Penurunan permintaan
Metodologi Survei Kredit Perbankan dilaksanakan secara triwulanan terhadap bank-bank umum yang berkantor pusat di Jakarta. Pengiriman dan pengumpulan kuesioner dilakukan dengan menggunakan surat dan faksimili. Metode pengolahan data dengan menggunakan metode saldo bersih (net balance), yakni menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban menurun (dalam laporan ini menggunakan istilah “ angka neto ”).
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
1
Survei Kredit Perbankan kredit baru tersebut terjadi pada semua kelompok dengan angka neto terkecil sebesar -16,2% terjadi pada kelompok bank menengah. Grafik 2 Permintaan Kredit Baru
(% Angka Neto) 100 80 60 40 20 0 -20 -40
Seluruh Bank
Bank Besar
Tw. II-2005
Bank Menengah
Tw. III-2005
Tw. IV-2005
Bank Kecil
Perkiraan Tw. I-2006
Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan kredit baru sebagian besar dalam bentuk kredit modal kerja (69,0%) diikuti oleh kredit konsumsi (26,2%) dan kredit investasi (4,8%). Sebagian besar permintaan kredit konsumsi tersebut masih berupa kredit kendaraan bermotor (42,4%) dan kredit properti/perumahan (39,4%). Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan kredit baru terbesar adalah kredit diatas Rp. 5 miliar (39,0%), diikuti oleh kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 24,4%, kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 19,5%, dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 17,1%. Grafik 3 Permintaan Kredit Baru Menurut Jenis Penggunaan (%) 100
80
60
40
20
0 I
II
III
IV
I
II
2004
KMK
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
III
IV
2005
I* (perkiraan) 2006
KI
KK
2
Survei Kredit Perbankan Grafik 4 Permintaan Kredit Baru Menurut Kredit Konsumsi (%) 100
80
60
40
20
0 I
II
III
IV
I
II
2004
IV
2005
Properti
Permintaan kredit baru diperkirakan akan naik pada triwulan mendatang
III
Kendaraan Bermotor
I* (perkiraan) 2006
Kartu Kredit
Lainnya
Pada triwulan I-2006, permintaan kredit baru diperkirakan akan naik dengan angka neto sebesar 49,3%. Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan serta situasi ekonomi yang diperkirakan akan lebih baik. Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan kredit baru diperkirakan masih akan didominasi oleh kredit modal kerja. Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi masih berupa kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan angka nominal kredit, dominasi permintaan kredit baru mengalami pergeseran dari triwulan sebelumnya, yaitu dari kredit di atas 5 miliar menjadi kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar).
Permintaan Tambahan atas Fasilitas Kredit yang Sudah Ada Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada juga menunjukkan penurunan
Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada pada triwulan IV-2005 juga menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari angka neto 37,5% menjadi 22,7%. Tingginya tingkat suku bunga kredit disampaikan oleh banyak responden sebagai faktor penyebab utama menurunnya permohonan tambahan falisitas kredit. Grafik 5 Permohonan Tambahan atas Fasilitas Kredit (% Angka Neto) 100 80 60 40 20 0 -20 -40 Seluruh Bank
Bank Besar
Tw. II-2005
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
Bank Menengah
Tw. III-2005
Tw. IV-2005
Bank Kecil
Perkiraan Tw. I-2006
3
Survei Kredit Perbankan Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada terutama dalam bentuk kredit modal kerja (78,0%), diikuti oleh kredit konsumsi (17,1%) dan kredit investasi (4,9%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi tersebut merupakan kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Sementara itu berdasarkan angka nominal kredit, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada didominasi oleh kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) dan kredit di atas Rp.5 miliar dengan persentase yang sama yaitu sebesar 36,6%. Permintaan tambahan atas fasilitas kredit akan meningkat pada Triwulan I-2006
Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada tersebut diperkirakan akan meningkat pada triwulan I-2006, yang ditunjukkan oleh angka neto positif sebesar 56,9%. Peningkatan diperkirakan akan terjadi pada semua kelompok bank. Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada diperkirakan masih akan didominasi dalam bentuk kredit modal kerja (78,0%), diikuti oleh kredit konsumsi (14,6%) dan kredit investasi (7,3%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi merupakan permintaan kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada terbesar adalah kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) dan kredit di atas Rp.5 miliar dengan persentase yang sama yaitu sebesar 34,1%.
Persetujuan Pemberian Kredit Baru Pemberian persetujuan kredit juga menurun
Sejalan dengan adanya permintaan kredit baru yang menurun, maka hasil survei juga memperlihatkan bahwa persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan IV-2005 juga menurun, yang ditunjukkan oleh angka neto dari 47,5% menjadi 33,2%. Penurunan persetujuan pemberian kredit baru ini sejalan dengan tingginya resiko usaha nasabah serta kondisi ekonomi yang kurang memadai. Grafik 6 Pemberian Persetujuan Kredit Baru (% Angka Neto) 100 80 60 40 20 0 -20 -40 Seluruh Bank
Bank Besar
Tw. II-2005
Tw. III-2005
Bank Menengah
Tw. IV-2005
Bank Kecil
Perkiraan Tw. I-2006
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja (KMK) masih menjadi prioritas utama pemberian kredit baru (73,2%), diikuti kredit konsumsi (22,0%) dan kredit investasi (4,9%). Pemberian kredit konsumsi terutama disalurkan untuk kredit properti/perumahan dan kendaraan bermotor. Berdasarkan sektor ekonomi, persetujuan pemberian kredit baru terutama diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran (39,5%). Berdasarkan angka nominal kredit, persetujuan pemberian kredit
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
4
Survei Kredit Perankan baru terbesar terjadi pada kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp 5 miliar) sebesar 34,1%, diikuti kredit diatas Rp.5 miliar sebesar 29,3%, kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 22,0% dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 14,6%. Pemberian kredit baru diperkirakan akan meningkat pada triwulan I-2006
Pada triwulan I-2006 persetujuan pemberian kredit baru diperkirakan akan meningkat dengan angka neto lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, yaitu dari 33,2% menjadi 59,3%. Rasio kecukupan modal bank, membaiknya prospek usaha nasabah serta membaiknya kondisi ekonomi menjadi pendorong meningkatnya pemberian kredit baru. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan terjadi pada semua kelompok bank. Berdasarkan jenis penggunaannya, perkiraan persetujuan pemberian kredit baru terutama dalam bentuk kredit modal kerja (73,2%), diikuti oleh kredit konsumsi (22,0%) dan kredit investasi (4,9%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi diperkirakan masih disalurkan pada kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan sektor ekonomi, persetujuan pemberian kredit baru diperkirakan sebagian besar masih diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran (23,7%) dan sektor industri pengolahan (15,8%). Berdasarkan angka nominal kredit, persetujuan pemberian kredit baru sebagian besar diperkirakan masih terjadi pada kredit menengah (>Rp500 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 32,5%, diikuti oleh kredit kecil (>Rp50 juta s.d. Rp500 juta) sebesar 30,0%, kredit diatas Rp.5 miliar (25,0%), dan kredit mikro (s.d. Rp50 juta) sebesar 12,5%. Grafik 7 Persetujuan Kredit Baru Menurut Jenis Penggunaan (%) 100 80 60 40 20 0 I
II
III
IV
I
II
2004
III
IV
2005
Kredit Modal Kerja (KMK)
I* (perkiraan) 2006
Kredit Investasi (KI)
Kredit Konsumsi (KK)
Grafik 8 Persetujuan Pemberian Kredit Baru Menurut Kredit Konsumsi (%) 100 80 60 40 20 0 I
II
III
IV
I
II
2004
III
2005
Properti
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
Kendaraan Bermotor
IV
I* (perkiraan) 2006
Kartu Kredit
Lainnya
5
Survei Kredit Perbankan Perkiraan Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga triwulan I-2006 diperkirakan meningkat terutama berupa deposito
Pada triwulan I-2006, responden memperkirakan akan terjadi peningkatan dana pihak ketiga, meskipun secara angka neto melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 86,2% menjadi sebesar 75,9%. Perkembangan dana pihak ketiga terutama dalam bentuk deposito (76,7%), giro (13,3%) dan tabungan (10,0%). Tingginya suku bunga dana, tingginya insentif di luar tingkat suku bunga serta meningkatnya fasilitas & pelayanan jasa perbankan diperkirakan menjadi faktor pendorong peningkatan dana pihak ketiga.
Perkiraan Penempatan Dana Pemberian kredit, pembelian SBI dan obligasi pemerintah masih menjadi alternatif utama penempatan dana bank
Pilihan utama sebagian besar responden dalam menempatkan dananya pada triwulan I-2006 diperkirakan dalam bentuk pemberian kredit (79,1%), diikuti dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar 11,6% dan pembelian obligasi pemerintah (7,0%). Alasan utama penempatan dana dalam bentuk pemberian kredit adalah karena return yang lebih baik dan meningkatnya prospek usaha nasabah. Sementara itu, tingkat keuntungan yang cukup baik dengan risiko yang relatif rendah masih menjadi pendorong responden untuk menempatkan dananya dalam bentuk SBI dan obligasi pemerintah.
Suku Bunga Dana Cost of funds mengalami peningkatan
Tingkat suku bunga dana (cost of funds) pada bank responden secara ratarata sederhana (simple average) baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan IV-2005 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I-2006, peningkatan tingkat suku bunga dana baik dalam rupiah maupun valas diperkirakan masih terus berlanjut sejalan dengan peningkatan suku bunga SBI. Tingkat suku bunga dana dalam rupiah diperkirakan akan berada pada kisaran 7,15% - 12,63% dan dalam valas berada dalam kisaran 2,11% - 4,37%.
Cost of loanable funds juga meningkat
Peningkatan juga terjadi pada suku bunga cost of loanable funds. Pada triwulan IV-2005, cost of loanable funds dalam rupiah berada dalam kisaran 9,27% - 16,38% dan dalam valas berada dalam kisaran 2,46% - 6,08%. Pada triwulan I-2006, peningkatan cost of loanable funds baik dalam rupiah maupun valas diperkirakan masih terus berlanjut. Tabel 1 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Dana (Rupiah dan Valas) Tw. III-2005
SUKU BUNGA DANA
Tw. IV-2005
Perkiraan Tw. I-2006
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
1. Cost of funds
6,96%
5,27% -8,65%
9,2%
6,62% -11,79%
9,89%
7,15% -12,63%
2. Cost of Loanable funds
9,99%
7,26% -12,73%
12,82%
9,27% -16,38%
13,63%
9,94% -17,32%
1. Cost of funds
2,59%
0,83% -4,35%
3,03%
2,02% - 4,04%
3,24%
2,11% -4,37%
2. Cost of Loanable funds
3,9%
1,77% -6,03%
4,27%
2,46% - 6,08%
4,64%
2,73% -6,56%
Seluruh Bank A. Dalam Rupiah :
B. Dalam Valas :
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
6
Survei Kredit Perbankan Suku Bunga Kredit Suku bunga kredit dalam rupiah dan valas juga meningkat
Sejalan dengan peningkatan suku bunga dana, tingkat suku bunga kredit baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan IV-2005 juga meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan suku bunga kredit tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan I-2006. Tabel 2 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Kredit (Rupiah dan Valas) Tw. III-2005
Tw. IV-2005
Perkiraan Tw. I-2006
JENIS KREDIT Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
1. Kredit Modal Kerja
14,36%
11,28% - 17,44%
17,44%
14,73% - 20,15%
18,08%
15,45% - 20,72%
2. Kredit Investasi
15,44%
12,94% - 17,94%
17,53%
14,82% - 20,24%
18,09%
15,33% - 20,85%
3. Kredit Konsumsi
15,87%
11,38% - 20,36%
18,66%
13,65% - 23,67%
19,51%
14,00% - 25,01%
1. Kredit Modal Kerja
7,41%
4,48% - 10,34%
7,86%
5,63% - 10,09%
8,2%
6,03% - 10,37%
2. Kredit Investasi
7,86%
5,14% - 10,57%
8,06%
6,03% - 10,10%
8,34%
6,31% - 10,36%
3. Kredit Konsumsi
7,53%
4,45% - 10,62%
8,31%
5,74% - 10,62%
8,42%
5,83% - 11,0%
Sekuruh Bank A. Dalam Rupiah :
B. Forex :
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
7