SURVEI KREDIT PERBANKAN BANK LOAN SURVEY TRIWULAN I-2004 ?? Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif
memperlihatkan peningkatan meskipun sedikit melambat ?? Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut pada triwulan mendatang
Total Permintaan Kredit Secara indikatif total permintaan kredit mengalami perlambatan
Hasil survei pada triwulan I-2004 yang dilakukan terhadap 50 bank umum mengindikasikan perlambatan permintaan kredit masyarakat terhadap perbankan seperti yang tercermin pada angka neto sebesar 64,0%, atau lebih rendah dibandingkan angka neto pada triwulan sebelumnya sebesar 68,6% (angka revisi). Penurunan secara neto tersebut artinya jumlah bank yang menyatakan bahwa permintaan kreditnya turun semakin bertambah dibandingkan yang menjawab sebaliknya. Indikasi melambatnya permintaan kredit tersebut terjadi pada semua kelompok bank, dengan intensitas masingmasing (grafik 1). Pada kelompok bank besar tercatat angka neto sebesar 80,0% atau sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 84,2%, sedangkan pada kelompok bank menengah justru turun drastis dari 11,9% menjadi angka neto negatif 11,7% (artinya bank yang melaporkan permintaan kreditnya turun lebih besar dibandingkan yang melaporkan sebaliknya), sementara kelompok bank kecil juga jauh menurun angka netonya menjadi 29,3% dari 61,3%. Pada triwulan II-2004 mendatang, total permintaan kredit diprakirakan secara indikatif akan kembali naik yang tercermin dari angka neto 73,1%. Peningkatan total permintaan kredit tersebut diperkirakan oleh kelompok bank besar dengan angka neto sebesar 80,8%, diikuti oleh bank kecil sebesar 44,5% dan kelompok bank menengah sebesar 40,9%. Grafik 1 Permintaan Kredit (% Angka Neto)
120 100 80
95.1
86.7
84.2 80.0 80.8
68.6 64.0
73.1 57.0 61.3
57.5
60
44.5
40.9 29.3
40 11.9
20 0 -20
-11.7
-40 Seluruh Bank
Tw. III-2003
Bank Besar
Tw. IV-2003
Bank Menengah
Tw. I-2004
Bank Kecil
Prakiraan Tw. II-2004
Metodologi Survei Kredit Perbankan dilaksanakan secara triwulanan terhadap bank-bank umum yang berkantor pusat di Jakarta. Pengiriman dan pengumpulan kuesioner dilakukan dengan menggunakan surat dan faksimili. Metode pengolahan data dengan menggunakan metode saldo bersih (net balance), yakni menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban menurun (dalam laporan ini menggunakan istilah “ Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 1 angka neto ”).
Survei Kredit Perbankan
Permintaan Kredit Baru .. permintaan kredit baru juga mengalami perlambatan
Dari total permintaan kredit diatas, yang merupakan permintaan kredit baru selama triwulan -I2004 juga memperlihatkan indikasi perlambatan. Hal tersebut tercermin dari angka neto sebesar 63,7% atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 80,3%. Dari responden yang melaporkan adanya peningkatan permintaan kredit baru, diperoleh informasi peningkatan tersebut karena meningkatnya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha dan terus menurunnya tingkat suku bunga kredit. Berdasarkan kelompok bank, kelompok bank besar mencatat angka neto sebesar 80,0% (angka revisi), diikuti oleh bank kecil sebesar 23,2%. Sementara itu, kelompok bank menengah turun dengan angka neto negatif sebesar 11,7% (angka neto triwulan sebelumnya meningkat 11,9%). Berdasarkan jenis pengunaannya, permintaan kredit baru terbesar dalam bentuk kredit modal kerja (65,1%), diikuti oleh kredit konsumsi (27,9%) dan kredit investasi (7,0%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi seperti yang diduga sebelumnya banyak berupa permintaan untuk kredit kendaraan bermotor dan kredit properti/perumahan. Berdasarkan golongan kredit (angka nominal kredit), permintaan kredit baru terbanyak adalah kredit diatas Rp. 5 milyar (34,9%), diikuti oleh kredit kecil (27,9%), kredit menengah (23,2%), dan kredit mikro (14,0%).
Ekspansi permintaan kredit diprakirakan masih akan naik
Pada triwulan II-2004 mendatang, permintaan kredit baru diprakirakan secara indikatif masih akan naik yang tercermin dari angka neto 72,4%. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha dan tingkat suku bunga kredit yang rendah. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan permintaan kredit baru diprakirakan terjadi pada semua kelompok bank. Kelompok bank besar merupakan kelompok bank yang lebih optimis dalam memprakirakan akan terjadinya peningkatan permintaan kredit baru dengan angka neto 80,8%, kemudian kelompok bank kecil sebesar 45,0% dan bank menengah sebesar 35,7%. Berdasarkan jenis pengunaannya, permintaan kredit baru diprakirakan masih akan didominasi dalam bentuk kredit modal kerja (66,7%), diikuti oleh kredit konsumsi (28,6%) dan kredit investasi (4,7%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi masih tetap merupakan permintaan untuk kredit kendaraan bermotor dan kredit properti/perumahan. Berdasarkan golongan kredit (angka nominal), perkiraan permintaan kredit baru terbesar adalah kredit menengah (34,9%), diikuti oleh kredit diatas Rp.5 milyar (27,9%), kredit kecil (25,6%) dan kredit mikro (11,6%).
Permintaan Tambahan atas Fasilitas Kredit yang Sudah Ada Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada mengalami perlambatan
Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada pada triwulan -I2004, berdasarkan hasil survei mengindikasikan adanya perlambatan seperti tercermin pada angka neto sebesar 41,7% atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (angka neto 56,6%). Untuk yang menyatakan meningkat dikarenakan oleh faktor meningkatnya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada tersebut terjadi pada kelompok bank besar dengan angka neto sebesar 55,0%, diikuti oleh bank kecil sebesar 5,9%. Sementara itu, kelompok bank menengah turun dengan angka neto negatif sebesar 19,1%. Berdasarkan jenis pengunaan, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada terutama dalam bentuk kredit modal kerja (80,5%), diikuti oleh kredit konsumsi (17,1%) dan kredit investasi (2,4%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi merupakan permintaan kredit kendaraan bermotor dan kredit properti/perumahan. Berdasarkan golongan kredit (angka nominal), permintaan tambahan atas fasilitas kredit
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
2
Survei Kredit Perbankan yang sudah ada terbesar adalah kredit diatas Rp. 5 milyar (35,7%), diikuti oleh kredit menengah (33,3%), kredit kecil (23,8%), dan kredit mikro (7,2%). pada triwulan II-2004 diprakirakan akan naik
Pada triwulan II-2004 mendatang, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada diprakirakan akan mengalami peningkatan dengan angka neto sebesar 72,3%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan meningkatnya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada diprakirakan terjadi pada semua kelompok bank. Kelompok bank besar merupakan kelompok bank yang lebih optimis dalam memprakirakan akan terjadinya peningkatan permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada yang mencapai angka neto sebesar 79,9%, diikuti oleh kelompok bank kecil dan bank menengah masing-masing sebesar 42,9% dan 40,9%. Berdasarkan jenis pengunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada diprakirakan masih akan didominasi dalam bentuk kredit modal kerja (82,9%), diikuti oleh kredit konsumsi (14,7%) dan kredit investasi (2,4%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi merupakan permintaan kredit kendaraan bermotor dan kredit properti/perumahan. Berdasarkan golongan kredit (angka nominal), permintaan terbanyak adalah kredit diatas Rp. 5 milyar (36,6%), kemudian diikuti oleh kredit kecil (29,3%), kredit menengah (26,8%) dan kredit mikro (7,3%).
Pemberian Persetujuan Kredit Baru pemberian persetujuan kredit baru mengindikasikan terjadinya perlambatan
Hasil survei memperlihatkan bahwa pemberian persetujuan kredit baru bank umum pada triwulan I-2004 mengindikasikan mengalami perlambatan seperti tercermin pada angka neto sebesar 27,9%, atau lebih rendah dibandingkan angka neto pada triwulan sebelumnya sebesar 84,4%. Alasan peningkatan pemberian persetujuan kredit baru dari sisi internal bank adalah tingkat keuntungan yang lebih menarik dan rasio kecukupan modal bank mencukupi, sedangkan dari sisi eksternal bank adalah prospek usaha nasabah membaik. Berdasarkan kelompok bank, pada kelompok bank besar tercatat angka neto sebesar 41,0% atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 100,0%, sedangkan pada kelompok bank menengah justru turun drastis dari 27,0% menjadi angka neto negatif 44,7%, sementara kelompok bank kecil juga menurun angka netonya menjadi 21,7% dari 66,6%. Berdasarkan jenis pengunaannya, pemberian persetujuan kredit baru dalam bentuk kredit modal kerja (KMK) masih menjadi prioritas utama pada triwulan I2004 yaitu sebesar 65,9%, diikuti pemberian persetujuan kredit dalam bentuk kredit konsumsi (29,2%) dan kredit investasi (4,9%). Pemberian kredit konsumsi terutama disalurkan untuk kredit kendaraan bermotor dan properti/perumahan. Berdasarkan sektor ekonomi, pemberian persetujuan kredit baru terutama diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran dan diikuti pada sektor jasa-jasa dunia usaha. Berdasarkan golongan kredit (angka nominal), pemberian persetujuan kredit baru terbesar terjadi pada kredit menengah (38,5%), diikuti oleh kredit diatas Rp. 5 milyar (25,6%), kredit kecil (20,5%), dan kredit mikro (15,4%).
… pada triwulan II-2004, diprakirakan meningkat
Pada triwulan II-2004 mendatang pemberian persetujuan kredit baru bank umum diprakirakan akan meningkat seperti tercermin dengan angka neto 57,5%. Alasan utama meningkatnya pemberian persetujuan kredit baru dari sisi internal bank adalah tingkat keuntungan yang lebih menarik dan rasio kecukupan modal bank mencukupi, sedangkan alasan dari sisi eksternal bank adalah prospek usaha nasabah membaik. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan tertinggi dalam pemberian persetujuan kredit baru diprakirakan akan terjadi pada kelompok bank besar yang tercermin pada angka neto
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
3
Survei Kredit Perbankan 61,5%, kemudian diikuti oleh kelompok bank kecil (54,5%), kelompok bank menengah (35,5%). Berdasarkan jenis pengunaannya, prakiraan pemberian persetujuan kredit baru terutama dalam bentuk kredit modal kerja (68,3%), diikuti oleh kredit konsumsi (24,4%) dan kredit investasi (7,3%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi diprakirakan disalurkan pada kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan sektor ekonomi, prakiraan pemberian persetujuan kredit baru terutama diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran dan diikuti oleh sektor industri pengolahan. Berdasarkan golongan kredit, pemberian persetujuan kredit baru terbesar diprakirakan pada kredit menengah (43,6%), diikuti oleh kredit diatas Rp. 5 milyar (23,1%), kredit kecil (17,9%), dan kredit mikro (15,4%). Grafik 2 Pemberian Persetujuan Kredit Baru (% Angka Neto)
120 100
86.7
95.1
100.0
84.4
80
61.5
57.5
60 40
41.0 27.9
58.5
57.5
66.6 54.5
35.5
27.0
21.7
20 0 -20 -40 -44.7
-60 Seluruh Bank
Tw III-2003
Bank Besar
Tw IV-2003
Bank Menengah
Tw I-2004
Bank Kecil
Prakiraan Tw II-2004
Prakiraan Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga akan naik terutama berupa deposito
Pada triwulan II-2004, secara angka neto responden memprakirakan akan terjadi peningkatan dana pihak ketiga dengan angka neto sebesar 78,5%. Peningkatan dana pihak ketiga terutama dalam bentuk deposito (60,0%), tabungan (20,0%) dan giro (20,0%). Peningkatan fasilitas & pelayanan jasa perbankan diprakirakan menjadi faktor pendorong peningkatan dana pihak ketiga tersebut. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan dana pihak ketiga tertinggi diprakirakan akan terjadi pada kelompok bank besar (83,3%), diikuti oleh bank menengah (61,3%) dan bank kecil (51,7%).
Prakiraan Penempatan Dana Pemberian kredit, SBI dan obligasi pemerintah masih menjadi alternatif utama penempatan dana
Pilihan utama sebagian besar responden dalam menempatkan dananya pada triwulan IV-2003 adalah dalam bentuk pemberian kredit, diikuti dalam bentuk pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi pemerintah. Alasan utama penempatan dana dalam bentuk pemberian kredit adalah karena return yang lebih baik, meningkatkan profitabiltas dan meningkatnya prospek usaha nasabah. Sementara itu, alasan penempatan pada SBI karena SBI merupakan alternatif penempatan dana yang aman dan likuid. Tingkat keuntungan yang cukup baik dengan risiko yang relatif rendah menjadi pendorong responden untuk menempatkan dananya dalam bentuk obligasi pemerintah.
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
4
Survei Kredit Perbankan
Suku Bunga Dana Cost of funds mengalami penurunan
Cost of loanable funds mengalami penurunan
Tingkat suku bunga dana (cost of funds) pada bank responden secara rata-rata sederhana (simple average) baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan I-2004 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan suku bunga SBI dan suku bunga penjaminan. Tingkat suku bunga dana dalam rupiah berada dalam kisaran 5,15% - 7,58% dan dalam valas berada dalam kisaran 0,54% - 1,79%. Penurunan tingkat suku bunga tersebut diprakirakan akan berlanjut pada triwulan II-2004 yaitu tingkat suku bunga dana dalam rupiah berada dalam kisaran 5,05% - 7,57%, sedangkan dalam valas diprakirakan relatif sama berada dalam kisaran 0,51% - 1,82%. Responden menyatakan penurunan tersebut diprakirakan disebabkan oleh menurunnya suku bunga SBI dan suku bunga penjaminan. Cost of loanable funds pada bank responden baik dalam rupiah maupun valas secara rata-rata sederhana mengalami penurunan pada triwulan I-2004. Cost of loanable funds dalam rupiah berada dalam kisaran 6,41% 12,44% dan dalam valas berada dalam kisaran 0,67% - 4,11%. Pada triwulan II-2004, cost of loanable funds dalam rupiah diprakirakan mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan I-2004 yaitu berada dalam kisaran 5,98% - 12,80%, sedangkan dalam valas mengalami sedikit peningkatan yaitu berada dalam kisaran 0,75% - 4,18%. Tabel 1 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Dana (Rupiah dan Valas) Tw. IV-2003
SUKU BUNGA DANA
Tw. I-2004
Prakiraan Tw. II-2004
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
1. Cost of funds
7,54%
5,91% - 9,17%
6,37%
5,15% - 7,58%
6,31%
5,05% - 7,57%
2. Cost of Loanable funds
10,93%
8,39% - 13,48%
9,43%
6,41% - 12,44%
9,39%
5,98% - 12,80%
1. Cost of funds
1,48%
0,80% - 2,15%
1,16%
0,54% - 1,79%
1,17%
0,51% - 1,82%
2. Cost of Loanable funds
2,97%
1,09% - 4,86%
2,39%
0,67% - 4,11%
2,47%
0,75% - 4,18%
Seluruh Bank A. Dalam Rupiah :
B. Dalam Valas :
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
5
Survei Kredit Perbankan
Suku Bunga Kredit Suku bunga kredit dalam Rupiah dan Valas menurun
Tingkat suku bunga kredit pada bank responden baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan I-2004 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Alasan penurunan suku bunga kredit tersebut karena menurunnya tingkat suku bunga SBI dan menurunnya biaya perolehan dana. Sementara itu, penurunan tingkat suku bunga kredit dalam rupiah dan dalam valas pada triwulan II-2004 diprakirakan akan terus berlanjut. Alasan penurunan suku bunga kredit tersebut diprakirakan karena menurunnya tingkat suku bunga SBI dan menurunnya biaya perolehan dana. Tabel 2 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Kredit (Rupiah dan Valas) Tw. IV-2003
JENIS KREDIT
Tw. I-2004
Prakiraan Tw. II-2004
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
Rata-rata
Kisaran
1. Kredit Modal Kerja
15,77%
13,17% - 18,36%
14,76%
11,80% - 17,72%
14,41%
11,41% - 17,41%
2. Kredit Investasi
16,28%
14,22% - 18,34%
15,04%
11,67% - 18,41%
15,31%
13,13% - 17,49%
3. Kredit Konsumsi
16,76%
10,39% - 23,12%
17,17%
10,38% - 23,96%
16,13%
8,82% - 23,44%
1. Kredit Modal Kerja
7,05%
4,00% - 10,09%
6,70%
3,79% - 9,61%
6,31%
3,85% - 8,76%
2. Kredit Investasi
7,36%
4,33% - 10,40%
7,08%
4,03% - 10,13%
7,12%
5,13% - 9,11%
3. Kredit Konsumsi
10,03%
6,31% - 13,75%
8,72%
5,07% - 12,38%
7,38%
5,30% - 9,46%
Seluruh Bank A. Dalam Rupiah :
B. Dalam Valas :
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
6