92 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Musholla merupakan salah satu kelembagaan keagamaan terbanyak yang ada di Desa Banjaran. Setiap RW mempunyai satu atau lebih musholla yang merupakan sebuah kelembagaan. Salah satu musholla yang ada adalah Musholla Khoirus Subban. Banyaknya penduduk miskin di Desa Banjaran memerlukan optimalisasi potensi-potensi yang ada di Desa Banjaran tersebut. Fungsi musholla selama ini secara umum hanya sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah sholat dan pengajian, baik pengajian rutin maupun pengajian insidental dalam rangka memperingati hari besar Islam. Kegiatan kesejahteraan secara lebih komprehensif masih belum dilaksanakan . Kelembagaan musholla sebagai sebuah kelembagaan memiliki kapasitas tertentu untuk melaksanakan fungsinya. Di samping itu musholla mempunyai potensi tertentu untuk mendukung kegiatan kesejahteraan secara lebih komprehensif yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun sebuah program kesejahteraan melalui penguatan kelembagaan musholla tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, kapasitas Musholla Khoirus Subban, potensinya, dan program penguatan kelembagaan Musholla Khoirus Subban dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Musholla Khoirus Subban memiliki kekuatan-kekuatan yang dapat menunjang terlaksananya upaya peningkatan kesejahteraan jamaah. Kekuatan tersebut antara lain : Adanya modal manusia (terlihat dalam kepemimpinan yang cocok, dan proses penyusunan program yang aspiratif), adanya modal finansial, modal fisik berupa sarana dan prasarana,serta modal sosial. Musholla juga mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu pelaksanaan program masih belum optimal (hal tersebut berkaitan dengan partisipasi jamaah yang masih sangat kurang dalam pelaksanaan kegiatan rutin berupa sholat berjamaah dan pengajian rutin, sedangkan kegiatan insidental sebaliknya hampir semua jamaah berpartisipasi), sumberdaya musholla yang ada dialokasikan menurut kelaziman kegiatan musholla di Desa Banjaran, serta
kerjasama dengan pihak luar masih yang
masih belum dilaksanakan karena tidak lazim dilakukan, serta kurangnya dukungan pemerintah.
93 2. Berdasarkan analisa kapasitas kelembagaan Musholla Khoirus Subban bersama jamaah, faktor kurangnya pengetahuan jamaah dan pengurus merupakan faktor yang menyebabkan selama ini musholla tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dibutuhkan perubahan persepsi tentang fungsi musholla dan input pengetahuan tentang cara pengelolaan musholla sesuai dengan fungsinya. 3. Rancangan program maupun kegiatan dibuat sesuai dengan aspirasi jamaah sesuai dengan ketertarikan jamaah, sehingga melalui program dan kegiatan tersebut jamaah tertarik untuk berkumpul secara rutin dan meningkatkan kemampuan
berorganisasi
yang
selanjutnya
dapat
dilakukan
transfer
pengetahuan tentang fungsi musholla dan pengetahuan agama secara lebih kompehensif. Jadi program dan kegiatan yang dirancang bersama jamaah merupakan sebuah proses menuju musholla yang mampu membuat program pembangunan secara lebih komprehensif sesuai dengan fungsi musholla. 4. Jamaah Musholla Khoirus Subban pada dasarnya mempunyai semangat dalam memakmurkan musholla, hanya saja pengetahuan agama yang kurang, faktor ekonomi, dan kurang menariknya kegiatan rutin Musholla Khoirus Subban menjadikan partisipasi jamaah berkurang. Jamaah pun sependapat bahwa kelembagaan
musholla
dapat
dijadikan
wadah
untuk
meningkatkan
kesejahteraan secara lebih komprehensif.
Saran
Berdasarkan hasil pemelitian dan penjelasan tersebut di atas, maka dapat diajukan saran kebijakan sebagai berikut : 1. Bagi Pemerintah Desa Banjaran Masalah kesejahteraan dan musholla selain merupakan tanggungjawab masyarakat dan jamaah sebuah musholla juga merupakan tanggungjawab pemerintah, terutama pemerintah desa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat desa. Musholla yang berada di Desa Banjaran perlu mendapat perhatian yang lebih serius dari pemerintah Desa Banjaran, karena selama ini (berdasarkan kasus Musholla Khoirus Subban) peran serta pemerintah Desa Banjaran terhadap musholla sangat minim. Musholla mempunyai potensi yang dapat dipergunakan untuk kegiatan pengembangan masyarakat, oleh karena itu
94 Pemerintah Desa Banjaran dapat mempergunakan kelembagaan musholla untuk kegiatan pengembangan masyarakat.
Pemerintah Desa Banjaran juga dapat
mempergunakan kelembagaan musholla maupun kegiatan sosialisasi kebijakankebijakan pemerintah. 2. Bagi Partai-Partai, LSM, dan Ormas Sebuah partai idealnya tidak hanya berinteraksi dengan masyarakat pada saat kampanye saja, namun juga harus membuktikan bahwa partai tersebut benarbenar mengabdi untuk masyarakat. Keberadaan kelembagaan musholla dan potensinya dapat dipergunakan oleh partai untuk membuktikan pengabdian partai terhadap rakyat. Oleh karena itu partai-partai hendaknya membangun kerjasama dengan musholla-musholla dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. LSM dan Ormas-Ormas pun mempunyai peluang yang sama untuk melakukan kerjasama dengan musholla. Hanya saja baik partai, LSM, maupun Ormas perlu memberikan penyadaran kepada musholla-musholla tentang potensi dan kerjasama musholla dengan mereka, karena selama ini kerjasama tersebut belum lazim dilaksanakan di Desa Banjaran. 3. Bagi Pemerintah Kabupaten Pemalang Pemerintah Kabupaten Pemalang hendaknya membuat kebijakan yang lebih memperhatikan peran dan fungsi musholla untuk kesejahteraan masyarakat, karena hal tersebut akan sangat membantu pemerintah dalam melaksanakan tugasnya. Pemerintah kabupaten memang tidak secara langsung bersinggungan dengan masyarakat desa, namun pemerintah kabupaten dapat membuat kebijakan yang mengatur kewajiban pemerintah desa yang ada di wilayahnya berkaitan dengan musholla dan kesejahteraan tersebut. 4. Bagi Pengurus Masjid di Desa Banjaran Pengurus masjid perlu merangkul musholla-musholla yang ada dan memberikan
pendampingan
kepada
musholla
tersebut
berkaitan
dengan
optimalisasi potensi-potensi yang ada pada musholla tersebut. Masjid bisa menjadi jembatan penghubung antar musholla dalam melaksanakan kerjasama.
95 DAFTAR PUSTAKA
Adi,
Isbandi Rukminto. 2003.Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis). Jakarta. Lembaga Penerbit FE UI
Al Banna, Hasan.2003. Pokok-pokok Pemikiran Hasan Al Banna tentang Reformasi Ekonomi. M Taufiq Ridho dan Bijaksana, penerjemah. Bandung.Syaamil Al Buthi, Muhammad Sa’id Ramadhan. 2004. Sirah Nabawiyah. Aunur Rafiq Shaleh Tahmid, penerjemah. Jakarta. Robbani Press Al jazairi, Abu Bakr Jabir. 2005. Ensiklopedi Muslim. Fadhil Bahri, penerjemah. Jakarta Timur. Darul Falah Al-Qur’an. 2004. Departemen Agama RI. Indonesia. PT Syaamil Cipta Media Amsyari, Fuad. 1990. Perjuangan Sosial Ummat Islam Indonesia. Jakarta Pusat. Media Dakwah Aqqad, Abbas Mahmud. 1988. Filsafat Pemikiran Ibnu Sina. Yudian Wahyudi Asmin, penerjemah. Solo. CV Pustaka Mantiq Ayub, Moh.e; Muhsin Mk; Ramlan Mardjoned . 2001. Manajemen Masjid. Jakarta. Gema Insani Press BKKBN. 2004. Pendataan Keluarga; Selayang http://www.bkkbn.go.id/article_detail.php?aid=49 [25 April 2006]
Pandang.
Budiarto, H.Dhiani. 2004. PEMBERDAYAAN UMAT BERBASIS MASJID BERGULIR DI KOTA BOGOR . http://www.kotabogor.go.id/berita.php?page=10&perpage=5&isi=311&thn=2004 &kat=0101&submenu=02&suborg=&lang=en [25 April 2006] Chamsyah, Bachtiar. 2003. Peranan Masjid dalam Membina Kesejahteraan Sosial dalam Bachtiar Chamsyah. Dimensi Religi dalam Kesejahteraan Sosial. Mu’man Nuryana, editor. Jakarta . Balatbang Depsos Conyers, Diana. 1992. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga . Susetiawa, penj. Affan Gafar, ed. Yogyakarta. Gajah Mada University Press Dharmawan, A.H. 2000.Poverty, Powerlessness, and Poor People Empowerment : A Conceptual Analysis with Special Reference to the Case of Indonesia. Paper presented in the Workshop of Rural Institutional Empowerment held in the Indonesia Consulate General of the Republic of Indonesia in Frankfrut am Main Germany, August 26th 2000 Daryanto, Arief. 2004. Penguatan Kelembagaan Sosial Ekonomi Masyarakat sebagai Modal Sosial Pembangunan dalam Agrimedia. Volume 9. Bogor. IPB Dasgupta, P dan Ismail Serageldin (ed).2000. Social Capital : A Multifaceted Perspective. Washington DC. The World Bank Durkheim, Emile. 1964. The Division of Labour in Society (terjemahan). George Simpson, New York. The Free Press.
96 Fukuyama, F. 2001. Social Capital, Civil Society and Development. Third World Quarterly, vol.22 No.1 Giddens, Anthony. 1979. Central Problems in Social Theory: Action, Structure and Contradiction in Social Analysis. London. The Macmillan Press Gymnastiar, KH Abdullah. 2004. Adakah ALLLAH Selalu di Hatimu?. Jakarta. Republika Gymnastiar, Abdullah. 2005. Etika Bisnis MQ : Kejujuran, Kebersihan Hati, Kebermanfaatan. . Deny Riana, editor . Bandung. MQS Publishing. Hasibuan, Nurimansjah. 2005. KEMISKINAN STRUKTURAL DI INDONESIA: Menembus Ke Lapisan Bawah. http://psi.ut.ac.id/jsi/71nuriman.htm. [1 Oktober 2005] Hikmat, R.Harry. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung. Humaniora Utama Press Husaini, Waqar Ahmed. 1983. Sistem Pembinaan Masyarakat Islam. Anas mahyudin, penerjemah. Bandung. Pustaka Perpustakaan Salman ITB Iskandar, Jusman & Carolina Nitimihardjo. 1992. Beberapa Indeks dan Skala Pengukuran Variabel-variabel Sosial dan Psikologi. Bandung. Kopma Bersama An Naba DKM Al Ihsan dan STKS Bandung Iskandarini .2002. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
http://library.usu.ac.id/download/fp/Sosek-Iskandarini4.pdf. [7 November 2006] Isya, Basyar. 2002. Muslim Prestatif (Mensinergikan Keunggulan Harmoni Dzikir-FikirIkhtiar). Bandung. Qolbun Salim Press Jamasy, Owin. 2004 . Keadilan, Pemberdayaan, & Penanggulangan Kemiskinan. Bandung. Belantika Polak, JBAFM. 1966. Sosiologi : Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta. Penerbit dan Balai Buku ”Ichtiar” Putnam, RD. 1993a. Making Democracy Work : Civic Tradition in Italy. USA. Princeton University Press Rapar, JH. 1996. Filsafat Politik Plato. Jakarta. Rajawali Pers Qardhawi, Yusuf. 1995. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan. Syafril Halim, penerjemah. Jakarta. Gema Insani Press Qardhawi, Yusuf. 1999. Pedoman Bernegara Menurut Perspektif Islam. Kathur Suhardi, penerjemah. Jakarta Timur. Pustaka Al-kautsar Sabiq, Sayid. 1994. Islam Dipandang dari Segi Rohani, Moral, Sosial. Zainuddin dkk, penerjemah. Jakarta. PT Rineka Cipta Saharudin.2006. Modul Metode Partisipatif dalam Pengembangan Masyarakat. Bogor. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi, Magister Profesional Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor. Salam, Burhanudin. 1985. Filsafat Manusia. Bandung. Salman Jaya Shaqar, Abdul Badi. 1994. Kepemimpinan Islami. Arifin Jamian, dkk, penerjemah. Surabaya. Pustaka Progressif
97 Shihab,
Quraish. 2006. Wawasan Al-Qur’an http://media.isnet.org/islam/Quraish/wawasan/Adil3.html [25 April 2006]
.
Stake, RE. 1994. Case Studies dalam N.K.Denzin and Y.S.Lincoln (Eds). Handbook of Qualitative Research. London. Sage Publication Soemardjan, Selo dan Soeleman Soemardi. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi (Kumpulan Tulisan). Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Subroto, Gatot. 2001. ANALISIS SWOT TINJAUAN AWAL PENDEKATAN MANAJEMEN (Sebuah Pengenalan Inovasi Program pada Sekolah Kejuruan).
http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/26/analisis_swot_gatot.htm. 2006]
[7 November
Suharto, Edi. Suradi, Dorang Luhpuri, Ajat Sudrajat, Herry Koswara, Jumayar Marbun, Masngudin, Gunawan, Sabeni. 2003. Kemiskinan dan Keberfungsian Sosial, Studi Kasus Rumahh Tangga Miskin di Indonesia. STKS Bandung. Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial). Bandung. PT Rafika Aditama Suharto, Edi. 2005b. Analisis Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta Sumodiningrat, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta. Pustaka Belajar & IDEA Sunarto, K. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta. Lembaga Penerbit FE-UI Syahyuti. 2003. Bedah Konsep Kelembagaan : Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian Pertanian. Bogor. Puslitbang Sosek Pertanian Balitbang Pertanian Sztompka, Piotr. 2004.Sosiologi untuk Perubahan Sosial.. Jakarta. Prenada Media Usman, Sunyoto. 1998. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Uphoff, Norman. 1986.Local Institutional Development:An Analytical Sourcebook With Cases. London. Kumarian Press Weber, Max. 1964. The Theory Of Social And Economic Organization. New York. The Free Press. Yin, R.S. 1996.Studi Kasus (Desain dan Mode). Jakarta. Raja Grafindo Persada.
98 LAMPIRAN 1 Pedoman FGD A. Tahap Persiapan 1. Membuat kesepakatan bersama calon peserta untuk mengadakan FGD 2. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam FGD 3. Menyiapkan panitia FGD 4. Menyiapkan sistematika FGD
B. Tahap Pelaksanaan 1. Peserta berkumpul dan duduk sesuai dengan setting tempat yang telah diatur panitia 2. Fasilitator memperlkenalkan diri dan memperkenalkan pimpinan FGD 3. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan FGD 4. Fasilitator menguraikan secara singkat hasil temuan dan sharing pengetahuan kepada peserta FGD 5. Fasilitator mengumpulkan informasi dan falidasi data tentang : a. Kesejahteraan jasmani, rohani, dan sosial b. Potensi dan kapasitas musholla c. Masalah yang ada d. Kegiatan musholla e. Kendala-kendala musholla f. Proses penyusunan program musholla 6. Fasilitator mempersilahkan kepada pimpinan FGD untuk memimpin FGD 7. Pimpinan FGD meminta peserta menanggapi dan memberi usulan terhadap temuan dan sharing dari fasilitator
99 8. Bertindak sebagai narasumber adalah fasilitator, tokoh agama, dan tokoh masyarakat
C. Tindak Lanjut FGD 1. Menyusun data hasil pelaksanaan FGD 2. Mengolah data hasil FGD 3. Merencanakan tindak lanjut dari FGD
100 LAMPIRAN 2 Daftar Pertanyaan A. Pengurus Musholla 1. Bagaimana kesejahteraan masyarakat Desa Banjaran pada umumnya? 2. Bagaimana kesejahteraan jamaah musholla? 3. Bagaimana kesejahteraan anda? 4. Bagaimana pelaksanaan ibadah masyarakat Desa Banjaran? 5. Bagaimana pelaksanaan ibadah jamaah musholla? 6. Bagaimana pelaksanaan ibadah anda? 7. Bagaimana seharusnya peran musholla menurut anda? 8. Apa saja kekurangan musholla khoirus subban? 9. Bagaimana anda melaksanakan bidang kepengurusan anda? 10.Bagaimana pelaksanaan pengurus lain? 11.Apa saja program musholla yang mendukung kesejahteraan? 12.Bagaimana komentar anda tentang program tersebut? 13.Bagaimana seharusnya program musholla? 14.Berapa kali dalam seminggu pengurus rapat? 15.Bagaimana dukungan jamaah? 16.Sejauh mana keterlibatan warga dalam penyusunan program? 17.Apakah ada keluhan dari jamaah? 18.Bagaimana cara menampung saran/keluhan jamaah? 19.Bagaimana menindaklanjuti keluhan jamaah? 20.Bagaimana dukungan dari luar/kerjasama dengan pihak luar? 21.Apa kendala yang ditemui pengurus? 22.Bagaimana usul anda untuk mengatasi kendala tersebut? 23.Bagaimana alokasi sumber daya yang ada? 24.Bagaimana kepemimpinan musholla?
B. Jamaah 1. Bagaimana kesejahteraan masyarakat Desa Banjaran pada umumnya? 2. Bagaimana kesejahteraan jamaah musholla?
101 3. Bagaimana kesejahteraan anda? 4. Bagaimana pelaksanaan ibadah masyarakat Desa Banjaran? 5. Bagaimana pelaksanaan ibadah jamaah musholla? 6. Bagaimana pelaksanaan ibadah anda? 7. Bagaimana harapan anda akan kesejahteraan? 8. Sejauh mana anda mengenal Islam? 9. Sejauh mana anda melaksanakan Islam? 10.Apa program musholla yang anda ketahui? 11.Bagaimana manfaat yang anda rasakan dari musholla tersebut? 12.Bagaimana seharusnya program musholla? 13.Bagaimana kepengurusan musholla sekarang? 14.Bagaimana seharusnya kepengurusan musholla? 15.Sejauh mana keterlibatan anda dalam program musholla? 16.Apa kendala keterlibatan anda tersebut? 17.Apa tanggapan anda tentang fasilitas musholla? 18.Bagaimana seharusnya fasilitas musholla? 19.Bagaimana kepemimpinan di musholla? 20.Bagaimana alokasi sumber daya yang ada?
C. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat 1. Bagaimana kesejahteraan masyarakat Desa Banjaran pada umumnya? 2. Bagaimana kesejahteraan jamaah musholla? 3. Bagaimana pelaksanaan ibadah masyarakat Desa Banjaran? 4. Bagaimana pelaksanaan ibadah jamaah musholla? 5. Bagaimana hubungan Islam dengan kesejahteraan? 6. Bagaimana hubungan Musholla dengan kesejahteraan? 7. Bagaimana pandangan anda tentang pengelolaan musholla sekarang? 8. Bagaimana seharusnya pengelolaan musholla? 9. Bagaimana prospek musholla terhadap kesejahteraan? 10.Bagaimana harapan anda secara umum?
Lampiran 3 Foto-Foto Lapangan
Foto 1 : Kantor Desa Banjaran
Foto 2 : Masjid Mujtahidin Desa Banjaran
Foto 3 : Rumah Penduduk Miskin Desa Banjaran
Foto 4 : Musholla Khoirus Subban
Foto 5 : Pelaksanaan Sholat Berjamaah
Foto 6 : Tempat Wudu Sebelum di Rehab
Foto 7: Rehab Tempat Wudu Musholla Khoirus Subban
Foto 8 : Pelaksanaan FGD
Foto 9 : Pelaksanaan FGD