221
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
Tingkat partisipasi petani sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri rakyat tergolong rendah dan bersifat parsial atau tidak ideal, di mana hanya dua tahapan partisipasi yang merefleksikan tingkat partisipasi petani yaitu: a. partisipasi dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan kemiri rakyat; b. partisipasi dalam menikmati atau memanfaatkan hasil hutan kemiri rakyat. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya tingkat partisipasi petani dalam mengelola hutan kemiri rakyat, adalah: a. Tingkat kemampuan petani dalam mengelola dan memanfaatkan hutan kemiri rakyat, ditandai dengan rendahnya aspek kemampuan manajerial petani. Kemampuan petani ini sangat dipengaruhi oleh rendahnya intensitas peran penyuluh kehutanan, baik peran sebagai fasilitator maupun sebagai pendidik. b. Tingkat motivasi petani sekitar hutan untuk berpartisipasi dalam mengelola hutan kemiri rakyat berada dalam kategori sedang. Kondisi level motivasi petani saat ini dipengaruhi oleh kemampuan petani terutama rendahnya kemampuan manajerial petani, dan rendahnya ketersediaan kesempatan/peluang terutama dukungan pemerintah.
2.
Partisipasi petani sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri rakyat memberikan dampak positip pada keberlanjutan hutan kemiri rakyat, namun, pada saat ini keberlanjutan manfaat hutan kemiri rakyat dirasakan rendah oleh petani sekitar hutan, baik keberlanjutan manfaat ekonomi, manfaat ekologi, dan manfaat sosial. Rendahnya keberlanjutan manfaat hutan kemiri takyat yang dirasakan petani dipengaruhi oleh rendahnya partisipasi petani yang terbatas hanya pada dua tahapan.
3.
Model efektif dalam upaya peningkatan partisipasi sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri rakyat adalah meningkatkan partisipasi petani melalui (1) pengembangan motivasi petani dalam hal untuk meningkatkan pendapatan, untuk mendapat pengakuan atas kemampuan mengelola hutan
222 dan untuk melestarikan hutan; dan (2) dukungan kemampuan petani dalam hal kemampuan teknis, kemampuan manajerial dan kemampuan sosial. Strategi peningkatan partisipasi petani sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri rakyat adalah: a. Strategi peningkatan motivasi petani sekitar hutan agar tetap berpartisipasi dalam mengelola hutan kemiri rakyat, dengan langkah-langkah strategis: (1) Penataan dan penyesuaian kembali antara perencanaan pembangunan kehutanan
nasional
dan
pengembangan
wilayah
kabupaten.
Perencanaan pembangunan kehutanan nasional dan pengembangan wilayah kabupaten terutama penataan peruntukan kawasan hutan perlu ditata kembali secara harmoni sehingga dapat berjalan selaras dengan mengedepankan aspek manusia. (2) Pengembangan ketersediaan kesempatan/peluang bagi petani sekitar hutan agar dapat terus terlibat dalam pengelolaan hutan kemiri rakyat, yang difokuskan pada
adanya
dukungan
pemerintah
berupa
pengakuan atau pemberian kewenangan/kepastian hak kelola terbatas kepada petani sekitar hutan untuk mengelola hutan kemiri rakyat. (3) Perumusan dan penetapan peraturan daerah yang mendukung pengelolaan hutan kemiri oleh petani sekitar hutan meliputi perda tentang pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan kelembagaan lokal, perda tentang pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berbasis masyarakat, perda tentang pengakuan keberadaan masyarakat sekitar hutan, dan perda tentang pengukuhan hutan kemiri sebagai hutan yang boleh dikelola oleh petani sekitar hutan. (4) Pengembangan stimulan bagi petani sekitar hutan kemiri rakyat untuk memelihara, mengelola dan memanfaatkan hutan kemiri rakyat secara baik, yang difokuskan pada upaya peningkatan produktivitas tanaman kemiri melalui peremajaan tanaman kemiri yang tidak produktif. (5) Pengembangan upaya terciptanya industri rumah tangga petani sekitar hutan kemiri rakyat. Upaya yang tepat adalah melakukan pengayaan atau diversifikasi produksi kemiri yaitu mengembangkan penjualan produk kemiri tidak hanya dalam bentuk biji kemiri, namun dalam
223 bentuk lainnya seperti minyak kemiri, bahan obat-obatan, shampo dan produk turunan lainnya sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi. b. Strategi peningkatan kemampuan petani sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri rakyat, dengan langkah-langkah strategis: (1) Peningkatan dan penguatan kemampuan petani sekitar hutan kemiri rakyat, dalam hal: i. kemampuan
teknis
meliputi
teknik
persemaian,
teknik
pemeliharaan, teknik pemanenan dan pengelohan pasca panen; ii. kemampuan manajerial meliputi perencanaan, evaluasi dan monitoring, dan pemasaran; dan iii. kemampuan sosial meliputi kemampuan komunikasi, mediasi dan negosiasi. (2) Pengembangan dan peningkatan intensitas peran penyuluh kehutanan terutama peran fasilitator dan peran pendidik, sebagai faktor penting yang berpengaruh dalam peningkatan kemampuan petani. Langkah strategis yang dapat dilakukan adalah: i.
Adanya kejelasan peran penyuluh dalam bentuk adanya kepastian tugas atau bidang yang disuluhkan.
ii. Peningkatan berkelanjutan
kemampuan dalam
hal
penyuluh
kehutanan
kemampuan
memfasilitasi
secara dan
kemampuan mendidik agar kinerja penyuluh kehutanan semakin baik. iii. Penciptaan lingkungan kerja lembaga penyuluhan yang kondusif. Lingkungan fisik berupa kelengkapan sarana dan fasilitas penyuluhan kehutanan. Lingkungan organisasi berupa kejelasan tugas dan karir penyuluh, perbaikan sistem kerja, iklim komunikasi yang suportif, meyakinkan penyuluh kehutanan akan keberlanjutan eksistensi lembaga penyuluhan. iv. Pengembangan sistem penghargaan atau insentif yang memadai bagi penyuluh kehutanan.
224
Saran 1.
Dalam rangka meningkatkan kinerja partisipasi petani sekitar hutan kemiri rakyat Kabupaten Maros, maka pemerintah baik pusat maupun daerah dinilai perlu lebih memahami kemampuan dan motivasi petani untuk tetap berpartisipasi dalam mengelola hutan kemiri rakyat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga dapat diberikan pelayanan dan perlakuan yang dapat merangsang semangat dan meningkatkan partisipasi petani.
2.
Upaya peningkatan partisipasi petani sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri harus dilaksanakan secara terpadu dan sinergi antara kepentingan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan petani sekitar hutan. Sinergitas pemerintah pusat, pemerintah daerah dan petani sekitar hutan kemiri dapat berjalan dengan baik apabila terdapat kesepahaman (kesamaan persepsi) terhadap fungsi/manfaat hutan serta bagaimana sistem pengelolaan yang terbaik, sehingga dapat menggerakan kegiatan ekonomi petani dan meningkatkan kelestarian hutan kemiri. Untuk itu, pemerintah baik pusat maupun daerah perlu membangun dialog dengan petani sekitar hutan untuk membahas
dan
memperoleh
kesepakatan
dan
kesepahaman
dalam
pengelolaan hutan kemiri dalam hal: hak apa saja yang melekat pada petani sekitar hutan kemiri, lingkup petani mana yang memperoleh hak pengelolaan hutan kemiri, berapa lama hak pengelolaam dimiliki petani sekitar hutan, kewajiban apa saja yang melekat sebagai penyeimbang dari pemberian hak, hak dan kewajiban apa saja yang harus dijalankan pemerintah 3.
Mengingat partisipasi petani sekitar hutan kemiri rakyat bersifat parsial dan merupakan partisipasi semu yaitu terbatas pada tahapan melaksanakan dan memanfaatkan hasil, maka: a. Petani sekitar hutan kemiri rakyat dinilai perlu untuk mengembangkan dan meningkatkan partisipasinya pada dua tahapan lainnya yaitu tahapan merencanakan serta tahapan mengawasi dan menilai hasil kegiatan pengelolaan hutan kemiri rakyat, sehingga partisipasi petani dalam mengelola hutan kemiri rakyat menjadi lebih optimal dan profesional
225 yang diharapkan akan berdampak pada keberlanjutan manfaat hutan kemiri rakyat. b. Pemerintah perlu mendukung tercapainya partisipasi menyeluruh petani sekitar hutan kemiri dengan cara memotivasi dan meningkatkan kemampuan petani sekitar hutan kemiri melalui pelatihan, bimbingan, pengajaran,
pendampingan
sehingga
petani
mau
dan
mampu
merencanakan dan melakukan pengawasan serta penilaian kegiatan pengelolaan hutan kemiri yang benar. 4.
Mengingat bahwa tingkat motivasi petani sekitar hutan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan hutan kemiri rakyat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan petani dan dukungan kesempatan atau peluang, maka: a.
Petani sekitar hutan kemiri perlu meningkatkan kemampuannya terutama pada aspek kemampuan manajerial karena aspek ini berdasarkan temuan penelitian masih rendah.
b.
Pemerintah perlu memberikan kesempatan atau peluang kepada petani untuk dapat terlibat dalam pengelolaan hutan kemiri rakyat. Berdasarkan temuan penelitian bahwa dukungan pemerintah kepada petani untuk mengelola hutan kemiri rakyat berada dalam kategori rendah, oleh karena itu diperlukan political will pemerintah berupa dukungan kebijakan atau peraturan yang memberikan kepastian kewenangan atau hak untuk mengelola hutan kemiri rakyat.
5.
Penyuluh kehutanan memiliki peran yang sangat penting terkait dengan peningkatan kemampuan petani sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri rakyat, maka penyuluh kehutanan perlu meningkatkan intensitas perannya dalam hal peran sebagai fasilitator dan pendidik, karena berdasarkan temuan penelitian kedua peran tersebut masih rendah, sehingga petani sekitar hutan kemiri terbantu dalam meningkatkan kemampuannya dalam mengelola hutan kemiri rakyat.
6.
Penyuluh kehutanan di lokasi penelitian memiliki keterbatasan pengetahuan kehutanan, karena penyuluh kehutanan di lokasi penelitian pada umumnya berlatar belakang ilmu teknis pertanian, maka pemerintah dinilai perlu
226 meningkatkan kemampuan penyuluh kehutanan terkait dengan ilmu penyuluhan dan ilmu teknis kehutanan melalui pendidikan dan pelatihan. 7.
Kearifan lokal merupakan sumberdaya internal masyarakat yang telah melahirkan praktek pengelolaan hutan kemiri rakyat dan telah terbukti dengan baik membangun hutan kemiri rakyat, maka dinilai perlu untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal tersebut dimana pemanfaatannya perlu penyesuaian diri dan ditransformasikan sesuai dengan perkembangan pembangunan kehutanan saat ini. Tatanilai, kebiasaan, adat dan budaya masyarakat yang mendasari praktek pengelolaan hutan kemiri rakyat yang bercirikan ramah lingkungan, produktif dan melestarikan hutan kemiri rakyat perlu dipertahankan, sebaliknya praktek yang mengancam kelestarian hutan kemiri rakyat harus ditinggalkan.
8.
Penelitian ini hanya mengungkapkan sebagian kecil faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri rakyat Kabupaten Maros, maka disarankan kepada para peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan faktor lain sebagai komplemen penelitian ini sehingga tercapai gambaran yang yang lebih komprehensif berkaitan dengan partisipasi petani sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri rakyat Kabupaten Maros.