VI.
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada pelaksanaan penelitian mengenai Jaringan Komunikasi dan Informasi dalam Upaya Peningkatan Hasil Produksi Perikanan melalui BLM-PUMP di Kampung Nelayan Kelurahan Untia, Kota Makassar dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Jaringan komunikasi yang ada dikampung nelayan Untia dapat membantu akses dan penyebaran informasi pada kelompok nelayan Untia tersebut, terutama informasi mengenai program pemberdayaan masyarakat nelayan. Mereka tidak mencari informasi diluar dari kelompok lagi, karena sudah ada orang-orang kunci yang merupakan bagian kelompok yang berperan penting dalam memberikan informasi yang mereka butuhkan terkait dengan informasi program pemberdayaan, aktivitas atau pekerjaan mereka sebagai nelayan (kegiatan melaut), dan informasi kelompok.
2.
Sumber informasi yang paling banyak disebutkan oleh anggota kelompok nelayan Untia A’Bulo Sibatang I dan A’Bulo Sibatang II dalam mencari informasi mengenai program pemberdayaan BLM-PUMP kepada Haeruddin yang merupakan salah satu anggota kelompok sekaligustokoh masyarakat, dan kepada Alex yang merupakan penyuluh swadaya yang menjembatani anggota kelompok nelayan dengan pemerintah dan pihak-pihak lain.
3.
Sumber informasi yang paling banyak disebutkan oleh anggota kelompok nelayan Untia dalam mencari informasi mengenai informasi kelompok adalah kepada Haeruddin dan ketua Kelompok.
120
4.
Sumber informasi yang paling banyak disebutkan oleh anggota kelompok nelayan Untia dalam mencari informasi mengenai informasi kegiatan melaut adalah kepada Haeruddin, Arifin, dan Dg.Bella.
5.
Jenis informasi yang paling sering dicari oleh anggota kelompok nelayan untia adalah :
-
informasi mengenai program pemberdayaan yang terdiri dari informasi mengenai ; Syarat memperoleh bantuan program, besarnya bantuan yang mereka dapatkan, cara pengembalian dana ke koperasi mikro yang dibentuk oleh kelompok mereka sendiri, jenis bantuan yang mereka dapatkan (mesin, perahu fiber), penetapan waktu pemberian bantuan, tempat membeli mesin perahu yang memiliki kualitas yang bagus, serta tempat pembuatan perahu fiber yang baik.
-
Informasi kelompok yang terdiri dari informasi mengenai ; pertemuan kelompok , waktu pembelian peralatan tangkap dari program BLM-PUMP (seperti mesin), kegiatan kelompok, jenis alat bantu penangkapan yang menjadi kebutuhan nelayan (mesin, perahu fiber), dan siapa saja yang terlibat dalam pendampingan pada saat pembelian kebutuhan nelayan.
-
Informasi kegiatan melaut yang terdiri dari informasi mengenai ; informasi perubahan cuaca ditengah laut atau dilokasi penangkapan mereka,jumlah hasil tangkapan, jenis hasil tangkapan,
kondisi mesin kapal, informasi
mengenai harga jual hasil tangkapan mereka, kondisi pasar, dan juga informasi mengenai pembuatan kapal induk.
121
6.
Pola jaringan komunikasi yang terbentuk pada kelompok nelayan Untia terbagi 3kategori yaitu :
a.
Struktur Y untuk penyebaran informasi program pemberdayaan BLMPUMP, dimana terdapat Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai sumber informasi pertama, namun penyuluh dinas juga menjadi sumber informasi kedua, serta Alex dan Haeruddin menjadi sumber informasi ketiga yang dapat mengirimkan pesan dan menerima pesan dari sumber informasi sebelumnya, sedangkan anggota kelompok lainnya komunikasinya hanya terbatas pada Alex dan Haeruddin.
b.
Struktur roda untuk penyebaran informasi kelompok. Haeruddin sebagai sumber informasi yang berada ditengah-tengah dan merupakan satu-satunya orang yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota maupun penyuluh.
c.
Struktur bebas (open) terkait penyebaran informasi kegiatan melaut. Dimana berbagai informasi dapat menyebar diantara anggota kelompok, kendati demikian ada juga beberapa yang menjadi orang-orang kunci dalam penyebaran informasi.
7.
Peran aktor dalam jaringan berbeda dalam setiap komponen informasi yang disebarkan. Untuk Informasi program pemberdayaan Alex memiliki status dalam jaringan tidak hanya sebagai Opinion Leader tetapi juga sebagai Liasion Officer, dan Haeruddin memiliki status dalam jaringan sebagai Opinion Leader dan Gate Keeper. Untuk informasi kelompok Haeruddin memiliki status dalam jaringan di kelompok sebagai Opinion Leader dan
122
Bridge,sedangkan Dg.Bella,Dg.Bombong, Dg.Sesse, dan Arifin memiliki status dalam jaringan sebagai Opinion Leader. Untuk informasi kegiatan melaut Haeruddin memiliki status dalam jaringan sebagai Opinion Leader dan Bridge, sedangkan Dg.Bella memiliki status dalam jaringan kelompok sebagai Bridge. 8.
Ada berbagai faktor yang membentuk pola jaringan komunikasi dan informasi pada kelompok nelayan Untia, diantaranya akses terhadap sumber informasi, jarak anggota kelompok terhadap sumber informasi, intensitas mengikuti pertemuan kelompok, kepercayaan mereka terhadap informasi, kesehatan, dan intervensi pihak
lain. Hal yang menarik adalah bahwa
tingkat pendidikan tidak berpengaruh dalam membentuk pola jaringan komunikasi, bagi mereka pengalaman yang dimiliki oleh sumber informasi sudah cukup memberikan kepercayaan dalam mencari dan menyebarkan informasi yang diperlukan. 9.
Jaringan komunikasi yang ada dikelompok nelayan Untia memberi manfaat bagi anggota kelompok nelayan dalam kemudahan mencari informasi dan menyebarkan informasi yang mereka dapatkan kepada anggota kelompok lainnya. 6.2
Saran
Mengacu pada hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka ada beberapa saran yang dirumuskan sebagai berikut : 1.
Anggota kelompok nelayan lebih aktif dalam pertemuan kelompok sehingga informasi-informasi yang dibutuhkan lebih banyak yang didapatkan dan
123
lebih aktif dalam mengadakan kegiatan kelompok sehingga pertukaran informasi antar pihak terkait juga semakin sering terjadi. 2.
Penyebaran informasi tidak hanya dilakukan oleh orang-orang kunci saja, tetapi juga semua anggota kelompok sebaiknya juga ikut aktif terlibat dalam penyebaran informasi yang bermanfaat bagi anggota kelompok.
3.
Kelembagaan KUB yang telah dibentuk sebaiknya dimaksimalkan kegunaannya agar dapat semakin mendukung perbaikan kehidupan ekonomi nelayan.
4.
Perlunya kebijakan pemerintah untuk lebih memberdayakan nelayan dalam aktivitas ekonomi yang terkait dengan penggunaan infrastruktur yang telah diberikan.
5.
Peran penyuluh Dinas Kelautan dan Perikanan harus lebih ditingkatkan lagi terutama dalam memberikan pendampingan dan memberikan informasiinformasi yang menjadi kebutuhan kelompok tidak hanya mengandalkan tokoh tertentu dalam kelompok.
6.
Pemerintah dan semua pihak yang terlibat dalam program pemberdayaan BLM-PUMP lebih meningkatkan perhatian dan menambah kegiatankegiatan yang bermanfaat terkait program pemberdayaan BLM-PUMP sehingga program tersebut tidak hanya berjalan sampai batas waktu program tersebut berakhir, tetapi dapat berkelanjutan dan menjadikan anggota kelompok nelayan lebih aktif mandiri,serta mampu meningkatkan hasil produksi perikanan yang pada gilirannya akan meningkatkan penghidupan nelayan.
124