KEMENTERIAN PERTANIAN
KODE JUDUL: X.201
KAJIAN PERCEPATAN PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN BERBASIS SOSIAL BUDAYA DAN ZONASI WILAYAH PADA KAWASAN TIMUR INDONESIA ( MALUKU DAN PAPUA BARAT) Drs. Sjahrul Bustaman,MSc Prof. Dr. Darman.M.Arsyad Dr. Ir. Kasdi Subagyono,MSc Ir. Maesti Mardiharini, MS Ir. Siti Sehat Tan, MS
KEMENTERIAN PERTANIAN
2012
LATAR BELAKANG Pendahuluan Kebijakan litbang pertanian inovasi teknologi lebih banyak didukung dari pendekatan teknologi dan ekonomi, mengabaikan aspek sosial budaya . Peta sosiokultural dan kondisi sosial petani trans dan petani lokal belum banyak diidentifikasi dan dianalisa untuk mendapatkan metode/media diseminasi efektif dan efisien. Kendala letak geografi berakibat biaya tinggi, pada kegiatan diseminasi. Perlu membentuk zonanisasi /cluster diseminasi ,untuk memudahkan melakukan percepatan diseminasi inovasi teknologi.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
Pertanyaan yang perlu dijawab dalam pengkajian: (1) Bagaimanakah karakteristik petani Maluku dan Papua Barat; (2) Bagaimanakah strutur sosial, budaya dan kondisi geografis petani pada wilayah kajian; (3) Metode dan media diseminasi yang efektif dan efisien apakah yang sebaiknya dipakai; (4) Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam percepatan penerapan inovasi teknologi pertanian. Jawaban atas permasalahan tersebut dapat diungkap secara mendalam untuk mendapatkan gambaran riil kondisi sosial budaya dan geografis di wilayah kajian.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI 1. Ruang Lingkup a) Analisis karakteristik petani Maluku dan Papua Barat dalam pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi berbasis social budaya dan geografis wilayah; (b) Analisis kinerja metode dan mediadiseminasi yang efektif dan efisien dalam pengembangan inovasi petanian spesifik lokasi; (c) Identifikasi pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi. Untuk mencapai tujuan pengkajian, kegiatan yang telah dilakukan meliputi: (a) Studi pustaka (b) Pemilihan lokasi yang representatif, (c) Pelaksanaan pengumpulan data dan informasi melalui diskusi grup terfokus (FGD) dan survey,/wawancara mendalam (d) Editing 2. Fokus Kegiatan a. Identifikasi dan analisis karakteristik petani lokal dan transmigrasi di Maluku dan Papua Barat berdasarkan social budaya dan kondisi geografi. b. Identifikasi dan analisis metode/media diseminasi efektif dan efisien untuk tujuan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi di Maluku dan Papua Barat berdasarkan social budaya dan kondisi geografi. c. Rumusan strategi kebijakan operasional dalam pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi berbasis social budaya dan kondisi geografi wilayah Tim•Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
2. Fokus Kegiat2. 2an 3. Desain Penelitian • Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam pengkajian ini menggunakan metode studi pustaka/desk study, FGD, dan survey. • Data sekunder diperoleh dari studi pustaka pada kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku dan Papua Barat, serta dinas /instansi /lembaga baik yang formal maupun informal • Data primer diperoleh melalui FGD dan survey dengan teknik wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuisioner. • Pengumpulan data selama proses pengkajian dibantu oleh teknisi lapangan dari BPTP dan Dinas/Bapeluh/BPP • Jumlah responden (petani dan PPL) 240 orang . Responden terdiri dari petani trans yang pernah melaksanakan program pemerintah SL-PTT dan petani lokal yang mengerjakan MKRPL memakai teknologi dari BPTP Maluku dan Papua Barat. Data-data yang terkumpul diedit dan dianalisis menggunakan : Analisis Deskriptif (kualitatif) dan analisis kuantitatif ( Uji binomial,Chi Square, Uji- t menggunakan Program SPSS) Rumusan strategi kebijakan dalam pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi berbasis social budaya dan kondisi geografi wilayah dihasilkan dari SWOT analisis
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
4
lanjutan
4. Tahapan – Metode Pelaksanan Penyusunan proposal untuk mendapatkan masukan guna mempertajam arah pengkajian serta perbaikan proposal dilakukan Januari 2012. Koordinasi dan konsultasi penajaman proposal dilakukan pada Januari 2012. . Pembahasan proposal secara internal dan eksternal dilakukan pada Pebuari 2012 Merancang pembuatan/penyusunan petunjuk pelaksanaan kegiatan, blanko-blan-ko kuesioner sebagai acuan kelancaran kegiatan dilakukan pada Pebuari 2012 Koordinasi, konsultasi dan sosialisasi dengan dinas/instansi terkait serta survey pendahuluan dilaksanakan pada Maret 2012. Survey tahap I dan FGD di tingkat propinsi, kabupaten, dan desa lokasi pengkajian di Maluku dilakukan pada 8 April - 14 April 2012. Pengolahan dan analisis data hasil survey serta pembuatan laporan kajian tahap I dilaksanakan sampai dengan akhir April 2012 Survey tahap II dan FGD di tingkat propinsi, kabupaten, dan desa lokasi pengkajian di Papua Barat dilakukan pada 13 Juli – 19 Juli 2012. Pengolahan dan analisis data hasil survey serta pembuatan laporan akhir dilaksanakan sampai dengan akhir Agustus 2012 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
5
lanjutan metodologi
5. Perkembangan dan Hasil Kegiatan (Minggu II September 2012): Kompilasi dan validasi serta pengolahan data hasil kajian lapang tahapI & II (selesai) Penyusunan draft laporan akhir (selesai) Penyusunan laporan bahan workshop evaluasi (selesai) Tingkat kemajuan fisik kajian mencapai 95% Seminar hasil laporan akhir sementara (belum dikerjakan)
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
6
SINERGI KOORDINASI 1.Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan Bantuan tenaga peneliti, penyuluh, tenaga dinas, Gapoktan/Poktan, dan Ketua Adat telah diberikan pada kajian lapang di Maluku dan Papua Barat. 2. Lembaga yang diajak berkoordinasi Informasi data sekunder dari BPS, BPTP, Pemda (Bappeda), Dinas Pertanian& BPTPH, Bakorluh, Bapeluh dan BPP 3.Strategi pelaksanaan Mendatangi instansi tersebut dan betuk komunikasi dengan HP, Internet 4. Signifikansi capaian koordinasi Kontak person melalui HP dan internet tetap dilakukan apabila masih dibutuhkan tambahan informasi dan data. Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan koordinasi adalah saluran komunikasi (HP dan Internet ) masih sulit signalnya untuk lokasi kecamatan dan desa.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN 1.Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan Rekomendasi kebijakan dari hasil kajian lapang akan didiseminasikan dalam bentuk juklak, juknis dan publikasi pada jurnal dan dapat dipakai oleh pengambil kebijakan. 2. Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan Data dan informasi hasil kajian lebih banyak dimanfaatkan oleh Dinas Pertanian Provinsi / kabupaten; Bakorluh, Bapeluh, dan BPTP dari Provinsi Maluku dan Papua Barat 3. Pihak yang dapat memanfaatkan hasil kegiatan Pemda Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat(Bapeda,Dinas, Bakorluh, Bapeluh ,BPP) BPTP dan Petani trans maupun Petani lokal dan stakeholder lainnya 4.Signifikansi pemanfaatan Perkembangan pemanfaatan hasil litbangyasa hingga saat ini belum ada, karena dari hasil kajian lapang baru sampai tahapan pembuatan laporan akhir. Hasil diperkirakan baru diperoleh setelah didesiminasikannya hasil kajian PKPP 2012 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
8
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN 1. Rancangan Pengembangan ke depan a.Pengembangan beberapa varietas padi gogo,jagung , kedelai dan sayuran pada agroekosistem LKDR dan LSI mendukung target 4 sukses Kementerian Pertanian, dan Program Badan Litbang Pertanian b. Pengembangan akan dilakukan pada kabupaten yang lainnya di Maluku dan Papua Barat melalui kerjasama dengan Pemda. 2. Strategi Pengembangan ke depan a.Bekerjasama dengan PEMDA, Dinas Provinsi/Kabupaten, Bakorluh/Bapeluh/BPP, BPTP, Gapoktan/Kelompok Tani/Pemuka Agama dan Ketua Adat untuk melaksanakan hasil kajian (Paket PKPP2012) dengan membentuk konsorsium (sharing dana dan tenaga) b.Pengembangan inovasi lebih diprioritaskan kepada petani lokal, difokuskan pada tanaman sayuran melalui Program MKRPL dengan tujuan adanya ketersediaan benih/bibit sayuran; usahatani sederhana; dan peningkatan pendapatan petani lokal c.Pengembangan inovasi teknologi spesifik lokasi padi lebih diprioritaskan kepada petani transmigrasi melalui Program SL- PTT Padi 3.Tahapan Pengembangan ke depan BBP2TP bekerjasama dengan BPTP dan Pemda Maluku dan Papua Barat di tahun 2013 merencanakan konsorsium pengkajian apabila proposal SINAS lulus/disetujui KEMENRISTEK: 1.Pengembangan inovasi teknolologi pangan lokal dan konsumsi pangan berbasis sosial budaya, 2.Model pengembangan pemanfaatan limbah pertanian untuk pengembangan ternak bagi masyarakat petani lokal di KTI Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
9
Gambar1. Kajian lapang di Papua Barat
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
Gambar 2. KEGIATAN Tanaman padi gogo siap panen FOTO
10
Percepatan pengembangan inovasi di Maluku dan Papua Barat: SDMC
Sumber: Hendayana,2011 dimodifikasi Bustaman,2012
TERIMA KASIH Drs. Sjahrul Bustaman,MSc Prof. Dr. Darman.M.Arsyad Dr. Ir. Kasdi Subagyono,MSc Ir. Maesti Mardiharini, MS Ir. Siti Sehat Tan, MS