[ X.314 ] Kajian Optimalisasi Pemanfaat an Gawangan Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) TBM dengan Beberapa Jenis Sayuran sebagai Tanaman Sela] [Rudy Soehendi, Suparwoto, Dedeh Hadiyanti, Susilawati, Sidiq Hanapi ]
Kementerian Pertanian ] 2012
LATAR BELAKANG
Areal perkebunan karet terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan Produktivitas karet rakyat tergolong rendah sekitar 1.260 kg/ha masih dibawah perkebunan besar Pada umumnya lahan pada tegakan tanaman karet (TBM) umur 0-3 tahun belum dimanfaatkan secara optimal Tanaman sayuran berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman sela pada karet
Diharapkan produktivitas lahan dan pendapatan petani dapat ditingkatkan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1
PERMASALAHAN
Produktivitas lahan pertanaman karet kurang optimal, dikarenakan masih rendahnya keinginan petani untuk membudidayakan tanaman sela yang bernilai ekonomi di antara tanaman karet. Pemanfaatan gawangan karet TBM dengan berbagai sayuran sebagai tanaman sela dapat diterapkan mengingat masa antara penanaman dan umur karet matang untuk disadap cukup lama, yaitu sekitar lima sampai enam tahun, maka pada saat tanaman karet masih muda dan kanopinya belum menutup pada umur 0-3 tahun.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI • Ruang Lingkup Kegiatan : Koordinasi , Identifikasi wilayah, Pertemuan kelompok, Pelatihan Petani, Melaksanakan Demplot tanaman sayuran di antara karet TBM, Pendampingan Teknologi
• Fokus
Kegiatan: Pemanfaatan Gawangan Karet TBM dengan Pola Tanaman Sela
Sayuran • Desain Penelitian ; Perlakuan 4 Pola tanam, yaitu; Pola I = (kangkung+pare), Pola II = (kangkung+kacang panjang), Pola III = (kangkung+buncis), dan Pola IV= mentimun. •Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan; Pola tanam melibatkan 10 petani. jarak pertanman 4x4m, sehingga diantara lajur pertanaman karet tersebut dibuat 2 bedengan untuk tanaman sayuran denga ukuran 20mx1m (20m2) . Data yang diamati meliputi; komponen pertumbuhan tanaman, data input output usahatani, dan analisis data yang akan dilakukan meliputi: analisis diskriptif yang menggambarkan nilai ratarata dan prosentase, analisis usaha tani, dan analisis kelayakan finansial. Perkembangan dan Hasil Kegiatan ; Dengan melihat ke -4 pola tanam dan B/C ratio, maka ada beberapa pola tanam yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di wilayah pengembangan tanman karet khususnya di Kab. Banyuasin dan sekitarnya yaitu pola I. (Kangkung+pare) Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
Telah dilakukan koordinasi dengan Balitsa, Dinas Pertanian Provisi, Dinas Pertanian dan BP4K Kabupaten Banyuasin serta PPL dan telah dilaksanakan pertemuan dengan kelompok tani di Desa Stereo dan desa Lubuk Saung Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin. Konsultasi dengan Balitsa, Sinkronisasi kegiatan dengan BP4K Kabupaten Banyuasin yang melibatkan PPL dalam pendampingan dan pengawalan teknologi budidaya Koordinasi dengan instansi terkait yang mempunyai wilayah pengembangan karet di ProvinsiSumatera Selatan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
• Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan ; Pola tanam sayuran yang diterapkan di gawangan karet di Desa Stereo dan Desa Lubuk Saung terdiri dari 4 pola tanam yaitu; pola I = (kangkung+pare), Pola II= (kangkung + kacang panjang), Pola III=(kangkung + buncis) dan Pola IV = mentimun • Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan; Dengan adanya kegiatan Kajian Optimalisasi Pemanfaatan Gawangan Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) TBM dengan Beberapa Jenis Sayuran Sebagai Tanaman Sela, maka Petani sudah mulai mengadopsi pola tanam tanaman sayuran diantara karet TBM karena dapat menambah pendapatan petani sebelum tanaman karet menghasilkan (Berproduksi)
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
• Dengan melihat ke-4 pola tanam dan B/C ratio, maka ada beberapa pola tanam yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di wilayah pengembangan karet, khususnya di Kabupate Banyuasin dan sekitarnya, yaitu Pola I (Kangkung + Pare) • Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait yang mempunyai wilayah pengembangan karet di Provinsi Sumatera Selatan, dan menyampaikan hasil kajian tersebut untuk bisa diterapkan. • Rekomendasi pola tanam ---> koordinasi dengan Dinas terkait ---> sosialisasi --Diseminasi (temu lapang)--->replikasi di wilayah yang mempunyai pengembangan karet di Prov. Sumsel
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6
Foto Pelaksanaan & hasil Kegiatan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
7
Foto Pelaksanaan & hasil Kegiatan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
8
TERIMA KASIH [Rudy Soehendi, Suparwoto, Dedeh Hadiyanti, Susilawati, Sidiq Hanapi ]