KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS PERHUBUNGAN DI BIDANG ENERGI
Disampaikan pada : Forum Koordinasi Perencanaan Strategis Bidang Energi Lintas Sektor Yogyakarta, 13 Agustus 2015
Pendahuluan
1
• Energi mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis untuk pencapaian tujuan sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam pembangunan nasional berkelanjutan.
2
• Kebutuhan energi diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah pend
3
• Pengelolaan energi harus dilaksanakan secara optimal untuk menjamin penyediaannya, baik untuk kebutuhan saat ini maupun masa mendatang
2
KEN pada sektor Transportasi
Peningkatan efisiensi pemanfaatan energi
Peningkatan penggunaan tenaga listrik, bahan bakar gas, bahan bakar nabati
Penerapan sistem transportasi perkotaan yang efisien dengan menerapkan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi serta penggunaan moda transportasi hemat energi dan bersih lingkungan
3
Kebijakan Energi Sektor Transportasi Sesuai RPJMN dan Rencana Strategis
Sasaran dalam draft Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 yang terkait dengan energi
“..menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi..”
4
Strategi Pembangunan Sarana & Prasarana Transportasi yang Berkelanjutan dan berwawasan Lingkungan Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim;
Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan;
Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien;
Mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi umum/massal.
5
Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 Jumlah penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional Transportasi Darat
Transportasi Perkeretaapian
• Smart driving • Pengadaan BRT • Pengadaan bus pemadu moda
• Pembangunan listrik aliran atas KA sepanjang 300 km
baseline pada tahun 2014 sebesar 0,172 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,330 juta ton CO2e
baseline pada tahun 2014 sebesar 0,042 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,127 juta ton CO2e
Transportasi Laut
Transportasi Udara
• Pengadaan SBNP bertenaga genset menjadi solar cell • Efisiensi Operasionalbongkar muat di pelabuhan
• Penggunaan pesawat yang lebih hemat bahan bakar • Penerapan ecoairport
baseline tahun 2014 mencapai 0,280 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 0,560 juta ton CO2e
baseline tahun 2014 sebesar 4,252 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 15,945 juta ton CO2e
6
Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada sarana transportasi Transportasi Darat • pelaksanaan gasifikasi dan penggunaan bio fuel pada angkutan umum baseline pada tahun 2014 sebanyak 2 lokasi/kota, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 4 lokasi
Transportasi Perkeretaapian • pengadaan sarana KA (KRL)
sebanyak 40 unit baseline pada tahun 2014, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 117 unit
Transportasi Laut • Pengadaan SBNP bertenaga genset menjadi solar cell
baseline pada tahun 2014 sebanyak 6 unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 100 unit
Transportasi Udara • Penggunaan sollar cell di bandara
baseline sebanyak 824 unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 1.216 unit
7
Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan Transportasi Darat
Transportasi Perkeretaapian
• Pembangunan dan pemasangan Alat Penerangan Jalan yang dilengkapi dengan sensor • Pembangunan SBNP
• Pembangunan listrik aliran atas KA (Jabodetabek, Yogyakarta – Solo, Bandung, Surabaya, Medan) sepanjang 300 Km'sp
• pembangunan Reception Facilities (RF) di pelabuhan • pembangunan SBNP Solar Cell
• target sampai tahun 2019 : 13.000 unit alat penerangan jalan; • baseline pada tahun 2014 sebanyak 18 unit SBNP, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 223 unit SBNP
baseline pada tahun 2014 sebanyak 1 lokasi/unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 5 lokasi/unit
• ditargetkan pembangunan RF sampai pada tahun 2019 sebanyak 4 lokasi pelabuhan; • baseline pada tahun 2014 sebanyak 2.269 unit SBNP, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 3.023 unit SBNP Solar Cell
Transportasi Laut
Transportasi Udara • penerapan bandara yang mempunyai AMDAL
baseline pada tahun 2014 sebanyak 25 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 50 lokasi
8
Kebutuhan Energi Sektor Transportasi
Kebutuhan energi pada sektor transportasi tumbuh lebih kurang rata-rata 6.08% per tahun.
Pemakaian energi sektor transportasi berdasarkan wilayah 9,37%
7,10%
9,38%
2,79%
Jawa 52,16%
Sumatera Kalimantan Sulawesi
21,35%
Bali Nusra
Proyeksi pemakaian energi pada sektor transportasi per jenis energi 1. Skenario dasar didominasi pemakaian bensin, minyak solar, avtur, dan bensin super. 2. Skenario biofuel didominasi bensin dan minyak solar dalam pemakaian energi sektor transportasi. Akan tetapi, dengan masuknya bioethanol dan biodiesel di dalam pemakaian energi sektor transportasi, peranan bensin dan minyak solar secara signifikan mengalami penurunan. 9
Pemodelan Kebijakan Energi Nasional (KEN) sektor transportasi di tahun 2025 diproyeksikan akan menggunakan sekitar 76,5 MTOE atau sekitar 30% dari total kebutuhan energi yaitu sebesar 251 MTOE, dengan perincian kebutuhan energi sebagai berikut: • BBM sebesar 63,52 MTOE (setara 1,29 juta barel per hari) atau sekitar 86% dari total kebutuhan kebutuhan energi; \ • Gas 6,06 MTOE (650,8 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day) atau sekitar 7,9% dari total lebutuhan energi; • Listrik 0,11 MTOE (1.341,2 GWh (gigawatt hours) atau sekitar 0,1% dari total kebutuhan energi; • Biofuel 6,87 MTOE (7,85 juta KL (kiloliter) atau sekitar 9% dari total kebutuhan energi.
Kebutuhan Energi Sektor Transportasi BBM 0,11 MTOE
Gas
Listrik
Biofuel
6,87 MTOE
6,06 MTOE
63,52 MTOE
10
Penggunaan Energi Alternatif
• Gas dan listrik pada sektor transportasi belum menunjukkan peran yang signifikan. • Pencapaian target pemanfaatan gas bumi di sektor transportasi sesuai dengan PerMen 19/2012, tidak terlalu signifikan mengubah komposisi pemakaian energi di sektor transportasi. • Skenario listrik memberikan pengaruh cukup besar dalam mengubah komposisi pemakaian energi sektor transportasi. 11
Skenario pemakaian BBM pada tahun 2030
Skenario Dasar
• Pemakaian BBM meningkat menjadi 3,3 kali dari pemakaian tahun 2010
Skenario Gas Bumi
• Pemakaian BBM meningkat menjadi 3,2 kali dari pemakaian tahun 2010
Skenario Biofuel
• Pemakaian BBM meningkat menjadi 2,8 kali dari pemakaian tahun 2010
Skenario Gabungan Biofuel • Pemakaian BBM meningkat menjadi 2,8 kali dari pemakaian tahun 2010 & Gas Bumi
Skenario Gabungan • Pemakaian BBM meningkat menjadi 2,2 kali dari pemakaian tahun 2010 Biofuel, Gas Bumi & Listrik
12
Pemikiran untuk Memanfaatkan Penggunaan Gas dan Listrik di Sektor Transportasi
Kendaraan berbasis jalan wajib menggunakan bahan bakar gas dan hybrid
Biaya penggunaan jalan dipungut melalui harga / penggunaan bahan bakar
Refund bagi pengguna new energy vehicles (NEVs)
Incentive khusus bagi operator taxi dengan gas / hibrid (NEVs)
Road Map Energi Sektor Transportasi 2020 13
Kesimpulan
• Target penghematan energi sektor transportasi didorong dengan peningkatan penggunaan mobil/motor listrik
• Peningkatan pemanfaatan gas merupakan salah satu program yang menyumbangkan penghematan energi • Diperlukan pemberian incentif terhadap kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas atau listrik untuk meningkatkan penggunaan energy berbahan bakar gas • Usulan penerapan Electronic Road Pricing melalui pajak kendaraan atau kenaikan harga bahan bakar
14