KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP. 430 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
JAKARTA TAHUN 2015
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75);
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3747);
7.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
8.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
9.
Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
10.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan;
11.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Departemen Perhubungan Tahun 2005-2025;
12.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1113);
13.
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2015-2019; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015 – 2019.
RENCANA
STRATEGIS
KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 20152019 yang merupakan dokumen perencanaan nasional untuk periode 5 (lima) tahun dan melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 memuat sasaran, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, target dan indikator kinerja utama yang akan dicapai, serta indikasi pendanaan sesuai tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan untuk membangun sektor transportasi di Indonesia dalam kurun waktu 2015-2019, yang disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019. Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan perhubungan dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran perhubungan baik tingkat Pusat maupun Daerah. Secara berjenjang dokumen Renstra Kementerian Perhubungan 2015-2019 dijabarkan lebih lanjut ke dalam Renstra atau dokumen rencana masing-masing Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II. Selanjutnya dokumen Renstra ini menjadi acuan bagi seluruh jajaran Kementerian Perhubungan dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) serta Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Perhubungan setiap tahunnya sampai dengan tahun 2019. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019. Dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta usaha yang maksimal, pada kesempatan ini saya mengajak kepada semua pihak untuk saling bersinergi dalam menyelenggarakan pembangunan perhubungan guna tercapainya sasaran pembangunan perhubungan yang telah ditetapkan. Jakarta,
September 2015
MENTERI PERHUBUNGAN
IGNASIUS JONAN
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
i
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
-1-
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................. i DAFTAR TABEL ....................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v
BAB 1
BAB 2
BAB 3
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1.1 KONDISI UMUM ................................................................................ 1.1.1 CAPAIAN TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014 ................................................................. 1.1.2 CAPAIAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014 ................................................................. 1.1.3 REALISASI KINERJA KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014 ...................................... 1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN ........................................................ 1.2.1 LINGKUNGAN STRATEGIS ...................................................... 1.2.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN ............................................
1-1 1-1 1-3 1-10 1-19 1-21 1-21 1-29
VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN ....................................................................................... 2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN ................................................................... 2.2 AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN (NAWA CITA) ......................... 2.3 SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL .............................................. 2.4 SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 .........
2-1 2-1 2-1 2-2 2-5
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN................................... 3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL .................................... 3.1.1 ISU STRATEGIS 1 : MEMBANGUN KONEKTIVITAS NASIONAL UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ......... 3.1.2 ISU STRATEGIS 2 : MEMBANGUN TRANSPORTASI UMUM MASSAL PERKOTAAN ............................................................ 3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN ... 3.2.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN .......................................... 3.2.2 PELAYANAN TRANSPORTASI .................................................. 3.2.3 KAPASITAS TRANSPORTASI .................................................. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3-1 3-1 3-1 3-8 3-10 3-11 3-14 3-22 i
BAB 4
3.3 KERANGKA REGULASI ........................................................................ 3.3.1 KERANGKA REGULASI BIDANG LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN .................................................................................... 3.3.2 KERANGKA REGULASI BIDANG PERKERETAAPIAN ................. 3.3.3 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN LAUT .......... 3.3.4 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN UDARA ....... 3.3.5 KERANGKA REGULASI BIDANG TRANSPORTASI ANTARMODA/MULTIMODA .................................................. 3.3.6 KERANGKA REGULASI BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI ........................................ 3.3.7 KERANGKA REGULASI BIDANG SDM TRANSPORTASI …………. 3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN ............................................................... 3.4.1 PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ........................................ 3.4.2 PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI MASSAL PERKOTAAN ........................................................................... 3.4.3 PEMBENTUKAN BADAN PENYELENGGARA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ) .............................................................
3-26
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ................................... 4.1 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 20152019 .................................................................................................. 4.1.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI................. 4.1.2 PELAYANAN TRANSPORTASI .................................................. 4.1.3 KAPASITAS TRANSPORTASI .................................................... 4.2 KERANGKA PENDANAAN ................................................................... 4.2.1 SKENARIO PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR ............................ 4.2.2 SKEMA FINANSIAL KREATIF ................................................... 4.2.3 KRITERIA SKEMA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR ................. 4.2.4 SKEMA PENDANAAN INFRASTRUKTUR SELAIN SKEMA APBN, APBD DAN KPS ............................................................ 4.2.5 PROYEK PEMBANGUNAN STRATEGIS SEKTOR PERHUBUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SKEMA PENDANAAN BUMN/SWASTA................................................ 4.2.6 BADAN LAYANAN UMUM ...................................................... 4.2.7 SKEMA PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 ................................................................. 4.2.8 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 ................................................................. 4.2.9 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 TERKAIT KAWASAN RAWAN BENCANA, WILAYAH PERBATASAN, DAN TERLUAR, MITIGASI IKLIM, PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SERTA PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL (P3A-KS),
4-1
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
ii
3-27 3-27 3-28 3-30 3-31 3-31 3-32 3-32 3-33 3-37 3-40
4-1 4-1 4-4 4-9 4-22 4-22 4-23 4-24 4-25 4-26
4-26 4-27 4-30
DAN JUGA STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK) ......................... 4-44 BAB 5
PENUTUP ................................................................................................. 5-1
LAMPIRAN I. PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 LAMPIRAN II. LAMPIRAN A. LAMPIRAN B. LAMPIRAN C1. LAMPIRAN C2.
LAMPIRAN D.
INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 ............................... KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 .......................................................... TABEL REKAPITULASI ALOKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 ...... TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 ...................................................................... KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 DALAM RPJMN TAHUN 2015-2019..
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Pada Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 .......................................................... Tabel 1.2 Capaian Pembangunan Transportasi Darat Tahun 2010-2014 ............ Tabel 1.3 Capaian Pembangunan Transportasi Perkeretaapian Tahun 20102014 ..................................................................................................... Tabel 1.4 Capaian Pembangunan Transportasi Laut Tahun 2010-2014 .............. Tabel 1.5 Capaian Pembangunan Transportasi Udara Tahun 2010-2014 ........... Tabel 1.6 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Tahun 20102014 ........................................................................................... Tabel 1.7 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan ........................... Tabel 1.8 Komposisi Sumberdaya Manusia di Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 ................................................................................ Tabel 1.9 Peserta Diklat BPSDMP Kementerian Perhubungan Tahun 20102014 ..................................................................................................... Tabel 1.10 Perkembangan Alokasi Anggaran Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 ........................................................................................... Tabel 1.11 Daya Saing Global Pada Infrastruktur Transportasi ............................. Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019 ................................ Tabel 4.1 Rumusan Indikator Kinerja Utama Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ........................................................................................... Tabel 4.2 Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 20152019 ..................................................................................................... Tabel 4.3 Rincian Pendanaan Untuk Tiap Unit Kerja Eselon I Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ..........................................................
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
iv
1-6 1-11 1-12 1-14 1-16 1-16 1-17 1-17 1-18 1-19 1-22 2-2 4-16 4-22 4-27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4 Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6
Prosentase Capaian Kinerja Keuangan Kementerian Perhubungan Menurut Unit Kerja Eselon I Tahun 2010-2014 .............................. Global Competitiveness Index Tahun 2014-2015 ........................... Distribusi Pergerakan Peti Kemas Dunia ......................................... Distribusi Pergerakan Peti Kemas Indonesia .................................. Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ............................... Bagan Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perhubungan ……………………………………………………………………………… Struktur Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perhubungan ……………………………………………………………… Penguatan Koordinasi Transportasi Nasional ................................. Pengembangan Kelembagaan Multimoda dengan Skema Penempatan Pada Unit Kerja Eselon II Tahun 2015-2019 .............. Pembentukan Balai Dalam Mendukung Tupoksi Ditjen Perkeretaapian di Daerah ............................................................... Struktur Organisasi BPTJ .................................................................
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
v
1-20 1-23 1-25 1-25 2-7 3-35 3-36 3-37 3-38 3-39 3-42
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
vi
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
-1-
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 KONDISI UMUM Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 disusun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang mengamanatkan bahwa setiap Kementerian/Lembaga diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L), yang merupakan dokumen perencanaan kementerian/ lembaga untuk periode 5 tahun. Renstra memuat sasaran, arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian/lembaga yang disusun dengan berpedomanan pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Periode perencanaan jangka menengah tahun 2015-2019 saat ini masuk dalam tahapan ke-3 dari rangkaian perencanaan jangka panjang 2005-2025. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan disusun dengan memperhatikan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 dan menjadi rujukan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah setiap unit kerja Eselon I serta menjadi acuan dalam penyusunan rencana kerja tahunan bidang transportasi. Dalam penyusunan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2015-2019 mengacu dan berpedoman pada peraturan perundangan antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
I-1
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; 5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; 9. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019. Transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan mobilitas penumpang yang berkembang sangat dinamis, disamping berperan dalam mendorong dan menunjang segala aspek kehidupan baik dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pembangunan transportasi pada hakekatnya untuk mendukung tercapainya pembangunan nasional menuju terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanahkan dalam Undang Undang Dasar 1945. Pembangunan bidang transportasi menjadi bagian upaya mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong sebagaimana visi Presiden ke-7 (tujuh) Republik Indonesia. Perencanaan pembangunan bidang transportasi ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, daya saing nasional, serta meningkatkan kapasitas distribusi barang dan komoditas antar wilayah. Mencermati dinamika perkembangan yang terjadi, maka perencanaan pembangunan infrastruktur transportasi ke depan tetap memperhatikan lingkungan strategis yang terjadi, baik pada skala lokal, nasional maupun global. Tantangan pembangunan infrastruktur transportasi dalam 5 (lima) tahun ke depan adalah bagaimana mewujudkan konektivitas nasional dalam upaya peningkatan kelancaran akses kepada masyarakat pengguna jasa transportasi termasuk pendistribusian barang sampai ke pelosok nusantara, sebagai upaya untuk mendorong pemerataan pembangunan maupun pertumbuhan ekonomi yang merata serta mewujudkan pembangunan sektor unggulan, antara lain kemaritiman, kelautan, pariwisata dan industri. Indonesia yang memiliki keunggulan dan karakteristik baik dari segi wilayah maupun jumlah penduduk, dimana diperkirakan sesuai data dari Badan Pusat Statistik jumlah penduduk pada tahun 2019 akan mencapai sekitar 268 juta jiwa, dan lebih dari 60% tinggal di perkotaan. Sedangkan sesuai data yang ada diperkirakan lebih dari setengah penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, dimana Pulau Jawa masih menyumbangkan kontribusi pertumbuhan ekonomi terbesar dibandingkan pulaupulau lainnya. Upaya untuk mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di luar
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
I-2
Jawa dalam kerangka pemerataan pembangunan harus didorong melalui dukungan pembangunan infrastruktur transportasi yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur transportasi yang merata, proses perencanaan pembangunan transportasi untuk lima tahun ke depan mempertimbangkan hasil evaluasi capaian pembangunan sebelumnya, kondisi sekarang, sasaran maupun target yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pencapaian target RPJMN dan Renstra sampai dengan tahun 2014, perlu digarisbawahi bahwa secara umum target output bisa tercapai, namun secara outcome masih perlu mendapat perhatian apakah dapat memberikan dampak yang besar kepada masyarakat maupun terhadap aspek keberlanjutan pembangunan.
1.1.1 CAPAIAN TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 20102014
Dalam rangka mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan transportasi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, dalam Renstra Kementerian Perhubungan 2010-2014 telah disusun Indikator Kinerja Utama/IKU untuk mengukur tingkat keberhasilan dari sasaran yang telah ditetapkan. Berikut ini hasil capaian kinerja dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 20102014: 1. Pada sasaran “Meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)” dengan capaian indikator kinerja utama, meliputi : a. Jumlah kejadian kecelakaan transportasi nasional yang disebabkan oleh faktor yang terkait dengan kewenangan Kementerian Perhubungan sampai dengan tahun 2014 terdapat kecelakaan sebesar 4.390 kejadian/tahun;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
I-3
b. Jumlah gangguan keamanan pada sektor transportasi oleh faktor yang terkait dengan kewenangan Kementerian Perhubungan sampai dengan tahun 2014 terdapat 4 kejadian/tahun; c. Rata-rata persentase pencapaian On-Time Performance (OTP) sektor transportasi (selain Transportasi Darat) sampai dengan tahun 2014 tercapai 63,01%; d. Jumlah sarana transportasi yang sudah tersertifikasi sampai dengan tahun 2014 tercapai 13.434 unit; e. Jumlah prasarana transportasi yang sudah tersertifikasi sampai dengan tahun 2014 tercapai 355 unit; 2. Pada sasaran “Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah” dengan indikator kinerja utama yang menjadi ukuran kinerja pembangunan Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014, yaitu Jumlah lintas pelayanan angkutan perintis dan subsidi dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebesar 712 lintas; 3. Pada sasaran “Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi” dengan beberapa indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan yang menjadi ukuran kinerja, meliputi : a. Kontribusi sektor transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dengan capaian kinerja sampai dengan tahun 2014 sebesar 3,6%; b. Total produksi angkutan penumpang dengan capaian kinerja sampai dengan tahun 2014 sebesar 1.107.480.320 penumpang/tahun; c. Total produksi angkutan barang dengan capaian kinerja sampai dengan tahun 2014 sebesar 511.806.011 ton/tahun; 4. Pada sasaran “Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi” dengan indikator kinerja utama Jumlah infrastruktur transportasi yang siap ditawarkan melalui Kerjasama Pemerintah Swasta dengan realisasi sampai dengan tahun 2014 sejumlah 1 proyek; 5. Pada sasaran “Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi” dengan beberapa indikator kinerja utama, meliputi : a. Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi dengan capaian Nilai AKIP Kementerian Perhubungan pada tahun 2014 sebesar B; b. Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan dengan predikat pada tahun 2014 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
I-4
c. Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebesar 147,4 Trilliun; d. Jumlah SDM operator prasarana dan sarana transportasi yang telah memiliki sertifikat dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebanyak 76.961 Orang; e. Jumlah SDM fungsional teknis Kementerian Perhubungan dengan capaian sampai dengan Tahun 2014 sebanyak 1.938 orang; f. Jumlah lulusan diklat SDM Transportasi Darat, Perkeretaapian, Laut, Udara dan Aparatur yang prima, profesional dan beretika yang dihasilkan setiap tahun yang sesuai standar kompetensi/kelulusan dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebanyak 298.594 orang; g. Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang ditetapkan dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebanyak 621 peraturan; 6. Pada sasaran “Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim” dengan beberapa indikator kinerja utama, meliputi : a. Jumlah konsumsi energi tak terbarukan dari sektor transportasi nasional dengan realisasi pada tahun 2014 sebesar 4.229.390 juta liter/tahun; b. Jumlah emisi gas buang dari sektor transportasi nasional pada tahun 2014 sebesar 252.134 juta ton/tahun; c. Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada sarana dan prasarana transportasi dengan realisasi pada tahun 2014 sejumlah 3.906 lokasi (unit); d. Jumlah lokasi simpul transportasi yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan dengan realisasi pada tahun 2014 sebanyak 90 lokasi; Hasil capaian indikator kinerja sasaran pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 sebagaimana tabel berikut ini.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
I-5
Tabel 1.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014
No 1
Sasaran Kementerian Perhubungan Meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Uraian Indikator Kinerja Utama
Satuan
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
1)
Jumlah kejadian kecelakaan transportasi nasional yang disebabkan oleh faktor yang terkait dengan kewenangan Kementerian Perhubungan
kejadian/ tahun
5.356
5.488
5.359
4.965
4.390
2)
Jumlah gangguan keamanan pada sektor transportasi oleh faktor yang terkait dengan kewenangan Kementerian Perhubungan
kejadian/ tahun
10
9
6
7
4
3)
Rata-rata Prosentase pencapaian On-Time Performance (OTP) sektor transportasi (selain Transportasi Darat)
%
54,84
56,66
72,24
66,98
63,01
4)
Jumlah sarana transportasi yang sudah tersertifikasi
unit
2.129
9.324
13.619
13.127
13.434
5)
Jumlah prasarana transportasi yang sudah tersertifikasi
unit
0
25
13
345
355
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1-6
No
Sasaran Kementerian Perhubungan
Uraian Indikator Kinerja Utama
Satuan
2
Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengemb. konektivitas antar wilayah
6)
Jumlah lintas pelayanan angkutan perintis dan subsidi
lintas
3
Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi
7)
Kontribusi sektor transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
%
8)
Total produksi angkutan penumpang
9)
Total produksi angkutan barang
Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya
10) Jumlah infrastruktur transportasi yang siap ditawarkan melalui Kerjasama Pemerintah Swasta
4
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
494
561
583
639
712
-
-
1.15
1.17
3.6
penumpang/ 760.685.901 774.134.177 830.785.753 1.038.054.913 1.107.480.320 tahun ton/tahun
Jumlah proyek yang siap ditawarkan melalui skema KPS
329.819.146 337.758.783 374.726.641
-
-
3
461.146.776
511.806.011
2
1
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1-7
No
5
Sasaran Kementerian Perhubungan
Uraian Indikator Kinerja Utama
meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi Peningkatan kualitas 11) Nilai AKIP Kementerian SDM dan Perhubungan melanjutkan 12) Opini BPK atas laporan restrukturisasi keuangan Kementerian kelembagaan dan Perhubungan reformasi regulasi 13) Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN 14) Jumlah SDM operator prasarana dan sarana transportasi yang telah memiliki sertifikat 15) Jumlah SDM fungsional teknis Kementerian Perhubungan 16) Jumlah lulusan diklat SDM Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur yang prima, profesional dan beretika yang dihasilkan setiap tahun yang sesuai standar kompetensi/ kelulusan 17) Jumlah peraturan perundangundangan di sektor transportasi yang ditetapkan
Satuan
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
nilai
CC
CC
B
B
B
Opini
WDP
WDP
WDP
WDP
WTP
Rp Triliun
77,9
137,7
162,7
147,4
147,4
Orang
50.499
50.649
58.175
60.046
76.961
Orang
558
1.099
3.637
6.181
1.938
Orang
142.386
140.246
162.364
201.838
298.594
Peraturan
95
74
65
200
621
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1-8
No 6
Sasaran Kementerian Perhubungan Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim
Uraian Indikator Kinerja Utama
Satuan
Tahun 2010
Tahun 2011 3.379.507
Tahun 2012 3.758.484
Tahun 2013 4.201.000
Tahun 2014
18) Jumlah konsumsi energi tak terbarukan dari sektor transportasi nasional
juta liter/tahun
-
4.229.390
19) Jumlah emisi gas buang dari sektor transportasi nasional
juta ton/th
-
-
88.691
94.500
252.134
20) Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada sarana dan prasarana transportasi 21) Jumlah lokasi simpul transportasi yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan
lokasi (unit)
333
1076
2.946
2.564
3.906
lokasi
18
19
53
48
90
Sumber: LAKIP Kementerian Perhubungan, Tahun 2010-2014
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1-9
Di dalam pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan Tahun 20102014 terdapat beberapa permasalahan terkait sistem pengumpulan data kinerja yang terpadu dan kontiniu, belum tersedianya data secara lengkap, karakteristik kinerja pada masing-masing Direktorat Jenderal (darat, perkeretaapian, laut, dan udara) yang berbeda sehingga menjadi faktor kesulitan tersendiri dalam mengukur kinerja pada level kementerian. Terdapat persepsi indikator kinerja yang belum seragam sehingga berdampak pada data yang disediakan mengikuti persepsi yang berkembang. Dalam pola penyusunan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 belum memperhatikan ketersediaan data (baseline) dan belum disusun tata cara perhitungan pencapaian indikator dalam bentuk formula atau meta indikator. Berdasarkan pada kondisi tersebut di atas, perlu penguatan sistem manajemen kinerja di Kementerian Perhubungan, terutama yang berkaitan dengan (1) sistem pengukuran, pengumpulan, dan pelaporan data kinerja melalui penetapan metode dan prosedurnya; (2) pemanfaatan data kinerja sebagai alat evaluasi kemajuan pelaksanaan pembangunan bidang perhubungan; serta (3) penilaian publik terhadap capaian kinerja, sehingga kebijakan yang ditempuh lebih adaptive dalam merespon keinginan publik.
1.1.2 CAPAIAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014 Capaian pembangunan perhubungan selama tahun 2010-2014 yang merupakan penjabaran Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014, meliputi pembangunan sarana dan prasarana transportasi darat, perkeretaapian, transportasi laut, transportasi udara, pengembangan sumber daya manusia, penyusunan peraturan perundang-undangan dan ketatalaksanaan, dengan hasil capaian sebagai berikut : 1.1.2.1 Capaian Pembangunan Sarana dan Prasarana A. Transportasi Darat Dalam rangka peningkatan keselamatan, pelayanan dan peningkatan kapasitas serta aksesibilitas transportasi darat telah dilakukan kegiatan pembangunan rambu lalu lintas, marka jalan, guard rail di jalan nasional, kampanye keselamatan jalan dalam rangka mendukung Dekade Aksi Keselamatan Jalan sesuai program Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-2035, pembangunan terminal bus, pengembangan transportasi massal berbasis bus melalui pengembangan Bus Rapid Transit di kota-kota besar, pembangunan/rehabilitasi dermaga sungai, danau dan penyeberangan, dengan capaian pembangunan transportasi darat selama tahun 2010-2014, meliputi penyelesaian pembangunan terminal sebanyak 15 lokasi, rehabilitasi pada 8 terminal, penyelesaian pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) sebanyak 4 unit, penyelesaian pembangunan jembatan timbang sebanyak 8 unit, penyelesaian rehabilitasi jembatan timbang 4 unit, pembangunan dermaga penyeberangan 70 dermaga (selesai), 162 dermaga lanjutan dan pembangunan baru sebayak 62 dermaga penyeberangan, pembangunan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 10
prasarana dermaga sungai sebanyak 44 dermaga (selesai), pembangunan 20 dermaga lanjutan dan pembangunan 36 dermaga sungai baru, penyelesaian pembangunan prasarana dermaga danau di 9 lokasi, lanjutan pembangunan dermaga di 2 lokasi dan 10 pembangunan dermaga danau baru, pembangunan kapal penyeberangan sebanyak 57 kapal, pembangunan kapal perintis sebanyak 39 kapal, penyediaan sarana bantu navigasi pelayaran sebanyak 99 unit. Rincian pembangunan sarana dan prasarana transportasi darat sebagaimana tabel berikut. Tabel 1.2 Capaian Pembangunan Transportasi Darat Tahun 2010-2014 Pencapaian Per Tahun No
Kegiatan
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
1
Pembangunan Terminal yang selesai
terminal
2
1
6
2
4
15
2
Peningkatan/Rehabilitasi Terminal yang selesai
terminal
1
2
2
2
1
8
3
Pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) yang sudah terselesaikan
unit
1
0
1
2
-
4
4
Pembangunan jembatan timbang yang selesai
unit
0
3
2
3
0
8
5
Peningkatan/Rehabilitasi jembatan timbang yang selesai
unit
0
0
2
0
2
4
6
Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT)
unit
40
21
0
30
258
349
7
Pembangunan dermaga penyeberangan (selesai)
dermaga
15
14
9
14
18
70
- Lanjutan
dermaga
35
37
20
37
33
162
- Baru
dermaga
8
15
19
10
10
62
Pembangunan dermaga sungai (selesai)
dermaga
8
3
6
13
14
44
- Lanjutan
dermaga
7
2
6
5
-
20
- Baru
dermaga
1
12
10
7
6
36
Pembangunan dermaga danau (selesai)
dermaga
1
3
0
5
0
9
- Lanjutan
dermaga
1
-
-
1
-
2
- Baru
dermaga
-
2
3
3
2
10
kapal
14
9
17
8
9
57
8
9
10
Pembangunan Kapal penyeberangan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 11
Pencapaian Per Tahun No
Kegiatan
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
11
Pembangunan kapal perintis
kapal
6
6
17
4
6
39
12
Penyediaan sarana bantu navigasi pelayaran
unit
4
28
23
26
18
99
13
Pelayanan angkutan bus perintis
Trayek
142
157
169
185
205
-
14
Pelayanan angkutan perintis SDP
Lintas
91
117
135
169
178
-
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat, 2015
B. Transportasi Perkeretaapian Dalam rangka meningkatkan keselamatan, keamanan, pelayanan dan peningkatan kapasitas perketaapian selama tahun 20102014 telah dilakukan pembangunan perkeretaapian antara lain meliputi pembangunan jalur KA baru termasuk pembangunan jalur ganda sepanjang 922 Km’sp, panjang jalur kereta api yang ditingkatkan kondisinya/keandalannya termasuk reaktivasi sepanjang 923 Km’sp, peningkatan/rehabilitasi jalur kereta api guna meningkatkan kondisi/keandalannya sepanjang 73 Km’sp, pengadaan rel sepanjang 1.296 Km’sp, pengadaan wesel sejumlah 645 unit, jembatan KA yang ditingkatkan/direhabilitasi dan dibangun pada sebanyak 501 unit, peningkatan persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 206 paket, peningkatan/pembangunan pelistrikan sejumlah 50 paket, pembangunan/rehabilitasi bangunan operasional/stasiun sebanyak 80 paket, pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian sebanyak 38 paket, peningkatan fasilitas pintu perlintasan sebidang sebanyak 17 unit, pengadaan peralatan/fasilitas keselamatan perkeretaapian sejumlah 59 paket, kereta ekonomi yang dibangun sebanyak 82 unit, pengadaan lokomotif, KRDI, KRDE, KRL, Tram, Railbus, Sarana Kerja sebanyak 107 unit dan modifikasi sarana kereta api sebanyak 49 unit pelayanan angkutan KA perintis sebanyak 1 lintas. Rincian pembangunan perekeretaapian setiap tahunnya sebagaimana pada tabel berikut ini. Tabel 1.3 Capaian Pembangunan Transportasi Perkeretaapian Tahun 2010-2014 Pencapaian Per Tahun No 1
Kegiatan Panjang km jalur KA baru yang dibangun termasuk jalur ganda
Satuan Km'sp
2010
2011
2012
2013
2014
81
135
103
497
106
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Jumlah 922
1 - 12
Pencapaian Per Tahun No
Kegiatan
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
2
Panjang km jalur KA yang ditingkatkan kondisinya/ keandalannya termasuk reaktivasi
Km'sp
297
140
79
75
332
923
3
Panjang km jalur KA yang direhabilitasi
Km'sp
11
4
20
-
38
73
4
Jumlah km'sp pengadaan rel
Km'sp
168
100
550
155
323
1.296
5
Jumlah unit pengadaan wesel
Unit
163
20
232
420
10
645
6
Jumlah unit jembatan KA yang ditingkatkan/ direhabilitasi dan dibangun
Unit
89
70
140
123
79
501
7
Jumlah paket pekerjaan peningkatan persinyalan dan telekomunikasi
Paket
27
26
69
65
19
206
8
Jumlah paket pekerjaan peningkatan/pembangunan pelistrikan
Paket
10
9
14
13
4
50
9
Jumlah paket pembangunan/rehabilitasi bangunan operasional/stasiun
Paket
11
12
9
10
38
80
10
Jumlah paket pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian
Paket
10
7
8
5
8
38
11
Jumlah unit peningkatan fasilitas pintu perlintasan sebidang
Unit
5
4
4
-
4
17
12
Jumlah paket pengadaan peralatan/fasilitas keselamatan perkeretaapian
Paket
1
21
25
10
2
59
13
Jumlah paket pengadaan peralatan/fasilitas sarana perkeretaapian
Paket
1
6
17
6
5
35
14
Jumlah kereta ekonomi yang dibangun
Unit
16
11
55
-
-
82
15
Jumlah unit pengadaan lokomotif, KRDI, KRDE, KRL, Tram, Railbus, sarana kerja
Unit
3
61
20
11
12
107
16
Jumlah unit modifikasi sarana KA
Unit
-
33
-
3
-
36
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 13
Pencapaian Per Tahun No
Kegiatan
Satuan
17
Pelayanan angkutan perintis
Lintas
2010
2011
2012
2013
2014
-
-
-
-
1
Jumlah 1
Sumber : Ditjen Perkeretaapian, 2015
C. Transportasi Laut Capaian pembangunan transportasi laut dikelompokkan menjadi 3 (tiga) komponen, yaitu bidang angkutan laut, bidang kepelabuhan, bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, dengan capaian pembangunan selama tahun 2010-2014 sebagai berikut : 1. Pembangunan kapal perintis sebanyak 54 Kapal dalam rangka meningkatkan aksesibilitas khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI). 2. Pembangunan/Pengembangan fasilitas pelabuhan laut sebanyak 289 paket meliputi pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan pada sisi perairan dan sisi daratan serta pemeliharaan alur pelayaran untuk meningkatkan kapasitas pelayanan transportasi laut dalam rangka mendukung pertumbuhan kawasan. 3. Pembangunan bidang keselamatan dan keamanan pelayaran dilakukan untuk memenuhi tingkat kecukupan dan kehandalan sarana dan prasarana transportasi laut dalam rangka peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi: Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak 2.269 unit, menara suar sebanyak 282 unit, rambu suar sebanyak 1.339 unit, tanda siang sebanyak 135 unit, anak pelampung sebanyak 38 unit, pelampung suar sebanyak 415 unit, stasiun vessel traffic services (VTS) sebanyak 34 unit, kapal patroli KPLP sebanyak 315 unit, dan pelayanan angkutan laut perintis untuk 84 trayek. Rincian pembangunan sarana dan prasarana transportasi laut tahun 2010-2014, sebagaimana tabel berikut. Tabel 1.4 Capaian Pembangunan Transportasi Laut Tahun 2010-2014 Pencapaian No
Kegiatan
Satuan
1
Pembangunan kapal perintis
2
Pembangunan fasilitas pelabuhan laut
3
Pembangunan Sarana Navigasi Pelayaran (SBNP)
4
Pembangunan menara suar
Bantu
2010
2011
2012
2013
2014
unit
23
25
32
36
64
paket
156
262
386
379
289
unit
2.069
2.124
2.142
2.188
2.269
unit
277
278
279
281
282
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 14
Pencapaian No
Kegiatan
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
5
Pembangunan rambu suar
unit
1.263
1.284
1.313
1.332
1.399
6
Tanda siang (Day Mark)
unit
125
149
138
140
135
7
Anak pelampung (Unlighted Buoy)
unit
49
50
40
36
38
8
Pembangunan pelampung suar
unit
355
363
372
399
415
9
unit
8
10
15
33
34
10
Pembangunan stasiun Vessel Traffic Services (VTS) Pembangunan kapal patroli KPLP
unit
195
233
261
292
315
11
Pelayanan angkutan laut perintis
trayek
60
67
80
80
84
Sumber : Ditjen Perhubungan Laut, 2015
D. Transportasi Udara Capaian pembangunan transportasi udara selama tahun 2010-2014 antara lain meliputi : 1. Pengembangan/rehabilitasi prasarana bandar udara antara lain perpanjangan landas pacu, perluasan apron, pelebaran taxiway, pelapisan/peningkatan daya dukung landas pacu, apron, taxiway, pengadaan dan pemasangan peralatan bantu pendaratan, pemenuhan catu daya bandar udara, pemagaran area bandar udara pada tahun 2010 sebanyak 80 bandar udara, sedangkan tahun 2014 sebanyak 140 bandar udara; 2. Untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah dan meningkatan perekonomian daerah selama tahun 2010-2014 telah dibangun 28 bandar udara baru; 3. Untuk memenuhi tingkat kecukupan dan kehandalan navigasi penerbangan telah dibangun dan direhabilitasi fasilitas navigasi penerbangan antara lain meliputi peralatan ILS, DVOR, DME, Radar, NDB sebanyak 365 paket pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 409 paket fasilitas navigasi dibangun dan direhabilitasi; 4. Untuk meningkatkan keamanan penerbangan, selama tahun 2010-2014 telah dilakukan pengadaan dan pemasangan peralatan keamanan penerbangan antara lain peralatan X-Ray Cabin, X-Ray Bagasi dan X-Ray Cargo serta peralatan CCTV sebanyak 102 paket pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 224 paket; 5. Dalam rangka memenuhi tingkat kecukupan dan kehandalan peralatan penanggulangan dan pertolongan pada kecelakaan penerbangan, dilakukan melalui pengadaan dan rehabilitasi kendaraan PKP-PK sebanyak 24 paket pada tahun 2010 sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 88 paket; 6. Pelayanan angkutan udara perintis tahun 2010 sebanyak 118 rute dan tahun 2014 sebanyak 164 rute. Rincian capaian kegiatan pembangunan transportasi udara sebagaimana tabel berikut: Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 15
Tabel 1.5 Capaian Pembangunan Transportasi Udara Tahun 2010-2014 No
Kegiatan
Satuan
1
Bandara dikembangkan/direhabilitasi
2
Bandara baru yang dibangun
3
Pencapaian 2010
2011
2012
2013
2014
Bandara
80
148
146
140
140
Bandara
14
5
3
4
2
Fasilitas Navigasi yang dibangun dan direhabilitasi
Paket
365
385
388
409
0
4
Fasilitas Keamanan yang dibangun dan direhabilitasi
Paket
102
180
112
622
224
5
Fasilitas Pelayanan darurat (PK-PPK)
Paket
24
7
7
95
88
6
Pelayanan angkutan perintis
Rute
118
130
130
138
164
Sumber : Ditjen Perhubungan Udara, 2015 Keterangan : Fasilitas navigasi yang dibangun dan direhabilitasi adalah termasuk fasilitas penunjang navigasi penerbangan. Khusus untuk : 1. Fasilitas navigasi tahun 2011 dan fasilitas keamanan tahun 2011 serta 2. Fasilitas PKP-PK, data dari tahun 2010-2011 berasal dari Memorandum Menteri Perhubungan Republik Indonesia Tahun 2010-2014
1.1.2.2 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Dalam kurun waktu 2010-2014 Kementerian Perhubungan, telah menyelesaikan berbagai peraturan perundang-undangan yang berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan Peraturan/Keputusan Menteri sebagai amanat dari 4 (empat) Undang-undang di bidang transportasi, yaitu UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Peraturan dan Keputusan Menteri Perhubungan yang disusun dalam rangka kebutuhan organisasi dan menunjang operasional kegiatan Kementerian Perhubungan. Rincian capaian penyusunan peraturan perundangundangan sebagaimana tabel berikut. Tabel 1.6 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Tahun 2010-2014 Pencapaian
Capaian Jumlah peraturan perundangundangan di sektor transportasi yang ditetapkan, dalam bentuk: 1. Peraturan Pemerintah 2. Peraturan Presiden 3. Peraturan Menteri Perhubungan 4. Keputusan Menteri Perhubungan
2010
2011
2012
2013
2014
3 86 525
4 78 1.030
5 1 49 1.097
2 74 1.389
4 25 709
Jumlah
18 1 312 4.750
Sumber : Biro Hukum dan KSLN, 2015 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 16
1.1.2.3 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan ditujukan untuk mewujudkan struktur organisasi yang terbebas dari tumpang tindih pelaksanaan tugas, fungsi maupun kewenangan di dalam organisasi maupun antar instansi pemerintah, serta terwujudnya organisasi pemerintah yang berorientasi pada hasil atau outcome secara efektif dan efisien. Hasil capaian penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan berupa penerbitan Peraturan Menteri Perhubungan sebagaimana tabel berikut. Tabel 1.7 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan No
Tahun
Jumlah Penataan (Berupa Permenhub)
1
2010
6
2
2011
8
3
2012
7
4
2013
5
5
2014
7
Sumber : Biro Kepegawaian dan Organisasi, 2015
1.1.2.4 Capaian Kinerja Pengembangan Sumberdaya Manusia Jumlah pegawai Kementerian Perhubungan pada tahun 2014 sebanyak 29.994 orang, dengan komposisi pegawai terdiri dari Sekretariat Jenderal sebanyak 876 orang, Inspektorat Jenderal sebanyak 263 orang, Ditjen Perhubungan Darat sebanyak 736 orang, Ditjen Perkeretaapian sebanyak 574 orang, Ditjen Perhubungan Laut sebanyak 15.745 orang, Ditjen Perhubungan Udara sebanyak 8.622 orang, Badan Pengembangan SDM Perhubungan sebanyak 2.928 orang, dan Badan Litbang sebanyak 250 orang. Tabel 1.8 Komposisi Sumberdaya Manusia Kementerian Perhubungan 2010-2014
No
Jumlah SDM (orang)
Unit Kerja 2010
2011
2012
2013
2014
1
Sekretariat Jenderal
1.045
983
941
897
876
2
Inspektorat Jenderal
284
276
271
261
263
3
Ditjen Perhubungan Darat
713
668
645
649
736
4
Ditjen Perkeretaapian
582
577
565
574
574
5
Ditjen Perhubungan Laut
18.520
17.375
16.856
15.782
15.745
6
Ditjen Perhubungan Udara
9.329
8.945
8.687
8.437
8.622
7
BPSDM Perhubungan
3.170
3.059
2.993
2.917
2.928
8
Badan Litbang Perhubungan
292
276
276
249
250
33.935
32.159
31.234
29.766
29.994
Jumlah Sumber : BPSDMP, 2015
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 17
Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM serta tenaga pendidik selama tahun 2010-2014 telah dilakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan berupa diklat pembentukan, diklat penjenjangan dan diklat ketrampilan khusus kepada peserta diklat yang berasal dari masyarakat maupun aparatur perhubungan, dengan capaian kinerja sebagaimana tabel berikut. Tabel 1.9 Peserta Diklat BPSDMP Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 No 1
Jumlah Peserta
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014
3.236
5.023
6.702
6.999
4.027
a. Pendidikan Pembentukan
839
1.023
1.247
1.324
1.324
b. Pendidikan Penjenjangan
56
39
41
17
17
2.060
3.378
5.181
5.166
2.686
281
583
233
492
0
135.350 130.001 153.604 188.532
94.100
SDM Perhubungan Darat
c.
Pelatihan Teknis (Short Course)
d. Pelatihan Lainnya 2
SDM Perhubungan Laut a. Pendidikan Pembentukan b. Pelatihan Penjenjangan c.
3
Pelatihan Ketrampilan Khusus Pelaut (PKKP)/Pelatihan Teknis (Short Course)
6.953
8.978
9.202
7.918
14.517
17.595
20.169
20.484
3.912
115.030 104.168 122.797 154.759
82.270
d. Pelatihan Lainnya
1.019
1.285
1.660
4.087
0
SDM Perhubungan Udara
3.696
5.491
7.705
10.601
4.133
a. Pendidikan Pembentukan
1.667
2.338
2.602
2.699
1.707
b. Pendidikan Penjenjangan
229
288
200
118
0
1.526
2.497
4.514
6.235
2.426
274
368
389
1.549
0
c.
Pelatihan Teknis (Short Course)
d. Pelatihan Lainnya 4
4.784
PPSDM Aparatur Perhubungan dan Sekretariat Badan Pengembangan SDM Perhubungan a. Pelatihan Prajabatan b. Pelatihan Struktural/Kepemimpinan c.
Pelatihan Fungsional
d. Pelatihan Teknis Manajerial
5.888
8.779
7.782
8.858
6.461
2.570
4.774
0
91
737
205
336
476
488
320
20
40
156
145
210
379
479
2.495
2.709
1.439
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 18
No
Jumlah Peserta
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014
e. Pelatihan Lainnya
140
0
0
0
0
f.
111
300
298
323
323
2.463
2.850
4.357
5.102
3.432
Rintisan Gelar S2/S3
g. Pelatihan Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Jumlah
148.170 149.294 175.793 214.990 108.721
Sumber : BPSDMP, 2015
1.1.3 REALISASI KINERJA KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014 Alokasi anggaran Kementerian Perhubungan selama tahun 2010-2014 terus mengalami peningkatan. Namun dari alokasi anggaran yang ada, realisasi penyerapan anggaran masih relatif kecil. Berdasarkan evaluasi terhadap realisasi keuangan Kementerian Perhubungan pada tahun anggaran 2010-2014 dapat diidentifikasi target dan capaian keuangan yang menunjukkan angka fluktuatif, dimana terjadi beberapa perubahan fluktuatif dari masingmasing direktorat. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1.10
No
Perkembangan Alokasi Anggaran Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 Pagu Alokasi Anggaran (Dalam Juta Rupiah)
Unit Kerja 2010
1 2 3
4 5
6
7 8
Sekretariat Jenderal Inspektorat Jenderal Ditjen Perhubungan Darat Ditjen Perkeretaapian Ditjen Perhubungan Laut Ditjen Perhubungan Udara BPSDM Perhubungan Badan Litbang Perhubungan Jumlah
2011
2012
2013
2014
322.940,2
408.031,6
462.851,5
1.019.145,2
1.450.724,7
71.001,7
67.721,2
69.099,0
85.751,7
79.618,8
1.838.442,6
2.095.941,0
2.859.805,2
3.013.165,2
3.619.419,9
3.916.862,3
4.727.369,1
9.252.127,7
9.372.585,7
11.907.537,4
4.623.016,0
7.758.927,5
11.562.984,5
11.622.244,9
9.619.922,8
4.462.999,9
5.360.813,8
6.898.259,8
7.568.474,1
7.505.786,1
2.572.463,3
2.753.427,8
2.611.975,2
3.023.619,9
2.867.346,8
87.828,6
136.568,9
194.878,7
221.298,0
205.717,7
17.895.554,9
23.318.055,9
33.899.548,2
35.926.284,7
37.256.101,2
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 19
Dalam melaksanakan pembangunan sektor transportasi, tidak seluruh anggaran yang dialokasikan dapat terserap, yang berakibat hilangnya manfaat belanja. Rata rata penyerapan anggaran rendah di awal tahun, karena unit kerja berhati-hati ketika melakukan pengeluaran anggarannya, sehingga terkesan lambat dan tidak optimal dalam memanfaatkan waktu. Selain itu, adanya pemblokiran yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan juga mengakibatkan penundaan penyerapan anggaran, dimana hal ini menjadi bahan evaluasi oleh Kementerian Perhubungan. Besarnya prosentase penyerapan anggaran Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 seperti gambar berikut:
Gambar 1.1
Prosentase Capaian Kinerja Keuangan Kementerian Perhubungan Menurut Unit Kerja Eselon I Tahun 2010-2014
Fluktuasi realisasi capaian keuangan tahun 2010-2014 tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa target capaian keuangan yang masih di bawah 80% sampai dengan akhir tahun 2014, yaitu pada Unit Kerja Ditjen Perkeretaapian sebesar 53,26% dan Badan Litbang Perhubungan sebesar 79,34%. Sedangkan unit kerja yang melakukan penyerapan anggaran terbesar pada tahun 2014 adalah Ditjen Perhubungan Udara sebesar 91,14%.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 20
1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN 1.2.1 LINGKUNGAN STRATEGIS 1.2.1.1 Lingkungan Strategis Global A. Transformasi Perekonomian Global Transformasi perekonomian global ditandai dengan adanya pergeseran pendulum perekonomian dunia (global shifting) ke Asia. Asian Development Bank1 memproyeksi atas skema peralihan perekonomian dunia ke Asia, dimana pada tahun 2050 perekonomian Asia diproyeksikan akan bangkit mencapai 52% dari perekonomian dunia dan Indonesia bersama lima Negara Asia lainnya akan menyumbang sekitar 91% (China, India, Singapura, Thailand, Korea, dan Jepang) dari perekonomian Asia pada tahun 2010-2050. Kebangkitan ekonomi Asia ini membawa dua konsekuensi bagi Indonesia. Di satu sisi akan terjadi persaingan yang sangat ketat di antara bangsa-bangsa di Asia untuk memperebutkan sumberdaya ekonomi. Di sisi lain membuka peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk segera tampil berada di barisan depan dari negara-negara maju dan modern Asia dengan proyeksi pendapatan per kapita jauh di atas USD 14.000. Aspek ekonomi dalam mendukung transportasi nasional perlu menjadi perhatian terlebih sejarah Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang menenggelamkan perekonomian nasional tahun 1997. Ekonomi mengalami kontraksi sampai dengan minus 14% dan mengakibatkan dampak yang sangat buruk bagi sektor-sektor ekonomi dan infrastruktur. Pada tahun 1999 sampai 2003 ekonomi mulai tumbuh positif walaupun lebih banyak ditopang oleh konsumsi dibanding investasi dan ekspor. Bahkan pada tahun 2003 ekonomi hampir sepenuhnya ditopang oleh konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun masyarakat . Sejak 2004 ekonomi terus tumbuh pada kisaran sekitar 5%-6,3%, juga kebanyakan masih ditopang oleh konsumsi dan investasi belanja barang dan modal pemerintah. Ekonomi menurun ke angka sekitar 4,5% di tahun 2008-2009 akibat krisis global, namun meningkat kembali ke kisaran 6,3% sejak 2010 sampai semester pertama 2013. Di semester kedua 2013, ekonomi mengalami penurunan ke skala 5,5-5,9% akibat menurunnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar (Rp.12.700 per US dolar di penghujung tahun 2013) dan defisit transaksi berjalan. Perekonomian Indonesia menghadapi tantangan sejalan dengan menguatnya tekanan inflasi, melebarnya defisit neraca berjalan, dan depresiasi rupiah. Pertumbuhan produksi domestik bruto (PDB) turun menjadi 5,9% pada periode Januari-Juni. Pertumbuhan investasi melemah, sedangkan konsumsi swasta tetap kuat. Meskipun laju pertumbuhan ekonomi melambat, Indonesia tetap mampu menciptakan 1,2 juta lapangan pekerjaan baru, dan jumlah ini lebih banyak dari jumlah angkatan kerja baru. Inflasi melonjak menjadi 8,8% year-on-year Tahun 2014, setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar pada bulan Juni untuk mengurangi biaya subsidi. Harga beberapa bahan pokok juga meningkat, yang diakibatkan oleh pembatasan impor. Pasar ekspor yang lemah dan menurunnya harga komoditas ekspor memangkas nilai ekspor menjadi 5,2% pada tengah tahun pertama. Sebagai akibatnya, necara berjalan mengalami defisit sebesar $15,7 milyar, atau 3,5% dari PDB.
1
Asian Development Bank (ADB). Asian Development Outlook 2013 Update.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 21
B. Daya Saing Global Adanya pergeseran perekonomian dunia membawa konsekuensi bagi adanya persaingan ketat dalam memperebutkan hegemoni ekonomi dunia, semua itu mengarah pada perlunya peningkatan daya saing Indonesia dalam kancah global. Sebagaimana diketahui bahwa World Economic Forum (WEF) dalam Global Competitiveness Report edisi 2014-2015, menempatkan Global Competitiveness Index (GCI) Indonesia pada peringkat 34 dunia dari 144 negara (di bawah Singapura, Malaysia, Brunei, Darussalam, dan Thailand) dengan skor 4,6 (skala 7). Salah satu penyebab belum maksimalnya daya saing Indonesia adalah kualitas infrastruktur, dimana WEF memberikan skor 4,2 (skala 7) di peringkat 72 dari 144 negara. Tabel 1.10 berikut memperlihatkan peringkat kualitas infrastruktur Indonesia, termasuk transportasi dari tahun 2010 sampai 2014. Dalam tabel terlihat bahwa Indonesia mengalami fluktuasi peringkat kualitas infrastruktur yang bersaing dengan negara lain. Pada tahun 2010 Indonesia berada pada peringkat 90 dari 139 negara, meningkat menjadi peringkat 82 dari 142 negara pada tahun 2011 dengan nilai 3,9 (skala 7). Sedangkan pada tahun 2012 hingga tahun 2014 kualitas infrastruktur Indonesia secara keseluruhan mengalami peningkatan, yaitu nilai 3,7 (skala 7) dengan peringkat ke-92 dari 144 negara di tahun 2012, menjadi nilai 4,0 (skala 7) dengan peringkat ke-82 dari 148 negara di tahun 2013, dan meningkat lagi pada tahun 2014 menjadi nilai 4,2 (skala 7) dengan peringkat ke-72 dari 144 negara. Tabel 1.11 Indikator Infrastruktur
Daya Saing Global Pada Infrastruktur Transportasi
2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 Peringkat/ Peringkat/ Peringkat/ Peringkat/ Peringkat/ Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai 139 negara 142 negara 144 negara 148 negara 144 negara
Kualitas Infrastruktur NA 90 3,9 82 3,7 keseluruhan Kualitas Jalan NA 84 3,5 83 3,4 Kualitas Infrastruktur NA 56 3,1 52 3,2 Kereta Api Kualitas Infrastruktur NA 96 3,6 103 3,6 Pelabuhan Kualitas Infrastruktur NA 69 4,4 80 4,2 transportasi udara Sumber : The Global Competitiveness Report, WEF 2010-2014
92
4,0
82
4,2
72
90
3,7
78
3,9
72
51
3,5
44
3,7
41
104
3,9
89
4,0
77
89
4,5
68
4,5
64
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 22
Gambar 1.2
Global Competitiveness Index Tahun 2014-2015
Sumber : The Global Competitiveness Report, WEF 2014-2015
Sepanjang tahun 2014 ini pun infrastruktur Indonesia masih tetap memegang posisi sebagai salah satu dari lima faktor besar yang menghambat investasi dan bisnis ekonomi. Mengingat infrastruktur masuk dalam salah satu pilar yang utama dalam peningkatan daya saing global, sehingga diperlukan perubahan besar dalam membangun infrastruktur Indonesia ke depan, khususnya dalam Renstra Kementerian Perhubungan 2015-2019. C. Kerjasama Ekonomi Global dan Regional Pertimbangan terhadap lingkungan strategis global dalam hal ini dilakukan terkait dengan perkembangan ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang merupakan wujud kesepakatan negaranegara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk Free Trade Area (FTA) dan berlokasi di kawasan Asia Tenggara. ASEAN Economic Community yang dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi negara ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN Economic Community, dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional. Sebagai anggota WTO, Indonesia saat ini sudah menghadapi tekanan persaingan yang sedemikain ketat untuk berbagai jenis produk yang sudah dikurangi/ dihilangkan hambatan perdagangannya. Selanjutnya, APEC juga telah mensyaratkan bahwa di antara negara anggota pada tahun 2020 sudah tercipta pasar bebas. Dalam waktu dekat di akhir tahun 2015, seluruh anggota AEC (Asean Economi Community) akan memberlakukan liberalisasi perdagangan diantara negara ASEAN. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 23
1.2.1.2 Lingkungan Strategis Nasional A. Kependudukan dan Urbanisasi Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk nomor 4 terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat dengan pertumbuhan sebesar 1,21% per tahun. Sementara itu proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memberikan fakta bahwa jumlah penduduk dunia sudah mencapai 7 miliar jiwa pada 31 Oktober 2011 dan akan mencapai 8 miliar jiwa pada pertengahan tahun 2024 (10 tahun mendatang). Pada akhir tahun 2013, penduduk Indonesia menurut versi PBB ini sudah mencapai 251,4 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat cukup signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini, dua dekade setelah program keluarga berencana di Masa Orde Baru berhasil menekan pertumbuhan ini. Namun setelah Orde reformasi program tersebut mulai tidak efektif ditujukkan dengan angka pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi yaitu sekitar 1,21%, sejak tahun 2000-an. Proyeksi jumlah penduduk Indonesia sampai dengan tahun 2035 yang disusun BPSBappenas-UNFPA memperkirakan bahwa penduduk Indonesia tumbuh secara konsisten mencapai 271 juta di 2020, 285 juta di 2025, 297 juta di tahun 2030, dan 306 juta di tahun 2035. Implikasi dari jumlah penduduk yang makin membesar ini terhadap transportasi sangat luar biasa besar dan kompleks. Pergerakan antar pulau, antar provinsi, antar kabupaten, bahkan antar desa serta pergerakan antar wilayah menjadi beban besar bagi sistem dan jaringan transportasi yang saat ini sudah sangat jenuh dan rapuh menahan beban ekonomi yang ada. B. Kesenjangan Antar Wilayah Selama ini masih terjadi kesenjangan antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia (KBI-KTI). Salah satu penyebabnya adalah karena wilayah di timur Indonesia masih sangat kurang akan pembangunan infrastruktur dan jaringan transportasi. Kawasan Barat Indonesia-Jawa, Sumatera, dan Bali telah menyumbang sekitar 82% dari PDB nasional sedangkan Kawasan Timur Indonesia yang sangat kaya akan sumber daya alam, laut, hutan, dan mineral, hanya menyumbang sekitar 18%. Pulau Jawa saja menyumbang sekitar 58,8% dari PDB nasional. Kesenjangan wilayah ini disebabkan antara lain (1) belum meratanya pembangunan infrastruktur di wilayah Timur, (2) tingkat pendidikan yang masih rendah dibandingkan dengan wilayah Barat, (3) rata-rata pendapatan perkapita yang masih rendah, (4) masih banyak wilayah-wilayah di Timur Indonesia yang belum tersedia fasilitas infrastruktur yang memadai; (5) belum memadainya peran infrastruktur dalam mengurangi kesenjangan wilayah Barat dan Timur, (6) belum optimalnya konektivitas baik di dalam koridor ekonomi utama maupun aksesibilitas ke wilayah terpencil, perbatasan, dan perdalaman; serta (7) belum meratanya distribusi pelayanan infrastruktur dasar di wilayah timur. C. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diatur dalam Undang-Undang No. 39 tahun 2009, dimana salah satu tujuannya untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 24
kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi nasional. Pada Pasal 13 Undang-undang ini menegaskan bahwa pembiayaan untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di dalam KEK dapat berasal dari pemerintah/pemerintah daerah, swasta, KPS, atau sumber pendanaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 1.2.1.3 Lingkungan Strategis Transportasi A. Transportasi dan Perdagangan Dunia (Global Sea Borne-Trade)
Gambar 1.3
Distribusi Pergerakan Peti Kemas Dunia
Untuk jangka waktu yang sangat lama kedepan, perdagangan dunia melalui laut masih akan mendominasi pergerakan barang antar negara dan antar benua. Sementara itu, peningkatan perdagangan dunia melalui laut dari tahun 1980 sampai tahun 2012 dan tumbuh sebesar 4% dengan total volume menyentuh rekor 8,7 miliar ton. Ekspansi ini didorong oleh pertumbuhan yang cepat dalam volume dry cargo (5,6 %) yang digerakkan oleh peti kemas dan perdagangan besar, yang tumbuh sebesar 8,6 persen (dalam ton) dan 5,4 persen, masingmasing tahun 2011 dan 2012.
Arus perdagangan internasional dengan menggunakan peti kemas utamanya dipicu oleh arus perdagangan dari Amerika Serikat dan Eropa dan oleh permintaan impor berkelanjutan untuk bahan mentah di negara berkembang besar lainnya, terutama Cina dan India. Arus barang curah kering utamanya ditopang oleh pertumbuhan perdagangan bijih besi (6%), yang melayani permintaan impor yang kuat di China, yang membutuhkan sekitar dua Gambar 1.4 Distribusi Pergerakan Peti Kemas Indonesia (Pelindo I, 2012) pertiga dari volume perdagangan bijih besi global pada 2011. Volume perdagangan tanker (minyak mentah, produk minyak olahan, dan cair minyak bumi dan gas) tetap berada hampir rata, tumbuh dengan kurang dari 1 persen akibat turunnya volume minyak mentah. Bersama-sama, perdagangan produk minyak olahan dan gas tumbuh sebesar 5,1 persen, terutama karena ledakan terbaru di perdagangan gas alam cair (LNG). Kontribusi negara-negara berkembang (new emerging economies) terhadap perdagangan lewat laut dunia juga meningkat. Pada tahun 2011, total 60 persen dari volume perdagangan lewat laut dunia berasal dari negara-negara berkembang. Negara-negara berkembang sekarang pemain utama dunia baik sebagai eksportir dan importir, suatu pergeseran yang luar biasa dari pola sebelumnya. Transportasi Indonesia, khususnya pelabuhan dan akses transportasi darat ke pelabuhan, harus mengantisipasi berkembangnya perdagangan inter-nasional ini. Indonesia harus melakukan upaya besar untuk meningkatkan pangsa pasarnya dalam perdagangan global menggunakan peti kemas. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 25
B. Transportasi Terkait Aksi Mitigasi Perubahan Iklim Pertimbangan lebih lanjut adalah pada pelaksanaan program lintas bidang perubahan iklim pada kurun RPJMN 2010-2014 telah berhasil menyelesaikan: (i) Penyusunan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) yang diterbitkan dalam bentuk Perpres No. 61/2011, dan diikuti dengan penyusunan dan penerbitan 33 Peraturan Gubenur tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) dan Pelaksanaan Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan (PEP) dari pelaksanaan RAN-GRK dan RAD-GRK; (ii) penyusunan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 15 Tahun 2013 tentang Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi Aksi Mitigasi Perubahan Iklim/Monitoring Reporting dan Verifikasi (MRV) dan pembentukan Sistem Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional (SIGN) Center untuk inventarisasi GRK sesuai Perpres No. 71/2011 tentang Inventarisasi GRK; (iii) Tersusunnya Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim (RANAPI). Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) merupakan tindak lanjut dari komitmen Indonesia dalam menghadapi permasalahan perubahan iklim yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di depan para pemimpin negara pada pertemuan G20 di Pittsburgh, Amerika Serikat, 25 September 2009. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26% pada tahun 2020 dari tingkat BAU dengan usaha sendiri dan mencapai 41% apabila mendapat dukungan internasional. Sesuai dengan hasil perhitungan dari Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup dapat disampaikan bahwa sektor transportasi pada Tahun 2012 akan memberikan sumbangan sekitar 60%-70% emisi gas rumah kaca nasional. Hal ini artinya masalah transportasi menjadi salah satu komponen serius yang perlu ditangani ke depan, mengingat kontribusi transportasi cukup besar dalam memberikan pengaruh terhadap terjadinya masalah-masalah perubahan iklim global. C. Konektivitas Transportasi Nasional Peraturan Presiden No. 26 tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional memberi dasar hukum dan landasan substansi bagi Renstra Kemenhub 2015-2019 untuk menindaklanjutinya dalam program strategis membangun konektivitas nasional ini. Cetak Biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas) menggariskan tersedianya jaringan infrastruktur transportasi yang memadai dan handal dan beroperasi secara efisien sehingga terwujud konektivitas domestik (domestic connectivity) baik konektivitas lokal (local connectivity) maupun konektivitas nasional (national connectivity), dan konektivitas global (global connectivity) yang terintegrasi dengan transportasi laut sebagai tulang punggungnya. Perwujudan dari kebijakan tersebut adalah terbentuknya jaringan transportasi antar pulau dan nasional dengan membangun jaringan infrastruktur transportasi yang mengikat kuat interkoneksi antara pedesaan, kawasan-kawasan industri, perkotaan dan antar pulau, serta infrastruktur dan jaringan transportasi global yang menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama (national gate way) ke pelabuhan Hub internasional baik di wilayah barat Indonesia maupun wilayah timur Indonesia serta antara Pelabuhan Hub International di Indonesia dengan Hub Port International di berbagai negara yang tersebar pada lima benua. Sebagaimana diinginkan dalam agenda pembangunan nasional, seperti MP3EI (Perpres No. 32 Tahun 2011) dan Sislognas (Perpres No. 26 Tahun 2012) bahwa dalam 10 tahun ke depan diharapkan sudah terwujud konektivitas transportasi nasional yang efisien dan handal yang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 26
menjangkau seluruh intermoda/multimoda.
titik
NKRI
melalui
terintegrasinya
jaringan
transportasi
Penguatan konektivitas nasional menjadi salah satu bagian dari lingkungan strategis Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan keseimbangan pembangunan antarwilayah yang didorong dengan adanya peningkatan kualitas infrastruktur pendukung konektivitas nasional dalam rangka meningkatkan kelancaran distribusi barang dan informasi. Keseimbangan pembangunan antarwilayah saat ini kondisinya belum memadai terutama di wilayah Indonesia bagian Timur yang berdampak pada tingginya biaya transportasi dan biaya logistik, sehingga mengurangi daya saing produk dan gerak ekonomi. Hal tersebut diakibatkan oleh belum memadainya jaringan infrastruktur transportasi yang terintegrasi dan menghubungkan lapisan wilayah serta masih terbatasnya infrastruktur broadband termasuk belum terhubungnya seluruh wilayah dalam jaringan backbone serat optik nasional terutama wilayah timur Indonesia. D. Biaya Logistik Nasional Pada Tahun 2014, World Bank merilis data bahwa LPI (Logistics Performance Index) Indonesia berada pada rangking 53 dunia, dengan skor 3,08. Sedangkan perkiraan total biaya logistik Indonesia masih sangat tinggi, yakni di atas 25% dari PDB, dengan komposisi 12,04% untuk biaya transportasi, 9,47% untuk biaya persediaan (inventory), dan 4,52% untuk biaya administrasi. Data tersebut menunjukkan bahwa biaya logistik di Indonesia masih relatif tinggi, bahkan jika dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Singapura (8%), Malaysia (13%), dan Thailand (20%). Pengembangan moda transportasi sangat penting khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja transportasi untuk meningkatkan nilai LPI Indonesia ke depan, serta usaha untuk memberikan nilai biaya logistik yang lebih rendah sebagai salah satu upaya memberikan jaminan kemudahan dalam sistem distribusi komoditas. E.
Pengembangan Teknologi Transportasi Melalui ITS
Tinjauan lingkungan strategis dalam kaitannya dengan aspek transportasi juga mempertimbangkan pada beberapa hal diantaranya Intelligent Transport System (ITS). Intelligent Transport System (ITS) atau Sistem Transportasi Cerdas adalah suatu sistem pengendalian lalu lintas yang dilakukan melalui teknologi informasi dimana pengumpulan data-data langsung dari lapangan selanjutnya diolah sedemikian rupa, sehingga hasil dari pengolahan yang dilakukan tersebut kemudian dikembalikan kepada pengguna jalan dalam bentuk informasi-informasi melalui papan informasi atau dalam bentuk digital map dan lain sebagainya. Pengembangan ITS di beberapa negara pada dasarnya adalah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pengguna jalan. Terdapat banyak teknologi dan konfigurasi sistem ITS. Oleh karena itu, pilihan terhadap teknologi jika akan menerapkan ITS harus dapat memenuhi beberapa hal, antara lain: dapat direncanakan dengan logis, dapat dilakukan integrasi sistem terbuka (open system), mempunyai karakteristik yang sesuai dengan kondisi lalu lintas maupun kondisi lingkungan, mempunyai tingkat kinerja yang sesuai dengan kebutuhan, mudah untuk dioperasikan dan dikelola, mudah untuk dilakukan perawatan, mudah untuk dikembangkan, dan sesuai dengan keinginan pengguna. Intelligent Transport System (ITS) adalah penerapan teknologi maju di bidang elektronika, komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 27
tujuan dasar untuk membuat sistem transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga dapat membantu pemakai transportasi dan pengguna transportasi untuk: Mendapatkan informasi; Mempermudah transaksi; Meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana transportasi; Mengurangi kemacetan atau antrian; Meningkatkan keamanan dan kenyamanan; Mengurangi polusi lingkungan; Mengefisiensikan pengelolaan transportasi. Penerapan ITS telah dilakukan di negara-negara maju seperti: Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Korea Selatan, dan sebagainya. Negara berkembang juga sudah mulai menerapkan ITS dalam skala terbatas, misalnya sistem pengumpulan tol secara elektronis dan sistem informasi lalu lintas. Contoh beberapa negara tetangga yang telah menggunakan sistem pengumpulan tol adalah Malaysia dan Filipina. Pengorganisasian ITS di negara-negara maju dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, kepolisian, operator transportasi, dan kalangan industri. Selain masalah kebijakan, industri-industri terkait juga turut mendukung dari segi riset dan pengembangan teknologi. Kalangan industri yang terkait antara lain industri otomotif, elektronika, komputer, telekomunikasi, penerbangan, perhubungan, dan jalan tol. Karena itu ITS menjadi primadona dan dianggap sebagai masa depan transportasi. F.
Isu Gender dan Anak Berkebutuhan Khusus dalam Transportasi
Penyusunan Renstra sebagai dasar untuk menyusun rencana pembangunan yang demokratis dan berkeadilan di bidang transportasi penting untuk mengintegrasikan aspek gender dan aspek sosial inklusif lainnya. Perencanaan pembangunan di bidang transportasi perlu mendorong terciptanya peran yang setara antara laki-laki dan perempuan dan kelompok masyarakat lain yang berkebutuhan khusus sehingga aspirasi, kebutuhan dan kepentingan mereka dalam bidang transportasi dapat terakomodir dengan baik. Penyediaan layanan dan sarana transportasi yang berperspektif gender juga berarti mempertimbangkan dan mengakomodir permasalahan orang-orang atau kelompok masyarakat yang berkebutuhan khusus. Termasuk dalam hal ini adalah kebijakan perlindungan dan layanan transportasi bagi lansia, penyandang cacat, perempuan khususnya perempuan hamil dan balita. Penyediaan layanan dan sarana tersebut mempertimbangkan beberapa aspek yaitu aspek aksesibilitas, kenyamanan, keselamatan, keamanan dan keterjangkauan. Aspek keamanan sering menjadi persoalan bagi perempuan, anak-anak, lansia bahkan penyandang cacat. Layanan dan sarana transportasi seyogyanya dapat diakses secara aman oleh mereka termasuk aman dari segala tindak kriminalitas dan kekerasan seksual. G. Angkutan Umum Massal Indonesia merupakan negara besar dengan berbagai kompleksitas permasalahan didalamnya, tak terkecuali masalah transportasi jalan. Infrastruktur dan sistem yang terbatas menimbulkan permasalahan-permasalan yang perlu ditangani secara serius. Berbagai permasalahan transportasi jalan saat ini, antara lain: 1. 2.
Tingginya tingkat penggunaan kendaraan pribadi mengakibatkan penggunaan ruang jalan tidak efektif dan efisien sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas; Belum memadainya kualitas pelayanan angkutan umum; Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 28
3. 4.
Peningkatan pencemaran udara sebagai akibat meluasnya kemacetan lalu lintas; Rendahnya disiplin berlalu lintas.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, pemerintah telah membuat 5 Pilar Kebijakan, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Peningkatan Peran Angkutan Umum (Prioritas); Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas (MRLL); Penurunan Polusi Udara dan Suara; Transportastion Demand Management (TDM); Pengembangan Non Motorized Transport (NMT).
Sebagai salah satu bentuk dari implementasi 5 pilar tersebut adalah penerapan sistem Angkutan Umum Massal. Melihat kondisi Indonesia saat ini yang memiliki 11 kota metropolitan dan 15 kota besar serta berbagai kompleksitas permasalahan di dalamnya, dipandang perlu untuk mengiplementasikan sistem angkutan umum massal karena sistem ini merupakan sistem yang memprioritaskan angkutan umum sebagai alat transportasi utama serta integrasi dan konektivitas sebagai penunjang utamanya. Sistem ini juga dapat menekan angka jumlah kendaraan pribadi serta jumlah kejadian kecelakaan di jalan raya. 1.2.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI 1.2.2.1 Potensi Sektor Transportasi 1.
Indonesia merupakan salah satu pasar potensial dengan jumlah penduduk terbesar nomor 4 di dunia, dimana jumlah penduduk perkotaan semakin meningkat yang pada akhirnya menciptakan pertumbuhan permintaan transportasi (transport demand). Penduduk yang besar dengan daya beli yang terus meningkat adalah pasar yang potensial, sementara itu jumlah penduduk yang besar dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terus membaik adalah potensi daya saing yang luar biasa. Potensi penduduk yang besar, serta sumberdaya yang besar memberikan pengaruh positif pada semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi banyak dipengaruhi oleh semakin berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa, serta aktivitas komersial maupun industri yang membutuhkan jasa layanan transportasi. Lebih lanjut seiring dengan semakin meningkatnya pangsa pasar transportasi, maka pertumbuhan perjalanan akan linier dengan semakin meningkatnya pertumbuhan aktivitas transportasi ke depan dan akan memberikan pengaruh terhadap semakin meningkatnya aktivitas masyarakat. Aktivitas masyarakat tersebut dapat diwujudkan pada peningkatan aktivitas dalam distribusi komoditas dan distribusi penumpang. Hal ini tentunya juga akan memberikan dukungan pada peningkatan pendapatan nasional maupun regional.
2.
Pengembangan antarmoda/multimoda yang terintegrasi didukung dengan konektivitas transportasi antara lain dengan pengembangan pelabuhan, bandar udara, terminalterminal bus AKDP/AKAP, angkutan feeder, angkutan SDP, angkutan kereta api, dan Bus Rapid Transit Transportasi multimoda berkaitan erat dengan Sistem Logistik Nasional (Perpres 26/2012) yang mensyaratkan konektivitas untuk mewujudkan konsep koridor ekonomi. Oleh karena itu, regulasi yang terkait dengan pengembangan transportasi multimoda Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 29
(PP Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda, Permenhub Nomor KM 15/2010 tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda, Permenhub Nomor PM 8/2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Multimoda) perlu ditindaklanjuti dan dilaksanakan secara konsisten dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda menetapkan 25 pelabuhan utama, 7 pelabuhan khusus untuk batubara dan CPO, 9 kota-kota besar, dan 183 wilayah belakang (hinterland) untuk logistik atau angkutan antarmoda/multimoda. Sedangkan Permenhub Nomor PM 8/2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Multimoda mengatur sisi bisnis dari transportasi sebagai penjelasan operasional dari PP 8/2011. Kebijakan yang digariskan dalam Permenhub Nomor KM 15/2010 dan juga Permenhub Nomor KP.414/2013 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) mensyaratkan perlunya integrasi pelabuhan dengan akses jalan atau kereta api. Untuk itu, akses langsung jaringan jalan atau kereta api ke pelabuhan (terutama pelabuhan utama) harus diwujudkan dan dioperasionalkan. 3.
Tersedianya jaringan prasarana KA yang dapat mendukung sistem logistik nasional serta angkutan penumpang massal perkotaan dan antar kota Potensi transportasi perkeretaapian dengan tersedianya prasarana kereta api (panjang jalan kereta api) sejumlah 4.861,10 m dan sarana kereta api berupa lokomotif sejumlah 486 unit, KRD/KRL sejumlah 920 unit, kereta sejumlah 1.716 unit, serta gerbong sejumlah 6.249 unit. Potensi pasar angkutan untuk kereta api sangatlah besar khususnya terkait dengan keunggulan angkutan KA dibandingkan moda lain seperti kapasitas angkut, ketepatan waktu, dan biaya angkut yang lebih murah. Angkutan kereta api mendukung pengembangan multimoda yang terintegrasi dengan pengembangan transportasi umum lainnya khususnya pada kawasan perkotaan dan antar kota, baik pelabuhan (transportasi laut), bandar udara (transportasi udara), serta terminal-terminal bus AKDP/AKAP, angkutan feeder, dan bus rapid transit (transportasi jalan).
4.
Wilayah Indonesia sangat strategis karena dilewati oleh satu Sea Lane of Communication (SLoC) Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah dengan panjang mencapai 5.200 km dan lebar mencapai 1.870 km. Lokasi geografisnya juga sangat strategis (memiliki akses langsung ke pasarterbesar di dunia) karena Indonesia dilewati oleh satu Sea Lane of Communication (SLoC), yaitu Selat Malaka, dimana jalur ini menempati peringkat pertama dalam jalur pelayaran kontainer global. Lebih lanjut Indonesia memiliki akses langsung kepada 6 (enam) wilayah LME yang mempunyai potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar. Melihat kondisi geografis dan demografis sebagaimana dikemukakan di atas, maka sistem transportasi Indonesia tidak dapat mengandalkan hanya satu jenis moda transportasi saja, melainkan membutuhkan sistem transportasi intermoda (darat, laut dan udara) maupun intramoda secara terintegrasi dalam pola transportasi multimoda. Pada saat ini, secara umum dapat dikatakan, bahwa sektor transportasi belum mampu menyatukan seluruh wilayah Indonesia dalam satu kesatuan pembangunan. Hal ini terlihat dari belum meratanya pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Tidak meratanya pembangunan di daerah-daerah ini berimplikasi pada ketahanan nasional yang juga belum merata. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 30
5.
Pelabuhan utama nasional yang beroperasi memiliki kemampuan pengelolaan angkutan barang untuk ekspor dan impor dalam volume yang besar Pelabuhan utama nasional yang beroperasi saat ini memiliki kemampuan pengelolaan angkutan barang untuk ekspor dan impor dengan sistem kontainer. Dari seluruh pelabuhan utama di Indonesia yang terbesar adalah Tanjung Priok. Peningkatan fasilitas pelabuhan dan manajemen kepelabuhan akan meningkatkan trend lalu lintas komoditas antar pulau dan antar wilayah. Pada tahun 2009, tercatat pelabuhan di seluruh Indonesia secara total menangani 968,4 juta ton muatan yang terdiri atas 560,4 juta ton muatan curah kering (hampir tiga perempatnya adalah batubara), 176,1 juta ton muatan curah cair (86 persennya adalah minyak tanah atau produk minyak tanah dan minyak kelapa sawit), 143,7 juta ton general cargo dan 88,2 muatan peti kemas. Sedangkan perdagangan luar negeri tercatat sebesar 543,4 juta ton atau 56 % dari total volume muatan yang ditangani melalui pelabuhan Indonesia pada tahun 2009. Muatan ekspor sebesar 442,5 juta ton atau lebih dari 80 % perdagangan luar negeri, sementara impor sebanyak 101,0 juta ton atau 20 % perdagangan luar negeri. Muatan ekspor lebih tinggi karena angkutan batubara jumlahnya sangat besar yaitu 278,6 juta ton pada tahun yang 2009. Pertumbuhan lalu lintas barang melalui pelabuhan Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 1999 sampai dengan 2009 juga menunjukkan angka yang tinggi yaitu rata-rata 11,0 %.
6.
Dilewati oleh 2 jalur penerbangan (Major Air Traffic Flow) Internasional Kenaikan volume angkutan udara dalam 20-30 tahun belakangan ini terus mengalami peningkatan. Hal ini didorong oleh kemajuan e-commerce, perkembangan global supply chain, dan upaya untuk menurunkan biaya inventory yang mahal serta memperpendek order cycle time. Walaupun volume barang yang diangkut melalui angkutan udara ini masih relatif kecil, namun nilai barang yang diangkut terus meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk pengiriman dalam negeri maupunluar negeri. Lebih lanjut potensi yang dimiliki oleh Indonesia saat ini adalah dilewatinya Indonesia oleh 2 jalur penerbangan (Major Air Traffic Flow) Internasional yang memberikan peluang dalam pengembangan pangsa pasar transportasi udara ke depan khususnya terkait dengan open sky tahun 2015.
1.2.2.2 Permasalahan Transportasi Transportasi merupakan salah satu roda pendorong pertumbuhan ekonomi dan tulang punggung dari proses distribusi orang maupun barang serta berperan sebagai pembuka keterisolasian wilayah. Ketersediaan infrastruktur transportasi merupakan salah satu aspek dalam meningkatkan daya saing produk nasional sehingga harus didukung dengan sumber daya manusia yang profesional, tanggap terhadap perkembangan teknologi dan kondisi sosial masyarakat. Di masa mendatang Kementerian Perhubungan berupaya untuk dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat atas kualitas transportasi baik dari aspek keselamatan, keamanan, pelayanan dan ketersediaan kapasitas. Permasalahan transportasi yang dihadapi saat ini sangat beragam sehingga perlu dipengaruhi dari berbagai aspek untuk menyelesaikannya. Aspek-aspek tersebut diantaranya : A. Aspek Keselamatan dan Keamanan Transportasi 1.
Belum optimalnya fungsi kelembagaan dalam peningkatan keselamatan transportasi secara terintegrasi; Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 31
Saat ini fungsi lembaga keselamatan moda transportasi ditangani oleh masing-masing unit kerja moda transportasi, padahal keselamatan transportasi saling berkaitan antar moda transportasi, dan juga terkait dengan unit K/L lain karena keselamatan transportasi bukan hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan. Termasuk pada tahap pencegahan kecelakaan maupun setelah terjadinya kecelakaan, misalnya pendataan kecelakaan yang terjadi. 2.
Minimnya kesadaran dan peran serta masyarakat akan keselamatan dan keamanan transportasi; Keselamatan dan keamanan transportasi merupakan prinsip dasar dalam penyelenggaraan transportasi yang meliputi angkutan jalan, angkutan sungai, angkutan danau, angkutan penyeberangan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan. Jumlah kejadian dan fatalitas kecelakaan lalu lintas jalan merupakan yang paling tinggi bila dibandingkan moda lainnya. Masih tingginya jumlah dan fatalitas kecelakaan ini akibat kurangnya disiplin pengguna jalan dan rendahnya tingkat kelaikan armada. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan penerbangan yang terlihat dari masih diaktifkannya peralatan elektronik dan komunikasi serta masih terdapatnya barang-barang yang tidak diperbolehkan dibawa saat menggunakan jasa penerbangan. Masih ditemukannya masyarakat yang merusak fasilitas bandar udara antara lain fasilitas lampu pendaratan, pagar bandar udara akibat kurang sosialisai akan pentingnya peralatan bandar udara. Sedangkan tingkat kesadaran masyarakat dalam keselamatan pelayaran ditunjukan pada masih terdapatnya masyarakat yang merusak fasilitas navigasi pelayaran. Sedangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan perkeretaapian terlihat dari pemanfaatan jalur kereta api untuk berjualan dan mendirikan bangunan pada daerah larangan.
3.
Belum optimalnya pengawasan dan penegakan hukum dalam pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi. Pengawasan terhadap pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi dianggap belum optimal banyak disebabkan karena keterbatasan personil dan lebih pada aspek keterbatasan kapasitas sumberdaya manusia. Apabila dilihat dari aspek penegakan hukum dalam pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi, saat ini masih tingginya tingkat toleransi aparatur dalam memberikan sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi. Sebagai contoh pengguna alat elektronik di dalam pesawat tentunya perlu ditindak tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, demikian juga pelaku pelanggaran terhadap lalu lintas di jalan, maupun pengguna jasa layanan transportasi laut, dan perkeretaapian.
4.
Belum optimalnya pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi meliputi kecukupan dan kehandalan sarana prasarana keselamatan dan keamanan transportasi sesuai dengan perkembangan teknologi. Saat ini tingkat kecukupan dan kehandalan sarana dan prasarana keselamatan dan keamanan transportasi masih kurang, dimana masih terdapat daerah rawan kecelakaan yang belum dipasang pagar pengaman jalan, masih belum optimalnya tingkat kecukupan dan keandalan sarana bantu navigasi pelayaran, serta masih terdapatnya kinerja yang kurang pada peralatan navigasi udara. Hal ini menjadi permasalahan yang harus ditangani untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi yang ditujukan dalam rangka meningkatkan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 32
rasa aman dan kenyamanan pengguna transportasi serta menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan dalam menuju target zero accident. 5.
Minimnya kualitas dan kuantitas SDM Transportasi sesuai kompetensi standar keselamatan dan keamanan transportasi. Saat ini kualitas SDM pelaku transportasi masih rendah dan kualitas SDM yang ada belum sesuai dengan perkembangan teknologi transportasi. Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan peningkatan peran pemerintah dalam rangka pengembangan SDM Transportasi, pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana diklat serta pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar serta pengembangan metode pembelajaran.
6.
Tingginya tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas jalan Fatalitas korban kecelakaan khususnya pada lalu lintas jalan disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan kendaraan setiap tahun. Hal ini memberikan pengaruh terhadap semakin meningkatnya kepadatan lalu lintas khususnya pada kawasan perkotaan. Dominasi pengguna sepeda motor di jalan menjadi salah satu bagian penyumbang permasalahan lalu lintas di ruas jalan khususnya kemacetan dan kesemerawutan lalu lintas jalan yang berdampak pada meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas karena banyak diantaranya terjadi karena ketidaktertiban terhadap aturan maupun rambu, serta marka lalu lintas. Dominasi kecelakaan lalu lintas pada sepeda motor adalah paling tinggi jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.
7.
Belum terintegrasinya data kecelakaan yang dapat digunakan untuk peningkatan keselamatan jalan Data menjadi bagian penting dalam memberikan informasi dan menjadi bahan analisis kaitannya dengan pencegahan dan penanganan masalah keselamatan jalan. Namun ketersediaan data keselamatan jalan saat ini masih belum memberikan informasi yang komprehensif, serta belum menjadi bahan evaluasi maupun pertimbangan secara optimal dalam perencanaan dan pembangunan transportasi. Integrasi data kecelakaan dengan data-data sub sektor transportasi menjadi bagian penting didalam usaha meningkatkan keselamatan jalan.
8.
Belum optimalnya penanganan perlintasan sebidang jalur KA dengan jalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan Dalam UU 23/2009 tentang Perkeretaapian mengatur bahwa perlintasan sebidang jalur KA tidak diizinkan. Namun pada kenyataannya telah terbangun jalur KA yang sebidang dengan jalan sebelum terbitnya UU tersebut, sehingga penanganan perlintasan sebidang sebagai jalur kereta api di beberapa wilayah menemui berbagai macam kendala, khususnya terkait dengan masalah pendanaan/penganggaran. Persilangan sebidang pada ruas jalan tidak hanya melewati ruas jalan nasional, melainkan juga melewati ruas jalan berstatus sebagai jalan provinsi, jalan kota maupun Kabupaten, sehingga pendanaan dalam penanganannya (misalnya pembangunan flyover/ underpass) menjadi kewenangan masing-masing wilayah sesuai dengan kewenangan ruas jalan tersebut. Namun perlu dipahami bahwa persilangan sebidang ruas jalan dengan jalur kereta api pada beberapa lokasi menimbulkan permasalahan signifikan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 33
terkait dengan tundaan lalu lintas sampai dengan menimbulkan permasalahan kemacetan lalu lintas pada ruas jalan. B. Aspek Pelayanan 1.
Belum optimalnya skema multi operator dalam penyelenggaraan transportasi Permasalahan mendasar yang dihadapi sektor transportasi selama ini terutama adalah masih kurang memadainya sarana dan prasarana transportasi jika dibandingkan dengan permintaan akan pelayanan jasa transportasi. Penyediaan, kepemilikan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi selama ini masih didominasi oleh Pemerintah dan BUMN. Peran swasta dalam skema penyelenggaraan transportasi sampai saat ini masih perlu peningkatan, karena masih minimnya minat swasta sebagai operator dalam penyelenggaraan transportasi. Hal ini menyebabkan kurangnya kompetisi dalam penyediaan pelayanan transportasi oleh operator.
2.
Kurang optimalnya pelaksanaan penyelenggaraan transportasi
perlindungan
lingkungan
yang
diakibatkan
Kaitannya perlindungan lingkungan terhadap penyelenggaraan transportasi adalah peningkatan emisi gas buang kendaraan akibat pertumbuhan kendaraan bermotor, serta peningkatan volume limbah B3 dari sisa oli kendaraan. Perlindungan lingkungan terkait dengan penyelenggaraan transportasi saat ini dapat dikatakan belum optimal, mengingat peningkatan emisi gas buang kendaraan tidak diiringi dengan usaha mereduksi pengaruh emisi gas buang, misalnya melalui pengembangan Ruang Terbuka Hijau, mekanisme punishment untuk kendaraan yang tidak lolos uji emisi maupun penyediaan lokasi pengolahan limbah B3 yang dapat mengakomodir limbah pembuangan oli bekas tersebut. 3.
Tingginya penggunaan bahan bakar minyak berbasis fosil dalam penyelenggaraan transportasi Masalah lain yang dihadapi sektor transportasi adalah besarnya jumlah penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai sumber energi transportasi. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2004 hampir separuh (48 persen) konsumsi BBM nasional digunakan oleh sektor transportasi. Penggunaan BBM untuk pengoperasian kendaraan/angkutan saat ini menjadi beban berat bagi pemerintah. Dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan meningkatnya harga BBM di pasar dunia, penggunaan energi alternatif/bahan bakar non BBM yang ramah lingkungan untuk pengoperasian kendaraan/angkutan saat ini merupakan suatu keharusan. Selain mempunyai keuntungan ekonomis penggunaan energi alternatif non BBM juga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Tingginya penggunaan bahan bakar minyak berbasis fosil memunculkan permasalahan lebih lanjut kaitannya dengan pencemaran lingkungan dari emisi gas buang kendaraan yang berkorelasi dengan masalah lingkungan. Pembakaran bahan bakar fosil juga menghasilkan pencemar lain, seperti nitrogen oksida, sulfur dioksida, senyawa organik berbau, dan logam berat.
4.
Belum optimalnya pelayanan transportasi multimoda dan antarmoda yang terintegrasi Tidak bisa dipungkiri bahwa ongkos transportasi publik di Indonesia masih mahal, yang disebabkan oleh belum terwujudnya integrasi antar moda transportasi secara menyeluruh yang dapat mengefisienkan waktu, biaya, dan tenaga. Saat ini sudah Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 34
terdapat beberapa moda transportasi yang terkoneksi dengan moda lainnya, seperti Bus Damri yang menghubungkan antara Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Stasiun Gambir, serta beberapa lokasi terminal bus di wilayah Jakarta, demikian juga dengan Bus Rapid Transit (BRT) yang dikembangkan di beberapa kota di Indonesia, sudah terkoneksi dengan Bandar Udara, Stasiun, maupun Terminal Bus Reguler. Konektivitas antar dan intermodal tersebut masih terkendala dengan belum terbentuknya sistem feeder dari bus-bus regular yang beroperasi pada ruas-ruas jalan, sehingga beberapa diantaranya masih tercampur. 5.
Belum optimalnya pemenuhan standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi Saat ini kondisi sarana dan prasarana transportasi masih banyak yang belum memenuhi standar pelayanan, yang tercermin dari kondisi kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana transportasi yang ada. Ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan dan kondisi angkutan umum sebagai bagian dari pelayanan dasar (public service) tentu sangat maksimal, yaitu : aman (safety and secure), nyaman (bersih, tidak pengap, dan tidak berdesakan), tarif terjangkau (tarif yang pantas), tepat waktu (on schedule), bahkan door to door (sedikit mungkin pergantian moda angkutan), dan memiliki fasilitas penunjang yang memadai (misalnya jumlah toilet di simpul transportasi yang cukup). Namun, secara faktual kondisi pelayanan sarana dan prasarana transportasi masih belum memenuhi harapan masyarakat tersebut.
6.
Belum optimalnya penyelenggaraan dan pelayanan angkutan keperintisan Keperintisan merupakan jalan pembuka terisolasinya suatu daerah untuk menghubungkan daerah satu dengan yang lain atau dari daerah minus ke daerah maju maupun berkembang. Guna menjaga kesinambungan pelayanan keperintisan, maka perlu adanya pengaturan sarana dan cadangannya apabila terjadi kerusakan atau pelaksanaan pemeliharaan tahunan. Permasalahan penyelenggaraan angkutan perintis yang paling menonjol adalah waktu pelayanan. Untuk transportasi laut, lama pelayaran (round voyage) kapal perintis berkisar 10 sampai dengan 22 hari karena keterbatasan jumlah sarana angkutan laut perintis. Pelayanan keperintisan udara juga memiliki permasalahan yang sama, dimana pelayanan flight perintis tidak tersedia setiap hari, bahkan ada beberapa flight perintis yang akhirnya ditiadakan karena tidak ada maskapai yang melayani. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan sarana yang dimiliki oleh operator dalam penyelenggaraan pelayanan keperintisan.
7.
Rendahnya tingkat pelayanan angkutan umum perkotaan dan tingginya penggunaan kendaraan pribadi Tingginya penggunaan kendaraan pribadi sebagai bagian dari dampak peningkatan pertumbuhan penduduk, serta belum optimalnya penyediaan sarana transportasi dalam melayani kebutuhan penduduk. Kebutuhan masyarakat akan moda transportasi yang cukup, aman, nyaman, dan handal masih belum terpenuhi sehingga masih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Selain lebih aman dan nyaman, menggunakan kendaraan pribadi dianggap dapat menempuh perjalanan lebih cepat dibandingkan menggunakan angkutan umum. Pertumbuhan kendaraan pribadi juga menimbulkan kerentanan kaitannya dengan keamanan dan keselamatan transportasi, salah satunya sepeda motor yang menjadi bagian moda transportasi pribadi dengan pelayanan nyaman, fleksibel, cepat, namun dari aspek keselamatan cukup rendah. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 35
8.
Pengaturan slot time penerbangan yang masih menumpuk pada jam-jam sibuk di bandara tertentu. Kondisi pengalokasian slot time penerbangan di Indonesia sangat berbeda dengan kondisi dari negara lain yang telah melakukan koordinasi slot time dengan baik. Di beberapa negara di dunia, slot time di suatu bandar udara telah tersebar merata dan tidak hanya menumpuk pada jam-jam sibuk pada rute-rute tertentu. Slot time penerbangan di Indonesia belum teratur dan terencana dengan baik karena belum berjalannya market intelegent yang sudah seharusnya dilakukan oleh operator penerbangan nasional yang bertujuan untuk mengukur keberlangsungan rute-rute penerbangan baik yang baru akan masuk ke dalam airline business plan maupun yang telah dioperasikan oleh operator penerbangan tersebut. Permasalahan utama yang terjadi pada pengalokasian slot time penerbangan di Indonesia dapat disebabkan terlebih dahulu oleh permasalahan yang terjadi pada komponen yang berkaitan dengan slot time di bandar udara, diantaranya adalah: i) Airside, yaitu terbatasnya kapasitas runway, taxiway dan apron/parking stand; ii) Landside, yaitu terbatasnya kapasitas terminal khususnya pada check-in counter, ruang tunggu penumpang, conveyer belt serta pengaturan ruang Imigrasi, Bea Cukai, Badan Karantina Hewan dan Tumbuhan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (bandar udara); iii) Operator penerbangan, yaitu yang berkaitan dengan pengajuan slot time pada jam-jam sibuk dan slot time di luar jam operasi bandar udara; iv) Tenaga kerja, yaitu permasalahan pada keterbatasan jumlah Petugas Pemandu Lalu Lintas Udara atau Air Traffic Controller dan Petugas Pengawas Pergerakan Lalu Lintas di area Apron atau Apron Movement Controller; dan v) Sistem, yaitu yang menyangkut pengaturan ruang udara atau Air Traffic Flow Management, Central Operating Terminal dan Coordinated Airport System serta proses penerbitan rekomendasi slot time yang belum terkoordinasi baik oleh petugas di bandar udara pada masing-masing unit.
9.
Terbatasnya kualitas, kuantitas, standar kompetensi SDM Transportasi dan tenaga pendidik transportasi Meningkatnya pembangunan infrastruktur transportasi menimbulkan konsekuensi akan pemenuhan sumber daya manusia transportasi yang berdaya saing. Pemenuhan akan sumber daya manusia transportasi (regulator dan operator) yang berdaya saing menemui beberapa hambatan antara lain adalah kurangnya standar kompetensi SDM transportasi, terbatasnya ketersediaan kesempatan sekolah dan diklat transportasi, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya tenaga pendidik transportasi. Selain itu, perkembangan teknologi yang cepat dalam penyelenggaraan transportasi menyebabkan sumber daya manusia transportasi perlu ditingkatkan agar tetap memiliki daya saing.
10. Masih rendahnya tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan masih kurangnya kualitas dan kuantitas tenaga auditor internal serta belum menggunakan teknologi informasi secara optimal; Terkait dengan rendahnya tindak lanjut hasil audit lebih banyak disebabkan karena permasalahan sumberdaya manusia, serta komplektisitas kasus yang terjadi. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang belum sesuai kebutuhan, kompetensi tenaga auditor yang belum merata, Standar Operating Procedure (SOP) kegiatan internal belum tersusun dengan baik, Sistem Informasi Pengawasan (SIP) yang belum Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 36
dimanfaatkan secara maksimal, dan kurangnya kesadaran objek audit untuk menindaklanjuti hasil audit menjadi beberapa permasalahan terkait dengan sumberdaya manusia tenaga auditor internal. Dalam kaitannya dengan hal tersebut tindaklanjut rekomendasi hasil audit perlu mendapatkan perhatian serius, mengingat hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan reformasi birokrasi. 11. Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM Peneliti sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, dan belum optimalnya kolaborasi penelitian dengan universitas dan lembaga penelitian dalam pengembangan riset transportasi serta ujicoba sektor transportasi; Dari sisi sumber daya manusia (SDM) kecenderungan formasi rekrutmen SDM yang ditetapkan untuk Badan Litbang Perhubungan masih dalam jumlah yang sangat terbatas, sedangkan jumlah SDM Badan Litbang Perhubungan selama lima tahun terakhir mengalami stagnasi yang akan berakibat fatal pada keberlanjutan Badan Litbang Perhubungan kedepan apabila tidak ada rekrutmen pegawai baru khususnya untuk tenaga peneliti akan berakibat pada terbatasnya pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang Perhubungan. Dari komposisi jenjang peneliti di tahun 2014, tercatat peneliti pertama mendominasi sebesar 40%, selanjutnya peneliti madya 34%, peneliti muda 24% dan peneliti utama 2%. Kondisi ini berbanding lurus dengan tingkat pendidikan Sarjana/S1 yang mendominasi SDM Badan Litbang Perhubungan, yakni sebesar 37%. Sementara itu untuk tingkat pendidikan Magister/S2 sebanyak 32% dan tingkat pendidikan Doktoral/S3 sebesar 4%. Tingkat pendidikan S1 dan jenjang peneliti pertama yang mendominasi cukup menunjukkan kondisi sumber daya manusia Badan Litbang Perhubungan saat ini masih membutuhkan dukungan peningkatan kompetensi secara sistematis yang besar. Lebih lanjut terkait dengan kolaborasi penelitian dengan universitas dan lembaga penelitian dalam pengembangan riset transportasi serta uji coba sektor transportasi masih belum optimal. Dalam hal ini optimalisasi pada prinsipnya akan mampu memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan konsep, strategi, serta perumusan perencanaan, dan kebijakan pembangunan transportasi ke depan. 12. Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perhubungan Reformasi birokrasi menjadi grand design nasional yang ingin dicapai dari tahun 2010 – 2025. Agenda nasional ini tertuang di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 yang diterjemahkan oleh Kementerian Perhubungan ke dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 38 Tahun 2011 tentang roadmap reformasi birokrasi 2010 – 2014 di lingkungan kementerian perhubungan. Upaya ini dilakukan untuk mendukung tata kelola yang baik (good governance). Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perhubungan tentunya lebih pada kinerja organisasi, tata laksana, peraturan perundang-undangan, sumberdaya manusia aparatur, sistem pengawasan, akuntabilitas, kualitas pelayanan publik, serta mindset maupun cultural set aparatur. Permasalahan tersebut tentunya Upaya mewujudkan optimalisasi reformasi birokrasi diarahkan pada upaya mewujudkan organisasi yang : i) tepat fungsi dan tepat ukuran, ii) sistem, proses dan prosedur kerja Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 37
yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance, iii) regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif, iv) SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera, v) meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bebas KKN, vi) meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi, vii) pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat, serta viii) birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi. C. Aspek Kapasitas Transportasi 1. Kurangnya tingkat kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana transportasi Kurangnya tingkat kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana transportasi dalam hal ini sangat terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi. Keterbatasan dalam penyediaan sarana transportasi menyebabkan masyarakat beralih menggunakan kendaraan pribadi, sedangkan keterbatasan dalam penyediaan prasarana transportasi menyebabkan wilayah akan sulit diakses, sehingga menyebabkan sistem distribusi barang dan penumpang menjadi terhambat. Kurangnya tingkat kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana transportasi banyak direpresentasikan tidak hanya pada aspek kuantitas, melainkan juga terkait dengan kualitas (kemudahan, keamanan, serta kenyamanan) dalam menggunakan sarana dan prasarana transportasi. 2. Belum memadainya ketersediaan fasilitas penunjang dalam optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana transportasi Belum memadainya ketersediaan fasilitas penunjang dalam optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana transportasi, seperti pengembangan transfer point (transfer moda), lokasi park and ride, maupun terminal dan stasiun feeder akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja transportasi. Fasilitas penunjang akan membantu pengguna dalam memberikan kenyamanan dan kemudahan pemanfaatan sarana dan prasarana transportasi. Selain itu, fasilitas penunjang seperti jalan akses pada simpul transportasi masih ada beberapa yang belum terbangun, sehingga memerlukan koordinasi dengan pemerintah daerah maupun Kementerian PU. 3. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan bidang perhubungan Teknologi bidang transportasi pada prinsipnya memberikan dampak signifikan terhadap penataan dan pengaturan sistem transportasi di Indonesia. Beberapa konsep pengembangan teknologi melalui Intelligent Transport System (ITS) akan memberikan kemudahan dalam manajemen transportasi. Namun kendala yang dihadapi saat ini bahwa permasalahan transportasi di Indonesia tidak serta merta karena masalah teknologi, melainkan lebih pada masalah sosial dan ekonomi. 4. Masih rendahnya minat swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi Masih rendahnya minat swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi dipengaruhi oleh faktor komitmen pemerintah dalam memberikan road map, penataan transportasi, serta kepastian investasi yang akan dilakukan oleh swasta dan pertimbangan ekonomi. Pola pengembangan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) terkait dengan prosedur dan komitmen pembangunan maupun sharing sampai saat ini
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 38
masih memerlukan perbaikan terkait dengan usaha mewujudkan kemudahan prosedur KPS dan kemudahan dalam berinvestasi di Indonesia. Di dalam kerangka perencanaan pembangunan nasional yang tertuang di RPJMN Tahun 2015-2019 Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) atau Public Private Partnership (PPP) menjadi salah satu alternatif dalam pembiayaan infrastruktur yang melibatkan peran badan usaha. Permasalahan dalam penyediaan infrastruktur melalui skema KPS atau PPP adalah (1) Masih kurangnya informasi mengenai proyek baik dari sisi detail teknis maupun informasi keuangan serta analisis terhadap berbagai macam risiko dan jaminan pemerintah untuk pengelolaan resiko tersebut; (2) Masih sulitnya penerapan peraturan terkait dengan KPS oleh para Penanggung Jawab Proyek Kerja sama (PJPK); (3) Masalah pengadaan lahan yang terkadang belum terlihat di awal pengusulan proyek; (4) Kapasitas aparatur dan kelembagaan dalam melaksanakan KPS masih belum sesuai kebutuhan; (5) Belum optimalnya dokumen perencanaan proyek KPS bidang infrastruktur mengakibatkan pilihan strategi pelaksanaan proyek yang kurang memihak pada KPS sehingga proyek infrastruktur yang menarik bagi pihak swasta dilaksanakan melalui pembiayaan APBN/APBD, sedangkan proyek infrastruktur yang tidak menarik justru ditawarkan kepada pihak swasta. 5. Masih minimnya peralihan transportasi barang yang selama ini didominasi moda jalan Pemilihan moda jalan banyak dipilih oleh perusahaan jasa pengiriman ekspedisi dikarenakan beberapa kelebihannya, salah satunya adalah tidak terikat oleh waktu dimana pengiriman dapat dilakukan kapan saja apabila kuota pengiriman telah tercapai. Namun tingginya beban jalan pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan jalan, kemacetan, serta dampak lain seperti meningkatnya polusi udara, inefisiensi penggunaan BBM dan meningkatnya resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Masih minimnya peralihan moda transportasi barang yang didominasi moda jalan menjadikan peran transportasi lainnya kurang optimal. Khususnya transportasi laut dan udara. Transportasi laut dan udara lebih banyak mendominasi pengangkutan komoditas/barang pada wilayah lain di luar Pulau Jawa atau wilayah terpencil. Namun optimalisasi pola pengangkutan dalam mewujudkan konektivitas nasional belum terwujud dengan baik, sehingga optimalisasi pengembangan angkutan non darat sangat dibutuhkan ke depan khususnya dalam sistem distribusi barang dan komoditas. 6. Belum optimalnya dukungan hasil penelitian untuk menunjang kebutuhan sektor transportasi Peningkatan kinerja penelitian/pengkajian transportasi membutuhkan peran aktif dari setiap sub-sektor khususnya untuk merumuskan kebutuhan penelitian/pengkajian sehingga hasil penelitian/kajian memiliki nilai pemanfaatan yang tinggi. Namun dalam pelaksanaannya hasil penelitian yang dilakukan belum optimal untuk menunjang kebutuhan sektor transportasi, yang disebabkan banyak kegiatan penelitian/kajian masih bersifat sektoral dan belum memberikan nuansa lintas sektor. Hal ini menyebabkan penanganan permasalahan transportasi yang pada prinsipnya membutuhkan keterlibatan lintas sektor untuk mewujudkan peran transportasi yang maju, handal, dan produktif menjadi kurang optimal.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 39
7. Angkutan Barang/Logistik masih didominasi moda jalan Angkutan barang (logistik) di Indonesia masih didominasi oleh angkutan jalan. Kondisi tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan lalu lintas dan meningkatnya kerusakan jalan. Selain itu, terlalu banyaknya angkutan barang melalui transportasi jalan tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga tidak ramah lingkungan akibat kemacetan dan yang dapat meningkatkan emisi gas buang. Hingga saat ini, sekitar 80% pergerakan transportasi di Pulau Jawa masih didominasi oleh transportasi jalan. Para pelaku usaha lebih memilih penggunaan truk daripada kereta api karena alasan handling, jadwal, aksesibilitas, dan sebagainya. Pengurangan beban jalan dapat dialihkan dan diseimbangkan dengan moda transportasi lainnya seperti kereta api dan transportasi laut yang memiliki kapasitas daya angkut lebih besar dan waktu perjalanan yang relatif cepat, bebas pungutan liar dan keamanan serta keselamatan barang lebih terjaga.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
1 - 40
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
-1-
BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN 2.1
VISI DAN MISI PRESIDEN
Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019 yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Adapun visi pembangunan Tahun 2015-2019 adalah :
“Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” Sedangkan upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah melalui 7 Misi Pembangunan, yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum; 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera; 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 2.2
AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN (NAWA CITA)
Agenda prioritas pembangunan ini dimaksudkan untuk menunjukkan prioritas program pembangunan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Adapun kesembilan agenda prioritas pembangunan yaitu:
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
2-1
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya; 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa; 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
2.3
SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Presiden maka visi dan misi tersebut dijabarkan menjadi sasaran pembangunan nasional beserta indikator sektor transportasi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, sebagaimana pada tabel berikut ini. Tabel 2.1 NO
Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019 SASARAN
INDIKATOR
Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan 1.
Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda
a) Menurunnya waktu tempuh rata-rata per koridor untuk koridor utama dari 2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km pada lintas-lintas utama;
b) Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai penerbangan nasional dengan membangun 15 bandara baru; c) Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara; d) Peningkatan On-time Performance Penerbangan menjadi 95%; e) Modernisasi sistem pelayanan navigasi penerbangan dan pelayaran;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
2-2
NO
SASARAN
INDIKATOR
f) Meningkatnya kapasitas 24 pelabuhan untuk mendukung tol laut yang terdiri 5 pelabuhan hub dan 19 pelabuhan feeder; g) Pembangunan dan pengembangan 163 Pelabuhan non komersial sebagai sub feeder tol laut; h) Dwelling time pelabuhan;
i) Pembangunan 50 kapal perintis dan
j)
terlayaninya 193 lintas angkutan laut perintis; Meningkatnya jumlah barang dan penumpang yang dapat diangkut oleh kereta api melalui pembangunan jalur KA minimal sepanjang 3.258 kilometer;
k) Terhubungkannya seluruh lintas penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros – poros penghubungnya melalui pembangunan/ pengembangan 65 pelabuhan penyeberangan dan pengadaan 50 unit kapal penyeberangan;
l) Meningkatnya peran angkutan sungai dan danau melalui pembangunan dermaga sungai dan danau di 120 lokasi. 2.
Meningkatnya kinerja pelayanan dan industri transportasi nasional untuk mendukung konektivitas nasional, Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dan konektivitas global
a) Meningkatnya pangsa pasar yang diangkut armada pelayaran niaga nasional melalui penguatan regulasi hingga 20% dan memberikan kemudahan swasta dalam penyediaan armada kapal;
b) Meningkatnya jumlah armada pelayaran niaga nasional yang berumur <25 tahun hingga 50% serta meningkatnya peran armada pelayaran rakyat;
c) Terselenggaranya pelayanan Short Sea Shipping yang terintegrasi dengan moda lainnya; d) Meningkatnya peran serta sektor swasta dalam pembangunan transportasi melalui KPS atau investasi langsung; e) Terpisahkannya fungsi operator dan regulator serta pemberdayaan dan peningkatan daya saing BUMN transportasi;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
2-3
NO
SASARAN
INDIKATOR
f) Meningkatnya SDM transportasi yang
3.
Meningkatnya tingkat keselamatan dan keamanan penyelenggaraan pelayanan transportasi
bersertifikat menjadi 2 kali lipat dibandingkan kondisi baseline; g) Terhubungkannya konektivitas nasional dengan konektivitas global melalui penyelenggaraan pelayanan transportasi lintas batas negara; h) Termanfaatkannya hasil industri transportasi nasional. a) Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan hingga 50 persen dari kondisi baseline;
b) Menurunnya rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 menjadi kurang dari 3 kejadian/1 juta flight cycle;
c) Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan
4.
Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) di sektor transportasi
5.
Tersedianya layanan transportasi serta komunikasi dan informatika di perdesaan, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya
transportasi laut menjadi kurang dari 50 kejadian/tahun; d) Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api dari 0,025 kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api; e) Tersedianya informasi dan sistem data tingkat keselamatan infrastruktur jalan nasional dan provinsi yang mutakhir setiap tahunnya. Menurunnya emisi gas rumah kaca (RANGRK) sebesar 2,982 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi darat, 15,945 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi udara, dan 1,127 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi perkeretaapian hingga tahun 2020 melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan responsif terhadap perubahan iklim/cuaca ekstrim.
a) Meningkatnya sistem jaringan dan pelayanan transportasi perdesaan;
b) Terselenggaranya pelayanan transportasi perintis secara terpadu.
Pembangunan Transportasi Umum Massal Perkotaan 6.
Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan
a) Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di kota megapolitan/ metropolitan/besar minimal 32 %;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
2-4
NO
SASARAN
INDIKATOR
b) Jumlah kota yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan/atau kereta api minimal 34 kota. 7.
Meningkatkan kinerja lalu lintas jalan Perkotaan
Meningkatnya kecepatan lalu lintas jalan nasional di kota-kota metropolitan/besar menjadi minimal 20 km/jam.
8.
Meningkatkan aplikasi teknologi a) Penerapan pengaturan persimpangan informasi dan skema sistem dengan menggunakan teknologi informasi manajemen transportasi Perkotaan (ATCS) di seluruh ibukota propinsi;
b) Penerapan ATCS di kota yang telah menerapkan system angkutan massal perkotaan berbasis bus (BRT) dan kota sedang/besar yang berada di jalur logistik nasional, serta Automatic Train Protection (ATP) pada jaringan kereta api perkotaan;
c) Penerapan skema pembatasan lalu lintas di kota-kota besar/metropolitan.
2.4
SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
Sesuai rumusan sasaran nasional pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN Tahun 2015-2019 dan memperhatikan permasalahan dan capaian pembangunan tahun 2010-2014, maka sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dijabarkan dalam 3 aspek yaitu (i) keselamatan dan keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi sesuai tugas dan tupoksi Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah. -
Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu mengkoneksikan seluruh pelosok tanah air;
-
Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien, terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang berdaya saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif;
-
Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional (national security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan) secara berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainable development).
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
2-5
Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2015-2019, dapat diuraikan sebagai berikut : A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi Aspek keselamatan dan keamanan transportasi, meliputi : 1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi; 2. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi; B. Pelayanan Transportasi Aspek pelayanan transportasi, meliputi : 1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi; 2. Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan; 3. Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan; 4. Meningkatnya kinerja capaian mewujudkan good governance;
Kementerian
Perhubungan
dalam
5. Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan; 6. Menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi; 7. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean governance; C. Kapasitas Transportasi Aspek kapasitas transportasi, meliputi : 1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda; 2. Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang; 3. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan khususnya wilayah timur Indonesia; 4. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan; 5. Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan. Sasaran pembangunan transportasi Kementerian Perhubungan pada prinsipnya sejalan dengan sasaran pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Hal ini tentunya memiliki keselarasan dan interkoneksi yang memberikan pemahaman bahwa sasaran pembangunan nasional dapat dijabarkan kembali menjadi sasaran pada Kementerian Perhubungan yang secara khusus difokuskan pada perencanaan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
2-6
dan pembangunan transportasi. Secara lebih jelasnya korelasi antara sasaran pembangunan nasional dengan sasaran Kementerian Perhubungan Tahun 20152019 sebagaimana pada diagram berikut ini.
Gambar 2.1
Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Interkoneksi antara isu strategis dan sasaran Kementerian Perhubungan diperlukan sebagai dasar dalam mengidentifikasi alur pikir perencanaan pembangunan transportasi tahun 2015-2019, sehingga hubungan liniearitas antara isu strategis dan sasaran pembangunan transportasi ke depan dapat terarah dan sejalan dengan agenda prioritas pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, sehingga sasaran Kementerian Perhubungan memiliki interkoneksi secara langsung dengan 9 agenda prioritas nasional (Nawa Cita). Hal ini memberikan konsekuensi logis dalam bidang transportasi bahwa konsep perencanaan dan pendekatan pembangunan bidang transportasi akan mendukung 9 (sembilan) agenda prioritas nasional selama 5 (lima) tahun ke depan. Pendekatan isu strategis transportasi dalam perumusan sasaran pembangunan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 menjadi penting untuk lebih menata dan mengelola transportasi dengan baik, serta berbasis pendekatan multidimensi/multisektor termasuk dalam hal ini kaitannya dengan aspek tata ruang, gender, sosial, lingkungan, dan budaya. Pendekatan tersebut akan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
2-7
membawa sinergitas pembangunan transportasi secara lebih terpadu, mewujudkan pembangunan dan penanganan permasalahan transportasi secara lebih komprehensif dan membawa perubahan pada karakteristik masyarakat, maupun perilaku masyarakat dalam menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana transportasi secara lebih baik dan bijaksana. Demikian juga Pemerintah menjadi bagian penting sebagai pihak yang akan selalu hadir dalam mengupayakan pembangunan dan pengembangan transportasi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
2-8
BAB 3. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
Sejalan dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015-2019 diarahkan untuk mencapai sasaran utama, yang salah satu sasaran pembangunan sektor unggulan adalah aspek maritim dan kelautan yang memuat upaya membangun konektivitas nasional. Salah satu program Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dijabarkan kembali kedalam agenda pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan transportasi nasional, diantaranya adalah membangun konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan dan membangun transportasi massal perkotaan. 3.1.1 ISU STRATEGIS 1 : MEMBANGUN KONEKTIVITAS NASIONAL UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN Infrastruktur penunjang konektivitas nasional baik berupa jaringan transportasi dan jaringan telekomunikasi, perlu diintegrasikan dengan pelayanan sarana intermoda transportasi yang terhubung secara efisien dan efektif, termasuk mendorong pembangunan konektivitas antarwilayah, sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia. Penyediaan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi yang mendorong konektivitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, dan mempercepat gerak ekonomi.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3-1
Kebijakan strategis untuk mewujudkan konektivitas nasional adalah: 1. Mempercepat pembangunan sistem transportasi multimoda; 2. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri nasional untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan global; 3. Menjaga keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan; 4. Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk mendukung investasi pada Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Kompleks Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi; 5. Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan mempertimbangkan daya dukung lingkungan melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim maupun peningkatan keselamatan dan kualitas kondisi lingkungan; 6. Meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi serta pertolongan dan penyelamatan korban kecelakaan transportasi; 7. Meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga pengembangan sumber daya manusia. 3.1.1.1 MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA Ketergantungan terhadap transportasi jalan yang terlalu tinggi mengakibatkan inefisiensi karena alternatif moda kurang tersedia, baik pada kondisi normal maupun ketika terjadi kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan. Selain itu, beban anggaran negara sangat tinggi untuk pemeliharaan jalan. Ketergantungan terhadap moda transportasi jalan harus dikurangi dengan mengembangkan sistem transportasi multimoda. Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan sistem transportasi multimoda dilakukan melalui strategi sebagai berikut: 1. Pembentukan badan atau regulator yang independen dan netral untuk regulasi, investigasi, keselamatan, dan keamanan angkutan multimoda serta pembinaan terhadap bertumbuh kembangnya Badan Usaha Angkutan Multimoda; 2. Membangun jaringan pelayanan dalam penyusunan rute-rute pelayanan dari berbagai moda transportasi yang membentuk satu kesatuan hubungan dan tidak hanya didominasi oleh salah-satu moda saja, melainkan harus disusun secara terintegrasi dengan prasarana jalan, Darat (Angkutan Jalan, Sungai, Danau dan Penyeberangan), Laut, Udara, Kereta Api, dan koridor ekonomi maupun konsep pengembangan wilayahnya; 3. Membangun jaringan prasarana yang terdiri dari dari simpul dan ruang lalu lintas. Simpul berfungsi sebagai ruang yang dipergunakan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, membongkar dan memuat barang,
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3-2
serta perpindahan intra dan antar moda. Ruang lalu lintas berfungsi sebagai ruang gerak untuk sarana transportasi, namun khusus untuk ruang lalu lintas transportasi jalan, disamping untuk lalu-lintas sarana transportasi juga memiliki fungsi lain yaitu untuk lalu lintas orang dan hewan; 4. Pembangunan terminal terpadu (terintegrasi) serta pelayanan fasilitas alih moda untuk pelayanan perpindahan penumpang dan barang secara cepat dan nyaman; 5. Pembangunan akses kereta api menuju ke pelabuhan dan bandara internasional, diantaranya pada Bandara Soekarno-Hatta, Minangkabau, Kualanamu, Hang Nadim, Juanda, Kertajati, Kulon Progo, Syamsudin Noor, dan Pelabuhan Kuala Tanjung, Belawan, Panjang, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Teluk Lamong dan Penyeberangan Merak – Bakauheni. 3.1.1.2 MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN TRANSPORTASI YANG MENDORONG PENGUATAN INDUSTRI NASIONAL UNTUK MENDUKUNG SISTEM LOGISTIK NASIONAL DAN PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL DALAM KERANGKA MENDUKUNG KERJASAMA REGIONAL DAN GLOBAL Pengembangan pasar dan industri transportasi nasional mempunyai dua aspek, yakni aspek industri jasa konstruksi nasional (termasuk pengembang, konsultan, kontraktor, jasa keuangan, jasa penasehat ahli) dan industri sarana dan alat-alat transportasi serta dengan pengembangan industri perangkat keras yakni alat-alat angkut atau sarana transportasi. Konektivitas nasional terdiri atas 4 (empat) komponen, yaitu Sislognas, Sistranas, pengembangan wilayah (RPJMN dan RTRWN) dan Information Communication Technology (ICT). Keempat komponen tersebut harus diintegrasikan untuk mendukung perpindahan komoditas baik barang, jasa maupun informasi secara efektif dan efisien, melalui integrasi simpul dan jaringan transportasi inter-moda, komunikasi dan informasi serta logistik, serta penguatan konektivitas antara pusat pertumbuhan ekonomi dan industri, dan juga keterhubungan secara internasional terutama untuk memperlancar arus perdagangan internasional maupun sebagai pintu masuk bagi para wisatawan mancanegara, yang dapat dilakukan melalui strategi: 1. Penempatan transportasi laut sebagai tulang punggung sistem logistik nasional melalui pengembangan 24 pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut yang ditunjang dengan fasilitas pelabuhan yang memadai serta membangun short sea shipping/coastal shipping pada jalur logistik nasional yang diintegrasikan dengan moda kereta api dan jalan raya, terutama untuk mengurangi beban (share) angkutan jalan Sumatera-Jawa (Pelabuhan Paciran/Tanjung Perak, Pelabuhan Kendal/Tanjung Emas dan Pelabuhan Marunda/Tanjung Priok di Pulau Jawa serta Pelabuhan Panjang/Sumur di Pulau Sumatera). 2. Pengembangan dan pengendalian jaringan lalu lintas angkutan jalan yang terintegrasi inter, intra dan antar moda dan pengembangan wilayah yang meliputi simpul transportasi jalan, jaringan pelayanan angkutan jalan yang efisien dan mampu mendukung pergerakan penumpang dan barang;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3-3
3. Pembangunan sarana dan prasarana serta industri transportasi diantaranya: a. Peningkatan kapasitas Bandara Soekarno-Hatta untuk melayani 87 juta penumpang per-tahun. b. Pengembangan pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung dan Bitung. c. Penyelesaian jalur kereta api Trans Sumatera, pembangunan kereta api Trans Kalimantan, Sulawesi dan Papua, serta peningkatan kapasitas jalur eksisting menjadi jalur ganda di Sumatera dan Jawa terutama di lintas selatan Jawa. d. Pembangunan fasilitas dry port di Kawasan Pertumbungan Ekonomi yang tinggi (Kendal dan Paciran). 4. Percepatan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan prioritas konektivitas ASEAN dalam kerangka penguatan konektivitas nasional dengan tetap mempertahankan ketahanan dan daya saing perekonomian nasional; 5. Penyediaan armada transportasi nasional melalui pemberdayaan industri transportasi dalam negeri yang meliputi pengembangan pesawat udara (N-219), armada serta industri galangan kapal nasional, lokomotif, kereta penumpang, KRL, serta bus; 6. Pembangunan Jalur Ro-Ro Dumai-Malaka, Ro-Ro Belawan-Penang, dan Ro-Ro Bitung-Sangihe-General Santos, Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dan pelabuhan Bitung; 7. Menghubungkan seluruh lintas penyeberangan, termasuk jalur lintas Sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros penghubung, terutama lintas utama penyeberangan Merak – Bakauheni; 8. Membangun terminal barang angkutan jalan dalam rangka mendukung Sislognas; 9. Membangun/Merevitalisasi terminal penumpang angkutan jalan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan pelayanan penumpang angkutan jalan; 10. Penyediaan alat penimbangan kendaraan bermotor (Jembatan Timbang) dalam rangka meningkatkan pengawasan muatan lebih; 11. Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai penerbangan nasional menjadi 162 juta/penumpang/tahun dengan membangun 15 bandara baru di Kertajati, Letung, Tambelan, Tebelian, Muara Teweh, Samarinda Baru, Maratua, Buntu Kunik, Morowali, Miangas, Siau, Namniwel, Kabir Patar, Werur, Koroy Batu, dan pengembangan dan rehabilitasi Bandara lama tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua; 12. Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara di Kualanamu, Soekarno-Hatta, Juanda, Syamsuddin Noor, Sepinggan, Hassanuddin, Samratulanggi, Frans Kaisepo, Sentani.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3-4
3.1.1.3 MENJAGA KESEIMBANGAN ANTARA TRANSPORTASI YANG BERORIENTASI NASIONAL DENGAN TRANSPORTASI YANG BERORIENTASI LOKAL DAN KEWILAYAHAN Wilayah Indonesia yang cukup luas, letak Indonesia yang cukup strategis, serta kondisi geografis yang cukup unik dibandingkan dengan negara-negara lainnya, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara besar jika dilihat dari sisi luas wilayah dan jumlah penduduk. Sebagai negara kepulauan yang dibatasi lautan, menjadikan pembangunan transportasi di Indonesia adalah suatu tantangan. Tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana menyediakan layanan transportasi yang murah, tepat waktu, dan mampu diakses oleh semua kalangan. Tantangan inilah yang harus dijawab dalam rangka melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan. Kebijakan Utama Konektivitas Nasional dirumuskan untuk menjawab keseimbangan transportasi yang berorientasi nasional, regional, dan lokal, dimana konektivitas ini menghubungkan transportasi nasional, regional, lokal, serta wilayah-wilayah yang memiliki komoditas unggulan di masing-masing pulau. Oleh karena itu, strategi yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan transportasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan adalah sebagai berikut: 1. Penyediaan infrastruktur transportasi yang lebih terintegrasi melalui pendanaan DAK Bidang Transportasi, seperti infrastruktur yang menjadi kewenangan Provinsi, Kab/Kota meliputi fasilitas perlengkapan jalan yang disesuaikan dengan kinerja jaringan jalan;alat PKB, RASS, media sosialisasi keselamatan dan transportasi perkotaan; 2. Menciptakan pembagian peran moda transportasi yang lebih berimbang dengan mendorong pembangunan perkeretaapian dan transportasi laut yang lebih progresif sehingga secara bertahap terjadi perpindahan moda dari jalan ke moda kereta api serta moda angkutan laut; 3. Membangun dan memperluas jaringan infrastruktur dan sistem pelayanan transportasi nasional untuk memperkecil defisit dan mempersempit kesenjangan transportasi antar wilayah yang meliputi jalan, bandara, kereta api, pelabuhan laut dan penyeberangan, dermaga sungai dan danau, kapal perintis, bus, bus air dan kereta ekonomi di wilayah perdalaman, perbatasan, dan pulau terluar; 4. Membuka rute baru, meningkatkan frekuensi pelayanan, optimalisasi, dan integrasi penyelenggaran subsidi angkutan perintis dan Public Service Obligation (PSO) diantara subsidi bus perintis, angkutan laut, sungai, danau, penyeberangan, udara, dan perkeretaapian; 5. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah-wilayah perbatasan dan wilayah-wilayah terluar; 6. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan bandara melalui pembangunan dan pengembangan bandara terutama yang berada pada pusat kegiatan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3-5
nasional (ibukota propinsi), pusat kegaitan wilayah dan wilayah yang mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata; 7. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan angkutan laut melalui pembangunan dan pengembangan fasilitas pelabuhan terutama pada daerah daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, rawan bencana dan daerah belum berkembang serta wilayah yang mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata; 8. Pembangunan kapal perintis untuk meningkatkan aksesibilitas dan pelayanan angkutan laut perintis. 3.1.1.4 MEMBANGUN SISTEM DAN JARINGAN TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI PADA KORIDOR EKONOMI, KAWASAN INDUSTRI KHUSUS, KOMPLEKS INDUSTRI, DAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN LAINNYA DI WILAYAH NON-KORIDOR EKONOMI Pembangunan infrastruktur diarahkan pada proyek-proyek strategis yang mendukung pengembangan kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, dan kawasan strategis lainnya. Untuk mendukung pengembangan kawasan industri, dirumuskan kebijakan antara lain: 1. Pembangunan pelabuhan-pelabuhan strategis, antara lain: Pelabuhan Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung, Makassar, Banjarmasin, Kupang, Halmahera, dan pelabuhan lainnya; 2. Pembangunan jalur kereta api antara Manado – Bitung, Sei Mangke –Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso – Tanjung Priok, DDT Elektrifikasi Manggarai– Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar KeretaApi, dan lainnya; 3. Pengembangan bandara-bandara di sekitar kawasan industri maupun kawasan ekonomi khusus dan kawasan strategis lainnya, antara lain: Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang, Halu Oleo Kendari, Sam Ratulangi Manado, Bandara Syamsuddin Noor-Banjarmasin, dan bandara lainnya. 3.1.1.5 MENGEMBANGKAN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN MEMPERTIMBANGKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN MELALUI MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM MAUPUN PENINGKATAN KESELAMATAN DAN KUALITAS KONDISI LINGKUNGAN Kemampuan melakukan mitigasi serta adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan salah satu kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi serta keandalan sistem transportasi. Perencanaan disertai pelaksanaan mitigasi dan adaptasi di sektor transportasi kedepan didasarkan pada pengelolaan potensi dan sumberdaya alam, peningkatan kapasitas individu serta organisasi yang tepat, serta didukung dengan pembangunan infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim agar tercipta sistem transportasi yang andal dan berkelanjutan. Strategi sektor transportasi yang andal dan berkelanjutan mendukung konektivitas nasional adalah sebagai berikut: a. Penyediaan sarana transportasi yang ramah lingkungan;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3-6
b. Pembangunan prasarana transportasi yang tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim; c. Penyediaan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan; d. Peningkatan kapasitas SDM transportasi yang responsif terhadap perubahan iklim/cuaca ekstrim; e. Peningkatan peralatan transportasi yang responsive terhadap perubahan iklim/cuaca ekstrim. 3.1.1.6 MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PENYELENGARAAN PELAYANAN TRANSPORTASI SERTA PERTOLONGAN DAN PENYELAMATAN KORBAN KECELAKAAN TRANSPORTASI Upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi ditujukan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman pengguna transportasi serta menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan dalam menuju target zero accident. Di sisi lain, perubahan mental dalam berdisiplin berlalu-lintas, ketaatan terhadap peraturan, serta penguatan terhadap kemampuan kelembagaan untuk pendidikan dan pencegahan maupun pertolongan serta penyelamatan korban kecelakaan transportasi juga diperlukan dalam rangka untuk meningkatan respon terhadap terjadinya kecelakaan transportasi dan upaya pertolongan dan penyelematan jiwa manusia. Khusus untuk transportasi jalan, dalam rangka penanganan keselamatan jalan secara komprehensif pada tahun 2011 telah disusun suatu perencanaan jangka panjang yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang ada dan bersifat lintas sektoral, yaitu berupa Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 20112035 dan diperkuat melalui Inpres No 4 Tahun 2013 Program Dekade Aksi Keselamatan Tahun 2011-2020. Strategi yang dijalankan untuk menjalankan kebijakan di atas antara lain melalui : 1. Pemenuhan fasilitas perlengkapan jalan, implementasi Rute Aman Selamat Sekolah (RASS), Perbaikan Lokasi Rawan Kecelakaan/Daerah Rawan Kecelakaan, sarana bantu navigasi pelayaran maupun perlengkapan navigasi pelayaran dan penerbangan sesuai standar pelayanan minimal dan standar keselamatan transportasi internasional; 2. Meningkatkan kelaikan kendaraan bermotor melalui uji tipe dan uji berkala; 3. Pendidikan dan peningkatan kesadaran penyelenggaraan transportasi yang berkeselamatan sejak usia dini; 4. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan (RUNK) serta Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan baik di tingkat nasional maupun daerah; 5. Peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan SDM dan perlengkapan Search and Rescue (SAR).
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3-7
3.1.1.7 MENINGKATKAN KAPASITAS DAN KUALITAS LEMBAGA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Dalam rangka meningkatkan kuantitas, kualitas, dan layanan transportasi untuk memenuhi mobilitas ekonomi yang menuntut pelayanan cepat, efisien, dan andal. Maka, diperlukan manajemen SDM yang memiliki kompetensi tinggi, meliputi SDM regulator, operator, dan SDM industri yang saat ini masih terbatas. Beberapa strategi yang dilakukan antara lain: 1. Penyempurnaan kelembagaan dan penyiapan regulasi dalam rangka pengembaangan SDM transportasi yang mengantisipasi perkembangan budaya, IPTEK, dan kesiapan produktivitas daya saing secara nasional maupun terkait dengan standar internasional; 2. Peningkatan peran pemerintah dalam rangka pengembangan SDM Transportasi bagi Lembaga pendidikan Swasta; 3. Pembangunan dan peningkatan Sarana dan Prasarana Diklat; 4. Pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar serta pengembangan metode pembelajaran.
3.1.2 ISU STRATEGIS 2 : MEMBANGUN TRANSPORTASI UMUM MASSAL PERKOTAAN Pembangunan perkotaan Indonesia kedepan diarahkan pada peningkatan peran perkotaan sebagai basis pembangunan dan kehidupan yang layak huni, berkeadilan, mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan, sesuai dengan karakter potensi dan budaya lokal. Arah kebijakan pembangunan perkotaan pada berfokus pada pengembangan kota sebagai suatu kesatuan kawasan/wilayah, yaitu kota sebagai pendorong pertumbuhan nasional dan regional serta kota sebagai tempat tinggal yang berorientasi pada kebutuhan penduduk kota. Walaupun demikian, pembangunan perkotaan ke depan akan lebih difokuskan pada pelaksanaan pengendalian pembangunan kota-kota besar dan metropolitan serta percepatan pembangunan kota-kota menengah dan kecil. Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan transportasi umum massal perkotaan, pembangunan sistem angkutan umum modern yang saling terintegrasi seperti BRT dan MRT diharapkan dapat meningkatkan peran angkutan umum dalam melayani kebutuhan perjalanan penduduk perkotaan serta menciptakan transportasi perkotaan yang praktis, efisien, ramah lingkungan, dan berkeadaban. Arah kebijakan dan strategi yang disusun lima tahun kedepan adalah :
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3-8
1. Mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel serta dilengkapi dengan fasilitas alih moda terpadu; 2. Mengembangkan manajemen transportasi perkotaan yang berimbang dengan memperhatikan interaksi antara transportasi dan tata guna lahan; 3. Meningkatkan integrasi kelembagaan transportasi perkotaan.
3.1.2.1 MENGEMBANGKAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL YANG MODERN DAN MAJU DENGAN ORIENTASI KEPADA BUS MAUPUN REL SERTA DILENGKAPI DENGAN FASILITAS ALIH MODA TERPADU Seluruh sistem transportasi massal memerlukan interchange (tempat berganti kendaraan) dengan elemen-elemen sistem transportasi umum lain, dan integrasi dengan moda-moda sistem transportasi lain seperti mengendarai mobil, berjalan kaki dan bersepeda. Untuk mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel serta dilengkapi dengan fasilitas alih moda terpadu, beberapa strategi yang dilakukan mencakup: 1. Pembangunan angkutan massal cepat berbasis rel antara lain MRT di wilayah Jabodetabek, dan jalur lingkar layang KA Jabodetabek, serta LRT/monorail/Tram di Surabaya, Bandung, dan Palembang; 2. Pengembangan kereta perkotaan di 10 kota metropolitan: Batam, Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar; 3. Pengembangan BRT di 34 kota besar beserta fasilitas pendukungnya antara lain Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Solo, Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Gorontalo, dan Ambon; 4. Penyediaan dana subsidi/PSO yang terarah untuk penyelenggaraan angkutan umum massal perkotaan. 3.1.2.2 MENGEMBANGKAN MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKOTAAN YANG BERIMBANG DENGAN MEMPERHATIKAN INTERAKSI ANTARA TRANSPORTASI DAN TATA GUNA LAHAN Terdapat kecenderungan bahwa berkembangnya suatu kota bersamaan pula dengan berkembangnya masalah transportasi yang terjadi, sehingga masalah ini akan selalu membayangi perkembangan suatu wilayah perkotaan. Beberapa strategi yang dilakukan untuk mengembangkan manajemen transportasi perkotaan yang berimbang dengan memperhatikan interaksi antara transportasi dan tata guna lahan, antara lain: 1. Peningkatan akses terhadap angkutan umum dengan Pembangunan Berorientasi Angkutan Transit Oriented Demand/TOD dan pengembangan fasilitas Non Motorized; Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3-9
2. Penyediaan fasilitas pendukung untuk alih moda seperti Park and Ride; 3. Penerapan sistem informasi lalu lintas secara real time, penerapan sistem APILL terkoordinasi (ATCS) dan Virtual Mobility; 4. Penguatan mekanisme implementasi sistem transportasi perkotaan dan penurunan kemacetan transportasi perkotaan melalui Manajemen Permintaan Transportasi dengan pendekatan Push and Pull. 3.1.2.3 MENINGKATKAN INTEGRASI KELEMBAGAAN TRANSPORTASI PERKOTAAN Kelembagaan yang lemah merupakan suatu sumber permasalahan yang menjadi sorotan dalam sistem transportasi perkotaan di Indonesia (World Bank, 2006). Kelembagaan dalam sektor transportasi kurang berfungsi dengan baik karena kurang terorganisir, akibat tumpang tindih, pertentangan kepentingan, serta penegakan hukum yang lemah. Namun, di beberapa kota di Indonesia, Pemerintah Daerah sebagai regulator secara efektif mulai meningkatkan efektifitas kewenangannya melalui sistem organisasi efektif yang mampu melakukan pengendalian sistem transportasi perkotaannya. Untuk itu, Pemerintah Pusat memiliki tanggung jawab untuk mensinergikan dan mengintegrasikan kelembagaan transportasi perkotaan melalui strategi percepatan pembentukan kelembagaan pengelolaan transportasi perkotaan yang memiliki kewenangan kuat dalam mengintegrasikan dan mengawal dari konsep, strategi, kebijakan, perencanaan, program, implementasi, manajemen, dan pembiayaan sistem transportasi perkotaan di kota-kota megapolitan lainnya.
3.2
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dalam pembangunan sektor transportasi merujuk pada arah kebijakan pembangunan transportasi nasional yang tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Kebijakan dan strategi tersebut juga disinergikan dengan arah kebijakan pembangunan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kementerian Perhubungan 2005-2025 yang menjadi salah satu alur logis perencanaan pembangunan sektor transportasi berkelanjutan. Dalam menjabarkan sasaran nasional, Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 20152019 menerjemahkan beberapa sasaran menjadi beberapa bagian yang saling berkorelasi, dimana interkoneksi tersebut juga akan sejalan dengan sasaran pembangunan pada Unit Kerja Eselon I. Pemikiran di atas sebagai dasar pertimbangan penyusunan strategi dilakukan sebagai bagian dari
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 10
perumusan arah kebijakan dan strategi pembangunan di Kementerian Perhubungan yang berkorelasi pada sasaran Kementerian Perhubungan yang telah disusun sebelumnya. Arah kebijakan dan strategi Kementerian Perhubungan Tahun 20152019 dikelompokkan menjadi 3 aspek, meliputi keselamatan dan keamanan, pelayanan, serta kapasitas transportasi. 3.2.1 Keselamatan dan Keamanan Keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi ditujukan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman pengguna transportasi serta menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan. Tingkat keselamatan dan keamanan transportasi diwujudkan melalui dua sasaran yaitu menurunnya angka kecelakaan transportasi, dan menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi. 1. Sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi dengan arah kebijakan meningkatkan keselamatan dalam penyelenggaraan transportasi, melalui strategi : a. Penguatan kelembagaan dalam peningkatan keselamatan transportasi Keselamatan transportasi merupakan tanggung jawab berbagai pihak, baik pemerintah sebagai regulator maupun pelaku usaha sebagai operator. Saat ini fungsi pengawasan dan pembinaan keselamatan transportasi telah dilakukan pemerintah melalui kegiatan dan program peningkatan keselamatan, diharapkan fungsi pengawas keselamatan juga dilakukan di dunia usaha melalui pembentukan unit khusus yang menangani fungsi pengawas keselamatan. b. Peningkatan peran serta masyarakat dan badan usaha di bidang keselamatan transportasi Keselamatan transportasi merupakan keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan transportasi yang lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelaikan teknis terhadap sarana dan prasarana beserta penunjangnya. Upaya peningkatan keselamatan transportasi telah dan akan terus dilakukan pemerintah melalui penyediaan sarana dan prasarana keselamatan serta sosialisasi keselamatan kepada masyarakat dan badan usaha. Peran serta masyarakat dan badan usaha dalam peningkatan keselamatan transportasi diwujudkan dalam peningkatan kepatuhan untuk mematuhi standar operasi dan prosedur penggunaan dan penyediaan sarana transportasi darat, perkeretaapian, laut dan udara. c. Pendidikan dan peningkatan kesadaran penyelenggaraan transportasi yang berkeselamatan sejak usia dini Pendidikan keselamatan transportasi secara dini dengan menfokuskan pada penanaman pengetahuan tentang tata cara transportasi yang berkeselamatan (transfer of knowledge) dan menanamkan nilai-nilai (transform of values) etika dan budaya tertib dan membangun perilaku pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 11
generasi muda. Pribadi yang beretika mempunyai kecerdasan sosial yang tinggi dan kepekaan dalam bertansportasi, selain itu, juga akan mengerti pentingnya penggunaan peralatan dan prasarana keselamatan serta peraturan keselamatan. d. Peningkatan/pembaharuan keselamatan
regulasi
terkini
sesuai
dengan
standar
Untuk memenuhi tuntutan perkembangan teknologi keselamatan transportasi diperlukan pembaharuan regulasi keselamatan yang mencakup norma, standar, prosedur dan kriteria. e. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana keselamatan transportasi sesuai dengan perkembangan teknologi; Upaya peningkatan keselamatan transportasi selain pengurangan tingkat kecelakaan yang disebabkan kesalahan manusia (human error) dilakukan juga strategi melalui pemenuhan kuantitas dan tingkat kehandalan sarana dan prasarana keselamatan transportasi darat, perkeretaapian, laut dan udara. f. Pemenuhan standar keselamatan transportasi berupa perlengkapan keselamatan transportasi jalan dan perkeretaapian maupun perlengkapan navigasi pelayaran dan penerbangan Selain upaya pemenuhan kualitas dan kuantitas keselamatan transportasi, penurunan tingkat kecelakaan juga dilakukan melalui strategi ketentuan pemenuhan standar keselamatan pada sarana dan prasarana transportasi sesuai standar nasional dan internasional. g. Peningkatan efektivitas pengendalian, pengaturan dan pengawasan terhadap pemenuhan standar keselamatan transportasi; Dalam upaya pemenuhan standar keselamatan transportasi dilakukan melalui pemeriksaan atau audit secara berkala dan pelaksanaan random check yang meliputi standar keselamatan bidang prasarana, sarana, tata cara pengangutan serta sumber daya manusia transportasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian terhadap peraturan standar keselamatan. h. Peningkatan keandalan/kelaikan sarana dan prasarana transportasi melalui program pengujian dan sertifikasi sarana, prasarana termasuk fasilitas pendukung lainnya Pengujian kehandalan/kelaikan sarana prasarana transportasi dilakukan secara berkala untuk menjamin tingkat kehandalan dan kecukupan peralatan keselamatan yang diikuti melalui penerbitan sertifikasi sarana dan prasarana termasuk fasilitas pendukung lainnya. i.
Peningkatan koordinasi pelaksanaan Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan (RUNK) serta Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan baik di tingkat nasional maupun daerah
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 12
RUNK adalah rencana keselamatan jalan jangka panjang yang diilhami oleh semangat Decade of Action for Road Safety 2011-2020 Perserikatan Bangsa Bangsa yang dideklarasikan pada Maret 2010. Untuk itu maka 10 tahun pertama dari RUNK telah ditetapkan menjadi Dekade Aksi Keselamatan Jalan 2011-2020 dengan Instruksi Presiden No. 4/2013 tertanggal 11 April 2013. Dalam Inpres tersebut, disebutkan 5 Pilar Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan yang meliputi: 1) Manajemen keselamatan jalan, dikoordinasikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas. Tanggung jawabnya adalah mendorong terselenggaranya koordinasi antar pemangku kepentingan dan terciptanya kemitraan sektoral. 2) Jalan yang berkeselamatan, dikoordinasikan oleh Menteri Pekerjaan Umum. 3) Kendaraan yang Perhubungan.
berkeselamatan,
dikoordinasikan
oleh
Menteri
4) Perilaku pengguna yang berkeselamatan, dikoordinasikan oleh Kepala Kepolisian RI. 5) Penanganan pra dan pasca kecelakaan, dikoordinasikan oleh Menteri Kesehatan. Gerakan penurunan jumlah dan kualitas kecelakaan lalu-lintas di jalan melalui “Decade of Action” memiliki potensi mencapai sukses jika didorong oleh seluruh komponen masyarakat, industri, jalan dan transportasi secara terpadu. j.
Koordinasi peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan Perlintasan sebidang merupakan faktor kritis dalam penyelenggaraan kereta api mengingat banyaknya kejadian kecelakaan yang diterjadi di lokasi perlintasan. Berdasarkan pada amanat UU 23/2007, setiap perlintasan/perpotongan antara jalur kereta api dan jalan dibuat tidak sebidang. Pengecualian untuk pembangunan perlintasan tidak sebidang hanya dapat dilakukan dengan tetap menjamin keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api dan lalu lintas jalan dengan mengikuti ketentuan yang diatur pada Permenhub No. 36/2011, sehingga diperlukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah maupun operator perkeretaapian dalam penanganan perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan.
2. Sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi, melalui strategi antara lain : a. Peningkatan efektivitas keamanan transportasi
pengawasan
terhadap
pemenuhan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
standar
3 - 13
Dalam upaya pemenuhan standar keamanan transportasi dilakukan melalui pemeriksaan atau audit secara berkala dan pelaksanaan random check yang meliputi standar keamanan bidang prasarana, sarana, tata cara pengangutan serta sumber daya manusia transportasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian terhadap peraturan standar keamanan, serta pemberian sanksi kepada aparatur pemerintah atau operator sarana/prasarana transportasi yang lalai dalam melaksanakan tugas. b. Pemenuhan standar keamanan transportasi berupa perlengkapan keamanan transportasi Keamanan transportasi adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan transportasi yang bebas dari gangguan dan/atau tindakan yang melawan hukum, langkah untuk mewujudkan keamanan transportasi melalui pemenuhan peralatan keamanan yang berupa alat pemidai barang-barang berbahaya dan alat pemidai jarak jauh dengan sistem terkoordinasi. c. Pencegahan terhadap penyusupan barang-barang yang mengancam keamanan penumpang Pelaksanaan pencegahan terhadap penyusupan barang yang mengancam keamanan penumpang selain dilakukan melalui pemenuhan peralatan keamanan juga didukung dengan kualitas SDM yang tersertifikasi dan diaudit secara berkala oleh aparatur pengawas keamanan transportasi. d. Peningkatan koordinasi dalam rangka mencegah terjadinya tindakan melawan hukum di sektor transportasi (pencurian, vandalisme, perompakan, pembajakan, teroris, dll) 3.2.2 Pelayanan Transportasi Dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi ditetapkan 7 sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, (2) Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan, (3) Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan, (4) Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance, (5) Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, (6) Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi, dan (7) Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance. Masing-masing sasaran tersebut ditempuh melalui upaya strategi sebagai berikut : 1. Sasaran meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan arah kebijakan meningkatkan kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, melalui strategi antara lain : a.
Peningkatan kehandalan sarana dan prasarana transportasi serta penataan jaringan/rute
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 14
Kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi dilakukan melalui rehabilitasi, pembangunan dan pengembangan prasarana perhubungan meliputi pembangunan terminal bus type A, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut, bandar udara dan jaringan jalan kereta api, sedangkan kondisi sarana transportasi terus didorong untuk ditingkatkan kehandalannya antara lain peremajaan angkutan kota yang berbasis angkutan massal, peremajaan sarana kereta api, pembatasan usia kapal. Dalam rangka mewujudkan kinerja pelayanan juga dilakukan penataan rute pada angkutan laut untuk menjamin kepastian muatan dan kontinuitas angkutan laut antara wilayah barat Indonesia menuju wilayah timur Indonesia. b.
Penyusunan transportasi
pedoman
standar
pelayanan
sarana
dan
prasarana
Standar pelayanan merupakan ukuran pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa yang dilengkapi dengan tolok ukur sebagai acuan penilaian kualitas yang merupakan kewajiban dan janji penyedia layanan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. c.
Implementasi standar pelayanan publik pada sarana dan prasarana transportasi, termasuk penyediaan fasilitas bagi pengguna jasa berkebutuhan khusus dan fasilitas yang responsif gender Penyediaan layanan dan sarana transportasi yang berperspektif gender juga berarti mempertimbangkan dan mengakomodir permasalahan orang-orang atau kelompok masyarakat yang berkebutuhan khusus. Termasuk dalam hal ini adalah kebijakan perlindungan dan layanan transportasi bagi lansia, penyandang cacat, perempuan khususnya perempuan hamil dan balita. Penyediaan layanan dan sarana tersebut mempertimbangkan beberapa aspek yaitu aspek aksesibilitas, kenyamanan, keselamatan, keamanan dan keterjangkauan. Aspek keamanan sering menjadi persoalan bagi perempuan, anak-anak, lansia bahkan penyandang cacat. Layanan dan sarana transportasi seyogyanya dapat diakses secara aman oleh mereka termasuk aman dari segala tindak kriminalitas dan kekerasan seksual.
d.
Konsistensi penerapan reward dan punishment terhadap ketepatan pelayanan Pelayanan jasa transportasi selain mengutamakan keamanan dan keselamatan layanan, juga dituntut untuk tepat waktu dalam layanan yang dijanjikan. Untuk meningkatkan layanan transportasi diupayakan melalui penerapan sanksi berupa kewajiban yang harus dipenuhi setiap waktu keterlambatan dan apresiasi masyarakat terhadap layanan yang memenuhi standar pelayanan.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 15
2. Sasaran terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan, dengan arah kebijakan memenuhi sdm transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan, ditempuh melalui strategi antara lain : a. Menyusun Man Power Planning SDM transpotasi Dalam rangka mencukupi sumber daya manusia (SDM) transportasi dalam jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dicapai melalui perencanaan tenaga kerja untuk mendapat tenaga kerja ahli yang kompeten di masa yang akan datang. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang jumlah dan kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia Perhubungan baik sumber daya manusia aparatur maupun non aparatur (masyarakat) yang akan digunakan sebagai data utama dalam penyelenggaraan berbagai program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan guna menyediakan dan mengembangkan sumber daya manusia Perhubungan sesuai dengan kebutuhan. b. Menyusun Training Needs Analysis (TNA) SDM transportasi Dalam rangka mencukupi sumber daya manusia (SDM) transportasi dalam jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dicapai melalui Training Needs Analysis (TNA) SDM transportasi agar pelaksanaan pelatihan dapat tepat sasaran, bukan hanya pelatihan yang sifatnya hanya untuk menggugurkan kewajiban ataupun instruksi yang kurang mendasar. Diklat transportasi yang selama ini dilaksanakan masih belum sepenuhnya terkoordinasi dengan subsektor khususnya dalam menggali kebutuhan SDM baik kompetensi maupun kuantitas yang dibutuhkan, sehingga penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan masih belum efektif, efesien dan tepat sasaran. Untuk kedepannya BPSDMP mengharapkan program diklat menjadi salah satu komponen utama dalam penentuan man power planning SDM Pererhubungan, untuk itulah dibutuhkan penyusunan Training Needs Analysis (TNA). c. Mengembangkan kapasitas diklat SDM transportasi Dalam upaya pengembangan kapasitas diklat dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana diklat melalui perbaikan, pembangunan, modernisasi dan optimalisasi sarana dan prasarana diklat. Perbaikan dan/atau pembangunan prasarana di lingkungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan dapat dilakukan secara sistematis, terencana, terukur dan berkelanjutan, dengan indikator terpenuhinya standar sarana prasarana sesuai konvensi nasional dan internasional. Strategi pembangunan sarana dan prasarana diklat dilakukan berdasarkan pertimbangan akan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan di wilayah NKRI baik untuk diklat transportasi darat, laut, udara dan perkeretaapian. Selain pembangunan kampus baru juga dilakukan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 16
pembangunan berupa pengembangan kampus di lingkungan UPT Badan Pengembangan SDM Perhubungan guna meningkatkan kapasitas dalam pencapaian target pemenuhan kebutuhan SDM Transportasi. Untuk menunjang terselenggaranya diklat tersebut, BPSDM Perhubungan melakukan pengadaan, peningkatan dan rehabilitasi sarana diklat seperti alat praktek, simulator dan sarana penunjang lainnya yang berbasis IT khususnya elektronika seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tenaga pengajar dan metode diklat merupakan faktor penting lainnya dalam rangka pengembangan kapasitas diklat SDM Transportasi. Tenaga pengajar di lingkungan BPSDM Perhubungan yang terdiri dari Dosen, Widyaiswara dan Instruktur perlu dilakukan upgrading skill dan kompetensi secara berkala guna mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan isu-isu transportasi dunia sehingga kualitas lulusan yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan perkembangan dunia transportasi. Selain itu, update metode diklat, baik kurikulum dan silabus perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi transportasi. d. Menata regulasi penyelenggaraan diklat SDM transportasi. Bentuk, struktur, sistem dan organisasi harus senantiasa menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi. Salah satu upaya penunjang untuk mengembangkan SDM Transportasi yaitu Restrukturisasi Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan yang disertai dengan penyiapan regulasi penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan SDM transportasi e. Meningkatkan tata kelola diklat dan kualitas lulusan. Badan Pengembangan SDM Perhubungan merupakan suatu organisasi yang bersifat dinamis, sehingga diperlukan upaya yang senantiasa memperhatikan dan menganalisis dinamika lingkungan strategis yang ada, baik isu strategis nasional dan isu strategis internasional. Salah satu upaya penunjang untuk mengembangkan SDM Transportasi yaitu Restrukturisasi Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan yang disertai dengan penyiapan regulasi. Restrukturisasi kelembagaan mencakup peningkatan status lembaga pendidikan serta pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) di seluruh UPT Badan Pengembangan SDM Perhubungan, peningkatan Balai Pendidikan dan Pelatihan menjadi Pendidikan Tinggi (Politeknik/Akademi), dan Eselonisasi atau penyempurnaan eselon (peningkatan eselon) untuk beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT), penyempurnaan organisasi Sekolah Tinggi menjadi Institut dan juga harus terbuka terhadap organisasi multimoda transportasi dalam rangka ikut mendukung sistem logistik nasional serta pembentukan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 17
unit dalam organisasi yang secara khusus menangani dan mengelola kinerja pegawai BPSDM Perhubungan. f. Meningkatkan penyerapan lulusan diklat transportasi. Peningkatan penyerapan lulusan diklat dapat dilakukan dengan melakukan inventarisasi data lulusan diklat transportasi melalui penyusunan database lulusan diklat di lingkungan BPSDM Perhubungan, serta upaya promosi dan sosialisasi secara optimal dalam skala yang lebih luas. Komitmen bersama dan kerjasama dengan stakeholder, baik dalam skala nasional maupun internasional perlu dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan penyerapan lulusan diklat transportasi. 3. Sasaran meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan, dengan arah kebijakan meningkatkan kualitas penelitian transportasi, melalui strategi antara lain : a.
Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya peneliti serta tenaga fungsional pendukung. Peningkatan kualitas penelitian dapat dicapai dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya peneliti serta tenaga fungsional pendukung sehingga penelitian yang dihasilkan kedepannya dapat berkualitas sehingga mampu menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan di lingkungan Kementerian Perhubungan.
b. Peningkatan sinergitas antara Badan Litbang Perhubungan dengan pengguna jasa penelitian dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian. Peningkatan kualitas penelitian dapat dicapai dengan meningkatkan sinergitas antara Badan Litbang Perhubungan dengan pengguna jasa penelitian dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian. c.
Peningkatan kerjasama penelitian antar lembaga riset dan industri untuk merumuskan kebijakan strategis penyelenggaraan transportasi. Peningkatan kualitas penelitian dapat dicapai dengan meningkatkan kerjasama penelitian antar lembaga riset dan industri untuk merumuskan kebijakan strategis penyelenggaraan transportasi.
d. Penyempurnaan regulasi dan kelembagaan untuk penguatan peran Badan Litbang Perhubungan. Penguatan peran penelitian dan pengembangan Perhubungan perlu ditingkatkan melalui penyempurnaan regulasi dan kelembagaan sehingga dapat berperan aktif dalam menentukan kebijakan pembangunan sektor perhubungan di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 18
4. Sasaran meningkatnya kinerja capaian dalam mewujudkan good governance, dengan arah kebijakan mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kinerja, melalui strategi antara lain : a.
Penuntasan agenda reformasi birokrasi melalui penataan kelembagaan (organisasi, ketatalaksanaan dan sumber daya manusia). Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance melalui penuntasan agenda reformasi birokrasi dengan penataan kelambagaan baik dari sisi organisasi, ketatalaksanaan dan sumber daya manusianya.
b. Penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja dan keuangan Kementerian Perhubungan secara terintegrasi, terpercaya dan dapat diakses publik. Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance melalui penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja dan keuangan Kementerian Perhubungan secara terintegrasi, terpercaya dan dapat diakses publik. c.
Penyediaan layanan informasi transportasi yang dapat diakses publik secara mudah. Peningkatan kinerja dalam mewujudkan good governance dengan penyediaan layanan informasi transportasi yang dapat diakses publik secara mudah. Kemudahan informasi terhadap layanan transportasi sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan transportasi yang berkualitas.
d. Penyederhanaan perijinan sektor transportasi. Penyederhanaan perijinan sektor transportasi dijadikan sebagai langkah dalam perbaikan pelayanan publik di sektor transportasi. Penyederhanaan ini ditujukan agar tercapai pelayanan publik yang efisien, transparan, cepat, akuntabel, dan dapat memberikan kepastian hukum, serta sebagai usaha untuk meningkatkan dunia investasi transportasi di Indonesia. e.
Penerapan e-government di lingkungan Kementerian Perhubungan. Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance melalui penerapan e-government di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi untuk meningkatkan tata hubungna kerja yang efektif dan efisien.
f.
Penyediaan ruang partisipasi publik dalam menyusun dan mengawasi penerapan kebijakan. Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance dengan membuka ruang bagi keterlibatan masyarakat dalam menyusun dan mengawasi penerapan kebijakan di sektor transportasi, sehingga setiap kebijakan dapat secara nyata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 19
5. Sasaran meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, dengan arah kebijakan meningkatkan kuantitas dan kualitas penetapan dan implementasi regulasi sektor transportasi, melalui strategi antara lain : a.
Pemetaan arah / kebutuhan kerangka regulasi untuk mempercepat pelaksanaan prioritas pembangunan transportasi. Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan dengan melakukan pemetaan arah/kebutuhan kerangka regulasi untuk mempercepat pelaksanaan prioritas pembangunan transportasi selama lima tahun kedepan.
b. Peningkatan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penyelesaian peraturan perundang-undangan. Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penyelesaian peraturan perundang-undangan. c.
Percepatan penyusunan peraturan perundang-undangan sesuai amanah undang-undang bidang transportasi. Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan dengan percepatan penyusunan peraturan perundangundangan sesuai amanah undang-undang bidang transportasi. Penyusunan peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan amanah undangundang bidang transportasi perlu dipercepat agar dapat menjadi landasan dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.
d. Percepatan pelaksanaan penyederhanaan dan harmonisasi regulasi di bidang transportasi. Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan dengan melakukan percepatan pelaksanaan penyederhanaan dan harmonisasi regulasi di bidang transportasi. e.
Evaluasi peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih dan yang menghambat percepatan pembangunan transportasi. Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan dengan melakukan evaluasi terhadap peraturan perundangundangan yang tumpang tindih dan menghambat percepatan pembangunan transportasi. Peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih dapat diminimalisir untuk mempercepat pembangunan sektor transportasi.
6. Sasaran menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi, dengan arah kebijakan menerapkan pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, melalui strategi antara lain :
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 20
a.
Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/ cuaca ekstrim. Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan peningkatan penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi melalui pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim. Prasarana dan sarana transportasi yang ramah lingkungan dapat memberikan kontribusi positif dalam mengurangi pemanasan global yang disumbangkan dari sektor transportasi.
b. Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan. Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis fossil fuel saat ini sangat tinggi, sementara jumlah bahan bakar fossil fuel terus menipis. Dengan kondisi tersebut pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan di sektor transportasi harus dikedepankan. c.
Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien. Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien dilakukan untuk mewujudkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang disumbangkan dari sektor transportasi dan peningkatan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi.
d. Mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi umum/ massal. Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan peningkatan penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi dengan mendorong penggunaan angkutan umum/massal terutama bagi masyarakat pengguna kendaraan pribadi. 7. Sasaran meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance, dengan arah kebijakan pelaksanaan pengawasan intern yang berintegritas, professional dan amanah, melalui strategi antara lain : a. Mengoptimalkan peran Inspektorat Jenderal sebagai consultant dan quality assurance. Dalam rangka mendorong terwujudnya clean governance serta memastikan tujuan pembangunan transportasi dapat dicapai secara hemat, efisien, efektif dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), maka Inspektorat Jenderal telah mencanangkan perubahan paradigma yang diarahkan kepada peningkatan peran Inspektorat Jenderal menjadi Konsultan dan Katalisator yang lebih mengarah kepada penghantar bagi suatu unit kerja untuk meningkatkan kualitas kinerjanya sesuai rencana dan ketentuan yang berlaku serta lebih memberikan solusi atas masalah dan hambatan yg dihadapi unit kerja tersebut dalam mencapai tujuan organisasi.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 21
b. Peningkatan kualitas hasil pengawasan Peningkatan kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance melalui peningkatan kualitas hasil pengawasan dari Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan. c. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Pengawasan Peningkatan kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance melalui peningkatan kualitas dan kompetensi SDM pengawasan di Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan. 3.2.3 Kapasitas Transportasi Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan 5 (lima) sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kapasitas sarana sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda (2) Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang, (3) Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya di wilayah timur Indonesia, (4) Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan, dan (5) Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan. Dalam mencapai sasarana peningkatan kapasitas transportasi ditempuh melalui strategi pencapaian sebagai berikut : 1. Sasaran meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda, dengan arah kebijakan meningkatkan kapasitas, konektivitas/aksesibilitas antar wilayah dan keterpaduan antarmoda/multimoda, melalui strategi antara lain : a. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan sarana dan prasarana transportasi. Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda diwujudkan salah satunya melalui peningkatan kualitas perencanaan pembangunan sarana dan prasarana transportasi. Kualitas perencanaan akan sangat menentukan kualitas pembangunan sektor transportasi selama lima tahun kedepan. b. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berdasarkan outcomes. Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda diwujudkan salah satunya melalui pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berdasarkan outcomes, sehingga pembangunan transportasi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dapat dirasakan langsung manfaat pembangunan oleh masyarakat. c. Mendorong pembangunan infrastruktur transportasi melalui kerjasama Pemerintah dan badan usaha serta melalui pembiayaan swasta.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 22
Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda melalui peningkatan kerjasama pemerintah dan badan usaha serta peningkatan investasi swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi nasional melalui penguatan kelembagaan dan sistem perencanaan proyek-proyek yang akan dikerjasamakan. Kerjasama pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur transportasi antara lain : Penyelenggaraan kerjasama pemerintah dan badan usaha pada sektor perkeretaapian sebanyak 6 proyek sampai pada tahun 2019; Penyelenggaraan kerjasama pemerintah dan badan usaha pada sektor transportasi laut ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 10 proyek; Penyiapan dokumen terhadap infrastruktur transportasi udara yang siap ditawarkan kepada swasta sampai pada tahun 2019 sebanyak 3 proyek. d. Pembangunan jaringan pelayanan yang terintegrasi antarmoda. Dalam setiap peraturan perundang-undangan transportasi diamanahkan untuk menyusun tatanan dan rencana induk masing-masing moda, yaitu rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, tatanan perkeretaapian nasional, tatanan kepelabuhanan nasional dan tatanan kebandarudaraan nasional serta tersusunnya perencanaan umum jaringan jalan nasional dan jalan tol. Salah satu faktor yang diamanahkan dalam penyusunan tatanan dan rencana induk transportasi adalah keterpaduan intra dan antarmoda transportasi. Pada dasarnya transportasi antarmoda/multimoda adalah pembangunan transportasi yang mempertimbangkan jenis dan karakteristik sistem transportasi yang digunakan, dan mempertimbangkan sisi efisiensi, efektivitas dan kemudahan sistem operasinya, sehingga mampu melahirkan sistem transportasi yang berdaya saing tinggi. Upaya keterintegrasian ini diwujudkan melalui antara lain ketersediaan angkutan kereta api di bandar udara dan pelabuhan. e. Penyiapan konsep dan implementasi angkutan laut dari barat ke timur Indonesia. Dalam rangka menjamin ketersediaan barang dengan harga yang terjangkau diperlukan konsep untuk memperkuat jalur pelayaran yang dititikberatkan pada Indonesia bagian Timur yang dimaksudkan selain untuk mengkoneksikan jalur pelayaran dari Barat ke Timur Indonesia juga akan mempermudah akses niaga dari negara-negara Pasifik bagian selatan ke negara Asia bagian Timur. Pada prinsipnya, ketersediaan pelayanan angkutan kapal dari barat ke timur Indonesia merupakan penataan trayek tetap dan teratur yang harus didukung dengan pengembangan pelabuhan agar dapat melayani kapal dengan ukuran besar, mengingat saat ini untuk terminal-terminal domestik, ukuran kapal peti kemas yang bisa masuk tidak
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 23
lebih dari 2600 TEUs dan kebanyakan hanya mampu melayani kapal ukuran 800 atau 900 TEUs, dengan demikian akan mewujudkan efisiensi biaya logistik nasional. 2. Sasaran meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya di wilayah timur Indonesia, dengan arah kebijakan meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya di wilayah timur Indonesia, melalui strategi antara lain : a. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah-wilayah perbatasan dan wilayah-wilayah terluar Jaringan transportasi ke depan akan diperluas dan dibangun lebih banyak lagi untuk meningkatkan keseimbangan transportasi antara Jawa dan luar Jawa dan meningkatkan aksesibilitas di daerah kawasan timur Indonesia, daerah terpencil, dan pedesaan, kawasan perbatasan, serta daerah tertinggal lainnya, melalui percepatan pembangunan infrastruktur transportasi; b. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi di wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan dan rawan bencana; Selain upaya penyediaan prasarana transportasi juga dilakukan peningkatan kapasitas untuk meningkatkan konektivitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Selain untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi, prasarana transportasi juga diarahkan untuk peningkatan aksesibilitas daerah rawan bencana melalui penyediaan bandar udara yang dapat didarati pesawat Hercules dan pelabuhan untuk kepentingan pasokan logistik di saat terjadi bencana alam. c. Penyediaan sarana angkutan keperintisan Guna merangsang pertumbuhan wilayah, Pemerintah berupaya untuk membuka keterisolasian daerah terpencil dan pedalaman agar mempunyai keterkaitan dengan daerah maju melalui penyediaan pelayanan angkutan keperintisan darat, laut dan udara. 3. Sasaran Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan, dengan arah kebijakan mengembangkan sistem angkutan umum massal dengan orientasi kepada angkutan bus maupun rel dengan fasilitas alih moda terpadu, melalui strategi antara lain : a. Penyiapan konsep angkutan umum massal perkotaan yang lebih matang dan komprehensif Penyiapan konsep angkutan umum massal perkotaan yang lebih matang dan komprehensif bertujuan untuk meningkatkan jumlah penduduk perkotaan yang akan menggunakan sistem angkutan umum, meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah, dan menciptakan transportasi kota yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkeadaban. Kota akan bertahan secara lingkungan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 24
dan efisiensi energi kalau pergerakan ekonominya didukung oleh sistem angkutan umum cepat masal yang didukung dengan jaringan pengumpan (feeder services). b. Pengembangan BRT Penerapan angkutan umum massal perkotaan salah satunya dilakukan melalui pengembangan Bus Rapid Transit/BRT. Penerapan sistem BRT perlu terpadu dalam fisik/prasarana, pelayanan, serta dalam konteks transportasi cerdas dengan memanfaatkan Information Technology. Transportasi antar moda di perkotaan perlu dibangun dengan memperhatikan pengembangan transportasi tidak bermotor dalam rangka menuju terwujudnya transportasi perkotaan yang berkelanjutan, yang didukung komitmen yang kuat dari Kepala Daerah dalam bentuk perencanaan, pendanaan dan kesiapan pengoperasian. c. Pembangunan dan pengembangan angkutan massal perkotaan berbasis rel Selain pengembangan angkutan umum perkotaan dengan Bus Rapid Transit, angkutan perkotaan dapat dilakukan melalui pembangunan angkutan massal perkotaan berbasis rel. d. Penyediaan dana subsidi/ PSO yang terarah untuk penyelenggaraan angkutan umum massal perkotaan Penerapan angkutan umum dengan BRT dan MRT dianggap tidak menarik bagi kota-kota yang belum menerapkannya karena dipersepsikan membebani anggaran. Oleh karena itu untuk mewujudkan penyelenggaraan sistem angkutan umum yang handal dan berkelanjutan dibutuhkan antara lain dukungan kebijakan secara nyata dari pemerintah di sektor anggaran melalui penyediaan dana subisidi/PSO yang terarah. 4. Sasaran meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan, dengan arah kebijakan meningkatkan aplikasi teknologi informasi dalam sistem manajemen perkotaan, melalui strategi antara lain : a. Penerapan sistem informasi lalu lintas secara real time, penerapan ATCS dan Virtual Mobility Penerapan Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan yang modern, mulai dari skala mikro persimpangan dan ruas jalan dengan Manajemen Lalu Lintas sampai kepada full-scale demand management seperti Electronic Road Pricing. Dalam skala dan kondisi tertentu yang memungkinkan, penerapapan Area Traffic Control System (ATCS) dapat dikembangkan secara efektif hanya kalau ruas-ruas jalan tidak berada dalam keadaan jenuh (over-saturated). Jaringan jalan dalam kedaan macet parah pada semua ruasnya akan tidak efektif apabila diterapkan ATCS. Transportasi kota dengan 2 komponen utama yakni jaringan jalan dan sIstem angkutan umum perlu dinaungi oleh Sisem Manajemen Transportasi yang komprehensif dan sesuai dengan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 25
hierarki pergerakan, fasilitas ruang jalan, dan skala kepadatan/kemacetan lalu lintas yang ada. b. Penerapan sistem tiket elektonik yang terintegrasi Intelligent Transport System/ITS pada prinsipnya adalah penerapan teknologi maju di bidang elektronika, komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai tujuan dasar untuk membuat system transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga dapat membantu pemakai transportasi dan pengguna transportasi untuk mendapatkan informasi, mempermudah transaksi, meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana transportasi, mengurangi kemacetan atau antrean, meningkatkan keamanan dan kenyamanan, mengurangi polusi lingkungan, mengefisiensikan pengelolaan transportasi.
3.3 KERANGKA REGULASI Dari sisi regulasi, Kementerian Perhubungan telah memiliki berbagai dasar hukum pembangunan dan pengelolaan sektor transportasi, yang ditandai dengan terbitnya paket Undang-Undang sektor transportasi beserta peraturan pelaksanaannya yang telah mengamanatkan perubahan pola kelembagaan penyelenggaraan transportasi yang pada intinya pemisahan antara peran regulator dan operator. Selanjutnya akan dilakukan identifikasi peraturan-peraturan yang masih perlu dijabarkan lagi turunannya, serta akan dilakukan langkah-langkah deregulasi untuk berbagai peraturan yang merupakan produk yang sudah lama yang dinilai dapat menghambat pelaksanaan tugas dan menciptakan ketidakpastian hukum di masyarakat, untuk kemudian dilakukan reformasi jika dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini, yang meliputi aspek keselamatan dan keamanan transportasi, pelayanan, dan kapasitas transportasi. Penyelesaian mandat-mandat Undang-Undang sektor transportasi tersebut, bukan hanya berada pada Kementerian Perhubungan, namun juga melibatkan stakeholders lainnya, khususnya BUMN terkait, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. Oleh karenanya sinergi dan komitmen dari seluruh stakeholders merupakan hal yang penting bagi penyelesaian mandat Undang-Undang sektor transportasi tersebut. Dalam Tahun 2015-2019 ditargetkan dapat diselesaikan peraturan perundang-undangan di lingkungan Kementerian Perhubungan sebanyak 220 peraturan, dengan rincian antara lain sebagai berikut :
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 26
a. 85 Peraturan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang terdiri dari 14 Peraturan Pemerintah, 70 Peraturan Menteri Perhubungan, dan 1 Peraturan Pemerintah/Peraturan Menteri/Peraturan Presiden; b. 28 Peraturan Menteri Perhubungan Bidang Perkeretaapian; c. 63 Peraturan Bidang Pelayaran, yang terdiri dari 8 Peraturan Pemerintah dan 55 Peraturan Menteri Perhubungan; d. 44 Peraturan Bidang Perhubungan Udara, yang terdiri dari 5 Peraturan Pemerintah, 36 Peraturan Menteri Perhubungan, dan 3 Peraturan yang akan disesuaikan dengan amanat dan kebutuhan. 3.3.1 KERANGKA REGULASI BIDANG LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, lalu lintas dan angkutan jalan harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, kesejahteraan, ketertiban berlalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan negara. Sebagai pelaksanaan amanat dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terdapat beberapa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri yang perlu disusun baik terkait dengan penyelenggaraan angkutan orang maupun barang di jalan, khususnya perumusan terkait : 1. Landasan pengembangan sistem transportasi perkotaan melalui penetapan PP/Perpres pembentukan otoritas transportasi yang memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan transportasi di wilayah perkotaan yang melewati lintas batas kewenangan Pemda; 2. Peran pemerintah pusat dalam penyelenggaraan transportasi perkotaan yang diatur nantinya didalam Perpres/PP tersebut termasuk dalam PSO untuk angkutan perkotaan, sebagai bentuk dukungan pemerintah pusat dalam pengembangan angkutan massal di kota-kota besar, yang secara finansial pemda setempat belum mampu membiayai investasi maupun operasinya. 3.3.2 KERANGKA REGULASI BIDANG PERKERETAAPIAN Kerangka regulasi bidang perkeretaapian yang dibutuhkan disusun dengan mengacu pada UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan 2 (dua) Peraturan Pemerintah pelaksanaannya, serta 58 (lima puluh delapan) Peraturan Menteri Perhubungan sebagai pelaksanaannya, meliputi:
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 27
1.
Revisi PP Nomor 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian berupa penyederhanaan perizinan untuk mendorong penyelenggaraan sarana dan prasarana kereta api oleh pihak swasta/BUMN/Pemda;
2.
Revisi PP Nomor 72 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api untuk memberikan dasar legalitas dalam pengadaan sarana kereta api ekonomi guna mendukung pelaksanaan kewajiban pelayanan publik (PSO) bidang perkeretaapian;
3.
Revisi Perpres Nomor 83 Tahun 2011 untuk penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan sebagai landasan hukum bagi pemerintah dan badan usaha lainnya dalam mendorong penyelenggaraan sarana dan prasarana kereta api di wilayah perkotaan, seperti Jabodatebek, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Semarang dan wilayah perkotaan lainnya;
4.
Penyediaan regulasi terkait dengan pelaksanaan PNBP bidang perkeretaaapian;
5.
Penyempurnaan regulasi terkait standar spesifikasi teknis sarana dan prasarana perkeretaapian sesuai jenis teknologi terkini;
6.
Penyempurnaan regulasi sebagai upaya peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi perkeretaapian.
3.3.3 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN LAUT Mewujudkan sistem transportasi laut yang efektif dan efisien, serta membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis merupakan amanat dari UndangUndang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Perwujudan ini dilakukan melalui implementasi pengaturan terhadap angkutan di pengairan, kepelabuhan, kenavigasian, keselamatan dan kemananan pelayaran, dan perlindungan lingkungan maritim. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan perlunya dilakukan ratifikasi maupun perumusan landasan hukum bagi pemerintah dalam mendukung pembiayaan penyediaan armada pelayaran nasional melalui penerbitan Pepres untuk Ratifikasi “Arrest of Ship Convention 1999” untuk melengkapi ratifikasi “Maritime Liens and Mortgages 1993” yang telah dilakukan dengan Perpres 44 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convention on
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 28
Maritime Liens and Mortgages 1993 (Konvensi International tentang Piutang Maritim dan Mortgages 1993). Dalam rangka mendukung pemberdayaan Pelayaran Rakyat (Pelra) sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut menyebutkan bahwa pelayaran rakyat adalah usaha rakyat yang bersifat tradisional dan mempunyai karakteristik untuk melaksanakan angkutan di perairan dengan menggunakan kapal layar, kapal layar motor dan atau kapal motor sederhana berbendera Indonesia dengan ukuran tertentu. Dengan karakteristik pelayaran rakyat yang menggunakan kapal tradisional, trayek yang tidak tetap dan tidak teratur serta masih minimnya aspek keselamatan dan keamanan maka diperlukan Perpres Pelayaran Rakyat yang akan mengatur spesifikasi teknis, muatan, dan pembiayaan. Sejalan dengan hal tersebut didalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 penerbitan Peraturan Presiden akan menjadi domain lintas sektor khususnya sektor transportasi laut dan lintas lembaga mengingat terdapat beberapa pemangku kebijakan yaitu Kementerian Perhubungan, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL), Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Keuangan (Bea Cukai). Selain regulasi tersebut, juga akan dilakukan perubahan dan penyusunan regulasi yang disesuaikan dengan tantangan global, regional dan nasional antara lain : 1. Menjamin dan memperkuat keterkaitan antara keselamatan, keamanan, efisiensi dan ramah lingkungan transportasi laut, dalam rangka pengembangan perdagangan global dan ekonomi dunia dan pencapaian tujuan Pembangunan Milenium (MDGs); 2. Mendorong pemenuhan ketentuan peraturan internasional dengan mengatur pelayaran internasional dan dalam negeri dengan mempromosikan pelaksanaan yang selaras dengan negara-negara anggota lainnya; 3. Menjamin keselamatan, keamanan dan perlindungan lingkungan maritim dan secara berkesinambungan akan melakukan peninjauan ulang peraturan untuk memastikan kecukupan, efektivitas dan relevansi sarana dan prasarana yang tersedia; 4. Ratifikasi atas konvensi internasional khususnya yang dikeluarkan IMO dan ILO sesuai perkembangan amandemen; 5. Penguatan regulasi untuk penyelenggaraan investasi terkait persyaratan dan bentuk kerjasama pemerintah & swasta dalam penyelenggaraan transportasi laut; 6. Standarisasi dan spesifikasi teknis sarana dan prasarana transportasi laut; 7. Standarisasi dan spesifikasi teknik fasilitas bagi pengguna transportasi laut berkebutuhan khusus.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 29
3.3.4 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN UDARA Pembangunan transportasi udara bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pergerakan orang dan barang, memperkecil kesenjangan pelayanan angkutan udara antar wilayah serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Transportasi udara memiliki karakteristik khusus berupa keunggulan kecepatan dibandingkan moda transportasi lainnya. Namun transportasi udara merupakan sub sektor transportasi yang sarat dengan aturan internasional. Interkoneksi antara transportasi udara dengan moda transportasi lainnya perlu dijamin, termasuk adanya jaminan keselamatan penerbangan di wilayah Indonesia. Jaminan tersebut diwujudkan melalui kerjasama yang baik antara lembaga Pemerintah sebagai pemegang otoritas pengelola transportasi udara bersama operator bandara dan perusahaan penerbangan serta pemenuhan standar keselamatan penerbangan internasional yang telah ditetapkan oleh ICAO (Internasional Civil Aviation Organization). Untuk itu perlu dilaksanakan kebijakan nasional dalam pengembangan transportasi udara sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dalam kerangka penyusunan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri terkait dengan pengaturan prosedur dan operasi penerbangan, meliputi : 1. Penyusunan Peraturan Pemerintah sebagai tindak lanjut UU No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, antara lain mengatur tentang : pelanggaran wilayah kedaulatan, penetapan kawasan udara terlarang, kawasan udara terbatas, pelaksanaan tindakan terhadap pesawat udara dan personel pesawat udara serta tata cara dan prosedur pelaksanaan tindakan pemaksaan oleh pesawat udara negara; 2. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai tindak lanjut UU No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, antara lain mengatur : tentang pendelegasian kewenangan pembinaan kepada unit di bawah Menteri, mengatur tentang lembaga penyelenggaran pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi; 3. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai turunan PP No. 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara, antara lain mengatur tentang : standar rancang bangun dan/atau rekayasa fasilitas bandar udara, serta standar kelaikan fasilitas, mengatur tentang rancangan teknik terinci fasilitas pokok bandar udara dan pengesahan; 4. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai turunan PP No. 77 Tahun 2012 tentang Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI), antara lain mengatur tentang : penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya, mengatur tentang penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 30
3.3.5 KERANGKA REGULASI MULTIMODA
BIDANG
TRANSPORTASI
ANTARMODA/
Untuk mewujudkan penyelenggaraan angkutan antarmoda maka diperlukan keterpaduan pelayanan guna mewujudkan pelayanan one step service pada angkutan penumpang dan barang. Sampai dengan saat ini penanganan keterpaduan pelayanan angkutan antarmoda/multimoda masih belum optimal dikarenakan belum adanya satu unit organisasi yang memiliki kewenangan tunggal terhadap perencanaan dan pengelolaan transportasi antarmoda/multimoda, sehingga diperlukan pembentukan unit pengembangan transportasi manajemen antarmoda/multimoda. 3.3.6 KERANGKA REGULASI BIDANG TRANSPORTASI
PENELITIAN
DAN
PENGEMBANGAN
Kebutuhan akan pelaksanaan kegiatan penelitian untuk menjawab permasalahan transportasi yang semakin kompleks serta kebutuhan penyediaan kebijakan transportasi kedepan membutuhkan peran Badan Litbang Perhubungan dengan kewenangan yang lebih luas. Transformasi peran dan fungsi Badan Litbang Perhubungan membutuhkan kelengkapan regulasi dan kelembagaan pendukung sebagai penguatan peningkatan peran dan fungsi Badan Litbang Perhubungan kedepannya. Terlebih lagi dengan adanya tuntutan hasil penelitian Badan Litbang Perhubungan untuk dapat dimanfaatkan secara optimal. Upaya transformasi peran dan fungsi Badan Litbang Perhubungan akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2015 yang ditandai dengan penetapan Perpres Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan. Tugas pokok dan fungsi Badan Litbang Perhubungan sebagaimana tercantum dalam Perpres Nomor 40 Tahun 2015 pada Pasal 24 dan Pasal 25 adalah: Tugas Pokok Badan Litbang Perhubungan: Menyelenggarakan Penelitian Dan Pengembangan di Bidang Transportasi Fungsi Badan Litbang Perhubungan: 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang transportasi; 2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, harmonisasi dan kerjasama penelitian dan pengembangan, dukungan teknis penelitian dan pengembangan teknologi dan rekayasa serta pengkajian kebijakan di bidang transportasi; 3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan bidang transportasi; Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 31
4. 5.
Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan; dan Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Dalam rangka memenuhi amanat kebijakan penelitian nasional untuk mengoptimalkan peran lembaga penelitian maka Badan Litbang Perhubungan membutuhkan kerangka regulasi meliputi: 1.
Penguatan peran, fungsi dan kewenangan Badan Litbang Perhubungan dalam penyusunan perumusan kebijakan transportasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penelitian di lingkungan Kementerian Perhubungan melalui revisi KM No 60 Tahun 2010 sebagai turunan dari Perpres Nomor 40 Tahun 2015.
2.
Kedepannya Badan Litbang Perhubungan membutuhkan kerangka regulasi untuk mendukung pelaksanaan operasional unit balai penelitian dan pengembangan teknologi di bidang transportasi sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 18 Tahun 2002.
3.3.7 KERANGKA REGULASI BIDANG SDM TRANSPORTASI Kerangka Regulasi Bidang SDM Transportasi antara lain adalah : 1.
Penyusunan Peraturan Menteri Perhubungan sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2012 tentang SDM transportasi
2.
Penyusunan standarisasi penyelenggaraan diklat SDM transportasi
3.
Penyusunan pedoman pembinaan diselenggarakan oleh masyarakat
4.
Penguatan peran Komite Nasional Pengawasan Mutu Diklat Transportasi
5.
Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri Diklat SDM transportasi
6.
Penyusunan Peraturan Menteri Diklti dan Ristek tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk kompetensi SDM transportasi (Perpres Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI)
diklat
SDM
transportasi
yang
3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN Kelembagaan dalam sektor transportasi merupakan salah satu isu sentral, yakni bagaimana suatu kelembagaan dapat merespons tanggung-jawab global permasalahan transportasi. Fungsi regulator ke depan sesuai amanat UndangUndang sektor transportasi akan lebih mengarah pada stakeholders-management, yakni mengelola potensi setiap pihak untuk semaksimal mungkin dimanfaatkan bagi
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 32
penyediaan layanan transportasi nasional yang handal, berdaya saing, dan memberikan nilai tambah. Namun mengelola stakeholders pada pasar yang terbuka memberikan tantangan baru bagi Pemerintah yang dibentuk, karena akan muncul lebih banyak konflik yang harus dikelola dengan cara pandang yang jernih dan adil. Untuk itu diperlukan sinergi program Kementerian Perhubungan dengan sektor lain, juga penguatan koordinasi antara Kementerian Perhubungan dengan Dinas Perhubungan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota. Kerangka kelembagaan memuat konteks pencapaian pada 2 (dua) sub-prioritas pembangunan, meliputi penguatan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan dan pengembangan sistem transportasi massal perkotaan. 3.4.1 PENGUATAN KONEKTIVITAS KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
UNTUK
MENCAPAI
Penguatan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan yang dalam hal ini memiliki beberapa skema pengembangan dan revitalisasi kelembagaan, sebagai berikut : 1.
Amanat kebijakan nasional untuk melakukan : a. Pembentukan otoritas transportasi yang memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan transportasi di wilayah perkotaan yang melewati lintas batas kewenangan Pemda; b. Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Perhubungan Darat, meliputi : Terminal Tipe A, BLU Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor; c. Penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan sebagai landasan hukum bagi Pemerintah dan badan usaha lainnya dalam mendorong penyelenggaraan sarana dan prasarana kereta api di wilayah Jabodetabek khususnya melalui Revisi Perpres No 83 Tahun 2011 Tentang Penugasan Kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menyelenggarakan prasarana dan sarana kereta api Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Jalur Lingkar Jakarta- Bogor- Depok-Tangerang-Bekasi. PT. KAI (Persero) memiliki dana yang terbatas sementara dana pemerintah tidak dapat membantu karena bertentangan dengan Perpres ini; d. Penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan sebagai landasan hukum bagi Pemerintah dan badan usaha lainnya dalam mendorong penyelenggaraan sarana dan prasarana transportasi laut melalui pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Pelabuhan di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Pelayanan Navigasi Pelayaran, BLU Pelayanan Perkapalan dan Kepelautan serta penguatan kelembagaan Penjagaan Laut dan Pantai; Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 33
e. Sesuai dengan amanah UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang mengatur pemisahan fungsi regulator dan operator bandar udara, dan menjawab hasil temuan ICAO USOAP, dalam penyediaan pelayanan oleh negara seperti penyediaan bandar udara, kalibrasi dan kesehatan penerbangan dalam 5 (lima) tahun ke depan akan dipisahkan menjadi pelaksanaan pelayanan oleh negara (State Operating Agency) dan pelaksana pembuat aturan (State Regulatory Agency) tanpa mengabaikan aspek keselamatan penerbangan. Pemisahan fungsi regulator dan operator bandar udara saat ini masih dilakukan secara internal. Untuk pelaksana pembuat aturan, telah terbentuk 10 (sepuluh) kantor otoritas bandar udara melalui Permenhub Nomor PM.41 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Bandar Udara. Dalam 5 (lima) tahun mendatang pelaksanaan pelayanan oleh negara akan mulai dipisahkan dari pelaksana pembuat aturan sebagaimana berikut : 1) Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Kelaikan Udara dan Pengoperasian Udara, BLU Kesehatan Penerbangan, BLU Teknik Penerbangan, BLU Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan; 2) Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Kalibrasi Fasilitas Penerbangan. sesuai Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor KP. 173 Tahun 2013 tentang Sertifikasi Penyelenggara Kalibrasi Fasilitas Navigasi Penerbangan (advisory circular part 171-7) yang menyatakan bahwa penyelenggara kalibrasi fasilitas navigasi penerbangan adalah Pemerintah dan/atau Badan Hukum Indonesia yang mendapatkan sertifikat untuk menyelenggarakan kalibrasi fasilitas navigasi penerbangan. Oleh sebab itu dimungkinkan penyelenggara bandar udara dilaksanakan oleh Badan Hukum Indonesia; 3) Pembentukan Balai Teknik Bandar Udara Rencana pembentukan Balai Teknik Bandar Udara akan digabungkan dengan Balai Elektronika yang saat ini telah berubah menjadi Balai Teknik Penerbangan (Permenhub Nomor KM.33 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknik Penerbangan); 4) Pembentukan Majelis Profesi Penerbangan; 5) Pembentukan Balai Sertifikasi Kelaikudaraan. f. Badan Layanan Umum (BLU) Badan Pengembangan SDM Perhubungan, meliputi : BP3IP Jakarta, STIP Marunda-Jakarta, PIP Makassar, PIP Semarang, Poltekpel Surabaya, ATKP Surabaya, PKTJ Tegal; g. Satker BPSDMP yang proses menjadi PK-BLU, meliputi : STTD Bekasi, STPI Curug Tangerang, ATKP Medan, LP3 Banyuwangi, BP2IP Sorong, BPPTD Bali , API Madiun, BPPTD Palembang, BPP PNB Palembang, BPP PNB Jayapura, BP3 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 34
Curug Tangerang, BPPTL Jakarta, BP2IP Barombong, BP2IP Malahayati Aceh, ATKP Makassar, BP2IP Tangerang, dan pembentukan BLU Pengelola Kapal Latih; h. Pembentukan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi, meliputi : Balai Litbang Teknologi Keselamatan Penerbangan, Balai Litbang Teknologi Perhubungan Darat dan Perkeretaapian, dan Balai Litbang Teknologi Perhubungan Laut; Tugas dan fungsi Badan Litbang Perhubungan adalah memberikan rekomendasi strategis dalam pengambilan langkah dan kebijakan di sektor transportasi. Saat ini kegiatan penelitian Badan Litbang Perhubungan masih berorientasi pada penelitian kebijakan (policy research). Adanya tuntutan bahwa setiap program pembangunan dan pengambilan kebijakan didukung oleh hasil penelitian maka tidak hanya cukup dengan policy research semata. Perumusan kebijakan akan lebih efektif dan efisien apabila didukung oleh engineering research. Dengan demikian, Badan Litbang Perhubungan dapat menjalankan peran dan fungsinya secara maksimal sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 18 UU No 18/2002. Pada Pasal 11 ayat 1 juga disebutkan bahwa salah satu sumber daya penelitian dan pengembangan adalah adanya sarana dan prasarana sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik. Hal inilah yang menjadi dasar kebutuhan pembangunan balai litbang perhubungan. Direncanakan balai-balai tersebut akan menjadi unit eselon III di bawah Puslitbang Perhubungan. Tugas dan fungsi Balai Litbang Perhubungan adalah sebagai berikut: 1) Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi mempunyai melaksanakan penelitian rekayasa teknologi sektor transportasi.
tugas
2) Dalam melaksanakan tugasnya Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi menyelenggarakan fungsi: a) Penyusunan rencana dan program Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi; b) Pelaksanaan penelitian rekayasa teknologi keselamatan sarana dan prasarana; c)
Pelaksanaan penelitian rekayasa teknologi fasilitas peralatan sarana dan prasarana;
d) Pelaksanaan penelitian rekayasa teknologi di sektor transportasi; e) Penyiapan rekomendasi guna penetapan kebijakan di bidang sarana dan prasarana penerbangan; f)
Pelaksanaan kerjasama penelitian rekayasa teknologi keselamatan penerbangan;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 35
g) Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; dan h) Pelaksanaan ketatausahaan, urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, umum, hukum, hubungan masyarakat, dan kerumahtanggaan. Adapun usulan konsep bagan organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perhubungan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini: Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transp. Multimoda
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat dan KA
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Laut
Balai Litbang dan Teknologi Keselamatan Penerbangan
Balai Litbang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian
Balai Litbang Perhubungan Laut
Gambar 3.1 Konsep Bagan Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perhubungan Secara rinci konsep struktur organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perhubungan adalah sebagai berikut: Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Subbagian Tata Usaha
Seksi Penelitian dan Pengembangan Sarana Teknologi
Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Penelitian dan Pengembangan Prasarana Teknologi
Gambar 3.2 Konsep Struktur Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perhubungan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 36
2.
Sinergisasi program antara Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, Ditjen Perkeretaapian dan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dalam mengelola integrasi moda di pelabuhan dan bandara;
3.
Sinergisasi program Pemerintah Daerah dan Pusat;
4.
Perkuatan lembaga pengelola pengadaan sarana transportasi;
5.
Pengembangan sistem transportasi massal perkotaan, melalui: a. Perkuatan kelembagaan Kementerian Perhubungan untuk berperan di kota aglomerasi; b. Pembentukan Lembaga Otoritas Transportasi.
3.4.2 PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI MASSAL PERKOTAAN 1.
Penguatan Kelembagaan Kementerian dan Pembentukan Badan Otoritas Baru a. Pembentukan Unit Kerja Penyelengara Angkutan Kereta Api Perintis Pembentukan unit kerja ini dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan prasarana angkutan perintis khususnya kereta api dalam pembangunan sarana dan prasarana serta mendukung operasional dan pemeliharaan kereta api perintis. Kebutuhan kelembagaan yang dibangun adalah lembaga pemerintah yang dikerjasamakan dengan swasta atau BUMN dengan pola dan mekanisme Kerjasama Pemerintah-Swasta. b. Penguatan Koordinasi Transportasi Nasional Penguatan koordinasi transportasi nasional dilakukan melalui pengkoordinasian potensi, permasalahan, dan usulan program/ kegiatan pusat (sektor transportasi dan lintas sektor), serta usulan program/ kegiatan daerah (Provinsi dan Kabupaten/ Kota) dalam pembangunan transportasi. Yang nantinya akan dilakukan pencermatan output/ target capaian pembangunan transportasi baik di daerah (provinsi dan kabupaten), maupun tingkat pusat (nasional). Hal ini bertujuan untuk memberikan konsistensi dan keselarasan perencanaan pembangunan kaitannya dengan sharing anggaran pusat (APBN) dalam bentuk dana dekonsentrasi, tugas pembantuan, maupun dana alokasi khusus, serta sharing anggaran daerah (APBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota). Penguatan koordinasi transportasi nasional juga dilakukan terkait dengan peluncuran anggaran yang bersumber dari dana hibah maupun bantuan internasional, serta kontribusi sektor swasta dalam pembangunan sektor transportasi, yang nantinya akan disesuaikan dengan muatan substansi perencanaan pembangunan yang disusun dan disepakati oleh Pemerintah Pusat (Kementerian/Lembaga) dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 37
Gambar 3.3
Penguatan Koordinasi Transportasi Nasional
c. Pembentukan Unit Kerja Pengembangan Angkutan Multimoda Dalam rangka mewujudkan keterpaduan pelayanan one stop service pada angkutan penumpang dan barang maka diperlukan pembentukan unit pengembangan transportasi manajemen antarmoda/ multimoda. Pembentukan unit kerja pengembangan angkutan multimoda dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, sebagai berikut : 1) Bukan merupakan amanat langsung dari Undang-Undang sektor transportasi, namun skema ini disusun untuk mengkoordinasi kebutuhan pengembangan angkutan multimoda sesuai UU 23/2007, UU 17/2008, UU 1/2009, UU 22/2009; 2) Dapat dikembangkan dalam 1 unit kerja di Kementerian Perhubungan setingkat Eselon I atau Eselon II. Pola koordinasi dan kebutuhan pengembangan kelembagaan angkutan multimoda pada Kementerian Perhubungan pada unit kerja Eselon II dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 38
Gambar 3.4 Pengembangan Kelembagaan Multimoda dengan Skema PenempatanPada Unit Kerja Eselon II Tahun 2015-2019 Unit Kerja Pengembangan Angkutan Multimoda nantinya akan mempunyai tugas, sebagai berikut : 1) Mengkoordinasi kebutuhan perencanaan, pengendalian transportasi multimoda;
pembangunan,
dan
2) Mengembangkan angkutan multimoda; 3) Mengatur kinerja pelayanan angkutan multimoda; 4) Mengatur pengalokasian sarana dan prasarana pengembangan angkutan multimoda. 2.
Pembentukan Balai Dalam Mendukung Tupoksi Ditjen Perkeretaapian di Daerah Seiring dengan perluasan penyediaan jaringan prasarana dan pelayanan perkeretaapian di berbagai wilayah di Indonesia, maka tugas teknis dalam pelaksanaan fungsi regulator maupun pembangunan perkeretaapian yang akan dilakukan oleh Ditjen Perkeretaapian akan menjadi lebih luas dan kompleks. Oleh karena itu, berbagai tugas tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan oleh kelembagaan eksisting yang terkonsentrasi di Pusat. Untuk itu, perlu dibentuk beberapa UPT di daerah untuk membantu pelaksanaan tugas teknis di lapangan.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 39
Gambar 3.5
Pembentukan Balai Dalam Mendukung Tupoksi Ditjen Perkeretaapian di Daerah
3.4.3 PEMBENTUKAN BADAN PENYELENGGARA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ) 3.4.3.1 LATAR BELAKANG Pemerintah Pusat mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan transportasi yang baik untuk masyarakat. Hal itu tertuang dalam undang-undang transportasi yaitu Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Undang-undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Undang-undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa: Transportasi dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah; Pembinaan dan penyelenggaraan transportasi antar/lintas provinsi atau negara dilakukan Pemerintah. Di samping itu, dalam Undang-Undang no. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah juga disebutkan bahwa urusan pemerintahan yang lokasinya lintas daerah provinsi atau lintas negara menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Dengan dasar Undang-undang tersebut dan beranjak dari beberapa permasalahan tersebut di atas maka pemerintah pusat wajib membentuk suatu lembaga atau unit
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 40
organisasi yang menyelenggarakan transportasi Jabodetabek untuk dapat memberikan pelayanan transportasi umum yang handal, aman, nyaman, selamat, dan terintegrasi dalam rangka menyelesaikan permasalahan-permasalahan transportasi, khususnya permasalahan lintas daerah dan lintas sektor. Berangkat dari latar belakang di atas maka perlu dibentuk organisasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Perhubungan, yaitu Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek yang memiliki kewenangan dan fungsi melakukan tugas lintas daerah provinsi dalam rangka mendukung pembangunan nasional terutama kelancaran dan kemajuan transportasi di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat, meliputi Kota Depok, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi; serta sebagian wilayah Provinsi Banten, meliputi Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang. Tujuan Pembentukan Jabodetabek), yaitu:
Lembaga
BPTJ
(Badan
Penyelenggara
Transportasi
1. Mengkoordinasikan dan mensinkronisasi penyusunan rencana umum dan rencana program kegiatan Pemerintah Daerah dan Kementerian/ Lembaga dalam rangka pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jabodetabek berdasarkan Rencana Induk Transportasi Jabodetabek. 2. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana penyediaan pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jabodetabek. 3. Mengatur manajemen permintaan lalu lintas di wilayah Jabodetabek. 4. Menyusun regulasi dan kebijakan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan transportasi yang terintegritasi di wilayah Jabodetabek. 5. Melakukan pengkajian penataan ruang yang berorientasi angkutan umum massal. 3.4.3.2 VISI DAN MISI Visi: Terwujudnya peningkatan pelayanan, keterpaduan, konektivitas dan mobilitas orang dan barang/ jasa transportasi di wilayah Jabodetabek. Misi: 1. Melaksanakan kebijakan koordinasi dan sinkronisasi dalam rangka meningkatan pelayanan jasa transportasi di wilayah Jabodetabek; 2. Melakukan fasilitasi teknis, pembiayaan dan atau manajemen Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 41
dalam rangka peningkatan penyediaan pelayanan, pengembangan sarana dan prasarana penunjang angkutan umum, serta pelaksanaan manajemen permintaan lalu lintas di wilayah Jabodetabek; 3. Melakukan penyusunan rencana program, kebutuhan anggaran, regulasi dan kebijakan serta rekomendasi penataan ruang dan kebijakan perizinan yang berorientasi angkutan umum massal dan terintegrasi di wilayah Jabodetabek. 3.4.3.3 ORGANISASI BADAN PENYELENGGARA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ) 1. Kedudukan Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek merupakan unit organisasi tersendiri setingkat Pejabat Tinggi Madya yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. BPTJ dipimpin oleh seorang Kepala. 2. Tugas dan Fungsi BPTJ mempunyai tugas pokok mengembangkan, mengelola, dan meningkatan pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jabodetabek dengan menerapkan tata kelola organisasi yang baik. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana maksud diatas Badan Penyelenggaraan Transportasi Jabodetabek menyelenggarakan fungsi : a. Koordinasi dan sinkronisasi penyusunan rencana umum dan rencana program kegiatan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam rangka pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jabodetabek berdasarkan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Jabodetabek; b. Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan kebutuhan anggaran dalam rangka pelaksanaan rencana umum dan rencana program kegiatan dalam rangka pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jabodetabek; c. Fasilitasi teknis, pembiayaan dan/atau manajemen dalam rangka peningkatan penyediaan pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jabodetabek; d. Fasilitasi teknis, pembiayaan dan/atau manajemen dalam rangka pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang penyediaan pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jabodetabek; e. Fasilitasi teknis, pembiayaan dan/atau manajemen dalam rangka pelaksanaan manajemen permintaan lalu lintas di wilayah Jabodetabek; f. Penyusunan rencana pelaksanaan, perencanaan kebutuhan anggaran, dan pelaksanaan program kegiatan transportasi dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek yang tidak termasuk dalam rencana umum dan rencana program kegiatan transportasi dari Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 42
g. Penyiapan usulan regulasi dan kebijakan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jabodetabek; h. Pemberian rekomendasi penataan ruang yang berorientasi angkutan umum massal; i. Pemberian perijinan angkutan umum yang melampaui batas propinsi di wilayah Jabodetabek dan pemberian rekomendasi untuk angkutan terusan (feeder service); j. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan rencana umum dan program pengembangan dan pelayanan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jabodetabek; k. Melakukan koreksi dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran Rencana Induk Transportasi Jabodetabek yang dilakukan oleh instansi, operator dan pihak lainnya; l. Pelaksanaan kegiatan lain yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. 3.4.3.4 SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI Susunan struktur organisasi BPTJ digambarkan dalam bagan di bawah ini.
Gambar 3.6
Struktur Organisasi BPTJ
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
3 - 43
BAB 4. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1
TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan transportasi sebagai salah satu persyaratan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, dibutuhkan pengukuran kinerja kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan pencapaian sasaran Kementerian Perhubungan.
Pengukuran kinerja Kementerian Perhubungan merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematis serta didasarkan pada indikator kinerja kegiatan, meliputi masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Tingkat keberhasilan suatu kegiatan ditandai dengan indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan yang telah disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 dengan tambahan indikator kegiatan yang bersifat strategis. Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 disusun sebagai indikator outcome dan bukan merupakan indikator output, yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) aspek utama, yaitu : (1) Keselamatan dan keamanan transportasi, (2) Pelayanan transportasi, dan (3) Kapasitas transportasi. Tiap aspek memiliki sasaran dan kebijakan, sebagai berikut: 4.1.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI Dalam rangka mewujudkan keselamatan dan keamanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai dua sasaran, yaitu : (1) Menurunnya angka kecelakaan transportasi; dan (2) Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi selama kurun waktu 2015-2019.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4-1
4.1.1.1 MENURUNNYA ANGKA KECELAKAAN TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu: 1. Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional : a. Perkeretaapian yang diukur dengan angka kecelakaan kumulatif, dengan baseline tahun 2014 sebesar 0,65 (rasio kecelakaan/1 juta km), dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 0,55 (rasio kecelakaan/1 juta km), dengan kegiatan strategis diantaranya Peningkatan/rehabilitasi jalur KA sepanjang 1225 Km'sp, Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA sepanjang 269 Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan telekomunikasi KA sebanyak 41 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 22 paket, Pengamanan perlintasan sebidang, Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 95 paket; b. Transportasi Laut yang diukur melalui rasio kejadian kecelakaan yaitu jumlah kecelakaan yang terjadi pada setiap 10.000 freight pada 48 Pelabuhan sesuai SK Dirjen Hubla Nomor UM.002/38/18/DJPL-11 dengan baseline tahun 2014 sebesar 1,080, ditargetkan sampai tahun 2019 rasio kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi sebesar 0,638; c. Transportasi Udara yang diukur dengan angka kecelakaan, dengan baseline tahun 2014 sebesar 6,56 (rasio kejadian/ 1 juta flight), dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 2,45 (rasio kejadian/ 1 juta flight) melalui pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan penerbangan. 2. Jumlah pedoman standar keselamatan dan keamanan transportasi, dengan target capaian s/d 2019 sebanyak 141 dokumen : a. Transportasi Darat dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 19 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/ pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Darat sampai pada tahun 2019; b. Transportasi Perkeretaapian dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 2 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/ pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan dan keamanan bidang Perkeretaapian sampai pada tahun 2019; c. Transportasi Laut dengan baseline 3 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 58 dokumen pedoman dan standar keselamatan dan keamanan transportasi laut sampai pada tahun 2019. Dalam rangka menurunkan angka kecelakaan Ditjen Hubla menerbitkan pedoman/standar terkait keselamatan dan keamanan pelayaran dalam bentuk surat edaran dan surat keputusan baik yang ditetapkan oleh Dirjen Hubla maupun Direktur Teknis terkait; d. Transportasi Udara dengan baseline 2 dokumen pada tahun 2014, dan ditargetkan sebanyak 62 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/ Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4-2
pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Udara sampai pada tahun 2019. 3. Jumlah sarana dan prasarana keselamatan dan keamanan transportasi : a. Transportasi Darat berupa : 1) Jumlah Ketersediaan Marka Jalan dengan baseline tahun 2014 sepanjang 400.000 m2, ditargetkan menjadi 13.900.000 m2 sampai pada tahun 2019; 2) Jumlah Ketersediaan Rambu Lalu Lintas dengan baseline tahun 2014 sebanyak 800 Unit, ditargetkan menjadi 9.800 Unit sampai pada tahun 2019; 3) Jumlah Ketersediaan APILL dengan baseline tahun 2014 sebanyak 50 Unit, ditargetkan menjadi 1.645 Unit sampai pada tahun 2019; 4) Jumlah Ketersediaan Alat Penerangan Jalan Umum dengan baseline tahun 2014 sebanyak 2.500 Unit, ditargetkan menjadi 47.500 Unit sampai pada tahun 2019; 5) Jumlah Ketersediaan Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan (Fasilitas UPPKB) dengan baseline tahun 2014 sebanyak 0 Unit, ditargetkan menjadi 68 Unit sampai pada tahun 2019; 6) Jumlah Ketersediaan Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan dengan baseline tahun 2014 sepanjang 20.000 m’, ditargetkan menjadi 370.500 m’ sampai pada tahun 2019; 7) Pembangunan SBNP dan Rambu Sungai (LLASDP) dengan baseline tahun 2014 sebanyak 130 Unit, ditargetkan sebanyak 7.958 Unit SBNP dan rambu sungai sampai pada tahun 2019; b. Transportasi Perkeretaapian yaitu pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan perkeretaapian berupa : 1) Fasilitas dan peralatan peningkatan keselamatan & SDM perkeretaapian dengan baseline tahun 2014 sebanyak 29 Unit, ditargetkan menjadi 124 Unit sampai pada tahun 2019; 2) Perangkat Automatic Train Protection (ATP) ditargetkan menjadi 17 Unit sampai pada tahun 2019; c. Transportasi Laut mencakup: 1) Pembangunan SBNP dengan baseline tahun 2014 sebanyak 2.269 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 3.023 Unit; 2) Pembangunan dan upgrade GMDSS dengan baseline tahun 2014 sebanyak 73 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 216 Unit; 3) Pembangunan dan upgrade VTS dengan baseline tahun 2014 sebanyak 34 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 69 Unit;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4-3
4) Pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal patroli dengan baseline tahun 2014 sebanyak 315 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 599 Unit; 5) Pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal negara kenavigasian dengan baseline tahun 2014 sebanyak 64 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 105 Unit. d. Transportasi udara berupa fasilitas keamanan dan PK-PPK melalui pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan penerbangan, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 312 paket, dan ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 1.157 pengadaan fasilitas pelayanan darurat dan peralatan bidang keamanan penerbangan; 4.1.1.2 MENURUNNYA JUMLAH GANGGUAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI
KEAMANAN
DALAM
Untuk mencapai sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 yaitu jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi (perkeretaapian, laut dan udara), dengan target capaian tahun 2015-2019 sebanyak 221 kejadian/tahun, meliputi: a. Transportasi Perkeretaapian melalui Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian dengan target sampai tahun 2019 sebanyak 211 kejadian/tahun. b. Transportasi Laut melalui pelaksanaan patroli dan pengawasan pada jalur lalu lintas pelayaran dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan keamanan/tahun; c. Transportasi Udara melalui pembangunan fasilitas keamanan penerbangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan keamanan/tahun. 4.1.2 PELAYANAN TRANSPORTASI Dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai 7 sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, (2) Meningkatnya kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan, (3) Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan bidang transportasi, (4) Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance, (5) Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, (6) Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4-4
pada sektor tansportasi, dan (7) Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance. 4.1.2.1 MENINGKATNYA KINERJA PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu : 1. Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan target capaian s/d 2019 sebanyak 102 dokumen : a. Transportasi Darat melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/desain/ norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur bidang Perhubungan Darat dengan baseline tahun 2014 sebanyak 3 dokumen, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 24 dokumen; b. Transportasi Perkeretaapian melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/ desain/norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur bidang lalu lintas dan angkutan kereta api (terkait SPM penyelenggaraan/pengoperasian Sarana dan Prasarana Perkeretaapian yang senantiasa mengikuti tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan) yang ditargetkan sampai dengan tahun 2019 sebanyak 4 dokumen; c. Transportasi Laut melalui penyusunan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut dalam bentuk surat edaran dan surat keputusan baik yang ditetapkan oleh Dirjen Hubla maupun Direktur Teknis terkait, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 4 dokumen, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 telah tersusun 34 dokumen pedoman dan standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut; d. Transportasi udara melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/desain/ norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur bidang Perhubungan Udara dengan baseline tahun 2014 sebanyak 10 dokumen, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 40 dokumen. 2. Kinerja Pelayanan transportasi di Unit Pelayanan Teknis Perhubungan Laut (UPT), dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar 73,33 persen : a. Pencapaian waiting time (WT) melalui pengawasan operasional bongkar muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 36,80%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 pencapaian waiting time sebesar 70%; b. Pencapaian approach time (AT) melalui pengawasan operasional bongkar muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 43,70%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 pencapaian approach time sebesar 70%;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4-5
c. Pencapaian effective time (ET) melalui pengawasan operasional bongkar muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 69,70%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 pencapaian effective time mencapai 80%; 4.1.2.2 TERPENUHINYA SDM TRANSPORTASI DALAM JUMLAH DAN KOMPETENSI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN Untuk mencapai sasaran meningkatnya kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan serta tenaga pendidik transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu peningkatan jumlah lulusan sumber daya manusia transportasi yang bersertifikat melalui terbangunnya Kampus Terpadu SDM Transportasi (ATKP Makassar), Kampus Terpadu SDM Transportasi (PIP Makassar), Kampus BP2TD di Bali, dan Kampus Baru Akademi Perkeretaapian di Madiun. Melalui terbangunnya kampus-kampus tersebut, ditargetkan percapai peningkatan jumlah SDM aparatur dan SDM lulusan diklat, meliputi: a. Baseline SDM aparatur pada tahun 2014 sebesar 35.925 orang, ditargetkan menjadi 108.493 orang sampai pada tahun 2019; b. Baseline SDM lulusan diklat tahun 2014 sebesar 890.518 orang, ditargetkan menjadi 2.238.159 orang sampai pada tahun 2019. 4.1.2.3 MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS PENELITIAN MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG TRANSPORTASI
DALAM
Untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan bidang transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 berupa persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan dengan target pada tahun 2019 sebesar 80 %, melalui : perencanaan transportasi dengan menyusun dokumen perencanaan yang menjadi kebutuhan Ditjen, seperti penyusunan Rencana Induk (Terminal/Bandara/Pelabuhan/Stasiun) dan Tatrawil/Tatralok, Pengembangan klinik transportasi dengan memberikan pelayanan penelitian dan pengembangan kepada daerah yang memerlukan kajian dalam menyelesaikan permasalahan transportasi di daerah, sehingga dapat menjadi masukan dalam perumusan kebijakan oleh Pemerintah Daerah, dan Penyusunan NSPK dilakukan dalam memenuhi amanat/ turunan peraturan-perundangan. 4.1.2.4 MENINGKATNYA KINERJA KEMENTERIAN MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE
PERHUBUNGAN
DALAM
Untuk mencapai sasaran meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu :
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4-6
1. Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi dengan baseline pada tahun 2014 mencapai 42% ( C ), dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 100% (A) melalui Pelaksanaan penilaian mandiri reformasi birokrasi, penyusunan roadmap reformasi birokrasi, dan sosialisasi pelaksanaan reformasi birokrasi; 2. Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN melalui penyusunan SIMAK BMN Tahunan dengan baseline pada tahun 2014 sebesar Rp. 162,6 Triliun, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar Rp. 721,5 Triliun; 3. Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan dengan target mempertahankan opini BPK berupa WTP sampai pada tahun 2019 melalui kegiatan strategis diantaranya : Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan berbasis akrual yang tepat waktu, relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami; Sosialisasi kegiatan akuntansi dan sistem prosedur keuangan berbasis akrual; Tindak lanjut hasil pemeriksaan dari aparat internal maupun eksternal yang cepat dan tepat; Pembekalan pengelola anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan; Pengelolaan dan penatausahaan BMN di lingkungan Kementerian Perhubungan; 4. Nilai AKIP Kementerian Perhubungan dengan baseline nilai AKIP B tahun 2014, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 memperoleh nilai AKIP AA, melalui pelaksanaan e-performance di lingkungan Kementerian Perhubungan; 5. Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Perhubungan, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar 100 persen : a. Transportasi Darat melalui pengawasan penerbitan perizinan sesuai ketentuan yang ditetapkan, yang ditargetkan sampai dengan tahun 2019 mencapai 100 persen; b. Transportasi Perkeretaapian: melalui penyederhanaan prosedur perizinan bidang perkeretaapian sesuai ketentuan yang ditetapkan, dengan target sampai dengan tahun 2019 sebanyak 100 persen; c. Transportasi Laut melalui penyederhanaan perizinan baik dalam bentuk pengurangan waktu pengurusan perizinan maupun pengalihan dari manual menjadi online, dengan target sebesar 100 persen sampai dengan tahun 2019; d. Transportasi Udara melalui pengawasan penerbitan perizinan sesuai ketentuan yang ditetapkan, dengan target sebesar 100 persen sampai dengan tahun 2019;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4-7
6. Keterbukaan informasi publik melalui pengembangan sistem basis data yang dapat diakses oleh publik, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 95,2 KIP, dengan target sampai pada tahun 2019 mencapai nilai 100 KIP. 4.1.2.5 MENINGKATNYA PENETAPAN DAN KUALITAS REGULASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BIDANG PERHUBUNGAN
DALAM
Untuk mencapai sasaran meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 berupa jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang ditetapkan (selain Keputusan Menteri) melalui perencanaan, persiapan, dan pembahasan rancangan peraturan; pengesahan oleh Menhub; pengundangan oleh Menkumham; penyebarluasan peraturan yang telah diundangkan melalui portal Kemenhub dan kegiatan sosialisasi; dan evaluasi peraturan melalui uji petik dan rapat koordinasi teknis. Dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 100 peraturan, dan ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 300 peraturan. 4.1.2.6 MENURUNNYA EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK) DAN MENINGKATNYA PENERAPAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN PADA SEKTOR TANSPORTASI Untuk mencapai sasaran menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 20152019, yaitu : 1. Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional yang dapat diturunkan, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar 18,962 Juta ton CO2e: a. Transportasi Darat melalui kegiatan smart driving, pengadaan bus BRT, pengadaan bus pemadu moda, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 0,172 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,330 juta ton CO2e (merupakan capaian angka kumulatif); b. Transportasi Perkeretaapian melalui pembangunan listrik aliran atas KA sepanjang 300 Km'sp, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 0,042 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,127 juta ton CO2e (merupakan capaian angka kumulatif); c. Transportasi Laut melalui pengadaan SBNP bertenaga genset menjadi solar cell, efisiensi operasional bongkar muat di pelabuhan, dengan baseline tahun 2014 mencapai 0,280 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 0,560 juta ton CO2e (merupakan capaian angka kumulatif); d. Transportasi Udara melalui penggunaan pesawat yang lebih hemat bahan bakar dan penerapan ecoairport, dengan baseline tahun 2014 sebesar 4,252
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4-8
juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 15,945 juta ton CO2e (merupakan capaian angka kumulatif). 2. Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebanyak 16.305 lokasi/unit : a. Transportasi Darat melalui : 1) Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi dengan sensor, dengan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 13.000 unit; 2) Pembangunan SBNP, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 18 unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 223 unit; b. Transportasi Perkeretaapian melalui Pembangunan listrik aliran atas KA (Jabodetabek, Yogyakarta - Solo, Bandung, Surabaya, Medan) sepanjang 300 Km'sp, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 1 lokasi/unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 5 lokasi/unit (merupakan elektrifikasi); c. Transportasi Laut melalui : Pembangunan SBNP Sollar Cell, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 2.269 unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 3.023 unit; d. Transportasi Udara melalui penerapan bandara dengan konsep Eco Airport ,dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 25 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 50 lokasi. 4.1.2.7 MENINGKATNYA KUALITAS KINERJA PENGAWASAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN CLEAN GOVERNANCE Untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance, Kementerian perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, berupa : 1. Persentase rekomendasi hasil audit yang ditindaklanjuti melalui pelaksanaan monitoring tindak lanjut hasil pengawasan, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 25,70%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 75%; 2. Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat JFA melalui pelaksanaan pelaksanaan diklat JFA bekerja sama dengan Instansi terkait, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 116 orang, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 190 orang (merupakan capaian angka kumulatif). 4.1.3 KAPASITAS TRANSPORTASI Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan 5 (lima) sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kapasitas sarana sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4-9
transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda, (2) Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang, (3) Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya, (4) Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan, dan (5) Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan. 4.1.3.1 MENINGKATNYA KAPASITAS SARANA SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI DAN KETERPADUAN SISTEM TRANSPORTASI ANTARMODA/MULTIMODA Untuk mencapai meningkatnya kapasitas sarana sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda/multimoda, Kementerian perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, berupa: 1. Peningkatan kapasitas prasarana, meliputi: a. Jumlah pembangunan dan peningkatan/rehabilitasi terminal penumpang tipe A, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 17 terminal dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 58 terminal; b. Jumlah pembangunan dermaga sungai dan danau, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 38 dermaga dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 131 dermaga; c. Jumlah pembangunan/pengembangan dermaga penyeberangan untuk menghubungkan seluruh lintas penyeberangan Sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros – poros penghubungnya, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 210 dermaga dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 275 dermaga; d. Panjang jalur kereta api yang pada baseline tahun 2014 sepanjang 5.434 Km’sp dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sepanjang 8.692 Km’sp melalui pembangunan jalur kereta api sepanjang 3.258 Km'sp; e. Jumlah pembangunan/lanjutan/penyelesaian dan pengembangan Pelabuhan Laut non komersial sebagai sub feeder tol laut, ditargetkan sampai dengan tahun 2019 sebanyak 100 Pelabuhan; f. Jumlah rute angkutan laut tetap dan teratur dalam mendukung Tol Laut sampai pada tahun 2019 ditargetkan mencapai 13 rute; g. Pembangunan/ pengembangan bandara berupa pengembangan bandara eksisting pada tahun 2014 sebanyak 100 bandara hingga tahun 2019 sebanyak 100 bandara eksisting, pembangunan bandara baru yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 2 bandara dan target pada sampai tahun 2019 sebanyak 17 bandara baru.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 10
2. Peningkatan kapasitas sarana, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar 3.955 Bus/Unit/Kapal, meliputi: a. Jumlah pengadaan bus BRT yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 303 bus dan ditargetkan sebanyak 3.473 bus sampai tahun 2019; b. Jumlah pengadaan sarana kereta api untuk peningkatan kapasitas angkutan oleh Pemerintah (APBN) yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 42 unit dan ditargetkan menjadi sebanyak 204 unit sampai tahun 2019; c. Jumlah pembangunan/lanjutan/penyelesaian armada kapal negara angkutan laut perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 54 kapal dan ditergetkan sampai dengan tahun 2019 sebanyak 157 kapal; d. Jumlah pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal penyeberangan yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 71 kapal dan ditargetkan menjadi 121 kapal sampai pada tahun 2019. 3. Terselenggaranya proses Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur transportasi, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebanyak 19 Proyek, meliputi: a. Pembinaan penyelenggaraan prasarana, sarana dan lalu lintas dan angkutan kereta api sebanyak 6 proyek sampai pada tahun 2019; b. Penyelenggaraan kerjasama pemerintah dan badan usaha pada sektor Transportasi Laut ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 10 proyek; c. Penyiapan dokumen terhadap infrastruktur transportasi udara yang siap ditawarkan kepada swasta sampai pada tahun 2019 sebanyak 3 proyek;
4.1.3.2 MENINGKATNYA LAYANAN TRANSPORTASI DI DAERAH RAWAN BENCANA, PERBATASAN NEGARA, PULAU TERLUAR, DAN WILAYAH NON KOMERSIAL LAINNYA Untuk mencapai sasaran untuk meningkatkan pelayanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 yaitu: 1. Jumlah lintasan/rute angkutan perintis, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebanyak 984 trayek/lintas/rute, melalui: a. Kegiatan strategis angkutan jalan berupa subsidi operasional angkutan perintis jalan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 205 trayek, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 257 trayek ;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 11
b. Kegiatan strategis angkutan penyeberangan berupa subsidi operasional angkutan perintis penyeberangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 178 lintas, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 230 lintas; c. Kegiatan strategis angkutan KA berupa penyelenggaraan subsidi angkutan kereta api dengan baseline tahun 2014 sebanyak 1 rute, dan ditargetkan tahun 2019 menjadi 8 rute; d. Kegiatan strategis angkutan laut berupa penyelenggaraan angkutan laut perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 84 rute, dan ditargetkan tahun 2019 menjadi 193 rute; e. Kegiatan strategis angkutan udara berupa penyelenggaraan angkutan udara perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 164 rute, dan ditargetkan pada tahun 2019 menjadi 265 rute; 2. Jumlah lintasan/rute angkutan perintis menjadi komersial, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebanyak 56 trayek/lintas/rute, yaitu: a. Angkutan penyeberangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 48 rute, dan ditargetkan pada tahun 2019 menjadi 50 rute; b. Angkutan KA ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 2 rute; c. Angkutan udara dengan baseline tahun 2014 sebanyak 1 rute, dan ditargetkan pada tahun 2019 menjadi 4 rute. 4.1.3.3 MENINGKATNYA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL PERKOTAAN Untuk mencapai sasaran untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum massal perkotaan, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu: 1. Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan kereta api, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebanyak 47 lokasi, melalui: a. Transportasi darat melalui pengadaan bus BRT dengan baseline tahun 2014 sebanyak 18 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 34 lokasi; b. Transportasi perkeretaapian melalui pembangunan jalur ganda kereta api termasuk listrik aliran atas KA dengan baseline tahun 2014 sebanyak 5 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 13 lokasi; 2. Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di Kota Megapolitan/ Metropolitan/ Besar melalui kegiatan pengadaan bus BRT dengan baseline tahun 2014 sebesar 2%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 12%;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 12
4.1.3.4 MENINGKATNYA APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN SKEMA SISTEM MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKOTAAN Untuk mencapai sasaran meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu: 1. Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh ibukota provinsi dengan baseline tahun 2014 sebanyak 20 lokasi, dan ditargetkan tahun 2019 menjadi 50 lokasi dengan kegiatan strategis pengadaan dan pemasangan ATCS; Rincian rumusan Indikator Kinerja Utama pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 adalah seperti tabel 4.1 berikut:
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 13
Tabel 4.1
NO.
SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Rumusan Indikator Kinerja Utama pada Renstra Kemenhub Tahun 2015-2019
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
TAHUN 2014 (BASELINE)
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
0,65
0,55
0,55
1,080
0,638
0,638
Rasio kejadian/ 1 juta fligth Dokumen
6,56
2,45
2,45
7
134
141
Meter2
400.000
13.500.000
13.900.000
m1 unit/ paket
20.000 7.181
350.500 65.704
370.500 72.884
SATUAN
I. Keselamatan dan Keamanan 1
Menurunnya angka kecelakaan transportasi
1
Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional a. Transportasi Perkeretaapian b. Transportasi laut
c. Transportasi udara 2 3
Jumlah pedoman standar keselamatan Jumlah sarana dan prasarana keselamatan
Ratio kecelakaan/ 1 juta km Ratio kejadian kecelakaan/ 10.000 Freight
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 16
2
Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi
4
Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi
Jumlah Kejadian / Tahun
16
221
221
5
Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi
Dokumen
19
83
102
6
Kinerja Prasarana Transportasi (UPT)
%
50,07
73,33
73,33
7
Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat:
Orang
926.443
1.420.209
2.346.652
8
Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan
%
n/a
80
80
II. Pelayanan 3
4
5
Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 17
6
Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance
9
Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi
Nilai RB
42 ( C )
100 (A)
100 (A)
%
162,6
558,9
721,5
Opini BPK
WTP
WTP
WTP
Nilai AKIP
B
AA
AA
13 Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Perhubungan 14 Keterbukaan Informasi Publik
Prosentase (%)
n/a
100
100
Nilai KIP
95,2
100
100
Peraturan
100
300
300
Juta ton CO2e
4,746
18,962
18,962
10 Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN 11 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan 12 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan
7
Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan
15 Jumlah peraturan perundangundangan di sektor transportasi yang ditetapkan (selain keputusan menteri)
8
Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK)
16 Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional yang dapat diturunkan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 18
dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi 9
Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance
17 Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan
Lokasi/Unit
2.313
13.992
16.305
18 Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti
%
25.70
75
75
19 Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat JFA
Orang
116
190
190
Terminal/Dermaga/ Bandara
367
414
681
Km'sp Rute Bus/Unit/Kapal
5.434 n/a 470
3.258 13 3.485
8.692 13 3.955
III. Kapasitas Transportasi 10
Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil
20 Peningkatan kapasitas prasarana
21 Peningkatan kapasitas sarana:
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 19
11
12
dan khususnya wilayah timur Indonesia
22 Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi
Proyek
2
17
19
Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur Indonesia
25 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis
Trayek/ Lintas/ Rute
632
984
984
26 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis menjadi komersial
Trayek/ Lintas/ Rute
49
55
56
Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan
27 Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan kereta api 28 Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di Kota Megapolitan/Metropolitan/ Besar khusus BRT
Lokasi
23
47
47
%
2
12
12
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 20
13
Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan
29 Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh ibukota provinsi/ kota besar/ kota metropolitan
Lokasi
20
50
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
50
4 - 21
4.2
KERANGKA PENDANAAN
Pendanaan merupakan salah satu kunci utama dalam tercapainya pembangunan infrastruktur, yang memerlukan dana yang besar. Pembangunan infrastruktur transportasi membutuhkan pembiayaan yang terstruktur dalam periode yang panjang. Pemerintah dapat meningkatkan pembelanjaan sektor publik hingga mencapai 5% bahkan hingga 7% PDB. Pemerintah mempunyai kewajiban (Public Sector Obligation) membangun infrastruktur dasar yang layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara komersial. Kemitraan pemerintah dan swasta (Public Private Partnership) diperlukan untuk mendukung proyek-proyek yang layak secara ekonomi namun kurang layak secara finansial.
4.2.1 SKENARIO PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR Dalam konteks skenario perencanaan infrastruktur perhubungan pembangunan jalan raya menjadi salah satu komponen terbesar dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan. Skenario peningkatan jaringan jalan akan memberikan implikasi terhadap peningkatan aksesibilitas antar wilayah di Indonesia, serta memberikan jaminan peningkatan pelayanan distribusi barang dan penumpang. Hal ini akan meningkatkan pula pendapatan sektor transportasi meskipun pada beberapa kasus peningkatan infrastruktur jalan juga akan memberikan dampak terhadap peningkatan pertumbuhan lalu lintas. Namun permasalahan demikian menjadi salah satu aspek yang memerlukan penanganan mengingat roda perekonomian negara akan sangat tergantung pada pengembangan infrastruktur. Tabel 4.2
Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-2019 Sektor
Jalan Perkeretaapian Transportasi Perkotaan Transportasi Laut Transportasi Darat Transportasi Udara Total
Skenario Penuh (100%) 1.274 278 169 563 91 182 2.557
Skenario Parsial (75%) 851 222 127 424 80 165 1.869
Skenario Dasar (50%) 637 140 84 282 60 100 1.303
Sumber : Bappenas, 2014
Skenario pendanaan memberikan implikasi terhadap beberapa skenario didalam peningkatan perjanjian dan pengembangan investasi dengan pihak swasta. Mekanisme Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan lembaga-lembaga internasional maupun negara lain akan menjadi salah satu komponen yang harus dibangun. Peningkatan hubungan bilateral antar negara akan berpotensi meningkatkan investasi, sedangkan peningkatan komponen pinjaman luar negeri yang berpotensi untuk membiayai pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pada Tahun 2015-2019, skenario tersebut menjadi salah satu alternatif yang paling signifikan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara dengan tidak mengesampingkan kebutuhan lainnya. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 22 -
Berdasarkan skema pendanaan pembangunan infrastruktur yang diterbitkan Bappenas, mekanisme optimalisasi peran BUMN dan Swasta menjadi alternatif positif mengingat sumber pendanaan negara belum optimal memberikan upaya pemerataan pembangunan infrastruktur. Peran swasta dan BUMN menjadi sangat penting dalam memberikan multiplier effect terhadap peningkatan iklim investasi, serta percepatan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional maupun wilayah yang akan berdampak pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Beberapa kerangka pendanaan pembangunan infrastruktur antara lain seperti dibawah ini: 4.2.2 SKEMA FINANSIAL KREATIF Kerangka pembiayaan infrastruktur transportasi terdiri dari beberapa skema finansial kreatif yang didasarkan pendanaan APBN on Budget, DCM Off Budget, dan Off Budget Private Financing. Pembiayaan transportasi sendiri dibagi dalam dua strategi, yaitu: (1) PPP Konvensional dan (2) Aliansi Strategis. Proyek-proyek yang layak secara ekonomi dan finansial dapat diserahkan sepenuhnya kepada pembiayaan sektor swasta (Private Financing Initiatives), termasuk proyek-proyek khusus yang bersifat unsolicited dan tidak memerlukan lelang kompetitif. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan SDM harus ditingkatkan untuk mempersiapkan, mengelola, dan mengawasi pelaksanaan proses dan prosedur PPP sesuai dengan prinsip-prinsip internasional. Pembiayaan proyek-proyek PPP berkaitan dengan pembiayaan proyek modern. Proyek skala besar membutuhkan Equity Financing, Debt Financing yang canggih, dan aliansi pendanaan global (konsorsium perbankan, investment fund, bond, dan rekayasa finansial lainnya). Adapun beberapa skema pendanaan proyek-proyek investasi adalah sebagai berikut: 1. Investasi Pemerintah. Pemerintah dalam melakukan investasi pada proyek-proyek yang dianggap layak secara ekonomi dengan memanfaatkan dana APBN/APBD; DAU, DAK, dan Dana Daerah; Pinjaman Luar Negeri dan Kredit Ekspor. a. Contoh pemanfaatan dana APBN/APBD adalah Subsidi dan Public Service Obligation (PSO). Subsidi adalah sumbangan atau pembayaran uang oleh pemerintah pada barang dan jasa untuk dapat menghasilkan produk barang/jasa yang lebih murah. Biasanya subsidi digunakan oleh pemerintah untuk melakukan proteksi terhadap produk-produk dalam negeri ataupun untuk memberikan peluang yang sama dalam mengakses fasilitas publik terhadap masyarakat yang marginal. Public Service Obligation (PSO) merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan layanan publik kepada masyarakat untuk jasa non komersial, yang dilakukan melalui BUMN atau swasta dan didukung oleh pemerintah melalui skema dukungan sistem non-financial atau financial. b. Sumber pendanaan luar negeri, baik berupa hibah maupun pinjaman luar negeri (PHLN), diupayakan tetap mengutamakan kedaulatan, kepentingan nasional dan meningkatkan efektivitas pemanfaatannya sesuai prioritas pembangunan nasional. Pemanfaatan PHLN seharusnya dilihat bukan hanya dari sisi pendanaan tetapi juga Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 23 -
sebagai sarana untuk bertukar informasi dan pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat dan menyempurnakan sistem perencanaan, anggaran, pengadaan, pemantauan dan evaluasi nasional serta kapasitas kelembagaan serta sumber daya manusia. Sumber pendanaan melalui hibah luar negeri dapat berasal dari mitra pembangunan internasional, baik negara maupun lembaga/badan internasional. 2. Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS). Skema pendanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) bertujuan untuk pembangunan prasarana dasar yang tidak layak secara finansial namun layak secara ekonomis dan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Skema KPS berfokus pada pendanaan sarana dan prasarana pembangunan infrastruktur transportasi yang memiliki kelayakan finansial tinggi (full cost recovery) atau kelayakan marjinal terkait kontribusi pemerintah dalam bentuk government support. Skema KPS juga dapat disinergikan dengan optimasi penggunaan pinjaman dan hibah luar negeri, khususnya untuk pendanaan prasarana dasar. 3. Investasi Swasta. Pihak swasta berpartisipasi secara langsung dalam pembiayaan proyekproyek infrastruktur, yaitu melalui proyek KPS dengan skema unsolicited, special purpose, dan pemanfaatan hak kompensasi. a. Penilaian dan evaluasi kelayakan berupa pemeriksaan semua dokumen administrasi di hadapan Tim Penilai; b. Proses penetapan BLU penuh atu BLU bertahap. 4. Creative financing sebagai pembiayaan alternatif, terbagi menjadi: a. Infrastructure Bond yang penggunaannya secara khusus untuk pembiayaan proyekproyek infrastruktur; b. Penugasan BUMN (seperti penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera Highway) didukung melalui penyertaan modal pemerintah dan direct-lending yang dijamin oleh pemerintah; c. Private Finance Initiative (PFI)– multi-year contract 15 - 30 tahun; d. Performance-Based Annuity Scheme (PBAS) atau Availability Payment; e. Pengenaan tarif/biaya akses seperti Electronic Road Pricing (ERP); f. Infrastruktur swasta (private infrastructure); g. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based infrastructure). 4.2.3 KRITERIA SKEMA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR Di dalam skema pembiayaan infrastruktur, khususnya transportasi, memerlukan beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh Kementerian/Lembaga pengampu yang dalam hal ini adalah Kementerian Perhubungan. Kriteria pembiayaan infrastruktur transportasi yang disusun pada periode 2015-2019, meliputi : 1. Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial dengan skema pembiayaan murni oleh pemerintah baik dari aspek operasi, pemeliharaan dan konstruksi yang diprioritaskan pada wilayah timur Indonesia, perdesaan, dan wilayah terdepan/ perbatasan; 2. Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial dengan skema pembiayaan swasta dan pemerintah khususnya dalam pembiayaan hybrid financing; Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 24 -
3. Layak secara ekonomi dan marjinal finansial dengan skema pembiayaan dominan dari swasta yang bekerja sama (sharing) dengan pemerintahdalam skema pembiayaan infrastruktur. Skema pembiayaan ini menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS) dengan dukungan pemerintah (VGF) atau creative financing lainnya, seperti PFI, PBAS, Bank Infrastruktur, Bank Tanah, dan lain-lain; 4. Layak secara ekonomi dan finansial dengan skema pembiayaan swasta dan swastayang bekerja sama melalui model Public Private Partnership (PPP) regular; 5. Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial dengan skema pembiayaan murni oleh BUMN dan BUMN dengan prioritas pengembangan dan pembangunan proyek pada wilayah barat Indonesia dan perkotaan. Skema operasional dan teknis pelaksanaan pendanaan tersebut melalui penugasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
4.2.4 SKEMA PENDANAAN INFRASTRUKTUR SELAIN SKEMA APBN, APBD DAN KPS Skema pendanaan infrstruktur diluar skema APBN dan APBD, serta KPS dilakukan melalui pendekatan insitusional dan pendekatan kebijakan. Pendekatan Institusional Pendekatan institusional dalam perumusan kerangka pendanaan infrastrukturdijelaskan, sebagai berikut : 1. Penugasan BUMN (seperti: konsep penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera Highway) didukung melalui modal pemerintah dan direct-lendingyang dijamin oleh pemerintah; 2. Infrastruktur swasta (private infrastructure) untuk proyek-proyek yang memiliki kelayakan ekonomi dan finansial baik; 3. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based infrastructure) khususnya untuk proyek infrastruktur skala kecil; 4. Bank khusus pendanaan infrastruktur (infrastructure bank) untuk mengelola project development revolving funddan pengelolaan dana dari infrastructure bond maupun dana dukungan pemerintah; 5. Bank khusus pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur (bank tanah). Pendekatan Kebijakan Pendekatan kebijakan dalam pendanaan infrastruktur di sektor transportasi, sebagai berikut: 1. Infrastructure Bond, obligasi yang penggunaannya dikhususkan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur; 2. Private Finance Initiative (PFI)– pembiayaan multi-yearcontractselama 15-30 tahun; 3. Performance-Based Annuity Scheme (PBAS) atau Availability Payment untuk menjamin kelangsungan penerimaan investor dalam rentang waktu konsesi; 4. Pengenaan tarif/biaya akses penggunaan infrastruktur seperti Electronic Road Pricing (ERP);
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 25 -
5. Asset Sale/Lease back – penjualan aset untuk pendanaan pembangunan atau kontraksewa jangka panjang, seperti kerja sama 10 bandar udara UPBU di Kementerian Perhubungan, untuk peningkatan layanan infrastruktur. 4.2.5 PROYEK PEMBANGUNAN STRATEGIS SEKTOR PERHUBUNGAN MENGGUNAKAN SKEMA PENDANAAN BUMN/SWASTA
DENGAN
Tingginya angka kebutuhan pembangunan infrastruktur perhubungan terkendala beberapa dengan keterbatasan anggaran pemerintah dalam melakukan pembangunan sektor transportasi, sehingga fokus pembangunan menggunakan APBN diarahkan untuk pembangunan di luar pulau Jawa terutama Kawasan Timur Indonesia. Sedangkan segmen pembangunan infrastruktur komersial di Jawa dan Bali diarahkan dibiayai melalui peran serta swasta dan BUMN. Beberapa rencana proyek investasi swasta/BUMN strategis antara lain : 1. Pembangunan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta-Halim; 2. Pembangunan High Speed Train (HST) Jakarta-Bandung; 3. Pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jabodetabek; 4. Pembangunan Light Rail Transit (LRT) DKI Jakarta; 5. Pembangunan MRT East-West (Balaraja-Cikarang); 6. Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung; 7. Pengembangan Pelabuhan Bitung; 8. Pembangunan New Makassar Port; 9. Pembangunan Cruise terminal Tanah Ampo. 4.2.6 BADAN LAYANAN UMUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendahaaan Negara, BLU merupakan instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. BLU dapat mendorong pengelolaan yang lebih kreatif atas UPT Kemenhub, karena BLU memiliki sifat yang semi-bisnis, dimana pengelolaan keuangannya dapat dijalankan lebih mandiri. Selain itu, ke depan BLU dapat mengajak sejumlah tenaga ahli untuk bergabung agar pelayanan kepada konsumen meningkat. Pendapatan yang diperoleh BLU Kementerian Perhubungan sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan (termasuk hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain) merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian Perhubungan. Di lingkungan Kementerian Perhubungan, terdapat beberapa bentuk layanan umum yang dapat dikelola secara lebih efektif dan efisien melalui pola BLU ini, seperti: a. BLU Perhubungan Darat, meliputi : Terminal Tipe A; b. BLU Perhubungan Laut, meliputi : BLU Pelabuhan di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Navigasi Pelayaran, BLU Perkapalan dan Kepelautan; Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 26 -
c. BLU Perhubungan Udara, meliputi : BLU di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Kelaiakn Udara dan Pengoperasian Udara, BLU Kesehatan Penerbangan, BLU Teknik Penerbangan, BLU Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan; d. BLU BPSDMP, meliputi : BP3IP Jakarta, STIP Marunda-Jakarta, PIP Makasar, PIP Semarang, Poltekpel Surabaya, ATKP Surabaya, PKTJ Tegal; e. Satker BPSDMP yang proses menjadi PK-BLU, meliputi : STTD Bekasi, STPI Curug Tangerang, ATKP Medan, LP3 Banyuwangi, BP2IP Sorong, BPPTD Bali, API Madiun, BPPTD Palembang, BPP PNB Palembang, BPP PNB Jayapura, BP3 Curug Tangerang, BPPTL Jakarta, BP2IP Barombong, BP2IP Malahayati Aceh, ATKP Makasar, BP2IP Tangerang. Dalam pembentukan BLU di Kementerian Perhubungan, terdapat tahapan yang harus dipenuhi, yaitu : a. Penyelesaian pemenuhan syarat administrasi yang terdiri dari : pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan keuangan dan manfaat bagi masyarakat, pola tata kelola, rencana strategis bisnis, standar pelayanan minimum, dan laporan audit terakhir atau penyataan bersedia untuk diaudit secara independen; b. Konsultasi dan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan; c. Evaluasi terhadap persyaratan administrasi yang telah dipenuhi untuk diusulkan kepada Menteri Keuangan; d. Penilaian oleh Tim Kementerian Keuangan terhadap berkas yang telah diusulkan oleh Kementerian Perhubungan; 4.2.7 SKEMA PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Kerangka Pendanaan transportasi di Kementerian Perhubungan disusun berdasarkan kebutuhan capaian kinerja Kementerian Perhubungan yang direpresentasikan melalui Indikator Kinerja Utama Kementerian Perhubungan, serta Kerangka Regulasi Kementerian rasi Kementerian Perhubungan Tahun 2015 sejumlah Rp. 63.874,7 Miliar, sedangkan pada tahun 2019 ditargetkan mencapai Rp. 130.407,9 Miliar. Total Pendanaan Kementerian Perhubungan yang direncanakan antara tahun 2015-2019 mencapai Rp. 538.714,7 Miliar. Rincian pendanaan untuk tiap unit kerja Eselon I dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3
UNIT KERJA Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Rincian pendanaan untuk tiap unit Eselon I Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ALOKASI
2015
2016
2017
2018
2019
TOTAL
Total
6.077,110
10.620,239
13.031,644
13.481,219
14.053,450
57.263,663
RPJMN
5.834,863
10.352,510
12.748,852
13.180,734
13.732,233
55.849,192
242,247
267,729
282,792
300,485
321,217
1.414,471
Dukungan Manajemen
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 27 -
UNIT KERJA
ALOKASI
2015
2016
2017
2018
2019
TOTAL
Total
18.670,667
39.558,846
46.200,814
63.253,295
65.641,932 233.325,554
RPJMN
18.554,441
39.433,600
46.066,800
63.109,900
65.488,500
232.653,241
116,227
125,246
134,014
143,395
153,432
672,313
Total
22.842,956
25.513,008
25.216,711
25.362,225
26.985,451 125.920,351
RPJMN
18.169,557
19.721,907
18.556,945
17.703,494
18.177,910
92.329,813
Dukungan Manajemen
4.673,399
5.791,101
6.659,766
7.658,731
8.807,541
33.590,538
11.745,870
18.376,110
17.820,380
17.620,360
17.748,300
83.311,020
RPJMN
9.502,170
16.054,660
15.437,340
15.222,100
15.206,090
71.422,360
Dukungan Manajemen
2.243,700
2.321,450
2.383,040
2.398,260
2.542,210
11.888,660
Total
4.401,610
6.712,099
6.741,825
6.819,239
7.507,361
32.182,133
RPJMN
4.096,440
6.351,580
6.362,604
6.424,663
7.010,172
30.245,459
Pusdiklat Aparatur Perhubungan
74,100
101,519
116,659
126,369
222,699
641,347
Dukungan Manajemen
231,070
258,999
262,562
268,207
274,489
1.295,327
Badan Litbang Perhubungan
228,259
240,359
251,107
237,048
247,941
1.204,715
Inspektorat Jenderal
100,311
105,330
110,590
116,120
122,930
555,282
Sekretariat Jenderal
887,221
1.036,891
1.031,456
1.087,927
1.148,374
5.191,869
Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Badan Pengembangan SDM Perhubungan
Dukungan Manajemen
Total
TOTAL PENDANAAN
64.954,005
102.162,883 110.404,527 127.977,434 133.455,739 538.954,587
Total rencana pendanaan tersebut dialokasikan untuk pengembangan transportasi dengan pembagian pada beberapa sub sektor, yaitu untuk Inspektorat Jenderal Total Pendanaan sampai dengan Tahun 2019 yang dibutuhkan adalah sejumlah Rp. 555,2 Miliar yang digunakan untuk pelaksanaan Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perhubungan, sedangkan untuk Sekretariat Jenderal sejumlah Rp. 5.191,869 Miliar. Rencana pendanaan di Kementerian Perhubungan tersebut direncanakan pula untuk penyelenggaraan Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat sejumlah Rp. 57.263,663 Miliar dengan rincian penggunaannya untuk pelaksanaan dan implementasi kegiatan pengembangan dan pembinaan sistem transportasi perkotaan, manajemen dan peningkatan keselamatan transportasi darat, pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas lalu lintas angkutan jalan, pembangunan sarana dan prasarana transportasi ASDP dan pengelolaan prasarana lalu lintas SDP serta dukungan manajemen dan teknis. Pendanaan tersebut juga digunakan salah satunya adalah untuk memenuhi target quick wins Kementerian Perhubungan khususnya untuk pelaksanaan kegiatan pada Direktorat Jenderal Transportasi Darat dengan beberapa sasaran, meliputi terlaksananya penataan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 28 -
transportasi Jabodetabek (QW), terwujudnya konektivitas transportasi perkotaan di 28 Kota termasuk aksesibilitas, sarana, dan prasarana (QW), terselenggaranya transportasi perkotaan di 17 kota pengembangan BRT. Di dalam usaha mewujudkan program strategis Kementerian Perhubungan, khususnya pada pembangunan dan pengembangan transportasi perkeretaapian, kerangka pendanaan yang sudah disusun oleh Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 direncanakan pula untuk mendukung program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi perkeretaapian sejumlah Rp. 233.325,5 Miliar untuk implementasi kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang sarana perkeretaapian, kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang lalu lintas dan angkutan kereta api, kegiatan pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas pendukung kereta api, kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang keselamatan perkeretaapian serta dukungan manajemen dan teknis. Pendanaan tersebut juga digunakan untuk membiayai target percepatan pembangunan perkeretaapian sampai dengan tahun 2019 dengan skema quick win, serta program lanjutan yang diselenggarakan pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Kerangka pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 juga disusun dalam usaha untuk meningkatkan pembangunan transportasi melalui program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi laut, sejumlah Rp. 125.920,35 Miliar yang merupakan angka total pendanaan Tahun 2015-2019. Pendanaan tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan pengelolaan dan penyelenggaraan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, bidang penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan, Perkapalan dan Kepelautan, bidang Kenavigasian, dan Penjagaan Laut dan Pantai, serta Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya. Lebih lanjut kerangka pendanaan yang secara khusus pada program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi laut tersebut juga digunakan dalam kerangka membiayai percepatan pembangunan transportasi laut melalui pelaksanaan program quick win dengan beberapa sasaran kegiatan meliputi meningkatnya ketersediaan dan kehandalan armada pelayaran nasional, pemenuhan kebutuhan fasilitas pelabuhan sesuai persyaratan hirarkinya serta meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana di bidang Keselamatan dan Keamanan Pelayaran. Dalam penyelenggaraan pembangunan transportasi udara pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 digunakan untuk membiayai program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi udara dengan total anggaran sejumlah Rp. 83.311,020 Miliar. Total anggaran pada program tersebut digunakan untuk membiayai rincian kegiatan, meliputi pelayanan angkutan udara perintis, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana bandar udara, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana keamanan penerbangan, pengawasan dan pembinaan kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana navigasi penerbangan, serta dukungan manajemen dan teknis lainnya. Pendanaan Kementerian Perhubungan di dalam pengembangan sumber daya transportasi diarahkan pada upaya mewujudkan implementasi program pengembangan sumberdaya manusia perhubungan dengan total anggaran dari tahun 2015-2019 mencapai Rp. 32.182,13 Miliar dengan rincian implementasi kegiatan pada program tersebut digunakan untuk pembiayaan pengembangan sumber daya manusia perhubungan darat, pengembangan sumber daya manusia perhubungan laut, pengembangan sumber daya manusia perhubungan udara, pendidikan perhubungan darat, pendidikan perhubungan laut, pendidikan perhubungan udara, serta digunakan pula untuk percepatan pembangunan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 29 -
program/kegiatan di Kementerian Perhubungan melalui program quick win dengan sasaran, meliputi terbangunnya kampus terpadu SDM transportasi, terbangunnya kampus BP2TD di Bali, serta terbangunnya kampus baru akademi perkeretaapian di Madiun. Dalam upaya mewujudkan integritas, serta kualitas penelitian dan pengembangan pada Kementerian Perhubungan, disusun pula kerangka pendanaan yang dialokasikan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan dengan total rencana anggaran dari tahun 2015-2019 sejumlah Rp. 1.204,715 Miliar. Anggaran tersebut alokasinya direncanakan untuk membiayai beberapa program/kegiatan terkait dengan penelitian dan pengembangan teknologi dan dukungan manajemen serta dukungan teknis. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan sudah memberikan gambaran terkait dengan upaya-upaya pembangunan transportasi yang secara komprehensif memperhatikan aspek lintas sektor, diantaranya penyelesaian masalah transportasi yang lebih memperhatikan pendekatan keruangan atau kewilayahan. Hal ini menjadi bagian penting mengingat aspek keruangan atau kewilayahan akan memberikan pengaruh besar, khususnya apabila menilik aspek penataan ruang di Indonesia yang sangat mempengaruhi pola perkembangan jaringan jalan, pertumbuhan aktivitas pergerakan, serta meningkatnya permasalahan-permasalahan transportasi. Tumbuhnya aktivitas bangkitan dan tarikan perjalanan, serta terhambatnya proses distribusi barang dan komoditas, maupun distribusi penumpang pada berbagai matra cukup signifikan dipengaruhi oleh perubahan dan pertumbuhan aktivitas ruang dan kewilayahan, sehingga upaya penataan dan pembangunan tata ruang di Indonesia menjadi bagian penting didalam perencanaan transportasi. 4.2.8 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Dalam rangka mewujudkan sasaran dalam Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 20152019, ditetapkan target Program Strategis Kementerian Perhubungan meliputi : A.
Perhubungan Darat 1. Pengadaan sarana BRT sebanyak 3.170 unit di 34 kota besar antara lain : Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Solo, Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Gorontalo, dan Ambon; 2. Pengadaan sarana Bus Pemadu Moda sebanyak 95 unit di 17 Kota, antara lain Bengkulu, Palu, Kendari, Kupang, Jember, Bau-bau, Sumbawa Besar, Banda Aceh, Nias, Pekanbaru, Batam, Tanjung Pinang, Padang, Malang, Bandung, Palembang, Lampung; 3. Pengadaan sarana ATCS (Area Traffic Control System) sebanyak 77 unit yang tersebar di 34 Provinsi; 4. Pengadaan Bus Angkutan Umum/Pelajar/ Mahasiswa sebanyak 290 unit yang tersebar di 34 Provinsi;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 30 -
5. Pengadaan fasilitas perlengkapan jalan di wilayah perkotaan yang tersebar di 34 Provinsi; 6. Pembangunan prasarana fasilitas pendukung BRT sebanyak 340 halte yang tersebar di 34 Provinsi; 7. Peningkatan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor/ UPPKB yang tersebar di 34 Provinsi; 8. Pemeliharaan/ Rehabilitasi Fasilitas Perlengkapan Jalan LLAJ sebanyak 218 paket yang tersebar di 34 Provinsi; 9. Pengembangan Pengujian Kendaraan Bermotor yang tersebar di 34 Provinsi; 10. Pengadaan dan Pemasangan Alat PKB yang tersebar di 34 Provinsi; 11. Pengembangan Fasilitas Perlengkapan Jalan sebanyak 1.425 paket yang tersebar di 34 Provinsi; 12. Pembangunan Terminal Tipe A (Baru) yang tersebar di 34 Provinsi pada lokasi Ponorogo (Jawa Timur), Padang (Sumbar), Aruk (Kalbar), Entikong (Kalbar), Motoain (NTT), Motomasin (NTT), Wini (NTT), Skouw (Papua), Badau (Kalbar), Lamongan (Jatim), Pondok Cabe (Banten), Magelang (Jawa Tengah), Jember (Jawa Timur), Probolinggo (Jawa Timur), Lamandau (Kalimantan Tengah), Jombor (Yogyakarta), Bobot Sari (Jawa Tengah), Singkawang (Kalbar), Daya (Makassar, Sulsel), Kendari (Sulsel), Dumai (Riau), Entrop (Jayapura, Papua), Asahan (Sumut), Demak (Jawa Tengah), Blitar (Jawa Timur), Kediri (Jawa Timur), Banyuwangi (Jawa Timur), Purwokerto (Jawa Tengah), Rajabasa (Lampung), Bekasi (Jawa Barat), Giilimanuk (Bali), Amurang (Sulut), Tanjung Selor (Kalimantan Utara), Manokwari (Papua Barat), Brebes (Jawa Tengah), Sofifi (Maluku Utara), Polewali (Sulawesi Barat), Batam (Kepri), Musi Banyuasin (Sumsel), Kawarang (Jawa Barat) .
13. Rehabilitasi/ Peningkatan Pembangunan Terminal tersebar di 34 Provinsi; 14. Pengadaan Bus Perintis sebanyak 595 unit yang tersebar di 34 Provinsi; 15. Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Jalan dan Operasional Keperintisan Angkutan Barang sebanyak 277 trayek tersebar di 34 Provinsi; 16. Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Dermaga Penyeberangan/Sungai/ Danau Baru tersebar di 34 Provinsi, pada tahun 2015 sebanyak 13 lokasi di Raijua, Sabu (NTT): Wairiang (NTT): Karatung/Kawio (Sulut): Kawaluso (Sulut): Bombana (Sultra): Pure (Sultra): Moti, (Malut): Waren (Papua): Salawati (Papua): Wasior (Papua Barat): Tambelan (Kalbar): Penagi (Kepri): Sintete (Kepri); Pada tahun 2016 sebanyak 12 lokasi di Klademak (Papua Barat): Binongko (Sultra): Kaimana (Papua Barat): Gunung Tabur (Kaltim): Adaut (Maluku): Jampea (Sulsel): Pasokan (Sulteng): Moa (Maluku): Leti (Maluku): Bakalang (NTT): Alai (Riau): Batanta (Papua Barat); Pada tahun 2017 sebanyak 14 lokasi di Sekadau (Kalbar): Numfor (Papua): Tanjung Medang (Riau): Saubeba (Papua): Geser (Maluku): Binongko (Sultra): Kaledupa (Sultra): Sikabaluan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 31 -
(Sumbar): Sei Guntung (Riau): Boniton (Sulteng): P. Telo (Sumut): Teluk Dalam (Sumut): P Sermata (Maluku): Makalehi (Sulut); Pada tahun 2018 sebanyak 12 lokasi di Weda (Malut): Kaonda (Papua): Siladen (Sulut): Talise (Sulut): Letung (Kepri): Meranti Bunting (Riau): Agats (Papua): Maritaing (NTT): Raha (Sultra): Gangga (Sulsel): Tomia (Sultra): P Merbau (Riau); Pada tahun 2019 sebanyak 14 lokasi di Tarempa (Kepri): Kuala Enok (Riau): Pulau Padang (Riau): Kabonga (Sulteng): Kadajoi (NTT): P. Pini (Sumut): Sinjai (Sulsel): Serasan (Kepri): Dakal (Riau): Tanah Bala (Sumut): Sekotong (NTB): Ketam Putih (Riau): P Bunyu (Kaltara): Mendanau, Babel; 17. Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Baru sampai Tahun 2019 di 50 lokasi yaitu Kupang - Ndao, Saumlaki - Adaut - Letwurung, Tual - Air Nanang, Babang Saketa, Kapal Motor Sungai untuk Mimika, Lintas Paciran - Lamongan - Bahaur, Tiga Ras - Simanindo, Pulau Laut Timur – Sebuku; Wonreli – Serwaru – P.Moa; P.Raas – P. Sapeken; Tj.Pinang - Tambelan - Sintete; Natuna - Sintete; Tanjung Pinang Matak; Pananaru - Melonguane; Pamana – Kawah Pante; Teor – Kesui; Wunlah Gorom; P. Rangsang - P. Tebingtinggi; Tanjung Pinang – Natuna; Teluk Dalam – Gunung Sitoli – Pulau-Pulau Batu; Wahai/P.Seram - P.Obi; Tanjung Serdang – P. Sebuku; Gebe - Patani – Weda; Marisa – Wakai – Parigi Montong; Geser - Kataloka; Aranda - Babi; Fak Fak Kaimana; Babang - P. Mandioli; Sanana - Taliabu; P. Obi – P. Bisa; Lintas Kep. Mentawai (Siberut, Sikakap, Tua Pejat, Sikabaruan); Sorong – Salawati; Sapudi – Kangean; Dabo – Lingga; Lintas Cadangan Perintis KBI (2 Unit); Lintas Cadangan Perintis KTI (3 Unit); Mengkapan – P.Padang; Patumbukan – P.Tanah Jampea; Babang - P. Kasiruta; Airnanang – Fakfak; Dongkala - Bambaea; Inanwatan - Fakfak; Tarempa – Matak; P. Telo – Teluk Dalam; Paciran – Garongkong; Waipirit – Kamaru; Kaimana – Pamako. 18. Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan SDP sebanyak 261 trayek yang tersebar di 34 Provinsi; 19. Pengadaan Kapal Kerja / Speed Boat Pengadaan Kapal Kerja / Speed Boat sebanyak 35 unit yang tersebar di 34 Provinsi. B.
Perkeretaapian 1. Pengadaan sarana KA untuk angkutan perintis, kereta ekonomi untuk angkutan lebaran termasuk kereta kerja sebanyak 242 unit KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang – Lubuk Alung –Padang Panjang – Solok, KA Riau-Jambi-Sumsel, Purwasari – Wonogiri, Mojokerto – Tulangan – Sidoarjo, Padang – Lubuk Alung – Padang Panjang – Solok, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat – Panarukan, KA Sulawesi & KA Kalimantan; 2. Pengadaan sarana Kereta Rel Listrik (KRL) sebanyak 77 unit untuk lintas YogyakartaSolo, Perkotaan bandung, Perkotaan Surabaya dan Perkotaan Medan serta pengadaan fasilitas/peralatan sarana KA sebanyak 55 unit di Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Riau, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim, Sulsel, Sulut, Gorontalo, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kalbar; 3. Subsidi angkutan kereta api sebanyak 11 paket, yang dibagi dalam dua peruntukan diantaranya: Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 32 -
-
Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas BireunLhokseumawe, Padang – Lubuk Alung – Padang Panjang – Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari – Wonogiri, Mojokerto – Tulangan – Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan, KA Sulawesi, KA Kalimantan;
-
Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan;
4. Rehabilitasi dan peningkatan jalur KA sepanjang 1.249 Km’sp dengan lintas: -
Jawa-Bali : Tanah Abang - Merak, Duri – Tangerang, Jakarta – Tj. Priok, Manggarai Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo Yogyakarta - Solo, Solo - Madiun, Cirebon Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang Kertosono, Bangil – Banyuwangi;
-
Sumatera : Prabumulih - Waytuba Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun – Lhokseumawe;
5. Pembangunan jalur KA yang dibangun termasuk jalur ganda dan reaktivasi sepanjang 3.258 Km’sp pada lintas: -
Jawa-Bali : Maja – Rangkasbitung – Merak (jalur ganda dan test track), Cilegon Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Manggarai - Jatinegara Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian), Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang – Citayam, Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Bogor - Sukabumi (jalur langsir/emplasemen), Cibungur - Tanjungrasa, Cikarang - Pelabuhan Cilamaya (tahap pertama), Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Rancaekek - Tanjungsari Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 33 -
(reaktivasi), Tanjungsari – Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk jalur KA baru), Akses menuju Pelabuhan Cirebo, Cicalengka - Banjar - Kroya (jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap pertama), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi tahap pertama), Maos - Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Kroya – Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan Tanjung Mas (reaktivasi), Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang Alastua (jalur KA layang), Solo - Semarang (jalur ganda tahap pertama), Yogyakarta - Magelang (reaktivasi tahap pertama), akses menuju KA Bandara Kulonprogo (tahap pertama), Kutoarjo - Purworejo (emplasemen), Shortcut Solo Kota - Solo Jebres, Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Jombang - Babat Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong, Solo – Madiun (jalur ganda), Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas – Wonokromo, akses menuju Bandara Juanda), Tulangan – Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama), Bangil - Banyuwangi (jalur ganda tahap pertama), Bandara Ngurah Rai – Denpasar - Mengwi (tahap pertama); -
Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Lhokseumawe - Langsa (tahap pertama), Kuala Langsa - Langsa – Besitang, Medan - Bandar Khalifah – Araskabu – Kualanamu (jalur ganda, jalur KA layang), Bandar Tinggi Kuala Tanjung, Binjai - Besitang (reaktivasi), Medan Gabion/Belawan, Sumut (elevated track), Rantauprapat-Duri-Dumai, Rantauprapat-Gunung Tua-Sibolga (tahap pertama), Pekanbaru-Muaro, Duri – Pekanbaru, Duku - Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Pariaman - Naras, Sumbar (reaktivasi), Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Shortcut Padang-Solok (tahap pertama), Batu Ampar - Bandara Hang Nadim, Pekanbaru – Jambi, Jambi – Palembang, Muara Enim – Lahat (Jalur Ganda), Baturaja - Martapura (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), Indralaya - Kampus Unsri (perpanjangan), Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang Pelabuhan Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang – Sukamenti – Tarahan (jalur ganda), Tarahan/KM3 - Bakauheni (tahap pertama);
-
Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado – Bitung, Isimu- Gorontalo--Bitung, Parepare--Mamuju (tahap pertama), Makassar--Bulukumba--Watampone (tahap pertama), Mamuju – Palu – Isimu (tahap pertama);
-
Kalimantan: Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor – Banjarmasin, Balikpapan – Samarinda, Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapan (tahap pertama), Palangkaraya - Banjarmasin (tahap pertama), Palangkaraya – Pontianak – Batas Negara (tahap pertama), Samarinda – Tanjung Redep – Batas Negara (tahap pertama);
-
Papua: Sorong - Manokwari (tahap pertama), Jayapura-Sarmi (tahap pertama); Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 34 -
6. Pembangunan Kereta Api Ringan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas transportasi di perkotaan antara lain : -
Pembangunan Kereta Api Ringan Perkotaan Trase Jabodetabek dengan rute Cibubur – Cawang (10.5 Km), Bekasi Timur – Cawang (17.9 Km), Cawang – Dukuh Atas (10.5 Km) ;
-
Pembangunan Kereta Api Ringan Perkotaan Trase Sumatera Selatan dengan rute untuk koridor 1 (Bandara SMB II – Kolonel H. Burlian – Demang Lebar Daun – Angkaran 45 – Kapten A. Rivai – Jln. Jenderal Sudirman – Masjid Agung (17.5 Km)), rute untuk koridor 2 (Masjid Agung – Jakabaring Sport City (7 Km))
7. Pembangunan jalur lingkar KA layang (elevated) Jabodetabek sepanjang 25 Km’sp untuk lintas Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen – Jatinegara – Manggarai; 8. Rehabilitasi dan peningkatan jembatan/ underpass/flyover KA sebanyak 269 unit; 9. Pembangunan jembatan/underpass/flyover KA sebanyak 344 unit; 10. Pengadaan material rel dan wesel sebanyak 1.425 unit jalur KA sepanjang 4.330 Km’sp; 11. Rehabilitasi dan peningkatan stasiun/bangunan meningkatkan keandalan sebanyak 38 unit;
operasional
KA
untuk
12. Pembangunan stasiun/bangunan operasional KA sebanyak 82 unit; 13. Rehabilitasi dan peningkatan persinyalan dan telekomunikasi KA sebanyak 41 paket; 14. Pembangunan persinyalan dan telekomunikasi KA sebanyak 71 paket; 15. Rehabilitasi dan peningkatan listrik aliran atas KA (termasuk gardu listrik) untuk meningkatkan keandalannya sepanjang 228 Km’sp untuk lintas Tanah Abang – Rangkasbitung, Citayam – Nambo, Jatinegara - Pondok jati - Senen Kampungbandan - Tanah Abang – Manggarai, Jakarta Kota - Manggarai – Bogor, Jakarta Kota – Tj. Priok, Duri – Tangerang, Manggarai - Jatinegara - Bekasi – Cikarang; 16. Pembangunan listrik aliran atas KA (termasuk gardu listrik) sepanjang 299,7 Km’sp pada lintas Medan - Araskabu - Kualanamu, Tanah Abang - Maja - Rangkasbitung – Merak, Jakarta Kota - Tj Priok/JICT, Citayam – Nambo, Manggarai - Bekasi – Cikarang, Cikarang – Cikampek, Padalarang - Bandung – Cicalengka, Kutoarjo – Yogyakarta, Perkotaan Surabaya (tram); 17. Pembangunan elektrifikasi jalur KA antara Yogyakarta – Solo sepanjang 59 Km’sp; 18. Pengamanan perlintasan sebidang sebanyak 218 unit pada lintas: -
Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri – Tangerang, Jakarta – Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Solo - Madiun, Cirebon - Brebes - Tegal Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 35 -
Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. -
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
19. Pengadaan dan penertiban lahan untuk kegiatan peningkatan/pembangunan prasarana perkeretaapian sebanyak 158 paket; 20. Pengadaan/Perawatan Peralatan/Fasilitas Prasarana sebanyak 137 paket; 21. Penyediaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 95 paket tersebar di Provinsi Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Riau, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim, Sulsel, Sulut, Gorontalo, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kalbar.
C.
Perhubungan Laut Kegiatan Strategis di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut 1. Rencana penempatannya akan melayani jarigan angkutan laut perintis pada 193 lintas yang tersebar di seluruh 33 provinsi pada Pangkalan Pelabuhan Meulaboh, Calang, Teluk Bayur, Bengkulu, Tj. Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotabaru, Semarang, Surabaya, Tanjung Wangi, Bima, Kupang, Maumere, Bitung, Tahuna, Pagimana, Kolonedale, Kendari, Tilamunta, Kwandang, Makassar, Mamuju, Ambon, Tual, Saumlaki, Ternate, Babang, Sanana, Jayapura, Biak, Merauke, Manokwari, Sorong. 2. Subsidi Angkutan Laut Tetap Dan Teratur Untuk Kapal Barang Dalam Rangka Menunjang Tol Laut untuk Rute : R1 Waingapu-Sabu (Seba/Biu)-Rote-LewolebaMaumere-Reo-Waingapu, R2 Manokwari-Wasior-Nabire-Serui-Biak-Manokwari, R3 Tuai-Fak Fak-Kaimana-Timika-Tual, R4 Babang-Tidore (Soasiu)-Tobelo-Gebe-Babang R5 Kijang-Letung-Tarempa-selat-Lampa (Natuna)-Midai-Serasan (PP). 3. Pembangunan kapal perintis dilaksanakan sampai tahun 2017 sebanyak 103 unit yang terdiri dari kapal Tipe 750 DWT, Tipe 500 DWT, Tipe 200 DWT, Tipe 2000 DWT, Tipe 2000GT, Tipe 1200 GT, Tipe 750 DWT, Semi Container, Kapal Rede, Kapal Barang Multipurpose dan Kapal Ternak dengan tahapan penyelesaian pada tahun 2015 sebanyak 3 unit, tahun 2016 sebanyak 30 unit dan tahun 2017 sebanyak 70 unit. 4. Pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Laut tersebar di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Perbaikan dan Perawatan Kapal Perintis (Docking Repair) / Pengadaan camera CCTV / Pemasangan Upgrade Monitoring Tracking System / Pembangunan infrastruktur Multimedia tracking / Pembangunan sistem informasi spasial kapal perintis / Penyelenggaran mudik gratis sepeda motor / Monitoring angkutan lebaran, Natal dan Tahun Baru / Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 36 -
Monitoring pelabuhan singgah perintis dan center pangkalan perintis / Pemberdayaan industri pelayaran rakyat. Kegiatan Strategis di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan 5. Pembangunan/lanjutan/penyelesaian dan pengembangan pelabuhan laut non komersial pada ± 100 lokasi pelabuhan setiap tahun pada Pelabuhan Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu Panjang, Batutua, Bau-Bau, Belang-Belang , Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok Painan, Dabo Singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi Reo, Kendal, Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala Semboja, Labuhan Bajo, Labuhan Angina, Lakara, Larantuka, Letung, Linau Bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor, Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu, Pulau Banyak, Pulau Buano, Pulau Salura, Pacitan, Padang Tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan Ketek, Patani, Pelaihari, Penajam Pasir, Pomalaa, Pota Pulau Laut, Pulau Teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei Nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi Speed Boat, Subi, Taddan, Tanah Ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api-Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapa-Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar; 6. Pengerukan alur pelayaran/ kolam pelabuhan pada tahun 2015 sebanyak 13 lokasi yaitu Pelabuhan Belawan, Muara Padang, Palembang, Tanjung Priok, Tg Emas, Benoa, Lembar, Pontianak , Ketapang, Samarinda, Sampit, Kumai dan Lirang (Total volume Pengerukan sebesar 9.250.000 m3); Tahun 2016 sebanyak 24 lokasi yaitu Pelabuhan Kuala Langsa, Belawan, Tg Balai Asahan, Pangkalan Dodek, Jambi Talang Duku, Kuala Tungkang, Palembang, Bengkulu, Pangkal Balam, Tg Priok, Tg Emas, Juwana, Tegal, Batang, Tg Perak, Benoa, Pontianak, Sintete, Samarinda, Sampit, Pulang Pisau, Kumai, Sanana dan Muara Sabak (Total volume Pengerukan sebesar 25.100.000 m3); Tahun 2017 sebanyak 32 lokasi yaitu Pelabuhan Belawan, Tg Berakit, Palembang, Pekanbaru, Bengkulu, Tg Priok, Tg Emas, Tg Perak, Probolinggo, Benoa, Lembar, Pontianak, Ketapang, Kendawangan, Paloh, Samarinda, Sampit, Pulang Pisau, Makassar, Karang Antu, Labuhan Banten, Manado, Fakfak, Kuala Enok, Cirebon, Sadai/Toboali, Kendal, Panjang, Balikpapan, Kupang, Ternate dan Ambon (Total volume Pengerukan sebesar 21.100.000 m3); Tahun 2018 sebanyak 33 lokasi yaitu Pelabuhan Belawan, Pangkalan Dodek, Muara Padang, Jambi Talang Dukuh, Kuala Tungkal, Palembang, Begkulu, Pangkal Balam, Tg Priok, Tg Emas, Juwana, Tegal, Batang, Tg Perak, Benoa, Pontianak, Sintete, Samarinda, Kumai, Rembang, Brondong, Labuhan Lombok, Singkawang, Mempawah, Tobelo, Kali Anget, Teluk Bayur, Tg Pandan, Cirebon, Sunda Kelapa, Manggar, Brebes dan Balikpapan (Total volume Pengerukan sebesar 18.800.000 m3); Tahun 2019 sebanyak 26 lokasi yaitu Pelabuhan Kuala Langsa, Belawan, Tg Balai Asahan, Palembang, Pekan Baru, Bengkulu, Tg Priok, Tg Emas, Tg Perak, Pontianak, Ketapang, Samarinda, Sampit, Pulang Pisau, Tg Redep, Tahuna, Sanana, Cirebon, Airbangis, Bima, Kendari, Tarakan, Balikpapan, Kupang, Ternate dan Ambon (Total volume Pengerukan sebesar 20.650.000 m3);
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 37 -
7. Pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung pelabuhan dan pengerukan tersebar di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Pengadaan Reach Stacker / Pengadaan Forklift / Kapal Pandu / Kapal Tunda / Pengadaan Truck Crane / Pengadaan Excavator, Grab Cham Shell dan Wheel Loader / Peningkatan fasilitas Pelabuhan dalam rangka pelayanan publik / Fasilitas pendukung operasional (Gedung Bangunan, Rumah Dinas, Pembuatan Sumur, Lampu Penerangan, Pos jaga, Pagar, Gapura dan lain-lain). Kegiatan Strategis di Bidang Perkapalan dan Kepelautan 8. Pembangunan Kapal Marine Inspector / RIB sebanyak 20 unit yang tersebar di 33 Provinsi; 9. Pembangunan / pengadaan fasilitas pendukung perkapalan dan kepelautan tersebar di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Pengadaan Enginee Room Simulator / Pengadaan Full Mission Bridge Simulator / Pengadaan Komputer Base Assessment; Kegiatan Strategis di Bidang Kenavigasian 10. Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 41 kapal yang tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong; 11. Pembangunan Reverse Osmosis (RO) sebanyak 97 unit yang tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong; 12. Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran SBNP sebanyak 754 unit dan pemenuhan tingkat kehandalan sebanyak 99%, yang tersebar pada 33 Provinsi di Seruway, Kuala Raja, Pusong, Sigli, Laweung, Sabang, Sibigo, Teluk Nibung, Pantai Labu, Percut, Rantau Panjang, Tanjung Beringin, Gunung Sitoli, Labuhan Bilik, Sei Barombong, Teluk Leidong, Tg. Sarang Elang, Pangkalan Susu,Pulau Kampai, Tanjung Pura, Tapak Kuda, Kuala Sarapu, Pangkalan Brandan, P.Wunge, Pel.Sibolga, Pel. Sikara-kara, Tg.Bai, Sasak, Teluk Tapang, Muara Haji, Carocok Painan, Surantih, Tg. Sading, Sekatap Darat, Senggarang, Tanjung Ayun, Tanjung Duku, Tanjung Geliga, Tanjung Lanjut, Tanjung Sebauk, Tanjung Siambang, Tanjung Unggat, Wisata Penyengat, Tanjung Samak, Tanjung Kedadu, Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 38 -
Penyalai, Panipahan, Sinaboi, Buatan, Kurau/Si Lalang, Sel Apit, Sungai Siak, Tanjung Buton, Kuala Mendahara, Lambur Luar, Muara Sabak, Nipah Panjang, Pamusiran, Simbur Naik, Sungai Lokan, Ujung Jabung, Tanjung Api-Api, Sungsang, Karang Agung, Rangga Ilung, Batanjung, Behaur, Kuala Kapuas, Pegatan Mendawai, Uj. Tk. Punggur, Krui, Kalianda, Lagundi, P. Sebesi, Sebalang, Bakauheni, Way Seputih, Kuala Penat, Labuhan Maringgai, Way Penat, Way Sekampung, Mesuji, Kota Agung, P. Tabuan, Kelumbayan, Teladas, Manggala/Menggala, Sungai Burung, Tulang Bawang, Semarang, Tegal, Karimun Jawa, Tanjung Emas, Glimandangin, Sampang/Taddan, Tanlok, Besuki, Jangkar, Kalbut, Gayam, Kalianget, Kangean, P. Raas, Sapudi, Sapeken, Keramaian, Masalembo, Giliraja, Tg. Tekurenan, Celukan Bawang, Pegametan, Penuktukan, Bima, Sape, Waworada, Cempi, Calabahi, Kempo, Lembar, Tg. Muna, Tg. Kopondai, P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg. Kumba, Tg. Tutunnila, Tg. Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata, Samuda, Bagendang, Kereng Bengkirai, Teluk Sebangau, Bukit Pinang, Pulang Pisau, Kuala Pembuang, Teluk Sigintung/Seruyan, Kuala Jelay, Sukamara, Banjarmasin, Sesayap, Tarakan, Tg.Aru, Sangatta, Maloy, Sangkulirang, Tg. Sarupo, Tg. Suramana, Majene, Malunda, Palipi, Pamboang, Sendana, Ambo, Belang-Belang, Budong-Budong, Kaluku, Mamuju, Poongpongan, Salisingan, Sampaga, Kr. Timur Batumarimpih, Kr. Timur Tg. Wawobatu, Kr. Utara Kaledupa, Kr. Utara Kapota, Kr. Utara P. Papado, Kr. Utara Tg. Teipa, Kr.P.Hoga, Kr .Utara Lapuko, P. Damalawa Kcl., P. Sangurabangi, P. Togomongolo, Pel. Lasalimu, Pel. Lasalimu, Pel. Mandiodo, Pel. Mawasangka, Tg.Talabu, Tahuna, Tamako, Biaro, Buhias, P. Ruang, Pehe, Sawang, Tagulandang, Ulu Siau, Beo, Damao, Dapalan, Tg. Hatanua, Tg. Libobo, Tg Namaa, Tg. Ngolopopo, Tg. Weduar, Tg. Sial, Tg.Watina, Walwat tinggi, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela, Tikong, Pel. P. Damar, Pel.Kroing, Pel. Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel. Tuhaha, Geser, Tg. Openta, Wayeteri, Kaimana, Kanoka, Lobo, P. Adi, Senini, Susunu, Manokwari, Makbon, Mega, Muarana, Kasim, Oransbari, Bagusa, Kasonaweja, P. Liki, Sarmi, Takar, Trimuris, Wakde, Janggerbun, Kameri, Korido, Waren, Ambai, Ampimoi, Angkaisera, Sungai Asty, Sungai Asty, Tg. Kondo, Pel. Selaru, Pel. Lakor, Pel. Romang, Pel. Damer, Pel. Kaiwatu, Tual; 13. Pembangunan Sistem Telekomunikasi Pelayaran sebanyak 88 unit; 14. Pembangunan Vessel Traffic Service (VTS) pada 35 lokasi yang tersebar pada 33 Provinsi di Belawan, Palembang, Jakarta, Surabaya Bitung, Kuala Tanjung, Balikpapan, Sorong, Manokwari, Jayapura, Lhok Seumawe, Dumai, Makassar, Sabang, Sibolga, Batu Ampar, Panjang, Bengkulu, Cilacap, Benoa, Lembar, Kupang, Pontianak, Banjarmasin, Batulicin, Samarinda, Tarakan, Parepare, Kendari, Ambon, Ternate, Jayapura, Merauke, Cirebon, Semarang. 15. Pembangunan Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) pada 144 lokasi yang tersebar pada 33 Provinsi di Sinabang, Kuala Langsa, Pangkalan Susu, Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Selat Panjang, Rengat, Tanjung Balai Karimun, Dabo Sungkep, Air Bangis, Probolinggo, Gilimanuk, Waingapu, Sintete, Luwuk, Kaimana, Serui, Jakarta, Banjarmasin, Tarakan, Bitung, Sorong, Merauke, Pulau Tello, Lahewa, Panipahan, Karimunjawa, Rembang, Atapupu, Nunukan, Kolaka, Pomalaa, Parigi, Muntok, Kuala Tungkal, Sampit, Kumai, Batulicin, Samarinda, Poso, Toli Toli, Manado, Ternate, Sanana, Tual, Biak, Ulee Lheule, Meulaboh, Tembilahan, Tarempa, Pulau Sambu, Pulang Pisau, Sunda Kelapa, Panarukan, Gresik, Bawean, Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 39 -
Masalembo, Padang Bai, Kalabahi, Larantuka, Reo, Tanjung Redeb, Mamuju, Banabungi, Palopo, Kolonedale, Banggai, Amamapare, Nabire, Bade, Kuala Tanjung, Lhok Seumawe, Sabang, Tapak Tuan, Batu Ampar, Tanjung Uban, Sei Kolak Kijang, Natuna, Teluk Bayur, Sipora, Palembang, Jambi, Pangkal balam, Panjang,Cirebon, Bengkulu, Cigading/ Merak, ende, Maumere, Ketapang, Kotabaru, Balikpapan, Kendari, Bau Bau, Tahuna, Ambon, Saumlaki, Bintuni, Jayapura, Agats, Sigli, Singkil, Pekanbaru, Bagansiapiapi,Kuala Enok, Sikakap, Celukan Bawang, Raha,Donggala, Kwandang, Ampena, Tobelo, Banda, Dobo, Sarmi, Belawan, Bengkalis, Semarang, Tegal, Cilacap, Surabaya, Kupang, Makassar, Pantoloan, Namlea, Fak Fak, Pekalongan, Jepara, Juwana, Indramayu, Pasuruan, Badas, Ulu Siau, Amahai. 16. Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Kenavigasian dengan beberapa kegiatan meliputi Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan CCTV Survailance System / Genset / Mobil crane/ Kendaraan Operasional / Pengadaan Sistem Pengamatan Alur / Peralatan Survey Telkompel / Reporting System, Remote Cliane VTS / Vessel Monitoring sistem Kapal /Pelampung Suar / Sistem Lampu Suar untuk SBNP / Rigid Inflatable Boat (RIB) / Perangkat Penunjang Operasional Mensu/ Water Treatment; Kegiatan Strategis di Bidang Penjagaan Laut dan Pantai 17. Pembanganan kapal patroli sebanyak 255 unit pada lokasi Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP BauBau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke, KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa. 18. Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Penjagaan laut dan Pantai dengan beberapa kegiatan meliputi Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan Helikopter / Pengadaan Senjata / Amunisi / Peralatan Penanggulangan Pencemaran / Peralatan SAR / GIRO Vertical / Rigid Inflatable Boat (RIB) / ECDIS dan Sistem Mobile Survilance Kapal Patroli/Mobil Patroli Lapangan / Pengembangan Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 40 -
D. Perhubungan Udara 1. Peningkatan rute pelayanan perintis dan subsidi untuk angkutan udara sebanyak 265 rute, antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute), Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep (5 Rute), Oksibil (7 Rute ) dimana lokasi akan ditetapkan untuk tahun bersangkutan berdasarkan rapat evaluasi angkutan udara perintis; 2. Rehabilitasi dan pengembangan Bandara Udara termasuk perpanjangan, pelebaran dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah, rehab gedung terminal, gedung operasional pada 100 Bandar Udara sampai akhir periode perencanaan; 3. Rehabilitasi dan pengembangan Bandar Udara (perpanjangan, pelebaran dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah) untuk didarati B-737 Series pada lokasi yang akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan UndangUndang lain diantaranya Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, Bandar Udara Tanjung Pandan, Bandar Udara Rembele Takengon, Bandar Udara Binaka Gunung Sitoli, Bandar Udara DEO Sorong, Bandar Udara Hanandjoeddin, Bandar Udara Umbo Mehang Kunda Waingapu, Bandar Udara Beto Ambari Bau-bau, Bandar Udara Kasiguncu Poso, Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo, Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi, Bandar Udara Kuabang Kao, Bandar Udara Ibra Langgur, Bandar Udara Matilda Saumlaki, Bandar Udara Dekai Yahukimo; 4. Rehabilitasi dan pengembangan Bandar Udara (perpanjangan, pelebaran dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah) untuk didarati ATR-42 & ATR-72 pada lokasi yang akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain diantaranya Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Melak, Bandar Udara Tanah Merah, Bandar Udara Kepi, Bandar Udara Sarmi, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, dan Bandar Udara Maratua; 5. Pengembangan 25 Bandar udara yang terdiri dari 7 (tujuh) Bandar udara di daerah rawan bencana, yaitu Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Gayo Lues, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko-muko, Bandar Udara Bawean, dan Bandar Udara Sumenep, dan 18 bandar udara di daerah perbatasan, yaitu Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tj. Balai Karimun, Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Ampung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Data Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah-Merauke; Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 41 -
6. Pembangunan 15 Bandar Udara baru, dengan lokasi antara lain Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel, Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu; 7. Pembangunan bandar udara baru di Kalimantan antara lain Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Samarinda Baru; 8. Peningkatan fasilitas pelayanan darurat sebanyak 212 paket di lokasi Bandar udara diantaranya Bandar Udara Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Abdul Rachman Saleh, bandara Pogogul, bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa, Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara Radin Inten II; 9. Peningkatan fasilitas keamanan penerbangan sebanyak 633 paket diantaranya di Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, DjalaluddinGorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, DaboSingkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, FransedaMaumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, LasikinSinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, TambolakaWaikabubak, Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,SentaniJayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan; 10. Meningkatnya pemenuhan standar keselamatan transportasi udara : -
Jumlah Audit sebanyak 110 Audit di seluruh Bandar Udara di Indonesia; Jumlah Surveilance sebanyak 58 di seluruh Bandar Udara di Indonesia; Jumlah Inspection sebanyak 1.713 inspeksi di seluruh Bandar Udara di Indonesia.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 42 -
E. BPSDM Perhubungan 1. Target lulusan Pengembangan Sumber daya manusia perhubungan sebanyak 8.522 lulusan diklat Transportasi Darat yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan; 2. Target lulusan Pengembangan Sumber daya manusia perhubungan sebanyak 135.808 lulusan diklat Transportasi Laut yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan; 3. Target lulusan Pengembangan Sumber daya manusia perhubungan sebanyak 17.374 lulusan diklat Transportasi Udara yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan; 4. Target lulusan Pendidikan perhubungan darat sebanyak 35.459 lulusan diklat Transportasi Darat dan Perkeretaapian yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan; 5. Target lulusan Pendidikan Perhubungan Laut sebanyak 1.114.918 lulusan diklat Transportasi Laut yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan; 6. Target lulusan Pendidikan Perhubungan Udara sebanyak 35.559 lulusan diklat Transportasi Udara yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan; 7. Target Lulusan SDM transportasi melalui kampus terpadu SDM Transportasi Makasar sebanyak 215.953 lulusan; 8. Target lulusan SDM transportasi darat (kampus BP2TD Bali) sebanyak 41.652 lulusan; 9. Target lulusan SDM transportasi Perkeretaapian (Kampus Baru Akademi Perkeretaapian Madiun) sebanyak 86.776 lulusan. Untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan dan target sasaran pembangunan infrastruktur perhubungan, diperlukan kerangka pendanaan yang diterjemahkan tiap unit kerja, quick win, dan kegiatan lanjutan untuk mendukung akselerasi pembangunan di Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019. Kerangka pendanaan pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Lampiran C. Disamping itu, disusun pula matrik kegiatan strategis yang diterjemahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 yang menjadi target sasaran kewilayahan. Kegiatan strategis tersebut didalam implementasi dan perencanaan setiap tahunnya disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi di Kementerian Perhubungan. Kegiatan Strategis Kementerian Perhubungan tersebut dapat dilihat secara keseluruhan pada Lampiran D.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 43 -
4.2.9 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 TERKAIT KAWASAN RAWAN BENCANA, WILAYAH PERBATASAN, DAN TERLUAR, KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL, KAWASAN INDUSTRI, MITIGASI IKLIM, PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SERTA PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL (P3A-KS), DAN JUGA STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK) A. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN RAWAN BENCANA, WILAYAH PERBATASAN, DAN TERLUAR Pembangunan transportasi di kawasan rawan bencana, wilayah perbatasan dan terluar adalah untuk memperlancar distribusi barang dan jasa serta mobilitas penduduk dalam rangka mengurangi disparitas antar kawasan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan tersebut difokuskan pada : a. Tersedianya prasarana dan sarana transportasi dengan kapasitas dan kualitas pelayanan memadai; b. Terjangkaunya pelayanan transportasi ke seluruh wilayah perbatasan; c. Terjaminnya keselamatan dan keamanan dalam pelayanan jasa transportasi; d. Terwujudnya kerjasama luar negeri bidang perhubungan yang saling menguntungkan serta dapat menarik investasi yang dapat memberikan nilai tambah; e. Meningkatnya aksebilitas angkutan udara di daerah terpencil, pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan Negara. B. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN) Pembangunan sarana dan prasarana transportasi pada destinasi pariwisata diarahkan untuk mendorong daya tarik daerah tujuan wisata sambil meningkatkan kontribusinya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah tujuan wisata. Sejalan dengan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS), pembangunan destinasi pariwisata nasional untuk 5 (lima) tahun ke depan diprioritaskan pada pengembangan 16 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) maka pembangunan infrastruktur transportasi akan diarahkan untuk mewujudkan konektivitas menuju ke kawasan tersebut.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 44 -
Pengembangan 16 KSPN diharapkan dapat meningkatkan target jumlah wisatawan mancanegara dari 9 juta orang pada tahun 2014 menjadi 20 juta orang pada tahun 2019 dan jumlah kunjungan wisatawan nusantara sebesar 250 juta orang pada tahun 2014 menjadi sebesar 275 juta orang pada tahun 2019. Oleh karenanya, pembangunan infastruktur perhubungan didorong untuk meningkatkan aksesibilitas pada KSPN Danau Toba, KSPN Kota Tua-Sunda Kelapa-Kepulauan Seribu, KSPN Borobudur, KSPN BromoTengger-Semeru, KSPN Menjangan-Pemuteran, KSPN Kintamani-Kuta-Sanur-Nusa Dua, KSPN Tanjung Puting, KSPN Rinjani, KSPN Komodo, KSPN Ende-Kelimutu, KSPN Toraja, KSPN Bunaken, KSPN Wakatobi dan KSPN Raja Ampat melalui beberapa strategi yaitu : a.
Mempercepat realisasi peningkatan infrastruktur bandar udara & pelabuhan di daerah tujuan wisata; b. Mendorong perusahaan penerbangan & perusahaan pelayaran nasional menyediakan pelayanan dari dan ke destinasi pariwisata ; c. Meningkatkan kerjasama penerbangan secara bilateral dengan negara sumber pasar wisatawan, melalui bandara yang telah dibuka untuk ASEAN Open Sky; d. Mendorong pengembangan infrastruktur pelabuhan untuk berlabuh kapal pesiar & menyederhanakan perijinan kunjungan kapal pesiar; e. Meningkatkan angkutan wisata yang memenuhi standar keamanan dan kenyamanan. Sedangkan program kegiatan stategis yang akan dilaksanakan Kementerian Perhubungan dalam rangka pembangunan destinasi pariwisata antara lain :
a.
Peningkatan fasilitas Dermaga Simanindo, Dermaga Ajibata, Dermaga Tiga Ras, Dermaga Muara dan Dermaga Danau Haranggaol untuk mendukung KSPN Toba; b. Peningkatan fasilitas Dermaga Taman Nasional Tanjung Puting untuk mendukung KSPN Tanjung Putting; c. Pangembangan Bandara Matahora, Pelabuhan Wanci, dermaga penyeberangan Tomia untuk mendukung KSPN Wakatobi; d. Pengembangan Pelabuhan Labuhan Bajo & Bandara Komodo untuk mendukung KSPN Komodo; e. f.
Pengembangan Pelabuhan Maumere, pengembangan Bandara Frans Seda dan Bandara Ende untuk mendukung KSPN Ende-Kelimutu; Pengembangan fasilitas Pelabuhan di Waisai dan Misool serta pengembangan Bandara Domine Eduard Osok & Bandara Marinda untuk mendukung KSPN Raja Ampat.
C. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI Dalam rangka menciptakan pertumbuhan inklusif dengan memaksimalkan potensi ekonomi untuk dapat mendorong perbaikan pemerataan dan pengurangan kesenjangan maka pembangunan dititikberatkan pada pembangunan sektor industri yang pada karya. Pembangunan kawasan industri harus terintegrasi dengan sistem dan jaringan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 45 -
transportasi khususnya sektor perhubungan baik transportasi perkeretaapian, darat, laut maupun udara untuk mempermudah distribusi barang dari industri menuju ke konsumen secara lebih cepat sehingga biaya distribusi barang dapat ditekan seminimal mungkin. Dalam rangka mewujudkan pembangunan kawasan industri yang terintegrasi, pembangunan infrastruktur perhubungan didorong untuk mewujudkan integrasi dan konektivitas kawasan industri menuju ke outlet pelabuhan, diantaranya a.
Pembangunan 14 kawasan industri baru diantaranya (i) Bintuni - Papua Barat; (ii) Buli - Halmahera Timur-Maluku Utara; (iii) Bitung – Sulawesi Utara, (iv) Palu Sulawesi Tengah; (v) Morowali - Sulawesi Tengah; (vi) Konawe – Sulawesi Tenggara; (vii) Bantaeng - Sulawesi Selatan; (viii) Batulicin - Kalimantan Selatan; (ix) Jorong Kalimantan Selatan; (x) Ketapang - Kalimantan Barat; (xi) Landak – Kalimantan Barat, (xii) Kuala Tanjung, Sumatera Utara, (xiii) Sei Mangke – Sumatera Utara; dan (xiv) Tanggamus, Lampung;
b. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), diantaranya KEK Bitung, KEK Tanjung Lesung, KEK Sei Mangke, KEK Palu, KEK Mandalika, KEK Tanjung Api-Api, KEK Maloy-Kalimantan Timur, KEK Morotai dsb; c.
Pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) di Sabang, Batam, Bintan, dan Karimun.
D. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERKAIT MITIGASI IKLIM Dalam konteks perencanaan dan pembangunan transportasi pada Rencana Stratagis Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 juga sangat memperhatikan aspek lingkungan, khususnya terkait dengan aspek peningkatan emisi gas buang pada kawasan-kawasan perkotaan dan peningkatan emisi gas rumah kaca akibat meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan di Indonesia. Aspek lingkungan pada prinsipnya menjadi bagian penting dalam perencanaan strategis pembangunan transportasi di Indonesia yang memberikan dampak pada kesehatan, kenyamanan, serta kualitas hidup masyarakat, sehingga didalam konteks perencanaan pembangunan transportasi ke depan aspek Eco Building menjadi bagian penting untuk diwujudkan melalui Rencana Strategis Kementerian Perhubungan. Dukungan kementerian perhubungan mitigasi iklim dilakukan melalui:
terkait
a. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim; b. Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan; c. Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien; d. Mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi umum/ massal.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 46 -
E. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERKAIT PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS, SERTA PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL (P3A-KS) Pengarusutamaan gender merupakan salah satu prinsip pengarusutamaan yang menjadi landasan operasional pembangunan dengan strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan nasional. Sesuai dengan Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019, prinsip pengarusutamaan gender diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan, di bidang politik termasuk dalam proses pengambilan keputusan di lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif, dan juga untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender yang meliputi penyempurnaan peraturan dan pedoman, peningkatan kapasitas SDM, penguatan mekanisme koordinasi, penyediaan dan pemutakhiran data terpilah, pemantauan dan evaluasi. Hal ini juga ditegaskan dalam kebijakan sebelumnya yaitu Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional yang mengamanahkan kepada seluruh Kementerian/Lembaga untuk mengintegrasikan prinsip pengarusutamaan gender pada setiap tahapan pembangunan mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk mewadahi pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (P3A-KS) yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan. Penyelenggaraan jasa transportasi merupakan bagian integral dari sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak terpisahkan dari prinsip pembangunan nasional secara utuh. Kementerian Perhubungan melalui Undang-undang Transportasi (UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan pasal 121, 134 dan 239 dan UU No.23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian pasal 54 dan 131) secara substansi telah dan mendukung pelaksanaan pembangunan perhubungan yang responsif gender dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam. Aspek kesetaraan gender dan difable priority menjadi bagian penting dalam pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, seperti pada penyediaan ruang khusus untuk wanita, anak, dan penyandang cacat pada moda transportasi, prioritas untuk naik terlebih dahulu menggunakan moda transportasi bagi difable, wanita, dan anak-anak sebagai wujud perlindungan pada wanita, anak-anak, dan difable. Konteks pengembangan transportasi berbasis gender dan difable priority menjadi sangat penting, serta memberikan ruang positif Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 47 -
terhadap upaya menghargai dan menanamkan nilai-nilai dalam mewujudkan pembangunan transportasi yang responsif terhadap gender dan kelompok difable. Untuk mengakomodir beberapa hal tersebut diatas, dalam konsep pengembangan transportasi pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 yang memperhatikan terhadap tata ruang, lingkungan, gender, dan difable membutuhkan skema koordinasi, perencanaan, sampai dengan implementasi (fisik maupun non fisik) yang saat ini juga menjadi bagian dari target kinerja pembangunan transportasi pada Kementerian Perhubungan. Konsep pengembangan tersebut secara implisit dan eksplisit juga sudah disusun didalam kerangka pendanaan Kementerian Perhubungan, dimana sampai dengan tahun 2019 pembangunan transportasi juga akan memberikan prioritas-prioritas yang mengarah pada pembangunan infrastruktur perhubungan berbasis tata ruang, lingkungan, gender, dan kaum difable. Berdasarkan Undang-undang nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial serta Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (P3A-KS) telah diatur tentang penanganan konflik sosial yang bertujuan antara lain menciptakan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, damai dan sejahtera, memelihara keberlangsungan fungsi pemerintahan, melindungi jiwa, harta benda, sarana dan prasarana umum dan memulihkan kondisi fisik dan mental masyarakat serta sarana dan prasarana umum, yang disesuaikan dengan kapasitas dan tugas serta fungsi dari masing-masing Kementerian/Lembaga.
F. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERKAIT STRATEGI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK)
NASIONAL
Mendasari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nations Convention Againts Corruption, 2003(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi, 2003) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4620), pada tanggal 23 Mei tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 (Stranas PPK) yang merupakan dokumen yang memuat visi, misi, sasaran, strategi, dan fokus kegiatan prioritas pencegahan dan pemberantasan korupsi jangka panjang tahun 2012-2025 dan jangka menengah tahun 2012-2014, serta peranti anti korupsi. K/L dan Pemda diwajibkan menyusun aksi PPK Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 48 -
setiap tahun sebagai penjabaran dan pelaksanaan Stranas PPK yang dituangkan ke dalam Inpres. Terdapat 6 (enam) strategi pelaksanaan stranas PPK yaitu 1) melaksanakan upaya-upaya pencegahan; 2) melaksanakan langkah-langkah strategis di bidang penegakan hukum; 3) melaksanakan upaya-upaya harmonisasi penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pemberantasan korupsi dan sektor terkait lain; 4) melaksanakan kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor; 5) meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi; dan 6) meningkatkan koordinasi dalam rangka mekanisme pelaporan pelaksanaan upaya pemberantasan korupsi.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
4 - 49 -
BAB 5. PENUTUP
Naskah Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan Tahun 2015 - 2019 ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri Perhubungan Tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015 – 2019, yang akan menjadi pedoman bagi Kementerian Perhubungan dalam melaksanakan kebijakan dan program Pemerintah di sektor transportasi. Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015–2019 disusun dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan nasional khususnya di sektor transportasi serta untuk menjadi arah dan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan perhubungan bagi seluruh unit kerja dan stakeholder sektor transportasi. Untuk itu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut : 1.
Seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan secara bersamasama mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dengan sebaik-baiknya.
2.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2015 s.d 2019 dan menjadi acuan bagi Direktorat Jenderal, Badan-Badan, Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal dan UPT-UPT di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam menyusun Rencana Kerja Tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
3.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 s.d. 2019 dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 s.d. 2019 khususnya sektor transportasi.
4.
Kementerian Perhubungan berkewajiban menjaga konsistensi antara Renstra Kemenhub dengan Rencana Kerja Direktorat Jenderal, Badan-Badan, Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal dan UPT-UPT di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
5-1
5.
Dalam rangka menjaga efektivitas pelaksanaan Renstra Kementerian Perhubungan 2015-2019, masing-masing Direktorat Jenderal, Badan-Badan, Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal dan UPT-UPT di lingkungan Kementerian Perhubungan berkewajiban melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja terhadap pelaksanaan Renstra dalam keterkaitannya dengan Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019. Ditetapkan di pada tanggal
Jakarta
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
IGNASIUS JONAN No.
Proses
Nama
Jabatan
1.
Dikonsep
Dandun Prakosa
Kabag Rencana Biro Perencanaan
2.
Diperiksa
Sri Lestari Rahayu
Kepala Biro Hukum dan KSLN
3.
Diperiksa
Dwi Budi Sutrisno
Kepala Biro Perencanaan
3.
Disetujui
Sugihardjo
Sekretaris Jenderal
Tanggal
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Paraf
5-1
PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 1
LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN TIPE A
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 2
LOKASI PEMBANGUNAN BUS RAPID TRANSIT
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 3
LOKASI PEMBANGUNAN AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM (ATCS)
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 4
LOKASI PEMBANGUNAN BUS PEMADU MODA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 5
LOKASI SUBSIDI OPERASIONAL KEPERINTISAN ANGKUTAN JALAN
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 6
LOKASI PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN BARU
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 7
SEBARAN PENEMPATAN KAPAL PENYEBERANGAN EKSISTING
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 8
LOKASI PEMBANGUNAN DERMAGA SUNGAI DAN DANAU
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 9
LOKASI PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 10
LOKASI PSO ANGKUTAN PENYEBERANGAN PERINTIS
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 11
LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN BARU DI KAWASAN PERBATASAN
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 12
LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN PERKERETAAPIAN A. PULAU SUMATERA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 13
B. PULAU JAWA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 14
C. PULAU KALIMANTAN
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 15
D. PULAU SULAWESI
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 16
E. PULAU PAPUA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 17
LOKASI PROGRAM PENYELENGGARAAN KERETA API PERINTIS TAHUN 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 18
LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KERETA API PERKOTAAN TAHUN 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 19
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 20
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 21
PEMBANGUNAN FASILITAS KENAVIGASIAN TAHUN 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 22
PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TAHUN 2015
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 23
PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TAHUN 2016
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 24
PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TAHUN 2017
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 25
PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TAHUN 2018
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 26
PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TAHUN 2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 27
PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) PADA PADA WILAYAH PERBATASAN TAHUN 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 28
PEMBANGUNAN GLOBAL MARITIME DISTRESS AND SAFETY SYSTEM (GMDSS) PADA SETASIUN RADIO PANTAI (SROP) 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 29
PEMBANGUNAN VESSEL TRAFFIC SERVICE (VTS) TAHUN 2015 - 2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 30
RENCANA PENEMPATAN KAPAL KENAVIGASIAN TAHUN 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 31
ALOKASI KAPAL PATROLI KELAS I & II TAHUN 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 32
PEMBANGUNAN & ALOKASI KAPAL PATROLI KELAS III, IV dan V TAHUN 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 33
LOKASI 43 PELABUHAN PENDAFTARAN KAPAL
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 34
PETA PELABUHAN YANG MEMILIKI KODE REGISTER PENGUKURAN DISELURUH INDONESIA POSISI JULI 2015
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 35
PEMBANGUNAN BARU/LANJUTAN/PENYELESAIAN 100 PELABUHAN LAUT NON KOMERSIAL
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 36
LOKASI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN TAHUN 2015-2019 A. PULAU SUMATERA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 37
B. PULAU JAWA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 38
C. PULAU NUSA TENGGARA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 39
D. PULAU KALIMANTAN
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 40
E. PULAU SULAWESI
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 41
F. PULAU KEP. MALUKU
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 42
G. PULAU PAPUA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 43
PENGERUKAN ALUR PELAYARAN TAHUN 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 44
DUKUNGAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 45
RENCANA PENEMPATAN KAPAL PERINTIS 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 46
DUKUNGAN ANGKUTAN LAUT PERINTIS PADA WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL A. PULAU SUMATERA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 47
B. PULAU KALIMANTAN
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 48
C. PULAU NUSA TENGGARA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 49
D. PULAU SULAWESI
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 50
E. PULAU KEP. MALUKU
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 51
F. PULAU PAPUA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 52
LOKASI PENINGKATAN FASILITAS PELAYANAN DARURAT
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 53
LOKASI PENINGKATAN FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 54
LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN 100 BANDARA EKSISTING
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 55
LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN BANDARA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 56
LOKASI PENINGKATAN KAPASITAS BANDAR UDARA UNTUK PENDARATAN BOEING 737 SERIES DAN SEKELASNYA (PERPANJANGAN RUNWAY)
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 57
LOKASI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA UNTUK PENDARATAN MINIMAL SEJENIS ATR 42 DAN ATR 72 (PERPANJANGAN RUNWAY)
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 58
LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 59
LOKASI KEGIATAN PELAYANAN ANGKUTAN UDARA PERINTIS
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 60
LOKASI BANDAR UDARA PADA DAERAH RAWAN BENCANA DAN PERBATASAN
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 61
LOKASI PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN KAMPUS BARU
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Peta - 62
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
-1-
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NO. KP. 430 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015
LAMPIRAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN A INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN B KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN C TABEL PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN D KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM RPJM NASIONAL TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN A
INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 PER TAHUN
NO.
SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
SATUAN
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
META INDIKATOR
I. Keselamatan dan Keamanan 1 Menurunnya angka kecelakaan transportasi
1 Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional a. Transportasi Perkeretaapian
Ratio kecelakaan/ 1 juta km Ratio kejadian kecelakaan/ 10.000 Freight c. Transportasi udara Rasio kejadian/ 1 juta fligth 2 Jumlah pedoman standar keselamatan Dokumen 3 Jumlah sarana dan prasarana keselamatan Meter2 m1 unit/ paket 4 Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi Jumlah Kejadian / Tahun
0,65
0,55
0,55
0,55
0,55
0,55
0,55
0,55
1,080
0,972
0,875
0,788
0,709
0,638
0,638
0,638
6,56
4,41
3,92
3,43
2,94
2,45
2,45
2,45
7 400.000 20.000 6.576 16
27 435.000 20.500 6.277 332
26 3.266.250 30.000 13.322 299
26 3.266.250 50.000 15.446 270
27 3.266.250 100.000 15.641 244
28 3.266.250 150.000 15.608 221
134 13.500.000 350.500 65.705 221
141 13.900.000 370.500 72.281 221
Dokumen
19
23
15
15
15
15
83
102
%
50,07
54,70
59,37
64,03
68,70
73,33
73,33
73,33
Orang
926.443
266.844
284.304
284.623
289.688
294.750
1.420.209
2.346.652
%
n/a
70
75
75
80
80
80
80
(Jumlah Permanfaatan Penelitian/Jumlah Total Penelitian)x100%
Nilai RB
42 ( C )
71,8 (BB)
74 (BB)
77 (BB)
80 (A)
100 (A)
100 (A)
100 (A)
Hasil penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi oleh Kemenpan RB
Rp. Triliun
162,6
208,2
266,5
341,1
436,6
558,9
558,9
721,5
Nilai Aset Negara yang berhasil diinventarisasi
Opini BPK Nilai AKIP
WTP B
WTP A (80) 15
WTP A (82,5) 15
WTP AA (85,25) 15
WTP AA
n/a
WTP A (77,5) 27,5
WTP AA
Prosentase (%)
WTP A (75) 27,5
100
100
Nilai KIP
95,2
96
97
98
99
100
100
100
Rata-rata Opini BPK atas Laporan Keuangan Kemenhub tiap Unit Eselon II Nilai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Sekretariat Jenderal (Jumlah Jenis Perijinan yang disederhanakan/Total Jumlah Perijinan)x100% Nilai Keterbukaan Informasi Publik
b. Transportasi laut
2 Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi
[(Jumlah Kejadian Kecelakaan/1 Juta Km)/(Total Kejadian Kecelakaan/1 Juta Km)]x100% Rasio kejadian kecelakaan pada setiap 10.000 freight (Surat Persetujuan Berlayar yang diterbitkan) (Jumlah Kejadian Kecelakaan /1 Juta Flight)/(Total Kejadian Kecelakaan/1 Juta Flight) Jumlah dokumen yang disusun Jumlah sarana dan prasarana keselamatan
Jumlah Kejadian Gangguan/Tahun
II. Pelayanan 3 Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi
5 Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi
4 Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan
7 Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat:
5 Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan
8 Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan
6 Kinerja Prasarana Transportasi
9 Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi 6 Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam 10 Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN mewujudkan good governance 11 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan 12 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan 13 Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Perhubungan 14 Keterbukaan Informasi Publik
Lampiran A - Indikator Kinerja Utama
1 dari 3
Jumlah dokumen yang disusun Transportasi Laut (Waiting Time, Approach Time, Effective Time )
Jumlah Lulusan SDM Transportasi
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO.
SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
Meningkatnya 15 Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi I. 7Keselamatan dan Keamanan penetapan dan yang ditetapkan (selain keputusan menteri) kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan
8 Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi
16 Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional yang dapat diturunkan
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
Peraturan
100
100
50
50
50
50
300
300
Juta ton CO2e
4,746
2,708
5,303
8,349
11,777
18,962
18,962
18,962
META INDIKATOR Jumlah Peraturan Diterbitkan
Jumlah Emisi Gas Rumah Kaca yang dapat diturunkan dengan pendekatan sebagai berikut : G = A.S.I.F G = Jumlah Emisi (Ton CO2) A = Tingkat Aktivitas Perjalanan (Ton-Km, Km-Kendaraan, Penumpang-Km) S = Struktur Moda (1/Ton-Km, 1/Km-Kendaraan, 1/PenumpangKm) I = Intensitas Bahan Bakar (Liter) ; F = Faktor Emisi (Ton Carbon)
17 Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan 9
SATUAN
Meningkatnya 18 Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance
19 Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat JFA
Lokasi/Unit
2.313
234
1.171
2.183
5.221
5.179
13.988
16.301
Jumlah Lokasi/ Unit yang menerapkan teknologi ramah lingkungan
%
25.70
25
30
40
55
75
75
75
(Jumlah Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti/Jumlah Rekomendasi Hasil Audit)x100%
Orang
116
125
145
160
175
190
190
190
Jumlah Orang
367
436
209
273
247
255
414
541
Jumlah prasarana yang dibangun/ dikembangkan
5.434 n/a 440
186,99 5 1.170
409,65 7 654
724,43 9 639
900,33 11 575
1036,6 13 617
3.258 13 3.485
8.692 13 3.955
2
3
4
6
5
5
17
19
Jumlah Proyek KPS
Trayek/ Lintas/ Rute
632
736
798
863
923
984
984
984
Jumlah Rute Angkutan Perintis
Trayek/ Lintas/ Rute
49
48
48
50
51
53
55
56
Jumlah Rute
Lokasi
23
26
30
33
37
42
42
42
Jumlah Lokasi
III. Kapasitas Transportasi 20 Peningkatan kapasitas prasarana Terminal/Dermaga/ 10 Meningkatnya layanan Bandara transportasi di Km'sp daerah rawan Rute bencana, 21 Peningkatan kapasitas sarana: Bus/Unit/Kapal perbatasan, terluar, terpencil dan Proyek khususnya wilayah 22 Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi timur Indonesia
23 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis 11 Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan 24 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis menjadi komersial bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur Indonesia
25 Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan 12 Meningkatnya pelayanan angkutan massal berbasis jalan dan kereta api umum massal perkotaan
Lampiran A - Indikator Kinerja Utama
2 dari 3
Jumlah sarana yang dibangun/ dikembangkan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA NO. KEMENTERIAN (OUTCOME) 12 Meningkatnya PERHUBUNGAN pelayanan angkutan umum massal 26 Modal share ( pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di I. Keselamatan dan Keamanan perkotaan Kota Megapolitan/Metropolitan/ Besar khusus BRT
13 Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan
27 Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh ibukota provinsi/ kota besar/ kota metropolitan
Lampiran A - Indikator Kinerja Utama
SATUAN
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
%
2
4
6
8
10
12
12
12
(Modal Share Angkutan Umum Perkotaan (Pangsa Pasar) Tergunakan)/Jumlah Angkutan Umum) x 100%
Lokasi
20
25
27
34
42
50
50
50
Jumlah lokasi yang menerapkan ATCS
3 dari 3
META INDIKATOR
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
LAMPIRAN A1
RINCIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 PER TAHUN SASARAN NO. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
SATUAN
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
0.65
0.55
0.55
0.55
0.55
0.55
0.55
0.55
KEGIATAN STRATEGIS
I. Keselamatan dan Keamanan 1 Menurunnya angka kecelakaan transportasi
1
Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional a. Transportasi Perkeretaapian
Ratio kecelakaan/ 1 juta km
Peningkatan/rehabilitasi jalur KA sepanjang 1225 Km'sp Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA sepanjang 269 Unit Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan telekomunikasi KA sebanyak 41 Paket Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara Pembinaan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 22 Paket Pengamanan perlintasan sebidang
b. Transportasi laut
Ratio kejadian kecelakaan/ 10.000 Freight
1,080
0,972
0,875
0,788
0,709
0,638
0,638
0,638
Rasio kejadian/ 1 juta fligth
6,56
4,41
3,92
3,43
2,94
2,45
2,45
2,45
Jumlah pedoman standar keselamatan
Dokumen
7
27
26
26
27
28
134
141
a. Transportasi darat
Dokumen
1
2
4
4
4
4
18
19
Penyusunan dokumen Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Darat
b. Transportasi perkeretaapian
Dokumen
1
1
-
-
-
-
1
2
Penyusunan dokumen Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait keselamatan bidang Perkeretaapian
c. Transportasi laut
Dokumen
3
11
11
11
11
11
55
58
Penyusunan Pedoman dan Standar; Penerbitan Surat Edaran dan SK Dirjen
d. Transportasi udara
Dokumen
2
13
11
11
12
13
60
62
Penyusunan dokumen Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Udara
Meter2
400.000
435.000
3.266.250
3.266.250
3.266.250
3.266.250
13.500.000
13.900.000
m1 unit/Paket
20.000 6.576
20.500 6.277
30.000 13.322
50.000 15.446
100.000 15.641
150.000 15.608
350.500 65.705
370.500 72.281
c. Transportasi udara 2
3
Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 95 paket Pengawasan, Pemenuhan dan Pemeliharaan Pada SBNP, GMDSS, VTS, Kapal Patroli, Kapal Kenavigasian serta Alur Pelayaran
Jumlah sarana dan prasarana keselamatan
Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan penerbangan
a. Transportasi darat
Lampiran A - Indikator Kinerja Utama
1 dari 7
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
SASARAN NO. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
I. Keselamatan dan Keamanan
SATUAN
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
KEGIATAN STRATEGIS
Meter2
400.000
435.000
3.266.250
3.266.250
3.266.250
3.266.250
13.500.000
13.900.000
Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan : Marka Jalan Tepi dan Tengah
2) Jumlah Rambu Lalu Lintas
Unit
800
900
2.025
2.025
2.025
2.025
9.000
9.800
Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan : Rambu Jalan
3) Jumlah APILL
Unit
50
145
200
300
450
500
1.595
1.645
Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan : Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas/ Traffic Light
4) Jumlah Alat Penerangan Jalan Umum
Unit
2.500
3.000
10.500
10.500
10.500
10.500
45.000
47.500
Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan : Penerangan Jalan
5) Jumlah Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan (Fasilitas UPPKB)
Unit
0
2
1
15
20
30
68
68
Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan : fasilitas UPPKB
6) Jumlah Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan (guard rail )
m1
20.000
20.500
30.000
50.000
100.000
150.000
350.500
370.500
Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan : Guard Rail
7) Jumlah SBNP dan Rambu Sungai
Unit
130
1.646
29
2.039
2.078
2.036
7.828
7.958
Unit Unit Unit
106 1.722 29
25 1.143 23
29 0 71
39 2.000 90
78 2.000 109
36 2.000 126
207 7.143 112
313 8.865 141
1) Jumlah Marka Jalan
- SBNP - Rambu Sungai b. Transportasi perkeretaapian 1)
Tingkat Ketersediaan fasilitas dan peralatan peningkatan keselamatan & SDM perkeretaapian
Unit
29
18
67
87
106
124
95
124
Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan perkeretaapian
2)
Tingkat Ketersediaan ATP
Unit
0
5
4
3
3
2
17
17
Pengadaan perangkat Automatic Train Protection (ATP)
Unit Unit Unit Unit Unit
2.755 2.269 73 34 315 64
322 206 23 6 77 38 39 10
288 137 23 3 105 30 30 45 20
345 137 55 4 124 35 30 59 25
324 137 26 20 115 17 31 67 26
260 137 16 2 83 9 74 22
1.257 754 143 35 284 120 100 284 41
4.012 3.023 216 69 599
-
10
10
10
11
11
-
-
-
5
5
-
-
-
312
239
5 208
10 132
15 135
11 131
41 845
1.157
c. Transportasi laut 1) Jumlah Pembangunan SBNP 2) Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS 3) Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS 4) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal - Pembangunan Baru Kapal Patroli - Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli - Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal 5) Kenavigasian - Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian
Unit
- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian - Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian d. Transportasi udara
2 Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi
4
Paket
105
-Jumlah peningkatan fasilitas pelayanan darurat
Paket
88
53
44
42
37
36
212
300
-Jumlah peningkatan fasilitas keamanan penerbangan
Paket
224
186
164
90
98
95
633
857
Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi
Jumlah Kejadian / Tahun
16
332
299
270
244
221
221
221
a. Transportasi perkeretaapian (pelemparan batu)
Jumlah Kejadian / Tahun
n/a
320
288
260
234
211
211
211
b. Transportasi laut
Jumlah Kejadian / Tahun
8
7
6
5
5
5
5
5
Lampiran A - Indikator Kinerja Utama
Pembangunan SBNP dan Rambu Sungai
2 dari 7
Pembangunan SBNP Pembangunan GMDSS Pembangunan VTS Pembangunan kapal patroli
Pembangunan kapal kenavigasian
Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan penerbangan (Fas. Keamanan dan PK-PPK)
Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian Pelaksanaan Patroli dan Pengawasan Pada Jalur Lalu Lintas Pelayaran
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
2 Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan SASARAN NO. Transportasi KEMENTERIAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
Jumlah Kejadian / Tahun
8
5
5
5
5
5
5
5
Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi
Dokumen
19
23
15
15
15
15
83
102
a. Transportasi darat
Dokumen
3
5
4
4
4
4
21
24
Penyusunan dokumen Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang Perhubungan Darat
b. Transportasi perkeretaapian (penyempurnaan/revisi)
Dokumen
2
2
-
-
-
-
2
4
Penyusunan dokumen Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang lalu lintas dan angkutan kereta api (terkait SPM, penyelenggaraan PSO dan KA Perintis)
c. Transportasi laut
Dokumen
4
6
6
6
6
6
30
34
Penyusunan Pedoman dan Standar; Penerbitan Surat Edaran dan SK Dirjen
d. Transportasi udara
Dokumen
10
10
5
5
5
5
30
40
Penyusunan dokumen Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang Perhubungan Udara
% % % %
50,07 36,8 43,7 69,7
54,70 43,4 48,9 71,8
59,37 50,10 54,2 73,8
64,03 56,7 59,5 75,9
68,70 63,4 64,8 77,9
73,33 70 70 80
73,33 70 70 80
73,33 70 70 80
Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat:
Orang
926.443
266.844
284.304
284.623
289.688
294.750
1.420.209
2.346.652
a. SDM Aparatur Kemenhub (termasuk berasal Dishub)
Orang
35.925
13.588
14.765
14.725
14.745
14.745
72.568
108.493
Terbangunnya Kampus Terpadu SDM Transportasi (ATKP Makassar)
b. SDM yang berasal dari Masyarakat
Orang
890.518
253.256
269.539
269.898
274.943
280.005
1.347.641
2.238.159
Terbangunnya Kampus Terpadu SDM Transportasi (PIP Makassar)
PERHUBUNGAN
I. Keselamatan dan Keamananc. Transportasi udara
SATUAN
KEGIATAN STRATEGIS Pembangunan fasilitas keamanan penerbangan
II. Pelayanan 3 Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi
5
6
4 Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah
7
& kompetensi sesuai dengan kebutuhan
5 Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan
8
Kinerja Prasarana Transportasi Transportasi Laut 1) Pencapaian Waiting Time (WT) 2) Pencapaian Approach Time (AT) 3) Pencapaian Effective Time (ET)
Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan
%
n/a
70
75
75
80
80
80
80
Pengawasan Operasional Bongkar Muat di Pelabuhan Berdasarkan Ketentuan Yang Ditetapkan
Terbangunnya Kampus BP2TD di Bali Terbangunnya Kampus Baru Akademi Perkeretaapian di Madiun & Kampus Lainnya Perencanaan transportasi dengan menyusun dokumen perencanaan yang menjadi kebutuhan Ditjen, seperti penyusunan Rencana Induk (Terminal/ Bandara/ Pelabuhan/ Stasiun) & Tatrawil/ Tatralok Pengembangan klinik transportasi dengan memberikan pelayanan penelitian dan pengembangan kepada daerah yang memerlukan kajian dalam menyelesaikan permasalahan transportasi di daerah, sehingga dapat menjadi masukan dalam perumusan kebijakan oleh Pemerintah Daerah
Lampiran A - Indikator Kinerja Utama
3 dari 7
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
SASARAN NO. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
SATUAN
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
Penyusunan NSPK dilakukan dalam memenuhi amanat/ turunan peraturan-perundangan
I. Keselamatan dan Keamanan
6 Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance
9
Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi
KEGIATAN STRATEGIS
Nilai RB
42 ( C )
71,8 (BB)
74 (BB)
77 (BB)
80 (A)
100 (A)
100 (A)
100 (A)
Pelaksanaan penilaian mandiri reformasi birokrasi, penyusunan roadmap reformasi birokrasi, dan sosialisasi pelaksanaan reformasi birokrasi
10 Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN
Rp. Triliun
162,6
208,2
266,5
341,1
436,6
558,9
558,9
721,5
Penyusunan Laporan SIMAK BMN Tahunan
11 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan
Opini BPK
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan berbasis akrual yang tepat waktu, relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami Sosialisasi kegiatan akuntansi dan sistem prosedur keuangan berbasis akrual tindak lanjut hasil pemeriksaan dari aparat internal maupun eksternal yang cepat dan tepat Pembekalan pengelola anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan
12 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan
Nilai AKIP
B
A (75)
A (77,5)
A (80)
A (82,5)
AA (85,25)
AA
AA
Prosentase (%)
n/a
27,5
27,5
15
15
15
100
100
a. Transportasi darat
Prosentase (%)
n/a
50
50
0
0
0
100
100
Pengawasan Penerbitan Perizinan Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan
b. Transportasi perkeretaapian
Prosentase (%)
n/a
20
20
20
20
20
100
100
Pembinaan penyelenggaraan prasarana, sarana dan LLAKA
c. Transportasi laut
Prosentase (%)
n/a
20
20
20
20
20
100
100
Pengawasan Penerbitan Perizinan Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan
d. Transportasi udara
Prosentase (%)
n/a
20
20
20
20
20
100
100
Pengawasan Penerbitan Perizinan Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan
Nilai KIP
95,2
96
97
98
99
100
100
100
Pengembangan sistem basis data yang dapat diakses oleh publik
Peraturan
100
100
50
50
50
50
300
300
Perencanaan, persiapan, dan pembahasan rancangan peraturan; Pengesahan oleh Menhub; Pengundangan oleh Menkumham; Penyebarluasan peraturan yang telah diundangkan melalui Portal Kemenhub dan kegiatan sosialisasi; Evaluasi peraturan melalui uji petik dan rapat koordinasi teknis.
13 Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Perhubungan
14 Keterbukaan Informasi Publik
7 Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan
Pengelolaan dan penatausahaan BMN di lingkungan Kementerian Perhubungan Pelaksanaan e-performance di lingkungan Kementerian Perhubungan
15 Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang ditetapkan (selain keputusan menteri)
Lampiran A - Indikator Kinerja Utama
4 dari 7
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
SASARAN NO. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
SATUAN
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
KEGIATAN STRATEGIS
Juta ton CO2e
4,746
2,708
5,303
8,349
11,777
18,962
18,962
18,962
Dengan penerapan teknologi ramah lingkungan maka akan semain besar jumlah emisi GRK sektor transportasi yang dapat diturunkan
Juta ton CO2e
0,172
0,39
0,68
0,94
1,18
1,33
1,33
1,33
Kegiatan Smart Driving, Pengadaan Bus BRT, Pembangunan Trotoar / fasilitas integrasi moda dan jalur sepeda, Sistem APILL terkoordinasi, Andalalin
Juta ton CO2e
0,042
0,259
0,476
0,693
0,91
1,127
1,127
1,127
Pembangunan listrik aliran atas KA sepanjang 300 Km'sp
c. Transportasi Laut
Juta ton CO2e
0,28
0,336
0,392
0,448
0,504
0,56
0,56
0,56
Pengadaan SBNP Bertenaga Genset menjadi Solar Cell, Efisiensi Operasional Bongkar Muat di Pelabuhan
d. Transportasi Udara
Juta ton CO2e
4,252
1,723
3,755
6,268
9,183
15,945
15,945
15,945
Lokasi/Unit
2.401
236
1.171
2.183
5.221
5.179
13.990
16.391
unit unit
106 0
25 0
1.029 1.000
2.039 2.000
5.078 5.000
5.036 5.000
13.207 13.000
13.313 13.000
Unit Lokasi
106 1
25 0
29 0
39 2
78 1
36 1
207 4
313 5
c. Transportasi Laut SBNP Solar Cell
Unit Unit
2.269 2.269
206 206
137 137
137 137
137 137
137 137
754 754
3.023 3.023
d. Transportasi Udara
Lokasi
25
5
5
5
5
5
25
50
Penerapan bandara dengan konsep eco-airport
%
25.70
25
30
40
55
75
75
75
Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Orang
116
125
145
160
175
190
190
190
Pelaksanaan Diklat JFA bekerja sama dengan Instansi terkait
Terminal/Derma ga/ Bandara
227
436
209
273
247
255
414
541
Km'sp
5.434
186,99
409,65
724,43
900,33
1036,6
3.258
8.692
Menurunnya 16 Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi I. 8Keselamatan dan Keamanan emisi gas rumah nasional yang dapat diturunkan kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya a. Transportasi Darat penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi. b. Transportasi Perkeretaapian
17 Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan a. Transportasi Darat 1) Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi dengan sensor 2) SBNP b. Transportasi Perkeretaapian
9
Meningkatnya 18 Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti kualitas kinerja pengawasan dalam rangka 19 Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat mewujudkan JFA * clean governance III. Kapasitas Transportasi
20 Peningkatan kapasitas prasarana: 10 Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan Lampiran A -khususnya Indikator Kinerja Utama wilayah timur Indonesia
5 dari 7
Inisiatif modernisasi sarana pesawat udara, inisiatif penggunaan bahan bakar aviation biofuel dan biodiesel, inisiatif efisiensi operasional pesawat udara, inisiatif air traffic management dan PBN, Inisiatif penggunaan energi terbarukan dan eco-airport.
Pengadaan dan pemasangan Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi dengan sensor Pembangunan SBNP Pembangunan listrik aliran atas KA (Jabodetabek, Yogyakarta - Solo, Bandung, Surabaya, Medan) sepanjang 300 Km'sp - merupakan elektrifikasi Pengadaan SBNP yang menggunakan teknologi solar cell
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
10 Meningkatnya SASARAN layanan NO. transportasi KEMENTERIAN di PERHUBUNGAN daerah rawan
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
SATUAN
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
Rute Terminal
n/a 17
5 1
7 7
9 7
11 12
13 14
13 41
13 58
Jumlah pembangunan/ pengembangan dermaga sungai dan danau
Dermaga
46
14
0
37
19
23
93
139
Pembangunan dan Dermaga Sungai dan Danau
Jumlah pembangunan/ pengembangan Dermaga Penyeberangan untuk menghubungkan seluruh lintas penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros – poros penghubungnya d. Terbangunnya jalur kereta api e. Jumlah pembangunan/ lanjutan/ penyelesaian dan pengembangan Pelabuhan laut non komersial
Dermaga
62
13
0
26
12
14
65
127
Pembangunan dan Dermaga Penyeberangan
Km'sp Pelabuhan
5.434 n/a
186,99 306
409,65 100
724,43 100
900,33 100
1036,6 100
3.258 100
8.692 100
Rute
n/a
5
7
9
11
13
13
13
Bandara
100
100
100
100
100
100
100
100
bencana, I. Keselamatan dan Keamanan perbatasan, a. terluar, terpencil dan khususnya b. wilayah timur Indonesia c.
Jumlah pembangunan/peningkatan Terminal Penumpang Tipe A
f. Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Terartur dalam mendukung Tol Laut g. Jumlah pembangunan/ pengembangan Bandar udara 1) Pengembangan Bandara 2) Pembangunan Bandara Baru 21 Peningkatan kapasitas sarana:
2
2
2
3
4
4
15
17
1.170 1.050 9
654 530 24
639 530 25
575 530 31
617 530 73
3.485 3.170 162
3.955 3.473 204
100
70
-
-
103
157
Pembangunan dan Peningkatan / Rehab Terminal Penumpang
Pembangunan jalur kereta api sepanjang 3.258 Km'sp Pelaksanaan Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Pelabuhan Baru dan Pengembangan Pelabuhan Existing tahun 2015 s/d 2019 sebanyak 500 kegiatan pada ± 100 lokasi pelabuhan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan untuk mendukung Tol Laut Pembangunan/ pengembangan bandara eksisting, bandara baru dan bandara kargo
a. Jumlah BRT b. Jumlah sarana kereta api
Bus Unit
440 303 42
c. Jumlah Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
Kapal
54
103
-
100
-
-
-
-
-
-
-
70
-
-
-
-
-
3
30
70
-
-
103
Kapal
41
8
-
14
14
14
50
91
Proyek
2
3
4
6
5
5
17
19
a. Transportasi Perkeretaapian
Proyek
n.a
0
1
2
2
1
6
6
Pembinaan penyelenggaraan prasarana, sarana dan LLAKA yaitu (6 lokasi proyek terdiri atas: LRT cibubur, KA Batubara Kalteng, KA Batubara Muara enim-P.Baai, KA Bandara Soetta ExpressLine, Monorel Palembang, Monorel Bandung)
b. Transportasi Laut
Proyek
2
2
2
2
1
1
8
10
Meningkatkan Performance UPT Dan Menawarkan Kepada Investor
c. Transportasi Udara
Proyek
n.a
1
1
2
2
3
3
3
Penyiapan dokumen terhadap infrastruktur yang siap ditawarkan kepada swasta
Trayek/ Lintas/ Rute Trayek/ Lintas/ Rute
632
736
798
863
923
984
984
984
205
217
227
237
247
257
257
257
- Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis d. Jumlah kapal penyeberangan 22 Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi
11 Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur Indonesia
Bandara Bus/Unit/Kapal
KEGIATAN STRATEGIS
23 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis a. Angkutan Jalan
Lampiran A - Indikator Kinerja Utama
6 dari 7
Pengadaan Bus BRT Pengadaan sarana KA angkutan penumpang (APBN) Pengawasan dan Berkoordinasi Dengan Perusahaan Pelayaran
Pengadaan Kapal Penyeberangan
Subsidi Operasional Angkutan Perintis Jalan, Monitoring Keperintisan Jalan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
11 Meningkatnya layanan SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA di NO. transportasi KEMENTERIAN (OUTCOME) daerah rawan PERHUBUNGAN bencana, b. Angkutan Penyeberangan perbatasan, I. Keselamatan dan Keamanan terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur c. Angkutan Kereta Api Indonesia d. Angkutan Laut e. Angkutan Udara 24 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis menjadi komersial a. Angkutan Penyeberangan b. Angkutan Kereta Api c. Angkutan Udara 12 Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan
25 Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan kereta api a. Transportasi Darat b. Transportasi Perkeretaapian
26 Modal share ( pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di Kota Megapolitan/Metropolitan/ Besar khusus BRT 27 Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan 13 Meningkatnya aplikasi teknologi dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh informasi dan ibukota provinsi/ kota besar/ kota metropolitan skema sistem manajemen transportasi perkotaan
Lampiran A - Indikator Kinerja Utama
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
2015-2019
CAPAIAN S/D 2019
KEGIATAN STRATEGIS
Trayek/ Lintas/ Rute
178
210
225
240
250
261
261
261
Subsidi Operasional Angkutan Perintis Penyeberangan, Monitoring Keperintisan Penyeberangan
Trayek/ Lintas/ Rute Trayek/ Lintas/ Rute Trayek/ Lintas/ Rute Trayek/ Lintas/ Rute
1
3
5
6
7
8
8
8
Penyelenggaraan subsidi angkutan kereta api Penyelenggaraan Angkutan Laut Perintis Subsidi Operasional Angkutan Perintis Udara
SATUAN
84
89
113
140
167
193
193
193
164
217
228
240
252
265
265
265
49
48
48
50
51
53
55
56
48
48
48
49
49
50
50
50
Monitoring Kinerja
n/a
0
0
0
1
2
2
2
Monitoring Kinerja
1
0
0
1
1
1
3
4
Monitoring Kinerja
23
26
30
33
37
42
42
42
Lokasi Lokasi
18 5
21 5
23 7
25 8
27 10
29 13
29 13
29 13
%
2
4
6
8
10
12
12
12
Lokasi
20
25
27
34
42
50
50
50
Trayek/ Lintas/ Rute Trayek/ Lintas/ Rute Trayek/ Lintas/ Rute Lokasi
7 dari 7
Pengadaan Bus BRT Pembangunan listrik aliran atas KA (Jabodetabek, Yogyakarta - Solo, Bandung, Surabaya, Medan) sepanjang 300 Km'sp Pengadaan Bus BRT
Pengadaan dan Pemasangan ATCS di Ibukota Provinsi/ Kota-Kota Besar/ Kota – Kota Metropolitan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
LAMPIRAN B
KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 UNIT PENANGGUNG JAWAB
UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
TARGET PENYELESAIAN
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan RPP Ganti Rugi Kerugian Angkutan Jalan, Prioritas Tahun 2015 PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan RPP Keamanan dan Keselamatan LLAJ Menunggu keputusan 5 instansi pembina LLAJ mengenai leading sector RPP tersebut Pasal 209, mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan hidup di bidang lalu lintas dan angkutan jalan RPP Dampak Lingkungan LLAJ Pasal 210, mengenai tata cara, persyaratan dan prosedur penanganan ambang batas emisi gas buang dan tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan RPP Dampak Lingkungan LLAJ bermotor Pasal 218, mengenai tata cara dan kriteria pengenaan sanksi administratif RPP Dampak Lingkungan LLAJ Pasal 242, mengenai pemberian perlakuan khusus di bidang lalu lintas dan angkutan jalan kepada penyandang cacat, usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan orang sakit Pasal 244 ayat (2), mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Pasal 252, mengenai sistem informasi dan komunikasi lalu Iintas dan angkutan jalan RPP Sistem Informasi dan Komunikasi LLAJ Pasal 255, mengenai pengembangan sumber daya manusia di bidang lalu lintas dan angkutan jalan RPP Sistem Informasi dan Komunikasi LLAJ Pasal Dalam PP No. 51 Tahun 2013 Tentang Sumber Daya Manusia Bidang Transportasi yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub
2019 2019
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub
2019 2019
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Penyusunan Peraturan Menteri RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor RPM tentang Persyaratan Laik Jalan Kendaraan Bermotor Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
Ditjen. Hubdat
Kemenhub
2019
12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pasal 6, mengenai tata cara, prosedur dan kerjasama penelitian pengembangan sumber daya manusia di bidang transportasi Pasal 16, mengenai jalur dan jenjang diklat transportasi Pasal 18 ayat (3), mengenai Persyaratan Pegawai Negeri yang menjadi peserta diklat Pasal 20, mengenai seleksi calon peserta diklat transportasi Pasal 23 mengenai meode diklat transportasi Pasal 27, mengenai tata cara penugasan Pasal 31 ayat (4), mengenai Pedoman pemberian ijazah dan sertifikat kompetensi Pasal 38 ayat (2), mengenai tata cara pemberian perlindungan terhadap kesehatan kerja Pasal 50 ayat (3), mengenai tata cara dan mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Pasal 54, mengenai tata cara penyusunan sistem informasi manajemen penyelenggaraan Sumber Daya Manusia di bidang transportasi Pasal Dalam PP No. 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Pasal 11, mengenai persyaratan teknis rangka landasan Pasal 42, mengenai tata cara pemasangan komponen pendukung Pasal 62, mengenai tata cara penggandengan kendaraan bermotor Pasal 72 ayat (3), mengenai kecepatan tertentu dan batas toleransi Pasal 75 mengenai pengaturan persyaratan laik jalan Pasal 79 mengenai pengaturan persyaratan teknis tambahan untuk sepeda motor Pasal 93, mengenai kendaraan khusus bagi penyandang cacat Pasal 130, mengenai bentuk dan tata cara penerbitan sertifikat uji tipe Pasal 139, mengenai tata cara penerbitan sertifikat registrasi Uji Tipe dan Uji Sampel Pasal 141 ayat (3), mengenai tata letak, ukuran, bentuk, jenis, tipe, peralatan, perlengkapan, konstruksi, bahan, spesifikasi teknis, pembangunan, penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian fasilitas Uji Tipe Kendaraan Bermotor Pasal 142 ayat (2), mengenai tipe, ukuran, bentuk, spesifikasi teknis, jumlah, kapasitas, teknologi yang digunakan, pembangunan, pengadaan, pemasangan, penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian peralatan Uji Tipe Kendaraan Bermotor Pasal 151 mengenai Pengaturan tata cara pemeriksaan dan pengujian berkala Kendaraan Bermotor. Pasal 153 ayat (5), mengenai tata cara pengajuan keberatan Pasal 157, mengenai kartu uji dan tanda uji Pasal 161 ayat (3), mengenai persyaratan teknis unit pelaksanaan Uji Berkala Pasal 164 ayat (3), mengenai spesifikasi teknis peralatan Uji Berkala Kendaraan Bermotor dan peralatan pendukungnya Pasal 166 ayat (3), mengenai sistem informasi Uji Berkala Kendaraan Bermotor Pasal167 ayat (5), mengenai tata cara kalibrasi Pasal 171, mengenai kriteria, persyaratan, dan tata cara pengangkatan penguji serta tanda kualifikasi teknis penguji Pasal 172 ayat (7), Persyaratan teknis, klasifikasi, dan sertifikasi bengkel umum
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Diatur oleh Permen di Bidang industri
Ditjend. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
21 22
Pasal 174 ayat (4), mengenai pemberian akreditasi dan penetapan bengkel umum menjadi unit pelaksana Uji Berkala Pasal 182, mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif
RPM tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub, Kemen. Perindustrian Kemenhub Kemenhub
NO
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN A
Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Pemerintah
1 2 3 4 5 6 7
Pengaturan Keselamatan LLAJ Pasal 150, mengenai angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dan trayek Pasal172, mengenai pengawasan muatan angkutan barang Pasal 185, mengenai pemberian subsidi penumpang angkutan umum Pasal 192, mengenai besarnya ganti kerugian oleh perusahaan angkutan umum kepada penumpang Pasal 193, mengenai besaran ganti kerugian oleh perusahaan angkutan umum kepada pengirim barang Pasal 205, mengenai penetapan rencana umum nasional keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dan kewajiban perusahaan angkutan umum membuat, melaksanakan, dan menyempurnakan sistem manajemen keselamatan serta persyaratan alat pemberi informasi keselamatan lalu lintas
8 9 10 11 12 13 14 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Lampiran B - Kerangka Regulasi
1 dari 6
Penyusunan Peraturan Pemerintah
2019 2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI
UNIT PENANGGUNG JAWAB
UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
TARGET PENYELESAIAN
Ditjen. Hubdat
Kemenhub
2019
Ditjen. Hubdat
Kemenhub
2019
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019
RPM tentang Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di dalam dan di luar badan jalan. RPM tentang Penyelenggaraan Terminal RPM tentang Penyelenggaraan Terminal
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub
2019 2019
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019
Ditjen. Hubdat
Kemenhub
2019
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019
Ditjen. Hubdat
Kemenhub
2019
Ditjen. Hubdat
Kemenhub
2019
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub
2019 2019
E
Pasal Dalam PP No. 80 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan penindakan Pelanggaran lalu lintasLALU dan LINTAS Angkutan Penyusunan Peraturan Menteri BIDANG DAN ANGKUTAN JALAN Jalan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Pasal 22 ayat (6), Mengenai Tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan RPM tentang Tata Cara Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan penindakan pelanggaran LLAJ Pasal 26 ayat (2), mengenai bentuk, ukuran, dan tata cara pengisian belangko tilang oleh penyidik pegawai negeri sipil RPM tentang Tata Cara Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan penindakan pelanggaran LLAJ Pasal Dalam PP No. 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 2 3 4
Pasal 16, mengenai tata cara penyusunan rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan Pasal 25, mengenai norma, standar, pedoman dan kriteria penetapan batas kecepatan Pasal 44 ayat (3), mengenai persyaratan teknis dan persyaratan keselamatan lampu penerangan jalan Pasal 57 mengenai tata cara penempatan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan perlengkapan jalan
D 1 2
RPM tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Jaringan LLAJ RPM tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan RPM tentang Alat Penerangan Jalan RPM tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan RPM tentang Alat Penerangan Jalan RPM Alat Pengawasan dan Pengawaman Jalan RPM tentang Fasilitas Untuk sepeda, pejalan kaki dan penyandang cacat
5 6
Pasal 68, mengenai tata cara dan kriteria penetapan simpul dan lokasi terminal penumpang Pasal 72 mengenai Pengaturan luas, desain, dan jumlah fasilitas utama dan fasilitas penunjang untuk masing-masing tipe dan kelas Terminal.
7 8 9 10 11 12
Pasal 88, mengenai tata cara, persyaratan tekhnis dan sumber daya manusia penyelenggaraan terminal penumpang Pasal 93 mengenai Pengaturan luas, desain, dan jumlah fasilitas utama dan fasilitas penunjang Terminal barang untuk umum. Pasal 99, mengenai tata cara persyaratan tekhnis penyelenggaraan terminal barang Pasal 111, mengenai persayaratan tekhnis fasilitas parkir di dalam dan di luar ruang milik jalan Pasal 112, mengenai tata cara perizinan fasilitas parkir umum di luar ruang milik jalan serta sanksi administratif Pasal 122, mengenai persyaratan tekhnis trotoar, lajur sepeda, tempat penyebrangan pejalan kaki, halte, dan fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia lanjut Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang Mengamanatkan Pembentukan Lembaga
RPM tentang Penyelenggaraan Terminal RPM tentang Penyelenggaraan Terminal Barang untuk umum RPM tentang Terminal Barang Untuk Kepentingan Sendiri RPM tentang Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Umum RPM tentang Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Umum RPM tentang Fasilitas Pendukung Penyelenggaraan LLAJ
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
G 1 2 3 H 1
Pasal 13 ayat (5), Tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (diatur lebih lanjut dalam PP No 37 Tahun 2011 Tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) Pasal Dalam PP No. 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. Pasal 48 ayat (4) mengenai Pengaturan kriteria pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur wajib Andalalin. Pasal 50 ayat (3) mengenai Pengaturan persyaratan dan tata cara untuk memperoleh sertifikasi analisis dampak lalu lintas. Pasal 75 mengenai Pengaturan tata cara pelaksanaan pembatasan ruang parkir. Pasal Dalam PP No. 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan Pasal 40 mengenai Pengaturan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek.
2
Pasal 46 mengenai Pengaturan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek.
3 4
Pasal 47 mengenai Pengaturan Angkutan Massal Pasal 54 mengenai Pengaturan Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor Umum.
5 6 7 8 9 10
Pasal 59 mengenai Pengaturan dokumen Angkutan orang dan/atau barang. Pasal 77 mengenai Pengaturan pengawasan muatan Angkutan barang. Pasal 80 mengenai Pengaturan persyaratan izin penyelenggaraan Angkutan orang dan/atau barang. Pasal 85 mengenai Pengaturan izin penyelenggaraan Angkutan orang dalam Trayek. Pasal 86 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan perizinan Angkutan orang tidak dalam Trayek. Pasal 87 mengenai Pengaturan persyaratan, tata cara pelelangan dan seleksi pemberian izin penyelenggaraan Angkutan orang tidak dalam Trayek.
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019
11 12 13 14 15 16 17 18 19 I 1 J 1
Pasal 88 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan perizinan penyelenggaraan Angkutan barang khusus. Pasal 98 mengenai Pengaturan perlakuan khusus kepada penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit. Pasal 101 mengenai Pengaturan tarif Penumpang untuk Angkutan orang dalam Trayek kelas ekonomi. Pasal 103 mengenai Pengaturan tata cara perhitungan tarif Penumpang untuk Angkutan tidak dalam Trayek menggunakan taksi. Pasal 107 mengenai Pengaturan penetapan Trayek tertentu. Pasal 118 mengenai Pengaturan industri jasa Angkutan umum. Pasal 119 mengenai Pengaturan sistem informasi manajemen perizinan Angkutan. Pasal 120 mengenai Pengaturan peran serta masyarakat. Pasal 122 mengenai Pengaturan kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif. Pasal Dalam PP No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan Pasal 164 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan penyelenggaraan pelabuhan untuk melayani angkutan penyeberangan. Pasal Dalam PP No. 20 Tahun 2009 Tentang Angkutan di Perairan Pasal 55 mengenai Pengaturan tata cara penetapan trayek angkutan sungai dan danau.
Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat Ditjen. Hubdat
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
Ditjen. Hubdat
Kemenhub
2019
Ditjen. Hubdat
Kemenhub
2019
F 1
Lampiran B - Kerangka Regulasi
Peraturan Pemerintah/Peraturan Menteri/Peraturan Presiden
Penyusunan Peraturan Menteri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Penyusunan Peraturan Menteri Semua amanat PP 74 Tahun 2014 direncanakan akan disusun dalam tiga Peraturan Menteri Perhubungan: RPM tentang Penylenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum RPM tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan RPM tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan
Penyusunan Peraturan Menteri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Penyusunan Peraturan Menteri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
2 dari 6
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI
A 1 2 3 4 B
BIDANG PERKERETAAPIAN BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Pasal dalam PP No. 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri Peraturan Menteri Pasal 321 (6), mengenai persyaratan teknis. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Pasal 329, mengenai izin pembangunan prasarana perkeretaapian umum. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Pasal 337, mengenai izin operasi prasarana perkeretaapian dan kerjasama penyelenggaraan prasarana perkeretaapian. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Pasal 349, mengenai tata cara penerbitan izin operasi sarana perkeretaapian dan kerjasama penyelenggaraan sarana perkeretaapian. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Pasal dalam PP No 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pasal 20, mengenai Prinsip Lalu Lintas Kereta Api Pasal 23, mengenai Kecepatan dan Frekuensi Kereta Api Pasal 29, mengenai Tata Cara dan Standar Pembuatan Gapeka Pasal 39, mengenai Pengaturan Perjalanan Kereta Api Pasal 47, mengenai Tata Cara Persiapan Perjalanan Kereta Api Pasal 50, mengenai Tata Cara Penempatan Lokomotif Dalam Rangakaian Kereta Api Pasal 52, mengenai Tata Cara Pemeriksaan Jalur Kereta Api Pasal 57, mengenai Tata Cara Hubungan Blok Pasal 68, mengenai Tata Cara Pemberangkatan Kereta Api Pasal 74, mengenai Tata Cara Kereta Api Dalam Perjalanan dan Perjalanan Kereta Api di Jalur Bergigi Pasal 77, mengenai Tata Cara Kereta Api Memasuki Stasiun Pasal 79, mengenai Tata Cara Penerimaan Kedatangan Kereta Api Berhenti Pasal 82, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti dan Berjalan Langsung di Stasiun Pasal 84, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti dii Stasiun akhir Pasal 88, mengenai Tata Cara Persilangan dan Penyusulan serta Penutupan dan Pembukaan Stasiun Operasi Pasal 91, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti Luar Biasa Pasal 96, mengenai Tata Cara Pembatalan Perjalanan Kereta Api Pasal 105, mengenai Tata Cara Penanganan Bagian Kereta Api yang terputus Pasal 107, mengenai Tata Cara Penanganan Rinting Jalan Pasal 109, mengenai Tata Cara langsiran Jalan Pasal 119, Mengenai Tata Cara Pengaturan Awak Sarana Perkeretaapian Pasal 132, mengenai Tata Cara Angkutan Orang Pasal 167, mengenai tata cara pelaporan dan penanganan sanksi administratif pelanggaran angkutan kereta api Pasal 173, Mengeenai tata cara pemberian santunan, pengobatan dan besarnya ganti kerugian terhadap penumpang dan pihak ketiga
A 1 2 3 4 5 6 7 8
Pasal dalam Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang Mengamanatkan Pembuatan PP Pasal 153, mengenai perjanjian kerja dan persyaratan fasilitas kesehatan penumpang Pasal 171, mengenai tata cara dan prosedur mengenai sanksi administratif Pasal 212, mengenai tata cara pelaksanaan keamanan dan ketertiban serta permintaan bantuan di pelabuhan Pasal 225, mengenai tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif Pasal 255, mengenai fungsi, kewenangan dan tugas mahkamah pelayaran serta tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif. Pasal 278, mengenai kewenangan penjaga lautdan pantai Pasal 279, mengenai identitas penjaga laut dan pantai Pasal 281, mengenai pembentukan serta organisasi dan tata kerja penjaga laut dan pantai
Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Rancangan (Sedang disusun) Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
UNIT PENANGGUNG JAWAB
UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
TARGET PENYELESAIAN
Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019
Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian Ditjen. Perkeretaapian
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
BIDANG PELAYARAN
Lampiran B - Kerangka Regulasi
Penyusunan Peraturan Peraturan Pemerintah Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan RPP tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard) RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard) RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard)
3 dari 6
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI
UNIT PENANGGUNG JAWAB
UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
TARGET PENYELESAIAN
Ditjen. Hubla
Kemenhub
2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan RPP tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Penyusunan Peraturan Menteri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019
Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla
Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubla
Kemenhub
2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla
Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019
B 1
Pasal Dalam UU No. 17 Tahun 2008 yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Pasal 133, mengenai tata cara pengesahan gambar dan pengawasan pembangunan kapal, serta pemeriksaan dan sertifikasi keselamatan kapal RPM tentang Rancang Bangun Kapal
2 3 4 5 6 7 C 1 2 3 4
Pasal 150, mengenai garis muat dan pemuatan Pasal 216 (3), mengenai tata cara memperoleh persetujuan dan pelaporan Pasal 223, mengenai tata cara penahanan kapal di pelabuhan Pasal 250, mengenai susunan organisasi dan tata kerja mahkamah pelayaran Pasal 272 ayat (5), mengenai tata cara penyampaian dan pengelolaan sistem informasi pelayaran Pasal 275 ayat (2), mengenai peran serta masyarakat dalam kegiatan pelayaran Pasal Dalam PP 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan yang Mangamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Pasal 19, mengenai tata cara penetapan lokasi pelabuhan Pasal 29, mengenai tata cara Penetapan dan penilaian rencana induk Pasal 36, mengenai tata cara penetapan Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Pasal 67, mengenai tata cara penyediaan, pemeliharaan, standar, dan spesifikasi teknis penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur pelayaran, jaringan jalan dan tata cara penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di pelabuhan Pasal 86, mengenai Tata cara pemberian izin pembangunann pelabuhan Pasal 93, mengenai tata cara pemberian izin pengembangan pelabuhan Pasal 104, mengenai Persyaratan,tata cara pemberian izin pengoperasian, penetapan peningkatan pengoperasian pelabuhan dan peningkatan kemampuan pengoperasian fasilitas pelabuhan Pasal 109, mengenai tata cara penetapan lokasi, pemberian izin pembangunan dan pemberian izin operasi wilayah tertentu yang berfungsi sebagai pelabuhan Pasal 144 mengenai tata cara pemberian persetujuan pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri Pasal 161, mengenai tata cara pengolahan dan laporan serta penyusunan sistem informasi pelabuhan Pasal 164, mengenai penyelenggaraan pelabuhan laut serta pelabuhan sungai dan danau yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan
5 6 7 8 9 10 11
Lampiran B - Kerangka Regulasi
4 dari 6
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO D 1 2 3 4 5 E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 F 1 2 3 4
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI
Pasal Dalam PP No 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian Yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Pasal 37 mengenai penyelenggaraan sarana bantu navigasi-pelayaran dan tata cara penerbitan izin pengadaan sarana bantu navigasi pelayaran oleh badan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan usaha Pasal 70 mengenai penyelenggaraan telekomunikasi pelayaran dan tata cara pemberian izin pengadaan telekomunikasi pelayaran oleh badan usaha Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
UNIT PENANGGUNG JAWAB
UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
TARGET PENYELESAIAN
Ditjen. Hubla
Kemenhub
2019
Ditjen. Hubla
Kemenhub
2019
Pasal 76 mengenai tata cara pemberian izin kuasa perhitungan Pasal 84 mengenai tata cara penyiaran berita marabahaya, berita segera, berita keselamatan, dan siaran tanda waktu standar Pasal 130 mengenai tata cara pelaksanaan kegiatan salvage dan atau pekerjaan bawah air, tata cara pemberian izin usaha salvage dan atau pekerjaan bawah air, dan pendidikan dan pelatihan penyelam Pasal Dalam PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (jo. PP No 22 Tahun 2011) yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Pasal 19 mengenai tata cara pengoperasian kapal pada trayek tetap dan teratur serta trayek tidak tetap dan tidak teratur angkutan laut dalam negeri
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla
Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019
Penyusunan Peraturan Menteri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubla
Kemenhub
2019
Pasal 28 mengenai tata cara penempatan kapal pada trayek angkutan laut luar negeri Pasal 34 mengenai tata cara pelaporan rencana kedatangan kapal asing yang diageni oleh perusahaan nasional keagenan kapal atau perusahaan angkutan laut nasional Pasal 38 mengenai tata cara penunjukan perwakilan perusahaan angkutan laut asing Pasal 42 tata cara pelaporan pengoperaian kapal oleh pelaksana kegiatan angkutan laut khusus dan tata cara penerbitan izin penggunaan angkutan laut khusus mengangkut muatan atau barang umum Pasal 44 mengenai tata cara penunjukan keagenan angkutan laut khusus Pasal 51 mengenai kegiatan angkutan laut pelayaran rakyat Pasal 55, mengenai tata cara penetapan trayek angkutan sungai dan danau di dalam negeri Pasal 60, mengenai tata cara penerbitan izin kegiatan angkutan sungai dan danau untuk kepentingan umum Pasal 69, mengenai tata cara pemberian persetujuan penempatan kapal pada lintas penyeberangan Pasal 98, mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan laut Pasal 102 mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan laut pelayaran rakyat Pasal 106, mengenai tata cara pemberian izin usaha dan izin trayek kapal angkutan sungai dan danau Pasal 116, mengenai tata cara pemberian izin usaha bongkar muat barang Pasal 121, mengenai tata cara izin usaha jasa pengurusan transportasi Pasal 125, mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan perairan pelabuhan Pasal 129, mengenai tata cara pemberian izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut Pasal 133, mengenai tata cara pemberian izin usaha tally mandiri Pasal 138, mengenai tata cara pemberian izin usaha depo peti kemas Pasal 143, mengenai tata cara pemberian, izin usaha pengelolaan kapal Pasal 147, mengenai tata cara pemberian izin usaha perantara jual beli dan/atau sewa kapal Pasal 151, mengenai tata cara pemberian izin usaha keagenan awak kapal Pasal 155, mengenai tata cara pemberian izin usaha keagenan kapal Pasal 160, mengenai tata cara pemberian izin usaha perawatan dan perbaikan kapal Pasal 169, mengenai tata cara penerbitan izin operasi angkutan sungai dan danau untuk kepentingan sendiri Pasal 190, tata cara pengangkutan dan penanganan di pelabuhan terhadap barang khusus dan barang berbahaya Pasal 194, mengenai pengembangan dan pengadaan armada niaga nasional, fasilitas Pemerintah dalam pemberdayaan industri pelayaran nasional dan perkuatan industri perkapalan nasional. Pasal 206 mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif Pasal Dalam PP No. 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Pasal 17 ayat (4), mengenai persyaratan teknis fasilitas pencegahan pencemaran di pelabuhan termasuk di terminal khusus Pasal 32, mengenai tata cara penerbitan sertifikat dana jaminan ganti rugi pencemaran Pasal 33 ayat (4), mengenai tata cara penetapan lokasi pembuangan limbah dl perairan Pasal 36, mengenai tata cara penyusunan sistem Informasl perlindungan lingkungan maritim
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla
Kemenhub Kemenhub
2019 2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla
Kemenhub Kemenhub
2019 2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Penyusunan Peraturan Menteri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubla
Kemenhub
2019
Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla Ditjen. Hubla
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019
Koordinasi Ditjen Hubud dengan Kemenhan
Kemenhub, Kemenhan
2019
BIDANG PERHUBUNGAN UDARA A 1
Pasal dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang Mengamanatkan Pembuatan PP Pasal 9, mengenai pelanggaran wilayah kedaulatan, penetapan kawasan udara terlarang, kawasan udara terbatas, pelaksanaan tindakan terhadap pesawat udara dan personel pesawat udara serta tata cara dan prosedur pelaksanaan tindakan pemaksaan oleh pesawat udara Negara.
Penyusunan Peraturan Pemerintah Pemrakarsa Awal Kementerian Pertahanan
2
Pasal 12, mengenai pembinaan, lembaga, fungsi perumusan kebijakan dan fungsi pemberian pertimbangan di bidang penerbangan dan antariksa.
Pemrakarsa Awal Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia
3
Pasal 70, mengenai pesawat udara Negara.
Pemrakarsa Awal Kementerian Pertahanan
4
Pasal 260 ayat (4), mengenai tingkat kebisingan, pencemaran, serta pemantauan dan pengelolaan lingkungan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Lampiran B - Kerangka Regulasi
5 dari 6
Koordinasi Ditjen Hubud Kemenhub, Dewan dengan Dewan Penerbangan dan Antariksa Penerbangan dan Nasional Antariksa Nasional Koordinasi Ditjen Hubud Kemenhub, Kemenhan dengan Kemenhan Ditjen. Hubud
Kemenhub
2019
2019
2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO 5
Pasal 374, mengenai pemberdayaan industri dan pengembangan teknologi penerbangan.
B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pasal dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri Pasal 23, mengenai lembaga penyelenggaran pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi. Pasal 33, mengenai lembaga penyelenggara pelayanan umum serta proses dan biaya sertifikasi. Pasal 66, mengenai lembaga penyelenggara pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi. Pasal 106, mengenai tarif angkutan udara perintis. Pasal 125, mengenai tata cara dan prosedur penetapan serta pemanfaatan jaringan dan rute penerbangan. Pasal 168, mengenai jumlah ganti kerugian untuk setiap bagasi tercatat dan kargo. Pasal 172 ayat (4) Mengenai besaran ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasala 184 ayat (3) Mengenai perhitungan besaran ganti rugi, persyaratan, dan tata cara untuk memperoleh ganti kerugian. Pasal 186 ayat (2), mengenai tanggung jawab pengangkut. Pasal 226 ayat (4), mengenai kegiatan pemerintah di Bandar udara. Pasal 238, mengenai kegiatan pengusahaan di Bandar udara, serta tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif.
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 C 1 2 3 4 5 6 7 8 D 1 2
3
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI
UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
TARGET PENYELESAIAN
Koordinasi Ditjen Hubud dengan Kemenko Bidang Perekonomian
Kemenhub, Kemenko Bidang Perekonomian
2019
Penyusunan Peraturan Menteri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan RPM tentang Kepengusahaan Bandar Udara di Ditjen Perhubungan Udara
Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
Pasal 252, mengenai izin pembangunan dan pengoperasian Bandar udara khusus, serta perubahan status menjadi Bandar udara yang dapat melayani kepentingan umum. Pasal 255, mengenai tata cara dan prosedur pemberian izin pembangunan dan pengoprasian tempat pendaratan dan Iepas landas helikopter. Pasal 256 ayat (4), mengenai Bandar udara internasional. Pasal 268, mengenai tata cara dan prosedur penetapan tatanan ruang udara nasional dan jalur penerbangan. Pasal 312 ayat (5), mengenai pengawasan keselamatan penerbangan, unit kerja dan lembaga penyelenggara pelayanan umum. Pasal 322, mengenai budaya keselamatan penerbangan, tata cara, dan prosedur pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 321 ayat (3). Pasal 343, mengenai tata cara dan prosedur pelaksanaan kemanan pengoperasian pesawat udara. Pasal 351, mengenai fasilitas keamanan penerbangan. Pasal 379 ayat (5), mengenai tata cara penyampaian dan pengelolaan sistem informasi penerbangan. Pasal 380 ayat (2), mengenai tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta besarnya denda administratif.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubud
Kemenhub
2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019
Pasal 381 ayat (5), mengenai penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang penerbangan. Pasal 392, mengenai sertifikat kompetensi dan Iisensi serta penyusunan program pelatihan. Pasal 395 (2), mengenai peraturan hari kerja, pembatasan jam kerja, dan persyaratan jam istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 398, mengenai peran serta masyarakat. Pasal dalam Peraturan Pemerintah Nemer 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandara Udara yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri Pasal 6 ayat (2), mengenai keadaan tertentu pemindahan penetapan lokasi Bandar Udara. Pasal 10 ayat (2), mengenai standar rancang bangun dan/atau rekayasa fasilitas Bandara Udara, serta standar kelaikan fasilitas. Pasal 17 ayat (3), mengenai rancangan teknik terinci fasilitas pokok Bandar udara dan pengesahan. Pasal 22 ayat (3)Mengenai tata cara prosedur pemberian izin mendirikan bangunan bandar udara. Pasal 25 ayat (4), mengenai bangunan Bandar udara dan persetujuan pengembangan Bandar udara. Pasal 29 ayat (3), mengenai perjanjian kerjasama pembangunan bandar udara. Pasal 30 ayat (3), mengenai kerjasama pembangunan dan/atau pengembangan bandar udara. Pasal 46 ayat (3), mengenai tahapan, penerapan bandar udara ramah lingkungan dan penyampaian laporan. Pasal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perum lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri. Pasal 14 ayat (4), mengenai penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya. Pasal 30, mengenai tugas direksi dalam melakukan pembatasan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan perum untuk kepentingan perum dan sesuai dengan maksud dan tujuan perum serta mewakili perum di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Peraturan Menteri
Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud
Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub Kemenhub
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubud Ditjen. Hubud
Kemenhub Kemenhub
2019 2019
Pasal 106, mengenai penghapusan dan pemindahtanganan aset Perum.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Ditjen. Hubud
Kemenhub
2019
Lampiran B - Kerangka Regulasi
PemrakarsaJALAN awal Kemenko Perekonomian BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
UNIT PENANGGUNG JAWAB
6 dari 6
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
LAMPIRAN C.1
TABEL REKAPITULASI ALOKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 TOTAL ALOKASI 2015-2019 (Rp. Miliar)
ALOKASI (Rp. Miliar) NO
PROGRAM/ KEGIATAN TAHUN 2015
A
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT
6.077,110
10.620,239
13.031,644
13.481,219
14.053,450
57.263,663
RPJMN 2015-2019
5.834,863
10.352,510
12.748,852
13.180,734
13.732,233
55.849,192
1
Pembinaan dan Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan
2.040,903
3.073,700
3.505,100
3.828,161
4.380,320
16.828,184
2
Manajemen dan Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat
57,760
316,550
408,410
529,840
687,260
1.999,820
3
Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan
1.057,770
2.756,230
3.971,430
3.963,240
4.011,570
15.760,240
4
Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi ASDP dan Pengelolaan Prasarana Lalu Lintas SDP
2.678,430
4.206,030
4.863,912
4.859,493
4.653,083
21.260,948
5
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Darat
242,247
267,729
282,792
300,485
321,217
1.414,471
B
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
18.670,667
39.558,846
46.200,814
63.253,295
65.641,932
233.325,554
RPJMN 2015-2019
18.554,441
39.433,600
46.066,800
63.109,900
65.488,500
232.653,241 3.212,677
1
Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Sarana Perkeretaapian
442,777
686,000
725,600
562,400
795,900
2
Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
170,588
156,400
164,600
172,400
180,700
844,688
3
Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api
17.773,695
38.415,400
44.992,100
62.182,300
64.310,400
227.673,895
4
Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian
167,381
175,800
184,500
192,800
201,500
921,981
5
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian
116,227
125,246
134,014
143,395
153,432
672,313
C
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT
22.842,956
25.513,008
25.216,711
25.362,225
26.985,451
125.920,351
RPJMN 2015-2019
18.169,557
19.721,907
18.556,945
17.703,494
18.177,910
92.329,813
1
Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
4.311,575
4.893,756
3.713,779
2.594,686
2.911,529
18.425,325
2
Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan
7.377,269
7.423,024
7.470,651
7.520,242
7.571,895
37.363,082
3
Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Perkapalan dan Kepelautan
137,219
136,965
13,000
13,000
13,000
313,184
4
Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Kenavigasian
3.073,839
3.172,717
3.247,880
3.448,167
3.525,917
16.468,520
5
Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Penjagaan Laut dan Pantai
3.269,654
4.095,445
4.111,635
4.127,399
4.155,569
19.759,701
6
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut
4.673,399
5.791,101
6.659,766
7.658,731
8.807,541
33.590,538
D
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA
11.745,870
18.376,110
17.820,380
17.620,360
17.748,300
83.311,020
9.502,170
16.054,660
15.437,340
15.222,100
15.206,090
71.422,360
466,620
620,700
631,480
643,020
655,380
3.017,200
8.278,292
14.075,608
13.562,820
13.078,432
12.855,650
61.850,802
RPJMN 2015-2019 1
Pelayanan Angkutan Udara Perintis
2
Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara
3
Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Keamanan Penerbangan
265,888
434,202
260,835
234,868
217,480
1.413,273
4
Pengawasan dan Pembinaan Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara
331,370
659,150
622,840
772,880
819,250
3.205,490
5
Program Pembinaan Navigasi Penerbangan
160,000
265,000
359,365
492,900
658,330
1.935,595
6
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Udara
2.243,700
2.321,450
2.383,040
2.398,260
2.542,210
11.888,660
E
PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN
4.401,610
6.712,099
6.741,825
6.819,239
7.507,361
32.182,133
RPJMN 2015-2019
4.096,440
6.351,580
6.362,604
6.424,663
7.010,172
30.245,459
1
Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat
233,780
165,040
176,143
328,507
609,937
1.513,408
2
Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut
395,680
1.007,595
893,331
1.042,916
1.368,574
4.708,096
3
Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara
284,450
327,246
312,242
454,188
465,575
1.843,701
4
Pendidikan Perhubungan Darat
448,530
710,928
638,894
591,635
569,180
2.959,168
5
Pendidikan Perhubungan Laut
1.470,430
1.332,080
1.483,509
1.565,009
1.886,965
7.737,992
6
Pendidikan Perhubungan Udara
1.263,570
1.743,376
1.680,797
1.819,604
1.555,870
8.063,217
7
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya BPSDM Perhubungan
231,070
258,999
262,562
268,207
274,489
1.295,327
8
Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan
74,100
101,519
116,659
126,369
222,699
641,347
9
Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan transportasi (QW)
0,000
1.065,316
1.177,688
622,803
554,070
3.419,877
Lampiran C.1 - Tabel Alokasi Pendanaan
1 dari 2
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TOTAL ALOKASI 2015-2019 (Rp. Miliar)
ALOKASI (Rp. Miliar) NO
PROGRAM/ KEGIATAN TAHUN 2015
F
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
228,259
240,359
251,107
237,048
247,941
7,551
7,928
8,325
8,699
9,091
41,593
Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda
23,207
35,612
36,295
12,101
13,112
120,327
3
Penelitian dan Pengembangan Darat dan Perkeretaapian
29,099
33,609
35,141
36,859
38,722
173,430
4
Penelitian dan Pengembangan Laut
20,734
17,508
18,383
19,210
20,075
95,909
5
Penelitian dan Pengembangan Udara
21,482
23,056
24,209
25,298
26,037
120,083
6
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
126,186
122,645
128,755
134,881
140,905
653,373
G
INSPEKTORAT JENDERAL
100,311
105,330
110,590
116,120
122,930
555,282
1
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I
10,111
10,617
11,148
11,705
12,291
55,872
2
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II
8,063
8,466
8,889
9,333
9,800
44,551
3
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat III
6,727
7,063
7,416
7,787
8,176
37,169
4
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV
6,968
7,317
7,683
8,067
8,470
38,506
5
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V
6,744
7,081
7,435
7,807
8,197
37,263
6
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal
61,699
64,787
68,019
71,421
75,996
341,921
H
SEKRETARIAT JENDERAL
887,221
1.036,891
1.031,456
1.087,927
1.148,374
5.191,869
1
Penyusunan Dokumen Rencana, Program, Evaluasi serta Penetapan Kebijakan Pentarifan di Sektor Perhubungan
30,421
30,500
32,030
33,600
35,250
161,801
2
Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaian
39,685
41,669
43,752
45,940
48,537
219,583
3
Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan
39,795
41,785
43,874
46,069
48,372
219,895
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN
1
Perencanaan Kebijakan Sistranas
2
4
1.204,715
40,828
42,869
45,425
47,464
49,827
226,413
540,066
567,069
595,422
625,294
656,454
2.984,305
6
Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Produk dan Pelayanan Hukum serta Kerja Sama Luar Negeri Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas Biro Umum Setjen Kementerian Perhubungan Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan
44,454
146,410
92,969
98,980
105,688
488,501
7
Pengelolaan Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan
57,650
67,241
73,965
81,362
89,498
369,716
8
Pemanfaatan Kajian Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi
33,204
34,864
36,607
38,538
40,360
183,573
9
Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran
22,885
24,229
25,231
26,492
27,817
126,654
10
Pelayanan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda Transportasi
38,233
40,255
42,181
44,188
46,571
211,428
64.954,005
102.162,883
110.404,527
127.977,434
133.455,739
538.954,587
5
JUMLAH
Lampiran C.1 - Tabel Alokasi Pendanaan
2 dari 2
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
LAMPIRAN C.2
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
A PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT
1
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 6,077.110
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 10,620.239
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 13,031.644
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 13,481.219
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 14,053.450
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar) 57,263.663
RPJMN TAHUN 20152019
5,834.863
10,352.510
12,748.852
13,180.734
13,732.233
55,849.192
Pembinaan dan Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan
2,040.903
3,073.700
3,505.100
3,828.161
4,380.320
16,828.184
Tersusunnya Kebijakan Transportasi Perkotaan Jumlah Dokumen Rencana Induk/Umum. SID/DED Transportasi Perkotaan (paket) Jumlah Sistem Informasi Transportasi Perkotaan (paket) Jumlah Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Transportasi Perkotaan (paket)
TARGET 2015-2019
25.278
25
Jakarta (Kantor Pusat)
29.110
25
Jakarta (Kantor Pusat)
30.410
25
Jakarta (Kantor Pusat)
32.931
25
Jakarta (Kantor Pusat)
36.862
25
Jakarta (Kantor Pusat)
154.591
125
1.500
1
Jakarta (Kantor Pusat)
0.500
1
Jakarta (Kantor Pusat)
1.000
1
Jakarta (Kantor Pusat)
1.000
1
Jakarta (Kantor Pusat)
1.000
1
Jakarta (Kantor Pusat)
5.000
5
7.500
15
10 Provinsi
9.000
15
10 Provinsi
10.500
15
10 Provinsi
12.000
15
10 Provinsi
13.500
15
10 Provinsi
52.500
75
1,134.000
530
26 Provinsi (antara lain: Palembang. Makassar. Batam. Pekanbaru. Bandar Lampung. Padang. Denpasar, Jabodetabek)
1,247.400
530
32 Provinsi (antara lain: Samarinda, Serang, Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan, Jambi, Mataram, Jabodetabek)
1,372.140
530
33 Provinsi (antara lain: Manado, Yogyakarta, Kupang, Palu, Ambon, Tarakan, Bengkulu, Jabodetabek)
1,521.333
530
33 Provinsi (antara lain: Jayapura, Banda Aceh, Palangkaraya, Gorontalo, Pangkal Pinang, Ternate, Sorong, Mamuju, Jabodetabek)
6,954.873
13.750
20
3 Kota (Jember, Bau-bau, Sumbawa Besar)
15.125
20
3 Kota (Banda Aceh, Nias, Pekanbaru)
16.638
20
3 Kota (Batam, Tjg Pinang, Padang)
18.301
20
3 Kota (Palembang, Tangerang, DKI Jkt)
73.189
Terwujudnya Pelayanan Transportasi Perkotaan yang Berkelanjutan Jumlah BRT (termasuk Jabodetabek) (unit)
1,680.000
Jumlah Bus Pemadu Moda (unit)
9.375
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
1,050
20 Provinsi (antara lain: Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Bekasi, Jabodetabek)
15
4 Kota (Bengkulu, Palu, Kendari, Kupang)
1 dari 66
3,170
95
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Jumlah Bus Angkutan Umum/ Pelajar/Mahasiswa (unit) Jumlah ATCS (paket)
Jumlah Fasilitas Integrasi Moda (paket) Jumlah Paket Penyelenggaraan Transportasi Ramah Lingkungan (Jalur sepeda. Pedestrian) (paket) Jumlah Paket Kegiatan Smart Driving (kota)
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
28.750
50
20 Provinsi
120.000
12
20.000
2
0.000
0
1.500
2
Makassar, Pekanbaru
41.500
5
5 Provinsi
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
37.950
60
22 Provinsi
5 Provinsi/kota besar/kota metropolitan
165.000
15
2 Provinsi
110.000
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
41.745
60
22 Provinsi
7 Provinsi/kota besar/kota metropolitan
181.500
15
10
10 Provinsi
121.000
35.000
5
4 Provinsi
4.000
5
Medan, Padang, Palembang, Bandung, Semarang
1,377.340
34
34 Provinsi
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
45.920
60
22 Provinsi
6 Provinsi/kota besar/kota metropolitan
226.270
17
10
10 Provinsi
133.100
38.500
5
4 Provinsi
8.500
10
Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin, Banda Aceh, Jambi, Bengkulu, Pangkal Pinang, Bandar Lampung
1,635.400
34
34 Provinsi
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
50.511
60
22 Provinsi
204.876
290
6 Provinsi/kota besar/kota metropolitan
263.538
18
6 Provinsi/kota besar/kota metropolitan
956.308
77
10
10 Provinsi
146.410
10
10 Provinsi
530.510
42
84.700
10
8 Provinsi
93.170
10
8 Provinsi
251.370
30
10.700
15
Serang, Jakarta, Pontianak, Palangkaraya, Samarinda, Tarakan, Tanjung Selor, Manado, Gorontalo, Palu, Kendari, Mamuju, Mataram, Kupang, Ambon
19.000
20
Denpasar, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Bengkulu, Bandar Lampung, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Jakarta, Manado, Jambi, Banda Aceh
43.700
52
1,635.400
34
34 Provinsi
1,958.400
34
34 Provinsi
6,648.040
141
Terselenggaranya Transportasi Perkotaan yang Berkelanjutan Jumlah Fasilitas Perlengkapan Jalan di Wilayah Perkotaan (Provinsi) Terlaksananya penataan transportasi Jabodetabek (QW) Terbentuknya Struktur Organisasi Jumlah Paket perencanaan Penyelenggaraan Transportasi Jabodetabek Panjang Koridor terbangun (km)
0.500
1
1.000
1
Jakarta (Kantor Pusat) Jabodetabek
60.000
60
Jabodetabek
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
0.600
1
1.250
1
Jakarta (Kantor Pusat) Jabodetabek
88.000
80
Jabodetabek
0.700
1
1.500
1
Jakarta (Kantor Pusat) Jabodetabek
96.800
80
Jabodetabek
2 dari 66
0.800
1
1.750
1
Jakarta (Kantor Pusat) Jabodetabek
106.480
80
Jabodetabek
1.100
1
2.000
1
Jakarta (Kantor Pusat) Jabodetabek
58.564
40
Jabodetabek
0.000
0
3.700
5
7.500
5
409.844
340
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Jumlah Paket Fasilitas Pendukung BRT
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 24.000
TARGET 3
LOKASI Jabodetabek
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 35.200
TARGET 4
TAHUN 2017 LOKASI Jabodetabek
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 38.720
TARGET 4
TAHUN 2018 LOKASI Jabodetabek
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 42.592
TARGET 4
TAHUN 2019 LOKASI Jabodetabek
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 23.426
TARGET 2
LOKASI Jabodetabek
Terwujudnya Konektivitas Transportasi perkotaan di 28 Kota (Aksesibilitas, Sarana, Dan Prasarana) (QW) Jumlah Paket Pasilitas Pendukung BRT (Halte)*
2
163.938
TARGET 2015-2019 17
0.000
20.000
40
4 Provinsi
33.000
60
6 Provinsi
36.300
60
6 Provinsi
53.240
80
8 Provinsi
73.205
100
Teselenggaranya Transportasi Perkotaan di 17 kota pengembangan BRT Jumlah kota yang mendapatkan subsidi transportasi perkotaan [DAK/PSO ( * masih memerlukan kajian teknis terkait skema pendanaan)]
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
8 Provinsi
215.745
340
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
52.500
7
100.000
10
152.500
17
Manajemen dan Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat Tersusunnya Kebijakan Keselamatan Transportasi Darat Jumlah Dokumen Kajian Teknis Keselamatan Transportasi Darat Jumlah Monitoring Keselamatan Transportasi Darat Jumlah Sistem Informasi Keselamatan Transportasi Darat Jumlah Bimbingan Teknis Bidang Keselamatan Transportasi Darat Terwujudnya keselamatan transportasi
57.760
Jumlah Kemitraan Keselamatan Transportasi Darat Jumlah Penerapan Manajemen Kecepatan
1.400
4
0.100
1
0.130
1
0.100
1
0.130
1
1.860
8
0.000
0
5.250
3
5.250
3
5.250
3
15.250
5
31.000
14
316.550
408.410
529.840
687.260
1,999.820
9.600
13
15.750
21
15.050
18
15.750
19
15.050
19
71.200
90
2.950
9
4.500
10
5.850
4
4.500
4
5.850
4
23.650
31
0.700
1
0.400
1
0.520
1
0.400
1
0.520
1
2.540
5
5.350
11
9.950
19
12.940
22
5.000
10
7.000
14
40.240
76
0
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
3 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
3
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
Jumlah Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Bagi Perusahaan Angkutan Umum Jumlah Regulasi Keselamatan Jalan Jumlah Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan (LRK)
0.000
0
0.600
2
0.780
1
0.600
1
0.780
1
2.760
0.900
3
1.400
3
1.820
3
1.400
3
1.820
3
7.340
15
0.900
1
135.900
33
150.000
33
116.050
26
176.000
33
578.850
126
Jumlah Audit dan Inspeksi Prasarana Transportasi Darat Jumlah Bantuan Teknis di Bidang Keselamatan Transportasi Darat Jumlah Fasilitas Prasarana Bidang Keselamatan Jumlah Peralatan Pendukung Keselamatan pada Kendaraan Jumlah Publisitas dan Sosialisasi Keselamatan Transportasi Darat Jumlah Materi Sosialisasi Keselamatan Transportasi Darat Jumlah Peningkatan Kapasitas di Bidang Keselamatan Transportasi Darat
0.600
2
1.000
2
1.300
2
1.000
2
1.300
2
5.200
10
0.500
1
15.020
7
19.260
5
15.020
5
19.260
5
69.060
23
1.000
2
5.000
16
7.000
22
5.000
16
20.000
50
38.000
106
0.000
0
5.600
6
6.500
1
5.600
1
6.500
1
24.200
9
22.310
20
47.400
12
51.620
11
109.040
15
110.000
20
340.370
78
4.000
3
13.000
5
15.000
5
10.000
3
20.000
5
62.000
21
4.540
9
4.550
4
5.920
12
4.000
8
6.000
12
25.010
45
Jumlah Penerapan Rute Aman Selamat Sekolah (RASS) Administrasi Kegiatan
0.500
1
50.000
10
108.000
18
230.000
34
280.330
34
668.830
97
2.510
1.130
1.470
1.130
1.470
7.710
Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan Tersusunnya Kebijakan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
1,057.770
2,756.230
3,971.430
3,963.240
4,011.570
15,760.240
Penyusunan Sistem Informasi Transportasi Jalan Monitoring dan Evaluasi Transportasi Jalan (paket)
33.300
31
12.600
26
16.100
15
16.100
10
12.600
10
90.700
92
19.670
25
18.000
36
25.000
50
25.000
60
18.000
60
105.670
231
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
4 dari 66
5
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
Rencana Induk/Umum, SID/DED Lalu Lintas Angkutan Jalan (paket) Terwujudnya keselamatan transportasi darat
22.480
34
Jumlah Lokasi Pembangunan UPPKB
10.000
Jumlah Paket Pemeliharaan / Rehabilitasi Fasilitas Keselamatan LLAJ
LOKASI Kantor Pusat
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
TARGET
LOKASI
TARGET 2015-2019
1,110.000
68
225.000
45
870.260
218
23
59.800
23
280.000
93
35.000
13
50.000
13
155.000
53
1
110.180
1
110.220
1
437.880
4
170.000
34
170.000
34
253.000
34
748.700
138
230
1,310.000
262
1,310.000
349
1,210.000
350
5,340.120
10
195.000
13
195.000
16
195.000
17
748.000
59
440.170
290
90
63.000
100
30.700
100
2
200.000
1
300.000
15
300.000
20
300.000
15.260
38
180.000
45
225.000
45
225.000
45
Jumlah Paket Implementasi Teknologi dan Informasi Lalu Lintas Angkutan Jalan
0.000
1
59.800
23
75.900
23
84.500
Jumlah Lokasi Pengembangan Pengujian Kendaraan Bermotor
0.000
0
35.000
14
35.000
13
Pembangunan Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor Pengadaan dan Pemasangan Alat PKB
0.000
0
107.300
1
110.180
2.700
2
153.000
34
521.090
234
989.030
13.000
3
150.000
Kantor Pusat
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
30
63.000
Kantor Pusat
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
409
85
Kantor Pusat
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
238.680
59.500
Kantor Pusat
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
Terwujudnya Kinerja Pelayanan LLAJ (Simpul & Konektivitas) Jumlah Paket Fasilitas Perlengkapan Jalan LLAJ Jumlah Lokasi Peningkatan UPPKB Jumlah Paket Dukungan bidang LLAJ
28.170
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
27
104.000
52
128.000
64
5 dari 66
90.000
71
90.000
76
1,425
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI Ponorogo (Jawa Timur), Padang (Sumbar)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2017
TARGET
LOKASI
350.000
7
Aruk (Kalbar), Entikong (Kalbar), Motoain (NTT), Motomasin (NTT), Wini (NTT), Skouw (Papua), Badau (Kalbar)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2018
TARGET
LOKASI
525.000
7
Lamongan (Jatim), Pondok Cabe (Banten), Magelang (Jawa Tengah), Jember (Jawa Timur), Probolinggo (Jawa Timur), Lamandau (Kalimantan Tengah), Jombor (Yogyakarta)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2019
TARGET
LOKASI
525.000
12
Bobot Sari (Jawa Tengah), Singkawang (Kalbar), Daya (Makassar, Sulsel), Kendari (Sulsel), Dumai (Riau), Entrop (Jayapura, Papua), Asahan (Sumut), Demak (Jawa Tengah), Blitar (Jawa Timur), Kediri (Jawa Timur), Banyuwangi (Jawa Timur), Purwokerto (Jawa Tengah)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
525.000
13
Rajabasa (Lampung), Bekasi (Jawa Barat), Giilimanuk (Bali), Amurang (Sulut), Tanjung Selor (Kalimantan Utara), Manokwari (Papua Barat), Brebes (Jawa Tengah), Sofifi (Maluku Utara), Polewali (Sulawesi Barat), Batam (Kepri), Musi Banyuasin (Sumsel), Kawarang (Jawa Barat)
Jumlah Lokasi Pembangunan Terminal (Baru)
107.240
2
Jumlah Lokasi Pehabilitasi / Peningkatan Pembangunan Terminal (Paket)
154.390
7
140.000
7
580.000
29
580.000
36
580.000
Jumlah Pengadaan Bus Perintis
35.250
75
50.000
100
50.000
100
60.000
150
Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Jalan (Trayek)
95.220
217
110.000
227
115.000
237
125.000
Jumlah Angkutan Barang Perintis
0.000
0
14.000
40
17.500
50
Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Barang di jalan Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi ASDP dan Pengelolaan Prasarana Lalu Lintas SDP Terwujudnya Konektivitas LLASDP (Aksesibilitas, Sarana, Dan Prasarana)
0.000
0
24.000
28
30.750
28
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
2,032.240
41
40
2,034.390
119
100.000
170
295.250
595
247
204.000
257
649.220
257
17.500
60
17.500
75
66.500
225
31.960
28
30.750
28
117.460
112
Meningkatnya Aksesibilitas Transportasi Jalan
4
Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Baru
2,678.430
69.200
4,206.030
13
(1)
0.000
4,863.912
0
-
187.330
4,859.493
26
(2)
70.930
4,653.083
12
(3)
75.970
21,260.948
14
(4)
403.430
65
(1). Raijua, Sabu (NTT): Wairiang (NTT): Karatung/Kawio (Sulut): Kawaluso (Sulut): Bombana (Sultra): Pure (Sultra): Moti, (Malut): Waren (Papua): Salawati (Papua Barat): Wasior (Papua Barat): Tambelan (Kalbar): Penagi (Kepri): Sintete (Kepri)
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
6 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2015 TOTAL INDIKASI ANGGARAN TARGET INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI NO 2015-2019 2015-2019 TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (2). Sekadau (Kalbar): Numfor (Papua): Tanjung Medang (Riau): Saubeba (Papua): Geser (Maluku): Pagai Selatan (Sumbar): Kaledupa (Sultra): Sikabaluan (Sumbar): Sei Guntung (Riau): Boniton (Sulteng): P. Telo (Sumut): Teluk Dalam (Sumut): P. Sermata (Maluku): Makalehi (Sulut): Klademak (Papua Barat): Binongko (Sultra): Kaimana (Papua Barat): Gunung Tabur (Kaltim): Adaut (Maluku): Jampea (Sulsel): Pasokan (Sulteng): Moa (Maluku): Leti (Maluku): Bakalang (NTT): Alai (Riau): Batanta (Papua Barat) PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
(3). Weda (Malut): Kaonda (Papua): Siladen (Sulut): Talise (Sulut): Letung (Kepri): Meranti Bunting (Riau): Agats (Papua): Maritaing (NTT): Raha (Sultra): Gangga (Sulsel): Tomia (Sultra): P Merbau (Riau) (4). Tarempa (Kepri): Kuala Enok (Riau): Pulau Padang (Riau): Kabonga (Sulteng): Kadajoi (NTT): P. Pini (Sumut): Sinjai (Sulsel): Serasan (Kepri): Dakal (Riau): Tanah Bala (Sumut): Sekotong (NTB): Ketam Putih (Riau): P Bunyu (Kaltara): Mendanau, Babel Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Sungai Baru
47.080
(5)
14
0.000
0
118.940
(6)
27
48.500
(7)
13
54.850
(8)
16
269.370
70
(5). Sungai Kuala Enok (Riau); Sungai Kuala Indah (Jambi); Sungai Nilam Pari (Jambi); Sungai Rambe (Jambi); Sungai Karang Baru (Sumsel); Sungai Citanduy - Padaherang (Jabar); Sungai Citanduy – Pahimbuan (Jateng); Sungai di Jawa Timur; Sungai Kasongan Baru (Kalteng); Sungai KTM Lamunte (Kalteng); Batudinding (Kaltim); Sungai Batu Parigi (Sulbar); Sungai Salulebo (Sulbar); Sungai Mamberano (Papua) (6). Labuan Amas Utara (KalSel), Paminggir (KalSel), Tanah Grogot (Kaltim), Long Hubung (Kaltim), Segah (Kaltara), Kelai (Kaltara), Malinau Selatan (Kaltara), Tayan Hilir (Kalbar), Belitang (Kalbar), Putusibau Utara (Kalbar), Sumber Barito (Kalteng), Permata Intan (Kalteng), Katingan Hulu (Kalteng), Kepenuhan (Riau), Bonai Darussalam (Riau), Siak Kecil (Riau), Muara Tembesi (Jambi), Tebo (Jambi), Muara Telang (Sumsel), Mukti Jaya (Sumsel),Toratas (Papua), Jayapura (Papua), Akat (Papua), Kamora (Papua), Segun (Papua Barat), Maldan (Papua Barat),Yahadian (Papua Barat) (7). Matraman (Kalsel), Sei Tabuk (Kalsel), Long Pahangai (Kaltim), Bongan (Kaltim), Tanjung Palas Barat (Kaltara), Ketungau Hilir (Kalbar), Damang Batu (Kalteng), Teratah Bulah (Riau), Tanjung (Jambi) Pauh (Jambi), Tanjung Lago (Sumsel), Sebalik (Sumsel), Uta (Papua) (8). Aranio (Kalsel), Simpang Empat (Kalsel), Siluk Ngurai (Kaltim), Muara Lawa (Kaltim), Belitang Hulu (Kalbar), Nanga Mahap (Kalbar), Bapuju (Kalteng), Kanamit (Kalteng), Bangkinang (Riau), Lahang Tengah (Riau), Mendahara (Jambi), Desa Sungai Pasir (Sumsel), Sungai Lumpur (Sumsel), Wapoga (Papua), Uragi (Papua Barat), Matemani Kais (Papua Barat) Jumlah Paket Danau Laut Tawar Danau Laut Tawar Danau Singkarak 23 0.000 0 0.000 0 46.100 10 22.380 6 24.000 7 92.480 Pembangunan ,Danau Toba ,Danau Toba ,Waduk Jatiluhur Dermaga Danau Baru ,Waduk Jatiluhur ,Waduk Saguling ,Waduk Saguling ,Waduk Saguling ,Waduk Cirata ,Waduk Sermo ,Waduk Cirata ,Waduk Sermo ,Danau Towuti ,Waduk Sermo ,Waduk Sempor ,Danau Moat ,Danau Tondano ,Danau Paninai ,Waduk Cacaban ,Waduk Sempor ,Waduk Wadas Lintang Jumlah Paket 125 1,019.050 46 533.530 15 478.210 19 589.870 24 474.230 21 3,094.890 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lanjutan Jumlah Paket 102 47.000 6 88.040 7 275.910 31 252.050 29 231.580 29 894.580 Pembangunan Dermaga Sungai Lanjutan Jumlah Paket 26 6.190 3 16.570 5 11.730 5 13.740 6 14.730 7 62.960 Pembangunan Dermaga Danau Lanjutan Jumlah Paket 213 181.170 33 220.360 25 293.150 47 316.720 52 313.390 56 1,324.790 Rehabilitasi Dermaga Penyeberangan Jumlah Paket 97 95.580 16 86.320 9 169.670 25 172.320 26 127.880 21 651.770 Rehabilitasi Dermaga Sungai Jumlah Paket 23 25.130 9 35.860 8 9.520 3 3.100 1 5.690 2 79.300 Rehabilitasi Dermaga Danau Jumlah Unit 36 14.000 6 22.480 6 18.560 7 20.710 8 21.410 9 97.160 Pembangunan Bus Air Jumlah Unit Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Baru
116.340
8
(9)
0.000
0
317.902
14
(10)
117.203
14
(11)
98.713
14
(12)
650.158
50
(9). Lintas: Kupang - Ndao, Saumlaki - Adaut - Letwurung, Tual - Air Nanang, Babang - Saketa, Kapal Motor Sungai untuk Mimika, Lintas Paciran - Lamongan - Bahaur, Tiga Ras - Simanindo, Pulau Laut Timur - Sebuku (10). Wonreli – Serwaru – P.Moa; P.Raas – P. Sapeken; Tj.Pinang - Tambelan - Sintete; Natuna - Sintete; Tanjung Pinang - Matak; Pananaru - Melonguane; Pamana – Kawah Pante; Teor – Kesui; Wunlah - Gorom; P. Rangsang - P. Tebingtinggi; Tanjung Pinang – Natuna; Teluk Dalam – Gunung Sitoli – Pulau-Pulau Batu; Wahai/P.Seram - P.Obi; Tanjung Serdang – P. Sebuku
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
7 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2015 TOTAL INDIKASI ANGGARAN TARGET INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI NO 2015-2019 2015-2019 TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (11). Gebe - Patani – Weda; Marisa – Wakai – Parigi Montong; Geser - Kataloka; Aranda - Babi; Fak Fak Kaimana; Babang - P. Mandioli; Sanana - Taliabu; P. Obi – P. Bisa; Lintas Kep. Mentawai (Siberut, Sikakap, Tua Pejat, Sikabaruan); Sorong – Salawati; Sapudi – Kangean; Dabo – Lingga; Lintas Cadangan Perintis KBI (2 Unit) PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
(12). Lintas Cadangan Perintis KTI (3 Unit); Mengkapan – P.Padang; Patumbukan – P.Tanah Jampea; Babang - P. Kasiruta; Airnanang – Fakfak; Dongkala - Bambaea; Inanwatan - Fakfak; Tarempa – Matak; P. Telo – Teluk Dalam; Paciran – Garongkong; Waipirit – Kamaru; Kaimana - Pamako Jumlah Unit Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Lanjutan
118.100
6
183.750
8
40.000
1
217.220
14
107.690
16
666.760
45
Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan SDP (Lintas)
429.340
210
563.210
225
675.850
240
777.230
250
893.820
261
3,339.450
261
Jumlah Unit Pengadaan Kapal Kerja / Speed Boat Tersusunnya Kebijakan Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
1.610
3
4.300
5
4.870
8
5.350
9
5.460
10
21.590
35
Rencana Induk/Umum, SID/DED Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (paket)
95.770
32
1,011.500
70
715.760
70
698.950
70
642.200
70
3,164.180
312
Penyusunan Sistem Informasi Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (paket)
2.150
6
144.500
10
102.250
10
99.850
10
91.740
10
440.490
46
Monitoring dan Evaluasi Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (paket)
23.190
17
245.650
17
173.830
17
169.740
17
155.960
17
768.370
85
57.500
14
135.610
11
235.540
27
289.640
34
219.160
28
937.450
114
100.640
26
306.100
11
157.530
8
211.510
11
282.680
16
1,058.460
72
41.260
7
41.860
2
162.930
11
130.180
9
159.480
12
535.710
41
Terwujudnya Konektivitas LLASDP (Prasarana) (QW) Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Baru (QW) Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lanjutan (QW) Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Selesai (QW)
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
8 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Jumlah Paket Peningkatan Dermaga Penyeberangan (QW) Jumlah Paket Rehabilitasi Dermaga Penyeberangan (QW)
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
57.240
19
195.640
9
184.580
12
120.170
8
55.200
4
612.830
52
65.030
30
58.960
5
250.330
30
277.040
34
389.310
52
1,040.670
151
9.950
1,623
0
52.770
2,000
54.620
2,000
47.350
2,000
164.690
7,623
11.000
23
32.960
29
24.160
39
27.660
78
20.180
36
115.960
205
44.910
5
201.910
14
102.060
10
99.660
10
91.570
10
540.110
49
0.000
0
76.920
5
54.430
5
53.150
5
48.840
5
233.340
20
Terwujudnya keselamatan transportasi darat Jumlah Unit Pengadaan Rambu Sungai Danau Jumlah Unit Pembangunan SBNP
5
Jumlah Kegiatan Pengerukan Alur ASDP Jumlah Paket Pembangunan Break Water Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Darat
242.247
267.729
282.792
300.485
321.217
1,414.471
B PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
18,670.667
39,558.846
46,200.814
63,253.295
65,641.932
233,325.554
RPJMN TAHUN 20152019
18,554.441
39,433.600
46,066.800
63,109.900
65,488.500
232,653.241
442.777
686.000
725.600
562.400
795.900
3,212.677
Jumlah Paket 0.368 0.394 0.421 Kegiatan Sosialisasi/Rakor/ Seminar/Workshop Bidang Sarana Perkeretaapian Jumlah unit (13) (14) 346.504 38.0 389.592 48.0 324.570 pengadaan sarana KA termasuk kereta kerja (unit) (13). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Purwasari – Wonogiri, Mojokerto – Tulangan – Sidoarjo - Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo)
0.451
0.482
2.116
1
Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Sarana Perkeretaapian
20.0
(15)
436.820
51.0
(16)
422.970
85.0
(17)
1,920.456
0.0
242.0
(14). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang – Lubuk Alung –Padang Panjang – Solok, Purwasari – Wonogiri, Mojokerto – Tulangan – Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - (14). Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran. Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo) (15). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang – Lubuk Alung –Padang Panjang – Solok, Purwasari – Wonogiri, Mojokerto – Tulangan – Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran. Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo), Sumut, Sumbar, Sumsel
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
9 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2015 TOTAL INDIKASI ANGGARAN TARGET INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI NO 2015-2019 2015-2019 TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (16). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang – Lubuk Alung –Padang Panjang – Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari – Wonogiri, Mojokerto – Tulangan – Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran. Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo), Sumut, Sumbar, Sumsel, Sulsel (17). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang – Lubuk Alung –Padang Panjang – Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari – Wonogiri, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan, KA Sulawesi, KA Kalimantan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran. Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo), Sumut, Sumbar, Sumsel, Sulsel, Sulut, Kalsel PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
Jumlah unit pengadaan sarana KA (unit) pada (KRL) sistem AC untuk lintas Yogyakarta Solo Jumlah unit pengadaan fasilitas/peralatan sarana KA (unit)
2
Yogyakarta – Solo
30.000
45.000
8.0
Yogyakarta – Solo
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Riau, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim, Sulsel
33.812
6.0
204.390
11.0
289.671
14.0
Jumlah paket perawatan/ pengoperasian sarana dan fasilitas sarana KA (paket)
28.434
3.0
30.424
4.0
32.554
Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur Bidang Sarana Perkeretaapian (dokumen)
11.764
11.0
7.773
9.0
Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan sarana Perkeretaapian (paket)
16.352
4.0
17.496
Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun)
5.543
1.0
5.931
Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
170.588
Jumlah paket subsidi angkutan kereta api (paket) termasuk subsidi angkutan KA untuk mengangkut motor pada masa mudik lebaran
61.836
54.576
9.0
4.0
34.833
8.317
9.0
6.0
18.721
1.0
6.346
156.400
3.0
(18)
69.036
(19)
69.736
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Riau, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim, Sulsel, Sulut, Gorontalo, Kaltim,
8.0
879.403
55.0
163.515
19.0
296.955
15.0
4.0
37.271
4.0
8.899
9.0
9.522
9.0
46.276
47.0
6.0
20.032
6.0
21.434
6.0
94.035
28.0
1.0
6.790
1.0
7.266
1.0
31.876
5.0
164.600
2.0
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Riau, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim, Sulsel
75.000
172.400
2.0
(20)
70.536
180.700
2.0
(21)
71.436
844.688
2.0
(22)
342.581
11.0
(18). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Purwasari – Wonogiri, Mojokerto – Tulangan – Sidoarjo. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan.
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
10 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2015 TOTAL INDIKASI ANGGARAN TARGET INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI NO 2015-2019 2015-2019 TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (19). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang – Lubuk Alung –Padang Panjang – Solok, Purwasari – Wonogiri, Mojokerto – Tulangan – Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan. PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
(20). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang – Lubuk Alung –Padang Panjang – Solok, Purwasari – Wonogiri, Mojokerto – Tulangan – Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan. (21). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang – Lubuk Alung –Padang Panjang – Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari – Wonogiri, Mojokerto – Tulangan – Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan. (22). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang – Lubuk Alung –Padang Panjang – Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari – Wonogiri, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan, KA Sulawesi, KA Kalimantan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan. Jumlah paket fasilitas dan peralatan bidang lalu lintas dan angkutan kereta api (paket)
3
0.0
3.275
1.0
6.550
2.0
6.550
2.0
6.550
2.0
22.925
7.0
Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang Lalu Lintas dan Angkutan kereta api(dokumen) Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan bidang lalu lintas dan angkutan kereta api (paket)
73.014
31.0
45.401
20.0
46.918
21.0
51.020
24.0
55.320
26.0
271.672
122.0
30.657
4.0
33.251
4.0
35.579
4.0
38.069
4.0
40.734
4.0
178.291
20.0
Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun)
5.081
1.0
5.437
1.0
5.817
1.0
6.224
1.0
6.660
1.0
29.220
5.0
Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api Jumlah Km'sp jalur KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (Km'sp)
17,773.695
554.578
38,415.400
170.78
(23)
605.896
44,992.100
196.07
(24)
772.938
62,182.300
246.16
(25)
1,198.397
64,310.400
279.00
(26)
1,518.243
227,673.895
333.80
(27)
4,650.052
1,225.8
(23). • Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Jakarta Kota - Bogor, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Cirebon - Kroya, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Semarang - Solo, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. • Sumatera: Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Padang Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi - Kisaran - Tanjung Balai, Bireun - Lhokseumawe. (24). • Jawa-Bali: Jakarta – Tj. Priok, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Solo, Purwosari - Wonogiri, Semarang Bojonegoro - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. • Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi - Kisaran - Tanjung Balai. (25). • Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri – Tangerang, Jakarta – Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. • Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
11 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2015 TOTAL INDIKASI ANGGARAN TARGET INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI NO 2015-2019 2015-2019 TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (26). • Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri – Tangerang, Jakarta – Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. • Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe. (27). • Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri – Tangerang, Jakarta – Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. • Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe. PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
Jumlah Km'sp jalur KA yang dibangun termasuk jalur ganda dan reaktivasi (Km'sp)
8,928.460
186.99
(28)
23,937.950
409.65
(29)
28,883.080
716.73
(30)
46,557.980
896.60
(31)
50,658.049
1,022.30
(32)
158,965.519
3,232.3
(28). • Jawa-Bali: Maja – Rangkasbitung – Merak (jalur ganda & test track), Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen – Jatinegara – Manggarai, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian), Cibungur - Tanjungrasa, Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Kroya – Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan Tanjung Mas (reaktivasi), Solo – Madiun (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram) • Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Medan - Bandar Khalifah – Araskabu – Kualanamu (jalur ganda, jalur KA layang), Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Binjai - Besitang (reaktivasi), Duku - Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Pariaman - Naras, Sumbar (reaktivasi),Baturaja - Martapura (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur ganda). • Sulawesi: Makassar (29). • Jawa-Bali: Maja- Pare-Pare – Rangkasbitung (jalur ganda), Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian), Citayam - Nambo (jalur ganda), Bogor - Sukabumi (jalur langsir/emplasemen), Cibungur - Tanjungrasa, Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Rancaekek - Tanjungsari (reaktivasi), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Kroya – Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan Tanjung Mas (reaktivasi), Maos - Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Solo – Madiun (jalur ganda), Madiun Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas – Wonokromo), Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama). • Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Medan - Bandar Khalifah – Araskabu – Kualanamu (jalur ganda, jalur KA layang), Bandar Tinggi Kuala Tanjung, Binjai - Besitang (reaktivasi), Rantauprapat-Duri-Dumai, Duri – Pekanbaru, Duku - Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Pariaman - Naras, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Muara Enim – Lahat (Jalur Ganda), Baturaja - Martapura (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), KA perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Cempaka - Tarahan (jalur ganda). • Sulawesi: Makassar - Pare-Pare (30). • Jawa-Bali: Maja – Rangkasbitung – Merak (jalur ganda & test track), Cilegon - Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian), Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang – Citayam, Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Bogor - Sukabumi (jalur langsir/emplasemen), Cibungur - Tanjungrasa, Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Rancaekek - Tanjungsari (reaktivasi), Tanjungsari – Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk jalur KA baru), Akses menuju Pelabuhan Cirebon, Cicalengka - Banjar - Kroya (jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap pertama), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi tahap pertama), Maos Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Kroya – Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan Tanjung Mas (reaktivasi), Kutoarjo - Purworejo (emplasemen), Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Jombang - Babat - Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong, Solo – Madiun (jalur ganda), Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas – Wonokromo), Tulangan – Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama). • Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Lhokseumawe - Langsa (tahap pertama), Kuala Langsa - Langsa – Besitang, Medan - Bandar Khalifah – Araskabu – Kualanamu (jalur ganda, jalur KA layang), Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Binjai - Besitang (reaktivasi), Medan - Gabion/Belawan, Sumut (elevated track), Rantauprapat-Duri-Dumai, Pekanbaru-Muaro, Duri – Pekanbaru, Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Shortcut Padang-Solok (tahap pertama), Muara Enim – Lahat (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), Indralaya - Kampus Unsri (perpanjangan), KA Perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang - Pelabuhan Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang – Sukamenti – Tarahan (jalur ganda).• Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado – Bitung• Kalimantan: Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor – Banjarmasin, Balikpapan – Samarinda (31). • Jawa-Bali: Maja – Rangkasbitung – Merak (jalur ganda & test track), Cilegon - Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian), Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang – Citayam, Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Cibungur - Tanjungrasa, Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Tanjungsari – Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk jalur KA baru), Akses menuju Pelabuhan Cirebon, Cicalengka - Banjar - Kroya (jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap pertama), Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi tahap pertama), Maos - Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Kroya – Kutoarjo (jalur ganda), Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang Alastua (jalur KA layang), Solo - Semarang (jalur ganda tahap pertama), Yogyakarta - Magelang (reaktivasi tahap pertama), akses menuju KA Bandara Kulonprogo (tahap pertama), Shortcut Solo Kota - Solo Jebres, Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Jombang - Babat - Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong, Solo – Madiun (jalur ganda), Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas – Wonokromo, akses menuju Bandara Juanda), Tulangan – Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama), Bandara Ngurah Rai – Denpasar - Mengwi (tahap pertama) • Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Lhokseumawe - Langsa (tahap pertama), Kuala Langsa - Langsa – Besitang, Medan - Gabion/Belawan, Sumut (elevated track), Rantauprapat-Duri-Dumai, Pekanbaru-Muaro, Duri – Pekanbaru, Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Batu Ampar - Bandara Hang Nadim, Pekanbaru – Jambi, Jambi – Palembang, Muara Enim – Lahat (Jalur Ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), Indralaya - Kampus Unsri (perpanjangan), KA Perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang - Pelabuhan Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang – Sukamenti – Tarahan (jalur ganda), Tarahan/KM3 - Bakauheni (tahap pertama). • Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado – Bitung, Isimu- Gorontalo--Bitung, Parepare--Mamuju (tahap pertama), Mamuju – Palu – Isimu (tahap pertama) • Kalimantan: Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor – Banjarmasin, Balikpapan – Samarinda, Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapan (tahap pertama), Palangkaraya - Banjarmasin (tahap pertama), Palangkaraya – Pontianak – Batas Negara (tahap pertama), Samarinda – Tanjung Redep – Batas Negara (tahap pertama) • Papua: Sorong - Manokwari (tahap pertama), Jayapura-Sarmi (tahap pertama) (32). • Jawa-Bali: Maja – Rangkasbitung – Merak (jalur ganda & test track), Cilegon - Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang – Citayam, Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Cikampek Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Tanjungsari – Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk jalur KA baru), Akses menuju Pelabuhan Cirebon, Cicalengka - Banjar - Kroya (jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap pertama), Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi tahap pertama), Kroya – Kutoarjo (jalur ganda), Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang - Alastua (jalur KA layang), Solo - Semarang (jalur ganda tahap pertama), Yogyakarta - Magelang (reaktivasi tahap pertama), akses menuju KA Bandara Kulonprogo (tahap pertama), Shortcut Solo Kota - Solo Jebres, Jombang - Babat - Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong, Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas – Wonokromo, akses menuju Bandara Juanda), Tulangan – Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama), Bangil Banyuwangi (jalur ganda tahap pertama), Bandara Ngurah Rai – Denpasar - Mengwi (tahap pertama) • Sumatera: Lhokseumawe - Langsa (tahap pertama), Kuala Langsa - Langsa – Besitang, Medan - Gabion/Belawan, Sumut (elevated track), Rantauprapat-Duri-Dumai, Rantauprapat-Gunung Tua-Sibolga (tahap pertama), Pekanbaru-Muaro, Duri – Pekanbaru, Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Shortcut Padang-Solok (tahap pertama), Batu Ampar - Bandara Hang Nadim, Pekanbaru – Jambi, Jambi – Palembang, Muara Enim – Lahat (Jalur Ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), KA Perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang - Pelabuhan Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang – Sukamenti – Tarahan (jalur ganda), Tarahan/KM3 - Bakauheni (tahap pertama). • Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado – Bitung, Isimu- Gorontalo--Bitung, Parepare-Mamuju (tahap pertama), Makassar-Bulukumba-Watampone (tahap pertama), Mamuju – Palu – Isimu (tahap pertama) • Kalimantan: Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor – Banjarmasin, Balikpapan – Samarinda, Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapan (tahap pertama), Palangkaraya Banjarmasin (tahap pertama), Palangkaraya – Pontianak – Batas Negara (tahap pertama), Samarinda – Tanjung Redep – Batas Negara (tahap pertama) • Papua: Sorong - Manokwari (tahap pertama), Jayapura-Sarmi (tahap pertama) Jumlah Km'sp jalur lingkar KA layang yang dibangun (Km'sp) di Jabodetabek (20152019)
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
1,908.000
Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen – Jatinegara – Manggarai
3,339.000
7.70
12 dari 66
Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen – Jatinegara – Manggarai
2,862.000
3.40
Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen – Jatinegara – Manggarai
732.000
14.30
Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen – Jatinegara – Manggarai
8,841.000
25.4
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TAHUN 2017
TARGET
LOKASI
6,270.000
12.00
Sumatera Selatan (Bandara SMB II – Kolonel H. Burlian – Demang Lebar Daun – Angkatan 45 – Kapten A. Rivai – Jln. Jenderal Sudirman – Masjid Agung Jakabaring Sport), Jabodetabek (Cibubur-Cawang)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2018
TARGET
LOKASI
12,540.000
24.00
Sumatera Selatan (Bandara SMB II – Kolonel H. Burlian – Demang Lebar Daun – Angkatan 45 – Kapten A. Rivai – Jln. Jenderal Sudirman – Masjid Agung Jakabaring Sport), Jabodetabek (Cibubur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas, CawangBekasi Timur)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2019
TARGET
LOKASI
2,090.000
5.70
Sumatera Selatan (Bandara SMB II – Kolonel H. Burlian – Demang Lebar Daun – Angkatan 45 – Kapten A. Rivai – Jln. Jenderal Sudirman – Masjid Agung Jakabaring Sport), Jabodetabek (Cibubur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas, CawangBekasi Timur)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
Pembangunan Kereta Ringan Perkotaan (km)
5.530
Jumlah unit jembatan/underpass/ flyover KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (unit) Jumlah unit jembatan/underpass/ flyover KA yang dibangun (unit) Jumlah Km'sp pengadaan material rel (Km'sp)
349.016
44.00
384.349
50.00
440.791
57.00
460.000
58.00
520.000
856.552
66.00
929.631
68.00
1,073.495
68.00
1,142.295
70.00
1,303.990
350.00
761.877
550.00
1,015.274
1,711.067
Jabodetabek
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
2,030.00
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
20,905.530
Pendanaan On Top
60.00
2,154.156
269.0
1,198.108
72.00
5,200.082
344.0
700.00
1,015.274
700.00
5,807.481
4,330.0
0.000
Jumlah unit pengadaan material wesel (unit)
55.000
600.00
82.614
125.00
121.302
200.00
161.602
250.00
161.602
250.00
582.120
1,425.0
Jumlah unit stasiun/bangunan operasional KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (unit) Jumlah unit stasiun/bangunan operasional KA yang dibangun (unit)
37.964
6.00
47.019
6.00
51.146
7.00
55.315
9.00
56.000
10.00
247.443
38.0
122.663
15.00
128.928
15.00
145.974
17.00
155.173
17.00
160.000
18.00
712.738
82.0
269.011
7.00
353.687
7.00
844.631
8.00
866.879
8.00
875.329
11.00
3,209.537
41.0
433.141
12.00
446.635
13.00
457.426
14.00
465.428
16.00
600.000
16.00
2,402.631
71.0
Jumlah paket rehabilitasi dan peningkatan persinyalan dan telekomunikasi KA (paket) Jumlah paket pembangunan persinyalan dan telekomunikasi KA (paket)
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
13 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2017
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2018
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2019
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
Jumlah Km'sp listrik aliran atas KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (Km'sp) termasuk gardu listrik
106.355
33.90
Jakarta Kota Manggarai – Bogor
61.251
44.90
Jatinegara Pondok jati - Senen - Kampungbandan Tanah Abang – Manggarai, Duri – Tangerang, Manggarai Jatinegara - Bekasi – Cikarang
105.000
45.00
Tanah Abang – Rangkasbitung, Citayam – Nambo, Jatinegara Pondok jati - Senen - Kampungbandan Tanah Abang – Manggarai, Jakarta Kota - Manggarai – Bogor, Jakarta Kota – Tj. Priok, Duri – Tangerang, Manggarai Jatinegara - Bekasi – Cikarang
105.000
45.00
Tanah Abang – Rangkasbitung, Citayam – Nambo, Jatinegara Pondok jati - Senen - Kampungbandan Tanah Abang – Manggarai, Jakarta Kota - Manggarai – Bogor, Jakarta Kota – Tj. Priok, Duri – Tangerang, Manggarai Jatinegara - Bekasi – Cikarang
133.439
58.95
Tanah Abang – Rangkasbitung, Citayam – Nambo, Jatinegara Pondok jati - Senen - Kampungbandan Tanah Abang – Manggarai, Jakarta Kota - Manggarai – Bogor, Jakarta Kota – Tj. Priok, Duri – Tangerang, Manggarai Jatinegara - Bekasi – Cikarang
511.045
227.8
Jumlah Km'sp listrik aliran atas KA yang dibangun (Km'sp) termasuk gardu listrik
291.282
17.35
Tanah Abang Maja Rangkasbitung, Manggarai - Bekasi – Cikarang, Kutoarjo – Yogyakarta, Perkotaan Surabaya (tram)
1,357.781
24.30
Tanah Abang Maja Rangkasbitung – Merak, Manggarai Bekasi – Cikarang, Padalarang Bandung – Cicalengka, Perkotaan Surabaya (tram)
1,880.000
32.00
Tanah Abang Maja Rangkasbitung, Manggarai - Bekasi – Cikarang, Padalarang Bandung – Cicalengka, Perkotaan Surabaya (tram)
1,105.760
32.00
Medan - Araskabu Kualanamu, Rangkasbitung – Merak, Jakarta Kota - Tj Priok/JICT, Citayam – Nambo, Manggarai - Bekasi – Cikarang, Padalarang Bandung – Cicalengka, Kutoarjo – Yogyakarta, Perkotaan Surabaya (tram)
800.000
40.00
Medan - Araskabu Kualanamu, Rangkasbitung – Merak, Jakarta Kota - Tj Priok/JICT, Citayam – Nambo, Cikarang – Cikampek, Padalarang Bandung – Cicalengka, Kutoarjo – Yogyakarta
5,434.824
145.7
346.550
59.00
Yogyakarta – Solo
990.143
59.0
35.000
3.00
Aceh, Lampung, Riau, Banten, DIY, Sulsel
153.691
12.0
305.320
13.00
1,274.109
59.0
Jumlah Km'sp listrik aliran atas KA yang dibangun (Km'sp) pada jalur KA antara Yogyakarta – Solo (2015-2017) Jumlah paket peningkatan/ pembangunan Bangunan Khusus (paket) Jumlah paket pemagaran prasarana dan fasilitas prasarana perkeretaapian (paket) Jumlah unit pengamanan perlintasan sebidang (unit)
Yogyakarta – Solo
643.593
16.938
1.00
35.445
5.00
50.634
34.00
Jateng
(33)
52.500
3.00
303.343
11.00
69.718
44.00
Sumut, Sumbar, Sumsel, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jateng, Jatim
(34)
90.000
45.00
(35)
19.976
3.00
315.000
15.00
94.500
45.00
Jambi, Sulut, Kalsel
(36)
29.277
2.00
315.000
15.00
110.000
50.00
Gorontalo, Kaltim, Kalteng, Kalbar
(37)
414.852
218.0
(33). • Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Semarang - Solo, Bojonegoro - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. • Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tarahan, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang Pariaman, Medan - Araskabu - Kualanamu.
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
14 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2015 TOTAL INDIKASI ANGGARAN TARGET INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI NO 2015-2019 2015-2019 TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (34). • Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. • Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai. PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
(35). • Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri – Tangerang, Jakarta – Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. • Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai,Jakarta Kisaran–- Tj. Rantauprapat, Bireun- Tanah - Lhokseumawe. (36). • Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri – Tangerang, Priok, Manggarai Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. • Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe. (37). • Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri – Tangerang, Jakarta – Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil – Banyuwangi. • Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe. Jumlah paket 158.0 1,297.785 34.00 2,864.515 30.00 2,094.445 31.00 2,127.610 31.00 1,600.000 32.00 9,984.355 pengadaan dan penertiban lahan (paket) Jumlah paket 91.0 6.000 17.00 8.020 17.00 10.000 18.00 11.500 19.00 12.300 20.00 47.820 Perawatan Peralatan/Fasilitas Prasarana (paket) Jumah Paket Pengadaan MTT (Multi Tie Tamper Machine), Profile Ballast regulator, Track Laying Machine, Flash Butt Welding & Peralatan Prasarana Lainnya
616.205
20.00
Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara/ IMO (tahun)
1,712.351
1.00
Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (tahun) Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang prasarana perkeretaapian (dokumen) Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan prasarana Perkeretaapian (paket)
99.743
14.00
126.134
7.00
43.861
3.00
54.134
2.00
940.078
46.0
1,712.351
1.0
2,500.350
1.00
2,750.385
1.00
3,025.424
1.00
3,327.966
1.00
11,604.124
4.0
265.535
84.00
257.394
89.00
275.411
90.00
294.690
90.00
315.318
90.00
1,408.348
443.0
17.624
4.00
20.392
4.00
24.471
4.00
29.365
4.00
35.238
4.00
127.089
20.0
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
15 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
4
5
C
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun) Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian Jumlah paket Kegiatan Sosialisasi/Rakor/Sem inar/Workshop Bidang Keselamatan Perkeretaapian (paket) Jumlah paket fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian (paket) Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang keselamatan perkeretaapian (dokumen) Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan bidang keselamatan perkeretaapian (paket) Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT
RPJMN TAHUN 20152019
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 40.087
TARGET
LOKASI
1.00
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 48.105
167.381
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
1.00
57.725
175.800
3.000
3.00
59.879
18.00
64.467
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
1.00
3.00
63.597
20.00
7.00
66.155
36.721
6.00
3.315
1.00
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
1.00
3.00
64.443
20.00
9.00
70.786
39.291
4.00
3.547
1.00
TARGET
LOKASI
1.00
3.00
64.339
19.00
9.00
75.741
9.00
42.042
4.00
44.985
3.795
1.00
4.060
15.0
316.305
95.0
9.00
358.190
43.0
48.134
4.00
211.173
22.0
4.345
1.00
19.061
5.0
64.047
18.00
81.042
4.00
1.00
Riau, Jambi, Sulsel, Sulut, Gorontalo, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kalbar
125.246
134.014
143.395
153.432
672.313
22,842.956
25,513.008
25,216.711
25,362.225
26,985.451
125,920.351
18,169.557
19,721.907
18,556.945
17,703.494
18,177.910
92,329.813
16 dari 66
5.0
17.252
3.00
116.227
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
TARGET 2015-2019
921.981
3.932
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim, Sulsel
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar) 298.312
201.500
3.675
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim, Sulsel
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 83.125
192.800
3.435
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 69.271
184.500
3.210
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
1
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 4,311.575
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 4,893.756
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 3,713.779
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 2,594.686
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 2,911.529
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
18,425.325
Jumlah Pelayanan 671.561 89 Trayek (38) 766.529 113 Trayek (39) 949.682 140 Trayek (40) 1,132.835 167 Trayek (41) 1,309.205 193 Trayek (42) 4,829.813 Rute Angkutan Laut Perintis (38). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2), Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6) (39). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2), Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6) (40). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2), Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6) (41). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2), Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6) (42). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2), Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6) Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap Dan Teratur untuk MendukungTol Laut
Jumlah Pembangunan baru kapal negara angkutan laut perintis
325.000
1 Paket
Tersebar pada lima pangkalan yaitu : Waingapu, Manokwari, Tual, Babang dan Kijang
2,526.082
100 unit
(43)
333.125
2,946.000
1 Paket
Tersebar pada lima pangkalan yaitu : Waingapu, Manokwari, Tual, Babang dan Kijang
-
(44)
341.453
1,455.807
1 Paket
Tersebar pada lima pangkalan yaitu : Waingapu, Manokwari, Tual, Babang dan Kijang
-
(45)
349.989
1 Paket
Tersebar pada lima pangkalan yaitu : Waingapu, Manokwari, Tual, Babang dan Kijang
358.739
1 Paket
Tersebar pada lima pangkalan yaitu : Waingapu, Manokwari, Tual, Babang dan Kijang
1,708.307
6,927.889
Lanjutan pembangunan kapal negara angkutan laut perintis
-
70 unit
-
-
-
-
Penyelesaian pembangunan kapal negara angkutan laut perintis
3 unit
30 unit
70 unit
-
-
-
(43). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2), Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6) (44). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2), Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6) (45). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2), Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6) Jumlah pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung Lalu lintas dan Angkutan Laut :(46)
788.932
Tersebar di 33 Provinsi
848.102
Tersebar di 33 Provinsi
966.836
Tersebar di 33 Provinsi
1,111.862
Tersebar di 33 Provinsi
1,243.585
Tersebar di 33 Provinsi
4,959.317
(46). ( Perbaikan dan Perawatan Kapal Perintis (Docking Repair) milik Ditjen Hubla / Pengadaan camera CCTV/ Pemasangan Upgrade Monitoring Tracking Sistem / Pembangunan Infrastruktur Multimedia Tracking / Pembangunan Sistem Informasi Spasial Kapal Perintis / Penyelenggaran Mudik Gratis Sepeda Motor / Monitoring Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru / Monitoring Pelabuhan Singgah Perintis dan Center Pangkalan Perintis / Pemberdayaan Industri Pelayaran Rakyat)
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
17 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
2
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 7,377.269
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 7,423.024
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 7,470.651
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 7,520.242
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 7,571.895
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
37,363.082
Jumlah Lokasi 6,119.638 306 lokasi (47) 6,125.758 100 lokasi (48) 6,131.884 100 lokasi (49) 6,138.016 100 lokasi (50) 6,144.154 100 lokasi (51) 30,659.449 Pembangunan dan Pengembangan Pelabuhan Non Komersial (47). Pelabuhan Sigli, Sabang, Meulaboh, Tapak Tuan, Singkil, P. Banyak, Sinabang, Sibigo, Labuhan Angin, Pangkalan Susu, Teluk Dalam, Lahewa, Sirombu, P. Tello, Leidong, Parlimbungan Ketek, Sei Berombang, Barus, Tg. Sarang Elang, Pekanbaru, Tanjung Buton, Bagan Siapi-api, Tanjung Samak, Meranti - Selat Panjang, Kuala Gaung, Panipahan, Batu Panjang, Sungai Guntung, Dumai, Dompak, Mocoh, Malarko, Pulau Sambu, Letung, Midai, Pulau Laut, Subi, Serasan, Dabo Singkep, Tanjung Berakit , Carocok Painan, Tiram, Teluk Bayur, Bungus, Air Bangis, Pariaman, Tiku, Tarusan, Pasapuat, Talang Dukuh, Nipah Panjang, Ujung Jabung, Kuala Mendahara, Tanjung Api-api, Tanjung Pandan, Pulau Baai, Linau Bintuhan, Sibesi, Sebalang, Batu Balai, Tg. Priok, Marunda, Sunda Kelapa, Banten, Karangantu, Cituis, Kronjo, Labuhan, Panimbang, Bayah, Karangsong, Indramayu, Pamanukan, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Kendal, Tegal, Cilacap, Batang, Jepara, Juwana, Rembang, Brebes, Pekalongan, Keramaian, Taddan, Branta, Bawean, Pacitan, Sapudi, Telaga Biru, Tanah Ampo, Benoa, Padang Bai, Celukan Bawang, Nusa Lembongan, Nusa Penida, Benete, Pamenang Tanjung, Nunbaunsabu, Maritaing, Baing, Seba, Raijua, P. Salura, Waikelo, Kendidi Reo, Pota, Marapokot, Maurole, Atapupu, Batutua, Papela, Ba'a, Kolbano, Larantuka, Terong, Wulandoni, Bari, Labuhan Bajo, Ketapang, Sambas, padang Tikar, paloh,Sukadana, Kuala Pembuang, Teluk Segintung, Pegatan, Mendawai, Parenggean, Sampit, Pulang Pisau, Bahaur, Batanjung, Marabatuan, Matasiri, Pelaihari, Sebuku, Palaran, Samarinda, Penajam Pasir, Maloy, Tanjung Redep, Tanah Grogot, Kuala Semboja, Tarakan,Sungai Nyamuk, Tanah Tidung, Manado, Kawio, Matutuang, Kawaluso, Petta, Tamako, Lipang, Bukide, Kahakitang, Kalama, Tahuna, Ngalipaeng, Marore, Lirung, Melonguane, Mangarang, Karatung, Rainis, Miangas, Makalehi, Pehe, Ulu Siau, Biaro, Sawang, Buhias, Labuhan Uki, Amurang, Gorontalo , Anggrek, Tilamuta, Moutong, Parigi, Kolonedale, Bungku Luwuk, Teluk Malala, Ogoamas, Mantangisi, Una-una, Pagimana, Leok, Palele, Banggai, Bungkutoko, Kendari, Ereke, Maligano, Bau-bau, Pasarwajo, Boepinang, Batu Atas, Wanci, Lasalimu, Kolaka, Watunohu, Dawi-dawi, Molawe, Lakara, Makassar, Paotere, Awerange, Garongkong, Jampea, Kayuadi, Munte, Belopa, Bulukumba, Jeneponto, Pattiro Bajo, Tuju-Tuju, Cappa Ujung, Sinjai, Biringkasi, Sabutung, Sapuka, Sailus, Kalukalukuang, Maccini Baji, Selayar, Benteng, Bajoe, Siwa, Majene (Banggae), Palipi , Popoongan, P. Ambo, Belang-belang, Polewali, Tanjung Silopo, Yos Sudarso, Ambon, Gudang Arang, Tulehu,Tuhaha, Tutu Kembong, Kroing, Saumlaki, Larat, P. Buano, Taniwel, Dawelor, Wonreli, Mahaleta, Namlea, Amahai, Kobror, Marlasi, Dobo, Gorom, Teor, Fogi, Namrole, Ambalau, Tual, Loleojaya, Tifure, Manu Gamunu, Mangga Dua, Bicoli, Tapaleo, Daruba, Tikong, Dama, Tobelo, Dorume, Galela, Bisui, Koititi, Indari , Yaba, Babang, Labuha, Sofifi, Laiwui, Wayaloar, Jojame, Banemo, Depapre, Merauke, Serui, Sarmi, Biak, Nabire, Agats, Mumugu, Waren, Bade, Asiki, Moor, Arar, Manokwari, Kaimana, Saonek, Sausapor, Kokas, Teminabuan, Korido, Oransbari Wasior. (48). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal, Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat, Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar (49). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal, Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat, Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar (50). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal, Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat, Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar (51). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal, Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat, Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar Jumlah 516.580 Tersebar di 33 519.163 Tersebar di 33 521.759 Tersebar di 33 524.367 Tersebar di 33 526.989 Tersebar di 33 2,608.858 Pembangunan/Penga Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi daan Fasilitas Pendukung Pelabuhan dan Pengerukan : (52) (52). (Pengadaan Reach Stacker / Pengadaan Forklift / Pengadaan Prasarana Pemanduan / Pengadaan Truck Crane / Pengadaan Excavator, Grab Cham Shell dan Wheel Loader / Peningkatan Fasilitas Pelabuhan dalam Rangka Pelayanan Publik / Fasilitas Pendukung Operasional (Gedung Bangunan, Rumah Dinas, Pembuatan Sumur, Lampu Penerangan, Pos jaga, Pagar, Gapura dll)) 3
Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Perkapalan dan Kepelautan
137.219
Pembangunan Kapal Marine Surveyor
-
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
136.965
-
13.000
13.000
5 Unit
13.000
13.000
5 Unit
18 dari 66
13.000
13.000
5 Unit
13.000
313.184
5 Unit
52.000
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Jumlah Pembangunan/Penga daan Fasilitas Pendukung Perkapalan dan Kepelautan
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 137.219
TARGET
LOKASI
3Paket
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 123.965
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
2 Paket
TARGET 2015-2019
261.184
(Pengadaan Enginee Room Simulator / Pengadaan Full Mission Bridge Simulator / Pengadaan Komputer Base Assessment) 4
Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Kenavigasian
3,073.839
3,172.717
Jumlah Pembangunan Sistem Telekomunikasi Pelayaran
142.911
16 Unit
Jumlah Pembangunan baru kapal negara Kenavigasian
807.500
10 Unit
(53)
3,247.880
148.627
17 Unit
807.500
10 Unit
(54)
3,448.167
154.573
18 Unit
807.500
10 Unit
Lanjutan pembangunan kapal negara Kenavigasian
5 Unit
5 Unit
Penyelesaian pembangunan kapal negara Kenavigasian
5 Unit
10 Unit
(55)
3,525.917
160.755
18 Unit
934.000
11 Unit
(56)
16,468.520
167.186
19 Unit
934.000
11 Unit
15 Unit
(57)
774.052
4,290.500
11 Unit
(53). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong (54). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong (55). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong (56). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong (57). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong Jumlah Pembangunan Reverse Osmosis (RO)
6.550
Jumlah Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
451.290
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
5 Unit
206 Unit
Disnav Sibolga,
(58)
32.730
25 Unit
469.342
137 Unit
(59)
32.730
25 Unit
488.115
137 Unit
19 dari 66
(60)
28.800
22 Unit
507.640
137 Unit
(61)
26.190
20 Unit
527.945
137 Unit
127.000
(62)
2,444.332
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2015 TOTAL INDIKASI ANGGARAN TARGET INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI NO 2015-2019 2015-2019 TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (58).Tersebar di 33 Provinsi. Bukit Ujung Babang Sinabang Kab. Simeulue, Pulau Buro Kota Banda Aceh, Tambun Tulang, Kab Asahan Tg. Leidong, Kab. Labuhan Batu Tembilahan, Kab. Indragiri hilir, Karang Singa Kab. Bintan, Karang Berakit Kab. Bintan, Pelabuhan Tg. Berakit Kab. Bintan, pangkil Kota Tanjung Pinang, lobam Kab. Bintan, Pelabuhan muara saibi Kab. Kep Mentawai, Palembang, Muara Kalikuto Kendal, Muara Sungai Pencongan Pekalongan, Laut Hijau Pemalang, Tanjung Lorok Pacitan, Gunung Batur Kab Gunung Kidul, Sadeng Kab Gunung Kidul, Sindang Barang Kab. Cianjur, Disnav Cilacap, Sempu Kab. Malang, Castur Kota Surabaya, Pulau Paserang Kab. Sumbawa Barat, TG. Bungkulan Kab. Buleleng. Pel. Lembar Kab. Lombok Barat, Pel. Badas Kab. Sumbawa, TG. Mobulu Kab. Badung, Sedihing Kab. Klungkung, Buleleng Kab. Buleleng, Waingapu Kab. Nagekeo, Pulau Mangudu Kab. Sumba timur, Pulau Dana Kab. Kupang, Wajok Hili Kab. Pontianak, Muara Kendawangan Kab Ketapang dan Kab. Hulu, Karang Ontario Kab. Ketapang, Muara Kubu Kab. Kubu Raya, Muara Ketapanng Kab. Ketapang Gosungan Berau Kab. Berau, Kr. Besar Kab. Bulungan, P. Bunyu Kab. Bulungan, Pelabuhan Mantuil Kota Banjarmasin, Pelabuhan Jembatan Rumpiang Kota banjarmasin, Gosong Muara Sungai Serapat Alur Barito Kab Bariton Kuala , Pulau Alalak Berangas Sungai Barito Kab. Barito Kuala, Ujung Panti Sungai Barito Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin, Gosong Ujung Selatan Pulau Bakut Alur Barito Kota Banjarmasin, Pulau Tampaan Selat Laut Kab. Kotabaru, Kab. Kota Waringin Timur, Kab. Kota Waringin Timur, Tg.Ulu Kabupaten Kutai Kartanegara Kab. Kertanegara, pelabuhan marisa Kab. Pohuwotu, tg.malangi Kab. Pohuwotu, Pulau Magenti Kab. Muna, Pulau Sagori Kab. Bombana, Sikeli Hijau Kab. Bombana, Bero Masidi Kab. Muna, Mamuju dan Dam Paotere Kota Palopo, Kota Makassar Kab. Pare-pare Plabuhan Romang-Kisar Kab.Maluku Barat Daya, Pelabuhan Damer-Moa Kab.Maluku Barat Daya, Plabuhan Kaiwatu-Kisar Kab.Maluku Barat Daya, Kab. Buru, Kab. Pulau Morotai, Pel. Dawai Kab. Yapen Waropen, Pel. Miosnum Kab. Biak Numfor, Disnav Merauke, Muara SG Maro Kab. Merauke, Muara SG Digul Kab. Boven Digul, P. Habe Aman Kab. Boven Digul, Selat Muli Kab. Merauke, Sungai Atsy Kab. Asmat, Sungai Digul Kab. Boven Digul, Pelabuhan Arar dan Selat Sele Kab. Sorong, Kab Raja Ampat, Pulau Tinggi Kab. Simeulue, matang Kab. Bintan, kentar, Kab. Lingga, Cikoneng dan Lengkuas, Kab. Serang, Bawean, Kab Gresik, Masalembo, Kab. Sumenep, TG. Motamasin, Kab. Belu, Kab. Alor dan Kupang, P. Pengiki , Kab. Pontianak, P. Sebatik, Kab. Nunukan, Gorontalo, Kota Gorontalo, Pelabuhan Lakor - Kisar Kab. Maluku Barat Daya, Pelabuhan Malahayati, Kab. Aceh Besar, Disnav Semarang, Tg. Padang Tikar, Pel. Sedau Singkawang, Kota Singkawang, Gosong Niger (Perbatasan Malaysia), Kab. Sambas, Disnav Sorong, P.Wuring dan P. Treweng, Kab. Sikka, P. Sintete, Kab. Sambas, P. Pulau Tam, Kota Tual, Pulau Tayando, Kota Tual, Seira - Saumlaki, Kab. Maluku Tanggara Barat, Marsella – Kisar, Kab. Maluku Barat Daya, Romang – Kisar, Kab. Maluku Barat Daya, P.Damar – Moa, Kab. Maluku Barat Daya, Pel. Tobelo, Bemo, Wayabula, Bobong, Galela, Tikong, Daruba, Dame, Kab. Halmahera Utara, Pel. Seku, Leksula, Sanana dan Tulehu, Kab Maluku Tengah Tanjung Kumbis, Kab. Merauke, Kelapa Lima, Kab. Merauke P. Banamepe, Kab. Merauke. PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
(59). Tersebar di 33 Provinsi. Uj. Mangki, Kr. Biawak, Kr. Gatui , Sinabang, P. Batu Berlayar, P. Ina, Malahayati, Meulingge, Calang, Lhok Kruet, Tg. Pertandang, Sei. Berombang, Ujung Peusangan, Ujung Peureula, Tg.Tiram, Pangkalan Susu, Pulau Kampai, Tanjung Pura, Pantai Cermin, Barus, Amboina, Kr.Karang, Kr.Lago, Kr.Tonga, P.Jawyawi, Uj. Tanjung, P. Simangke, Pel. Sikakap, Gosong Laut, Uj. Batu Berlayar, Pel. Tiram, Tjg. Sigep, Mr. Air Haji, P. Simasin, Tg. Simansih, Tg. Sakaladat, Tg. Toyolawa, P.Timau, Tg. Cakang, P. Ritan, Batu Berlayar, Kr.Jackson, P., Batuberlayar, Batu Besar, Batulicin, P. Buton, P. Hantu, P. Kelong, Tg. Batu, Gs.Mumbul, P. Babi Karimun, Gandir, Utara P.Tengah, Bengkalis, Sungai Pakning, Kuala Enok, Tembilahan, Selat Panjang, Bagan Siapi-api, Ayermasin, Uj. Batakarang, Kr.Haji, Ma. Kuala Tungkal, Sg. Banyuasi, Sel. Bangka, P.Lalang, Selat Nando, Tg. Terentang, Talang Duku, Tg. Bangka, Tg. Api, Karimata, Tg. Satai, Sukadana, Kendawangan, Ketapang,Paloh/Sakura, Singkawang, Pontianak, Sanding, Seblat, Bayangan Air, Kr. Kerbau, Indramayu, Cirebon, P.Selanga, Tg. Selokan, Tg.Karawang, Ujung Walor,Kertapati, Pulau Long, Cikalong, Batu Gajah, Batu Tunggur, Tg. Gedeh, Kr. Pabayang, Tg. Guhakolak, Tg. Pemalang, Alur Pel. Juwana, P. Karimunjawa, Batang, Jepara, Kendal, Pekalongan, Pemalang, Gosong Pasir, Payangan, Pasosongan, Batu Putih, Kamal, Sapulu,Telaga Biru, Banyu Wangi/Boom, Paciran, Branta, P. Menjangan, Tg. Amat, Tg Beranti, Tg. Palonan, Benoa, Sanur, Gilimanuk, Padang Bai, Nusa Lembongan, P. Raja, Pel. Lewoleba, Alur Pelab. Balauring, Balauring, Barat daya Pade, Pel. Waingapau, Pel. Waewole, Pel. Pemana, Pel. Wuring, Tg. Dewa, P. Alalak, Uj. Panti, P. Bakut, P. Datu, Banitan 1, Banitan 2, Gosong Pasir, Ma. Peking, Tg.Buasin, Tg.Keris, P. Sebatik, Tg.Sadau, Nunukan, Sungai Nyamuk, Tg. Bayurr, Balikpapan, Kampung Baru, Talisayan, Tanjung Redep, Lhok Tuan, Tanjung Laut, Tanjung Selor, Sagara, Tg. Keramat, Karang Boliogut, Tg. Laimpangi, Dam Paotere, Kr. Melintang, Kr. P.P. Takabonerate, Kr. Taka Rangkap, Kr. Ug. Pepe, Kr.Laubang, Tg. Goram, Banabungi, Lasalimu, Lawele, Siompu, Ereke, Labuhan Belanda, Kendari, Bungkutoko, Langara, P. Bentenan, Batu tengah Labuhan Uki, Molibagu, Torosik, Kotabunan, Wori, Tilamuta, Wongosari, Gorontalo, Banda Besar, Batusambo, Pel. Tobelo, Bemo, P. Kaburuang, Tg. Gorua, P. Daram, P. Tumbutumbu, P. Panjang, P. Momfafa, Fuilu,, P.Sagin, P.Wayam, P. Anus, Kr.Jaunan, P. Ayawi, P.Isomanai, P.Mengge, P.Miosindi, P. Pombo, Alur Pel. Kelapa Lima, Tg. Yamursba, Tg. Wasio, Sungai Torasi, Sungai Torasi, Pel. Elat, Alur Pel. Kasui, P. Inggar, Kr. Saribatsir, P. Anggarmasa (60). Tersebar di 33 Provinsi. Uj. Pesanga, P.Lakon, P.Rubiah, Tg. Sabin, Tg.Ketaping, Uj.Lampuyang, Uj.Meuduroe, Sussoh, Lhok Pawoh, Tapaktuan, Sei. Berombang, Ujung Peusangan, P. Paru Buso, Ujung Peureula, Tg.Tiram, Tanjung Balai Asahan, Kuala Tanjung Pangkalan Dodek, Perupuk, Tanjung Tiram, P. Salaut Besar, Kr.Kasi, Tg.Ikhunene, Tg.Lambaru, Tg.Siginigini, Tg.Toyolawa, Ug. Batu Panjang, Ug.Teduihu, Uj. Talukasai, Mr. Surantiah, Pel. Muara Surantiah, Pel. Muara Sabi, Tg. Sero, Tg. Betumonga Pasapuat, Siuban, Tua Pejat, Subelen, Labuhan Bajau, Sinakak, Nunbing, P. Pelampong, Karang Singa, Kr.Nginang, P.Selanga P.Tokong Kemudi, Pel. Letung, Pel. Letung, Pel. Midai, Pel. Midai, Pel. Midai, P. Ti, Tg. Sekodi, P. Rupat, Tg. Kedabu Pel. Meranti, Selat Rupat, Bandul, Melibur, Batu Panjang, Tanjung Medang, Kuala Gaung, Uj. Batakarang, Kr.Haji, Ma. Sabak Ma. Kuala Tungkal, Ma.Ka. Berbak, Pel. Boom Baru, Sg. Musi, Sg. Banyuasi, Sel. Bangka, P.Lalang, Ma. Kendawangan Ma. Kendawangan, Pel. Padangtikar, Pel. Penebangan, Air Hitam, Teluk Melano/Teluk Batang, Teluk Air, Tg. GedehTg. Losari Tg. Batu Kebutjung, Gs. Toborjantan, Kr. Gundul, Kr. Rakit Utara, Pel. Sadai, Tg. Kahoabi, Tg. Kooma, Malakoni/P. Enggano Bintuhan/Linau, Pulau Baai, Tg. Lokon, Tg. Ngeres Langu, Tg. Tawulan, Kr. Wuni Wates, Alur Pel. Juwana, Muara Kalikuto Kendal, Muara Sungai Pecnongan, P. Karimunjawa, P. Karimunjawa, Kr. Sverre, Kr. Wen-wen, Pel. Rembang, Tg. Sbkah Tg. Awar-awar, Tg. Bantenan, P.Sepekan, Pel. Kangean, Tanjung Bulu Pandan, Tanjung Wangi, Ketapang, Bawean, Gresik Marba, P. Paserang, Tg. Batu Licin, Tg. Ungasan, Tg. Mebulu, P. satonda, Tg. Srae, Buleleng (Sangsit), Celukan Bawang P.Nusa Ende, Seraja Besar, Tg. Muna, Tg. Lai, Pel. Binanatu, Labuhan bajo, Mananga, Nangalill-Buteng, Tg. Selaka, P. Kaget P. Balukung 1, P. Balukung 2, P. Belandean, Pel. Mantuil, Pel. Jemb. Rumpiang, Gs. Muara Sg. Barito, Gosong Batu Buaya Gosong Batu Buaya, Tg. Batu, Kr.Adat, Tanah Grogot, Teluk Adang, Tg. Jumalai, Kariangau, Semayang, Kr.Unarang, Tg. Bodjo Pel. Palippi, Jampea, Bulukumba, Mamuju, KrvP.Saujung, P. Sainoa, Bungku Toko, Ge. Saponda Selatan, Gs. Selatan, Gs.Utara Kr. Barat Langara Bugis, Kr. Barat P. Maloan, Kr. Bokori, Kr. Dungi, Kr. Generaal Pel, Kr. Langara Bugis, Kr. Lingoro, Kr. P. Basa P. Puludua,Tutuyan – Jikoblanga, Boroko, Tg. Sidupa, Air Tembaga, Bitung, Bentung, Bukide, Kahakitang, Kalama, Kawaluso Kawio, Manuwui, P. Ambelau, Tg. Lelai, P. Fani, Lomiosu, Galela, Tobelo, Buli, Kobisadar, Wayabula dan Dame, Bobong P. Ayu, Tg. Namaripi, Tg. Sekar, Tg.Dore, Tg.Dore, Tg.Monfafa, P. Evanas, Selat Sele, Selat Sele, Windesi, P. Miosnum,, P.Miospandi, P.Nutabari, P.Roon, P.Rurbas Beba, P.Wairandi, Pel. Bosnik, Tg. Wasanbari,Tg. Basari, Tg. Narwaku Tg. Kamdara, Tg. Kelapa, Tanah Merah, Muara Selat Muli, Sungai Asty, Sungai Asty, P. Nuhunayat, P. Er, Pel. Sofiani Larat P. Dawera Dawelor (61). Tersebar di 33 Provinsi. Sibadeh, Meukek, P. Banyak, P. Sarok, Singkil, Sei. Berombang, Teluk Nibung, Pantai Labu, Percut, Rantau Panjang, Tanjung Beringin, Gunung Sitoli, Labuhan Bilik,, P.Wunge, Pel.Sibolga, Muara Siberut/Pokai, Muara Sikabaluan/Simailepet, Muara Padang, Air Bangis, Tg. Kemantan, Pl.Selanga, P. Sekatung, Sel.Kijang, Sel.Kijang, Karang Berakit, Karang Singa, P. Senggakang, Karang Getting, Tg.Gabi, Pulau Bulan, Pulau Sambu, Belakang Padang, Sagulung, , Sijantung, Kuala Mandah, Kuala Raya, Concong Luar, Bekawan Luar, Sungai Buluh, Perigi Raja, Pulau Kijang, Sapat, Sungai Guntung, Rengat, P.tokong Kembang, Selat Nando, Tg. Terentang, Tg.Buyut, Talang Duku, Kuala Tungkal, Muara Delli, Pangkal Duri, Sungai Jambat, Air Hitam Laut, Mempawah, Jaruju, Sambas, Sintete, Kelanis, Tg. Sedari, Muko-Muko, Tanjung Batu, Manggar, Dendang, Pulau, Buku Limau, Pulau Sekunyit, Pulau Ketapang, Pulau Batu, Pangkal Balam, Teluk Betung, Batu Balai, Brebes, Cilacap, Jepara, Pati, Rembang, Rembang, Teluk Lamong, Brondong, LIS, Sendang Biru, Pacitan, Pasean, Pasuruan, Probolinggo/ Tg.Tembaga, Paiton, Panarukan, Tg. Lessek, Pegametan, Penuktukan, Labuhan Lalang, Labuan Amuk/Tanahampo, Labuhan Amed, Nusa Penida (Mentigi), Buyuk, Kusamba, Buleleng (Sangsit), Tg. Boda, Tg. Mas, P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg. Kumba, Tg. Tutunnila, Tg. Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata, Tg.Kumba, Gosong Batu Buaya, Sei Kahayan 6, P. Tangguk, P. Batimbul, Sei.Kahayan no.7, Sei.Mentaya(green), P. Kembang, Kumai, Pangkalan Bun, Sampit, Penajam Paser, Pulau Bunyu, Tg. Perupu, Kariangau, Semayang, Kr.Unarang, Kuala Semboja, Sebulu, Kr.Tete, Kr. Tg.Tonrangang, Pel. Jinatu, Kalaotoa, Bonerate, P. Maharatiangana, P. Marasende, P. Sailus, P. Sambarjaga, P. Sapuoka, Pel. Macici Baji, P. Balang Lompo, Pel.Serayar, Polewali, Polewali, Tg. Appatana, Kayuadi, Tg. Salangketo, P. Anano, Kr. P. Randa, Kr. Pel. Rahe, Kr. Pomalaa, Kr. Raha, Kr. Bintang Selatan, Kr. Rosa Marie, Kr. Runduma, Kr. Selat Masiri, Kr. Selatan, Kr. Selatan Kaledopa, Kr. Selatan Kapota, Kr. Teluk Lemobajo, Kr. Tg. Barat Laut Kaledupa, Kr. Timur (Oneete), P.Sago, Tg. Dominango, Lipang, Makalehi, Marore, Matutuang, Ngalipaeng, P. Damar, P. Nusalaut, P.Pombo linggi, Sarangburung, Tikong, Namlea, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela, Tikong, Pel. P. Damar, Pel.Kroing, Pel. Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel. Tuhaha, Makian, Tg. Ngoni, Tg. Papisoi, Tg. Saweba, Tg. Wesio, Selat Sele, Alur Pelayaran Raja Ampat, Tg.Nasaulang, Tg.Opmarai, Tg.Poweri, Tg.Saweba, Pel. Kabare, Tg.Wariai, Tg.Wibain, Bomberai, Fak-fak, Karas, Kokas, Sagan, Selasi, Tg. Mandundi, Sorido, Sorido, Tg. Abwari, Tg. Mangguar, Tg. Riarwepam, Pel. Dawai, Sungai Kuk / cook, Gosong Tripon, Tg. Pohon Batu, Amarapia, P. Karang, Sungai Torasi, Sungai Belatar, Kr. Sametinke, Uj. Komoran, Uj. Salah, Pel. Mahleta, P. Sermata, Pel. Elat, Pel. Kur, Alur Pel. Dobo, Pel. Ngolin, Pel . Yayaru, Pel. Tepa (62). Tersebar di 33 Provinsi. Seruway, Kuala Raja, Pusong, Sigli, Laweung, Sabang, Sibigo, Teluk Nibung, Pantai Labu, Percut, Rantau Panjang, Tanjung Beringin, Gunung Sitoli, Labuhan Bilik, Sei Barombong, Teluk Leidong, Tg. Sarang Elang, Pangkalan Susu,Pulau Kampai, Tanjung Pura, Tapak Kuda, Kuala Sarapu, Pangkalan Brandan, P.Wunge, Pel.Sibolga, Pel. Sikara-kara, Tg.Bai, Sasak Teluk Tapang, Muara Haji, Carocok Painan, Surantih, Tg. Sading, Sekatap Darat, Senggarang, Tanjung Ayun, Tanjung Duku Tanjung Geliga, Tanjung Lanjut, Tanjung Sebauk, Tanjung Siambang, Tanjung Unggat, Wisata Penyengat, Tanjung Samak Tanjung Kedadu, Penyalai, Panipahan, Sinaboi, Buatan, Kurau/Si Lalang, Sel Apit, Sungai Siak, Tanjung Buton, Kuala Mendahara, Lambur Luar, Muara Sabak, Nipah Panjang, Pamusiran, Simbur Naik, Sungai Lokan, Ujung Jabung, Tanjung Api-Api, Sungsang, Karang Agung, Rangga Ilung, Batanjung, Behaur, Kuala Kapuas, Pegatan Mendawai, Uj. Tk. Punggur Krui, Kalianda, Lagundi, P. Sebesi, Sebalang, Bakauheni, Way Seputih, Kuala Penat, Labuhan Maringgai, Way Penat Way Sekampung, Mesuji, Kota Agung, P. Tabuan, Kelumbayan, Teladas, Manggala/Menggala, Sungai Burung, Tulang Bawang, Semarang, Tegal, Karimun Jawa, Tanjung Emas, Glimandangin, Sampang/Taddan, Tanlok, Besuki, Jangkar Kalbut, Gayam, Kalianget, Kangean, P. Raas, Sapudi, Sapeken, Keramaian, Masalembo, Giliraja, Tg. Tekurenan, Celukan Bawang, Pegametan, Penuktukan, Bima, Sape, Waworada, Cempi, Calabahi, Kempo, Lembar, Tg. Muna, Tg. Kopondai P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg. Kumba, Tg. Tutunnila, Tg. Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata Samuda, Bagendang, Kereng Bengkirai, Teluk Sebangau, Bukit Pinang, Pulang Pisau, Kuala Pembuang, Teluk Sigintung/Seruyan, Kuala Jelay, Sukamara, Banjarmasin, Sesayap, Tarakan, Tg.Aru, Sangatta, Maloy, Sangkulirang Tg. Sarupo, Tg. Suramana, Majene, Malunda, Palipi, Pamboang, Sendana, Ambo, Belang-Belang, Budong-Budong, Kaluku Mamuju, Poongpongan, Salisingan, Sampaga, Kr. Timur Batumarimpih, Kr. Timur Tg. Wawobatu, Kr. Utara Kaledupa Kr. Utara Kapota, Kr. Utara P. Papado, Kr. Utara Tg. Teipa, Kr.P.Hoga, Kr .Utara Lapuko, P. Damalawa Kcl., P. Sangurabangi P. Togomongolo, Pel. Lasalimu, Pel. Lasalimu, Pel. Mandiodo, Pel. Mawasangka, Tg.Talabu, Tahuna, Tamako, Biaro Buhias, P. Ruang, Pehe, Sawang, Tagulandang, Ulu Siau, Beo, Damao, Dapalan, Tg. Hatanua, Tg. Libobo, Tg Namaa Tg. Ngolopopo, Tg. Weduar, Tg. Sial, Tg.Watina, Walwat tinggi, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela, Tikong, Pel. P. Damar Pel.Kroing, Pel. Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel. Tuhaha, Geser, Tg. Openta, Wayeteri, Kaimana, Kanoka, Lobo P. Adi, Senini, Susunu, Manokwari, Makbon, Mega, Muarana, Kasim, Oransbari, Bagusa, Kasonaweja, P. Liki, Sarmi, Takar Trimuris, Wakde, Janggerbun, Kameri, Korido, Waren, Ambai, Ampimoi, Angkaisera, Sungai Asty, Sungai Asty, Tg. Kondo Pel. Selaru, Pel. Lakor, Pel. Romang, Pel. Damer, Pel. Kaiwatu, Tual
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
20 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Pembangunan VTS
Pembangunan GMDSS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 197.000
289.000
TARGET
LOKASI
6 Lokasi
Belawan, Palembang, Jakarta, Surabaya, Bitung, Kuala Tanjung
23 lokasi
(63)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 204.880
300.560
TAHUN 2017
TARGET
LOKASI
3 lokasi
Samarinda, Sorong, Manokwari,
23 lokasi
(64)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 213.075
312.582
TARGET 4 lokasi
55 lokasi
TAHUN 2018 LOKASI Lhokseumawe, Dumai, Makassar, Jawapura,
(65)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 221.598
325.086
TAHUN 2019
TARGET
LOKASI
20 lokasi
Sabang, Sibolga, Batu Ampar, Panjang, Bengkulu , Cilacap, Benoa, Lembar, Kupang, Pontianak, Banjarmasin, Batu Licin, Samarinda, Tarakan, Pare Pare, Kendari, Ambon, Ternate, Jayapura, Merauke
26 lokasi
(66)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 230.462
338.089
TARGET
LOKASI
2 lokasi
Cirebon , Semarang
17 lokasi
(67)
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
1,067.016
1,565.317
(63). Sinabang, Kuala Langsa, Pangkalan Susu, Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Selat Panjang, Rengat, Tg. Balai Karimun, Dabo Singkep, Air Bangis, Probolinggo, Gilimanuk, Waingapu, Sintete, Luwuk, Kaimana, Serui, Jakarta, Banjarmasin, Tarakan, Bitung, Sorong, Merauke (64). Pulau Tello, Lahewa, Panipahan, Karimun Jawa, Rembang, Atapupu, Nunukan, Kolaka, Pomala, Parigi, Muntok, Kuala Tungkal, Sampit, Kumai, Batu Licin, Samarinda, Poso, Toli Toli, Manado, Ternate, Sanana, Tual ,Biak, (65). Ulee Lheule, Meulabo, Tembilahan, Tarempa, Pulau Sambu, Pulau Pisau, Sunda Kelapa, Panarukan, Gersik, Bawean, Samalembo, Padang Bai, Kalaibai, Larantuka, Reo, Tanjung Redep, Mamuju, Banabungi, Palopo, Gorontal, Kolonedale, Banggai, Amamapare, Nabire, Bade, Kula Tanjung , Lhokseumawe, sabang, Tapak Tual, tanjung Uban, Sei Kolak KIjang , Natuna, Teluk Bayur, Sipora, Palembang, Jambi, Pangkal Balam, Panjang, Cirebon , Bengkulu, Cigading/ Merak, Ende, Maumere, Ketapang, Kota Baru, Balikpapan , Kendari, Bau bau, Tahuna, Ambon , Saumlaki, Bintuni, Jayapura , Agats (66). Sigli, Singkil, Pekan Baru, Bagan Siapa api, Kuala Enok, Sikakap, Celukang Bawang , Raha, Donggala, Kwandang, Ampana, Tobelo, Banda, Dobo, Sarmi, Belawan, Bengkalis, Semarang, Tegal, Cilacap, Surabaya, Kupang, Makassar, Pantoloan, Namlea, Fakfak, (67). Pekalongan, Jepara, Juwana, Indramayu, Pasuruan, Badas, Ulu Siau, Amahai, Pekalongan, Jepara, Juwana, Indramayu, Pasuruan, Badas, Ulu Siau, Amahai, Jumlah Pembangunan/ Pengadaan Fasilitas Pendukung Kenavigasian :
1,179.588
1,209.078
1,239.305
1,270.288
1,302.045
6,200.303
(68). ( Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan CCTV Survailance System / Genset / Mobil crane/ Kendaraan Operasional / Pengadaan Sistem Pengamatan Alur / Peralatan Survey Telkompel / Reporting System, Remote Cliane VTS / Vessel Monitoring sistem Kapal /Pelampung Suar / Sistem Lampu Suar untuk SBNP / Rigid Inflatable Boat (RIB) / Perangkat Penunjang Operasional Mensu/ Water Treatment) 5
Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Penjagaan Laut dan Pantai
3,269.654
Jumlah Pembangunan Baru Kapal Patroli
2,623.797
4,095.445
38 unit
(69)
3,380.893
4,111.635
30 unit
(70)
3,389.937
4,127.399
35 unit
(71)
3,398.485
4,155.569
17 unit
(72)
3,407.416
19,759.701
-
(73)
16,200.528
Lanjutan 30 unit 30 unit 31 unit 9 unit pembangunan kapal patroli Penyelesaian 37 unit 45 unit 59 unit 67 unit 74 unit pembangunan kapal patroli (69). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke, KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa. (70). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke, KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
21 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2015 TOTAL INDIKASI ANGGARAN TARGET INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI NO 2015-2019 2015-2019 TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (71). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke, KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa. PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
(72). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke, KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa. (73). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke, KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa. Jumlah Pembangunan/Penga daan Fasilitas Pendukung Penjagaan Laut dan Pantai: ( Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan Helikopter / Pengadaan Senjata / Amunisi / Pengadaan Penanggulangan pencemaran / Peralatan SAR / GIRO Vertical / Rigid Inflatable Boat (RIB) / ECDIS dan Sistem Mobile Survilance Kapal Patroli/Mobil Patroli Lapangan / Pengembangan Pangkalan
645.857
714.552
721.697
728.914
748.153
3,559.173
4,673.399
5,791.101
6,659.766
7,658.731
8,807.541
33,590.538
D PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA
11,745.870
18,376.110
17,820.380
17,620.360
17,748.300
83,311.020
RPJMN Pelayanan Angkutan Udara Perintis
9,502.163 466.620
6
1
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut
Jumlah rute pelayanan perintis dan subsidi untuk angkutan udara (rute)
(74)
217
16,054.661 620.700
(75)
228
15,437.333 631.480
(76)
240
15,222.091 643.020
(77)
252
15,206.084 655.380
(78)
71,422.332 3,017.200
265
265
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
22 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
Jumlah subsidi angkutan BBM (drum)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
6,677
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
6,677
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
6,677
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
6,677
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
6,677 6,677
(74). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute), Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute ) (75). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute), Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute ) (76). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute), Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute ) (77). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute), Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute ) (78). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute), Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute ) 2
Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara
8,278.292
Jumlah Bandar Udara yang direhabilitasi dan dikembangkan (antara lain perpanjangan, pelebaran dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah, rehab gedung terminal, gedung operasional, dll)
3,321.325
100
Jumlah Bandar Udara yang direhabilitasi dan dikembangkan (perpanjangan, pelebaran dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah) untuk didarati B-737 Series
1,271.842
8
14,075.608
(79)
13,562.820
9,481.253
100
1,007.923
13
(80)
11,448.820
13,078.432
100
(81)
12,806.432
12,855.650
100
(82)
12,855.650
61,850.802
100
(83)
100 15
(79). Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, Bandar Udara Binaka Gunung Sitoli, Bandar Udara DEO Sorong, Bandar Udara Hanandjoeddin, Bandar Udara Umbo Mehang Kunda Waingapu, Bandar Udara Beto Ambari Bau-bau, Bandar Udara Kasiguncu Poso, dan (Prioritas 8 bandar udara : Bandar Udara Rembele - Takengon, Bandar Udara Tujo Una-una, Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi, Bandar Udara Komodo-Labohan Bajo, Bandar Udara Kuabang Kao, Bandar Udara Ibra-Langgur, Bandar Udara Batlayeri Saumlaki, Bandar Udara Dekai Yahukimo) (80). Bandar Udara Rembele Takengon, Bandar Udara Tojo Una Una, dan (Prioritas 13 bandar udara : Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, Bandar Udara Binaka Gunung Sitoli, Bandar Udara DEO Sorong, Bandar Udara Hanandjoeddin, Bandar Udara Umbo Mehang Kunda Waingapu, Bandar Udara Beto Ambari Bau-bau, Bandar Udara Kasiguncu Poso, Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo, Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi, Bandar Udara Kuabang Kao, Bandar Udara Ibra Langgur, Bandar Udara Matilda Saumlaki, Bandar Udara Dekai Yahukimo) (81). Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara. (82). Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara. (83). Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
23 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Melak, Bandar Udara Tanah Merah, Bandar Udara Kepi, Bandar Udara Sarmi , (Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, dan Bandar Udara Maratua ditampung dalam alokasi bandar udara baru) (84)
Jumlah Bandar Udara yang direhabilitasi dan dikembangkan (perpanjangan, pelebaran dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah) untuk didarati ATR-42 & ATR-72
166.352
9
Jumlah pembangunan/penge mbangan terminal penumpang bandar udara
240.743
8
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2017
TARGET
LOKASI
270.152
9
760.280
26
Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Melak, Bandar Udara Tanah Merah, Bandar Udara Kepi, Bandar Udara Sarmi , (Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, dan Bandar Udara Maratua ditampung dalam alokasi bandar udara baru) (85)
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.
283.000
5
(86)
TAHUN 2019 LOKASI Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.
272.000
5
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.
(87)
9
26
(84). Bandar Udara Pangsuma - Putussibau, Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun, Bandar Udara Kuala Pembuang, Bandar Udara Muara Teweh Baru, Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya, Bandar Udara Frans Sales Lega - Ruteng, Bandar Udara Wamena, Bandar Udara Timika (85). Bandar Udara Silampari,Bandar Udara Pangsuma - Putussibau,Bandar Udara H.Asan - Sampit,Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun,Bandar Udara Kuala Pembuang,Bandar Udara Muara Teweh Baru,Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,Bandar Udara Melak,Bandar Udara Sultan Bantilan - Toli-Toli,Bandar Udara Seko,Bandar Udara Bua,Bandar Udara Bone, Bandar Udara Aroepala-Selayar, Bandar Udara Umbu Mehang Kunda - Waingapu,Bandar Udara Frans Sales Lega - Ruteng,Bandar Udara Gewayantana - Larantuka,Bandar Udara Tardamu - Sabu,Bandar Udara Saumlaki,Bandar Udara Oesman Sadik - Labuha,Bandar Udara Kambuaya,Bandar Udara Tanah Merah,Bandar Udara Illu,Bandar Udara Bokondini,Bandar Udara Wamena,Bandar Udara Timika,Bandar Udara Mopah-Merauke (86). Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun,Bandar Udara Bone,Bandar Udara Aroepala - Selayar,Bandar Udara Timika, Bandar Udara Mopah-Merauke (87). Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun,Bandar Udara Bone,Bandar Udara Aroepala - Selayar,Bandar Udara Timika, Bandar Udara Mopah-Merauke Jumlah Bandar Udara yang Dikembangkan di Daerah Perbatasan dan Rawan Bencana*
2,288.030
25
(88)
980.000
25
(89)
730.000
25
(90)
25
(88), Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko, Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah (89). Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko, Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah (90). Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko, Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah Jumlah pembangunan bandar udara baru
949.350
15
(91)
1,376.000
15
(92)
956.000
15
(93)
15
(91). Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel, Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu (92). Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel, Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu (93). Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel, Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
24 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
3
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
Jumlah pembangunan bandar udara baru**
40.650
Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Keamanan Penerbangan
265.888
Jumlah peningkatan fasilitas pelayanan darurat (paket)
185.050
TARGET 3
LOKASI Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Samarinda Baru
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 200.000
TARGET 3
TAHUN 2017 LOKASI Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Samarinda Baru
434.202
53
(94)
174.750
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 145.000
TARGET 3
TAHUN 2018 LOKASI Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Samarinda Baru
260.835
44
(95)
166.750
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.
0.000
234.868
42
(96)
123.750
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.
0.000
217.480
37
(97)
111.250
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019 3
1,413.273
36
(98)
212
(94). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul, bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa, Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara Radin Inten II (95). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul, bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa, Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara Radin Inten II (96). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul, bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa, Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara Radin Inten II (97). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul, bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa, Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara Radin Inten II (98). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul, bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa, Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara Radin Inten II Jumlah peningkatan fasilitas keamanan penerbangan (paket)
80.838
186
(99)
259.452
164
(100)
94.085
90
(101)
111.118
98
(102)
106.230
95
(103)
633
(99). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak, Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan (100). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak, Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
25 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2015 TOTAL INDIKASI ANGGARAN TARGET INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI NO 2015-2019 2015-2019 TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI ANGGARAN LOKASI (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (101). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak, Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
(102). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak, Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan (103). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak, Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan 4
Pengawasan dan Pembinaan Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara
331.370
Jumlah Surveillance
36.460
50
Sentani, Batam, Halim, Cengkareng, Bandung, Yogyakarta, Curug, Jayawijaya, Balaraja Tangerang, Surabaya, Denpasar, Lombok, Jepang, Pekan Baru, Pontianak
56.180
52
seluruh bandara di Indonesia 73.850
54
Jumlah Inspection
36.460
1,272
Cengkareng, Lippo Karawaci, Halim Perdanakusuma, Balikpapan, Banda Aceh, Lombok, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Kualanamo, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Batam
56.180
1,631
seluruh bandara di Indonesia 73.850
1,673
Jumlah Audit
16.530
70
seluruh bandara di Indonesia
24.080
75
seluruh bandara di Indonesia
Jumlah pengadaan Pesawat Udara Kalibrasi (Multiyears contract)
221.290
4
Jakarta
492.630
4
Jakarta
Dukungan sertifikasi terhadap pesawat industri nasional N219
5.000
1
Bandung
6.000
1
Bandung
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
659.150
622.840
772.880
Cengkareng, Halim, Balikpapan, Kualanamu, Surabaya, Denpasar, Makasar, Sentani, Pekanbaru, Batam, Jogja, Solo, Bandung, Wamena
seluruh bandara di Indonesia 78.750
31.650
80
seluruh bandara di Indonesia
405.840
4
Jakarta
6.000
1
Bandung
26 dari 66
78.750
33.750 540.880
7.000
819.250
3,205.490
56
seluruh bandara di Indonesia 76.050
58
seluruh bandara di Indonesia
1,631
seluruh bandara di Indonesia 76.050
1,713
seluruh bandara di Indonesia
105
seluruh bandara di Indonesia Jakarta
Bandung
32.590 594.970
7.000
110
seluruh bandara di Indonesia Jakarta
Bandung
58
1,713
110 4
1
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Alat uji kesehatan
5
Program pembinaan Navigasi Penerbangan Pembinaan (Pengaturan, Pengendalian, Pengawasan) Penunjang tupoksi
6
E
1
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 15.630
TARGET
LOKASI
5
24.080
160.000
70.400
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET 7
TAHUN 2017 LOKASI Jakarta
265.000
1,096
115.480
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 31.650
TARGET 9
TAHUN 2018 LOKASI Jakarta
359.365
1,488
146.975
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 33.750
TARGET
10
TAHUN 2019 LOKASI Jakarta
492.900
1,481
187.394
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 32.590
TARGET
12
LOKASI
239.388
1,935.595
2,438
2,438
89.600
149.520
212.390
305.506
418.942
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya PROGRAM PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
2,243.700
2,321.450
2,383.040
2,398.260
2,542.210
11,888.660
6,712.099
6,741.825
6,819.239
7,507.361
32,182.133
RPJMN
4,401.610
4,401.610
4,096.440
6,351.580
6,362.604
6,424.663
7,010.172
30,245.459
Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat
233.780
165.040
176.143
328.507
609.937
1,513.408
Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Darat
233.780
165.040
176.143
328.507
609.937
1,513.408
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Darat
1,349.950
2
Jakarta
931.000
2.000
Jakarta
837.900
2
Jakarta
2,094.750
5
Jakarta
4,256.000
9.225
Jakarta
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Darat Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Darat Lulusan Pelatihan
38,770.100
32
Jakarta
26,738.000
11.000
Jakarta
24,064.200
10
Jakarta
60,160.000
25
Jakarta
123,328.000
50.738
Jakarta
35,264.000
14
Jakarta
24,320.000
10.000
Jakarta
21,888.000
9
Jakarta
54,420.000
23
Jakarta
111,561.000
46.125
Jakarta
16,729.200
1,752
Jakarta
12,392.000
1,452
Jakarta
11,152.800
1,307
Jakarta
27,882.000
3,267
Jakarta
62,734.500
6,697
Jakarta
9,398.700
20
Jakarta
6,962.000
18.000
Jakarta
6,265.800
16
Jakarta
15,351.210
41
Jakarta
31,777.005
83.025
Jakarta
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Darat Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Darat
7,542.000
6
Jakarta
5,102.000
5.000
Jakarta
4,591.800
5
Jakarta
11,249.910
11
Jakarta
23,174.815
23.063
Jakarta
8,136.450
41
Jakarta
6,027.000
41.000
Jakarta
5,424.300
37
Jakarta
13,289.535
92
Jakarta
28,838.291
189.113
Jakarta
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhiubungan Darat
1,367.550
32
Jakarta
1,013.000
32.000
Jakarta
813.000
29
Jakarta
1,991.850
72
Jakarta
4,322.315
147.600
Jakarta
SDM Perhubungan Darat Laporan Penyuluhan Perhubungan Darat
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
27 dari 66
TARGET 2015-2019 12
Jakarta
658.330
1,756
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
2
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Pehrubungan Darat
1,096.200
12
Jakarta
812.000
12.000
Jakarta
730.800
11
Jakarta
1,790.460
27
Jakarta
3,706.252
55.350
Jakarta
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Darat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
10,179.000
8
Jakarta
7,540.000
8.000
Jakarta
6,540.000
7
Jakarta
16,023.000
18
Jakarta
32,847.150
36.900
Jakarta
901.800
3
Jakarta
668.000
2.000
Jakarta
509.000
2
Jakarta
1,247.050
5
Jakarta
2,805.863
9.225
Jakarta
Laporan Kerjasama Laporan Penataan Kelembagaan Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Darat Layanan Perkantoran
4,477.950 1,231.200
4 1
Jakarta Jakarta
3,317.000 912.000
3.000 1.000
Jakarta Jakarta
2,985.300 721.000
3 1
Jakarta Jakarta
7,313.985 1,766.450
7 2
Jakarta Jakarta
14,993.669 3,621.223
13.838 4.613
Jakarta Jakarta
1,425.600
14
Jakarta
1,056.000
12.000
Jakarta
750.000
11
Jakarta
1,837.500
27
Jakarta
3,766.875
55.350
Jakarta
4,560.300
1,752
Jakarta
3,378.000
1,182.000
Jakarta
3,040.200
1,064
Jakarta
7,448.490
2,660
Jakarta
15,269.405
5,451.975
Jakarta
35,386.000
12
Jakarta
27,220.000
12.000
Jakarta
24,498.000
12
Jakarta
55,120.500
12
Jakarta
114,099.435
12.000
Jakarta
Kendaraan Bermotor
1,253.200
2
Jakarta
964.000
2.000
Jakarta
867.600
2
Jakarta
2,125.620
5
Jakarta
4,782.645
9.225
Jakarta
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
5,869.500
3
Jakarta
4,515.000
3.000
Jakarta
3,850.000
3
Jakarta
9,432.500
7
Jakarta
24,052.875
13.838
Jakarta
Gedung/Bangunan Diklat Perhubungan Darat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut
48,841.000
21,971
Pontianak dan Madiun
31,173.000
Pontianak
56,613.000
Pontianak
37,962.200
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Pontianak
395.680
1,007.595
893.331
1,042.916
1,368.574
4,708.096
Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut
245.307
790.475
568.814
481.564
506.929
2,593.089
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan
0.707
2
0.630
3
0.860
3
0.250
2
0.971
3
3.419
0.925
12
1.799
52
1.586
53
1.237
47
1.360
52
6.907
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Penyuluhan Perhubungan Laut
1.000
2
1.000
2
1.000
2
1.000
2
1.000
2
5.000
3.714
480
7.259
1,050
3.631
600
4.380
630
3.214
480
22.198
0.820
7
0.902
1
0.992
1
1.091
1
1.200
1
5.005
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
28 dari 66
TARGET 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Laut
0.431
3
0.457
4
0.484
4
0.514
4
0.544
4
2.431
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laut Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laut
4.829
8
6.792
12
10.971
13
7.153
10
7.589
8
37.335
2.899
29
2.926
20
3.218
20
3.540
20
3.894
20
16.477
2.446
8
0.173
6
0.190
6
0.209
6
0.230
6
3.249
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laut
0.246
5
0.270
5
0.297
5
0.327
5
0.360
5
1.500
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laut Laporan Kehumasan, keprotokolan, Publikasi, dan Promosi Laporan Kerjasama Jaringan Internet/Telekomunik asi Peralatan Diklat Perhubungan Laut
1.193
2
1.312
2
1.443
2
1.587
2
1.746
2
7.281
0.072
1
0.079
1
0.087
1
0.095
1
0.105
1
0.437
0.000 0.132
0 1
0.000 0.145
0 1
0.000 0.160
0 1
0.000 0.176
0 1
0.000 0.193
0 1
0.000 0.806
20.240
2
204.167
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
224.406
Buku - Buku dan Bahan Cetakan
0.470
50
0.517
50
0.569
50
0.626
50
0.689
50
2.872
Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Diklat Lulusan Pengembangan dan Layanan Perkantoran Kendaraan Bermotor
0.000
0
0.000
1
0.000
1
0.000
1
0.000
1
0.000
0.547
10
0.602
10
0.662
10
0.728
10
0.801
10
3.341
4.294 0.000
12 0
4.552 0.300
12 1
4.825 0.330
12 1
5.115 0.363
12 1
5.421 0.000
12 0
24.207 0.993
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Gedung/Bangunan
0.386
0
34.945
0
0.467
0
0.514
0
0.566
0
36.879
199.957
0
521.648
0
537.040
0
452.658
0
477.046
0
2,188.349
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
Lahan
0.000
Balai Besar Pendidikan, Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Layanan Perkantoran
109.022
23.385
12
25.676
12
28.197
12
30.969
12
34.019
12
142.247
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.137
1
0.151
1
0.151
1
0.151
1
0.151
1
0.740
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
118.720
169.442
326.404
29 dari 66
494.102
TARGET 2015-2019
1,217.690
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penyegaran (Refreshing) SDM Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Laut
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
0.503
3
0.553
3
0.608
3
0.669
3
0.736
3
45.167
5,250
45.549
5,310
48.163
5,370
58.996
6,480
63.648
6,990
2.084
4,200
2.084
4,200
1.108
2,100
0.550
900
0.413
600
6.239
6.667
19,340
6.791
19,560
7.298
19,780
7.424
20,000
7.550
20,220
35.730
0.418
7
0.460
7
0.506
7
0.557
7
0.613
7
2.554
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Laut
0.556
13
0.611
13
0.673
13
0.740
13
0.814
13
3.393
0.554
13
0.609
13
0.670
13
0.737
13
0.810
13
3.380
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laut
0.097
8
0.107
8
0.117
8
0.129
8
0.142
8
0.593
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laporan Pengelolaan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laut
0.728
14
0.801
14
0.881
14
0.969
14
1.066
14
4.445
0.866
4
0.951
4
1.045
4
1.149
4
1.262
4
5.273
Laporan Kerjasama Peralatan Diklat Perhubungan Laut Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan SDM Gedung/Bangunan Lahan Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut (BP2TL)
1.056 22.071
3 13
1.161 16.800
3 42
1.277 9.600
3 601
1.405 4.000
3 1
1.546 55.700
3 3
6.445 108.171
4.240
15
4.664
15
5.130
15
5.643
15
6.208
15
25.886
0.493
150
0.543
150
0.597
150
0.657
150
0.723
150
3.013
0.000 0.000 41.351
0 0
1.400 9.808 98.400
0 1
6.380 57.039 155.076
0 1
83.100 128.558 234.948
0 100
318.702 0.000 367.543
0 100
409.582 195.405 897.318
Layanan Perkantoran
7.923
12
8.715
12
9.587
12
10.546
12
11.600
12
48.371
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan
0.350
1
0.250
1
0.250
1
0.250
1
0.250
1
1.350
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
30 dari 66
TARGET 2015-2019
3.070
261.523
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
3
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Laut
0.450
2
0.495
2
0.545
2
0.599
2
0.659
2
2.747
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
29.809
1,350
32.790
1,350
36.069
1,350
39.676
1,350
43.643
1,350
0.200
1
0.200
1
0.220
1
0.242
1
0.266
1
1.128
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laut Laporan Monitoring, Analisa, dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Laut
0.429
5
0.515
5
0.566
5
0.623
5
0.685
5
2.818
0.352
5
0.423
5
0.465
5
0.512
5
0.563
5
2.314
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laut
0.424
7
0.508
7
0.559
7
0.615
7
0.677
7
2.783
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laut
0.374
5
0.449
5
0.494
5
0.543
5
0.597
5
2.457
Laporan Kegiatan Dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laut Gedung/Bangunan Peralatan Diklat Perhubungan Laut Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Laporan Kerjasama Kendaraan Bermotor
0.430
3
0.516
3
0.568
3
0.624
3
0.687
3
2.824
0.000 0.000
1,267
23.424 28.784
1,260 0
42.362 61.928
1,603 0
0.610
47
1.331
47
1.464
47
1.611
47
1.772
47
6.787
0.000 0.000
0 0
0.000 0.000
0 0
0.000 0.000
0 0
0.000 0.000
0 0
0.000 0.000
0 0
0.000 0.000
Lahan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara
0.000 284.450
0
0.000 327.246
0
0.000 312.242
0
0.000 454.188
0
0.000 465.575
0
0.000 1,843.701
Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara
123.422
Layanan Perkantoran
12.915
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
111.551
12
Banten
11.844
48.479 130.629
123.221
12
Banten
12.456
1,622 0
74.453 231.692
186.910
12
31 dari 66
Banten
13.701
181.987
1,110 0
188.719 453.032
171.006
12
Banten
15.072
TARGET 2015-2019
716.110
12
Banten
65.988
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Udara
6.079
2
Banten
8.289
1
Banten
0.671
2
Banten
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Udara
13.407
37
Tangerang, Jambi, Palembang 10.926
36
Tangerang, Banten
9.428
18
Tangerang, Banten
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Udara Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Udara
6.188
8
1.000
1
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Lulusan Pendidikan
0.000 0.000
Penjenjangan SDM Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Udara Laporan Penyuluhan Perhubungan Udara
44.984
450
Belanda, Banten
2.663
10
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Udara
18.023
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Udara Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Udara
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
0.738
2
Banten
11.345
21
Tangerang, Banten
Banten
7.031
8
Banten
1.000
1
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
0.812
2
Banten
16.590
13.593
20
Tangerang, Banten
58.699
Banten
7.882
8
Banten
21.100
Banten
1.000
1
Banten
3.000
0.000
Banten
32.616
337
Banten
32.648
327
Banten
37.093
337
Banten
186.842
Kupang, Jayapura,banjarmasin, Semarang 2.766
10
Banten
4.351
3
Banten
4.894
3
Banten
5.642
3
Banten
20.317
20
Banten, Makassar, surabaya, medan 19.863
24
Banten
19.038
13
Banten
24.135
13
Banten
21.973
13
Banten
103.032
4.847
10
banten
7
Banten
1.012
6
Banten
1.164
6
Banten
1.338
6
Banten
9.494
3.234
9
banten, jyp, plb, makasar, medan1.440 , banyuwangi, 8
Banten
0.895
6
Banten
0.940
6
Banten
0.987
6
Banten
7.497
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Udara
0.518
8
banten
0.546
7
Banten
0.670
8
Banten
0.737
8
Banten
0.811
8
Banten
3.282
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Udara
0.518
6
banten
1.007
7
Banten
0.481
6
Banten
0.529
6
Banten
0.582
6
Banten
3.118
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Udara Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
1.491
1
banten
1.083
1
Banten
1.596
1
Banten
1.676
1
Banten
1.760
1
Banten
7.606
0.000
0
0.000
0
0.000
0
2.610
2
2.740
2
2.877
2
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
5
bali, banten
1.133
4.363
8
Banten
32 dari 66
Banten
Banten
TARGET 2015-2019
0.000
366
2.586
39.501
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
0.000
Banten
15.177
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2017
TARGET
LOKASI
Laporan Bidang Hukum Pengembangan SDM Perhubungan Udara Laporan Kerjasama Laporan Penataan Kelembagaan Gedung/Bangunan Jaringan Lahan Peralatan Diklat Perhubungan Udara Peralatan Penyuluhan Peralatan Kantor Kendaraan Bermotor
3.694
4
banten
0.190
120
banten
2.822
3
Banten
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
0.000
0
19.400 1.440
4 2
3.952
1
TAHUN 2018 LOKASI
TARGET
0.000
0
Banten Banten
19.597 1.728
4 2
Banten
50.000 0.000 0.000 6.000
10,000 0 0 1
0.000
0
0 1.059 0.366
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
0.000
0
Banten Banten
20.153 2.074
4 2
Banten Banten
65.667 5.242
Banten
30.000 0.000 0.000 0.000
5,000 0 0 0
Banten
80.190 0.000 0.000 9.952
0.000
0
Banten
0.000
Banten
0.000
0.329
96
Banten
60 1
Banten Banten
1.165 0.403
60 1
Banten Banten
1.281 0.443
60 1
Banten Banten
3.834 1.775
Banten
0.686
76
Banten
0
Banten
0.000
0
Banten
0.000
0
Banten
1.370
25
Banten
0.100
25
Banten
50
Banten
0.073
50
Banten
0.081
50
Banten
0.420
6.586
7
Medan,Plb, surabaya, Makassar,4.259 jayapura, banyuwangi 6 Medan,Plb, surabaya, Makassar,3.491 jayapura, banyuwangi 7 Medan,Plb, surabaya, Makassar,4.190 jayapura, banyuwangi 7 Medan,Plb, surabaya, Makassar,5.028 jayapura, banyuwangi 7 Medan,Plb, surabaya, Makassar, 23.553 jayapura, banyuwangi
0.339
50
jawa barat
0.563
1
Banten
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
0.684
92
Buku-Buku dan Bahan Cetakan Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan Balai Pendidikandan dan
0.100
54.147
Pelatihan Penerbangan (BPP Pnb) Palembang Layanan Perkantoran
9.995
12
Palembang
10.497
12
Palembang
11.542
12
Palembang
12.691
12
Palembang
13.955
12
Palembang
58.679
0.525
1
Palembang
0.358
1
Palembang
0.394
1
Palembang
0.019
1
Palembang
0.021
1
Palembang
1.317
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Udara
0.000
0
0.000
0
0.000
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Udara Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Udara
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Udara Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Udara Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Udara Laporan Penyuluhan Perhubungan Udara
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
27.033
1,360
27.605
1,380
0.000
0
0.000
0
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Udara
TARGET 2015-2019
13.664
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
0.595
90
bali
65.848
1,114
Palembang
16.674
0.067
0.433
50
malang
61.407
1,020
Palembang
23.260
0.476
50
malang
69.355
1,340
33 dari 66
Palembang
0.523
50
malang
133.031
Palembang
2.366 383.787
Palembang
108.237
0.000
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Udara
0.086
1
Palembang
1.234
2
Palembang
0.174
1
Palembang
0.183
1
Palembang
0.194
1
Palembang
1.871
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Udara Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Udara
1.670
7
Palembang
0.199
5
Palembang
0.218
5
Palembang
0.240
5
Palembang
0.264
5
Palembang
2.592
0.071
4
Palembang
0.093
4
Palembang
0.102
4
Palembang
0.113
4
Palembang
0.124
4
Palembang
0.503
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Udara
0.426
8
Palembang
0.442
8
Palembang
0.486
8
Palembang
0.535
8
Palembang
0.588
8
Palembang
2.477
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Udara
0.103
6
Palembang
0.131
6
Palembang
0.145
6
Palembang
0.159
6
Palembang
0.175
6
Palembang
0.713
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Udara Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
0.449
33
Palembang
0.548
33
Palembang
0.602
33
Palembang
0.663
33
Palembang
0.729
33
Palembang
2.991
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Bidang Hukum Pengembangan SDM Perhubungan Udara
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Kerjasama Laporan Penataan Kelembagaan Gedung/Bangunan Jaringan Lahan Peralatan Diklat Perhubungan Udara Peralatan Penyuluhan
0.000 0.000
0 0
0.000 0.000
0 0
0.000 0.000
26.315 1.011 0.000 0.000
2,294 1 0 0
5.299 0.000 0.000 82.016
790 0 0 1
0.000
0
0.000
0
0.000 0.000
0 0
1.811 0.000
180 0
0.000
0
0.000
0
0.389
0.150
200
Palembang
0.000
0
0.300
0.044
1
Palembang
0.049
1
16.939
4,203
Palembang
9.199
191
Palembang
Peralatan Kantor Kendaraan Bermotor
0.400
75
Palembang
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
0.389
17
Palembang
Buku-Buku dan Bahan Cetakan Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat
0.030
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
1
Palembang
10.446 2.011 20.027 1.266
1.136 0.400
4,211 1 40,000 1
150 1
Palembang Palembang Palembang Palembang
Palembang Palembang
0.150
200
Palembang
0.037
1
Palembang
22.617
4,020
Palembang
0.515
1
Palembang
1.111
0.040
50
1
34 dari 66
Palembang
Palembang
Palembang Palembang
Palembang
Palembang
TARGET 2015-2019
81.616 3.021 20.027 92.995 0.000
Palembang
Palembang
4.459 0.400
0.200
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Udara
0.200
Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BPP Pnb) Jayapura
38.535
Layanan Perkantoran
9.046
Jayapura
10.052
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Udara
0.108
Jayapura
0.204
50
Palembang
0.200
TARGET 50
TAHUN 2017 LOKASI Palembang
45.129
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 0.200
TARGET 50
TAHUN 2018 LOKASI Palembang
73.072
1
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 0.200
TARGET 50
TAHUN 2019 LOKASI Palembang
58.329
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 0.200
TARGET 50
LOKASI Palembang
124.226
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar) 1.000
339.291
Jayapura
7.915
12
Jayapura
8.917
12
Jayapura
9.585
12
Jayapura
45.515
Jayapura
0.052
1
Jayapura
0.056
1
Jayapura
0.061
1
Jayapura
0.481
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Udara
0.000
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Udara Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Udara
0.000
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Udara Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Udara Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Udara Laporan Penyuluhan Perhubungan Udara
0.000
Laporan Hasil Penilaian DokumenPemenuhan Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Udara Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Udara Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Udara Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Udara
TARGET 2015-2019
0.000
0.000
13.987
1,120
Jayapura
16.592
1,100
Jayapura
20.605
1,140
Jayapura
30.107
1,300
Jayapura
33.118
1,520
Jayapura
114.410
0.000 0.061
Jayapura
0.195
2
Jayapura
0.082
1
Jayapura
0.090
1
Jayapura
0.099
1
Jayapura
0.526
0.411
Jayapura
1.225
6
Jayapura
0.446
6
Jayapura
0.490
6
Jayapura
0.490
6
Jayapura
3.063
0.153
4
Jayapura
0.143
4
Jayapura
0.317
3
Jayapura
0.348
3
Jayapura
0.411
3
Jayapura
1.372
0.445
9
Jayapura
0.448
9
Jayapura
0.529
9
Jayapura
0.571
9
Jayapura
0.618
9
Jayapura
2.612
0.282
6
Jayapura
0.294
6
Jayapura
0.235
5
Jayapura
0.296
6
Jayapura
0.418
6
Jayapura
1.525
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
35 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Udara Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 0.382
TARGET 1
LOKASI Jayapura
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
0.482
0.280
0.029
1
Jayapura
Buku-Buku dan Bahan Cetakan Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan Balai Pendidikandan dan
1
0.028
LOKASI Jayapura
0.144
1
Jayapura
0.082
1
Jayapura
0.018 0.029
1 1
Jayapura Jayapura
0.051 0.051
4.953
940
Jayapura
9.057 1.082
10,490 92
Jayapura Jayapura
31.530
2,600
1.804 6.205
8,000 628
Jayapura Jayapura
3.749
106
Jayapura
10.705
277
0.308
TARGET 1
TAHUN 2019 LOKASI Jayapura
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 0.339
TARGET 1
LOKASI Jayapura
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
1.792
0.182
1
Jayapura
0.222
2
Jayapura
0.606
0.082
0.090 0.000
1 0
Jayapura Jayapura
0.099 0.000
1 0
Jayapura Jayapura
0.257 0.080
Jayapura
8.350
1,016
Jayapura
3.700
3,000
Jayapura
Jayapura
7.500
1
Jayapura
74.699
49
Jayapura
57.590 1.082 1.804 102.858 0.000
Peralatan Kantor Kendaraan Bermotor Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
TARGET
TAHUN 2018 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
0.000
Laporan Bidang Hukum Pengembangan SDM Perhubungan Udara Laporan Kerjasama Laporan Penataan Kelembagaan Gedung/Bangunan Jaringan Lahan Peralatan Diklat Perhubungan Udara Peralatan Penyuluhan
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
0.215
20
Jayapura
0.215 0.246
0.246 0.343
37
Jayapura
0.177
3
Jayapura
0.102
48
Jayapura
68.346
0.496
30
Jayapura
0.199
2
Jayapura
0.536
53
Jayapura
104.717
0.839
0.151
1
Jayapura
54.542
0.162
100
Jayapura
0.200
100
Jayapura
0.362
0.115
1
Jayapura
0.166
2
Jayapura
0.807
0.530
62
Jayapura
139.540
1.168 37.313
404.458
Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug Layanan Perkantoran
7.910
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Udara
12
Banten
10.497 0.358
12
Banten
11.542
12
1
Banten
0.394
1
Banten
13.960
12
Banten
13.955
12
Banten
57.863
0.433
1
Banten
0.021
1
Banten
1.205
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Udara
0.000
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Udara Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Udara
0.000
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
0.000
36 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Udara Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Udara Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Udara Laporan Penyuluhan Perhubungan Udara Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Udara
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar) 0.000
0.000
4.591
450
Banten
15.178
795
14.124
775
Banten
18.831
760
Banten
10.236
560
Banten
62.960
0.000 0.165
1
0.174
1
Banten
0.183
1
Banten
0.194
1
Banten
0.716
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Udara Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Udara
0.186
5
Banten
0.199
5
0.242
5
Banten
0.240
5
Banten
0.264
5
Banten
1.131
0.122
4
Banten
0.093
4
0.102
4
Banten
0.113
4
Banten
0.124
4
Banten
0.553
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Udara
0.375
8
Banten
0.442
8
0.486
8
Banten
0.535
8
Banten
0.588
8
Banten
2.426
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang dan Laporan Kegiatan
0.210
5
Banten
0.131
6
0.145
6
Banten
0.159
6
Banten
0.175
6
Banten
0.820
0.517
1
Banten
0.548
33
0.602
33
Banten
0.663
33
Banten
0.729
33
Banten
3.059
Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Udara Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
0.000
0.000
Laporan Bidang Hukum Pengembangan SDM Perhubungan Udara
0.000
Laporan Kerjasama Laporan Penataan Kelembagaan Gedung/Bangunan Jaringan Lahan Peralatan Diklat Perhubungan Udara Peralatan Penyuluhan
0.000 0.000
Peralatan Kantor Kendaraan Bermotor
TARGET 2015-2019
46.154
5,772
Banten
60.000 1.470
23,365 1
5.969
45,000
Banten
64.212
44,120
Banten
4.992
5
Banten
17.516
308
Banten
9.016
1
Banten
176.335 1.470 0.000 31.523 0.000
5.807 1.157
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
5,636 3
Banten Banten
14.886 0.400
770 1
14.971 0.600
700 1
37 dari 66
20.545 1.800
1,000 4
Banten Banten
1.811
180
Banten
58.022 3.957
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
4
Buku-Buku dan Bahan Cetakan Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Udara Pendidikan Perhubungan Darat
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 1.098
TARGET 23
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
Banten
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar) 1.098
0.150
200
0.150
200
Banten
0.300 0.000
0.219
57
Banten
0.200
50
0.200
50
Banten
0.200
50
Banten
0.200
50
Banten
1.019
448.530
710.928
638.894
591.635
569.180
2,959.168
90.089
163.500
146.209
121.494
117.971
639.262
90,088.500
163,500.000
146,209.221
121,494.014
117,970.688
90,088.541 727.527
1.000
Bekasi
163,500.075 1,320.375
0.894
bekasi
146,209.288 1,180.740
1
bekasi
121,494.070 981.148
0.664
bekasi
117,970.742 952.694
0.645
bekasi
262.758
2.000
Bekasi
476.875
1.788
bekasi
426.444
2
bekasi
354.358
1.329
bekasi
344.081
1.290
bekasi
409.806
20.000
Bekasi
743.750
17.885
bekasi
665.095
16
bekasi
552.668
13.290
bekasi
536.640
12.905
bekasi
17,335.287
792.000
Bekasi
31,461.500
708.243
bekasi
28,134.321
633
bekasi
23,378.495
526.283
bekasi
22,700.519
511.021
bekasi
1,126.244
336.000
Bekasi
2,044.000
300.467
bekasi
1,827.839
269
bekasi
1,518.861
223.272
bekasi
1,474.814
216.797
bekasi
125.835
2.000
Bekasi
228.375
1.788
bekasi
204.223
2
bekasi
169.702
1.329
bekasi
164.780
1.290
bekasi
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Darat Laporan Monitoring, Analisa, dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Darat
217.438
5.000
Bekasi
394.625
4.471
bekasi
352.892
4
bekasi
293.239
3.322
bekasi
284.735
3.226
bekasi
145.120
5.000
Bekasi
263.375
4.471
bekasi
235.522
4
bekasi
195.709
3.322
bekasi
190.034
3.226
bekasi
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Darat
142.709
7.000
Bekasi
259.000
6.260
bekasi
231.610
6
bekasi
192.458
4.651
bekasi
186.877
4.517
bekasi
Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD)
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Darat Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Darat Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Darat Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Darat Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Darat
TARGET 2015-2019
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
38 dari 66
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2017
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2018
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2019
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Darat
277.222
8.000
Bekasi
503.125
7.154
bekasi
449.918
6
bekasi
373.863
5.316
bekasi
363.021
5.162
bekasi
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Darat Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi, dan Promosi
749.222
7.000
Bekasi
1,359.750
6.260
bekasi
1,215.951
6
bekasi
1,010.407
4.651
bekasi
981.105
4.517
bekasi
86.783
1.000
Bekasi
157.500
0.894
bekasi
140.844
1
bekasi
117.036
0.664
bekasi
113.641
0.645
bekasi
418.002
7.000
Bekasi
758.625
6.260
bekasi
678.397
6
bekasi
563.721
4.651
bekasi
547.373
4.517
bekasi
Jaringan Peralatan Diklat Perhubungan Darat Buku-Buku dan Bahan Cetakan Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Layanan Perkantoran
1,620.904 12,746.959
2.000 9.000
Bekasi Bekasi
2,941.750 23,134.228
1.788 8.048
bekasi bekasi
2,630.648 20,687.690
2 7
bekasi bekasi
2,185.963 17,190.643
1.329 5.980
bekasi bekasi
2,122.570 16,692.115
1.290 5.807
bekasi bekasi
94.497
750.000
Bekasi
171.500
670.685
bekasi
153.363
600
bekasi
127.439
498.374
bekasi
123.743
483.921
bekasi
3,145.384
10.000
Bekasi
5,708.500
8.942
bekasi
5,104.803
8
bekasi
4,241.887
6.645
bekasi
4,118.873
6.452
bekasi
750.187
476.000
Bekasi
1,361.500
425.661
bekasi
1,217.516
381
bekasi
1,011.707
316.301
bekasi
982.368
307.129
bekasi
15,518.389
12.000
Bekasi
28,164.045
12.000
bekasi
25,185.585
12
bekasi
20,928.213
12.000
bekasi
20,321.295
12.000
bekasi
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
1,422.124
700.000
Bekasi
2,580.988
625.972
bekasi
2,308.038
560
bekasi
1,917.887
465.149
bekasi
1,862.268
451.660
bekasi
32,766.146 94.501
8,610.000
Bekasi
59,466.690 135.001
bekasi
53,177.849 121.501
bekasi
44,188.666 103.276
bekasi
42,907.194 101.211
Gedung/ Bangunan Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal SISTEM INFORMASI PENGEMBANGAN IT KAMPUS LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN SDM PHB DARAT LULUSAN PENDIDIKAN PEMBENTUKAN SDM PERHUBUNGAN DARAT LULUSAN PELATIHAN SDM PERHUBUNGAN DARAT
555.490
1
Tegal
1,107.000
0.900
tegal
996.300
1
tegal
846.855
0.689
tegal
829.926
0.675
tegal
468.300
40
Tegal
669.000
36.000
tegal
602.100
32
tegal
511.785
27.540
tegal
501.554
26.989
tegal
23,664.900
654
Tegal
33,807.000
588.600
tegal
30,426.300
530
tegal
25,862.355
450.279
tegal
25,345.367
441.278
tegal
22,577.800
2,675
Tegal
32,254.000
2,407.500
tegal
29,028.600
2,167
tegal
24,674.310
1,841.738
tegal
24,181.071
1,804.921
tegal
39 dari 66
TARGET 2015-2019
bekasi
774.900
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2017
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2018
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TAHUN 2019
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
LAPORAN HASIL PENILAIAN PEMENUHAN STANDAR MUTU DIKLAT PERHUBUNGAN DARAT DOKUMEN PERENCANAAN BIDANG SDM PERHUBUNGAN DARAT MONITORING / PENGAWASAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN LAPORAN PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN BIDANG SDM PERHUBUNGAN DARAT LAPORAN PENGELOLAAN KEUANGAN BIDANG SDM PERHUBUNGAN DARAT
946.400
13
Tegal
1,352.000
11.700
tegal
1,216.800
11
tegal
1,034.280
8.951
tegal
1,013.605
8.772
tegal
203.000
5
Tegal
290.000
4.500
tegal
261.000
4
tegal
221.850
3.443
tegal
217.415
3.374
tegal
463.400
16
Tegal
662.000
14.400
tegal
595.800
13
tegal
506.430
11.016
tegal
496.306
10.796
tegal
153.300
7
Tegal
219.000
6.300
tegal
197.100
6
tegal
167.535
4.820
tegal
164.186
4.723
tegal
275.800
7
Tegal
394.000
6.300
tegal
354.600
6
tegal
301.410
4.820
tegal
295.385
4.723
tegal
LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN BIDANG UMUM SDM PERHUBUNGAN DARAT
240.100
2
Tegal
343.000
1.800
tegal
308.700
2
tegal
262.395
1.377
tegal
257.150
1.349
tegal
LAPORAN HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN KEHUMASAN, KEPROTOKOLAN, PUBLIKASI DAN PROMOSI LAPORAN KERJASAMA PERALATAN DIKLAT PERHUBUNGAN DARAT BUKU-BUKU DAN BAHAN CETAKAN LAPORAN DUKUNGAN PENYELENGGARAAN DIKLAT LULUSAN DIKLAT PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS SDM PERHUBUNGAN LAYANAN PERKANTORAN
385.700
12
Tegal
551.000
10.800
tegal
495.900
10
tegal
421.515
8.262
tegal
413.089
8.097
tegal
193.200
1
Tegal
276.000
0.900
tegal
248.400
1
tegal
211.140
0.689
tegal
206.919
0.675
tegal
185.500
16
Tegal
265.000
14.400
tegal
238.500
13
tegal
202.725
11.016
tegal
198.673
10.796
tegal
5,781.300
18
Tegal
8,259.000
16.200
tegal
7,433.100
15
tegal
6,318.135
12.393
tegal
6,191.835
12.145
tegal
742.000
202
Tegal
1,060.000
181.800
tegal
954.000
164
tegal
810.900
139.077
tegal
794.690
136.297
tegal
1,603.000
7
Tegal
2,290.000
6.300
tegal
2,061.000
6
tegal
1,751.850
4.820
tegal
1,716.831
4.723
tegal
1,206.800
495
Tegal
1,724.000
445.500
tegal
1,551.600
401
tegal
1,318.860
340.808
tegal
1,292.496
333.995
tegal
11,512.900
12
Tegal
16,447.000
12.000
tegal
14,802.300
12
tegal
12,581.955
12.000
tegal
12,330.442
12.000
tegal
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
40 dari 66
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
PERALATAN KANTOR
9,249.800
51
Tegal
13,214.000
GEDUNG / BANGUNAN Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) Palembang
13,872.600
26,739
Tegal
19,818.000
Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM LULUSAN PENDIDIKAN PEMBENTUKAN SDM LULUSAN PELATIHAN SDM PERHUBUNGAN DARAT LAPORAN PENYULUHAN PERHUBUNGAN LAPORAN HASIL PENILAIAN PEMENUHAN DOKUMEN PERENCANAAAN BIDANG SDM LAPORAN MONITORING, ANALISA DAN LAPORAN PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN LAPORAN PENGELOLAAN KEUANGAN BIDANG LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN BIDANG UMUM SDM LAPORAN KEHUMASAN, KEPROTOKOLAN, JARINGAN
487.720
10
Palembang
548.000
10,488.650
239
Palembang
2,129.770
360
1,255.790
PERALATAN DIKLAT PERHUBUNGAN DARAT KENDARAAN
54.059
TAHUN 2017
TARGET 45.900
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
tegal
11,892.600
tegal
17,836.200
60.740
TAHUN 2018
TARGET 41
LOKASI tegal
10,108.710
tegal
15,160.770
54.666
9
palembang
493.200
11,785.000
215
palembang
Palembang
2,393.000
324
4
Palembang
1,411.000
576.720
2
Palembang
1,426.670
7
289.250
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
palembang
443.880
10,606.500
194
palembang
palembang
2,153.700
292
4
palembang
1,269.900
648.000
2
palembang
Palembang
1,603.000
6
10
Palembang
325.000
1,067.110
6
Palembang
275.900
5
273.230
1,426.670
658.600
TARGET 35.114
LOKASI tegal
9,906.637
tegal
14,857.706
49.199
8
6,831.640
TAHUN 2019 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
palembang
435.002
9,545.850
174
palembang
palembang
1,938.330
262
3
palembang
1,142.910
583.200
2
palembang
palembang
1,442.700
6
9
palembang
292.500
1,199.000
5
palembang
Palembang
310.000
5
2
Palembang
307.000
22
Palembang
1,603.000
1
Palembang
740.000
Palembang
7,676.000
34.412
LOKASI
tegal 266.879
7
palembang
9,354.933
171
palembang
palembang
1,899.563
257
palembang
3
palembang
1,120.052
3
palembang
524.880
1
palembang
514.382
1
palembang
palembang
1,298.430
5
palembang
1,272.461
5
palembang
8
palembang
263.250
7
palembang
257.985
7
palembang
1,079.100
5
palembang
971.190
4
palembang
951.766
4
palembang
palembang
279.000
4
palembang
251.100
4
palembang
246.078
4
palembang
2
palembang
276.300
2
palembang
248.670
1
palembang
243.697
1
palembang
20
palembang
1,442.700
18
palembang
1,298.430
16
palembang
1,272.461
16
palembang
1
palembang
666.000
326
palembang
6,908.400
1
palembang
599.400
293
palembang
6,217.560
1
palembang
587.412
264
palembang
6,093.209
1
palembang
259
palembang
323.070
1
Palembang
363.000
1
palembang
326.700
1
palembang
294.030
1
palembang
288.149
1
palembang
BUKU BUKU DAN BAHAN CETAKAN
213.600
1
Palembang
240.000
1
palembang
216.000
1
palembang
194.400
1
palembang
190.512
1
palembang
LAPORAN DUKUNGAN PENYELENGGARAAN
245.640
1
Palembang
276.000
1
palembang
248.400
1
palembang
223.560
1
palembang
219.089
1
palembang
LULUSAN DIKLAT PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN LAYANAN PERKANTORAN
947.850
95
Palembang
1,065.000
86
palembang
958.500
77
palembang
862.650
69
palembang
845.397
68
palembang
10,712.930
12
Palembang
12,037.000
12
palembang
10,833.300
12
palembang
9,749.970
12
palembang
9,554.971
12
palembang
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
41 dari 66
TARGET 2015-2019
tegal
48.215
7
362
TARGET
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS PERALATAN DAN FASILITAS KANTOR
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
2,719.840
137
Palembang
3,056.000
GEDUNG/BANGUNAN
11,707.950
4,204
Palembang
13,155.000
Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) Bali
106.634
Jaringan
TAHUN 2017
TARGET 123
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
palembang
2,750.400
palembang
11,839.500
163.963
TAHUN 2018
TARGET 111
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
palembang
2,475.360
palembang
10,655.550
147.567
TAHUN 2019
TARGET 100
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
palembang
2,425.853
palembang
10,442.439
132.810
TARGET 98
LOKASI
palembang
126.170
677.143
713.439
3
Bali
1,097.000
3
bali
987.300
2
bali
888.570
2
bali
844.142
2
bali
1,333.878
15
Bali
2,051.000
14
bali
1,845.900
12
bali
1,661.310
11
bali
1,578.245
10
bali
1,000
Bali
100.000
900
bali
90.000
810
bali
81.000
729
bali
76.950
693
bali
880.581
2
Bali
1,354.000
2
bali
1,218.600
2
bali
1,096.740
1
bali
1,041.903
1
bali
Peralatan dan Fasilias Perkantoran Gedung/Bangunan
5,252.917
65
Bali
8,077.000
59
bali
7,269.300
53
bali
6,542.370
47
bali
6,215.252
45
bali
72,621.241
6,607
Bali
111,664.000
5,946
bali
100,497.600
5,352
bali
90,447.840
4,817
bali
85,925.448
4,576
bali
4,078.376
60
Bali
6,271.000
54
bali
5,643.900
49
bali
5,079.510
44
bali
4,825.535
42
bali
8,364.216
1,104
Bali
12,861.000
994
bali
11,574.900
894
bali
10,417.410
805
bali
9,896.540
765
bali
334.933
6
Bali
515.000
5
bali
463.500
5
bali
417.150
4
bali
396.293
4
bali
85.847
4
Bali
132.000
4
bali
118.800
3
bali
106.920
3
bali
101.574
3
bali
393.465
7
Bali
605.000
6
bali
544.500
6
bali
490.050
5
bali
465.548
5
bali
239.981
6
Bali
369.000
5
bali
332.100
5
bali
298.890
4
bali
283.946
4
bali
Laporan Kegiatan Dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Darat Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
536.543
1
Bali
825.000
1
bali
742.500
1
bali
668.250
1
bali
634.838
1
bali
202.260
2
Bali
311.000
2
bali
279.900
2
bali
251.910
1
bali
239.315
1
bali
660.761
3
Bali
1,016.000
3
bali
914.400
2
bali
822.960
2
bali
781.812
2
bali
Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Gedung/Bangunan
802.538
4
Bali
1,234.000
4
bali
1,110.600
3
bali
999.540
3
bali
949.563
3
bali
723.845
248
Bali
1,113.000
223
1,001.700
201
901.530
181
856.454
172
Bali
1,383.000
0
1,244.700
0
1,120.230
0
1,064.219
0
Bali
12,984.850
12
11,686.365
12
10,517.729
12
9,991.842
12
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Darat Lulusan Pendidikan Pelatihan SDM Perhubungan Darat Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Darat
Layanan Perkantoran
899.441 8,444.762
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
12
42 dari 66
TARGET 2015-2019
palembang
Peralatan Diklat Perhubungan Buku-buku Dan Bahan Cetakan Kendaraan Bermotor
65.036
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Darat
103.248
63.250
1
Madiun
115.000
1
madiun
103.500
1
madiun
93.150
1
madiun
88.493
1
madiun
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Darat
2,918.850
8
Madiun
5,307.000
7
madiun
4,776.300
6
madiun
4,298.670
6
madiun
4,083.737
6
madiun
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Darat
275.000
3
Madiun
500.000
3
madiun
450.000
2
madiun
405.000
2
madiun
384.750
2
madiun
Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Darat Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan
901.450
14
Madiun
1,639.000
13
madiun
1,475.100
11
madiun
1,327.590
10
madiun
1,261.211
10
madiun
17,328.850
311
Madiun
31,507.000
280
madiun
28,356.300
252
madiun
25,520.670
227
madiun
24,244.637
215
madiun
5,270.650
600
Madiun
9,583.000
540
madiun
8,624.700
486
madiun
7,762.230
437
madiun
7,374.119
416
madiun
563.200
4
Madiun
1,024.000
4
madiun
921.600
3
madiun
829.440
3
madiun
787.968
3
madiun
596.750
7
Madiun
1,085.000
6
madiun
976.500
6
madiun
878.850
5
madiun
834.908
5
madiun
130.350
5
Madiun
237.000
5
madiun
213.300
4
madiun
191.970
4
madiun
182.372
3
madiun
224.950
9
Madiun
409.000
8
madiun
368.100
7
madiun
331.290
7
madiun
314.726
6
madiun
237.600
7
Madiun
432.000
6
madiun
388.800
6
madiun
349.920
5
madiun
332.424
5
madiun
1,208.900
5
Madiun
2,198.000
5
madiun
1,978.200
4
madiun
1,780.380
4
madiun
1,691.361
3
madiun
338.800
5
Madiun
616.000
5
madiun
554.400
4
madiun
498.960
4
madiun
474.012
3
madiun
572.000
6
Madiun
1,040.000
5
madiun
936.000
5
madiun
842.400
4
madiun
800.280
4
madiun
Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Darat Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Darat Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Darat Laporan Monitoring, Analisa, dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Darat Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Darat Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Darat Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Darat Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi, dan Promosi
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
187.724
168.952
152.056
43 dari 66
144.454
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
756.434
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Laporan Kerjasama Peralatan Diklat Buku-Buku dan Bahan Cetakan Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Layanan Perkantoran
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 202.950
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
LOKASI
TARGET
LOKASI
6
Madiun
369.000
5
madiun
332.100
5
madiun
298.890
4
madiun
283.946
4
madiun
108
Madiun
25,024.000
97
madiun
22,521.600
87
madiun
20,269.440
79
madiun
19,255.968
75
madiun
1,274
Madiun
1,058.000
1,147
madiun
952.200
1,032
madiun
856.980
929
madiun
814.131
882
madiun
1,140.150
4
Madiun
2,073.000
4
madiun
1,865.700
3
madiun
1,679.130
3
madiun
1,595.174
3
madiun
1,284.800
292
Madiun
2,336.000
263
madiun
2,102.400
237
madiun
1,892.160
213
madiun
1,797.552
202
madiun
5,622.650
12
Madiun
10,223.000
12
madiun
9,200.700
12
madiun
8,280.630
12
madiun
7,866.599
12
madiun
13,763.200 581.900
Kendaraan Bermotor
1,546.050
4
Madiun
2,811.000
4
madiun
2,529.900
3
madiun
2,276.910
3
madiun
2,163.065
3
madiun
Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran
7,616.400
13
Madiun
13,848.000
12
madiun
12,463.200
11
madiun
11,216.880
9
madiun
10,656.036
9
madiun
Gedung/Bangunan Diklat Perhubungan Diklat Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) Pontianak
40,859.500
15,308
Madiun
74,290.000
madiun
66,861.000
madiun
60,174.900
madiun
57,166.155
0.000
0.000
0.000
32.800
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
madiun
31.160
63.959
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Darat
63
1
mempawah
60
1
mempawah
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Darat
3,009
15
mempawah
2,859
14
mempawah
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Darat Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Darat Laporan Monitoring, Analisa, dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Darat
275
2
mempawah
261
2
mempawah
600
mempawah
4,057
570
mempawah
130
2
mempawah
124
2
mempawah
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Darat
225
6
mempawah
214
6
mempawah
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Darat
238
6
mempawah
226
6
mempawah
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Darat
709
3
mempawah
674
3
mempawah
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
4,271
44 dari 66
TARGET 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi, dan Promosi Peralatan Diklat
5
TARGET
TAHUN 2019 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
LOKASI
TARGET
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
LOKASI
339
2
mempawah
322
2
mempawah
572
4
mempawah
543
4
mempawah
9,763
90
mempawah
9,275
86
mempawah
Buku-Buku dan Bahan Cetakan
582
500
mempawah
553
475
mempawah
Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Layanan Perkantoran
1,140
4
mempawah
1,083
4
mempawah
1,109
50
mempawah
1,054
48
mempawah
5,023
12
mempawah
4,772
12
mempawah
Kendaraan Bermotor
736
2
mempawah
699
2
mempawah
Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran
4,616
9
mempawah
4,385
9
mempawah
Pendidikan Perhubungan Laut Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Layanan Perkantoran
1,470.430
1,332.080
1,483.509
1,565.009
1,886.965
7,737.992
272.817
268.956
273.558
294.756
367.341
1,477.428
64.022
12
76.293
12
83.922
12
92.314
12
101.546
12
418.098
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.288
3
0.340
3
0.674
4
0.411
3
0.453
3
2.166
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Laut
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laut Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.456
20
2.572
40
3.000
40
3.300
40
3.630
40
12.958
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Lulusan Pendidikan Penyetaraan SDM Perhubungan Laut
55.582
2,670
49.525
1,620
47.983
1,620
47.983
1,620
47.983
1,620
249.058
13.026
1,200
10.589
700
12.878
900
12.878
900
12.878
900
62.249
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
45 dari 66
TARGET 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Lulusan Pendidikan Pemutahiran SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penyegaran (Refreshing) SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Pengukuhan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Penyuluhan Perhubungan Laut
11.338
15,000
2.706
2,850
3.933
3,850
3.933
3,850
3.933
3,850
25.843
1.481
600
0.846
350
1.390
600
1.390
600
1.390
600
6.498
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Laut
0.147
1
0.427
2
0.494
2
0.544
2
0.598
2
2.210
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laut Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Laut
0.328
5
0.853
6
0.324
5
0.357
5
1.006
6
2.869
0.382
11
0.865
11
0.866
11
0.953
11
1.048
11
4.115
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laut
0.209
14
0.206
14
0.227
14
0.249
14
0.274
14
1.165
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laut
0.724
11
1.149
11
1.264
11
1.391
11
1.530
11
6.058
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laut Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
0.521
1
0.398
1
0.438
1
0.482
1
0.530
1
2.368
0.151
2
0.231
4
0.365
4
0.402
4
0.442
4
1.592
0.194
3
0.208
3
0.208
3
0.228
3
0.251
3
1.089
Laporan Bidang Hukum Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.000
Laporan Kerjasama Laporan Penataan Kelembagaan Bangunan Jaringan Lahan
0.088 0.000
0.000
16.727
0.000
32,651
0.000
0.000 0.000 0.000
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
17.520
0.000
32,717
0.000
0.576 0.000 0.000 0.000 0.000
31,586
0.000
0.000
2
13.988
0.000
0.634 0.000
32,378
0.000
0.000
2
14.314
0.000
0.000 0.000 0.000
0.697 0.000 0.000 0.000 0.000
46 dari 66
0.000
33,516
0.000
0.000
2
15.014
0.767 0.000 0.000 0.000 0.000
77.562
0.000
0.000
2
TARGET 2015-2019
0.000
2
2.762 0.000 0.000 0.000 0.000
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
LOKASI
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Peralatan Diklat Perhubungan Laut Peralatan Penyuluhan
64.456
Peralatan Kantor Kendaraan Buku-buku dan Bahan Cetakan Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Kendaraan Bermotor
0.000 0.000 0.200
0 125
0.000 2.688 0.200
3 125
0.000 3.278 0.220
4 125
0.000 2.000 0.242
4 125
0.000 0.000 0.266
0 125
0.000 7.966 1.128
12.952
7
11.679
4
12.855
4
14.141
4
15.479
8
67.106
0.068
15
0.728
83
0.120
33
0.058
30
0.000
0
0.974
21
0.000
86.098
198
71.999
0.000
289
0.000
46.522
33
0.000
103.488
4,740
0.000
372.563 0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
3.745
Gedung/Bangunan
40
25.731 0.000 203.724
4,684
26.118
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Laut
2.259
132
0.000 0.000 204.258
0
12
28.118
0.651
2
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Laut
0.555
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laut Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Laut
Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang Layanan Perkantoran
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Pemutahiran SDM Perhubungan Lulusan Pendidikan Penyegaran (Refreshing) SDM Perhubungan Laut
1.007
602
11.490 0.000 222.128
1,600
12
30.118
3.161
2
6
0.555
0.000
0
0.585
0.060
15
49.906 0.000 155.780
13,736
12
32.118
0.672
2
6
0.565
0.000
0
20
0.585
27.719
2,075
9.782
0.087
20
7.158
54.748 0.000 243.594
30,700
12
34.118
12
150.590
3.184
2
0.695
2
8.363
6
0.565
6
0.565
6
2.805
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
22
0.635
24
0.667
24
0.699
24
3.171
27.719
2,075
27.466
2,075
28.466
1,985
29.466
1,985
140.836
900
9.782
900
9.782
900
9.782
900
9.782
900
48.908
6.197
7,920
6.197
7,920
6.197
7,920
6.197
7,920
6.197
7,920
30.983
6.143
24,570
6.143
24,570
6.143
24,570
6.143
24,570
6.143
24,570
30.713
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
0.000
47 dari 66
TARGET 2015-2019
141.875 1,029.484
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Penyuluhan Perhubungan Laut
21.596
31,165
24.596
31,265
24.596
31,265
21.124
31,265
21.124
31,265
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Laut
0.785
23
0.795
23
0.604
20
0.639
20
0.675
20
3.497
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laut Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Laut
0.329
6
0.345
6
0.363
6
0.381
6
0.400
6
1.818
0.122
5
0.128
5
0.138
5
0.144
5
0.154
5
0.685
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laut
0.216
9
0.238
9
0.261
9
0.287
9
0.316
9
1.319
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laut
2.370
22
2.607
22
2.868
22
3.154
22
3.470
22
14.469
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laut Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
0.775
1
0.853
1
0.938
1
1.032
1
1.135
1
4.731
0.145
3
0.160
3
0.175
3
0.193
3
0.212
3
0.885
2.075
14
2.283
14
2.511
14
2.762
15
3.038
15
12.668
Laporan Bidang Hukum Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Kerjasama Laporan Penataan Kelembagaan Gedung/Bangunan Jaringan Lahan Peralatan Diklat Perhubungan Laut Peralatan Penyuluhan
0.000 0.077
0 1
0.000 0.083
0 1
0.000 0.088
0 1
0.000 0.095
0 1
0.000 0.010
0 1
0.000 0.353
66.063 0.000 0.000 18.921
8,088 0 0 505
60.309 0.000 0.000 14.570
10,576 0 0 535
80.844 0.000 0.000 14.870
13,064 0 0 540
20.828 0.000 0.000 7.670
6,000 0 0 785
32.040 0.000 0.000 71.170
4,671 0 0 760
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
1.530
740
1.530
740
1.530
740
1.530
740
1.530
740
7.650
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
48 dari 66
TARGET 2015-2019
113.035
260.084 0.000 0.000 127.201
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Kendaraan Bermotor
1.498
2
3.400
2
0.000
0
0.000
0
0.000
0
4.898
Buku-Buku dan Bahan Cetakan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
0.078
900
0.083
900
0.089
900
0.095
900
0.102
900
0.448
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan
8.476
19
9.037
19
9.624
19
7.599
19
19.350
19
54.087
0.919
140
0.984
140
1.053
140
1.126
140
1.205
140
5.287
Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar
368.839
72.224
180.473
457.201
324.009
1,402.746
Layanan Perkantoran
22.649
12
23.129
12
23.625
12
24.138
12
24.670
12
118.211
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.220
2
0.231
2
0.242
2
0.254
2
0.267
2
1.215
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Laut
0.874
5
0.917
5
0.961
5
1.009
5
1.058
5
4.818
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laut Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
1.266
14
1.328
14
1.493
15
1.567
15
1.646
15
7.301
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Pemutahiran SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penyegaran (Refreshing) SDM Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Penyuluhan Perhubungan Laut
12.318
1,579
13.147
1,680
35.258
1,854
36.838
2,012
38.494
2,187
136.055
19.392
704
14.342
774
21.338
852
22.384
936
23.481
1,030
100.937
0.860
750
0.902
750
0.947
750
0.993
750
1.042
750
4.744
0.509
100
0.534
100
0.561
100
0.588
100
0.617
100
2.809
6.356
14,150
6.238
14,300
7.167
14,500
7.884
14,700
8.672
15,000
36.316
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
49 dari 66
TARGET 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Laut
1.883
7
1.175
7
2.072
7
2.176
7
2.285
7
9.591
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laut Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Laut
0.486
4
0.510
4
0.535
4
0.562
4
0.590
4
2.682
0.250
5
0.262
5
0.276
5
0.289
5
0.304
5
1.381
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laut
0.142
5
0.149
5
0.156
5
0.164
5
0.172
5
0.783
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laut
2.698
17
1.833
17
2.975
17
3.123
17
3.279
17
13.908
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laut Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
1.177
3
0.736
3
1.298
3
1.363
3
1.431
3
6.006
0.522
3
0.548
3
0.576
3
0.605
3
0.635
3
2.886
0.404
2
0.424
2
0.446
2
0.468
2
0.491
2
2.233
Laporan Penataan Kelembagaan Laporan Kerjasama Gedung/Bangunan Jaringan Lahan Peralatan Diklat Perhubungan Laut Peralatan Penyuluhan
0.363
3
0.381
3
0.400
3
0.420
3
0.441
3
2.004
0 43,486 0 0 3
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0 0 0 0 6
0.000 0.000 0.000 0.000 71.754
0 0 2 0 27
0.000 338.911 0.000 0.000 4.628
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
0.187
15
0.197
15
0.207
15
0.217
15
0.228
15
1.036
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
0.384
30
0.404
40
0.424
50
0.445
60
0.467
70
2.124
Kendaraan Bermotor
2.153
2
0.316
1
0.395
1
0.415
1
2.062
1
5.340
Buku-Buku dan Bahan Cetakan Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat
0.301
425
0.235
450
0.374
450
0.417
450
0.464
450
1.790
4.545
6
2.395
6
5.010
6
5.261
6
5.524
6
22.735
0.000 286.804 0.000 0.000 0.300
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
50 dari 66
0 180,289 0 0 28
0.000 111.881 0.000 0.000 91.621
0 1,000 0 0 32
TARGET 2015-2019
0.000 737.595 0.000 0.000 168.303
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan
1.796
Politeknik Pelayaran (PP) Surabaya
207.300
Layanan Perkantoran
35.105
12
35.105
12
35.105
12
35.105
12
51.397
12
191.817
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Laut
2.011
6
2.111
6
2.433
6
2.676
6
2.944
6
12.176
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laut Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0.675
12
0.709
12
0.780
12
0.858
12
0.943
12
3.964
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Pemutahiran SDM Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Penyuluhan Perhubungan Laut
41.241
510
41.241
510
45.365
510
49.902
510
54.892
510
232.642
12.399
1,950
12.399
2,140
13.639
2,355
15.003
2,590
16.504
2,850
69.945
2.045
1,450
2.045
1,580
2.250
1,740
2.250
1,910
2.475
2,100
11.064
21.970
23,073
21.970
25,181
24.167
27,918
24.167
30,710
26.584
33,783
118.858
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Laut
1.355
3
1.422
3
1.565
3
1.565
3
1.721
3
7.627
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laut Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Laut
0.483
6
0.483
6
0.532
6
0.532
6
0.585
6
2.615
0.123
3
0.129
3
0.142
3
0.142
3
0.156
3
0.692
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laut
1.324
6
1.390
6
1.529
6
1.529
6
1.682
6
7.452
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
450
1.890
450
143.162
1.985
450
167.830
2.084
450
178.394
51 dari 66
2.188
450
TARGET 2015-2019
9.943
0.000 919.042
222.357
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laut
0.571
7
0.599
7
0.659
7
0.659
7
0.725
7
3.214
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laut Laporan Kehumasan,Keprotok olan, Publikasi dan Promosi Laporan Kerjasama Laporan Penataan Kelembagaan Jaringan Lahan Peralatan Penyuluhan
0.399
2
0.419
2
0.461
2
0.461
2
0.507
2
2.247
1.388
1
1.457
1
1.603
1
1.603
1
1.763
1
7.815
0.071 0.000
1 0
0.075 0.000
1 0
0.082 0.000
1 0
0.082 0.000
1 0
0.090 0.000
1 0
0.400 0.000
0.000 0.000 0.000
0 0 0
0.000 0.000 0.000
0 0 0
0.000 0.000 0.000
0 0 0
0.000 0.000 0.000
0 0 0
0.000 0.000 0.000
0 0 0
0.000 0.000 0.000
Peralatan Diklat Perhubungan Laut Kendaraan Bermotor
28.294
80
5.387
90
5.926
99
5.926
109
26.518
120
72.051
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Buku-Buku dan Bahan Cetakan Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
0.200
200
0.210
220
0.231
242
0.231
266
0.254
293
1.126
0.182
1
0.201
1
0.221
1
0.243
1
0.267
1
1.113
1.969
150
2.068
165
2.275
182
2.502
200
2.752
220
11.567
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
12.551
500
6.276
550
6.903
605
7.594
666
8.353
732
41.677
Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tangerang
108.970
Layanan Perkantoran
12.181
12
12.390
12
12.607
12
13.237
12
13.899
12
64.315
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Laut
2.185
1
2.292
1
2.404
1
2.524
1
2.650
1
12.055
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Laut
0.157
20
0.165
20
0.173
20
0.182
20
0.191
20
0.868
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
133.400
126.715
88.182
52 dari 66
TARGET 2015-2019
0.000 594.376
137.109
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penyegaran (Refreshing) SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Pemutahiran SDM Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Penyuluhan Perhubungan Laut
19.367
870
20.316
1,020
21.312
1,020
22.378
1,200
23.496
1,380
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
2.390
3,510
2.507
4,620
2.630
4,620
2.761
4,620
2.899
6,180
13.186
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laut Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
1.526
4
1.600
4
1.679
4
1.763
4
1.851
4
8.418
0.312
5
0.327
5
0.343
5
0.360
5
0.378
5
1.720
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laut
0.125
6
0.131
6
0.138
6
0.145
6
0.152
6
0.691
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laut
0.193
4
0.202
4
0.212
4
0.223
4
0.234
4
1.063
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laut Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
0.223
2
0.234
2
0.245
2
0.258
2
0.270
2
1.230
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
53 dari 66
TARGET 2015-2019
0.000
106.870
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Laporan Bidang Hukum Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Penataan Kelembagaan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Kerjasama
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Gedung/Bangunan
24.000
4,840
27.200
6,072
15.500
3,340
1.800
400
14.100
18,613
82.600
Jaringan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Lahan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
31.740
20
51.125
20
53.630
20
25.835
20
59.127
20
221.456
Peralatan Penyuluhan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
1.843
28
1.933
28
2.028
28
2.130
28
2.236
28
10.170
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Kendaraan Bermotor
0.550
2
0.275
1
0.500
1
0.800
1
1.500
1
3.625
Buku-buku dan Bahan Cetakan
0.220
50
0.231
50
0.243
50
0.255
50
0.267
50
1.216
Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan
10.594
8
11.113
8
11.658
8
12.241
8
12.853
8
58.459
1.365
298
1.358
342
1.415
308
1.293
322
1.005
203
6.434
Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong Layanan Perkantoran
116.918
13.503
12
15.738
12
18.419
12
21.636
12
25.497
12
94.794
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.305
1
0.364
1
0.434
1
0.519
1
0.621
1
2.242
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Peralatan Diklat Perhubungan Laut
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
90.631
92.361
69.043
54 dari 66
TARGET 2015-2019
0.000 477.684
108.731
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penyetaraan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Pemutahiran SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penyegaran (Refreshing) SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Pengukuhan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Penyuluhan Perhubungan Laut
29.792
480
32.213
480
38.619
600
40.032
720
51.875
720
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
1.187
1,680
1.187
1,680
1.217
1,740
1.232
1,800
1.232
1,800
6.055
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laut Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Laut
0.100
1
0.120
1
0.140
1
0.160
1
0.180
1
0.700
1.972
7
0.172
5
0.172
5
0.172
5
0.172
5
2.660
0.143
4
0.143
4
0.143
4
0.143
4
0.143
4
0.716
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laut
0.143
6
0.143
6
0.143
6
0.143
6
0.143
6
0.713
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laut
0.186
5
0.186
5
0.186
5
0.186
5
0.186
5
0.930
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laut Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat
0.647
2
0.647
2
0.647
2
0.647
2
0.647
2
3.236
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
55 dari 66
TARGET 2015-2019
0.000
192.530
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Bidang Hukum Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Kerjasama
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Penataan Kelembagaan
0.148
1
0.148
1
0.148
1
0.148
1
0.148
1
0.739
Jaringan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Lahan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
10.162
295
10.656
295
11.349
295
0.000
295
14.591
295
46.757
Peralatan Penyuluhan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Buku-buku dan Bahan Cetakan
0.130
50
0.155
50
0.184
50
0.220
50
0.262
50
0.952
Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Kendaraan Bermotor
0.389
2
0.417
2
0.451
2
0.492
2
0.540
2
2.289
0.759
280
0.819
280
0.891
280
0.977
280
1.081
280
4.526
0.882
2
0.000
0
0.000
0
0.000
0
1.081
3
1.962
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
4.604
252
2.992
252
2.285
252
2.337
252
2.399
252
14.617
51.867
0
24.533
0
16.933
0
0.000
0
7.933
0
101.266
Peralatan Diklat Perhubungan Laut
Gedung/Bangunan
0.000 640.875
Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong Layanan Perkantoran
103.313
8.150
12
8.965
12
9.862
12
10.848
12
11.933
12
49.759
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Laut
1.625
2
0.078
2
1.085
3
0.143
3
0.155
3
3.086
Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan Laut
0.400
2
0.440
2
0.484
2
0.532
2
0.586
2
2.442
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
148.646
131.899
107.708
56 dari 66
TARGET 2015-2019
149.309
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laut Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Laut
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Pemutahiran SDM Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Penyuluhan Perhubungan Laut
31.483
600
34.631
600
38.094
600
41.903
600
46.094
600
192.204
6.155
120
6.771
120
7.448
120
14.337
180
15.770
180
50.480
1.041
360
1.145
360
1.259
360
1.385
360
1.523
360
6.353
2.069
840
2.276
840
4.007
960
4.470
1,020
5.357
1,080
18.179
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Laut
0.194
1
0.213
1
0.234
1
0.258
1
0.283
1
1.182
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan Laut Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan Laut
0.266
5
0.292
5
0.322
5
0.354
5
0.389
5
1.623
0.245
5
0.270
5
0.297
5
0.327
5
0.359
5
1.498
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laut
0.193
7
0.213
7
0.234
7
0.257
7
0.283
7
1.180
Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laut Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laut Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
0.253
4
0.278
4
0.306
4
0.336
4
0.370
4
1.543
0.581
2
0.640
2
0.704
2
0.774
2
0.851
2
3.550
0.517
1
0.569
1
0.626
1
0.688
1
0.757
1
3.157
Laporan Dukungan Penyelenggaraan Diklat Laporan Penataan Kelembagaan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Kerjasama
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
57 dari 66
TARGET 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Peralatan Diklat Perhubungan Laut
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
32.694
15
0.000
0
43.200
3
4.024
1
6.450
2
86.368
Peralatan Penyuluhan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Buku-Buku dan Bahan Cetakan
0.217
280
0.239
285
0.263
290
0.289
295
0.318
300
1.328
Kendaraan Bermotor
0.000
0
1.200
3
0.000
0
0.000
0
4.000
2
5.200
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
0.667
100
0.733
110
0.807
121
0.887
133
0.976
146
4.070
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Gedung/Bangunan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
15.713
14
89.694
26
15.069
8
12.895
14
45.254
12
178.625
0.000
0
0.000
0
7.600
1
0.000
0
7.600
2
15.200
0.850
1
0.000
0
0.000
0
13.000
1
0.000
0
Jaringan Lahan
13.850
Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Malahayati Aceh Besar
88.548
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Pembentukan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pendidikan Penjenjangan SDM Perhubungan Laut Lulusan Pelatihan SDM Perhubungan Laut Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan Laut
0.288
2
0.253
2
0.458
3
0.264
2
0.270
2
14.903
457
19.560
637
21.120
640
23.760
720
23.760
720
103.103
2.329
150
7.567
270
5.412
360
8.192
420
11.036
540
34.536
15.087
5,100
7.149
5,970
8.635
6,510
9.417
7,110
10.263
7,770
50.551
0.386
2
0.568
5
0.760
6
0.506
4
0.557
4
2.777
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan KONSULTASI DETAIL ENGINEERING DESAIGN (DED)
1.854
6
2.039
7
2.243
7
2.467
7
2.714
7
11.318
1.500
2
1.650
2
1.815
2
1.997
2
2.196
2
9.158
Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan
0.257
4
0.283
4
0.311
4
0.342
4
0.377
4
1.570
0.304
7
0.334
7
0.367
7
0.404
7
0.445
7
1.854
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
132.634
149.469
125.101
58 dari 66
169.746
TARGET 2015-2019
665.500
1.533
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
7
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi Peralatan Diklat Perhubungan Laut Buku-buku dan Bahan Cetakan Lulusan Diklat Pengembangan dan Peningkatan Layanan Perkantoran Kendaraan Bermotor Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Gedung dan Bangunan
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
0.339
6
0.373
6
0.410
6
0.451
6
0.496
6
2.070
0.889
2
0.978
2
1.076
2
1.183
2
1.302
2
5.428
1.148
2
1.263
2
1.390
2
1.528
2
1.681
2
7.011
8.458
371
11.317
916
52.750
3
17.806
26
60.550
26
150.880
0.290
302
0.319
386
0.351
425
0.386
467
0.425
513
1.770
1.119
40
1.231
270
1.354
280
1.489
290
1.638
300
6.831
13.200
12
15.626
12
18.625
12
22.356
12
0.000
12
69.808
1.133
2
0.000
3.045
1,186
1.606
64
1.183
250
0.955
131
0.000
217
22.695
17,123
62.170
214,372
33.025
124,460
33.593
9,200
0.000
31,500
0.000
0.000
0.000
1.133 6.788 151.482 0.000 1,295.327
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
231.070
Sekretariat Badan Pengembangan SDM Layanan Perkantoran
231.070 28.791
12
19.556
12
21.512
12
23.663
12
26.029
12
119.551
Sistem Informasi Pengembangan SDM Perhubungan Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Perhubungan
5.999
7
6.514
6
7.166
6
7.882
6
8.671
6
36.232
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Pedoman Metode Pelaksanaan Diklat Perhubungan Laporan Hasil Penelitian Pengembangan SDM Perhubungan Lulusan Pendidikan Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Perhubungan Laporan Penerimaan Calon Taruna
0.000
6.817
3
7.151
3
7.330
3
7.513
4
28.811
0.000
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Lulusan Pelatihan Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Laporan Penyuluhan Perhubungan
258.999
262.562
258.999
268.207
262.562
274.489
268.207
274.489
1,295.327
30.881
309
42.350
465
46.585
465
51.244
465
56.368
465
227.427
4.471
1
4.095
1
4.504
1
4.955
1
5.450
1
23.475
47.405
8,936
45.853
6,498
50.438
6,498
55.482
6,498
61.030
6,498
260.209
0.813
2
1.179
3
1.297
3
1.427
3
1.570
3
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
59 dari 66
TARGET 2015-2019
6.286
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
8
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Perhubungan
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Perhubungan
5.947
18
7.327
19
8.059
19
8.865
19
9.752
19
39.950
Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Perhubungan
3.754
15
4.483
15
4.931
15
5.424
15
5.967
15
24.558
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Perhubungan Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Perhubungan
10.826
16
10.333
15
11.366
15
12.503
15
13.753
15
58.781
12.490
52
15.435
55
16.978
55
18.676
55
20.544
55
84.124
Laporan Kegiatan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Perhubungan Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
10.681
12
12.204
11
13.424
11
14.767
11
16.244
11
67.320
20.425
10
16.034
28
17.637
28
19.401
28
21.341
28
94.839
Laporan Bidang Hukum Pengembangan SDM Perhubungan Laporan Kerjasama Laporan Penataan Kelembagaan Bangunan Jaringan Lahan Peralatan Diklat Peralatan Penyuluhan
3.718
4
1.491
4
1.640
4
1.804
4
1.984
4
10.635
2.366 4.590
3 5
2.534 3.680
3 4
2.787 4.048
3 4
3.066 4.452
3 4
3.373 4.898
3 4
14.126 21.667
25.760 0.000 0.000 4.022 0.000
5,760
30.177 0.000 4.294 13.613 0.000
4,600 0 15,000 2 0
39.057 0.000 0.000 0.000 0.000
4,000 0 0 0 0
22.888 0.000 0.000 0.000 0.000
3,000 0 0 0 0
5.188 0.000 0.000 0.000 0.000
2,002 0 0 0 0
123.070 0.000 4.294 17.636 0.000
Peralatan Kantor Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
6.373 0.773
1,659 37
9.756 0.387
100 50
2.577 0.426
100 50
2.835 0.469
100 50
3.119 0.515
100 50
24.660 2.570
Kendaraan Buku-Buku dan Bahan Cetakan
0.940 0.044
2 100
0.840 0.048
2 100
0.924 0.053
2 100
1.016 0.059
2 100
1.118 0.064
2 100
4.837 0.269
Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan
74.100
101.519
116.659
126.369
222.699
0.000 641.347
74.100
101.519
116.659
126.369
222.699
641.347
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
45
60 dari 66
TARGET 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
Sistem Informasi Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan Dokumen Kurikulum, Silabus dan Bahan Ajar/Modul Diklat Aparatur Perhubungan
0.577
1
Jawa Barat
0.034
1
Jawa Barat
0.041
1
Jawa Barat
0.051
1
Jawa Barat
0.064
1
Jawa Barat
0.766
0.600
2
Jawa Barat
1.399
9
Jawa Barat
1.786
10
Jawa Barat
2.445
11
Jawa Barat
3.056
11
Jawa Barat
9.286
Lulusan Diklat Teknis Manajerial Lulusan Diklat fungsional Lulusan Diklat Prajabatan Laporan Penyuluhan Perhubungan
26.410
3,580
Jawa Barat
31.597
3,980
Jawa Barat
40.378
4,140
Jawa Barat
55.104
4,528
Jawa Barat
74.112
4,878
Jawa Barat
227.601
2.151
150
Jawa Barat
2.911
225
Jawa Barat
4.175
245
Jawa Barat
5.906
280
Jawa Barat
8.515
310
Jawa Barat
23.659
3.388
809
Jawa Barat
0.000
0
Jawa Barat
0.000
0
Jawa Barat
0.000
0
Jawa Barat
0.000
0
Jawa Barat
3.388
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Diklat Aparatur Phb
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
Dokumen Perencanaan Bidang SDM Aparatur Perhubungan
0.443
5
Jawa Barat
0.661
5
Jawa Barat
0.793
5
Jawa Barat
0.991
5
Jawa Barat
1.239
5
Jawa Barat
4.126
Laporan Monitoring, Analisa dan Evaluasi Bidang SDM Aparatur Perhubungan
0.308
7
Jawa Barat
0.487
8
Jawa Barat
0.584
8
Jawa Barat
0.730
8
Jawa Barat
0.912
8
Jawa Barat
3.020
Laporan Pengelolaan Kepegawaian Bidang SDM Aparatur Perhubungan Laporan Pengelolaan Keuangan Bidang SDM Aparatur Perhubungan Laporan Pengelolaan dan Pembinaan Bidang Umum SDM Aparatur Perhubungan Laporan Hasil Pengabdian Masyarakat Laporan Kehumasan, Keprotokolan, Publikasi dan Promosi
1.845
10
Jawa Barat
1.989
11
Jawa Barat
2.386
11
Jawa Barat
2.983
11
Jawa Barat
3.729
11
Jawa Barat
12.932
0.203
4
Jawa Barat
0.229
4
Jawa Barat
0.274
4
Jawa Barat
0.343
4
Jawa Barat
0.429
4
Jawa Barat
1.478
1.174
3
Jawa Barat
1.203
3
Jawa Barat
1.444
3
Jawa Barat
1.805
3
Jawa Barat
2.256
3
Jawa Barat
7.882
0.000
0
Jawa Barat
0.000
0
Jawa Barat
0.000
0
Jawa Barat
0.000
0
Jawa Barat
0.000
0
Jawa Barat
0.000
0.165
3
Jawa Barat
0.233
3
Jawa Barat
0.279
3
Jawa Barat
0.349
3
Jawa Barat
0.437
3
Jawa Barat
1.463
Laporan Bidang Hukum Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan Laporan Kerjasama
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.000
0
0.176
1
0.167
1
0.200
1
0.251
1
0.313
1
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
Jawa Barat
Jawa Barat
61 dari 66
Jawa Barat
Jawa Barat
TARGET 2015-2019
0.000
Jawa Barat
1.107
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
9
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS Laporan Penataan Kelembagaan Jaringan Lahan Peralatan Diklat Aparatur Perhubungan Peralatan Penyuluhan
0.000
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Kendaraan Buku-Buku dan Bahan Cetakan Layanan Perkantoran
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
0
0.000
0
0.000
1,650
138
Jawa Barat
0.129 0.000 1.977
0.000 0.000 2.763
3.339
402
Jawa Barat
2.587 0.000
4
18.655
12
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
0.000
0
Gedung/Bangunan
2.179
2,590
Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan transportasi (QW) Terbangunnya Kampus Terpadu SDM Transportasi Terbangunnya Kampus PIP Makassar
0.000
0.000 0.000 1.963
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN
LOKASI
TARGET 0
0.000
750
Jawa Barat
0.000 6.000 3.914
3,000 850
Jawa Barat
0.000 0.000 5.324
10
Jawa Barat
10
Jawa Barat
1.500
10
Jawa Barat
0.645
Jawa Barat
2.398 0.000
9
Jawa Barat
2.200 0.000
4
Jawa Barat
0.000 0.000
Jawa Barat
20.226
12
Jawa Barat
24.271
12
Jawa Barat
30.339
12
0.000
0
0.000
0
0.000
0
29.256
8,121
23.797
10,850
0.852
880
0.000
Jawa Barat
LOKASI
0.000
0.408
Jawa Barat
TAHUN 2019 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
0
Jawa Barat
0.000
Terbangunnya Kampus Baru Akademi Perkeretaapian di Madiun
TARGET
TAHUN 2018 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
644
0.000
Terbangunnya Kampus ATKP Makassar Terbangunnya Kampus BP2TD di Bali
F
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
0.000
925
Jawa Barat
0.129 6.000 15.941
0.806
10
Jawa Barat
6.698
Jawa Barat
2.833 0.000
2
Jawa Barat
10.018 0.000
Jawa Barat
37.924
12
Jawa Barat
131.416
0.000
0
63.673
8,970
0.000
Jawa Barat
Jawa Barat
119.757
1,177.688
622.803
554.070
3,419.877
272.936
315.141
352.732
504.570
1,445.379
320.035
470.893
55.079
0.000
846.007
85.000
85.000
55.680
49.500
275.180
237.344
156.654
6.000
0.000
399.999
150.000
150.000
153.313
0.000
453.313
240.359
330
251.107
332
237.048
339
247.941
339
A Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
102.073
226
117.714
201
122.352
203
102.168
210
107.036
210
Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda
23.207
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
0.000
1,065.316
377
41
35.612
32
36.295
32
62 dari 66
12.101
36
13.112
TARGET 2015-2019
0.000
228.259
1
LOKASI
0
0.000
Jawa Barat
TARGET
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
36
1,204.715
120.327
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
2
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
4
5
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
LOKASI
- Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan)
2.034
10
2.770
10
2.860
10
2.951
10
3.047
10
13.661
- Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan)
21.174
31
32.843
22
33.435
22
9.150
26
10.065
26
106.666
Penelitian dan Pengembangan Darat dan Perkeretaapian Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan) Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan)
3
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
29.099
33.609
35.141
36.859
38.722
173.430
2.959
13
5.083
13
5.330
13
5.558
13
5.856
13
26.140
66
28.527
60
29.811
62
31.301
62
32.866
62
13
24.786
148.644
Penelitian dan Pengembangan Laut
20.734
Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan) -Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan)
1.514
8
1.590
8
1.669
8
1.745
8
1.823
8
8.341
19.219
36
15.918
28
16.713
28
17.466
29
18.251
29
87.567
17.508
18.383
19.210
20.075
95.909
Penelitian dan Pengembangan Udara -Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan)
21.482
2.205
10
2.315
10
2.431
10
2.540
10
2.654
10
12.144
-Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan)
19.278
40
20.741
38
21.779
38
22.759
40
23.383
40
107.939
23.056
24.209
25.298
26.037
120.083
Perencanaan Kebijakan Sistranas
7.551
-Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan)
2.845
7
2.987
7
3.136
7
3.277
7
3.425
7
15.670
-Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan)
4.706
5
4.941
5
5.188
5
5.422
5
5.666
5
25.923
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
7.928
8.325
8.699
63 dari 66
TARGET 2015-2019
9.091
41.593
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
B DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGA TEKNIS LAINNYA 1 Peningkatan Akses ke Sumber Informasi IPTEK Transportasi
126.186
151
122.645
129
128.755
129
134.881
129
140.905
129
653.373
104.791
102
99.778
82
104.799
82
109.957
82
114.864
82
534.188
Penyusunan Updating Data dan Informasi (laporan) Peningkatan Kapasitas Pegawai (paket) Penyelenggaraan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) (laporan)
10.895
17
4.290
14
4.485
14
4.860
14
5.073
14
29.602
11.375
1
12.005
1
12.691
1
13.240
1
13.813
1
63.124
9.699
58
10.612
41
11.135
41
11.643
41
12.176
41
55.265
Tata Kelola Kepegawaian (laporan) Layanan Perkantoran (bulan) Pengadaan Sarana dan Prasarana Litbang (unit) Gedung / Bangunan (paket) Peningkatan Informasi dan Publikasi Hasil Litbang
1.878
8
2.412
8
2.506
8
2.616
8
2.712
8
12.124
44.887
12
48.206
12
50.770
12
53.320
12
56.010
12
253.193
22.420
5
18.434
5
19.203
5
20.089
5
20.702
5
100.847
3.636
1
3.818
1
4.009
1
4.190
1
4.378
1
20.032
21.396
49
22.867
47
23.957
47
24.924
47
26.041
47
119.185
13.544
5
14.765
5
15.475
5
16.051
5
16.760
5
76.595
7.852
44
8.102
42
8.481
42
8.873
42
9.282
42
42.591
2
Dukungan Publikasi Litbang (paket) Penyelenggaraan Workshop/ Seminar/ FGD/ Rakor (laporan) G INSPEKTORAT JENDERAL
100.311
105.330
110.590
116.120
122.930
555.282
1
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I
10.111
10.617
11.148
11.705
12.291
55.872
2
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II
8.063
8.466
8.889
9.333
9.800
44.551
3
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat III
6.727
7.063
7.416
7.787
8.176
37.169
4
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV
6.968
7.317
7.683
8.067
8.470
38.506
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
64 dari 66
TARGET 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
5
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V
6
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal
H SEKRETARIAT JENDERAL 1 Penyusunan Dokumen Rencana, Program, Evaluasi serta Penetapan Kebijakan Pentarifan di Sektor Perhubungan
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
6.744
7.081
7.435
7.807
8.197
37.263
61.699
64.787
68.019
71.421
75.996
341.921
887.221
1,036.891
1,031.456
1,087.927
1,148.374
5,191.869
30.421
30.500
32.030
33.600
35.250
161.801
2
Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaian
39.685
41.669
43.752
45.940
48.537
219.583
3
Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik Negara di Lingkungan Kemenhub
39.795
41.785
43.874
46.069
48.372
219.895
4
Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Produk dan Pelayanan Hukum serta Kerja Sama Luar Negeri
40.828
42.869
45.425
47.464
49.827
226.413
5
Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas Biro Umum Setjen Kemenhub
540.066
567.069
595.422
625.294
656.454
2,984.305
6
Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan
44.454
146.410
92.969
98.980
105.688
488.501
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
65 dari 66
TARGET 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
NO
PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2016
TAHUN 2015 INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)
TARGET
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
7
Pengelolaan Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan
57.650
67.241
73.965
81.362
89.498
369.716
8
Pemanfaatan Kajian Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi
33.204
34.864
36.607
38.538
40.360
183.573
9
Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran
22.885
24.229
25.231
26.492
27.817
126.654
10 Pelayanan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda Transportasi
38.233
40.255
42.181
44.188
46.571
211.428
64,954.005
102,162.883
110,404.527
127,977.434
133,455.739
538,954.587
JUMLAH
Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
66 dari 66
TARGET 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
LAMPIRAN D
KEGIATAN STRATEGIS KEMENHUB DALAM RPJM NASIONAL TAHUN 2015-2019 KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO. I. 1 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 II. 1 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
PROVINSI ACEH PERHUBUNGAN DARAT Revitalisasi Kawasan Terminal di Banda Aceh (Keudah dan Peunayong) ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Meulaboh* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sinabang Pengembangan Dermaga Penyeberangan P.Banyak PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA Banda Aceh - Lhokseumawe Pembangunan Jalur KA Banda Lhokseumawe - Langsa - Besitang Pembangunan Jalur KA antara Bireun - Lhokseumawe Pembangunan Jalur KA antara Sigli - Bireun (tahap 1) PERHUBUNGAN LAUT Pembangunan dan Perluasan Pelabuhan Krueng Geukuh Pengembangan Pelabuhan Sabang Pembangunan Pelabuhan Malahayati Banda Aceh* Pembangunan Pelabuhan Susuh di Teluk Surin Aceh Barat Daya Pengembangan Pelabuhan Kuala Langsa Pengembangan Pelabuhan Singkil PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda Pengembangan Bandara Maimun Saleh, Sabang Peningkatan Bandara Lasikin Peningkatan Bandara Gayo Lues Peningkatan Bandara Rambele Peningkatan Bandara Cut Nyak Dhien Peningkatan Bandara T.Cut Ali PROVINSI SUMATERA UTARA PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Medan ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gn. Sitoli* Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Telo* Pembangunan Dermaga Penyeberangan Tanah Masa* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tanah Bala* Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Pini* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Karang Baru* PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung Pembangunan Jalur KA dari spoor simpang menuju KEK Sei Mangkei Reaktivasi Jalur KA antara Binjai - Besitang Pembangunan Jalur Ganda KA antara Medan - Araskabu (termasuk elevated track dan elektrifikasi) Pembangunan Jalur KA menuju Gabion Pembangunan Jalur KA antara Rantau Prapat - Gunung Tua - Padang Sidempuan - Sibolga (tahap 1) Pembangunan KA perkotaan Medan - Binjai - Deli Serdang - Karo Pembangunan angkutan massal berbasis KA (monorel) dan berbasis BRT di kawasan perkotaan Medan - Binjai - Deli Serdang - Karo Peningkatan Jalur KA reguler menghubungkan Aceh - Sumut - Riau Pembangunan KA dari KEK Sei Mangkei - Pelabuhan Kuala Tanjung - Pelabuhan Belawan PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Terminal Peti Kemas Belawan Paket I dan Paket II (700 m) Pengembangan Pelabuhan Hub International Kuala Tanjung (terminal curah cair, terminal peti kemas) Pengembangan Pelabuhan Pulau Tello Pengembangan Pelabuhan Parlimbungan Ketek Pengembangan Pelabuhan Sirombu Pembangunan Pelabuhan Penumpang /kargo terminal kargo sibolga Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal labuhan angin Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo termina teluk nibung Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal Bagan Asahan Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo termina Gunung Sitoli Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal Pulau Batu
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
1 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO.
1 2 3 4 5 6 III. 1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 IV. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Kualanamu Pengembangan Bandara Dr.Ferdinand Lumban Tobing (Kab.Tapanuli Tengah) Pengembangan Bandara Binaka (Kota Gunung Sitoli) Pengembangan Bandara Silangit (Kab.Tapanuli Utara) Pengembangan Bandara Sibisa (Kab.Toba Samosir) Pengembangan Bandara Silambo dan Lasondre (Kab.Nias Selatan) PROVINSI SUMATERA BARAT PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Padang* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tua Pejat Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sikakap Pengembangan Dermaga Penyeberangan Danau Ombilin* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pagai Selatan* Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Padang PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh Pembangunan Jalur KA Shortcut Padang - Solok Pembangunan Jalur KA antara Duku – Bandara Internasional Minangkabau Reaktivasi Jalur KA antara Pariaman - Naras Reaktivasi Jalur KA antara Muaro Kalaban - Muaro PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Cerocok Painan Pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur, Padang* Pengembangan Pelabuhan Tiram Pengembangan Pelabuhan Pasapuat PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Minangkabau Pengembangan Bandara Rokot PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Batam* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tj. Pinang Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tambelan* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Selat Lampah Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lingga Pengembangan Dermaga Penyeberangan Matak (Kep. Anambas) Lintas Tanjung Uban - Matak * Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penarik (P. Lingga) Lintas Dabo – Penarik* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penagi (P. Bunguran) Lintas Natuna - Sintete (Kalbar) * Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebangka* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Letung* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tarempa* PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA Batu Ampar - Bandara Hang Nadim* Pembangunan Jalur KA Tanjung Uncang - Batam Center* PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Dompak Pengembangan Pelabuhan Pulau Laut Pengembangan Pelabuhan Pulau Subi Pengembangan Pelabuhan Letung Pengembangan Pelabuhan Kabil ( Tanjung Sauh)* Pengembangan Pelabuhan Malarko Pengembangan Pelabuhan kontainer Batu Ampar Batam Pembangunan Pelabuhan Subang Mas Pengembangan Pelabuhan Tanjung Mocoh Pembangunan Pelabuhan Punggur Kabil Pembangunan Pelabuhan Belakang Padang Pengembangan Pelabuhan Midai Pengembangan Pelabuhan Pulau Laut Pengembangan Pelabuhan Serasan Pengembangan Pelabuhan Dabo Singkep Pembangunan dan Peningkatan Pelabuhan Sekupang Pengembangan dan pembangunan Balai Diklat Perhubungan Di Jalur Trans Barelang
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
2 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO.
1 2 3 4 V. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 VI. 1 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 1 2
PERHUBUNGAN UDARA Pembangunan Bandara Letung Anambas Pembangunan Bandara Tambelan Pemotongan Bukit Bandara Raja Haji Fisabillah Pengembangan bandara Dabo PROVINSI RIAU PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Pekanbaru* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ketam Putih Kab. Bengkalis* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dangkal Kab. Kep. Meranti Pengembangan Dermaga Penyeberangan Meranti Bunting Kab. Kep. Meranti* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Desa Sepiring Kec. Batang Tuaka Pengembangan Dermaga Penyeberangan Desa Pecah Buyung, Kec. Rangsang Barat Pecah Buyung Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Desa Seberang Kec. Keritang Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kuala Enok Kec. Tanah Merah Kab. Indragiri Hilir * Pembangunan Dermaga di Muko Muko Danau Maninjau Kab. Agam Pengembangan Dermaga Penyeberangan di Paninggahan Danau Singkarak Kab. Solok Pengembangan Angkutan Penyeberangan Dumai - Tanjung Bruas Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dakal* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pulau Padang* PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA Duri –Pekanbaru (tahap I) Pembangunan Jalur KA Rantauprapat- Duri – Dumai Pembangunan Jalur KA Pekanbaru-Muara-Lembu-Teluk Kuantan-Muaro Pembangunan Jalur KA Taluk Kuantan - Rengat- Kuala Enok Pembangunan Jalur KA Pekanbaru - Buatan- Tanjung Buton PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Dumai* Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru Pembangunan Pelabuhan Tanjung Buton Pembangunan Pelabuhan Kuala Enok Pembangunan Pelabuhan Batu Panjang Pembangunan Pelabuhan Meranti PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pengembangan Bandara Japura PROVINSI SUMATERA SELATAN PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Palembang* ASDP Pembangunan Dermaga Kapal Cepat Pel. Tanjung Api Api Pembangunan Dermaga Sungai di Karang Baru Kab. Banyuasin* Pembangunan Dermaga Bus Air 16 Ilir di Kota Palembang PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA ruas Prabumulih - Simpang - Tanjung Api-Api Pembangunan Jalur Ganda KA antara Martapura - Baturaja Pembangunan Jalur Ganda KA antara Tanjung Enim – Prabumulih Pembangunan Jalur Ganda KA antara Prabumulih - Simpang Pembangunan Jalur Ganda KA antara Cempaka - Tulungbuyut - Negeriagung Pembangunan Jalur Ganda KA antara Muaraenim – Lahat Pembangunan Jalur KA antara Simpang-Tanjung Api-Api (swasta) Pembangunan Jalur KA antara Tanjung Enim - Kota Padang (Sumsel, Bengkulu) tahap 1 (swasta) Pembangunan jalur kereta api stadion Jakabaring menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II oleh Pemprov Sumsel (pemda) Pembangunan Jalur Kereta Api Tanjung Enim – Tanjung Api-api Pembangunan Jalur Kereta Api Jambi - Kertapati/Palembang Pembangunan Monorel Sumatera Selatan PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan di Palembang (South Sumatra Coal Terminal) Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-api Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Terminal di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Pengembangan Bandara Silampari Lubuk Linggau
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
3 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO. VII. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 VIII. 1 2 3 1 2 1 2 1 2 IX. 1 1 2 3 4 5 6 7 1 2 1 2 3 4 5
PROVINSI JAMBI PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Jambi* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penumpang Tanah Tumbuh Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kuala Tungkai* Pembangunan Halte Sungai lokasi Kuala Indah Pembangunan Halte Sungai lokasi Teluk Nilau Parit Pembangunan Halte Sungai lokasi Sungai Rambe Pembangunan Dermaga Bus Air lokasi Kota Jambi Pembangunan Halte Sungai lokasi Pasir Panjang Pembangunan Halte Sungai lokasi Tanjung Raden Pembangunan Halte Sungai lokasi Olak Kemang Pembangunan Halte Sungai lokasi Kampung Tengah Pembangunan Halte Sungai lokasi Arab Melayu Pembangunan Halte Sungai lokasi Tatuk Yaman Pembangunan Halte Sungai lokasi Tanjung Johor Pembangunan Halte Sungai lokasi Candi Ma. Jambi PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur Kereta Api Jambi-Kertapati/Palembang Pembangunan Jalur KA Pekanbaru-Muara-Lembu-Teluk Kuantan-Muaro Pembangunan Jalur KA Taluk Kuantan - Rengat- Kuala Enok PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Ujung Jabung Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Tanah Pilih Kota Jambi Pengembangan Pelabuhan Kuala Tungkal Pengembangan Pelabuhan Mendahara PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara dan Panjang Runway Depati Parbo Kabupaten Krinci Pengembangan Bandara Sultan Thaha Pengembangan Bandara Muaro Bungo PROVINSI BENGKULU ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Air Putih Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bado Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kahyapu* PERKERETAAPIAN Pengembangan KA Bengkulu-Lubuk Linggau Pembangunan KA Pulau Baai – Muara Enim PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Pengembangan Pelabuhan Linau/Bintuhan PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno Pembangunan Bandara Enggano PROVINSI LAMPUNG PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bandar Lampung* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kp. Balak DED Pembangunan Dermaga KTM Rawapitu Tulang Bawang Pengadaan Alat Komunikasi Pengadaan Genset 10.000 KVA Pengadaan dan Pemasangan LPJU Solar Cell Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakauheni 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakauheni 4 PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA Rejosari - Tarahan Pembangunan/reaktivasi Jalur KA menuju Pelabuhan Panjang Lampung PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Panjang* Pembangunan Pelabuhan Sebalang Pembangunan Pelabuhan Pulau Sebesi Pembangunan Pelabuhan Batu Balai Pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Mesuji sebagai pintu masuk kawasan industrial yang terkoneksi tol laut
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
4 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO.
1 2 X. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 XI. 1 1 2 3 4 5 6 7 1 2 XII. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Radin Inten II Pengembangan Bandara Pakon Serai PROVINSI BANGKA BELITUNG ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Lepar Pengembangan Dermaga Penyeberangan Mendanau Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tjg. Ru Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Manggar Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Pulau Liat PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Samudera Tj. Berikat - Bangka Tengah Pengembangan Pelabuhan Muntok - Pelabuhan Tj. Berikat (P. Bangka Ruas Tj. Batu - Manggar (P. Belitung) Pengembangan Pelabuhan Tanjung Pandan* (menjadi entry point masuknya yacht) Pengembangan Pelabuhan Tanjung Batu Pengembangan Pelabuhan Tanjung Gudang Pengembangan Pelabuhan Pangkal Sadai Pengembangan Pelabuhan Balam Pengembangan Pelabuhan Manggar Pengembangan Pelabuhan Tanjung Ular Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Kelian PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara H.A.S Hananjoeddin Pengembangan Bandara Depati Amir PROVINSI DKI JAKARTA PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan BRT Transjakarta* PERKERETAAPIAN Pembangunan jalur lingkar KA layang (elevated loopline ) Jabodetabek Pembangunan MRT North-South antara Kampung Bandan – Lebak Bulus Pembangunan MRT East-West Pembangunan Jalur KA dari Stasiun Pasoso menuju Dermaga Peti Kemas JICT/KOJA Monorail Jakarta koridor green line (circular & extention line ) oleh Pemda DKI Jakarta Pembangunan Jalur KA antara Batu Ceper - Bandara Soetta Pembangunan Jalur KA Bandara Soekarno Hatta -Halim PERHUBUNGAN LAUT Pembangunan Dermaga Kali Baru Utara (Tahap 1) - New Priok* Pengembangan Terminal Multipurpose di area Reklamasi Ancol Timur PROVINSI JAWA BARAT PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bandung* Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bogor* Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bekasi* Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Depok* Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Cimahi* Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tasikmalaya* PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA Bandung - Tanjungsari - Sumedang - Kertajati - Kadipaten - Cirebon Pembangunan Jalur KA Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang Pembangunan Jalur Ganda KA antara Padalarang - Bandung - Cicalengka (KA Perkotaan Bandung termasuk elektrifikasi) Pembangunan Jalur KA baru lingkar luar Jabodetabek antara Parungpanjang - Citayam Pembangunan double-double track (DDT) antara Manggarai – Jatinegara – Bekasi - Cikarang Lanjutan pembangunan shortcut antara Cibungur - Tanjung Rasa Pembangunan Jalur KA antara Cangkring - Pelabuhan Cirebon Elektrifikasi rel ganda KA Cikarang - Cikampek Reaktivasi Jalur KA antara Rancaekek - Tanjung Sari Pembangunan Jalur KA baru antara Tanjung Sari - Kertajati Reaktivasi Jalur KA antara Cirebon - Kadipaten dan pembangunan Jalur KA baru antara Kadipaten - Bandara Kertajati Reaktivasi Jalur KA antara Banjar – Kroya Reaktivasi Jalur KA antara Banjar - Pangandaran - Cijulang Pembangunan monorail Bandung Raya (Pemprov Jabar, KPS) Pembangunan Jalur KA ganda Parsial Jalur KA Cisomang - Cikadongdong Pembangunan Jalur KA ganda Jalur Cikadongdong - Padalarang Pembangunan Jalur KA ganda KA Parungpanjang - Tenjo Pembangunan Jalur KA ganda Parsial Purwakarta - Ciganea
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
5 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO.
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
19 20 21 22 23 24
Pembangunan Jalur KA Elektrifikasi Citayam - Nambo Pembangunan Jalur KA Shortcut Jalur KA Cibungur - Tanjungrasa Pembangunan Jalur KA Stasiun Kejaksan - Pelabuhan Cirebon Pembangunan Jalur KA Bandung - Tanjungsari Terminal Terpadu (Kereta Api) Gedebage Light Rail Transit (LRT) Kota Bandung PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Pemanukan Pembangunan Pelabuhan Laut Regional di Jawa Barat Selatan Pengembangan Pelabuhan Laut Cirebon di Kota Cirebon Pembangunan Pelabuhan Laut di Indramayu untuk mendukung pariwisata ke Pulau Biawak Pembangunan Pelabuhan Muara Gembong dan Tarumajaya di Kab. Bekasi Pengembangan Pelabuhan Pangandaran PERHUBUNGAN UDARA Pembangunan Bandara Kertajati* Pengembangan Bandar Udara Nusawiru di Kab. Pangandaran Pengembangan Bandar Udara Cakrabhuwana Kab. Cirebon Pembangunan Airstrip Pangandaran PROVINSI JAWA TENGAH PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Semarang* Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Surakarta* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pulau Nyamuk - Karimunjawa Kab. Jepara PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa Purwokerto - Kroya Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan JawaKroya - Kutoarjo Reaktivasi Jalur KA antara Kedungjati - Tuntang Reaktivasi Jalur KA antara Yogyakarta - Magelang Pembangunan Jalur KA layang antara Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang - Alastua (perkotaan Semarang) termasuk flyover Kaligawe Reaktivasi Jalur KA antara Semarang Gudang - Pelabuhan Tanjung Mas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Solo - Semarang Reaktivasi Jalur KA antara Purwokerto - Wonosobo Pembangunan LRT dalam Kota Semarang termasuk akses ke bandara Pembangunan Jalur Ganda KA antara Solo - Paron PERHUBUNGAN LAUT Pembangunan Pelabuhan Wonogiri di Kecamatan Paranggupito Pengembangan Pelabuhan Kendal Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas Pembangunan Pelabuhan Cilacap* Pengembangan Pelabuhan Batang Pengembangan Pelabuhan Jepara PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang PROVINSI DI YOGYAKARTA PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Yogyakarta PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA Perkotaan Yogyakarta (tahap 1) termasuk akses ke Bandara baru Yogyakarta Elektrifikasi Jalur KA Kutoarjo - Yogya - Solo Jalur KA menuju Bandara Kulonprogo PERHUBUNGAN UDARA Pembangunan Bandara International Kulon Progo PROVINSI JAWA TIMUR PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Surabaya Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Malang ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ketapang 3 PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa Solo - Paron – Madiun – Mojokerto - Wonokromo Pembangunan Jalur KA antara Tulangan - Gununggangsir Pembangunan Tram Surabaya Pembangunan Monorail Surabaya Pembangunan Jalur Ganda KA antara Surabaya - Kalimas/Tanjung Perak
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 XIII. 1 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 1 XIV. 1 1 2 3 1 XV. 1 2 1 1 2 3 4 5
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
6 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO. 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 XVI. 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 6 1 1 2 XVII. 1 1 2 3 4 5 1 1 2 3 4 1 XVIII. 1 2 3 4 5 6 7
Pembangunan Jalur KA antara Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong Reaktivasi Jalur KA antara Jombang - Babat - Tuban PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak* Pengembangan Pelabuhan Probolinggo Pengembangan Pelabuhan Branta Pengembangan Pelabuhan Lamongan Pembangunan Terminal Multi Purpose Teluk Lamong Tahap I Pengembangan Pelabuhan Keramaian Pengembangan Pelabuhan Taddan/Sampang Pengembangan Pelabuhan Telaga Biru PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Sumenep Pengembangan Bandara Blimbingsari Bannyuwangi Pengembangan Bandara Noto Hadinegoro Jember Pembangunan Bandara P. Bawean Gresik Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Djuanda PROVINSI BANTEN PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tanggerang* Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tanggerang Selatan* Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Serang* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Merak Dermaga 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Merak Dermaga 4 PERKERETAAPIAN Revitalisasi Jaringan KA Rangkasbitung-Saketi-Malimping-Bayah Revitalisasi Jaringan KA Saketi-Labuhan Pembangunan Jalur Ganda KA dan elektrifikasi antara Maja - Rangkasbitung - Merak Pembangunan Jalur KA antara Tonjong - Pelabuhan Bojonegara Reaktivasi Jalur KA antara Rangkasbitung - Labuan Reaktivasi Jalur KA antara Cilegon - Anyer Kidul PERHUBUNGAN LAUT Pembangunan Pelabuhan Petikemas Bojonegara PERHUBUNGAN UDARA Pembangunan Terminal 3 dan Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta Pembangunan Bandara Banten Selatan PROVINSI BALI PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Denpasar* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Singaraja Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gilimanuk 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Padang Bai 4 Pembangunan Dermaga di Danau Beratan Pembangunan tanggul pengamanan Dermaga Pelabuhan Gunaksa PERKERETAAPIAN Pembangunan KA Bandara Ngurah Rai – Denpasar - Mengwi PERHUBUNGAN LAUT Pengerukan alur di Pelabuhan Benoa Pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang di Kab Buleleng Pengembangan Pelabuhan pariwisata/cruise Tanah ampo Pembangunan Pelabuhan Toya Pakeh Nusa Penida PERHUBUNGAN UDARA Pembangunan Bandara Bali Utara PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Plengsengan di Pel. Kayangan Pengembangan Dermaga Penyeberangan Plengsengan di Pel. Pototano Pembangunan Talud di Pelabuhan Penyeberangan Kayangan Pembangunan Dermaga II Pelabuhan Penyeberangan Labuan Bajo Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lembar 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pototano 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kayangan 2
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
7 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO.
1 2 3 4 5 1 2 XIX. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 2 XX. 1 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3
PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Faspel Bima Pembangunan Faspel Laut Pelabuhan Lombok* Pengembangan Pelabuhan Lembar Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Kayangan Pengembangan Pelabuhan Badas PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Sultan Salahuddin Bima Pengembangan Bandara Internasional Lombok* PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Kupang* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Hansisi Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakalang Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kajadoi Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wairiang (P. Lembata) Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawapante Pengembangan Dermaga Penyeberangan Maritaing* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waikelo* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pamana* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawapante* PERHUBUNGAN LAUT Pembangunan Dermaga kapal pesiar di Labuan Bajo Pengembangan Dermaga Wisata di Rinca Pengembangan Dermaga pariwisata di Ende Pembangunan Dermaga pariwisata di Maumere Pengembangan Faspel Laut Marapokot Penanganan Fasilitas Pelabuhan Laut Pulau Komodo untuk mendukung Pariwisata Pembangunan Pelabuhan Tenau Kupang* Pengembangan Pelabuhan Maritaing Pengembangan Pelabuhan Baing Pengembangan Pelabuhan P.Salura Pengembangan Pelabuhan Kendidi/Reo Pengembangan Pelabuhan Pota Pengembangan Pelabuhan Maurole Pengembangan Pelabuhan Atapupu Pengembangan Pelabuhan Batutua Pengembangan Pelabuhan Larantuka Pengembangan Pelabuhan Terong Pengembangan Pelabuhan Wulandoni Pengembangan Pelabuhan Bari Pengembangan Pelabuhan Ippi PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Komodo Rehabilitasi Bandara El Tari Kupang PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Pontianak ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kemboja* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sintete* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sekadau Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Malike Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Durian* PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Teluk Melano (Teluk Batang) Pengembangan Pelabuhan Pontianak,Pantai Kijing* Pengembangan Pelabuhan Padang Tikar PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Supadio Pembangunan Bandara Singkawang Pengembangan Bandara Perintis di Provinsi Kalbar (Sintang)
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
8 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO. XXI. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 1 2 XXII. 1 1 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 XXIII. 1 2 1 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baok Pembangunan Dermaga Sungai di Kasongan Baru di Kec. Katingan Hilir Pengadaan Bus Air Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai RPM Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kasongan Baru* PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA : Kudangan – Nanga Bulik – Kumai Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu – Kuala Kurun – Rabambang – Tumbang Samba – Sampit- Kuala Pembuang – Teluk Segintung Pembangunan Jalur KA Tumbang Samba – Rantau Pulut -Nanga Pembangunan Jalur KA Kuala Kurun – Rambambang – palangkaraya – Pulang Pisau – Batanjung (Kuala Kapuas) Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu – Bangkuang / Mangkatip - Batanjung Pembangunan Jalur KA Banjarmasin - Palangkaraya PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung, Teluk Segintung dan Pelabuhan Kumai Pengembangan Pangkalan Bun Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang Pengembangan Pelabuhan Bagendang* Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perawan di Kab.Pulang Pisau Pembangunan Pelabuhan Pulau Damar di Kabupaten Katingan Relokasi Pelabuhan Pangkalan Bun ke Sebuai di Kabupaten Kotawaringin Barat PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Tjilik Riwut Pembangunan Bandara Muara Teweh PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Banjarmasin* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sebuku* PERKERETAAPIAN Pembangunan KA Tanjung - Paringin - Rantau - Martapura - Bandara Syamsoedin Noor - Banjarmasin Pembangunan Jalur kereta api : Banjarmasin - Pelaihari - Batu Licin - Sengayam - Tanah Grogot Pembangunan Jalur KA Tanjung - Balikpapan Pembangunan Jalur KA Banjarmasin - Palangkaraya PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Laut Batulicin Pembangunan Pelabuhan Seibuku (sebuku) Pengembangan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan Pengembangan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin* Pengembangan Pelabuhan Marabatuan PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam Pengembangan Bandara Syamsudian Noor Banjarmasin PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Samarinda* Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Balikpapan* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Dinding Kab. Kutai Barat PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA antara Balikpapan - Samarinda Pembangunan Jalur KA antara Muara Wahau - Muara Bengalon (swasta) Pembangunan Jalur KA antara Murung Raya – Kutai Barat – Paser – Penajam Paser Utara – Balikpapan (swasta) Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy/Sangkulirang* Pelabuhan Kuala Samboja Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan (Terminal Peti Kemas Kariangau) Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Paser Pengembangan Pelabuhan Tanah Grogot Pengembangan Pelabuhan Samarinda Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai pendukung Integrated Mining Development MEC Coal Project
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
9 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO.
1 2 3 4 5 XXIV. 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 XXV. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PERHUBUNGAN UDARA Pembangunan Bandara Tana Paser Pengembangan Bandara Bontang Pengembangan Bandara Samarinda Baru Pengembangan Bandara Datah Dawai Pembangunan Bandara Perintis Long Apari PROVINSI KALIMANTAN UTARA ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Nunukan Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebatik Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan/Ferry Tarakan Peningkatan Pelabuhan Ferry Ancam PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Nunukan Pengembangan Pelabuhan Tarakan Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Barang di Pesawan Tg. Selor Pengembangan Pelabuhan Tunon Taka Pengembangan Pelabuhan Malundung Pengembangan Pelabuhan Sebatik Pembangunan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning Pembangunan Pelabuhan Bebatu (Kabupaten Tanah Tidung) PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan Pengembangan Bandara Juwata-Tarakan Pembangunan Bandara Maratua Peningkatan Bandara Perintis Binuang Kec. Krayan Selatan Pembangunan Bandar Udara Sebatik PROVINSI SULAWESI UTARA PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Manado ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Melonguane Pengembangan Dermaga Penyeberangan Marampit Pengembangan Dermaga Penyeberangan Miangas* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Likupang* Kapal Penyeberangan Danau Tondano Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawakuso Pengembangan Dermaga Penyeberangan Talise Pengembangan Dermaga Penyeberangan Manado Tua* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Siladen Pembangunan Terminal/Shelter Bis Air Pesisir Pantai Manado dan Sungai Tondano Pengembangan Dermaga Penyeberangan Miangas Penyeberangan RoRo ASEAN Bitung - General Santos Pembangunan Kapal Penyeberangan 1000 GT Pembangunan Kapal Penyeberangan 750 GT Pembangunan Kapal Penyeberangan 200 GT Pembangunan Kapal Pembersih Alur Pelayaran PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA antara Manado - Bitung * PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan (UPP) Tahuna Pengembangan Pelabuhan Lirung Pengembangan Pelabuhan Bitung (Pelabuhan hub Internasional Bitung)* Pembangunan infrastruktur penunjang eksport hasil perikanan Bitung Pengembangan Pelabuhan Manado Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Tahuna Pengembangan Pelabuhan Petta Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Melangoane Pengembangan Pelabuhan Miangas Pengembangan Pelabuhan Buhias Pengembangan Pelabuhan Pehe Pengembangan Pelabuhan Ruang Pengembangan Pelabuhan Amurang Pengembangan Pelabuhan Bangka Pengembangan Pelabuhan Montehage
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
10 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO. 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5 XXVI. 1 1 2 1 1 2 3 4 5 1 2 XXVII. 1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 XXVIII. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pengembangan Pelabuhan Gangga Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Labuan Uki Pengembangan Pelabuhan Kawio Pengembangan Pelabuhan Marore Pengembangan Pelabuhan Matutuang Pengembangan Pelabuhan Kawaluso Pengembangan Pelabuhan Tamako Pengembangan Pelabuhan Lipang Pengembangan Pelabuhan Bukide Pengembangan Pelabuhan Kahakitang Pengembangan Pelabuhan Kalama Pengembangan Pelabuhan Ngalipaeng Pengembangan Pelabuhan Mangarang Pengembangan Pelabuhan Karatung PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Samratulangi Pembangunan Bandara Sitaro Pembangunan Bandara Miangas* Pengembangan Bandar Udara Melonguane Pengembangan Bandar Udara Naha Tahuna PROVINSI GORONTALO PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Gorontalo* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Marisa Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wakai PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA antara Isimu - Kota Gorontalo - Taludaa -Molibagu - Tutuyan - Belang - Kema - Bitung PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Anggrek Pengembangan Pelabuhan Kwandang Pengembangan Pelabuhan Tilamuta Pengembangan Pelabuhan Gorontalo Pengembangan Pelabuhan Bumbulan PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Jalaludin Pembangunan Bandara Pohuwato* PROVINSI SULAWESI BARAT ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan II Pel. Penyeb. Mamuju Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Parigi Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Salulebo PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Belang-belang, Sulawesi Barat Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Tanjung Silopo Kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat Pengembangan Pelabuhan Majene Pengembangan Pelabuhan Poopongan Pengembangan Pelabuhan Ambo Pengembangan Pelabuhan Tutu Kembong PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Tampa Padang Pengembangan Bandara Sumarorong PROVINSI SULAWESI TENGAH ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dongkala Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bambaea Pengembangan Dermaga Penyeberangan Amalengo Pengembangan Dermaga Penyeberangan Labuan Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kolonedale Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baturube Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ampana Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kabonga* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pasokan Pengembangan Dermaga Penyeberangan Banggai*
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
11 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 XXIX. 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 XXX. 1 2 3 4 5 6 7 8
PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Pantoloan Pengembangan Pelabuhan Poso Pengembangan Pelabuhan Toli - toli Pengembangan Pelabuhan Moutong Parigi Pengembangan Pelabuhan Kolonadale Pengembangan Pelabuhan Teluk Malala Pengembangan Pelabuhan Ogoamas Pengembangan Pelabuhan Leok Pengembangan Pelabuhan Matagisi PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Ampana di Kabupaten Tojo Una-una* Pengembangan Bandar Udara Syukuran Aminudin Amir-Luwuk Pengembangan Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu Pembangunan Bandara Morowali* PROVINSI SULAWESI SELATAN PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Makassar* Pembangunan kampus Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di Makassar ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Garongkong Pengembangan Pel. Penyeberangan Sinjai Lintas Konawe Pembangunan Fisik Fasilitas Penyeberangan Pada Lintasan Bajoe Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gangga* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Jampea* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Maros* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pare-Pare* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ujung Lero* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bangsalae Siwa* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bira* PERKERETAAPIAN Pembangunan Jalur KA antara Makassar - Pare-Pare Pembangunan Jalur KA Pare - Pare – Mamuju - Isimu Pembangunan KA Perkotaan Mamminasata (tahap 1)* Pembangunan Jalur KA Makassar - Bulukumba - Watampone PERHUBUNGAN LAUT Pembangunan Pelabuhan Pare-pare Perluasan Pelabuhan Makassar (Makassar New Port)* Pengembangan Pelabuhan Garongkong Pengembangan Pelabuhan Munte Pengembangan Pelabuhan Jeneponto Pengembangan Pelabuhan Sabutung Pengembangan Pelabuhan Sapuka Pengembangan Pelabuhan Sailus Pengembangan Pelabuhan Kalukalukuang Pengembangan Pelabuhan Benteng Pengembangan Pelabuhan Bajoe Pengembangan Pelabuhan Pattirobajo Pengembangan Pelabuhan Sinjai Pengembangan Pelabuhan Paotere Pembangunan kampus Politeknik Ilmu Pelayaran di Makassar PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin - Pembangunan Terminal II di Kawasan Bandara Lama Sultan Hasanuddin Makassar* Pembangunan kampus Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) di Makassar Bandara Buntu Kunik PROVINSI SULAWESI TENGGARA ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dongkala Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bambaea Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kolonedale Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baturube Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ampana Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kabonga Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lero pada Lintas Lero - Kambonga Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pasokan
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
12 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO. 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 2 3 4 5 XXXI. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pembangunan Fisik Fasilitas Penyeberangan Pada Lintasan Kolaka Pengembangan Dermaga Penyeberangan Binongko* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaledupa* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Raha* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sikeli (Tanjung Phising)* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bombana* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wanci* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Amolengu* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Labuhan* PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Lawele Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Bungkutoko Pengembangan Pelabuhan Bau - Bau Pengembangan Pelabuhan Raha Pengembangan Pelabuhan Kendari Pengembangan Pelabuhan Kolaka Pengembangan Pelabuhan Watunohu Pengembangan Pelabuhan Wanci Pengembangan Pelabuhan Banabungi Pengembangan Pelabuhan Ereke Pengembangan Pelabuhan Pomalaa Pengembangan Pelabuhan Rante Pengembangan Pelabuhan Olo-oloho Pengembangan Pelabuhan Lapuko Pengembangan Pelabuhan Kaledupa Pengembangan Faspel Bungkutoko Pengembangan Pelabuhan Malingano Pengembangan Pelabuhan Banabungi - Pasar Wajo Pengembangan Pelabuhan Dawi-Dawi Pengembangan Pelabuhan Molawe Pengembangan Pelabuhan Langara Pengembangan Pelabuhan Boepinang PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Matahora Pengembangan Bandara Haluoleo Pengembangan Bandara Sangia Nibandera Pengembangan Bandara Sugi Manaru Pengembangan dan Peningkatan Bandara Beto ambari PROVINSI MALUKU PERHUBUNGAN DARAT Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRTKota Ambon* ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wonreli Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sewaru Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Moa Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Lakor Pengembangan Dermaga Penyeberangan P.Sermata Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tepa Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sanana Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Bara Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tual Pengembangan Dermaga Penyeberangan Adaut Pengembangan Dermaga Penyeberangan Geser Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teor * Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kesui* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wunlah* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gorom* Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Kur (Kota Tual) untuk membuka keterisolasian Pelabuhan Penyeberangan Lamerang (Kab. Kepulauan Aru) Pembangunan Ferry Jenis RoRo 500 DWT (5 unit)
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
13 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 1 2 3 4 5 6 7 8 9 XXXII. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8
PERHUBUNGAN LAUT Pembangunan Dermaga Kapal di Waisamu Pembangunan Pelabuhan Areate Pembangunan Dermaga Laut di Makariki Pelabuhan Container di Passo Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Ambon* Pelabuhan Ilath (Kab. Buru) Pelabuhan Loki (Kab. Seram Bagian Barat) Pelabuhan Pelita Jaya (Kab. Seram Bagian Barat) Pelabuhan Tifu (Kab. Buru Selatan) Pelabuhan Wamsisi (Kab. Buru Selatan) Pelabuhan Kur (Kota Tual) Pelabuhan Taniwel (Kab. Maluku Tengah) Pelabuhan Fogi (Kab. Buru Selatan) Pelabuhan Tual (Kota Tual) Pelabuhan Dobo (Kab. Kepulauan Aru) Pelabuhan Dawelor (Kab. Maluku Barat Daya) Pelabuhan Mahaleta (Kab. Maluku Barat Daya) Pelabuhan Yos Sudarso (Kota Ambon) Pelabuhan Tulehu (Kab. Maluku Tengah) Pelabuhan Amahai (Kab. Maluku Tengah) Pelabuhan Saparua (Kan. Maluku Tengah) Pelabuhan Tual (Kota Tual) Pelabuhan Saumlaki (Kab. Maluku Tenggara Barat) Rehab/Pengembangan Pelabuhan Larat (Kab. Maluku Tenggara Barat) Pelabuhan Wonreli (Kab. Maluku Barat Daya) Pembangunan kapal barang dan penumpang 7 unit Pengembangan Pelabuhan Namrole Pengembangan Pelabuhan Larat Pengembangan Pelabuhan P.Buano Pengembangan Pelabuhan Namlea Pengembangan Pelabuhan Marlasi Pengembangan Pelabuhan Kobror Pengembangan Pelabuhan Teor Pengembangan Pelabuhan Kroing PERHUBUNGAN UDARA Perpanjangan Runway Bandara di Tual Pengembangan Bandar Udara Amahai* Pembangunan Bandara Namniwel* Pembangunan Bandara Moa* Pengembangan Bandara Sultan Babullah Pengembangan Bandara Tepa (Kab. Maluku Barat Daya) untuk membuka keterisolasian Pengembangan Bandara Pattimura (Kota Ambon) Pengembangan Bandara Dobo (Kab. Kepulauan Aru) Pengembangan Bandara Namrole (Kab Buru) PROVINSI MALUKU UTARA ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Mangole Pengembangan Dermaga Penyeberangan Obi Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wahai Pengembangan Dermaga Penyeberangan Makian Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sofifi Pengembangan Dermaga Penyeberangan Soasio Pengembangan Dermaga Penyeberangan Weda * Pengembangan Dermaga Penyeberangan Moti Pengembangan Sisi Darat Dermaga Penyeberangan Bastiong PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Sofifi/Kaiyasa Pengembangan Pelabuhan Subaim Pengembangan Pelabuhan Malbufa Pengembangan Pelabuhan Tikong Pengembangan Pelabuhan Wayaluar-Obi Pengembangan Pelabuhan Saketa Pengembangan Pelabuhan Bosua Pembangunan Pelabuhan Khusus di Tanjung Buli
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
14 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO. 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 XXXIII. 1 2 3 4 5 6 7 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 2 3 4 5 6
Pengembangan Pelabuhan Tobelo Pengembangan Pelabuhan Matui-Jailolo Pengembangan Pelabuhan Labuha/Babang Pengembangan Pelabuhan Laut Falabisahaya Pengembangan Pelabuhan Loleojaya Pengembangan Pelabuhan Tifure Pengembangan Pelabuhan Manu/Gamumu Pengembangan Pelabuhan Bicoli Pengembangan Pelabuhan Tapaleo Pengembangan Pelabuhan Daruba Pengembangan Pelabuhan Damao Pengembangan Pelabuhan Dorume Pengembangan Pelabuhan Galela Pengembangan Pelabuhan Bisui Pengembangan Pelabuhan Kotiti Pengembangan Pelabuhan Indari Pengembangan Pelabuhan Yaba Pengembangan Pelabuhan Banemo Pengembangan Pelabuhan Laiwui Pengembangan Pelabuhan Wayabula Pengembangan Pelabuhan Gebe Pembangunan Dermaga General Cargo 100 meter - Pelabuhan Sofifi Pembangunan Pelabuhan Ternate* PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Sultan Babullah Ternate Pembangunan Bandara Pitu Morotai Pengembangan Bandara Oesman Sadik Labuha PROVINSI PAPUA ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waren* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaonda Kab. Kep. Yapen * Pengembangan Dermaga Penyeberangan Numfor Kab. Kab. Biak Numfor * Pengembangan Dermaga Penyeberangan Timika Pengembangan Dermaga Penyeberangan Agats Pembangunan Dermaga Sungai di Kab. Memberamo Pembangunan Dermaga Sungai di Kab. Mappi PERKERETAAPIAN Pembangunan akses kereta api mulai dari Timika ke Pegunungan Tengah PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Jayapura* Pengembangan Pelabuhan Pomako Pengembangan Pelabuhan Serui Pembangunan Pelabuhan Bade Pembangunan Dermaga Terminal Penumpang dan Peti Kemas Pelabuhan Depapre Pengembangan Pelabuhan Nabire Pengembangan Pelabuhan Agats Pengembangan Pelabuhan Amamapare Pengembangan Pelabuhan Sarmi Pengembangan Pelabuhan Waren Penanganan kapasitas kargo Pelabuhan Laut Timika Pembangunan terminal agribisnis, pergudangan, dan pelabuhan ekspor di Serapuh dan Wogikel Pengembangan Pelabuhan Merauke* Pengembangan Pelabuhan Asmat Pembangunan Dermaga Tanah Merah Pembangunan Dermaga Keppi Pengembangan Pelabuhan Mumugu Pengembangan Pelabuhan Asiki Pengembangan Pelabuhan Moor PERHUBUNGAN UDARA Pembangunan Bandara Taria* Pembangunan Bandara Keenyam* Pembangunan Bandara Aboy* Pembangunan Bandara Koroway Batu* Pengembangan Bandara Sentani Perpanjangan Bandara Mopah Merauke
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
15 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL
NO. 7 8 9 10 11 12 13 XXXIV. 1 2 3 4 5 6 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7
Pembangunan Bandara Elelim Pembangunan Bandara Kiworok Pembangunan Bandara Sinak Baru Pembangunan Bandara Nabire Baru Pengembangan Bandara Sentani Pengembangan Bandara Frans Kaisiepo Biak Pengembangan Bandara Wamena PROVINSI PAPUA BARAT ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Raja Ampat* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaimana Pengembangan Dermaga Penyeberangan Fak-Fak* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Arar Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waigeo Pengembangan Dermaga Folley (Pulau Missol) PERKERETAAPIAN Pembangunan Kereta Api Sorong - Manokwari PERHUBUNGAN LAUT Pengembangan Pelabuhan Kaimana Pembangunan Pelabuhan Seget Pengembangan Pelabuhan Owi Pengembangan Pelabuhan Teminabuan Pengembangan Pelabuhan Saunek Pengembangan Pelabuhan Kokas Pembangunan Faspel Laut Arar Pengembangan Pelabuhan Arardi Sorong* Pengembangan Pelabuhan Fak Fak Pembangunan Pelabuhan Biak Pembangunan Pelabuhan Saukorem Pelabuhan Abun di Kabupaten Tambraw Pelabuhan Bomberai di Kabupaten Fakfak Pelabuhan Maruni di Kabupaten Manokwari PERHUBUNGAN UDARA Pengembangan Bandara Domine Eduard Osok Pengembangan Bandara Bintuni Pembangunan Bandara Segun Pembangunan Bandara Werur Pengambangan Bandara Rendani Bandara Segun di Kabupaten Sorong Bandara Siboru di Kabupaten Fakfak
Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019
16 dari 16
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019