KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PAPARAN
DIREKTUR JENDERAL KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI PADA ACARA INDONESIA WATER LEARNING WEEK (IWLW) DENGAN TOPIK: “PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR DAN NON INFRASTRUKTUR AIR OLEH PEMERINTAH DAERAH”
Disampaikan Oleh: REYDONNYZAR MOENEK Jakarta, 25 November 2014 KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Strategi dan Kebijakan Pendanaan Pemerintah Daerah Untuk Infrastruktur Air dan Non Infrastruktur Air Percepatan Pemenuhan Target Pelayanan Air Perpipaan Diwilayah Perkotaan 80% dan Wilayah Perdesaan 60% Sesuai Target MDG’s Tahun 2015 (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2015 ) Melalui • •
Penguatan struktur permodalan PDAM. Menginvestasikan kembali bagian laba PDAM yang layanannya belum mencapai 80% dari jumlah penduduk yang menjadi cakupan pelayanan PDAM untuk: - Peningkatan dan perluasan prasarana dan sarana sistem penyediaan air minum baik fisik maupun non fisik. - Peningkatan kualitas dan pengembangan cakupan pelayanan.
2
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENDANAAN INFRASTRUKTUR DAN NON INFRASTRUKTUR AIR Beban Belanja Pegawai mencapai rata-rata : - Prov 17% - Kab/Kota 44% - Prov/Kab/Kota 38%
Kewajiban Pemerintah Daerah untuk pendanaan 20% Fungsi Pendidikan sesuai PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
Kewajiban Pemerintah Daerah untuk pendanaan 10% Kesehatan sesuai UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Kewajiban Pemerintah Daerah untuk mendanai urusan wajib pelayanan dasar sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum
Komitmen dan political will Kepala Daerah dan DPRD dalam pendanaan untuk pembangunan infrastruktur dan non infrastruktur air secara memadai
Adanya permasalahan pemberian kewenangan kepada daerah yang tidak disertai dengan dukungan pendanaan dari pusat dengan prinsip money follows function
3
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Tren Belanja APBD dan Proporsi Belanja Pegawai Tiga Tahun Terakhir triliun rupiah
PROV/KAB/KOTA 900.00
KAB/KOTA
855T
800.00 700.00
PROVINSI
736T 617T 597T
600.00
523T
500.00
443T
400.00 300.00
261T
200.00
42%
296T
326T 213T
40%
38%
257T
283T 47%
35T
39T
0.00
20%
18%
TOTAL BELANJA
226T
174T
100.00
2012 2013 2014
257T
43T
51%
49%
17%
2012 2013 2014
2012 2013 2014
PROPORSI BELANJA PEGAWAI TERHADAP TOTAL BELANJA
4
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Kabupaten/Kota dengan Belanja Pegawai diatas 50% dari Total Belanja APBD (triliun rupiah
70% 60%
285 daerah (58,04%)
297 daerah (60,49%)
293 daerah (61,30%)
273 daerah (55,71%)
50% 40%
241 daerah (47,77%)
Rentang belanja pegawai terhadap belanja APBD Kabupaten/Kota se-Indonesia Tahun 2014:
30%
- Terendah 14,21%
20%
- Tertinggi 69,82%
10% 0%
2010
2011
2012
2013
2014
5
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Tren Urusan Pendidikan dan Proporsi Belanja Terhadap Total Belanja TA 2010 - 2014
PROV/KAB/KOTA
Keterangan: *) Menggunakan data 459 Kabupaten/Kota yang terinformasi; **) Menggunakan data 34 Provinsi dan 459 Kabupaten/Kota yang terinformasi; Sumber Data: Ditjen Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri.
513.44
171.67
188.33
198.81
28%
25%
25%
2011
2012
2013
2014**)
151.75 30%
112.65
2014
2013
2012
2011
Urusan Pendidikan
26%
2010
257.88
213.02
174.02
127.92
113.13
439.13
538.66 177.06 33%
12.79 13.82 15.85 19.24 21.75 11% 11% 9% 9% 8%
2010
35% 32%
2013
36%
2014*)
169.08
443.53
31%
2012
-
2011
100.00
2010
200.00
99.85
300.00
155.82
400.00
137.93
500.00
326.01
600.00
385.52
700.00
524.12
800.00
617.54
900.00
796.53
PROVINSI
737.14
KAB/KOTA
triliun rupiah
Total Belanja
6
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Tren Urusan Kesehatan dan Proporsi Terhadap Total Belanja TA 2011 - 2014
PROV/KAB/KOTA
800.00
Urusan Kesehatan Keterangan: *) Menggunakan data 459 Kabupaten/Kota yang terinformasi; **) Menggunakan data 34 Provinsi dan 434 Kabupaten/Kota yang terinformasi; Sumber Data: Ditjen Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri.
46.76
257.86 20.85 8,09%
9,11%
2011
2013
8,18%
2014
213.02
174.02
2012
2011
2014
2013
17.42
9,10%
9,25%
72.46
8,13%
2011
-
2012
100.00
68.13
14.15
9,26
200.00
2013
11.85 127.92
10,00%
300.00
56.20
51.61
9,69%
400.00
2012
516.15
50.72
9,48%
385.52
500.00
513.44
523.54
42.05
9,06%
600.00
443.53
34.91
700.00
617.54
736.56
900.00
774.01
PROVINSI
9,36%
2014
KAB/KOTA
triliun rupiah
Total Belanja
7
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERTANYAAN :
1. Sebutkan faktor-faktor lain yang secara signifikan mempengaruhi rendahnya pendanaan infrastruktur dan non infrastruktur air yang bersumber dari APBD ?
8
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KOMPOSISI PENGELUARAN PEMBIAYAAN APBD TA 2014 *Data terinput 535 Daerah dari 539 Prov/Kab/Kota Komposisi Pengeluaran Pembiayaan Provinsi, Kabupaten/Kota TA 2014
12,266.69 78.62%
Komposisi Pengeluaran Pembiayaan Provinsi TA 2014
9,106.90 90.32%
Total Pengeluaran Pembiayaan 10.082,73 Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah
187.50 9.85 1.86% 0.10% 3,159.78 57.25%
782.55
262.58
Total Pengeluaran Pembiayaan 15.601,88 1.68% 5.02%
Sumber Data : Perda APBD Provinsi/Kab/Kota, Ditjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri 2014
dalam miliar rupiah
Komposisi Pengeluaran Pembiayaan Kabupaten/Kota TA 2014 Total Pengeluaran Pembiayaan 10.082,73
Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan * Modal Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah
2,290.06 14.68%
Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah
778.48 7.72%
595.05 252.73 10.78% 4.58%
1,511.58 27.39%
dalam miliar rupiah
9
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Perbandingan Penyertaan Modal dan SiLPA terhadap Total APBD (Tahun 2014-Dalam Trilliun Rupiah) 855.3
900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
1,44% dari Total APBD
12.3
Penyertaan Modal
8,24% dari Total APBD
70.5 SiLPA
Total APBD 10
Sumber Data : Perda APBD Provinsi/Kab/Kota, Ditjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri 2014
10
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Jumlah PDAM BPD = 26 (2,32%) tersebar pada 3503 Jaringan Kantor BPR = 286 (25,49%) PDAM = 386 (34,40%) PD Lainnya = 424 (37,79%)
Sumber: Ditjen Keuda, 2014
11
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Kontribusi Laba BUMD-PDAM (Tahun 2012 - Rp.10,47 Trilliun)
92,73 % 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
2,95 %
BPD
BPR
0,01 %
PDAM
4,32 %
PD Lainnya
Sumber: Ditjen Keuangan Daerah
12
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERTANYAAN :
2. Bagaimana PDAM bisa efisien? 3. Bagaimana PDAM bisa memiliki daya saing tinggi ? 4. Bagaimana PDAM bisa menghasilkan laba ? 5. Bagaimana PDAM meningkatkan PAD ?
13
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Kinerja PDAM Sehat 43%
Sakit 26% Kurang Sehat 31%
Sumber: Ditjen Keuangan Daerah
14
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Penilaian Kinerja PDAM
KATEGORI SEHAT
PDAM mampu berkembang, meraih untung, mampu mengelola pinjaman, mampu melakukan penggantian aset, operasi efisien
KURANG SEHAT
PDAM kurang berkembang, pendapatan hanya bisa menutup biaya operasi, keuntungan rendah, resiko kegagalan penyelesaian hutang tinggi
TIDAK SEHAT
PDAM tidak berkembang, menderita kerugian, operasi didasarkan sumber daya yang terbatas, penyelesaian pinjaman bermasalah Sumber: Ditjen Keuangan Daerah
JUMLAH PDAM
43 % 31 %
26 %
15
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TARIF AIR MINUM • Tarif rata-rata nasional Rp 1,814.63 /m3 • Rata-rata harga pokok air minum Rp 2,243.28/m3 • Beban yg ditanggung PDAM Rp 413.09/m3 • Masih banyak PDAM dengan tarif Rp 500-750/M3 • DPRD menuntut agar dilibatkan dalam penyesuaian tarif
Tarif tidak mencerminkan prinsip “full cost recovery” 16
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KONDISI EKSISTING : KINERJA PELAYANAN AIR MINUM: PERKOTAAN 45% PERDESAAN 10% NASIONAL 24% (35 TH7 JUTA SR)
10 JUTA SAMBUNGAN BARU 2013
RPJMN : KINERJA PELAYANAN AIR MINUM: PERKOTAAN 45% PERDESAAN 30% NASIONAL 40%
TARGET MDG’S (2015) PERKOTAAN 80% PERDESAAN 60%
17
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
ANALISIS
TANTANGAN MDG’s 2015
DIPERLUKAN AKSES PENDANAAN YANG LEBIH LUAS (PERANSERTA SWASTA, MASYARAKAT DAN OBLIGASI)
18
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERTANYAAN : 6.
Insentif apa yang diperlukan agar pemerintah daerah bersedia meningkatkan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur air dan non infrastruktur air ? 7. Regulasi yang bagaimana diperlukan sebagai instrumen dalam rangka mendukung peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur air dan non infrastruktur air ? 8. Apakah diperlukan mekanisme baru dalam penyediaan anggaran untuk pembangunan infrastruktur air dan non infrastruktur air ? 9. Langkah dan strategi apa saja yang telah dilakukan untuk terlaksananya 10 juta sambungan baru dan pencapaian target MDG’s perkotaan 80% dan perdesaan 60% ? 10. Regulasi apa yang diperlukan sehingga ketersediaan air baku akan dapat dikendalikan ?
19
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
BENTUK KELEMBAGAAN UNTUK PELAYANAN UMUM DAN POLA PENDANAAN
Problematika Dikelola Sendiri - DAU & Transfer Pemerintah tdk cukup - Potensi Daerah & PAD kecil - Investasi tdk masuk
Managed by Local Entreprises
PUBLIC GOODS
BUMD
QUASI PUBLIC GOODS
PROFIT GOODS
PRIVATE GOODS
PERSEROAN TERBATAS
PRIVATISASI
RUU - BUMD
TDK SEHAT
SWASTA
PERSERODA PROFIT ORIENTED
SEHAT
PERUMDA PELAYANAN UMUM
TDK SEHAT
BLUD
APBD JASA LAYANAN
Retribusi masuk Kas BLUD
SKPD
APBD
Retribusi masuk Kas Daerah
Managed by LG
POLA PENDANAAN SKPD - BIAYA PELAYANAN DARI APBD, RETRIBUSI MASUK KE KAS DAERAH. - INOVASI PEMBIAYAAN (PINJAMAN, KERJASAMA DLL) MENGIKUTI KETENTUAN APBD POLA PENDANAAN BLUD - BIAYA PELAYANAN DARI APBD, - RETRIBUSI MASUK KE KAS BLUD DAN DIBELANJAKAN OLEH BLUD. - INOVASI PEMBIAYAAN LBH FLEKSIBEL UNTUK DANA HSL PELAYANAN - KONSOLIDASI APBD PD AKHIR TAHUN
POLA PENDANAAN BADAN USAHA - BIAYA PELAYANAN DARI TARIF, - INVESTASI DARI PEMILIK, - KERJASAMA DG PIHAK III. - PENERIMAAN & BELANJA DIBUKUKAN PERUSAHAAN. - INOVASI PEMBIAYAAN LEBIH FLEKSIBEL BERDASARKAN PRINSIP KEPENGUSAHAAN YANG SEHAT.
20
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Permendagri 23/2006 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Pengaturan Tarif Air Minum pada PDAM • •
• • •
Melaksanakan amanah Psl 60 ayat (8) PP 16/2005 Prinsip-prinsip formulasi tarif air minum: • Keterjangkauan: disesuaikan dg daya beli masyarakat • Keadilan : Subsidi silang (tarif differensiasi) • Pemulihan biaya (FCR): tarif rata-rata = biaya produksi • Mutu Pelayanan : FCR + 10 % LABA • Efisiensi Pemakaian Air : tarif progresif • Transparansi dan Akuntabilitas dalam hal penetapan tarifmekanisme penetapan tarif (meminimalisir kepentingan politik) • Perlindungan Air Baku : tarif progresif Jika usulan tarif tdk disetujui KDH shg tdk FCR, Pemda mengupayakan subsidi tarif melalui APBD Direksi wajib menyusun RJP Perusahaan (corporate plan ) sbg alat sinkronisasi perencanaan tarif dan pengembangan PDAM dg RPJMD dan APBD Peninjauan tarif periodik dpt dilakukan dlm keadaan luar biasa yg mengakibatkan diperlukannya perubahan RJP Perusahaan (corporate plan)
21
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Permendagri 2/2007 : Organ dan Kepegawaian PDAM • Direksi diangkat KDH (selaku RUPS) atas usul Dewan Pengawaspengangkatan dg Keputusan KDH • Calon Direksi bersedia bekerja penuh waktu & tdk boleh ada unsur nepotisme dg KDH/Wakil KDH, Dewan Pengawas, & Direksi lainnya • Calon Direksi hrs lulus fit and proper test • Larangan jabatan rangkap bagi Direksi • Jmlh Direksi berdasarkan jumlah pelanggan • Kewajiban menyebarluaskan Laporan Tahunan (laporan keuangan & laporan manajemen) ke media masa 15 hr setelah disahkan KDH • Biaya tenaga kerja tdk lebih dari 40% total biaya tahun lalu.
22
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
AKSELERASI 10 JUTA SAMBUNGAN BARU • Telah diterbitkan SE Menteri Dalam Negeri tentang Percepatan terhadap program penambahan 10 juta Sambungan Rumah Air Minum tahun 2009 s/d 2013 yang menyebutkan tentang pembebasan setoran PAD bagi PDAM yang belum mampu melayani 80% masyarakat di wilayahnya untuk digunakan keperluan investasi kembali sebagai upaya untuk mendorong penguatan permodalan PDAM. • Program 10 juta sambungan baru sbg salah satu prioritas daerah yang dituangkan dlm PMDN tentang Pedoman Penyusunan APBDsetiap pembahasan RAPBD, Depdagri akan mencermati alokasi APBD terhadap program ini. • Mendorong Pemda untuk memanfaatkan mekanisme pinjaman daerah yang ditujukan untuk pengembangan dan pembangunan infrastruktur air minum. Infrastruktur tersebut selanjutnya dijadikan penyertaan modal pemerintah kepada PDAMinstrumen PP 54/2005, pinjaman daerah hrs mendapatkan pertimbangan MDN.
23
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Kebijakan Penyertaan Modal Pada PDAM Menurut Permendagri 22/2011 Bagi PDAM yg cakupan pelayanannya blm 80%, laba bagian pemda wajib disetor ke kas daerah utk dianggarkan dlm APBD sebagai tambahan penyertaan modal Pemda dihimbau utk melakukan penambahan modal sebagaimana telah diamanahkan dalam perda penyertaan modal baik yg bersumber dari setoran laba PDAM maupun dari sumber lainnya.
24
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERTANYAAN : 11. Bagaimana dengan pengelolaan air limbah ? 12. Apa langkah yang perlu dilakukan agar pengelolaan air limbah terlaksana secara efektif dan efisien ? 13. SKPD atau organisasi apa yang lebih tepat diberikan tugas dan fungsi untuk mengelola air limbah ? 14. Apakah perlu dibentuk asosiasi dan perusahaan daerah (perusahaan daerah air limbah) dan atau perusahaan daerah terbatas untuk menangani pengelolaan air limbah tersebut ? 15. Apakah Perusahaan Daerah Air Limbah yang ada selama ini telah dipandang cukup efektif ? Apabila belum efektif apakah perlu dibentuk BLUD untuk menangani khususnya yang berskala kecil ?
25
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Terima Kasih
B I O DATA Nama Tempat/Tgl. Lahir Agama Alamat Kantor
: : : :
Hp Email Pgkt/Gol./Ruang
: : :
PENDIDIKAN 1987 1993 – 1994
: :
1994 2007 2014
DR. Drs. REYDONNYZAR MOENEK., M.Devt.M. Padang, 14 Nopember 1960 Islam Kementerian Dalam Negeri Jl. Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta Pusat Tel/Fax: 021-3811101 0818710342
[email protected] Pembina Utama Madya (IV/d)
S1 Tugas Belajar pada UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta Jurusan Ilmu Administrasi Negara. S2 (Pasca Sarjana) pada ASIAN INSTITUTE Of MANAGEMENT (AIM) – Makati, Metro Manila, Phillippines. Master in Development Management M. Devt. M) – Analyst Investasi, Keuangan, Desentralisasi Fiskal dan Public-Private Partnership Specialist. : “Exchange Program” between Asian Institute Of Management (AIM) Phillippines with Australian Universities, Australia. : Post Graduated (Candidate Ph.D) pada Local Autonomy College University of Tokyo Jepang, spesialis “Local Government & Regional Finance“. Disertasi: “Searching for the Equilibrium : Reformatting the National Integrity, Fiscal Decentralization Indonesia’s Cases “. : Doktor Ilmu Pemerintahan Bidang Kebijakan Fiskal pada Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung Bidang Kebijakan Fiskal
BAHASA • Inggris (Excellent) • Perancis (Excellent) • Filipino/Tagalog (Fair) • Japanese (Fair) PENGALAMAN / PEKERJAAN Pengajar / Pengajar Tamu, Konsultan Lepas pada berbagai Institusi bid. Ekonomi, Keu, Manajemen & Desentralisasi Fiskal dalam dan luar negeri. Penyusun Modul berbagai Pelatihan/Pendidikan Ekonomi, Keuangan dan Manajemen. Pembicara/Keynote Speakers/Organizer Seminar Dalam dan Luar Negeri bidang Ekonomi, Politik, Keuangan, Manajemen & Desentralisasi Fiskal. Saksi Ahli Bidang Pemerintahan Daerah dan Keuangan Daerah. PENGHARGAAN Satyalancana Karya Satya 30 Tahun Penghargaan dalam bidang “Environment Diplomacy Relation Award” pada the 10th Republic of Korea Environmental Culture Award”, di Seoul, Korea Selatan Thn 2012 “Elshinta Award Tahun 2012” sebagai the Most Favourite Jubir/Kapuspen Berdasarkan Polling.
JABATAN 1. Direktur Administrasi Pendapatan dan Investasi Daerah (APID pada Ditjen BAKD Depdagri) (Juni 2008 – September 2010); 2. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri/Kepala Pusat Penerangan (2010 – Juni 2013); 3. Staf Ahli Menteri Bidang Hukum, Politik, Dan Hubungan Antar Lembaga (Feb 2013 – Juni 2014); 4. Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Juni 2014-Sekarang).