20
KEADAAN UMUM Letak Geografis. Batas dan Luas Wilayah Pulau Mansuar termasuk dalam Distrik Mios Mansaar
yang secara
geografis terletak pada posisi 0° 20’ LS- 0°30’LS dan 130°30 - 131°43’BT dengan Luas Wilayah 22,32 Km² dengan batas Wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan Pulau Gam
Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Dampier.
Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Waigeo Selatan
Sebelah Barat berbatasan dengan Kepulauan Fam
Sumberdaya Alam Dapat Pulih Sumberdaya alam dapat pulih atau sumberdaya alam yang dapat diperbaharui meliputi sumberdaya alam hayati berupa flora dan fauna yang ada di darat maupun yang ada di perairan laut. Jenis flora dan fauna yang terdapat di daratan kabupaten Raja Ampat umumnya dan khususnya di Kawasan Mansuar antara lain didominasi oleh berbagai jenis pohon seperti Kayu Merbau yang biasanya disebut dengan nama Kayu besi (Intsia bijuga), Kayu Matoa (Pometia sp), Kayu Laka (Metrosidero pitialatta), kayu Bintanggur (Callophyllum sp), Kayu Angsana (Pterocarpus indicus), kayu kenari (Canarium aspelis), kayu Nyato (Palaqyum sp), Kayu Damar (Podocarpus blumei), Kayu Bintanggur pantai ( Bischovia javanica ), Kayu Binuang (Octomeles sumatrana) dan jenis Beringin (Ficus sp), Kayu Merawan (Anisoptera sp), dan lain-lain. Sedangkan jenis fauna yang terdapat di daratan antara lain : Cenderawasih Merah (Paradisaea rubra), Nuri Kepala Hitam (Lorius lory), Raja Udang (Halcyon nigrocyanea), Mambruk (Saura chiristata), Rengkong yang dikenal dengan nama Burung Taun-taun (Acceros udallatus), dan jenis hewan yang tidak dilindungi seperti : Babi Hutan (Sus scorfa), Tikus Tanah (Melimi), Ular Coklat (Lisis alberthesis), Kuskus
21
(Phalanger maculatus), Nuri ekor panjang (Alisterus
chloropterus),
Nuri hitam
(Chalcopsitta atra), Emprit (Longchare sp), Jenis flora di kawasan pesisir dan lautan Mios Mansaar antara lain Mangrove, Padang lamun, Rumput laut, dan tumbuhan pantai. Sedangkan fauna yang ada di laut antara lain : Terumbu karang, Ikan laut (ikan karang), Mollusca, Burung, dan lain-lain. Jenis burung dikawasan pesisir Mios Mansaar antara lain : Cangak laut (Ardea sumatrana), Kuntul kecil (Egretta garzetta), Elang bondol (Haliastur indus), dan Umukia raja ( Tadorna radjah).
Ekosistem Pesisir Ekosistem dan sumberdaya alam pesisir merupakan suatu himpunan integral dari komponen hayati dan nir-hayati, yang secara fungsional berhubungan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu sistem yang dikenal dengan ekosistem atau sistem ekologi. Kelangsungan fungsi ekosistem sangat menentukan kelestarian sumberdaya alam sebagai komponen yang terlibat dalam sistem tersebut. Karena itu untuk menjamin kelestarian sumberdaya alam, perlu diperhatikan hubungan ekologis yang berlangsung di antara komponen-komponen sumberdaya alam yang menyusun suatu sistem. Terkait dengan wisata bahari di Meos Mansaar yang mana ekosistem pesisir dan laut yang yang menjadi andalan obyek wisata (ekowisata) bahari adalah terumbu karang dan ikan karang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Terumbu Karang Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang khas dan memiliki produktifitas yang tinggi. Bersama-sama dengan ekosistem lamun dan mangrove, ekosistem ini merupakan 3 ekosistem pesisir yang khas untuk daerah tropis. Ekosistem terumbu karang di Kepulauan Raja Ampat terbentang di paparan dangkal di hampir semua pulau-pulau. Tipe terumbu yang terdapat di Kawasan Meos Mansaar umumnya berupa karang tepi (fringing reef), dengan kemiringan yang cukup curam. Selain itu terdapat juga tipe terumbu cincin (atol) dan terumbu penghalang (barrier reef).
22
Fungsi terumbu karang antara lain sebagai pelindung pantai dari gelombang dan badai, merupakan sumber plasma nutfah dan keanekaragaman hayati yang sangat diperlukan bagi industri pangan, bioteknologi, dan kesehatan serta merupakan habitat bagi berbagai ikan. Hasil penelitian dari lembaga-lembaga internasional seperti kegiatan Marine RAP (Rapid Assessment Program) yang dilakukan oleh Conservation International dan REA (Rapid Ecological Assessment) yang dilakukan oleh TNC dan WWF, menyatakan bahwa keanekaragaman hayati terumbu karang di Kepulauan Raja Ampat luar biasa dan umumnya dalam kondisi fisik yang baik. Hasil penelitian terbaru tahun 2006, menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang berada dalam kondisi baik dengan persen tutupan karang hidup antara 50 % - 70 %. Di sekitar Meos Mansaar tepatnya di Arborek, persen tutupan karang adalah ≥ 50 %. (CI dan TNC 2004 dalam Anonimous 2006).
2. Ikan karang Perairan Kepulauan Raja Ampat mengandung keanekaragaman jenis ikan yang tinggi. Conservation International (CI) menemukan 828 jenis ikan selama survei kelautan pada tahun 2001. The Nature Conservancy (TNC) bersama WWF dalam studi ekologi secara cepat pada tahun 2002 menjumpai 899 jenis. Secara keseluruhan Raja Ampat diketahui mempunyai 1.104 jenis ikan yang terdiri dari 91 famili. Daerah Raja Ampat yang mempunyai keanekaragaman ikan karang yang tinggi adalah antara lain di Selat Dampier yang terletak di utara Pulau Batanta dan selatan Pulau Waigeo – Gam (termasuk di dalamnya Distrik Meos Mansaar). Daerah-daerah tersebut tercatat memiliki jenis ikan lebih dari 200 spesies, merupakan angka yang tinggi dalam keanekaragaman jenis ikan di suatu lokasi. Gerry Allen, ahli karang dunia, menemukan 284 dan 283 jenis ikan dalam satu kali penyelaman. Sejauh ini perairan kepulauan Raja Ampat mempunyai enam jenis ikan yang dikategorikan jenis endemic (Dinas Kelautan dan Perikanan Raja Ampat 2007) yaitu: 1. Hemiscyllum henryi . Spesies ini terdapat di hamparan karang yang dangkal, dan terutama terlihat pada malam hari. Jenis ikan ini menyerupai hiu bertotol dan
23
disebut masyarakat dengan nama Kalabia. Jenis ikan ini berenang dengan menggunakan siripnya dipermukaan tanah atau karang sehingga terlihat seperti berjalan. 2. Pseudochromis sp. (Pseudochromidae). Spesies ini umumnya terlihat di dasar-dasar pecahan batu pada bagian dasar lereng-lereng yang curam di kedalaman sekitar 18 hingga 20 m. Umumnya terlihat menyendiri atau berpasangan. 3. Apogon leptofasciatus. Spesies ini dideskripsikan berdasarkan tiga spesimen yang dikumpulkan oleh Allen di Pulau Batanta pada tahun 2001. Hanya sekitar 15 individu terlihat pada kedalaman antara 12-15m. 4. Apogon oxygrammus. Spesies ini merupakan jenis ikan cardinal yang jarang. Tiga specimen dikumpulkan oleh Allen (pada kedalaman 45-50 m di Pulau Pef, sebelah ujung barat Pulau Gam. Ikan-ikan tersebut melayang-layang dalam jarak yang pendek di atas dasar pecahan batu yang tertutup Halimeda diantara kumpulan besar Apogon ocellicaudus. 5. Meiacanthus crinitus. Spesies ini umumnya hidup di karang-karang yang ternaungi dengan karang hidup yang melimpah pada kedalaman 1-20 m. 6. Eviota raja. Ikan gobi yang sangat kecil dan melayang-layang di perairan-tengah ini merupakan jenis yang umum di perairan yang ternaungi dengan pertumbuhan karang yang kaya. Sangat mirip dengan E. bifasciata, suatu spesies sympatric yang tersebar melintasi nusantara .
Iklim Kepulauan Raja Ampat dan sekitarnya, termasuk Pulau Mansuar pada umumnya, termasuk daerah beriklim tropis dengan variasi perubahan musim kemarau dan musim penghujan tidak begitu jelas. Dari letak geografisnya antara Benua Asia dan Australia menyebabkan keadaan iklim di Kabupaten Raja Ampat pada umumnya di pengaruhi oleh angin muson yaitu : Bulan Mei – November, bertiup angin Pasat tenggara dengan sifat – sifatnya relatif kurang mengandung air, termasuk diantaranya Kepulauan Raja Ampat dan sekitarnya.
24
Hasil pengamatan Badan Metreologi dan Geofisika Sorong, curah hujan dalam 10 tahun terakhir (1993 – 2003) yaitu rata –rata 2512 mm / tahun, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Juli yaitu 298 mm dan jumlah hari hujan 19 hari. Suhu udara maksimum rata – rata 31,25 C dan minimum 25,15 C dengan kelembaban rata – rata 8/1,5 % keadaaan iklim tersebut bila diklasifikasikan menurut kategori Schmidt dan Furguson termasuk daerah dengan tipe iklim A. Tabel 2 Keadaan curah hujan dan hari hujan Kabupaten Raja Ampat Tahun 2003 No
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Curah Hujan (mm)
Hari Hujan
45 290 50 130 120 167 58 58 192 80 78
6 15 10 11 12 10 7 18 13 13 10
Total
1314
125
Rata – Rata
109.5
10.4
Sumber : Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat, 2006. Dari tabel 2 diketahui bahwa hujan paling sedikit adalah 6 kali dan paling banyak 18 kali pada bulan Januari dan bulan Agustus. Kelembaban nisbi udara terendah adalah 82 %, sedangkan temperatur maksimum adalah 31.5 °C dan minimum adalah 19.5 °C. Topografi. Keadaan Topografi pada wilayah Kabupaten Raja Ampat sebagian besar + 70 % merupakan peraian yang memisahkan pulau yang satu dengan pulau yang lain. Pulau –
25
pulau tersebut bervariasi luasnya yang terdiri dari 4 (empat) Pulau Besar yaitu : Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati dan Pulau Misool. Pulau Mansuar dan Distrik Meos Mansaar terletak di Pulau Waigeo bagian selatan.Topografi Pulau Mansuar dan pulau-pulau kecil lainnya di Distrik Meos Mansaar mulai dari datar sampai berbukit dan berbatu sampai dapat mencapai kemiringan 50 %.
Oseanografi Perairan Kabupaten Raja Ampat merupakan bagian dari Perairan Indonesia yang berbatasan dengan dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, sehingga sifat serta kondisi fisik dan kimia seperti massa air, arus, pasang surut dan kesuburan perairan sangat dipengaruhi oleh kedua samudera tersebut. Selain pengaruh ini, musim juga turut mempengaruhi kondisi perairan karena perubahan musim dari barat ke timur atau sebaliknya akan menyebabkan perubahan kondisi fisik seperti perubahan suhu, salinitas, gelombang, dan lain-lain dari perairan tersebut (Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006) Mata Pencaharian Mayoritas mata pencaharian penduduk Meos Mansaar adalah nelayan. Mata pencaharian sebagai nelayan adalah merupakan mata pencaharian pokok yang dianggap memberikan hasil bagi penduduk setempat, karena hanya dengan hasil penangkapan ikan yang dijual, bisa dapat memenuhi kebutuhan penduduk. Kegiatan penangkapan ikan dapat dilakukan pada siang hari maupun malam hari. Hasil penangkapan ikan kemudian dijual dan keuntungannya digunakan untuk membeli kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Disamping mata pencaharian sebagai nelayan, masyarakat juga memiliki mata pencaharian sebagai petani, juga terdapat beberapa warga masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri. Beberapa masyarakat juga ada yang mempunyai kios yang menyediakan kebutuhan pokok (Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006).
26
Sejarah dan Budaya Masyarakat Sejarah masyarakat di Distrik Mios Mansaar tidak terlepas dari sejarah masyarakat Biak dan Numfor di wilayah teluk Cenderawasih. Orang Biak dan Numfor bermigrasi ke Raja Ampat dalam beberapa periode waktu dan sejarah, bermula dari pelayaran hongi dan pembayaran upeti kepada Sultan Tidore/Ternate. Periode perjalanan suku Biak dan Numfor berikutnya mengikuti arah perjalanan Koreri (Manarmaker) dalam legenda kepercayaan tradisional Biak. Migrasi terakhir diperkirakan terjadi pada akhir tahun 1950-an. Oleh karena masyarakat di Distrik Meos Mansaar berasal dari Biak maka budaya dan bahasa mereka juga sama dengan bahasa Biak. Yang membedakannya hanya dialek/ragam bahasanya. Umumnya penduduk asli Meos Mansaar beragama Kristen Protestan, kecuali Sawandarek yang beragama Advent. Berdasarkan kondisi geografis dan ragam ekosistem, maka masyarakat Meos Mansaar tergolong masyarakat pesisir atau nelayan. Masyarakat Meos Mansaar dalam menjalankan kelangsungan hidupnya paling banyak memanfaatkan hasil laut dan potensi lingkungan perairan dan pesisir. Kampung – kampung yang telah didiami secara tetap oleh masyarakat Meos Mansaar adalah kampung – kampung yang ada di daerah pesisir Meos Mansaar yang relatif mudah mengalami kontak – kontak dengan masyarakat lain. Sistem ekonomi masyarakat Meos Mansaar tidak lagi dikategorikan pada tingkat subsisten, tetapi sudah tergolong sistem perdagangan karena hasil laut yang diperoleh tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri melainkan sudah didistribusikan dengan imbalan ekonomis kepada pihak lain.
Pengembangan Ekowisata Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung barat Pulau Papua memiliki empat pulau utama yang bergunung-gunung yaitu Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool dengan ratusan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Kawasan karst yang terdiri dari ratusan pulau-pulau kecil merupakan salah satu fenomena alam yang indah dan masih asli.
27
Kekayaan flora dan fauna yang dimiliki Raja Ampat seperti burung Cenderawasih botak, Cenderawasih merah, Maleo waigeo, Kus-kus, Anggrek, Palem dan lainnya memberikan daya tarik tersendiri. Dengan kondisi alam Raja Ampat yang masih asli dan memiliki keanekaragaman hayati tinggi maka kawasan ini memiliki potensi
pariwisata
yang
luar
biasa,
baik
alamnya,
tingginya
endemisitas
keanekaragaman hayati darat dan laut, potensi pesisir, maupun budaya dan adat masyarakat setempat. Obyek-obyek wisata tersebut dapat dikembangkan untuk menarik para turis baik domestik maupun mancanegara. Potensi wisata yang dimiliki Raja Ampat dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi peningkatan perekonomian masyarakat apabila dikelola dengan baik. Tercatat sekitar 46 kawasan wisata pesisir dan bahari yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi obyek ekowisata. Namun pada tahun 2003 sampai sekarang baru satu lokasi yang dikelola oleh PT. Papua Diving, khusus potensi wisata bahari di Distrik Meos Mansaar (Pulau Mansuar). Potensi wisata bahari dan wisata alam lainnya yang telah dikembangkan oleh PT. Papua Diving di Distrik Meos Mansaar (Pulau Mansuar) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Obyek wisata di Distrik Meos Mansaar No
Tempat Wisata
Kampung
Obyek Wisata
1 2
Keep Kri Pulau Gam
3 4 5
Selat Kabui Pulau Dua Arborek
Yembuba Yenwapnor Sawingray Kabui Yenbekwan Arborek
6 7 8 9
Pulau Roti Karuy Bepyar Tomlol Sawandarek
Yembuba Yembuba Yembuba Sawandarek
Terumbu karang Burung Cenderawasih Ikan karang Terumbu karang Pantai, Terumbu karang Terumbu karang Ikan Manta Pantai, Terumbu karang Pantai, Terumbu karang Pantai, Terumbu karang Danau, Terumbu karang
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, 2007
28
Pengembangan ekowisata saat ini di Meos Mansaar tidak hanya diselenggarakan oleh Papua Diving tetapi juga oleh masyarakat yang bekerjasama dengan Papua Diving. Ada satu penyelenggara lagi dari pihak swasta yang saat ini sudah pada taraf pembangunan infrastruktur yaitu PT. RADIL. Jumlah Penginapan di Meos Mansaar saat ini adalah 19 unit dengan sebaran seperti terlihat pada tabel 4. Tabel 4 Jumlah hotel dan penginapan, kamar dan tempat tidur di Meos Mansaar No
Nama Tempat
jumlah
Jumlah kamar
1 2 3 4 5 5
Sorido Bay resort Eco Kri resort Yembuba Sawingray Yenwapnor Kurkapa
7 7 2 1 1 2
14 14 8 2 2 4
Jumlah
20
Keterangan PT. Papua Diving PT. Papua Diving Masyarakat Masyarakat Masyarakat PT. RADIL
44
Sumber : Data Primer, 2009. Tabel 5 Daftar operator pariwisata yang beroperasi di Raja Ampat No
Perusahaan/Operator
1 2 3 4
PT. Papua Diving PT. Pusat Inti lautan Luas PT. Karya Cemerlang PT. Grand Komodo
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
KM. Sakti Pinditho Ondina Pelagian Lion Wind Bidadari PT.Pura Grup Queen Of The Sea Kararu Ikan Gurami Ocean Rover Seven Seas
Nama Kapal MV. Voyager Adv. Komodo KM. Temu Kiri KM. Putri Papua KM. Sakti Pinditho Spirit Of Pura -
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, 2008
Status Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Belum Terdaftar Belum Terdaftar Belum Terdaftar Belum Terdaftar Belum Terdaftar
29
Kunjungan Wisatawan Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Raja Ampat dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Terhitung tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, peningkatan kunjungan wisatawan pertahun sebesar 98,29 % untuk wisatawan mancanegara dan 73,31 % untuk wisatawan domestik. Wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Raja Ampat biasanya tinggal di resort yang ada di Distrik Mios Mansaar (Papua Diving dan masyarakat) namun ada yang tinggal di atas kapal (liveaboard) dengan lama tinggal 6 sampai 21 hari. Wisatawan yang menggunakan kapal biasanya tujuan perjalannya tidak hanya ke Mios Mansaar tetapi sampai di Kofiau dan Misool. Wisatawan asing yang tinggal di atas kapal (liveaboard) pada umumnya mengikuti paket kunjungan (paket liveaboard) yang disediakan oleh perusahaan penyedia jasa ekowisata. Musim kunjungan wisatawan liveaboard ke Raja Ampat adalah mulai dari bulan September sampai bulan Mei setiap tahunnya. Perlu diketahui bahwa setiap kunjungan wisatawan (mancanegara atau nusantara) apakah menggunakan jasa wisata Papua Diving ataupun Liveaboard yang ada pasti akan berkunjung ke obyek – obyek wisata laut yang ada di Meos Mansaar. Para wisatawan ini dalam perjalanan wisatanya ada yang menjadikan Meos Mansaar sebagai tujuan pertamanya sebelum ke obyek wisata lain tetapi ada juga yang menjadikannya sebagai tujuan terakhir.
Kegiatan Ekowisata Bahari Penyelenggara kegiatan ekowisata bahari di Pulau Mansuar atau distrik Meos Mansaar saat ini adalah Papua Diving. Penyelenggara yang dimaksud disini adalah yang memiliki resort di Distrik Meos Mansaar yaitu Resort Sorido Bay dan Eco Kri resort. Sebenarnya sesuai data pada tabel 6, ada beberapa perusahaan atau operator ekowisata bahari yang juga menyelenggarakan kegiatannya di Meos Mansaar namun basis perusahaan- perusahaan ini ada di sorong dan tidak memiliki resort di Meos Mansaar.
30
Perusahaan penyelenggara ini (bukan Papua Diving) melayani wisatawan langsung dari sorong kemudian dengan menggunakan kapal menuju ke Meos Mansaar untuk kegiatan wisata bahari. Wisatawan biasanya menginap di kapal selama melakukan kegiatan sesuai paket wisata yang ditawarkan penyelenggara. Daerah tujuan wisata dengan menggunakan kapal – kapal ini biasanya selain ke Meos Mansaar,juga ke Wayag, Kofiau dan Misool. Paket wisata yang ditawarkan oleh Papua Diving pada umumnya adalah paket wisata diving dan snorkel, namun ada beberapa paket wisata yang bukan diving seperti pengamatan burung Cenderawasih merah di Sawingray dan Yenwapnor dan perjalanan keliling pulau Fam serta mandi di air terjun Batanta. Terdapat ± 31 titik penyelaman yang direkomendasikan oleh perusahaan untuk kegiatan menyelam. Namun ada beberapa yang sangat terkenal dan paling sering dikunjungi wisatawan antara lain : 1. Cape Kri adalah salah satu spot diving yang sangat terkenal di dunia internasional karena Dr. Gerald Allen (ahli ikan dari Australia) menemukan lebih dari 283 jenis ikan yang berbeda dalam satu spot ini. 2. Mike’s point adalah salah satu titik penyelaman favorit oleh para wisatawan, nama Mike diambil dari nama anak pertama pemilik Papua Diving. Tempat ini sangat indah dan cantik karena penuh dengan karang yang berwarna warni. Di tempat ini kita juga dapat menyaksikan bangkai pesawat amerika yang jatuh saat perang dunia kedua karena kehabisan bahan bakar. 3. Five rock yaitu salah satu titik penyelaman di Manswar yang banyak terdapat hard coral maupun soft coral sehingga terkadang terlihat seperti kebun. Pada titik ini kita bisa menyaksikan electric clamb dengan strip putihnya yang berputar seperti listrik. 4. Satu titik di sebelah barat dari Eco Kri adalah satu titik kegiatan yang dapat menampilkan atraksi melihat dan memberi makan ikan Kalibia (endemik Raja Ampat) Selain titik – titik penyelaman diatas, ada satu atraksi juga yang dapat dilakukan oleh wisatawan ketika selesai mengamati burung Cenderawasih di Sawingray yaitu
31
atraksi memberi makan ikan laut. Ikan akan memakan makanan langsung dari tangan wisatawan. Untuk bisa menikmati semua atraksi yang ditawarkan oleh Papua Diving, maka wisatawan harus menginap di resort Sorido Bay dan resort Eco Kri. Tarif penginapan yang ditawarkan di Eco Kri Resort adalah 65 Euro/orang/malam sudah termasuk tiga kali makan. Sedangkan di resort Sorido Bay, terdapat tiga bangunan yang cukup mewah yang menggabungkan arsitektur modern dengan tradisional papua. Tiga bangunan ini diberi nama Sentani, Wairundi dan Kaimana. Tarif yang ditawarkan untuk menginap di ketiga bangunan ini cukup mahal yaitu masing-masing 150 euro/ malam, 200 euro/malam dan 225 euro/malam. Untuk kegiatan diving, tarif yang ditawarkan untuk sekali menyelam adalah 45 euro, namun ada juga paket 10 penyelaman seharga 350 euro dan paket 20 penyelaman seharga 300 euro. Untuk kegiatan pengamatan burung cenderawasih tarif yang diberlakukan adalah 25 euro/orang (minimal 2 orang), sedangkan paket mengelilingi Pulau Fam diberlakukan tarif sebesar 100 euro/orang (minimal 4 orang).
Kontribusi Terhadap PAD Walaupun Kepulauan Raja Ampat memiliki potensi wisata yang sangat besar, namun sangat disayangkan potensi tersebut sampai saat ini masih belum dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan laporan PAD Kabupaten Raja Ampat tahun 2005, sektor pariwisata hanya mampu menyumbang sebesar Rp. 45.600.000 atau 0,0003% dari total Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Raja Ampat yang sebesar Rp. 151.161.816.000. Pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 500.500.000,dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 1.187.750.000,-. Distribusi PAD dari sektor Pariwisata tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 6.
32
Tabel 6 Distribusi Pendapatan sektor pariwisata Raja Ampat tahun 2008 Bulan
Jumlah Pendapatan
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total Keterangan
:
Sumber
:
Disetorkan sebagai dana (Rp) PAD
Konservasi
Peng.Masy
Admins
87,000,000
26,100,000
24,360,000
24,360,000
12,180,000
119,250,000
35,775,000
33,390.000
33,390.000
16,695,000
105,000,000
31,500.000
29,400.000
29,400.000
14,700.000
149,500,000
44,850,000
41,860,000
41,860,000
20,930.000
77,000,000
23,100,000
21,560,000
21,560,000
10,780,000
54,000,000
16,200,000
15,120,000
15,120,000
7,560,000
45,750,000
13,725,000
12,810,000
12,810,000
6,405,000
44,000,000
13,200,000
12,320,000
12,320,000
6,160,000
63,250,000
18,975,000
17,710,000
17,710,000
8,855,000
139,250,000
41,775,000
38,990,000
38,990,000
19,495,000
172,250,000
51,675,000
48,230,000
48,230,000
24,115,000
131,500,000
39,450,000
36,820,000
36,820,000
18,410,000
1,187,750,000
356,325,000
332,570,000
332,570,000
166,285,000
Peng.Masy = Pengembangan masyarakat Admins = Administrasi Dinas pariwisata Raja Ampat tahun 2009
Pendapatan sektor pariwisata sebesar ini diperoleh dari pajak orang asing/turis saja. Padahal bila potensi wisata yang dimiliki ini dikembangkan dengan baik maka tentu dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi PAD Kabupaten Raja Ampat, dan sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Guna menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata, pemerintah Raja Ampat sedang berusaha mengembangkan potensi pariwisata yang ada, khususnya pariwisata kelautan (wisata bahari), dan menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan kedua setelah sektor perikanan dan kelautan.