7 Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi, membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2), dan dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai inflation factor (VIF), jika VIF lebih besar dari lima maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu Uji Park, Uji Glesjer, Melihat pola grafik regresi, dan uji koefisien korelasi Spearman. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji DurbinWatson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. 2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. 3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Perkebunan kelapa sawit PT. Inti Indosawit Subur (PT. IIS) Kebun Buatan merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit milik Asian Agri yang terdapat di Provinsi Riau (Plantation 2). Secara administrasi, PT. Inti Indosawit Subur Kebun
8 Buatan termasuk wilayah Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamayan Dayun (Kabupaten Siak), Kecamatan Pelalawan, dan Kecamatan Pangkalan Kerinci (Kabupaten Pelalawan). Sedangkan secara geografis, letak areal perkebunan ini berada pada 101º40’ – 102º15’ BT dan 0º05’ – 0º43’ LS. PT. Inti Indosawit Subur Kebun Buatan terletak di Jalan Lintas Timur KM 65 Desa Bukit Agung, Pangkalan Kerinci, Pelalawan – Riau. Kebun Buatan merupakan kebun Asian Agri pertama yang memperoleh sertifikat RSPO (Roundable Sustainable Palm Oil). Batas-batas PT. Inti Indosawit Subur Kebun Buatan adalah sebagai berikut :
Sebelah utara
Sebelah selatan
Sebelah barat
Sebelah timur
: Plasma SP 9, SP 10, Desa Delik, Sungai Siak, Kecamatan Lubuk Dalam dan Dayun : Plasma SP 6, Sungai Kampar, Kec. Langgam, dan Pangkalan Kerinci : Plasma SP 3, SP 5, Kecamatan Kerinci Kanan, dan Tualang : Plasma SP 7, SP 8, Kompleks RAPP , Kecamatan Dayun, dan Kecamatan Pelalawan Keadaan Iklim dan Tanah
Menurut klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di PT Inti Indosawit Subur termasuk tipe iklim B (daerah basah dengan vegetasi hutan hujan tropis). Puncak musim hujan terjadi pada bulan September dan Oktober, sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Mei dan Juni. Rata-rata curah hujan selama lima tahun terakhir (2007-2011) adalah 2 152.4 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan adalah 98.6 hari/tahun. Rata-rata bulan kering 1.6 bulan/tahun dan rata-rata bulan basah sembilan bulan/tahun. Suhu rata-rata harian adalah 31 °C dengan kisaran suhu per hari 27 – 33 °C. Data curah hujan dan hari hujan di Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur, Pelalawan, Riau, Periode 2007 - 2011 disajikan pada Lampiran 4. Jenis tanah pada areal Kebun Buatan adalah alluvial dan podsolik merah kuning. Pada wilayah datar agak berombak, bergelombang dan berbukit jenis tanahnya adalah podsolik merah kuning dengan kedalaman tanah yang lebih dari 100 cm dan tekstur tanah terdiri dari lempung liat berpasir, lempung berpasir dan lempung. Pada areal yang datar, jenis tanahnya adalah alluvial dengan kedalaman tanah lebih dari 100 cm dan bertekstur lempung berpasir sampai pasir. Peta sebaran kelas lahan PT Inti Indosawit Subur dapat dilihat pada Lampiran 5.
Luas Areal dan Tata Guna Lahan Kebun Buatan terbagi menjadi 6 Afdeling kebun inti (Afdeling I-VI) yang terdiri dari Afdeling I dengan luas 881 ha, Afdeling II dengan luas 827 ha, Afdeling III dengan luas 904 ha, Afdeling IV dengan luas 1 112 ha, Afdeling V dengan luas 883 ha, dan Afdeling VI dengan luas 942 ha. Peta tahun tanam Kebun Buatan disajikan pada Lampiran 6. Selain itu terdapat juga lahan kemitraan pola
9 PIR-Trans, dengan luas 10 946 ha serta lahan KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota) yang terdiri dari dua afdeling yaitu Afdeling VII dengan luas 851 ha dan Afdeling VIII dengan luas 649 ha. Total areal PT. Inti Indosawit Subur - Kebun Buatan seluas 5 803 Ha dan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu areal tanaman menghasilkan (TM) dengan luas 5 549 ha, areal prasarana dengan luas 205 ha yang terdiri dari emplasment (62 ha), pabrik (50 ha), dan lain-lain (93 ha), dan areal yang tidak bisa ditanam dengan luas 49 ha yang terdiri dari bukit, sungai, lembah, rawa, dan tandus. Peta PT Inti Indosawit Subur dapat dilihat pada Lampiran 7. Keadaan Tanaman dan Produksi Jenis tanaman kelapa sawit yang ditanam di PT Inti Indosawit Subur Kebun Buatan adalah jenis Tenera (DxP) yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Perkebunan Marihat. Jarak tanam yang digunakan adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan jarak antar barisan 7.96 m dan jarak dalam barisan 9.2 m sehingga diperoleh populasi per hektar 136 pokok dengan empat tahun tanam yang berbeda. Namun pada kenyataan di lapangan, populasi tanaman rata-rata per hektar lebih rendah dari populasi yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh keadaan topografi, jarak tanam yang tidak tepat, dan tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit. Keadaan tanaman pada PT Inti Indosawit Subur dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Populasi berdasarkan tahun tanam Tahun Tanam Luas (Ha) Populasi 1988 988 125 571 1989 744 96 339 1990 1 886 241 253 1991 1 931 243 899 SubTotal 5549 707 062
Pokok/Ha 127 129 128 126 129
Sumber : Laporan Unit Kebun PT. Inti Indosawit Subur Kebun Buatan
Tabel 5. Produktivitas dan bobot janjang rata-rata TBS di Kebun Buatan Produksi/tahun Luas Produktivitas BJR Jumlah Tahun Areal Bobot TBS (ton/ha/tahun) (kg/tandan) TBS (ha) (kg) (tandan) 2006 5 549 6 583 304 129 094 480 22.73 19.61 2007 5 549 6 486 647 133 869 140 23.57 20.64 2008 5 549 6 348 920 140 089 790 24.67 22.07 2009 5 549 6 182 967 143 665 640 25.77 23.24 2010 5 549 5 376 461 126 851 010 22.84 23.59 2011 5549 5 540 121 138 503 040 24.96 25.03 2012 5549 5 427 131 142 068 000 25.60 26.18 (Budget) Sumber : Kantor Besar Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur (2012)
10 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PT Inti Indosawit Subur merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Asian Agri. PT Inti Indosawit Subur dipimpin oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab kepada direksi atas pengelolaan unit usaha yang mencakup budidaya tanaman, pabrik, teknik dan administrasi. Seorang General Manager dibantu oleh Manajer Kebun (Estate Manager), Manajer Pabrik (Mill Manager), Humas dan Kepala Tata Usaha (KTU). Struktur organisasi PT Inti Indosawit Subur dapat dilihat pada Lampiran 8. Kepala Tata Usaha (KTU) bertanggung jawab dalam bagian adminstrasi kebun. KTU dibantu oleh kepala gudang dalam hal pelaksanaan dan pengawasan administrasi di gudang. Status pegawai di PT Inti Indosawit Subur terdiri atas karyawan tetap (SKU) dan pekerja harian lepas (PHL). Jumlah karyawan staf dan non staf di PT Inti Indosawit Subur dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah karyawan di PT Inti Indosawit Subur tahun 2012 No Jabatan Jumlah 1. Staf General Manager Estate Manager Mill Manager Asisten Kepala Asisten Afdeling Asisten Quality Control (QC) Asisten Humas Asisten By Product Asisten Traksi KTU 2. Non Staf Tenaga Kerja Tak Langsung SKU B/H Traksi SKU B/H Kantor SKU B/H Afdeling Tenaga Kerja Langsung SKU B/H Panen SKU B/H Pemeliaraan SKU B/H Lain-lain Jumlah
1 1 1 2 6 1 1 1 1 1
105 117 95 272 540 80 1225
Sumber : Laporan Unit Kebun Buatan Bulan januari 2012
Seorang General Manager membawahi Estate Manager yang secara langsung bertanggung jawab terhadap manajemen kebun. Estate Manager membawahi Asisten Traksi, Asisten Kepala, Asisten Afdeling, Kepala Tata Usaha, Humas, dan Kepala Poliklinik. Estate Manager berperan untuk mengkordinasikan semua kegiatan di Afdeling, menjaga produksi dan mutu hasil agar tetap optimal, selain itu juga agar menjamin aplikasi perawatan, menjamin operasional kebun agar berjalan efektif, efisien, dan sesuai dengan prosedur sistem manajemen yang
11 telah ditetapkan, serta menjamin ketersediaan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, Estate Manager dibantu oleh Asisten Kepala (Askep) yang bertugas membantu dalam pengawasan kegiatan di setiap afdeling, Asisten Kepala membawahi Asisten Afdeling. Pimpinan tertinggi di afdeling adalah Asisten Afdeling, yang bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang ada di afdeling tersebut. Asisten Afdeling membawahi Mandor I yang mengurusi pekerjaan di lapangan, dan Kerani Afdeling serta Kerani Keliling yang mengurusi administrasi afdeling. Asisten Afdeling bertanggung jawab langsung kepada Asisten Kepala, Estate Manager, dan General Manager atas pelaksanaan hasil kerja dari afdeling yang dipimpinnya. Jumlah seluruh tenaga kerja yang terdapat pada Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur sebanyak 1 225 orang sehingga diperoleh Indeks Tenaga Kerja (ITK) pada Kebun Buatan sebear 0.22 orang/ha. ITK merupakan rasio antara jumlah tenaga kerja dengan luas kebun. Jumlah ITK yang ideal untuk perkebunan kelapa sawit sebesar 0.2 – 0.3 orang/ha. Pengelolaan tenaga kerja pada Kebun Buatan sudah efisien karena ITK pada Kebun Buatan diantara 0.2 – 0.3 orang/ha.
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan Tunas pokok (pruning), pemanenan, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi), pemeliharaan sarana dan prasarana. Pelaksanaan kerja di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur secara umum dilaksanakan selama 6 hari kerja dalam seminggu. Waktu hari kerja dalam sehari rata-rata selama 7 jam yang dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan 11.30 WIB, istirahat selama setengah jam (11.30 sampai dengan 12.00 WIB), lalu dilanjutkan bekerja selama dua jam dari pukul 12.00 sampai dengan 13.30 WIB. Penulis diwajibkan mengikuti muster morning (apel pagi) yang dimulai pukul 05.30 WIB bersama Asisten, mandor dan krani, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apel sore hari di kantor Afdeling pada pukul 16.00 sampai dengan 18.00 WIB untuk melaksanakan kegiatan administrasi dan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan untuk esok hari.
Aspek Teknis Tunas Pokok Penunasan pada tanaman menghasilkan (TM) adalah pemotongan pelepah dengan memperhitungkan jumlah pelepah yang dipertahankan. Tunas pokok adalah pekerjaan yang mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang yakni mempertahankan jumlah pelepah yang masih produktif dan dilain pihak harus memotong pelepah untuk mempermudah pekerjaan potong buah, memperkecil losses (berondolan tersangkut di ketiak pelepah) dan memelihara