13
KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Kantor induk Unit Perkebunan Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi ini terletak pada ketinggian 1 200 - 2 100 m dpl. Jarak dari kota Wonosobo ± 16 km ke arah utara dan di lereng Gunung Sindoro. Batas-batas area Perkebunan Tambi adalah sebagai berikut : -
Utara
: Dusun Tambi, Desa Kejajar, Perhutani
-
Timur
: Dusun Sikatok, Desa Canggal, Perhutani
-
Selatan
: Dusun Kalitengah, desa Tlogo, Perhutani
-
Barat
: Desa Maron, Perhutani
Unit Perkebunan Tambi terbagi menjadi empat blok, yaitu: 1. Blok Taman, yang terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. 2. Blok Pemandangan, yang terletak di Desa Sigedang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. 3. Blok Tanah Hijau, yang terletak di Desa Jengkol, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. 4. Blok Panama, yang terletak di Desa Tlogo, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. Keadaan Iklim dan Tanah Curah hujan rata-rata selama sepuluh tahun terakhir (2000 – 2009) adalah 3 372.5 mm per tahun dan rata-rata hari hujannya adalah 154 hari per tahun. Ratarata bulan kering 3.1 dan rata-rata bulan basah 7.9, sehingga tipe iklim berdasarkan curah hujan menurut Schmidth – Ferguson adalah tipe C (Lampiran 4). Suhu di Unit Perkebunan Tambi berkisar antara 17 - 23° C dengan kelembaban udara berkisar antara 80 - 95 %. Jenis tanah di Unit Perkebunan Tambi adalah Andosol dengan pH 4.5 5.0. Keadaan drainase di lahan Unit Perkebunan Tambi adalah sedang sampai
14 dengan cepat. Topografi lahan pada umumnya adalah datar sampai berbukit dengan tingkat kemiringan 0 sampai dengan > 45 %. Luas Area dan Tata Guna Lahan Luas keseluruhan area Unit Perkebunan Tambi berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2010 adalah 273.17 ha. Area tanaman keseluruhannya adalah 245.85 ha yang meliputi area tanaman tua menghasilkan (TTM) dan area tanaman muda menghasilkan (TMM). Area non tanaman antara lain untuk jalan, emplasemen, pabrik, lapangan, agrowisata dan alur jurang. Data penggunaan lahan di Unit Perkebunan Tambi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penggunaan Lahan Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 No. I.
II.
Uraian Tanaman Teh 1. Tanaman Tua Menghasilkan (TTM) 2. Tanaman Muda Menghasilkan (TMM) 3. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 4. Replanting Jumlah Lain-Lain 1. Pembibitan 2. Emplasemen dan kantor 3. Pabrik 4. Agrowisata 5. Jalan Besar 6. Alur Jurang 7. Lapangan 8. Tanaman Akasia Jumlah Jumlah Total
Luas Area (ha) 70.78 175.07 245.85 1.5 11.29 1.66 2.05 7.88 2.25 0.69 27.32 273.17
Sumber: RKAP Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010
Unit Perkebunan Tambi terbagi atas empat blok dengan luas area masingmasing blok berbeda. Tanaman teh di Unit Perkebunan Tambi keseluruhannya merupakan tanaman menghasilkan yang terbagi atas tanaman tua menghasilkan (TTM) seluas 70.78 ha dan tanaman muda menghasilkan (TMM) seluas
15 175.07 ha. Tabel 3 menyajikan luas area TM pada masing-masing blok berdasarkan RKAP Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010. Tabel 3. Luas Area Tanaman Menghasilkan Tiap Blok di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 Luas Area (ha) TTM TMM 11.77 46.12 15.60 61.16 20.57 49.28 22.84 18.51 70.78 175.07
No Blok 1 2 3 4
Taman Pemandangan Panama Tanah Hijau Jumlah
Jumlah (ha) 57.89 76.76 69.85 41.35 247.55
Sumber : RKAP Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010
Keadaan Tanaman dan Produksi Bahan tanaman yang digunakan di Unit Perkebunan Tambi berasal dari klonal dan seedling. Tanaman asal klonal biasanya merupakan tanaman baru yang diusahakan oleh perusahaan. Tanaman asal seedling umumnya tanaman tua menghasilkan yang merupakan peninggalan jaman Belanda yang umurnya sudah puluhan tahun. Tanaman teh asal klonal yang ditanam di Unit Perkebunan Tambi antara lain Cin 143, TRI 2024, TRI 2025, Gambung 3, Gambung 4, Gambung 7, Ranca Bolang 3, Ranca Bolang 8, dan Tambi Merah (TB Merah). Sedangkan, tanaman teh asal seedling yang ditanam adalah Assamica, Malabar Pasir Sarongge (MPS), Kiara 8, dan Hibrid. Populasi untuk bahan tanam yang berasal dari klonal berkisar 11 000 tanaman/ha dengan jarak tanam 120 cm x 75 cm. Sedangkan populasi untuk bahan tanam yang berasal dari seedling berkisar 8 000 tanaman/ha. Jarak tanam pada area seedling tidak diketahui jelas karena merupakan peninggalan jaman Belanda. Klon yang diunggulkan di Unit Perkebunan Tambi adalah Gambung 3, 4 dan 7 karena lebih tahan penyakit cacar daun, tahan kondisi kekeringan dan produksi pucuknya yang tinggi. Klon TRI 2024 dan TRI 2025 sangat rentan terhadap cacar daun tetapi mempunyai cita rasa yang disukai oleh konsumen. Gambung 4 dan 7 mempunyai ciri bentuk yang hampir sama yaitu daun besar dan bulat, tetapi perbedaannya adalah Gambung 4 daunnya terlihat lebih kusam dan Gambung 7 daunnya terlihat mengkilat. Ciri Gambung 3 adalah daun
16 besar meruncing seperti daun mangga dan terlihat mengkilat. Klon TRI 2024 dan TRI 2025 mempunyai ciri yang hampir sama yaitu mempunyai frame yang besar karena merupakan tanaman tua. Klon TRI 2024 mempunyai daun yang sempit dan meruncing serta warnanya terlihat hijau kekuningan. Klon TRI 2025 mempunyai daun bulat dan sedikit lebih lebar dari TRI 2024 serta warna daunnya terlihat hijau tua. Pemasaran produksi yang dilakukan oleh Unit Perkebunan Tambi sebagian besar diekspor ke berbagai negara, seperti India, Jepang, Uni Emirat Arab, USA, dan Rusia. Untuk pemasaran dalam negeri biasanya dalam jumlah sedikit. Tabel 4 menyajikan rincian produksi dan produktivitas teh di Unit Perkebunan Tambi selama 5 tahun terakhir. Produktivitas teh kering mengalami kenaikan dan penurunan pada kisaran tahun 2005 sampai 2009 (Tabel 4). Tahun 2009 produktivitasnya paling rendah yaitu 2 285.25 kg/ha/thn. Hal ini disebabkan penurunan kualitas tanaman teh akibat kesalahan teknik pemetikan. Dengan demikian, rata-rata produktivitas teh kering selama kurun waktu 5 tahun terakhir adalah 3 024.38 kg/ha/thn. Tabel 4. Produksi dan Produktivitas Teh Unit Perkebunan Tambi Tahun 2005 – 2009 Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah Rata-rata
Luas TM (ha) 230.58 235.65 222.72 247.55 247.55 1 089.46 217.89
Produksi Basah Kering .................(kg/tahun)............. 3 256 525 693 165 2 985 587 649 890 3 058 485 673 587 3 388 798 730 316 2 624 055 565 715 15 169 480 3 284 096 3 033 896 656 819
Produktivitas Basah Kering ...........(kg/ha/tahun).......... 14 123.18 3 006.00 12 669.58 2 757.86 13 732.42 3 024.00 13 689.34 2 950.17 10 600.10 2 285.25 13 923.85 15 121.92 13 923.97 3 024.38
Sumber: Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi (2010)
Penurunan produktivitas teh di Unit Perkebunan Tambi tahun 2009 dapat dilihat pada rencana dan realisasi produksi pucuk basah. Unit Perkebunan Tambi merencanakan target produksi pucuk basah pada tahun 2009 sebesar 3 437 000 kg, sedangkan realisasi produksi yang tercapai adalah 2 624 055 kg atau sebesar 76.35 % dari produksi yang telah direncanakan. Rencana dan realisasi produksi teh pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.
17 Tabel 5. Rencana dan Realisasi Produksi Unit Perkebunan Tambi Tahun 2009 Uraian Luas area TM (ha) Produksi pucuk basah (kg) Produksi teh kering (kg) Produktivitas
Rencana 247.55 3 437 000 739 000 2 985.25
Realisasi 247.55 2 624 055 565 715 2 285.25
Persentase Tercapai (%) 76.35 76.55 76.55
Sumber: Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PT Tambi dipimpin oleh seorang direktur yang berasal dari salah seorang pemegang saham atau wakil yang berasal dari pemerintah daerah Wonosobo sesuai dengan kesepakatan. Hal ini terkait kepemilikan saham yang sebagian dipegang oleh perorangan dan sebagian dipegang oleh pemerintah daerah Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi dipimpin oleh seorang pemimpin yang diangkat oleh Direksi PT Tambi. Seorang Pemimpin Unit Perkebunan Tambi bertugas dalam memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi setiap kegiatan pengelolaan dan administrasi bagian kebun, pabrik dan kantor untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif. Pemimpin Unit Perkebunan Tambi secara langsung membawahi kepala bagian kantor, kepala bagian kebun, asisten kepala bagian pabrik, asisten kepala bagian kebun beserta seluruh jajarannya. Kepala bagian kantor bertugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi setiap kegiatan kantor berupa pengelolaan keuangan, pembukuan, sumber daya manusia dan masalah umum lainnya dalam ruang lingkup Unit Perkebunan Tambi. Asisten kepala bagian pabrik bertugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi setiap kegiatan administrasi, teknik dan pengolahan teh di pabrik. Kepala bagian kebun bertugas dalam memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebun dan tanaman, ketenagakerjaan di kebun serta administrasi kebun. Struktur organisasi Unit Perkebunan Tambi disajikan pada Lampiran 5.
18 Tenaga kerja di Unit Perkebunan Tambi terdiri atas karyawan lepas/borong, karyawan II dan karyawan I. Tingkatan karyawan mulai dari yang tinggi sampai dengan yang rendah adalah karyawan I, karyawan II, dan karyawan lepas/borong. Karyawan borong tetap adalah tenaga pelaksana kegiatan di kebun yang tidak terikat oleh perusahaan seperti tenaga pemetik dan pemeliharaan. Upah seorang karyawan borong tetap dibayar berdasarkan hasil kerja atau pendapatan yang diperolehnya dalam satuan tertentu (patok, ha, m, kg). Sistem pengupahan karyawan borong dilaksanakan setiap sepuluh hari sekali dan biasanya dilaksanakan pada tanggal 3, 13 dan 23. Karyawan II terdiri atas karyawan II A, II B, II C dan II D. Karyawan II merupakan karyawan tetap yang mempunyai hubungan terikat dengan perusahaan. Syarat untuk menjadi karyawan II harus memiliki ijasah minimal SLTP, telah melalui tahapan sebagai karyawan borong, dikaderkan oleh atasan, mengikuti tes kesehatan dan ujian tertulis mengenai pengetahuan jabatan, Bahasa Indonesia, pengetahuan umum dan etika. Calon karyawan yang lulus tes jabatan pertamanya adalah karyawan II A. Kenaikan jabatan dari tahap A ke B sampai E dapat dipertimbangkan dengan melihat jabatan, peningkatan prestasi, dan masa kerja karyawan tersebut di perusahaan Karyawan I merupakan jabatan paling tinggi di Unit Perkebunan Tambi dan merupakan golongan pegawai. Syarat untuk menjadi karyawan I antara lain ijasah minimal SLTA, selama bekerja berprestasi sehingga layak untuk dipromosikan, mengikuti tes kesehatan dan tertulis serta membuat sebuah karya tulis yang kemudian dipresentasikan. Karyawan I biasanya setingkat dengan pimpinan, wakil pimpinan, kepala bagian kantor, kepala bagian pabrik, dan asisten kepala bagian kebun. Gaji yang dibayarkan kepada karyawan II dan karyawan I ditetapkan berdasarkan upah minimal kabupaten (UMK). Tahun 2010 UMK Wonosobo adalah Rp 715 000,00 dan merupakan gaji pokok masing-masing karyawan. Selain itu, karyawan II juga akan mendapatkan fasilitas serupa dengan karyawan borong ditambah dengan tunjangan cuti, bonus dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Gaji karyawan II dibayarkan satu bulan sekali dan biasanya
19 pada tanggal 3. Fasilitas yang diperoleh karyawan I sama dengan karyawan II ditambah dengan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek), tunjangan hari raya (THR), pelayanan kesehatan, tunjangan cuti, bonus dan Dana Pensiun (Dapen). Jumlah dan komposisi tenaga kerja di Unit Perkebunan Tambi tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 6. Indeks tenaga kerja (ITK) pada Unit Perkebunan Tambi adalah 1.27 orang/ha. Tabel 6. Kondisi Tenaga Kerja di Unit Perkebunan Tambi 2010 Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Status
Karyawan I Karyawan II E Karyawan II D Karyawan II C Karyawan II B Karyawan II A Pekerja Lepas Gabungan Jumlah:
Tenaga Tingkat Pendidikan Jumlah Jumlah L P S2 S1 D3 SLTA SLTP SD TTSD …………………………………………(orang)…………………………………………. 6 2 8 3 5 8 3 3 2 1 3 15 1 16 8 4 4 16 8 1 9 1 3 2 3 9 26 26 13 4 8 1 26 46 7 53 6 9 29 9 53 61 171 232 2 18 171 41 232 165 182 347 3 1 39 37 216 51 347
Sumber: Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi (2010)