37
KEADAAN UMUM KABUPATEN JAYAPURA
Letak dan Luas Kabupaten Jayapura secara yuridis sudah dimekarkan sesuai UndangUndang Nomor 26 Tahun 2002 menjadi 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Jayapura dengan Ibukota Sentani, Kabupaten Sarmi dengan Ibukota Sarmi dan Kabupaten Keerom dengan Ibukota Arso. Setelah pemekaran, Kabupaten Jayapura terletak pada koordinat 139 o25’32.4” – 140o38’38.53” BT dan 3o45’7.28” - 2o19’21.82” LS dengan luas wilayah 17.516,6 km2. Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Jayapura adalah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sarmi dan Samudera Pasifik
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Yalimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Memberamo Raya
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Keerom dan Kota Jayapura Tahun 2006, Kabupaten Jayapura memekarkan wilayahnya menjadi 19
distrik (Bappeda, 2009). Ibukota kabupaten terletak di Sentani, berjarak 33 km dari Kota Jayapura. Luas dan jumlah kampung dari masing-masing distrik di Kabupaten Jayapura tertera pada Tabel 10. Tabel 10. Luas dan jumlah kampung tiap distrik di Kabupaten Jayapura No
Distrik
Ibukota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kaureh Kemtuk Kemtuk Gresi Nimboran Nimbokrang Unum Guay Demta Depapre Sentani Barat Sentani Sentani Timur Waibu Ebungfauw Namblong Yapsi Airu Yokari Raveni Rara Gresi Selatan
Lapua Sama Klaisu Tabri Nembukrang Garusa Demta Waiya Dosay Hinekombe Nolokla Doyo lama Ebungfaw Karya Bumi Bumi Sahaja Hulu Atas Meukisi Necheibe Bangai
Sumber: BPS Kabupaten Jayapura (2010)
Luas Wilayah (km2) (persen) 4.357,9 24,88 258,3 1,47 182,4 1,04 710,2 4,05 774,8 4,42 3.131,3 17,88 497,5 2,84 404,3 2,31 129,2 0,74 225,9 1,29 484,3 2,76 258,3 1,47 387,4 2,21 193,7 1,11 1.291,3 7,37 3.099 17,69 519,5 2,97 467,4 2,67 143,9 0,82
Jumlah Kampung 5 12 11 13 9 6 7 8 5 7 7 7 5 9 9 4 5 4 4
38
Penduduk Jumlah penduduk di Kabupaten Jayapura tahun 2009 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 118.715 orang, yang terdiri dari 62.072 penduduk laki-laki dan 56.643 penduduk perempuan. Berarti tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Jayapura dengan wilayah seluas 17.516,6 km persegi adalah 6,78 jiwa/km2. Distrik Sentani merupakan distrik yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk tertinggi (81,35 jiwa/km2) dan Distrik Gresi Selatan merupakan distrik dengan tingkat kepadatan penduduk terendah (0,38 jiwa/km2). Laju pertumbuhan penduduk berdasarkan data BPS dari tahun 2000 sampai tahun 2009 adalah 4,16 persen per tahun. Jumlah dan kepadatan penduduk dari masing-masing distrik di Kabupaten Jayapura disajikan pada Tabel 11, sedangkan perkembangan jumlah penduduk disajikan pada Tabel 12. Tabel 11. Jumlah dan kepadatan penduduk tiap distrik tahun 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Distrik Kaureh Kemtuk Kemtuk Gresi Nimboran Nimbokrang Unum Guay Demta Depapre Sentani Barat Sentani Sentani Timur Waibu Ebungfauw Namblong Yapsi Airu Yokari Raveni Rara Gresi Selatan
Ibukota Lapua Sama Klaisu Tabri Nembukrang Garusa Demta Waiya Dosay Hinekombe Nolokla Doyo lama Ebungfaw Karya Bumi Bumi Sahaja Hulu Atas Meukisi Necheibe Bangai
Sumber: BPS Kabupaten Jayapura (2010)
Luas wilayah (km2)
Jumlah penduduk (Jiwa)
4.357,9 710,2 774,8 497,5 129,2 225,9 484,3 387,4 1.291,3 519,5 143,9 3.099 467,4 404,3 182,4 258,3 258,3 193,7 3.131,3
14.363 3.489 4.868 3.758 6.548 1.844 3.476 3.806 4.110 42.259 7.073 4.917 2.872 2.763 5.686 988 3.184 1.511 1.200
Kepadatan (jiwa/km2) 3,30 4,91 6,28 7,55 50,68 8,16 7,18 9,82 3,18 81,35 49,15 1,59 6,14 6,83 31,17 3,83 12,33 7,80 0,38
39
Tabel 12. Perkembangan jumlah penduduk dari tahun 2000-2009 Tahun
Jumlah (jiwa)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata pertumbuhan 4,16 persen
91.361 96.940 100.853 104.059 107.368 109.786 111.807 113.437 116.046 118.715
Sumber: BPS Kabupaten Jayapura
Pola Konsumsi Pangan Tingkat konsumsi pangan pokok penduduk perkapita secara kuantitas merupakan salah satu informasi yang diperlukan dalam perencanaan produksi atau penyediaan bahan pangan. Laporan BPS dalam NBM (Neraca bahan makanan) tahun 2009 bahwa kontribusi energi menurut kelompok pangan PPH (pola pangan harapan) di Kabupaten Jayapura tahun 2008 seperti pada Tabel 13. Tabel 13. Kontribusi energi menurut kelompok pangan No
Kelompok pangan
Kalori
1 2 3 4 5 6 7
Padi-padian Umbi-umbian Pangan hewani Minyak dan lemak Kacang-kacangan Gula Sayuran dan buah Jumlah
1156 347 127 11 100 91 139 2114
Kontribusi (persen) 54,67 16,41 6,02 0,51 4,71 4,29 6,60 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Jayapura (2009) Tabel 13 terlihat bahwa kelompok padi-padian (beras, jagung, tepung terigu) memberikan kontribusi energi yang paling besar, sedangkan kelompok minyak/lemak memberikan kontribusi energi paling kecil. Untuk kelompok umbiumbian hanya menyumbang 347 kalori/kapita/hari. Sagu termasuk dalam
40
kelompok umbi-umbian selain singkong, ubi jalar, kentang dan ini berarti untuk sagu secara khusus kurang dari 347 kalori/kapita/hari. Sagu pada mulanya merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk di wilayah Papua, namun saat ini peran tersebut sudah mulai berkurang. Secara aktual berdasarkan data NBM Kabupaten Jayapura diketahui konsumsi sagu penduduk berdasarkan produksinya dari tahun 2006 hingga 2008 yakni, 17,72 kg/kapita/tahun, 17,72 kg/kapita/tahun dan 17,95 kg/kapita/tahun atau rata-rata naik 1,27 persen per tahun. Pola konsumsi sagu secara bertahap telah bergeser ke arah beras. Kecenderungan ini juga secara umum terjadi di seluruh wilayah di Papua seperti yang dilaporkan Hutapea (2003) bahwa konsumsi sagu di Papua berkurang dari 126 kg pada 1994 menjadi 95,53 kg/kapita/tahun pada 1997. Salah satu penyebabnya adalah kesan inferior yang melekat pada sagu. Untuk itu perlu upaya mengubah bahan pangan sagu menjadi makanan yang populer. Berdasarkan pendekatan PPH dapat diketahui skor pangan dengan cara mengalikan persentase kontribusi energinya setiap kelompok pangan dengan rating (bobot)nya. Hasil analisis PPH Kabupaten Jayapura pada tingkat ketersediaan masih belum memenuhi standar yaitu sebesar 83,7 atau 16,3 persen dibawah standar, artinya penyediaan pangan kurang beragam dan belum berimbang ketersediaan gizinya. Hal ini dapat dilihat dari kelompok pangan yang skornya melebihi atau kurang dari skor maksimum. Salah satunya konsumsi yang belum ideal berdasarkan pendekatan PPH adalah komsumsi pangan sagu masih tinggi (17,95 kg/kapita/tahun) dari standar ketersediaannya
harus
diturunkan menjadi 15,11 kg/kapita/tahun. Rencana Tata Ruang Wilayah Rencana Struktur Ruang Di tingkat Nasional, Kabupaten Jayapura dikategorikan dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN).
Untuk skala pelayanan
kota-kota di Kabupaten
Jayapura dapat dibedakan atas : a. Kota orde I adalah Ibukota Distrik Sentani (Sentani Kota). Kota orde I ini akan berperan sebagai
pusat regional, dengan wilayah pelayanan seluruh
kabupaten. b. Kota orde II adalah Ibukota Distrik Depapre (Waiya), Ibukota Distrik Kemtuk (Sabron),
dan
Ibukota Distrik Yapsi (Ongan Jaya). Kota Orde II ini akan
41
berperan sebagai pusat sub-regional, dengan wilayah pelayanan hanya beberapa distrik saja. c. Kota orde III adalah semua
Ibukota
Distrik
(IKD),
dengan
wilayah
pelayanan distrik masing-masing. Berdasarkan kebijakan pemerintah Kabupaten dengan DPRD Kabupaten Jayapura, ditetapkan sistem perwilayahan pembangunan di Kabupaten Jayapura seperti disajikan pada Tabel 14. Untuk daerah penelitian mencakup wilayah pembangunan I dan II. Tabel 14. Pembagian wilayah pembangunan Wilayah Pembangunan (WP)
Kawasan
Distrik
Prioritas
I
Cagar Alam Cycoop dan Danau Sentani
-
Sentani Timur Sentani Ebungfau Waibu
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
II
Cagar Alam Cycloop dan Pesisir
-
Raveni Rara Depapre Sentani Barat Yokari Demta
1. Pengembangan Pelabuhan Peti Kemas 2. Perikanan laut 3. Pariwisata 4. Industri 5. Pertambangan 6. Kehutanan
III
Grime
-
Kemtuk Kemtuk Gresi Gresi Selatan Nimboran Nimbokrang Namblong
1. Pertanian skala rakyat 2. Peternakan skala rakyat 3. Perkebunan (Program Agropolitan) skala rakyat 4. Pertambangan 5. Industri
IV
Nawa
-
Unurum Guay Yapsi Kaureh Airu
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sumber : Bappeda (2009)
Pusat Pemerintahan Perdagangan dan jasa Bandar Udara Pariwisata Industri Kecil dan Rumah Tangga Kehutanan Perikanan darat/danau
Kehutanan Perkebunan skala besar PLTA Pertanian skala besar Peternakan skala besar Prasarana Transportasi Industri
42
Rencana Pola Ruang Berdasarkan dokumen RTRW 2008-2028 bahwa untuk tahun 2028 kawasan lindung untuk Kabupaten Jayapura luasnya adalah 41% dari luas Kabupaten Jayapura yaitu seluas 716.769,30 ha. Luas Kawasan Budidaya yang direncanakan adalah seluas 59 % dari luas Kabupaten Jayapura yaitu seluas 1.034.630,70 ha (Gambar 11 dan 12).
Gambar 11. Rencana pemanfaatan ruang kawasan budidaya
43
44
Gambar 12. Rencana pemanfaatan ruang kawasan lindung