KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG
Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel 1. dan persebaran administratifnya pada Gambar 3. Tabel 1. Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Sintang No
Kecamatan
1. Serawai 2. Ambalau 3. Kayan Hulu 4. Sepauk 5. Tempunak 6. Dedai 7. Kayan Hilir 8. Sintang 9. Sei Tebelian 10. Kelam Permai 11. Binjai 12. Ketungau Hilir 13. Ketungau Tengah 14. Ketungau Hulu Jumlah
Desa Kelurahan 15 9 14 22 18 16 13 1 19 10 8 13 13 9 185
6 6
Dusun 54 26 48 68 66 62 44 15 57 48 25 32 51 28 637
Luas Area (Km2) (%) 2.127,50 9,83 6.386,40 29,52 937,50 4,33 1.825,70 8,44 1.027,00 4,75 694,10 3,21 1.136,70 5,25 277,05 1,28 526,50 2,43 523,80 2,42 307,65 1,42 1.544,50 7,14 2.182,40 10,09 2.138,20 9,88 21.635,00 100
Sumber: Bappeda Kabupaten Sintang, 2004 Secara geografis, wilayah Kabupaten Sintang terletak di bagian timur Provinsi Kalimantan Barat, dengan posisi pada koordinat 10,05’ LU sampai 10,21’ LS, dan 1100,50’ sampai 1130,20’ BT, dengan batas-batas: a.
sebelah Utara berbatasan dengan Sarawak (Malaysia Timur);
b.
sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu;
c.
sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Melawi dan Provinsi Kalimantan Tengah; serta
d.
sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau.
28
Gambar 3. Peta Administrasi Kabupaten Sintang (Sumber : Bappeda Kabupaten Sintang)
29
Aspek Biofisik Iklim. Kabupaten Sintang dikenal sebagai daerah penghujan dengan intensitas yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten Sintang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah perbukitan yaitu sebesar 62,74% serta dipengaruhi oleh keadaan daerah yang berhutan tropis dan disertai dengan kelembaban udara yang cukup tinggi. Kelembaban udara relatif pada tahun 2006 sebesar 86%. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 26,5°C sampai dengan 27,5°C di mana temperatur udara terendah sebesar 22,6°C dan temperatur udara tertinggi sebesar 33,5°C. Penyinaran matahari yang dicatat dari Stasiun Meteorologi Susilo berkisar antara 17,0 sampai dengan 85,0% dengan rata-rata 54,3 %. Musim kemarau di kabupaten Sintang umumnya mulai pada bulan Juli sampai Agustus, sedangkan musim hujan terjadi bulan Januari sampai Mei yang seringkali menyebabkan banjir tahunan terutama pada dataran rendah sepanjang sungai-sungai besar. Data iklim di Kabupaten Sintang didasarkan atas data pada stasiun meteorologi Susilo Sintang tahun 1997 sampai 2006, disajikan dalam Tabel 2 berikut. Tabel 2. Data Iklim Kabupaten Sintang Tahun 1997 - 2006 Curah Tahun Hujan Hari Rata-rata Hujan (mm)
Unsur Iklim Suhu Kelembaban Penyinaran Udara Udara Matahari Rata-rata Rata-rata (%) o (%) ( C)
Tekanan Kecepatan. Udara Angin Rata-rata Rata-rata (mb) (knot/jam)
1997
287,2
17,8
27,3
85,4
77,3
1017,2
1,4
1998
301,5
21,3
27,1
86,8
49,6
1010,6
1,7
1999
250,8
18,9
26,7
85,7
60,8
1009,9
1,8
2000
280,4
30,0
26,7
86,7
57,7
1009,9
1,7
2001
216,4
18,0
26,7
86,1
58,6
1010,3
1,7
2002
243,1
16,5
26,9
86,2
51,3
1011,6
1,8
2003
253,3
18,0
26,9
87,6
52,0
1010,9
1,7
2004
262,3
18,0
26,8
86,9
57,5
1011,8
2,0
2005
274,8
19,0
26,9
86,8
53,9
1009,6
2,1
2006
214,4
16,0
27,0
86,0
54,3
1011,9
1,9
Rerata
258,4
19,4
26,9
86,4
57,3
1011,4
1,8
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kabupaten Sintang (2007)
30
Hidrologi. Di Kabupaten Sintang potensi air berasal dari air hujan (curah hujan), air permukaan dan air tanah. Air permukaan yang terdapat di Kabupaten Sintang hanya sebatas air sungai, yang dalam proses pengalirannya pada beberapa tempat membentuk air terjun. Sungai-sungai utama yang potensial mendukung aliran permukaan di Kabupaten Sintang sebanyak 13 aliran, meliputi: Sungai Kapuas, Melawi, Ambalau, Tempunak, Tebidah, Merakai, Ketungau, Kayan, Jungkit, Ingar, Belitang, Mengkutui, dan Jengonoi. Potensi air sungai pada umumnya dimanfaatkan untuk kepentingan air minum, irigasi, perikanan, perdagangan, transportasi, dan sebagainya. Sementara air terjun dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Banyaknya sungai dan air terjun merupakan suatu potensi yang menjanjikan untuk dapat dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata seperti arung jeram, wisata menyusuri sungai, dan memancing. Tanah dan Topografi. Berdasarkan jenis tanahnya, Kabupaten Sintang terbagi menjadi empat wilayah potensi lahan, seperti disajikan dalam Tabel 3 berikut, Tabel 3. Jenis Tanah di Kabupaten Sintang Luas
1.
Jenis Tanah Organosol
2.
Alluvial
Sintang, Sungai Tebelian, Kelam Permai, Binjai Hulu, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah
173.824
8,03
3.
Podsolik
Ambalau, Kayan Hulu, Sepauk, Tempunak, Dedai, Kayan Hilir, Sungai Tebelian, Kelam Permai, Binjai Hulu, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah, Ketungau Hulu
928.014
42,89
4.
Latosol
Serawai, Ambalau, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Sungai Tebelian, Binjai Hulu, Ketungau Tengah, Ketungau Hulu Luas
1.016.606
46,99
2.163.500
100
No.
Persebaran Lokasi (Kecamatan) Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah
Ha 45.056
% 2,08
Sumber: Kabupaten Sintang Dalam Angka, 2007 Sebagian besar wilayah Kabupaten Sintang merupakan wilayah dengan topografi bergelombang hingga berbukit dengan luas 1.357.375 ha (62,74% dari
31
luas Kabupaten Sintang). Wilayah dengan topografi dataran hanya sebesar 806.125 ha (37,26%) dari luas Kabupaten Sintang seperti disajikan pada Tabel 4 .
Tabel 4. Luas Wilayah Kabupaten Sintang Menurut Ketinggiannya
No.
Kecamatan
Wilayah Datar Luas (Ha)
(Ha)
Wilayah Bergelombang dan Berbukit (Ha)
1.
Serawai
212.750
-
212.750
2.
Ambalau
638.640
-
638.640
3.
Kayan Hulu
93.750
29.573
64.177
4.
Sepauk
182.570
71.936
110.634
5.
Tempunak
102.700
58.632
44.068
6.
Sei Tebelian
52.650
49.850
2.800
7.
Sintang
27.705
27.705
-
8.
Dedai
69.410
57.792
11.618
9.
Kayan Hilir
113.670
88.838
24.832
10.
Kelam Permai
52.380
49.780
2.600
11.
Binjai Hulu
30.765
30.021
744
12.
Ketungau Hilir
154.450
127.954
26.496
218.240
121.116
97.124
Ketungau Hulu
213.820
92.928
120.892
Kabupaten Sintang
2.163.500
806.125
1.357.375
13. 14.
Ketungau Tengah
Sumber: Kabupaten Sintang Dalam Angka, 2007 Kondisi kemiringan lahan
Kabupatens Sintang berkisar antara 0 sampai
>40%, kelas lereng terbesar pada 2 % - 15% dengan luas 732.901 hektar atau 33,88% dari luas total wilayah, seperti disajikan pada Table 5. Tingkat kemiringan lahan berkaitan dengan kesesuaian lahan untuk berbagai penggunaan termasuk kesesuaian lahan bagi kegiatan pariwisata.
32
Tabel 5. Kelas Lereng di Kabupaten Sintang No
Kelas Lereng
Luas (ha)
(%)
1
<2%
455.718
21,06
2
2 – 15%
732.901
33,88
3
15 – 40%
581.929
26,90
4
>40%
392.952
18,16
Jumlah
2.163.500
100
Sumber: Bappeda Kabupaten Sintang, 2004 Kondisi tanah, topografi dan kemiringan lahan seperti yang ada di Kabupaten Sintang dengan persentase jenis tanah podsolik dan latosol yang tinggi memiliki potensi untuk terjadinya erosi dan pencucian. Kependudukan Secara demografis, berdasarkan data penduduk tahun 2007, Kabupaten Sintang berpenduduk 357.479 jiwa, dan secara terperinci tertera pada Tabel 6. Jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Sintang tersebut tersebar di seluruh kecamatan. Laju pertumbuhan penduduk pada periode tahun 2000/2006 mencapai 2,01% dan kepadatan penduduk rata-rata 17 orang/km2 . Penyebaran penduduk di Kabupaten Sintang menunjukkan sebaran yang cenderung kurang merata dimana jumlah penduduk yang paling besar berada di Kecamatan Sintang yang menjadi pusat aktivitas ekonomi. Penyebaran penduduk yang cenderung kurang merata tersebut akan menghambat pelaksanaan pembangunan di daerah, karena menyangkut sebaran sumberdaya manusia yang cenderung kurang merata pula. Kepadatan penduduk yang masih rendah di setiap kecamatan merupakan suatu indikator dalam menilai keseimbangan lingkungan, artinya bahwa kualitas lingkungan masih relatif terjaga sehingga kawasan wisata yang ada kemungkinan relatif masih terjaga keaslian dan kualitasnya.
33
Tabel 6 .Jumlah Penduduk Kabupaten Sintang Tahun 2007
1.
Ambalau
6.386,40
15.011
Kepadatan Penduduk per Km2 2
2.
Serawai
2.127,50
22.610
11
3.
Kayan Hulu
937,50
23.127
25
4.
Kayan Hilir
1.136,70
24.523
22
5
Dedai
694,10
26.409
38
6
Kelam Permai
523,80
15.013
29
7
Sintang
277,05
54.784
198
8
Sungai Tebelian
526,50
27.750
53
9
Tempunak
1.027,00
25.591
25
10
Sepauk
1.825,70
44.293
24
11
Binjai Hulu
307,65
11.350
37
12
Ketungau Hilir
1.544,50
20.338
13
13
Ketungau Tengah
2.182,40
27.253
12
14
Ketungau Hulu
2.138,20
19.427
9
21.635,00
357.479
17
No.
Kecamatan
Jumlah
Luas Wilayah (km2)
Jumlah Penduduk
Sumber: Kabupaten Sintang Dalam Angka, 2008
Aspek Sosial Ekonomi Sebagian besar penduduk di Kabupaten Sintang terserap di sektor pertanian, sedangkan sektor keuangan paling sedikit menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja yang terserap di sektor-sektor lapangan usaha yang ada berubah dari tahun ke tahun. Di hampir semua bidang, serapan tenaga kerja dari tahun 2003 2004 cenderung semakin menurun, kecuali bidang
pertanian, konstruksi dan
pertambangan dan penggalian justru naik. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah bidang pertanian. Sektor pertanian menyumbang 52,22 % sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang 22,41 %, dan sektor jasa sebesar 5,88 % terhadap keseluruhan perekonomian yang ditunjukan pada PDRB harga berlaku tahun tersebut.
Dengan demikian, di Kabupaten Sintang belum
terjadi perubahan struktur ekonomi secara menyeluruh karena sektor pertanian masih mendominasi meskipun sektor industri juga mulai mengalami kenaikan.
34
Tabel 7. Struktur Matapencaharian Penduduk di Kabupaten Sintang No
Lapangan Usaha
2003
2004
Jumlah
%
Jumlah
%
195.120
76,9
198.550
76,85
10.657
4,2
17.310
6,70
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri
4.060
1,6
3.927
1,52
4
Listrik, Gas dan Air Minum
1.776
0,7
1.214
0,47
5
Konstruksi
3.806
1,5
4.185
1,62
6
Perdagangan
16.746
6,6
16.406
6,35
7
Transportasi dan Komunikasi
5.075
2,0
4.237
1,64
8
Keuangan
761
0,3
0
0,00
9
Jasa-jasa
15.731
6,2
12.324
4,77
253.732 100,00
258.153
100,00
Jumlah
Sumber: Pengolahan Data Kabupaten Sintang Dalam Angka, 2003 dan 2004 Sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, perdagangan merupakan sektor yang penting dalam perkembangan ekonomi Kabupaten Sintang. Sektor pertanian merupakan suatu potensi dalam mengembangkan wisata agro. PDRB Kabupaten Sintang tahun 2006 atas harga dasar berlaku mencapai 1.528.336,48 juta rupiah. Sedangkan PDRB atas harga konstan sebesar 1.052.442,26 juta rupiah dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,93 %. Pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku sebesar 4,44 juta rupiah, selanjutnya atas harga konstan tahun 2000 sebesar 3,06 juta rupiah. Pendapatan perkapita menunjukan tingkat kesejahteraan penduduk, hal ini menunjukan kemampuan ekonomi penduduk Kabupaten Sintang masih rendah. Kondisi ini dapat mempengaruhi kondisi sosial masyarakat. Karena itu pemerintah perlu memikirkan
alternatif
pembangunan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat, salah satunya dengan pemanfaatan sumberdaya pariwisata yang ada (alam dan budaya) yang diharapkan dapat menjadi salah satu andalan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan wisata khususnya serta dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Sintang.
35
Aspek Sosial Budaya Penduduk Kabupaten Sintang terdiri dari beragam etnik dan suku bangsa, tidak hanya di dominasi oleh suku asli saja (Dayak) melainkan dari berbagai etnik yang ada di seluruh nusantara, yang membentuk suatu perpaduan budaya di dalam kehidupan masyarakat, demikian juga halnya dengan agama dan kepercayaannya. Berdasarkan data BPS tahun 2007 mayoritas penduduk Kabupaten Sintang beragama Islam yakni 143.501 jiwa (41,37%), Katolik 106.831 (30,8%), Protestan 83.572 (24,09%), Hindu 1.876 (0,54%), Budha 11.077 (3,19%). Konsentrasi penduduk yang beragama Kristen dan Katolik berada di pedalaman sedangkan agama Islam menyebar di semua wilayah terutama di pusat-pusat pemerintahan kecamatan serta di Ibu kota Kabupaten. Agama Hindu berada di daerah transmigrasi sedangkan Budha umumnya berada di ibu kota Kabupaten. Di daerah pedalaman, kebiasaan dan cara hidup masyarakat masih sangat terikat dan tergantung dengan alam dimana pertanian (berladang dan berkebun) masih menjadi salah satu andalan utama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada beberapa daerah masyarakat masih hidup dan tinggal di rumah betang secara komunal, pada daerah ini biasanya adat-istiadat masih di pegang teguh. Karena itu dalam pengembangan wisata di di kawasan ini perlu mempertimbangkan kebudayaan, adat istiadat dan kepercayaan setempat agar tidak menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat akibat perubahan pembangunan wisata dan akibat datangnya wisatawan yang berkunjung. Hal ini penting agar wisata yang dikembangkan dapat diterima dan berkembang tanpa menyebabkan degradasi terhadap lanskap dan budaya setempat. Kepariwisataan Kabupaten Sintang memiliki potensi pariwisata yang amat beragam. Selain wisata sejarah Kabupaten Sintang juga memiliki pesona alam yang indah dengan berbagai flora dan fauna di hutan hujan tropisnya yang lebat. Di daerah ini terdapat Bukit Kelam yang terkenal dengan lereng batunya, Hutan Wisata Baning yang terletak di tengah kota dengan aneka ragam anggrek dan kantung semar. Begitu pula air terjun Nokanayan serta Taman Nasional Bukit Baka serta rumah-rumah panjang khas Suku Dayak yang disebut Rumah Betang. Selain itu terdapat berbagai tapak arkeologis, makam raja-raja Sintang, museum serta arsitektur rumah peninggalan Kerajaan Sintang yang unik dan menarik. Berbagai kesenian,
36
tradisi dan kehidupan masyarakat lokal juga merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin melihat keunikan kehidupan sosial budaya masyarakat indigenous. Untuk mendukung perkembangan pariwisata, diperlukan berbagai sarana dan prasarana penunjang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung. Obyek wisata, lokasi obyek wisata dan jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten Sintang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Sintang Tahun 2005
No
Obyek Wisata
Lokasi (Kecamatan)
(orang)
(%)
22.600
92,64
Sintang
500
2,05
Kelam Permai
300
1,23
1
Obyek Wisata Bukit Kelam Kelam Permai
2
Museum Dara Juanti
3
Rumah Betang Ensaid Panjang
Jumlah Kunjungan
4
Hutan Wisata Baning
Sintang
700
2,87
5
Air Terjun Nokan Nayan
Ambalau
35
0,14
6
Bukit Baka – Bukit Raya
Menukung-Serawai
60
0,25
7
Danau Jemelak
Sintang
200
0,82
24.395
100
Jumlah
Sumber : Kantor Pariwisata dan Penanaman Modal Kabupaten Sintang 2005
Bukit kelam merupakan obyek wisata yang paling diminati pengunjung, selain karena keindahannya, di bukit kelam ini terdapat air terjun yang mengalir pada punggung bukit dan menjadi sumber air untuk pemandian pengunjung. Selain itu karena berada pada pusat kota kecamatan dan mudah di jangkau dari ibukota kabupaten yang hanya berjarak 18 km.