KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/Publikasi/
Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi: KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SULAWESI TENGGARA Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan Jl. Sultan Hasanudin No. 150 Kendari No. Telp. (0401) 3121655; No. Fax.(0401)3122718
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Kata Pengantar
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
ii
VISI BANK INDONESIA Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rencah dan nilai tukar yang stabil
MISI BANK INDONESIA Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter, dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan Undang-Undang
NILAI-NILAI STRATEGIS Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk bertindak dan atau berperilaku, yang terdiri atas: Trust and Integity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination and Teamwork
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Daftar Isi
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Daftar Grafik
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
vii
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Daftar Tabel
Indikator Terpilih PDRB DAN IHK Indikator Indeks Harga Konsumen - Kendari - Baubau Laju Inflasi Tahunan (%, yoy) - Sulawesi Tenggara PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp miliar) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Pengadaan Listrik, Gas 5. Pengadaan Air 6. Konstruksi 7. Perdagangan Besar & Eceran, dan Reparasi Mobil & Spd Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10. Informasi dan Komunikasi 11. Jasa Keuangan 12. Real Estate 13. Jasa Perusahaan 14. Adm Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17. Jasa Lainnya PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp miliar) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5. Perubahan Inventori 6. Eksport Luar Negeri 7. Import Luar Negeri 8. Net Eksport Antar Daerah Total PDRB (Rp Miliar) Pertumbuhan PDRB (%, yoy)
2015 I
II
III
IV
2016 I
114,65 121,39
115,67 123,88
118,00 124,87
118,06 126,70
119,43 126,00
7,81
7,35
7,24
2,27
4,75
3.984 3.687 1.069 8 36 1.986 2.057 740 99 384 382 302 37 938 843 175 258
4.253 3.920 1.128 9 36 2.269 2.195 768 104 401 373 310 39 1.000 844 180 267
4.323 4.222 1.092 8 35 2.444 2.224 817 106 421 403 314 39 1.033 857 180 273
4.360 3.915 1.151 10 36 2.738 2.274 847 114 434 426 307 40 1.066 931 187 282
4.396 3.160 1.216 9 40 2.265 2.205 830 106 443 437 303 41 969 967 202 279
8.409 177 2.202 6.483 153 856 988 (310) 16.984 5,7
8.565 181 2.627 7.117 152 932 945 (542) 18.095 7,2
8.859 196 2.784 7.676 111 712 1.000 (540) 18.791 7,0
8.982 208 3.159 8.730 (89) 714 1.504 (1.084) 19.117 7,5
8.946 184 2.308 7.193 (40) 431 761 (392) 17.868 5,2
x
Indikator Perbankan Total Asset (Rp miliar) - Bank Umum (Konvensional & Syariah) - BPR - Syariah Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar) - Giro - Tabungan - Deposito Kredit Bank Umum* (Rp miliar) - Modal Kerja - Investasi - Konsumsi NPL Bank Umum(%) LDR (%) Kredit UMKM (Rp miliar) NPL Kredit UMKM (%) Kredit ke Rumah Tangga (Rp miliar) NPL Kredit ke Rumah Tangga (%) Kas (Rp miliar)
- Inflow - Outflow - Net (Inflow - Outflow)
2015 I
II
III
IV
2016 I
20.871 19.702 200 969 12.597 3.475 5.887 3.235 14.444 3.967 1.689 8.787 2,88 115 4.859 5,87 8.787 1,39
22.965 21.562 234 1.169 13.675 4.169 5.923 3.583 15.174 4.266 1.701 9.206 3,06 111 5.144 6,47 9.206 1,30
23.338 22.182 240 916 14.883 4.548 6.619 3.716 15.644 4.313 1.692 9.639 2,95 105 5.212 6,34 9.639 1,23
21.580 20.371 261 947 14.517 2.829 8.129 3.558 16.092 4.288 1.791 10.013 2,45 111 5.200 5,31 10.013 1,04
22.938 21.732 271 935 15.367 4.211 7.245 3.912 16.915 4.669 1.823 10.423 2,61 110 5.797 5,70 10.422 1,20
939 230 708
431 923 (492)
754 1.757 (1.003)
262 1.807 (1.545)
1.279 282 997
878 41
918 42
1.051 44
1.748 55
2.084 58
5.462 12.863
5.891 18.445
6.821 18.698
4.010 10.959
481 848
Kliring
- Volume (transaksi) - Nominal (Rp miliar) RTGS dari Perbankan Sultra
- Volume (transaksi) - Nominal (Rp miliar) *Lokasi Bank
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Ringkasan Eksekutif
Pada Triwulan I 2016 ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra) tumbuh sebesar 5,2% (yoy) mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan disebabkan karena penurunan ekspor luar negeri dan melemahnya kinerja sektor pertambangan dan sektor konstruksi. Sementara itu, inflasi di Sulawesi Tenggara mencapai 4,75% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,27% (yoy). Peningkatan inflasi tersebut terutama bersumber dari bertambahnya tekanan inflasi komponen volatile food. Di sisi lain, stabilitas keuangan daerah masih terjaga. Namun demikian dari sisi sektor korporasi, kinerja korporasi utama masih rentan terhadap pelemahan ekonomi global
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
2
Kontraksi lapangan usaha pertambangan dan penggalian serta melambatnya lapangan usaha konstruksi mengakibatkan perlambatan perekonomian pada triwulan I 2016
Realisasi pendapatan dan belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan di bandingkan dengan tahun sebelumnya
Tekanan inflasi Sultra mengalami peningkatan akibat peningkatan harga komoditas bahan makanan di awal tahun 2016.
Stabilitas keuangan daerah masih terjaga terutama dari ketahanan rumah tangga
Sistem pembayaran non tunai mengalami peralihan dari BIRTGS menjadi SKNBI. Sementara untuk transaki tunai terjadi net inflow
Kondisi ketenagakerjaan mengalami perbaikan. Namun kondisi kesejahteraan mengalami penurunan
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
3
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
4
Pertumbuhan ekonomi Sultra pada triwulan I 2016 diperkirakan akan mengalami percepatan disertai dengan penurunan tekanan inflasi
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Bab 1
Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2016 tumbuh sebesar 5,2% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 7,5% (yoy). Perlambatan tersebut disebabkan oleh ekspor luar negeri Sulawesi Tenggara yang masih terkontraksi pada sisi permintaan. Dari sisi penawaran, kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang terkontraksi cukup dalam dan melambatnya lapangan usaha konstruksi merupakan penyebab utama perlambatan yang terjadi pada periode laporan.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
2
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
7
Lainnya
%, yoy 9,0%
7,5%
8,0%
Sultra 2014=6,3%
7,0%
Sultra 2015=6,9%
6,0%
Perdagangan
5,2%
5,0%
4,9%
5,0%
4,0%
Konstruksi
24,6 17,7 6,8 12,7 12,3
Pertanian
3,0% I
II
III 2014 Sultra
Grafik 1.1
1
IV
I
II
III 2015 Nasional
IV
I
Industri Pengolahan
2016
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara
Grafik 1.2
Pertambangan
Pangsa Sektor Dominan Perekonomian Sulawesi Tenggara Triwulan I 2016
Angka pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan pembulatan dari angka rilis BPS sebesar 5,21% (yoy).
8
2014
Komponen Pengeluaran
I
1. Konsumsi Rumah Tangga 2. Konsumsi LNPRT 3. Konsumsi Pemerintah 4. PMTB
II
2015 III
IV
I
II
III
IV
2016
Pangsa %
I
Tw I 2016
6,3
6,7
6,4
5,1
4,3
4,8
5,1
5,0
6,4
15,0
14,4
7,1
10,8
-11,0
-9,0
5,1
5,5
3,8
50,1% 1,0%
2,2
2,8
3,1
5,1
2,5
3,9
6,8
4,3
4,8
12,9%
8,2
7,8
19,4
26,4
2,2
10,3
3,0
2,8
10,9
40,3%
5. Perubahan Inventori
-13,2
-29,4
-454,0
-1042,0
-275,0
-71,3
-79,2
-81,6
-126,2
-0,2%
6. Ekspor Luar Negeri
-52,7
-69,7
-53,5
-74,2
-40,3
27,8
-21,9
-27,9
-49,7
2,4%
7. Import Luar Negeri
41,8
76,4
102,2
81,9
-5,6
-15,0
-39,1
-24,6
-23,0
4,3%
-68,3
-77,8
-27,8
-73,8
-68,8
-13,0
-41,2
8,3
26,7
-2,2%
PDRB 8,7 5,4 5,9 PMTB = Pembentukan Modal Tetap Bruto (investasi); LNPRT= Lembaga Non Profit melayani Rumah Tangga
5,3
5,7
7,2
7,0
7,5
5,2
100,0%
8. Net Ekspor Antar Daerah
%, yoy
% 61 60
Grafik 1.3
Tw IV 2015
Konsumsi lainnya
Restoran dan Hotel
Transportasi dan Komunikasi
Kesehatan dan Pendidikan
Perumahan dan Perlengkapan Rumah Tangga
59 Pakaian dan Alas Kaki
16 14 12 10 8 6 4 2 0
Makanan dan Minuman, selain Restoran
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 1.1 Perkembangan Petumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
58,4
58 57 56 I
III
IV
I
II
III
IV
2014 2015 Persentase Penghasilan Untuk Konsumsi
Tw I 2016
Pertumbuhan Konsumsi Berdasarkan Kebutuhan Rumah Tangga
II
Grafik 1.4
I
2016
Persentase Penghasilan Rumah Tangga Untuk Aktivitas Konsumsi
9
yoy
12 10 8 6 4 2
I
II
III
IV
2014 Kredit Konsumsi
Grafik 1.5
2
I
II
III
2015
19% 11,2 18% 17% 16% 15% 16,3%14% 13% 12% 11% 10% IV I
%, yoy
40,00
29,69
20,00
16,31 4,63
10,00 0,00
-10,00 -20,00 -30,00
-34,18
-40,00
Pemda
2016
gKredit Konsumsi (sb. Kanan)
Pertumbuhan Kredit Konsumsi
27,49 22,27
30,00
Pem Pusat Tw IV 2015
Grafik 1.6
Badan/Lembaga Pemerintah
Tw I 2016
Pertumbuhan DPK Milik Pemerintah di Perbankan Sultra
Konsumsi kolektif pemerintah merupakan pengeluaran pemerintah untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan (umum) dan semua anggota masyarakat mendapatkan manfaat dari jasa seperti ini. Jasa kolektif yang diberikan oeh pemerintah antara lain keamanan dan pertahanan, peraturan-peraturan yang menyangkut kemasyarakatan, pemeliharaan undang-undang dan peraturan, perlindungan lingkungan, penelitian dan pengembangan, infrastruktur dan pembangunan ekonomi. 3 Konsumsi individu merupakan pengeluaran pemerintah untuk kepentingan rumah tangga individu antara lain: Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, olah raga dan rekreasi, dan kebudayaan
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Rp Miliar 14
Thousands
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
10
200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 -
100%
171,7 90%
39%
I
II
III
2014 Konsumsi semen
Grafik 1.7
IV
I
II
III
IV
80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
I
2015 2016 Pertumbuhan Kons Semen (sb.kanan)
Konsumsi Semen di Sulawesi Tenggara
4.100
Rp Miliar
yoy
100%
4.000
80%
3.900 60%
3.800 3.700
3.594
3.600
40% 20%
3.500 0%
3.400
-5,5%
-20%
3.300
I
II
III
2014 Kredit Investasi
Grafik 1.8
IV
I
II
III
IV
I
2016 2015 Pertumbuhan K. Inv (sb. Kanan)
Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara
Juta USD
yoy
140 120
100 80
60 40
20 0 I
II
III
IV
I
II
2014
2015
Ekspor Nilai
Grafik 1.9
30
III
yoy
25
20 15
10 5 III
IV
2014 Ekspor feronikel
Grafik 1.11
Gurita 1.490 USD 5%
2016
Nilai Ekspor Luar Negeri dari Sulawesi Tengagra
II
Feronikel 26.893 USD 91%
Lainnya 657 2% Ikan hidup 323 1% Tuna 69 0% Rajungan 364 1%
Pertumbuhan Ekspor (sb.kanan)
Volume (ribu ton)
I
IV
20% 10% 0% -10% -20% -30% -40% -54,9% -50% -60% 30 -70% -80% I
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
11
I
II
III
2015
400% 350% 300% 250% 200% 14,1 150% 100% 50% 0% -25% -50% -100% IV I 2016
g Ekspor feronikel (sb. Kanan)
Nilai Ekspor Feronikel Sultra
Grafik 1.10 Pangsa Komoditas Ekspor
8
yoy
Volume (WMT)
300%
7
250%
6
200%
5
150%
4
100%
2,6
3 2
50% 0%
1
-37%
I
II
III
IV
2014
Ekspor feronikel
I
II
III
2015
IV
-50% -100%
I 2016
g Ekspor feronikel (sb. Kanan)
Grafik 1.12 Ekspor Feronikel Oleh Salah Satu Korporasi
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
12
140.000
350%
120.000
300%
100.000
90.570200%
80.000
150%
60.000
100%
250%
50%
40.000
0% 20.000
%,yoy
-12,3%-50%
-
-100% I
II
III
IV
I
2014 Arus muat
Grafik 1.13
Nilai Ekspor Perikanan Sultra
Grafik 1.14 Arus Muat Barang
II
III
IV
I
2015 2016 g Arus muat
450.000
420.863
50%
350.000
40%
300.000
30%
250.000
20%
32,8%10%
200.000
19
150.000
0%
100.000
-10%
50.000
-20%
-
-30% I
II
III
2014 Arus bongkar
Grafik 1.15
Nilai Impor Luar Negeri Sultra
60%
400.000
IV
I
II
III
IV
I
2015 2016 g Arus bongkar (sb. Kanan)
Grafik 1.16 Arus Bongkar Barang di Pelabuhan
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
13
14
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 1.2 Perkembangan Petumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Lapangan Usaha
2014
2015
8,3
2,8
-0,5
-1,8
-3,8
6,8
10,3
24,6%
0,0
-8,1
-5,6
-5,0
9,4
12,0
16,2
7,4
-14,3
17,7%
-3,8
2,3
13,9
18,7
18,2
11,0
3,5
0,4
13,7
6,8%
Pengadaan Listrik, Gas
7,1
7,3
9,1
18,6
5,2
5,7
0,7
4,5
8,7
0,1%
Pengadaan Air
9,5
4,9
7,3
6,2
3,0
8,1
0,2
0,3
13,3
0,2%
16,2
13,8
11,4
9,8
1,7
11,9
15,8
19,5
14,1
12,7%
10,8
6,0
8,0
8,5
6,7
10,0
7,1
6,0
7,2
12,3%
7,0
3,6
3,7
6,3
5,6
7,1
10,5
6,8
12,2
4,6%
9,7
9,5
8,8
9,6
6,8
6,4
7,7
10,5
7,7
0,6%
Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi
II
III
IV
Tw I 2016
12,0
Industri Pengolahan
I
Pangsa %
13,9
Pertambangan dan Penggalian
IV
I
II
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
III
2016
I
4,8
3,3
1,7
2,0
3,6
6,6
7,8
7,6
15,3
2,5%
Jasa Keuangan
8,8
8,2
8,4
12,2
8,3
2,1
8,8
11,5
14,4
2,4%
Real Estate
7,7
7,5
5,9
5,5
4,0
5,5
6,9
2,8
0,4
1,7%
Jasa Perusahaan
13,0
9,9
9,3
7,1
7,7
10,7
11,0
11,6
10,2
0,2%
Administrasi Pemerintahan
11,3
10,2
13,9
16,1
7,6
9,9
3,0
1,7
3,3
5,4%
Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya
14,9
13,7
13,0
14,4
14,4
11,8
6,5
0,8
14,7
5,4%
15,2
15,6
8,2
10,0
6,8
7,1
8,7
3,3
15,5
1,1%
16,7
18,0
10,5
7,4
5,5
5,9
8,5
8,3
8,5
1,6%
8,7
5,5
5,9
5,3
5,7
7,2
7,0
7,5
5,2
100,0%
PDRB
440
40,9 2,7 45,2 10,3 0,8
Pertanian (Tabama, Hortikultura, Perkebunan)
yoy
Rp Miliar
419,7
420
30%
400
12,1% 20%
380 Kehutanan Perikanan
10% 360 0%
340
Peternakan
320
Jasa Pertanian
300
-10% -20%
I
II
III
IV
I
II
2014
Pangsa Sub Lapangan Usaha Pertanian
III
IV
2015
Kredit Pertanian
Grafik 1.17
40%
I 2016
gKredit Pertanian (sb. Kanan)
Grafik 1.18 Kredit Pertanian di Sulawesi Tenggara
yoy
Rp Miliar 1.600
100%
1.550
80%
1.500 60%
1.450 1.400
40%
1.325,2
1.350
20%
1.300
0%
1.250
-12,9%
1.200
-20%
I
II
III
2014
IV
I
II
III
2015
IV
I 2016
Kredit Pertambangan
Grafik 1.19
Produksi Ore Nikel
Grafik 1.20 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
15
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
16
250
4.357
-3,18%
yoy
Rp Miliar
211,9
23,5% 25%
150
20%
100
15% 10%
50
5% 0%
I
II
III
2014 Kredit Industri
Produksi Feronikel
30%
200
-
Grafik 1.21
35%
IV
I
II
III
IV
2015
I 2016
g Kredit Industri (sb. Kanan)
Grafik 1.22 Kredit Industri Sulawesi Tenggara
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
17
140
yoy
Volume (ribu ton)
120 100
80 60 40
20 -
I
II
III
IV
2014 Ekspor Sultra
Grafik 1.23
I
II
III
20% 10% 0% -10% -20% -30% -40% 29,8 -50% -60% -54,9%-70% -80% IV I
2015
Juta USD
19
30
2016
g Ekspor Sultra
Volume Ekspor Sulawesi Tenggara
Grafik 1.24 Transaksi Perdagangan Luar Negeri
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
18
yoy
Rp Miliar
5.000 4.500 4.000 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 -
25%
20% 15,3% 15%
10% 5%
0% I
II
III
2014 Kredit Perdagangan
Grafik 1.25
Pertumbuhan Aktivitas Bongkar Muat Pelabuhan Kendari
30%
4.604,3
IV
I
II
III
2015
IV
I
2016
g Kredit Perdagangan (sb. Kanan)
Grafik 1.26 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara
800
yoy
Rp Miliar
700 600 500 400 300 200
100 I
II
III
2014 Kredit Konstruksi
Grafik 1.27
90% 80% 70% 76,5%60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% -20% IV I
756,4
IV
I
II
III
2015
2016
g Kredit Konstruksi (sb. Kanan)
Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara
yoy
Rp Miliar 2.500
2.295,2
70%
60%
2.000
50%
1.500
40%
1.000
30% 20%
500
2,4%
-
I
II
III
IV
I
2014 Series1
Grafik 1.28 Kredit Konsumsi KPR
II
III
IV
2015 Series2
I 2016
10% 0%
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
19
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
69,2% 282
Thousands
20 200
80%
180
143,8
160
60%
140
40%
120
20%
100
0% 14,7%
80 60
-20%
40
-40%
20 -
-60% I
II
III
2014
IV
I
II
III
2015 Penumpang kapal
Grafik 1.29
Arus Penumpang Pesawat Udara
Grafik 1.30 Arus Penumpang Kapal Laut
IV
I
2016
BOKS 1. PETA PENGEMBANGAN INFRATSRUKTUR SULAWESI TENGGARA 2017 Kualitas infrastruktur Kota Kendari/Sulawesi Tenggara masih berada pada tingkatan middle jika dibandingkan dengan kondisi infrastruktur di KTI. Dengan kondisi tersebut, pengembangan standar pelayanan minimum wilayah menjadi sebuah keharusan untuk mengakselerasi pembangunan di Kota Kendari/Sultra. Saat ini tengah berlangsung pembangunan proyek strategis Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), Kelistrikan, dan Jalan. Dengan melihat rata-rata kondisi infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia (KTI), kondisi infrastruktur di Sulawesi Tenggara relatif masih berada di bawah kondisi rata-rata KTI. Berdasarkan perkembangan data terkini, rasio elektrifikasi di Sulawesi Tenggara diketahui sebesar 66%, rasio jalan dengan kualitas rendah/tidak mantap sebesar 24% (jalan nasional) dan 34% (jalan provinsi, dan rasio ketersedian air bersih sebesar 50%.
Pemetaan Kualitas Infrastruktur KTI 67%
83%
14% 24%
8% 23%
41%
40%
81%
66%
7% 23%
24% 34%
44%
50%
69% 13% 25% 48%
Legend:
82%
Upper Middle Lower
0,1% 24% 49%
Sumber : Lee Kwan Yeuw Institute, BPS, PU Bina Marga
Rasio Air Bersih Tersalur KTI
42%
Rasio Jalan Rasio Jalan (Nasional) Tidak (Provinsi) Tidak Mantap KTI Mantap KTI
10% 30%
Rasio Elektrifikasi KTI
73%
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
21
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
22
Selain lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi di KTI, angka rasio tersebut juga diketahui masih lebih rendah jika dibandingkan dengan provinsi Sulawesi Tengah dan Maluku yang memiliki kelas indeks setara dengan provinsi Sulawesi Tenggara. Rasio elektrifikasi di Sulawesi Tenggara saat ini hanya sebesar 66%, jauh berada dibawah rasio elektrifikasi KTI sebesar 73% maupun rasio elektrifikasi nasional sebesar 79%. Dengan rata-rata kebutuhan listrik rumah tangga di zona daratan Sultra sebesar 33 juta Kwh per bulan, dan rata-rata kebutuhan listrik industri sebesar 2,5 juta Kwh per bulan maka diproyeksikan bahwa kebutuhan konsumsi listrik rumah tangga dapat mencapai 60 Mw dan kebutuhan konsumsi listrik industri dan bisnis mencapai 70 Mw. Dari sisi ketersediaan air besih, instansi terkait mengungkapkan bahwa kebutuhan suplai air bersih ideal minimal adalah sebesar 770m3/detik, dengan kondisi suplai eksisting adalah sebesar 410m3/detik atau rasio pemenuhan air bersih sebesar sekitar 50%. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah pusat maupun daerah telah mengalokasikan dana untuk perbaikan dan pengembangan infrastruktur penangganan air bersih yang masing-masing sebesar Rp72,7 miliar (APBN) dan Rp35,5 miliar (APBD). Di samping itu, pemerintah daerah juga telah memiliki rencana untuk pembangunan 65 unit sumur bor baru sebanyak 65 unit dengan alokasi anggaran sebesar Rp3,3 miliar di tahun 2016. Di sisi lain, ketersediaan infrastruktur jalan di Sulawesi Tenggara juga relatif masih cukup rendah. Dari data yang ada diketahui bahwa sampai dengan saat ini tercatat masih terdapat 24% ruas jalan nasional dengan kualitas tidak mantap/rendah, dan terdapat 34% ruas jalan provinsi dengan kualitas tidak mantap/rendah, dan 5% dari total ruas jalan di Sultra belum terlapisi aspal. Dalam rangka mendukung pengembangan dan pembangunan infrastruktur di Sulawesi Tenggara di tahun 2017, pemerintah daerah Prov. Sultra telah memiliki beberapa rencana pembangunan infrastruktur berskala besar sebagai berikut: 1. Pembangunan Kawasan dan Zona Pelabuhan Industri seluas 3.540 ha. 2. Pengembangan dan pembukaan akses jalan baru senilai Rp225,9 miliar (APBN) dan pembangunan inner ring road untuk kebutuhan jalur pemukiman masyarakat serta pembangunan outer ring road untuk kebutuhan akses mobilisasi pengangkutan kontainer dari pelabuhan Bungkutoko. Pengembangan dan pembangunan Kendari New Port dengan kapasitas luas dermaga 800m2, luas CY 64 ha, dan kapasitas sebesar 300 ribu teus.
PROGRAM UTAMA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2017 Pembangunan Bendungan Ladongi Kab Kolaka Timur (lanjutan)
Preservasi Jalan Lingkar Luar Kota Kendari (36km)
Rumah Khusus Nelayan Kec Lasusua (50 unit)
Pelebaran Bts Kab Konawe Utara - Pohara (167km) Pembangunan Jembatan Teluk Kendari (Lanjutan) (782m)
Pembangunan dan Rehabilitasi DI Tongauna 3605 Ha Kab Kolaka Timur (1 km) Pembangunan SPAM Kota Unaaha Kab Konawe (20 L/dtk) Pembangunan TPA Kab Konawe Selatan Kec Ranomeeto (23153 KK)
Pembangunan Jalan Lamonae - Landawe Utama (6km)
Pembangunan Rusunawa RS Jiwa 1 TB 3 lantai Kel Tobuuha Kec Puwatu (66 unit)
Pembangunan DI Kinapane Kab Buton (1 km) Pembangunan IPAL Kab Wakatobi (4 L/dtk) Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kws Laulua-Buranga-Waduri (11 Ha)
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
23
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
24
BOKS 2. PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SEKTOR PARIWISATA WAKATOBI Berdasarkan hasil diskusi dengan Badan Ekonomi Kabupaten Wakatobi dan Dinasi Pariwisata Kabupaten Wakatobi, instansi terkait menyatakan bahwa sektor pariwisata akan menjadi sektor utama penggerakan ekonomi di Wakatobi. Di samping itu, fokus pengembangan sektor pariwisata juga sejalan dengan fokus kebijakan pemerintah pusat terkait pengembangan sektor pariwisata Wakatobi sebagai salah satu dari Top 10 destinasi wisata nasional.
PROGRAM UTAMA KSPN WAKATOBI 2017 Pembangunan SPAM Kaw Pookambua Kab Wakatobi (25 L/dtk) Pembangunan SPAM Kaw Matahora Kab. Wakatobi (10 L/dtk) Holding Wanci Topanuanda Jalan Masuk Bandara
Rekonstruksi Jalan Wanci Tapanwanda Jalan Masuk Bandara Sugimanuru (8km) Pembangunan IPAL Kab Wakatobi
Pembangunan SPAM Kaw Kahianga Kab Wakatobi (25 L/dtk)
Studi Identifikasi Kerusakan Pengaman Pantai Kab Wakatobi Prov Sulawesi Tenggara (1 dokumen) Studi Potensi Embung di Kab Wakatobi (1 dokumen)
Penataan Bangunan Kawasan Strategis Kawasan Tomia Kabupaten Wakatobi
Sejalan dengan hal tersebut, guna semakin mengembangan dan memaksimalkan potensi pariwisata yang ada di Wakatobi, Pemda setempat juga menginformasikan bahwa pemerintah pusat akan membentuk sebuah Badan Otoritas Pariwisata (BOP) yang berada di bawah kewenangan pemerintah pusat yang nantinya memiliki peran dan fungsi untuk mendorong pengembangan potensi pariwisata di Wakatobi sekaligus guna mendorong percepatan pertumbuhan investasi khususnya bagi sektor pariwisata di Wakatobi. Disamping itu, BOP juga didirikan untuk menyelesaikan masalah tumpang tindih kewenangan/perizinan yang selama ini terjadi yang melibatkan kewenangan pemerintah di level daerah maupun di level pusat. Adapun rencana kedepannya, luas lahan yang akan berada dibawah kewenangan BOP adalah sekitar 5000 ha, namun untuk tahap awal akan diberikan secara bertahap seluas 1000 ha.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
25
PENGEMBANGAN AKSES TRANSPORTASI PARIWISATA WAKATOBI Bandar Udara Halu Oleo – Kendari : Pelapisan Taxiway B, Taxiway C, dan Apron B dengan hotmix tebal 5 cm + fallet termasuk marking
Halu Oleo
• Penambahan frekuensi penerbangan ke bandara Matahora • Penambahan panjang landasan • Peningkatan pelayan di bandara Matahora • Bandar Udara Beto Ambari Di Buton: Pengadaan Rapid Intervention Vehicle
Matahora Beto Ambari
Kaledupa
• Peningkatan pelayanan di pelabuhan Kaledupa • Frekuensi pelayaran ke P. Tomia, Binongko, Kaledupa
• Jalan penghubung bandara – pelabuhan • Pelebaran Jalan Bumi Praja • Rekonstruksi jalan dan penataan kawasan permukiman •
Pembangunan Bendungan di Kab. Buton
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
26
Halaman ini sengaja dikosongkan
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Bab 2
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2016 mengalami peningkatan dari 2,27% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 4,75% (yoy). Peningkatan laju inflasi Sulawesi Tenggara tersebut disebabkan oleh meningkatnya laju inflasi yang terjadi di daerah yang merupakan kota perhitungan inflasi, yaitu Kota Kendari dan Kota Baubau. Sumber utama peningkatan inflasi tersebut adalah dari peningkatan harga komoditas bahan makanan. Pada periode Laporan, upaya pengendalian inflasi difokuskan untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi seluruh TPID Kota/Kabupaten dan TPID Provinsi. Selain itu, dilakukan pula upaya untuk menjaga ekspektasi masyarakat terhadap harga kebutuhan strategis.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
2
2.1. KONDISI UMUM
Kendari dan Kota Baubau. Inflasi di Kota Kendari
2.1.1. Perkembangan Inflasi Tahunan ( year on year )
meningkat dari 1,64% (yoy) pada triwulan IV
Tingkat
Sementara untuk inflasi di Kota Baubau
inflasi
Tenggara1
IHK
mencapai
provinsi 4,75%
Sulawesi
(yoy)
pada
triwulan I 2016, mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 2,27% (yoy). Sumber utama meningkatnya tekanan inflasi tersebut adalah peningkatan harga kelompok bahan makanan, terutama pada sub kelompok ikan segar
dan
sayur-sayuran
(bawang
merah,
bawang putih, dan aneka cabai). Selain itu, andil dari kelompok makanan jadi juga cukup tinggi terutama dari adanya peningkatan harga rokok kretek filter. Hal tersebut membuat inflasi tahunan Sulawesi Tenggara pada periode laporan berada di atas tingkat inflasi nasional yang tercatat sebesar 4,45% (yoy). Dilihat
dari
kota
yang
2015 menjadi 4,82% (yoy) pada triwulan I 2016. meningkat dari 3,95% (yoy) menjadi 4,57% (yoy). Di Kota Kendari, peningkatan inflasi tahunan disebabkan oleh peningkatan tekanan harga yang terjadi pada komoditas bahan makanan. Kelompok bahan makanan tercatat mengalami peningkatan dari 5,87% (yoy) di triwulan IV 2015 menjadi 12,94% (yoy) di triwulan I 2016. Peningkatan laju inflasi bahan makanan di Kota Kendari disebabkan oleh meningkatnya harga komoditas ikan segar seperti ikan cakalang, ikan kembung, ikan teri dan ikan rambe. Hal tersebut disebabkan
karena
kondisi
cuaca
dan
gelombang laut yang tidak kondusif bagi nelayan untuk melaut pada triwulan I 2016 yang
menjadi
daerah
berakibat
pada
berkurangnya
pasokan
perhitungan inflasi nasional, peningkatan inflasi
komoditas tersebut. Selain itu komoditas cabai
tahunan Sulawesi Tenggara terjadi baik di Kota
merah
dan
cabai
rawit
juga
mengalami
peningkatan tekanan jika dibandingkan periode inflasi (%, yoy) 12%
4,75% 2,27%
10%
4,82%
4,75%
8%
4,72%
4,57%
6%
4,45%
4% 2%
0% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2014 Sultra
2015 Kendari
2016
Nasional
Kendari
Baubau
Sumber: BPS, diolah
Grafik 2.1
1
Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara
Baubau
Sultra
Nasional
Kawasan Timur Indonesia
Sumber: BPS, diolah
Grafik 2.2
Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Pada Triwulan I 2016
Angka inflasi Sulawesi Tenggara merupakan perhitungan agregasi oleh KPw BI Sulawesi Tenggara berdasarkan data IHK (indeks harga konsumen) Kota Kendari dan Kota Baubau yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
29
30
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
sebelumnya
akibat
terganggunya
produksi
komoditas tersebut di beberapa sentra produksi akibat tingginya curah hujan selama triwulan I
permintaan yang disebabkan oleh adanya musim libur natal dan akhir tahun. 2.1.1. Perkembangan Inflasi Bulanan ( month
2016.
to month)
Hal yang sedikit berbeda terjadi di Kota Baubau,
Secara bulanan, pergerakan inflasi Sulawesi
peningkatan tekanan inflasi tahunan tidak hanya
Tenggara selama triwulan I 2016 mengalami
berasal dari peningkatan harga kelompok bahan
tren menurun. Dimulai dengan kondisi inflasi
makanan, namun juga berasal dari kelompok
cukup tinggi yaitu sebesar 1,41% (mtm) pada
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.
bulan Januari, diikuti dengan terjadinya deflasi
Di dalam kelompok bahan makanan, komoditas
sebesar 0,22% (mtm) pada bulan Februari dan
sayur mayur, ikan segar dan aneka cabai
inflasi pada bulan Maret sebesar 0,16% (mtm).
mendorong terjadinya peningkatan inflasi di
Inflasi
kota tersebut. Sementara untuk peningkatan
disebabkan oleh adanya peningkatan harga
tekanan yang terjadi pada kelompok makanan
pada kelompok bahan makanan, terutama
jadi, minuman, rokok dan tembakau merupakan
untuk komoditas ikan segar, sayur-sayuran dan
efek lanjutan dari kenaikan yang terjadi pada
bumbu-bumbuan serta komoditas beras seiring
komoditas
adanya
bahan
makanan.
Di
sisi
lain,
yang
terjadi
pergeseran
pada
musim
bulan
Januari
tanam
yang
kelompok transportasi, komunikasi dan jasa
merupakan dampak El Nino pada akhir tahun
keuangan di Kota Baubau tercatat mengalami
2015 yang lalu.
penurunan tekanan pada periode laporan. Penurunan
tersebut
terjadi
akibat
adanya
penurunan tarif angkutan udara seiring telah kembali
normalnya
permintaan
komoditas
tersebut di triwulan I 2016, setelah pada triwulan
sebelumnya
terjadi
Sementara itu, deflasi yang terjadi pada bulan Februari dipicu oleh adanya penurunan harga komoditas
ikan
segar,
sayur-sayuran
dan
bumbu-bumbuan pada bahan makanan serta adanya penurunan tarif tenaga listrik.
peningkatan
Tabel 3.1 Inflasi Bulanan (mtm) Sulawesi Tenggara Berdasarkan Kelompok
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Inflasi (mtm)
2015 Okt -2,25 0,35 -0,01 -0,13 -0,02 -0,01 -0,14 -0,53
Nov -0,20 0,39 0,09 0,18 0,14 -0,01 1,47 0,27
2016 Des 1,95 0,69 0,59 -0,50 0,05 -0,02 0,33 0,71
Jan 5,54 1,74 0,46 0,09 0,33 0,07 -1,46 1,41
Feb -1,60 0,72 -0,25 1,01 1,80 0,62 -0,20 -0,22
Mar 0,64 0,64 -0,15 1,36 1,45 -0,02 -0,98 0,16
Sumber: BPS, diolah
2,03%
1,49
1,27
1,22
1,22
1,49%
0,51
0,07 0
0,23
-0,10
0,96%
-0,04
-0,36
0,23%
0,07% -0,97
-1,02 Okt
Nov
Des
Jan
Tw IV 2015
Kendari, % (mtm)
Feb
Mar
Tw I 2016
Baubau, % (mtm)
-0,18% Jan '16 Rata-rata Feb '16 Rata-rata Mar '16 Rata-rata (mtm, %) Inflasi Jan (mtm, %) Inflasi Feb (mtm, %) Inflasi Mar 2011-2015 2011-2015 2011-2015 JANUARI
FEBRUARI
MARET
Sumber: BPS, diolah
Grafik 2.3
Perbandingan Inflasi Bulanan di Kota Kendari dan Kota Baubau
Sumber: BPS, diolah
Grafik 2.4
Perbandingan Pola Inflasi Kota Kendari di Triwulan I
Sedangkan pada bulan Maret ketiga komoditas
biasanya terjadi deflasi tidak terjadi pada tahun
tersebut kembali mengalami peningkatan harga
2016 ini.
sehingga tekanan inflasi kembali meningkat. Kondisi tersebut sejalan dengan pergerakan laju
2.1.3. Perkembangan (quarter to quarter) Secara
triwulan
tercatat
mengalami inflasi sebesar 1,80% (qtq) pada
mengalami inflasi cukup tinggi sebesar 1,22%
triwulan I 2016, lebih tinggi dibandingkan
(mtm) di bulan Januari,
lalu mengalami
dengan triwulan sebelumnya yang tercatat
penurunan dan tercatat mengalami deflasi
hanya mengalami inflasi sebesar 0,05% (qtq).
sebesar 0,97% (mtm) di bulan Februari.
Peningkatan tersebut didorong oleh inflasi yang
Kemudian
terjadi
2016.
pada
Kota
bulan
Baubau
Maret,
terjadi
pada
Sulawesi
Triwulanan
inflasi yang terjadi di Kota Baubau selama I
triwulanan,
Inflasi
kelompok
bahan
Tenggara
makanan,
peningkatan tekanan inflasi dengan deflasi yang
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
lebih kecil sebesar 0,04% (mtm).
tembakau dan kelompok sandang yang masingmasing tercatat mengalami inflasi sebesar
Pergerakan yang sama juga terjadi di Kota
4,52% (qtq), 3,14% (qtq) dan 2,48% (qtq).
Kendari namun di daerah tersebut tidak mengalami deflasi. Pada awal tahun, Kota
Peningkatan inflasi triwulanan kelompok bahan
Kendari mengalami inflasi sebesar 1,49% (mtm),
makanan dipicu oleh peningkatan yang terjadi
lalu menurun dengan inflasi sebesar 0,07%
pada komoditas beras, ikan segar dan sayur-
(mtm) di bulan Februari dan kembali mengalami
sayuran. Peningkatan harga pada triwulan I
peningkatan di bulan Maret dengan inflasi
2016 tersebut untuk komoditas bahan makan
sebesar 0,23% (mtm). Apabila dibandingkan
tersebut
dengan pola bulanannya selama tahun 2011-
peningkatan harga pada kelompok makanan
2015, inflasi yang terjadi pada bulan Januari dan
jadi. Sementara itu, peningkatan harga pada
Maret sudah lebih rendah daripada polanya.
kelompok sandang disebabkan karena harga
Meskipun demikian, untuk bulan Februari yang
jual pakaian telah kembali normal. Hal ini terjadi
juga
memberikan
dampak
pada
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
31
32
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
karena
diskon/pengurangan
harga
pakaian
banyak dilakukan pada akhir tahun 2015. Sedangkan
untuk
kelompok
2,72% qtq). Di sisi lain, inflasi yang terjadi di kota
transportasi,
komunikasi dan jasa keuangan pada periode laporan tercatat mengalami penurunan dari 1,6% (qtq) di triwulan IV 2015 menjadi -2,62% (qtq) di triwulan I 2016. Penurunan tersebut didorong oleh penurunan harga BBM bersubdisi (Bensin dan Solar) dan tarif angkutan udara (di
Baubau
mengalami
penurunan
dari
1,47%(qtq) pada triwulan IV 2015 menjadi 0,19% (qtq) pada triwulan IV 2015. Penurunan tekanan tersebut dipicu oleh penurunan harga BBM bersubdisi (Bensin dan Solar) dan tarif angkutan udara. 2.2. DISAGREGASI INFLASI2
Kota Baubau). Penurunan tersebut dapat dapat
Peningkatan
menahan
Tenggara secara tahunan pada triwulan I
laju
inflasi
triwulanan
Sulawesi
tekanan
inflasi
Sulawesi
2016, terutama bersumber dari komponen
Tenggara lebih tinggi.
volatile food . Peningkatan tersebut disebabkan Kondisi inflasi triwulanan Sulawesi Tenggara tersebut sejalan dengan kondisi di Kota Kendari yang tercatat mengalami inflasi sebesar 1,80% (qtq)
setelah
mengalami
triwulan
inflasi
sebelumnya
sebesar
0,05%
hanya (qtq).
Peningkatan tekanan inflasi di kota Kendari tersebut hanya disebabkan oleh peningkatan tekanan pada kelompok bahan makanan (dari -
oleh peningkatan harga komoditas ikan segar, sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan yang terjadi baik di Kota Kendari maupun Kota Baubau. Hal ini sejalan dengan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh KPwBI Prov. Sultra di Kota Kendari yang menunjukkan adanya peningkatan harga komoditas tersebut di sejumlah pasar yang ada. Peningkatan harga
0,89% qtq di triwulan IV 2015 menjadi 5,24%, qtq di triwulan I 2016) dan kelompok sandang
pada
komoditas
(dari -0,75%, qtq di triwulan IV 2015 menjadi
Mandonga
ikan
kembung
di
Pasar
Tabel 3.2 Inflasi Triwulanan (qtq) Sulawesi Tenggara Berdasarkan Kelompok
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Inflasi (qtq)
Okt -1,15 2,01 0,45 1,14 0,73 1,76 -0,14 0,25
2015 Nov -1,96 1,56 0,36 1,52 0,38 1,23 1,29 0,19
Des -0,54 1,43 0,68 -0,45 0,18 -0,04 1,66 0,44
Jan 7,39 2,84 1,14 -0,23 0,52 0,05 0,32 2,41
2016 Feb 5,88 3,19 0,80 0,60 2,19 0,67 -1,33 1,91
Mar 4,52 3,14 0,06 2,48 3,62 0,67 -2,62 1,35
Sumber: BPS, diolah
2
Analisis disagregasi membagi inflasi menjadi inflasi inti (core inflation) dan inflasi non-inti (volatile food dan administered prices). Hal ini dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental.
pada akhir triwulan I 2016 mencapai 6,19% jika
tekanan inflasi. Peningkatan tesebut utamanya
dibandingkan dengan akhir triwulan IV 2015.
disebabkan oleh rendahnya tekanan inflasi
Sementara
sayur-sayuran
harga BBM bersubsidi di triwulan IV 2015 yang
seperti bayam, kangkung dan sawi hijau di Pasar
disebabkan oleh based effect setelah pada akhir
Mandonga tercatat mengalami kenaikan harga
bulan November 2014 terjadi kenaikan harga
berkisar 40,95% s.d 134,62% jika dibandingkan
BBM bersubsidi sementara selama tahun 2016
dengan akhir triwulan IV 2015. Sedangkan
tekanan inflasi yang bersumber dari perubahan
untuk
harga BBM relatif berkurang. Hal ini terlihat dari
untuk
komoditas
komoditas
bumbu-bumbuan
seperti
bawang merah dan cabai merah tercatat juga mengalami kenaikan baik di Pasar Mandonga maupun Pasar Kota dengan kisaran kenaikan sebesar 12,50%-60,00%. Namun
demikian
tekanan Inflasi tahunan kelompok transportasi, komunikasi
periode
laporan
komoditas beras tercatat mengalami penurunan tekanan inflasi sehingga mampu menahan laju peningkatan tekanan inflasi. Penurunan tersebut terjadi baik di Kota Kendari maupun Kota Baubau yang masing-masing tercatat sebesar 10,64% (yoy) dan 10,20% (yoy) di triwulan IV 2015 menjadi 4,89% (yoy) dan 5,11% (yoy) di periode laporan. Hal ini disebabkan oleh mulai masuknya musim panen di beberapa daerah sentra produksi.
jasa
keuangan
Sulawesi
Tenggara yang tercatat pada triwulan IV 2015 mengalami
pada
dan
deflasi
sebesar
1,67%(yoy),
sementara untuk triwulan I 2015 adalah sebesar 0,07% (yoy) Namun
demikian,
penurunan
harga
BBM
bersubsidi, tarif tenaga listrik dan angkutan udara di Kota Baubau pada awal tahun 2016 mampu menahan laju peningkatan tekanan Inflasi di periode laporan. Selama awal tahun 2016 kebijakan pemerintah dalam pengaturan harga BBM bersubsidi relatif minim, hanya terdapat satu kali penurunan harga BBM bersubsidi (Bensin dan Solar) yakni terhitung
Untuk komponen administered prices, pada
pada tanggal 5 januari 2016 harga bensin
triwulan I 2016 juga mengalami peningkatan
premium turun menjadi Rp7.150/lt dari harga sebelumnya Rp7.300/lt sedangkan harga solar
inflasi (%,yoy) 16 14 12 10 8 6 4 2 (2)
dari Rp 6.700/lt menjadi Rp5.950/lt. Selain itu terdapat kebijakan penurunan tarif listrik yang juga menahan kenaikan inflasi administered
prices pada periode laporan. Pada Bulan Januari 2016 tarif tenaga listrik mengalami penurunan 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2015
2
3
2016
Inflasi Umum
Inflasi Inti
Volatile Food
Administered Prices
Sumber: BPS, diolah
Grafik 2.5
Perkembangan Inflasi Tahunan Berdasarkan Disagregasi Inflasinya
berkisar antara 6,6% - 8,8% (mtm). Selanjutnya pada bulan Februari 2016 mengalami
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
33
34
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 3.3 Penurunan Tarif Tenaga Listrik
No.
Golongan Tarif
Perubahan Tarif (%, mtm)
Tarif (Rp/KwH)
Batas Daya Des-15
Jan-16
Feb-16
Mar-16
Jan Feb Mar
1
R-1/TR
1.300 VA
1.509,4
1.409,2
1.392,1
1.355,3 -6,64 -1,21 -2,65
2
R-1/TR
2.200 VA
1.509,4
1.409,2
1.392,1
1.355,3 -6,64 -1,21 -2,65
3
R-2/TR
3.500 VA s.d 5.500 VA 1.509,4
1.409,2
1.392,1
1.355,3 -6,64 -1,21 -2,65
4 5
R-3/TR R-2/TR
6.600 VA Ke atas 6.600 VA s.d 200 kVA
6
R-3/TR
di atas 200 kVA
1.392,1 1.392,1 995,0
7
I-3/TM
di atas 200 kVA
8
I-4/TM
30.000 kVA ke atas
1.409,2 1.409,2 1.104,7 1.007,2 1.104,7 1.007,2 970,4 1.060,0
995,0 958,6
1.355,3 -6,64 -1,21 -2,65 1.355,3 -6,64 -1,21 -2,65 968,7 -8,83 -1,21 -2,65 968,7 -8,83 -1,21 -2,65 933,3 -8,46 -1,21 -2,65
9
P-1/TR
6.600 VA s.d 200 kVA
10
P-2/TM
di atas 200 kVA
1.409,2 1.392,1 1.007,2 1.007,2 1.104,7
1.355,3 -6,64 -1,21 -2,65 968,7 -8,83 0,00 -3,82
11
P-3/TT
1.509,4
1.409,2
1.392,1
1.355,3 -6,64 -1,21 -2,65
1.664,8
1.592,7
1.573,4
1.531,8 -4,33 -1,21 -2,65
12 L/TR, TM, TT
1.509,4 1.509,4
1.509,4
Sumber: PT. PLN (persero) diolah
penurunan sebesar 1,2% (mtm) dan pada bulan
inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok
Maret turun berkisar pada 2,6-3,8-% (mtm).
dan tembakau tercatat sebesar 8,94% (yoy) dan
Penyesuaian tersebut disebabkan oleh tiga faktor yaitu: 1). Penguatan kurs dolar Amerika Serikat.
2).
Penurunan
harga
minyak
internasional dan 3). Penurunan inflasi nasional. Sedangkan untuk komoditas tarif angkutan udara di Kota Baubau mengalami penurunan tekanan
seiring
telah
kembali
normalnya
permintaan setelah pada terjadi peningkatan pada periode akhir tahun 2015 akibat adanya libur Natal dan Akhir Tahun. Sejalan dengan komponen volatile food
dan
administered prices, perkembangan komponen inflasi inti (core inflation) di Sulawesi Tenggara juga mengalami peningkatan. Komoditas inti yang mendorong peningkatan adalah komoditas makanan
jadi
dan
sandang.
Peningkatan
komoditas makanan jadi merupakan efek lanjutan dari peningkatan komoditas bahan makanan. Pada triwulan I 2016 di Kota Kendari
1,29% (yoy) sementara untuk Kota Baubau masing-masing tercacat sebesar 11,54% (yoy) dan 4,60% (yoy). Sementara itu, peningkatan harga yang terjadi pada komoditas sandang dipicu oleh telah kembali normalnya harga komoditas tersebut akibat telah berlalunya diskon yang diberikan oleh ritel-ritel pada akhir tahun 2015. 2.3. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI
Upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan Bank Indonesia selama triwulan I 2016 difokuskan untuk meningkatkan
koordinasi
dan
komunikasi
seluruh TPID Kota/Kabupaten dan TPID Provinsi serta menjaga ekspektasi masyarakat terhadap harga kebutuhan strategis. Secara ringkas langkah-langkah
pengendalian
ditempuh adalah sebagai berikut:
inflasi
yang
35 B. Penguatan Komunikasi dan Koordinasi
Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi
Program Pengendalian Inflasi
Tenggara.
1) Bekerjasama dengan media massa
Dalam rangka melakukan koordinasi seluruh
untuk
TPID Kota/Kabupaten dengan TPID Provinsi,
masyarakat.
sekaligus memperkuat komunikasi antara
mempengaruhi
2) Secara
berkala
dan
ekspektasi terkoordir
seluruh anggota TPID di tingkat provinsi
melakukan
maupun di tingkat Kota/kabupaten. Pada
kebutuhan pokok secara bersama-
tanggal 1 Februari 2016 dilakukan High
sama
Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi
inspeksi mendadak ke distributor,
Daerah (TPID) Provinsi Sultra. Kegiatan yang
gudang
diadakan di Grand Ballroom Hotel Plaza Inn
tradisional.
dan dipimpin langsung oleh, Asisten I Sekretaris
Daerah
Sarifuddin
Safaa
Prov.
Sultra,
Bpk
merekomendasikan
pemantauan
dengan
cara
BULOG
harga
melakukan dan
pasar
C. Penguatan basis data dan kerjasama antar daerah 1) Penyediaan data/informasi produksi
beberapa kebijakan sebagai berikut:
dan aliran barang masuk/keluar
A. Penguatan kelembagaan TPID pada
daerah.
tahun 2016 difokuskan pada :
2) Penyediaan data pantauan harga
1) Melanjutkan pembentukan TPID di 3 daerah.
mendukung
pengambilan
keputusan.
2) Menyelenggarakan
program
Capacity Building TPID. Map Pengendalian Inflasi Sulawesi Tenggara
sebagai
pedoman
pelaksanaan program TPID termasuk di tingkat Kabupaten/Kota. Pengendalian Inflasi kepada seluruh anggota TPID Provinsi maupun TPID Kabupaten/Kota. Pemerintah
menyediakan
anggaran
dalam
perdagangan
antar
4) Melibatkan pelaku usaha untuk menjalankan
kerjasama
antar
kemandirian
dan
daerah. infrastruktur daerah 1) Meningkatkan kemandirian daerah melalui peningkatan produksi. 2) Peningkatan kualitas infrastruktur
Daerah
dan konektivitas antar daerah untuk
alokasi
mendukung produksi dan distribusi
rangka
barang.
pengendalian inflasi dalam struktur APBD termasuk anggaran untuk operasi pasar.
terlaksananya
daerah.
D. Peningkatan
4) Melakukan sosialisasi Road Map
5) Mendorong
3) Mendorong kerjasama
3) Merumuskan dan menetapkan Road
untuk
untuk
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
1. High Level Meeting Tim Pengendalian
36
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
2. Talkshow di Media Massa Untuk
menjaga
ekpektasi
masyarakat
terhadap harga kebutuhan stratgis, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sultra
melakukan
talkshow
dengan
narasumber adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov Sultra dan Bulog Divre Sultra guna merespon kenaikan harga beras yang terjadi di awal bulan Maret 2016.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Bab 3
Stabilitas keuangan daerah masih terjaga, terutama dari ketahanan sektor rumah tangga. Tingkat konsumsi masyarakat yang masih tinggi, perilaku berutang yang masih normal, dan risiko kredit yang masih terjaga berdampak minimal pada sistem keuangan. Dari sisi sektor korporasi, kinerja korporasi utama masih rentan terhadap pelemahan ekonomi global. Meskipun demikian, masih kuatnya ekonomi domestik masih mendorong ketahanan sistem keuangan di Sulawesi Tenggara.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
2
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
39
%, yoy
60,0
8,0
6,4 55,0
7,0 6,0
50,1
50,0
5,0 4,0 3,0
45,0
2,0 1,0
40,0
0,0 I
II
III
IV
2013 Pangsa
Grafik 3.1
I
II
III
IV
I
II
III
IV
160 150 140 130 120 110 100 90 80 70 60
indeks
pesimis optimis
Pangsa thd PDRB (%)
Kenaikan harga BBM
Penurunan harga BBM
Penurunan harga BBM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3
I
2014
2015
2016
IKK (Keyakinan Konsumen) IKE (Kondisi Ekonomi Saat Ini) IEK (Ekspektasi Konsumen)
2014 2015 2016 gKonsumsi RT (sb.kanan)
Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara
Kenaikan harga BBM
Grafik 3.2
Indeks Keyakinan Konsumen Rumah Tangga Sulawesi Tenggara
40 160 150 140 130 120 110 100 90 80 70 60
indeks
148 142 123
121
87
81
pesimis optimis
pesimis optimis
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
indeks
88 80 76
160 150 140 130 120 110 100 90 80 70 60
Ketersediaan Penghasilan Saat Pembelian Lapangan Kerja Ini Barang Tahan Lama Jan-16 Feb-16 Mar-16
Grafik 3.3
Grafik 3.4
inflasi %, qtq
200
190,0
5
180
180,0
4
160
170,0
3
140
160,0
2
120
150,0
1
100
140,0
0
80
120,0
141
128 126
Ekspektasi Ekspektasi Lapangan Kerja Kegiatan Usaha Feb-16
Mar-16
Persepsi Rumah Tangga Sultra Terhadap Ekonomi 6 Bulan Mendatang
-1 -2
4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 2014 2015 2016 Ekspektasi Perubahan Harga (moving 3 bulan) Inflasi Sultra qtq (sb.kanan)
Grafik 3.5
Ekspektasi Perubahan Harga Oleh Rumah Tangga 3 Bulan Mendatang
Apr-16
Grafik 3.6 3.4
140
125
indeks perubahan harga
6
Idul Fitri
136
Jan-16
200,0
130,0
147
Ekspektasi Penghasilan
Persepsi Rumah Tangga Sultra Terhadap Ekonomi Saat Ini
indeks
150 142
Mei 16
16-Jun
Ekspektasi Perubahan Harga 3 Bulan Mendatang Berdasarkan Komoditi
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
41
Tw IV 2015
Tw I 2016
56,0% 21,3% 22,8%
58,0% 19,8% 22,2%
Konsumsi
Grafik 3.7
Cicilan/Pinjaman
Tabungan
Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga Sulawesi Tenggara Tabel 3.1 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga Berdasarkan Pendapatan
Penggunaan
Pendapatan Rp1 - 2 jt
Rp2,1 - 3 jt
Rp3,1 - 4 jt
Rp4,1 - 5 jt
>Rp5 jt
Rata-rata
Konsumsi
58,3%
57,0%
57,2%
57,5%
60,1%
58,0%
Cicilan/Pinjaman
12,8%
20,0%
22,2%
22,6%
21,2%
19,8%
Tabungan Total
28,9%
23,0%
20,6%
19,9%
18,7%
22,2%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
Tabel 3.2 Dana Rumah Tangga Untuk Membayar Cicilan dan Perubahannya Berdasarkan Pendapatan Triwulan I 2016
Tabel 3.3 Dana Rumah Tangga Untuk Menabung dan Perubahannya Berdasarkan Pendapatan Triwulan I 2016
20%-30%
Rp1 - 2 jt
3,3%
8,4%
7,7%
14,7%
2,7%
5,0%
Rp2,1 - 3 jt
6,4%
10,7%
6,7%
5,4%
7,0%
Rp3,1 - 4 jt
7,7%
4,3%
2,7%
2,0%
Rp3,1 - 4 jt
4,3%
4,7%
4,0%
2,3%
1,3%
Rp4,1 - 5 jt
1,3%
1,3%
1,0%
0,3%
Rp4,1 - 5 jt
0,7%
1,0%
0,7%
1,3%
0,3%
>Rp5 jt
0,7%
1,0%
16,4%
11,4%
Total
2,0%
2,0%
1,0%
1,0%
0,3%
26,8%
20,1%
24,7%
11,7%
Perubahan Tabungan* Pendapatan
0-10%
>30%
20%-30%
10%-20%
Perubahan Debt Service Ratio (DSR)* Pendapatan
Rp1 - 2 jt
12,9%
-48,3%
-29,2%
-43,6%
Rp1 - 2 jt
Rp2,1 - 3 jt
50,5%
-34,9%
9,5%
150,8%
Rp2,1 - 3 jt
Rp3,1 - 4 jt
109,8%
-27,5%
-49,8%
20,4%
Rp3,1 - 4 jt
Rp4,1 - 5 jt
100,7%
0,3%
0,3%
-85,7%
Rp4,1 - 5 jt
-66,6% -57,0%
0,3% 301,3%
>Rp5 jt
134,1%
602,3%
-49,8%
201,0%
>Rp5 jt
100,7% 201,0%
50,5% 201,0%
37,7%
-29,9%
-20,7%
-2,5%
Total
* Perubahan triwulan I 2016 dibandingkan triwulan IV 2015
TBM
16,7%
Total
-59,9% -38,8% -20,4%
>30%
2,3% 21,7%
20%-30%
2,3% 50,5%
10%-20%
Total
>30%
10%-20%
3,0%
8,0%
Pendapatan
0-10%
4,0%
8,0%
>30%
5,7%
15,1%
0-10% 24,1%
Rp2,1 - 3 jt
>Rp5 jt
20%-30%
Tabungan
Rp1 - 2 jt
Pendapatan
10%-20%
Debt Service Ratio (DSR)
0-10%
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
42
47,2%
TBM 60,5%
12,1%
-5,6% -35,3%
86,3%
-6,4% -19,7% -36,2% 100,7%
-13,5% -18,9% -23,8%
45,9% 953,5% N/A 0,3%
37,5% 251,2%
TBM = Tidak Bisa Menabung * Perubahan triwulan I 2016 dibandingkan triwulan IV 2015
43
40,6
60,0 42,0
82,7
90,2
3,6
3,0
28,1
36,8
%, yoy
50,0 40,0
96,4 97,0
30,0
71,9 63,2
59,4 58,0 17,3 9,8
Giro
Perseorangan
Grafik 3.8
22,0
17,9
10,0
Tw IV Tw I Tw IV Tw I Tw IV Tw I Tw IV Tw I 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 Deposito
24,5
20,0
Tabungan
0,0 I
II
Total
III
IV
I
II
2014
Bukan Perseorangan
DPK Total
Komposisi DPK Sulawesi Tenggara
Grafik 3.9
pangsa
III
IV
2015 Perseorangan
I
2016
Bukan Perseorangan
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Perseorangan Sulawesi Tenggara
%, yoy
%
150,0
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
124,9
20,4 23,4 100,0
50,0
23,6
75,0 72,3
17,6
0,0
I
II
III
IV
I
2014 Giro
Grafik 3.10
II
III 2015
Tabungan
4,3
IV
I 2016
Deposito
Komposisi DPK Perseorangan di Sulawesi Tenggara
7,5 7,0
6,7
4,7
8,0
6,5
6,0 5,5 5,0 4,5
-50,0
I
II
III 2014
IV
I
II
III 2015
IV
I
4,0
2016
Giro
Tabungan
Deposito
Sk. Bg Deposito (sb.kanan)
Grafik 3.11 Pertumbuhan DPK Perseorangan Tiap Jenis Penempatan
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
pangsa 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
44
Kab. Buton Kab. Muna Kab. Kolaka Kab. Wakatobi Kab. Konawe
Rek D% Rek D% Rek D% Rek D% Rek D%
134.327 4,1 231.748 3,1 35.162 2,8 69.434 4,2 28.885
Kab. Bombana
44.904
D%
6,3 4,8
Kab. Kolaka Rek Utara D%
30.139
Rek
173.997
Kota Baubau Kota Kendari Sulawesi Tenggara
D% Rek
4,6 2,1 569.931
3,9 115.979 6,7 207.148 5,5 31.514 4,7 63.510 5,7 26.162 9,4 40.216 6,9 26.606 7,7 152.537 3,3 509.380
11.851 -3,1
19
11
-6,3
-13,6
-38,9
-2,4
22.163 1.797 -13,3 3.339 -11,3 5.467 -7,0 2.527 -17,3 4.316 -10,8 3.315 -13,4
-7,1
5,0
1 0,0
62
59
18
15
-17,3
-21,3
20,0
-6,3
12
3
1
-29,4
0,0
0,0
350
10
-2,0
-16,7
195
-8,5 216
-5,5
>20M
0,0 4 33,3 1
-17,9 -3,1
1 -75,0
1
1,0 280
4 -33,3
>15M - 20M
>10M -15M
>5M - 10M 1 0,0
8
51.315 6.225
-9,8
6 50,0
0,0
2,7 4,5 -10,4 -6,1 Rek 1.433.856 1.275.586 140.107 13.266 3,1
20 -33,3
-2,5
D% D%
26 -10,3
2 -33,3
268
18.667 2.041 -6,0
>2 M - 5M
816
17.147 1.078 -10,3
>1 M - 2 M
102.534
3,0
>500JT - 1 M
115.329
>100JT - 500JT
Jumlah
Kab. Konawe Rek Selatan D% Rek
>10 JT - 100 JT
Daerah
<10 JT
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 3.4 Komposisi Jumlah Rekening Perseorangan Per Nilai Penempatan di Sulawesi Tenggara
1
-
-75,0 -100,0 1 -80,0
124
76
49
12
0,0
-7,7
-80,0
6
13
-9,5
-14,6
536
210
114
-9,8 790
-12,9 395
14,0 193
-10,2
-18,7
7,8
1
-81,8 225,0 35 15 -45,3
50,0
Rek = Jumlah rekening; D % = Perubahan jumlah rekening pada triwulan I 2016 dibandingkan dengan triwulan IV 2015 Dalam LBU daftar Kabupaten/Kota masih menggunakan daftar daerah otonomi tahun 2005
1 100
1 100,0
pangsa
18,1 17,9
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Tw I 2016 Multiguna
82,1 81,9
I Lokasi Proyek
II
III
IV
2014 Perseorangan
Grafik 3.12
I
II
III
IV
2015 Bukan Perseorangan
Nominal
94,3% 5,7%
94,7% 5,3%
Rekening
Rekening
99,7% 0,3%
98,5% 1,5%
Tw I 2016
UMKM
Grafik 3.14
Alat RT
71,7 20,6
67,82 23,25 8,93
Tw I 2016
Konsumsi
6,3 1,5
KREDIT INVESTASI PERORANGAN Bukan UMKM
Komposisi Penggunaan Kredit Produktif Perseorangan Oleh UMKM
Modal Kerja
*Lokasi Proyek
Investasi
Grafik 3.13 Komposisi Penggunaan Kredit Perseorangan di Sulawesi Tenggara
%, yoy
70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 -10,0 -20,0
24,6 16,5 15,8 2,9 -10,2 I
KREDIT MODAL KERJA PERORANGAN
KKB
I 2016
Komposisi Kredit Perseorangan di Sulawesi Tenggara
Nominal
KPR
II
III
IV
2014 Kredit Perseorangan KPR Multiguna
I
II
III
IV
I
2015 2016 Kredit Konsumsi KKB
Grafik 3.15 Pertumbuhan Kredit Perseorangan di Sulawesi Tenggara
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
45
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
46
13,60 13,40 13,20 13,00 12,80 12,60 12,40 12,20 12,00 11,80 11,60 11,40
%, tertimbang
%, NPL
5,00 4,50 4,00 12,96 3,50 3,00 2,50 2,34 2,00 1,50 1,27 1,00 0,50 0,00 IV I
13,21
I
II
III
IV
2014 Sk.Bunga K. RT NPL K. RT (sb.kanan)
Grafik 3.16
I
II
III
2015 2016 Sk.Bunga K. Kons NPL K.Kons (sb.kanan)
NPL dan Suku Bunga Kredit Rumah Tangga & Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara
Daerah
Tabel 3.5 Penyaluran Kredit Perseorangan Secara Spasial Posisi Triwulan I 2016 Jumlah Rekening Baki Debet Pertumbuhan Pangsa (Rp miliar)
(%, yoy)
(%)
KPR
KKB
Peralatan Multiguna
Kab. Buton
582,79
16,54
3,5
764
3.760
71
Kab. Muna
1.228,25
21,52
7,5
2.278
510
18
8.790
Kab. Kolaka
2.093,98
12,09
12,7
978
2.563
1.628
11.501
-
2.294
Kab. Wakatobi
5.903
234,34
19,90
1,4
352
2
1.112,29
23,68
6,8
346
1.685
Kab. Konawe Selatan
816,78
31,56
5,0
185
379
-
Kab. Bombana
479,13
35,31
2,9
387
85
-
Kab. Kolaka Utara
406,29
33,89
2,5
20
58
Kab. Buton Utara
124,06
25,18
0,8
58
10
-
Kab. Konawe Utara
307,95
45,92
1,9
-
60
-
1.417,59
12,88
8,6
1.481
436
7.629,33
11,01
46,4
12.407
13.140
565
39.894
16.432,77
15,80
100,0
19.256
22.688
2.500
102.835
Kab. Konawe
Kota Bau-Bau Kota Kendari Sulawesi Tenggara
Dalam LBU daftar Kabupaten/Kota masih menggunakan daftar daerah otonomi tahun 2005
1
8.319 6.072 3.315
7
210
2.949 1.195 2.505 10.098
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
47
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
48
Tabel 3.6 Pertumbuhan dan NPL KPR di Sulawesi Tenggara Pangsa Growth (% yoy) NPL (%) Jenis KPR % Tw IV-15 Tw I-16 Tw IV-15 Tw I-16 KPR/KPA 7 -5,7 1,4 3,98 3,77 sd 21 KPR/KPA 56 7,8 6,5 2,43 2,66 >21-70 KPR/KPA 17 -4,0 -6,1 2,43 3,26 >70 KP 19 7,4 2,1 4,31 5,59 Ruko KPR 100 4,4 2,9 2,90 3,40
Tabel 3.7 Pertumbuhan dan NPL KKB di Sulawesi Tenggara Jenis KPR Mobil Sepeda Motor Kendaraan Lainnya KPR
Pangsa Growth (% yoy) NPL (%) % Tw IV-15 Tw I-16 Tw IV-15 Tw I-16 76,5
-15,2
-9,3
2,38
2,07
15,4
-21,2
-28,9
2,00
1,35
8,1
46,4
51,4
6,20
5,80
100
-13,3
-10,2
2,63
2,26
49
>3 - 4 th
>4 - 10 th
>10 th
0,05
0,72
0,03
0,01
0,87
3,72
1,04
1,88
0,19
0,13
6,64
2,09
0,49
2,41
0,33
0,04
4,99
7,22
2,65
8,28
1,44
0,20
18,15
>50-100 jt
0,03
0,67
23,95
1,02
0,14
24,65
0,04
1,34
32,79
1,86
0,22
34,18
>100-500 jt
0,03
0,31
67,28
0,97
0,16
67,61
0,01
0,21
40,58
0,62
0,13
40,81
1,05
0,01
1,05
0,17
0,00
0,17
2,36
0,35 100,00
4,12
0,68 100,00
>500-1 M >1M Jumlah
2,26
0,02
0,80
1,53
96,21
< 1 th
1-3 th
>10 th
0,11
>10-50 jt
1-3 th
<10 jt
< 1 th
>4 - 10 th
Jangka Waktu
>3 - 4 th
Besar pinjaman
Berdasarkan Jumlah Rekening (%)
Jangka Waktu
Jumlah
0,82 11,00
0,00
0,05
5,24
83,76
Jumlah
0,05
Tabel 3.9 NPL Kredit Multiguna Besar pinjaman
Jangka Waktu < 1 th
1-3 th
>3 - 4 th
>4 - 10 th
>10 th
Jumlah
<10 jt
1,14
6,08
18,71
10,07
4,96
15,87
>10-50 jt
0,05
0,53
1,48
1,36
0,00
0,79
>50-100 jt
0,00
0,31
0,27
0,10
0,00
0,27
>100-500 jt
0,00
1,77
0,29
2,13
2,14
0,30
3,67
0,00
>500-1 M >1M Jumlah
0,11
0,00
3,86
0,84
0,52
3,67 3,76
1,23
1,10
0,51
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 3.8 Komposisi Kredit Multiguna Posisi Triwulan I 2016
Berdasarkan Nominal (% Pangsa)
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
50
Feronikel 26.893 USD 91%
Lainnya 657 2% Ikan hidup 323 1% Tuna 69 0% Rajungan 364 1%
Gurita 1.490 USD 5%
Grafik 3.17
Komposisi Ekspor Sulawesi Tenggara
USD/metric ton
%, qtq
20.000 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0
8.508
-9,8 I
II
III
2014 Harga Nikel
IV
I
II
III
IV
I
2015 2016 Perubahan Harga (sb. Kanan)
Grafik 3.18 Harga Nikel Internasional
30 25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
51
skala likert 3,00 2,00
1,00 (1,00) (2,00) (3,00) (4,00)
Penjualan Domestik
Penjualan Ekspor Kapasitas Utilisasi IP Tambang
Grafik 3.19
Tambang
Investasi
IP Pertanian
Biaya Perdagangan
Harga Jual Perhotelan
Kinerja Korporasi di Sulawesi Tenggara Berdasarkan Liaison Triwulan I 2016
Marjin
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
52 saldo bersih
Upah (Rp)
10,00%
6,21%
2.500.000
5,00%
2.000.000
0,00%
1.500.000
-5,00%
1.000.000
-10,00%
1.950.000
500.000
-15,00%
-12,80%
0 UMP
-20,00% I
II
III
2015
Grafik 3.20
1.890.000
1.850.000
IV
I
2016
Kondisi Kegiatan Usaha di Sulawesi Tenggara
2013
Sektor Sektor Bangunan Pertambangan 2014
2015
2016
Grafik 3.21 Perkembangan Upah Minimum Provinsi
Tw I 2016
Tw IV 2015
66,7
Tambang
56,0
Hotel Resto
41,8% 56,5% 1,76%
42,6
57,4
Konstruksi
40,0
60,0
30,3 0%
Grafik 3.22
Cukup
Buruk
Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara
50,0
Pertanian
Perdagangan
Baik
44,0
50,0
Industri
30,0% 63,5% 6,5%
33,3
60,6
20%
40%
60%
Baik
Cukup
Buruk
80%
Grafik 3.23 Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi Berdasarkan Sektoral
100%
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
53
54
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 3.10 Perkiraan Beban Angsuran Terhadap Pendapatan Korporasi 6 Bulan Mendatang
Sektor
Memiliki kredit bank (% thd total responden)
Perkiraan Beban Angsuran (% Responden thd Responden Kredit) Semakin Berat
Tetap
Semakin Ringan
Pertanian
11,11
0,0
100,0
0,0
Industri
25,00
0,0
66,7
33,3
Penggalian
33,33
0,0
0,0
100,0
Konstruksi
80,00
0,0
100,0
0,0
Perdagangan
21,21
0,0
100,0
0,0
Hotel Restoran
36,00
11,1
77,8
11,1
9,09
0,0
100,0
0,0
Jasa
12,90
0,0
50,0
0,0
Total
22,00
3,0
78,8
12,1
Angkutan
%, yoy 100 80
42,7
60 40
Kredit Modal Kerja
38,7% 59,8% 1,5%
20
2,9
0
Kredit Investasi
-20
Kredit Konsumsi
-12,4
-40 -60 I
II
III 2014
Kredit Korporasi Investasi Korporasi
Grafik 3.24
Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi
%, yoy
20%
60,0 40,0 20,0
19,3 9,0
72,0 72,6
pangsa 12,1%
64,0
pangsa 35,2%
80,0
pangsa 42,1%
115,8
100,0
I
II
III 2015
IV
I 2016
Modal Kerja Korporasi
Grafik 3.25 Pertumbuhan Kredit Korporasi
140,0 120,0
IV
15%
%, NPL
risiko terjaga
risiko risiko risiko stabil terkendali meningkat meningkat
Konstruksi
Perdagangan Pertambangan Modal Kerja Korporasi Tw IV 15 Tw I 16
10%
5%
0%
0,0 Konstruksi
Grafik 3.26
Perdagangan Tw IV 15 Tw I 16
Pertambangan
Pertumbuhan Kredit Modal Kerja Korporasi Sektor Dominan
Grafik 3.27 Pergerakan NPL Kredit Modal Kerja Korporasi
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
55
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
56
30,0
%, yoy
23,6
20,0
12,6
10,0 0,0
-11,4 10,1
-10,0 -20,0 -30,0 -40,0
15%
0,8 -28,3 4,2
19,5
risiko terjaga
risiko terjaga
risiko terjaga
risiko terjaga
risiko menurun perlu perhatian
10% 7,42%
-23,7 pangsa 12,8%
pangsa 11,1%
pangsa 7,6%
pangsa 5,5%
Tambang Perhotelan LGA Pertanian Perdagangan Tw IV 15 Tw I 16
Grafik 3.28
%, NPL
5%
-19,1 pangsa 53,2%
20%
Pertumbuhan Kredit Investasi Korporasi Sektor Dominan
0,13%
1,02%
0,09%
0,00%
0% Tambang Perhotelan
LGA
Tw IV 15
Pertanian Perdagangan
Tw I 16
Grafik 3.29 Pergerakan NPL Kredit Investasi Korporasi
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
57
Tabel 3.11 Perkembangan Jumlah Bank dan Jaringan Kantor Bank di Sulawesi Tenggara
KATEGORI
2012
Bank Umum
2013
2014
2016
2015
I
21
23
25
25
25
18
18
19
19
19
UUS
3
3
3
3
3
Syariah
3
5
6
6
6
147
190
237
236
236
12
12
17
17
17
Konvensional
Jumlah Kantor Bank Umum BPR Jumlah Kantor
Total Kantor Bank
18
18
25
25
25
165
208
262
261
261
Jumlah kantor termasuk KP, Kanwil, KC, KCP, BRI Unit, dan KK
Tabel 3.12 Perkembangan Aset Perbankan di Sulawesi Tenggara
Pertumbuhan (%, yoy) KATEGORI Bank Umum Bank Pemerintah Bank Swasta BPR Total Aset
2015
Nominal Aset (Rp miliar) 2016
I
II
III
IV
I
10,5
12,9
19,3
14,8
12,8
14,3
23,5
20,3
2,6
7,5
3,2
50,9 10,8
64,4 13,3
47,6 19,5
2015
2016
I
II
III
IV
I
10,3
19.702
21.562
22.182
20.371
21.732
15,2
15.634
17.303
18.197
16.609
18.011
-4,3
-8,5
4.068
4.259
3.985
3.762
3.721
39,5 15,1
35,3 10,6
200 19.902
234 21.796
240 22.423
261 20.632
271 22.003
58
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 3.13 Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara
Pertumbuhan (%, yoy) KATEGORI DPK Bank Umum Giro Tabungan Deposito Kredit Bank Umum Modal Kerja Investasi Konsumsi LDR NPL Gross
2015
Nominal (Rp miliar) 2016
2015
2016
I 9,6
II 12,5
III 19,6
IV 26,5
I 22,0
I 12.597
II 13.675
III 14.883
IV 14.517
I 15.367
7,8
9,5
23,9
32,3
21,2
3.475
4.169
4.548
2.829
4.211
-1,9
-0,8
8,8
20,7
23,1
5.887
5.923
6.619
8.129
7.245
42,1 10,4
50,1 11,3
38,4 12,5
36,6 13,4
20,9 17,1
3.235 14.444
3.583 15.174
3.716 15.644
3.558 16.092
3.912 16.915
4,9
10,6
10,1
9,1
17,7
3.967
4.266
4.313
4.288
4.669
-1,8
3,3
3,0
7,2
8,0
1.689
1.701
1.692
1.791
1.823
9.639
10.013
10.423
15,8
13,3
15,4
16,7
18,6
8.787
9.206
114,7
111,0
105,1
110,9
110,1
2,88
3,06
2,95
2,45
2,61
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
59
Tabel 3.14 Perkembangan Indikator Bank Umum Syariah di Sulawesi Tenggara
Pertumbuhan (%, yoy) KOMPONEN
2015 I
Aset Bank Syariah %Aset thd Total Aset Bank DPK Giro
-20,8
Nominal (Rp miliar) 2016
II
III
16,5
-1,0
IV 5,0
I -3,5
2015 I
II
2016 III
IV
I
969
1.169
916
947
935
4,9
5,4
4,1
4,7
4,3
561
551
575
623
621
-12,1
3,5
1,2
3,5
10,6
24,6
23,2
2,2
-2,8
17,8
37,5
35,6
43,0
41,7
44,2
296,6
326,7
360,5
350,9
Tabungan
-2,1
1,9
5,0
2,5
14,6
306,2
Deposito Pembiayaan
-26,5 10,8
3,0 4,6
-4,5 -1,6
6,5 -4,7
3,8 -1,6
217,3
218,9
205,6
221,1
225,5
837
849
833
813
823
FDR
86,4
72,6
90,9
85,8
88,0
NPF Gross
5,00
5,37
6,17
5,54
7,42
60
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 3.15 Perkembangan Indikator BPR di Sulawesi Tenggara
Pertumbuhan (%, yoy) KOMPONEN
2015
Nominal (Rp miliar) 2016
2015
2016
Aset BPR
I 50,9
II 64,4
III 47,6
IV 39,5
I 35,3
I 200,3
II 233,8
III 240,5
IV 260,9
I 271,0
DPK
18,8
35,4
20,2
30,9
29,3
92,5
104,4
102,4
122,9
119,6
Kredit
42,9
47,5
34,6
29,4
23,7
151,2
170,0
174,8
175,6
187,0
FDR
163,5
162,8
170,7
142,9
156,3
NPLs Gross
10,42
9,44
10,21
7,95
9,99
%, NPL
%, yoy 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 -
29% UMKM
7
5,7
6
12,4
5
4 3 2
1
Rp5,8 Triliun
Non-UMKM Rp14,2 Triliun
I
II
III
IV
2014
II
III
I 2016
NPL (sb. Kanan)
Pertumbuhan Kredit UMKM
>20M >15M - 20M >10M - 15M >5M - 10M
0.4% 0.9% 3.9% 10.6%
>1 M - 2 M
13.4%
>500JT - 1 M
12.5%
>100JT - 500JT
27.6%
>50 JT - 100 JT
10.4%
>10 JT - 50 JT <10 JT
Grafik 3.31 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit
1.1%
>2 M - 5M
Grafik 3.32
IV
2015
g Kredit (%)
Grafik 3.30
I
16.2%
3.0%
Pangsa Nominal Kredit UMKM
Grafik 3.33 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Kota/Kabupaten
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
61
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
62
140
125,7 123,6
120
20
17,4 15,8
18 16
100
14
80
12 10
60
8
6
40
4
20
2
0
0 Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb
2012
Grafik 3.34
2013
2014
2015
2016
Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja
Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb Agust 2011
2012
2013
2014
2015
Grafik 3.35 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
63
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
64
Halaman ini sengaja dikosongkan
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Bab 4
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2015. Pada triwulan I 2016, realisasi pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai sebesar 29,4%, meningkat dibandingkan dengan periode tahun lalu yang tercatat sebesar 3,1%. Sementara untuk realisasi belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara juga mengalami peningkatan dari 12,4% menjadi 13,0% di periode laporan.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
2
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
67
% yoy
Rp Miliar 3.000
2.641
2.500
40 35
% yoy
Rp Miliar 3.000
2.769 20,3
2.500
30 2.000
25
17,0
1.500
20 15
1.000
-
2010
2011
Pendapatan
Grafik 4.1
2012
2013
2014
2015
2016
15
1.500
10 5
1.000
0
5
500
0
-
-5
-10 2010
Growth Pendapatan (sb kanan)
Perkembangan Tahunan Anggaran Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara
25 20
2.000
10 500
30
2011 Belanja
Grafik 4.2
2012
2013
2014
2015
2016
Growth Belanja (sb kanan)
Perkembangan Tahunan Anggaran Belanja Provinsi Sulawesi Tenggara
68
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 4.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Triwulan I Tw I 2014 URAIAN
Realisasi (Miliar Rp)
Tw I 2015
Serap (%)
Realisasi (Miliar Rp)
Tw I 2016
Serap (%)
Anggaran
Realisasi (Miliar Rp)
Serap (%)
263,72
12,34
71,93
3,07
2.641,12
775,38
29,36
PENDAPATAN ASLI DAERAH
88,04
15,44
71,93
13,32
558,39
148,12
26,53
Pendapatan Pajak Daerah
57,59
12,32
64,12
15,43
455,62
107,88
23,68
PENDAPATAN
4,19
18,17
0,84
5,05
10,07
2,72
27,06
23,29
97,04
-
-
23,45
23,38
99,69
2,97
5,34
6,97
8,26
69,26
14,13
20,41
PENDAPATAN TRANSFER
175,68
11,51
-
2.071,73
627,26
30,28
Transfer Pemerintah Pusat
175,61
14,49
-
1.498,36
485,17
32,38
Dana Bagi Hasil Pajak
-
-
-
62,45
12,50
20,02
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
-
-
-
44,36
15,07
33,97
175,61
16,67
-
1.200,63
400,21
33,33
-
-
-
190,92
57,39
30,06
0,08
0,02
-
573,36
142,09
24,78
Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Dipisahkan Lain-lain PAD
Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Transfer Pem. Pusat Lain
-
-
-
-
-
-
0,08
0,02
-
573,36
142,09
24,78
LAIN-LAIN PENDAPATAN SAH
-
-
-
11,00
-
-
Pendapatan Hibah
-
-
-
11,00
-
-
Pendapatan Dana Darurat
-
-
-
-
-
-
Pendapatan Lainnya
-
-
-
-
-
-
Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian
Tabel 4.2 Perbandingan Pencapaian Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Triwulan I Tw I 2014 Tw I 2015 Tw I 2016 URAIAN
Realisasi (Miliar Rp)
Serap (%)
Realisasi (Miliar Rp)
Serap (%)
Anggaran
Realisasi (Miliar Rp)
Serap (%)
BELANJA
251,22
10,25
286,36
12,45
2.768,76
359,70
12,99
BELANJA OPERASI
199,91
13,75
231,36
16,01
1.699,15
327,12
19,25
Belanja Pegawai
84,02
14,59
101,60
17,12
622,06
127,69
20,53
Belanja Barang
21,19
5,22
20,85
6,65
385,93
38,69
10,02
Belanja Bunga
8,67
33,92
7,64
31,63
18,55
7,35
39,64
Belanja Hibah
80,03
24,49
101,27
24,52
584,66
153,39
26,23
Belanja Bantuan Keuangan
6,00
5,04
-
-
87,95
-
-
BELANJA MODAL
3,37
0,46
10,61
1,79
802,24
31,32
3,90
-
-
-
-
11,00
-
-
Belanja Peralatan dan Mesin
0,13
0,26
0,80
1,55
55,42
2,48
4,48
Belanja Bangunan dan Gedung
0,03
0,02
0,04
0,02
275,72
24,26
8,80
Belanja Jalan, irigasi & Jaringan
3,21
0,74
9,76
2,94
459,06
4,57
0,99
Belanja Aset Tetap Lainnya
0,00
0,00
0,00
0,05
1,04
-
-
BELANJA TIDAK TERDUGA
-
-
-
-
25,25
-
-
Belanja Tak Terduga
-
-
-
-
25,25
-
-
TRANSFER
47,93
19,20
44,39
19,74
242,12
1,27
0,52
Transfer Bagi hasil ke Kab/Kota
47,93
19,20
44,39
19,74
242,12
1,27
0,52
Belanja Tanah
100%
100%
75%
75%
50%
50%
25%
25%
0%
0% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 2015 Target
Grafik 4.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 .
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 2015 Target
2016 Realisasi
Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara
Grafik 4.4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 .
2016 Realisasi
Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan Antara Realisasi dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
69
70
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 4.2 Proyek Infrastruktur/Belanja Modal APBD 2016 Pagu >Rp5 Miliar Berjalan Tw I 2016 No
Nama Proyek
Pagu (Rp)
Awal Pekerjaan
1
Pembangunan Masjid Al Alam (Lanjutan)
70.000.000.000
Jan-16
2
Pembangunan Jalan Akses Masjid Al-Alam (Tahap III)
28.636.750.000
Jan-16
3
Peningkatan Jalan BTS. Kota Kendari/Kab. Konsel - Punggaluku
27.640.000.000
Jan-16
4
Peningkatan Jalan Punggaluku - Alangga
23.960.000.000
Mar-16
5
Peningkatan Jl. Bypass - Sentral Kota - Kendari Beach (Segmen III)
11.900.000.000
Mar-16
6
Peningkatan Jalan Kamaru - Lawele
11.400.000.000
Mar-16
7
Pembangunan Jembatan S. Wanggu VII (Unhalu)
10.000.000.000
Jan-16
8
Rehabilitasi Gedung Tugu Persatuan dan Gedung MTQ (Lanjutan)
10.000.000.000
Jan-16
9
Pembangunan Jalan Sorumba - Asrama Haji
9.516.750.000
Mar-16
10
Peningkatan Jalan Lagadi - BTS. Kab. Mubar/Kab. Muna
8.680.000.000
Jan-16
11
Peningkatan Jalan Dayanu Ichsanuddin - Lawela (Bts. Bau Bau/Busel)
7.615.500.000
Jan-16
12
Pengerukan Teluk Kendari (Tahap II)
7.500.000.000
Feb-16
13
Peningkatan Jalan Motaha - Alangga (DAK)
6.473.940.000
Jan-16
14
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Kambara (DAK)
5.442.500.000
Feb-16
15
Pembangunan Armor Rubble Mound Teluk Kendari
5.000.000.000
Feb-16
16
Peningkatan Jalan Kapoiala Kab. Konawe
5.000.000.000
Feb-16
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Bab 5
Pada triwulan I 2016, sistem pembayaran non tunai di Sulawesi Tenggara terutama untuk transaksi dengan sistem kliring mengalami peningkatan sebesar 137,2%. Sementara itu, penurunan pada transaksi dengan menggunakan sistem RTGS masih terjadi dalam masa transisi implementasi teknologi baru. Di sisi sistem pembayaran tunai, pada triwulan I 2016 terjadi net inflow uang kartal sesuai dengan pola musimannya.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
2
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
73
Tabel 5.1 Ketentuan Terbaru Penerapan BI-RTGS Generasi II
Nominal Transaksi BI-RTGS Batas minimal transaksi (flooring ) Rp500 juta Batas minimal transaksi (flooring ) Rp100 juta 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 -
Tidak dibatasi
Mulai 16 November 2015 sd. 30 Juni 2016
Batas maksimal transaksi Rp 500 juta
Mulai 1 Juli 2016
Rp Triliun
I
II
III
IV
2014 Nilai RTGS From
Grafik 5.1
Masa Berlaku
SKNBI
I
II
III
IV
%, yoy 80 60 40 20 0 -20 -40 -60 -93,4-80 0,8 -100 -120 I
2015 2016 g Nilai RTGS (sb. Kanan)
Nilai Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara
%, yoy
Transaksi 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000
I
II
III
2014 Volume RTGS
Grafik 5.2
IV
I
II
III
100 80 60 40 20 0 -20 -40 -91,2 -60 481-80 -100 IV I
2015 2016 g Volume RTGS (sb. Kanan)
Volume Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara
74
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 5.2 Perputaran Transaksi Kliring Sulawesi Tenggara Keterangan
2014 I
II
2015 III
IV
I
II
2016 III
IV
I
Perputaran Kliring - Lembar (ribu) - Nominal (Rp miliar)
43,3
37,6
38,7
43,8
40,8
41,7
44,2
54,5
58,1
893,2
825,2
821,8
1.050,3
878,4
917,8
1.051,1
1.748,4
2.083,9
687,1
597,3
613,6
694,7
647,4
662,0
701,1
852,2
953,1
14,2
13,1
13,0
16,7
13,9
14,6
16,7
27,3
34,2
Rata-rata Harian Perputaran Kliring - Lembar (ribu) - Nominal (Rp miliar) Penolakan Cek/BG Kosong - Lembar (ribu) - Nominal (Rp miliar)
520
861
723
666
1.273
1.144
843
830
783
16,2
20,3
14,9
15,7
28,8
47,9
64,7
35,7
22,9
100
Rp Miliar 1.500
80
1.000
%, yoy
Rp Miliar 3.000 2.500
36,3
2.000
40
22,7
1.500
20 -
1.000
(20) 500 I
II
III
IV
2014 Inflow g Inflow (sb. Kanan)
Grafik 5.3
I
II
III
2015
IV
997
net inflow
60
500
(500)
(40)
(1.000)
(60)
(1.500)
I
2016
net outflow
(2.000)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
Outflow g Outflow (sb. Kanan)
Aliran Uang Kartal Dari Bank Sentral di Sulawesi Tenggara
(1.545)
2011
Grafik 5.4
2012
2013
2014
2015 2016
Posisi Selisih Inflow dan Outflow Di Bank Sentral Sulawesi Tenggara
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
75
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
76 %, yoy
Rp, Miliar 400
300
370
350
250
300
200
250
108,5
200
4,6 95,4
150 100
150
50
100
-
50 0
(50) I
II
III 2014
Nominal UTLE
Grafik 5.5
IV
I
II
III 2015
IV
I 2016
Pecahan 100.000
g Nominal UTLE (sb.Kanan)
Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar
Grafik 5.6
Pecahan 50.000
Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Bab 6
Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara mengalami perbaikan walaupuan terjadi perlambatan kinerja perekonomian pada periode laporan. Kondisi tersebut terlihat dari peningkatan jumlah penduduk yang bekerja dan penurunan jumlah penggangguran. Sementara itu, untuk perkiraan kondisi ketenagakerjaan pada periode yang akan datang akan mengalami perbaikan. Berbeda dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan terutama pada masyarakat pedesaan mengalami penurunan. Hal tersebut tercermin dari Nilai Tukar Pertani (NTP) dan indeks penghasilan konsumen yang mengalami penurunan di periode laporan.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
2
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
79
1.166
1.200 1.150
1.126
1.112 1.054
40
1.037
1.050
24
20
950
10 -
900 Feb
Aug
2013
Grafik 6.1
42
37
30
997
1.000
46
48
46
50
1.075
1.100
63
70 60
Feb
Aug
2014
Feb
Aug
2015
Feb
Feb
Kondisi Penduduk Bekerja Sulawesi Tenggara
Aug 2013
2016
Grafik 6.2
Feb
Aug 2014
Feb
Aug 2015
Kondisi Penduduk Menganggur
Feb 2016
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
80
8
25
6
20
4 2
15
0
10
-2 -4
5
-6
0
-8 II
III
IV
I
II
III
2014
Grafik 6.3
IV
I
II
III
2015
IV
II
I 2016
Indeks Realisasi Penggunaan Tenaga Kerja
III
-5
Grafik 6.4
IV
I
II
III
2014
IV
I
II
III
2015
IV
I
II
2016
Indeks Perkiraan Jumlah Pengunaan Tenaga Kerja
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
81
indeks 150
107
Perikanan
145
Peternakan
140
Perkebunan Rakyat
135
Hortikultura
130
Tanaman Pangan
105
105 106
100
103
94
95
96
95
100
Total
125 I
II
III
IV
I
II
III
2014 2015 Indeks Penghasilan Konsumen
Grafik 6.5
Indeks Penghasilan Konsumen
IV
101
I
80
2016
TW I 2016
Grafik 6.6
90
100
TW IV 2015
Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara
110
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
82
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Bab 7
Pada triwulan II 2016 mendatang, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara diperkirakan akan mengalami sedikit percepatan dan tumbuh pada kisaran 6,4% – 6,8% (yoy). Percepatan tersebut diperkirakan terjadi karena akselerasi pada lapangan usaha pertanian dan perdagangan serta perbaikan kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Di samping itu, tingkat konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah yang relatif masih tumbuh positif juga diperkirakan turut menyebabkan percepatan kinerja ekonomi di periode triwulan mendatang. Di sisi lain, perkembangan inflasi Sultra diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan sebagai dampak lanjutan atas penurunan harga BBM bersubsidi yang terjadi pada bulan April 2016. Inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2016 diprakirakan mengalami penurunan yakni pada kisaran 4,1% 4,7% (yoy).
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
2
70
40%
60
30%
52
50
20% 10%
40 30
20 10 I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
Perkiraan Luas Panen Padi
262%
16
300% 250%
14
200%
12 10
150%
8
100%
-20%
6
-30%
4
-40%
2
-50%
-
II
2014 2015 2016 Perkiraan Luas Panen Padi Pertumbuhan(sb. Kanan)
Grafik 7.1
17
18
-10%
0%
-13%
Thousands
Thousands
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
85
50%
0% -50% I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
2014 2015 2016 Perkiraan Luas Panen Jagung Pertumbuhan(sb. Kanan)
Grafik 6.6
Perkiraan Luas Panen Jagung
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
86
9
%,
40
8
35
7
30
6
25
5
20
4
3
15
2
10
1
5
Pertanian
Pertambangan Tw IV 2015
Industri
14,21 14,20
-
PHR
I
Tw I 2016
II
III
IV
I
2014
Grafik 7.3
Perkiraan Kondisi Kegiatan Dunia usaha Sektor Utama
Grafik 7.4
II
III
IV
2015
I
II 2016
Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha
Tabel 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian
2014 I
II
13,9
12,0
2015 III 8,3
IV 2,8
2016
I
II
III
(0,5)
(1,8)
(3,8)
IV 6,8
I 10,3
IIP 10,4 - 10,8
0,0
(8,1)
(5,6)
(5,0)
9,4
12,0
16,2
7,4
(14,3)
(4,3) - (3,9)
(3,8)
2,3
13,9
18,7
18,2
11,0
3,5
0,4
13,7
6,2 - 6,6
Pengadaan Listrik, Gas
7,1
7,3
9,1
18,6
5,2
5,7
0,7
4,5
8,7
4,6 - 5,0
Pengadaan Air
9,5
4,9
7,3
6,2
3,0
8,1
0,2
0,3
13,3
6,0 - 6,4
Konstruksi
16,2
13,8
11,4
9,8
1,7
11,9
15,8
19,5
14,1
12,6 - 13,0
Perdagangan Besar dan Eceran
Industri Pengolahan
10,8
6,0
8,0
8,5
6,7
10,0
7,1
6,0
7,2
9,4 - 9,8
Transportasi dan Pergudangan
7,0
3,6
3,7
6,3
5,6
7,1
10,5
6,8
12,2
4,9 - 5,3
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
9,7
9,5
8,8
9,6
6,8
6,4
7,7
10,5
7,7
2,6 - 3,0
Informasi dan Komunikasi
4,8
3,3
1,7
2,0
3,6
6,6
7,8
7,6
15,3
1,6 - 2,0
Jasa Keuangan
8,8
8,2
8,4
12,2
8,3
2,1
8,8
11,5
14,4
13,6 - 14,0
Real Estate
7,7
7,5
5,9
5,5
4,0
5,5
6,9
2,8
0,4
5,8 - 6,2
Jasa Perusahaan
13,0
9,9
9,3
7,1
7,7
10,7
11,0
11,6
10,2
5,7 - 6,1
Administrasi Pemerintahan
11,3
10,2
13,9
16,1
7,6
9,9
3,0
1,7
3,3
8,8 - 9,2
Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
14,9
13,7
13,0
14,4
14,4
11,8
6,5
0,8
14,7
9,8 - 10,2
15,2
15,6
8,2
10,0
6,8
7,1
8,7
3,3
15,5
6,4 - 6,8
Jasa Lainnya
16,7
18,0
10,5
7,4
5,5
5,9
8,5
8,3
8,5
10,0 - 10,4
8,7
5,5
5,9
5,3
5,7
7,2
7,0
7,5
5,2
6,4 - 6,8
PDRB
*Keterangan Meningkat Melambat
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
87
190 180
172
170 160
150 140
130 I
II
III
2014
Grafik 7.5
IV
I
II
III
IV
2015
Perkiraan Pengeluaran Konsumen
I
II
2016
88
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2014 I
II
2015 III
IV
I
II
2016 III
IV
IIP
I
6,3
6,7
6,4
5,1
4,3
4,8
5,1
5,0
6,4
7,0 - 7,4
15,0
14,4
7,1
10,8
-11,0
-9,0
5,1
5,5
3,8
8,9 - 9,3
Konsumsi Pemerintah
2,2
2,8
3,1
5,1
2,5
3,9
6,8
4,3
4,8
5,0 - 5,4
PMTB
8,2
7,8
19,4
26,4
2,2
10,3
3,0
2,8
10,9
Perubahan Inventori
-13,2
-29,4
-454,0 -1042,0
-275,0
-71,3
-79,2
-81,6
-126,2
Eksport Luar Negeri
-52,7
-69,7
-53,5
-74,2
-40,3
27,8
-21,9
-27,9
-49,7
5,0 - 5,4
41,8
76,4
102,2
81,9
-5,6
-15,0
-39,1
-24,6
-23,0
27,4 - 27,8
-68,3
-77,8
-27,8
-73,8
-68,8
-13,0
-41,2
8,3
8,7
5,4
5,9
5,3
5,7
7,2
7,0
7,5
Konsumsi LNPRT
Import Luar Negeri Net Eksport Antar Daerah PDRB
*Keterangan Meningkat Melambat
6,2 - 6,6 23,4 - 23,8
26,7 (28,5) - (28,1) 6,4 - 6,8 5,2
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
89
90
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tabel 7.3 Faktor Risiko dan Dampaknya Terhadap Inflasi di Triwulan II 2016
Faktor Risiko Volatile a. Pasokan: Food • Pasokan ikan tangkap oleh nelayan di pasar sudah mengalami peningkatan akibat mulai kondusifnya
Potensi Dampak thdp Inflasi IHK
LOW
faktor cuaca. •
Diperkirakan akan terjadi peningkatan pasokan komoditas beras pada awal triwulan I seiring dengan telah masuknya masa panen di beberapa sentra beras.
•
Terjaganya pasokan komoditas bahan pangan strategis yang lain yang didatangkan dari Sulawesi Selatan maupun Jawa Timur.
b. Distribusi: •
Telah kembali normalnya Pelabuhan Murhum di Kota Baubau mengakibatkan distribusi barang kebutuhan sehari-hari di Kota Baubau telah kembali normal.
Adm. Prices
• Penyesuaian tarif BBM yang tejadi di bulan April tidak diikuti oleh penurunan tarif angkutan baik di Kota Kendari maupun di Kota Baubau.
Core
• Pergerakan nilai tukar yang masih dalam tren depresiasi terhadap US$ menambah tekanan dari sisi imported inflation, khususnya untuk komoditas pangan berbahan baku impor, kosmetika, dan obat.
• Penyesuaian TDL sesuai harga keekonomian (faktor penentu: harga minyak, nilai tukar, dan inflasi) masih menjadi risiko sepanjang tahun karena bergantung pada keputusan pemerintah.
• Dampak second-round dari kebijakan harga pemerintah. • Harga emas global mengalami kecenderungan yang menurun dalam beberapa pekan terakhir.
40% 35% 30% 25%
19% 12%
20% 15%
10% 5%
0% I
II
III
IV
2014
I
II
III
2015 Realisasi
Grafik 7.6
LOW
Perkiraan
Perkiraan Harga Jual Produsen
IV
I
II
2016
LOW
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
91
Daftar Istilah Administered price
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur oleh pemerintah.
Andil inflasi
Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Bobot inflasi
Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut.
Dana Perimbangan
Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana masyarakat (berupa tabungan, deposito, giro, dll) yang disimpan di suatu bank.
Faktor Fundamental
Faktor fundamental adalah faktor pendorong inflasi yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yakni interaksi permintaanpenawaran atau output gap, eksternal, serta ekspektasi inflasi masyarakat
Faktor Non Fundamental
Faktor non fundamental adalah faktor pendorong inflasi yang berada di luar kewenangan otoritas moneter, yakni produksi maupun distribusi bahan pangan (volatile foods), serta harga barang/jasa yang ditentukan oleh pemerintah (administered price)
Feronikel
Hasil olahan nikel mentah (ore nickel) dengan kadar antara 20-30% Ni dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan baja dan stainless
steel Imported inflation
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di luar negeri (eksternal)
Indeks Ekspektasi Konsumen
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1---100.
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Indeks Kondisi Ekonomi
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1---100.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1---100.
Investasi
Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal.
Inflasi inti
Inflasi inti adalah inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental
Liaison
Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan dalam bentuk laporan
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Ratio yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pinjaman yang disalurkan dengan dana pihak ke tiga yang dihimpun pada suatu waktu tertentu.
Migas
Minyak dan gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri minyak dan gas.
Mtm
Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.
NPI
Nikcel Pig Iron. Hasil olahan ore nickel dengan kandungan 5-10% Ni.
Non Performing Loan (NPL)
Besarnya jumlah kredit bermasalah pada suatu Bank dibanding dengan total keseluruhan kreditnya
Omzet
Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi.
PDRB
Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
Perceived risk
Persepsi risiko yang dimiliki oleh investor terhadap kondisi perekonomian sebuah negara
Qtq
Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.
Saldo Bersih
Selisih antara persentase jumlah respondenyang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban menurun danmengabaikan jawaban sama .
Saldo Bersih Tertimbang. Nilai yang diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor/subsektor yang bersangkutan dengan bobot sektor/subsektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya.
Sektor ekonomi dominan
Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan.
Volatile food
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.
West Texas Intermediate
Jenis minyak bumi yang menjadi acuan untuk transaksi perdagangan minyak dunia.
Yoy
Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
SBT
PENANGGUNG JAWAB Dian Nugraha
KOORDINATOR PENYUSUN Harisuddin
TIM PENULIS Daniel Agus Prasetyo, Argo Hadianto, Reinaldy Akbar Ariesha
KONTRIBUTOR Unit Statistik, Survei dan Liaison Unit Akses Keuangan dan UMKM Unit Operasional Kas
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SULAWESI TENGGARA Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan Jl. Sultan Hasanudin No. 150 Kendari No. Telp. (0401) 3121655; No. Fax.(0401)3122718
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2016
Tim Penyusun