E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)
IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET Gede Reza Sunarya Juliadipa, I Putu Darmayasa, I Made Kusuma Wijaya. Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Jalan Udayana-Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan bentuk guru sebagai peneliti, yang dilaksanakan dalam dua siklus, terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian meliputi siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Seririt yang berjumlah 32 orang terdiri dari 15orang putra dan 17 orang putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I secara klasikal 7,38 (aktif) dan ketuntasan hasil belajar pada siklus I mencapai 53% (belum tuntas). Pada siklus II, aktivitas belajar secara klasikal 8,11 (aktif) dan ketuntasan hasil belajar mencapai 90,6% (tuntas). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2016/2017. Disarankan kepada guru penjasorkes dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Kata-kata Kunci: Model pembelajaran, kooperatif, aktivitas, hasil belajar, bola basket. Abstract This study aims to improve the activity and results of learning the basic techniques of passing (chest pass and bounce pass) basketball through the implementation of cooperative learning model type STAD. This research is a class act with a form teacher as researcher, conducted in two cycles, comprising the steps of action planning, action, observation / evaluation and reflection. Subjects of research include class IXA students of SMP Negeri 1 Seririt which amounted to 32 people consisting of 15 sons and 17 daughters. Data were analyzed using descriptive statistical analysis. The results of the data analysis of learning activities in the first cycle in the classical 7.38 (active) and the mastery of learning outcomes in the first cycle was 53% (not complete). In the second cycle, the classical learning activity 8.11 (active) and learning outcomes reached 90,6% (complete). Based on the analysis of data and discussion is concluded that the activity and learning outcomes passing (chest pass and bounce pass) basketball increased through the implementation of cooperative learning model STAD students of class IX A SMP Negeri 1 Seririt academic year 2016/2017.Penjasorkes recommended to teachers can implement cooperative learning model STAD, as shown to increase activity and learning outcomes. Keywords: learning models, cooperative, activities, learning outcomes, basketball.
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) PENDAHULUAN Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK), merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan secara formal. (PJOK) merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sebagai guru dalam pembelajaran (PJOK) diharapkan mampu mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur dan kerjasama) serta pembiasaan hidup sehat. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi guru dengan siswa dalam rangka pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap baru pada saat siswa berinteraksi dengan informasi dan lingkungan untuk mencapai tujuan. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis.Komponenkomponen tersebut an-tara lain: siswa, guru, sumber, media, dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar maka semua komponen-komponen tersebut harus berkualitas. Berhasilnya suatu pelajaran dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu faktor intern belajar yang dialami dan dihayati oleh siswa sebelum belajar, dalam proses belajar dan sesudah belajar. Sedangkan faktor eksternnya berasal dari guru dalam hal pengorganisasian belajar, bahan pelajaran, sumber belajar dan evaluasi hasil belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 236). Sama halnya dalam proses pembelajaran Penjasorkes yang melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial, guru Penjasorkes dituntut untuk memiliki keahlian menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggembirakan dan menjauhkan anak dari masalah dan frustasi yang mungkin dialami anak. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal 12 Juli 2016,aktivitas belajar siswa pada materi teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola
basket yang diperoleh pada saat observasi awal tergolong cukup aktif. Dilihat dari aktivitas belajar siswa secara individudari 32 orang siswa, siswa dalam kategori aktif sebanyak 5 orang (15,6%), dan siswa dalam kategori belum aktif sebanyak 27 orang (84,4%). Adapun rinciannya sebagai berikut, tidak ada siswa (0%) berada dalam kategori tingkat aktivitas yang sangat aktif, 5 siswa (15,6%) berada dalam kategori tingkat aktivitas yang aktif, 21 siswa (65,6%) berada dalam kategori tingkat aktivitas yang cukup aktif, 6 siswa (18,8%) berada dalam kategori tingkat aktivitas yang kurang aktif, dan tidak ada siswa (0%) berada dalam kategori tingkat aktivitas yang sangat kurang aktif. Rata-rata persentase aktivitas belajarsiswa di SMP Negeri 1 Seririt secara klasikal saat itu adalah 5,4 angka ini berada pada kriteria 5 X <7 dengan kategori cukup aktif dilihat dari pedoman penggolongan aktivitas belajar. Ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masih belum aktif, karena aktivitas belajar siswa dikatakan baik apabila minimal berada pada kategori aktif dengan kriteria 7 X < 9, dengan demikian perlu ditingkatkan lagi agar menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Jika dilihat dari ketuntasan hasil belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket, pada kriteria ketuntasan belajar nilai mata pelajaran penjasorkes di SMP Negeri 1 Seririt yang meliputi tiga aspek yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotor maka diperoleh hasil tes pada materi passing (chest pass dan bounce pass) bola basket. Dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari 32 orang siswa,sebanyak6 orang (18,7%) siswa dalam kategori tuntas, sedangkan sebanyak26 orang (81,3%) siswa dalam kategori tidak tuntas. Jadi rekapitulasi hasil belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basketdi kelas IX A SMP Negeri 1 Seririt, yaitu: tidak ada siswa sangat baik (0%), 6 orang (18,7%) siswa katagori baik, 18 orang (56,3%) siswa katagori cukup, 8 orang (25%) siswa katagori kurang, dan tidak ada siswa katagori sangat kurang (0%). Jadi rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal adalah 70,7 dalam kategori cukup baik dengan tingkat ketuntasan hasil belajar hanya (18,7%). Sementara itu hasil belajar dikatakan tuntas minimal 76% dari seluruh siswa pada
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) materi passing bola basket.Dengan menganalisa data hasil belajar siswa secara keseluruhan terlihat hasil belajar masih tergolong rendah dan kurang karena belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah yaitu 76. Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilakukan oleh peneliti, permasalahan yang dialami oleh siswa pada saat proses pembelajaran teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basketpada indikator aktivitas belajar yaitu: visual, (b) sebagian besar siswa kurang memperhatikan guruatauteman saat berdemonstrasi. Lisan,(b) sebagian besar siswa belum berani mengemukakan pendapat dan memberikan saran dalam diskusi.Audio, (b) sebagian besar siswa kurang mendengarkan diskusi kelompok bahan materi pembelajaran.Metrik,(b) sebagian besar siswa yang belum mau melakukan percobaan gerakan-gerakan baru untuk menyempurnakan gerakan. Mental,(a) sebagian besar siswa yang masih pasif dan belum bisa memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Emosional, (a) sebagian besar siswa kurang menaruh minat dan bersemangat dalam proses pembelajaran teknik dasarpassing (chest pass dan bounce pass) bola basket. Penyebab masalah yang dialami oleh siswa pada indikator aktivitas belajar yaitu: (1) Kurangnya interaksi dan komunikasi antar siswa. (2) Pembelajaran masih berpusat pada guru. (3) Kurangnya model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kelompok belajar. Sedangkan ketuntasan hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket perlu ditingkatkan. Permasalahan yang dihadapi siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal yaitu pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Dilihat dari aspek kognitif siswa masih ada yang belum memahami materi Pembelajaran teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket, baik sikap awal, sikap pelaksanaan, dan sikap akhir. Pada aspek afektif kurangnya sikap percaya diri, kurangnya sikap kerjasama, kurangnya sikap tanggung jawab, kurangnya sikap menghargai teman dan kurangya sikap kejujuran dari siswa. Pada aspek psikomotor gerakan passing (chest pass dan bounce pass) bola basket, permasalahan yang dialami yaitu pada gerakan operan dada (chest pass) : (a) Pada saat melakukan chest
pass, arah bola tidak sesuai dengan arah yang akan dituju, (b) Kurangnya dorongan terhadap bola saat mengoper, (c) Alur bola masih terlalu jauh dari sasaran. Sedangkan untuk gerakan operan pantul (bounce pass)permasalahan yang dialami yaitu: (a) Pada saat mengoper bola pantulan terlalu dekat dengan kaki teman, (b) Badan siswa kurang dicondongkan kedepan, (c) Tangan siswa kurang diluruskan saat mengoper bola. Mengingat masalah yang dihadapi seperti dikemukakkan di atas pentingnya guru yang inovatif dan kreatif sehingga memberikan situasi yang berbeda dalam proses pembelajaran Penjasorkes. Sesuai dengan masalah di atas maka peneliti mencoba memberikan alternatif pemecaham masalah dengan implementasi model pembelajaran STAD yang mana merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana (Slavin, 2009:143). Model ini didasarkan pada prinsip bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri, jadi tidak hanya sekedar menilai siswa dari seberapa banyak soal yang diselesaikannya pada saat itu saja, melainkan mengukur seberapa peningkatan yang terjadi dalam diri seorang siswa, dengan begitu, siswa akan terpacu untuk belajar dengan giat dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengalahkan pencapaiannya sendiri pada pelajaran sebelumnya. Terlebih lagi, dalam STAD peningkatan siswa anggota kelompok juga berpengaruh terhadap kesuksesan kelompok, maka dalam kelompok akan terjadi hubungan sosial yang bagus yang bertujuan untuk saling membantu untuk meningkatkan kualitas masing-masing anggotanya. Model Pembelajaran STAD dimulai dengan presentasi kelas dimana guru memperkenalkan materi yang diajarkan (passing bola basket), guru kemudian membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Selanjutnya kuis dimana tim dalam fungsi khusus mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Kemudian guru akan menilai skor kemajuan individual dimana akan terlihat hasil belajar siswa. Terakhir guru memberikan
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) penghargaan apabila skor rata-rata siswa mencapai kreteria tertentu. Model pembelajaran koo-peratif STAD ini tepat digunakan dalam mengatasi permasalahan di atas karena model pembelajaran ini menuntut siswa untuk mau mengajukan permasalahan yang dihadapi, bekerjasama, berdiskusi dan berinteraksi dengan anggota kelompoknya masing-masing. Siswa bukan hanya belajar dan menerima materi yang disajikan oleh guru, melainkan siswa bisa belajar dari siswa lainnya serta mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Selain itu, dengan adanya kuis pada setiap akhir pelajaran dan adanya penghargaan terhadap kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan dapat memotivasi siswa untuk berusaha memahami materi dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Pemilihan tentang model pembelajaran STAD ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti sebelumnya, diantaranya oleh:1) Jaya Laksana, I ketut (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing Bola Voli meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas 1 MM SMK Negeri 1 Gianyar, 2) Ananta Budayasa, I Made (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing Bola Voli meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Amlapura, 3) Paing, I Made (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing Bola Voli meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas IX C Negeri 3 Abang, 4) Ary Prayatna, I made (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing Bola Basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Amlapura, 5) Jaya Warna, I Made (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing control Sepak Bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 1 Baturiti, 6) Budi Arsana, I Gede (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing Bola Volimeningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sawan. Sesuai dengan masalah tersebut, maka peneliti akan mencoba melakukan penelitian dengan
judul Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing bola basket pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Seririt Tahun Pelajaran 2016/2017.
METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktikpraktik pembelajaran di kelas secara profesional (Kanca, I Nyoman, 2010: 108). Kanca, I Nyoman (2010: 133), menyatakan bahwa, “PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional”.Jadi PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran secara lebih profesional. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Seririttahun ajaran 2016/2017.Jumlah subyek penelitian 32 orang.Dimana penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, dalam tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari tahapan penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada hari selasa, 19dan26Juli 2016 pada siklus I, sedangkan pada siklus ke II dilaksanakan pada hariselasa, 2 dan9Agustus 2016. Teknik penggumpulan data aktivitasbelajar dilakukan oleh 2 orang evaluator yang mana menggunakan lembar obsevasii aktivitas belajar, sedangkan untuk hasil belajar dilakukan oleh 2 evaluator yang mana menggunakan assesment hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif.
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) aktif 2 orang (6,2%), siswa dengan kategori aktif 20 orang (62,5%), siswa dengan kategori cukup aktif10 orang (31,3%), siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori sangat kurang aktif tidak ada (0%).
HASIL DAN PEMBAHASAN a.
Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar PassingBola Basket Pada Siklus I Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal 7,38. siswa dengan kategori sangat
Tabel 1.Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Passing Bola Basket pada Siklus I Jumlah Persentase No Kriteria Kategori Keterangan (orang) (%) 1 2 6,2 Sangat Aktif X 9 Sudah Aktif 2
7 X <9
20
62,5
Aktif
22 Orang (68,7%)
3 4
5 X <7 3 X <5
10 0
31,3 0
5
X <3
0
0
Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Belum Aktif 10 Orang (31,3%)
32
100
Jumlah b.
Hasil Analisis Data Hasil Belajar PassingBolaBasket padaSiklus I Penelitian hasil belajar siswa yang tuntas17 orang (53,1%) dan yang tidak tuntas 15 orang (46,9%). Siswa yang berada pada kategori sangat baik 1 orang (3,1%), kategoribaik 16 orang
32 orang(100%) (50%),kategori cukup 15 orang (46,9%), kategori kurang tidak ada (0%) dan kategori sangat kurang tidak ada (0%), dengan persentase secara klasikalnya 76,4 berada pada rentang 76-85 dengan kategori baik (tuntas).
Tabel 2.Hasil Analisis Data Hasil Belajar Passing Bola Basket Pada Siklus I Jumlah Rentang Persentase No Siswa Kategori Keterangan Skor (%) (orang) 17 orang 1 86 – 100 1 3,1 Sangat Baik (53,1%) 16 50 2 76 – 85 Baik Tuntas 3 66 – 75 15 46,9 Cukup 15 orang 0 4 56 – 65 Kurang (46,9%) Tidak Tuntas 5 0 – 55 0 Sangat Kurang Jumlah
32
100
c. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Passing Bola Basket pada Siklus II Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II diperoleh aktifitas belajar siswa secara klasikal 8,11yangtergolong aktif. Adapun data aktifitas belajar siswa secara individu yaitu sebagai berikut,
32 orang (100%) siswa dengan kategori sangat aktif 5 orang (15,6%), siswa dengan kategori aktif 25 orang (78,1%), siswa dengan kategori cukup aktif 2 orang (6,3%), siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori sangat kurang aktif tidak ada(0%).
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) Tabel 3.Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Passing Bola Basket Pada Siklus II Jumlah Persentase No Kriteria Siswa Kategori Keterangan (%) (Orang) 1 5 15,6 Sangat Aktif X 9 Sudah Aktif 30 Orang, (93,7%) 2 25 78,1 Aktif 7 X <9 3 4
5 X <7 3 X <5
2 0
6,3 0
5
X <3
0
0
32
100
Jumlah d.
Hasil Analisis Data Hasil Belajar Passing Bola Basket pada Siklus II Penelitian hasil belajar siswa teknik dasar passing bolabasketpada siklus II, diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas 29 orang (90,7%) dan yang tidak tuntas 3 orang (9,3%). Adapun rinciannya sebagai
Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Belum Aktif 2 orang (6,3%) 32 orang (100%)
berikut: siswa yang berada pada kategori sangat baik 3 orang (9,3%), baik 26 orang (81,4%), cukup 3 orang (9,3%), kurang dan sangat kurangtidak ada (0%), dengan persentase secara klasikalnya 80,5 berada pada rentang 76-85 berada dalam kategori baik (tuntas).
Tabel 4.Hasil Analisis Data Hasil Belajar Passing Bola Basket pada Siklus II Jumlah Rentang Persentase No Siswa Kategori Keterangan Skor (%) (orang) 29 orang 1 86 – 100 3 9,3 Sangat Baik (90,7%) 26 81,4 2 76 – 85 Baik Tuntas 3 66 – 75 3 9,3 Cukup 3 orang 0 4 56 – 65 Kurang (9,3%) Tidak Tuntas 5 0 – 55 0 Sangat Kurang Jumlah
32
100
Dapat disimpulkan, penelitian pada siklus II ini dapat dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi tingkat ketuntasan secara klasikal yaitu 76 yang berlaku di SMP Negeri 1 Seririt. Sehingga penelitian pada siklus II dihentikan karena sesuai dengan jumlah rancangan siklus yang sudah direncanakan. Interpretasi Data Aktivitas dan Hasil Belajar Penelitian Siklus I, dan II a. Interpretasi Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Penelitian Siklus I, dan II Sesuai dengan hasil analisis data aktivitas belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Seririt dapat
32 orang (100%) disampaikan bahwa, siswa yang sudah aktif pada observasi awal 5 orang (15,6%). Kemudian diberikan tindakan pada siklus I siswa yang sudah aktif menjadi 22 orang (68,7%). Karena pada siklus I aktivitas siswa masih perlu ditingkatkan maka diberikan tindakan pada siklus II siswa yang sudah aktif menjadi 30 orang (90,7%) dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat terjadi peningkatan aktivitas belajar dari observasi awal, siklus I, dan siklus II.Aktivitas belajar passing bola basket pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Seririt mengalami peningkatan 53,1% pada observasi awal ke siklus I kemudian meningkat 22% dari siklus I ke siklus II.
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) Dan meningkat 75,1% dari observasi awal ke siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas belajar teknik
dasar passing passing (chest pass dan bounce pass) bola baskettelah mencapai 8,11 dengan kategori aktif.
Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Belajar PassingBola Basket Peningkatan Aktivitas Belajar Aktivitas TahaKeaktifan Belajar Observasi Observasi No Siklus I ke pan Siswa Secara Awal ke Awal ke Siklus II Klasikal Siklus I Siklus II 1. 5 orang Observasi (15,6%) 5,4 Awal sudah aktif 17 orang 22 orang 25 orang (53,1%) 2. Siklus I (68,7%) 7,38 (75,1%) 8 orang sudah Aktif (22%) 30 orang 3. Siklus II (90,7%) 8,11 sudah aktif b. Interpretasi Data Hasil Belajar Penelitian Siklus I, dan II Sesuai dengan hasil analisis data hasil belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Seriritdapat disampaikan bahwa, persentase hasil belajar pada observasi awal 18,8%. Kemudian diberikan tindakan pada siklus I menjadi 53%. Karena pada siklus I masih ada siswa yang belum tuntas,maka diberikan tindakan pada siklus II menjadi 90,6%. Dari hasil analisis data tersebut maka dapat dilihat terjadi suatu peningkatan persentase hasil belajar dari observasi awal, ke siklus I dan siklus II. Persentase hasil belajar passing bola basket pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Seriritmengalami peningkatan34,3%
dari 18,8% (tidak tuntas) pada observasi awal menjadi 53% (tidak tuntas) pada siklus I. Kemudian meningkat 37,5% dari 53% (tidak tuntas) pada siklus I menjadi 90,6% (tuntas) pada siklus II. Dan meningkat 71,8% dari 18,8% (tidak tuntas) pada observasi awal menjadi 90,6% (tuntas) pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata persentase tingkat hasil belajar teknik dasar passing bola basket telah mencapai 80,5 dengan kategori baik. Dari hasil analisis kedua siklus di atas tentang hasil belajar teknik dasar passing bola basketpada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Seririt TahunPelajaran 2016/2017 dapat juga dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar PassingBola Basket Peningkatan Hasil Belajar Hasil TahaKetuntasan Belajar Observasi Siklus I Observasi No pan Siswa Secara Awal ke ke Siklus Awal ke Klasikal Siklus I II Siklus II 1. 6 orang Obser(18,8%) Tidak 70,7 vasi Awal Tuntas 11 orang 23 orang 17 orang (34,3%) (71,8%) 2. Siklus I (53%)Tidak 76,4 Tuntas 12 orang
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)
3.
Siklus II
30 orang (90,6%)Tuntas
80,5
Pembahasan Dilihat dari hasil analisis data aktivitas belajar teknik dasar passing bola basket pada siklus I siswa yang aktif 17 orang dengan persentase 53% dan pada siklus II 30 orang siswa yang aktif dengan persentase 90,6%. Terjadi peningkatan aktivitas belajar pada siklus I ke siklus II 37,5%. Dari hasil refleksi siklus I ditemukan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran, permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada siklus I yaitu dari 6 indikator aktivitas belajar, yaitu : Lisan pada indikator (b) siswa masih belum berani mengemukakan pendapat dan memberikan saran dalam diskusi. Audio pada indikator (b) siswa kurang menyimak penyajian bahan materi yang disajikan oleh teman saat diskusi kelompok. Metrik pada indikator (a) siswa belum maksimal melakukan gerakan-gerakan berdasarkan konsep gerakan, (b) siswa belum berani mencoba gerakan baru yang dapat menyempurnakan gerakan teknik dasar passing bola basket. Mental pada indikator (a) siswa masih pasif dan belum bisa memecahkan masalah dalam proses pembelajaran, (b) siswa belum mampu membuat keputusan sendiri dalam proses pembelajaran. Emosionalpada indikator (b) siswa kurang sungguh-sungguh dalam melakukan gerakan teknik dasar passing bola basket. Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu: Lisan pada indikator, (b) peneliti memotivasi siswa untuk menyimak penjelasan tentang materi yang disajikan. Audio: pada indikator (b) peneliti memotivasi siswa agar saling berdiskusi dan saling mendengarkan materi yangdisampaikan oleh temannya. Metrik pada indikator (a) memotivasi agar siswa berani melakukan gerakan secara maksimal, (b)
(37,5%)
memberi petunjuk agar siswa dapat melakukan gerakan dengan baik. Mental pada indikator (a) membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi, (b) membantu siswa membuat keputusan dalam proses pembelajaran. Emosional pada aspek, (b) membantu dan mendampingi siswa agar bersungguh-sungguh dalam melakukan gerakan teknik dasar passing bola basket. Kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan dasar untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Maka dari itu pembelajaran harus berjalan secara efektif, karena pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas sendiri kepada siswa.Siswa belajar dan beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, dan tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilannya yang bermakna. Peningkatan yang terjadi pada hasil belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basketpada siswa kelasIX A SMP Negeri 1 Seririt, dimana persentase ketuntasan passing (chest pass dan bounce pass) bola basket secara klasikal pada observasi awal sebesar 18,8%, siklus I sebesar 53,1% dan persentase ketuntasan passing (chest pass dan bounce pass) bola basket secara klasikal pada siklus II sebesar 90,6%dan terjadi peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket dari observasi awal ke siklus I sebesar 34,3 siklus I ke siklus II sebesar 37,5%, dan peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket dari observasi awal ke siklus II sebesar 71,8%. Dilihat dari hasil belajar pada siklus I permasalahan-permasalahan yang dihadapi adalah: (a) pada kompetensi pengetahuan, masih kurangnya pemahaman siswa mengenai
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) materi pembelajara teknik dasar passing bola basket, hal ini terlihat dari rendahnya nilai yang diperoleh dari hasil tes tertulis, (b) pada kompetensi sikap, masih terlihat kurangnya rasa saling menghargai antara siswa yang satu dengan yang lainnya dalam proses pembelajaran, dan (c) pada kompetensi keterampilan, masih banyak siswa yang belum bisa melakukan gerakan teknik dasar passing bola basket. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tindakan perbaikan yang dilakukan adalah: (a) peneliti menjelaskan kembali dan memberi tindakan langsung kepada siswa tentang teknik dasar passing bola basket secara bertahap, (b) memberi arahan kepada siswa di setiap kelompoknya agar dapat menumbuhkan rasa saling menghargai, karena dengan itu akan terciptanya suasana harmonis dan nyaman disaat menjalani pembelajaran, dan (c) memberi bimbingan kepada siswa yang masih salah melakukan gerakan teknik dasar passing bola basket mulai dari fase persiapan, pelaksanaan hingga fase lanjutan sehingga hasil yang diperoleh bisa lebih optimal. “Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar, hasil belajar tersebut meningkat terjadi terutama berkat evaluasi guru, dan juga merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar” (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3). Belajar adalah suatu proses yang melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya. Peningkatan ini tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara optimal dengan perbaikan-perbaikan pembelajaran sesuai dengan kekurangan-kekurangan, hambatan dan kendala-kendala yang terjadi pada setiap siklus sebelumnya. Dari peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket merupakan bukti dari penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, siswa mendapat kesempatan yang luas untuk melatih keterampilan dan juga memberi waktu yang luas untuk belajar gerak baik secara individu maupun secara kelompok, suasana belajar siswa selama kegiatan pembelajaran nampak bebas, ceria, bergairah, dan kondusif. Disamping itu siswa dapat berkolaborasi dengan teman kelompoknya. Siswa belajar dan beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilannya yang bermakna.Sehingga dalam hal ini, kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan pondasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Peningkatan ini juga dikarenakan siswa belajar dan beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan yang bermakna dimana siswa sudah mulai sangat aktif dan antusias selama proses pembelajaran, mampu bekerja sama dengan teman, dan memahami materi pelajaran dengan sangat baik khususnya materi passing (chest pass dan bounce pass) bola basket. Hasil dalam penelitian ini sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran. “Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas sendiri kepada siswa” Hamalik (2008:171). Hasil belajar menunjuk pada perubahan struktur pengetahuan individu sebagai hasil dari situasi belajar. “Belajar adalah suatu proses yang melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan sikapnya (afektif)” Dimyati dan Mudjiono (2006:116) . Siswa belajar dan beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku lainnya serta
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) mengembangkan keterampilannya yang bermakna. Sehingga dalam hal ini, kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan pondasi dan prinsip fundamental untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Ini berarti bahwa jika materi yang telah diterima diulang kembali meski dengan materi yang berbeda, memungkinkan siswa lebih mengerti tentang materi yang diberikan. Seperti dalam teori psikologi daya, yang menyatakan bahwa melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas mengamati, menangkap, mengingat, menghayal, merasakan dan berpikir. “Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang menjadi lebih sempurna” (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 46). Hasil dalam penelitian ini sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran. “Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas sendiri kepada siswa” Hamalik (2008:171). Hasil belajar menunjuk pada perubahan struktur pengetahuan individu sebagai hasil dari situasi belajar. “Belajar adalah suatu proses yang melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan sikapnya (afektif)” Dimyati dan Mudjiono (2006:116) . Siswa belajar dan beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilannya yang bermakna. Sehingga dalam hal ini, kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan pondasi dan prinsip fundamental untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Ini berarti bahwa jika materi yang telah diterima diulang kembali meski dengan materi yang berbeda, memungkinkan siswa lebih mengerti tentang materi yang diberikan. Seperti dalam teori psikologi daya, yang menyatakan bahwa melatih
daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas mengamati, menangkap, mengingat, menghayal, merasakan dan berpikir. “Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang menjadi lebih sempurna” (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 46). Selain itu, hasil penelitian ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, antara lain: 1) Jaya Laksana, I ketut (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing Bola Voli meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas 1 MM SMK Negeri 1 Gianyar, 2) Ananta Budayasa, I Made (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing Bola Voli meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Amlapura, 3) Paing, I Made (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing Bola Voli meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas IX C Negeri 3 Abang, 4) Ary Prayatna, I made (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing Bola Basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Amlapura, 5) Jaya Warna, I Made (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing control Sepak Bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 1 Baturiti, 6) Budi Arsana, I Gede (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing Bola Volimeningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sawan. Penelitian yang sudah dilaksanakan ini tidaklah selalu berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan dan yang sudah direncanakan. Karena ada kendalakendala yang dihadapi peneliti dalam menjalankan penelitian ini. Adapun
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) kendala-kendala yang dihadapi adalah:(a) jumlah bola yang kurang sehingga proses pembelajaran menjadi tidak efektif, (b) respon siswa untuk memahami materi lambat sehingga harus dijelaskan berulang-ulang, dan (c) siswa merasa suasana pembelajaran membosankan. Dari kendala-kendala yang dihadapi tersebut adapun yang dilakukan peneliti untuk memecahkannya sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar diantaranya adalah: (a) menggunakan bola yang sudah ada dan untuk kekurangan bola menggunakan bola pribadi dengan memodifikasi bola, (b) memodifikasi materi pelajaran dengan permainan tradisional, dengan ini siswa lebih bersemangat dan aktif bergerak sehingga suasana pembelajaran tidak membosankan, dan (c) menjelaskan kembali secara berulangulang dan disertai dengan contoh materi yang belum dimengerti agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, adapun keterbatasan dalam melakukan penelitian ini yaitu: keterbatasan waktu pelaksanaan penelitian yang dilakukan 2 siklus, agar tidak mengganggu dari kurikulum sekolah yang sudah dibuat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan serta teori-teori pendukung hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Teams Achievement Division) STADdapat Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing (Chest Pass dan Bounce Pass)Bola Basket pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Seririt Tahun Pelajaran 2016/2017.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarikk kesimpulan sebagai berikut. 1 Aktivitas belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui implementasi model
2
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Seririttahun pelajaran 2016/2017. Hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Seririttahun pelajaran 2016/2017.
Saran Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut. 1. Disarankan kepada guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan untuk dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran Penjasorkes sebagai salah satu alternativeuntuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket. 2. Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembelajaran Penjasorkes khususnya pada materi teknik dasar passing(chest pass dan bounce pass) bola basket guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. 3. Diharapkan kepada siswa-siswa yang dijadikan subjek penelitian selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami pembelajaran yang diberikan, agar dapat menambah wawasan pengetahuan khususunya dalam pembelajaran materi teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket maupun pada pembelajaran yang lain. 4. Bagi calon peneliti yang berminat untuk meneliti lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi proses dan hasil penelitian.
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) DAFTAR PUSTAKA Ananta
Budayasa, I Made. 2014. “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Amlapura”. Skripsi (tidak diterbitkan).Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FOK Undiksha. Ary Prayatna, I Made. 2014. “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Basket Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Amlapura”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FOK Undiksha. Budi Arsana, I Gede. 2014. “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sawan”. Skripsi (tidak diterbitkan).Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FOK Undiksha. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahastya Hamalik, Oemar.2001 .Proses Belajar Mengajar . Jakarta: PT Bumi Aksar. Jaya Laksana, I Ketut. 2014. “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Voli Pada Siswa Kelas 1 MM SMK Negeri 1
Gianyar”. Skripsi (tidak diterbitkan).Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FOK Undiksha. Jaya Warna, I Made. 2014. ““Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepak Bola Pada Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 1 Baturiti”. Skripsi (tidak diterbitkan).Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FOK Undiksha. Kanca, I Nyoman.2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmanidan olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Paing, I Made. 2014. “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli Pada Siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Abang”. Skripsi (tidak diterbitkan).Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FOK Undiksha. Slavin Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Nusa indah Universitas Pendidikan Ganesha. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi dan tugas Akhir.Singaraja.