E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR ROLL SENAM LANTAI Komang Arsaniya, I Ketut Budaya Astra, S.Pd., M.Or, I Gede Suwiwa, S.Pd., M.Pd. Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} www.undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar roll senam lantai pada siswa kelas VII K SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII K SMP Negeri 3 Singaraja, yang berjumlah 36 orang siswa dengan rincian 17 siswa putra dan 19 siswa putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data aktivitas belajar teknik dasar roll senam lantai dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar teknik dasar roll pada senam lantai secara klasikal pada siklus I 6,9 yang termasuk kategori cukup aktif menjadi menjadi 7,8 pada siklus II termasuk katagori aktif. Analisis data hasil belajar ketuntasan klasikal teknik dasar roll senam lantai 70,4% pada siklus I tergolong pada katagori baik menjadi 85,8% pada siklus II yang tergolong pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar roll senam lantai meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII K SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Disarankan kepada guru penjasorkes untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar roll senam lantai pada siswa. Kata-kata Kunci: kooperatif NHT, aktivitas belajar, hasil belajar, Roll Senam Lantai. Abstract This study aims to improve the activity and results of learning basic techniques roll gymnastics floor at K class VII SMP Negeri 3 Singaraja in the academic year 2015/2016. This research is a classroom action research conducted in two cycles, which consists of a plan of action, action, observation or evaluation and reflection. The subjects were students of class VII K SMP Negeri 3 Singaraja, totaling 36 students with details of 17 boys and 19 female student. Data were analyzed using descriptive statistical analysis. The results of the data analysis activities to learn the basic techniques of roll gymnastics floor can be seen from the average activity of learning fundamental techniques to roll on the floor in the classical gymnastics in the first cycle of 6.9 which included a category quite active to be 7.8 in the second cycle including the active category. Analysis of data result of learning basic techniques of classical completeness roll gymnastics floor of 70.4% in the first cycle belong in either category to 85.8% in the second cycle which is classified in the category very well. Based on the analysis of data and discussion can be concluded that the activities and results to learn the basic techniques of roll gymnastics floor increased through the implementation of cooperative learning model NHT students of class VII SMP Negeri 3 Singaraja K school year 2015/2016. Penjasorkes recommended to teachers to implement cooperative learning model NHT because it can increase the activity and results of learning fundamental techniques to the students roll gymnastics floor. Keywords: NHT cooperative, learning activities, learning outcomes, Roll Gymnastics Floor.
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) PENDAHULUAN Salah satu usaha yang harus dilakukan guru agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien adalah memahami dan menguasai bahan pelajaran, strategi pembelajaran, di samping itu guru harus memiliki pengetahuan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran (Syarifuddin, 1997 : 6). Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: (a) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar, (b) respons si pebelajar, dan (c) konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman (Dimyati dan Mudjiono, 2009 : 9). Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (a) stimulasi yang berasal dari lingkungan, (b) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru (Dimyati dan Mudjiono, 2009 : 10). Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan pengetahuan keterampilan atau sikap baru pada saat individu berinteraksi dengan lingkungan dan informasi (materi, kegiatan, pengalaman). Kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar jika terjadi keharmonisan antara siswa dan lingkungan belajar yang diatur guru. Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan dan mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Sedangkan peran siswa adalah bertindak belajar dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai dampak
pengiring. Tugas dan fungsi guru bukan hanya memberikan pengetahuan, melainkan juga mencarikan siswa untuk memecahkan persoalan. Maka dari itu, dalam penyajian pelajaran pendidikan jasmani bahan pelajaran harus bersifat menantang, mengesankan dan merangsang kreativitas siswa. Berdasarkan hasil observasi awal di kelas VII K SMP Negeri 3 Singaraja selaku guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan terutama pada pembelajaran teknik dasar roll senam lantai, dari hasil observasi yang dilakukan, ada beberapa permasalahan yang ditemukan, antara lain; (a) guru menyajikan materi masih menggunakan metode ceramah yang bersifat konvensional, (b) metode tersebut terasa sangat tidak efektif karena guru dalam menyampaikan materi hanya berupa penyampaian dan mendemontrasikan materi, dan (c) dalam proses belajar mengajar tidak merata dan cenderung kurang efektif. Dari beberapa permasalahan guru di atas, maka ditemukan permasalahan pada siswa sebagai berikut; (a) aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih rendah, ini terlihat dari jumlah siswa yang terlalu banyak, selain itu siswa menunggu perintah guru, hanya sebagian kecil siswa mau berusaha melakukan proses gerak dengan baik, (b) interaksi cenderung satu arah dari guru ke siswa, sehingga mengakibatkan siswa kurang kreatif. siswa dianggap satu-satunya sumber pembelajaran, dan (c) siswa yang lebih pintar jarang mau membantu temannya yang kurang mampu kecuali diminta oleh guru. Hal ini dapat dilihat berdasarkan persentase aktivitas dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada saat observasi awal pada siswa kelas VII K yang berjumlah 36 siswa dengan materi teknik dasar roll pada senam lantai. Aktivitas siswa yang di amati meliputi kegiatankegiatan visual, lisan, mendengarkan, metrik, mental dan emosional saat menerima pelajaran tergolong kurang aktif ini dapat dilihat dari persentase aktivitas belajar teknik dasar roll depan pada senam lantai, yang dimana siswa terbagi menjadi 5 kategori yaitu : siswa dalam katagori sangat aktif tidak ada, kategori aktif 10 siswa
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) (27,8%), kategori cukup aktif sebanyak 20 orang (55,6%), kategori kurang aktif 6 orang (16,7%) dan siswa dalam kategori sangat kurang aktif (0%). Persentase untuk data aktivitas belajar teknik roll belakang yaitu: Siswa dalam kategori sangat aktif tidak ada, siswa dalam kategori aktif 7 orang (19,4%), kategori cukup aktif 16 orang (44,44%), kategori kurang aktif 13 orang (36,11%) dan siswa dalam kategori sangat kurang aktif (0%). Jadi, data aktivitas belajar roll depan secara klasikal diperoleh sebesar 5,9% dan berada pada kategori cukup aktif. Sedangkan, data aktivitas belajar teknik dasar roll belakang secara klasikal sebesar 5,25% dan juga berada pada kategori cukup aktif. Maka, rata rata persentase aktivitas belajar roll senam lantai secara klasikal sebesar 5,57% berada pada kategori cukup aktif. Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil minimal berada pada kategori aktif, dilihat dari data diatas secara klasikal yang menunjukkan aktivitas belajar siswa belum memenuhi standar. Pada aktivitas belajar siswa, kendala yang dihadapi yaitu pada aspek motrik (motor), mental serta emosionalnya. Adapun alasan rendahnya aktivitas belajar pada siswa; (a) penyajian materi masih menggunakan metode ceramah yg bersifat konvensional, (b) metode tersebut terasa sangat tidak efektif karena guru dalam penyampaian materi hanya berupa penyampaian dan demontrasi kan materi, dan (c) dalam proses belajar mengajar tidak merata dan cendrung kurang efektif. Selain itu, presentase tingkat ketuntasan hasil belajar teknik dasar roll depan dan belakang senam lantai yang meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Tingkat ketuntasan hasil belajar teknik dasar roll depan, siswa yang tuntas sebesar 16 orang (46,4%) dan siswa yang tidak tuntas sebesar 20 orang (55,6%) Sedangkan, untuk hasil belajar teknik dasar roll belakang, siswa yang tuntas sebesar 9 orang (25%) dan siswa yang tidak tuntas sebesar 27 orang (75%). Maka dari hal tersebut, di dapat persentase rata-rata hasil belajar teknik dasar roll senam lantai sebesar 68,7% dan berada pada kategori tidak tuntas. Hasil belajar dikatakan berhasil atau tuntas apabila berada pada
persentase 75% secara individu dan 75% secara klasikal, dengan menganalisa data hasil belajar tersebut hasil belajar cukup, sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan optimal. Jika hal ini terus berlangsung, maka akan mengakibatkan kegagalan dan kemandegan pada siswa dalam proses pembelajaran maupun menghambat perolehan hasil belajar yang optimal. Ditemukan beberapa masalah dalam proses pembelajaran, yaitu: rendahnya tingkat motivasi siswa untuk belajar, pembelajaran masih bersifat klasikal, kurangnya penerapan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan kurangnya komunikasi dan kerjasama antar-siswa dalam kelompok belajarnya yang mengakibatkan siswa banyak yang diam dan kurang aktif sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan optimal. Permasalahan lain yang ditemui yaitu kurangnya tingkat aktivitas belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Banyak siswa yang tidak aktif saat pembelajaran berlangsung. Ketika guru menjelaskan materi hanya beberapa orang siswa yang menyimak dan bertanya tentang materi yang diberikan. Tingkat aktivitas belajar yang rendah secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Jika hal itu dibiarkan terus berlangsung maka akan mengakibatkan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran teknik dasar roll pada senam lantai tidak akan tercapai. Sebagai alternatif pemecahan masalah diatas, peneliti akan memimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Nunbered Head Together (NHT), dimana kelebihan dari model pembelajaran ini adalah: (1) Siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran, (2) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab perorangan siswa dalam kelompok, (3) Mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama, (4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Diharapkan
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) dengan implemntasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran menjadi lebih kondusif. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa terdorong untuk mengadakan penelitian yang berjudul Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar roll senam lantai pada siswa kelas VII K SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016.
observasi/evaluasi, refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada pada hari kamis, tanggal 5 dan kamis 12 Mei 2016 pada siklus I, sedangkan pada siklus ke II dilaksanakan pada hari kamis 19 dan hari kamis 26 Mei 2016. Teknik penggumpulan data aktivitas belajar yaitu diobservasi oleh 2 orang observer yang mana menggunakan lembar obsevasi aktivitas belajar, sedangkan untuk hasil belajar dievaluasi oleh 2 orang evaluator dalam penilaianya menggunakan assesmen hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional (Kanca, 2010:108). Jumlah subyek penelitian 36 orang. Dimana penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, dalam tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari tahapan penelitian, yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan,
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 6,9, siswa yang sudah aktif sebanyak 10 orang (27,8%) dan siswa yang belum aktif sebanyak 26 orang (72,2%). Adapun rincian sebagai berikut: Siswa dengan katagori sangat aktif sebanyak 2 orang (5,56%), aktif sebanyak 8 orang (22,2%), cukup aktif sebanyak 26 orang (72,2%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I tertuang pada tabel 1.
Tabel 1. Analisis Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Roll Senam Lantai pada Siklus I No
Kriteria Aktivitas
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Kategori
Keterangan
1
9 7 ≤ < 9 5≤ <7 3 ≤ < 5 < 3
2
5,58 %
Sangat Aktif
8
22,2 %
Aktif
10 orang (27,8%) Aktif
26
72,2%
Cukup Aktif
0
0%
Kurang Aktif
0
0%
Sangat Kurang Aktif
Total
36
100%
2 3 4 5
Hasil analisis data hasil belajar pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang baik sebanyak 8 orang siswa (22,2%) memperoleh nilai dengan kategori baik, sebanyak 24 orang siswa (66,7%) memperoleh nilai dengan kategori cukup,
26 orang (72,2 %) Belum aktif 36 orang (100%)
sebanyak 4 orang siswa (11,1%) memperoleh nilai dengan kategori kurang baik dan tidak ada siswa mendapat nilai dengan kategori sangat kurang baik. Hasil analisis data hasil belajar dasar Roll Senam
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) Lantai pada siswa kelas VII K SMP Negeri
3 Singaraja disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Analisis Data Hasil Belajar Teknik Dasar Roll Senam Lantai pada Siklus I No
Rentang Nilai
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Kategori
1 2
85-100 75-84
0 8
0% 22,2 %
Sangat Baik Baik
3 4 5
65-74 55-64 0-54 Total
24 4 0 36
66,7% 11,1% 0% 100%
Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II, sebanyak 34 orang (94,4%) sudah aktif dan sebanyak 2 orang siswa (5,6%) belum aktif. Adapun rincian sebagai berikut: siswa yang berada pada katagori sangat aktif sebanyak 4 orang (11,1%), aktif
Keterangan 8 orang (22,2%) Tuntas 28 orang (77,8 %) Tidak Tuntas 36 orang (100%)
sebanyak 30 orang (83,3%), cukup aktif sebanyak 2 orang (5,6%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II tertuang pada tabel 3.
Tabel 3. Analisis Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Roll Senam Lantai pada Siklus II No
Kriteria Aktivitas
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Kategori
Keterangan
1
9 7 ≤ < 9 5≤ <7 3 ≤ < 5 < 3
4
11,1%
Sangat Aktif
30
83,3%
Aktif
34 orang (94,4%) Aktif
2
5,6%
Cukup Aktif
0
0%
Kurang Aktif
0
0%
Sangat Kurang Aktif
36
100%
2 3 4 5
Total
Hasil analisis data hasil belajar pada siklus II, diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang sebanyak 22 orang siswa (61,1%) yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik, 14 orang siswa (38,9%) memperoleh nilai dengan kategori baik, (0) orang siswa (0%) memperoleh nilai
2 orang (5,6 %) Belum aktif 36 orang (100%)
dengan kategori cukup dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang dan sangat kurang. Hasil analisis data hasil belajar dasar Roll Senam Lantai pada siswa kelas VII K SMP Negeri 3 Singaraja disajikan pada tabel 4.
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) Tabel 4. Analisis Data Hasil Belajar Teknik Dasar Roll Senam Lantai pada Siklus II No
Rentang Nilai
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Kategori
Keterangan
1 2
85-100 75-84
22 14
61,1% 38,9%
Sangat Baik Baik
36 orang (100%) Tuntas
3 4 5
65-74 55-64 0-54
0 0 0
0% 0% 0%
Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
36
100%
Total
Berdasarkan konversi nilai mata pelajaran Penjasorkes di SMP Negeri 3 Singaraja, maka nilai rata-rata skor siswa secara klasikal adalah 100%. Bila dikonversikan ke dalam tingkat penguasaan kompetensi yang SMP Negeri 3 Singaraja untuk mata pelajaran pendidikan jasmani,
0 orang (0 %) Tidak Tuntas 36 orang (100%)
olahraga, dan kesehatan berada pada rentang 83-100 yang berada dalam kategori Sangat baik. Dilihat dari hasil analisis kedua siklus di atas tentang aktivitas belajar teknik dasar roll senam lantai, dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Diagram Aktivitas Belajar Teknik Dasar Roll Senam Lantai 8 7,8 7,6 7,4 7,2 7 6,8 6,6 6,4
7,8 7,4 6,9
Siklus 1
Siklus 2
Rata-rata
Dilihat dari hasil analisis kedua siklus di atas tentang hasil belajar teknik dasar roll senam lantai pada siswa kelas VII K SMP
Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Diagram Hasil Belajar Teknik Dasar Roll Senam Lantai 100 80
85,8% 70,4%
78,1%
60 40
20 0 Siklus 1
Siklus 2
Rata-rata
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) PEMBAHASAN Berdasarkan observasi awal peneliti di kelas VII K SMP Negeri 3 Singaraja terhadap pembelajaran Penjasorkes khususnya pada materi teknik dasar roll senam lantai, adanya masalah yang paling mendasar yaitu Hal itu menyebabkan rendahnya aktivitas siswa untuk belajar. Selain itu minat siswa rendah terhadap mata pelajaran Penjasorkes, khususnya materi teknik dasar roll senam lantai. Hal ini disebabkan karena siswa kurang aktif dalam melaksanakan perintah guru dalam pembelajaran (kurang memperhatikan, dan kurang semangat melakukan aktivitas saat proses pembelajaran berlangsung), siswa cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran, pembelajaran masih bersifat konvensional, pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat, serta kurangnya sarana dan prasarana yang memadai mengakibatkan banyak siswa menjadi pasif sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan maksimal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus, menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Berdasarkan analisis data dari penggunaan model pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar roll senam lantai. Adapun data yang diperoleh berdasarkan analisis pada siklus 1 yaitu rata-rata tingkat aktivitas belajar siswa secara klasikal dalam proses pembelajaran adalah sebesar 6,9. Dilihat dari kreteria 5 X < 7, maka aktivitas belajar siswa pada siklus 1 secara klasikal tergolong cukup aktif. Sedangkan persentase hasil belajar teknik dasar roll senam lantai siswa secara klasikal siklus 1 adalah sebesar (70,4%), berdasarkan rentang ketuntasan 65%74% berada dalam kategori cukup baik, akan tetapi dengan melihat hasil belajar tersebut penelitian akan dilanjutkan pada siklus 2 dengan melihat kekurangankekurangan pada siklus 1. Hal ini terbukti dari refleksi siklus 1, masih terdapat hambatan-hambatan dalam pelaksanaan tindakan, yaitu: (1) kegiatan-kegiatan visual dimana (a) siswa sudah mampu mengamati
peneliti dalam penyampaian materi teknik dasar roll senam lantai dan (b) sudah mampu mengamati teman dalam mendemonstrasikan teknik dasar roll senam lantai. (2) kegiatan-kegiatan lisan dimana (a) siswa masih tidak berani dalam mengajukan pertanyaan yang jelas dan mengemukakkan pendapat dan (b) saran dalam diskusi kelompok, (3) kegiatankegiatan mendengarkan dimana (a) siswa sudah semua mendengarkan penjelasan peneliti terkait teknik dasar roll senam lantai dan (b) masih ada siswa yang tidak mendengarkan teman dalam diskusi kelompok, (4) kegiatan-kegiatan metrik dimana (a) siswa masih ada yang tidak melakukan gerakan berdasarkan konsep dan (b) masih ada siswa yang tidak mencoba gerakan baru untuk menyempurnakan teknik dasar roll senam lantai, (5) kegiatan-kegiatan mental dimana (a) siswa masih ada yang tidak mengingat materi yang disampaikan dan (b) masih ada siswa yang tidak bisa memecahkan masalah terkait dengan teknik dasar roll senam lantai, dan (6) kegiatan-kegiatan emosional dimana (a) siswa sudah bersemangat dalam melakukan gerakan dan (b) tidak berani menghadapi dan memecahkan masalah terkait dengan teknik dasar roll senam lantai. Dilihat dari hasil analisis data pada siklus 2, rata-rata aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 7,8. Dari kreteria 7 X < 9, maka aktivitas belajar siswa pada siklus 2 secara klasikal tergolong aktif dan terjadi peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 0,9. Sedangkan untuk penguasaan materi teknik dasar roll senam lantai sebesar 85,8% berada dalam kategori sangat baik, dengan tingkat rentang ketuntasan berada pada 85%-100%. Peningkatan ini tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT secara optimal dengan perbaikanperbaikan pembelajaran sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus sebelumnya. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) Aktivitas belajar teknik dasar roll pada senam lantai melalui implementasin model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII K SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Hasil belajar teknik dasar roll pada senam lantai meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII K SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. SARAN Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: a) Kepada guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran senam lantai karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar senam lantai. b) Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sesuai dengan materi yang akan diberikan. c) Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi pembelajaran teknik dasar roll pada senam lantai. DAFTAR PUSTAKA Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kanca,
I Nyoman. 2006. Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
-------, 2008. “Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)”. Makalah disajikan pada Pelatihan PTK Guru Penjasorkes Se-Bali. Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha, Singaraja 12 Desember 2008. Syarifudddin, Aip. 1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.