e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI Bagus Made Budaeka, I Wayan Artanayasa, Kadek Yogi Parta Lesmana Jurusan Penjaskesrek Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing tahapan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada, berjumlah 24 orang dengan rincian 11 orang putra dan 13 orang putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data observasi awal aktivitas belajar passing bola voli secara klasikal sebesar 6,2 (cukup aktif), setelah diberi tindakan pada siklus I aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli secara klasikal sebesar 7,12 (aktif), dan pada siklus II sebesar 10 (sangat aktif). Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 2,88. Hasil analisis data observasi awal hasil belajar passing bola voli secara klasikal sebesar 12,5% (sangat kurang), setelah diberi tindakan pada siklus I persentase hasil belajar teknik dasar passing bola voli secara klasikal sebesar 66,67% (cukup baik), dan pada siklus II sebesar 100% (sangat baik). Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 33,33%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2015/2016. Disarankan kepada guru penjasorkes untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran. Kata-kata kunci: Kooperatif STAD, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli. Abstract The aim of this research is improving learning activity and learning achievement of volleyball passing through the implementation of cooperative learning model STAD on the students of class XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada in academic year 2015/2016. This research is a classroom action research which was conducted in two cycles and each step was conducted in twice meeting. The subjects of this research were the 24 students in class XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada, 11 male and 13 female. The data were analyzed using statistic descriptive method. The results of pre-observation learning activity of volleyball passing in classical is 6.2 (moderately active), after giving the action in first cycle, learning activity of volleyball passing is about 7.12 in classical (active), and the second cycle is 10 (very active). From the first cycle to the second cycle is increased to 2.88. The result of preobservation learning achievement of volleyball passing in classical is 12.5% (less), after giving the action in first cycle, the percentage of learning achievement volleyball passing in classical is about 66.67% (moderately good) and in second cycle is about 100% (excellent). From cycle I to cycle II was increased by 33.33%. Based on the data analysis and the discussion, it could be concluded that learning activity and learning achievement of basic skill volleyball passing is increased through the implementation of cooperative learning model STAD on the students of class XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada in academic year 2015/2016. It is recommended to physical education teachers to implement cooperative learning model STAD in the learning process. Key words: Cooperative STAD, activity, learning achievement, passing volleyball.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) PENDAHULUAN Menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas merupakan suatu tantangan dan keharusan dalam menghadapi era globalisasi. Untuk mempersiapkan peserta didik memasuki era globalisasi yang perlu dilakukan adalah mengubah praktik dan proses pembelajaran dari pembinaan kognitif semata, menuju kepembinaan yang lebih konkret dengan melibatkan segi afektif, kognitif, dan psikomotor. Upaya tersebut, salah satunya dapat dilakukan melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006:163). “Belajar adalah suatu proses yang melibatkan manusia orang per orang sebagai satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya”(Dimyati dan Mudjiono, 2006:116). Belajar merupakan Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono, (2006: 231) ”pembelajaran memuat titik interaksi, antara pembelajar dan pelajar berorientasi pada sasaran belajar, berakhir dengan evaluasi”. Guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam melaksanakan proses pembelajaran diharapkan memahami dan menerapkan sistematika pembelajaran sehingga dapat mendukung keberhasilan tujuan pembelajaran. Sistematika pembelajaran merupakan satu kesatuan kerja sistematik yang tidak dapat dipisahpisahkan (inheren) yang berlaku untuk semua jenis pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
“Aktivitas belajar dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar” (Sadirman,2004: 99). Siswa belajar dan beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, dan tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilannya yang bermakna, Aktivitas ini didesain agar memungkinkan siswa memperoleh muatan yang ditentukan, sehingga tujuan yang ditentukan terutama maksud dan tujuan kurikulum dapat tercapai. Hasil belajar merupakan kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru dan juga merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindak mengajar. Namun, kenyataan dilapangan dalam proses pembelajaran pada saat observasi awal menunjukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control Sepakbola kaki bagian dalam masih tergolong cukup aktif dan tidak tuntas. “Permainan bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik wanita maupun pria. Kegunaan permainan bola voli akan baik bila jasmani dan rohani saling kait mengait di dalam gerakangerakan bermain, jiwa/mental sebagai pendorong utama untuk menggerakan kemampuan yang telah dimiliki” (Danu Budhiarta, 2008:1). Permainan bola voli dimainkan oleh dua tim dimana tiap tim beranggotakan enam orang dalam satu lapangan berukur 30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim dan kedua tim dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan utama dari setiap tim adalah memukul bola ke arah bidang lapangan lawan sedemikian rupa agar lawan tidak dapat mengembalikan bola. Berdasarkan data observasi awal yang diperoleh yaitu: aktivitas belajar teknik dasar passing Bola voli 1 orang
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) (4,17%) siswa dalam kategori sangat aktif, siswa dalam kategori aktif sebanyak 6 orang (25%), siswa dalam kategori cukup aktif sebanyak 12 orang (50%), siswa dalam kategori kurang aktif sebanyak 5 orang (20,83%) dan tidak ada (0%) siswa yang tergolong sangat kurang aktif. Dimana 7 orang (29,17%) dinyatakan aktif dan 17 orang (70,83%) dinyatakan tidak aktif. Rata-rata prosentase aktivitas belajar siswa secara klasikal adalah 6,20. Sedangkan untuk hasil belajar teknik dasar passing Bola voli yaitu siswa yang tuntas terdiri dari 3 orang (12,50%) dan yang tidak tuntas sebanyak 21 orang (87,50%) dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 80. Siswa yang berada pada kategori sangat baik tidak ada (0%), pada kategori baik sebanyak 3 (12,50%) siswa, cukup baik sebanyak 21 (87,50%) siswa, kurang baik sebanyak 0 (0%) siswa dan sangat kurang baik tidak ada. Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Peljaran 2015/2016, permasalahan umum yang dialami oleh siswa pada saat proses pembelajaran teknik dasar passing Bola voli yaitu: 1) pada aspek lisan siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, dan mengemukakan saran atau pendapat dalam berdiskusi, 2) aspek metrik, masih sedikit siswa yang dapat melakukan gerakan teknik dasar passing bola voli dengan baik dan benar, hal ini disebabkan karena siswa belum memahami konsep dengan baik dan kurangnya pengulangan gerakan serta kurangnya kesempatan melakukan gerakan yang diberikan oleh guru, 3) pada aspek mental siswa belum bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi dan menanggapi permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran, dan 4) pada aspek emosional, minat siswa untuk mempelajari materi teknik dasar passing bola voli kurang sehingga motivasi untuk mengikuti pelajaran dengan semangat menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan siswa kurang percaya diri untuk mencoba melakukan suatu gerakan. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusi agar aktivitas dan hasil
belajar dapat meningkat, yaitu dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif. Trianto (2007: 5) menyatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain”. Menurut (Trianto,2007:41) “Model Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda”. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dimaksudkan yaitu model kooperatif tipe STAD. Pembelajaran ini tepat digunakan dalam mengatasi permasalahan di atas karena model pembelajaran ini melibatkan kelompokkelompok belajar, Model ini menuntut para siswa untuk bekarja sama dalam tim mereka atau kelompok belajar mereka dan memastikan seluruh anggota tim telah menguasai materi pembelajaran yang diajarkan dimana tiap anggota kelompok merupakan campuran ras, suku, agama, jenis kelamin (Slavin, dalam Trianto, 2007:52). Menurut Slavin (2009: 143-146), terdapat 5 komponen utama yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu sebagai berikut: (1) Presentasi Kelas. Guru memberikan materi yang akan dipelajari secara garis besar dan prosedur kegiatan, juga tata cara kerja kelompok. (2) Tim. Guru membentuk kelompok secara heterogen, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang jumlah antara 4-5 siswa baik ras, suku, agama, jenis kelamin dan kemampuan. (3) Kuis. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, pada saat menjawab kuis/pertanyaan tidak boleh saling membantu, (4) Skor Kemajuan Individual. Untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada yang sebelumnya. (5) Rekognisis Tim. Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) belajar individu atau kelompok. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing Bola voli dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini antara lain: Bagaimanakah aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2015/2016? Dan Bagaimanakah hasil belajar teknik dasar passing bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2015/2016? Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional”(Kanca, I Nyoman 2010:4).
Jumlah subjek penelitian ini yaitu 24 siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus dan pada tiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Waktu penelian ini dilaksanakan tanggal 6 Februari dan 5 Maret untuk siklus I, sedangkan untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 dan 19 Maret 2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu aktivitas belajar dinilai oleh 2 orang observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar, sedangkan untuk hasil belajar dinilai oleh 2 orang evaluator dengan menggunakan format assesment hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hasil observasi awal aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing Bola voli masih tergolong cukup aktif atau belum tuntas. Untuk hasil belajar disebabkan karena masih banyak siswa yang nilainya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 80. Data aktivitas belajar pada siklus I yaitu sebagai berikut. 2 (8,33%) siswa berada dalam kategori sangat aktif, 15 (62,50%) siswa berada dalam kategori aktif, 6 (42,50%) siswa berada dalam kategori cukup aktif, tidak ada (0%) siswa berada dalam kategori kurang aktif dan 1 (4,17%) siswa berada pada kategori sangat kurang aktif
Tabel 1 Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Bola voli Pada Siklus I No.
Kriteria
1 2 3 4 5
X 9 7 X <9 5 X <7 3 X <5 X <3 Jumlah
Kategori Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Jumlah Persentase Siswa (%) 2 15 6 0 1 24
8,33 62,50 42,50 0,00 4,17 100
Keterangan Sudah Aktif 17 orang (70,83%) Belum Aktif 7 orang (29,17%) 24 orang (100%)
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) Untuk analisis data hasil belajar teknik dasar passing Bola voli siklus I yaitu siswa yang tuntas terdiri dari 16 (66,66%) siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 8 (33,33%) siswa. Siswa yang berada pada kategori sangat baik 1 (4,17%), pada kategori baik sebanyak 15
(62,50%) siswa, cukup baik sebanyak 7 (29,16%) siswa, 0 (0%) siswa berada pada kategori kurang baik dan 1 (4,17%) siswa pada katagori sangat kurang baik. Dengan persentase secara klasikal 66,66% dengan kategori cukup aktif.
Tabel 2 Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola voli Pada Siklus I
Sangat Baik
Nilai (Huruf) A
Banyak Siswa 1
Presentase (%) 4,17
80 - 89
Baik
B
15
62,50
60- 79 50- 59
Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
C D E
7 0
29,16 0,00
1
4,17
24
100
No.
Rentang Skor
Kategori
1 2
90 - 100
3 4 5
0 - 49 Jumlah
Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 10 dengan tingkat keaktifan sangat aktif. Siswa yang aktif sebanyak 27 orang siswa dengan persentase 100% dan tidak ada siswa yang tidak aktif. Adapun rincian kategori aktivitas belajar siswa adalah
Keterangan Tuntas 16 orang (66,66%) Tidak Tuntas 8 orang (33,3%) 24 orang (100%)
sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat aktif sebanyak 22 orang dengan persentase 91,67%, siswa dengan kategori aktif sebanyak 2 orang dengan persentase 8,33% dan tidak ada siswa dengan kategori cukup aktif, kurang aktif maupun sangat kurang aktif.
Tabel 3 Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Bola voli Pada Siklus II No.
Kriteria
Kategori
1 2 3 4 5
X 9 7 X <9 5 X <7 3 X <5 X <3 Jumlah
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Penelitian hasil belajar pada siklus II dengan materi teknik dasar passing Bola voli diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak 24 orang dengan persentase 100%. Adapun rincian kategori sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat baik sebanyak 14 orang dengan persentase 58,33%, siswa dengan kategori baik sebanyak 10 orang
Jumlah Siswa 22 2 0 0 0 24
Persentase (%) 91,67 8,33 0,00 0,00 0,00 100
Keterangan Aktif 24 orang (100%) Belum aktif 0 orang (0%) 24 orang 100%
dengan persentase 41,67%, siswa dengan kategori cukup baik tidak ada dan tidak ada siswa dengan kategori kurang baik maupun sangat kurang baik. Persentase ketuntasan hasil belajar teknik dasar passing Bola voli secara klasikal pada siklus II adalah 100% berada pada rentang 90-100 dengan kategori sangat baik dan sudah memperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 90,08.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) Tabel 4 Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola voli Pada Siklus II No
Rentang Skor
1 2 3 4
90 - 100 80 - 89 60- 79 50- 59
5
0 - 49
Kategori
Nilai (Huruf)
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Banyak Persentase Siswa (%)
A B C D E
Jumlah
Keterangan
14 10 0 0 0
58,33 41,67 0,00 0,00 0,00
Tuntas 24 orang (100%)
24
100%
24 orang (100%)
Tidak Tuntas 0 orang (0%)
Tabel 5 Peningkatan Aktivitas Teknik Dasar Belajar Passing Bola voli Per Tahap
Tahapan
Persentase Aktivitas Belajar (%)
Observasi Awal
6,20
2.
Siklus I
7,12
3.
Siklus II
10,00
No 1.
Keaktifan (Orang) 7 orang (29,17%) Sudah Aktif 17 Orang (70,83%) Sudah Aktif 24 Orang (100%) Sudah Aktif
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dan juga dilakukan refleksi melalui diskusi dengan siswa dan guru. Sehingga pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktvitas dan hasil belajar teknik dasar passing Bola voli pada siswa kelas IX IPA SMA
Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Siklus I Observasi Awal ke ke Siklus Awal Siklus I II 7 Orang (29,17%) 10 Orang (41,66%)
7 Orang (29,17)
Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2015/2016 setiap siklus. Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah.
Tabel 6 Peningkatan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola voli Per Tahap
No 1.
2.
3.
Tahapan
Persentase Hasil Belajar (%)
Observasi Awal
12,50
Siklus I
66,66
Siklus II
100
Ketuntasan Siswa 3 Orang (12,50%) SudahTuntas 16 Orang (66,66%) SudahTuntas 24 Orang (100%) SudahTuntas
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Siklus I Observasi Awal ke ke Siklus Awal Siklus I II 3 Orang (12,50%) 13 Orang (54,16%) 8 Orang (33,33%)
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi awal mengenai aktivitas, hasil belajar, dan model pembelajaran dalam pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri 1 Sukasada, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar teknik dasar passing Bola voli secara klasikal tergolong cukup aktif. Sedangkan pada hasil belajar teknik dasar passing Bola voli secara klasikal tergolong tidak tuntas. Karena banyak siswa kurang memperhatikan penjalasan guru pada saat menjelaskan materi, kurangya interaksi dalam pembelajaran baik antar siswa maupun siswa dengan guru dan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan tetap mempertahankan model pembelajaran konvesional maka sulit untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa karena model pembelajaran konvesional memiliki banyak kelemahan. Upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi masalah tersebut yaitu menggunakan model pembelajaran kooperaif tipe STAD, dimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada pembentukan kelompok-kelompok kecil untuk mendorong siswa dalam keterlibatan diskusi belajar dalam kelompok belajar dan juga untuk menuntut siswa agar mempunyai kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, berinteraksi maupun keterampilan dalam proses pembelajaran. Dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat terlihat dari analisis data aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli mengalami peningkatan dari observasi awal, siklus I dan siklus II.
aktivitas dan hasil belajar siswa menjadil lebih baik dari observasi awal. Ini dapat dilihat pada siklus I aktivitas belajar siswa masih cukup aktif karena masih ada 7 orang siswa yang masih cukup aktif namun setelah diberikan tindakan pada siklus II aktivitas belajar meningkat menjadi 22 orang sangat aktif dan 2 orang berada pada kategori aktif. Untuk hasil belajar menurut (Slameto, 2003:2) adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Hasil belajar siswa pada siklus I sebanyak 16 orang siswa yang tidak tuntas dan siswa yang tuntas sebanyak 8 orang, namun pada siklus II terjadi peningkatan sehingga semua siswa menjadi tuntas sebanyak 24 orang. Hal ini terjadi karena peneliti memberikan tindakan-tindakan STAD dengan melihat kelemahan yang terjadi pada pembelajaran pada siklus I. Dengan memperhatikan data aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing Bola voli pada siklus II, terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II yaitu pada aktivitas belajar sebesar 29,17% dan pada hasil belajar sebesar 33,33%. Peningkatan ini tidak terlepas dari pengimplementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara optimal dalam proses pembelajaran dengan perbaikanperbaikan pembelajaran sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus sebelumnya.
Hasil belajar teknik dasar passing Bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat terlihat dari analisis data hasil belajar teknik dasar passing bola voli mengalami peningkatan dari observasi awal, siklus I dan siklus II. Berdasarkan simpulan di atas, saran peneliti kepada guru penjasorkes yaitu agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli. Bagi peneliti yang akan melakukan atau mengadakan penelitian dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan materi atau cabang olahraga yang akan
DAFTAR PUSTAKA Budhiarta, I Made Danu. 2008. Teori Praktek Permainan Bola Voli Dan Bola Voli Patai. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Depdiknas. 2006. Pedoman Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Orkes. Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
diberikan dan bagi sekolah agar dijadikan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, kesehatan, olahraga dan kesehatan pada materi pembelajaran sepakbola khususnya
Kanca,
I Nyoman, 2010. Metodelogi Peneltian Keolahragaan, Singaraja Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Jakarta. Sudjana Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Slavin,
Robert E. 2009. Cooperative Learning. Teori, Riset, and Praktik. Bandung: Nusa Media
Trianto, 2007.Model-model Pembelajaran Inovatif Berbasis Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.