e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIKPASSING SEPAK BOLA Made WahyuWidyatama,IWayanRai,I Made Satyawan Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja-Bali Tlp. (0362) 32559
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruhpenerapan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division(STAD) terhadap hasil belajar teknikdasarpassing sepak bola. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimensesungguhan (true experimental) denganmenggunakanrancanganpenelitianthe randomized pretests-postest control group the same subject design. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI bahasa SMA KaryaWisata Singaraja TahunPelajaran 2016/2017 berjumlah 70 orang yang terdistribusi ke dalam duakelas yaitu kelas XI bahasa2 danXI bahasa 4,. Pengundian kelompok dilakukan dengan teknik simple random sampling, terpilih XI bahasa 2 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI bahasa 4 sebagai kelompok kontrol. Data hasil belajar dikumpulkan melalui tes obyektif, observasi dan unjuk kerja. Analisis data menggunakan Uji Independent Samples Test dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.BerdasarkanujiIndependent Samples Testangka signifikansi yang diperoleh adalah0,000<0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruhsignifikanterhadaphasil belajar teknik dasar passingsepak bola . Rata-rata nilai yang didapatpadakelompokeksperimen0.309sedangkankelompok control 0,140. Dengan demikian disarankankepada guru penjasdapatmenerapkan model pembelajarankooperatiftipe STADkarenasudah terbuktiberpengaruhterhadappeningkatanhasilbelajarsiswa. kata-kata kunci:Kooperatif, STAD, hasil belajar, sepak bola. Abstract This study aims to determine the effect of the implementation cooperative learning model “Student Achievement Division Team (STAD) to the results of learning basic techniques of football passing. The research design of this study is a true experimental design using the randomized pretests-postest control group design of the same subject design. The sample of the research is the students of class XI SMA SMAKaryaWisataSingaraja Lesson Year 2016/2017 amounted to 70 people who are distributed into two classes namely class XI Bahasa 2 and XI Bahasa4 ,. The group sampling was done by simple random sampling technique, it selected XI Bahasa 2 as experiment group and class XI Bahasae 4 as control group. The result of data is collected through objective test, observation and the performance. The data is analyzed using Independent Samples Test with SPSS 16.0 for Windows. Based on the Independent Samples Test, it obtained that the significance number was 0.000 <0,05. So it could be concluded that STAD type cooperative learning model had a significant effect on the learning outcomes of basic technique of football passing. The average value obtained in the experimental group is 0.309 while the control group is 0.140. Thus it suggested for the teacher would be able to apply the model cooperative learning type STAD because it has been proven to influence the improvement of student learning outcomes. Keywords: Cooperative, STAD, learning outcomes, football.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) PENDAHULUAN Proses pembelajaran tentu adanya suatu interaksi dari guru dengan siswa maupun dari siswa dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Peran guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting, karena berhasil tidaknya suatu pembelajaran tergantung bagaimana guru tersebut mampu mengelola dan mengorganisir komponen-komponen yang mendukung dalam suatu proses pembelajaran (siswa, sumber, media, dan lingkungan belajar). Kualitas proses pembelajaran menentukan hasil belajar, oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang untuk mampu mengembangkan hasil belajar yang diperlukan siswa. Hasil belajar tersebut adalah hasil belajar yang memiliki dimensi jangka panjang yang dapat membekali siswa dalam kehidupan dan belajar sepanjang hayat, yaitu kemampuan berpikir, kecakapan hidup dan psikomotor. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, dimana bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Model pembelajaran sangat perlu karena model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran yang dapat melibatkan banyak siswa dalam proses pembelajaran sehingga membantu siswa lebih aktif dan kreatif dalam beraktivitas. Aktivitas dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena itu siswa secara aktif berusaha mengetahui apa yang belum diketahui. Model pembelajaran kooperatif bisa menjadi solusi yang dapat di berikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan menjadi beberapa tipe,
salah satunya adalah Student Team Achievement Division (STAD)(Trianto, 2007: 49-63). Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.Adapun keunggulan dari pembelajaran koopratif tipe STAD yaitu: a)Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.b) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. c) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.d) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “pengaruh penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar passing sepak bola kelas XI Bahasa SMA Karya Wisata Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan permasalahan pada hasil belajar siswa tersebut, maka perlu solusi yang tepat untuk mengatasinya. Salah satu alternatif yang tepat adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut adalah “model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan model pembelajaran dengan menggunakan kelompok – kelompok kecil dengan jumlah anggota 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. (Trianto,2007:52). Berdasarkan dari permasalahan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul pengaruh penerapan model
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) terhadap hasil belajar passing sepak bola kelas XI Bahasa SMA Karya Wisata Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Adapun kajian teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, (1) Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak “pengajaran adalah hasil yang dapat di ukur seperti yang tertuang dalam angka raport, angka ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan. Sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain suatu transfer belajar” (Dimyati dan Mudjiono,2006:4). Mengenai penilaian hasil belajar dijelaskan secara rinci dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas). Menurut Permendiknas No.41 Tahun 2007, tentang standar proses disebut bahwa peniaian dilakukan terhadap guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyususnan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran. Berdasarkan taksonomi instruksional Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-30) jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar dapat dikategorikan sebagai berikut: a) ranah kognitif, b) ranah afektif, dan c) ranah psikomotor.(2) pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.“Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang baik akan tercapai apabila disertai dengan perencanaan pengajaran sebagai acuan dalam mengajar. “Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain” (Rusman, 2010:1).Sedangkan menurut Dimyati & Mudjiono,(2006:157) “pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan”. Interaksi tersebut membutuhkan aktivitas fisik dan keterampilan berinteraksidenganlingkungan seperti pada halnya pembelajaran penjasorkes. Secara rinci dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, disebut bahwa Penjasorkes merupakan bagian integral dari pendididkan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tidakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendididkan nasional. Penjasorkes merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) termasuk keterampilan berolahraga. Penjasorkes pada hakikatnya adalah “proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.(Suroto, 2007:7).(3)Menurut Trianto, (2007:5) “Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termaksuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.(4) “Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi” (Trianto, 2007: 41). “Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen”(Rusman,2012:202). Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk: “(1) meningkatkan partisipasi siswa, (2)memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, dan (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya” (Trianto, 2007: 42).Terdapat empat unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif Menurut Abdurrahman dan Bintoro (dalam Nurhadi dkk, 2004: 61) yaitu: “a) Saling ketergantungan positif, b) Interaksi tatap muka , c) Akuntabilitas individual , d) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, (5) Pembelajaran pembelajaran koopertaif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok – kelompok kecil dengan jumlah anggota 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. (Trianto,2007:52).(6) pembelajaran konvensional menekankan pada guru
sebagai pusat informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, serta pengguanaan model ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar mengajar. Model pembelajaran konvensional merupakan model yang masih berpandangan pada paradigma lama.Model pembelajaran ini cenderung menganggap siswa sebagai objek bukan subjek. Siswa dianggap sebuah botol kosong yang harus diisi terus menerus oleh guru. “Guru sering menganggap bahwa karena murid-muridnya duduk dengan diam dan mendengarkan pembicaraanya, mereka itu sedang belajar” (Suryosubroto, 2009: 157).(7) Permainan sepak bola merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh 2 regu dimana tiap regu terdiri dari 11 orang pemain termasuk penjaga gawang dan 7 orang pemain cadangan. Permainan ini dilakukan oleh seluruh anggota badan kecuali kedua lengan (tangan), hanya penjaga gawang yang bisa menggunakan tangannya untuk menangkap bola. Sepakbola dimainkan diatas lapangan rumput yang rata, berbentuk segi empat panjang dimana panjang lapangan 90 m – 110 m dan lebar lapangan 45 m – 90. Teknik dasar passing sepak bola yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola. Passing adalah “seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain“ (Satyawan, 2012:12). Passing paling baik dilakukan dengan menggunakan kaki, tetapi bagian tubuh lain juga bisa digunakan. Dalam permainan sepakbola, passing merupakan teknik yang paling mendasar yang wajib dimiliki oleh seseorang dalam memainkan permainan sepakbola. Passing yang baik dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola menciptakan ruang diantara lawan dengan bergerak dan membuka ruang di sekeliling pemain. Model pembelajaran kooperatif bisa menjadi solusi yang dapat di berikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan menjadi beberapa tipe,
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) salah satunya adalah Student Team Achievement Division (STAD). Berdasarkan uraian diatas, dapat diduga bahwa penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat diajukan hipotesis yaitu,penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI BHS SMA KARYA WISATA tahun pelajaran 2016/2017 dapat mempengaruhi hasil belajar yang baik pada pembelajaran sepak bola pada siswa kelas XI BHS di SMA KARYA WISATA tahun pelajaran 2016/2017 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepak bola Penarukan sebagai tempat pelaksanakan proses pembelajaran penjasorkes SMA KARYA WISATA. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 12 mei hingga 26 mei 2017 dengan 2 kali pertemuan dimana dalam pertemuan tersebut dilaksanakan perlakuan 2 kali pada masing-masing kelompok. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen sesungguhnya (true experimental). ”jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random”. Rancangan penelitian adalah “rencana tantang bagaimana cara mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisa data untuk memberi arti terhadap data tersebut secara efektif dan efesien” (Kanca, 2010: 55). Rancangan pada penelitian ini adalah rancangan the randomized pretests-postest control group the same subjec design. Pada penelitian ini data yang akan diperoleh adalah berdasarkan hasil penilaian asesmen teknik dasar passing sepak bola yang diisi oleh guru penjas SMA KARYA WISATA. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretest sebelum perlakuan dan posttest setelah perlakuan. Tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah tes yang sama. Melakukan penelitian, khususnya penelitian mengenai pembelajaran tentu
harus adanya populasi karena dari populasi tersebutlah nantinya akan diambil sampel dan akan dijadikan subyek dalam penelitian. Menurut Kanca (2010: 19) Populasi adalah “Keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri yang sama”. Jadi populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMA KARYA WISATA tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah kelas XI bahasa yang ada adalah sebanyak 4 kelas yaitu XI 1, XI 2, XI 3, XI 4, “Sampel adalah himpunan bagian populasi yang diambil secara representatif dari populasi” (Kanca, 2010: 20). Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik simple random sampling yaitu “digunakan apabila populasi homogen. Pengambilan unit sampel dapat dilakukan dengan bantuan atau melalui lotre (undian) bilangan random.” (Kanca, 2010: 24) Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA KARYA WISATA tahun pelajaran 2016/2017 yang terdistribusi ke dalam dua kelas yaitu XI bahasa 2 berjumlah 35 orang dan XI bahasa 4 berjumlah 35 orang, sehingga keseluruhan jumlah subjek penelitian 70 orang. Dua kelas yang akan diundi yang menetapkan kelas yang akan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode dan teknik analisis Sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan simpulan, data yang diperoleh perlu diuji normalitas dan homogenitasnya. Analisi data pada penelitian ini akan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Uji normalitas digunakan untuk menentukan data dalam kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka uji hipotesis dapat dilakukan. Pengujian normalitas sebaran data dengan menerapkan teknik Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat digunakan untuk sampel besar maupun sampel kecil dan berupa data interval. Hipotesis statistika yang digunakan adalah sebagai berikut. 𝐻0 : data hasil belajar passing sepak bola siswa berasal dari populasi yang berdistribusi normal
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) 𝐻1 : data hasil belajar passing sepak bola siswa berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data memiliki varian yang sama (homogen). Sedangkan jika angka signifikasi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka varian sampel tidak sama (tidak homogen) Setelah hasil uji normalitas dan homogenitas varians, diketahui bahwa data kedua kelompok atau kelas berdistribusi normal dan variansnya homogeny maka untuk menguji hipotesisnya digunakan uji t-independent test dengan jenis ujiannya adalah t-test For Equality of Means dengan taraf signifikansi 5 %. Kreteria pengujian passing sepak bola H0 diterima hasil jika t-test >0,05 dan Ha diterima jika hasil t-test <0,05.
Apabila diperoleh p>0,05 maka H0 yang menyatakan data berasal dari subjek yang berdistribusi normal dapat diterima. Uji homogenitas dilakukan untuk memperlihatkan bahwa data pemahaman hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran konvensional memiliki varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas varian antara kelompok belajar juga digunakan untuk memastikan bahwa perbedaan yang HASIL DAN PEMBAHASAN terjadi pada uji hipotesis memang benar Data tentang hasil belajar teknik dasar akibat adanya perbedaan dalam passing sepak bola berupa nilai pretest, kelompok. Uji homogenitas varian antar posttest dan gain score yang kelompok menggunakan Levene’s Test of dinormalisasikan. Equality of Error Variance. Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila angka signifikansi yang Tabel 1. Hasil uji normalitas sebaran data Kolmogorov-Smirnova Kelas Nilai
Statistic
Df
Sig.
EKSPERIMEN
.128
35
.159
KONTROL
.100
35
.200*
Berdasarkan Tabel 2 di atas, terlihat bahwa untuk semua variabel signifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 dengan rincian signifikansi kelompok eksperimen 0.159 dan signifikansi kelompok kontrol 0.200.
Dengan demikian maka semua sebaran data berdistribusi normal. Normalnya sebaran data dapat dilihat seperti pada gambar 1
Uji homogenitas varians dilakukan dengan pengelompokan berdasarkan model pembelajaran, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran konvensional. Uji homogenitas varians
antar kelompok dilakukan dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows dengan menggunakan Levene’s Test Of Equality Error Variance. Hipotesis statistik yang diuji dalam pengujian homogenitas adalah sebagai berikut.
gambar 2. Histogram Kelas Kontrol
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) Tabel 3. Hasil uji homogenitas varians F
df1
df2
.268
1
Berdasarkan Tabel 3 hasil uji Levene’s menunjukkan bahwa untuk hasil belajar passing sepak bola diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,606. Taraf signifikansi yang ditetapkan adalah 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variansi pada setiap kelompok adalah sama (homogen). Hipotesis penelitian yang telah dikemukakan dalam kajian teori
Sig. 68
.606
menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar passing sepak bola. Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows dengan menggunakan independent samples t test. Hasil analisis dengan uji t dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Uji independent samples t test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F nilai Equal varian ces assum ed Equal varian ces not assum ed
.268
Sig.
t
Mean Sig. (2- Differen Std. Error tailed) ce Difference
df
.606 9.583
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
68
.000
.1694
.0177
.1341
.2047
9.583 65.647
.000
.1694
.0177
.1341
.2047
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh nilai signifikansi = 0,000 maka p<0,05. Hasil ini dijadikan dasar dalam mengambil keputusan. Adapun keputusan yang diambil adalah tolak Ho dan terima Ha. Hasil ini menyatakan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar passing sepak bola . Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan dari pada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan analisis peneliti pada saat pembelajaran berlangsung pada kelompok kontrol kurang cocok untuk model pembelajaran materi sepak bola teknik dasar passing karena siswa kurang begitu memahami materi dan tidak antusias dalam belajar. Sedangkan pada kelompok eksperimen pembelajaran diarahkan untuk memberikan perhatian terhadap pemahaman siswa tentang materi teknik passing sepakbola di dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang lebih positif dalam memahami materi suatu pelajaran pada kegiatan belajar menjadi salah satu faktor yang membuat rata-rata skor yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata skor yang diperoleh siswa pada kelompok kontrol. Faktor-faktor tersebut yang mengakibatkan pembelajaran yang berlangsung di kelompok eksperimen mendapat respon yang lebih baik dari siswa sehingga rata-rata skor siswa di kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor siswa pada kelompok kontrol. Dari uraian diatas memberikan gambaran bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran sepak bola berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa terdapat perbedaan hasil belajar sepak bola antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang dibelajarkan dengan .
menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan analisis peneliti pada saat pembelajaran berlangsung pada kelompok kontrol kurang cocok untuk model pembelajaran materi sepak bola teknik dasar passing karena siswa kurang begitu memahami materi dan tidak antusias dalam belajar. Sedangkan pada kelompok eksperimen pembelajaran diarahkan untuk memberikan perhatian terhadap pemahaman siswa tentang materi teknik passing sepak bola di dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang lebih positif dalam memahami materi suatu pelajaran pada kegiatan belajar menjadi salah satu faktor yang membuat rata-rata skor yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata skor yang diperoleh siswa pada kelompok kontrol. Faktor-faktor tersebut yang mengakibatkan pembelajaran yang berlangsung di kelompok eksperimen mendapat respon yang lebih baik dari siswa sehingga rata-rata skor siswa di kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor siswa pada kelompok kontrol. Dari uraian diatas memberikan gambaran bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran sepak bola berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa terdapat perbedaan hasil belajar sepak bola antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan ada perbedaan hasil belajar antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran konvensional (p<0,05). Dengan hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Sehingga dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran berpengaruh signifikan (p0,000<0,05) terhadap hasil belajar Sepak bola pada siswa kelas XI SMA Karya Wisata Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil analis data dan pembahasan, maka dapat diajukan beberapa saran untuk proses pembelajaran dan penelitian lebih lanjut
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) sebagai berikut. (1) Bagi guru Penjasorkes, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas.(2) Penelitian ini dilaksanakan pada pokok bahasan materi sepak bola di kelas XI SMA Karya Wisata Singaraja, sehingga untuk memperoleh bukti-bukti yang lebih umum dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan peneliti lain untuk mencoba pada pokok bahasan lain untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Penjasorkes secara lebih mendalam. Penelitian ini hanya mengukur ada atau tidaknya pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar Sepak bola tanpa meneliti lebih jauh arah pengaruh yang diberikan. Di waktu mendatang dapat dilakukan suatu penelitian untuk meneliti sejauh mana arah pengaruh yang diberikan oleh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kanca, I Nyoman.2010.Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Nurhadi.
2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Malang : PTGrasindo. Permana, Kadek Hendra Dwi. 2017. “Implementasi Kooperatif STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepakbola”. Tersedia Pada Https://Ejournal.Undiksha.Ac.Id/I ndex.Php/Jjp/Article/View/9723 (Diakses Pada 25 Juli 2017). Permendiknas No. 41, 2007. Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah.
Badan Standar Pendidikan. Rusman.
Nasional
2012. Model-model Pembelajaran.Cetakan Ke-1. Bandung: PT Raja GrafindoPersada.Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Pustaka Nasional.
Satyawan. 2012. Buku ajar permainan sepak bola.Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suroto,
dkk. 2007. Pembelajaran Penjasorkes Inovatif untuk Pendidikan Dasar. Surabaya : Departemen Pendidikan Nasional.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Pustaka Nasional.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)