e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 I. A. Pratiwi, Wahjoedi, I. M. Satyawan Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar teknik dasar passing bola voli. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan (true experiment) dengan menggunakan rancangan the randomized pretest-postest control group the same subject design. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII A3 dan VIII A9 SMP Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017 berjumlah 56 orang siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Data hasil belajar dikumpulkan melalui pretest dan posttest. Analisis data menggunakan Uji-t dengan bantuan SPSS 22.0 for Windows. Data yang diperoleh rata-rata nilai prestest kelompok eksperimen 54 sedangkan kelompok kontrol 56. Rata-rata nilai posttest pada kelompok eksperimen adalah 85 sedangkan kelompok kontrol 68. Rata-rata gain score normalisasi yang didapatkan pada masing-masing kelompok adalah pada kelompok eksperimen sebesar 0,65 sedangkan kelompok kontrol mengalami sebesar 0,26. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa. Dengan demikian disarankan untuk proses pembelajaran guru dapat menerapkan model pembelajaran berbasis masalah menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan. Kata kunci: pembelajaran berbasis masalah, hasil belajar, bola voli Abstract The study was aimed to determine the influence of the problem-based learning model toward the basic passing technique of volley ball. This type of research was a real research experiment (true experiment) by using the design of the randomized pretest-postest control group the same subject design. The sample of this study was the student of VIII A3 and VIII A9 class in the junior high school number 1 school, Singaraja on 2016/2017 lesson which consist of 56 students. The sample was done by using simple random sampling. The data was collected through pretest and posttest. The data analysis was using Uji-t supported by 22.0 SPSS for Windows. The average data value which collected was 54 on the prestest of experiment group, while a control group was 56. The average value of posttest in the experiment group was 85, while a control group was 68. he average gain score normalization obtained in each group was in the experimental group of 0.65 while the control group experienced 0.26. So we can conclude that, the problem-based learning model had a significant effect on the passing basic technique of volley ball. It was recommended to the teacher's learning process in which the teacher can applyed the problem-based learning model to being an alternative learning that can be applied. Keywords: problem based learning, learning results, volleyball
1
e-Journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (Volume x Tahun 2017)
PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru dan siswa saling bertukar informasi dan di situlah terjadinya proses perolehan ilmu, pengetahuan serta pembentukan sikap dan rasa keperyaan diri peserta didik. Peristiwa pembelajaran ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan belajar, pendidik hendaknya benar-benar menguasai caracara merancang belajar agar peserta didik mampu belajar secara optimal. Pelaksanaan pembelajaran PJOK dengan aktivitas gerak sebagai sarana pencapaian tujuan harus selalu direncanakan dengan baik oleh guru PJOK penyampaian informasi pada bagian awal pengajaran PJOK sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Penyampaian informasi itu memiliki dua macam tujuan, yaitu agar siswa mengetahui dan memahami apa yang dikerjakan, dan memahami bagaimana cara melakukannya. Hartono (2016) menyatakan, PJOK merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuannya untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih, melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Menurut Voltmer (dalam Agus Wijaya, 2011: 3) mengungkapkan PJOK sebagai proses menciptakan perubahan pada individu melalui pengalaman gerak, dengan tujuan yang bersifat holistik, tidak hanya pada pengembangan jasmani tetapi juga mencakup aspek mental, emosional dan sosial. Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah khususnya pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK). Pembelajaran PJOK bertujuan untuk membantu siswa dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui keterampilan gerak dasar dalam berbagai aktivitas jasmani. Dengan demikian dalam kegiatan sehari-harinya, guru PJOK selalu bersentuhan dengan aktivitas gerak fisik. Aktivitas fisik tersebut akan tampak dalam aktivitas gerak siswa saat melakukan tugastugas gerak dalam proses pembelajaran, sehingga peranan guru dalam proses pembelajaran PJOK sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Dahlan (2012) Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3), ”dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. ”Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur dengan segera atau secara langsung. Sedangkan dampak pengiring adalah hasil belajar siswa yang tampak secara tidak langsung atau merupakan transfer hasil belajar” (Dimyati dan Mudjiono, 2013: 295). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 26), “siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor terhadap lingkungannya”. Berdasarkan uraian di atas, Bloom dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013: 26-29) “mengkatagorikan jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar, antara lain: a) ranah kognitif, b) ranah afektif, dan c) ranah psikomotor”. Meningkatkan hasil belajar siswa, perlu dilakukan peningkatan kualitas pembelajaran. Subadi (2011) menyatakan bahwa upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh faktor siswa, alat pendukung terjadinya pembelajaran, dan lingkungan. Alat pendukung pembelajaran meliputi guru, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru 2
e-Journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (Volume x Tahun 2017)
merupakan alat pendukung pembelajaran karena guru bertugas mempersiapkan dan mengelola pembelajaran. Dalam hal ini guru diharapkan dapat menyiapkan model pembelajaran dengan baik dan tepat sehingga peserta didik lebih mudah membangun pemahamannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang dipilih berpengaruh pada hasil belajar siswa. Siswa diharapkan dapat berperan penuh dalam proses pembelajaran dengan guru sebagai fasilitator. Permainan bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik wanita maupun pria. “Kegunaan permainan bola voli akan baik bila jasmani dan rohani saling kait mengait di dalam gerakan-gerakan bermain dan jiwa/mental sebagai pendorong utama untuk menggerakan kemampuan yang telah dimiliki” (Danu Budhiarta, 2008: 1-2). Permainan bola voli adalah suatu permainan beregu yang dilakukan oleh dua team yang masing-masing team terdiri dari 6 orang pemain dan dipisahkan oleh sebuah net, setiap team hanya bisa memainkan bola 3 (tiga) kali pukulan. Di dalam memainkan bola hampir seluruhnya menggunakan tangan bahkan sekarang boleh menggunakan kaki, lapangan yang rata berbentuk segi empat panjang dengan ukuran lapangan 18 x 9 meter. Permainan dipimpin oleh 2 orang wasit yaitu wasit atas (wasit 1) dan wasit bawah (wasit 2), 4 orang penjaga garis permainan, tiang net dipasang lebih kurang 0,50 m dari tepi batas lapangan. Tinggi net untuk putra 2,43 meter dan untuk putri 2,24 meter sejajar dengan batas tepi lapangan. Bola terbuat dari kulit yang lunak dengan ukuran lingkaran 65 - 67 cm sedangkan berat bola 260 - 280 gram. Dalam permainan bola voli ada beberapa bentuk teknik dasar yang harus dikuasai. Teknik-teknik dalam permainan bola voli terdiri atas servis, passing, block dan smash (Nuril, 2007: 20). Hasil belajar merupakan prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perubahan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan tujuan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Setiap permainan olahraga, teknik dasar merupakan salah satu fakta yang mempengaruhi keberhasilan dalam penguasaan keterampilan gerak dalam cabang olahraga tertentu. Demikian pula dalam permaianan bola voli, apabila sudah mengetahui, memahami, dan menguasai teknik dasar permainan bola voli, maka akan mudah dalam memainkannya. Hasil belajar teknik dasar passing bola voli yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar ini yaitu meliputi kemampuan-kemampuan penguasaan teori (pengetahuan) dan praktek (keterampilan) teknik dasar passing bola voli dengan tujuan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah materi passing bola voli (passing atas dan passing bawah). Passing adalah pukulan bola pertama setelah bola itu berada dalam permainan akibat dari serangan, servis lawan atau permainan net. Arah bola digunakan kepada pengumpan atau penyerang (Danu Budhiarta, 2008: 31). “passing upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri (Nuril, 2007: 22). Oleh karena itu dalam belajar keterampilan bola voli, yang pertama harus dikuasai adalah teknik dasar passing. Teknik dasar passing dalam permainan bola voli ada dua yaitu passing atas dan passing bawah. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru PJOK di kelas VIII SMP Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017 mengungkapkan bahwa kemampuan siswa dalam teknik dasar passing bola voli masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan maksimum (KKM). KKM yang harus dicapai siswa adalah 77. Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas VIII yang berjumlah 9 kelas yang terdiri dari kelas VIII A1, VIII A2, VIII A3, VIII A4, VIII A5, VIII A6, VIII A7, VIII A8, dan VIII A9. Pada penelitian tersebut peneliti mengkategorikan ke dalam kategori tuntas (T) dan tidak tuntas (TT). Dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 3
e-Journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (Volume x Tahun 2017)
2016/2017 di temukan bahwa pada kelas VIII yang berjumlah 255 siswa terdapat 51 (20%) siswa yang masuk dalam kategori tuntas dan 204 (80%) siswa yang masuk ke dalam kategori tidak tuntas. Menganalisis hasil belajar tersebut, maka dimana hasil belajar siswa tergolong kurang. Jika hal ini terus berlangsung maka akan mengakibatkan kegagalan pada siswa dalam proses pembelajaran maupun menghambat perolehan hasil belajar yang optimal. Hal ini mungkin dikarenakan penyajian materi masih bersifat monoton dan membosankan, sehingga siswa kurang tertarik untuk belajar passing bola voli. Untuk itu diperlukan solusi agar seluruh siswa merasa menjadi bagian dalam proses belajar mengajar. Mengingat pentingnya belajar dalam pendidikan, maka perlu dicari jalan penyelesaian yaitu suatu cara mengelola proses belajar mengajar teknik dasar passing bola voli sehingga dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Untuk menghadapi masalah tersebut di atas, maka diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan konsep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery learning. Proses belajar penemuan meliputi proses informasi, transformasi, dan evaluasi. Belajar penemuan menekankan pada berpikir tingkat tinggi. Belajar ini memfasilitasi peserta didik mengembangkan dialektika berpikir melalui induksi logika yaitu berpikir dari fakta ke konsep. Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa mengembangkan keterampilan belajar berfikir kritis dan pemecahan masalah autentik untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017”. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen sesungguhnya (true experimental). ”Penelitian eksperimen sungguhan bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.” (Kanca, 2010: 86). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Singaraja, jumlah kelas VIII yang ada adalah sebanyak 9 kelas yaitu. VIII A1, VIII A2, VIII A3, VIII A4, VIII A5, VIII A6, VIII A7, VIII A8, VIII A9. Pengambilan sampel dalam penelitian ini di pilih dengan teknik simple random sampling. Dari kesembilan kelas tersebut akan diundi untuk menetapkan kelas yang menjadi kelas kelas kontrol dan eksperimen. Berdasarkan hasil pengundian diperoleh sampel penelitian yaitu kelas VIII A3 dan VIII A9. Pada penelitian ini, data yang diperoleh adalah berdasarkan hasil penilaian asesmen teknik dasar passing bola voli. Pada penelitian ini, data yang diperoleh adalah berdasarkan hasil penilaian asesmen teknik dasar passing bola voli (passing atas dan passing bawah) yang diisi oleh 2 orang evaluator dari guru PJOK SMP Negeri 1 Singaraja. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest setelah perlakuan. Tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah tes yang sama. Dalam teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan 2 aspek sebagai berikut. a. Aspek Pengetahuan Aspek pengetahuan dalam pengumpulan data pretest dan posttest dilakukan dengan cara yang sama, menggunakan lembar penilaian aspek pengetahuan teknik dasar passing bola voli
4
e-Journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (Volume x Tahun 2017)
menggunakan Levene’s Test of Equality of Error Variance (Koyan, 2012: 118). Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila angka signifikansi yang diperoleh lebih besar dari atau sama dengan 0,05 maka data memiliki varian yang sama (homogen). Sedangkan jika angka signifikasi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka varian sampel tidak sama (tidak homogen). Setelah hasil uji normalitas dan homogenitas varians, diketahui bahwa data kedua kelompok atau kelas berdistribusi normal dan variansnya homogen maka untuk menguji hipotesisnya digunakan uji tindependent test dengan jenis ujinya adalah t-test for Equality of Means dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian passing bola voli H0 diterima hasil jika t-test >0,05 dan Ha diterima jika hasil t-test <0,05. Sesuai dengan hipotesis penelitian yang telah diajukan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) berikut.
(passing atas dan passing bawah) yang berupa assesmen pertanyaan-pertanyaan. a. Aspek Keterampilan Aspek keterampilan dalam pengumpulan data pretest dan posttest dilakukan dengan cara yang sama, menggunakan lembar penilaian aspek keterampilan teknik dasar passing bola voli (passing atas dan passing bawah). Teknik analisis data, sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan simpulan, data yang diperoleh perlu diuji normalitas dan homogenitasnya. Analisi data pada penelitian ini akan menggunakan program SPSS 22.0 for Windows. Uji normalitas digunakan untuk menentukan data dalam kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas sebaran data dengan menerapkan teknik Kolmogorov-Smirnov (Koyan, 2012: 112). Hipotesis statistika yang digunakan adalah sebagai berikut. H 0 : data hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 :
H 0 : 1 2
melawan
H1 : 1 2
(Koyan, 2012: 40)
data hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa berasal dari
1.
populasi yang tidak berdistribusi normal Uji normalitas untuk hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa digunakan uji Kolgomorov Smirnov pada taraf signifikansi 5%. Apabila nilai signifikansi lebih besar nilainya dari atau sama dengan 0,05 maka 𝐻0 yang menyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dapat diterima. Uji homogenitas dilakukan untuk memperlihatkan bahwa data pemahaman hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional memiliki varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas varian antara kelompok belajar juga digunakan untuk memastikan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis memang benar akibat adanya perbedaan dalam kelompok. Uji homogenitas varian antar kelompok
2.
H 0 : 1 2
yaitu hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah tidak memiliki perbedaan dengan hasil belajar passing bola voli siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.
H1 : 1 2
yaitu hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah memiliki perbedaan dari hasil belajar PJOK materi passing bola voli siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Keterangan: 1: rata-rata skor hasil belajar dasar passing bola voli kelompok eksperimen. 2: rata-rata skor hasil belajar dasar passing bola voli kelompok kontrol. 5
teknik siswa teknik siswa
e-Journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (Volume x Tahun 2017)
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai hasil belajar passing bola voli (passing atas dan passing bawah) siswa, diketahui bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah masing-masing 28 dan 28 orang orang diperoleh rata-rata nilai prestest kelompok eksperimen 54 sedangkan kelompok kontrol 56. Rata-rata nilai posttest pada kelompok eksperimen
adalah 85 sedangkan kelompok kontrol 68. Rata-rata gain score normalisasi yang didapatkan pada masing-masing kelompok adalah pada kelompok eksperimen sebesar 0,65 sedangkan kelompok kontrol mengalami sebesar 0,26. Berikut data nilai kedua kelas tersebut pada Tabel 1:
Tabel 1 : Rangkuman Data Hasil Belajar Teknik Passing Bola Voli Variabel Banyak Siswa
Kelompok Eksperimen 28 Orang
kelompok kontrol 28 Orang
Rata-rata Pretest
54
56
Rata-rata Posttest
85
68
0,65
0,26
Rata-rata Gain Score Normalisasi Pengujian normalitas sebaran data dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dengan bantuan aplikasi SPSS 22.00
for Windows diperoleh tabel hasil uji normalitas sebagai berikut.
Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Kolmogorov-Smirnova Statistic Kontrol
.136
Eksperimen
.123
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
28
.200
*
.944
28
.142
28
.200*
.965
28
.457
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai signifikan dari data kelas kontrol sebesar 0,200 yang artinya lebih besar dari 0,05. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa data nilai hasil belajar siswa kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Sedangkan untuk nilai signifikan dari data kelas eksperimen sebesar 0,200 yang artinya lebih besar dari 0,05. Hal ini juga menunjukkan bahwa data hasil belajar kelas eksperimen juga berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
6
e-Journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (Volume x Tahun 2017)
Gambar 2 Histogram Kelompok Kontrol
Gambar 1 Histogram Kelompok Eksperimen
Tabel 3 : Rangkuman Hasil Uji Homogenitas (Varians Test of Homogeneity of Variances) F 2.875
df1 1
df2 54
Dari tabel Levene di atas dapat dilihat nilai signifikn sebesar 0,096 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa data berasal dari varians yang sama/homogen. Dari uji normalitas dan homogenitas diketahui bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan variansnya homogen. Maka dari itu, hipotesis penelitian
Sig. .096
yang telah dikemukakan dalam kajian teori menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar passing bola voli. Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan bantuan SPSS 22.00 for Windows dengan menggunakan independent samples t test. Hasil analisis dengan uji t dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4 : Rangkuman Hasil Uji T (Independent Samples Test) Levene's Test for Equality of Variances
Nilai
F Equal variance 2.875 s assumed Equal variance s not assumed
Sig.
t
df
t-test for Equality of Means 95% Confidence Sig. Std. Interval of the (2Mean Error Difference tailed Differenc Differen ) e ce Lower Upper
.096
-12.456
54
.000
-.38929
.03125
-.45194
-.32663
-12.456
47.597
.000
-.38929
.03125
-.45214
-.32644
7
e-Journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (Volume x Tahun 2017)
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang berarti H 0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah memiliki perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa terdapat pengaruh hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah materi passing bola voli dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional, ini berarti model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap hasil belajar passing bawah bola voli. Hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa kelompok eksperimen disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih baik dan
statistik inferensial uji-t. Hasil perhitungan uji–t, diperoleh thit sebesar 8,16, sedangkan ttab dengan db = 60 pada taraf signifikansi 5% adalah 2,00. Hal ini berarti, thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Jadi, model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD di gugus XV Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian yang dilakukan oleh Fitrianti (2015) juga menemukan bahwa terdapat pangaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. Berdasarkan perhitungan statistik dari ratarata nilai post-test siswa kelas eksperimen sebesar 80,52 dan kelas kontrol sebesar 76,64 diperoleh thitung sebesar 2,03 dan ttabel (α = 5% dengan dk = 55) sebesar 2,01. Hal ini berarti thitung > ttabel (2,03 > 2,01), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat pangaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. Perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dan eksperimen secara dapat dianalisis melalui hasil posttest hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa. Nilai siswa pada kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis maslah cenderung lebih baik dibandingkan dengan nilai siswa pada kelompok kontrol. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar siswa pada kelompok eksperimen menunjukan antusiasme yang tinggi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan awal, beberapa siswa pada kelompok eksperimen sudah
dapat membuat kondisi kelas lebih kondusif sehingga hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa meningkat. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novriyanti (2014) yang menemukan bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Delitua, dimana nilai rata-rata posttest kelas eksperimen 71,63 dan kelas kontrol 67,48. Setelah data posttest normal dan homogen dilakukan uji beda nilai kedua kelas diperoleh bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Delitua. Penelitian yang dilakukan oleh Mahendra, (2014) juga menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Data hasil belajar IPA siswa dikumpulkan dengan menggunakan metode tes. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan 8
e-Journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (Volume x Tahun 2017)
menunjukan antusiasme mereka. Ketika siswa yang kurang aktif berkelompok dengan siswa yang aktif. Mereka yang kurang aktif saat diawal pembelajaran mulai mau untuk mempraktekan setiap gerakan teknik dasar passing bola voli. Tentu saja semua itu dengan bantuan dan dukungan dari teman sekelompoknya. Dukungan yang diberikan dari teman sekelompoknya dapat berdampak pada siswa seperti lebih percaya diri dan memberanikan diri mencoba untuk tampil di depan. Saat kondisi seperti ini, sangat terlihat betapa berpengaruhnya model pembelajaran berbasis masalah untuk membangun keaktifan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan gambaran diskriptif, dapat dilihat bahwa model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang menunjukkan bahwa hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah lebih baik.
berbasis masalah dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran di lapangan untuk membangun keaktifan siswa pada teknik dasar passing bola voli mengingat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Dahlan, Hendriansyah. 2012. Pengertian Faktor dan Indikator Hasil Belajar Siswa. (Tersedia pada: http://hendriansdiamond.blogspot.co.id/ 2012/01/ pengertian-faktor-danindikator-hasil.html). Diakses pada tanggal 17 Juni 2017 Danu Budhiarta, I Made. 2008. Teori Praktik Permainan Bola Voli dan Bola Voli Pantai. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. a. Bagi peneliti lain yang tertarik meneliti permasalahan ini, disarankan untuk meneliti variabel terikat lain, menggunakan materi yang lain dengan memperhatikan kendala-kendala yang telah dihadapi oleh peneliti selama penelitian. b. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi pembelajaran voli. c. Bagi praktisi pendidikan jasmani olahrga dan kesehatan, model pembelajaran
Fitrianti, Melvika. 2015. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips Di Kelas Iv. (Tersedia pada: http://www.ejurnal.com/2015/09/pengaruhpembelajaran-berbasis-maslah.html) Diakses pada tanggal 5 April 2017 Hartono, Juni. 2016. Pengertian Penjasorkes dan Tujuan dari Penjasorkes. (Tersedia pada: http://walpaperhd99.blogspot.com/2016 /07/pengertian-penjasorkes-dan-tujuandari.html). Di Akses Pada tanggal 10 April 2017 Kanca, I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha Koyan, Wayan. 2012. Statistik Pendidikan. Universitas Pendidikan Ganesha.
9
e-Journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (Volume x Tahun 2017)
Mahendra. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd. (Tersedia pada: http://download.portalgaruda.org/articl e.php?article=138714&val=1342&title =Pengaruh-Model-PembelajaranBerbasis-Masalah-Terhadap-HasilBelajar-Ipa. Vol.2 No.1) Diakses pada tanggal 5 April 2017 Novriyanti, Almira. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di Kelas X Semester II Sma Negeri 1 Delitua. (Tersedia pada: http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.p hp/inpafi/article/viewFile/2126/1796.V ol.2 No.4) Diakses pada tanggal 5 April 2017 Nuril, Ahmadi. 2007.Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Pustaka Utama. Subadi, T. 2011. Pengembangan Peningkatan Kualitas Guru Melalui Pelatihan Lesson Study Bagi Guru SD Eks Karesidenan Surakarta. (Tersedia pada:http://suaraguru.wordpress.com/ 2011/01/16/pengembangan-modelpeningkatan-kualitas-guru-melaluipelatihan-lesson-study-bagi-guru-sdeks-karesidenan-surakarta/.) Diakses pada tanggal 13 November 2016 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir.
10