e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) PENERAPAN MODEL KOOPERATIF NHTUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARTEKNIK DASAR TOLAK PELURU I Gd Juliana Putra, I Nyoman Kanca, Md Suadnyani Pasek. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Indonesia e-mail:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Semarapura tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Semarapura, berjumlah 25 orang yaitu 15 orang siswa putra dan 10 orang siswa putri. Data dikumpulkan dengan teknik observasi/evaluasi, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata aktivitas belajar teknik dasar tolak peluru secara klasikal pada observasi awal 5,9 (cukup aktif), meningkat pada siklus I menjadi 7,3 (aktif), dan meningkat pada siklus II menjadi 8,7 (aktif). Sedangkan hasil belajar secara klasikal pada observasi awal 66,5% (cukup baik), meningkat pada siklus I menjadi 73,3% (baik), dan meningkatkan pada siklus II menjadi 83,9% (baik). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar tolak peluru meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Semarapura tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien pada siswa. Kata-kata kunci: `
Aktivitas, hasil belajar, tolak peluru.
Abstract This study aimed to improve the activity and the student’s achievement of the basic of Ortodok and O’Brien shot put technique through the implementation of cooperative learning model with NHT type to the students of VII H SMP Negeri 3 Semarapura, academic year 2013/2014. The subject of this study was the 25 students of grade VII H SMP Negeri 3 Semarapura, amount to 15 boys and 10 girls. The data was analyzed by using observation/evaluation, than continued by descriptive statistic analysis.Based on the result of the study, the average of the learning activity of the basic techniques of the shot put in the classical way in the first observation was 5,9(moderate active), it rised in the first cycle become 7,3(active), and incresed in the second cycle become 8,7%(active). While, the learning result in the classical way in the first observation was 66,5%(moderate good), it rised in the first cycle become 73,3(good), and in the second cycle increased become 83,9%(good). Based on the result of the data analysis and the discussion, it can be conclude that the activity and the student’s archievement of the basic techniques of the shot put is increased through the implementation of the cooperative learning model with NHT to the student in grade VII H SMP Negeri 3 Semarapura, academic year 2013/2014. It is suggested for the penjasorkes teacher to implement the cooperative learning model with NHT type, because it can improve the student’s activity and the student’s achivement of the basic of Ortodok style O’Brien shot put technique Key words: activity, learning result, shot put
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar. Hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya.Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan perkembangan individu secara organik, neuromoskuler, perseptual, kognitif, sosial, dan emosional(Samsudin, 2008: 9). Cholik dan Lutan, (dalam Simanjuntak, 2008:14) menyatakan bahwa “pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila”. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SMP Negeri 3 Semarapura pada hari Selasa tanggal 23 dan 30 Juli 2013di Lapangan Sweca Pura Klungkung pukul 15.30- 16.50 Wita, pada siswa kelas VIIH yang berjumlah 25 orang, khususnya materi teknik dasar tolak peluru, guru penjasorkes mengajar menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Adapun permasalahan ditemukan pada siswa yaitu: (a) aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih rendah, terlihat dari siswa hanya menunggu perintah guru dan hanya sebagian kecil siswa yang mau berusaha melakukan proses gerak dengan baik, (b) siswa yang lebih pintar jarang mau membantu temannya yang kurang mampu kecuali ada perintah dari guru, dan (c) hasil belajar tolak peluru kurang maksimal, itu terlihat pada penilain aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa ratarata masih rendah atau cukup aktif. Dilihat dari presentaseaktivitas belajar teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien,siswa yang berada
pada katagori sangat aktif 2 orang (8%), aktif 6 orang (24%), cukup aktif 10orang (40%), dan kurang aktif 7 orang (28%).Aktivitas belajar teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien siswa secara klasikal adalah 5,92. Ini berarti siswa secara keseluruhannya dapat memenuhi 5 deskriptor aktivitas belajar dari 12 diskriptor yang digunakan. Angka ini berada pada No 3, pada kriteria 5 X < 7 dan kategori cukup aktif dilihat dari pedoman penggolongan aktivitas belajar teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien. Aktivitas belajar siswa belum aktif terlihat dari: (a) kegiatan visual, masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru mengenai teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien,(b) kegiatan lisan, masih banyak siswa yang belum berani mengemukakan pendapat pada saat diskusi dan jarang mengeluarkan pertanyaan berkaitan dengan kegiatan pembelajaran,(c)kegiatan mendengarkan, masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru pada proses pembelajaran,(d) kegiatan metrik, masih banyak siswa yang malas mencoba gerakan teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien, (e) kegiatan mental, siswa belum bisa memecahkan masalah atau kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam proses pembelajaran, dan (f) kegiatan emosional, siswa kurang tenang dalam proses pemecahan masalah dan kurang bersemangat dalam melakukan teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien. Presentase hasil belajar teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien, siswa yang berada pada katagori sangat baik tidak ada (0%), baik 8 orang (32%), cukup 10 orang (40%), kurang 7 orang (28%) dan sangat kurang tidak ada (0%). Dari data hasil belajar teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien tersebut, siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 32%dengan jumlah 8 orang dan siswa yang tidak tuntas sebesar 68% dengan jumlah 17 orang. Secara klasikal hasil belajar teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brienmencapai 66,5%.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) Angka ini berada pada 57-71dalam kategori cukup. Ketuntasan hasil belajar minimal berada pada rentang skor 72-86. Hasil belajar siswa belum tuntas itu terlihat dari:(1) aspek kognitif yaitu masih ada beberapa pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh siswa pada materi pembelajaran,(2) aspek afektif yaitu:(a) sikap kerjasama; belum ada kerjasama dalam diskusi kelompok dan jarang ada siswa mau membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar;(b) sikap kejujuran: siswa tidak berani bertanya kalau belum mengerti, siswa masih menyontek dalam mengerjakan soal; (c) sikap kerjakeras: siswa malas melakukan gerakan, siswa tidak sungguh-sungguh melakukan gerakan dan (d) sikap percaya diri: siswa tidak berani mengemukakan pendapat, siswa ragu-ragu dalam melakukan tugas gerak, dan (3) aspek psikomotor: sikap awalan saat akan melakukan tolakan, saat menolak peluru antara menyimbangkan dan memutar badan untuk dapat menolak peluru dengan baik dan benar, dan sikap akhir atau gerakan lanjutan setelah selesai melakukan gerakan menolak peluru. Cara penelitian dalam mengatasi situasi seperti itu adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeNHT.Banyaknya siswa yang tidak tuntas ini disebabkan oleh guru lebih cenderung menggunakan model pembelajaran dengan metode ceramah dan demontrasi serta satu arah.Model pembelajaran kooperatiftipe NHT adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Menurut Nurhadi, (2004:67) menyatakan bahwa “langkah-langkah pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) penomoran (numbering), (2) mengajukan pertanyaan (questioning),(3) berpikir bersama (headtogether), dan(4) menjawab (answering). Menurut Santyasa, (2007:30-31) “pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang hiterogen dan pebelajar bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugas-tugas
akademik bersama, sementara sambil bekerja sama para pebelajar belajar keterampilan-keterampilan kolaboratif dan sosial”. Jenis-jenis aktivitas menurut Paul Dierich (dalam Hamalik, 2008: 90) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam aktivitas antara lain: a. Kegiatan-kegiatan Visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. b. Kegiatan-kegiatan Lisan Mengemukakan sesuatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, diskusi. c. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan. d. Kegiatan-kegiatan Menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. e. Kegiatan-kegiatan Menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, pola. f. Kegiatan-kegiatan Metrik Melakukan percobaan, memilih alatalat, membuat model, menyelenggarakan permainan. g. Kegiatan-kegiatan Mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, melihat, hubungan-hubungan, membuat keputusan h. Kegiatan-kegiatan Emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, dan keterampilan (Suprijono, 2009: 5). Hamalik, (2007:159) menyatakan “hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa” Tolak peluru termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik yang selalu dilombakan, baik dalam perlombaan antar sekolah maupun di dalam pesta-pesta olahraga yang bersifat nasional dan internasional, seperti PON, Asian Games, Sea Games, dan Olimpiade (Aip Syarifuddin, 1997: 53). Peluru harus berbentuk bulat, terbuat dari bahan padat (metal). Adapun ukuran dan berat peluru yaitu seberat 7,25 kg dengan diameter 110 – 130 mm untuk putra. Peluru seberat 4 kg dengan diameter 95 – 110 mm untuk putri. Siswa SLTP biasa menggunakan peluru yang beratnya antara 3 dan 5 kg (Aip Syarifuddin,1997: 54). Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien pada siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Semarapura Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu guru sebagai peneliti. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional (Kanca. I Nyoman 2010:108). Dalam Penelitian ini subjek yangdijadikan penelitian adalah siswa
kelas VII H SMP Negeri 3 Semarapura pada tahun pelajaran 2013/2014 yangdimana jumlah siswa di kelas tersebut yaitu 25 orang (laki-laki 15 orang dan perempuan 10 orang). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu data aktivitas belajar
teknik dasar tolak peluru dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien siswa dinilai oleh 2 orang evaluator dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa, sedangkan untuk hasil belajar ada tiga aspek penilaian yaituaspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Penilaian kognitif diberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk isian sesuai dengan materi pelajaran kepada siswa,Penilaian aspek afektif yang dilakukan didasarkan pada perilaku yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatandan penilaian psikomotorhasil penilaian assesment teknik dasar tolak peluru yang diisi oleh 3 orang evaluator yang memiliki kualitas khusus dan setara pada materi permainan dan olahraga, khususnya teknik dasar tolak peluru. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 7,3. siswa yang sudah aktif 17 orang (68%) sedangkan siswa yang belum aktif 8 orang (32%). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa berada pada kategori sangat aktif 6 orang 24%, aktif 11 orang dengan persentase 44%, cukup aktif 8 orang dengan persentase 32% dan tidak ada siswa dengan kategori kurang aktif serta kategori sangat kurang aktif.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) Tabel 1.Persentase Aktivitas Belajar Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya Ortodok dan O’Brien pada Siklus I No
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase
Kategori
Keterangan
1
X 9
6 orang
24%
Sangat Aktif
2
7 X < 9
11 orang
44%
Aktif
17 orang (68%)Suda Aktif
3
5 X <7
8 orang
32%
4
3 X<5
0 orang
0%
5
X <3
0 orang
0%
25 orang
100%
Ju mlah total
Penelitian hasil belajar siswa teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang sudah tuntas 16 orang dengan persentase 64% dan siswa yang belum tuntas 9 orang dengan persentase 36%. Adapun rincian kategori hasil belajar siswa sebagai berikut: siswa yang beradapada kategori sangat baik
Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
8 orang (32%) Tidak Aktif
25 0rang (100%)
tidak ada,siswa dengan kategori baik 16 orang dengan persentase 64%, siswa dengan kategori cukup 9 orang dengan persentase 36% dan tidak ada siswa dengan kategori kurang baik maupun kategori sangat kurang baik, dengan persentase secara klasikalnya 73,3% dengan kategori baik (tuntas).
Tabel 2.Persentase Hasil Belajar Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya Ortodok dan O’Brien pada Siklus I No
Rentang Skor
Jumlah Siswa
Persentase
Kategori
Keterangan
1
87-100
0 orang
0%
Sangat Baik
2
85-86
16 orang
64%
Baik
16 orang (64%) SudahTuntas Baik
3 4 5
57-71 42-56 0-41
9 orang 0 orang 0 orang
36% 0% 0%
Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang
25 orang
100%
Jumlah
Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 8,7dengan tingkat keaktifan sudah aktif. Siswa yang sudah aktif 25 orang dengan persentase 100% dan tidak ada siswa yang belum aktif.Adapun rincian kategori aktivitas belajar siswa
9 orang (36%) Belum Tuntas 26 orang (100%)
adalah sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat aktif 14 orang dengan persentase 56%, siswa dengan kategori aktif 11 orang dengan persentase 44% dan tidak ada siswa dengan kategori cukup aktif, kurang aktif maupun sangat kurang aktif.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) Tabel 3.Persentase Aktivitas Belajar Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya Ortodok dan O’Brien pada Siklus II No
Kriteria
Jumlah Siswa
1
X 9
14 orang
2 3 4
7 X < 9 5 X< 7 3 X< 5
Persentase
Kategori
56%
Sangat Aktif
44%
11 orang
0%
0 orang
0%
0 orang
0% 5
0 orang
X<3
Jumlah26
Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
100%
Orang Penelitian hasil belajar pada siklus II dengan materi teknik dasartolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang sudah tuntas 25 orang dengan persentase 100% dan tidak ada siswa yang belum tuntas. Adapun rincian kategori sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat baik12 orang dengan persentase 48%, siswa dengan kategori baik 13 orang dengan perserntase 52%, siswa dengan kategori
Keterangan 25 orang (100%) Sudah Aktif
-
100% Aktif
cukup tidak ada dan tidak ada siswa dengan kategori kurang baik maupun sangat kurang baik.Persentase ketuntasan hasil belajar siswa teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien secara klasikal pada siklus II adalah83,9%. Angka ini berada pada no 2,pada kriteria 72-86 dengankategori sangat baik dan sudah memperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 75%.
Tabel 4. Persentase Hasil Belajar Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya Ortodok dan O’Brien pada Siklus II
No
Rentang Skor
Jumlah Siswa
Persentase
Kategori
Keterangan
1
87-100
12 orang
48%
Sangat Baik
2
72-86
13 orang
52%
Baik
25 orang (100%) Sudah Tuntas
3
57-71
0 orang
0%
Cukup Baik
4
42-56
0 orang
0%
Kurang baik
0 orang
0%
Sangat Kurang Aktif
25 orang
100%
5
0-41 Jumlah
-
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) PEMBAHASAN Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SMP Negeri 3Semarapura pada hari Selasa tanggal 23dan 30 Juli 2013di Lapangan Sweca Pura Klungkung pukul 15.30- 16.50 Wita, pada siswa kelas VIIH yang berjumlah 25 orang, khususnya materi teknik dasar tolak peluru, guru penjasorkes mengajar menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Permasalahan lain yang ditemukan pada guru dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) guru dalam menyajikan materi masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional, dimana guru hanya menyampaikan dan mendemontrasikan materi dan (2) proses belajar mengajar tidak merata dimana guru hanya mengajar siswa yang semangat belajar sementara siswa tidak semangat di hiraukan dan cenderung siswa tidak aktif. Cara penelitian dalam mengatasi situasi seperti itu adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeNHT.Banyaknya siswa yang tidak tuntas ini disebabkan oleh guru lebih
cenderung menggunakan model pembelajaran dengan metode ceramah dan demontrasi serta satu arah.Model pembelajaran kooperatiftipe NHT adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Menurut Nurhadi, (2004:67) menyatakan bahwa “langkah-langkah pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) penomoran (numbering), (2) mengajukan pertanyaan (questioning),(3) berpikir bersama (headtogether), dan(4) menjawab (answering). Dengan menerapkan model pembelajaran koopertif tipe NHT aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari observasi awal.Pada siklus I aktivitas belajar belum aktif dikarenakan masih ada 8orang yang belum aktif namun dengan diberikan tindakan pada siklus II aktivitas belajar meningkat sehingga 25orang menjadi aktif.
Tabel 5. Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Materi Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya Ortodok dan O’Brien No
1
2
3
Tahapan
Observa si Awal Siklus I
Siklus II
Persentas e Aktivitas Belajar
5,9
7,3
8,7
Keaktifan Siswa
6 orang (24%) Sudah Aktif 17 orang (68%) Sudah Aktif 25 orang (100%) Sudah Aktif
Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus I 9orang yang belum tuntas namun pada siklus II terjadi peningkatan sehingga siswa yang tuntas 25 orang
Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Observasi Siklus I ke Awal ke Awal ke Siklus II Siklus I Siklus II
11 orang (44%)
19 orang (76%) 8 orang (32%)
sudah tuntas.Pada siklus II ini peneliti memberikan tindakan-tindakan NHT dengan melihat kelemahan-kelemahan pada siklus I.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014)
Tabel 6. PersentasePeningkatan Hasil BelajarPer Siklus Materi Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya Ortodok dan O’Brien Peningkatan Hasil Belajar Persenta Ketuntasan Observas Siklus I Observasi No Tahapan se Hasil Siswa i Awal ke ke Siklus Awal ke Belajar Siklus I II Siklus II
1.
2.
3.
Observas i Awal
Siklus I
Siklus II
65,5%
3 orang sudah tuntas
73,3%
19 orang sudah tuntas
83,7%
25 orang sudah tuntas
Berdasarkanuraian tersebut,penelitian ini dikatakan berhasil karena tingkat penguasaan materi teknik dasar tolak peluru gaya ortodok dan o’breinpada siklus II sudah memenuhiKKM yang ditetapkan pada mata pelajaran penjasorkes di kelasVII H SMP Negeri 3 Semarapura, yakni sebesar 72 dari nilai maksimal 100. Secara klasikal penelitian ini dianggap berhasil karena telah mencapai target yakni 72% siswa di kelas terteliti telah memperoleh rata-rata nilai sebesar 72 berdasarkan KKM dari SMP Negeri 3 Semarapura tersebut.Karena sudah tercapainya target yang ditentukan maka penelitian ini dihentikan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya. Keberhasilan dalam penelitian sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan dasar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Selain itu hasil penelitian ini juga dikuatkan dari penelitipeneliti sebelumnya diantaranya: Penelitian yang dilakukanoleh Sugiartha (2011: xi) menemukan bahwa “aktivitas dan hasil belajar passing-control sepak bolameningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
8 orang 32%
8 orang 84,52%
9 orang 23,08% pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kubu tahun pelajaran 2011/2013”. Penelitian yang dilakukan olehSudana (2011: x) menemukan bahwa “aktivitas dan hasil belajar gaya lompat jauh meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas XI PIB SMA Negeri 1 Amlapura tahun pelajaran 2011/2012”. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Semarapura tahun pelajaran 2013/2014. 2. Hasil belajar siswa teknik dasar tolak peluru gaya Ortodok dan O’Brien meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Semarapura tahun pelajaran 2013/2014.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) DAFTAR PUSTAKA Ari Sudana, Made. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Gaya Lompat Jauh Pada Siswa Kelas XI PIB SMA Negeri 1 Amlapura tahun pelajaran 2011/2012. Edy
Sugiartha I, Made. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar passing-control Sepak Bola Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 1 Kubu tahun pelajaran 2011/2012.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Kanca, I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Nurhadi, Yasin, dan Senduk. 2004.Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Santyasa, I WayandanSukadi. 2007. ModelModel PembelajaranInovatif. Singaraja: UNDIKSHA. Samsudin.2008. PembelajaranPendidikanJasmaniOl ahragadanKesehatan. SMA/MA. Jakarta:Dirjen. PendidikanTinggi. Simanjuntak. 2008. Bahan Ajar PendidikanJasmanidanKesehatan. Jakarta: Dirjen. PendidikanTinggi. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning TeoridanAplikasi. Yogyakarta: PustakaBelajar.
Syarifuddin, Aip. 1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SLTP Kelas I. Jakarta: PT Grasindo.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014)