KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA YUPPENTEK 3 LEGOK TANGERANG DALAM MENGANALISIS INTERTEKSTUAL PUISI “PADAMU JUA” KARYA AMIR HAMZAH DAN PUISI “DOA” KARYA CHAIRIL ANWAR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Titin Nuryatin NIM. 1811013000023
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 2 0 1 4
ABSTRAK TITIN NURYATIN, NIM. 1811013000023 : “Kemampuan Siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dalam Menganalisis Intertekstual Puisi “Padamu Jua” Karya Amir Hamzah dan Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar“ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dalam menganalisis intertekstual puisi ”Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif. Adapun instrumen yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah teks puisi, angket dan tes pemahaman terhadap intertekstual puisi ”Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang yang berjumlah 147 siswa. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa Kelas X-1 SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang yang bejumlah 35 siswa. Sampel dalam peneltian ini adalah seluruh siswa Kelas X-1 SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang yang berjumlah 35 siswa, sehingga penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian populasi. Berdasarkan hasil tes diperoleh data bahwa dalam hal menganalisis unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar, lebih dari setengah siswa dianggap mampu. Begitu pun kemampuan siswa menganalisis unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar, sebagian besar siswa telah mampu. Kemampuan siswa menganalisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar, sebagian besar siswa telah mampu.
Kata Kunci : Kemampuan siswa, Intertekstual, Puisi, Doa. Padamu Jua.
i
ABSTRACT
TITIN NURYATIN, NIM . 1811013000023 : "The ability of high school students Class X YUPPENTEK 3 Legok Tangerang in analyzing intertextual poem "Padamu Jua" by Amir Hamzah and the poem "Doa" by Chairil Anwar" This study aims to determine the ability of high school students Class X YUPPENTEK 3 Legok Tangerang in analyzing intertextual "Padamu Jua" by Amir Hamzah and the poem "Doa" by Chairil Anwar . Based on the main problems and the research purpose supposedly high school students Class X YUPPENTEK 3 Legok Tangerang able to analyze the textual poetry "Padamu Jua" by Amir Hamzah and the poem "Doa" by Chairil Anwar . The research method I use is the descriptive method. The instruments used in the data collection process is the text of the poem, questionnaires and tests understanding of the intertextual poem "Padamu Jua" by Amir Hamzah and the poem "Doa" by Chairil Anwar. The population in this study were students of class X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang to sample as many as 35 students. Based on data from the questionnaire results it can be concluded that most of the students please Indonesian lesson, while the subject matter favored by most of the students are listening to , and the type of literature that many students preferred is poetry and novels . Kind of poetry is much preferred by the students is the poem , and the poem memahmi most students use textual methods . While in terms of students' ability to understand their poetry is still a lot of trouble. However, most students are able to determine the elements that are included in the category of poetry and who do not mind . Based on the test results obtained in terms of analyzing the data that the physical elements of poetry "Padamu Jua" by Amir Hamzah and the poem "Doa" by Chairil Anwar, more than half of the students considered capable . In terms of students' ability to analyze the mental element of poetry "Padamu Jua" by Amir Hamzah and the poem "Doa" by Chairil Anwar , most students have been able to. In terms of students' ability to analyze the relationship intertextual poem "Padamu Jua" by Amir Hamzah and the poem "Doa" by Chairil Anwar, most students have been able to .
Keywords : ability, Analyze , intertextual, Poetry, Doa, Padamu Jua
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membimbing manusia menuju jalan yang penuh dengan rido Allah Swt. Skripsi ini berjudul “Kemampuan Siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dalam Menganalisis Intertekstual Puisi „Padamu Jua‟ Karya Amir Hamzah dan Puisi „Doa‟ Karya Chairil Anwar “,
ditulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Nurlena Rifa‟i, M.A., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan dorongan dan motivasinya kepada penulis; 2. Dra. Hindun, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan; 3. Ahmad Bahtiar, M.Hum., pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbinga dan masukannya kepada penulis dalam penyusunan skeipsi ini; 4. Seluruh dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah membimbing dan mendidik kami selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 5. Segenap Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 6. Hibar Muhamad Soleh, S.E., M.Pd., suami tercinta yang telah memberi semangat dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini; 7. Sabrina, Iqbal, Rafi, dan Habibi, anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungannya kepada penulis; 8. Asmat Supriadi dan Een Suhaeni, Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan do‟anya kepada penulis;
iii
9. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan semangat dan dorongannya kepada penulis. Semoga sumbangsih yang telah mereka berikan menjadi catatan pahala di sisi Allah Swt. Amin Ya Rabbal „Alamin. Akhirnya,
penulis
menyadari
bahwa
skripsi
ini
masih
jauh
dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Amin, Jakarta, 10 Juli 2014
Titin Nuryatin
iv
DAFTAR
ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KARTA SENDIRI
ABSTRAK ..................................................................................................
i
ABSTRAC ..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... ......
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. ......
3
C. Pembatasan Masalah ................................................................ ......
3
D. Perumusan Masalah ........................................................................
3
E. Tujuan penelitian ...................................................................... ......
4
F. Manfaat Penelitian ..........................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI A. Intertekstual .............................................................................. ......
5
B. Hakikat Puisi ............................................................................ ......
8
C. Struktur Fisik ............................................................................ ......
21
D. Pengajaran Puisi di Sekolah ..................................................... ......
23
E. Evaluasi Hasil Pengajaran Puisi .............................................. ......
33
F. Penelitian Relevan .................................................................... ......
35
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... .....
37
B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ .....
37
C. Metode Penelitian ...................................................................... .....
38
D. Instrumen Penelitian .................................................................. .....
39
v
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ .....
40
F. Teknik Analisis Data ................................................................. .....
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... ......
43
B. Deskripsi Puisi “Padamu Jua” dan Puisi “Doa” ....................... ......
46
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................................
57
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... .....
74
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan .........................................................................................
79
B. Saran ......................................................................................... ......
80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
81
LAMPIRAN
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Sastra adalah ekspresi pikiran yang berisi pandangan, ide, perasaan, pikiran, dan semua kegiatan mental manusia. Sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimaterikan dalam sebuah bentuk-bentuk keindahan. Sastra juga merupakan semua buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keluasan pandangan, dan bentuk yang mempesona. Perwujudan bentuk karya sastra salah satunya adalah puisi. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berbeda dengan bentuk karya sastra lainnya, Puisi adalah jenis karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan kegayaan kata. Kata yang bergaya merupakan salah satu unsur terpenting yang selalu dipikirkan penyair dalam mengungkapkan ide atau perasaannya. Puisi dapat juga diartikan sebagai karya sastra yang dibuat sebagai hasil penghayatan atau refleksi seseorang terhadap kehidupannya. Melalui puisi, seseorang ingin mencurahkan segala isi hatinya. Isi hati tersebut tidak hanya berupa perasaan, tetapi juga pikiran, sikap, dan harapan penulis terhadap objek yang sedang dihayatinya. Pembinaan dan pengembangan karya sastra sebagai bagian dari kebudayaan karakter khususnya puisi perlu dilakukan. Sebab, setiap puisi yang diciptakan oleh pengarang di dalamnya terkandung nilai-nilai yang penting bagi setiap manusia, baik orang yang telah dewasa maupun generasi muda. Puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan “Doa” karya Chairil Anwar merupakan catatan-catatan emosi, luapan perasaan dengan gejolak jiwa dan sikap penyair pada masa-masa tertentu. Puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan “Doa” karya Chairil Anwar memiliki tema yang sama, yaitu tema ketuhanan. Tema ketuhanan itu terletak pada struktur kedua puisi tersebut yang mengandung nilai-nilai pengharapan dan penyerahan diri kepada Tuhan.
1
2
Pesan dalam puisi ini mengandung makna pengharapan dan penyerahan diri kepada Tuhan dan ditemui pada puisi “Doa” karya Chairil Anwar, seperti “Tuhanku”, “Di Pintumu Aku Mengetuk”, Aku Tidak Bisa Berpaling”. Kedua pengarang ini juga memiliki tujuan yang sama yaitu pengarang mengajak pembaca untuk selalu mengingat Tuhan. Kedua puisi tersebut memiliki banyak kesamaan. Karena itu kedua puisi tersebut menjadi kajian intertekstual. Urgensi pengkajian kemampuan menganalisis puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan “Doa” karaya Chairil Anwar didasarkan atas keyakinan bahwa puisi tersebut merepresentasikan nilai religius, dan memiliki daya komunikasi bagi setiap pembacanya. Nilai religius atau ketuhanan dikemas dalam puisi “Doa” karya Chairil Anwar dan puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah yang dapat dilihat melalui penggalan puisi sebagai berikut: “Tuhan, dalam termangu aku masih menyebut namamu…(doa), dalam doaku subuh ini, kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata… ( dalam doaku). Pengajaran apresiasi puisi tidak luput dari gaya bahasa. Tidak heran kalau pengajaran puisi belum banyak membentuk watak dan kepribadian siswa. Dari tahun ketahun Pengajaran apresiasi puisi tidak lebih dari sebuah rutinitas pengajaran untuk memenuhi tuntutan kurikulum belaka; belum memberikan inspirasi kepada siswa untuk menjadi manusia yang berbudaya, yaitu manusia yang memiliki sikap responsif terhadap nilai-nilai moral dan berbudi luhur. Dalam standar isi (SI) KTSP disebutkan bahwa standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengatahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memenuhi dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Berkaitan dengan pengajaran apresiasi sastra, peserta didik diharapkan mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan kebutuhan dan minatnya. Selain itu siswa dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri. Sedangkan bagi guru diharapkan lebih
3
mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya. Berdasarkan hal-hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul “Kemampuan Siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dalam Menganalisis Intertekstual Puisi “Padamu Jua” Karya Amir Hamzah dan Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas maka perlu diidentifikasi permasalahanya agar lebih jelas. 1. Tidak semua siswa menyukai materi puisi 2. Guru kurang menguasai dalam bidang pengajaran puisi 3. Masih ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam menganalisis intertekstual Puisi ”Padamu Jua” Karya Amir Hamzah dan Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar. 4. Kemampuan siswa yang kurang memahami Puisi “Padamu Jua” Karya Amir Hamzah dan Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian di atas, ternyata banyak masalah yang ada pada siswa, sehingga perlu dilakukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah ini dilakukan karena keterbatasan waktu dan kendala lainnya sehingga difokuskan pada : “Kemampuan Siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dalam menganalisis intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kemampuan siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dalam
4
menganalisis intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar”.
E. Tujuan penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Kemampuan Siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dalam menganalisis intertekstual puisi ”Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar”.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengembangan salah satu teori untuk kemampuan siswa dalam menganalisi intertekstual puisi 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut: a. Bagi Guru Hasil penelitian dapat memberikan gambaran bagi guru tentang kemampuan siswa dalam menganalisis puisi berdasarkan data-data yang diperoleh sebagai salah satu bahan pengajaran sastra khususnya puisi. b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat membantu siswa agar mudah dalam menganalisis puisi c. Bagi Pembaca Dapat memberikan informasi pengetahuan sastra khususnya intertekstual puisi ”Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan Puisi “Doa” karya Chairil Anwar.
5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Intertekstual 1. Pengertian Intertekstual Menurut Nurgiantoro, kajian intertekstual merupakan
kajian
terhadap sejumlah teks sastra yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan tertentu.1 Julia Kristeva mengatakan bahwa setiap teks sastra itu merupakan mosaik kutipan-kutipan, penyerapan dan trasformasi teks-teks lain.2 Teeuw mengatakan bahwa penulisan dan atau pemunculan sebuah karya sering ada kaitannya dengan unsur kesejarahannya sehingga pemberian makna itu lebih lengkap jika dikaitkan dengan unsur kesejarahan itu.3 Secara luas interteks diartikan sebagai jaringan hubungan antara satu teks dengan teks yang lain. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan hubungan-hubungan bermakna di antara dua teks atau lebih. Hubungan yang dimaksudkan tidak semata-mata sebagai persamaan, melainkan juga sebaliknya sebagai pertentangan, baik sebagai parodi maupun negasi. 2. Aspek-aspek Intertekstual a. Medium Bahasa Medium bahasa adalah wahana yang paling ampuh untuk menegakkan suatu karya sastra. Sastra menjadi sangat komunikatif, oleh karena didirikan dalam bentuk tanda bahasa sebagai perwakilan Sastra menjadi sangat komunikatif, oleh karena didirikan dalam bentuk tanda bahasa sebagai perwakilan dari ide atau pesan yang akan disampaikan kepada orang lain. Namun demikian, ada perbedaan yang perlu diperhatikan dari segi bahasa ini. Sebab bahasa (lingusitik) tidak sama 1
Nurgiantoro Burhan, Teori Pengkajian Fiksi. (Jogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010), h. 50 2 Djoko Pradopo Rachmat, Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.167 3 Ibid. h. 50
5
6
dengan puitik, masing-masing mempunyai nilai yang berlainan. Hal ini diakibatkan oleh tanda bahasa dalam puisi yang mempunyai sistem dan prinsip yang tidak terdapat dalam linguistik. Perkembangan penggunaan bahasa membawa pergeseran nilai. Dalam sebuah puisi pergeseran tersebut tampak dari manfaaatnya. Sebagai contoh adalah penggunaan bahasa dalam puisi lama (Melayu) yang mementingkan rima dan netrum daripada bahasa periode sesudahnya yang lebih mementingkan kandungan isi. pergeseran itu adalah satu hal yang membedakan fungsi puitik dengan linguistik. Bahasa puitik tidak selalu merupakan ekspresiornamental, atau sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan, sebab dibalik itu ada isi yang terselubung. b. Hypogramatik Ciri hypogramatik sebuah puisi dengan puisi lain adalah pengungkapan masalah yang mempunyai kesamaan latar sebuah puisi dengan puisi lain. Ciri hypogramtik menunjukkan libatan-libatan unsur tanda yang diturunkan dari puisi yang mendahului kedalam puisi yang kemudian proses derivasi dan trasformasi akan mengakibatkan adanya perbedaan pendirian tanda. Tanda sebagai medan makna berarti pula bahwa hypogramatik tidak lepas dari kerangka pemahaman maksud makna sebuah puisi. Sebuah puisi mendapatkan kekuatannya sebagai puisi, karena masalah yang terungkap telah dijelaskan dalam puisi lain. Puisi yang satu mempunyai ciri-ciri yang menunjukkan unsur hypogramatik dengan puisi lain. Dari beberapa segi ada suatu masalah yang di kandung dari kedua puisi, memiliki pengertian yang difokuskan pada tema yang sama, namun dengan pola berpikir yang berbeda. Lewat tanda-tanda yang didirikan dalam bentuk perwakilan bahasa (fonem, kata, frase, kalimat) memperlihatkan adanya unsur kesamaan dan pertentangan.
7
3. Faktor Komunikatif Teks Sebuah karya sastra diharapkan dapat menembus jarak geografi dan waktu. Walaupun ia mungkin tak dapat menembus jarak sosial. ia menembus jarak waktu karena masalah di dalamnya masih relevan untuk masa sesudahnya. Namun begitu ia hanya mungkin berkomunikasi dengan lapis masyarakat dengan latar belakang sosial budaya tertentu. Walaupun lapis ini bersifat supralokal dan tak kenal masa.4 Menurut
Sumardjo,
sastra
Indonesia
dalam
sejarah
perkembangannya, mempunyai sifat komunikasi yang masih terbatas pada masyarakat tertentu.5 Hal ini disebabkan munculnya sastra Indonesia (modern) dari golongan masyarakat tertentu pula. Sastra Indonesia modern muncul dari golongan masyarakat menengah ke atas yang tingal di kota-kota dengan rata-rata berpendidikan menengah atas dan tinggi serta usia muda. Masalah itu yang memungkinkan adanya hubungan antar teks satu dengan teks yang lainnya. Komunikatif sebuah karya sastra yang dikagumi oleh sastrawan lain, dapat memunculkan ide baru dari sastrawan tersebut. Sehingga ada motif-motif cerita yang mirip atau mungkin bertolak belakang. 4. Trasformasi Teks Di dalam intertekstual, hubungannya seringkali terjadi kontraskontras baik segi wujud maupun isi. Hal ini disebabkan cara mentrasformasikan tanda kedalam puisi berbeda. Trasformasi dapat terjadi dari tanda memetik kedalam kata/frase, metrik ke teks dari teks ke teks. Khusus untuk analisis intertektualitas masalah yang akan dianalisis adalah trasformasi dari teks ke teks sebagai faktor komunikatif puisi. Proses transformasi dapat dikatakan sebagai proses derivasi teks. Sumber-sumber yang diperoleh seorang penyair dari teks lain, menjadi bahan atau pengetahuannya dan kemudian bahan itu ditransformasikan ke dalam
4 5
Junus Umar. Mitos dan Komunikasi. (Jakarta: Sinar Harapan, 1981), h. 23 Sumarjo Jacob. Masyarakat Indonesia dan Sastranya. (Yogyakarta: Nurcahaya, 1979), h. 45
8
karyanya. Trasformasi juga sebagai proses aktualisasi ide penyair. Sehingga faktor individual (subjektivitas) penyair menjadi penting.
B. Hakikat Puisi 1. Pengertian Puisi Banyak pendapat yang memberikan pengertian tentang puisi. Biasanya berhubungan dengan struktur fisiknya saja atau struktur batinnya saja, namun ada juga yang memberikan batasan yang meliputi keduanya. Untuk lebih memperluas pandangan kita tentang pengertian puisi, penulis mengemukakan beberapa pengertian tentang puisi berdasarkan etimologinya. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani pioetas, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.6 Puisi biasa dibuat oleh pengarang dengan tiga sasaran yaitu pertama, untuk dirinya sendiri sebagai sarana pengungkapan perasaan dan pendapatpendapat pengarang terhadap sesuatu; kedua, untuk redaksi maksudnya setelah puisi itu dibuat maka redakturlah yang memiliki kewajiban menyebarluaskan puisi tersebut kepada masyarakat; ketiga, untuk penikmat dan kritikus, bagi mereka puisi digunakan sebagai objek pengamatan ataupun hanya sekedar bahan bacaan. Ada beberapa pengertian puisi, diantaranya adalah pendapat Panuti Sudjiman yang menyatakan bahwa puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.7 Sedangkan Ralph Waldo Emerson mengatakan bahwa puisi mengajarkan
6 7
Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, (Bandung : Angkasa ,1993), h. 4 Antilan Purba, Sastra Indonesia Konteporer,(Surabaya: Graha Ilmu, 2000), h. 10
9
sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.8 Pendapat lain dikemukakan oleh Samuel Johnson, menurutnya bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, bercikalbakal dari emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian.9 Dari beberapa pendapat di atas,
penulis menyimpulkan bahwa
puisi adalah ragam sastra yang ungkapannya secara implisit peluapan yang spontan dari perasan-perasaan ekspresi yang kongkret melalui rekaman diri saat-saat yang paling baik dan senang. 2. Jenis-jenis Puisi a. Puisi Lama Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturanaturan itu antara lain : 1) Jumlah kata dalam 1 baris 2) Jumlah baris dalam 1 bait 3) Persajakan (rima) 4) Banyak suku kata tiap baris 5) Irama Ciri puisi lama: 1) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. 2) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. 3) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. Jenis-jenis puisi lama antara lain: 1) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. 2) Mantra Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Hal ini dianggap dapat mempermudah untuk berhubungan dengan Tuhan, dewa-dewi ataupun penguasa alam. Contoh: 8 9
Ibid. h.3 Ibid, h. 5
10
Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu 3) Pantun Pantun diguanakan untuk menyatakan berbagai perasaan serta untuk menasehati. pantun merupakan puisi lama asli Indonesia dan termasuk jenis sastra yang sangat terikat oleh aturan. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka. Contoh: Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukkan ke dalam hati 4) Karmina Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. Contoh: Dahulu parang sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a) 5) Seloka Seloka adalah puisi yang susunan kalimatnya berisi nasihat, sindiran ataupun seluruh. Tiap bait seloka terdiri atas 4 larik. Perbedaannya dengan pantun adalah seloka bersajak akhir sama a-a-a-a. ada sebagian pakar yang berpendapat bahwa seloka merupakan pantun berkait.
11
Contoh: Lurus jalan ke Payakumbuh, Kayu jati bertimbal jalan Di mana hati tak kan rusuh, Ibu mati bapak berjalan 6) Gurindam Gurindam adalah susunan kalimat yang berisi nasihat atau petuah, yang setiap baitnya terdiri dari 2 larik. Larik pertama merupakan sebab sedangkan larik kedua merupakan akibat. Biasanya gurindam terdiri dari kalimat majemuk yang kemudian debagi menjadi 2 larik bersajak induk kalimat dan anak kalimat. Contoh: Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a) Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b) Bagai rumah tiada bertiang (b) Jika suami tiada berhati lurus (c) Istri pun kelak menjadi kurus (c) 7) Syair Syair
adalah
susunan
kalimat
yang digunakan untuk
melukiskan atau menceritakan sesuatu yang mengandung unsur mitos atau sejarah. ciri sebuah syair terdiri atas 4 larik, yang setiap lariknya terdiri atas 8-12 suku kata. bersajak a-a-a-a, serta tidak memiliki sampiran. keempat larik syair merupakan suatu rangkain cerita yang utuh yang mengambarkan isi nasihat atau cerita. Contoh: Pada zaman dahulu kala (a) Tersebutlah sebuah cerita (a) Sebuah negeri yang aman sentosa (a) Dipimpin sang raja nan bijaksana (a) 8) Talibun Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
12
Contoh: Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari isi Induk semang cari dahulu b. Puisi Baru Puisi baru lahir pada masa penjajahan Belanda, dengan demikian sulit dielakan adanya pengaruh kebudayaan Eropa. Terdapat persamaan bentuk antara puisi lama dengan puisi baru, yaitu masih terikat pada jumlah larik dalam satu bait. Namun jumlah suku kata dalam setiap larik atau rima sudah tidak lagi terikat oleh aturan-aturan yang ketat. Ciri-ciri Puisi Baru: 1) Bentuknya rapi, simetris; 2) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur); 3) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair; 4) Sebagian besar puisi empat seuntai; 5) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) 6) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata. Jenis-jenis Puisi Baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas : 1) Balada Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”. 2) Himne Himne
adalah
puisi
pujaan
untuk
Tuhan, tanah
air,
atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater .
13
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan. Contoh: Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta. Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki dari mahkota duri dan membulan paku Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di dalam hati. (Saini S.K) 3) Ode Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum. Contoh: Generasi Sekarang Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa Menciptakan kemegahan baru Pantun keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Asmara Hadi)
14
4) Epigram Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan. Contoh: Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas. (Iqbal) 5) Romansa Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra 6) Elegi Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang. Contoh: Senja di Pelabuhan Kecil Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap (Chairil Anwar)
15
7) Satire Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan. Contoh: Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidat penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dl kaki dewi kesenian. (WS Rendra) Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain: 1) Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai). Contoh: Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal Berkali-kali kita jatuh Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank) 2) Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai). Contoh: Dalam ribaan bahagia datang Tersenyum bagai kencana Mengharum bagai cendana Dalam bah’gia cinta tiba melayang Bersinar bagai matahari Mewarna bagaikan sari (Sanusi Pane) 3) Kuatrain adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
16
Contoh : Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala) 4) Quint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai). contoh : Hanya Kepada Tuan Satu-satu perasaan Hanya dapat saya katakan Kepada tuan Yang pernah merasakan Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan Hanya dapat saya kisahkan Kepada tuan Yang pernah diresah gelisahkan Satu-satu kenyataan Yang bisa dirasakan Hanya dapat saya nyatakan Kepada tuan Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank) 5) Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai). Contoh: Merindu Bagia Jika hari’lah tengah malam Angin berhenti dari bernapas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih) 6) Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
17
Contoh: Indonesia Tumpah Darahku Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya (Mohammad Yamin) 7) Oktaf/Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai). Contoh: Awan Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupan teguh tenang (Sanusi Pane) 8) Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait
kedua
masing-masing
tiga
baris.
Soneta
berasal
dari
kata sonneto (bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk
dari
Negeri Belanda diperkenalkan
oleh
Muhammad
Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).
18
Contoh: Gembala Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a ) Melihat anak berelagu dendang ( b ) Seorang saja di tengah padang ( b ) Tiada berbaju buka kepala ( a ) Beginilah nasib anak gembala ( a ) Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) Pulang ke rumah di senja kala ( a ) Jauh sedikit sesayup sampai ( a ) Terdengar olehku bunyi serunai ( a ) Melagukan alam nan molek permai ( a ) Wahai gembala di segara hijau ( c ) Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c ) Maulah aku menurutkan dikau ( c ) c. Puisi Modern Puisi modern bercirikan bentuk puisi yang bebas dari aturan, baik bentuk maupun aturan isi. Puisi modern lebih mementingkan isi daripada bentuk. Namun bentuk fisik puisi atau tipografi yang dibuat secara khas oleh penyairnya itu, digunakan untuk mendukung isi puisi. Cara pengungkapanya puisi modern terdiri: 1) Puisi Lirik adalah puisi yang mengandung curahan rasa dan suasana hati, sebagai cetusan isi hati penyairnya. Yang termasuk kedalam jenis puisi lirik adalah himne, eligi, ode, serenade. Dalam hal ini penyair benar-benar menuangkan apa yang dilihat, dirasakan, dan apa yang diinginkannya melalui puisi. Puisi lirik banyak diciptakan oleh penyair Indonesia. 2) Puisi Naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. yang termasuk puisi naratif adalah epic, romansa, balada, dan syair. Dengan kata lain, puisi naratif merupakan penjelasan dari penyair terhadap gagasan atau ide kedalam puisi yang dibuatnya.
19
Penjelasan tersebut dilakukan melalui pengungkapkan cerita yang pada akhirnya mempengaruhi jiwa pembacanya. 3) Puisi Deskriptif adalah puisi yang penyairnya bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian penyair. Yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif adalah puisi satire, kritik, sosial, dan puisi-puisi impresionistik. Dalam hal ini, penyair memberikan tanggapan atau kesan-kesan terhadap suatu kejadian yang sedang berlangsung. Tanggapan-tanggapan yang mungkin berupa kriti sosial, atau hal lainnya yang dituangkan kedalam sebuah puisi. Berdasarkan pembacaannya puisi dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Puisi Kamar Puisi kamar adalah puisi yang cocok dibaca sendirian dengan satu atau dua pendengar saja di dalam kamar. Puisi ini biasanya tidak mengenai masalah kompleks yang terjadi di masyarakat. yang termasuk puisi kamar adalah puisi Malam Lebaran karya Situmorang termasuk jenis puisi kamar ini. 2) Puisi Auditorium Puisi jenis ini cocok untuk dibacakan di depan sejumlah orang. Puisi yang dibacakan dalam lomba baca puisi atau pertunjukkan baca puisi, tentu dipilih berdasarkan puisi auditorium. Ditinjau dari segi gaya penulisan, kita dapat membagi puisi atas dua jenis 1) Puisi Diafan adalah puisi yang menyatakan suatu maksud dengan sedikit sekali menggunakan simbol-simbol dan lambang-lambang. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang denotatif, sehingga secara struktural mudah untuk dipahami maksudnya. 2) Puisi Gelap adalah puisi yang terlalu banyak menggunakan majas, kiasan, dan lambang sehingga sukar ditafsirkan. Puisi ini biasanya
20
diciptakan oleh penyair yang hanya ingin menciptakan kesan bahwa karyanya dapat digolongkan sebagai hasil sastra. 3) Puisi Prismatis adalah puisi yang kaya akan makna tetapi tidak bersifat gelap. Jenis puisi ini adalah puisi yang diciptakan oleh seorang yang benar-benar menyandang predikat seorang sastrawan. kata-kata yang digunakan pada umumnya adalah kata-kata yang konotatif. 3. Struktur Puisi Struktur puisi pada dasarnya mempunyai dua unsur yaitu deep structure (struktur dalam) dan surface structure (struktur luar). Struktur dalam berkaitan dengan isi atau makna, sedangkan unsur luar berkaitan dengan bentuk. a. Struktur Batin Struktur batin puisi merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi. Struktur batin dan struktur fisik akan membangun kesatuan makna yang total dalam menunjukkan makna puisi. Struktur batin akan menyatu bersama struktur fisik puisi yang juga merupakan unsur penting dalam puisi. 1) Tema Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatar belakangi ciptaan karya sastra.10 Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Tema dalam puisi sangat beragam misalnya tema ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme/kebangsaan, percintaan, dan sebagainya. Tema puisi bersifat lugas, obyektif, dan khusus sehingga dengan latar belakang yang sama semua orang bisa menginterpretasi dan menganalisis tema puisinya. 2) Rasa (Feeling) Rasa atau feeling merupakan suasana perasaan sang penyair yang diekspresikan dan harus dihayati oleh pembaca. Perasaan setiap 10
Zainuddin Fananie, Telaah Sastra,(Jakarta: Muhamadiyah University Press, cet-3, 2001), h.84
21
penyair pastilah berbeda-beda meskipun menggunakan tema yang sama. 3) Nada dan Suasana Nada berkaitan erat dengan suasana. Nada bahagia yang diciptakan penyair dapat menimbulkan perasaan senang pada pembaca setelah membaca puisi. Nada religius menimbulkan suasana khusyuk pada pembaca. Nada kritik menimbulkan suasana pemberontakan pada hati pembaca. Begitulah sangat eratnya hubungan nada dan suasana. 4) Amanat (Pesan) Para penyair terkadang tidak menyadari tentang adanya amanat yang terkandung dalam puisinya. ini terjadi karena biasanya penyair beranggapan bahwa menulis merupakan sarana penuangan idea tau suasanan hati mereka jadi bagi mereka puisi yang mereka tuliskan tidak menuntut adanya amanat karena itu merupakan sebuah kebutuhan. Hanya saja terkadang justru dari pembacalah yang memaksakan adanya amanat dalam sebuah puisi. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya.11 Amanat dapat diungkapkan dengan menggali makna puisi. Itulah mengapa amanat merupakan unsur tersirat dalam puisi. Amanat tidak nampak secara eksplisit dan mudah ditemukan dalam puisi.
C. Struktur Fisik Unsur fisik puisi merupakan unsur estetik yang membangun struktur luar puisi. Unsur-unsur itu dapat ditelaah satu persatu tetapi tetap merupakan satu kesatuan yang utuh.
11
Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi. (Jakarta: Erlangga, 1981), h. 130
22
1. Tipografi (Tata Wajah) Tipografi merupakan unsur puisi yang membedakannya dengan prosa fiksi dan drama. Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet yang disebut paragraf, namun membentuk bait. Adapun fungsi tipografi adalah untuk keindahan indrawi dan mendukung makna. Kata-kata yang disusun mewujudkan larik-larik yang panjang dan pendek, yang membentuk suatu kesatuan yang padu. Pergantian larik panjang dan pendek sedemikian bervariasi secara harmonis sehingga menimbulkan ritma yang padu. Penyair menciptakan tipografi yang berubah pada baris-baris di akhir puisi untuk menekankan makna yang hendak diungkapkan. Aksentuasi itu menuntut penyair agar mengungkapkan kondisi yang menjadi dasar perkiraan penyair berupa sebaris puisi dengan isi ”tanpa kata” yang diulang-ulang. 2. Diksi (Pemilihan Kata) Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata adalah hal mutlak dalam puisi. Diksi atau pemilihan kata merupakan esensi dalam penulisan puisi. Bahkan bisa dikatakan bahwa diksi bisa dijadikan penentu seberapa besar daya cipta seorang penyair. Sebuah kata dalam puisi dipilih berdasarkan pergulatan pikiran penyairnya sehingga jika kata tersebut digantikan dengan kata lain tentu akan mengurangi esensi dari puisi tersebut dan juga akan mengganggu komposisi puisi yang telah dibentuk oleh penyair meskipun kata yang menggantikan memiliki arti yang sama. Penempatan kata dalam puisi sangatlah penting dalam rangka menumbuhkan suasana puitik pada pembaca sehingga dapat memahami puisi secara menyeluruh. Pilihan kata yang tepat dapat mencerminkan ruang, waktu, falsafah, amanat, efek, nada sesuatu puisi yang tepat.12 3. Pengimajian (Citraan) Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu katakata menjadi konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Pengimajian dapat diartikan sebagai penataan kata yang
12
Hendry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 1993), h.30
23
menyebabkan makna-makna abstrak menjadi konkrit dan cermat.13 Pencitraan dapat dipahami dengan dua cara yaitu pemahaman dari sisi penyair dan pemahaman dari sisi pembaca. Pemahaman dari sisi penyair, citraan merupakan rangkaian kata yang digunakan untuk menyampaikan pengalaman inderanya. Dalam hal ini pencitraan berfungsi untuk membangun keutuhan puisi untuk menyampaikan pengalaman keinderaan penyair kepada pembaca. Pemahaman dari sisi pembaca, citraan merupakan pengalaman indera yang terbentuk dalam pengimajinasian pembaca yang ditimbulkan oleh rangkaian kata pada puisi. Dalam hal ini pencitraan berfungsi untuk membantu pembaca dalam mencapai pemahaman yang utuh dalam memahami dan menikmati puisi karena dapat merasakan sesuatu yang konkret dari kata-kata yang disodorkan oleh penyair. 4. Kata Konkret Seperti halnya pencitraan, kata konret juga berkaitan dengan penggunaan lambang dan kiasan. Citraan merupakan akibat dari pengimajian yang diciptakan penyair, maka kata konkret ini merupakan syarat terjadinya pengimajian itu. Kata konkret akan membantu pembaca dalam memahami puisi secara total karena kata konkret akan membuat pembaca dapat membayangkan secara jelas keadaan yang dilukiskan penyair.
.
5. Bahasa Figuratif Bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna hias.
D. Pengajaran Puisi di Sekolah 1. Materi a. Penentuan Cakupan dan Urutan Materi Pembelajaran Dalam
menentukan
cakupan
atau
ruang
lingkup
materi
pembelajaran harus memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek 13
M. Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang : Angkasa Raya, cetakan ke 2, 2000), h.124
24
psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik. Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI, salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik adalah “Menulis surat dagang dan surat kuasa“. Setelah diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut termasuk jenis prosedur. Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari peserta didik agar mampu membuat Surat Dagang sekurangkurangnya meliputi: (1)jenis surat niaga, (2) jenis perjanjian jual beli dan surat kuasa, (3) menulis surat perjanjian jual – beli dan surat kuasa sesuai dengan keperluan , (4) surat perjanjian jual – beli dan surat berdasarkan struktur kalimat dan EYD. Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya.
25
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis. 1) Pendekatan Prosedural Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah
secara
urut
sesuai
dengan
langkah-langkah
melaksanakan suatu tugas. 2) Pendekatan Hierarkis Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Dalam pembelajaran puisi, pemilihan materi sangatlah penting. Materi adalah bahan pembelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Materi dalam pembelajaran berhubungan dengan isi
yang tercantum
dalam
kurikulum
yang berlaku.
Beberapa
pertimbangan perlu diperhatikan dalam pemilihan puisi sebagai materi pengajaran, antara lain: 1) Bahasa yang digunakan Bahasa puisi yang hendak dihidangkan hendaknya tidak terlalu jauh dengan penguasaan bahasa anak. Bagi anak-anak SMA, kosa kata bahasa Indonesia tidak banyak menimbulkan kesulitan. Mereka pada umumnya menguasai sebagian terbesar kosa kata bahasa Indonesia. Yang banyak menimbulkan kesulitan bagi mereka adalah penafsiran makna kias dan perlambangan kata-kata itu. Kesulitan lain terletak pada penafsiran hubungan kata-kata dalam baris-baris puisi, yaitu menentukan kata atau kelompok kata sebagai unit-unit kesatuan sintaksis dalam baris-baris itu. Penafsiran
yang tepat
akan
memungkinkan anak memahami puisi itu dengan tepat pula. Dalam hal ini hendaklah kita dapat memilih puisi yang susunan kata atau
26
kalimatnya tidak menimbulkan kemungkinan-kemungkinan penafsiran yang rumit. 2) Tinjauan dari Segi Kejiwaan Seperti aspek pengajaran sastra yang lain atau setiap pelaksanaan
pengajaran
pada
umumnya
tentu
selalu
mempertimbangkan pemilihan bahan dari segi kejiwaan. Bahan pengajaran harus sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak sejalan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Mengingat siswa SMA sedang dalam masa pubertas, maka puisi yang bercorak erotik, yang menonjolkan cinta birahi berlebihan, hendaklah dipertimbangkan sebelum dihidangkan kepada anak. Puisi yang dipilih sebagai bahan pengajaran pertama-tama puisi yang telah dibukukan. 3) Tinjauan dari Segi Pendidikan Puisi yang dihidangkan sebagai bahan pengajaran harus sanggup berperan sebagai
alat pendidikan menuju ke arah
pembentukan keutuhan pribadi anak. Pengajaran puisi seharusnya mampu mengembangkan aspek kejiwaan anak: cipta, rasa, karsa, dan bahkan juga aspek kemampuan indra anak. Oleh karena itu, bentuk dan isi puisi yang kita pilih sebagai bahan pengajaran harus dipertimbangkan dari pengembangan aspek-aspek tersebut. 4) Tinjauan dari Segi Keindahan Tiap karya sastra memiliki kadar keindahan tersendiri, demikian juga halnya dengan puisi. Keindahan suatu puisi dapat terjelma dalam keselarasan unsur-unsur persajakan, irama, motif-motif yang digunakan, tema, amanat, dan sebagainya. Sebagai bahan pengajaran hendaklah kita pilih puisi-puisi yang secara potensial sanggup mengembangkan keindahan rasa anak. 2. Penyajian Bahan Pengajaran Puisi sebagai suatu seni memiliki tiga aspek: (1) bahasa sebagai media ekspresi, (2) pengalaman jiwa sebagai sesuatu yang diekspresikan, dan (3) ujud bentuk sebagai perwujudan teknik ekspresi. Ketiga aspek
27
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahpisahkan. Ketiganya menjelma dalam satu unit keindahan berupa puisi.14 Untuk menghidupkan puisi dalam bentuk pengajaran, ketiga aspek tersebut di atas perlu mendapat perhatian. Bahan pengajaran diberikan secara bertahap, walaupun realitasnya ketiga aspek itu saling bertautan dan saling menentukan. Aspek bahasa berkaitan dengan pilihan kata, susunan kata dan struktur kalimat, aspek pengalaman jiwa berhubungan dengan makna atau ide yang terjelma dalam puisi, sedangkan aspek ujud bentuk bertalian dengan unsur-unsur formal puisi itu. Berdasarkan pokok pikiran di atas, maka langkah penyajian puisi sebagai bahan pengajaran dapat ditempuh sebagai berikut: a. Menerangkan Hubungan Kata dan Struktur Kalimat pada Barisbaris Puisi Dalam hal ini perlu dijelaskan kepada anak-anak tentang kedudukan kata atau kelompok kata sebagai unit kesatuan sintaksis pada baris-baris puisi itu. Untuk memperjelas hubungan kata dalam struktur kalimat pada baris-baris puisi itu, jika perlu ditambahkan kata-kata lain sebagai penanda hubungan. Dengan cara ini maka anak akan dapat memahami bagian kalimat yang menjadi pokok permasalahan dan bagian kalimat lain yang sekedar berfungsi sebagai keterangan. Tentu saja langkah ini ditempuh hanya terhadap kalimat yang menjadi pokok permasalahan dan bagian kalimat lain yang sekedar berfungsi sebagai keterangan. Tentu saja langkah ini ditempuh hanya terhadap puisi-puisi yang memang dapat diperlukan demikian, terutama yang bercorak ekspresionis. b. Menerangkan Makna Lugas Baris-baris Puisi Sesudah anak-anak memahami benar hubungan kata dalam baris dan hubungan baris dalam bait, maka anak diminta menerangkan makna 14
Rachmat Djoko Pradopo. Pengkajian Puisi. (Yogyakarta: Gadjah Mada University 2007), h. 315
Press,
28
lugas puisi itu. Mereka diharapkan mampu menceriterakan makna yang tersurat atau makna yang sebenarnya puisi itu dengan kalimat-kalimat biasa atau kalimat prosa. c. Menerangkan Makna Kias Kata-kata dalam puisi biasa memiliki makna kias dan makna simbolik, terlebih-lebih puisi yang bersifat prismatis. Arti konotatif kata yang berupa kias dan simbolik tersebut hendaknya dapat dicerna oleh anak. Mereka diharapkan mampu memberikan interpretasi maksud bait demi bait, dan kemudian maksud keseluruhan puisi itu. Sekaligus mereka diminta menentukan tema, amanat, atau ide yang terjelma dalam puisi tersebut. Dengan kemampuan imajinasi mereka, diharapkan anak sanggup mengutarakan makna keseluruhan puisi itu dalam bentuk prosa dengan kalimat yang singkat dan lugas. d. Meresapi Unsur-unsur Estetik Puisi Sesudah memahami benar struktur kalimat baris-baris puisi, memahami makna lugas dan makna kias puisi itu, maka anak dibina untuk meresapi unsur-unsur estetik puisi tersebut. Persajakan, irama, pilihan kata, nada dan suasana puisi perlu dihayati oleh anak. Begitu juga teknik penyusunan bentuk yang berupa baris, bait dan hubungannya dengan penjelmaan ide puisi itu perlu dipahami oleh anak secara intensif. Anak diharapkan memiliki apresiasi nilai estetik puisi itu secara keseluruhan berdasarkan unsur-unsur yang membangun puisi secara fungsional. Yang penting hendaknya unsur-unsur estetik puisi itu dijelaskan kepada anakanak tidak sebagai fenomena formal melulu, tetapi harus dikaitkan secara fungsional dalam hubungan nilai estetik keseluruhan puisi itu. Sesudah empat langkah penyajian bahan pengajaran puisi itu ditempuh, yang terakhir anak diberi kesempatan secara bebas mengemukakan kesannya, pendapat atau penilaiannya terhadap puisi tersebut. Kesan dan pendapat anak yang berbeda, dan bahkan mungkin berlawanan, semua disalurkan sebaik-baiknya, asal pendapat tersebut ada dasar landasannya dan dapat
29
dipertanggungjawabkan. Dengan cara demikian pengajaran puisi akan memungkinkan sepenuhnya pengembangan kreasi dan imajinasi anak. Adapun analisis cakupan materi pembelajaran bahasa Indonesia untuk SMA adalah sebagai berikut: TABEL 1 RUANG LINGKUP BAHAN AJAR PUISI Kelas Semester X
I
Kompetensi Dasar Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.
Indikator Pencapaiaan Ket Kompetensi Mengidentifikasi (majas,rima, kata-kata berkonotasi dan bermakna lambang) Menanggapi unsur-unsur puisi yang ditemukan
Mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman
Menyebutkan tema puisi yang didengar Menyebutkan jenis puisi yang didengar (balada, elegi, roman, ode, himne,satire, dll.) Menjelaskan maksud puisi Mengungkapkan isi puisi dengan kata-kata sendiri
Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat
Membaca puisi dengan memperhatikan lafal, tekanan, dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi Membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, tekanan, dan intonasi Memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat
Menganalisis keterkaitan unsur intrin-
Mengidentifikasi unsur-unsur (tema, peno-
30
sik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari
kohan, dan amanat) cerita pendek yang telah dibaca Mengaitkan unsur intrinsic (tema, penokohan, dan amanat) dengan kehidupan sehari-hari
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
Mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan bait, irama, dan rima Membedakan bentuk pantun dan syair Menulis pantun/ syair dengan memperhatikan bait, irama, dan rima Menyunting puisi lama (pantun/syair) yang dibuat teman
Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
X
II
Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat melalui diskusi
XII
I
Menanggapi
pem-
Mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima Menyunting puisi baru yang dibuat teman Mendiskusikan isi puisi (gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi) Mendiskusikan maksud/makna puisi Mendiskusikan (hubungan isi puisi dengan realitas alam, hubungan isi puisi dengan sosial budaya, hubungan isi puisi dengan masyarakat) Mendeklamasikan/
31
bacaan puisi lama tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
membacakan puisi lama (berbalas pantun) di depan teman-teman dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai Menanggapi pembacaan puisi lama (berbalas pantun) tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat Menerapkan isi pantun dalam kehidupan sehari-hari
Mengomentari pembacaan puisi baru tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
Mendeklamasikan/ membacakan puisi baru di depan teman-teman dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai Menanggapi pembacaan puisi baru tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
Membacakan puisi karya sendiri dengan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai
Menjelaskan unsurunsur intrinsik cerpen
Menandai jeda puisi karya sendiri Membacakan puisi karya sendiri dengan memperhatikan : lafal dan intonasi penghayatan mimik/ gerak dan ekspresi yang sesuai Menentukan makna puisi karya teman Mengomentari puisi karya teman Menceritakan kembali isi cerpen Menjelaskan unsurunsur intrinsik cerpen
32
XII
II
Membahas ciri-ciri Mengidentifikasi ciridan nilai-nilai yang ciri gurindam terkandung dalam Membacakan gurindam gurindam Mendiskusikan ciri-ciri dan nilai-nilai yang terkandung dalam gurindam Membicarakan pesanpesan yang terdapat dalam gurindam Menjelaskan keter- Mengaitkan isi gurindam dengan kehidupan kaitan gurindam demasa kini ngan kehidupan sehari-hari Menyimpulkan pesanpesan yang terdapat dalam gurindam Mengidentifikasi tema Mengidentifikasi puisi kontemporer tema dan ciri-ciri puisi kontemporer Mengidentifikasi cirimelalui kegiatan ciri puisi kontemporer membaca buku Menjelaskan maksud isi kumpulan puisi puisi kontemporer komtemporer Menemukan perbe- Menentukan hasil-hasil karya sastra penting daan karakteristik pada tiap periode angkatan melalui membaca karya sas- Mengidentifikasi karaktra yang dianggap teristik karya sastra papenting pada setiap da tiap periode periode Menemukan perbedaan karakteristik tiap periode Mendiskusikan karyakarya yang dianggap penting pada periode tersebut (misalnya, peristiwa sejarah, gaya penulisan, dll)
33
E. Evaluasi Hasil Pengajaran Puisi Evaluasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan dan kegagalan tujuan yang telah ditetapkan. Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa aspek-aspek yang dinilai dalam evalusi didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai dan kemampuan apa yang hendak dikembangkan (pengetahuan, sikap, dan keterampilan).15 Bersandar pada beberapa pendapat mengenai pembelajaran tersebut, penulis dapat memberikan simpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan guru untuk menimbulkan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik kepada siswa dan membutuhkan suatu interaksi dari kedua belah pihak dan komponen-komponen serta proses tertentu. Evaluasi pengajaran puisi harus sejalan dengan tekanan atau titik berat utamanya, yakni pembinaan apresiasi. Akan tetapi tidak boleh meninggalkan aspek pengetahuan, keterampilan, serta persepsi tentang sastra, atau tidak boleh meninggalkan aspek teori, sejarah, dan kritik. Sehubungan dengan hal itu, pertanyaan yang diajukan dalam rangka evaluasi pengajaran sastra dapat dikategorikan menjadi beberapa tingkat. Menurut Moody16 kategori evaluasi pengajaran puisi ada empat tingkatan, yaitu (1) Informasi, yakni pertanyaan tentang pengetahuan dasar untuk memahami puisi. Indikator pertanyaan tingkatan ini ialah dipergunakannya kata-kata seperti apa, siapa, di mana, kapan, dan sebagainya: (2) Konsep, yakni pertanyaan tentang persepsi sebuah puisi (bagaimana unsur dasar sebuah puisi dikategorikan). Indikator pertanyaan tingkatan ini ialah dipergunakannya kata-kata seperti : yang mana, dengan akibat apa, mengapa, masalah pokok apa yang muncul, dsb. (3) Perspektif, yakni pertanyaan yang menyangkut pendangan terhadap sebuah karya. Indikatornya antara lain: di mana hal itu diterapkan, kesimpulan apa yang dapat ditarik, di mana lagi hal seperti itu dapat terjadi, dsb. (4) Apresiasi, yakni pertanyaan yang menyangkut kesastraan dan kebahasaan. Indikatornya antara lain berupa kata-kata 15 16
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,( Jakarta: Bumi Aksara. 2001), h.30 Moody. The Teaching of Literature. (London: Longman Group Ltd., 1971), h. 17
34
mengapa karya itu hadir demikian, apa pengaruhnya dipergunakannya kata ini/itu, dan sebagainya. Antara kategori atau tingkatan yang satu dengan yang lainnya dapat saja terjadi saling tindih, dan batas yang tegas di antara informasi, konsep, perspektif, dan apresiasi sulit ditarik. Hal itu dapat dipahami, sebab sebuah puisi adalah sebuah keutuhan yang organis, sebuah totalitas dalam wujud bahasa.Sangat disadari menyusun soal yang bersifat apresiatif dirasakan lebih sukar dan lebih banyak memakan waktu jika dibanding dengan menyusun soal-soal yang bersifat teoretis dan historis. Apabila kita sungguh-sungguh membantu tujuan utama pengajar sastra, alasan itu jangan menjadi halangan. Pada umumnya soal-soal apresiatif dibuat dalam bentuk esai, akan tetapi tidak berarti soal-soal apresiatif tidak dapat disusun menjadi soal-soal objektif seperti pilihan ganda. Berikut ini diberikan beberapa aspek puisi yang dapat diangkat sebagai bahan penyusunan soal dari tingkatan apresiasi, khususnya yang berkaitan dengan: 1. Kecermatan terhadap Kebulatan Bentuk Puisi Dapatlah kiranya anak merasakan, apabila suatu puisi yang sudah diajarkan dan dihayati, pada kesempatan lain puisi tersebut dituliskan dalam bentuk yang salah, misalnya letak kata, cara menuliskan kata, letak baris, dan letak bait. Misalnya: bait pertama puisi Aku karya Chairil Anwar di bawah ini Aku Kalau sampai waktuku Kumau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Bait pertama puisi Aku di atas terdapat salah tulis, yaitu: a. Baris pertama b. Baris kedua c. Baris ketiga d. Baris kedua dan baris ketiga 2. Ketepatan Penafsiran Makna Lugas Kemampuan anak untuk dapat menafsirkan makna lugas dengan tepat diketahui dengan cara: a. Kemampuan menambahkan kata-kata penanda hubungan yang setepattepatnya.
35
b. Kemampuan memberi tanda penyekat kesatuan sintaksis yang tepat pada baris-baris dalam puisi. c. Kemampuan menafsirkan fungsi kata atau kelompok kata dalam suatu baris puisi. d. Kemampuan menafsirkan hubungan baris-baris dalam suatu bait. 3. Ketepatan Penafsiran Makna Kias atau Makna Simbolik Makna kias atau makna simbolik dalam suatu puisi dapat menyangkut makna kata, kelompok bait, atau makna puisi secara keseluruhan. Untuk mengetahui kemampuan anak menafsirkan dengan tepat makna kias suatu puisi dapat dilakukan dengan cara: a. Makna kias atau makna simbolik suatu kelompok kata, atau suatu kallimat dalam suatu puisi b. Tema, amanat, atau mungkin tendens suatu puisi c. Hubungan antara judul dengan tema puisi d. Maksud puisi keseluruhan
F. Penelitian Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Revida Rensi Trikes Yuliningtyas Tahun 2011 dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Intertekstual Novel Galaksi Kinanthi Karya Tassaro GK” pada Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Jember. Skripsi ini menganalisis intertekstual yang terdapat pada sebuah novel. Persamaannya dengan penelitian ini adalah bahwa keduanya sama-sama menganalisis sebuah karya sastra dengan pendekatan intertekstual, sedangkan perbedaannya pada obyek yang dianalisis..17 Penelitian relevan kedua, yaitu penelitian oleh Herson Kadir (2010), yang berjudul “Analisis Struktur Puisi „Kita Ini Pemilik Syah Republik Ini‟ Karya Taufik Ismail”. Penelitian itu mendeskripsikan struktur puisi “Kita Ini Pemilik Syah Republik Ini” terdiri atas dua unsur pokok, yaitu struktur fisik dan batin. 17
Revida Rensi Trikes Yuliningtyas, “Analisis Intertekstual Novel Galaksi Kinanthi Karya Tassaro GK”, diakses pada 25 Juli 2014 pada http://sastra.com/2011/03/03/analisis-intertekstualnovel-galaksi-kinanthi/
36
Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) struktur fisik puisi Kita Ini Pemilik Syah Republik Ini meliputi: diksi, imaji, kata konkret, dan bahasa figuratif, 2) struktur batin puisi Kita Ini Pemilik Syah Republik Ini meliputi: tema, rasa, nada, dan amanat. Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah analisis struktur dalam puisi. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu bahwa penelitian tersebut hanya sebatas menganalisis strukturnya saja. Sedangkan dalam penelitian ini mengetahui lebih difokuskan pada struktur batin puisi.18 Penelitian relevan yang ketiga, yaitu penelitian oleh Poetri Mardiana Sasti (2010),
yang berjudul
“Analisis
Struktur Puisi
Anak”. Penelitian itu
mendeskripsikan struktur puisi anak terdiri atas dua unsur pokok, yaitu struktur fisik dan batin. Puisi-puisi yang dianalisis adalah puisi-puisi anak yang masuk nominasi lima besar pada sayembara Penulisan Puisi Siswa Sekolah Dasar SeKota Semarang yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Semarang pada tahun 2008. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) puisi anak tidak terlalu memerhatikan bentuk tipografi, 2) tema yang ada pada umumnya menceritakan tentang keadaan lingkungan hidup, 3) diksi dalam puisi anak sangat sederhana dan mudah dipahami, 4) citraan yang banyak ditemukan pada puisi anak ialah citraan penglihatan, pendengaran, dan gerak, dan 5) bahasa kiasan yang banyak digunakan pada puisi anak yang menjadi objek kajian penelitian ini ialah personifikasi. Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah analisis struktur puisi. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu bahwa penelitian tersebut hanya sebatas menganalisis strukturnya saja. Sedangkan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada struktur batin puisi.19
18
Herson Kadir, “Analisis Struktur Puisi „Kita Ini Pemilik Syah Republik Ini‟ Karya Taufik Ismail”, diakses pada 25 Juli 2014 pada http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIN/article/view/782 jurnal inovasi 19 Poetri Mardiana Sasti, “Analisis Struktur Puisi Anak”, diakses pada 25 Juli 2014 pada http://www.balaibahasajateng.web.id/index.php/read/home/produk_jurnal_detail/175/AnalisisStruktur-Puisi-Anak,
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang Sekolah Menengah Atas (SMA) YUPPENTEK 3 merupakan salah satu SMA di wilayah Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. SMA YUPPENTEK 3 Legok beralamat di Jalan Raya PLP No. 47 Desa Serdang Wetan Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang. SMA YUPPENTEK 3 Legok berada di bawah naungan Yayasan Usaha Peningkatan Pendidikan Teknologi (YUPPENTEK). SMA YUPPENTEK 3 Legok Kabupaten Tangerang
Surat
Rekomendasi dari : a. Kepala Kandepdikbud Kabupaten Tangerang Nomor : B.45/I.02.4/I.94 tanggal 3 September 1993 tentang persetujuan berdirinya SMA Yuppentek 3 di Desa Serdang Wetan, Legok, Kab. Tangerang. b. Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Tangerang Nomor : 425.11/4076-Kesra/1993 tanggal 20 September 1993, isi surat pada prinsipnya setuju berdirinya SMA Yuppentek 3, yang berdomisili di Desa Serdang Wetan, Legok, Kab. Tangerang. c. Kepala Bidang Dikmenjur Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat Nomor : 439/102.5/E/1994 tanggal 9 Juni 1994 d. Surat keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nomor ; 632/102/Kep/MN/94, tanggal 1 September 1994 tentang pendirian SMA Pada tahun 1996, SMA Yuppentek 3 Legok diakreditas oleh Tim Penilai dari Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat, Pengawas Sekolah dan Kandepdikbud Kabupaten Tangerang, yang dilaksanakan mulai tanggal 30 Oktober s.d. 6 Nopember 1996, dan sesuai dengan Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor : 16/C.C7/Kep/MN/97 tanggal 6 Maret 1997, dengan hasil akreditasi “DIAKUI”. Pada tahun 2001, SMA Swasta Yuppentek 3 43
44
Legok diakreditasi dengan hasil akreditasi “DISAMAKAN”, sesuai dengan surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Nomor : 21/420.3/1664/Disdik/2001 tanggal 5 Desember 2001. 2. Visi dan Misi SMA YUPPENTEK 3 Legok Kabupaten Tangerang Visi SMA YUPPENTEK 3 Legok Kabupaten Tangerang adalah: a. Lembaga beserta seluruh jajarannya mampu beradaptasi dengan pesatnya perubahan teknologi. b. Pegawai memiliki keterampilan yang tinggi untuk melayani beragam keinginan masyarakat secara cepat, tepat, dan dapat diterapkan. c. Adanya jaminan kepuasan pegawai. d. Pegawai yang berkualitas dan mandiri. Misi SMA YUPPENTEK 3 Legok Kabupaten Tangerang adalah memprestasikan dan meningkatkan produktivitas kerja agar meraih prestasi yang lebih baik lagi. 3. Program Pendidikan Program pendidikan SMA YUPPENTEK 3 Legok Kabupaten Tangerang adalah: a. Program Normatif, yang terdiri atas: 1) Pendidikan Agama 2) Pendidikan Kewarganegaraan 3) Bahasa Indonesia 4) Pendidikan Jasmani dan Olah Raga b. Program Adaptif, yang terdiri atas: 1) Bahasa Inggris 2) Matematika 3) IPA 4) IPS 5) Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) 4. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA YUPPENTEK 3 Legok Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut:
45
a. Ruang kelas sebanyak 12 ruang b. Laboratorium IPA dan Laboratorium Komputer c. Ruang Kepala Sekolah d. Ruang Tata Usaha e. Ruang Guru f. Ruang BP / BK g. Ruang Perpustakaan h. Mushola i. Ruang MCK j. Ruang Gudang k. Lapangan Volly dan lapangan basket : 1 Lapangan l. Lapangan Sepak Bola : Milik Kecamatan Legok
5. Jumlah Siswa SMA YUPPENTEK 3 Legok Kabupaten Tangerang Pada tahun pelajaran 2013/2014, jumlah siswa yang terdaftar di SMA YUPPENTEK 3 Legok Kabupaten Tangerang sebanyak 356 siswa dengan perincian sebagai berikut: TABEL 3 JUMLAH SISWA SMA YUPPENTEK 3 LEGOK NO
KELAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X–1 X–2 X–3 X–4 XI – 1 XI – 2 XI – 3 XII – 1 XII – 2 XII – 3 JUMLAH
JUMLAH SISWA JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN 17 18 35 18 20 38 16 20 36 18 20 38 18 20 38 16 20 36 17 18 35 16 18 34 14 18 32 14 20 34 164 192 356
46
B. Deskripsi Puisi “Padamu Jua” dan Puisi “Doa” 1. Puisi “Padamu Jua” Karya Amir Hamzah Di antara sastrawan-sastrawan Pujangga Baru, nama Amir Hamzah tentu paling dikenal dalam bidang puisi. Hal ini tidak lepas juga dari gelar yang telah dilekatkan padanya oleh H. B. Jassin sebagai Raja Penyair Pujangga Baru. Puisi Amir Hamzah berjudul Padamu Jua, tidak bisa dilepaskan dari ciri khas Amir Hamzah yang sering mengangkat tema-tema agama. Berikut ini penulis paparkan puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar. PADAMU JUA Karya Amir Hamzah Habis kikis Segala cintaku hilang terbang Pulang kembali aku padamu Seperti dahulu Kaulah kandil kemerlap Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu Satu kekasihku Aku manusia Punya rasa Rindu rupa Di mana engkau Rupa tiada Suara sayup Hanya kata merangkai hati Engkau cemburu Engkau ganas Mangsa aku dalam cakarmu Bertukar tangkap dengan lepas Nanar aku gila sasar Sayang berulang padamu jua
47
Engkau pelik menusuk ingin Serupa dara di balik tirai Kasihmu sunyi Menunggu seorang diri Lalu waktu – bukan giliranku Matahari – bukan kawanku Padamu Jua adalah puisi yang mengisahkan tentang pertemuan dua orang kekasih yang telah lama terpisah, yaitu antara aku lirik dengan kekasihnya. Puisi ini banyak menggunakan bahasa simbol dengan konotasi positif, seperti kandil, pelita, sabar, setia, dara. Selain itu banyak juga digunakan kata-kata berkonotasi negatif, seperti kikis, hilang, cemburu, ganas, cakar, lepas, nanar, sasar, sunyi. Kata-kata tersebut dapat membantu kita untuk memahami maksud dari puisi tersebut. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa pertemuan yang dimaksud adalah pertemuan yang abadi, yaitu setelah kematian aku lirik. Sedangkan kekasih yang dimaksud adalah Tuhan aku lirik yang selalu mencintainya walupun aku lirik telah berpaling dari-Nya. Pada bait pertama, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa aku lirik merasakan bahwa ia tidak bisa menghindar dari kekasihnya, Tuhannya. Walaupun cinta itu sampai habis terkikis oleh masa dan hilang terbang ke tempat yang antah-berantah, aku lirik tetap tidak bisa melepaskan diri dari kekasihnya. Pulang kembali aku padamu, kata aku lirik dalam salah satu baris puisinya. Bahkan untuk menguatkan keteguhan cinta kekasih aku lirik tersebut, Amir Hamzah menambahkan Seperti dahulu. Ini menandakan bahwa memang cinta yang diberikan oleh kekasih aku lirik tidak dapat berubah. Dan itu tetap dirasakan aku lirik ketika ia melakoni “pulang kembali” tersebut. Pada bait kedua, aku lirik memperlihatkan bagaimana ketulusan cinta kasih yang diberikan kekasihnya pada dirinya. Cinta yang diberikan kekasihnya diibaratkan sebagai kandil kemerlap dan pelita jendela di malam gelap yang selalu sabar dan setia menanti kedatangan aku lirik dari perginya yang lama.
48
Namun, pada bait ketiga, aku lirik tetap tidak mau mepedulikan kekasihnya itu. Sebagai seorang manusia, ia juga membutuhkan rasa cinta yang berbentuk (rindu rupa). Sedangkan kekasihnya ini adalah sesuatu yang tidak nampak. Pada bait keempat, aku lirik menumpahkan penasarannya itu dan bertanya, Di mana engkau /rupa tiada/ suara sayup/ hanya kata merangkai hati. Pada bait ini mengekspresikan cinta kepada Tuhan, oleh karena itu maka mata manusia tidak mampu melihatnya. Sehingga rupa pun menjadi tiada. Tetapi bisikan kata-kata selalu dirasakan aku lirik merangkai hatinya untuk meyakini bahwa ia memang tengah mencintai kekasihnya dan kasih itu berbalas. Pada bait kelima, aku lirik menjelaskan bahwa kekasihnya itu telah menjadi terbakar api cemburu oleh kelakuan aku lirik, yaitu ketika aku lirik meningglkan kekasihnya, sebelum ia melakoni “pulang kembali”nya. Hal ini, menurut aku lirik, mengakibatkan sang kekasih menjadi ganas. Aku lirik melihat bahwa kekasihnya hanya ingin cintanya tak berbagi ke lain hati. Kekasih aku lirik ingin memiliki aku lirik sepenuhnya. Kata mangsa ini menandakan pemaksaan kekasihnya tersebut. Bait keenam menunjukkan kepasrahan aku lirik karena telah “dimangsa” oleh “cakar” kekasihnya. Ia menjadi nanar dan gila sasar. Tak tahu hendak ke mana. Ia telah buta arah. Dalam bahasa Sasak, biasa dikatakan kebebeng. Karena, biar bagaimanapun, ia menyadari bahwa ia akan berulang (kembali) lagi kepada kekasihnya. ditandaskan lagi, cinta yang diberikan kekasihnya diibaratkan Serupa dara di balik tirai yang seakan-akan pelik menusuk ingin, benar-benar membuat penasaran dan ingin tahu. Pada bait terakhir merupakan puncak pertemuan aku lirik dengan kekasihnya. ternyata aku lirik mendapatkan bahwa kasih yang diberikan kekasihnya itu sunyi. Sepi, karena ia hanya menunggu seorang diri. Itu dirasakan aku lirik setelah waktu bukan lagi menjadi haknya. Dan matahari
49
bukan lagi menjadi kawannya. Saat aku lirik melakukan “pulang kembali”nya itu, yaitu ketika aku lirik mengalami kematian. Adapun analisis puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah berdasarkan batin puisi adalah sebagai berikut: a. Tema Jika dilihat dari isi puisi yang tercantum dalam setiap baitnya puisi tersebut bertemakan ketuhanan dancinta. Akan tetapi dalam puisi tersebut bukan menggambarkan perasaan cinta saja, melainkan puisi tersebut juga menggambarkan kasih sayang serta kesetiaan, kesabaran, Habis kikis Segala cintaku hilang terbang Pulang kembali aku padamu Seperti dahulu Kaulah kandil kemerlap Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu Penyair puisi (Amir Hamzah) sudah berhasil menggambarkan sebuah penantian terhadap seseorang yang pernah menjadi kekasihnya dan berharap untuk kembali lagi padanya. b. Nada dan Suasana Bait terakhir puisi
tersebut terkesan menyedihkan, karena
mempunyai makna tentang penantian dan kesetiaan terhadap kekesihnya yang pergi meninggalkan (engkau) hanya untuk mencari kekasihh baru. Meskipun demikian (si engkau) tetap berharap bahwa kekasihnya akan kembali kepadanya lagi. Kasihmu sunyi Menunggu seorang diri Lalu waktu – bukan giliranku Matahari– bukan kawanku c. Makna dan Rasa Gambaran makna dan rasa pada
puisi “Padamu Jua”, dapat
disimpulkan bahwa “aku” merasakan bahwa ia tidak dapat menghindar
50
dari kekasihnya, yakni Tuhannya. Bait tersebut menandakan bahwa cinta kekasih aku dalam puisi tersebut tidak kikis oleh masa dan hilang terbang kemana, melainkan menandakan bahwa cintanya tak dapat berubah, kata seperti dahulu menguatkan keteguhan cinta kekasih aku. Pulang kembali aku padamu menggambarkan bahwa “aku” tidak dapat menghindar dari kekasihnya. Sedangkan untuk bait kedua melukiskan bagaimana ketulusan cinta kasih yang diberikan kepada kekasihnya. d. Amanat Amanat yang terkandung dalam puisi “Padamu Jua” adalah bahwa cinta kepada sesama manusia dapat hilang dan sirna, sedangkan Tuhan adalah Sang Pencinta abadi terhadap semua makhluk-Nya. Untuk itu jangan pernah melupakan cinta kepada Tuhan. Adapun analisis puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah berdasarkan fisik puisi adalah sebagai berikut: a. Diksi (Pemilihan Kata) Diksi yang digunakan oleh penyair dalam “padamu jua” pada dasarnya mempunyai arti yang sedikit sulit untuk dipahami, misalnya pada bait keenam. Nanar aku gila sasar Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menusuk ingin Serupa dara di balik tirai Berdasarkan pemilihan kata yang digunakan dalam puisi di atas, karena ada beberapa pemilihan kata yang mempunyai makna asing misalnya kata nanar, gila sasar, padamu jua, pelik, dara dibalik tirai, sehingga diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian, sehingga kata-kata menjadi lebih konkret. b. Pencitraan Dalam bait puisi “Padamu Jua”,
pencitraan yang digunakan
pengarang berupa citra gerak (kinaesthetik image): segala cintaku hilang terbang/ pulang kembali aku padamu/ seperti dahulu: gerak itu ditandai dengan bunyi konsonan l diperkuat bunyi r, seolah tampak gerak burung
51
terbang yang mengiaskan cinta yang hilang, begitu pula tampak gerak si aku yang lunglai. Citra rabaan (tactile/thermal image) dan penglihatan yang merangsang indera dipergunakan dalam: Aku manusia/Rindu rasa/Rindu rupa (bait 4). Untuk merangsang pendengaran digunakan citra pendengaran (sound image) Suara sayup/ Hanya kata merangkai hati. Unsur-unsur ketatabahasaan dipergunakan dalam sajak ini untuk ekspresivitas, membuat hidup, dan liris karena kepadatan dan kesejajaran/keselarasan bunyi dan arti meski menyimpang dari kaidah kata bahasa formatif. c. Kata Konkret Puisi “Padamu Jua” banyak menggunakan kata-kata kiasan dan berkonotasi kebaikan (positif) seperti kandil, pelita, setia, dara. Selain itu juga di dalam puisi ini banyak mengunakan kata-kata berkonotasi keburukan (negatif) seperti kikis, sunyi, sasar, ganas. Kata-kata tersebutlah yang dapat membantu untuk menafsirkan isi dari puisi karya Amir Hamzah yang berjudul “Padamu Jua” ini. d. Bahasa Figuratif Puisi “Padamu Jua” terkesan menyedihkan, karena mempunyai makna tentang penantian dan kesetiaan terhadap kekesihnya yang pergi meninggalkan (engkau) hanya untuk mencari kekasih baru, meskipun demikian (si engkau) tetap berharap bahwa kekasihnya akan kembali kepadanya lagi. Kasihmu sunyi Menunggu seorang diri Lalu waktu – bukan giliranku Matahari – bukan kawanku Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah merupakan monolog si aku kepada kekasihnya. Tuhan dalam sajak ini diantropomorfkan, diwujudkan sebagai manusia, dikiaskan sebagai dara, sebagai kekasih, adalah salah satu cara untuk membuat pathos, yaitu menimbulkan simpati dan empati kepada pembaca sehingga ia bersatu mesra dengan obyeknya. Penggunaan citraan yang
52
berhubungan erat dengan bahasa kiasan, dalam sajak ini dipergunakan untuk membuat gambaran segar da hidup, dipergunakan secara sepenuhnya untuk memperjelas dan memperkaya makna, yaitu citraan yang berhasil menolong kita untuk merasakan apa yang dirasakan penyair terhadap obyek atau situasi yang dialami dengan tepat, hidup dan ekonomis. 2. Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar DOA Karya Chairil Anwar Tuhanku Dalam termenung Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh Caya-Mu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling Adapun analisis puisi “Doa” karya Chairil Anwar berdasarkan batin puisi adalah sebagai berikut: a. Tema Puisi “Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bermakna Ketuhanan. Kata `doa´ yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan Sang
53
Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Tuhanku, namaMu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan. Dari cara penyair memaparkan isi hatinya,
puisi ”Doa” sangat tepat bila
digolongkan pada aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya. Perhatikan kutipan larik berikut : (1) Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh (2) Aku hilang bentuk remuk (3) Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya denganTuhan. Kata `Tuhan´ yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan. b. Nada dan Suasana Nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi. Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi `Doa´tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Oleh karenanya, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah pengembaraan di negeri `asing´. c. Makna dan Rasa Makna yang ingin disampaikan pengarang dalam puisi tersebut adalah tentang seseorang yang sedang mengalami kesusahan yang mendalam dan dia merasa jauh dengan Tuhannya. Dia merasa Tuhan sudah tidak lagi sayang padanya karena tuhan membiarkan dia dalam kebingungan bak mengembara ke negeri asing. Tokoh aku mewakili
54
orang-orang yang hampir melupakan tuhannya karena alasan sesuatu. Dalam penyesalannya tokoh aku berpasrah pada Tuhannya. Hal itu membuktikan bahwa kita sebagai makhluk Tuhan tidak bisa lepas dari tuhan. Rasa susah yang mendalam dan penuh dengan kebingungan dirasakan oleh tokoh aku. Perasaan seperti itu ikut dirasakan oleh pembaca saat membaca puisi tersebut dan memahami makna yang ada di dalamnya. Makna dan rasa itu akan menyatu dalam hati dan memberikan pesan yang positif maupun negatif kepada pembaca. Itulah tujuan pengarang menghadirkan puisi semacam itu, agar kita selalu ingat pada Tuhan, karena sesungguhnya hidup ini diatur oleh-Nya. d. Amanat Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ´Doa´ ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan
pada
hakikatnya
hidup
kita
hanyalah
sebuah
´pengembaraan di negeri asing´ yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut: Tuhanku, Di Pintu-Mu Aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling Adapun analisis puisi “Doa” karya Chairil Anwar berdasarkan fisik puisi adalah sebagai berikut: a. Diksi (Pemilihan Kata) Untuk menghidupkan lukisan dan memberikan gambaran yang jelas sesuai dengan gagasan sesuai dengan gagasan yang ingin dikemukakan oleh penyair dalam puisi “Doa” banyak memanfaatkan kata konotatif disamping kata konkret. Kata konotatif mempunyai arti yang tidak langsung yang bersifat tambahan atau menimbulkan asosiasi tertentu. Kata konotatif sekaligus untik menciptakan bahasa kias.
55
pemanfaatan kata konotatif ataupun bahasa kias sengaja dilakukan untuk menyatakan sesuatu secara tidak langsung. Bait 1 dimanfaatkan bahasa kias berupa majas metafora untuk melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhan dalam berdoa, pada baris ketiga /Aku masih menyebut nama-mu/ “Aku” adalah wahana sedangkan “masih menyebut namamu” merupakan tenor (bagian pokok). Bait 2 majas hiperbola dimanfaatkan pada bait 2 dengan melukiskan sesuatu secara berlebihan. Hiperbola dimanfaatkan untuk menyangatkan arti guna menciptakan efek makna khusus, yaitu melukiskan bahwa dalam suasana yang gelap dan tenang penyair berdoa memuji tuhannya dengan penuh keikhlasan supaya doanya dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut dilukiskan pada bait ketiga dengan bentuk /Caya-Mu panas suci/ /Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi/. Bait 4 memanfaatkan majas hiperbola pada baris kedua /Aku hilang bentuk remuk/ yaitu melukiskan sesuatu yang berlebihan sehingga menimbulkan efek makna khusus. Bait
5
memanfaatkan
majas
metafora
yang melukiskan
bahwasanya penyair rela melakukan apa saja untuk mendapakan ridho dari Yang Maha Kuasa. /Aku mengembara di negeri asing/ merupakan majas
metafora,
membandingkan
sesuatau
tanpa
menggunakan
perbandingan. “Aku” adalah wahana sedangkan “mengembara di negeri asing” adalah tenor. Dalam hal ini hiperbola menyatakan kedekatannya antara penyair dengan Tuhan, rela mengembara kesebuah negeri asing yang sangat jauh demi mendekatkan diri pada Tuhannya yang dilukiskan dengan /Aku mengembara di negeri asing/. b. Pencitraan Dalam puisi “Doa” penyair memanfaatkan citraan untuk menghidupkan imaji pembaca melalui ungkapan yang tidak langsung. Pada bait 1 penyair memanfaatkan citraan visual dengan memanfaatkan
56
bahasa kias berupa majas metafora untuk melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhan, sehingga timbul keakraban, kekhusukan ketika merenung menyebut nama Tuhannya. c. Kata Konkret Dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa yang dilukiskanoleh penyair. Dalam puisi “Doa”, penyair: 1) Memilih kata “termangu”, untuk memperkonkret bahwa penyair sering ragu terhadap Tuhan 2) Memilih kata “tinggal kerlip lilin di kelam sunyi”, untuk memperkonkret bahwa penyair mengalami krisis iman. 3) Memilih kata “aku hilang / remuk”, untuk memperkonkret gambaran bahwa penyair telah dilumuri dosa-dosa. 4) Memilih kata ”Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling”, untuk memperkonkret bahwa tekad penyair yang bulat untuk kembali ke jalan Tuhan. d. Bahasa Figuratif 1) Majas Majas yang digunakan dalam puisi “Doa” a) Metafora “kepada pemeluk teguh” “aku mengembara di negeri asing” b) Hiperbola “Aku hilang bentuk remuk” c) Personifikasi “Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi” 2) Perlambangan Selain majas puisi juga memerlukan perlambangan. Penyair merasa bahwa kata-kata dari kehidupan sehari-hari belum cukup untuk mengungkapkanmakna yang hendak disampaikan kepada pembaca. Perlambangan yang terdapat dalam puisi “Doa” :
57
a) Lambang benda Perlambangan dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk nama benda untuk menggantikan sesuatu yang ingin diucapkan penyair. Adapun dalam puisi “Doa” penyair melambangkannya dengan: Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi, Aku mengembara di negeri asing, dan di Pintu-Mu aku mengetuk. b) Lambang suasana Suatu suasana dapat dilambangkan pula dengan suasana lain yang dipandang lebih konkret. Adapun penyair dalam puisi “Doa” melambangkan suasana sedih digunakan lambang “Biar susah sungguh, Mengingat Kau penuh seluruh”. Selain itu penyair juga melambangkan suasana sepi digunakan lambang: “Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi” Adapun analisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut: a. Persamaannya Puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar, keduanya banyak menggunakan kata ungkapan dan majas pada diksi, bahasa figuratif, dan kata konkret. Selain itu kedua puisi tersebut digolongkan kepada puisi modern berjenis himne dan bertemakan kegundahan hati terhadap Tuhan. b. Perbedaannya Susunan bait pada puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah didominasi oleh 4 (empat) bait, sedangkan pada puisi “Doa” karya Chairil Anwar baitnya tidak tersusun secara beraturan.
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Analisis Data Hasil Angket Angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang penulis sebarkan kepada responden sebanyak 15 item soal dengan 5 opsi jawaban. Hasil angket yang telah disebarkan selanjutnya dianalisis dengan
58
menggunakan tabulasi dalam bentuk persentase antara 0% - 100%. Adapun pedoman persentasenya adalah sebagai berikut:
1% -
0%
= tidak seorang pun
5%
= hampir tidak ada
6% - 25% 26% - 49% 50%
= sebagian kecil = hampir setengahnya = setengahnya
51% - 75%
= lebih dari setengahnya
76% - 95%
= sebagian besar
96% - 99%
= hampir seluruhnya
100% = seluruhnya Adapun hasil angket yang disebarkan kepada responden berserta analisis setiap butirnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
TABEL 4 KESENANGAN SISWA TERHADAP PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Alternatif Jawaban
No 1
Frekuensi
Persentase
a. Ya
22
62,86%
b. Tidak
2
5,71%
c. Sedikit
9
25,71%
d. Kadang-kadang
2
5,71%
e. …………………….
-
-
35
100 %
JUMLAH
59
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 22 siswa atau sebesar 62,86% menyenangi pelajaran Bahasa Indonesia. Sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71% menyatakan tidak menyenangi pelajaran Bahasa Indonesia, sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71% menyatakan menyenangi sedikit terhadap pelajaran Bahasa Indonesia dan sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71% menyatakan kadang-kadang senang terhadap pelajaran Bahasa Indonesia. Data di atas dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang menyenangi pelajaranBahasa Indonesia.
TABEL 5 POKOK BAHASAN YANG DISUKAI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
No 2
Alternatif Jawaban a. Membaca
Frekuensi
Persentase
7
20,00%
b. Menulis
8
22,86%
c. Menyimak
11
31,43%
d. Sastra
9
25,71%
e. …………………….
-
-
35
100 %
JUMLAH
Berdasarkan angket yang diajukan tentang pokok bahasan yang disenangi siswa dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, sebanyak 7 siswa atau sebesar 20,00% menyatakan menyenangi pokok bahasan membaca, sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86% menyatakan menyenangi pokok bahasan menulis, sebanyak 11 siswa atau sebesar 31,43% menyenangi pokok bahasan menyimak, dan sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71%. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa Kelas X
60
SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang bervariasi dalam menyenangi pokok bahasan dalam pelajaran Bahasa Indonesia. TABEL 6 JENIS KARYA SASTRA YANG DISUKAI SISWA
No 3
Alternatif Jawaban a. Cerpen
Frekuensi
Persentase
7
20,00%
b. Puisi
11
31,43%
c. Drama
6
17,14%
d. Novel
11
31,43%
-
-
35
100 %
e. ………………… JUMLAH
Terkait dengan jenis karya sastra yang disukai siswa, berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 7 siswa atau sebesar 20,00% menyatakan menyukai jenis karya sastra dalam bentuk cerpen, sebanyak 11 siswa atau sebesar 31,43% menyatakan menyukai jenis karya sastra dalam bentuk puisi, sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14% menyatakan menyukai jenis karya sastra dalam bentuk drama, dan sisanya sebanyak 11 siswa atau sebesar 31,43% menyatakan menyukai jenis karya sastra dalam bentuk novel. Berdasarkan data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kesukaan siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang terhadap jenis karya sastra bervariasi. TABEL 7 JENIS PUISI YANG DISUKAI DAN DIMINATI SISWA
No 4
Alternatif Jawaban a. Pantun b. Balada
Frekuensi
Persentase
21
60,00%
9
25,71%
61
c. Syair
5
14,29%
d. Soneta
-
-
e. …………………
-
-
35
100 %
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas, berhubngan dengan jenis puisi yang disukai siswa diperoleh data bahwa sebanyak 21 siswa atau sebesar 60,00% menyukai pantun, sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71% menyukai balada dan sisanya sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29% menyukai konkret. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang memilih pantun sebagai jenis puisi yang paling merekai sukai. TABEL 8 BUKU PUISI YANG DIMILIKI SISWA
No 5
Alternatif Jawaban a. Ya, milik sendiri
Frekuensi
Persentase
3
8,57%
b. Ya, milik sekolah
10
28,57%
c. Ya, pinjam dari teman
2
5,71%
d. Tidak
20
57,14%
-
-
35
100 %
e. ………………… JUMLAH
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,57% memiliki sendiri buku sumber tentang puisi, sebanyak 10 siswa atau sebesar 28,57% meminjam buku sumber tentang puisi dari perpustakaan sekolah, sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71% meminjam buku sumber tentang puisi dari teman, dan sebanyak 20 siswa atau sebesar 57,14% tidak memiliki buku sumber tentang puisi. Berdasarkan data di atas dapat
62
disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang tidak memiliki buku sumber tentang puisi.
TABEL 9 MENGGUNAKAN PENDEKATAN ATAU METODE DALAM MEMAHAMI PUISI Alternatif Jawaban
No 6
Frekuensi
Persentase
a. Ya
7
20,00%
b. Tidak
12
34,29%
c. Sering
8
22,86%
d. Kadang-kadang
8
22,86%
e. …………………….
-
-
35
100 %
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 7 siswa atau sebesar 20,00% menggunakan pendekatan atau metode dalam memahami puisi. Sebanyak 12 siswa atau sebesar 34,291% menyatakan tidak menggunakan pendekatan atau metode dalam memahami puisi, sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86% menyatakan sering menggunakan pendekatan atau metode dalam memahami puisi dan sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86% menyatakan kadang-kadang menggunakan pendekatan atau metode dalam memahami puisi. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang yang menggunakan pendekatan atau metode dalam memahami puisi. TABEL 10 PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM MEMAHAMI PUISI No 7
Alternatif Jawaban a. Parafrase b. Intertekstual
Frekuensi
Persentase
9
25,71%
12
34,29%
63
c. Ekspresif
7
20,00%
d. Mimetik
7
20,00%
e. …………………….
-
-
35
100 %
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71% menggunakan pendekatan parafrase dalam memahami puisi. Sebanyak 12 siswa atau sebesar 34,29% menggunakan pendekatan intertekstual dalam memahami puisi, sebanyak 7 siswa atau sebesar 20,00% menyatakan menggunakan pendekatan semiotik dalam memahami puisi dan sebanyak 7 siswa atau sebesar 20,00% menyatakan menggunakan pendekatan struktural dalam memahami puisi. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memahami puisi, siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang menggunakan pendekatan yang berbedabeda. TABEL 11 MEMBACA PUISI PADAMU JUA KARYA AMIR HAMZAH DAN PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR
No 8
Alternatif Jawaban a. Sedikit
Frekuensi
Persentase
9
25,71%
b. Tidak Pernah
8
22,86%
c. Sering
6
17,14%
d. Pernah
12
34,29%
-
-
35
100 %
e. ……………………. JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71% hanya sedikit membaca puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar. Sebanyak 8 siswa atau sebesar
64
22,86% tidak pernah membaca puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar, sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14% serring membaca puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar, dan sisanya sebanyak 12 siswa atau sebesar 34,29% pernah membaca puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puis Doa karya Chairil Anwar. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang yang pernah membaca puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puis Doa karya Chairil Anwar. TABEL 12 PENDEKATAN INTERTEKSTUAL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGANALISIS PUISI
No 9
Alternatif Jawaban a. Sukar
Frekuensi
Persentase
14
40,00%
b. Mudah
4
11,43%
c. Biasa-biasa saja
7
20,00%
d. Sedang-sedang saja
10
28,57%
e. …………………….
-
-
35
100 %
JUMLAH
Terkait dengan pendapat siswa tentang pendekatan intertekstual yang digunakan untuk menganalisis puisi, berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 14 siswa atau sebesar 40,00% menyatakan sukar untuk menganalisis puisi melalui pendekatan intertekstual, sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,43% menyatakan mudah untuk menganalisis puisi melalui pendekatan intertekstual, sebanyak 7 siswa atau sebesar 20,00% menyatakan biasa-biasa saja untuk menganalisis puisi melalui pendekatan intertekstual, dan sisanya sebanyak 10 siswa atau sebesar 28,57% menyatakan sedangsedang saja untuk menganalisis puisi melalui pendekatan intertekstual.
65
Berdasarkan data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang
yang
menganggap mudah dalam menganalisis puisi melalui pendekatan intertekstual. TABEL 13 KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI PUISI PADAMU JUA DAN PUISI DOA No 10
Alternatif Jawaban a. Tidak
Frekuensi
Persentase
6
17,14%
b. Sedikit
9
25,71%
c. Ya
11
31,43%
d. Perlu Waktu
9
25,71%
e. …………………….
-
-
35
100 %
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14% siswa merasa tidak mendapat kesulitan dalam memahami puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar. Sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71% menyatakan bahwa mereka mengalami sedikit kesulitan dalam memahami puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar. Selain itu, sebanyak 11 siswa atau sebesar 31,43% mengalami kesulitan dalam memahami puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar, sedangkan sisanya sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71% menyatakan perlu waktu untuk memahami puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang yang tidak mengalami kesulitan dalam memahami puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar.
66
TABEL 14 KEMAMPUAN MEMAHAMI INTERTEKSTUAL PUISI DITINJAU DARI BATIN PUISI No 11
Alternatif Jawaban a. Tidak
Frekuensi
Persentase
10
28,57%
b. Sedikit
12
34,29%
c. Ya
5
14,29%
d. Perlu Waktu
8
22,86%
e. …………………….
-
-
35
100 %
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 10 siswa atau sebesar 28,57% siswa merasa tidak dapat memahami intertekstual puisi ditinjau dari batin puisi. Sebanyak 12 siswa atau sebesar 34,29% menyatakan bahwa mereka memiliki sedikit kemampuan dalam memahami intertekstual puisi ditinjau dari batin puisi. Selain itu, sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29% memiliki kemampuan dalam memahami intertekstual puisi ditinjau dari batin puisi, sedangkan sisanya sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86% menyatakan perlu waktu untuk memahami intertekstual puisi ditinjau dari batin puisi. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang rata-rata siswa belum dapat memahami intertekstual puisi ditinjau dari batin puisi. TABEL 15 YANG TERMASUK BATIN PUISI No 12
Alternatif Jawaban a. Amanat b. Sudut Penuturan
Frekuensi
Persentase
25
71,43%
4
11,43%
67
c. Pembaitan
4
11,43%
d. Persajakan
2
5,71%
e. …………………….
-
-
35
100 %
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 25 siswa atau sebesar 71,43% memilih “amanat” sebagai unsur batin puisi, sedangkan sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,43% memilih “sudut penuturan” sebagai unsur batin puisi. Selain itu, sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,43% memilih “pembaitan” sebagai unsur batin puisi, sedangkan siswanya sebesar 2 siswa atau sebesar 5,71% memilih “persajakan” sebagai unsur batin puisi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang . dapat mentukan dengan benar hal yang termasuk unsur batin puisi. TABEL 16 YANG TIDAK TERMASUK BATIN PUISI No 13
Alternatif Jawaban a. Tema
Frekuensi
Persentase
5
14,29%
b. Tipografi
20
57,14%
c. Rasa
8
22,86%
d. Nada
2
5,71%
e. …………………….
-
-
35
100 %
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29% memilih “tema” sebagai hal yang tidak termasuk unsur batin puisi, sedangkan sebanyak 20 siswa atau sebesar 57,14% memilih “tipografi” sebagai hal yang tidak termasuk unsur batin puisi. Selain itu, sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86% memilih “rasa” sebagai hal yang tidak termasuk unsur batin puisi, sedangkan siswanya sebesar 2 siswa atau sebesar 5,71% memilih “nada” sebagai hal yang tidak termasuk unsur batin
68
puisi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang
. dapat menentukan
dengan benar hal yang tidak termasuk unsur batin puisi.
TABEL 17 WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMAHAMI PUISI DENGAN PENDEKATAN INTERTEKSTUAL DITINJAU DARI BATIN PUISI
No 14
Alternatif Jawaban a. 1 x pertemuan
Frekuensi
Persentase
7
20,00%
b. 2 x pertemuan
9
25,71%
c. 3 x pertemuan
12
34,29%
d. 4 x pertemuan
7
20,00%
e. …………………….
-
-
35
100 %
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa sebanyak 7 siswa atau sebesar 20,00% memerlukan 1 x pertemuan untuk memahami puisi dengan pendekatan intertekstual ditinjau dari batin puisi, sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71% menyatakan bahwa mereka memerlukan 2 x pertemuan untuk memahami puisi dengan pendekatan intertekstual ditinjau dari batin puisi, sebanyak 12 siswa atau sebesar 34,29% menyatakan bahwa mereka memerlukan 3 x pertemuan untuk memahami puisi dengan pendekatan intertekstual ditinjau dari batin puisi, dan sisanya sebanyak 7 siswa atau sebesar 20,00% menyatakan bahwa mereka memerlukan 4 x pertemuan untuk memahami puisi dengan pendekatan intertekstual ditinjau dari batin puisi, Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang memerlukan waktu lebih dari 1 x pertemuan untuk memahami puisi dengan pendekatan intertekstual ditinjau dari batin puisi.
69
TABEL 18 KESUKAAN SISWA DALAM MEMPELAJARI PENDEKATAN INTERTEKSTUAL Alternatif Jawaban
No 15
Frekuensi
Persentase
a. Ya
5
14,29%
b. Tidak
10
28,57%
c. Mungkin
10
28,57%
d. Sedikit
10
28,57%
-
-
35
100 %
e. ……………………. JUMLAH
Terkait dengan jawaban siswa tentang kesukaan dalam mempelajari pendekatan intertekstual, diperoleh data bahwa sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29% menyatakan suka, sebanyak 10 siswa atau sebesar 25,57% menyatakan tidak suka, sebanyak 10 siswa atau sebesar 25,57% menyatakan mungkin suka, dan sisanya
sebanyak 10 siswa atau sebesar 25,57%
menyatakan sedikit suka. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang yang suka dalam mempelajari pendekatan intertekstual puisi. 2. Analisis Hasil Tes Data tentang kemampuan siswa dalam menganalisis intertekstual puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar diperoleh melalui tes yang diberikan kepada responden. Tes tersebut dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menganalisis intertekstual puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar. Hasil tes siswa diberi skor antara 1 – 4 dengan kriteria penskoran sebagai berikut:
70
1. Nilai 4, jika jawaban siswa sangat sesuai dan tepat, dan dinyatakan bahwa siswa sangat baik atau sangat mampu menganalisis intertekstual struktur batin puisi. 2. Nilai 3, jika jawaban siswa sesuai, dan dinyatakan bahwa siswa baik atau mampu menganalisis intertekstual struktur batin puisi. 3. Nilai 2, jika jawaban siswa hampir sesuai, dan dinyatakan bahwa siswa cukup baik atau cukup mampu menganalisis intertekstual struktur batin puisi. 4. Nilai 1, jika jawaban siswa kurang sesuai, dan dinyatakan bahwa siswa kurang baik atau kurang mampu menganalisis intertekstual struktur batin puisi. Adapun hasil tes yang disebarkan kepada responden berserta analisis hasil tes setiap butirnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
TABEL 19 KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGANALISIS UNSUR FISIK PUISI “PADAMU JUA” KARYA AMIR HAMZAH Skor
Frekuensi
Persentase
4
12
34,29%
3
9
25,71%
2
8
22,86%
1
6
17,14%
Tabel di atas memperlihatkan bahwa sebanyak 12 siswa atau sebesar 34,29% siswa memberikan jawaban sangat sesuai dan tepat dalam menganalisis unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71% siswa memberikan jawaban sesuai dalam dalam menganalisis unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86% siswa memberikan jawaban hampir sesuai dalam dalam menganalisis unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah, dan sisanya sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14% siswa
71
memberikan jawaban kurang sesuai dalam dalam menganalisis unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu dalam menganalisis unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. TABEL 20 KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGANALISIS UNSUR BATIN PUISI “PADAMU JUA” KARYA AMIR HAMZAH Skor
Frekuensi
Persentase
4
14
40,00%
3
8
22,86%
2
6
17,14%
1
7
20,00%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 14 siswa atau sebesar 40,00% siswa memberikan jawaban sangat sesuai dan tepat dalam dalam menganalisis unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86% siswa memberikan jawaban sesuai dalam dalam menganalisis unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14% siswa memberikan jawaban hampir sesuai dalam dalam menganalisis unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah, dan sisanya sebanyak 7 siswa atau sebesar 20,00% siswa memberikan jawaban kurang sesuai dalam dalam menganalisis unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu dalam menganalisis unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah.
72
TABEL 21 KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGANALISIS UNSUR FISIK PUISI “DOA” KARYA CHAIRIL ANWAR
Skor
Frekuensi
Persentase
4
16
45,71%
3
7
20,00%
2
6
17,14%
1
6
17,14%
Tabel di atas memberikan informasi bahwa sebanyak 16 siswa atau sebesar 45,71% siswa memberikan jawaban sangat sesuai dan tepat dalam menganalisis unsur fisik puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Sebanyak 7 siswa atau sebesar 20,00% siswa memberikan jawaban sesuai dalam menganalisis unsur fisik puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14% siswa memberikan jawaban hampir sesuai dalam menganalisis unsur fisik puisi “Doa” karya Chairil Anwar, dan sisanya sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14% siswa memberikan jawaban kurang sesuai dalam menganalisis unsur fisik puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu menganalisis unsur fisik puisi “Doa” karya Chairil Anwar. TABEL 22 KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGANALISIS UNSUR BATIN PUISI “DOA” KARYA CHAIRIL ANWAR Skor
Frekuensi
Persentase
4
22
62,86%
3
6
17,14%
2
4
11,43%
1
3
8,57%
73
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 22 siswa atau sebesar 62,86% siswa memberikan jawaban sangat sesuai dan tepat dalam menganalisis unsur batin puisi “Doa” karya Chairil Anwar. menyebutkan tema puisi Doa karya Chairil Anwar. Sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14% siswa memberikan jawaban sesuai dalam menganalisis unsur batin puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,43% siswa memberikan jawaban hampir sesuai dalam menganalisis unsur batin puisi “Doa” karya Chairil Anwar, dan sisanya sebanyak 4 siswa atau sebesar 8,57% siswa memberikan jawaban kurang sesuai dalam menganalisis unsur batin puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu menganalisis unsur batin puisi “Doa” karya Chairil Anwar. TABEL 23 KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGANALISIS HUBUNGAN INTERTEKSTUAL PUISI “PADAMU JUA” KARYA AMIR HAMZAH DAN PUISI “DOA” KARYA CHAIRIL ANWAR
Skor
Frekuensi
Persentase
4
19
54,29%
3
6
17,14%
2
5
14,29%
1
5
14,29%
Tabel di atas memperlihatkan bahwa sebanyak 19 siswa atau sebesar 54,29% siswa memberikan jawaban sangat sesuai dan tepat dalam menganalisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14% siswa memberikan jawaban sesuai dalam menganalisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29% siswa
74
memberikan jawaban hampir sesuai dalam menganalisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar, dan sisanya sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29% siswa memberikan jawaban kurang sesuai dalam menganalisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu menganalisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar.
D. Pembahasan Hasil Penelitian 2. Pembahasan Hasil Angket Berdasarkan paparan data hasil angket yang disebarkan kepada responden, maka rangkuman tanggapan responden terhadap angket yang telah disebarkan dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL 27 RANGKUMAN JAWABAN HASIL ANGKET SISWA
No
Soal
1
Apakah anda menyenangi pelajaran Bahasa Indonesia?
2
Apakah pokok bahasan yang Anda sukai dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia?
3
Dalam pembahasan sastra, jenis karya sastra apakah yang disukai dan diminati?
4
Jenis puisi apakah yang anda sukai dan minati ?
Alternatif Jawaban
F
%
a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. a. b.
22 2 9 2 7 8 11 9 7 11 6 11 21 9
62,86% 5,71% 25,71% 5,71% 20,00% 22,86% 31,43% 25,71% 20,00% 31,43% 17,14% 31,43% 60,00% 25,71%
Ya Tidak Sedikit Kadang-kadang ………… Membaca Menulis Menyimak Sastra ………… Cerpen Puisi Drama Novel ………… Pantun Balada
75
5
Apakah anda mempunyai buku sumber tentang puisi?
6
Dalam memahami puisi apakah anda menggunakan sebuah pendekatan atau metode?
7
Dalam memahami sebuah puisi metode atau pendekatan apakah yang anda pernah pakai?
8
Apakah Anda pernah membaca Puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar? Bagaimanakah pendapat anda tentang pendekatan intertekstual yang digunakan untuk menganalisis puisi?
9
10
11
Apakah anda kesulitan dalam memahami Puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar? Dapatkah anda memahami intertekstual puisi ditinjau dari batin puisi?
12
Menurut termasuk adalah .....
anda batin
yang puisi
13
Menurut anda yang tidak
c. d. e. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. a.
Syair Soneta ………… Ya, milik sendiri Ya, milik sekolah Ya, pinjam dari teman Tidak ………… Ya Tidak Sering Kadang-kadang ………… Parafrase Intertekstual Ekspresif Mimetik ………… Sedikit Tidak Pernah Sering Pernah ………… Sukar Mudah Biasa-biasa saja Sedang-sedang saja ………… Tidak Sedikit Ya Perlu Waktu ………… Tidak Sedikit Ya Perlu Waktu ………… Amanat Sudut Penuturan Pembaitan Persajakan ………… Tema
5 3 10 2
14,29% 8,57% 28,57% 5,71%
20 7 12 8 8 9 12 7 7 9 8 6 12 14 4 7 10
57,14% 20,00% 34,29% 22,86% 22,86% 25,71% 34,29% 20,00% 20,00% 25,71% 22,86% 17,14% 34,29% 40,00% 11,43% 20,00% 28,57%
6 9 11 9 10 12 5 8 25 4 4 2 5
17,14% 25,71% 31,43% 25,71% 28,57% 34,29% 14,29% 22,86% 71,43% 11,43% 11,43% 5,71% 14,29%
76
termasuk adalah.....
14
15
batin
puisi
b. Tipografi 20 57,14% c. Rasa 8 22,86% d. Nada 2 5,71% e. ………… Berapa waktu yang a. 1 x pertemuan 7 20,00% dibutuhkan untuk b. 2 x pertemuan 9 25,71% memahami puisi dengan c. 3 x pertemuan 12 34,29% pendekatan intertekstual d. 4 x pertemuan 7 20,00% ditinjau dari batin puisi? e. ………… Apakah anda suka a. Ya 5 14,29% mempelajari pendekatan b. Tidak 10 28,57% intertekstual? c. Mungkin 10 28,57% d. Sedikit 10 28,57% e. ………… Berdasarkan data hasil angket dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa Kelas X SMA YUPPENTEK Legok Kabupaten Tangerang menyenangi pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan 22 siswa atau sebesar 62,86% yang menjawab menyenangi pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan yang tidak menyenangi hanya 2 siswa atau sebesar 5,71%, dan sisanya biasa-biasa saja. Sedangkan pokok bahasan yang disenangi oleh kebanyakan siswa adalah menyimak, dan jenis sastra yang banyak disukai siswa adalah puisi dan novel yang masing-masing dipilih oleh 11 orang atau sebesar 31,43%. Jenis puisi yang banyak disukai oleh siswa adalah pantun, dan dalam memahmi puisi kebanyakan siswa menggunakan metode intertekstual. Sedangkan dalam hal kemampuan siswa untuk memahami puisi mereka masih banyak mendapatkan kesulitan. Namun demikian, kebanyakan siswa sudah mampu menentukan unsur-unsur yang termasuk dalam kategori batin puisi dan yang tidak. 3. Pembahasan Hasil Tes Berdasarkan paparan data hasil tes yang mengukur kemampuan siswa dalam menganalisis intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar pada siswa Kelas X SMA YUPPENTEK Legok Kabupaten Tangerang dapat disajikan pada tabel berikut:
77
TABEL 28 SKOR PEROLEHAN HASIL TES SISWA No
Soal
1
Kemampuan siswa dalam menganalisis unsur fisik puisi "Padamu Jua" karya Amir Hamzah
2
Kemampuan siswa dalam menganalisis unsur batin puisi "Padamu Jua" karya Amir Hamzah
3
Kemampuan siswa dalam menganalisis unsur fisik puisi "Doa" karya Chairil Anwar
4
Kemampuan siswa dalam menganalisis unsur batin puisi "Doa" karya Chairil Anwar
5
Kemampuan siswa dalam menganalisis hubungan intertekstual puisi "Padamu Jua" karya Amir Hamzah dan puisi "Doa" karya Chairil Anwar
Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Frekuensi 12 9 8 6 14 8 6 7 16 7 6 6 22 6 4 3 19 6 5 5
Persentase 34,29 % 60,00 % 25,71 % 22,86 % 40,00 % 17,14 % 40,00 % 62,86 % 22,86 % 17,14 % 37,14 % 20,00 % 45,71 % 65,71 % 20,00 % 17,14 % 34,29 % 17,14 % 62,86 % 80,00 % 17,14 % 11,43 % 20,00 % 8,57 % 54,29 % 71,43 % 17,14 % 14,29 % 28,57 % 14,29 %
Kesimpulan Lebih dari setengah siswa mampu Sebagian besar mampu
Sebagian besar mampu
Sebagian besar mampu
Sebagian besar mampu
Berdasarkan tabel di atas dapatlah diuraikan bahwa dalam hal menganalisis unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah, sebanyak 21 siswa atau sebesar 60,00% atau lebih dari setengah siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu menganalisis unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Dalam hal kemampuan siswa menganalisis unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah, diperoleh data sebanyak 22 siswa (62,86%) atau sebagian besar siswa telah mampu menganalisis unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Selain itu, dalam hal kemampuan siswa menganalisis unsur fisik puisi “Doa” karya Chairil Anwar, diperoleh data sebanyak 23 (65,71%) atau sebagian besar siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu menganalisis unsur fisik puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Sedangkan dalam hal kemampuan siswa menganalisis unsur batin puisi “Doa” karya Chairil Anwar, diperoleh data bahwa sebanyak 28 siswa
78
(80,00%) atau sebagian besar siswa telah mampu menganalisis unsur batin puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Dalam hal kemampuan siswa menganalisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar, diperoleh data sebanyak 25 siswa atau sebesar 71,43% siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu menganalisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar.
79
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Setelah dilakukan analisis data, dapat ditarik simpulan terhadap penelitian yang berjudul : “Kemampuan Siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dalam Menganalisis Intertekstual Puisi “Padamu Jua” Karya Amir Hamzah dan Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar”. Berdasarkan hasil tes diperoleh data bahwa dalam hal menganalisis unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah, sebanyak 21 siswa atau sebesar 60,00% atau lebih dari setengah siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu menganalisis unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Dalam hal kemampuan siswa menganalisis unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah, diperoleh data sebanyak 22 siswa (62,86%) atau sebagian besar siswa telah mampu menganalisis unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Selain itu, dalam hal kemampuan siswa menganalisis unsur fisik puisi “Doa” karya Chairil Anwar, diperoleh data sebanyak 23 (65,71%) atau sebagian besar siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu menganalisis unsur fisik puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Sedangkan dalam hal kemampuan siswa menganalisis unsur batin puisi “Doa” karya Chairil Anwar, diperoleh data bahwa sebanyak 28 siswa (80,00%) atau sebagian besar siswa telah mampu menganalisis unsur batin puisi “Doa” karya Chairil Anwar. Dalam hal kemampuan siswa menganalisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar, diperoleh data sebanyak 25 siswa atau sebesar 71,43% siswa Kelas X SMA YUPPENTEK 3 Legok Tangerang dianggap mampu menganalisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar.
79
80
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Bahasa Indonesia Hendaknya guru Bahasa Indonesia lebih intent dalam memperkenalkan sastra, khususnya puisi kepada para siswa, agar siswa memiliki kecenderungan, minat dan motivasi untuk mengkaji lebih dalam tentang sastra. Selain itu, upaya untuk memperkenalkan intertekstual struktur puisi kepada siswa juga harus diupayakan agar siswa mampu memahami isi kandungan puisi sekaligus mengambil pelajaran dari puisi tersebut. 2. Bagi Siswa Siswa hendaknya selalu berusaha untuk melatih diri melakukan analisis terhadap batin puisi agar kemampuan analisisnya dapat berkembang lebih baik. 3. Bagi Pihak Sekolah Pihak sekolah hendaknya lebih mengembangkan profesionalisme guru melalui berbagai kegiatan yang dapat menambah wawasan dan kemampuan mereka. Selain itu, sekolah juga harus mampu melengkapi berbagai kebutuhan guru dan siswa dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran dapat memberikan hasil yang optimal.
81
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Statistik, Jakarta: Bina Aksara, 2002 Bisri, Cik Hasan, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi, Jakarta: Rajawali Pers, 2003 Burhan, Nuergiantoro, Teori Pengkajian Fiksi. Jogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010. Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pengembangan Materi PembelaranDit PSMA. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2008 Fananie, Zainuddin, Telaah Sastra, Jakarta: Muhamadiyah University Press, cet-3, 2001 Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2001 Jacob, Sumarjo. Masyarakat Indonesia dan Sastranya. Yogyakarta: Nurcahaya, 1979 Moody. The Teaching of Literature. London: Longman Group Ltd., 1971 Nazir, Moch., Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008 Pradopo, Joko Rachmat, Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2009. --------------------. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007 Purba, Antilan, Sastra Indonesia Konteporer, Surabaya: Graha Ilmu, 2000 Putrawan, I Made, Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 2000 Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004 Semi, M. Atar, Anatomi Sastra, Padang : Angkasa Raya, cetakan ke 2, 2000 Sudjana, Nana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2006
81
82
Tarigan, Hendry Guntur, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa, 1993 Umar, Junusnanie. Mitos dan Komunikasi. Jakarta: Sinar Harapan, 1981 Waluyo, Herman J., Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga, 1981
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS
: SMA YUPPENTEK 3 LEGOK : Bahasa Indonesia :X
A. STANDAR KOMPETENSI : Berbicara : 14. Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi
B. KOMPETENSI DASAR : 14.1 Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi
C. MATERI PEMBELAJARAN : Puisi : gambaran penginderaan gambaran perasaan gambaran pikiran penggambaran imajinasi maksud puisi
D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI : Indikator Pencapaian Kompetensi 1 Mendiskusikan isi puisi (gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi) 2 Mendiskusikan maksud/ makna puisi
No
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Bersahabat/ komunikatif Kreatif
Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif Kepemimpinan Keorisinilan
E. TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa dapat: Mendiskusikan isi puisi (gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi) Mendiskusikan maksud/ makna puisi
F. METODE PEMBELAJARAN : Penugasan Diskusi Tanya Jawab Ceramah Demonstrasi G. STRATEGI PEMBELAJARAN Tatap Muka Membahas isi puisi
Terstruktur
Mandiri
isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi
SiswaMendiskusikan isi puisi (gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi).
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN : No. 1.
2.
3.
Kegiatan Belajar
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Bersahabat/ komunikatif
Kegiatan Awal : Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti : Kreatif Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : Menjelaskan isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi Membaca puisi Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, Mendiskusikan isi puisi (gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi) Melaporkan hasil diskusi Menanggapi isi laporan diskusi Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Kegiatan Akhir : Bersahabat/ komunikatif Refleksi
Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
I. ALOKASI WAKTU : 4 x 40 menit
J. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN : Buku kumpulan puisi: Bangsat, Darmanto Jt Buku panduan yang terkait
K. PENILAIAN : Jenis Tagihan: tugas individu ulangan Bentuk Instrumen: uraian bebas pilihan ganda jawaban singkat
Tangerang, Juli 2014 Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Peneliti
ACHMAD BASRI, S.Sos.
TITIN NURYATIN
Lampiran 2 ANGKET SISWA
Nama
: .....................................................
Kelas
: .....................................................
Nama Sekolah
: .....................................................
========================================================== PETUNJUK PENGISIAN 1. Tulislah nama, kelas dan nama sekolah pada tempat yang disediakan ! 2. Jawablah semua pertanyaan dengan sejujur-jujurnya dan hasil jawaban anda tidak berpengaruh pada nilai anda ! 3. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban (a, b, c, d atau e) sebagai pilihan jawaban yang kamu anggap paling benar ! ========================================================== 1. Apakah anda menyenangi pelajaran Bahasa Indonesia ? a. Ya b. Tidak c. Sedikit d. Kadang-kadang e. ……………………. 2. Apakah pokok bahasan yang Anda sukai dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia ? a. Membaca b. Menulis c. Menyimak d. Sastra e. ……………………. 3. Dalam pembahasan sastra, jenis karya sastra apakah yang disukai dan diminati ? a. Cerpen b. Puisi c. Drama d. Novel e. …………………
4. Jenis puisi apakah yang anda sukai dan minati ? a. Pantun b. Balada c. Syair d. Soneta e. ………………… 5. Apakah anda mempunyai buku sumber tentang puisi ? a. Ya, milik sendiri b. Ya, milik sekolah (perpustakaan) c. Ya, pinjam dari teman d. Tidak e. ………………… 6. Dalam memahami puisi apakah anda menggunakan sebuah pendekatan atau metode ? a. Ya b. Tidak c. Sering d. Kadang-kadang e. ……………………. 7. Dalam memahami sebuah puisi metode atau pendekatan apakah yang anda pernah pakai ? a. Parafrase b. Intertekstual c. Ekspresif d. Mimetik e. ……………………. 8. Apakah Anda pernah membaca Puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar ? a. Sedikit b. Tidak Pernah c. Sering d. Pernah e. …………………….
9. Bagaimanakah pendapat anda tentang pendekatan intertekstual yang digunakan untuk menganalisis puisi ? a. Sukar b. Mudah c. Biasa-biasa saja d. Sedang-sedang saja e. ……………………. 10. Apakah anda kesulitan dalam memahami Puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dan puisi Doa karya Chairil Anwar ? a. Tidak b. Sedikit c. Ya d. Perlu Waktu e. ……………………. 11. Dapatkah anda memahami intertekstual struktur puisi ditinjau dari batin puisi ? a. Tidak b. Sedikit c. Ya d. Perlu Waktu e. ……………………. 12. Menurut anda yang termasuk batin puisi adalah ..... a. Amanat b. Sudut Penuturan c. Pembaitan d. Persajakan e. ……………………. 13. Menurut anda yang tidak termasuk batin puisi adalah..... a. tema b. tipografi c. Rasa d. nada e. …………………….
14. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk memahami puisi dengan pendekatan intertekstual ditinjau dari batin puisi ? a. 1 x pertemuan b. 2 x pertemuan c. 3 x pertemuan d. 4 x pertemuan e. ……………………. 15. Apakah anda suka mempelajari pendekatan intertekstual ? a. Ya b. Tidak c. Mungkin d. Sedikit e. …………………….
Lampiran 3 TES HASIL BELAJAR
Nama
: .....................................................
Kelas
: .....................................................
Nama Sekolah
: .....................................................
========================================================== PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah puisi di bawah ini dengan cermat 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas ! ========================================================== PADAMU JUA Karya : Amir Hamzah Habis kikis Segala cintaku hilang terbang Pulang kembali aku padamu Seperti dahulu Kaulah kandil kemerlap Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu Satu kekasihku Aku manusia Punya rasa Rindu rupa Di mana engkau Rupa tiada Suara sayup Hanya kata merangkai hati Engkau cemburu Engkau ganas Mangsa aku dalam cakarmu Bertukar tangkap dengan lepas Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menusuk ingin Serupa dara di balik tirai Kasihmu sunyi Menunggu seorang diri Lalu waktu – bukan giliranku Matahari – bukan kawanku DOA Karya: Caairil Anwar Tuhanku Dalam termenung Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh Caya-Mu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling ==========================================================
SOAL : 1. Bagaimana unsur fisik puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah ? Jelaskan ! 2. Bagaimana unsur batin puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah ? Jelaskan berdasarkan tema, rasa (feeling), nada dan amanat ! 3. Bagaimana unsur fisik puisi “Doa” karya Chairil Anwar ? Jelaskan ! 4. Bagaimana unsur batin puisi “Doa” karya Chairil Anwar ? Jelaskan berdasarkan tema, rasa (feeling), nada dan amanat ! 5. Bagaimana hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar ?
F
Lampiran2 ANGKET SISWA
.(r+'lr* fo6ot"tA
Nama Kelas NarnaSekolah
... .. . . . '..i.-.r.................... j . 9un Yqren"tet Legoc .
..4........J...+.ri....r..........
PETUNJUK PENGISIAN 1. Tulislah nirmAkelasdan namasekolahpadatempatyangdisediakan! 2. Jawablahsemuapertanyaandengansejujur-jujurnyadanhasil jawabananda tidak berpengaruhpadanilai anda! 3. Berilahtandasilang(X) padasalatrsatujawaban(4 b, c, d ataue) sebagai
-r{3i"*"glr1g: =g41gI'"1---:-::: 1. ApakatrandamenyenangipelajaranBatrasaIndonesia? {' Ya b. Tidak c. Sedikit d. Kadang-kadang e.
Apakahpokok bahasanyang Anda sukaidalampembelajaranbahasadan sastralndonesia? L Membaca b. Menulis ,X. Menyimak d. Sastra e. a J.
sastr4jenis karya sastraapakahyang disukai dan Dalampembatrasan diminati? a. Cerpen K Puisi c. Drama d. Novel e.
t'
andasukaidanminati? 4. Jenispuisiapakahyang a. Pantun b. Balada c. Syair d. Soneta e. bukusumbertentangpuisi? Apakahandamernpunyai a. Ya,milift sendiri b. Ya,milik sekolah(perpustakaan) c. Ya,pinjamdariteman d. Tidak
e. sebuahpendekatan puisiapakatrandamenggrrnakan 6. Dalammemahami ? ataumetode a. Ya b. Tidak c. Sering d. Kadang-kadang e. apakahyanganda sebuahpuisimetodeataupendekatan 7 . Dalamme,mahami pemahpakai ? a. Parafrase b. Intertekstual c. Ekqpresif d. Mimetik e.
JuakaryaAmir 8. ApakahendryernahmembacaPuisiPadamu gamzandanpuisi Doa karyaChairilAnwar? a. Sedikit b-
Tidak Pernah
c. Sering d. Pernah e.
*
g.Bagaimanakahpendapatandatentangpendekataninterteksfualyang ? digunakanuntuk menganalisispuisi g Sukar b. Mudah saja c. Biasa-biasa saja d. Sedang-sedang e. Puisi PadamuJuakarya Amir 10.Apakahandakesulitandatammemahami ? Hamzahdanpuisi Doa karya Chaidl Anwar a. Tidak b. Sedikit c. Ya X. PerluWaktu e.
strukturpuisi ditinjau dari batin 11.Dapatkahandamematramiintertekstual puisi ? A Tidak b. Sedikit c. Ya d. PerluWaktu e. 12.Menurutandayang termasukbatin puisi adalah""' \ E Amanat 'b. SudutPenuturan c. Pembaitan d. Persajakan e. puisi adalah""' 13.Menurutandayangtidaktermasukbatin a. tema X
tipografi
c. Rasa d. nada e. t:
P ;,
14.Berapawaktu yang dibutuhkanuntuk memahamipuisi denganpendekatan intertekstualditinjau dari batin puisi ? a. I x pertemuan b. 2 x pertemuan F 3 x pertemuan d. 4 x pertemuan e. 15.Apakatrandasukamempelajaripendekatanintertekstual? a- Ya b. Tidak c. Mungkin p- Sedikit e.
d.
,r
Lampiran2
Nama Kelas Nama Sekolah :
PETUNJUK PENGISIA}I 1. TulislahrvlmAkelasdannamasekolahpadatempatyangdisediakan! 2. Jawablahsemuapertanyaandengansejujur-jujumyadanhasil jawabananda tidak berpengaruhpadanilai anda! 3. Berilatrtandasilang(X) padasalatrsatujawaban(4 b, c, d ataue) sebagai pilihan jawabanyangkamuanggappaling benar ! pelajaranBahasaIndonesia? l. Apakahandamenyenangi XYa b. Tidak c. Sedikit d. Kadang-kadang e. 2. Apakahpokok batrasanyang Anda sukaidalampembelajaranbahasadan sasta Indonesia? a- Membaca b. Menulis T\ Menyimak d. Sasha e. 3. Dalampembahasan sastr4jenis karya sastraapakahyang disukai dan diminati? a. Cerpen b Puisi c. Drama d. Novel e.
.v
4. Jenispuisiapakahyangandasukaidanminati? { Panmn b. Balada c. SYair d. Soneta e. bukusumbertentangpuisi ? 5. Apakahandamempunyai a. Ya,milik sendiri b. Ya,milik sekolah(perpustakaan) c. Ya, pinjamdariteman Tidak
v e.
sebuahpendekatan puisi apakahandamenggunakan 6. Dalammemahami ? ataumetode a- Ya X Tidak c. Soing d. Kadang-kadang e. apakahyanganda puisimetodeataupendekatan sebrrah 7 . Dalamme,mahanri pernahpakai? a- Farafrase /- krtertekstual c. Ekqpresif d. Mimetik e. JuakaryaAmir epakanandapernahmembacaPuisiPadamu Doa karyaChairilAnwar? Hamzandanpuisi a. Sdikit b. TidakPernah c. Sering F Pernah e.
ll
|*
g.Bagaimanakahpendapatandatentangpendekatanintertekstualyang puisi ? difunakanuntuk menganalisis a. b. c. y e.
Sukar Mudah saja Biasa-biasa saja Sedang-sedang
l0.ApakahandakesulitandalammemaharrriPuisiPadamuJuakaryaAmir Anwar ? Hartzah danpuisi Doa karyaChafuil a. Tidak b. Sedikit XYa d. PerluWaktu e. strukturpuisi ditinjau dari batin 11.Dapatkahandamematramiintertekstual puisi ? a- Tidak f- Sedikit c. Ya d. Perlu Waktu e. puisi adalah""' 12.Menunrt andayang termasukbatin * Amanat b. SudutPenuturan c. Pembaitan d. Persajakan e. puisi adalah""' 13.Menurut andayangtidak termasukbatin a. tema S. tipografi c. Rasa d. nada
dl
r l4.Berapawaktu yang dibutuhkanuntuk memahamipuisi denganpendekatan intertekstualditinjau dari batin puisi ? a. I x pertemuan b. 2 x pertemuan Y 3 x pertemuan d. 4 x pertemuan e.
15.Apakahandasukamempelajaripendekatanintertekstual? a- Ya b. Tidak c. Mungkin X Sedikit e.
{'
,f
Lampiran 2
Nama Kelas Nama Sekolah PETUNJT]K PENGTSIAN 1. Tulislah rutma,kelasdan namasekolahpadatempatyang disediakan! 2. Jawablahsemuapertanyaandengansejujur-jujurnyadanhasiljawabananda tidak berpengaruhpadanilai anda! 3. Berilahtandasilang(X) padasalahsatujawaban(4 b, c, d ataue) sebagai
.T_9:'"w_-:_:: _=Igi"**T
1. ApakatrandamenyenangipelajaranBahasaIndonesia? a- Ya b. Tidak X Sedikit d. Kadang-kadang e.
2. Apakahpokok bahasanyang Anda sukaidalampembelajaranbahasadan sasta Indonesia? a. Membaca b. Menulis c. Menyimak # Sasha e.
sastr4jenis karyasastraapakatryang disukai dan 3. Dalampembahasan diminati? a. Cerpen b. Puisi c. Drama Novel F e.
lst
4. Jenispuisiapakahyangandasukaidanminati? X Pantun b. Balada c. Syair d. Soneta e.
bukusumbertentangpuisi ? 5. Apakahandamempunyai a. Ya,milik sendiri (PerPustakaan) X Ya,milik sekolah c. Ya,pinjamdariteman d. Tidak sebuahpendekatan puisi apakahandamenggrrnakan 6. Dalammemahemi ? ataumetode a. Ya b. Tidak c. Sering I radang-kadang e. apakahyanganda sebuahpuisimetodeataupendekatan 7 . Dalammemahami pennahpakai ? '{ earafrase b. Intertekstual c. Ekspresif d. Mimetik e.
JuakaryaAmir 8. epakahendapernahmembacaPuisiPadamu Doa karyaChairilAnwar? Hamzahdanpuisi a. Sedikit b. TidakPernah c. Sering Pernah I
u
e.
v
intertekstualyang pendapatandatentangpendekatan g. Bagaimanakah puisi ? digunakanuntukmenganalisis Y Sukar b. Mudah saja c. Biasa-biasa saja d. Sedang-sedang e. l0.ApakatrandakesulitandalammemahamiPuisiPadamuJuakaryaAmir Anwar ? Hamzahdanpuisi Doa karya Chafuil a. Tidak K Sedikit c. Ya d. Perlu Waktu e.
strukturpuisi ditinjau dari batin 11.Dapatkahanclamemahamiintertekstual puisi ? a. Tidak F Sedikit c. Ya d. PerluWaktu e. puisi adalah""' 12.Menurut andayangtermasukbatin X Amanat b. Sud\*Penutran c. Pembaitan d. Persajakan
batin puisi adalah""' 13. Menurut anda yang tidak terma'suk a. tema y.
tipografi
c. Rasa d. nada e. f.
F tli t
14.Berapawaktu yang dibutuhkanuntuk memahamipuisi denganpendekatan intertekstualditinjau dari batin puisi ? a. I x pertemuan 6 2 x pertemuan c. 3 x pertemuan d. 4 x pertemuan e. 15.Apakahandasukamempelajaripendekatanintertekstual? a. Ya K Tidak c. Mungkin d. Sedikit e.
f
3 TEGOK SMAYUPPENTEK Tangerang JL.Raya STPINo.47DesaSerdangWetanKec,LegokKab.
JAWABAN
.,'M..$.qrg*...i......... [.:...hs.u.r.r:....[t.:*:....fp..rs..Pt:i..:i.k*gt...0t*?.::....ksy...4*s.-.lh
.,*rg..t..*......... ..........-[:*2...4...ns*tel.gds*..."e".S'::....9$g:i:h:s:..[gr.sn..kg,..? gts..9*?err.r.... .... .... .....$m...[**.r-: *lr"s.sl..F*.:nl.9grfh$n.:...1yy.T,. .Isc...getp....e..s*.. ...... .-1$g.. -ryt:..!e*e, ..ds...$ 6. vanc.rhh-n
d*..Wlzll.leks,. 9*vt -?tv..r"n:.:l ....'P.$.qgmg .hsrwsneher.'...n*vfisen ..brz.. -qn9l : Sa m:2!? nd: Hrftl* !$n:
.....kks$..kp.r.t,
?C"....nir:...ii..?e.r:.-[Hi]....9..slsF-...r.wrozssksn...k^o @t:rr*s::*fls: -&s*& $y* lgy-t*': l^g$t.:WIrv: f::lli. . I
,^
d.bhna
houta*tr
[iNIT: 2:[pr: &m s*lz.t-"d:m kdrHn llB{:r:.b--h:-slffil lhnr*h, a' tcpona'
k-\r: & *kI h |
..
l
r
*x9-i1 &*fq1:F:rgr1|*r Fr:rd$gn*:$sr Pvp!
f€;,c.[0rc.n , dcn Ypso,bavott.
NoAo,dun guas,.oodrlotr.rpurs .[orsaaurtu+"*.
tnmgcJif,k"'n
F
dan ro'qo' .....-c.,...lmfflg
g:*...?.?fu....p9t:i'r.u.:..9rh* . . l4"enn -dsn.. .y...-*.!*l..Anglrxkgn....&* ?...59 t
I
i.^if-*'ihruE: u"'il r-*hn. , t{e* r*iJ-*J* mnzh$":
d' ltnnana,t pt\a hotul hnanun.ldrdcrrpn klutus hah.
..?.: llpn h:.,.t..qg.Pi.. .1.. tnsIl.k.qr-ue..... * ri:l1..:lh:.sl, er.Dwet
d'..ssssel:e...sdr..t*u...ky:Hlr. , .............?ir.i...np...d,. e$net*t. : P::-?-gg:l $nzz:n:k:rk*tr:l &"er" . &-:H::Srl @ ?::-r:
n:nirmHr {"Y*gB::,$:nzftvE {ssl***, l.l
C Felro Frng$,l
...Cm..-*lgnl....... .ns::t.*:...tt -s".:kt..:..*et P:tu^:...n:nk9tlE.kn.. [yy ..............F*g...&rn* z.zr.:...hy.?:k...\."'ti,.p-:..8:lr.:...C1...-k*.c" adau fornula .
o\ .Pot^*o kigutot,t l. M^99
a, M{ge Aaa,tatoft^.
6 [a,5"+hiprgr,^ .
9:*lr P-Y::t:riE:i, 2'pczc\s',"l&g49ao
m:n:n$Tk:zlgl9:$: :erpt::k$e9v: At-kgn9n-si,
)rtrknd...)t:...Lgsg..er?..9*rr*...;..k$fh.nss..:..*Qr$. .2.**y....9.!lgg.*..Wy: l--.
\c€lu Wnvr\ gcr\r.tcuh .
{ro*rn..'.'..P.?.:...:....\*p.f 4 . [.,\n+n. ..atn*ff: ffiWaf tt
.
a'1vma
J"':...9:r?..w..w.v-kn.....{-'"u^lz-kftlyl..:
0 . trt^l" d."n guasanna
Ir
Monop.l^6n&arton...**gy.L.Agkngi..j""e31.._4.g:_.'&!1... crdil;-4il'6sa
$ro7tndt +o*p,,k". ,4"1"* q,irs^.ietCaa* do,.ton9 a>
'f
3 TEGOK SMAYUPPENTEK Tangerang JL,RayaSTPINo.47 DesaSerdangWetanKec.LegokKab.
i{AMA KETAS
,JAWAEAN
'l .Ansr.\ur .9;...P19h......]......P.*tst$gen.....It{resrs$.ugn....hgU*!*....kb.*n ..=tmi.........*.r......v.v.Es|. D^
ll
,1 F&Eer *.:.....P:r9.1!.hg.r" b.:..!s*-q-kgg:..i....*t"*qr..... ..1*r":....-4.s.$s.bsn.....b.gsn* ""'t
"""
""f
"
" "! """
'r"'! '.-'
I
..* g.ybc'n. .. .hne..rn*rnr:e.in3..w:..*.: :l*{.1 ....f.:.:8 .rrr-{:*......... e.,...1e*.+....kntrS..t....[.,zr.lx....rpr....b.enss.F-....S*rg-?*$.h*n......k*
hgg:t......Ir:Lr.-s...r .futgt..$.*1*ffi*.1..,....7.*r.s.....h.t.*...rn**g..*t{
lh ..lI::!..gxh.+k........ .
.S.F-...:......prm......rni.......[s#As*].en.ugn......k*..+-*.h.*.1
!1tuwgrr.,r, h*r^prlrl:
tiAd,ohai bubc,^ Itstl'-.qn.qi* \l
t"dq.FJ fd& .ltutt.,F.dsry.rd*r e..(lnqrv .:...... b+htlurt ..{qq!s '[tv
n-l
\n^ brvktmofqn
Aw+a kko
r..
Yesab.ttan
.b.'..ltEds .....Ags. )uq.[qns
urp.vsltu......fi.r.F..as....k luv.....-*vXt"l.....P-gyl.......Ylf{h!9..,..lt0.r
C . nAfitt^a d"" pd|rh fn /utt
gaso " ttk-u" haV,.,^,t,
dory rrurctlcrban bqhu:q \a .t_,rlaU
kceast hnu1o. faYnr
Tcrhon
hat+ 6lalam 0",Y
Mghrnolai
krtebtn
fyunm/o-
f
d Amsdfthn ma^a+ g{sl.*b ....lns *.....y.*s-'...k:..En.dng... .......b"h:!:3. dqbu....p-!:.x.. .k.r-**t.... .€riil". fr,,,rA-t.
I
r'
na{ rJr':
\W"fu
Crn'rs
TAth*
..I"u.I?... ..8h*il 4. Ung,r{" bol',n Pultn
t^
(en4q
Docr
Charv1L Anwcr
0 . fqrYLa
Ilns.ng.e ...TT.-s-rgl::.n*:. ..2.*y:..t.1r-rhan b. N"a" cia^ GuaEana
...........ls"tr.,.g. .....w..*.are:.')s.*..yflT,,..xd*......?pt9.L.1gr.,.....*..c.:.1:ln
...rn+*.e.h.!*r.....# :.......5.t....y{::..:,....J^..i......ery1.:.i.......7.1 A
A*''tott,'n t,r
............. .t4..s..khesr. ......tm.E.r*|q!.k... ....he.rts........kk!.k....k!.*.!......&rg*.r:. ..Tt.bs:n
g
Ilnsur"
Dt;rh Doa
Ft$v
C [nat'rll filvva-n
luryo
..0.,...ftF:ri... ........Jate...dt...an.s.?.*...:.fu!.g1..y.......ryI-s...q*3.F.2:,-..t ..kng..ts.!t....da,.. ll
laonPrtf '
Lcrfo
.h:..hg.,Yl s.r.......ls.yJ..4rs.ns.En .......g:..:.:.?:. -VlLYgl .....A::s.:..:...Y..l..q..f .h.......hyys
h:: h::r: Trl1:Mir:r yty! rylvr::r: g *F:Y: nAto,ra
danSan
ptnSair
T?tr^a^
khrngg1^
kn6ctu
!**:sI?t: ?"u-h*gri kak x::y:3 ry!tr.b.y
.;...i;il....i;#......ffi;.ilil::9:;.;:;;;1i Mx: ..........frt..* !vf::F:r ?*?kry::r fa+o
t'
t{tt
l"Uu t/ctc
ht(ang
brs,, brfoh\q
f)an|ctr r*a-rtgautbka lxn lo
lcn-o(.tro
/ft^ue
t
Dt /At'zz*tu
qQt
fl^
-
rniJ"S
h,p"tL o h. . kr+c, ,b*a?^a [qtn cLan
Larc7^A
*::Jq-T:f:: [:!I:n .
Jrn1-,
pa n
Sq(afn.HhnYa
7t'r-tone'V
=^.
ba-7 ..fqasv\o . baya f, r^o^g"gL^7bc'' l"-W6wr
|ne/kt
u
U7^
f,q+a u g kof ** d*l
/
3 LEGOK SMAYUPPENTEK Tangerang JL.RayaSTPINo.47 DesaSerdangWetanKec.LegokKab.
JAWABAN
\. Anqtrs
J*q
t'
.0,....9.t!.h bdhaqq echqrirhqri l11e'^qqunovar
dat
Fudah
cU m4n4?vh- otzh
|eo ranq
i-
'
f0boaon , ptraso'4h,
kvha
lt^qt'thotlcn
c. k+ta \Po^oP.tt Ihr.'nal4unoban V-crula Vllrrototi glrld
f.b"son \nrwgtdrhk an
, ;;;;
0;;
brru7
pnonf on
*",:: """"""""'i"
\zrkrno\kan
b
V.trA-tot , Vtcahara'n
Qcrla
Ontq
trLndc, d"n guaqana h
lr.
..?*e.?')lHl lllt*:* lgeh .Ss9ll 4m.ssre*& !lu:t !'T. !.sh*g brSa d.
tunqhr.c,\crr d,a"i
\cr-kott\ngcr
fo rh,t Ti,rhonngq .
Nrncrnct\
btk"t^^,,o^ e4.fta
oEan
rnarnb-ra{ Ptto
bqhac}rq.
bnla konoFat'p " ma^-tonfo* kan porrcr.fltrnctn [rc,tdoflirtr 0ocr 4n btg,,,f wuno]al\'{v\ak-
b
bqhaea krqs
r II UI'SI{. hsl.n......099... It\lr
a, TrYna
f$*ss* )nlqrs -br$nfo*nl.[,+ krh*4lt fshn h. Nr"d^
don Suocqno'
[nr44omtxv-a,rr \.udt kafran dtnc5an luho,n,
\,l5 q:ghSy) \c.^,rtl d
\^
fy.:*:.:.......J
Nrncnnat
Efg x!*gs u$*Ireehavwg
9atqlu
O{,tqr
drngan
.Tuhq.n
g.:.?x!sx*.gn ts NlcMounakqn . ..... .R.r.r.'n...-l!.qAs.ut.....s$..::......ds.q.....M$:.eo:......kds*.lg: \r
..[sksr.... ...h.-qy.g.!f..-..q[*n.. ..ursk+.p.s.l.......*+n......IsJ.*:...-.!"dg... .4tHi...,.h9h*!g.. I
d,'bnvl. gYl ! ?:': l*h !sr$ gd"n:$r: he$eF9+M*sk* r pursil!-eg-d*kn l"tls ,!: lhtl ! !gl: h:yllr.r
BIODATA PENULIS Titin nuryatin, lahir di Tangerang pada hari selasa tanggal 07 Juli 1980. Merupakan putri dari pasangan Asmat Supriadi dan Een Suhaeni. Saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, sekarang ini saya berdomisili di Tangerang tepatnya di Kampung Parigi Rt.02 Rw.03 Kelurahan Sukabakti Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang. Memulai pendidikan duduk dibangku Sekolah Dasar Negeri II dan lulus tahun seribu sembilan puluh tiga, kemudian saya melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama di MTs ALHUSNAH YPIHN dan lulus pada tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh enam, kemudian pada tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan saya menyelesaikan studi
Sekolah Menengah
Tingkat Atas Kejuruan di SMK Cikupa. Mulai tahun dua ribu sepuluh sampai sekarang saya mengabdikan diri di lembaga Madrasah Tsanawiyah MTs ALHIKMAH CURUG dan melanjutkan Studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.