PERSEPSI DAN PERAN MASYARAKAT PENDATANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PADAT DOMESTIK DI RUKUN TETANGGA (RT) 008 RUKUN WARGA (RW) O2 KELURAHAN SRENGSENG SAWAH JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh : Farid Iqbal 1110015000114
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Farid Iqbal. Persepsi Dan Peran Masyarakat Pendatang Dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik Di Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. SKRIPSI. Jakarta : Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi dan peran masyarakat pendatang dalam pengelolaan sampah padat domestik di rukun tetangga (RT) 008 rukun warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. Objek dari penelitian ini adalah masyarakat pendatang yang terlibat maupun tidak terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini. Penelitian dilakukan pada tempat ini dikarenakan adanya pengelolaan sampah padat domestik oleh pemerintah daerah setempat dan adanya peningkatan jumlah masyarakat pendatang yang terjadi di daerah tersebut, sehingga dianggap cocok sebagai tempat penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat pendatang dalam pengelolaan sampah padat domestik itu sangatlah penting dan hubungan yang terjalin antara masyarakat dengan pengelola sampah padat domestik cukup baik adanya. Peran masyarakat pendatang dalam pengelolaan sampah padat domestik adalah ikut berpartisipasi sebagai penambah atau pelengkap dari sistem pengelolaan yang diciptakan dan dirancang oleh pemerintah daerah setempat, peranan ini antara lain berbentuk pemeliharaan dan pengadaan sarana dan prasarana, menjadi pelaku sumber sampah padat domestik, pencipta lingkungan yang sehat dan bersih, serta tanggap dalam permasalahan lingkungan dan sosial. Berdasarkan penelitian, hal yang membuat persepsi masyarakat terhadap sistem pengelolaan sampah padat domestik kurang baik adalah keterlambatan pengangkutan sampah padat. Selain itu tidak maksimalnya peran masyarakat terutama masyarakat pendatang terhadap pengelolaan sampah menjadi penyebab kurang baiknya antara keduanya. Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat Pendatang wilayah Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan memiliki persepsi yang cukup baik pada pengelolaan sampah padat domestik dan peran yang belum maksimal terhadap kegiatan pemeliharaan kebersihan yang ada. Kata Kunci : Persepsi, Peran, Masyarakat Pendatang, dan Pengelolaan sampah.
vi
ABSTRACT Farid Iqbal. Perception and Role of Migrant Communities in The Management of Domestic Solid Waste at Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah South Jakarta. ESSAY. Jakarta : The Major Education of Social Science The Faculty of Tarbiyah and Teacher Science The Syarif Hidayatullah State Islamic University. 2015 This study aims to determine how the perception and role of migrant communities in the management of domestic solid waste at Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah South Jakarta. The object of this study is that immigrant communities involved and not to domestic solid waste management in the Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah South Jakarta. The research conducted at this place because of domestic solid waste management by the local government and the increasing number of immigrant communities that occurred in the area, so it is considered suitable to be a research conducted. The method used is descriptive method with qualitative approach. The research instrument used by observation, interviews, and documentation. After doing some research, the results found in this study is the public perception of immigrants to domestic solid waste management is very important and the relationship between the community and domestic solid waste management is quite good. The role of migrant communities in the management of domestic solid waste is participating as an addition to or a complement of the management system was created and designed by the local government, This role takes the form of maintenance and provision of facilities and infrastructure, be perpetrators of domestic solid waste sources, creator of a healthy and clean environment, and responsive in social and environmental issues. Based on the research, which makes the public perception of domestic solid waste management system is not good is the delay transporting solid waste. In addition, the maximum is not the role of communities, especially migrant communities towards waste management becomes the cause of the lack of good between the two. It can be concluded that the public Arrivals area Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah South Jakarta has a fairly good perception on domestic solid waste management and the role that have not been up to the existing hygiene maintenance activities.
Keywords: Perception, Role, Migrant Communities, and Waste Management.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya yang tiada batas sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan judul “Persepsi Dan Peran Masyarakat Pendatang Dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik Di Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan”. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya dalam hidup penulis berupa cahaya Islam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan, penghargaan, dukungan dan cinta. Untuk itu penulis sangat berterimakasih kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya yang menjadikan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS. 4. Drs. Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS. 5. Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA selaku dosen pembimbing yang begitu sabar dalam membimbing saya, meluangkan banyak waktunya untuk memberikan ilmu, nasihat, pengarahan serta kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
viii
7. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak (Alm.) Syafe’i dan Ibu Hj. Umi Hasanah yang selalu sabar senantiasa memberikan do’a serta dukungan baik secara moril maupun materil. 8. Kakak-kakak dan adiku yang amat aku sayang Muchlis Muttaqin, Anita Supita Sari, dan Mu’min Hakim. Tak terkecuali kakak-kakak ipar Kak Rahmdsyah, Kak Mira dan Keponakan-keponakanku Nuravelina, Aya yang ku sayangi. Turut serta Keluarga besar di DKI Jakarta, dan Jawa Timur khususnya Pacitan terima kasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Sahabat dan Teman-teman ATK Fams : Arib Jaudi, Aldian Putra Kurnia, Ardy Wahyudi, Arif Putranto, Ardi Muhamad Arsyad, Avin Rizal Fahlevi, Aidil Jufrie, Bani Rohman, Choerul Imam, Dinar Risprabowo, Febrianto, Ibnu Muttaqim, Ipan Sunarya, Lukmanul Hakim, Muhammad Faishal Ramdhan, Muhammad Rizki Awaluddin. 10. Teman-teman sekelas Kosentrasi Geografi Angkatan 2010, serta temanteman seperjuangan, adek-adek dan kakak-kakak kelas yang selalu mendoakan atas kelancaran skripsi ini. 11. Kepadasemua pihak Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,terimakasih atas doa dan bantuannya. Semoga mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.
Jakarta, 29 maret 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .....................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ....................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SIDANG MUNAQASAH .......................
v
ABSTRAK ........................................................................................................
vi
ABSTRACT ......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................
viii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................
10
C. Pembatasan Masalah .............................................................................
10
D. Perumusan Masalah ..............................................................................
11
E. Hipotesis Penelitian................................................................................
11
F. Tujuan dan Signifikasi Penilitian ..........................................................
11
G. Pendekatan Data dan Keilmuan ............................................................
12
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kajian Teoritis ......................................................................................
14
1. Persepsi ...........................................................................................
14
a. Pengertian Persepsi ...................................................................
14
b. Proses Terjadinya Persepsi .......................................................
16
c. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ......................................
17
2. Peran ...............................................................................................
19
3. Masyarakat Pendatang ....................................................................
21
a. Pengertian Masyarakat Pendatang ............................................
21
x
b. Faktor Penarik dan faktor pendororng terbentuknya masyarakat pendatang ..................................................................................
23
4. Pengelolaan ....................................................................................
26
5. Sampah Padat Domestik .................................................................
27
a. Pengertian Sampah Padat Domestik .........................................
27
b. Penggolongan Sampah .............................................................
28
c. Sumber Sampah ........................................................................
31
d. Cara Mengatasi Sampah ...........................................................
32
e. Dampak dan Pengaruh yang ditimbulkan Sampah ...................
34
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..............................................................
35
C. Kerangka Konseptual atau Kerangka Berpikir ......................................
38
BAB III METEODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian .................................................................................
39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................
40
1. Lokasi Penelitian ............................................................................
40
2. Waktu Penelitian ............................................................................
40
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................
41
1. Populasi ..........................................................................................
41
2. Sampel ............................................................................................
41
D. Jenis dan Sumber Data .........................................................................
42
E. Tekhnik Pengumpulan Data .................................................................
43
1. Observasi ........................................................................................
43
2. Interview atau Wawancara .............................................................
44
3. Dokumentasi ...................................................................................
45
F. Instrumen Penelitian .............................................................................
46
G. Tekhnik Pengolahan Data dan Analisis Data .......................................
47
H. Pemeriksaan Keabsahan Data ..............................................................
49
1. Credibility (Validitas Internal) .......................................................
50
2. Transferability (Validitas eksternal) ...............................................
51
3. Dependability (Realibilitas) ...........................................................
51
4. Confirmability (Obyektivitas) ........................................................
52
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Latar Penelitian .....................................................................................
53
1. Sejarah wilayah Rukun Warga (RW) 02, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan ............................................
53
2. Letak Geografis dan Kependudukan wilayah Rukun Tetangga (008), Rukun Warga (RW) 02, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan ................................................................
56
3. Prestasi dan Penghargaan yang didapat Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah ............................................................................
62
B. Proses Kegiatan Kebersihan Pengelolaan Sampah Padat Domestik ..... . 62 1. Tekhnik Operasional ......................................................................
62
2. Tekhnik Pemilahan Sampah ...........................................................
72
C. Persepsi Masyarakat Pendatang Terhadap Pengelolaan Sampah Padat Domestk ................................................................................................
75
D. Peran Masyarakat Pendatang Terhadap Pengelolaan Sampah Padat Domestik ...............................................................................................
78
E. Kekuatan, Kelemahan, dan Tantangan yang dihadapi oleh Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02dalam Pengelolaan Sampah .............
83
F. Analisis Hasil Penelitian .......................................................................
85
1. Kritik Kerangka Konseptual dan Kerangka Konseptual Temuan ...
85
2. Perspektif Peneliti atas Pengelolaan Sampah di Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah ...............................
88
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...........................................................................................
90
B. Saran ......................................................................................................
91
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Luas Kelurahan Srengseng Sawah menurut Peruntukan ...............
9
Tabel 1.2
Sarana Kebersihan Kelurahan Srengseng Sawah ...........................
9
Tabel 4.1 Jumlah RW dan RT di Kelurahan Srengseng Sawah .....................
58
Tabel 4.2
Data Kependudukan RW 02 Kelurahan Srengseng Sawah ...........
61
Tabel 4.3
Klasifikasi Komposisi Sampah di RT 008 RW 02 Srengseng Sawah ........................................................................................... 63
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Kelurahan Srengseng Sawah ............................................................ 57 Gambar 4.2 Peta Wilayah Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah ......................... 60 Gambar 4.3 Macam bentuk wadah atau tempat sampah di RT 008 RW 02 ................. 64 Gambar 4.4 Skema Pengelolaan Sampah Padat Domestik di RT 008 RW 02 Srengseng Sawah ........................................................................................................ 66 Gambar 4.5 Salah satu TPSS di Rukun Warga (RW) 02 ........................................... 67 Gambar 4.6 Salah satu sudut Transfer Depo milik Rukun Warga (RW) 02 .............. 68 Gambar 4.7 Mobil Pick-Up yang dimiliki oleh Rukun Warga (02) .......................... 70 Gambar 4.8 Contoh proses cara kerja sistem Truck Arm-Roll .................................. 71 Gambar 4.9 Truck jenis Arm-Roll yang bertugas di Rukun Warga (RW) 02 ............ 71 Gambar 4.10 Skema alur Bank Sampagh di RT 008 RW 02 ..................................... 74 Gambar 4.11 Skema Kerangka Konseptual Temuan Kependudukan ...................... 87
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Instrumen Wawancara
Lampiran 2
Hasil Observasi
Lampiran 3
Hasil Wwancara
Lampiran 4
Dokumentasi
Lampiran 5
Surat Izin Penelitian Dari Fakultas
Lampiran 6
Surat Izin Penelitian Dari Rukun Tetangga (RT) 008
Lampiran 7
Surat Izin Penelitian Dari Rukun Warga (RW) 02
Lampiran 8
Surat Izin Penelitian Dari Kelurahan Srengseng Sawah
Lampiran 9
Lembar Uji Referensi
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1. Landasan Filosofis Banyak berita dan artikel yang mengatakan bahwa “Sampah” saat ini merupakan suatu permasalahan yang hampir dihadapi oleh kota-kota besar, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan lahan akibat pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi, mengakibatkan kota-kota besar mengalami masalah pada pengelolaan sampah. Hal ini juga mengakibatkan kebutuhan lahan untuk mengelola sampah seperti Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) meningkat. Permasalahan pembatasan lahan seperti inilah yang akan muncul seiring dengan peningkatan penggunaan lahan. Sulitnya mencari tempat untuk mengalokasian pengelolaan sampah menjadi salah satu menyebab sulitnya sampah dikelola dengan baik karena terbentur oleh ketidakmauan masyarakat jika daerah tempat tinggalnya dijadikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Perkembangan dari waktu ke waktu senantiasa diringi dengan bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah. Otomatis jumlah timbulan sampah yang dihasilakan akan semakin meningkat. Sedangkan lahan untuk pengelolaan sampah tetap. Lahan yang tersedia akan terus berkurang akibat penggunaan di bidang yang lainnya. Masyarakat pendatang atau Urbanisasi menuju suatu wilayah mengakibatkan semakin cepat bertambahnya angka kepadatan penduduk di suatu wilayah. Angka kepadatan yang bertambah juga otomatis berhubungan dengan berkurangnya ketersediaan lahan untuk Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
1
2
Karena mau tidak mau dalam menetapan tempat TPS dan TPA harus agak jauh dari pemukiman warga atau masyarakat. Syarat yang agak jauh dari pemukiman inilah yang menjadi persoalan sulitnya menentukan tempat yang baik dan layak. Pengelolaan sampah padat domestik akhir-akhir ini menjadi permasalah yang kian meresahkan warga, karena apabila tidak ditangani dengan tepat akan menyebabkan perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan yang terjadi akan berdampak kepada pencemaran lingkungan baik terhadap darat, cair, dan bahkan udara. Semua warga masyarakat tidak akan terlepas dari sampah selama masih menjalani kehidupan. Karena asal sampah terbesar berasal dari rumah tangga atau domestik. Sehingga semakin padat warga yang bermukim maka semakin banyak pula sampah padat domestik yang akan dihasilkan. Dalam kitab Al-Qur‟anul Karim, Surat Ar-Rum ayat 41:
Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.1 Sebagaimana
yang
telah
disebutkan
dalam
ayat
tersebut
keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam dapat menyengsarakan manusia itu sendiri. Tanah longsor, banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang tidak karuan dan udara serta air yang tercemar adalah buah kelakuan manusia yang justru merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya. Maka dari itu manusia sebagai seorang khalifah di bumi mempunyai tugas untuk memelihara dan menjaga lingkungan dari kerusakan. Ketika pengelolaan sampah tersebut tidak berjalan dengan 1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: CV Ays Syifa„, 1998), h. 326.
3
sistem yang mudah dan efisien, maka dapat mempengaruhi persepsi dan peran masyarakat pendatang. Persepsi dan peran yang dihasilkan akan mampu mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal.
2.
Landasan Historis Tanggal 21 februari ditetapkan oleh pemerintah pusat lewat Kementrian Lingkungan Hidup sebagai Hari Peduli Sampah Nasional Indonesia. Penetapan ini di latarbelakangi untuk mengenang peristiwa dan tragedi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Leuwigajah, Jawa Barat. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 21 Februari 2005. Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional dipicu oleh terjadinya tragedi longsor sampah di Leuwigajah, Jawa Barat pada tanggal 21 Februari 2005. Penyebab longsor tersebut, diduga karena curah hujan yang sangat tinggi serta ledakan gas metana (CH4) yang terperangkap dalam timbunan sampah. Longsoran gunungan sampah tersebut menelan lebih dari 150 jiwa yang kemudian dinyatakan sebagai bencana lingkungan. Mayoritas korban adalah penduduk di sekitar TPA yang bekerja sebagai pemulung. Sejak itu, Hari Peduli Sampah (HPS) diperingati setiap tanggal 21 Februari untuk membangun komitmen kita bersama agar bencana akibat pengelolaan sampah yang kurang baik dan tidak berwawasan lingkungan tidak terulang..2 Hari Peduli Sampah ini bisa dijadikan pedoman serta momentum agar warga masyarakat dapat memahami betapa pentingnya pengelolaan sampah tersebut. Pemerintah menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah agar peristiwa TPA Leuwigajah tak terulang kembali. Hari Peduli Sampah juga dimaksudkan agar meningkatkannya kesadaran akan pengelolaan sampah yang baik. Pengelolaan sampah yang baik bukan hanya diciptakan oleh Pemerintah dan dinas terkait saja tapi juga pelaku pengelolaan sampah dan para warga masyarakat. Selain memiliki aspek fisik atau ruang sampah juga memiliki aspek sosial, ekonomi, dan kesehatan yang saling
2
Hari peduli sampah 2014 : Indonesia Bersih sampah 2020 diakses dari http://www.menlh.go.id pada 20 november 2014
4
mempengaruhi satu sama lainnya. Sehingga dapgat disimpulkan bahwa permasalahan sampah merupakan permasalahan yang sangat kompleks karena melibatkan banyak pihak seperti warga masyarakat, pemerintahan, dan pelaku ekonomi. Permasalahan lingkungan yang terjadi ini seringkali menjadi sebuah isu yang cukup memperhatikan. Pertumbuhan ekonomi di kota dimungkinkan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk pindah atau hijrah dari desa ke kota. Akibatnya jumlah
penduduk
masyarakat
di
perkotaan
perkotaan
semakin
pun
melonjak,
kian
membeludak, yang pada
konsumsi akhirnya
mengakibatkan jumlah sampah juga meningkat di daerah perkotaan. Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial, Hartono Laras, mengatakan peran pemerintah daerah sangat diutamakan terkait dengan urbanisasi. Terkait dengan momentum hari raya Idul Fitri diperkirakan seperti tahun-tahun sebelumnya potensi terjadinya urbanisasi sangat tinggi sehingga harus diantisipasi, jika tidak arus mudik dari desa ke kota akan terus terjadi. Diperkirakan kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya akan kedatangan 100.000 orang per tahun.3 Pemerintah melakukan berbagai cara dalam mengatasi jumlah penduduk urabnisasi yang kian bertambah dari waktu ke waktu. Pemerintah dalam upaya menekan angka urbanisasi dalam “mengapresiasi adanya kebijakan UU Desa yang ada memberikan dana per desa Rp 1-1,4 miliar”.4 Imbauan dan rencana dari pemerintah ini penting untuk mendorong perekonomian desa baik di sektor pertanian maupun di usaha kecil menengah sehingga membuka lapangan pekerjaan yang cukup buat penduduk perdesaan.
3. Landasan Yuridis Setiap tahunnya angka pertumbuhan penduduk Indonesia semakin lama semakin padat. Lahan untuk ketersediaan pemukiman penduduk pun kian menyempit. Pertambahan penduduk ini berakibat pada pola kosumsi 3
Ari Supriyanti Rikin, “Belum ada solusi jitu tekan laju urbanisasi” diakses dari http://www.beritasatu.com pada 11 februari 2015 4 Ibid.
5
masyarakat yang kian membesar. Jumlah penduduk yang semakin meningkat berbanding lurus dengan peningkatan volume sampah yang dihasilkan dari rumah tangga atau domestik. Agar pengelolaan sampah berjalan secara terpadu dan komprehensif diperlukan payung hukum berbentuk Undang Undang yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Menurut Undang-Undang Nomor 18 tentang Pengelolaan sampah dalam bab II Asas Ketentuan pasal 3 disebutkan bahwa Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.5 Dalam hal ini pemerintah daerah mempunyai tugas menjadi penanggung jawab dalam pengelolaan sampah. Bertujuan agar warga masyarakat mempunyai lingkungan hidup yang baik dan sehat. Pengelolaan sampah harus dilalukan secara tepat sehingga ramah terhadap lingkungan. Sehingga meminimalisir dampak negatif yang akan tejadi terhadap sosio-ekonomi dan kesehatan warga masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 18 tentang Pengelolaan sampah dalam bab III Tugas dan Wewenang Pemerintah Pasal 9 ayat 1 huruf a dan b disebutkan bahwa (b) Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan kabupaten/kota mempunyai kewenangan menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah; (d) menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah.6 Dalam Undang-undang ini disebutkan bahwa pelaku pengeloaan sampah hgarus mengikuti prosedur yang telah ditentukan olehg pemerintah dan dinas terkait. Pemerintah pusat dan daerah juga harus menyediakan fasilitas penunjang dalam pengeloaan sampah. Fasilitas yang harus disediakan oleh pemerintah sebagai penunjang proses pengeloaan sampah berupa TPS (Tempat pembuangan sementara) dan alat angkut.
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah diakses pada tanggal 11 november 2014, h. 5 6 Ibid., h. 10
6
Menurut Undang-Undang Nomor 18 tentang Pengelolaan sampah dalam bab III Tugas dan Wewenang Pemerintah Pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penetapan tempat lokasi TPS (Tempat pembuangan sementara) harus dipikirkan secara matang dan harus memiliki rencana tata ruang yang baik ditinjau dari berbagai aspek. Sehingga tidak akan membuat ketidaknyamanan sosioekonomi warga yang tinggal di sekitar TPS tersebut. Menurut Undang-Undang Nomor 18 tentang Pengelolaan sampah dalam bab IV Hak Kewajiban bagian Kedua Pasal 12 ayat 1 disebutkan bahwa Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan
cara
yang
berwawasan
lingkungan.7
Pemerintah
daerah
menyediakan sarana penunjang pengelolaan sampah di wilayah terkait. Dalam menciptakan lingkungan sehat setiap warga masyarakat diharuskan siap sedia dalam pengeloaan sampah secara berwawasan lingkungan. Modernisasi globalisasi ini membuat dunia kerja semakin maju. Akibat membuat setiap orang berusaha mencari kesempatan dalam hal mendapatkan pekerjaan yang mapan. Kesempatan pekerjaan akan menjadi semakin banyak diminati tak terkecuali dalam pengelolaan sampah padat domestik karena keinginan untuk menaikan taraf perekonomiannya.
4. Landasan Kekontemporeran Dr. Budiman Chandra memberikan penjelasan tentang sumbersumber sampah. Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber salahg satunya adalah dari pemukiman penduduk. Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama 7
Ibid., hlm 10.
7
yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah sisa tumbuhan.8 Salah satu permasalahan pemukiman yaitu laju pertumbuhan penduduk juga menjadi penyebab dalam meningkatnya volume sampah. Lahan untuk ketersediaan pemukiman penduduk pun kian menyempit. Diperlukan sarana-prasarana yang harus memadai seiring meningkatnya volume sampah akibat kepadatan pemukiman penduduk. Pengelolaan menjadi rumit dan kompleks dengan semakin kompleksnya jenis dari sampah sejalan dengan majunya kebudayaan. Oleh karena itu, pengendalian sampah di kota akan lebih sulit ketimbang pengendalikan sampah di desa. Maka dari itu perlu dipikirkan lebih lanjut cara-cara pengendalian sampah untuk mengurangi jumlah sampah padat domestik. Salah satu cara untuk menangani sampah padat domestik adalah dengan memanfaatkan kembali limbah padat tersebut untuk kepentingan manusia melalui proses ricycle. Bahkan dengan cara daur ulang sampah tersebut bisa dijadikan sesuatu yang bernilai ekonomis. Di sini bisa kita simpulkan bahwa sampah menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di ibukota adalah sampah. Bila sampah-sampah di Jakarta dapat dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin banjir dapat diminimalisir keberadaannya. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) tahun 2012 mengadakan kembali dua bentuk Program Pengabdian Masyarakat, yaitu Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) dan Ipteks bagi Depok (IbD). Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para akademisi UI untuk memberikan kontribusi secara nyata kepada masyarakat dengan dukungan pendanaan oleh DRPM UI, sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan baru yang diharapkan memiliki nilai ekonomi bagi kehidupan.
8
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007), hlm. 111
8
Salah satu keterbatasan dalam pengelolaan sampah adalah kurangnya alat angkut sampah dan sarana-sarana pendukung yang akan berdampak pada pelayanan pengelolaan sampah. Dalam kurun waktu seminggu saja didapatkan Sudin Kebersihan Jakarta Selatan mengangkut lebih dari lima truk sampah, dan masih ada sampah yang tersisa. Seperti contoh, di sepanjang saluran air Jagakarsa yang biasanya hanya diangkut dua kali dalam seminggu. Sejak terjadi peningkatan volume, sampah harus diangkut setiap hari. Ada 7 petugas yang siaga membersihkan sampah di sini, dan mereka ditugaskan secara terpisah di sejumlah titik rawan penumpukan sampah. Parahnya lagi, sampah yang membentang di saluran air sepanjang Jalan Mohammad Kahfi II volume sampah diperkirakan mencapai ratusan kubik. Tak pelak kondisi ini membuat petugas kebersihan sampah kewalahan. Kelurahan Srengseng Sawah dipilih karena merupakan satu dari kawasan perkampungan yang luput dari jangkauan sistem pengelolaan sampah kota. Meskipun masih termasuk dalam wilayah DKI Jakarta, warga kawasan Cipedak terbiasa mengelola sampahnya sendiri atas inisiatif warga. Dengan jumlah rumah sekitar 273 dan berkepadatan ratarata 4 orang/rumah, RT 04 menghasilkan sekitar 44 Ton sampah rumah tangga per tahun (Data hasil penelitian, 2011). Hampir seluruh sampah yang dihasilkan dibuang di tanah warga di lingkungan sekitar, sementara sebagian lainnya dibuang di kebunkebun, pinggiran sungai dan tempat-tempat timbunan lain yang tersebar di sekitar lokasi. Sayangnya sampah yang sekitar 70%-nya adalah limbah organik ini ditimbun bersama sampah lainnya seperti plastik (10%), kertas (6%), styrofoam, dll. dan berpotensi sebagai pencemar lingkungan terutama di sekitar timbunan (Hasil penelitian, Ova Candra Dewi dan Tim, 2011). Sampah organik yang ditimbun langsung di atas tanah bercampur dengan non-organik lain yang mungkin termasuk limbah beracun dan berbahaya dan berpotensi mencemari air tanah. Selain itu tumpukan sampah yang membusuk mengundang bau dan lalat sebagai sumber penyakit, terlebih di musim hujan.9 9
Jessica Seriani dan Ahmad Gamal. “Ibu-ibu Cipedak Hasilkan Uang dari Sampah”, diakses dari http://ekonomi.kompasiana.com pada tanggal 31 Oktober 2013.
9
Bedasarkan RUTR dan RBWK tahun 2005, Kelurahan Srengseng Sawah diperuntukkan sebagai Daerah Resapan Air, pemanfaatan tanah ditetapkan peruntukannya oleh Dinas Tata Kota Propinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Luas Kelurahan Srengseng Sawah menurut Peruntukan
No. 1 2 3 4 5 6
Peruntukan Tanah Perumahan Fasilitas Umum Jalan Raya / Lingkungan Setu / Irigasi Pemakaman Lain-lain Jumlah
Luas ( Ha ) 366,10 17,00 28,00 196,21 4,76 62,63 674,70
Perentase (%) 54,26 % 2,51 % 4,14 % 29,08 % 0,70 % 9,28 %
Sumber : Data Monografi bulan Oktober 2014 Kelurahan Srengseng Sawah
Dari tabel diatas bisa kita lihat bahwa perumahan atau rumah penduduk telah mencakup lebih dari setengah luas wilayah keseluruhan Keluruhan Srengseng Sawah. Karena kelurahan ini mempunyai setu yang mencakup 29,08% total wilayah maka rumah-rumah yang ada telah menyisakan sekitar 15% saja. Tabel 1.2 Sarana Kebersihan Kelurahan Srengseng Sawah
No. 1 2 3 4 5 6
Sarana Kebersihan Petugas Kebersihan Truk Sampah Gerobak Sampah LPS Dinas LPS Swadaya Pekerja Harian Lepas
Jumlah 3 orang 2 buah 14 buah 3 buah 3 buah 6 orang
Keterangan
Sumber : Data Monografi bulan Oktober 2014 Kelurahan Srengseng Sawah
Dari data diatas tenaga kerja kebersihan tidak akan mampu optimal untuk mengatasi jumlah sampah padat domestik yang setiap harinya mengasilkan
banyak
sampah.
Sampah
juga
masuk
dalam
data
permasalahan Kelurahan Srengseng Sawah yaitu tidak berfungsinya atau berjalannya pemungutan retribusi untuk keperluan kebersihan dalam
10
lingkup kelurahan. Sehingga mengakibatkan tersendatnya penanganan pengendalian sampah itu sendiri. Manfaat dari pengelolaan, baik dari segi ekonomi maupun sosial, menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu pula, penulis memilih untuk membuat penelitian yang membahas tentang persepsi dan peran masyarakat pendatang tentang pengelolaan sampah di salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Jagakarsa. Bedasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan peneltian mengenai “Persepsi dan Peran Masyarakat Pendatang Dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik Di Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) O2 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang peneliti telah buat, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Adanya kendala-kendala dalam proses pengendalian sampah di kelurahan Srengseng sawah seperti, masyarakat yang monoton dalam kebersihan sehingga menyebabkan terhambatnya proses pengelolaan sampah. 2. Sulitnya mencari tempat untuk mengalokasian pengelolaan sampah menjadi salah satu menyebab sulitnya sampah dikelola dengan baik karena terbentur oleh ketidakmauan masyarakat jika daerah tempat tinggalnya dijadikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. 3. Kecenderungan masyarakat lebih menyukai pengendalikan sampah padat domestiknya secara individu. 4. Kurangnya alat angkut sampah dan sarana-sarana pendukung yang akan berdampak pada pelayanan pengelolaan sampah.
C. Pembatasan Masalah Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi telah mengarah pada peningkatan volume sampah di DKI Jakarta. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pengelolaan sampah berkelanjutan yang berdasarkan
11
pada persepsi dan peran partisipasi masyarakat. Untuk membatasi meluasnya permasalahan penelitian, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Persepsi dan Peran Masyarakat Pendatang Dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan.
D. Perumusan Masalah Bedasarkan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Persepsi Dan Peran Masyarakat Pendatang Dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah Padat Domestik Di Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) O2 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan ?
E. Hipotesis Penelitian Bedasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebaggai berikut : Persepsi dan peran masyarakat pendatang cukup baik sehingga memberikan kontribusi positif dalam pengelolaan sampah padat domestik di wilayah penelitian.
F. Tujuan dan Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Akademis Secara Akademisi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi
Dan
Peran
Masyarakat
Pendatang
dalam
Kegiatan
Pengelolaan Sampah Padat Domestik Di Rukun Warga (Rw) O2 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. b. Tujuan Praktis / Terapan Secara generalisasi tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk menemukan dan mengungkapkan sejauh mana Persespsi dan peran masyarakat pendatang yang ditimbulkan akibat pengelolaan sampah padat domestik, terutama di kawasan Kelurahan Srengseng
12
Sawah Kecamatan Jagakarsa. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan serta pengkoreksian dalam perencanaan dan pemanajemenan sampah padat domestik.
2. Signifikansi Penelitian a. Secara Akademisi / Teoritis Dapat menambah informasi dan bahan referensi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang kelingkungan agar menjadi sebuah inpirasi dalam menjaga dan menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. Peningkatkan nilai akademis dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk penelitian lebih lanjut terutama dalam mengkaji variabel lain yang berkaitan dengan Persepsi dan Peran masyarakat pendatang terhadap kegiatan pengelolaan sampah. b. Praktis (Terapan) Bagi masyarakat sekitar dapat memberikan informasi dan masukan terhadap pengelolaan sampah padat domestik sehingga sadar dan mampu menjaga lingkungannya. Bagi pemerintah dan instansi terkait dapat menjadi bahan masukan dan bahan pertimbangan kepada dinas
kebersihan
Jakarta
Selatan,
dalam
rangka
pelaksanaan
pengelolaan sampah yang berkualitas. Bagi peneliti mampu menambah pengetahuan mengenai persepsi dan peran masyarakat terhadap pengelolaan sampah padat domestik.
F. Pendekatan Data Dan Keilmuan 1. Pendekatan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan data kualitatif untuk memperoleh data kualitatif, peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan (Observasi), Wawancara (Interview), Tekhnik Dokumentasi, Pengecekan Keabsahan Data, Tekhnik Analisa Data, Tahap Penelitian.
13
2. Pendekatan Keilmuan Pendekatan yang digunakan adalah studi tentang kelingkungan yang sehat dan bersih dari pengelolaan sampah padat domestik. Cabang keilmuan yang digunakan yaitu ilmu tentang Psikologi, Sumber Daya Manusia (SDM), Manajemen, Metodologi Penelitian, keilmuan Sosiologi, Ekonomi, dan Geografi.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teoritis 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Persepsi menurut kamus besar bahasa Indonesia mempunyai pengertian bahwa “tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; serapan. Persepsi juga memiliki arti lain yaitu proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya”.1 Sedangkan tanggapan adalah “apa yg diterima oleh pancaindra; bayangan dalam angan-angan”.2 Pancaindra mempunyai arti “alat perasa yg lima macam (yaitu penglihat, penghidu (pencium), pengecap (perasa lidah), perasa tubuh, dan pendengar”.3 Persepsi Menurut Bimo Walgito adalah “suatu proses yang didahului oleh penginderaan”. Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi.4 Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan, bahwa persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia kemudian diproses dan dikategorikan dalam 1
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 675 2
Ibid., h. 898. Ibid., h. 641. 4 Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), Cet. IV h. 53. 3
14
15
suatu gaya tertentu atau dengan kata lain persepsi adalah interpretasi terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan yang bersifat individual meskipun stimulus yang diterimanya sama, tetapi karena setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda serta kemampuan berfikir yang berbeda maka hal tersebut sangat memungkinkan terjadi perbedaan persepsi pada setiap individu. Hal ini di perkuat oleh pendapat “Ikhwan Luthfi, Gazi Saloom dan Hamdan Yasun tentang persepsi, menurut mereka persepsi adalah pengalaman tentang obyek, persitiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli)”.5 Menurut Fattah Hanurawan, Persepsi adalah sejenis aktivitas pengelolaan informasi yang menghubungkan seseorang dengan lingkungannya. Di bukunya Fattah juga menyimpulkan bahwa Persepsi sosial adalah suatu proses pemahaman oleh seseorang terhadap orang lain atau terhadap suatu realitas sosial.6 Jadi dengan kata lain menurut mereka persepsi didapat dari setiap kegiatan atau sesuatu hal yang kita alami baik terhadap objek bergerak ataupun mati serta peristiwa yang mendukung sehingga seseorang dapat memperoleh suatu kesimpulan dan pada akhirnya memberikan makna terhadap hal tersebut. Menurut Teiford dalam buku Sarliti W. Sarwono, Secara umum, persepsi sosial adalah aktivitas memersepsikan orang lain dan apa yang membuat mereka dikenali. Melalui persepsi sosial, kita berusaha mencari tahu dan mengerti orang lain. sebagai bidang kajian, persepsi sosial adalah studi terhadap bagaimana orang membentuk kesan dan membuat kesimpulan tentang orang lain.7 5
Ikhwan Luthfi, Gazi Saloom, Hamdan Yasun, Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), Cet.1, hlm. 25. 6
Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2010), Cet 1, h. 46. 7 Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika 2009), h. 24.
16
Teori-teori dan penelitian persepsi sosial berurusan dengan kodrat, penyebab-penyebab, dan konsekuensi dari persepsi terhadap satuan-satuan sosial, seperti diri sendiri, individu lain, kategorikategori sosial, dan kumpulan atau kelompok setempat seseorang tergabung atau kelompok lainnya. Taigiuri juga menambahkan bahwa “Persepsi Sosial merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi, sehingga gterbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsi”.8 Berdasarkan definisi persepsi menurut berbagai para ahli dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses penginformasian melalui alat indera untuk diteruskan ke dalam otak manusia. Dengan persepsi manusia dapat melihat kondisi lingkungannya sehingga dapat menimbulkan persepsi positif maupun negatif terhadap sesuatu yang ditangkap melalui alat inderanya. Dalam masyarakat persepsi berpengaruh terhadap peran dalam kegiatan pengelolaan sampah padat domestik di lingkungan tempat tinggalnya.
b. Proses Terjadinya Persepsi Menurut Bimo Walgito, proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan dalam tahapan-tahapan berikut ini: 1) Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses ini merupakan proses kealaman atau proses fisik. 2) Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. 3) Akibat dari stimulus yang diterima oleh alat indera yang diteruskan ke dalam otak, sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses ini disebut dengan proses psikologis. 8
53.
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Andi Offset, 2003). h.
17
4) Proses terakhir dari persepsi adalah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh indivdiu dalam berbagai macam bentuk.9 Keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya.
c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Dalam persepsi perangsang dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang pada diri individu itu sendiri. Namun demikian, sebagian terbesar
perangsang
datang
dari
eksternal
individu
yang
bersangkutgan. Persepsi dapat melalui macam-macam alat indera yang ada pada diri diri individu, tetapi sebagian besar persepsi melalui alat indera penglihatan. Untuk lebih mempermudah pemahaman terhadap persepsi sosial, Robbin (1989) di dalam buku Hanurawan mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor utama yang member pengaruh terhadap pembentgukan persepsi sosial seseorang. faktor-faktor itu adalah faktor penerima (the perceiver), situasi (the situation), dan objek sasaran (the target)10 Beberapa Faktor-faktor ini adalah faktor utama yang mampu memberi pengaruh terhadap pembentukan persepsi sosial seseorang. Berikut adalah pembahsan tentang faktor-faktor yang mampu mempengaruhi Persepsi: 1) Faktor Penerima Apabila seseorang mengamati orang lain yang menjadi objek sasaran persepsi dan mencoba untuk memahaminya, tidak dapat disangkal bahwa pemahaman sebagai suatu proses kognitif akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian seorang
9
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarat: Andi Offset,2004), h. 90 Ibid., h. 37.
10
18
pengamat. Di antara karakteristik kepribadian utama itu adalah konsep diri, nilai dan sikap, pengalaman di masa lampau, dan harapan-hgarapan yang tgerdapatg dalam dirinya.11 Faktor penerima ini adalah hasil dari tangkapan seseorang terhadapmkepribadian yang dihasilkan olehnya. Seperti memiliki konsep diri yang bermutu tinggi secara mental akan senantiasa melihat orang lain dari sudut pandang bersifat positif dan optimis. 2) Faktor Situasi Pengaruh faktor situasi dalam proses persepsi sosial dapat dipilah menjadi tiga, yaitu seleksi, kesamaan, dan organisasi. Seleksi adalah menuruti sifat alamiah seseorang akan lebih memperhatikan
objek-objek
yang
dianggap
lebih
disukai,
ketimbang objek yang tidak disukainya. Pemilih atau menyaring suatu hal yang diinginkan menjadi faktor situasi dalam persepsi karena merupakan proses kognitif seseorang yang dihasilkan oleh informasi yang didapatg pada suatu obyek baik yang berbentuk fisik maupun sosial. Unsur kedua dalam faktor situasi adalah kesamaan. Kesamaan adalah kecenderungan dalam proses persepsi sosial untuk mengklasifikasikan orang-orang ke dalam suatu kategori yang kurang lebih sama. Kemudian sebagai unsur ketiga adalah organisasi perceptual. Dalam proses persepsi sosial, individu cenderung untguk memahami orang lain sebagai objek persepsi kedalam sistem yang bersifat logis, teratur, dan runut. Pemahaman sistgematgik semacam itu biasa disebut dengan organisasi perceptual.12 3) Faktor Objek Dalam persepsi sosial secara khusus, objek yang diamati itu adalah orang lain. Beberapa cirri yang terdapat dalam diri objek 11 12
Ibid., h. 37. Ibid., hlm 38.
19
sangat memungkinkan untuk dapat memberi pengaruh yang menentukan terhadap terbentuknya persepsi sosial. Ciri pertama yang dapat menimbulkan kesan pada diri penerima dalahg keunikan (novelty) suatu objek. Ciri kedua adalah kekontrasan. Seseorang akan lebih mudah dipersepsi oleh orang lain terutama apabila ia memiliki karakteristik berbeda dibanding lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Ciri ketiga adalah ukuran dan integritas yang terdapat dalam diri obyek. Dalam konteks ini, seorang Ratu Dunia (Miss World) dengan ukuran fisik tertentu dan wajah yang cantik akan lebih mudah menimbulkan kesan pada orang lain ketimbang seseorang melihat gadis-gadis pada umumnya. Ciri keempat adalah kedekatan (proximity) objek dengan latar belakang sosial orang lain.13
2. Peran Peran mempunyai beberapa makna dan pengertian, jika kita telisik lebih jauh lagi maka kita akan banyak mendapatkan makna dari kata “peran”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia Peran adalah “seperangkat tingkat yang diharapkan oleh orang yang berkedudukan di masyarakat”.14 Perilaku individu dalam kesehariannya hidup bermasyarakat berhubungan erat dengan peran. Karena peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani seorang individu dalam bermasyarakat. Sebuah peran harus dijalankan sesuai dengan norma-norma yang berlaku juga di masyarakat. Seorang individu akan terlihat status sosialnya hanya dari peran yang dijalankan dalam kesehariannya. Hal ini diperkuat oleh para pendapat para ahli terutama Soekanto yang dikutip dari Charapedia.com mengatakan “Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu 13 14
Ibid., hlm 40-41. Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990). h. 667
20
peran.” Sedangkan menurut pendapatg R. Linton, Peran adalah “the dynamic aspect of status. Dengan kata lain, seseorang menjalankan perannya sesuai hak dan kewajibannya”.15 Menurut Friedman yang dikutip dari Sarjanaku, Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.16 Jadi dapat kita simpulkan bahwa peran didasarkan pada ketentuan dan harapan yang menerangkan apa yang individuindividu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran dalam struktur sosial tersebut. Dalam pengelolaan sampah, peran masyarakat menjadi penting karena beberapa faktor, antara lain: a. Masyarakat merupakan penghasil sampah yang cukup besar karena makin berkembangnya komplek hunian baru (pemukiman) yang ada di kota Jakarta sehingga sampah domestik rumah tangga juga makin bertambah. Bedasarkan gdata dari ISSDP (2010), masyarakat adalah penghasil sampah terbesar yaitu sebesar 60% dari sampah perkotaan. b. Masyarakat seharusnya bisa mandiri dalam pengelolaan sampah untguk mendukung terciptanya sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan sehingga tidak selamnya menjadi beban pemkot. c. Dengan keterbatasan lahan Kota Jakarta maka perlu dipikirkan agar konsep “zero” waste dapat diterapkan oleh masyarakat agar masalah lahan untuk TPA mendapatkan solusinya.17
15
Pengertian dan definisi peran diakses dari http://carapedia.com pada 1 Desember 2014 Pengertian peran defenisi menurut para ahli, konsep, struktur diakses dari http://www.sarjanaku.com pada 30 November 2014 17 Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta, Pedoman Pembelajaran Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah, (Jakarta : BPLH). h. 2 16
21
3. Masyarakat Pendatang a. Pengertian Masyarakat Pendatang Adapun belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge), atau a body of knowledge. Definisi ini merupakan definisi umum dalam pembelajaran sains secara konvensional, dan beranggapan bahwa pengetahuan sudah terserak
di
alam, tinggal
bagaimana siswa atau pembelajar
bereksplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk memperoleh pengetahuan.18 Gambaran dan rancangan tentang masyarakat pasti sering kita dengar
sehari-hari,
seperti:
masyarakat
perdesaan,
masyarakat
perkotaan, masyarakat Betawi, masyarakat Jawa, dan lain-lainnya. Meskipun secara mudahnya dapat diartikan bahwa masyarakat itu berarti warga dsn penduduk namun pada dasarnya konsep masyarakat itu sendiri sangatlah abstrak dan sulit ditangkap. Menurut Koentjaraningrat, istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Society.19 Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan social serta dapat kita katakan bahwa mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Masyarakat mempunyai arti yaitu sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh 18
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011). h.9 19 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 166
22
suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.20 Sedangkan menurut Koentjaraningrat dalam bukunya, masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan hidup yang berhubungan atau berinteraksi dan mempunyai kepentingan yang sama menurut suatu sistem
adat
istiadat
tertentu
yang
bersifat
kontinu
atau
berkesinambungan.21 Dapat kita simpulkan dari pendapat dua sumber pengertian masyarakat diatas bahwa masyarakat adalah merupakan kesatuan orang yg terikat atas ciri-ciri tertentu dl kehidupan masyarakat serta individu yang saling terikat dan berinteraksi dengan suatu sistem dan individu yang lainnya serta bersifat berkesinambungan atau terus berjalan sesuai peraturan yang berlaku di masyarakat tersebut. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi bedasarkan suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kawasan perkotaan (urban) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Masyarakat Pendatang disebut juga sebagai Urbanisasi yang berarti “Perpindahgan penduduk dari kawasan perdesaan ke wilayah perkotaan” dalam Kamus Geografi.22 Pertumbuhan penduduk yang pesat (tinggi) di suatu wilayah atau negara dapat dipastikan akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup.23 Hal ini karena dengan pertumbuhan penduduk
20
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990)., h. 564. 21 Koentjaraningrat, op. cit., h. 118 22 Ratna R. Melati dan Eko Sujatmiko, Kamus Geografi, (Surakarta: Aksarra Sinergi Media, 2012), h. 298. 23 Karden Eddy Sontang Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta: Djambatan, 2009), h. 58
23
yang tinggi akan menambah volume buangan yang dihasilkan seperti sisa-sisa buangan yang tidak terpakai atau sampah. Jadi Masyarakat pendatang adalah massa yang didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik di wilayah kota. Ini disetujui pula oleh Supardi Suparlan, “bahwa masyarakat adalah suatu satuan kehidupan sosial manusia yang menempati suatu wilayah tertentu yang keteraturan dan kehidupan sosial tersebut telah dimungkinkan karena adanya seperangkat pranatapranata sosial yang telah menjadi tradisi dan kebudayaan yang mereka miliki bersama”.24 b. Faktor penarik dan faktor pendorong terbentuknya masyarakat pendatang Banyak
hal
yang
mempengaruhi
masyarakat
melakukan
urbanisasi dan menjadi masyarakat urban seperti yang kita kenal sekarang. Pada umumnya yang mempengaruhi masyarakat ini ada dua faktor yakni faktor yang datang dari kota yang disebut faktor penarik dan ada faktor yang berasal dari tempat mereka berasal yang disebut dengan faktor pendorong. Faktor-faktor ini antara lain: 1) Faktor penarik masyarakat desa menjadi masyarakat pendatang atau urban: a) Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah b) Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap c) Banyak lapangan pekerjaan di kota d) Di kota banyak perempuan cantik dan laki-laki tampan e) Pengaruh buruk sinetron Indonesia f) Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas. 2) Faktor pendorong masyarakat desa menjadi masyarakat urban : a) Lahan pertanian yang semakin sempit b) Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya c) Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa d) Terbatasnya sarana dan prasarana di desa e) Diusir dari desa asal 24
Parsudi Suparlan, Kebudayaan Masyarakat dan Agama. (Jakarta: Universitas Indonesia, 1994), h.9
24
f) Memiliki impian kuat menjadi orang kaya.25 Faktor-faktor di ataslah yang menjadi alasan kenapa seseorang menjadi masyarakat urbanisasi dan menetap di wilayah perkotaan (urban) dan yang paling menjadi perhatian peneliti ialah faktor-faktor yang berkaitan dengan dunia pendidikan yakni
faktor yang
menyatakan bahwa pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas di daerah perkotaan. Berbicara tentang perpindahan dari desa ke kota sudah pasti akan berkaitan dengan istilah Urbanisasi. Konsep Urbanisasi memilki dua pengertian. Pertama, para ahli demografi lebih banyak menggunakan istilah ini untuk menunjukkan redistribusi penduduk ataupun perpindahan
dari
wilayah-wilayah
perdesaan
ke
perkotaan,
memberikan makna yang paling spesiggfik pada tingkat konseptual. Kedua, dalam beberapa ilmu sosial lainnya, gterutama ekonomi, geografis, dan sosiologi, urbanisasi merujuk (agglomeration) perkotaan dan perkembangannya.26 Dadang Supardan menjelaskan bahwa “masalah urbanisasi yang semula hanya merupakan gejala demografik, telah merambah ke bidang-bidang ekonomi maupun sosiologi”. Sebab adanya pemusatan kegiatan jasa ekonomi dalam lingkar pinggiran (suburban) dan desentralisasi, tanpa sadar penduduk telah menambah masalah baru. Sebab selain lingkar pinggiran, desentralisasi penduduk akan terus bergerak menuju ekspansi teritorial metropolitan yang lebih besar.27 Dalam hal tersebut mengemukakan masalah yang disebabkan oleh Urbanisasi merupakan permasalahan yang harus dikaji dalam berbagai ilmu-ilmu sosial. Karena semua ilmu mempunyai hubungan
25
Arif Rahman Hakim, “Persepsi Dan Peran Masyarakat Urban Pada Usia Produktif Terhadap Pendidikan dan Lembaga Pendidikan Formal di wilayah Rukun Tetangga 007, Rukun Warga 01 Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat”. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h. 24 26 Dadang Supardan, Pengangtar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.269. 27 Ibid, h. 270
25
yang dinamis dalam menghadapi berbagai permasalahan yang timbul khususnya di lingkungan masyarakat. Teori daya Sentrifugal dan Sentripetal Charles O. Colby menguraikan bahwa proses berekspansinya kota yang makin meluas dan berubahnya struktur tata guna lahan sebagian besar disebabkan oleh adanya daya sentrifugal dan sentripetal pada beberapa kota. Daya sentripetal mendorong penduduk dan berbagai usaha-usahanya bergerak
ke
dalam
kota
sehgingga
menimbulkan
pemusatan
(kosentrasi) aktivitas masyarakat. Adapun isi pokom teori yang menyebabkan pada masyarakat kota terjadi daya sentripetal sebagai berikut : 1) Memiliki tempat-tempat di pusat kota yang strategis, sangat cocok untuk pengembangan industry dan merupakan kemudahan tersendiri dalam operasi industri. 2) Berbagai perusahan dan bisnis, biasanya lebih menyukai lokasilokasi dekat stasiun kereta api, pelabuhan, terminal bus, maupun pusat-pusat keramaian public lainnya. 3) Dalam dunia bisnis, lebih menyukai dan kecenderungan adanya kosentrasi-kosentrasi penjual jasa, seperti penjahit, tempat parkir para dokter, pengacara, tukang gigi, pemangkas rambut dan kecantikan, biasanya terdapat pada lokasi yang berdekatan. 4) Selain itu, di kogta-kota sudah tersusun pusat-pusat perbelanjaan, seperti took-toko, tekstil, elektronik, perhiasan (emas dan perak), pakaian jadi, makanan dan minuman, barang-barang kelontong, mainan anak, dan sebagainya.28
28
Ibid, h. 284
26
4. Pengelolaan Dalam kamus besar bahasa Indonesia Pengelolaan mempunyai arti “proses yg memberikan pengawasan pada semua hal yg terlibat dl pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan”. Arti lain Pengelolaan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah “proses, cara perbuatan mengelola, proses melakukan kegiatan teretentu dengan menggerakkan tenaga orang lain”.29 Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri. pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan ada juga yang negatif. Mungkin banyak orang yang menyebutkan bahwa pengelolaan sama dengan arti manajemen. Karena antara pengelolaan dan manajemen memiliki tujuan yang sama yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga. Pengelolaan merupakan sebuah bentuk bekerja dengan orang-orang secara pribadi dan kelompok demi tercapainya tujuan organisasi lembaga. satu yang perlu diingat bahwa pengelolaan berbeda dengan kepemimpinan. Bila pengelolaan terjadi bila terdapat kerjasama dengan orang pribadi maupun kelompok, maka seorang pemimpin bisa mencapai tujuan yang diharapkan tanpa perlu menjadi seorang manajer yang efektif.30 Dalam hal ini pengelolaan merupakan langkah-langkah dalam upaya untuk meminimalisir terjadi kemungkinannya risiko yang diakibatkan oleh lingkungan hidup yang tidak sehat. Berupa terjadinya pencemaran atau perusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh sampah, mengingat sampah mempunyai potensi menjadi bahan berbahaya dan beracun yang cukup besar untuk menimbulkan efek negatif bagi masyarakat.
29
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 411. 30 Pengertian defenisi pengelolaan diakses dari http://carapedia.com pada 19 November 2014
27
5. Sampah Padat Domestik a. Pengertian Sampah Padat Domestik Indonesia Menurut Kamus besar bahasa Indonesia sampah mempunyai arti barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya; seperti daun, kertas, dan sebagainya.31 Menurut definisi (who), “sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya”.32 sampah adalah semua buangan padat yang dihasilkan oleh aktivitas hidup manusia dan hewan yang dibuang karena sudah tidak berguna lagi atau dikehendaki. Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya
bersifat
padat
(karena
air
bekas
tidak
termasuk
didalamnya).33 Dalam kamus besar bahasa Indonesia padat adalah sangat penuh tidak berongga sehingga tetap bentuknya (bukan barang cair dan bukan gas). Sedangkan domestik adalah mengenai (bersifat) rumah tangga. Dalam Undang Undang no. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dalam bab 1 dengan ketentuan Umum pasal 1 ayat 31
Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 776 32 Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007)., h. 111. 33 Edy Hendras Wahyono, Pengelolaan Sampah Plastik: Aneka Kerajinan dari Sampah Plastik, (Bogor: Yapeka, 2012), h. 5
28
16 menyebutkan bahwa limbah adalah sisa suatu usaha dan atau suatu kegiatan.34 Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa sampah padat domestik adalah suatu sisa-sisa pembuangan berbentuk dan bersifat padat dari hasil pemanfatan yang telah dilakukan dalam rumah tangga atau domestik. Indonesia sendiri baru mengenal dan menyadari masalah lingkungan hidup pada awal tahun tujuh puluhan dan mulai saat itu menanganinya secara rasional. Hal ini disebabkan karena mulai banyaknya masalah lingkungan yang timbul oada waktu tersebut sebagai akibat dari eksploitasi sumber daya alam yang tidak dikelola dengan baik, seperti timbulnya banjir, kekeringan, erosi, serangan hama dan penyakit, pengotoran lingkungan dan berbagai permasalahan lainnya.35 Pencemaran daratan pada umunya berasal dari limbah berbentuk padat yang dibuang atau dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Tempat penampungan ini dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat tetap. Oleh karena tempat pengemupulan sampah padat ini sudah ditentukan maka seharusnya sudah pula diperhitungkan pula kemungkinan dampaknya. Namun dalam kenyataannya seringkali terjadi bahwa tempat penampungan limbah padat tersebut tetap menimbulkan gangguan pada manusia. 36
b. Penggolongan Sampah Dalam bukunya Ir. Yul H.Bahar (1987) secara umum mengolongkan sampah menjadi tiga kelompok, yaitu sampah berasal dari kegiatan rumah tangga (domestic refuse), dari kegiatan 34
Masbah, dkk. Road map teknologi pemantauan daerah aliran sungai (das) dan pengelolahan limbah, (Jakarta: LIPI Pres, 2004), h. 4. 35 Yul H. Bahar, Teknologi penanganan dan pemanfaatan Sampah, (Jakarta: PT. Waca Utama Pramesti, 1987), h. 9. 36 Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi), (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h. 151-152.
29
perdagangan (commercial refuse) dan dari kegiatan perindustrian (industrial refuse). “Domestic refuse” biasanya merupakan sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak terpakai lagi dalam rumah tangga, sisa pengolahan makanan, bahan pembungkus, bermacam-macam kertas, kain bekas, kaleng dan lain-lain. “Comercial refuse” adalah sampah yang berasal dari tempattempat perdagangan seperti pasar, “supermarket”, pusat pertokoan, warung dan tempat jual beli lainnya. Biasanya sampah yang berasal dari kegiatan perdagangan ini terdiri dari berbagai jenis, seperti bahan dagangan yang rusak, kertas, plastic dan daun pembungkus, bagian komoditi yang tidak dapat dimanfaatkan, peralatan yang rusak dan lain-lain. “Industrial refuse” merupakan sampah yang berasal dari kegiatan ind ustry, jumlah dan jenisnya sangat tergantung pada jenis dan jumlah bahan yang diolah oleh perusahaan perindustrian tersebut. Suatu perindustrian biasanya membuang limbah dan sampahnya di sekitar perumahan tersebut, sehingga sering mencemari lingkungan di sekelilingnya. Sampai sekarang pembuangan sampah dan limbah industry masih belum dapat diatur dengan baik, sehingga merupakan sampah yang paling banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.37 Seperti dikutip dalam buku Dr. Budiman Chandra (2007) sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, berikut adalah pengkategorian sampah : 1) Bedasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya : a) Organik, misalnya sisa makanan, daun, sayur, dan buah. b) Anorganik, misalnya logam, pecah-belah, abu, dan lain-lain 2) Bedasarkan dapat atau tidaknya dibakar : a) Mudah terbakar, misalnya kertas plastik, daun kering, kayu. b) Tidak mudah terbakar, misalnya kaleng, besi, gelas, dan lainlain. 37
Yul H. Bahar, Teknologi penanganan dan pemanfaatan Sampah, (Jakarta: PT. Waca Utama Pramesti, 1987), h. 4-5.
30
3) Bedasarkan dapat atau tidaknya membusuk : a) Mudah membusuk, misalnya sisa makanan, potongan daging, dan sebagainya. b) Sulit membusuk, misalnya plastik, karet, kaleng, dan sebagainya.38 Mukono (2006) dalam buku Edy Hendras Wahyono membuat karakteristik sampah yang terdiri dari 12 ciri atau karakteristik sampah. Sebagai berikut : 1) Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas. 2) Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage. 3) Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik dirumah, dikantor, industri. 4) “Street Sweeping” (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan. 5) “Dead Animal” (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena alam, penyakit atau kecelakaan. 6) Houshold Refuse
yaitu sampah yang terdiri dari
rubbish,
garbage, ashes, yang berasal dari perumahan. 7) Abandonded Vehicles
(Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai-
bangkai mobil, truk, kereta api. 8) Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri, pengolahan hasil bumi. 9) Demolition
Wastes
yaitu
sampah
yang
berasal
pembongkaran gedung. 38
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007), h. 111-112.
dari
31
10) Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedunggedung. 11) Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik
hasil
saringan
pada
pintu
masuk
suatu
pusat
pengelolahan air buangan. 12) Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya kaleng-kaleng cat, zat radiokatif.39
c. Sumber Sampah Dr. Budiman Chandra (2005) juga memberikan penjelasan tentang sumber- sumber sampah. Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut : 1) Pemukiman Penduduk Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah sisa tumbuhan. 2) Tempat umum dan tempat perdagangan. Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa-sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya. 3) Sarana layanan masyarakat milik pemerintah. Sarana layanan masyarakat yang dimaksud di sini, antara lain, tempat hiburan atau umum, jalan umum, tempat parkir, 39
Edy Hendras Wahyono, Pengelolaan Sampah Plastik: Aneka Kerajinan dari Sampah Plastik, (Bogor: Yapeka, 2012), h. 6-7.
32
tempat layanan kesehatan (rumah sakit dan pukesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah yang lain. tempat tesebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering. 4) Industri berat dan ringan. Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu, industri kimia, industri logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum, dan kegiatan industri lainnya, baik yang bersifat distributif atau memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus, dan sampah berbahaya.40
d. Cara Mengatasi Sampah Dalam buku Rachman dan Mudakir terdapat tiga cara mengatasi sampah agar tidak menjadi sumber penyakit adalah dengan: 1) Penyimpanan Sampah Penyimpanan sampah ialah penampungan sampah yang sifatnya sementara. Sebelum sampah tersebut dibuang pada tempat semestinya. Bentuk penyimpanan sampah ini kalau di desa berupa tanah yang digali berbentuk lubang, kemudian sampah dimasukkan ke dalam lubang. Setelah penuh lubang itu dengan sampah, maka sampah kemudian dirtimbun dengan tanah. Sedangkan tempat sampah di kota-kota besar biasa menggunakan membuat bak sampah yang terdiri dari bangunan ukuran kecil, seringkali digunakan juga tempat sampah khusus yang dibuat oleh pabrik, misalnya ember besar.41
40
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007), h. 113-114. 41 Rachman Hermawan dan Mudakir I. Syah, Mengenal Kependudukan dan Lingkungan Hidup, (Jakarta:PT Jenar Melati Wangi, 1995), h. 49
33
2) Pengumpulan Sampah Pengumpulan sampah ialah pengumpulan dari rumah-rumah, kantor, pasar dan lain sebagainya, yang tadinya hanya ditampung pada bak-bak sampah. Pengumpulan sampah ini untuk di kota-kota besar dilakukan dengan gerobak dorong, truk, kendaraan lainnya. Penampungan sampah ini memerlukan tempat yang luas, karena penampungan sampah ini merupakan tempat untuk berkumpulnya sampah setelah dari bak-bak sampah dan sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah. Syarat-syarat penampungan sampah yang baik : a) Mudah dicapai masyarakat yang menggunakannya. b) Dibuat dua buah pintu, satu pintu untuk memasukannya dan satu pintu untuk mengeluarkannya. c) Tertutup dan mempunyai ventilasi atau keluarnya angin. d) Terhindarnya tempat sarang tikus atau binatang lain.42 3) Pembuangan Sampah Tempat buangan sampah di sini maksudnya tempat pembuangan sampah terkahir setelah dikumpulkan dari tempattempat pengumpulan. Tempat pembuangan ini untuk daerah pedesaan tidaklah menjadi persoalan karena masih luasnya areal tanah. Akan tetapi untuk di daerah perkotaan, terutama di kota besar menjadi masalah yang pelik karena sulitnya mendapatkan areal tempat pembuangan. Sedangkan di kota-kota besar sangat tinggi. Kebiasaan yang telah dipakai untuk pembuangan samoah di kota besar adalah dibuang salah satu tempat, dan setelah beberapa hari atau setelah kering maka diadakan pembakaran. Akibat dari pembakaran sampah ini akan menimbulkan polusi udara di sekitarnya.43
42
Racman Hermawan, Ibid, h. 50 Rachman Hermawan dan Mudakir I. Syah, Mengenal Kependudukan dan Lingkungan Hidup, (Jakarta:PT Jenar Melati Wangi, 1995), h. 52 43
34
e. Dampak dan Pengaruh yang ditimbulkan Sampah Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaggruh bagi masyarakat maupun lingkungan itu sendiri. seperti berikut : 1) Dampak dan Pengaruh sampah terhadap Sosial a) keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat. b) Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat. c) Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata. d) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk. e) Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat, seperti jalan, jembatan, dan saluran air. f) Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial-budaya masyarakat setempat. g) Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat dan hasrat oarng lain (turis) untuk datang berkunjung ke daerah tersebut. h) Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk stempat dan pihak pengelola (mis., kasus TPA Bantargebang Bekasi). 2) Dampak dan Pengaruh terhadap Ekonomi a) Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah, sehingga memperluas lahan. b) Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk. c) Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak.
35
d) Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain. e) Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya kebakaran yang lebih luas. f) Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal. g) Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehingga produksivitas masyarakat menurun. h) Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar sehingga dana untuk sektor lain berkurang. i) Penurunan pemasukan daerah (devisa) akibat penurunan jumlah wisatawan. j) Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan tidak memiliki nilai ekonomis. k) Penumpukan sampah di pinggir jalan juga dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas yang dapat menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa.44
B. Hasil Penelitian yang Relevan Pada penelitian ini tertera dalam penelitian terdahulu sebagai data pendukung untuk melakukan penelitian yang diantaranya: 1. Faizah. Tesis (2008) dengan judul “Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi kasus di Kota Yogyakarta).” Dalam tesis ini menjelaskan implementasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat, yang mana pengelolaan sampah ini melibatan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis 44
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007), h. 121 - 123
36
Masyarakat di Gondolayu Lor, Kota Yogyakarta, telah berhasil dilaksanakan dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) melalui proses pemilahan sampah. Dari paradigm Dari paradigma ”membuang sampah” yang dalam prakteknya hanya memindahan sampah, menjadi ”mengelola sampah” dalam arti memilah untuk dimanfaatkan yang pada prakteknya dapat mereduksi secara signifikan timbulan sampah yang dibuang. Problematika utama dari penerapan ini adalah pada soal bagaimana merubah paradigm dari membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah. Peran pengurus RT/RW sangat besar dalam membantu mewujudkan terlaksananya program dan menjembatani komunikasi antara pemerintah daerah dengan masyarakat.45 2. Alex Alfiandri, Skripsi yang berjudul “Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi di RT 03 RW 01 Lingkungan Panji Kel. Tegal Gede Kab. Jember”. Dalam skripsi ini ditemukan bahwa masyarakat lokasi penelitian dalam Pewadahan sampah yang dilakukan warga Lingkungan Panji menggunakan tempat sampah dengan kantong plastik sebesar 44%, timba 29%, keranjang 27%. Proses pengumpulan sampah warga RT 003 RW01 Lingkungan Panji adalah dibuang ke selokan atau sungai sebesar 37%, galian halaman rumah 31%, halaman rumah 28% dan diangkut petugas kebersihan 4%. Warga RT 03 RW 01 Lingkungan Panji melakukan pengolahan sampah sendiri dengan cara sampah yang terkumpul dilakukan pembakaran dan dibuang ke sungai secara open dumping. Jadi Sistem
pengangkutan sampah ke TPS atau TPA di
Lingkungan Panji tidak dilakukan.46
45
Faizah. “Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi kasus di Kota Yogyakarta)”. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. 46 Alex Alfiandri, “Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi di RT 03 RW 01 Lingkungan Panji Kel. Tegal Gede Kab. Jember)”. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, 2011.
37
3. Amantya Koesrimardiyati, Tesis (2013) dengan judul “Keberlanjutan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah di RW 013 Cipinang Melayu Jakarta)”. Dalam tesis ini ditemukan bahwa untuk mendorong perubahan perilaku warga dan pengorganisasian masyarakat menuju pengelolaan sampah mandiri, salah satunya dapat dicapai melalui penyelenggaraan program Jakarta Green and Clean, yang diselenggarakan oleh swasta, bekerja sama dengan BPLH Daerah DKI Jakarta dan lembaga swadaya masyarakat. Peran aktif perempuan sangat penting untuk keberlanjutan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat karena peran sosial perempuan telah membuat dirinya lebih dekat dengan lingkungan hidup di sekitar tempat tinggalnya sehingga mereka berusaha mempertahankan kelestariannya. Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat terus berlanjut apabila terjadi perubahan perilaku warga yang
mengelola
sampahnya
secara
mandiri
dengan
disertai
pengorganisasian masyarakat yang berpusat pada perempuan di tingkat komunitas, yang salah satunya Rukun Warga.47
47
Amantya Koesrimardiyati. “Keberlanjutan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah di RW 013 Cipinang Melayu Jakarta Timur)”. Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta, 2013.
38
C. Kerangka Konseptual atau Kerangka Berpikir Persepsi dan peran Masyarakat Pendatang terhadap Pengelolaan Sampah Padat Domestik
Persepsi
Peran h. 23
h. 17
Pengertian Persepsi h.17
Masyarakat Pendatang
h. 30
h. 24 Pengertian Peran h. 23
Pengertian masyarakat
Pengertian Pengelolaan
h. 24
Proses Persepsi h. 19
Faktor Persepsi
Sampah Padat Domestik
Pengelolaan
h. 30
Faktor Masyarakat Pendatang
h. 31
Pengertian Sampah Padat Domestik
Penggolongan Sampah h. 33
h. 31
Sumber sampah h. 35
h. 27
Cara Mengatasi Sampah h. 37
h. 20
Dampak dan Pengaruh Sampah h. 38
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan metode Survei dan Analisis Deskriptif. Menurut Bogdan dan Tylor dalam buku Zuriah,“Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.1 Sedangakan menurut Zuriah dalam bukunya mengatakan “penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan
gejala-gejala,
fakta-fakta,
atau
kejadian-kejadian
secara
sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.2 Untuk mengindentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan yang sedang berjalan makan penelitian ini juga menggunakan metode penelitian survey yang mana merupakan “penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview agar nantginya menggambarkan sebagai aspek dari populasi”.3 Dalam metode penelitian diskritif kualitatif hasil penelitian bersifat subjektif dimana penelitian kualitatif tidak melihat hasil akhir tetapi proses dari pembuatan penelitian tersebut. Metode penelitian ini dimunculkan karena adanya perubahan dalam memandang realitas atau kenyataan serta fenomena atau gejala sosial yang dipandang sebagai sesuatu yang utuh dan penuh makna. Metode kualitatif ini sering disebut sebagai penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural setting). Maka dari itu, karena data yang diperoleh berupa kata-kata atau tindakan, pendekatan yang tepat adalah menggunakan jenis penelitian 1
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara), 2009. Cet 3. h. 92 2 Ibid., h. 47 3 Ibid., h. 47
39
40
deskripitif kualitatif. Hal ini diambil karena dalam penelitian ini berusaha menelaah fenomena sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau ilmiah, bukan dalam kondisi terkendali atau laboratoris.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian ini adalah di kelurahan Srengseng Sawah Jakarta yang berlokasi di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Peneliti memilih sekolah ini untuk objek penelitian dikarenakan lokasi yang sesuai dengan desain yang diperlukan oleh sang peneliti dan juga terjangkau dari tempat tinggal peneliti, sehingga bisa mengefisienkan waktu dan biaya. Kelurahan Srengseng Sawah juga merupakan pertemuan Jalur air antara Depok Jawa Barat dengan Jakarta Selatan. Apabila jalur-jalur air itu tersumbat oleh sampah dan tidak berfungsi dengan baik maka tidak usah dipungkiri lagi akan menyebabkan berpotensi banjir daerah Srengseng Sawah sendiri dan juga sekitarnya. Masyarakat di Srengseng Sawah masih erat tali silaturahmi dan rasa gotong royongnya, menarik untuk diteliti bagaimana persepsi dan peran masyarakat tersebut terhadap Pengelolaan Sampah padat domestik itu sendiri.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu mulai dari tahap perencanaan, persiapan penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan diakhiri dengan laporan penelitian. Proses penelitian ini dimulai sejak bulan April 2014 dan berakhir pada bulan Februari 2015.
41
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Menurut Sugiyono, “populasi adalah wilayah generaliasi yang teridiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.4 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Rukun Tetangga (RT) 008, Rukun Warga (RW) 02, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan berjumlah 95 KK terdiri dari 357 orang diantaranya 177 laki-laki dan 180 berkelamin perempuan.
2. Sampel Dalam bukunya Sugiyono menyampaikan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.5 Bedasarkan karakteristik yang telah dijelaskan maka pemilihan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling dan snowball
sampling. Purposive sampling menurut Sugiyono adalah “penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.6 misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek dan situasi sosial yang diteliti. Maka objek penelitian untuk teknik purposive sampling adalah hanya digunakan untuk Kelurahan Srengseng Sawah, Ketua RW 02, Ketua RT 008, dan Tokoh Masyarakat Setempat. Snowball sampling menurut Sugiyono adalah “tekhnik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar”.7 Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu belum mampu 4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) h. 297 Ibid., h. 118 6 Ibid., h. 124 7 Ibid., h. 125 5
42
memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang mengelinding, lama-lama menjadi besar. Sehingga ketika menentukan sampel, pertama-tama hanya memilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan orang tersebut belum bisa mendapatkan data yang lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang dapat melengkapi data yang diberikan orang sebelumnya. Maka Objek Penelitian menggunakan tekhnik Snowball Sampling ini digunakan untuk memilih masyarakat pendatang Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Wargga (02) Srengseng Sawah saja. Meskipun tidak ada aturan yang baku mengenai jumlah sampel dalam penelitian kualitatif, penentuan jumlah sampel biasanya bergantung pada sejumlah kecil informan dengan tujuan penelitian yang mendalam dan terperinci. Dalam Penelitian kualitatif memang sering menggunakan kedua sampel, purposive sampling dan snowball sampling ini. Kedua tekhnik sampel ini memang lebih cocok diggunakan pada saat melakukan penelitian kualitatif.
D. Jenis dan Sumber Data Data merupakan sumber yang paling penting untuk menyikap suatu permasalahan yang ada, dan data jugalah yang akan menjawab permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Maka yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data diperoleh. Untuk mendapatkan data yang objektif berdasarkan kebenaran yang terjadi di lapangan, maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Sumber data secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Data Primer Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan. Dalam hal ini data yang diperoleh peneliti adalah hasil wawancara dengan seksi
43
kebersihan dan kelingkungan hidup kelurahan terkait, pemimpin formal Rukun Tetangga dan Rukun Warga terkait, serta masyarakat pendatangg itu sendiri yang bermukim di Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kotamadya Jakarta Selatan.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan geografis atau daerah, data mengenai produktifitas suatu lembaga dan lain sebagainya. Data sekunder yang diperoleh peneliti adalah data yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang berkaitan dengan pokok pembahasan penulisan skipsi ini. Data sekunder ini bisa diperoleh dari data-data yang sudah ada pada ketua RT dan RW sampai kepada kepala Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa seperti data buku kependudukan dan juga monografi Kelurahan, data-data lain tentang kebersihan juga mampu diperoleh dari Dinas Kebersihan Jakarta Selatan maupun dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk wilayah terkait.
E. Tekhnik Pengumpulan Data Pengumpulan data sangat penting bagi penelitian, sebab teknik pengumpulan data mendukung keberhasilan dalam suatu penelitian. Adapun teknik yang digunakan adalah: 1. Observasi (Pengamatan) Observasi Menurut S. Margono dalam Nurul Zuhria adalah “sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”.8 Menurut 8
Nurul zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi, (Jakarta: Bumi aksara, 2005)., h. 116
44
Sutrisno Hadi dalam bukunya Sugiyono mengatakan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”.9 Teknik observasi merupakan suatu cara pengumpulan data langsung dengan mengadakan pengamatan ke objek atau lokasi penelitian yang sedang berjalan. Penulis melakukan pengamatan dengan mengunjungi langsung kawasan Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta guna mengetahui langsung keadaan objektif dari pengelolaan sampah padat domestik, termasuk gambaran fisik subyek, penampilan subyek dan sikap subyek selama wawancara berlangsung.
2. Interviu (interview) atau wawancara Interviu (interview) atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Menurut Paul
dalam
buku Koentjaraningrat,
“wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu.”10 Irawan dalam bukunya menambahkan bahwa “wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam”.11 Wawancara ini dilakukan dengan sumber-sumber terkait untuk memperoleh informasi data bagaimana proses kegiatan Pengeloaan sampah padat domestik dan data tentang masyarakat pendatang di Kelurahan Srengseng Sawah kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) h. 203 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Percetakan PT Gramedia),1986. cet.8, hlm 129. 11 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, Bandung), 2011. Cet 8, h. 67 10
45
Wawancara akan dilakukan kepada narsumber-narasumber sebagai berikut: Seksi Kebersihan dan Kelingkungan Hidup Kelurahan Srengseng Sawah, Kepala Rukun Warga (RW) 02, Kepala Rukun Tetangga (RT) 008, dan Responden warga masyarakat pendatang maupun setempat Rukun Tetangga (RT) 008. Adapun peneliti mendorong untuk menggunakan metode interview atau wawancara ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan peran masyarakat pendatang terhadap kegiatan pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini. Untuk menggali dan mendapatkan informasi dari responden, peneliti akan mempelajari dan mengkaji terlebih dahulu hasil studi observasi yang dilakukan sebelumnya.
3. Dokumentasi Untuk melengkapi kesempurnaan penelitian ini langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data dengan metode Dokumentasi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan “pengumpulan,
dokumentasi
adalah
penyimpanan
informasi
di
bidang
pemilihan,
pengolahan,
dan
pengetahuan;
pemberian
atau
pengumpulan bukti dan keterangan (st gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan refrensi lainya)”.12 Hal ini sependapat dengan Sugiyono bahwa “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan,
gambar,
atau
karya-karya,
monumental
dari
seseorang”.13 Mengenai profil masyarakat Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah berdasarkan data-data serta dokumen yang berasal pemerintah setempat, berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang atau masyarakat sekitar. Serta sebagai data pendukung dari data observasi dan wawancara. 12 13
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., h. 256 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) h. 203
46
F. Instrumen Penelitian Penelitian mengumpulkan data di lapangan, peneliti menggunkan instrument penelitian berupa pedoman observasi, dan sasaran & butir-butir wawancara, serta dokumentasi, analisis isi (catatan anylis). Kisi-kisi Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pedoman observasi a. Monografi Penduduk b. Kondisi masyarakat c. Proses Pengelolaan Sampah Padat Domestik d. Sarana dan prasarana Pengelolaan Sampah Padat Domestik e. Kendala dan Kinerja Pengelolaan Sampah Padat Domestik f. Alasan melakukan perpindahan penduduk 2. Sasaran dan Butir-butir wawancara a. Tokoh Masyarakat mengenai gambaran umum 1) Sejarah terbentuknya daerah
RW 02, Kelurahan
Srengseng
Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. 2) Perkembangan penduduk b. Seksi Kebersihan Kelurahan Srengseng Sawah 1) Istilah pengelolaan sampah padat 2) Istilah masyarakat pendatang 3) Pentingnya pengelolaan sampah 4) Proses Pengelolaan sampah padat domestik 5) Letak penampungan sampah 6) Petugas pengelolaan sampah c. Ketua Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah 1) Sejarah terbentuknya daerah
RW 02, Kelurahan
Sawah, Kecamatan Jagakarsa. 2) Proses Pengelolaan sampah padat domestik 3) Jumlah petugas kebersihan 4) Upah para petugas kebersihan 5) Sumber dana upah petugas kebersihan
Srengseng
47
6) Jam operasional para petugas kebersihan 7) Langkah penyempurna 8) Fasilitas yang disediakan 9) Program membantu 10) Persepsi terhadap pengelolaan sampah padat domestik 11) Peran masyarakat pendatang terhadap pengelolaan sampah d. Ketua Rukun Tetangga (RT) 008 RW 02 Srengseng Sawah 1) Istilah pengelolaan sampah 2) Proses Pengelolaan sampah padat domestik 3) Sumber sampah 4) Pengumpulan dana iuran kebersihan 5) Jam operasional para petugas kebersihan 6) Sistem pengelolaan sampah lainnya 7) Program membantu dalam kebersihan 8) Persepsi terhadap pengelolaan sampah padat domestik 9) Peran masyarakat pendatang terhadap pengelolaan sampah e. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah 1) Istilah pengelolaan sampah padat domestik 2) Setuju dan menxcdukung pengelolaan sampah 3) Proses pengelolaan sampah padat 4) Persepsi terhadap pengelolaan sampah padat domestik 5) Pendapat pentingnya pengelolaan sampah 6) Peran anda dalam pengelolaan sampah 7) Peran masyarakat terhadap pengelolaan sampah 8) Infrastruktur pengelolaan sampah 9) Saran anda 10) Alasan bertempat tinggal
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Menurut Bogdan dalam buku Sugiyono menyatakan bahwa “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
48
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”.14 Dalam hal ini melakukan proses analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dengan responden, observasi yang telah dituliskan dalam lembar observasi lapangan, dokumentasi berupa foto-foto pada saat wawancara dan pengamatan pada saat observasi dilakukan dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut maka metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yakni dengan cara mengumpulkan data kemudian menyusun, menyajikan, baru kemudian menganalisis untuk mengungkapkan arti data tersebut. Pada saat menganalisa data hasil observasi, peneliti
menginterpretasikan
catatan
lapangan
yang
ada
kemudian
menyimpulkannya. Setelah itu peneliti menganalisa pada data tersebut.
H. Pemeriksaan Keabsahan Data Menurut Moleong “pemeriksaan keabsahan data penelitian kualitatif tidak sama dengan pemeriksaan data kuantitatif untuk penelitian kualitatif menggunakan empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (Dependabilitas), dan kepastian (Konfirmabilitas).”15 Dari ke empat keriteria ini sangat berbeda dengan penelitian kualitatif dimana menggunakan kepastian data yang berbentuk numerik, sedangkan penelitian kualitatif ini menggunakan empat kriteria yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kevalidan data yang diperoleh di lapangan Kepercayaan (credibility) merupakan proses dan hasil penelitian yang dapat diterima atau dipercaya. Kepercayaan (credibility) pada dasarnya berfungsi sebagai pelaksana inkuiry sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuan dapat tercapai. Untuk kriteria credibility penelitian ini 14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) h. 334 Lexy j. moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif , edisi revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)., h. 324 15
49
menggunakan metode trianggulasi, trianggulasi dapat diartikan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.16 1. Credibility (Validitas Internal) Menurut Sugiyono bermacam-macam cara pengujian kredibilitas data “antara lain perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi data, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,dan member check”.17 1) Perpanjangan pengamatan Adalah usaha peneliti memperpanjang keikutsertaan dalam melibatkan diri dengan masyarakat di Rukun Tetangga (RT) 008 RW 02 Srengseng Sawah. Posisi penulis sebagai instrumen utama dalam proses pengumpulan data menurut peran serta untuk terjun langsung dengan masyarakat tersebut. Setelah peneliti memperoleh banyak info tentang data yang diperlukan selama waktu penelitian, maka peneliti akan menambah waktu keterlibatan peneliti dalam proses kehidupan keseharian sampai dinyatakan bahwa data yang telah diperoleh dirasa dapat dipertanggung jawabkan 2) Peningkatan Ketekunan dalam Penelitian Dengan pengamatan terus menerus, peneliti akan dapat memperhatikan sesuatu dengan lebih cermat, terinci dan mendalam. Pengamatan yang terus menerus, akhirnya akan dapat menemukan mana yang perlu diamati dan mana yang tidak perlu untuk diamati sejalan dengan usaha pemerolehan data. Pengamatan secara terus menerus dilakukan untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian tentang fokus yang diajukan.
16
Ibid., 330 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) h. 368
17
50
3) Triangulasi Dalam penelitian ini menggunakan dua teknik triangulasi yaitu triangulasi metode, dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan Dokumentasi. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi mengenai Persepsi dan Peran Masyarakat Pendatang terhadap Pengelolaan Sampah Padat maka diperlukan kombinasi dari pengumpulan data yang bervariasi. Kemudian teknik yang ke dua triangulasi sumber berati membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif..18 Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal. 4) Analisis Kasus Negatif Kasus Negatif adalagh kasus yang tidak sesuai gatau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu.19 Menganalisis kasus negatif maksudnya adalah mencari kebenaran dari suatu data yang dikatakan benar oleh suatu sumber data tetapi ditolak oleh sumber yang lainnya. 5) Menggunakan Bahan Referensi 18
Lexy j. moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif , edisi revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) h. 330 19 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) h. 374
51
Menggunakan bahan referensi sebagai pembanding dan untuk mempertajam analisa data. Hal ini sangat diperlukan oleh peneliti sebagai bahan pendukung dalam melakukan penelitian. 6) Mengadakan Member Check Tujuan mengadakan member check adalah agar informasi yang telah diperoleh dan yang akan digunakan dalam penulisan laporan dapat sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan, dan key informan. Untuk itu dalam penelitian ini member check dilakukan setiap akhir wawancara dengan cara mengulangi secara garis besar jawaban atau pandangan sebagai data berdasarkan catatan peneliti tentang apa yang telah dikatakan oleh responden. Tujuan ini dilakukan adalah agar responden dapat memperbaiki apa yang tidak sesuai menurut mereka, mengurangi atau menambahkan apa yang masih kurang. Member check dalam penelitian ini dilakukan selama penelitian berlangsung sewaktu wawancara secara formal maupun informal berjalan.
2. Transferability (validitas eksternal) Tranferabilitas atau keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai dengan cara uraian rinci. Untuk kepentingan ini peneliti berusaha melaporkan hasil penelitiannya secara rinci. Uraian laporan diusahakan dapat mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh pembaca, agar para pembaca dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh. Penemuan itu sendiri bukan bagian dari uraian rinci melainkan penafsirannya diuraikan secara rinci dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kejadian-kejadian nyata.
3. Dependability (Realibilitas) Dependabilitas atau reliabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap
52
konsisten bila dilakukan ulang terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama. Untuk dapat mencapai tingkat reliabilitas dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan tekhnik ulang atau check recheck.
4. Confirmability (Obyektivitas) Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji dependability sehinggadalam penelitian ini dilakukan bersama-sama Perbedaannya, pengauditan konfirmabilitas digunakan untuk menilai hasil (product) penelitian, sedangkan pengauditan dependabilitas digunakan untuk menilai proses (process) yang dilalui peneliti dilapangan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Latar Penelitian 1. Sejarah wilayah Rukun Warga (RW) 02, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan Hal yang lazim terjadi pada pertumbuhan kota-kota di negara berkembang seperti Indonesia, ialah terciptanya pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, yang seringkali lingkungan tidak dapat mengantisipasi daya dukung kota secara layak, seringkali dalam hal penyediaan sarana dan prasarana bagi para penduduknya. Pertumbuhan penduduk perkotaan terjadi karena pertumbuhan yang bersifat alami seperti disebabkan oleh proses perpindahan penduduk dari desa ke kota yang disebut Urbanisasi. Pesatnya laju pertumbuhan angka urbanisasi terlihat dengan banyaknya tempat-tempat strategis dalam hal perekonomian yang dibangun di daerah perkotaan. Pertumbuhan penduduk perkotaan ini senantiasa menciptakan berbagai macam permasalahan dan mampu menciptakan perubahan dari berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Jika kita membaca sejarah Ibukota Jakarta adalah kota yang banyak didatangi oleh banyak orang dengan keperluannya masing-masing baik yang hanya berdiam untuk sementara sampai yang menetap lama. Sehingga pesatnya pertumbuhan penduduk tidak dapat dihindari keberadaanya oleh wilayah-wilayah Ibukota Jakarta, termasuk juga pada Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan ini. Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber masyarakat di Rukun Warga (RW) 02 yang terdiri dari petinggi masyarakat seperti Ketua RW dan lain-lain. Dari hasil wawancara dari Bapak Usman, “Terus kampung ini kan berbatasan sama depok yang Jawa Barat dan Jakarta jadi mayoritas penduduknya orang betawi. Masih banyak orang Betawinya
53
54
walaupun betawi pinggiran”.1 Kelurahan Srengseng Sawah dan sekitarnya memang masih sangat kental dengan masyarakat Betawinya. Di Kelurahan ini juga salah satu tempatnya dijadikan sebagai cagar budaya Betawi di Setu Babakan Srengseng Sawah. Kawasan dan letak batas wilayah Srengseng Sawah saat dahulu tidak seperti sekarang, Wilayah Kampung Srengseng yang menjadi cikal bakal wilayah Kelurahan Srengseng Sawah saat ini setengahnya berada di kawasan Kelurahan Lenteng Agung. Sementara wilayah Kampung Sawah tetap seperti sekarang yang menjulang sampai kawasan Universitas Indonesia. Dahulu wilayah Srengseng Sawah merupakan gabungan dari dua nama daerah kampung yang terletak bersebelahan. Dan terbagi dari dua daerah yang bernama Kampung Srengseng dan Kampung Sawah. Seperti yang dikatakan Bapak Cepi “Sebelum menjadi Kelurahan Srengseng Sawah, Di sini orang nyebutnya wilayah Kampung Sawah. Khususnya RW 02, 01 dan sekitarnya”.2 Padasaat sebelum terjadinya pemekaran awalnya wilayah kampung Srengseng terletak di sebelah utara Kelurahan Srengseng Sawah yang sekarang. Saat ini kawasan tersebut telah masuk ke dalam Kelurahan Lenteng Agung yang notabennya lebih sempit. Kadang kala Masyarakat di sana yang berusia di atas 40 tahun tetap menganggap daerah asli Kampung Srengseng sebagai bagian dari Kelurahan Srengseng Sawah. Wilayah asli daerah kampung Sawah terletak sebagian besar wilayah Kelurahan Srengseng Sawah. Jika deskripsikan letak kampung Sawah adalah menjulang dari kantor Kelurahan ke sungai Ciliwung sampai kawasan Universitas Indonesia. Selain Daerah Srengseng dan Kampung Sawah, Kelurahan Srengseng Sawah saat ini juga mencakup daerah Babakan, Kalibata, serta sebagian daerah Cipedak yang mempunyai Kelurahan sendiri.
1 2
2014.
Usman E. 62 tahun, Buruh. Wawancara, Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014. Cepi Haeruddin, 53 tahun, Guru/PNS. Wawancara. Jl. Gardu rt11/rw 02, 17 Desember
55
Konon katanya Srengseng diambil dari nama semacam pandan berdaun lebar, pinggirnya berduri-duri, (Pandanus caricosus Ramph), termasuk famili Pandaneseae. Daunnya bisa dianyam dijadikan tikar atau topi kasar (Fillt 1883, 264)”.3 Sedangkan nama Sawah diakui oleh beberapa sumber dikarenakan daerah tersebut dulunya banyak dibuka persawahan. Selain penggabungan dua nama daerah Kampung Srengseng dan Sawah, diperkirakan penggabungan nama tersebut juga sebagai pembeda dengan nama Kelurahan Srengseng di Jakarta Barat. Seperti yang dikatakan Bapak Cepi, “Sebelumnya kan Kecamatan Pasar Minggu kalau sekarang Kecamatan Jagakarsa. Jadi awalnya karena ada daerah Srengseng dan Kampung Sawah jadilah kelurahan ini namnya Srengseng Sawah”.4 Kelurahan Srengseng Sawah sendiri pada tahun 1994 ke bawah merupakan wilayah dari Kecamatan Pasar Minggu. Akhirnya pada tahun 1992 Kecamatan Pasar Minggu dibagi menjadi dua yaitu Kecamatan Pasar Minggu di bagian utara dan Kecamatan Jagakarsa di bagian selatan. Kelurahan Srengseng Sawah yang berada di paling selatan akhirnya masuk menjadi bagian dari Kecamatan Jagakarsa sampai sekarang. Rukun Warga dan Rukun Tetangga di kelurahan Srengseng Sawah masing-masing keseluruhannya berjumlah 19 Rukun Warga dan 156 Rukun Tetangga.5 Hal ini dilakukan karena jumlah penduduk semakin banyak dengan datangnya masyarakat pendatang yang sering kita sebut masyarakat urban atau urbanisasi. Secara otomatis jika jumlah penduduk bertambah baik pada tingkat kelahiran atau datangnya masyarakat urban ke wilayah tersebut
maka pelayanan terhadap masyarakat pun harus
bertambah.
3
Sejarah singkat Srengseng Sawah diakses pada http://boogile.blogspot.com di akses pada 10 Desember 2014. 4 Cepi Haeruddin, 53 tahun, Guru/PNS. Wawancara. Jl. Gardu rt11/rw 02, 17 Desember 2014 5 Data Monografi Kelurahan Srengseng Sawah Jakagrta Selatan tahun 2014.
56
Di
dalam
Rukun
Tetangga
sendiri
pun
masih
dibentuk
kepengurusan untuk menangani pelayanan masyarakat. Setidaknya tidak hanya ketua rukun tetangga sendiri yang menangani masyarakat pendatang dan masyarakat asli setempat. Dalam masa-masa selanjutnya sampai sekarang, Rukun Tetangga 008, Rukun Warga 02,Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan terus berkembang di bawah kepemimpinan para ketua RT, RW dan Lurah yang menjabat. Walaupun tantangan memimpin di daerah pinggiran ibukota provinsi yang menjadi tempat banyak tinggalnya masyarakat pendatang yang terus bertambah dari tahun ke tahun makin besar namun secara lapang hati mereka jalankan demi terwujudnya rasa toleransi dan kesejahteraan yang merata di setiap kalangan, masyarakat selayaknya mendapat pelayanan yang adil dalam setiap bidang baik di bidang kesjahteraan maupun di bidang lingkungan.
2. Letak Geografis dan Kependudukan wilayah Rukun Tetangga (008), Rukun Warga (RW) 02, Kelurahan Srengseng Sawah. a. Kelurahan Srengseng Sawah Kelurahan Srengseng Sawah merupakan salah satu dari 6 (enam) Kelurahan di wilayah Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan yang dibentuk bedasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1251 Tahun 1986, dengan luas wilayah 674,70 Ha yang berbatasan dengan : 1) Sebelah Utara
: Kel. Lenteng Agung dan Kel. Jagakarsa
2) Sebelah Timur
: Kali Ciliwung
3) Sebelah Selatan
: Kota Depok
4) Sebelah Barat
:Kelurahan Ciganjur dan Kelurahan Cipedak
57
Gambar 4.1 Peta Kelurahan Srengseng Sawah
Sumber : Peta Rupa Bumi DKI Jakarta
Pola pembangunan Kelurahan Srengseng Sawah senantiasa mengacu kepada Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Tahun 2005 dab Rencana Bagia Wilayah Kogta (RBWK) wilayah selatan gyang ditetapkan sebagai Daerah Resapan Air. Hal ini didukung dengan keberadaan potensi air tanah yang ada antara lain Setu Babakan, Setu Mangga Bolong, Setu Salam UI dan Setu ISTN. Disamping itu potensi Daerah Hijau yang sarat dilindungi oleh pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta berupa Hutan Kota yang berada di kawasan Walws Barat Universitas Indonesia. Perkembangan penduduk di Kelurahan Srengseng Sawah cukup pesat. Hal ini selain suasana yang cukup menyenangkan karena kelestarian alam masih terjaga dengan baik, juga disebabkan oleh tersedianya fasilitgas sarana umum yang memadai, baik fasilitas
58
kesehatan, pendidikan, peribadatan dan lain-lain. pada umumnya penduduk Kelurahan Srengseng Sawah adalah masyarakat Betawi, sehingga adat istiadat yang berlaku adalah Budaya Betawi. Mayoritas penduduk Kelurahan Srengseng Sawah adalah beragama Islam. Namun demikian kerukunan antar umat beragama sudah berjalan dengan baik sehingga kehidupan bermasyarakat antar pemeluk agama satu dengan yang lain saling menghormati. Sarana peribatan yang ada selain Masjid dan musholla, di kelurahan ini pun telah terdapat 3 buah gereja dan 1 pura. Menurut data monografi Penduduk Kelurahan Srengseng Sawah mayoritas memiliki mata pencaharian buruh dan pedagang. Sisanya petani ladang dan pensiunan. Program yang sedang dilaksanakan dalam pengembangan pembangunan wilayah kelurahan adalahg pembangunan cagar Budaya Betawi yang disebut Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan RW. 08 Kelurahan Srengseng Sawah. Lembaga RT dan RW sebagai organisasi Masyarakat yang diakui secara resmi dan dibina oleh Pemerintah, dibentuk bedasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 36 Tahun 2001 tentang Peraturan RT / RW di Propinsi DKI Jakarta. Adapun Jumlah RT / RW di Kelurahan Srengseng Sawah sebagai berikut : Tabel 4.1 Jumlah RW dan RT di Kelurahan Srengseng Sawah No. Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT) 1 1 9 2 2 13 3 3 15 4 4 7 5 5 13 6 6 11 7 7 12 8 8 13 9 9 14 10 10 4
Ket
59
11 12 13 14 15 16 17 18 19
11 12 13 14 15 16 17 18 19 Jumlah
4 5 7 3 7 9 3 3 4 156
Sumber : Data Monografi Kelurahan Srengseng Sawah tahun 2014
Pembinaan RT / RW di Kelurahan Srengseng Sawah diarahkan pada pembinaan ketertgiban Administrasi dan memotivasi tumbuhnya pembangunan dari swadaya masyarakat. Kegiatan pembinaan RT / RW tingkat kelurahan yang dihadiri Lurah bersama para Kasie dan, Dinas terkait.
b. Rukun Warga (02) Kelurahan Srengseng Sawah Wilayah RW 02 Srengseng Sawah sangat strategis terletak dekat dengan akses jalan utama Jakarta-Depok. Lokasi yang sangat strategis ini dimanfaatkan untuk pembangunan kawasan hunian penduduk asli maupun pendatang. Adapun Rukun Warga 02 Kelurahan Srengseng Sawah meliputi lokasi RT 001 sampai RT 013 dengan luas wilayah 41,53 ha. Bedasarkan fungsi dan peranan pengurus Rukun Warga dalam menunaikan bakti pembinaan lingkungan dan menjalin kerja sama dengan wilayah Rukun Wargga yang berdekatan, maka perlunya ada batas wilayah. Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa mempunyai batas sebagai berikut : 1) Utara
: Jalan Gardu PPPGG Bahasa / Asrama Jihandak
2) Timur
: Sungai Ciliwung
3) Selatan
: Jalan H. Sibi, Berbatasan dengan RW 01
4) Barat
: Jalan Raya Lenteng Agung Timur / Jalan Kereta
Api
60
Gambar 4.2 Peta wilayah Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah
Berfungsinya kota Jakarta sebagai Ibukota, menarik minat penduduk daerah untuk pindah ke Jakarta. Ditambah wilayah pemukiman Jakarta banyak digunakan sarana kantor serta sarana bisnis, maka pengaruhnya dapat dirasakan oleh wilayah Jakarta Selatan. Bertambahnya penduduk di RW 02 ini bukan hanya karena kelahiran saja tapi juga akibat berpidahnya penduduk dari dalam DKI maupun pindahan dari Luar daerah. Untuk wilayah Rukun Warga 02, bertambahnya penduduk mempunyai pengaruh bagi pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga, sehingga jumlah kepala keluarga dalam satu Rukun Tetangga sudah melebihi ketentuan BAB IV Pasal 6, peraturan perundangundangan, tentang jumlah kepala keluarga seharusnya per RT sebanyak 30 sampai 50 kepala keluarga.
61
Tabel 4.2 Data Kependudukan RW 02 Kelurahan Srengseng Sawah No.
Rukun Tetangga
Jumlah Kartu Keluarga (KK)
Penduduk Laki-laki
Penduduk Perempuan
Luas Wilayah
1
RT. 001
96
191
195
29,118 m2
2
RT. 002
84
172
159
28,900 m2
3
RT. 003
95
175
153
29,178 m2
4
RT. 004
83
170
162
15,124 m2
5
RT. 005
126
240
246
65,000 m2
6
RT. 006
58
130
147
21,200 m2
7
RT. 007
96
204
187
39,000 m2
8
RT. 008
95
177
180
21,178 m2
9
RT. 009
85
170
171
40,000 m2
10
RT. 010
61
118
107
38,255 m2
11
RT. 011
112
230
220
33,860 m2
12
RT. 012
117
225
209
28,500 m2
13
RT. 013
64
169
150
25,950 m2
Jumlah 1172 2371 2286 415,263 m Sumber : Data monografi Kelurahan Srengseng Sawah tahun 2014
c. Rukun Tetangga (RT) 008 Kelurahan Srengseng Sawah Pada wilayah RT 008 Srengseng Sawah terletak dekat dengan akses jalan utama Jakarta-Depok. Lokasi yang sangat strategis ini dimanfaatkan untuk menjadi tempat depo sampah yang berfungsi sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) kawasan RW 02. Tempat TPS tersebut terletak tepat semberang Jalan Raya Lenteng Agung samping rell kereta api. Luas wilayah Rukun Tetangga (RT) 008 memang terbilang kecil yaitu hanya sekitar 22.000 m2. Terletak di jalan Sarin memiliki tetangga RT 009 di sebelah Utara, RT 011 di sebelah timur, dan RT 007 di sebelah selatan.
62
3. Prestasi dan Penghargaan yang didapat Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah Rukun Warga (RW) 02 aktif mengikuti kegiatan sekaligus program dari Kelurahan, Kecamatan, bahkan Propinsi. Sehingga mempunyai prestasi dan perhargaan yang membanggakan. Perhargaan dan prestasi ini selain untuk memper-erat keharmonisan warga masyarakatnya juga dapat memacu rasa keinginan pada hal-hal yang bersifat positif untuk lingkungan dan sosial masyarakat. Berikut adalah prestasi dan perhargaan yang telah diraih oleh Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah : Juara UMUM Pekan Olahraga Kelurahan Srengseng Sawah Juara III Penataan Sempatan Sungai Ciliwung (BPLHD Propinsi DKI Jakarta) Juara III Pemukiman Sehat dan Ramah Lingkungan (BPLHD Propinsi DKI Jakarta) Juara Harapan I Lomba Penataan Bantaran Sungai Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (BPLHD DKI Jakarta) Juara I Lomba Pengembangan Media Interaksi Keluarga BKB PAUD tingkat Kecamatan Jagakarsa. Juara I Lomba Administrasi Tim PKK RW dan Dasawisma tingkat Kecamatan Jagakarsa.
B. Proses Kegiatan Kebersihan Pengelolaan Sampah Padat Domestik 1. Tekhnik Operasional Pengelolaan sampah di Rukun Warga (RW) 02, Rukun Tetangga (RT) 008 Srengseng Sawah dilakukan melalui koordinasi lembaga RT,dan RW setempat yang dapat disebut sebagai jalur konvensional atau kesepakatan umum. Dengan jalur ini terdapat petugas kebersihan yang bertugas mengumpulkan sampah rumah tangga di tiap RT untuk diangkut dan dikumpulkan ke tempat yang berfungsi sebagai TPS resmi dari Kelurahan. Setelah dikumpulkan oleh pihak petugas kebesihan Kelurahan
63
maka akan diangkat menuju TPA Bandar Gerbang di Bekasi oleh Dinas Kebersihan Jakarta. Petugas kebersihan tersebut bekerja di bawah pengawasan pihak Rukun Warga dan pihak Kelurahan yang menyediakan sarana dan prasarana kebersihan untuk tiap Rukun Tetangga dan Rukun Warga di wilayahnya, antara lain dalam bentuk tong sampah, gerobak, petugas kebersihan dan lahan pembuangan sampah. Pengurus RT bertugas untuk memfasilitasi sistem pembiayaan secara swadaya oleh para masyarakat setempat, yang ditujukan untuk mengupah petugas kebersihan tersebut. Sumber Sampah yang terdapat di kawasan Rukun Tetangga (RT) 002 Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah mayoritas berasal dari sampah domestik atau sampah rumah tangga. Dalam hal ini sebagaimana dijelaskan sebagai sampah domestik adalah sisa proses produksi atau hasil buangan dari kegiatan rumah tangga. Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat terdiri dari sampah organik, sampah non-organik, dan sampah spesifik. Contoh dari sampah organik adalah sisa makanan, dedaunan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sementara sampah non-organik yang dihasilkan dari rumah tangga umumnya berupa sampah plastik, kertas, obat-obatan, dan berbagai bekas kemasan isi ulang. Tabel 4.3 Klasifikasi Komposisi Sampah di RT 008 RW 02 Srengseng Sawah No.
Jenis Sampah
Keterangan
1
Organik
Daun, Sisa makanan, Kulit buah, sisa sayuran, kayu bekas, batang pohon, dll.
2
Plastik
3 4 5
Kertas Kaca dan Logam Campuran
Botol air mineral, pembungkus plastik, ember, mainan anak-anak, dll Kardus, Koran bekas, kertas bungkus, buku bekas, dll Peralatan makan, panci bekas, pecahan kaca, dll Baju bekas, sepatu bekas, bangkai, dan plastik kotor
Sumber : Data Penelitian (Hasil Observasi), 2014
Sebelum dikoordinasi oleh RT dan RW, Pengelolaan sampah rumah tangga di RT 008 RW 02 Srengseng Sawah hanya dilakukan oleh per warga masing-masing. Warga atau masyarakat membuang dan membakar
64
sendiri begitu saja seluruh sampah yang dihasilkannya tanpa melakukan pemilahan terlebih dahulu. Sampah organik dan non-organik digabung menjadi satu. a. Tahap Pengumpulan dan Penyimpanan di Tempat Penyimpanan Pada fase pertama operasional pengelolaan sampah ialah pengumpulan dari sumber timbulan (masyarakat). Saat ini warga mengumpulkan sampah hasil rumah tangga masing-masing untuk selanjutnya diangkut oleh para Petugas Kebersihan mengunakan gerobak sampah. Ini dilakukan untuk mencegah sampah berserakan dan mempermudah proses pengumpulan. Sesuai Perda DKI Jakarta nomor 3 tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah pada ayat satu disebutkan bahwa “Setiap rumah tangga wajib menyediakan wadah sampah untuk kegiatan pemilahan sampah”. Pada ayat 3 juga disebutkan, “Apabila rumah tangga tidak mampu menyediakan wadah sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka wadah sampah wajib disediakan oleh Pemerintah Daerah”.6 Pada prakteknya tempat sampah atau wadah sampah tersebut bervariasi ada yang disediakan oleh pemda setempat dan ada juga dari hasil swadaya masyarakat. Wadah yang dipakai memiliki berbagai jenis dan bentuk, antara lain tong sampah, bak permanen, dan kantong plastik. Gambar 4.3 Macam bentuk wadah atau tempat sampah di RT 008 RW 02.
Sumber : Data Penelitian (Hasil Observasi), 2014 6
Humas Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah.
65
Bedasarkan wawancara bapak Cepi, “Kami dari RW dan kelurahan juga menyediakan fasilitas tempat sampah tapi ya tidak semuanya”7. Bu Aminah juga menambahkan, “Setiap beberapa rumah disediakan tempat-tempat sampahnya masing-masing”8. Tempat-tempat sampah yang telah disediakan tersebut digunakan untuk menaruh sampah padat dari rumah-rumah warga masayarakat. Tentu saja sampah yang ditaruh telah dirapihkan oleh sang pemilik sampah tersebut. Seperti dari wawancara dari bu Paruh baya jaga warung pertama, “Kita rapihkan dulu sampahnya, kalau berantakan para petugasnya juga segan untuk mengambilnya”.9 Diketahui bahwa pengumpulan atau pewadahan pada umumnya dilakukan tanpa pemisahan jenis sampah menjadi organik dan anorganik, namun sudah ada yang menyisihkan barang bekas untuk dijual atau diserahkan pada pengumpul barang-barang bekas seperti Bank sampah ini. Pemerintah Daerah sebenarnya sudah berusaha untuk menyediakan wadah sampah terpisah. Akan tetapi kurangnya edukasi kepada masyarakat menyebabkan mereka masih mencampur antara sampah organik dan sampah anorganiknya. Operasional pengumpulan sampah rumah tangga dari sumber yang terjadi di RW 02 khususnya RT 008 dilakukan dengan cara container bedasarkan sarana pemindahan yang digunakan. Dalam pola operasional pengumpulan atau pemindahan ini dikenal sebagai pola individual tidak langsung.
7
Cepi Haeruddin, 53 tahun, Guru/PNS. Wawancara.. Jl. Gardu rt11/rw 02, 17 Desember
8
Aminah, 50 tahun, Kader RT 008. Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014 Indun, 58 tahun, Pedagang, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014
2014 9
66
Gambar 4.4 Skema Pengelolaan Sampah Padat Domestik Di RT 008 RW 02 Srengseng Sawah Masyarakat RT 008 RW 02
Tempat sampah rumah masyarakat
Gerobak Sampah
Petugas Kebersihan RW 02
Mobil Pick-up
Container sebagai TPS
Arm Roll Petugas Dinas Kebersihan DKI Jakarta
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang
Sistem yang digunakan pada RW 02 khususnya 008 ini memang sistematis dan fleksibel dalam pengelolaan sampah padat domestik di kawasan perkotaan. Sistem seperti di skema di atas adalah menggunakan sarana Tranfer Depo dengan sistem Container, dan Arm Roll. Bedasarkan Observasi yang dilakukan, Ditemukan paparan karakteristik sarana pemindahan sampah Konvensional yang ada di RW 02 Srengseng Sawah : 1) Tempat Pembuangan Sampah Sementara, yaitu bangunan dengan konstruksi dari bata dan semen berbentuk bak. Dengan diberi lubang pada salah satu samping bangunan dan dibiarkan terbuka pada atas bangunan , Ada juga yang memakai atap agar air hujan tidak mengganggu sampah. Biasanya terletak di pinggir jalan, Bila agak luas
67
maka jauh dari rumah warga. Ukuran beragam dengan satu meter dan panjang mencapai 1 m sampai 3 m. Gambar 5.3 Salah satu TPSS di Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah
Sumber : Data Penelitian (Hasil Observasi), 2014
2) Container, yaitu kotak besar yang tersusun dari besi atau baja. Dengan luas mencapai 3 x 4 meter. Desainnya kokoh dan disesuaikan. Dapat digunakan pada jumlah volume sampah yang cukup besar dan padat, mampu dipindahkan dan diletakkan di banyak tempat. Sarana ini memerlukan tempat yang luas untuk menaruh dan memindahkannya. Dalam kegunaanya pemindahan sampah dari mobil Pick-Up ke Container masih terasa sulit karena permukaan tanah yang sejajar. 3) Tranfer Depo, Transfer Depo, yaitu tempat pertemuan alat pengumpul dan truck pengangkut dan bukan TPSS. Ada “3 tipe transfer depo berdasarkan luas lahan yang digunakan, yaitu Tipe I (luas lahan 200 m2), Tipe II (luas lahan 50/100 m2) dan Tipe III (luas lahan 10-20 m2)”.10 Pada transfer depo yang ada di RW 02, menurut ukurannya termasuk dalam tipe I. Tempat ini juga bisa menjadi TPS yang mana siapa saja tidak ada larangan untuk menaruh sampahnya di sini. Sehingga banyak sampah yang berceceran dan menumpuk di luar, ditambah operasional pemindahan sampah dari Mobil Pick-Up ke dalam Container. Kekurangannya adalah pada desain Container yang tidak nyaman dan kurang perawatan. 10
Faizah. “Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi kasus di Kota Yogyakarta)”. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008, h. 72
68
Gambar 4.6 Salah satu sudut Transfer Depo milik Rukun Warga (RW) 02
Sumber : Data Penelitian (Hasil Observasi), 2014
b. Tahap Pengangkutan Sampah Fase selanjutnya adalah fase pengangkutan, Sampah yang telah terkumpul di tempat sampah rumah-rumah warga akan di ambil dan diangkut oleh para petugas dari RW. Berawal menggunakan gerobak bermuatan sampah sampai pada tempat Container yang berfungsi sebagai Pembuangan Sementara atau TPS. Dari gerobak sampah dikumpulkan di mobil pick-up untuk selanjutnya dikumpulkan di tempat Container berada. Pengelolaan sampah yang berhasil dan tepat sebenarnya bisa dilihat dari pengangkutan sampah yang bermulai dari sumber sampah sampai ke TPA. Dalam pengangkutan ini tidak bolehlah sampai tertunda karena akan membuat beban pengangkutan semakin bertambah. Sehingga akan berisiko membuat berbagai gangguan pada lingkugan di sekitar tempat penyimpanan. Hal ini serupa dengan wawancara dari Bu pertama jaga warung, “Tapi Kadang itu suka telat ngangkutnya trus kalau udah banyak baru diambil. Waktu itu pernah sampai seminggu baru diambil”.11dan mas Wawan, Kekurangannya paling Cuma telat-telat aja terus tempat sampah yang disediakan juga kurang banyak”.12 Pada prakteknya pengangkutan
yang
seharusnya
secepatnya
diangkut
dalam
11
Maya K. 31 tahun, Ibu Rumah Tangga. Wawancara, Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember
12
Wawan. 37 tahun, Wiraswasta, Wawancara, Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014.
2014.
69
pengelolaan sampah di Rw 02 ini didapati cukup sering telat dalam pengangkutannya. Para Pengelolaan sampah mengutamakan Fase pengangkutan ini karena memerlukan lebih tenaga, waktu, uang yang dikeluarkan dan sistem manajemen. Dalam pengangkutan juga mempunyai aspek yang penting terutama dalam hal sarana, jadwal operasi dan rute pengangkutan. Berikut sarana sampah yang digunakan oleh Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (02) Srengseng sawah yaitu : 1) Gerobak Sampah Alat ini berbentuk kotak persegi panjang dengan dua roda. Gerobak ini berfungsi untuk membantu mengangkut sampah-sampah dari rumah-rumah warga yang berada di gang sempit. Dengan bantuan gerobak ini pengangkutan sampah lebih efesien. Rukun Tetangga 008 sendiri mempunyai gerobak sampahnya sendiri untuk meringankan pekerjaan petugas sampah. Seperti keterangan yang didapat dari bapak RT 008, “Nah, Kalau yang kedalam-dalam gang sempit menggunakan gerobak sampah. Gerobak sampahnya telah disediakan dari kita (RT 008). Nanti dari gerobak tersebut dikumpulkan dan diangkut oleh mobil pick-up sampah”.13 2) Mobil Pick-Up Mobil Pick-Up adalah mobil dengan dekorasi seperti truk dengan ukuran lebih kecil. Mobil ini mempunyai bak terbuka di belakangnya dan hanya menyisiakan tiga tempat duduk di depannya. Dalam pengelolaan sampah padat domestik di Rukun Warga (RW) 02 berfungsi sebagai pengangkut dari sumber sampah menuju tempat TPS yaitu Container. Hasil wawancara pada wakil RW, “Dari pemerintah sendiri lewat Kelurahan telah menyiapkan gerobak dan mobil pick-up untuk
13
Asril Hanafi, 59 tahun, Ketua RT 008 RW 02, Wawancara, Jl. H. Sarin rt008/02, 17 Desember 2014.
70
mengangkat sampah. Sedangkan mobil pick-up kita punya 2 mobil”.14 Rukun Warga (RW) 02 mempunyai dua buah mobil Pick-Up yang berfungsi mengangkut sampah. Gambar 4.7 Mobil Pick-Up yang dimiliki oleh Rukun Warga (02)
Sumber : Data Penelitian (Hasil Penelitian) 2014
3) Arm-Roll Truck Yang dimaksud disini adalah truck yang awalnya tanpa bak atau container mempunyai sebuah lengan hidrolik berfungsi untuk menaikkan serta menurunkan container. Kendaraan ini menjadikan pengangkutan dalam pembuangan sampah menjadi lebih mudah dan efisien. Bentuk dan ukuran trucknya sendiri bermacam-macam mengikuti bentuk containernya. Truck ini memang mempunyai desain dan
karakteristik
untuk
menaikkan
dan
menurunkan
sendiri
containernya. Dalam pengelolaan sampah padat domestik di Rukun Warga (RW) 02 truck ini berfungsi untuk mengganti container yang penuh dengan yang kosong setiap harinya. Truck ini dioperasikan oleh para petugas kebersihan DKI Jakarta. Truck ini akan datang ke Tranfer Depo dengan membawa container kosong. Di tempat tersebut Truck ini akan menukar Container yang kosong tersebut dengan Container yang sudah penuh dengan sampah. Kegiatan ini dilakukan setiap hariya agar sampah-sampah di Rukun Warga (02) tidak menumpuk. 14
2014.
Cepi Haeruddin, 53 tahun, Guru/PNS. Wawancara. Jl. Gardu rt11/rw 02, 17 Desember
71
Container yang penuh itu akan dibawa langsung menuju Tempat Penampungan Akhir yang berada di Bantar Gebang Bekasi. Gambar 4.8 Contoh Proses cara kerja sistem Truck Arm-Roll.
Sumber : http://i00.i.aliimg.com/photo/v0/200814676
Dimana sampah yang telah terkumpul dalam container akan diangkut menuju TPST Bantar Gebang. Container tersebut akan dibawa oleh para petugas Kebersihan dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta setiap harinya menggunakan Truck berjenis Arm-Roll. Pengangkutan menuju TPA atau TPST Bantar Gebang ini dilakukan pada sore hari setelah isi Container penuh. Gambar 4.9 Truck jenis Arm-Roll yang bertugas di Rukun Warga (RW) 02
Sumber : Data Penelitian (Hasil Penelitian) 2014
c. Tahap Pemusnahan di Pembuangan Akhir Pemprov DKI Jakarta tidak mempunyai TPA yang berbasis di wilayah Jakarta, maka dari itu menggunakan TPST Bantar Gebang yang berada di Jabodetabek sebagai TPA resmi Pemprov DKI Jakarta.
72
Hal ini disebabkan keterbatasan lahan yang dimiliki DKI Jakarta untuk dijadikan TPA berskala besar. Tahap Pemusnahan sistem pengelolaan sampah di Rukun Warga (02) Srengseng Sawah ini menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang bertepat di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu. Sampah Bantar Gebang, Kota Bekasi. Sudah sejak tahun 1986 pembuangan akhir sampah baik sampah organik maupun sampah anorganik dan lain-lainnya berakhir menuju di daerah yang sekarang sudah masuk Kota Bekasi tersebut. TPA yang sekarang berubah menjadi TPST ini “dikelola bersama oleh Pemprov DKI Jakarta dengan PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) selama 15 tahun secara bertahap”.15 Tahap Pemusnahan ini menggunakan metode Sanitary. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis.16 Di Pengelolaan Sampah Padat Domestik pada Rukun Warga (02) ini adalah fase terkahir yaitu sistem pembuangan akhir. Dimana sampah yang telah terkumpul dalam container akan diangkut menuju TPST Bantar Gebang. Container tersebut akan dibawa oleh para petugas Kebersihan dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta setiap harinya menggunakan Truck berjenis Arm-Roll. Pengangkutan menuju TPA atau TPST Bantar Gebang ini dilakukan pada sore hari setelah isi Container penuh.
2. Tekhnik Pemilahan Sampah Selain pengelolaan sampah secara konvensional, Di Rukun Tetangga (RT) 008 mempunyai kegiatan lain dalam pengelolaan sampah, yaitu Pemilahan Sampah untuk Bank Sampah. Kegiatan pemilahan sampah itu 15
Joder Sihotang,”Pengelolaan sampah TPST Bantargebang bedsarkan kontrak” diakses dari http://sinarharapan.co/news/read/140702191/ pada 11 Februari 2015. 16 Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007), h. 121 - 123
73
sendiri merupakan kegiatan yang memisahkan dan mengelompokkan sesuai dengan jenis sampah. Menurut wawancara Ibu Aminah kader penggerak RT 008, “Di sini ada pemilahan sampah. Disini kan ada yang namanya Bank Sampah sebutannya, walaupun masih tahap perkenalan tapi sudah sejak lama berjalan”.17 Ibu Etin menambahkan bahwa “Disini ada Bank sampahnya juga, di kumpulin botol-botol bekasnya. Di bersihin, dipisahin, dan dirapihin, nanti ada yang ngambil. Kalau udah banyak diambil sama dia. Istilahnya kita ngejual. Uangnya hasil bank sampahnya buat kas RT”.18 Secara lebih jelas bedasarkan informasi dari hasil wawancara peneliti dapat dijelaskan secara berikut : a. Kegiatan pemilahan sampah dilakukan sendiri di rumah tangga masing-masing warga. b. Setelah melakukan pemilahan dan pemisahan sampah dimasukkan dalam wadah-wadah terpisah, seperti : 1) Sampah organik dimasukkan pada tong sampah. 2) Sampah anorganik seperti botol-botol bekas minuman, Alatalat Plastik, kardus, dan lainnya di kumpulkan secara terpisah ditempatkan di wadah atau karung agar tak tercampur. 3) Sampah lain-lain yang dianggap tidak bisa dimanfaatkan lagi langsung dibuang pada tempat yang telah disediakan. c. Rukun
Tetangga
(RT)
008
memberikan
tempat
sebagai
menampung sampah yang telah dipisahkan masayarakat. d. Setelah Sampah anorganik yang telah terkumpul dan terpilahkan pada masing-masing wadah jumlahnya cukup banyak akan diambil oleh petugas atau pembeli sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama. e. Kesepakatan tawar menawar harga pembeli bedasarkan jumlah banyaknya dan kualitas sampah yang telahg disepakati bersama. 17 18
2014
Aminah, 50 tahun, Kader RT 008. Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014 Etin Sugiarti, 60 tahun, Kader RT 008, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember
74
Alur sitem Bank Sampah di RT 008 RW 02 Srengseng Sawah adalah warga memilah sampah dan dikumpulkan di dekat pemukiman ketua RT. Setelah terkumpul cukup banyak sampah akan di bawa ke tempat persotiran. Setelah sampai tempat persotiran maka akan ditangani oleh sang operator dalam hal ini adalah penghitungan dan penimbangan. Kegiatan berikutnya dalah pencatatan setoran untuk para warga. Kegiatan terakhir adalah penyimpanan sampah dari hasil persogtiran tersebut. Gambar : 4.10 Skema alur Bank Sampah di RT 008 RW 02 Warga memilah sampah
Warga membawa sampah
Pelayanan oleh operator
Resortir
Penyimpanan
Penghitungan
Penimbangan
Pencatatan Setoran
Hasil dari pengsortiran Bank Sampah para masyarakat ini nantinya akan masuk dalam menambahan kas RT. Masyarakat dan operator pengsortiran sampah ini menyepakati jenis sampah, nilai tukarnya dan sistem sirkulasinya. Nilai tukar ditentukan oleh sang operator dan tentunya tidak merugikan dan memberatkan kedua belah pihak. Kegiatan pengelolaan sampah dengan sistem Bank Sampah ini di wilayah RT 008 RW 02 Srengseng Sawah dapat meminimalisir rusaknya dan berkurangnya kualitas lingkunngan. Sampah yang dibuang seringkali menumpuk sebelum diangkut ke TPS. Selain itu sampah yang dibuang sembarangan menyebabkan munculnya berbagai penyakit seperti demam berdarah. Sampah yang dibakar dan dibuang illegal pada lahan kosong dapat mengurangi kualitas tanah, air dan udara di sekitarnya. Alur pelayanan bank sampah ini memang terbilang baru dan belum semua warga yang menerapkan sistem ini. Hanya beberapa pengurus RT
75
008 saja yang mencoba dan mengkoordinir sistem ini. Seperti keterangan dari Bu Yuniarti, “Ada juga program Bank sampah di RT ini tapi belum semua warga yang melakukannya”.19 Di TPS ini petugas kebersihan melakukan pemilihan sampahsampah kepada barang-barang berukuran besar terbuat dari plastic, kaca, dan besi, dan sekiranya memilki nilai jual yang tinggi. Warga yang tidak bersedia membayar iuran sampah memilih untuk membakar sendiri sampah yang dihasilkannya. Berbagai alasan yang dilontarkan oleh warga yang enggan membayar iuran yaitu tidak sampainya petugas kebersihan sampai ke rumah mereka. Otomatis para warga tersebut harus mengelola sendiri sampah domestik mereka, seperti membakar sampah di sekitar perkarangan rumah dan membuang sampah di lahan kosong. Adanya perilaku pemulung yang mengaduk-aduk sampah yang ada di tempat sampah warga sehingga sampah-sampah yang awalnya sudah dicampurkan ke dalam kantung plastik menjadi tercecer sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap menjadi hal uang merugikan pengelolaan sampah.
C. Persepsi Masyarakat Pendatang Terhadap Pengelolaan Sampah Padat Domestik Saat berbicara dan membahas tentang Persepsi maka akan muncul suatu pemikiran bahwa definisi persepsi adalagh suatu tanggapan dari apa yang kita lihat atau kita dengarkan. Sebuah Persepsi dan tanggapan seseorang dengan orang lainnya biasanya terdapat suatu perbedaan yang tidak sama. Menurut Desy Arisandy “Dalam kenyataannya, terhadap objek sama, individu dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda.”20 Desy juga menambahkan
19
Yuniarti, 38 tahun, Ibu rumaah tangga, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember
2014 20
Desy Arisabdy, Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik “Ken Lila Production” Di Jakarta, (Palembang: Universitas Bina Darma), 2004. h.4
76
dalam penelitiannya bahwa “Apabila persepsi yang terbentuk adalah persepsi positif, maka akan timbul perilaku kerja positif pula.”21 Perubahan yang paling terlihat akibat proses perpindahan penduduk dari desa ke kota adalah dalan bidang kelingkungan, dalam artian semakin tingginya jumlah penduduk setempat maka penggunaan lahan akan semakin sempit. Keterbatasan lahan menjadi salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya penduduk. Penduduk yang padat berbanding lurus dengan meningkatnya volume sampah padat yang akan dihasilkan oleh suatu wilayah. Di sisi lain masyarakat harus mempunyai persepsi tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Ditemukan bahwa tanggapan dari hasil pemikiran masyarakat pendatang pasti akan bermacam-macam. Hal ini bisa dilihatdari seberapa butuhnya masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan yang cermat dalam hal menjaga lingkungan sehat dalam kawasan tersebut. Persepsi masyarakat mempunyai peranan pokok terhadap pengambilan keputusan masyarakat pendatang untuk menentukan cara yang tepat dalam pengelolaan sampah padat domestik. Sebagai salah satu langkah yang akan membentuk dan menghasilkan lingkungan tempat tinggal bebas akan permasalahan yang bisa ditimbulkan oleh sampah. Lingkungan bersih akan menciptakan nilai kesehatan yang baik merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dan ingin dimiliki oleh setiap masayarakat perindividu. Ibu Yayuk mengatakan, “kalau pengelolaan sampahnya bagus ya pasti lingkungan juga bagus, sehat dan bersih”.22 Masyarakat pendatang juga berharap terhadap kebersihan lingkungan sangat tinggi di wilayah ini, adanya anggapan bahwa kualitas serta layanan pengelolaan sampah semakin maju dari petugas kebersihan, hubungan dengan masyarakat sekitar, fasilitas yang digunakan dalam pengelolaan sampah dan hasil pelayanan tersebut. Bapak Wahid selaku seksi kebersihan kelurahan menambahkan ”harus adanya tempat pembuangan sementara yang layak dan luas agar mencakup 21 22
2014
Ibid,. h. 11 Yayuk Defika, 40 tahun, Ibu rumah tangga. Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember
77
semua sampah dari semua penduduk”.23 Hal ini menandakan adanya persepsi yang baik dari pihak lembaga pemerintahan dan masyarakat pendatang terhadap pengeloaan sampah untuk para penduduk. Ada yang harus diperhatikan juga adalah para pengelola sampah dengan masyarakat setempat. Siti rahma juga menambahkan bahwa “perlu ditingkatkannya pelayanan yang baik dan tepat waktu dengan pengelola sampah saat pengambilan sampah oleh para petugas agar tidak menumpuk di tempat sampah”.24 Kinerja yang baik oleh para petugas kebersihan dalam pengelolaan sampah sangat membutuhkan hubungan dan kerja sama yang baikpula. Hubungan dan kerjasama oleh masyarakat akan membantu kelancaran pengambilan sampah dari rumah ke rumah. Karena kebanyakan dari masyarakat pendatang adalah masyarakat yang sangat mudah sekali terjadi masalah sosial seperti disalahkan, diskriminasi, dan juga pencemaran lingkungan. Bu Muhnir asal bogor berpendapat “para petugas kebersihan tidak mencakup rumah saya sehingga saya harus menangani sampah dengan membakarnya sendiri”.25 Tidak sampainya ke setiap rumah-rumah di gang sempit membuat beberapa warga tidak terkena program pengelolaan sampah padat domestik dari RW ini. Sehingga melakukan penanganan sendiri terhgadap sampah padat domestiknya seperti membakar sampah yang dapat memicu kebakaran dan polusi udara. Bang Sobari menyatakan pendapatnya sebagai warga asli “masih ada masyarakat yang sama sekali tidak peduli dengan keadaan lingkungan di sekitarnya, contohnya seperti membuang sampah langsung ke kali bahkan masih berserakannya sampah yang dibuang ke tempat yang telah disediakan sehingga menjadi terlihat kotor”.26 Hal ini diungkapkan karena bila ada kerja
23
Abdul Wahid, Seksi KLH Kelurahan. Wawancara. Kantor kelurahan Srengseng Sawah, 10 Desember 2014 24 Siti Rahma, 40 tahun, Ibu rumah tangga. Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014 25 Siti Muhnir, 23 tahun, , Ibu rumah tangga. Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014 26 Sobari, 30 tahun, Buruh, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014
78
bakti dalam pembersihan kali masih banyak adanya penyumbatan dan pendangkalan yang disebabkan oleh sampah yang di buang oleh masyarakat, entah pelakunya masyarakat setempat atau masyarakat jauh. Bertentangan dengan pendapat bapak Sunarto “Wah untuk sekarang mah sudah bagus ada petugas pengambil sampahnya menggunakan gerobak dan mobil bak. Kalau dibandingkan yang sudah-sudah mah ya bagusan yang sekarang, Bisa kita rasakan bedanya”.27 Hal ini menandakan bahwa pengelolaan sampah padat domestik sudah dikelola dengan cukup baik dan teratur. Kedua hal di atas menandakan ada nya keinginan dan tujuan yang persis dalam menjadikan pengelolaan sampah menjadi lebih baik dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Namun berbagai permasalahan yang kurang baik antara pandangan masyarakat setempat dengan masyarakat pendatang dalam menjaga lingkungan yang bersih dan sehat tidak tersampaikan dengan baik. Sebaiknya menjadikan persepsi masyarakat setempat dan masyarakat pendatang menjadi negative terhadap pengurus pengelolaan samapah yang ada.
D. Peran Masyarakat Pendatang terhadap Pengelolaan Sampah Padat Domestik Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah pada Pasal 28 ayat (1) mengatakan bahwa “Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah”.28 Pada Undang-Undang ini dapat dijelaskan bila masyarakat dibebaskan berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Tidak ada yang melarang masyarakat tidak boleh ikut kegiatan pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dalam Undang-Undang yang sama pada Pasal 28 ayat (2) mengatakan bahwa Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui: 27 28
Sunarto, 52 tahun, Hansip, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014 Undang-undang Republik Indonesia No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, h. 18
79
1. Pemberian usul, Pertimbangan, dan Saran kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah daerah. 2. Perumusan kebijakan pengelolaan sampah. 3. Pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa persampahan.29 Sebagaimana yang tertulis pada ayat (2) masyarakat baik setempat maupun pendatang dapat melakukan peran dalam sistem yang tepat untuk pengelolaan sampah yang tepat pada lingkungan sekitarnya. Masyarakat sekitar adalah orang-orang yang sangat menegtahui kondisi lapangan, sehingga bila tidak mendapat usul atau saran maka pengelolaan sampah tidak akan berjalan dengan keinginan semuanya. Kebijakan pemerintah daerah untuk pengelolaan sampah di suatu tempat harus dicermati dengan baik karena satu daerah dengan satu daerah yang lainnya berbeda dalam penangan pengelolaan sampah. Dalam masyarakat mendengar kata peran atau peranan mengacu pada kegiatan yang dilakukan pada masyarakat tertentu. Kedudukan orang dalam masyarakat juga berpengaruh dalam peran yang dilakukan orang tersebut. Karena kedudukan dalam masyarakat adalah status dimana keadaan atau tingkatan orang tersebut dalam bermasyarakat, entah yang memang mempunyai jabatan maupun tidak. Seperti halnya penjelasan dari Friedman yang dikutip dari Sarjanaku, “Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal”.30 Terkait dengan peran masyarakat pendatang dalam pengelolaan sampah maka ada keterkaitan dengan kerjasama antara masyarakat pada umumnya. Bisa ditarik kesimpulannya bahwa setiap peran terbentuk dari cirri khas tempat seseorang itu tinggal, hal ini searah dengan peran masyarakat pendatang mengenai masalah pengelolaan sampah, karena masayrakat pendatang terbentuk akibat pengaruh ciri khas yang diciptakan oleh 29
30
Ibid., Pengertian peran defenisi menurut para ahli, konsep, struktur diakses dari
http://www.sarjanaku.com pada 30 November 2014.
80
masyarakat di tempat tinggal yakni perkotaan. Jadi, masyarakat akan membentuk peran mereka terhadap pengelolaan sampah padat domestik sesuai dengan kondisi dan keadaan dimana mereka tinggal dalam hal ini wilayah Rukun Tetangga (RT) 008, Rukun Warga (RW) 02, Srengseng Sawah. Masyarakat pendatang adalah massa atau sekumpulan orang yang didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik di wilayah kota. Ini disetujui pula oleh Supardi Suparlan, “bahwa masyarakat adalah suatu satuan kehidupan sosial manusia yang menempati suatu wilayah tertentu yang keteraturan dan kehidupan sosial tersebut telah dimungkinkan karena adanya seperangkat pranata-pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan kebudayaan yang mereka miliki bersama”.31 Dalam Rukun Tetangga ini ibu-ibu kader atau PKK RT mempunyai peran yang cukup berpengaruh dalam pengelolaan sampah di wilayah ini. Seperti di dapat dari wawancara dari Bu Etin yang berasal dari Sukabumi, “Saya kader, kader mengenai kegiatan PKK, Posyandu, Saya juga yang mengambil uang buat iuran sampah di Lingkungan RT 008”.32 Dalam
kegiatan
pengelolaan
sampah
peran
para
masyarakat
perempuan cukup besar dalam perkembangan kegiatan pengelolaan sampah di Rukun Tetangga 008 Rukun Warga 02 Srengseng Sawah. Lembaga masyarakat ini menjadi wadah kegiatan sosial masyarkat di wilayah tersebut. Merawat dan memanfaatkan sarana adalah salah satu peran masyarakat pendatang seterusnya. Dalam hal ini masyarakat pendatang melakukan tugasnya secara tidak langsung, karena melakukan perawatan dan pemanfaatan tersebut dengan cara menjaga keamanan lingkungan dari perilaku menyimpang dari seharusnya yakni merusak tempat sampah dan peralatannya serta membuang sampah dengan tidak rapih dan berantakan di tempat sampah yang telah disediakan. 31
Suparlan, Parsudi, Kebudayaan, Masyarakat, dan Agama. (Jakarta: Universitas Indonesia, 1994) h.9 32 Etin Sugiarti, 60 tahun, Kader RT 008, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014
81
Seperti hasil wawancara dari bu Eti, “ngerapihin sampah kita dulu sebelum di angkut ma petugasnya. Kan kalau kita sendiri di rumah sampahnya tidak dirapihkan petugasnya engga mau juga. Jadi saya rapihin baru diambilin sama orang petugasnya”.33 Dan dari bapak Niman, “cukup lengkap mas, ada tempat sampah buat warga, terus ada gerobaknya juga, dan mobil buat angkut sampah dari tempat sampah sini”.34 Hal di atas menjelaskan jika peran masayarakat pendatang dalam merawat dan memanfaatkan sarana pengelolaan cukup efektif dikarenakan untuk memperlancar pengelolaan sampah yang ada di wilayah ini. Dengan peran seperti itu memberikan nuansa kepedulian dari masyarakat dengan para petugasnya kebersihannya. Peran masyarakat lainnya adalah menjadi bagian sumber daya manusia dalam penyelenggraan pengelolaan sampah padat domestik di wilayah Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah. Menjadi bagian dalam proses penyelenggaraan dengan banyak cara dengan fungsi masing-masing warga. Seperti yang ditunjukkan dari wawancara Bu Welly asal Lampung, “Ikut partisipasi seperti Jum’at Bersih sama ibu-ibu disini waktu hari Jum’at paginya. Terus pastinya saya ikut membayar iuran buat sampah. Seperti itulah”.35 Dan juga dari wawancara Bu Aminah, “Saya kadang-kadang orang yang keliling buat maintain uang iurang kepada warga-warga RT sini. Engga mesti saya juga nanti ganti-gantian”.36 Tambahan dari hasil wawancara Bu Rohmani, “Kalau saya yang nyiapin minum ma makanan kecil ke petugasnya. Kan petugasnya
33
Eti Rohaeti, 48 tahun, Pedagang, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014 H. Niman H.S., 54 tahun,Pegawai Swasta, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014 35 Welly S., 49 tahun,IbuRumah Tangga, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014. 36 Aminah, 50 tahun, Pembantu RmhTangga, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember 2014. 34
82
istirahatnya di sini di rumah saya. Jadi setiap selesai angkutin sampah dari rumah-rumah istirahat dulu di rumah saya. Paling ngopi-ngopi aja”.37 Dari hasil wawancara-wawancara tersebut masyarakat mempunyai peran yang sangat membantu dalam proses penyelenggaraan pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini. Kepedulian masyarakat ini mencerminkan bahwa rasa saling gotong royong sangatlah besar terutama dari kaum perempuan yang mempunyai tugas penunjak dalam pengelolaan sampah padat sehari-harinya. Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman adalah menjadi peran masyarakat pendatang wilayah ini selanjutnya, dalam kehidupan sehat lingkungan yang aman dan nyaman adalah sangat dibutuhkan, karena lingkungan ini dapat membentuk pola pikir dan ketajaman analisis serta pengamatan dalam berbagai hal. Hal inilah yang selalu dijaga oleh masyarakat sekitar yang juga merupakan masyarakat pendatang untuk membuat lingkungan sekitar rumah-rumah menjadi lebih aman dari gangguan apapun terutama dari sampah yang tidak di inginkan. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah kesediaan masyarakat
untuk
membantu
berhasilnya
program
pengembangan
pengelolaan sampah sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan sendiri. Salah satu pendekatan masyarakat untuk membantu program pemerintah dalam keberhasilan adalah membiasakan masyarakat pada tingkah laku yang sesuai dengan program persampahan yaitu mengubah sikap masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata, mengubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah yang kurang baik dan faktor-faktor sosial, struktur, budaya setempat. Peran masyarakat menyangkut bentuk partisipasi, metode pembinaan di bidang kebersihan, serta evaluasi dan pemeliharaan kondisi prasarana persampahan yang ada.
37
2014.
Rohmani, 59 tahun, Ibu RmhTangga, Wawancara. Jl. H. Sarin rt008/02, 18 Desember
83
E. Kekuatan, Kelemahan, dan Tantangan yang dihadapi oleh Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 dalam Pengelolaan Sampah 1. Kekuatan yang dimiliki wilayah penelitian dalam Pengelolaan Sampah Adanya kekompakan dari setiap warga yang sudah terjalin sangat lama membuat kegiatan-kegiatan masyarakat menjadi semakin mudah dalam sosialisasinya dan pelaksanaannya. Adanya Paguyuban di wilayah ini menambah rasa kekeluargaan terjamin semakin harmonis. Walaupun daerah asal masyarakat beragam tapi itu membuat sebuah kekerabatan yang cukup unik dengan mengenal satu sama lainnya. Rasa persaudaraan itu membuatnya menikmati kebersamaan di antara para tetangga. Kekuatan lain yang dimiliki ialah Peran Ibu-Ibu PKK atau Kader Rukun Tetangga mempunyai peranan sangat aktif dan inovatif. Bisa dibilang para kader inilah yang berperan langsung terhadap kegiatan pengelolaan sampah ini. Selanjutnya Sampai saat ini gtelah diarasakan bahwa sudah semakin banyaknya warga masyarakat yang terlibat dan peduli terhadap kebersihan lingkungan. Karena dengan semakin pedulinya tentang kebersihan akan berakibat membaiknya pengelolaan sampah yang terjadi di wilayah ini. Rukun Warga (RW) 02 juga telah mendapatkan berbagai perhargaanperhargaan dalam bidang kebersihan. Sepertgi pernghargaan Juara III Penataan Sempatan Sungai Ciliwung (BPLHD Propinsi DKI Jakarta), Juara III Pemukiman Sehat dan Ramah Lingkungan (BPLHD Propinsi DKI Jakarta), Juara Harapan I Lomba Penataan Bantaran Sungai Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (BPLHD DKI Jakarta).
2. Kelemahan yang dimiliki wilayah penelitian dalam Pengelolaan Sampah Tidak adanya penerapan sanksi kepada warga yang tidak mengikuti program pengelolaan sampah padat domestik, seperti ikut membayar iuran sampah. Sehingga Masih adanya warga yang tidak ikut dalam pengelolaan
84
sampah padat domestik seperti tidak ikut membayar iuran sampah. Ini menjadi karena kemauan sendirilah warga tersebut ikut dalam kegiatan pengelolaan sampah ini. Perangkat RW dan RT khususnya laki-laki belum terjun langsung dalam kegiatan pengelolaan sampah di wilayah ini. Masih hanya sekedar membayar iuran dan kerja bakti saja tidak ada inovasi lain terhadap kaum laki-laki dalam pengelolaan sampah ini. Kurangnya sosialisasi terhadap kegiatan pengelolaan sampah lainnya menjadikan kegiatan tersebut kurang dilakukan oleh warga padahal kegaiatannya berfungsi sebagai cara alternatigf mengurangi volume sampah yang dighasilkan.
3. Tantangan yang dimilki wilayah penelitian dalam Pengelolaan Sampah Peran ibu-ibu PKK lebih mempunyai adil besar dalam kegiatan Pengelolaan Sampah di wilayah ini daripada kaum laki-lakinya. Ini menjadi sebuah tantangan bagaimana seharusnya laki-laki juga ikut mengambil bagian dalam membantu Pengelolaan sampah ini. Ketersediaan
tempat
sampah
di
depan
beberapa
rumah
mengakibatkan seringkalinya dikais oleh para pemulung untuk mencari sampah padat yang
dapat dijual. Seringkali pemulung meninggalkan
sampah berceceran di sekitgar tempat sampah, jadi menghambat para pertugas yang seharusnya langsung mengambil malah merapihkan terlebih dahulu, bahkan tidak mengangkut sampah yang berceceran itu. Tantangan lainnya adalah untuk Program Bank Sampah sebagai alternatif pengelolaan sampah padat domestik ini belum sepenuhnya dilakukan oleh seluruh warga Rukun Tetangga 008, oleh karena itu ini menjadi tantangan bagaimana kegiatan ini bisa disosialisasikan dengan baik sehingga mampu dilakukan oleh banyak warga. Terakhir adalah bagaimana kader-kader RT 008 ini melakukan pembelajaran tentang mengubah sampah-sampah plastic menjadi kerajinan plastik. Kader di RT ini sudah melakukan riset-riset dan berniat
85
mendatangkan langsung pengajar untuk mengajarkannya. Ini adalah sebuah potensi atas kemauan ibu-ibu RT ini untuk menjadikan sampah padat bisa bermanfaat lebih.
F. Analisis Hasil Penelitian 1. Kritik Kerangka Konseptual dan Kerangka Konseptual Temuan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, kerangka berpikir yang diajukan terdapat kesesuaian sekaligus ketidak sesuaian pada kondisi yang ada di Komunitas Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa sebagai lokasi penelitian. Daerah Rukun Warga (RW) 02 ini adalah sebuah wilayah yang termasuk pada Kelurahan Srengseng Sawah yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat. Kondisi masyarakatnya pun mayoritas pada awalnya bermata pencaharian berkebun, menjual hasil kebunnya berupa buahbuahan dan sayuran ke pasar. Semakin berkembangnya zaman wilayah Komunitas Rukun Warga (RW) 02 Rukun Tetangga (RT) 008 mengalami sebuah perubahan. Daerah yang tadinya berupa perkebunan milik warga dan penuh pohon-pohon bambu di pinggir sungai Ciliwung kini berubah menjadi kota pinggiran yang letaknya strategis, dekat dengan banyak universitas dan instansi pemerintah yang akhirnya membuat para pendatang memilih bermukim di wilayah ini. Sehingga menyebabkan adanya pergeseran alih fungsi lahan dikarenakan banyaknya para pedagang yang ingin bermukim di wilayah ini. Mayoritas Mata pencaharian masyarakat disini pun akhirnya berubah dan beralih ke sektor perdagangan banyak warga yang mendirikan toko-toko kecil disekitar pekarangan rumah mereka, dan pedagang keliling, Terdapat juga warga yang memliki beberapa pekerjaan yaitu sebagai PNS, guru, tukang ojek, pegawai swasta, dan buruh pabrik. Pengaruh yang tgerdapat pada timbale balik pengelolaan sampah yang terjadi di Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 terlihat
86
pada masyarakat yang melakukan pengelolaan sampah padat domestik tersebut. Faktor letak rumah, pekerjaan, waktu luang yang dimiliki, dan sosialisasi menjadikan masyarakat ini ada yang mengikuti dengan arahan yang sesuai. Berbeda dengan masyarakat yang memutuskan untuk tidak mengikuti pengelolaan sampah padat domestik karena adanya faktor yang sama persis yaitu letak rumah, pekerjaan, waktu luang yang dimiliki, dan sosialisasi yang berdampak pada tidak ikut sertanya dalam pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini dengan berbagai alasan. Kegiatan pengelolaan sampah pun tidak berjalan pada masyarakat ini, mereka membakar sendiri sampah-sampahnya di dekat perkarangan sekitar rumah. Perilaku ini dapat memicu polusi udara dan juga kebakaran dikarenakan letak rumah yang kian rapat. Keduanya memperlihatkan bahwa masyarakat mempunyai persepsi dan peranannya masing-masing dalam pengelolaan sampah. Terlebih dalam prakteknya kaum perempuan mempunyai peran di lapangan jauh lebih banyak ketimbang kaum laki-laki yang hanya berperan sebatas memanajemen saja, terlihat peran kaum perempuan kegiatan pengelolaan sampah seperti berkeliling rumah-rumah untuk memingta iuran sampah dan adanya kegiatan Jum’at Bersih yang dilakukan juga oleh kaum perempuan. Pengelolaan sampah padat domestik memiliki pengaruh positif yang sangat besar bagi lingkungan sekitar dan juga masyarakat seperti tidak adanya membakar sendiri sampah yang dapat memicu polusi dan kebakaran, tidak adanya masyarakat yang membuang sampah di bantaran kali Ciliwung, dan juga bisa memanfaatkan sampah dalam bentuk Bank Sampah dan kerajinan dari sampah. Dari hal-hal tersebut, masyarakat di Komunitas Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 menyadari betul akan pentingnya menjaga lingkungan, mereka beranggapan bahwa lingkungan yang bersih akan membuat hidup lebih sehat terhindar dari berbagai penyakit. Lebih
87
jelasnya kerangka konseptual temuan yang sesuai dengan keadaan nyata tersebut ditampilkan melalui skema atau bagan sebagai berikut:
Gambar : 4.11 Skema Kerangka Konseptual Temuan Komunitas Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah
Upaya Pengelolaan sampah Padat Domestik
Masyarakat Asli
Masyarakat Pendatang
Persepsi
Kondisi Lingkungan Sekitar
Peran
Sarana Prasarana
Kinerja Petugas
Kader RT
Letak Rumah
Kerja Bakti
Pekerjaan
Waktu yang dimiliki Mudah dijangkau
Sulit dijangkau
Sedikit waktu luang
Banyak waktu luang
Ikut Membayar Iuran
88
2. Perspektif Peneliti atas Pengelolaan Sampah di Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah Hasil penelitian diatas merupakan proses penelitian lapangan yang telah dilakukan peneliti selama kurun waktu Agustus 2014 sampai Januari 2015 dengan pemenuhan persyaratan administrasi penelitian dan pengurusan surat izin penelitian. Penelitian ini mengunakan metode kualititatif deskriptif dengan analisa data tentang persepsi dan peran masyarakat pendatang terhadap pengelolaan sampah padat domestik di sebuah komunitas Rukun Tetangga dalam Rukun Warga. Perspektif peneliti terkait dengan tentang persepsi dan peran masyarakat pendatang terhadap pengelolaan sampah padat domestik di sebuah komunitas Rukun Tetangga dalam Rukun Warga merupakan sesuatu yang wajar. Pengelolaan sampah sebetulnya menja fenomena yang sedang berkembang di kalangan masyarakat, dikarenakan penambahan volume pemukiman penduduk di suatu kawasan semakin bertambah. Pengelolaan sampah padat domestik adalah suatu hal yang harus gditgelaah dengan sadar dan dewasa. Hal ini pun sesuai dengan manfaat yang ada seperti yang dijelaskan dalam buku yang disusun oleh Aviango Muhtadi bahwa manfaat pengelolaan sampah adalah sebagai berikut : a) Menghemat sumber daya alam. b) Menghemat energi. c) Menghemat uang belanja. d) Menghemat lahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). e) Lingkungan asri bersih, sehat dan nyaman.38 Tujuan dari manfaat pengelolaan sampah itu sendiri adalah agar terciptanya kehidupan keluarga yang sehat dari lingkungan. Sebagai manusia menjaga lingkungan adalah suatu keharusan dan bernilai ibadah, karena itu semua bermanfaat untuk kelangsungan hidup dan untuk 38
Avianto Muhtadi, dkk. Tingkatkan Taqwa Melalui Kepedulian Lingkungan, (Jakarta : Kementrian Lingkungan Hidup Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), 2011. h. 53.
89
kemakmuran itu sendiri. Dengan tingkat upaya yang tinggi dalam pengelolaan sampah padat domestik ini, akan berdampak pada persepsi serta peran masyarakat yang tinggi juga nantinya. Kurangnya pengetahuan dalam pengelolaan sampah akan menyebabkan kualitas yang dihasilkan pun akan rendah. Hal ini menjadikan memicu bagaimanakah pengelolaan sampah yang baik dilakukan. Sebaiknya memang pengelolaan sampah itu dilakukan setelah menemukan cara yang tepat dan matang dalam suatu wialayah agar dapat menghasilkan lingkungan sehat yang sesuai dalam pengelolaan sampah padat domestiknya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari pembahasan dan peneitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Persepsi masyarakat khususnya pendatang amat sangat baik terhadap adanya pengelolaan sampah padat domestik yang ada di wilayahnya, karena sangat membantu dalam menciptakan lingkungan bersih bebas sampah. Sehingga pengelolaan sampah di wilayah ini disambut dengan baik oleh semua masyarakat di Rukun Tetangga 008 Rukun Warga 02 Srengseng Sawah. 2. Persepsi masyarakat tidak terlalu baik terhadap jam waktu operasional petugas pengelolaan sampah yang dinilai sering telat berhari-hari dalam pengambilan atau pengangkutan sampah. Padahal masyarakat disini sudah menyiapkan dan merapihkan sampahnya untuk tinggal di angkut oleh petugas tersebut. 3. Peran masyarakat khsusnya pendatang dalam pengelolaan sampah sebagai pembangtu dan pelengkap dari sistem manajemen pengelolaan sampah padat domestik. Contohnya sebagai kader RT yang bertugas dalam memungut iuran kebersihan setiap rumah warga. Peran lainnya adalah selain membayar iuran juga mengikuti kegiatan kebersihan yaitu Jum’at Bersih yang dilakukan olehg kaum perempuan di hari Jum’at pagi. Ternyata ditemukan ada masyarakat pendatang yang tidak ikut membayar iuran sampah dikarenakan berbagai alasan. 4. Kegiatan Pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini dapat berjalan karena adanya dukungan sarana pengelolaan sampah dari pemerintah, Partisipasi yang didorong keinginan menjadi lingkungan yang bersih, Peran perempuan menikah yang memilki mata pencaharian dengan waktu yang fleksibel sebagai kader.
90
91
B. Saran Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat pendatang dan lembaga pemerintahan terkait dalam upaya meningkatkan pengelolaan sampah padat domestik di wilayah yaitu : 1. Pemerintah bersama dengan pengurus RT / RW supaya memberikan sosialisasi secara lebih intensif kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah padat domestik yang benar. 1. Petugas, pengurus dan kader pengelolaan sampah padat domestik harus lebih terbuka dan menjaga silaturahmi dengan masyarakat agar dapat terciptanya persepsi masyarakat yang lebih baik terhadap petugas dan kegiatan pengelolaan sampah padat domestik ini. 2. Masyarakat pendatang lebih perlu meningkatkan lagi perannya dalam pengelolaan sampah padat domestik agar dapat mengembangkan tingkat kesadaran akan sakralnya pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini. Sebagaimananya peran dalam pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana, menjadi sumber daya manusia, mensukseskan pengelolaan sampah padat, serta pencipta lingkungan asri sehat dan bersih dapat terlaksana dengan baik dan berkembang dengan alaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Alfiandri, Alex. Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi di RT 03 RW 01 Lingkungan Panji Kel. Tegal Gede Kab. Jember). Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, 2011. Arisabdy, Desy. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik “Ken Lila Production” Di Jakarta, Palembang: Universitas Bina Darma, 2004. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta, Pedoman Pembelajaran Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah, Jakarta : BPLH. Bahar, Yul H. Teknologi penanganan dan pemanfaatan Sampah. Jakarta: PT. Waca Utama Pramesti, 1987. Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: CV Ays Syifa„, 1998. Eddy Sontang Manik, Karden. Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta: Djambatan, 2009. Faizah, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. Hari
peduli
sampah
2014
:
Indonesia
Bersih
sampah
2020
diakses
dari
http://www.menlh.go.id pada 20 november 2014 Hanurawan, Fattah, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2010. cet 1. Hermawan, Rachman dan I. Syah, Mudakir. Mengenal Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta:PT Jenar Melati Wangi, 1995. Humas Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah. J. moleong, Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif , edisi revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi , Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Percetakan PT Gramedia, 1986. cet.8
Koesrimardiyati, Amantya. Keberlanjutan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah di RW 013 Cipinang Melayu Jakarta Timur). Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia., Jakarta, 2013. Luthfi, Ikhwan, Gazi Saloom, Hamdan Yasun. Psikologi Sosial. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarih Hidayatullah Jakarta. Masbah, dkk. Road map teknologi pemantauan daerah aliran sungai (das) dan pengelolahan limbah, Jakarta: LIPI Pres, 2004. Melati, Ratna Rima dan Sujatmiko, Eko. Kamus Geografi, Surakarta: PT. Aksarra Sinergi Media, 2012. Muhtadi, Avianto, dkk. Tingkatkan Taqwa Melalui Kepedulian Lingkungan, (Jakarta : Kementrian Lingkungan Hidup Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), 2011. Tim Penyusun,Pedoman Penulisan Skripsi: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2013. Pengertian dan definisi peran diakses dari http://carapedia.com pada 1 Desember 2014. Pengertian defenisi pengelolaan diakses dari http://carapedia.com pada 19 November 2014. Pengertian peran defenisi menurut para ahli, konsep, struktur diakses dari http://www.sarjanaku.com pada 30 November 2014. Priyono, E. Agus. “Peranserta Pemulung Sampah dalam Upaya Menciptakan Lingkungan Hidup yang bersih dan Sehat di Kotamadya Semarang”. Tesis pada Pascasarjana Universitas Indonesia Jakarta:1996. Tidak dipublikasikan. Rahman Hakim, Arif. “Persepsi Dan Peran Masyarakat Urban Pada Usia Produktif Terhadap Pendidikan dan Lembaga Pendidikan Formal” di wilayah Rukun Tetangga 007, Rukun Warga 01 Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan,
Jakarta
Barat”.
Jakarta:
Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatullah, 2013. Rikin, Ari Supriyanti, “Belum ada solusi jitu tekan laju urbanisasi” diakses dari http://www.beritasatu.com pada 11 februari 2015. Sejarah singkat Srengseng Sawah, diakses dari http://boogile.blogspot.com pada 10 Desember 2014. Sihotang, Joder. ,”Pengelolaan sampah TPST Bantargebang bedsarkan kontrak” diakses dari http://sinarharapan.co/news/read/140702191/ pada 11 Februari 2015.
“Ibu-ibu Cipedak Hasilkan Uang dari
Seriani, Jessicai, dan Gamal, Ahmad.
Sampah”,http://ekonomi.kompasiana.com , 31 Oktober 2013. Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011. Cet 8 Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: CV. Rajawali,
1988. Sugiyono,
Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2012.. Supardan, Dadang. Pengangtar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Struktural, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Suparlan, Parsudi, Kebudayaan, Masyarakat, dan Agama, Fakultas Sastra Jakarta: Universitas Indonesia, 1994. Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005.
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah diakses pada tanggal 11 november 2014. W. Sarwono, Sarlito dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, Jakarta: Salemba Humanika 2009. Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarat: Andi Offset, 2004. Walgito, Bimo. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Andi Offset, 2003, Cet. IV. Wardhana,
Wisnu
Arya.
Dampak
Pencemaran
Lingkungan
(Edisi
Revisi),
Yogyakarta: Andi Offset, 2004. Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Cet 3
INSTRUMEN WAWANCARA
1. Sesepuh Rukun Tetangga (RT) 008 RW 02 A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
:
Umur
:
Pend. Terakhir
:
tahun
Daerah Asal
:
Pekerjaan
:
B. Pertanyaan 1. Menurut bapak bagaimana sejarah terbentuknya daerah atau wilayah Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Bagaimana menurut bapak perkembangan penduduk sampai sekarang ini? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Bagaimana persepsi atau anggapan anda terhadap pengelolaan sampah domestik di wilayah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. Apakah ada peran bapak dalam membantu pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
2. Seksi Kebersihan Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
:
Umur
:
Daerah Asal
:
Jabatan
:
tahun
B. Pertanyaan 1. Apakah pemahaman anda mengenai arti dari pengelolaan sampah padat domestik ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Apakah pemahaman anda mengenai arti dari Masyarakat Pendatang ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… 3. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya menjaga lingkungan lewat Pengelolaan Sampah Domestik ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. Bagaimanakah proses Pengelolaan Sampah Padat Domestik pada umumnya di Kelurahan Srengseng Sawah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
5. Dimanakah letak penampungan sampah sementara untuk wilayah Kelurahan Srengseng Sawah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 6. Siapa dan dibawah naungan siapa petugas Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang bekerja di wilayah Kelurahan Srengseng Sawah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
3. Ketua Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
:
Umur
:
Pend. Terakhir
:
tahun
Daerah Asal
:
Pekerjaan
:
Jabatan
:
B. Pertanyaan 1. Bisa ceritakan sedikit tentang sejarah terbentuknya wilayah Rukun Warga (RW) 02, Kelurahan Srengseng Sawah ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Bagaimanakah pada umumnya Pengelolaan Sampah Padat Domestik pada di Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………... 3. Ada berapa jumlah Petugas Kebersihan yang bapak atau RW ini pekerjakan ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………... 4. Berapa upah atau gaji yang diberikan oleh pihak Rukun Warga (RW) kepada petugas Kebersihan RW 02 ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. Darimanakah sumber dana untuk membayar gaji atau upah para petugas kebersihan Rukun Warga (RW) 02 ?
Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 6. Kapan Jam Operasional yang dimiliki para petugas Kebersihan Rukun Warga (RW) 02 ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 7. Apakah ada langkah tambahan dari RW sendiri untuk menyempurnakan pengelolaan sampah padat domestik di sini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 8. Fasilitas apa sajakah yang disediakan oleh Rukun Warga (RW) 02 dalam menunjang pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………... 9. Apakah ada program lain dari RW untuk membantu proses pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 10. Menurut bapak sendiri, Bagaimana persepsi atau anggapan anda terhadap pengelolaan sampah domestik di wilayah ini ? Jawab :
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 11. Menurut bapak sendiri, Bagaimana peran masyarakat pendatang terhadap pengelolaan sampah domestik di wilayah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
4. Ketua Rukun Tetangga (RT) 008 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
:
Umur
:
Pend. Terakhir
:
tahun
Daerah Asal
:
Pekerjaan
:
Jabatan
:
B. Pertanyaan 1. Menurut bapak apakah arti pengelolaan sampah itu ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Bagaimanakah pada umumnya Pengelolaan Sampah Padat Domestik pada di Rukun Tetangga (RT) 008 RW 02 Kelurahan Srengseng Sawah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Darimanakah sumber terbesar sampah padat itu berasal ? Jawab : ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….... 4. Bagaimanakah proses pengumpulan dana iuran untuk kebersihan di Rukun Tetangga (RT) 008 ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. Kapan Jam Operasional yang dimiliki para petugas Kebersihan Rukun Warga (RW) 02 bekerja di Rukun Tetangga (RT) 008 ini ? Jawab :
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 6. Apakah ada sistem pengelolaan sampah lainnya yang diterapkan oleh RT 008 ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………... 7. Apakah ada program lain dari RT untuk membantu proses pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 8. Menurut bapak sendiri, Bagaimana persepsi atau anggapan anda terhadap pengelolaan sampah domestik di wilayah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 9. Menurut bapak sendiri, Bagaimana peran masyarakat pendatang terhadap pengelolaan sampah domestik di wilayah ini ? Jawab : ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………........
5. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
:
Umur
:
Pend. Terakhir
:
tahun
Daerah Asal
:
Pekerjaan
:
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. 2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 7. Menurut anda bagaimanakah peran masyagrakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. 10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….
HASIL OBSERVASI No. Butir-butir Observasi 1.
Jumlah Penduduk
Hasil Observasi Data monografi tahun 2014 jumlah Kartu Keluarga di Rukun Warga (RW) 02 adalah 1172 KK yang tgerdiri dari 2371 penduduk laki-laki dan 2286 penduduk perempuan. Sedangkan jumlah KK di Rukun Tetangga (RT) 008 adalah 95 KK yang terdiri dari 177 penduduk laki-laki dan 180 penduduk perempuan.
2.
Kondisi Masyarakat Secara sosial : sudah mengalami perkembangan secara ekonomi
sosial
dan pesat dalam hal gotong royong dan kekeluargaan. Secara ekonomi : dijadikan salah satu destinasi para penduduk pendatang yang ingin bermukim di daerah ini, penduduk daerah ini yang awalnya adalah para petani dan perkebun bergeser menjadi pedagang toko atau warung di sekitar lingkungan rumah mereka, pedagang keliling,dan buruh. Ada juga yang menjadi PNS, Guru, Tukang Ojek, Karyawan swasta, dan lain-lain.
3.
Proses sampah domestik
Pengelolaan Proses Pengelolaan Sampah Padat Domestik di padat kawasan ini adalah sampah yang berasal atau bersumber dari rumah-rumah warga masyarakat. Sampah ditaruh di tempat sampah yang disediakan oleh pihak RT/RW. Sampah tersebut nantinya akan dibawa
oleh
para
petugas
kebersihan
RW
menggunakan Gerobak Sampah. Dikumpulkan di sebuah mobil berjenis Pick-up yang akan dibawa dan dituang di sebuah container sampah. Dari sini akan diambil alih oleh petugas dari Jakarta Selatan menggunakan Truck Arm-Roll dengan mengganti
Container penuh sampah itu dengan yang kosong setiap harinya. Sampah dalam Container itu akan dibawa menuju TPSA Bantar Gebang Bekasi. 4.
Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang diperuntukkan untuk pengelolaan sampah
menunjang proses kegiatan pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini terdiri dari Tempat sampah yang disediakan untuk setiap beberapa rumah, gerobak sampah, mobil Pick-up, Container, dan Truck Arm-Roll. Ini disediakan oleh pihak RT/RW, Kelurahan, Dinas Kebersihan dan Swadaya masyarakat di RT ini.
5.
Kendala dan kinerja Kendala yang dialami dalam proses pengelolaan pengelolaan sampah
sampah padat domestik di kawasan ini adalah keterlambatan petugas dalam mengambil atau mengangkut sampah di tempat yang disediakan. Diketahui bahwa personil petugas kebersihan ini terbatas jika harus ditugaskan juga menangani sampah padat domestik di 6 RT lainnya.
6.
Alasan
melakukan Hampir di setiap kawasan di Jakarta pasti terdapat
perpindahan
penduduk pendatang, tak terkecuali RT/RW ini.
penduduk
Adanya berbagai alasan kenapa mereka pindah dari desa dan menetap di kota. Ditemukan bahwa dikarenakan adanya keluarga yang mengakibatkan wajib mempunyai tempat tinggal dan menetap. Ditemukannya juga karena kawasan ini berada di pinggir kota yang berasa sangat nyaman bila bertempat tinggal disini.
HASIL WAWANCARA
1. Sesepuh Rukun Tetangga (RT) 008 RW 02 A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Usman E.
Daerah Asal
: Betawi
Umur
: 62 tahun
Pekerjaan
: Buruh
Pend. Terakhir
: SR / SD
B. Pertanyaan 1. Menurut bapak bagaimana sejarah terbentuknya daerah atau wilayah Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa ? Jawab
: Dulu kan yang namanya gang Camat sono namanya Srengseng
disebutnya Daerah Srengseng. Nah, disini namanya Kampung Sawah yang deket kali Ciliwung. Tapi orang Srengseng situ sekarang udah masuk ke kelurahan Lenteng Agung bukan masuknya ke Srengseng Sawah. Dulu juga di sini mah masih banyak banget pepohonan sampe pinggir kali besar sana, tapi sekarang udah mulai ramai dengan rumah-rumah penduduk. Rumah-rumah di samping rumah saya ini juga dulunya rumah ma tanah saya tapi sekarang udah di jual ganti orang yang punya. Terus kampung ini kan berbatasan sama depok yang Jawa Barat dan Jakarta jadi mayoritas penduduknya orang betawi. Masih banyak orang Betawinya walaupun betawi pinggiran.
2. Bagaimana menurut bapak perkembangan penduduk sampai sekarang ini? Jawab
: Adanya banyaknya para pendatang karena letak daerahnya ini
juga strategis banyak yang bekerja terus akhirnya tinggal di sini. Karena itu mulailah ramai lingkungan Rukun Warga (RW) 02 ini. kalo ngomongin perkembangan itu sudah pasti jawabannya sangat banyak, dulu orang-orang jarang ke wilayah ini yang karena deket sama Kali Ciliwung tapi sekarang malah banyak yang dateng, lahan-lahan kosong juga udah dijadiin kontrakan.
Yang jelas perkembangan orang-orang disini tambah banyak terutama makin banyak masyarakat pendatangnya.
3. Bagaimana persepsi atau anggapan anda terhadap pengelolaan sampah domestik di wilayah ini ? Jawab
: Sekarang mah udah ada yang ngangkutin, kalau dulu mah sampah
ya ngurus sendiri, bakar sendiri. sekarang ada dari RW orang-orangnya yang ngangkutin pake gerobak kemarinya, entar diangkut ke mobil bak, terus dibawa dah tuh sampahnya.
4. Apakah peran bapak dalam membantu pengelolaan sampah di wilayah ini? Jawab
: Udah tua saya mah, tapi kalau ada kerja baktiya ikut bantu-bantu,
kayak benerin jalan, bersihin kali dari sampah.
2. Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Abdul Wahid
Umur
: 51 tahun
Daerah Asal
: Betawi
Jabatan
: Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kelurahan
B. Pertanyaan 1. Apakah pemahaman anda mengenai arti dari pengelolaan sampah padat domestik ? Jawab
:
Untuk pengelolaan itu kan berarti melakukan pengendalian.
Artinya melakukan pengendalian terhadap sampah yang berasal dari rumahrumah tangga atau istilahnya domestik. Pengendalian disini juga bisa diartikan sebagai menjalankan mengawas dan mengurus pengelolaan sampah itu sendiri.
2. Apakah pemahaman anda mengenai arti dari Masyarakat Pendatang ? Jawab
:
Artinya adalah warga atau masyarakat yang sengaja datang
dari daerah ke Jakarta untuk menetap dan tinggal di sini, Apalagi di sini yang pinggiran kota Jakarta pasti juga banyak warga masyarakat pendatangnya.
3. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya menjaga lingkungan lewat Pengelolaan Sampah Domestik ini ? Jawab
:
Pasti sangat penting sekali pastinya, karena mendapatkan
lingkungan yang sehat berdampak kepada kehidupan yang baik. Salah satu menciptakan lingkungan sehat dan bersih tersebut dengan cara menjaga kebersihan. Bagaimana untuk menjaga kebersihan ? kita ciptakanlah pengelolaan
sampah
yang
baik.
Bagaimana
bisa
kalau
misalnya
lingkungannya penuh sampah mau menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.
4. Bagaimanakah proses Pengelolaan Sampah Padat Domestik pada umumnya di Kelurahan Srengseng Sawah ini ? Jawab
:
Proses kegiatan sampah di kelurahan ini pada umumnya
menggunakan Tekhnik Operasional walaupun ada berbagai tekhnik yang dipakai tapi memang pada umumnya menggunakan Tekhnik Operasional ini yaitu pewadahan atau pengumpulan, lalu pengangkutan, dan Pembuangan Akhir. Tahap pertama adalah tahap pewadahan atau pengumpulan
yang
dilakukan oleh para masyarakat di rumahnya masing-masing. Nanti lanjut ke tahap pengangkutan, dimana ada petugas dari RW yang mengangkut sampah tersebut menuju tempat penampungan sementara. Selanjutnya diambil alih oleh Petugas dari Dinas Kebersihan Jakarta untuk di buang ke Penampungan akhir di Bantar Gebang. Selain di buang ada kegiatan lain yang berhgubungan dengan pengelolaan sampah yaitu sampah tersebut dibuat Kompos dan ada sistem Bank Sampah di Kelurahan ini. Sistem pengelolaan yang dibuat kompos ini terdapat di kantor-
kantor pemerintahan dan ada juga di beberapa sekolah di Kelurahan ini. Selebihnya warga masyarakat sendirilah yang membakar sampah-sampah gtersebut. Di kelurahan ini Masih banyak lahan yang kosong dimanfaatkan oleh warga kita sendiri, dan dibakar ini artinya yang jauh dari rumah penduduk. Sehingga tidak membahayakan lingkungan walaupun peraturan di Jakarta tidak boleh membakar sampah. Namun kita tidak bisa memantau sampai sejauh itu. dari pihak kelurahan tidak bisa memantau sampai sejauh itu. Pada prinsipnya sampah yang ada di Srengseng Sawah ini dilayani dengan tukang gerobak dari RW ke RW. Dan proses pelayanan tukang gerobak ini dengan membayar iuran pada setiap sekali. Ada yang melalui lewat RT/ RW dan ada juga yang langsung kepadapetugas kebersihan yang bersangkutan. Mengenai sampah ini juga harus adanya tempat pembuangan sementara yang layak dan luas agar mencakup semua sampah para penduduk.
5. Dimanakah letak penampungan sampah sementara untuk wilayah Kelurahan Srengseng Sawah ini ? Jawab
:
Untuk tempat yang seperti itu haruslah jauh dari
pemukiman warga masyarakat. Tapi karena hanya bersifat sementara jadi ada beberapa tempat pembuangan sementara yang tidak jauh dari rumah-rumah warga masyarakat. Setiap RW mempunyai penampungannya sendiri-sendiri seperti Alamat Pul Gerobak yang bisa dikatakan berfungsi sebagai TPS (Tempat Pembuangan Sementara) berada di RW 02, di jalan Lenteng Agung Timur yang ke arah UI samping Rell kereta, seberang jalan H. Sarin.
6. Siapa dan dibawah naungan siapa petugas Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang bekerja di wilayah Kelurahan Srengseng Sawah ini ? Jawab :
Pelaku pelayanan berasal dari interen RT dan RW, Tidak ada
kaitan langsung dengan petugas kelurahan. Jadi sampah-sampah yang berasal dari warga dikelola oleh RT/RW setempat.
3. Ketua Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Bpk. Cepi Haerudin, S.Pd
Umur
: 53 tahun
Daerah Asal
: Betawi
Pend. Terakhir
: S1
Pekerjaan
: Guru / PNS
Jabatan
: Wakil Rukun Warga (RW) 02
B. Pertanyaan 1. Bisa ceritakan sedikit tentang sejarah terbentuknya wilayah Rukun Warga (RW) 02, Kelurahan Srengseng Sawah ? Jawab :
Sebelum menjadi Kelurahgan Srengseng Sawah, Di sini
orang nyebutnya wilayah Kampung Sawah. Khususnya RW 02, 01 dan sekitarnya. Jadi dulu ada daerah Srengseng yang sekarang masuk kelurahan Lenteng agung waktu masih di sini Kecamatannya Pasar Minggu. Sebelumnya kan Kecamatan Pasar Minggu kalau sekarang Kecamatan Jagakarsa. Jadi awalnya karena ada daerah Srengseng dan Kampung Sawah jadilah kelurahan ini namnya Srengseng Sawah.
2. Bagaimanakah pada umumnya Pengelolaan Sampah Padat Domestik pada di Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Srengseng Sawah ini ? Jawab :
Jadi begini, untuk sampah kami memiliki dua kendaraan
mobil berjenis Pick-up yang bertugas setiap harinya mengangkut sampahsampah dari RT. Yang mana ditarik selama dua hari sekali secara bergelirian. Jadi seumpanya hari ini ditarik besok engga. Setelah ditarik dari RT langsung di bawa ke Pool sampah yang terdapat Container sampah di jalan raya lenteng agung depan sana. Itu tempat sebagai penampungan sementara sampah khusus RW 02. Nantinya sampah di situ akan diambil oleh petugas Dinas Kebersihan Jakarta menuju penampungan akhir di Bantar Gebang. Kita sebernarnya juga minta kepada pak lurah buat disediakan tempat sementara yang lebih luas. Karena yang sekarang itu kan sifatnya
tidak boleh menumpuk. Jadi di pool sampai itu kalau sudah penuh harus segera diangkat. Engga ada istilah sampai mengganggu lingkungan sekitar, tidak menimbulkan bau, dan khusus untuk membuangan sampah di RW 02 saja. Jadi sebenarnya tidak boleh dari kawasan lain membuang sampahg di sana. Karena memang tempatnya terbatas.
3. Ada berapa jumlah Petugas Kebersihan yang bapak atau RW ini pekerjakan ? Jawab :
Krunya semua ada 6 orang, karena satu mobil terdiri dari 3
orang, mobil satunya lagi 3 juga.
4. Berapa upah atau gaji yang diberikan oleh pihak Rukun Warga (RW) kepada petugas Kebersihan RW 02 ? Jawab :
Kami disini menarik dana, untuk honor petugasnya dengan
kondisi 6 personil gaji atau upah yang kita berikan sekitar satu juta per orang. Kecuali yang membawa kendaraan lebih tinggian sekitar satu juta dua ratus perbulannya.
5. Darimanakah sumber dana untuk membayar gaji atau upah para petugas kebersihan Rukun Warga (RW) 02 ? Jawab :
Untuk dana tersebut di urus oleh masing-masing RT-Nya.
Uangnya kita tarik dari masyarakat per kepala keluarga 10 ribu perbulan. Dari ibu PKK masing RT yang menarik uang tersebut. Jadi, dari Ibu-ibu PKK yang menarik iuran dari rumah-rumah nanti di disetorkan ke RW ke bagian kepengurusan.
6. Kapan Jam Operasional yang dimiliki para petugas Kebersihan Rukun Warga (RW) 02 ? Jawab :
Untuk petugas kebersihan RW dari pagi sampai siang.
Karena sore hari sampah tersebut harus diangkat. Pool sampah container di sana itu juga harus segera diangkat menuju Bantar Gebang menggunakan
mobil truck hidrolik. Jadi setiap harinya mobil tersebut membawa container kosong lalu mengganti container yang berisi penuh sampah dengan yang kosong di Truck tersebut. Makanya tuh container harus segera diangkat dan dibawa kalau sudah penuh.
7. Apakah ada langkah tambahan dari RW sendiri untuk menyempurnakan pengelolaan sampah padat domestik di sini ? Jawab :
Kita sebernarnya juga minta kepada pak lurah buat
disediakan tempat penampungan sementara yang lebih luas. Karena yang sekarang itu kan sifatnya tidak boleh menumpuk. Jadi di pool sampai itu kalau sudah penuh harus segera diangkat. Engga ada istilah sampai mengganggu lingkungan sekitar, tidak menimbulkan bau, dan khusus untuk membuangan sampah di RW 02 saja. Jadi sebenarnya tidak boleh dari kawasan lain membuang sampahg di sana. Karena memang tempatnya terbatas. Sebernarnya setiap RW mempunyai tempatnya dan usaha sendiri buat pengelolaan sampahg ini. Untuk pool-nya sendiri di Kelurahan tidak hanya di RW 02 saja, ada juga yang seperti di RW 03.
8. Fasilitas apa sajakah yang disediakan oleh Rukun Warga (RW) 02 dalam menunjang pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Kami dari RW dan kelurahan juga menyediakan fasilitas
tempat sampah tapi ya tidak semuanya. Tempat sampahnya seperti di samping itu kepada setiap RT. Tempat sampah ini kita usahakan oleh pengurus nanti RT-RT bakal di tambahin. Jumlahnya ada sekitar 100 tempat sampah. jadi setiap RT bisa mendapatkan 7-8 tempat sampah. Dari pemerintah sendiri lewat Kelurahan telah menyiapkan gerobak dan mobil pick-up untuk mengangkat sampah. satu RW dapat 3 Gerobak sampah buat mengambil sampah yang rumahnya berada di gang kecil. Sedangkan mobil pick-up kita punya 2 mobil.
9. Apakah ada program lain dari RW untuk membantu proses pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Ada program kerja bakti yaitu satu bulan sekali serempak
satu RW. Kalau RT proggramnya kita rencanakan 2 minggu sekali. Utamanya memang untuk mengendalikan sampah. Walaupun tidak selalu berkenaan dengan sampah terus kerja baktinya. Seperti membersihkan saluran air dan lain-lainnya.
10. Menurut bapak sendiri, Bagaimana persepsi atau anggapan anda terhadap pengelolaan sampah domestik di wilayah ini ? Jawab :
Kalau disebut bagus belum bagus karena masih banyak
masyarakat yang komplain. Misalnya sampah sudah tiga hari belum diangkat. Harusnya kan dua hari sekali sampah diangkatnya. Karena keterbatasan tenaga dan juga wilayah yang luas. 6 petugas itu harus mengcover semuanya. Berarti kan masyarakat belum merasa puas tapi ada sisi bagusnya setelah ada pengelolaan ini orang tidak membuang sampah di kali Ciliwung lagi. Sekarang juga sudah jarang sampah di bakar sendiri. sudah ada kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya.
11. Menurut bapak sendiri, Bagaimana peran masyarakat pendatang terhadap pengelolaan sampah domestik di wilayah ini ? Jawab :
Untuk masyarakat perannya sendiri cukup aktif karena
mereka sadar benar lingkungan yang sehat maka bebas dari berbaggai penyakit. Apalagi jika ada yang terkena DBD pasti akan lebih. Kesadaran masyarakatnya cukup tinggi cuma kita yang mengadakan kerja bakti harus cermat menentukan harinya. karena untuk hari libur saja masih susah. Jadi misalnya kalau ada warga yang berhalangan hadir biasanya bukan karena malas tapi karena tidak ada di rumah. seringnya mereka pergi rekreasi di hari libur tersebut. Karena tuntutan pekerjaan yang sibuk di hari kerja sehingga saat hari libur banyak masyarakat yang pergi. Apalagi bila mempunyai pekerjaan yang terbilang cukup tinggi.
4. Ketua Rukun Tetangga (RT) 008 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Asril Hanafi
Daerah Asal
: Betawi / Jakarta
Umur
: 59 tahun
Pekerjaan
:
Pend. Terakhir
:
Jabatan
: Ketua RT 008
B. Pertanyaan 1. Menurut bapak apakah arti pengelolaan sampah itu ? Jawab :
Pengelolaan sampah itu adalah pengendalian yang kita
lakukan kepada sampah. Ada yang angkutin, ada yang bawa, ada yang bakar juga. Tapi sampah tersebut ada yang mengelolanya.
2. Bagaimanakah pada umumnya Pengelolaan Sampah Padat Domestik pada di Rukun Tetangga (RT) 008 RW 02 Kelurahan Srengseng Sawah ini ? Jawab :
Pengangkutan sampah disini sebanyak dua minggu sekali,
diambil oleh para petugas kebersihan dari RW 02. Nah, Kalau yang kedalam-dalam gang sempit menggunakan gerobak sampah. Gerobak sampahnya telah disediakan dari kita (RT 008). Nanti dari gerobak tersebut dikumpulkan dan diangkut oleh mobil pick-up sampah. Kita di RW mempunyai dua buah mobil pick-up yang berfungsi untuk mengangkut sampah ke container milik dinas kebersihan di seberang jalan ini. Jadi warga telah menyediakan sampah-nya buat diangkut oleh petugasnya. Jadi petugas kebersihan itu berkeliling RT untuk mengambil sampah dari rumah warga untuk nanti di tampung di tempat penampungan di pinggir jalan itu. setelah sampai tempat penampungan sampah akan diangkut ke TPA oleh Dinas kebersihan pusat. 3. Darimanakah sumber terbesar sampah padat itu berasal ? Jawab :
Sumber sampah dari rumah-rumah warga. Warga sudah
menyiapkan sampahnya nanti petugas kebersihan dari RW yang mengambil dan mengangkut sampah menuju tempat yang lebih besar di samping jalan depan sana.
4. Bagaimanakah proses pengumpulan dana iuran untuk kebersihan di Rukun Tetangga (RT) 008 ? Jawab :
Di RT sini ada iuran buat sampah per-kepala keluarga atau
per-kepala keluarga. Di sini kita ada iuran sampah yang setiap bulannya dikenakan 15ribu untuk setiap rumah. kadang kalau orangnya ada pasti ngasih tapi kalau tidak ada ya tidak ngasih. Di sini di RT kita ada petugas untuk meminta iuran sampah ke rumah-rumah warga. Petugasnya sendiri adalah ibu-ibu PKK. Untuk orangnya memang tidak tetap tapi pasti IbuIbu PKK.
5. Kapan Jam Operasional yang dimiliki para petugas Kebersihan Rukun Warga (RW) 02 bekerja di Rukun Tetangga (RT) 008 ini ? Jawab :
Pagi, mereka petugas tersebut mengangkut sampah-sampah
dari RT 008 ini dari pagi sampai agak siangan. Karena sorenya sudah harus terkumpul di tempat penampungan sementaranya sudah harus di angkut lagi.
6. Apakah ada sistem pengelolaan sampah lainnya yang diterapkan oleh RT 008 ini ? Jawab :
Ada Bank Sampah yang mana sampah di pisahkan dan
kumpulkan dalam berbagai jenis, lalu nanti ada orang yang nawar buat membeli sampah yang telah kita kumpul dan pisahin dari para warga.
7. Apakah ada program lain dari RT untuk membantu proses pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Mungkin yang mas maksud kayak Jum’at Bersih. Jadi
setiap pagi hari Jum’at ibu-ibu rumah tangga di RT ini melakukan yang namanya Jum’at Bersih. Yaitu melakukan membersihan lingkungan RT 008 ini. Cara yang digunakan beragam ada yang menyapu jalan utama RT ada
yang
memangkas
tanaman
yang
memanjang,
kadang
juga
membersihkan selokan dan juga mengambil sampah-sampah yang berserakan. Dan juga ada kerja bakti buat menangani sampah, pernah juga kita melakukan pembersihan sampah-sampah yang ada di dalam kali ini, agar tidak terjadi pedangkalan dan kelancaran arus air.
8. Menurut bapak sendiri, Bagaimana persepsi atau anggapan anda terhadap pengelolaan sampah domestik di wilayah ini ? Jawab :
Sudah bagus lah, masyarakat juga cukup membantu seperti
membantu mau membayar iuran sampah dan ikut kerja bakti. Untuk kinerja petugasnya sendiri terbilang cukup rapih mereka teratur mengangkut sampah-sampah di RT ini. Karena sampah itu penting buat lingkungan kita menjadi bersih, kan kalau lingkungan bersih kita jadi sehat, Kan gitu.
9. Menurut bapak sendiri, Bagaimana peran masyarakat pendatang terhadap pengelolaan sampah domestik di wilayah ini ? Jawab :
Karena adanya petugas sampah untuk sehari-harinya saya
kira warga turut membantu. Di sini kita ada iuran sampah yang setiap bulannya dikenakan 15ribu untuk setiap rumah. kadang kalau orangnya ada pasti ngasih tapi kalau tidak ada ya tidak ngasih. Di sini di RT kita ada petugas untuk meminta iuran sampah ke rumah-rumah warga. Petugasnya sendiri adalah ibu-ibu PKK. Untuk orangnya memang tidak tetap tapi pasti Ibu-Ibu PKK. Untuk masyarakat pendatang entah itu pendatang apa bukan kalau mereka mau menjaga lingkungan ya bakalan bersih, jadi tidak mesti pendatang apa bukan kalau orangnya engga menjaga lingkungan ya kotor.
5. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Hamid HY.
Daerah Asal
: Betawi
Umur
: 62 tahun
Pekerjaan
: Pedagang
Pend. Terakhir
: SMP
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
Yang mengelola sampah kan, sampah diurusin, dibuang ke tempat
yang besar, jadi engga berantakan.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Iya, mendukung lah.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Di sini beberapa harinya ada petugas yang bakal angkutin sampah
dari rumah-rumah, nanti di bawa pake mobil.
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Kayaknya sudah bener, karena dua hari sekali diambil sampahnya.
Jadi hari ini diambil besok lusa diambil lagi.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
Kalau engga ada petugas kayak gitu entar warga sini jadi susah,
penting jadinya.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Ikut, kayak ikutan bayar iuran buat sampah setiap bulannya.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ?
Jawab :
Ya itu tadi, pada bayar iuran buat sampah setiap bulannya
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
udah bagus, ada tempat sampahnya.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Ya, ditingkatin aja para petugas-petugasnya.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Emang dari dulu say amah kelahiran di sini.
6. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Maya Khairunissa
Daerah Asal
: Purwakarta
Umur
: 31 tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah
Pend. Terakhir
: SD
Tangga
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
Ng, Itu kegiatan mengatur sampah. Mengatur sampah untuk
dibuang ketempatnya. Ada petugasnya buat ngatur sampah gtu.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Setuju, mendukung saya mah.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Setiap beberapa di sini sampah-sampah pada diangkut. Dari rumah-
rumah disiapin aja sampahnya nanti diangkut. Ada petugas buat angkutinnya.
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Baik sih, setiap ini kan diangkut. Tapi Kadang itu suka telat
ngangkutnya trus kalau udah banyak baru diambil. Waktu itu pernah sampai seminggu baru diambil. Tapi sekarang mah sering teratur kok. Kalau telat gitu saya Kalau saya ditaruh saja sampah di situ ditempatnya. Tidak dibakar dan tidak dibuang ke tempat lain, tunggu sampai ada yang angkutin.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
Penting, penting-penting aja sih.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Jarang sih, paling cuma sedikit saja, kalau dulu pernah bantu
bersihin jalanan, ikut juga sama ibu-ibu yang lain dalam kegiatan Jum’at Bersih. Tapi saya mah jarang paling Cuma di depan rumah ini aja.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Aktif ya, itu tadi ada Jum’at Bersih yang dilakuin ibu-ibu di sini,
ada yang ngajak kayak gitu.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Baik-baik aja sih, kan ada yang angkut. Paling cuma itu tadi
kadang suka telat.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Jangan suka telat angkut sampahnya, kan jadinya numpuk, udah itu
aja.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Ikut suami jadi tinggalnya di sini.
7. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Welly S.
Daerah Asal
: Lampung
Umur
: 49 tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pend. Terakhir
: SMA
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
Sampah-sampah itu ada yang ngelola, sampah-sampah dari rumah
warga sini dikelola niar tidak berceceran. Biar lingkungan bersih jadi ada yang ngelola.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Setujulah.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ?
Jawab :
Di sini ada petugas yang mengangkut sampahnya ke tempatnya di
seberang sana setahu saya. Dari menggunakan gerobak, mobil, dan truck sampah di sana. Ada juga program di sini, setiap hari Jum’at pagi disini ibu-ibu melakukan kegiatan yang dinamakan Jum’at Bersih. Setiap pagi hari itu ada satu orang yang bertugas mengajak-ngajak ibu-ibu disini untuk mengikuti kegiatan Jum’at Bersih tadi. Keggiatannya sendiri sudah pasti tentang bersih-bersih lingkungan sekitar. Seperti menyapu jalan, mencabuti rumput ilalang, dan memunguti sampah yang berserakan.
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Sudah baguslah daripada kayak dulu tidak ada yang mengelola
seperti sekarang, kalau sekarang ka nada yang ngatur jadi kitanya juga gampang buat buang sampahnya.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
Nah itu, kalau dulu memang sampah dibakar, tapi untuk sekarang
membakar sampah ya susah, udah banyak rumah-rumah di sekitar sini mah.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Ikut partisipasi seperti Jum’at Bersih sama ibu-ibu disini waktu
hari Jum’at paginya. Terus pastinya saya ikut membayar iuran buat sampah. Seperti itulah.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Cukup aktif, kalau ada program dari RT warga sini menyambut
baik. Seperti rutin iuran sampah terus ada Jum’at Bersih ibu-ibunya ikutan ikut membantu.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Ini aja buat mobil yang biasa mengangkut sampah di sini kalau
bisa di rawat, mobilnya ada yang baru, nah yang lama tuh keliatan banget kurang perawatannya.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Itu aja mobilnya di rawat. Oh iya jangan sering telat angkut
sampahnya. Kalau satu dua kali sih engga apa-apa.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Disini lingkungannya cukup nyaman, tidak terlalu padat seperti di
kawasan Jakarta kebayakan.
8. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Siti Munir
Daerah Asal
: Bogor
Umur
: 23 tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pend. Terakhir
: SMP
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
iya tahu, ya mengelola persampahan, mengatur sampah buat
dibuang.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Setuju banget, biar bersih lingkungannya.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Kalau di sini ada petugas yang ngambilin sampah-sampah dari
tempat sampahnya di rumah-rumah warga sini, nanti dikumpulin di mobil terus di bawa lagi ke tempat yang lebih besar.
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Belum bagus, ya disinikan kalau di atas sana diambilin kayak
tempat sampah gitu, Nah kalau di sini di rumah saya gtidak ada yang mau ke bawah buat ngambil sampah saya. Jadi tidak ada yang ngangkutin. Tapi di RT ini memang ada pengelolaan sampahnya, tapi untuk rumah ini engga ada yang mau ngambil gitu.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
Kalau engga ada yang ngatur gitu ya bisa-bisa sampah dari rumah
warga bisa semerawut, pada di bakar semuanya nanti takutnya terjadi kebarakan kalau rumahnya udah susah lahan.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Engga, saya engga ikutan ikut bayar iuran sampah yang dari RT
itu. Soalnya emang petugasnya engga ngambil sampai sini rumah saya. Kalau yang engga di kasih tempat sampah itu engga bayar iuran. Kan yang bayar tuh yang dikasih tempat sampah. Sehingga kalau sampah itu harus saya bakar sendiri kalau yang kering-kering gitu. Bakar sampahnya biasanya di sebelah kali situ. Untuk peranserta paling bersih-bersih di sekitar rumah aja, engga ikut sampe ke jalanan besar sana waktu ada Jum’at Bersih di sini.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Menurut saya banyak kok yang ikutan bayar iuran sampah, tapi
saya engga ikutan itu. terus kalau ada kerja bakti di jalan dan kali banyak juga yang pada ikutan kok.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Tempat sampah yang disediakan kurang banyak dan kurang luas
ya, Udah mungkin itu aja.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Ikut suami, karena suami dekat di sini bekerjanya. Saya sendiri
merasa nyaman-nyaman aja untuk menetap di sini.
9. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: H. Niman H.S.
Daerah Asal
: Betawi
Umur
: 54 tahun
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Pend. Terakhir
: STM
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ?
Jawab :
ohh, iya tahu, sampah dari rumah tangga itu nantinya ada yang
mengelola. Maksudnya ada yang mengatur jadi kita memilik rumah engga sembarangan buang sampah karena sudah ada yang mengelolanya.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
iya mendukung, agar terkendalilah engga ada yang buang
sembarangan.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Kita di sini udah ada yang ngambilin sampah-sampah. Terus
dibuang juga sampe penampungan terakhir atau TPA, sampe ke Bantar gebang di sana. Ada pembuangannya sementaranya juga. Yang saya tau, Masingmasing RW punya pembuangan sementaranya sendiri-sendiri. RW 01 MA RW 02 punya pembuangannya sendiri-sendiri. tapi masih ada kekurangannya yaitu kadang diangkatnya sampah itu telat di luar jadwalnya. Tapi engga sampe telat seminggu Cuma beberapa hari aja.
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Kalau disini pengelolaan sampahnya udah bagus mas, udah ada
yang ngambilin, seperti saya jelaskan tadi.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
Penting juga lah, kalau ada ini kan jadinya dalam istilah membantu
juga buat warga-warga di sini dalam membuang sampahnya. Karena udah sulit buat membakar sampah dikarenakan lahan yang semakin sempit, jadi ada tolongan lah buat buang sampah ini. engga usah susah-susah bakar. Tapi ya itu ada iuran sampahnya.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Kalau saya engga berperan langsung dalam pengelolaan sampah di
sini. Jadi Partisipasi aja seperti warga biasa. Seperti kalau ada pungutan sampah ya kita pasti ikutan. Disini kan ada pungutan buat sampah tuh sebesar 15 ribu setiap bulannya buat satu Keluarga. Terus kalau ada kerja bakti juga saya pasti ikut. Kita emang kalau ada kerja bakti pasti perlu buat lingkungan kita semua. Buat kerja baktinya setiap dua minggu sekali kita kerja bakti disini.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Mungkin sama seperti saya, perannya Cuma sekedar bayar iuran
dan ikut kerja bakti kalau ada. Tapi ya, menurut saya peransertanya agak kurang, Seperti jarang ikutan dalam kerja bakti dan berbagainya.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
cukup lengkap mas, ada tempat sampah buat warga, terus ada
gerobaknya juga, dan mobil buat angkut sampah dari tempat sampah sini.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Paling cuma buat petugasnya jangan kebanyakan telat ngambilnya,
kalau satu hari sih wajar tapi kalau sampai berminggu-minggu kan kita juga yang repot.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
kalau saya emang asli orang sini mas.
10. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Ibu Indun
Daerah Asal
: Semarang
Umur
: 58 tahun
Pekerjaan
: Pedagang
Pend. Terakhir
: SD
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
Itu yang ngurusin sampah. Sampah diangkutin dari rumah warga
pake gerobak.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Mendukung lah, kan kalau engga ada yang angkutin kitanya repot.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Dua hari sekali ada yang diambilin. Kadang-kadanngg sampe 3
hari gitu, engga telat-telat amat sih. Ke sininya pake gerobak entar dikumpulin pake mobil di atas. Tapi abis itu engga tahu juga di buangnya kemana.
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Ya udah bagus sekarang mah, dua hari sekali ada yang diambilin
gitu. Tapi baru-baru ini aja dulu-dulu mah belum kayak gini. Sampah terserah kita mau diapain.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
iya, biar sampah engga dibuang sembarangan. Biar rapih dah.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Saya engga ikut ibu PKK, kalau ada kerja bakti paling ikutan
Cuma bantu sedikit doang. Kalau hari Jum’at pagi nyapu jalanan, tadi pagi juga saya ikutan nyapu, sama seperti ibu-ibu yang lainnya. Kalau bayar iuran ke RT buat sampah itu saya ikut.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Lingkungannya enak ya, bersosialisasi jadi kalau ada kerja bakti
atau apa pada banyak yang ikut.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Saya kurang tahu, ada tempat sampah ada, ada mobil buat angkutin
sampah juga.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Ditingkatin lagi aja pengelolaan sampahnya biar warga sini enak
gitu.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Sudah nyaman disini , tadinya ikut sama orang tua ke Jakarta sini.
11. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Eti Rohaeti
Daerah Asal
: Bandung
Umur
: 48 tahun
Pekerjaan
: Pedagang
Pend. Terakhir
: SMP
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
Iya itu yang ngelola sampah, sampah yang dari rumah-rumah di
kumpulin. Entar dibuang sama dia.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Mendukung banget, kan biar kitanya juga gampang buang
sampahnya.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Sekarang di RT sini sampah ada yang ngambilin, kita di rumah nih
tinggal ngerapihin sampahnya aja, ditaruh di tempat sampah di depan rumah nanti petugasnya bakalan dating buat ngambilin sampah kita. Kalau sebelumnya kan urus sendiri masing-masing. Caranya di ambilin pake gerobak,
sama ma RT yang laen pake gerobak di kumpulin dulu terus
diangkut pake mobil.
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Sekarang mah udah lumayan dah, udah ada yang ngambilin. Baru
pas tahun-tahun yang lalu aja ada yang ngambilin gitu, baru pas RT ini juga. RT yang laen juga sama kayak gini juga, pokoknya baru beberapa tahun ini aja. Sebelumnya mah engga sampah ya udah ngurus sendiri masing-masing.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab : banget lah.
kalau lingkungan bersih kan kita enak juga hidupnya, penting
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Ya kalau ikut membantu paling Cuma ngerapihin sampah kita dulu
sebelum di angkut ma petugasnya. Kan kalau kita sendiri di rumah sampahnya tidak dirapihkan petugasnya engga mau juga. Jadi saya rapihin baru diambilin sama orang petugasnya. Terus saya juga ikut juga yang namanya Jum’at Bersih, Nyapu-nyapu, sampe ke jalan besar sana semuanya. Iura juga ikut setiap bulan kita bayar, ada yang maintain ke rumah-rumah yaitu bendahara RT-nya.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Aktif kok, ada program yang berjalan, ibu-ibu di sini kalau ada
kegiatan gitu pada ikut, kayak misalnya tadi ada Jum’at Bersih. Bapakbapaknya juga kalau ada kerja bakti di sempetin ikut bantuin gitu.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Kurang bersih, Namanya juga buat sampah tapi kalau pas lagi
engga di pake gitu kan enak kalau kita liatnya bersih dan engga berserakan peralatannya.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
apanya ? ini aja dah iurannya sampahnya jangan di naekin.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Ikut suami dah, Ikut merantau, kan suami asli sini Jakarta.
12. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Aminah
Daerah Asal
: Betawi
Umur
: 50 tahun
Pekerjaan
: Pembantu Rmh Tangga /
Pend. Thr : SMP
kader RT 008 RW 02
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
Iya tahu, itu kegiatan untuk mengelola sampah kan, sampah
tersebut di kelola oleh pihak yang berwenang di sini, sampahnya sendiri yang berbentuk padat dan berasal dari rumah-rumah warga.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Setuju dan mendukung sekali.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Kalau dulu mah engga diambilin seperti sekarang. Jadi, buangnya
pada ke kali aja gitu. Kan di RT ini mah ada kalinya juga engga jauh dari Kali Ciliwung. Sekarang kan udah ada penyuluhan tentang pengelolaan sampah dari Kelurahan, RW dan RT juga buat menciptakan pemahaman pentingnya menjaga lingkungan terutama tentangg sampah ini. Jadi, buat sekarang sampah itu di pungutin. Nanti kita bayar setiap bulannya, sekitar 15 ribu sampai paling gede banget 20 ribu setiap bulannya. Tepatnya setiap sekitar tanggal 5 mintainya. Cara mintanya datang ke rumah-rumah buat mintain langsung pungutan sampahnya. Disini kan ada yang namanya Bank Sampah sebutannya, walaupun masih tahap perkenalan tapi sudah sejak lama berjalan. Kan ada sampah yang seperti botol-botol Aqua plastic itu, Dipilih dipisahkan sampah yang berjenis seperti itu. jadi, sistem bank sampah di sini sih bagi yang berminat dan mau
ngumpulin kayak ibu rumah tangga yang ada yang ngumpulin sampe benyak entarada yang penampungnya buat sampah plastic botol gitu. Nanti dikumpulin ke RT, entar pas udah banyak di bawa dah ke tempat penukarannya. Pas udah banyak aja jadi nentu juga kapan di bawanya. Jadi disini bagi RT yang mau terutama yang biasanya ngumpulin tuh ibu-ibu yang telaten dia pisahin sama dikumpulin entar kalau udah penuh dibawa ke pak penampungan di deket rumah pak RT. Ada penampungannya buat yang mau kayak gitu, tempat penampungannya kayak ada warung petak yang sudah tidak terpakai kita jadiin tempat buat naruh sampah pilahan itu. nanti pas sudah banyak di bawa dah. Entar ada warga neh yang udah misahin dari sampah biasa ma sampah yang bisa dimanfaatin lagi, bisa banyak sampe sekarung gitu di bawa sendiri ke tempat situ deket rumah pak RT tadi buat dikumpulin satu RT gitu. Untuk sampahnya sendiri apa saja, tapi memang lebih banyak botol-botol plastik bekas minuman gitu, ada juga bak plastik dan maenan anak-anak.
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
RW 02 ini memang udah bagus ada pengeloaan sampahnya dengan
ada iuran sampah gitu, Cuma kadang-kadang ngambilnya lama. Pernah sampai seminggu sekali, sampai kadang-kadang sampahnya tuh berserakan kemanamana. Mengganggu juga kan kalau sampah sampah berserakan gitu. Tapi baguslah sampah dari rumah-rumah udah ada yang ngggambilin terorganisir gitu.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
penting sangat penting, agama juga kan mengajarkan buat menjaga
lingkungan biar tetap bersih. Kalau bebas dari sampah-sampah yang berserakan kan jadinya kita juga enak.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Saya kadang-kadang orang yang keliling buat maintain uang iurang
kepada warga-warga RT sini. Engga mesti saya juga nanti ganti-gantian. Kan sekarang buat sampah itu di pungutin. Nanti kita bayar setiap bulannya, sekitar 15 ribu sampai paling gede banget 20 ribu setiap bulannya. Buat yang maintain ke rumah tih ada kader-kader dari RT. Terus dari RT kan nada stafstafnya seperti saya, nah itu maintain dah setiap bulannya.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
untuk masyarakat di sini dalam pembayaran iuran tersebut cukup
mudah, karena saya yang menagih istilahnya ke rumah warga jadi tahu gimana kondisinya, cukup inilah mereka mau mudah sukarela untuk membayar iuran tersebut tidak ada unsur pemaksaan, seperti itu.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Yang saya tahu cukup lengkap dalam pengelolaan sampah ini,
tidak adanya keluhan-keluhan tentang infrastruktur yang seperti itu.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Ng, mungkin kadang-kadang suka telat para petugas dalam
mengambil sampahnya, jadi sarannya yang telat kayak gitu di kuranginlah buat para petugasnya. Tapi kita juga kan engga bisa itu, kita ngertilah kalau saat waktu itu sedang tidak bisa mengangkut sampah di sini.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Kalau saya emang orang asli sini, orang tua dulu tinggalnya di
sekitar sini.
13. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Sunarto
Daerah Asal
: Madiun
Umur
: 52 tahun
Pekerjaan
: Hansip / Satpam
Pend. Thr
: SMA
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
Iya, kalau artinya mungkin kegiatan yang menangani sampah,
sampahnya berbentuk padat yang ada di rumah-rumah warga, gitu kan.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Setuju dan mendukung lah, biar nih lingkungan bersih dari
sampah.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Kalau untuk RT 008 in9i sampah ada yang ngangkutin dari rumah-
rumah warga, ada petugasnya. Jadi kita bayar iuran, ada yang pungutin yaitu ibu-ibu pkk sini. Nah petugasnya ngambil sampah di tempat sampah yang udah disediakan di deket rumah-rumah nanti di angkut pake gerobak menuju mobil pick-up, semua di kumpul di mobil tersebut. Entar kalau udah penuh baru dah petugas ma mobilnya bawa semua sampahnya ke penampungan lagi di pinggir Jalan raya situ. Nah entar ada lagi yang bawa sampahnya ke Bekasi sana.
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ?
Jawab :
Wah untuk sekarang mah sudah bagus ada petugas pengambil
sampahnya menggunakan gerobak dan mobil bak. Kalau dibandingkan yang sudah-sudah mah ya bagusan yang sekarang, Bisa kita rasakan bedanya. Sebelumnya kan sampah kita buang yang jauh atau pernah juga ke kali, kalau engga di bakar sendiri.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
Penting lah, Yang namanya sampah kalau engga ditangani dengan
benar ya pasti bakal ngerusak lingkungan juga. Kan kalau lingkungan bersih kita juga enak dan sehat, jarang sakit, coba kalau banyak sampah berarti lingkungan kotor, bisa mendatangkan penyakit.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Jika terjun dalam penggelolaan sampah di sini mungkin engga. Jadi
mungkin peran saya mungkin hanya sepintas ikut kerja bakti buat bersihin sampah.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Cukup ini lah, cukup enak gotong royongnya. Contoh pas ada iuran
banyak yang bayar juga, terus ada milahin sampah gitu juga ada buat dikumpul di pak RTpas kerja bakti juga banyak yang ikutan.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Kalau secara ini saya kurang tahu, tapi menurut saya cukup terawat
lah. Ada gerobak, tempat sampah, sapu engga pada rusak.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ?
Jawab :
Ng, ini aja dah di tingkatin aja kinerja petugasnya. Terus buat
pengurus RT-Nya supaya membuat program-program yang membantu sampah-sampah ini.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Tujuannya pertama pasti buat mencari nafkah, biar bisa lebih baik
penghidupannnya. Terus berhubung saya menikah dan punya anak yang saya sekolahin di sini. Akhirnya terus sampai sekarang saya dan keluarga tinggal di daerah ini.
14. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Wawan
Daerah Asal
: Jakarta
Umur
: 37 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pend. Thr
: STM
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
Itu yang mengelola sampah berjenis padat seperti plastic dan lain-
lain.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Iya, medukung.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Untuk sampah di sini ada pungutan gitu, ada pengambilan
sampahnya dari petugasnya. Ada yang dating ke rumah buat mintgain pungutan buatg sampah.
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Sudah terorganisir, jadi sudah bagus sih.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
Kalau engga ada seperti sekarang nanti warga sini pada buang
sampahnya sembarangan, jadi sudah bagus menurut saya mah.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Ikut kerja bakti, kan kerja baktinya biasanya bersihin rumput
bersihin kali juga.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Masih ada yang buang sampahnya ke kali, waktu kerja bakti
membersihkan kali banyak menemukan sampah yang saya kira berasal dari atas. Yang dari rumah kontrakan sana.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Paling cuma tempat sampahnya aja kurang banyak, kurang
mencakup seluruh RT 008 ini. kalau banyak kan lebih mudah petugasnya.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Kekurangannya di sini paling cuma telat-telat aja jadi di tingkatin
lagi lah kedisiplinannya, terus tempat sampah yang disediakan juga kurang banyak jadi buat tempat sampahnya disediain lebih banyak aja dari pada ini.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
kalau saya emang lahir di sini, jadi menetap sampai sekarang di
sini.
15. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Etin Sugiarti
Daerah Asal
: Bandung
Umur
: 68 tahun
Pekerjaan
: Kader RT 008 RW02 / Ibu
Pend. Thr : SMA
rumah tangga
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
Iya tahu, di sini juga ada pengelolaan sampahnya.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Setuju mendukung banget, namanya buat lingkungan sini juga.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Sudah ada penampungan masing-masing jadi satu gentong tempat
sampah itu diperuntukan untuk empat rumah, ada juga yang tigga rumah. itu buat naruh sampah dari rumah-rumah. nanti petugasnya ngambil di situ. Setelah itu ada yang bawa sampahnya ke penampungan pake mobil. Yang saya tahu satu mobilnya itu mengambil sampah di 6 RT. Kan di RW 02 RTnya semua ada 13 RT. Jadi masing-masing ngurus 6 RT, seharinya 3 RT. Kalau RT 008 bareng ma RT 007 dan 009. Disini ada Bank sampahnya juga, di kumpulin botol-botol bekasnya. Di berishin, dipisahin, dan dirapihin, nanti ada yang ngambil. Kalau udah banyak diambil sama dia. Istilahnya kita ngejual. Uangnya hasil bank sampahnya buat
kas RT. Kita juga bisa nelpon ke mereka buat ngambil sampahnya. Jadi ada dua sistem kalau sampah, ada dari RW ada Bank Sampah itu. Tergantung sampahnya, buat harga yang nentuin dia yang nawar harganya ke kita. Ditimbang, kan harga jenis sampahnya beda, botol beda, kardus beda. Kita juga lagi pengen bikin kerajinan-kerajinan gitu dari RT buat ngurangin samaph juga. Seperti bikin hiasan dari botol aqua plastic gitu, tapi belum ketemu yang ngajarin ke ibu-ibu sini
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Sudah bagus pengelolaan disini, semua warganya saling bantu-
membantu. Bila ada kerja bakti buat menanggulangi sampah pada mau turun langsung.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
Penting, buat lingkungan sini bersih ya harus ada pengelolaan
sampah seperti ini. jadi semua tertata rapih.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Saya kader, kader mengenai kegiatan PKK, Posyandu, Saya juga
yang mengambil uang buat iuran sampah di Lingkungan RT 008.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Disini juga ada paguyubannya, namanya warga paguyuban
Kampung Sawah. Jadi dulu warga yang pindahan dari kampus UI sana pindahnya kesini. Dulu kan di sini mah masih kebun yang luas. Warga sini kalau ada hal-hal yang seperti sampah gitu pada ikutan, seperti ikutan bayar iuran, ikut kerja bakti, dan lainnya.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Banyak keluhan dari warga sini tentang telatnya mengangkut
sampah, Karena di batesin kendaraannya, satu mobil itu untuk berapa RT, Kadang-kadang supir mobilnya juga sakit, nah pas petugasnya berhalangan nangti mobil yang satunya yang ngambilin. Jadi agak telat karena itu. Yang saya tahu satu mobilnya itu mengambil sampah di 6 RT. Kan di RW 02 RTnya semua ada 13 RT. Jadi masing-masing ngurus 6 RT, seharinya 3 RT. Kalau RT 008 bareng ma RT 007 dan 009.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Buat petugasnya jangan sering telatlah, terus buat warga sini kalau
telat seperti itu harap di maklumi aja. Kan petugasnya harus menangani banyak RT juga.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Dahulu saya ngontrak di Cilandak, Nah kebetulan waktu itu harga
tanah di wilayah ini masih murah. Jadinya beli dan bikin rumah di sini. Dulu masih banyak penuh dengan pohon bambu engga seperti sekarang. Terus disini kan suasananya adem nyaman tentram, sampe sekarang deh tinggal di sini
16. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Yuniarti
Daerah Asal
: Sukabumi
Umur
: 38 tahun
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Pend. Thr : SMA
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
iya paham, mengatur tentang sampah dari rumah tangga kan.
2. Apakah anda setuju atau mendukung Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Iya setuju mendukung kok.
3. Tolong anda jelaskan Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Disini di sediakan tempat sampah buat menampung sampah
daripara warga. Nanti ada petugas yang akan mengambilnya menggunakan gerobak dan mobil bak atau pick-up. Warga-warga di sini nanti di maintain iuran buat pengelolaan sampah sini. Ada juga pemisahan-pemisahan sampah, entar dikumpulin buat dituker sama uang, Lumayan lah
4. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Bagus sih, jadi dulu kan warga sini kalau buang sampah pada ke
kali, sekarang tertib gitu. Udah disediain tempat sampahnya engga jauh dari rumah-rumah warga sini. Dari beberapa rumah disediain tempat sampahnya. Di deket RT sini juga ada penampungan sementaranya buat sampah. Ada juga program Bank sampah di RT ini tapi belum semua warga yang melakukannya.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
Kalau sekitar kita bebas dari sampah pasti enak, jadi penting
pengelolaan itu.
6. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ?
Jawab :
Saya hanya membantu-bantu dari pelayanannya mungkin, seperti
bila kader RT yang lainnya sedang tidak bisa punguti pungutan ke rumah warga saya kadang yang ikut membantu. Kalau ada kegiatan lain juga saya ikut membantu.
7. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
banyak yang berpastisipasi kok. Tidak ada paksaan, mereka
sukarela membantu kelancaran pengelolaan sampah di sini. Ibu-ibu Pkk di sini mengajak hanya sekedar memberitahukan bukan memaksa seperti itu.
8. Menurut anda bagaimanakah komentar anda tentang infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
sepertinya sudah cukup, tidak ada kekurangan.
9. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Semoga warga sini dapet timbale balik yang layak, berhubung
sudah membayar pungutan bauta sampahnya.
10. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Enak suasananya, kita semua bermasyarakat. Suami juga kan
aslinya Betawi, orang sini.
17. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Rohmani
Daerah Asal
: Betawi
Umur
: 59 tahun
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Pend. Thr : SMA
B. Pertanyaan 1. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Bagus sih, jadi dulu kan warga sini kalau buang sampah pada ke
kali, sekarang tertib gitu. Udah disediain tempat sampahnya engga jauh dari rumah-rumah warga sini. Dari beberapa rumah disediain tempat sampahnya. Di deket RT sini juga ada penampungan sementaranya buat sampah.
2. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
Kalau saya yang nyiapin minum ma makanan kecil ke petugasnya.
Kan petugasnya istirahatnya di sini di rumah saya. Jadi setiap selesai angkutin sampah dari rumah-rumah istirahat dulu di rumah saya. Paling ngopi-ngopi aja.
3. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
orang-orang sini enaklah, kalau ada apa-apa gampang. Kalau di
umumin ngumpul banyak yang bakalan ikutan ngumpul pas rapat-rapat gitu. Gotong royongnya besar.
4. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
Enak suasananya, kita semua bermasyarakat. Suami juga kan
aslinya Betawi, orang sini.
18. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Yayuk Defika
Daerah Asal
: Sumatera Barat
Umur
: 40 tahun
Pekerjaan
: Guru
Pend. Thr : S1
B. Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui istilah pengelolaan sampah padat domestik ? Bisa anda jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tadi ? Jawab :
pengelolaan itu adalah memanajemen sesuatu hal, nah disini berarti
pengelolaan adalah memenajemen dan mengatur sampah yang bersumber di warga sini, sampah yang dikelola yang bentuknya padat seperti plastik-plastik, kertas, daun.
2. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
udah lebih baik, ada petugas yang mengangkut sampah-sampah
kita, walaupun tidak setiap hari. Di RT ini juga ada yang namanya Bank Sampah walaupun cuma sekedar sukarela aja. Tapi sudah jauh lebih baik.
3. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
Kalau pengelolaan sampahnya bagus ya pasti lingkungan juga
bagus, sehat dan bersih
4. Apa peran anda dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik di wilayah ini ? Jawab :
karena adanya tuntunan pekerjaan saya hanya sekedar ikut
membayar pungutan untuk sampah saja. Selebihnya hanya ya mengikuti saat ada pegrtemuan-pertemuan ibu-ibu, seperti arisan RT yang kadang kala membahas tentang sampah ini.
5. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
di sini warganya sudah tercermin kekeluargaan yang besar ya,
jadinya banyak yang membantu. Seperti untuk sampah sering adanya kerja bakti untuk membersihkan jalan dan kali dari sampah. Terus ada juga setiap pagi Jum’at untuk ibu-ibunya. Walaupun saya tidak.
6. Apa alasannya anda datang dan bertempat tinggal di Jakarta atau daerah ini dari daerah asal anda ? Jawab :
yang pasti untuk mencari nafkah, di Jakarta ini untuk saya
mempunyai faktor kedatangan yang baik untuk mencari nafkah.
19. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Siti Rahma
Daerah Asal
: Depok
Umur
: 23 tahun
Pekerjaan
: Mahasiswa
Pend. Thr : SMA
B. Pertanyaan 1. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
sepertinya baik, karena karena di sini ada yang melakukan
mengangkutan sampah hampir setiap harinya. bagus juga lah ada yang pengelolaan ini jadi bisa membantu orang sini juga biar engga buang sampah sembarangan dan membakar sampah sembarangan juga.
2. Bagaimana pendapat anda mengenai pentingnya Pengelolaan Samaph di wilayah ini ? Jawab :
penting banget lah, kan sampah itu sumber segala penyakit kalau
banyak sampah nanti banyak penyakitnya. Jadi kita harus menjaga agar sampah tidak berserakan.
3. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
Setahu saya cukup saling membantu ya. Seperti menyediakan
tempat sampahnya sendiri dari barang yang udah engga terpakai. Terus ada
juga kerja bakti yang bila dilakukan banyak warga yang datang saling membantu.
4. Apakah saran yang anda berikan terhadap pengelolaan sampah padat domestik di wilayah ini ? Jawab :
Ditingkatkannya pelayanan yang baik dan tepat waktu oleh
pengelola sampah saat pengambilan sampah oleh para petugas agar tidak menumpuk di tempat sampah.
20. Warga masyarakat Rukun Tetangga (008) RW 02 Srengseng Sawah A. Profil Nara sumber dan Keterangan Waktu Nama
: Sobari
Daerah Asal
: Betawi
Umur
: 30 tahun
Pekerjaan
: Buruh
Pend. Thr : SMA
B. Pertanyaan 1. Bagaimana persepsi anda tentang Pengelolaan Sampah Padat Domestik yang terjadi di wilayah ini ? Jawab :
Engga seperti dulu, sekarang sampah tinggal kita taruh aja di
tempatnya nanti ada yang ngambil buat diangkut lagi ke tempatnya. Ada petugas gitu ya membantu juga, daripada repot ngurus sampah. Tapi ya itu kita jadi bayar pungutan sampahnya. Alangkah baiknya bila di gratisin aja.
2. Menurut anda bagaimanakah peran masyarakat di sini terhadap pengelolaan sampah di wilayah ini ? Jawab :
masih ada masyarakat yang sama sekali tidak peduli dengan
keadaan lingkungan di sekitarnya, contohnya seperti membuang sampah langsung ke kali bahkan masih berserakannya sampah yang dibuang ke tempat yang telah disediakan sehingga menjadi terlihat kotor
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Wilayah Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) 02 Srengseng Sawah
Jalan masuk menuju Rukun Tetangga (RT) 008 RW 02
Salah satu kegiatan pemilahan sampah padat
Saat melakukan wawancara dengan Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kelurahan Srengseng Sawah
Para petugas Kebersihan RW 02 Srengseng Sawah
Saat melakukan wawancara dengan Wakil Rukun Warga (02)
Salah satu tempat Penampungan sampah Sementara di Rukun Warga (02)
Saat melakukan wawancara dengan Ketua Rukun Tetangga (008) RW 02
Saat wawancagra dengan Sesepuh Warga
Saagt wawancara dengan masyarakat pendatang asal Purwakarta
Saat wawancara dengan masyarakat pendatang asal Bogor
Saat wawancara dengan masayarakat asli Betawi
Saat wawancara dengan masyarakat pendagtang asal Bandung
BIODATA PENULIS Nama lengkap sang penulis adalah Farid Iqbal, lahir di Jakarta, 25 Desember 1991, putra dari pasangan Bpk. H. Syafe’i dan Ibu Hj. Umi Hasanah. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Alamat email penulis yaitu
[email protected]. Penulis mengenyam pendidikan diataranya di SDN Jagakarsa 01 Pagi tahun 1998-2004, SMPN 131 Jakarta 2004 - 2007, SMA El-Syigfa Jakarta tahun 2007-2010, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010-2015) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPS, Program Studi Geografi. Skripsi yang penulis buat berjudul “Persepsi dan Peran Masyarakat Pendatang Dalam Pengelolaan Sampah Padat Domestik Di Rukun Tetangga (RT) 008 Rukun Warga (RW) O2 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan”. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Bapak Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA.