KEMAMPUAN PRESENTASI DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR AS SHOLIHAT SERPONG TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Darmawan 1111013000033
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK
Darmawan (1111013000033) Kemampuan Presentasi dalam Kegiatan Diskusi Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi serta efektivitas metode diskusi dalam meningkatkan kemampuan presentasi siswa. Presentasi yang juga merupakan keterampilan berbicara di depan umum atau Publick Speaking merupakan suatu keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, maka dari itu keterampilan presentasi penting untuk terus dilatih dan dikembangkan pada setiap siswa. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu melalui tes presentasi dan angket mengenai kemampuan presentasi siswa serta melalui dokumentasi. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 30 orang, terdiri dri 14 laki-laki dan 16 perempuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan presentasi siswa berada dalam katagori baik, hal ini terbukti dari nilai rata-rata kemampuan presentasi siswa sebesar 77 yang berada dalam katagori baik atau 67% siswa mendapatkan nilai baik. Akhirnya penelitian ini dapat memberikan dampak positif bagi Madrasah Aliyah Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan tersebut dalam meningkatkan kemampuan presentasi siswa khususnya pada tahun pelajaran 2015/2016, dan dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran yang akan datang. Kata Kunci : Berbicara, Kemampuan Presentasi, Metode Diskusi
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil „Alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, dengan ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan seluruh kewajiban dan perjuangan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kemampuan Presentasi dalam Kegiatan Diskusi Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016”. Sebagai mahkluk sosial penulis tentu membutuhkan bantuan dari pihak lain. Begitu pula dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, motivasi, dorongan dan do’a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Makyun Subuki M. Hum. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dona Aji Karunia, M. A. Sekertaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu membantu penulis dalam menjalani proses pendidikan 4. Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan pengarahan, pengetahuan dan bersedia meluangkan waktu
ii
ditengah kesibukannya untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan keikhlasan yang telah beliau curahkan. 5. Dr. Hindun, M.Pd. dan Nuryati Djihadah, M.Pd., MA., selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah dengan teliti memberikan masukan yang sangat psotif dan berharga untuk meningkatkan kemampuan Penulis. 6. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 7. Orang tua penulis, (Ibu Sanut dan Bapak Rohidin) yang selalu memotivasi dan terus berjuang serta berdoa untuk kesuksesan penulis, semoga Allah SWT senantiasa menjaga beliau, amin. 8. Rohim, S.Sos.I. Selaku kepala Madrasah MA Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan yang telah memberikan izin penelitian skripsi di MA Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan. 9. Mardiyah, S.Ag., selaku guru Bahasa Indonesia dan para guru serta staf di MA Nur As Sholihat yang salalu mensuport selama penelitian ini berlangsung di MA Nur As Sholihat tanpa beliau semua penulisan ini tidak akan berlajan dengan lancar. 10. Teman-teman seperjuangan PBSI A angkatan 2011; teruntuk Ahmad Rizky, Mohamad Sahrulloh serta teman-teman yang selalu memotivasi dan yang selalu memberikan yang terbaik.
iii
11. Rekan guru TPQ Jami’ An-Nur; H. Minan Nuryadi, Siti Rohmah, serta rekan spesial Megawati yang tak pernah berhenti memberikan semangat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Serta berbagai pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, mengingat kemampuan dan keterbatasan waktu peneliti. Akhir kata, semoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan mereka yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta melimpahkan keberkahan dan selalu berada dalam lindungan-Nya.
Tangerang Selatan, 22 Juli 2016
Darmawan
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ...........................................................................................................v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................................4 C. Pembatasan Masalah ..................................................................................4 D. Rumusan Masalah .....................................................................................5 E. Tujuan Penelitian .......................................................................................5 F. Manfaat Penelitian .....................................................................................5 BAB II KAJIAN TEORETIS A. Hakikat Berbicara.........................................................................................7 1. Pengertian Berbicara ........................................................................7 2. Tujuan Berbicara ..............................................................................9 3. Faktor-Faktor Penunjang Kegiatan Berbicara ................................10 4. Faktor-Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara .............................11 B. Presentasi ...................................................................................................12 1. Pengertian Presentasi .....................................................................12 2. Ciri-ciri Presentasi Yang Baik .......................................................13 C. Pengajaran Diskusi .....................................................................................15 1. Pengertian Diskusi .........................................................................15 2. Macam-macam Diskusi ..................................................................17 3. Tugas Pemimpin Diskusi ...............................................................18 4. Tugas Peserta Diskusi ....................................................................19 5. Ukuran-ukuran Menilai Diskusi Kelompok ...................................20 6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi .................................21 D. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................22 v
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................24 B. Metode Penelitian.......................................................................................24 C. Populasi dan Sampel ..................................................................................26 1. Populasi ................................................................................................26 2. Sampel ..................................................................................................26 D. Instrumen Penelitian...................................................................................27 1. Instrumen Tes .......................................................................................27 2. Instrumen Nontes .................................................................................30 E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................34 F. Teknik Analisis Data ..................................................................................35 G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MA Nur As Sholihat Serpong .........................................................38 1. Identitas MA Nur As Sholihat .............................................................39 2. Visi dan Misi MA Nur As Sholihat......................................................39 a. Visi MA Nur As Sholihat...............................................................39 b. Misi MA Nur As Sholihat ..............................................................40 3. Struktur Organisasi MA Nur As Sholihat ............................................41 4. Keadaan Guru dan Siswa MA Nur As Sholihat ...................................42 5. Sarana dan Prasarana MA Nur As Sholihat .........................................43 B. Deskripsi Data ............................................................................................45 C. Analisis Data ..............................................................................................45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...................................................................................................63 B. Saran ...........................................................................................................64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Penilaian Kemampuan Presentasi ..........................................................28 Tabel 3.2 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Lima ...................30 Tabel 3.3 Catatan Lapangan ...................................................................................31 Tabel 3.4 Lembar Angket Penelitian .....................................................................31 Tabel 4.1 Keadaan Guru MA Nur As Sholihat ......................................................42 Tabel 4.2 Keadaan Siswa MA Nur As Sholihat .....................................................42 Tabel 4.3 Sumber Belajar .......................................................................................43 Tabel 4.4 Sarana/Ruang Penunjang .......................................................................44 Tabel 4.5 Prasarana ................................................................................................45 Tabel 4.6 Kemampuan Presentasi Siswa dalam Kegiatan Diskusi ........................46 Tabel 4.7 Kemampuan Presentasi Siswa Aspek Penguasaan Materi yang dipresentasikan .....................................................................................47 Tabel 4.8 Kemampuan Presentasi Siswa Aspek Kelengkapan Pokok-pokok Hasil Penelitian yang dipresentasikan.............................................................48 Tabel 4.9 Kemampuan Presentasi Siswa Aspek Keruntutan dan Sistematika Penyampaian Poko-Pokok Hasil Penelitian .........................................49 Tabel 4.10 Kemampuan Presentasi Siswa Aspek Kemudahan Bahasa Penyampaian untuk dipahami ..............................................................50 Tabel 4.11 Kemampuan Presentasi Siswa Aspek Ketepatan Intonasi dan Kejelasan Artikulasi .............................................................................................51 Tabel 4.12 Kemampuan Presentasi Siswa Aspek Kemampuan Menggunakan Media Pendukung Penyampaian ..........................................................52 Tabel 4.13 Respon Siswa Selama Proses Pembelajaran Berlangsung ...................53 Tabel 4.14 Aktivitas Menyimak dan memperhatikan Penjelasan Guru .................53 Tabel 4.15 Intensitas dalam Mengajukan Pertanyaan ............................................54 Tabel 4.16 Keaktifan dalam menjawab pertanyaan dari guru................................54 Tabel 4.17 Antusias Siswa dalam Proses Diskusi Berlangsung ............................55 Tabel 4.18 Ketertarikan Siswa terhadap Materi Presentasi ...................................55 Tabel 4.19 Keberadaan Siswa Selama Pembelajaran ............................................56
vii
Tabel 4.20 Intensitas Guru dalam menggunakan Metode Diskusi ........................56 Tabel 4.21 Ketertarikan Siswa pada Metode Diskusi ............................................57 Tabel 4.22 Efektivitas Metode Diskusi dalam Memudahkan Memahami Pelajaran 57 Tabel 4.23 Manfaat Penggunaan Metode Diskusi dalam Mengembangkan Kemampuan Presentasi ........................................................................58 Tabel 4.24 Kesulitan Yang dialami selama Diskusi Berlangsung .........................58 Tabel 4.25 Kesulitan Ketika Presentasi .................................................................59 Tabel 4.26 Dampak Setelah Menggunakan Metode Diskusi terhadap ketertarikan Siswa ....................................................................................................59 Tabel 4.27 Tanggapan Siswa Mengenai Pentingnya Kemampuan Presentasi .......59 Tabel 4.28 Frekuensi Siswa Presentasi Tanpa Diminta .........................................60 Tabel 4.29 Frekuensi Siswa Presentasi karena Bujukan Guru ...............................61 Tabel 4.30 Frekuensi Siswa Presentasi karena Dorongan dari Teman ..................61 Tabel 4.31 Manfaat Setelah Presentasi ..................................................................62 Tabel 4.32 Persepsi Siswa Menganai Dampak Presentasi Terhadap Proses Pembelajaran ........................................................................................62 Tabel 4.33 Ketertarikan Siswa Mengembangkan Kemampuan Presentasi Setelah Praktik Presentasi .................................................................................63
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah kewajiban semua orang demi menjalani hidup yang semakin berkembang. Belajar dapat dilakukan kapan dan di mana saja, karena belajar tidak pernah terikat waktu dan ruang. Meskipun demikian, kewajiban belajar yang harus dilakukan seorang siswa adalah belajar di pendidikan formal, karena kelegalitasan dan kebutuhan serta sebuah syarat seorang diakui keilmuannya, maka sekolah merupakan syarat mutlak untuk menempuh pendidikan. Selama dalam proses pembelajaran komunikasi merupakan aktivitas yang selalu dilakukan dan komunikasi yang digunakan tentu adalah komunikasi lisan yaitu proses bertukar pikiran, yang menggunakan bahasa sebagai sarana untuk penyampaiannya. Keterampilan berbahasa itu meliputi keterampilan mendengar atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Semua keterampilan tersebut disajikan secara terpadu. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa juga bisa menjadi sebuah indikator dari kecerdasan seseorang. Semakin baik penggunaan bahasa, maka semakin baik pula keilmuannya. Banyak faktor yang menentukan bahasa seseorang itu baik, seseorang yang lancar berbahasa dalam hal ini berbahasa lisan yang berarti pandai berbicara pasti didukung oleh pengetahuan yang luas karena sering membaca atau menyimak pembicaraan dengan baik. Selain itu, kelancaran seseorang dalam berbicara didukung oleh tingkat kepercayaan diri seseorang untuk dapat berbicara di depan umum. Kemampuan berbicara itu tentu membutuhkan latihan dan pembiasaan yang dilakukan secara terus-menerus. Berbicara yang merupakan bagian dari kemampuan berbahasa memang sangat penting peranannya, karena berbicara merupakan proses komunikasi dan penyampaian ide seseorang. Adapun pengertian berbicara adalah “suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya
1
2
didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebut kemampuan berbicara atau berujar dipelajari”. 1 Hal itu terjadi karena kemampuan berbicara seorang siswa hanya akan didapatkan setelah melalui proses menyimak terlebih dahulu. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu menyampaikan ide dan gagasan kepada orang lain. “Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan dan ujaran yang komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami”.2 Jadi ide dan gagasan yang akan disampaikan menjadi lebih bermakna dan akan mudah dipahami oleh orang lain. Siswa yang memiliki keterampilan berbicara juga akan mampu melakukan presentasi yang baik, dengan menggunakan bahasa yang formal, jelas, runtut dan mudah dipahami. Presentasi yang merupakan bagian dari keterampilan berbicara memiliki prospek yang sangat baik. Pembiasaan siswa untuk presentasi di depan kelas dapat menjadi sebuah kegiatan yang melatih keterampilan berbicara dan meningkat kepercayaan diri. Jadi, di kemudian hari siswa sudah tidak lagi ragu atau malu untuk menyampaikan pendapat dan gagasannya. Presentasi yang merupakan keterampilan berbicara di depan umum atau Publick Speaking merupakan suatu keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, maka dari itu keterampilan presentasi penting untuk terus dilatih dan dikembangkan pada setiap siswa. Bekal keterampilan berupa kemampuan berbicara di depan umum dalam hal ini adalah presentasi akan sangat membantu siswa kelak dalam dunia kerja maupun dalam lingkungan bermasyarakat. Keterampilan berbicara merupakan bakat. Namun keterampilan berbicara yang baik termasuk kemampuan presentasi memerlukan pengetahuan dan latihan. Banyak siswa yang memiliki ide cemerlang dan gagasan yang baik namun tidak
1
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung : Angkasa, 2008) h. 3 2 Muammar, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai PerspektifI (Yogyakarta :Tiara Wacana, 2008) hlm 317
3
dapat ia kemukakan dalam pembelajaran karena kurangnya latihan dalam berbicara. Kelemahan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini adalah masih monotonnya metode yang digunakan. Mengajar hanya dengan metode satu arah seperti metode ceramah membuat siswa tidak turut aktif dalam pembelajaran. Siswa tidak mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan berbicara karena siswa hanya mendengarkan dan terkadang tidak memahami materi yang disampaikan. Guru yang peduli dan yang memilki perhatian penuh terhadap siswa akan membuat siswa tidak segan untuk mengajaknya berdiskusi tentang berbagai hal. Sehingga keterampilan berbicara siswa dapat terlatih dengan sendirinya. Efektivitas pembelajaran sedikit banyak bergantung pada efektivitas komunikasi. Karena itu, efektivitas seorang guru dalam pembelajaran bergantung pada seberapa efektif
komunikasinya dengan siswa di dalam atau di luar kelas.
“Komunikasi efektif memainkan peran penting dalam keberhasilan pembelajaran pada semua jenjang pendidikan. Membelajarkan siswa bukan semata proses transfer pengetahuan, melainkan proses komunikasi dua arah antara guru dan siswa”.3 Berbagai cara dapat dilakukan guru untuk melatih kemampuan presentasi siswa. Misalnya diskusi kelompok yang mengharuskan siswa untuk tampil presentasi di depan kelas, dengan begitu setiap siswa akan memiliki kesempatan untuk melatih kemampuan presentasi yang juga termasuk dalam keterampilan berbicara. Diskusi yang menarik, teratur, dan terarah akan membuat siswa terbiasa untuk berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik, mudah dipahami dan jelas, sehingga kemampuan presentasi siswa menjadi terasah. Materi yang menarik dan aktual menjadi daya tarik tersendiri agar siswa tidak segan untuk menyampaikan gagasan dan ide baik ketika presentasi maupun ketika memberi tanggapan. Penting bagi seorang guru mempersiapkan materi yang dapat menarik 3
Dr. Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, M. Ed, Komunikasi Pendidikan (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2013) hlm 73
4
minat siswa untuk lebih ingin mempelajari lebih jauh mengenai materi diskusi sehingga ketika siswa presentasi banyak ide dan gagasan baru yang mereka hasilkan. Dengan demikian, presentasi menjadi lebih menarik dan lebih memudahkan siswa untuk berbicara dengan baik karena mereka menggemari dan menguasai materi. Diskusi pada dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar. Dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Melalui kegiatan diskusi diharapkan siswa dapat secara aktif mengeluarkan ide dan pemikiran yang diutarakan lewat bahasa lisan atau berbicara ketika presentasi. Dengan diadakannya kegiatan diskusi, diharapkan siswa sudah mulai terbiasa dan terlatih untuk dapat presentasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, sehingga kemampuan berbicara menjadi lebih baik. Berdasarkan urainan di atas yang dapat dijadikan latar belakang masalah, maka penulis terdorong untuk membahasnya dalam sebuah penelitian dengan judul “Kemampuan Presentasi dalam Kegiatan Diskusi Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian masalah , maka identifikasi masalah adalah : 1. Kurangnya keberanian siswa ketika presentasi di depan kelas. 2. Rendahnya kemampuan berbicara siswa (presentasi) di depan. 3. Guru kurang berperan dalam menerapkan model pembelajaran yang aktif dalam meningkatkan kemampuan berbicara (presentasi) siswa.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka penulis membatasi permasalahan pada : a. Kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi.
5
b. Efektivitas metode diskusi dalam upaya meningkatkan kemampuan presentasi siswa. c. Yang menjadi objek penelitian adalah siswa/i kelas XI MA Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan tahun pelajaran 2015-2016.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimanakah kemampuan presentasi dalam kegiatan diskusi siswa kelas XI MA Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan? b. Seberapa efektifkah metode diskusi dalam meningkatkan kemampuan presentasi siswa?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kemampuan presentasi dalam kegiatan diskusi siswa kelas XI MA Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan tahun pelajaran 2015-2016. 2. Untuk mengetahui efektivitas metode diskusi dalam meningkatkan kemampuan presentasi siswa.
F. Manfaat Penelitian Mengingat pentingnya penelitian ini dalam berbagai faktor, maka manfaat penelitian ini ditinjau dari dua segi, yaitu : 1. Secara Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan khususnya tentang penggunaan metode diskusi sebagai usaha untuk meningkatkan keterampilan presentasi. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori pembelajaran
guna meningkatkan keterampilan presentasi siswa.
6
2. Secara Praktis a) Bagi Guru 1) Menjadi masukan dan metode bagi guru guna mengembangkan keterampilan presentasi siswa melalui metode diskusi. 2) Menjadi alternatif cara meningkatkan kemampuan presentasi yang efektif dan tepat bagi siswa. b) Bagi Siswa Dengan menerapkan metode diskusi maka siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuan berbicara khususnya presentasi dan sudah mulai terbiasa untuk berbicara secara formal, sehingga kemampuan berbicara (presentasi) menjadi lebih baik. c) Bagi Madrasah dan Orang Tua Dengan keterampilan berbicara yang baik dapat menjadi asset bagi pihak sekolah maupun orang tua untuk dapat mengembangkan bakat selanjutnya seperti berpidato sehingga semakin banyak generasi yang berkualitas.
BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Berbicara 1. Pengertian Berbicara Berbahasa adalah proses mengeluarkan pikiran dan perasaan (dari otak) secara lisan, dalam bentuk kata-kata atau kalimat – kalimat. “Kemampuan berbicara dan berkomunikasi mencakup kemampuan sosial termasuk juga keahlian berbahasa dan mendengarkan”.1 Fungsi bahasa sendiri menurut Deddy Mulyana adalah “untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa”. 2 Sedangkan menurut Chomsky “bahasa adalah cara kita berbicara dan memahami. Sebuah konsep tradisional tentang bahasa”.3 Bahasa merupakan alat komunikasi utama dalam kehidupan manusia, karena tanpa bahasa kehidupan sosial antar individu yang membentuk kelompok masyarakat sulit untuk dibina. Karena bahasa adalah “sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggotanya suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri”.4 Dalam konteks berbicara ini tentu bahasa yang dipakai adalah bahasa lisan. “Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebut kemampuan berbicara atau berujar dipelajari”. 5 “Ujaran sebagai suatu cara berkomunikasi sangat memengaruhi kehidupan – kehidupan individual kita. Dalam sistem inilah kita saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan dan keinginan, dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata. Sistem
1
Mussen, Paul Henri, dkk, Perkembangan dan Kepribadian Anak, (Jakarta: Erlangga, 1984), h.189 2 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm 261 3 Noam Chomsky, Cakrawala Baru Kajian: Bahasa dan Pikiran, alih bahasa oleh Freddy Kirana (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000), hlm 8 4 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2008), hlm 25 5 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2008), hlm. 3
7
8
inilah yang memberi kefektifan bagi individu dalam mendirikan hubungan mental dan emosional dengan anggota-anggota lainnya”.6 Berdasarkan penjelasan di atas maka keaktifan siswa di dalam kelas dengan sering mengemukakan pendapat atau sekedar bertanya akan membantu siswa dalam mengembangkan dirinya dengan demikian berbicara mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan berbicara seseorang berusaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara lisan. Tanpa usaha untuk mengungkapkan dirinya, orang lain tidak akan mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Ketika kita tanpa bicara, orang tidak akan dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan seakan terkucilkan dari lingkungannya. Untuk berkomunikasi dengan sesamanya manusia lebih sering menggunakan bahasa lisan daripada bahasa tulis. Bahasa lisan dapat mewakili sifat dan perasaan yang sedang dirasakannya. Oleh karena itu, keterampilan berbicara menjadi salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Para pakar mendefinisikan kemampuan berbicara secara berbeda-beda. Tarigan menyebutkan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata yang mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Batasan ini diperluas sehingga berbicara merupakan sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audioble) yang terlihat (visible). Sedangkan definisi lain berpendapat bahwa “berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman, dan berbagi informasi”.7 Berbicara merupakan satu komponen menyampaikan pesan dan amanat secara lisan. Pembicaraa melakukan enkode dan memilih kode bahasa untuk menyampaikan pesan dan amanat. Pesan dan amanat ini akan diterima oleh pendengar yang akan melakukan dekode atas kode-kode yang dikirim dan memberikan interprestasi. Proses ini berlaku secara timbal balik antara pembicara dan pendengar yang akan selalu berganti peran dari peran
6
Ibid., hlm 9 Ellis dalam Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), hlm. 50 7
9
pembicara menjadi peran pendengar, dan dari peran pendengar menjadi peran pembicara.8 Dalam kegiatan menyimak, aktivitas kita diawali dengan mendengar dan diakhiri dengan memahami atau menanggapi. Kegiatan berbicara tidak demikian, kegiatan berbicara diawali dari suatu pesan yang harus dimiliki pembicara yang akan disampaikan kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat menerima atau memahami isi pesan tersebut. Penyampaian isi pikiran dan perasaan, penyampaian informasi, gagasan, serta pendapat yang selanjutnya disebut pesan (message) ini diharapkan sampai ke tujuan secara tepat. Dalam menyampaikan pesan, seseorang menggunakan bahasa, dalam hal ini ragam bahasa lisan. Seseorang yang menyampaikan pesan tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat mengerti atau memahaminya. Apabila isi pesan itu dapat diketahui oleh penerima pesan, maka akan terjadi komunikasi antara pemberi pesan dan penerima pesan. Komunikasi tersebut pada akhirnya akan menimbulkan pengertian atau pemahaman terhadap isi pesan bagi penerimanya. Pemberi pesan sebenarnya dapat juga disebut pembicara dan penerima pesan disebut juga sebagai pendengar atau penyimak atau disebut juga dengan istilah lain kamunikan dan komunikator. Peristiwa proses penyampaian pesan secara lisan seperti itu disebut berbicara dan peristiwa atau proses penerima pesan yang disampaikan secara lisan itu disebut menyimak. Dengan demikian, berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan, sedangkan menyimak adalah keterampilan menerima pesan yang disampaikan secara lisan.
2. Tujuan Berbicara Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan. Menurut Tarigan tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia
8
Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 6.12
10
harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu (1) menghibur, (2) menginformasikan, (3) menstimulasi, (4) meyakinkan, dan 5) menggerakkan. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seyogianyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya dan harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara selain untuk berkomunikasi, berbicara juga memiliki tujuan yang beragam, mulai dari sekedar menghibur, menyampaikan pendapat atau gagasan, hingga mempengaruh orang lain dengana maksud apa yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan baik. Adanya hubungan timbal balik secara aktif dalam kegiatan bebricara antara pembicara dengan pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi menjadi lebih efektif dan efisien.
3. Faktor-faktor Penunjang Kegiatan Berbicara Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara. Kegiatan berbicara juga memerlukan halhal di luar kemampuan berbahasa dan ilmu pengetahuan. Pada saat berbicara diperlukan a) penguasaan bahasa, b) bahasa, c) keberanian dan ketenangan, d) kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur. Faktor penunjang pada kegiatan berbicara sebagai berikut. Faktor kebahasaan, meliputi a) ketepatan ucapan, b) penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai, c) pilihan kata, d) ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya, e) ketepatan sasaran pembicaraan. Sedangkan faktor nonkebahasaan,
11
meliputi a) sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, b) pendangan harus diarahkan ke lawan bicara, c) kesediaan menghargai orang lain, d) gerak-gerik dan mimik yang tepat, e) kenyaringan suara, f) kelancaran, g) relevansi, penalaran, h) penguasaan topik. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan berbicara adalah faktor urutan kebahasaan (linguitik) dan non kebahasaan (nonlinguistik).
4. Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara Ada
kalanya
proses
komunikasi
mengalami
gangguan
yang
mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Rusmiati mengemukakan bahwa hambatan tersebut terdiri atas hambatan yang datangnya dari pembicara sendiri (internal) dan hambatan yang datang dari luar pembicara (eksternal).9 1) Hambatan Internal - Ketidaksempurnaan alat ucap Kesalahan yang diakibatkan kurang sempurna alat ucap akan mempengaruhi keefektifan dalam berbicara, pendengar pun akan salah menafsirkan maksud pembicaraan. - Penguasaan komponen kebahasaan - Penggunanaan komponen isi - Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental Seorang pembicara yang tidak menguasai komponen bahasa dan komponen isi tersebut di atas akan menghambat keefektifan berbicara. 2) Hambatan Eksternal Selain hambatan internal, pembicara akan menghadapi hambatan yang datang dari luar dirinya. Hambatan ini kadang-kadang muncul dan tidak disadari sebelumnya oleh pembicara. Hambatan eksternal meliputi hal-hal di bawah ini: - Suara atau bunyi - Kondisi ruangan - Media - Pengetahuan pendengar 9
Isah Cahyadi dan Hodijah, (Bandung: UPI Press, 2007) h. 63
Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar,
12
Berdasarkan faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara tidak selama berjalan lancar, terkadang ada hal yang membuat kegiatan berbicara dapat terhambat, oleh sebab itu untuk melakukan kegiatan berbicara dengan baik, seharusnya faktor penghambat dapat diatasi agar kegiatan berbicara dapat berjalan dengan lancar.
B. Presentasi 1. Pengertian Presentasi Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata presentasi diartikan memberikan, penyajian, perkenalan, pertunjukan 10 . Presentasi adalah penyajian karya tulis atau ilmiah seseorang di depan forum undangan/peserta atau suatu kegiatan berbicara di depan publik/audiens/hadirin, dalam rangka mengajukan suatu ide untuk mendapatkan pemahaman/kesepakatan bersama. Presentasi merupakan jenis keterampilan berbicara di depan umum atau publick speaking yang memiliki arti kemampuan seseorang berbicara di depan orang banyak. Jika ditinjau dari unsur kata, “presentasi bermakna membicarakan, mengusulkan, membahas, menenrangkan, atau mempraktekan. Orang yang melakukan presentasi disebut dengan istilah presentator”.11 Presentasi adalah sebentuk komunikasi. Komunikasi presentasi dilakukan secara terpadu: lewat suara, gambar, dan bahasa tubuh. Dalam buku Psikologi Komunikasi, Jalaluddin Rakhmat mengutip definisi komunikasi dari Hovland, Janis dan Kelly sebagai berikut: “the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)” Sebuah proses di mana seorang individu (komunikator) mengirimkan rangsangan (stimulus, yang biasanya berbentuk verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (audiens)12.
10
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 700 Munaya P. K. Anjali, Pintar Presentasi (Kiat-kiat Menampilkan Presentasi Cerdas, Mimikat dan Mampu Mempengerahui Orang Lain), (Jogjakarta: DIVA PRESS, 2008), hlm. 35 12 Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) hlm. 13 11
13
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka disimpulkan bahwa presentasi merupakan bagian dari keterampilan berbicara di depan umum atau publick speaking dan merupakan bentuk dari komunikasi lisan yang memiliki arti sebuah proses penyampaian pesan, gagasan atau ide yang bertujuan untuk memberitahu, mempengaruhi atau menghibur di hadapan orang banyak. Presentasi yang merupakan bagian dari keterampilan berbicara di depan umum atau publick speaking memiliki ciri-ciri sebagai berikut13 : a) Biasanya dilakukan secara formal b) Biasanya disusun secaa matang c) Biasanya sudah ditentukan waktu, tempat, dan materinya d) Biasanya dibantu oleh alat-alat peraga atau alat-alat bantu presentasi e) Biasanya dipandu oleh seorang pemandu atau moderator f) Biasanya menghendaki adanya pihak lain sebagai sasaran presentasi g) Biasanya diikuti dengan sesi tanya jawab h) Biasanya memiliki tujuan dan target tertentu Ciri-ciri tersebut membedakan presentasi dengan jenis-jenis pembicaraan yang lain. Semua ciri itu memberikan gambaran mengenai proses presentasi yang memiliki ke khasan dalam seni berbicara. Agar presentasi itu dapat berjalan secara efektif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Antara lain : a) menarik minat dan perhatian peserta b) mengarahkan perhatian peserta c) mempertahankan minat dan perhatian peserta d) menjaga kefokusan pada presentasi yang disajikan e) menjaga etika atau kode etik presentasi
2. Ciri-ciri presentasi yang baik
Suksesnya sebuah presentasi tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat verbal (kata-kata), tetapi juga unsur-unsur non-verbal (misal bahasa tubuh dan emosi). Sebuah riset mengungkapkan bahwa hanya 7% dari kekuatan 13
Anjali, op. cit., hlm36-38
14
presentasi dapat diwakili oleh kata-kata, sedangkan sisanya terkandung dalam unsur-unsur non verbal. Sekitar 55% dalam bentuk bahsa tubuh dan 38% dari nada suara. Riset lain menyatakan bahwa prosentase kekuatan presentasi antara unsur verbal dan non verbal berbanding sama. 14 Secara garis besar ciri-ciri presentasi yaitu15 : a) Penyampaian dengan semangat dan siap mental Kadar semangat harus disesuaikan, tidak terlalu monoton ataupun terlalu semangat, karena mempengaruhi kesan terhadap audiens. Sikap mental juga harus diperkuat agar tidak merusak konsentrasi. b) Kejelasan berbicara di depan audiens Alat pembicara harus disesuaikan dengan kondisi ruangan agar suara tidak terdengar samar-samar, tidak jelas atau terlalu keras. Bantuan pengeras suara hendaknya diperhatikan terlebih dahulu sebelum presentasi di mulai. c) Disajikan secara sistematis Kesistematikan penyajian mempengaruhi konsentrasi sehingga membuat dampak pemahaman audiens. d) Memberi argumen yang dapat diterima Argumen hendaknya dapat diterima oleh audiens dan tidak bersifat ambigu. Argumen biasanya disampaikan pada sesi tanya jawab. e) Kontak mata dengan audiens Agar penyampaian presentasi tidak berdampak buruk, maka kontak mata harus disesuaikan dengan seluruh audiens.
14
Munaya P. K. Anjali, Pintar Presentasi (Kiat-kiat Menampilkan Presentasi Cerdas, Mimikat dan Mampu Mempengerahui Orang Lain), (Jogjakarta: DIVA PRESS, 2008), bagian penutup. 15 Muhammad Noor, Presentasi Memukau (Bagaimana Menciptakan Presentasi Luar Biasa), 2015, h.205-220 (http:/www.presentasi.net)
15
C. Pengajaran Diskusi 1.
Pengertian Diskusi Diskusi ialah salah “satu proses memberikan jawaban atas pertanyaan
yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk memberikan jawaban atas pertanyan atau pembicaraan suatu masalah”.16 Nio menjelaskan bahwa diskusi ialah proses pelibatan dua orang atau lebih individu yang bertinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu mengalami tukar-menukar informasi untuk memecahkan masalah. Lain halnya dengan Nio, Brilhart menjelaskan diskusi adalah bentuk tukar pikiran secara teratur dan terarah dalam kelompok besar atau kelompok kecil dengan tujuan untuk diskusi ialah proses pengertian, kesepakatan dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dengan demikian dalam sebuah diskusi harus ada sebuah masalah yang dibicarakan, moderator yang memimpin diskusi, dan ada peserta diskusi yang dapat menemukakan pendapat secara teratur.17 Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan untuk dibahas dan dipecahkan secara bersama-sama. Untuk melaksanakan metode diskusi tentunya harus menggunakan sebuah teknik diskusi, teknik diskusi sebagai salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi anatara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi dan memecahkan suatu masalah.18 Pada hakekatnya diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas koordinatif yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok. Salah satu ciri yang paling menonjol pada kelompok diskusi adalah forum atau masa tanya jawab, juga dapat berlangsung dalam setiap jenis diskusi atau penampilan. Forum terbuka memberi kesempatan kepada para pendengar untuk memperoleh informasi yang lebih rinci, mengemukakan bahan tambahan,
16
Siti Sahara, dkk, keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta : FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2010), Cet 5, h. 17 17 Yeti mulyati, dkk, Keterampilan Berbahasa Indonesia SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009) h. 3.14 - 3.15 18 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke. 3, hlm. 87
16
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan berpartisipasi secara aktif dalam diskusi itu. Dalam uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa diskusi mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah yang melibatkan orang banyak yang pada akhirnya pendengar diharapkan mempunyai pandangan dan hasil pemikiran bersama tentang sebuah masalah yang menjadi pokok diskusi tersebut. Hal-hal yang perlu dijalin dalam berdiskusi menurut Dipodjoyo, yaitu sikap kooperatif, semangat Berinteraksi, kesadaran berkelompok, bahasa sebagai alat berkomunikasi, dan kemampuan memahami persoalan. Selain itu, ketika proses diskusi berlangsung hendaknya peserta diskusi mendengarkan uraian dengan penuh perhatian, menghilangkan sikap emosioanal dan prasangka, menangkap gagasan utama, dan gagasan penjelas, serta mempertimbangkannya. Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapainya. Baik dua orang atau lebih yang masing-masing mendapatkan hal yang disepakati, tentunya masing-masing menghilangkan perasaan subjektivitas dan emosionalitas yang akan mengurangi bobot pikir pertimbangan akal yang semsetinya.19 Metode diskusi bertujuan untuk :20 1) Melatih
peserta
didik
mengembangkan
keterampilan
bertanya,
berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan 2) Melatih dan membentuk kestabilan sosio-emosional 3) Mengembangkan kemampuan berpikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif 4) Mengembangkan keberasilan peserta didik dalam menentukan pendapat 5) Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial 6) Melatih peserta didik untuk berpendapat tentang sesuatu masalah Manfaat dari Diskusi adalah : 1) Pelaksanaan sikap demokrasi. 2) Pengujian sikap toleransi. 3) Pengembangan kebebasan pribadi. 19
Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosda karya, 2011),
20
Ibid, hlm. 142
hlm. 141
17
4) Pengembangan latihan berpikir. 5) Penambahan pengetahuan dan pengalaman. 6) Kesempatan pengejawantahan sikap inteligen dan kreatif. Berdasarkan manfaat tersebut, metode diskusi memiliki [eran penting dalam hal menanamkan sikap yang positif, selain itu metode diskusi dapat memberikan pelajaran dan pengalaman kepada setiap siswa yang terlibat dalam diskusi dalam hal mengemukakan pandangan dan ide serta dapat meningkatkan sikap kritis yang psositif.
2.
Macam-macam Diskusi a.
Diskusi Kelompok (Whole Group Discussion) Diskusi ini melibatkan seluruh anggota kelas yang hadir. Peran utama
seorang guru adalah sebagai pemimpin diskusi, namun bisa saja guru menunjuk seorang murid yang dipandang cakap untuk mengemban tugas sebagai pimpinan diskusi tersebut. b.
Diskusi kelompok Kecil (Buzz Group Discussion) Jenis diskusi ini berkaitan erat dengan diskusi kelompok besar.
Walaupun dalam pelaksanaannya diskusi ini hanya melibatkan 4-5 orang saja dalam setiap kelompoknya, namun setiap kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya tersebut di depan kelas atau di dalam diskusi kelompok besar. c.
Diskusi Panel Diskusi panel adalah suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai
enam orang ahli yang ditujuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi mengenai suatu masalah. d.
Konferensi Konferensi sebagai suatu bentuk kelompok diskusi resmi kadang-
kadang mengacu kepada action-taking discussion atau diskusi pengambilan tindakan, karena berusaha membuat keputusan tersebut. e.
Simposium
18
Pada dasarnya simposium adalah suatu variasi dari panel yang telah diuaraikan di atas. Dalam suatu simposium, tiga orang atau lebih yang dianggap ahli dengan pandangan-pandangan yang berbeda mengenai suatu pokok pembicaraan tampil menyampaikan pendapatnya, dan para pendengar atau partisipan mengambil bagian dalam diskusi. f. Lecture Discution Diskusi ini dlaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, kemudian didiskusikan. Di sini biasanya hanya satu pandangan atau persoalan saja.21
3.
Tugas Pemimpin Diskusi22 a. Memilih dan menentukan topik yang menarik bagi orang banyak b. Mendorong angota
kelompok
untuk mempelajari secara mendalam
topik yang dipilih sebelum pertemuan diselenggarakan. c. Menyiapkan ruangan, kursi ditempatkan sekeliling meja, sehingga para anggota saling berhadapan. d. Menyiapkan jawaban dari berbagai pertanyaan dari para peserta. e. Mengenalkan, menjelaskan masalah dan topik yang akan dibahas serta prosedur yang ditempuh dalam pertemuan itu. f. Menyarankan mengajukan tujuan diskusi. g. Menyodorkan outline tentatif untuk diskusi kelompok. h. Menyilakan kelompok atau peserta bereaksi kepada outline itu i. Menyilakan anggota kelompok mengajukan pendapat tentang yang didiskusikan j. Menjaga agar diskusi itu lancar dan tetap sesuai dengan outline, kecuali kehendak mayoritas peserta. k. Mengusahakan agar partisipasi atau keterlibatan angota diskusi merata dan seimbang. 21
H. Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. Ke-2, hlm. 57-58 22 Siti Sahara, dkk, keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta : FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2010), Cet 5, h. 18-19
19
l. Menahan diri untuk tidak pidato. m. Menyampaikan rangkuman bila diperlukan n. Mengusulkan studi lanjut. Berdasarkan tugas tersebut, pemimpin diskusi memiliki peran penting selama proses diskusi berlangsung, pemimpin diskusi harus pandai dalam menyampaikan materi diskusi dan memimpin diskusi secara baik.
4.
Tugas Peserta Diskusi23 a. Membantu menentukan topik untuk disajikan. b. Mempelajari bahan yg tepat sebelum diskusi dilaksanakan. c. Membantu merumuskan tujuan dan prosedur diskusi. d. Memikirkan dalam-dalam tentang topik yang akan didiskusikan. e. Mendengarkan dengan baik pendapat peserta lain. f. Menghubungkan pengertian dengan pengalaman sebelumnya. g. Mengembangkan pendapat atas pendapat orang lain. h. Menerima dan menolong anggota lain sebagai individu berharga. i. Menolong anggota lain untuk memahami apa yang sedang dibicarakan. j. Memelihara keikutsertaan yang merata dan seimbang bagi setiap anggota. k. Menyumbangkan informasi atau pendapat yang selaras dan relevan dengan topik. l. Mengidentifikasi gagasan baru dan mengintegrasikan ke dalam pikiran. m. Merangkum hal-hal penting n. Menentukan informasi dimanfaatkan untuk studi Perserta diskusi yang merupakan bagian dari proses diskusi harus menjadi bagain yang aktif ketika proses diskusi. Jika peserta diskusi bersikap pasif maka kegiatan diskusi akan sangat membosankan. Maka dari itu, peserta diskusi harus antusias dan kristis dalam menanggapi permasalahan yang sedang didiskusikan. 23
Siti Sahara, dkk, keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta : FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2010), Cet 5, h. 19-20
20
5.
Ukuran-ukuran untuk menilai diskusi kelompok24 Khusus mengenai diskusi kelompok ini kita kemukakan sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab oleh sang pimpinan yang merupakan tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan tugas selama diskusi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yakni : Topik pertama berkenaan dengan teknik. a. Berkenaan dengan topik, Apakah saya25 : 1) Mengenal serta memahami masalah keseluruhan secara jelas sebelum saya mencoba memecahkannya? 2) Melihat keseluruhan subjek atau memperdebatkan satu segi kecil? 3) Berbicara bertele-tele atau tetap bertahan secara konsekuen dalam menghadapi suatu masalah? 4) Memiliki fakta-fakta yang memadai dan bukti-bukti yang terpercaya? 5) Membuang-buang
waktu
mengenangkan
sesuatu
sedikit
sekali
kaitannya? 6) Mempergunakan kata-kata yang umum atau khusus? 7) Mempergunakan kata-kata nyata, kata-kata yang tepat atau kata-kata yang bernoda atau tercela? 8) Menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat “terlalu umum” yang lebih membingungkan ketimbang menjelaskan? 9) Menunggu fakta-fakta sebelum saya menolak pernyataan-pernyataan umum dari orang lain? 10) Membuat keputusan pribadi dari diskusi itu? b. Berkenaan dengan teknik, apakah saya : 1) Berbicara hanya apabila saya dapat membuat satu butir yang baik? 2) Berbicara terlalu banyak, mengemukakan suatu penampilan atau performasi tunggal? 3) Mengganggu pembicara lainnya? 4) Berdiskusi dengan seorang pribadi saja, mengabaikan kelompok? 24
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2008), hlm.55 - 56 25 Maksud kata saya adalah pimpinan diskusi.
21
5) Membantah atau menentang pribadi sebagai pengganti pendapatnya? 6) Mengabaikan perlindungan (lalai melindungi) harga diri lawan saya? 7) Menafsirkan perbedaan pendapat sebagai suatu serangan pribadi? 8) Tidak setuju dalam hal suasana hati yang mengandung pertanyaan atau melulu bagi kontradiksi saya? 9) Memiliki sikap yang “serba tahu”? 10) Memperlihatkan lebih banyak emosi ketimbang penalaran? 11) Mengadakan pembedaan antara pemborosan waktu dan pemanfaatan waktu? Jawaban-jawaban atas kedua puluh satu butir pertanyaan di atas akan mencerminkan keberhasilan dalam menanggulangi masalah-masalah yang timbul dan juga keberhasilan kita mencapai tujuan diskusi tersebut.
6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi a. Kelebihan 1) Memperoleh pendapat melalui musyawarah atau masukan dari berbagai pihak 2) Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa ikut aktif sehingga mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. 3) Adanya kebebasan untuk mengemukakan pendapat sendiri dan membantu murid untuk mengambil suatu keputusan yang lebih baik. 4) Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengikuti proses berfikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan. 5) Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap toleransi, demokrasi, berfikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya. Kelebihan tersebut dapat menjadikan diskusi sebagai cara untuk dapat mengembangkan suatu berbicara, peserta diskusi menjadi lebih banyak mengeluarkan ide, dapat berfikir secara kritis, sehingga metode diskusi penting dalam hal mengembangkan kemampuan siswa dalam berbagai hal.
22
b. Kekurangan 1) Tidak semua siswa berani mengemukakan pendapat dan kemungkinan ada sisa yang tidak ikut aktif 2) Sukar menentukan topik diskusi dan sulit menduga hasil yang ingin dicapai, karena waktu yang dipergunakan banyak.26 Selain memiliki kelebihan, metode diskusi juga memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut terjadi apabila metode diskusi tidak dipersiapkan dengan baik. Untuk itu, supaya metode diskusi dapat berjalan baik tanpa adanya kekurangan, sebaiknya dipersiapkan secara matang.
D. Penelitian Yang Relevan Berdasarkan tinjauan yang dilakukan oleh penulis ke berbagai tempat, penulis belum mendapatkan skripsi yang secara khusus membahas mengenai kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi. Namun, ada beberapa skripsi yang menurut penulis memiliki karakteristik yang sama, di antaranya : 1. penerapan
Pembelajaran
Kontekstual
(CTL)
dalam
meningkatkan
keterampilan berbicara (dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di MTs Khazanah Kabajikan Tangerang Selatan ) tahun 2014, yang ditulis oleh Abdul latif, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyimpulkan bahwa keterampilan berbicara siswa meningkat setelah diterapkannya pembelajaran kontekstual (CTL) 2. Kemampuan
Keterampilan
Berbicara
Melalui
Muhadharah
Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah Mu’allimien Muhammadiyah Leuwiliang Bogor, pada tahun 2013 oleh Dinah Sintia Ulvah, mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang menyimpulkan bahwa kegiatan muhadharah yang dilaksanakan oleh Madrasah Aliyah Mu‟allimien Muhammadiyah Leuwiliang Bogor, dapat mengasah kemampuan 26
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 148-149
23
keterampilan berbicara siswa, sehingga prestasi siswa dalam bidang muhadharah meningkat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari beberapa siswa yang memperoleh penghargaan baik sebagai pemuhadharah terbaik tingkat madrasah atau juara dalam perlombaan pidato dari tingkat Kabupaten hingga tingkat Provinsi dan nasional. Muhadharah sebagai media untuk menyalurkan bakat komunikasi yang dimiliki siswa meski awalnya dipaksakan namun, dari situlah siswa dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki mengenai kemampuan keterampilan berbicaranya di depan khalayak. Selain itu muhadharah dapat meningkatkan keberanian mereka berada di depan publik. Jadi, kemampuan keterampilan berbicara melalui muhadharah dalam meningkatkan
prestasi
belajar
siswa
Madrasah
Aliyah
Mu‟allimien
Muhammadiyah Leuwiliang Bogor, meningkat setelah mengikuti muhadharah. 3. Peningkatan kemampuan berbicara siswa dengan metode diskusi pada siswa kelas V MI. Al-Khairiyah Cengkareng Jakarta Barat tahun 2012-2013, yang ditulis oleh Andri Alamsyah. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan kesimpulan bahwa kemampan berbicara siswa dapat meningkat berkat penerapan metode diskusi yang baik, selain itu penerapan metode diskusi juga membuat proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan lebih menarik, karena siswa dituntut dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan diskusi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nur As Sholihat BSD Serpong, Tangerang Selatan. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan penulis merasa di Madrasah tersebut kemampuan siswa dalam presentasi sangat sedikit dikembangkan. Hal ini penulis rasakan ketika penulis menempuh pendidikan di Madrasah tersebut, hingga saat ini pun masih sangat jarang siswa dituntut memiliki kemampuan presentasi yang baik. Hasil temuan tersebut didapatkan ketika penulis diberikan kesempatan untuk menjadi pengajar di Madrasah tersebut. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Januari sampai Mei 2016. Dimulai dengan melakukan observasi pada bulan Januari sampai dengan melakukan penelitian pada Mei 2016. B. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Moleong, “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”1 “Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah.” 2 “penelitian lebih ditujukkan mencapai pemahaman mendalam mengenai 1
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 6. 2 Imam Gunawan, Metodelogi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta:Bumi Aksara, 2013) h.80
24
25
organisasi atau peristiwa khusus, ketimbang mendeskripsikan bagian permukaan dari sempel besar dari sebuah populasi. penelitian ini juga bertujuan untuk menyediakan penjelaan tersurat mengenasi struktur, tatanan dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu kelompok partisipan. Penelitian kualitatif juga disebut etno-metodelogi atau penelitian lapangan”.3 Walaupun penelitian kualitatif bersifat subjektif, tetapi penelitian ini memiliki objektivitas, tetapi berbeda dengan objektivitas penelitian kuantitatif. Objektivitas dalam penelitian kualitatif berarti jujur, peneliti mencatat apa yang dilihat, didengar, ditangkap, dirasakan berdasarkan persepsi dan keyakinan, tidak di buat-buat atau di reka-reka. Data yang ditemukan dianalisis secara cermat dan teliti, disusun, dikategorikan secara sistematik, dan ditafsirkan berdasarkan pengalaman, kerangka pikir dan persepsi peneliti tanpa prasangka dan kecenderungan-kecenderungan tertentu.4 Jadi penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang dialami oleh subjek penelitian terhadap objek yang diteliti berdasarkan fakta dan data yang didapatkan dilapangan, yang dianalisis secara cermat dan teliti secara objektif dengan tidak mengada-ada. Sedangkan jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Moh. Nazir berpendapat bahwa, “metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran.”5 Sumadi Suryabrata memaparkan secara harfiah “penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi- situasi atau kejadian-kejadian. Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyususun
3
Imam Gunawan, Metodelogi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek (Jakarta:Bumi Aksara, 2013) h.84 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012)h. 105 5 Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 201.
26
dan mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden. ”6 Alasan peneliti memilih metode kualitatif deskriptif karena peneliti hendak melakukan penelitian secara mendalam mengenai kemampuan presentasi siswa. Untuk mengetahui tujuan dari kegiatan tersebut telah tercapai atau belum, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam perincian datanya dalam bentuk deskriptif analitik atau penelitian yang ditunjang dengan data yang diperoleh dari penelitian lapangan. “Pendekatan ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”7
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Yang dimaksud dengan populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas, dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”8 Populasi juga memiliki arti “suatu keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari objek taupun subjek sebagai sumber data
yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu
penelitian.”9 Jadi populasi mencakup seluruh aspek yang terlibat dalam penelitian. Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur As Sholihat yang terdiri dari 30 siswa semester genap tahun pelajaran 2015-2016. 2. Sampel Sampel adalah suatu teknik atau cara mengambil sampel yang repsentatif dari populasi.
6
Sumadi Suryzabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005),
h.76 7
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983). h. 54. Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 61 9 Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 25 8
27
Teknik yang digunakan untuk penentuan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling (bertujuan). Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik purposive sampling memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan penelitian, yang terpenting disini bukan jumlah informan, melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.10 Dari 30 siswa yang terdapat di kelas XI MA Nur As Sholihat, seluruh siswa dijadikan sampel penelitian. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan tes dan non tes. 1. Instrumen Tes “Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintahperintah (yang harus dikerjakan) oleh tester”.11 Tes sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran terhadap peserta didik juga sebagai pengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. “Sedangkan Adi Suryanto menyimpulkan bahwa tes merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah”.12 Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat atau prosedur untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan ketercapaian proses belajar mengajar yang pada akhirnya memberikan penilaian terhadap keberhasilan atau ketercapaian proses belajar mengajar. 10
Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.79. 11 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press,2011), Ed.1, Cet. Ke-12, h. 66 12 Adi Suryanto, Evaluasi Pembelajaran di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), Ed. 1, Cet. Ke- 2, h. 1.4
28
Melalui tes tersebut dilakukan penilaian terhadap poses belajar mengajar. Penilaian yang dilakukan hendaknya ditujukan pada usaha perbaikan prestasi siswa sehingga menumbuhkan motivasi pada pelajaran berikutnya. “Penilaian kemampuan berbicara dalam pengajaran berbahasa berdasarkan pada dua faktor, yaitu faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi lafal, kosakata, dan struktur sedangkan faktor nonkebahasaan meliputi materi dan kelancaran.”13
Tabel 3.1 Penilaian Kemampuan Presentasi N0 1
2
3
4
ASPEK YANG DINILAI Penguasaan materi yang dipresentasikan
SKOR
a. Sangat baik
Skor 5
b. Baik
Skor 4
c. Cukup
Skor 3
d. Jelek
Skor 2
e. Sangat jelek
Skor 1
Kelengkapan pokok-pokok hasil penelitian yang dipresen tasikan
a. Sangat lengkap
Skor 5
b. Lengkap
Skor 4
c. Cukup lengkap
Skor 3
d. Tidak lengkap
Skor 2
e. Sangat tidak lengkap
Skor 1
Keruntutan dan sistematika penyampaian pokok-pokok hasil penelitian
a. Sangat runtut dan sangat sistematis
Skor 5
b. Runtut dan sistematis
Skor 4
c. Cukup runtut dan cukup sistematis
Skor 3
d. Tidak runtut dan tidak sistematis
Skor 2
e. Sangat tidak runtut & sangat tidak sistematis
Skor 1
a. Sangat mudah dipahami
Skor 5
b. Mudah dipahami
Skor 4
c. Cukup mudah dipahami
Skor 3
d. Sulit dipahami
Skor 2
e. Sangat sulit dipahami
Skor 1
Kemudahan bahasa penyampaian untuk dipahami
13
Haryadi, Berbicara (Suatu Pengantar) Diktat Perkuliahan, (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1997), hlm. 95
29
5
6
Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi
Kemampuan menggunakan media pendukung penyampaian
a. Sangat tepat dan sangat jelas
Skor 5
b. Tepat dan jelas
Skor 4
c. Cukup tepat dan jelas
Skor 3
d. Tidak tepat dan tidak jelas
Skor 2
e. Sangat tidak tepat dan tidak jelas
Skor 1
a. Sangat baik
Skor 5
b. Baik
Skor 4
c. Cukup
Skor 3
d. Jelek
Skor 2
e. Sangat jelek
Skor 1
JUMLAH SKOR
Keterangan : Nilai 1 : Sangat tidak baik Nilai 2 : Tidak baik Nilai 3 : Kurang baik Nilai 4 : Baik Nilai 5 : Sangat baik Teknik penilaiannya sebagai berikut: 1. Nilai dalam tiap unsur berkisar antara 1 sampai dengan 5: nilai 1 berarti kurang sekali, nilai 2 berarti kurang, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti baik, nilai 5 berarti baik sekali. 2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur penilaian yang diperoleh siswa. 3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:
30
Tabel 3.2 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Presentase untuk Skala Lima interval Persentase Tingkat Penguasaan
Nilai Ubahan Skala Lima
Keterangan
1- 5
D-A
91-100
5
A
Amat Baik
80-90
4
B
Baik
60-79
3
C
Cukup Baik
50-59
2
D
Kurang Baik
10-49
1
E
Tidak Baik
2. Instrumen Nontes Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik. Tes dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (ducumentary analysis). Pada prosesnya teknik nontes ini untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotoric domain). Instrumen nontes yang digunakan, yaitu: a. Lembar observasi Lembar observasi adalah alat pengamatan yang digunakan untuk mengukur sejauh mana tindakan yang dilakukan peneliti telah mencapai tujuan. Lembar observasi ini dapat dilengkapi dengan blangko atau form yang berisi aspek-aspek tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah bentuk temuan selama pembelajaran yang diperoleh oleh peneliti, yang tidak ternamai dalam lembar observasi. Catatan lapangan dapat didiskusikan dengan observer dan bentuk temuan ini berupa
31
aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung. Tabel 3.3 CATATAN LAPANGAN Kegitan Pembelajaran Bahasa Indonesia MA Nur As Sholihat Hari/tanggal : Waktu : .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
c. Angket Angket diberikan kepada siswa setelah tes presentasi selesai, tujuannya adalah mengetahui efektivitas dari penggunaan metode diskusi dalam mengembangkan kemampuan presentasi.
Tabel 3.4 LEMBAR ANGKET PENELITIAN KEMAMPUAN PRESENTASI SISWA DALAM KEGIATAN DISKUSI PADA SISWA KELAS XI MA NUR AS SHOLIHAT SERPONGTANGERANG SELATAN Skor dan Indikator No
Katagori Pengamatan
1
Saya memberikan respon positif selama proses pembelajaran berlangsung.
2
Saya menyimak dan memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Jml
32
3
Saya aktif dalam mengajukan pertanyaan.
4
Saya aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.
5
Saya antusias selama proses diskusi berlangsung.
6
Saya memberikan respon positif terhadap materi yang disampaikan oleh presentator. Saya mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir.
7
8
Guru sering menggunakan metode diskusi dalam proses belajar mengajar.
9
Saya lebih senang guru menggunakan metode diskusi dibandingkan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Metode diskusi memudahkan saya dalam memahami pelajaran.
10
11
Metode diskusi dapat mengembangkan kemampuan presentasi saya.
12
Saya mengalami kesulitan selama diskusi berlangsung.
33
13
Saya mengalami kesulitan ketika presentasi.
14
Saya tertarik dengan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Kemampuan presentasi penting dalam mengembangkan kemampuan berbicara saya. Saya sering menjadi presentator ketika diskusi tanpa diminta. Saya sering menjadi presentator ketika diskusi ketika dibujuk oleh guru
15
16
17
18
Saya sering menjadi presentator ketika diskusi ketika didorong oleh teman.
19
Presentasi memiliki banyak manfaat bagi saya.
20
Presentasi membantu saya dalam memudahkan memahami pelajaran.
21
Saya tertarik untuk terus mengembangkan kemampuan presentasi. Jumlah Porsentase Kriteria
34
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
merupakan
langkah-langkah
yang
dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian. Adapun dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Observasi “Observasi atau pengamatan adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan terhadap suatu hal secara langsung, diteliti, dan sistematis.”14 Poerwandari berpendapat bahwa observasi merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati. Istilah observasi diturunkan dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan “memerhatikan”. Istilah obsevasi diarahkan pada kagiatan memerhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.15 Observasi ini dilakukan untuk mencari data yang valid, yang hendak diteliti di lokasi penelitian yaitu mengamati keadaan di kelas khususnya kegiatan belajar mengajar yang bekaitan dengan kemampuan presentasi siswa kelas XI yang menjadi subjek penelitian dan mengamati keadaan lingkungan MA Nur As Sholihat tahun ajaran 2015-2016. 2. Tes “Tes adalah suatu bentuk pengukuran hasil belajar peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan, permasalahan tugas untuk mendapatkan penyelesaian dari peserta didik sesuai dengan kasus yang
14
Burhan Nurgiantoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta, 2001), hlm. 57 15 Imam Gunawan, metode penelitian kualitatif teori dan praktik,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 143..
35
diajukan sebagai pencerminan hasil belajar yang telah dicapai.”16 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tes berupa praktik presentasi di depan kelas, yang kemudian setelah tes presentasi berlangsung maka diadakan tes pengukuran pemahaman setelah presentasi selesai, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi. 3. Kuesioner “Kuesioner yaitu suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden”. 17 Dalam hal ini penulis menyebarkan angket kepada seluruh siswa-siswi kelas XI MA Nur As Sholihat Serpong Tangerang Selatan yang dijadikan sebagai sample dan responden hanya memilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat baginya. 4. Dokumentasi Dokumentasi adalah data yang diperoleh dari arsip sekolah mengenai identitas sekolah, jumlah guru, siswa, struktur sekolah dan sarana dan prasarana sekolah. Selain itu bentuk dokumentasi dari kegiatan belajar mengajar yang menggambarkan situasi saat kegiatan presentasi berlangsung. 5. Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah bentuk temuan selama pembelajaran yang diperoleh oleh peneliti, yang tidak ternamai dalam lembar observasi. Catatan lapangan dapat didiskusikan dengan observer dan bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung.
F. Teknik Analisis Data Analisis isi atau dokumen (contet or document analysis) yaitu ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen resmi berupa bukubuku baik yang bersifat teoritis maupun empiris. Analisis ini bertujuan untuk 16
Kosadi Hidayat, dkk, Evaluasi Pendidikan dan Penerapannya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia, (Bandung: Alfabeta, 1994), hlm. 5 17 Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 167
36
mengetahui makna, konsep, untuk selanjutanya mengetahui manfaat atau hasil dari hal-hal tersebut. Dalam buku Lexy J. Moeloeng yang berjudul Penelitian Kualitatif mendefinisikan analisis data kualitatif adalah: Upaya yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mengorganisasikan data, memilihih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dengan adanya data, hasil penelitian dapat digunakan sebagai suati informasi baru yang mempunyai sifat ilmiah. Tahapan analisis data yang digunakan didasari oleh pendapat Seidel yaitu 1) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. 2) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mengsintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeks. 3) Berpikir, dengan jalan membuat agar katagori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuantemuan umum. 18 Proses analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, kemudian data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitasaktivitas diubah menjadi kalimat-kalimat yang bermakna dan ilmiah. Agar mendapatkan hasil penelitian yang valid, peneliti melakukan pengolahan data dengan menganalisis hasil tes keterampilan presentasi, menganalisa hasil angket dan observasi yang kemudian hasil analisa tersebut disusun menjadi kesimpulan atas kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi.
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data melalui autentisitas. “Autentisitas berarti memberikan deskripsi, keterangan, informasi yang adil dan jujur. Harus dijamin bahwa hasil yang diperoleh dan interpretasinya adalah tepat.
18
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 248
37
Interpretasi harus berdasarkan informasi yang disampaikan oleh partisipan dan bukan karangan peneliti.”19 Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi dengan cara membandingkan sumber data yang diperoleh dengan kenyataan yang ada pada saat penelitian. Teknik ini sengaja penulis pilih karena penilitian kualitatif sangat mengandalkan interpetasi yang mendalam dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
19
J. R. Raco. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. (Jakarta: PT Grasindo, 2010), h. 133.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil MA Nur As Sholihat Serpong Madrasah Aliyah Nur As Sholihat terletak di Kampung Perigi Lengkong wetan serpong, Tangerang selatan. Madrasah yang berada di bawah naungan Yayasan Nur As Sholihat ini berdiri setelah berdirinya MTs Nur As Sholihat, tepatnya pada tahun 1993. Madrasah yang berdiri di atas tanah wakaf ini mulanya hanya berupa madrasah Tsanawiyah, yang kemudian berkembang dan berdiri pondok pesantren yang selanjutnya atas inisiatif dan terus berkembangnya Yayasan maka berdirilah Madrasah Aliyah Nur As Sholihat. Selama berdiri Madrasah Aliyah Nur As Sholihat baru sekali melakukan pergantian kepala madrasah. Sejak berdiri sampai tahun 2011 Madrasah Aliyah Nur As Sholihat dipimpin oleh Bpk. Drs. Syarifudin yang kemudian digantikan oleh Bpk. Rohim, S.Sos.I. Madrasah yang diintegrasikan oleh pondok pesantren ini memiliki nuansa yang sangat kental ke-Islamannya, selain kegiatan formal madrasah pada pagi hari, di Madrasah Aliyah Nur As Sholihat juga diadakan pendidikan non formal Takhasus pada sore hari. Semenjak berdirinya Madrasah Aliyah Nur As Sholihat telah banyak berkontribusi untuk masyarakat sekitar dengan kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan, dengan mayoritas siswa yang juga mukim di Pesantren membuat banyak manfaat yang dirasakan oleh warga sekitar. Selain prestasi yang diraih pada bidang akademik, Madrasah Aliyah Nur As Sholihat juga banyak memperoleh prestasi dari bidang non akademik. Dengan predikat akreditasi B, Madrasah Aliyah terus berkembang dan banyak mengeluarkan siswa-siswi yang dapat meneruskan ke jenjang berikutnya dengan banyaknya siswa/i yang meneruskan ke Universitas terkemuka.
38
39
1. Identitas MA Nur As Sholihat 1. Nama Madrasah
: Madrasah Aliyah Nur As-Sholihat
2. Alamat
: Jl. PON PES AL-HUSAINY Desa/Kelurahan Lengkong Wetan Kecamatan Serpong Kabupaten /Kota Tangerang Selatan No. telepon 021 70207667 E-mail
[email protected]
3. Status Madrasah Jenjang akreditasi
: Suwasta : Terakreditasi B
4. Nama Yayasan/Pengelola
: Yayasan Tarbiyah Nur As-Sholihat
5. N.D.M
: -
N.S.M 6. Luas tanah
: 312280405016 : 900 m2.
Luas bangunan lantai bawah : 600. m2 Status tanah & bangunan
: Milik Sendiri
Waktu belajar
: Pagi, pukul 07.00.. s.d.15.00
7. Jenis muatan lokal : BTQ 8. Jenis kegiatan pengembangan diri/ekstra kurikuler : a. Hadroh
c. PRAMUKA
b. Futsal
d. Voly ball
9. Di Lokasi ini terdapat juga Madrasah/Sekolah lain : 1. MI Nur As-Sholihat 2. MTs Nur As-Sholihat 2. Visi dan Misi MA Nur As Sholihat a. Visi MA Nur As Sholihat “Beriman dan Bertaqwa, Cerdas, Terampil, Berbudi dan Berbudaya, Unggul dan Berprestasi”
40
b. Misi MA Nur As Sholihat a) Mewujudkan pendidikan Madrasah Aliyah Nur As-Sholihat yang berorientasi kepada mutu, baik secara keilmuaan maupun secara moral dan sosial, sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber insani yang mampu mempunyai kualitas di bidang IPTEK dan IMTAQ. b) Menciptakan insan-insan yang cerdas dan mampu berprestasi, serta dapat bersaing dan berkompetisi dengan dunia luar dengan berdasarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. c) Menjadikan Madrasah Aliyah Nur As-Sholihat sebagai pusat untuk belajar dan melaksanakan pembelajaran untuk karakter insan-insan yang terdidik, berbudaya dan terampil dalam penggunaan IPTEK dan IMTAQ. d) Menciptakan siswa-siswi yang unggul dalam akhlak dan menjadi surituladan serta menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. e) Mendorong siswa mengenal potensi dirinya untuk meningkatkan motivasi berprestasi. f) Menumbuhkan
inovasi,
kreativitas,
dan
pelayanan
pendidikan
secara
demokrasi
dalam
Pembelajaran. g) Memberikan
profesional
dan
proporsional sesuai dengan tuntutan dan perkembangan jaman. h) Meningkatkan hasil prestasi belajar sesuai dengan pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL). i) Melaksanakan pembinaan disiplin pada pelaturan yang
berlaku,
teladan dalam sikap dan tindakan/perbuatan
j) Mewujudkan Madrasah Aliyah (MA Swasta) Nur As-Sholihat Serpong Tangerang Selatan sebagai lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan dan kebanggaan masyarakat.
41
3. Struktur Organisasi MA Nur As Sholihat Komite Madrasah KEPALA
Ketua : Ust. Alin
MA NUR AS-SHOLIHAT ROHIM S,Sos.I
BP/BK
KA TATA USAHA
DIAN JUNIARTI S,Ag
-FARADILLAH S,Sos.I
WK BID KURIKULUM
WAKA BID EKSTRA/ LITBANG
DRS. SYARIPUDIN
WALI KELAS - DRS.SYARIPUDIN
M. ISHAK S.Pd.I
KEPALA PERPUSTAKAAN
KEPALA LAB
MARDIYAH S.Ag
NASRUDIN A.Md
TIM KURIKULUM
KESISWAAN
WAHIDIN S.Pd
DIAN JUNIARTI S,Ag
DRS. SYRIPUDIN
WIWI KARTIKA S.Pd
M. ISHAK S.Pd.I
HUMAS & SARANA
EKSKULIKURER
H.UBAIDILLAH CHALID
HASONANGANTA
MUAMMAR TJIO A.Ma
H. AHMAD FAISAL
HERU TRIYANTO S.Pd
Staf Tata usaha
DEWAN GURU ABDULLAH ALAMUDIN S,Sos.I PIPIT PRIANGGUN M.M HUSEIN BT
NANA S.A.Md SY. SALMA
KELAS X
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII IPS
KELAS XII IPS
SISWA
SISWA
SISWA
SISWA
SISWA
42
4. Keadaan Guru dan Siswa MA Nur As Sholihat Tabel 4.1 Keadaan Guru MA Nur As Sholihat Nama Guru Jabatan Mata Pelajaran
No
Kepala Madrasah Wali Kelas XII Guru Guru Guru Wali Kelas XI
1
Rohim, S.Sos.I
2
Drs. Syaripudin
3 4 5
Wahidin, S.Pd, M.Si Muhammad Ishaq H.Ubaidillah Chalid
6
Dian Juniarti, S.Ag
7
Dra. Neneng Mufida
Guru
8 9
H. Ahmad Faishal Mardiah, S.Ag
10
Wiwi Kartika, S.Pd
11
Hasonanganta
12
14
Adin Wijaya M.Pd Abdullah Alamudin, S.Sos.I Habib Husein BT
Guru Guru Wakabid Kurikulum Wali Kelas X Guru
15
Pipit Prianggun, M.M
Guru
16
Nana Supriyatna, A.Md
TU. Administrasi
13
Gelar
PKn
S1
B. Inggris
S1
Penjas Al-Qur'an Hadits Fiqih
S2 S1
Geografi & BP
S1
Aqidah Akhlaq & SKI B. Arab B. Indonesia Ekonomi
S1 S1 S1
Mulok Sosiologi
Guru
Sosiologi
Guru
Sejarah Kimia, Fisika, Biologi
S1
S1 S1
Tabel 4.2 Keadaan Siswa MA Nur As Sholihat Siswa
Rombongan Belajar
Lk
Pr
Jumlah
X
1
23
24
47
XI IPS
1
13
20
33
XII IPS
1
9
25
34
Jumlah
3
45
69
114
Kelas
43
5. Sarana dan Prasarana MA Nur As Sholihat Tabel 4.3 Sumber belajar Jumlah Luas No Jenis Sumber belajar ruang ruangan 1 Ruang perpustakaan 1 2 Ruang laboratorium 1 a. PAI b. IPA c. IPS d. Bahasa e. Komputer Ruang kesenian 3 /Ketrampilan/Mulok Ruang Multimedia / ruang 4 audio visual 5 Rumah kaca / Green house 6
Ruang olah raga
7
Lapangan olah raga
No
9
10
Jenis sumber belajar
12
Media pendidikan a. Laptop/Notebook
Tidak ada
√ √ √ √
1
cukup
Kuantitas kurang tidak ada √
Kondisi baik krg √
√ √
Alat peraga/alat Bantu Pembelajaran a. Matematika b. PAI c. IPA d. IPS e. Bahasa Alat praktik a. Kesenian b. Keterampilan c. Pendidikan Jasmani
Kurang Baik √ √
√
Buku perpustakaan a. Fiksi b. Non Fiksi c. Referensi
11
Baik
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
44
13
b. Audio player / radio c. Video player / televise d. Slide projector e. LCD f. Papan display / majalah dinding Software a. Kaset pembelajaran b. VCD pembelajaran c. Flashdisc
√ √ √ √ √
√ √ √
Tabel 4.4 Sarana / ruang penunjang Ada, kondisi No Jenis sarana kurang Baik baik 1 Ruang kepala sekolah √
Tidak Ada
√
2
Ruang wakil kepala sekolah
3
Ruang guru
√
4
Ruang tata usaha
√
5
Ruang Bimb. Konseling
√
6
Ruang OSIS
√
7
Ruang Komite sekolah
8
Ruang aula / serba guna
9
Ruang kesehatan / UKS
√
10
Ruang ibadah / mushalla
√
11
Ruang keamanan / Satpam
12
Lapangan upacara
13
Ruang tamu
14
Ruang koperasi
15
Kantin
√
16
Toilet / WC, jumlah 4
√
√ √
√ √ √ √
Keterangan
45
No
Jenis
Tabel 4.5 Prasarana Keberadaan Tidak Ada ada √
Fungsi Tidak Baik baik √
1
Instalasi air
2
Jaringan listrik
√
√
3
Jaringan telepon
√
√
4
Internet
√
√
5
Alat pemadam kebakaran
6
Akses jalan
√ √
√
B. Deskripsi Data Data penelitian tentang kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi, penulis peroleh melalui hasil tes presentasi di depan kelas dan melalui lembar angket serta catatan lapangan yang menggambarkan situasi saat kegiatan presentasi dalam diskusi dilakukan. Untuk mengetahui kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi, tes dilakukan oleh seluruh siswa kelas XI MA Nur As Sholihat yang berjumlah 30 siswa. Selain itu penulis juga memperoleh data mengenai profil sekolah, baik keadaan fisik atau non fisik, data guru, dan data siswa, serta sarana dan prasarana sekolah. Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh, maka penulis mengolah, menganalisis, serta menginterprestasikan data, sehingga dengan data tersebut penulis dapat menyimpulkan dan mengetahui kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi. C. Analisis Data 1) Analisis Data Hasil Tes Presentasi Sistem penyajian data hasil tes kemampuan presentasi siswa yang berupa angka ini disajikan dalam bentuk table. Kriteria penilaian pada tes kemampuan presentasi terdiri atas lima aspek, yaitu, (1) Penguasaan materi yang dipresentasikan, (2) Kelengkapan pokok-pokok hasil penelitian yang
46
dipresentasikan, (3) Keruntutan dan sistematika penyampaian pokok-pokok hasil penelitian, (4) Kemudahan bahasa penyampaian untuk dipahami, (5) Ketepatan
intonasi
dan
kejelasan
artikulasi,
dan
(6)
Kemampuan
menggunakan media pendukung penyampaian. Hasil tes kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi pada siswa kelas XI MA Nur As Sholihat dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.6 Kemampuan Presentasi Siswa dalam Kegiatan Diskusi No
1
Katagori
Rentang
Frekuensi
Nilai
Siswa
85 – 100
Jumlah
Nilai Rata-
%
Nilai
rata
6
20%
546
Sangat Baik
2
Baik
70 – 84
20
67%
1520
3
Cukup
60 – 69
4
13%
256
4
Kurang
50 – 59
0
0%
0
≤50
0
0%
0
30
100%
2322
5
77 (Katagori Baik)
Sangat kurang
Jumlah
Data dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil tes kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi mencapai nilai 77. Hal tersebut mengandung arti bahwa kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi pada siswa kelas XI MA Nur As Sholihat termasuk dalam kategori baik. Dari 30 siswa, untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai oleh 6 siswa (20%) dan kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai oleh 20 siswa (67%). Untuk kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai oleh 4 siswa (13%). Kemudian kategori kurang dengan rentang nilai 50-59 dan katagori sangat kurang dengan rentang nilai 0-49 tidak dicapai oleh seluruh siswa atau 0%.
47
Salah satu aspek yang dijadikan penilaian dalam kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi adalah penguasaan materi yang dipresentasikan. Penilaian aspek penguasaan materi yang dipresentasikan didasarkan pada penguasaan materi yang dipresentasikan siswa yang berdasarkan hasil pengamatan siswa. Hasil tes kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi aspek penguasaan materi yang dipresentasikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7 Kemampuan Presentasi Siswa dalam Kegiatan Diskusi aspek penguasaan materi yang dipresentasikan No
Katagori
Nilai
Frekuensi Siswa %
Jumlah Nilai
1
Sangat Baik
5
17
57%
85
2 3 4
Baik Cukup Kurang
4 3 2
7 6 0
23% 20% 0%
28 18 0
5
Sangat kurang
1
0
0%
0
30
100%
131
Jumlah
Nilai Rata-rata
87 (Katagori Sangat Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan presentasi siswa pada kegiatan diskusi aspek penguasaan materi yang dipresentasikan sebesar 87 dan dikategorikan sangat baik. Dari 30 siswa yang mengikuti tes presentasi, siswa yang memperoleh nilai 5 dan dikategorikan sangat baik dicapai oleh 17 siswa atau sebesar 57%. Siswa yang mendapatkan nilai 4 dan dikategorikan baik dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 23%. Nilai 3 yang tergolong cukup diperoleh oleh 6 siswa atau sebesar 20% dari jumlah keseluruhan siswa. Kemudian siswa yang memperoleh nilai 2 atau dalam kategori kurang dan memperoleh nilai 1 atau dalam katagori sangat kurang tidak ada (0%).
48
Aspek penilaian selanjutnya adalah kelengkapan pokok-pokok hasil penelitian yang dipresentasikan. Hasil perolehan skor yang dicapai siswa pada aspek kelengkapan pokok-pokok hasil penelitian yang dipresentasikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Kemampuan Presentasi Siswa pada Kegiatan Diskusi Aspek kelengkapan pokok-pokok hasil penelitian yang dipresentasikan Frekuensi No
Katagori
Nilai
Siswa
%
Jumlah Nilai
1
Sangat Baik
5
4
13%
20
2 3 4
Baik Cukup Kurang
4 3 2
14 12 0
47% 40% 0%
56 36 0
5
Sangat kurang
1
0
0%
0
30
100%
112
Jumlah
Nilai Ratarata
75 (katagori Baik)
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan presentasi siswa pada kegiatan diskusi aspek kelengkapan pokok-pokok hasil penelitian yang dipresentasikan sebesar 75 dan dikategorikan baik. Dari 30 siswa yang mengikuti tes presentasi, siswa yang memperoleh nilai 5 dan dikategorikan sangat baik dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 13%. Siswa yang mendapatkan nilai 4 dan dikategorikan baik dicapai oleh 14 siswa atau sebesar 47%. Nilai 3 yang tergolong cukup diperoleh oleh 12 siswa atau sebesar 40% dari jumlah keseluruhan siswa. Kemudian siswa yang memperoleh nilai 2 atau dalam kategori kurang dan memperoleh nilai 1 atau dalam katagori sangat kurang tidak ada (0%).
49
Aspek penilaian yang ketiga adalah keruntutan dan sistematika penyampaian pokok-pokok hasil penelitian. Berikut adalah hasil tes kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi aspek keruntutan dan sistematika penyampaian pokok-pokok hasil penelitian.
Tabel 4.9 Kemampuan Presentasi Siswa dalam Kegiatan Diskusi aspek Keruntutan dan Sistematika Penyampaian Pokok-pokok Hasil Penelitian No
Katagori
Nilai
Frekuensi Siswa %
Jumlah Nilai Nilai Rata-rata
1
Sangat Baik
5
3
10%
15
2 3 4
Baik Cukup Kurang
4 3 2
19 8 0
63% 27% 0%
76 24 0
5
Sangat kurang
1
0
0%
0
30
100%
115
Jumlah
77 (Katagori baik)
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan presentasi siswa pada kegiatan diskusi aspek keruntutan dan sistematika penyampaian pokok-pokok hasil penelitian sebesar 77 dan dikategorikan baik. Dari 30 siswa yang mengikuti tes presentasi, siswa yang memperoleh nilai 5 dan dikategorikan sangat baik dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 10%. Siswa yang mendapatkan nilai 4 dan dikategorikan baik dicapai oleh 19 siswa atau sebesar 63%. Nilai 3 yang tergolong cukup diperoleh oleh 8 siswa atau sebesar 27% dari jumlah keseluruhan siswa. Kemudian siswa yang memperoleh nilai 2 atau dalam kategori kurang dan memperoleh nilai 1 atau dalam katagori sangat kurang tidak ada (0%).
50
Aspek penilaian yang keempat adalah kemudahan bahasa penyampaian untuk dipahami. Dengan kata lain, aspek ini menekankan pada pemilihan kata agar siswa yang mendengarkan dapat dengan memudah memahami maksud dari pembicara. Hasil tes kemampuan presentasi pada kegiatan diskusi aspek kemudahan bahasa penyampaian untuk dipahami dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Kemampuan Presentasi Siswa dalam Kegiatan Diskusi aspek Kemudahan Bahasa Penyampaian Untuk Dipahami Frekuensi No
Katagori
Nilai
Siswa
%
Jumlah Nilai
1
Sangat Baik
5
2
7%
10
2 3 4
Baik Cukup Kurang
4 3 2
15 13 0
50% 43% 0%
60 39 0
5
Sangat kurang
1
0
0%
0
30
100%
109
Jumlah
Nilai Ratarata
73 (katagori Baik)
Berdasarkan data tabel di atas kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi aspek kemudahan bahasa penyampaian untuk dipahami, siswa yang memperoleh nilai 5 atau tergolong kategori sangat baik berjumlah 2 siswa (7%). Sementara itu, 15 siswa atau sebesar 50% dari jumlah keseluruhan siswa masuk kategori baik. Kemudian nilai 3 untuk kategori cukup dicapai 13 siswa atau sebesar 43%. Untuk kategori kurang dengan nilai 2 tidak ada siswa yang mencapainya (0%) begitu pula dengan kategori sangat kurang tidak ada siswa yang mencapainya (0%). Jadi, nilai rata-rata kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi aspek kemudahan bahasa penyampaian untuk dipahami sebesar 73 dan termasuk dalam kategori baik.
51
Aspek penilaian yang kelima adalah ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi. Aspek ini menekankan pada ketepatan tinggi rendahnya suara dan kejelasan pengucapan bunyi setiap kata. Hasil tes kemampuan presentasi pada kegiatan diskusi aspek ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Kemampuan Presentasi Siswa dalam Kegiatan Diskusi Ketepatan Intonasi dan Kejelasan Artikulasi Frekuensi No
Katagori
Nilai
Siswa
%
Jumlah Nilai
1
Sangat Baik
5
5
17%
25
2 3 4
Baik Cukup Kurang
4 3 2
15 10 0
50% 33% 0%
60 30 0
5
Sangat kurang
1
0
0%
0
30
100%
115
Jumlah
Nilai Ratarata
77 (katagori baik)
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan presentasi siswa pada kegiatan diskusi aspek ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi sebesar 77 dan dikategorikan baik. Dari 30 siswa yang mengikuti tes presentasi, siswa yang memperoleh nilai 5 dan dikategorikan sangat baik dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 17%. Siswa yang mendapatkan nilai 4 dan dikategorikan baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 50%. Nilai 3 yang tergolong cukup diperoleh oleh 10 siswa atau sebesar 33% dari jumlah keseluruhan siswa. Kemudian siswa yang memperoleh nilai 2 atau dalam kategori kurang dan memperoleh nilai 1 atau dalam katagori sangat kurang tidak ada (0%).
52
Aspek penilaian yang keenam adalah kemampuan menggunakan media pendukung penyampaian. Pada aspek ini penilaian ditekaknkan pada kemampuan siswa dalam membuat media pendukung ketika presentasi, seperti media penyampaian presentasi melalui slide power point yang dibuat dengan menarik sehingga siswa yang mendengarkan dapat memahami dengan mudah. Hasil kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi aspek kemampuan menggunakan media pendukung penyampaian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Kemampuan Presentasi Siswa dalam Kegiatan Diskusi aspek Kemampuan Menggunakan Media Pendukung Penyampaian Frekuensi No
Katagori
Nilai
Siswa
%
Jumlah Nilai
1
Sangat Baik
5
4
13%
20
2 3 4
Baik Cukup Kurang
4 3 2
14 12 0
47% 40% 0%
56 36 0
5
Sangat kurang
1
0
0%
0
30
100%
112
Jumlah
Nilai Ratarata
75
Berdasarkan data tabel di atas kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi aspek kemampuan menggunakan media pendukung penyampaian adalah siswa yang memperoleh nilai 5 atau tergolong kategori sangat baik berjumlah 4 siswa (13%). Sementara itu, 14 siswa atau sebesar 47% dari jumlah keseluruhan siswa masuk kategori baik. Kemudian nilai 3 untuk kategori cukup dicapai sebanyak 12 siswa atau sebesar 40%. Untuk kategori kurang dengan nilai 2 tidak ada siswa yang mencapainya (0%) begitu pula dengan kategori sangat kurang tidak ada siswa yang mencapainya (0%). Jadi, nilai rata-rata kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi aspek kemudahan bahasa penyampaian untuk dipahami sebesar 75 dan termasuk dalam kategori baik.
53
2) Analisis Data Angket
Tabel 4.13 Respon Siswa Selama Proses Pembelajaran Berlangsung Alternatif Jawaban
No
Jumlah
SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
0
1
8
14
7
30
2
Presentase
0%
3%
27%
47%
23%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, tidak ada siswa yang menjawab sangat kurang (0%), 1 siswa (3%) menjawab kurang, sedangkan 8 siswa (27%) menjawab cukup, siswa yang menjawab baik berjumlah 14 siswa (47%). Sedangkan 7 siswa (23%) menjawab sangat baik. Berdasarkan deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa respon siswa sangat baik selama proses pembelajaran dalam kegiatan presentasi dan diskusi berlangsung. Hal ini dapat terlihat dari jumlah 30 siswa, 21 siswa (70%) menjawab baik dan sangat baik dalam memberikan respon selama proses pembelajaran berlangsung. Tabel 4.14 Aktivitas Menyimak dan Memperhatikan Penjelasan Guru Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
0
0
5
17
8
30
2
Presentase
0%
0%
17%
57%
27%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, tidak ada siswa yang menjawab sangat kurang dan kurang (0%), sedangkan 5 siswa (17%) menjawab cukup, siswa yang menjawab baik berjumlah 17 siswa (57%). Sedangkan 8 siswa (27%) menjawab sangat baik. Jadi secara keseluruhan siswa menyimak dan memperhatkan guru sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari jumlah 30 siswa, 25 siswa menjawab baik dan sangat baik dalam menyimak penjelasan guru.
54
Tabel 4.15 Intensitas dalam Mengajukan PERTANYAAN Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
1
5
7
16
1
30
2
Presentase
3%
17%
23%
53%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, 1 siswa (3%) menjawab sangat kurang, jumlah siswa yang menjawab kurang sebanyak 5 siswa (17%), siswa yang menjawab cukup berjumlah 7 siswa (23%), sedangkan siswa yang menjawab baik ada 16 siswa (53%) dan siswa yang menjawab sangat baik sebanyak 1 siswa (3%). Sehingga kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa metode diskusi berlangsung baik hal ini terbukti dari intensitas siswa dalam mengajukan pertanyaan berada dalam katagori baik dengan jumlah 16 siswa (53%) dari total sampel 30 siswa. Tabel 4.16 Keaktifan dalam Menjawab Pertanyaan dari Guru Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
1
2
11
13
3
30
2
Presentase
3%
7%
37%
43%
10%
100%
Dari jumlah sampel 30 siswa, terdapat 1 siswa (3%) menjawab sangat kurang, 2 siswa (7%) menjawab kurang, 11 siswa (37%) menjawab cukup, sedangkan 13 siswa (43%) menjawab baik, dan jumlah siswa yang menjawab sangat baik sebanyak 3 siswa (10%). Jadi secara keseluruhan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru termasuk dalam katagori baik dengan jumlah 13 siswa (43%) dari total 30 siswa.
55
Tabel 4.17 Antusias Siswa Selama Proses Diskusi Berlangsung Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
0
1
11
17
1
30
2
Presentase
0%
3%
37%
57%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, tidak ada siswa yang menjawab sangat kurang (0%), sedangkan 1 siswa (3%) menjawab kurang, siswa yang menjawab cukup 11 siswa (37%). Ada 17 siswa (57%) menjawab baik, dan siswa yang menjawab sangat baik sebanyak 1 siswa (3%). Sehingga kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa metode diskusi berlangsung baik hal ini terbukti dari antusias siswa selama proses diskusi berlangsung berada dalam katagori baik dengan jumlah 17 siswa (57%) dari total sampel 30 siswa.
Tabel 4.18 Ketertarikan Siswa Terhadap Materi Presentasi Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
2
4
18
5
1
30
2
Presentase
7%
13%
60%
17%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, 2 siswa (7%) menjawab sangat kurang, sedangkan 4 siswa (13%) menjawab kurang, siswa yang menjawab cukup berjumlah 18 siswa (60%). Ada 5 siswa (17%) menjawab baik, dan siswa yang menjawab sangat baik sebanyak 1 siswa (3%). Sehingga kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa siswa cukup tertarik terhadap materi presentasi hal ini terbukti dari total 30 sampel siswa, 18 siswa (60%) menjawab cukup tertarik terhadap materi diskusi.
56
Tabel 4.19 Keberadaan Siswa Selama Pembelajaran Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
0
1
13
15
1
30
2
Presentase
0%
3%
43%
50%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, tidak ada siswa yang menjawab sangat kurang (0%), 1 siswa (3%) menjawab kurang, sedangkan 13 siswa (13%) menjawab cukup, siswa yang menjawab baik berjumlah 15 siswa (50%). Sedangkan 1 siswa (3%) menjawab sangat baik. Jadi kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa keberadaan siswa selama pembelajaran termasuk dalam katagori baik, hal ini terbukti dari total 30 sampel siswa, 15 siswa (50%) menjawab baik. Sehingga bisa dikatakan bahwa metode diskusi efektif dalam proses pembelajaran.
Tabel 4.20 Intensitas Guru dalam Menggunkan Metode Diskusi Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
1
5
16
8
0
30
2
Presentase
3%
17%
53%
27%
0%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, 1 siswa (3%) menjawab sangat kurang, 5 siswa (17%) menjawab kurang, sedangkan 16 siswa (53%) menjawab cukup, siswa yang menjawab baik berjumlah 8 siswa (27%), dan tidak siswa yang menjawab sangat baik (0%). Jadi kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa intensitas guru dalam menggunakan metode diskusi termasuk dalam katagori cukup, hal ini terbukti dari total 30 sampel siswa, 16 siswa (53%) menjawab guru cukup dalam menggunakan metode diskusi.
57
Tabel 4.21 Ketertarikan Siswa pada Metode Diskusi Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
1
3
16
10
0
30
2
Presentase
3%
10%
53%
33%
0%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, 1 siswa (3%) menjawab sangat kurang, 3 siswa (10%) menjawab kurang, sedangkan 16 siswa (53%) menjawab cukup, siswa yang menjawab baik berjumlah 10 siswa (33%). Sedangkan tidak ada siswa yang menjawab sangat baik (0%). Jadi kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa siswa cukup terarik pada penggunaan metode diskusi hal terbukti dari total 30 sampel siswa, 16 siswa (53%) menjawab cukup tertarik pada penggunaan metode diskusi.
Tabel 4.22 Efektivitas Metode Diskusi dalam Memudahkan Memahami Pelajaran Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
1
5
12
11
1
30
2
Presentase
3%
17%
40%
37%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, 1 siswa (3%) menjawab sangat kurang, 5 siswa (17%) menjawab kurang, sedangkan 12 siswa (40%) menjawab cukup, siswa yang menjawab baik berjumlah 11 siswa (37%). Sedangkan 1 siswa (3%) menjawab sangat baik. Jadi kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa efektivitas metode diskusi dalam memudahkan memahami pelajaran termasuk dalam katagori cukup, hal ini terbukti dari total 30 sampel siswa, 12 siswa (40%) menjawab cukup.
58
Tabel 4.23 Manfaat Penggunaan Metode Diskusi dalam Mengembangkan Kemampuan Presentasi Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
1
5
13
10
1
30
2
Presentase
3%
5%
43%
33%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, 1 siswa (3%) menjawab sangat kurang, 5 siswa (17%) menjawab kurang, sedangkan 13 siswa (43%) menjawab cukup, siswa yang menjawab baik berjumlah 10 siswa (33%). Sedangkan 1 siswa (3%) menjawab sangat baik. Jadi kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa manfaat penggunaan metode diskusi dalam mengembangkan kemampuan presentasi termasuk dalam katagori cukup, hal ini terbukti dari total 30 sampel siswa, 13 siswa (43%) menjawab cukup. Tabel 4.24 Kesulitan yang Dialami Selama Diskusi Berlangsung Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
1
8
15
6
0
30
2
Presentase
3%
27%
50%
20%
0%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, 1 siswa (3%) menjawab sangat kurang, 8 siswa (27%) menjawab kurang, sedangkan 15 siswa (50%) menjawab cukup, siswa yang menjawab baik berjumlah 6 siswa (20%). Sedangkan tidak ada siswa yang menjawab sangat baik (0%). Jadi kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa siswa cukup mengalami kesulitan selama diskusi berlangsung, hal ini terbukti dari total 30 sampel siswa, 15 siswa (50%) menjawab cukup.
59
Tabel 4.25 Kesulitan Ketika Presentasi Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
3
9
11
7
0
30
2
Presentase
10%
30%
37%
23%
0%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang menjawab sangat kurang berjumlah 3 siswa (10%), 9 siswa (30%) menjawab kurang, sedangkan siswa yang menjawab cukup ada 11 siswa (37%), siswa yang menjawab baik sebanyak 7 siswa (23%), dan tidak ada siswa (0%) yang menjawab sangat baik. Sehingga kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa siswa cukup mengalami kesulitan ketika presentasi, hal ini dibuktikan dari total sampel 30 siswa 11 siswa (37%) menjawab cukup.
Tabel 4.26 Dampak Setelah Menggunkan Metode Diskusi Terhadap Ketertarikan Siswa Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
2
5
11
11
1
30
2
Presentase
7%
17%
37%
37%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, 2 siswa (7%) menjawab sangat kurang, 5 siswa (17%) menjawab kurang, sedangkan 11 siswa (37%) menjawab cukup, siswa yang menjawab baik berjumlah 11 siswa (37%). Sedangkan 1 siswa (3%) menjawab sangat baik. Jadi kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa dampak setelah penggunaan metode diskusi terhadap ketertarikan siswa berada dalam katagori baik, hal ini terbukti dari total 30 sampel siswa, 11 siswa (37%) menjawab baik dan 1 siswa (3%) menjawab sangat baik.
60
Tabel 4.27 Tanggapan Siswa Mengenai Pentingnya Kemampuan Presentasi Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
0
1
9
19
1
30
2
Presentase
0%
3%
30%
63%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, tidak ada siswa (0%) yang menjawab sangat kurang, 1 siswa (3%) menjawab kurang, sedangkan 9 siswa (30%) menjawab cukup, siswa yang menjawab baik berjumlah 19 siswa (63%). Sedangkan 1 siswa (3%) menjawab sangat baik. Jadi kesimpulan dari deskripsi
tersebut
menunjukkan
tanggapan
siswa
mengenai
pentingnya
kemampuan presentasi berada dalam katagori baik, hal ini terbukti dari total 30 sampel siswa, 19 siswa (63%) menjawab baik. Tabel 4.28 Frekuensi Siswa Presentasi Tanpa Diminta Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
4
12
8
6
0
30
2
Presentase
13%
40%
27%
20%
20%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang menjawab sangat kurang berjumlah 4 siswa (13%), 12 siswa (40%) menjawab kurang, sedangkan siswa yang menjawab cukup ada 8 siswa (27%), siswa yang menjawab baik sebanyak 6 siswa (20%), dan tidak ada siswa yang menjawab sangat baik (0%). Jadi kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa atau 12 siswa (40%) kurang sering melakukan presentasi.
61
Tabel 4.29 Frekuensi Siswa Presentasi karena Bujukan Guru Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
4
8
10
6
2
30
2
Presentase
13%
27%
33%
20%
7%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang menjawab sangat kurang berjumlah 4 siswa (13%), 8 siswa (27%) menjawab kurang, sedangkan siswa yang menjawab cukup ada 10 siswa (33%), siswa yang menjawab baik sebanyak 6 siswa (20%), dan 2 siswa (7%) yang menjawab sangat baik. Jadi kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa siswa cukup sering melakukan presentasi karena bujukan guru. Hal tersebut terlihat dari 10 siswa (33%) menjawab cukup sering melakukan presentasi karena bujukan guru. Tabel 4.30 Frekuensi Siswa Presentasi Karena Dorongan dari Teman Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
3
7
12
5
3
30
2
Presentase
10%
23%
40%
17%
10%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang menjawab sangat kurang berjumlah 3 siswa (10%), 7 siswa (23%) menjawab kurang, sedangkan siswa yang menjawab cukup ada 12 siswa (40%), siswa yang menjawab baik sebanyak 5 siswa (17%), dan 3 (10%) siswa yang menjawab sangat baik. Jadi kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa siswa cukup sering melakukan presentasi karena dorongan dari teman, dengan rata-rata 12 siswa (40%) menjawab cukup sering melakukan presentasi karena dorongan dari teman.
62
Tabel 4.31 Manfaat Setelah Presentasi Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
1
4
15
9
1
30
2
Presentase
3%
13%
50%
30%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang menjawab sangat kurang berjumlah 1 siswa (3%), 4 siswa (13%) menjawab kurang, sedangkan siswa yang menjawab cukup ada 15 siswa (50%), siswa yang menjawab baik sebanyak 9 siswa (30%), dan 1 siswa (3%) menjawab sangat baik. Sehingga kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa manfaat yang dirasakan siswa setelah presentasi mereka menjawab cukup bermanfaat, hal ini terlihat dari total sampel 30 siswa, 15 siswa (50%) menjawab cukup.
Tabel 4.32 Persepsi Siswa Mengenai Dampak Presentasi Terhadap Proses Pembelajaran Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
1
2
16
10
1
30
2
Presentase
3%
7%
53%
33%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang menjawab sangat kurang berjumlah 1 siswa (3%), 2 siswa (7%) menjawab kurang, sedangkan siswa yang menjawab cukup ada 16 siswa (53%), siswa yang menjawab baik sebanyak 10 siswa (33%), dan 1 siswa (3%) menjawab sangat baik. Sehingga kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa presentasi memberikan dampak yang cukup baik terhadap proses pembelajaran.
63
Tabel 4.33 Ketertarikan Siswa Mengembangkan Kemampuan Presentasi Setelah Praktik Presentasi Alternatif Jawaban No
Jumlah SK
K
C
B
SB
1
Frekuensi
0
8
11
10
1
30
2
Presentase
0%
27%
37%
33%
3%
100%
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa, tidak ada siswa yang menjawab sangat kurang (0%), 8 siswa (27%) menjawab kurang, sedangkan siswa yang menjawab cukup ada 11 siswa (37%), siswa yang menjawab baik sebanyak 10 siswa (33%), dan 1 siswa (3%) menjawab sangat baik. Sehingga kesimpulan dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa siswa cukup tertarik untuk mengembangkan kemampuan presentasinya setelah tes presentasi dilakukan.
BAB V SIMPULAN dan SARAN
A. Simpulan Penelitian yang dilakukan oleh penulis di MA Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan bertujuan untuk mengetahui kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi pada siswa kelas XI. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa kelas XI MA Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan berada dalam katagori baik ketika melakukan presentasi dalam kegiatan diskusi. Terbukti 20 dari 30 siswa memperoleh interpretasi baik dengan nilai rata-rata 76, siswa yang memperoleh nterpretasi sangat berjumlah 6 siswa dengan nilai rata-rata 91. Sedangkan siswa yang memdapatkan interpretasi cukup hanya 4 orang. Kesulitan yang dialami siswa ketika presentasi adalah pemilihan kata dalam penggunaan bahasa, sehingga banyak kata yang sulit dimengerti, selain itu gugup atau kurang percaya diri menjadi penyebab siswa kesulitan dalam menyampaikan materi yang sudah dikuasainya. Namun demikian, secara keseluruhan siswa sudah baik ketika presentasi karena siswa sudah dengan lancar menyampaikan materi, dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar meskipun ada beberapa siswa yang masih sering menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak baku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi cukup baik dengan rata-rata nilai kelas 77 dengan interpretasi baik. Siswa yang mendapat interpretasi baik sebesar 76%. Aspek penguasaan materi menjadi aspek yang sangat menonjol dari kemampuan presentasi siswa, sedangkan aspek yang kurang dikuasi siswa adalah aspek penggunaan bahasa agar mudah dipahami. Berdasarkan hasil tes kemampuan pesentasi yang menunjukan rata-rata nilai kemampuan presentasi siswa 77 atau dalam katagori baik, dan hasil angket menunjukan bahwa metode diskusi efektif dalam mengembangkan kemampuan
63
64
presentasi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan analisis angket yang menunjukan siswa antusias menggunakan metode diskusi dengan persentase 60% atau 18 siswa menjawab antusias selama proses diskusi berlangsung. Selain itu, jawaban siswa mengenai efektivitas metode diskusi dalam memudahkan memahami pelajaran yang secara keseluruhan berada dalam katagori cukup baik memberikan gambaran
mengenai
efektivitas
metode
diskusi
dalam mengembangkan
kemampuan presentasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode diskusi cukup efektif dalam mengembangkan kemampuan presentasi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes kemampuan presentasi dan jawaban siswa pada angket yang menunjukan bahwa metode diskusi cukup efektif dalam mengembangkan kemampuan presentasi.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, analisis, pembahasan pada bab IV, serta simpulan yang diperoleh. Maka, saran yang diberikan yaitu; Siswa diharapkan agar lebih percaya diri dan berani serta harus lebih mempersiapkan diri ketika akan tampil presentasi. Agar siswa dapat mengatasi beberapa kesulitan ketika presentasi siswa harus sering dilatih dan diberikan kesempatan untuk tampil di depan kelas untuk presentasi agar siswa terbiasa. Selain itu, guru harus sering melakukan komunikasi dua arah antara guru dan siswa agar siswa terlatih untuk berbicara dan mengemukakan pendepat. Pemilihan metode juga merupakan faktor penting dalam meraih hasil yang optimal ketika belajar, maka dari itu sebaiknya guru sering melakukan variasi dalam menggunakan metode pembelajaran. Pihak madrasah juga harus memberikan fasilitas penunjang agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal, serta pengawasan mengenai ketercapaian proses pembelajaran juga penting, agar siswa dapat terus terpantau tingkat kemampuan siswa dalam berbagai aspek kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2005 Anjali, Munaya P. K. Pintar Presentasi (Kiat-kiat Menampilkan Presentasi Cerdas, Mimikat dan Mampu Mempengerahui Orang Lain). Jogjakarta: DIVA PRESS, 2008 Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002 Budinuryanta Y, dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung: UPI Press, 2007. Chomsky, Noam. Cakrawala Baru Kajian: Bahasa dan Pikiran. alih bahasa oleh Freddy Kirana. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000 Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Ellis dalam Novi Resmini dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS, 2007. Gunawan, Imam. Metodelogi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara, 2013 Haryadi. Berbicara (Suatu Pengantar) Diktat Perkuliahan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1997 Hidayat, Kosadi, dkk. Evaluasi Pendidikan dan Penerapannya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Alfabeta, 1994 Iriantara, Yosal dan Usep Syaripudin. Komunikasi Pendidikan. Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2013 Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2008 Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda karya, 2011 Martono, Nanang. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers, 2011 Meleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 Moeliono, Anton M. Kamus Besar Bahasa Indonesia. t.t. Muammar. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta :Tiara Wacana, 2008
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010 Mulyati, Yeti, dkk. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka, 2009 Mussen, Paul Henri, dkk. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Erlangga, 1984 Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983 Nurgiantoro, Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta, 2001 Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011 Raco, J. R. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: PT Grasindo, 2010 Sahara, Siti, dkk. keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta : FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2010 Subana, dkk. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2000 Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011 Sugiono. Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010 Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012 Suryanto, Adi. Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009 Suryzabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005 Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa, 2008
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NAMA SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN KELAS /SEMESTER PROGRAM ALOKASI WAKTU TEMA STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
ASPEK PEMBELAJARAN
MA NUR AS SHOLIHAT Bahasa dan Sastra Indonesia XI (sebelas) / 2 (dua) Umum 3 x 45 menit 10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar 10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar Berbicara
Indikator Pencapaian Kompetensi
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Bersahabat/ komunikatif Mandiri
Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif
Mampu menuliskan pokok-pokok Kepemimpinan penelitian yang akan disampaikan secara berurutan Mampu menjelaskan proses penelitian dengan kalimat yang mudah dipahami Mampu menjelaskan ringkasan hasil penelitian dengan kalimat yang mudah dipahami MATERI POKOK Contoh hasil penelitian PEMBELAJARAN Penulisan pokok-pokok hasil penelitian yang akan disampaikan Proses-proses penelitian: tahap persiapan dan tahap pelaksanaan Ringkasan hasil penelitian STRATEGI PEMBELAJARAN Tatap Muka Terstruktur Berbicara laporan hasil Mempresentasikan penelitian dalam diskusi hasil penelitian secara runtut dengan atau seminar menggunakan bahasa yang baik dan benar
Mandiri Siswa dapat Mampu menjelaskan proses penelitian dengan kalimat yang mudah dipahami
KEGIATAN PEMBELAJARAN TAHAP
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Bersahabat/ komunikatif
Siswa ditanya mengenai cara mempublikasikan hasil penelitian Siswa ditanya mengenai manfaat publikasi hasil penelitian INTI Eksplorasi Mandiri Siswa melakukan penelitian Elaborasi Siswa menuliskan hasil penelitian Siswa menuliskan pokok-pokok hasil penelitian yang akan disampaikan secara berurutan Siswa mempresentasikan proses dan hasil penelitiannya di depan kelas dengan kalimat yang mudah dipahami Siswa mendiskusikan hasil penelitian teman yang telah dipresentasikan Siswa mengemukakan persetujuan atau pertidaksetujuan hasil penelitian teman dengan argumen yang kuat. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. PENUTUP Siswa diminta mengungkapkan Bersahabat/ kesulitannya dalam menuliskan komunikatif (Internalisasi & pokok-pokok hasil penelitian yang persepsi) akan dipresentasikan Siswa diminta mengungkapkan pengalamannya dalam mempresentasikan hasil penelitiannya METODE DAN SUMBER BELAJAR v Pustaka rujukan Alex Suryanto dan Agus Haryanta. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Sumber Belajar Kelas XI Jakarta : ESISPEMBUKA (Apersepsi)
v
V V V V
V
V V V V
Metode
Erlangga halaman 137-140 Arsjad, Maidar G. Dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga Material: VCD, kaset, Rekaman pengajaran berbicara, rekaman presentasi hasil poster penelitian, ujian kesarjanaan/magister/doktor Media cetak dan Komputer, LCD, OHP elektronik Website internet Hasil-hasil penelitian Narasumber Sarjana, Magister, Doktor yang ada di sekolah Model peraga Siswa yang mempunyai pengalaman mempresentasikan karya tulis, siswa anggota KIR Lingkungan Presentasi karya-karya ilmiah di sekitar tempat tinggal siswa atau di perguruan tinggi yang dikenal siswa (presentasi laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi) Presentasi Diskusi Kelompok Inquari Demontrasi /Pemeragaan Model
PENILAIAN
TEKNIK BENTUK
DAN
V V V V V v
Tes Lisan Tes Tertulis Observasi Kinerja/Demontrasi Tagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio Pengukuran Sikap Penilaian diri
INSTRUMEN /SOAL Daftar pertanyaan lisan tentang cara mempublikasikan hasil penelitian Pertanyaan mengenai manfaat publikasi hasil penelitian Tugas/perintah untuk melakukan diskusi, presentasi Daftar pertanyaan uji kompetensi dan kuis uji teori untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap teori dan konsep yang sudah dipelajari
RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI HASIL PENELITIAN NAMA KELAS/NO. ABS TANGGAL PENILAIAN KOMPETENSI DASAR N0 1
Penguasaan materi yang dipresentasikan
2
Kelengkapan pokok-pokok hasil penelitian yang dipresen tasikan
3
Keruntutan dan sistematika penyampaian pokok-pokok hasil penelitian
4
Kemudahan bahasa penyampaian untuk dipahami
5
Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi
6
Kemampuan menggunakan media pendukung penyampaian
: : : : Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar ASPEK YANG DINILAI SKOR
a. Sangat baik b. Baik c. Cukup d. Jelek e. Sangat jelek a. Sangat lengkap b. Lengkap c. Cukup lengkap d. Tidak lengkap e. Sangat tidak lengkap a. Sangat runtut dan sangat sistematis b. Runtut dan sistematis c. Cukup runtut dan cukup sistematis d. Tidak runtut dan tidak sistematis e. Sangat tidak runtut & sangat tidak sistematis a. Sangat mudah dipahami b. Mudah dipahami c. Cukup mudah dipahami d. Sulit dipahami e. Sangat sulit dipahami a. Sangat tepat dan sangat jelas b. Tepat dan jelas c. Cukup tepat dan jelas d. Tidak tepat dan tidak jelas e. Sangat tidak tepat dan tidak jelas a. Sangat baik b. Baik c. Cukup d. Jelek e. Sangat jelek JUMLAH SKOR
Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI HASIL PENELITIAN NAMA KELAS/NO. ABS TANGGAL PENILAIAN
N0
: : :
ASPEK YANG DINILAI
1
Penguasaan materi yang dipresentasikan
2
Kelengkapan pokok-pokok hasil penelitian yang dipresen tasikan
3
Keruntutan dan sistematika penyampaian pokok-pokok hasil penelitian
4
Kemudahan bahasa penyampaian untuk dipahami
5
Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi
6
Kemampuan menggunakan media pendukung penyampaian
a. Sangat baik b. Baik c. Cukup d. Jelek e. Sangat jelek a. Sangat lengkap b. Lengkap c. Cukup lengkap d. Tidak lengkap e. Sangat tidak lengkap a. Sangat runtut dan sangat sistematis b. Runtut dan sistematis c. Cukup runtut dan cukup sistematis d. Tidak runtut dan tidak sistematis e. Sangat tidak runtut & sangat tidak sistematis a. Sangat mudah dipahami b. Mudah dipahami c. Cukup mudah dipahami d. Sulit dipahami e. Sangat sulit dipahami a. Sangat tepat dan sangat jelas b. Tepat dan jelas c. Cukup tepat dan jelas d. Tidak tepat dan tidak jelas e. Sangat tidak tepat dan tidak jelas a. Sangat baik b. Baik c. Cukup d. Jelek e. Sangat jelek JUMLAH SKOR
SKOR Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
KUESIONER PENELITIAN KEMAMPUAN PRESENTASI SISWA DALAM KEGIATAN DISKUSI PADA SISWA KELAS XI MA NUR AS SHOLIHAT SERPONG TANGERANG SELATAN PETUNJUK PENGISIAN 1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data sehubungan dengan penelitian kemampuan presentasu siswa dalam kegiatan diskusi pada siswa kelas XI MA Nur As Sholihat. 2. Bacalah pertanyaan secara seksama sebelum mengisi kuesioner ini. 3. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberikan ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih. 4. Jawablah secara jujur sesuai dengan keadaan. 5. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan untuk engisi kuesioner ini. Nama : ....................................... Kelas : ....................................... No
Katagori Pengamatan
1
Saya memberikan respon positif selama proses pembelajaran berlangsung.
2
Saya menyimak dan memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Saya aktif dalam mengajukan pertanyaan. Saya aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.
3 4 5 6
7 8
9
Saya antusias selama proses diskusi berlangsung. Saya memberikan respon positif terhadap materi yang disampaikan oleh presentator. Saya mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir. Guru sering menggunakan metode diskusi dalam proses belajar mengajar. Saya lebih senang guru menggunakan metode diskusi dibandingkan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran.
Skor dan Indikator Sangat Kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Jml
10
Metode diskusi memudahkan saya dalam memahami pelajaran.
11
Metode diskusi dapat mengembangkan kemampuan presentasi saya.
12
Saya mengalami kesulitan selama diskusi berlangsung.
13
Saya mengalami kesulitan ketika presentasi. Saya tertarik dengan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Kemampuan presentasi penting dalam mengembangkan kemampuan berbicara saya.
14
15
16
Saya sering menjadi presentator ketika diskusi tanpa diminta.
17
Saya sering menjadi presentator ketika diskusi ketika dibujuk oleh guru Saya sering menjadi presentator ketika diskusi ketika didorong oleh teman. Presentasi memiliki banyak manfaat bagi saya.
18
19 20
21
Presentasi membantu saya dalam memudahkan memahami pelajaran. Saya tertarik untuk terus mengembangkan kemampuan presentasi. Jumlah Porsentase Kriteria
FOTO PENELITIAN
Profil Penulis Darmawan laki-laki kelahiran Tangerang, 31 Juli 1992 merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Rohidin dan Ibu Sanut. Penulis skripsi yang berjudul Kemampuan Presentasi Siswa dalam Kegiatan Diskusi Siswa Kelas XI MA Nur As Sholihat Serpong, Tangerang Selatan merupakan lulusan dari MA Nur As Sholihat pada tahun 2011, MTs Nur As Sholihat pada tahun 2008 dan SDN Lengkong Gudang 3 pada tahun 2005. Pada tahun 2016 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah. Selain sibuk menuntut ilmu, selama kuliah mahasiswa ini juga aktif dalam organisasi seperti Forum Guru TPQ Tangerang Selatan (FGTPQ), Ikatan Remaja Masjid AlIhsan, dan Dewan Kemakmuran Masjid Al-Ihsan. Selama kuliah mahasiswa ini juga menjalaninya sambil bekerja di beberapa instansi, tercatat penulis pernah bekerja sebagai Tata Usaha (TU) di SMA IT Al-Husainy, Marbot di Masjid Al-Ihsan dan Pengajar di TPQ Jami’ An-Nur. Sekarang selain tetap mengajar di TPQ Jami’ An-Nur, tercatat juga mengajar di SMK Falatehan, dan MA Nur As Sholihat. Terus berusaha yang terbaik merupakan aktivitasnya sekarang. Laki-laki yang sedang berusaha meraih cita-citanya dengan semangat dan perjuangan yang tidak pernah habis akan selalu terus belajar di mana pun ia berada, dengan motto hidupnya “tidak ada kata tidak, dan tidak ada alasan, yang ada hanyalah berusaha sebaik-baiknya disertai dengan do’a”.