KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM PENULISAN BERITA UTAMA KORAN BANTEN RAYA EDISI 1 APRIL – 31 MEI 2014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Maisyatul Wasiah 1110013000099
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK MAISYATUL WASIAH. NIM: 1110013000099. Skripsi. “Kesalahan Penggunaan Kata Penghubung dalam Berita Utama Koran Banten Raya Edisi 1 April – 31 Mei 2014 dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia” Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dra. Hindun, M.Pd. 2014. Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kata penghubung dalam penulisan berita utama Koran Banten Raya, 2. Mendeskripsikan seberapa banyak total keseluruhan dan kesalahan penggunaan kata penghubung yang paling dominan dalam penulisan berita utama Koran Banten Raya edisi 1 April – 31 Mei 2014. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode simak catat. Hasil penelitian mengenai kesalahan penggunaan kata penghubung yang terdapat pada berita utama Koran Banten RayaEdisi 1 April – 31 Mei 2014 terdiri dari kesalahan penggunaan kata namun, tetapi, sedangkan, karena, dan, bahkan, padahal, dan lain-lain. Banyaknya kesalahan tersebut dalam setiap berita utama berkisar antara 0 – 6 buah. Total keseluruhan dari edisi April sampai akhir Mei 2014 yaitu 82 buah kesalahan. Kesalahan penggunaan kata penghubung yang paling dominan yaitu kata penghubung namun, tetapi, dan, karena, dan sedangkan. Kata kunci: Kesalahan Berbahasa, Kata Penghubung, BeritaUtama, Koran Banten Raya
i
ABSTRACT MAISYATUL WASIAH NIM: 1110013000099. Skripsi. "Errors in the Use of Conjunction in the Newspaper Headline of Banten Raya 1st Edition April 1 - May 31, 2014 and Its Implications towards Indonesian Language Learning” Department of Indonesian Language and Literature Education Faculty of Tarbiyah and Teachers Training Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Dra . Hindun, M.Pd. 2014 . This study aims to know 1. To describe type errors in the use of conjunction in writing newspaper headlines of Banten Raya, 2. To describe how many errors n errors of using conjunction the most dominant in writing newspaper headlines of Banten Raya 1st edition April 1 - May 31, 2014. This study uses descriptive analysis using a qualitative approach . Data collection and processing is done in this study using the method see note. Based on the results of this study, it can be concluded that the errors in using conjunction in writing newspaper headline of Banten Raya 1st edition consisted of words misused such as but, yet, because and others. The number of errors that occurred in each of the headlines ranged between 0 – 6 pieces. The total of whole errors from the beginning of April until the end of May 2014 is 82 pieces of error. Errors in the Use of Conjunction the most dominant is yet, but and, because, and while. Keyword: Speak error, Conjunction, Headline, Newspaper of Banten Raya
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah,
puji
syukur
penulis
persembahkan kepada Tuhan semesta alam, pencipta jagat raya dan seluruh isinya, Allah Swt, yang telah memberikan nikmat sehat baik jasmani maupun rohani kepada penulis. Berkat rahmat dan nikmat Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kesalahan Penggunaan Kata Penghubung dalam Berita Utama Koran Banten Raya Edisi 1 April - 31 Mei 2014 dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Shalawat dan salam tidak lupa penulis ucapkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, semoga syafaatnya dapat kita peroleh. Dalam proses penulisan skripsi ini tentunya tidak luput dari bantuan, doa, dan semangat dari berabagai pihak. Berkat doa, bantuan, dan semangat yang penulis dapatkan dari semua pihak, penulis tidak akan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada: 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D., selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan; 2. Drs. Didin Syafruddin, M.A., Ph. D., selaku PLT ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; 3. Dra. Hindun, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selama masa bimbingan beliau selalu menasehati dan memberi masukan-masukan kepada penulis; 4. Makyun Subuki, M.Hum., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu membuat mahasiswanya tersenyum dan ceria; 5. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia memberikan ilmu dan pengalaman kepada mahasiswanya;
iii
6. Kepada orangtua terindu, Abah Drs. H. Hawasi Suma (Alm), Ibu Dra. Hj. Rif’ah (Almh) yang telah mendidik penulis dengan sabar dan penuh perhatian semasa hidupnya; 7. Kakak, adik tersayang, kakak ipar, dan keponakan, Izzatul Fatonah, S.Pd., Haflatus Solihah, dan sang adik Obey Al Farobi yang telah memberikan semangat, doa, dan dukungan-dukungan yang sangat luar biasa kepada penulis. Ahmad Hafid, S.Kom, Fatoni, selaku kakak ipar, terimakasih atas dukungannya. Afikoh dan Zahwa Qirani Nafeeza selaku keponakan saya yang sangat lucu dan imut, terimakasih telah membuat saya selalu tersenyum gembira di saat penulis mengalami kebuntuan dalam proses mengerjakan skripsi ini; 8. Nenek tersayang Hj. Munawaroh, yang telah mendampingi penulis dan keluarga hingga dewasa dan tidak letih dalam mendoakan cucu-cucunya; 9. Seluruh keluarga besar H. Sulaiman (Alm) dan Hj. Munawaroh, H. Mukhlisi dan Hj. Juwailah (Almh), terimakasih telah memberikan semua dukungan-dukungannya kepada penulis; 10. Sahabat-sahabat saya Six Child, Nurul Aliyah, Rica Dalie Arden, Rizka Argafani, Titiek Muryani, dan Muhammad Agus Kuswanto, terima kasih telah mendampingi penulis dalam suka duka menjalani masa-masa kuliah; 11. Anak-anak kosan RAD, Nia Imaniah, S.E. Sy, Wita Andriani, Maisyah Rahmanita Putri, Uni Dian, terimakasih telah memberikan semangat, dukungan, dan candaan-candaan selama saya kuliah dan berada di kosan RAD; 12. Kepada Mawaddah Warahmah, selaku sepupu penulis, terima kasih telah bersedia menemani bergadang saat penulis mengerjakan skripsi; 13. Orang spesial yang telah memberikan dukungan dan bantuannya kepada penulis, Rizki Padillah, Mufti Ansori, Yanuar Arisdia Irka, Atma Wijaya, Nasrudin, Asrori, Andy Afandi, Khairul Iman, Muiyah, Mafazah, dan kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu; 14. Mahasiswa Kelas C Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010, terima kasih atas dukungannya;
iv
15. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa satu persatu saya sebutkan, terimakasih atas semangatnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya untuk semua rekan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dan umumnya untuk semua. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya saja tidak cukup untuk rekan-rekan yang telah memberikan dukungannya terhadap penyelesaian skripsi ini. oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari semuanya.
Jakarta, November 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................
i
ABSTRACT ..............................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................
iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................
5
C. Pembatasan Masalah .....................................................................................
6
D. Perumusan Masalah ......................................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ...................................................................................................
8
1. Hakikat kesalahan berbahasa ..................................................................
8
2. Kata penghubung ....................................................................................
9
a. Definisi kata penghubung .................................................................
9
b. Fungsi kata penghubung ...................................................................
10
c. Jenis-jenis kata penghubung .............................................................
11
3. Berita .......................................................................................................
18
a. Definisi berita ....................................................................................
18
b. Jenis berita .........................................................................................
18
c. Berita utama ......................................................................................
19
B. Penelitian yang Relevan ................................................................................
19
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek penelitian ............................................................................................
24
B. Metode penelitian ..........................................................................................
24
C. Sumber data ...................................................................................................
24
D. Pengumpulan data .........................................................................................
25
E. Analisis data ..................................................................................................
25
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum objek penelitian ................................................................
26
B. Deskripsi hasil penelitian ..............................................................................
30
BAB V PENUTUP A. Simpulan .......................................................................................................
63
B. Saran ..............................................................................................................
63
C. Implikasi ........................................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
65
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kesalahan Penggunaan Kata Penghubung dalam Berita Utama Koran Banten Raya Edisi April 2014 Tabel 2 Kesalahan Penggunaan Kata Penghubung dalam Berita Utama Koran Banten Raya Edisi Mei 2014
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Berita Utama Koran Banten Raya Edisi 1 April – 31 Mei 2014 Lampiran 2 Lembar Uji Referensi Lampiran 3 Lembar Pengesahan Uji Referensi Lampiran 4 RPP Lampiran 5 Riwayat Hidup Penulis
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh manusia. Bahasa juga dapat diartikan dengan segala bentuk bunyi-bunyi atau simbol yang bermakna yang diucapkan oleh manusia. Bunyi-bunyi atau simbolsimbol yang diucapkan oleh manusia berfungsi untuk menyampaikan informasi, ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat seseorang kepada lawan bicaranya.Bahasa sering diartikan alat yang mencerminkan kepribadian seseorang. Baik buruknya sifat, sikap, dan kepribadian seseorang dapat terlihat dari bahasa yang digunakan.Bahasa dapat tercipta karena adanya interaksi dua arah. Di sinilah letak bahasa yang berfungsi untuk menyampaikan informasi, maksud, pesan, dan pendapat seseorang, dan di sini pula dapat dilihat kepribadian seseorang melalui bahasa yang ia pakai. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, atau di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu memperhatikan norma bahasa.1 Adakalanya dalam berinteraksi manusia melakukan kesalahan berbahasa. Corder yang dikutip Nababan menyatakan bahwa analisis
1
E Zainal Arifin dan Farid Hadi, 1001 Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Pressindo, 1991),
h. 9.
1
2
kesalahan merupakan suatu aktivitas yang mengkaji kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar BT dalam proses belajar mengajar BT tersebut.2 Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan dalam bukunya menyatakan bahwa kesalahan berbahasa merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa. 3 Jadi, dapat dikatakan bahwa kesalahan berbahasa merupakan bentuk kesalahan dalam menuturkan bahasa yang diucap atau dibuat oleh seseorang. Tidak dapat dipungkiri bahwa kerap kali dalam berinteraksi atau berkomunikasi sering terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam berbahasa, baik disengaja maupun tidak disengaja. Keadaan yang melatarbelakangi seseorang melakukan kesalahan berbahasa tentu akan berbeda-beda. Mulai perbedaan kepribadian, sifat, sikap, genre, suku, keadaan lingkungan dan sebagainya. Kesalahan berbahasa sering kali disebut dengan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan.Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian yang menyimpang dari norma-norma atau kaidah-kaidah yang berlaku. Hal tersebut terkadang atau bahkan sering dilakukan oleh seseorang. Adanya kesalahan penggunaan bahasa bukanlah sesuatu yang aneh.Sebenarnya, kesalahan umum pemakaian bahasa Indonesia dalam masyarakat merupakan suatu gejala yang wajar. Kesalahan umum berbahasa Indonesia timbul dalam masyarakat, antara lain, karena bahasa Indonesia sedang berkembang. Penggunaan bahasa Indonesia sedang menuju ke penggunaan bahasa yang standar. Di satu pihak para pakar bahasa menyarankan pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah, tetapi
2
Sri Utari Subyakto Nababan, Analisis Kontrastif dan Kesalahan: Suatu Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa, (Jakarta: IKIP, 1994), h. 5. 3 Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1988), h. 141.
3
di pihak lain masyarakat masih terbiasa berbahasa dengan mengabaikan kaidah.4 Kesalahan merupakan ciri pembelajaran. Ada pepatah mengatakan “Kalau takut salah jangan memasuki dunia pembelajaran”.Kalimat tersebut dapat menjadi suatu acuan agar kelak seseorang dapat menjadi yang terbaik. Seorang ilmuwan juga mengatakan bahwa kesalahan berbahasa berasal dari kesalahan dan kekeliruan. Jika terjadinya kesalahan disebabkan karena faktor “Kesalahan”yang berarti mutlak berasal dari kesalahan diri seseorang karena ia sama sekali tidak mengetahuinya, sedangkan
kesalahan
penggunaan
yang
disebabkan
oleh
faktor
“Kekeliruan” yang berarti sebuah penyimpangan yang disebabkan oleh faktor performansi, seperti kehilangan ingatan, kelelahan, dan kondisi psikologi seseorang pada saat menggunakan bahasa itu, tetapi tidak dapat menampilkan dengan sempurna. Meskipun kesalahan merupakan cirri pembelajaran, seperti yang sudah dipaparkan di atas. Namun, melakukan kesalahan berbahasa dapat mengakibatkan seseorang salah paham. Baik di dalam bahasa tulisan atau bahasa lisan.Bahasa lisan digunakan untuk berinteraksi antara satu orang dengan satu orang lainnya. Jika dalam berinteraksi melakukan kesalahan, informasi yang ingin disampaikan seseorang kepada seseorang lainnya akan berbeda dengan apa yang dimaksud oleh seseorang tersebut. Artinya, kesalahan
berbahasa
dapat
berakibat
fatal
dalam
berinteraksi,
berkomunikasi, dan menyampaikan informasi. Penulisan berita yang ada di media massa koran terdapat ragam bahasa tulis yang bervariasi. Akronim, singkatan, kata ulang, sinonim dan antonim, kata penghubung, kata depan, dan pemenggalan kata merupakan unsur bahasa yang sering digunakan. Namun, penulisan berita yang terdapat di media massa biasanya terdapat penulisan-penulisan mengenai 4
E Zainal Arifin dan Farid Hadi, op. cit., h. 13.
4
akronim, kata ulang, singkatan, pemenggalan yang ditulis dengan tidak benar atausalah dan tidak mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Keadaan yang seperti itu tentu dapat dicapai bila seluk-beluk kesalahan itu dikaji secara cermat dan mendalam. Dalam mengakaji dan meneliti sebuah tulisan atau karya harus dilakukan dengan kritis dan mendalam. Jika dalam meneliti tidak dilakukan secara serius, tentu hasilnya tidak memuaskan. Pada penulisan berita utama Koran Banten Raya masih dijumpai kesalahan penggunaan kata penghubung dan singkatan. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan. Jika dalam penulisan berita Koran Banten Raya terdapat kesalahan yang tidak berurutan adanya, dapat dikatakan kesalahan itu disebabkan oleh faktor kekeliruan.Jika kondisi seperti itu terjadi secara berurutan, disebabkan oleh faktor kesalahan, dan dapat diartikan bahwa berita Koran Banten Raya tidak mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Kata penghubung adalah salah satu ragam bahasa tulis yang digunakan pada setiap tulisan termasuk dalam penulisan berita utama dalam koran. Kata penghubung merupakan kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat disebut kata penghubung.5 Konjungtor, yang juga dinamakan kata sambung, adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.6 Dari dua paparan di atas dapat dikatakan bahwa kata penghubung merupakan kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat, dan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf.Kata penghubung dibagi menjadi dua jenis, yaitu kata penghubung koordinatif dan suboordinatif. Kata penghubung koordinatif adalah kata yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang 5
Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000),
h. 140. 6
Alwi, Hasan, Soejono D, Hans Lapoliwa dan Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008),h.296.
5
kedudukannya sederajat atau setara. Kata penghubung suboordinatif yaitu kata yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya
bertingkat.
Untuk
lebih
jelasnya
penulisakan
memaparkannya pada Bab II. Penelitian ini dilakukan tidak hanya menganalisis atau mengkaji mengenai kesalahan yang terjadi pada penulisan berita utama Koran Banten Raya saja, melainkan penulis memikirkan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Kesalahan penggunaan bahasa khususnya kesalahan penggunaan kata penghubung masih seringkali dijumpai pada karya atau tulisan yang dilakukan oleh siswa. Mengingat kesalahan tersebut dapat dilakukan oleh para siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, penulis memikirkan implikasinya terhadap pembelajaran dalam mengkaji kesalahan penggunaan bahasa tersebut. Berdasarkan uraian-uraian di atasdapat bahwa dalam bahasa tulis masih sering kali dijumpai kesalahan. Salah satunya yaitu kesalahan penggunaan kata penghubung. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisis secara menyeluruh, kritis, mendalam, dan cermat mengenai kesalahan penggunaan kata penghubung yang terdapat dalam berita utama Koran Banten Raya. Penulis melakukan penelitian yang berjudul “Kesalahan Penggunaan Kata Penghubung dalam Berita Utama Koran Banten Raya Edisi 1 April – 31 Mei 2014 dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Penulis berharap semoga kelak kajian atau tulisan ini bermanfaat bagi guru dan siswa khususnya, umumnya bermanfaat bagi semuanya. B. Identifikasi masalah Dalam berbahasa tulisan, kesalahan masih sering kali dijumpai. Kesalahan berbahasa itu disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun bentuk kesalahan yang sering dijumpai yaitu meliputi:
6
1. Penggunaan kata depan 2. Penggunaan awalan 3. Kata penghubung 4. Akronim 5. Singkatan 6. Imbuhan 7. Pemenggalan kata 8. Kata ulang, dan lain lain.
C. Pembatasan masalah Dari pemaparan identifikasi masalah di atas bahwa sebenarnya kesalahan berbahasa atau kesalahan penggunaan bahasa dapat meliputi banyak hal, salah satunya yaitu kesalahan penggunaan kata penghubung. Pada kesempatan ini penulis membatasi masalah penelitian mengenai kesalahan berbahasa yang berfokus pada penggunaan kata penghubung dalam
berita
utama,
dengan
melakukan
penelitian
yangberjudul
“Kesalahan Penggunaan Kata Penghubung dalam Berita Utama Koran Banten Raya Edisi 1April – 31 Mei2014. Berita utama yang terdapat di media masa Koran merupakan informasi yang ditunggu-tunggu oleh pembacanya. D. Perumusan masalah 1. Bagaimana bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kata penghubung dalam berita utama Koran Banten Raya edisi 1 April-31 mei 2014? 2. Seberapa banyakdan kesalahan penggunaan kata penghubung apakah yang paling dominan dalam berita utama Koran Banten Raya? 3. Bagaimana implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia?
7
E. Tujuan penelitian 1. Untuk
mengetahui
bentuk-bentuk
kesalahan
penggunaan
kata
penghubung dalam berita utama Koran Banten Raya edisi 1 April – 31 Mei 2014. 2. Untuk mengetahui seberapa banyakdan kesalahan penggunaan kata penghubung paling dominan yang terdapat pada Koran Banten Raya. 3. Untuk mengetahui secara konkret implikasi penggunaan kata penghubung terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.
F. Manfaat penelitian Sebuah penelitian akan menjadi baik dan bagus jika penelitian tersebut mengandung dan dapat memberi manfaat kepada semuanya. Baik itu manfaat teoretis maupun manfaat praktis. Adapun manfaat teoritis dan praktis yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu: 1. Manfaat teoretis a. Dalam penelitian ini diharapkan agar dapat mengetahui tentang seluk beluk kesalahan berbahasa. b. Agar dapat mengetahui seluk beluk kata penghubung. c. Agar dapat mengetahui jenis-jenis kata penghubung. d. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
2. Manfaat praktis a. Membantu peneliti untuk dapat mengetahui seluk beluk kata penghubung dan penggunaannya. b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk menjadikan penelitian ini sebagai referensi pembelajaran. c. Diharapkan kepada semuanya agar tidak melakukan kesalahan berbahasa khususnya penggunaan kata penghubung.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Kesalahan Berbahasa Corder yang dikutip Nababan menyatakan bahwa analisis kesalahan merupakan suatu aktivitas yang mengkaji kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar BT dalam proses belajar mengajar BT tersebut.1 Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan dalam bukunya menyatakan bahwa kesalahan berbahasa merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa. 2 Dapat dikatakan bahwa kesalahan berbahasa merupakan bentuk kesalahan dalam menuturkan bahasa yang diucap atau dibuat oleh seseorang. Kesalahan berbahasa biasanya disebabkan oleh kesalahan dan kekeliruan.
Kekeliruan
pada
umumnya
disebabkan
oleh
faktor
performansi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya. Kekeliruan biasanya bersifat acak, artinya dapat terjadi pada setiap tataran linguistik. Sebaliknya, kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya, siswa memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten, jadi secara sistematis.3
1
Sri Utari Subyakto, Nababan, Analisis Kontrastif dan Kesalahan: Suatu Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa, (Jakarta: IKIP, 1994), h. 5. 2 Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1988), h. 141. 3 Ibid, h. 75-76
8
9
2. Kata penghubung Dalam kajian morfologi lazim dibedakan adanya dua macam katakata, yaitu kata-kata dari kelas terbuka dan kata-kata dari kelas tertutup. Konjungsi atau kata penghubung termasuk ke dalam anggota kelas tertutup.4 Kata perangkai adalah sekelompok kata yang berfungsi untuk merangkaikan atau menghubungkan kata-kata atau bagian-bagian kalimat, atau pun kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dan sekaligus menentukan jenis hubungannya. Hal-hal yang termasuk kata perangkai adalah kata depan dan kata penghubung, dan keduanya merupakan bentuk terikat dari secara sintaksis.5
a. Definisi kata penghubung Kata penghubung merupakan kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat disebut kata penghubung.6 Konjungtor, yang juga dinamakan kata sambung, adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.7 Selain pengertian konjungsi tersebut, Abdul Chaer dalam bukunya menjelaskan bahwa konjungsi atau kata penghubung adalah kata-kata yang menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dengan kata, antara klausa dengan klausa, atau antara kalimat dengan kalimat.8 Hal yang sama mengenai kata penghubung atau konjungsi, I Made Purwa mengatakan bahwa, konjungsi adalah kata yang berfungsi
4
Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 48. 5 Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, Sebuah Analisis Praktis Bahasa Baku, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 80. 6 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), h.140. 7 Alwi, Hasan, Soejono D, Hans Lapoliwa dan Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h.296. 8 Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 98.
10
sebagai perangkai kata atau perangkai kalimat.9 Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kata penghubung merupakan kata yang menghubungkan antara kata atau kalimat yang satu dengan yang lainnya. Nama lain kata penghubung adalah kata sambung. Gorys Keraf menyatakan bahwa kata sambung adalah kata yang menguhubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat, atau menghubungkan kalimat-kalimat.10 Hal yang serupa mengenai kata sambung atau kata penghubung ditegaskan oleh Lamuddin Finoza yang menyatakan bahwa kata sambung adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.11 Berbeda dengan Harimurti Kridalaksana yang menyatakan bahwa konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi.12 Selanjutnya Kunjana Rahardi menyatakan
bahwa
kata
penghubung
merupakan
kata
yang
menghubungkan satuan kata dengan satuan kata, satuan frasa dengan satuan frasa, dan satuan klausa dengan satuan klausa.13 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kata penghubung merupakan kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata, frasa, klausa, dan kalimat. b. Fungsi Kata Penghubung Menurut fungsinya, konjungsi dapat dibedakan menjadi (a) konjungsi koordinatif, yakni konjungsi yang bertugas menghubungkan satuan-satuan kebahasaan yang sejajar, (b) konjungsi subordinatif, yakni konjungsi yang bertugas menghubungkan satuan-satuan kebahasaan yang tidak sejajar karena yang satu merupakan induk kalimat dan yang lainnya 9
I Made Purwa, I Wayan Sudiartha, dkk, Struktur Bahasa Idate, (Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 1994), h. 48. 10 Gorys Keraf, Tata Bahasa Indonesia, (Jakarta: Nusa Indah, 1969), h. 79. 11 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Muliam 2009), h. 97. 12 Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 102. 13 Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 14.
11
merupakan anak kalimat, (c) konjungsi korelatif, yakni konjungsi yang kehadirannya mensyaratkan kehadiran konjungsi yang lainnya karena bentuk-bentuk kebahasaan itu memang saling berkorelasi.14 Jenis pertama dapat disebutkan misalnya ‘dan’, ‘maka’, ‘tetapi’, ‘melainkan’, ‘sedangkan’. Jenis yang kedua dapat disebutkan misalnya ‘karena’, ‘sehingga’, ‘jika’, ‘sebab’, ‘ketika’. Adapun jenis yang ketiga dapat
disebutkan
misalnya
‘antara…dan’,
‘tidak…tetapi’,
‘baik…maupun’, ‘bukan…melainkan’.15 Berdasarkan posisinya, ada yang disebut sebagai konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat. Kunjana Rahardi menyatakan bahwa konjungsi intrakalimat merupakan konjungsi yang menghubungkan entitas kebahasaan yang ada dalam kalimat, sedangkan konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan entitas kebahasaan yang ada dalam sebuah kalimat dengan entitas kebahasaan yang berada di luar kalimat itu. Baik konjungsi koordinatif, suboordinatif, maupun korelatif, semuanya termasuk konjungsi intrakalimat kalau diperiksa berdasarkan posisinya.16 Abdul Chaer menyatakan bahwa konjungsi intrakalimat merupakan konjungsi yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa yang berada di dalam sebuah kalimat. Konjungsi antarkalimat adalah kata atau gabungan kata yang menghubungkan kalimat dengan kalimat atau paragraf dengan paragraf berikutnya.17 c. Jenis- jenis Kata Penghubung Kata penghubung dalam bahasa Indonesia sangat beragam. There are several conjungtions in Bahasa Indonesia and they are very easy to
14
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 65. 15 Ibid. 16 Ibid. 17 Abdul Chaer, Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Nusa Indah, 1990), h. 53 & 56.
12
use. Each of them I’ll show you in a sentence. And (dan), Saya dan Dila akan ke Bali minggu depan. Or (Atau), Saya akan telepon hari ini atau besok. But ((Te)tapi), Kami mau ikut, tapi tidak ada waktu. Even more (Bahkan), Dia sudah tahu bahkan sudah mencoba.18 Kata penghubung dapat dibedakan menjadi kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat. a) Kata penghubung intrakalimat 1) Kata Penghubung “Dan” Kata
penghubung
(konjungsi)
dan
berfungsi
menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa. Misalnya, sapi dan kuda; orang kaya dan rakyat melarat; murid-murid bermain dan guru mengawasinya. Menurut contoh di atas, tidak digunakan tanda koma (,) sebelum kata dan, atau dibelakang kata yang mendahului kata dan itu. Namun , menurut EYD, koma digunakan di depan kata dan bila benda, hal, sifat, yang disebutkan berturut-turut dalam kalimat lebih dari dua. Bunyi aturan itu sebagai berikut: “Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.” Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Dalam kalimat di atas ini ada benda yang dirinci dan benda itu lebih dari dua yaitu kertas, pena, tinta. Kalau tanda yang disebutkan hanya dua buah, tidak digunakan tanda koma pemisah itu. Misalnya, Amin dan Udin, gedung dan gubuk, penduduk asli dan orang asing.
18
Drs. Gusrizal, Lets Study Bahasa Indonesia With A New Method, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2009), h. 160-161.
13
Catatan: Jika yang digabung lebih dari dua kata, maka kata penghubung dan hanya digunakan di antara dua buah kata yang terakhir. Contoh: Kami memerlukan kerta, gunting, lem dan benang.19 2) Kata Penghubung “Dengan” Kata penghubung dengan dengan fungsi untuk menyatakan „gabungan biasa‟ dapat digunakan di antara dua buah kata benda. Contoh : Ibu dengan ayah pergi ke Bogor. 3) Kata Penghubung “Serta” Kata penghubung serta dengan fungsi untuk menyatakan „gabungan biasa‟ digunakan di antara dua buah kata benda. Contoh: Kakek serta nenek akan datang minggu depan.20 4) Kata penghubung “Atau” Kata penghubung atau dengan fungsi untuk menyatakan „memilih‟ dapat digunakan di antaranya:
Dua buah kata benda atau frase benda. Contoh: Nama orang itu Andi atau Andi?
Dua buah kata kerja. Contoh: Jangan menegur atau mengajak bicara anak-anak nakal itu.
Dua buah kata sifat yang berlawanan maknanya. Contoh: Kaya atau miskin di hadapan Tuhan tidak ada yang berbeda.
Kata kerja atau kata sifat dengan bentuk ingkarnya. Contoh: Kamu mau datang atau tidak, itu adalah urusanmu!
19
J. S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar IV, (Jakarta: Gramedia Pustaka Indonesia. 1995), h. 210. 20 Chaer, op. cit., h. 140
14
Dua buah klausal dalam sebuah kalimat majemuk setara. Contoh: Sebaiknya kita berangkat sekarang saja, atau kita tunggu dulu kedatangan beliau.21
5) Kata Penghubung “Tetapi” Kata penghubung tetapi dengan fungsi untuk menyatakan „menggabungkan mempertentangkan‟ digunakan di antara:
Dua buah kata sifat yang berkontras di dalam sebuah kalimat. Contoh: Anak itu cerdas tetapi malas
Dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang sama sedangkan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berkontras. Contoh: Rumah itu besar dan indah tetapi halamannya sempit
Dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang tidak sama dengan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berlawanan. Contoh: Ali sangat pandai tetapi Sudin sangat bodoh
Dua buah klausa yang klausa pertama berisi pertanyaan dan klausa kedua berisi pengingkaran dengan kata TIDAK. Contoh: Saya memang hadir di sana tetapi tidak melihat hal-hal yang mencurigakan Catatan: Kata penghubung tetapi jangan digunakan sebagai penghubung antarkalimat. Contoh: Saya ingin terus belajar. Tetapi ayah menyuruh saya bekerja (seharusnya: Saya ingin terus belajar, tetapi ayah menyruh saya bekerja).22
21 22
Ibid., h. 143-147 Ibid.
15
6) Kata Penghubung “Sedangkan” Kata
penghubung
menggabungkan
Sedangkan
mempertentangkan
dengan atau
fungsi
untuk
mengkontraskan
digunakan di antara dua buah klausa. Contoh: Kami bekerja keras memperbaiki tanggul yang jebol itu, sedangkan mereka berdua duduk-duduk saja berpangku tangan.23 7) Kata Penghubung “Malah” atau “Malahan” Kata penghubung malah atau malahan dengan fungsi untuk „menguatkan mempertentangkan‟ digunakan di antara dua buah klausa yang amanat keduanya bertentangan. Contoh: 1. Dinasehati baik-baik bukannya menurut, malahan dia melawan kita. 2. Diberi pertolongan bukannya mengucapkan terima kasih, malah dia memburuk-burukkan nama kita. 8) Kata Penghubung Apalagi Kata penghubung Apalagi dengan fungsi untuk menyatakan „menggabungkan menguatkan‟ digunakan pada awal keterangan tambahan atau kalimat tambahan. Contoh: Kamu saja yang lulusan SMA tidak tahu, apalagi saya yang cuma tamatan SD. Catatan: Secara opsional kata penghubung Apalagi dapat diikuti kata Kalau atau Jika, bila digunakan pada kalimat yang tidak bersubjek. Contoh: Dia memang nakal, apalagi kalau di sekolah. Kata penghubung Lebih-lebih pula atau Lebih-lebih lagi dengan fungsi untuk menyatakan „menguatkan‟ dapat digunakan pada awal keterangan tambahan atau kalimat tambahan, sebagai
23
Ibid.
16
varian dari kata penghubung Apalagi atau Apalagi kalau. Contoh: Anak itu memang nakal; lebih-lebih lagi di sekolah.24
9) Kata Penghubung Karena Kata
Penghubung
Karena
dengan
fungsi
untuk
„menggabungkan menyatakan alasan‟ digunakan di depan kata, frase, atau klausa yang ber-fungsi sebagai keterangan di dalamsebuah kalimat majemuk setara. Contoh: Dia tidak masuk sekolah karena hujan.25 b) Kata penghubung antarkalimat dan kata maka 1) Kata Penghubung “Namun” Kata penghubung namun dengan fungsi „menghubungkan mempertentangkan‟ digunakan di antara dua buah kalimat.Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya, berisi pernyataan; dan kalimat kedua berisi pernyataan yang kontras dengan kalimat pertama. Contoh: Sejak kecil dia kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun, setelah dewasa dan jadi orang besar dia lupa kepada kami. Catatan: Kata penghubung Namun sesungguhnya sama fungsinya dengan kata penghubung Tetapi. Namun, kata penghubung Tetapi hanya digunakan sebagai penghubung antarklausa, sedangkan kata penghubung
Namun
digunakan
sebagai
antarkalimat.Perhatikan kembali contoh di atas.
24
Ibid. Ibid.
25
penghubung
17
2) Kata Penghubung “Sebaliknya” Kata
penghubung
Sebaliknya
dengan
fungsi
untuk
menyatakan „menggabungkan mempertentangkan dengan tegas‟ dapat digunakan di antara dua buah klausa dan di antara dua buah kalimat. Contoh: Di hadapan kita dia memang ramah. Sebaliknya, jauh dari kita sombongnya bukan main. 3) Kata Penghubung “Bahkan” Kata penghubung Bahkan dengan fungsi „menggabungkanmenguatkan‟ dapat digunakan di antara dua buah kalimat. Contoh: Anak itu memang nakal. Bahkan ibunya sendiri pernah ditipunya. 4) Kata penghubung “Lagipula” Kata
penghubung
Lagipula
dengan
fungsi
untuk
menyatakan „menggabungkan menegaskan‟ digunakan di dalam kalimat (klausa) tambahan. Contoh: Saya tidak hadir karena sakit. Lagipula saya tidak diundang.26 Kata maka sering menyertai ungkapan penghubung antarkalimat, seperti sehubungan dengan itu maka, oleh karena itu maka, dengan demikian maka, setelah itu maka, jika demikian maka, sebagaimana terlihat pada contoh-contoh berikut.
Sehubungan dengan itu maka suatu penlitian harus dibatasi secara jelas supaya simpulannya terandalkan.
Oleh karena itu maka perencanaan penelitian harus disusun berdasarkan observasi lapangan.
Dengan
demikian
maka
dilaksanakan dengan baik.
26
Ibid.
rencana
yang
disusun
dapat
18
Jika demikian maka penelitian tidak akan menemukan hambatan.
Setelah itu maka peneliti dapat menyusun rencana penelitian tahap berikutnya. Contoh kalimat-kalimat itu banyak terdapat dalam ragam
bahasa lisan.Kata maka pada kalimat-kalimat itu ditiadakan dan digunakan tanda koma karena kata maka tidak menyandang fungsi, atau unsur penghubung antarkalimat itu ditiadakan sehingga kata maka menjadi penghubung antarkalimat; dan susunan kalimat menjadi gramatikal. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan maka ditiadakan dan digantikan dengan tanda koma.27 3. Berita a. Definisi berita Berita itu adalah sesuatu yang nyata, news is real.28 M. Lyle Spencer, dalam buku News writing menyebutkan berita merupakan kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca. Willard C. Blayer, dalam buku Newspaper Writing and Editing mengemukakan, berita adalah sesuatu yang termasa dipilih wartawan untuk dimuat di surat kabar karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca media cetak tersebut.29 b. Jenis berita Hard news (berita hangat) punya arti penting bagi banyak pembaca, pendengar dan pemirsa karena biasanya berisi kejadian yang “terkini” yang baru saja terjadi atau akan terjadi di pemerintahan, politik,
27
DR. Dendy Sugono, Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 226. 28 Luwi Ishwara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, (Jakarta: Kompas, 2007), h. 52. 29 Mondry, M.Sos, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 132-133.
19
hubungan luar negeri, pendidikan, ketenagakerjaan, agama, pengadilan, pasar finansial, dan sebagainya. Soft news (berita ringan) biasanya kurang penting karena isinya menghibur, walaupun kadang juga memberi informasi penting. Berita jenis ini seringkali bukan berarti terbaru. Di dalamnya memuat berita human interest atau jenis rubrik feature. Berita jenis ini lebih menarik bagi emosi ketimbang akal pikiran.30 c. Berita Utama Harimurti Kridalaksana dalam bukunya Leksikon Komunikasi menyatakan bahwa berita utama adalah berita penting yang diberi judul dan ditempatkan secara mencolok.31 Selaras dengan yang dikatakan oleh Kurniawan Djunaedi bahwa berita utama adalah berita yang dianggap sangat layak dipasang di halaman depan dengan judul yang merangsang perhatian dan menggunakan tipe huruf yang relative besar. Pendeknya, berita istimewa.32 Tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan AM Hoeta Soehoet bahwa berita utama adalah berita yang menurut penilaian redaksi surat kabar adalah yang paling penting dari semua berita yang disajikan dalam surat kabarnya hari itu.33 Dari paparan definisi para ahli mengenai berita utama tersebut, dapat disimpulkan bahwa berita utama adalah berita yang paling penting, hangat, dan baru dari semua berita yang ada di surat kabar tersebut. B. Penelitian yang relevan Penelitian
mengenai
penggunaan
kata
penghubung
pernah
dilakukan oleh para peneliti terdahulu yakni:
30
Tom E. Rolnicki, C. Dow tate, Sherri A. Taylor, Pengantar Dasar Jurnalisme, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 2-3. 31 Harimurti Kridalaksana, Leksikon Komunikasi, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), h. 32 Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedia Pers Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 457. 33 AM Hoeta Soehoet, Media Komunikasi, (Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta HSIP, 2003), h. 51.
20
1. Erny Widiastuty, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
dalam
skripsi
yang
berjudul
“Analisis
Kesalahan
Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII MTs Daarul Hikmah Pamulang”. Hasil skripsinya menyatakan bahwa data hasil analisis kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII sebanyak 33 kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan deskripsi dari 30 siswa. Data kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan deskripsi menunjukkan bahwa kesalahan penggunaan konjungsi intrakalimat sebanyak 18 kesalahan atau 3,31%, kesalahan penggunaan konjungsi antarkalimat sebanyak 15 kesalahan atau 6,94%. Dengan demikian hasil tertinggi dari hasil analisis
kesalahan
penggunaan
konjungsi
adalah
konjungsi
intrakalimat dengan 3,31% dari 30 siswa dan hasil terendah dari hasil analisis kesalahan penggunaan konjungsi antarkalimat dengan 6,94% dari 30 siswa. Perbedaan penelitian Erny Widiastuty dengan skripsi ini adalah: a. Skripsi Erny Widiastuty dilakukan pada tahun 2012, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 b. Terletak pada objek penelitiannya. Objek penelitian Erny Widiastuty yaitu berupa karangan deskripsi siswa kelas VIII MTs Daarul Hikmah Pamulang, sedangkan objek penelitian ini adalah berita utama Koran Banten Raya. c. Sampel yang digunakan Erny Widiastuty sebanyak 30 Siswa sedangkan penelitian ini mengambil sampel berita utama dalam dua bulan, April dan Mei 2014. 2. Rusnia, dalam skripsi yang berjudul “Analisis Penggunaan Kata Penghubung Dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224”. Penelitian tersebut dilakukan oleh Rusnia di daerah Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Hasil skripsinya menyatakan
bahwa
seluruhnya
dari
jumlah
sampel
mampu
21
menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia dengan tepat. Data menunjukkan dari 20 sampel, 16 sampel yang memperoleh skor 13 ke atas dengan nilai 6,5 ke atas. Selebihnya memperoleh skor 12 ke bawah, yaitu memperoleh nilai kurang dari 6,5 sebanyak 4 siswa. Jadi, siswa yang dikatakan mampu menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia apabila memperoleh nilai 6,5 ke atas, yang memperoleh kurang dari 6,5 dikatakan belum mampu. Oleh karena itu, siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas masih perlu diberi pengayaan agar mereka memiliki wawasan yang luas tentang pelajaran kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia. Dan yang mendapat nilai kurang dari 6,5 masih perlu diberi bimbingan dan latihan yang lebih banyak agar mereka lebih terampil menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia dengan tepat. Hasil pengolahan data dalam penelitian ini diterima.Dengan diterimanya hipotesis tersebut, maka kesimpulan yang diperoleh adalah “Analisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros sudah memadai”. Dengan melihat standar yang telah ditentukan atau ditetapkan yaitu jika jumlah sampel mencapai 85% ke atas mendapat nilai 6,5 ke atas dikatakan mampu, dan jika jumlah sampel 85% ke bawah mendapat nilai kurang dari 6,5 dikatakan belum mampu. Perbedaan penelitian Rusnia dengan skripsi ini adalah: a. Skripsi Rusnia dilakukan pada tahun 2012, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 b. Terletak pada objek penelitiannya. Objek penelitian Rusnia yaitu berupa Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD,
22
sedangkan objek penelitian ini adalah berita utama Koran Banten Raya. c. Sampel yang digunakan Rusnia sebanyak 20 Siswa, sedangkan penelitian ini mengambil sampel berita utama dalam dua bulan, April dan Mei 2014.
3. Gita Argianti, dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia pada tahun 2006, dalam penelitian yang berjudul “Pemakaian Konjungsi dalam Wacana Tulisan: Sebuah Studi Kasus Mengenai Anak Penyandang ADHD”. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa informan telah memahami dan menggunakan konjungsi untuk menciptakan rangkaian cerita, kemampuan informan dalam merangkai ide cerita secara tertulis belum cukup baik. Hal ini terbukti dari beberapa analisis yang menunjukkan adanya pelompatan ide dalam cerita. Pelompatan ide ini terlihat melalui banyak fungsi sintaksis atau klausa yang lesao. Pelesapan klausa atau kata ini juga sering menimbulkan hubungan semantik dan tidak logis antara ide cerita. Gita berasumsi pelesapan yang terjadi dalam data tidak dilakukan dengan sengaja oleh informan, melainkan terjadi karena faktor ADHD yang dialaminya. Faktor ADHD yang mempengaruhi karangan informan afalah faktor kesulitan dalam merencanakan dan mengorganisasikan ide pikiran atau gangguan konsentrasi dan faktor pelupa. Perbedaan penelitian Gita Argianti dengan skripsi ini adalah: a. Skripsi Gita Argianti dilakukan pada tahun 2006, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 b. Terletak pada objek penelitiannya. Objek penelitian Rusnia yaitu berupa Wacana Tulisan: Sebuah Studi Kasus Mengenai Anak Penyandang ADHD, sedangkan objek penelitian ini adalah berita utama Koran Banten Raya.
23
4. Erika Felga Ferendhika, dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, serang, pada tahun 2010, dalam penelitian yang berjudul “Kepentingan Bisnis dan Politik dalam Penentuan Berita Utama di Banten Raya”. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa proses redaksi Banten Raya dalam menemukan berita utama melalui beberapa tahap yaitu pertama pengumpulan berita-berita dari para wartawan ke redaktur pelaksana. Kedua redaktur pelaksana bersama wartawan lainnya mengkaji berita mana yang layak menempati halaman depan surat kabar. Ketiga, hasil rapat diserahkan oleh direktur pelaksana ke pemimpin redaksi yang berfungsi sebagai pemegang keputusan tertinggi mengenai beritaberita yang naik cetak, terutama berita utama atau Headline. Perbedaan penelitian Erika dengan skripsi ini adalah: a. Skripsi Erika dilakukan pada tahun 2010, sedangkan penelitian skripsi ini dilakukan pada tahun 2014. b. Terletak pada masalah yang diteliti. Masalah yang diteliti Erika yaitu kepentingan bisnis dan politik dalam menentukan berita utama, sedangkan skripsi ini mengangkat masalah mengenai kesalahan penggunaan kata penghubung dalam penulisan berita utama.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini yaitu Koran Banten Raya berfokus pada satu berita utama yang terbit setiap hari di Koran Banten Raya edisi 1 April – 31 Mei 2014. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam mencari definisi Bogdan dan Taylor mendefinisikan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.1 Pada penelitian ini peneliti mendeskripsikan masalah yang ada pada berita utama Koran Banten Raya Pos Edisi 1 April - 31 Mei 2014. C. Sumber Data Lofland menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain lain.2 Data yang digunakan yaitu berupa berita utama yang terdapat pada Koran Banten Raya edisi 1 April – 31 Mei 2014. Berita utama merupakan kabar atau berita yang ditunggu-tunggu oleh pembacanya. Oleh karena itu, peneliti tertarik dengan data tersebut untuk diteliti.
1
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 2. 2 Ibid., h. 157.
24
25
D. Pengumpulan Data Pada penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan data dengan cara simak catat. Simak catat merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa, istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa lisan tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis.3 Metode semacam ini pernah dipakai oleh Sri Nadiarti dkk dalam bukunya yang berjudul Konjungsi Suboordinatif dalam Bahasa Indonesia, bahwa pengumpulan data dengan cara menyimak penggunaan konjungsi suboordinatif dalam bahasa Indonesia pada media massa dan dan bahan bacaan yang lainnya.4 Data ini berupa Koran Banten Raya edisi 1 April – 31 Mei 2014, maka metode simak dilakukan peneliti yaitu dengan cara membaca paragraf per paragraf bagian berita utama Koran Banten Raya. Kemudian metode catat yang peneliti gunakan dilakukan dengan cara menandai dan mencatat bentuk kesalahan penggunaan kata penghubung yang terdapat dalam berita utama Koran Banten Raya. E. Analisis data Setelah mengumpulkan dan mengolah data, teknik terakhir yang peneliti gunakan yaitu menganalisis data. Mengingat bahwa penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, maka peneliti menganalisis data yang ada sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa baku dalam ilmu sintaksis, kemudian mendeskripsikan atau menguraikannya dalam bentuk tulisan. Penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif, artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi fenomena, tidak berupa angka-angka atau koefisien variabel.5
3
Mahsun, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 90. Sri Nadiarti dkk, Konjungsi Subordinatif dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996), h. 8. 5 Aminuddin, Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra, (Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang, 1990), h. 16. 4
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Data Singkat Banten Raya Nama media
: Banten Raya
Jumlah halaman
: 16 halaman
Bahasa
: Indonesia
Waktu terbit
: Pagi hari
Periode terbit
: 6 kali seminggu
Ukuran
: 57,5 cm x 36 cm
Penerbit
: PT Wahana Semesta Cilegon
Percetakan
: PT Wahana Java Semesta Intermedia
Harga
: Rp 2000,- per eksemplar
Alamat
: Jl. Ahmad Yani, Komplek Mahkota Mas Blok C1 No 1, kecamatan Cibeber Kota Cilegon.
Telepon
: 0254 378169
Website
: www.bantenraya.com
Email
:
[email protected]
Banten Raya Pos terbit pada 23 Agustus 2006. Sama dengan Koran Jawa Pos yang terbit di beberapa kota lainnya, Koran merupakan adik dari Radar Banten ini merupakan Community Newspaper. Community Newspaper atau surat kabar lokal dapat diartikan sebagai surat kabar dengan ruang lingkup lokal, tetapi segi
1
Website Banten Raya, diakses pada tanggal 22 Juli 2014.
26
27
pemberitaannya tetap juga mengakomodir isu atau peristiwa nasional. Format Community Newspaper ini, Banten Raya Pos memberikan plihan kepada pembaca untuk memilih rubrik mana yang sesuai dengan komunitas mereka baik dari golongan bawah, menengah sampai dengan golongan atas. Banten Raya Pos merupakan salah satu di antara sejumlah Koran yang terbit di Banten, setelah sebelumnya ada Radar Banten (dulu Harian Banten), Fajar Banten, Satelit News, dan Tangerang Tribun. Koran yang diterbitkan PT Wahana Semesta Cilegon Raya ini, merupakan grup Jawa Pos termasuk pula di dalamnya Radar Banten, Satelite News, dan Indo Pos yang menerbitkan empat halaman khusus Banten. Banten Raya Pos adalah pengembangan diri Radar Banten yang diterbitkan PT Wahana Semesta Banten. Banten Raya Pos adalah anak perusahaan dari Jawa Pos, karena sebagai media yang masih bermaung dalam satu grup Jawa Pos. Jawa Pos termasuk salah satu surat kabar tertua di Indonesia. Saat itu namanya Java Post lalu pernah juga menjadi Djawa Post, Djawa Pos, Jawa Pos, dan kemudian Jawa Pos seperti sekarang.Jawa Pos untuk pertama kalinya didirikan pada 1 Juli 1949. Pada 1950 an, Jawa Pos dikenal sebagai Harian Melayu Tionghoa karena memiliki tiga surat kabar yang berbahsa Indonesia, Tionghoa, dan Belanda. Jawa Pos memiliki 92 penerbitan pers di seluruh Indonesia setelah melalui pasang surut setelah penerbitan perdana. Tidak sedikit Koran milik Jawa Pos Grup terbitan yang hanya beredar di tingkat lokal Keresidenan dan Provinsi. Salah satunya adalah Banten Raya Pos yang pertama kali terbit pada 23 Agustus 2006. Banten Raya Pos lahir dari kalangan muda berbakat di bidang surat kabar, berkibar bersama bendera Grup Jawa Pos. Harian pagi ini
28
bukan hanya memberi saluran aspirasi komunitas lokal tetapi mampu menumbuhkan informasi global yang modern dan bergaya hidup baru. Banten Raya Pos diterbitkan dengan tujuan merangkul pembaca maupun pemasang iklan yang tidak dikuasai Koran yang sudah diterbitkan sebelumnya.Banten Raya Pos sengaja diterbitkan untuk merangkul pasar tersebut. Kantornya pun sengaja didirikan di kota Cilegon karena masyarakat peminat media massa di wilayah tersebut masih sedikit (Priyo Susilo, direktur utama PT Wahana Semesta Banten).
2. Visi dan Misi Banten Raya Pos Banten Raya Pos mempunyai visi menjadi surat kabar yang bisa diterima oleh masyarakat khususnya masyarakat Banten, sebagai bacaan yang utama. Adapun misi Banten Raya Pos adalah menjadi bacaan alternatif masyarakat Banten dan sekitarnya, membuat angleangle berita yang cerdas tegas, kritis dan menarik, dan menjadi bacaan Community Newspaper. Banten Raya Pos juga selalu membuat berita yang dapat dimengerti dan dicerna oleh masyarakat umum. Banten Raya Pos juga memiliki prinsip Good News is Good News dengan berusaha memuat pula tanggapan dari pihak yang merasa dirugikan atas sebuah pemberitaan atau Both Side Cover. Banten Raya Pos setiap harinya berusaha menampilkan karya jurnalistik dengan santun sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3. Rubrik Banten Raya Pos Jumlah halaman yang diterbitkan Banten Raya Pos adalah 16 halaman pada setiap edisi penerbitan dengan isi dan kategori berbeda pada setiap halaman.Koran ini menampilkan halaman full colour pada
29
halaman 1 dan 12.Setiap halaman di Banten Raya Pos menyuguhkan berita, feature, foto, dan ilustrasi yang cukup menarik. 4. Sasaran Banten Raya Pos Banten Raya Pos ditujukan bagi semua orang dari mulai pelajar, mahasiswa, pengusaha, pegawai swasta, pegawai negeri, BUMN, pensiunan, hingga ibu rumah tangga yang rata-rata usia mereka berkisar antara 17- 50 tahun. Surat kabar yang memiliki slogan Menuju Banten Modern dan Jaya memiliki sasaran pembaca masyarakat golongan menengah ke bawah baik dari sisi ekonomi maupun tingkat pendidikan. 5. Struktur organisasi Banten Raya Pos Banten Raya Pos beralamat di Jl. Raya Pondok Cilegon Indah, Komplek Rukan Cilegon Busines Square Blok A No 18, Kota Cilegon. Struktur di lingkungan media massa Banten Raya Pos memiliki peran penting
bagi
kelancaran
manajemennya.
Adapun
struktur
organisasinya yaitu sebagai berikut: a. General Manager merupakan pimpinan tertinggi di dalam perusahaan ini. bertugas untuk mengawasi kerangka organisasi lainnya lainnya di Banten Raya Pos. b. Pemimpin Redaksi merupakan pimpinan tertinggi pada divisi redaksi. Pemimpin redaksi memiliki tugas dan bertanggungjawab terhadap segala macam kebijakan, manajemen, dan kegiatan redaksi. c. Redaktur Pelaksana mempunyai posisi di bawah Pemimpin redaksi. d. Sekretaris Redaksi bertugas dan bertanggungjawab terhadap segala bentuk administrasi, pendataan, dan arsip perusahaan.
30
e. Redaktur atau Editor bertanggung jawab untuk mengatur isi halaman surat kabar. f. Wartawan dan fotografer yang bertugas mengumpulkan berita serta foto di lapangan. g. Koordinator Pracetak yang bertugas untuk mengawasi perwajahan dan tampilan setiap halaman di Banten Raya Pos. h. Manager Pemasaran dan Iklan yang bertugas mengawasi bidang pemasaran serta sirkulasi surat kabar. i. Staf Pemasaran dan Iklan yang bertugas untuk memasarkan Banten Raya Pos dan mencari klien pemasang iklan. j. Kepala Bagian Keuangan yang bertugas mengatur keuangan pada manajemen Banten Raya Pos. k. Kepala Bagian umum dan Penagihan yang bertugas melakukan penagihan baik iklan maupun langganan Koran di Banten Raya Pos. l. Kepala Bagian Informasi dan Teknologi yang bertugas mengatur semua perlengkapan kantor Banten Raya Pos untuk mendukung kinerja bidang redaksi maupun pemasaran.2
B. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian berjudul “Kesalahan Penggunaan Kata Penghubung dalam Penulisan Berita Utama Koran Banten Raya Edisi 1 April – 31 Mei 2014 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia” menyatakan bahwa penulisan berita utama yang terdapat dalam Koran Banten Raya terdapat kesalahan berbahasa yang begitu beragam. Di dalamnya terdapat kesalahan berbahasa mengenai penggunaan singkatan, kalimat efektif, pemenggalan, huruf kapital, penggunaan kata penghubung dan lain-lain. Pada kesempatan ini, sesuai dengan judul penelitian yang 2
Erika Felga Ferendhika dalam http://repository.fisipuntirta.ac.id/147/1/SKRIPSI%20KOM%20Erika%20Felga%20Farendhika.pdf Skripsi h. 55-64. Diunduh pada tanggal 15 Agustus 2014 pukul 13.14.
31
penulis teliti, penulis hanya akan menguraikan bentuk kesalahan berbahasa yang berfokus pada penggunaan kata penghubung dalam penulisan berita utama Koran Banten Raya Edisi 1 April- 31 Mei 2014. Adapun kesalahan penggunaan kata penghubung pada edisi April – Mei 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1 Kesalahan Penggunaan Kata Penghubung dalam Berita Utama Koran Banten Raya Edisi April 2014 Tanggal Terbit Koran
Banyaknya
Banten Raya
kesalahan
1 April 2014
*
2 April 2014
2
Bentuk kesalahan
Pembetulan
*
*
karena, dan Contoh kutipan
Kata penghubung karena dan dan merupakan
kata
penghubung
intrakalimat yang seharusnya “…hasil dari keduanya ditempatkan di dalam satu kalimat langsung dijual di Rau. Karena itu penataan Rau agar tetap menjadi pasar yang diminati masyarakat luas perlu dilakukan”. Dan tugas yang tidak semudah membalikkan telapak tangan itu tidak bisa dilakukan oleh hanya sekelompok orang”.
3 April 2014
1
namun Contoh kutipan
Kata
penghubung
merupakan antarkalimat
“Hasil dari uji kelayakan dan kepatutan tersebut telah disetujui Mendagri untuk ditetapkan namun belum dapat dibuatkan SK lantaran terkendala tanda tangan Gubernur Banten Rt Atut Chosiyah yang berada di rumah tahanan (rutan) Pondok Bambu, Jakarta karena menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)”. 4 April 2014
6
karena, bahkan, tapi, namun Contoh kutipan
yang
penghubung seharusnya
digunakan di antara dua buah kalimat. Kata penghubung namun dapat
diganti
dengan
menggunakan kata penghubung tetapi.
Kata penghubung karena dan tapi merupakan intrakalimat
“Akibatnya, pelanggaran demi pelanggaran terus dilakukan, bahkan berulangulang”. “Karena itu Punishment-nya jangan hanya administratif.
kata
namun
kata yang
penghubung seharusnya
digunakan di dalam satu kalimat. Kata
penghubung
bahkan penghubung
namun
merupakan antarkalimat
dan kata yang
Tapi harus membuat efek seharusnya digunakan di antara jera”. dua buah kalimat. “Padahal, itu dilarang karena membahayakan kesehatan dan keselamatan anak. Namun, selama ini sanksi terhadap pelanggaran hanya administratif berupa teguran. Karena hanya ditegur, maka parpol kembali melanggar aturan”. “Meski baru isu namun ini harus jadi perhatian agar tidak terjadi. Karena itu harus ada gerakan supaya partisipasi pemilih.” 5 April 2014
1
karena
Kata
penghubung
karena
merupakan kata penghubung Contoh kutipan “Salah satu tujuannya agar intrakalimat. Kata penghubung siswa dipermudah saat karena tidak dapat digunakan pada menjawab soal UN. Karena menurutnya keberhasilan awal kalimat. tidak hanya ditopang oleh kerja keras dalam bentuk yang terlihat, tetapi juga doa kepada tuhan”.
6 April 2014
**
7 April 2014
2
**
**
sedangkan, namun
Kata
penghubung
merupakan
Contoh kutipan “Hudaya menjelaskan sebagian dari ijazah sisa tersebut adalah ijazah yang disiapkan untuk cadangan dan sebagian ada kesalahan penulisan. Sedangkan, batasan untuk perbaikan atau penggantian ijazah tersebut selama 6 bulan. “Naskah sudah ada, namun lokasinya masih kami rahasiakan untuk keamanan”.
kata yang
ditempatkan
di
merupakan antarkalimat
kata yang
*
*
*
10 April 2014
1
Kata
penghubung
merupakan antarkalimat sukses,
seharusnya
kalimat.
9 April 2014
dari
penghubung
digunakan di antara dua buah
*
jauh
sebuah
kalimat. Kata penghubung namun
*
“Meski
seharusnya
dalam
*
Contoh kutipan
penghubung
intrakalimat
8 April 2014
Namun
sedangkan
kata yang
namun penghubung seharusnya
namun diakui Agus usaha digunakan di antara dua buah tersebut telah menghidupi istri kalimat. dan anak-anaknya hingga saat ini”.
11 April 2014
1
Dan Contoh kutipan
Kata penghubung dan merupakan kata
penghubung
intrakalimat
yang seharusnya digunakan di “Kelemahan tata kelola betuldalam sebuah kalimat. betul dianalisis dan dievaluasi, apa yang menyebabkan indikasiindikasi yang dikaitkan dengan fakta penyimpangan. Dan itu kita harus tahu menyebabnya…”. 12 April 2014
2
Namun Contoh kutipan
Kata
penghubung
merupakan antarkalimat
kata yang
namun penghubung seharusnya
“Walaupun di pasaran banyak digunakan di antara dua buah burung yang dijual, namun karakter dan suara burung kalimat. berbeda-beda”.
“Saya beli harga burung tersebut Rp 7 Juta.Saat itu langsung ditawar Rp 10 Juta, namun saya tidak jual karena masih sayang dengan burung saya”. 13 April 2014
**
14 April 2014
2
** karena, tetapi Contoh kutipan
** Kata
penghubung
karena
dan
tetapi merupakan kata penghubung intrakalimat
“Ketua Panwaslu Kabupaten digunakan Serang Sabihis, minggu (13/4) mengatakan, kasus itu akan kalimat. diteruskan penanganannya ke Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu). Karena, tindakan tersebut telah masuk dalam dugaan pelanggaran administrasi, etika hingga pidana pemilu”. “Pelanggaran itu juga diduga ada unsur pidananya apabila dikaitkan dengan pasal 312 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu.
yang di
seharusnya
dalam
sebuah
Tetapi untuk membuktikan dugaan pidana itu, kami butuh proses tambahan, salah satunya nanti yang berwenang adalah kepolisian dan kejaksaan”. 15 April 2014
2
karena, tapi Contoh kutipan
Kata penghubung karena dan tapi merupakan
kata
intrakalimat “Saya juga kalau salah bikin putusan saya pertanggungjawabkan. Itu konsekuensi profesi. Tapi, ada lah kesalahan yang saudara lakukan”. “Tatang juga menyatakan bahwa dirinya tidak begitu mengenali Direktur PT Ciboleger H Jahadi yang datang saat penandatanganan kontrak, pakta integritas, dan lain-lain. Karena, menurut Tatang, saat itu penandatanganan kontrak dilakukan bersamaan dengan delapan proyek lainnya”.
digunakan kalimat.
yang
penghubung seharusnya
di
dalam
sebuah
Pada
contoh
kutipan
kalimat pertama dapat diganti dengan
menggunakan
penghubung namun.
kata
16 April 2014
3
dan, namun Contoh kutipan
Kata penghubung dan merupakan kata
penghubung
intrakalimat
yang seharusnya menghubungkan “….aspek suplai berupa sektor industri pengolahan sebesar 1,90 persen, serta sektor perdagangan, hotel, restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi masing-masing berkontribusi sebesar 1,59 persen dan 0,72 persen. Dan aspek permintaan berupa Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,72 persen dan konsumsi rumah tangga sebesar 2,14 persen”. “Walaupun angka pertumbuhannya di atas ratarata nasional, namun dilihat dari potensi daerah yang dimiliki tentu sangat disayangkan”.
kata-kata di dalam sebuah kalimat. Kata
penghubung
merupakan
kata
antarkalimat
yang
namun penghubung seharusnya
digunakan di antara dua buah kalimat. Dalam hal ini, kalimat tersebut
dapat
diganti
dengan
menggunakan kata penghubung tetapi
yang
merupakan
penghubung intrakalimat.
kata
17 April 2014
2
namun, karena
Kata
penghubung
merupakan
Contoh kutipan
antarkalimat “Memang saya akui kalau anak saya itu nakal, namun kalau seperti ini perlakuannya saya kurang senang karena merasa dilecehkan”. “Pihak sekolah kata milla, akan terus melakukan mediasi dengan pihak keluarga Kelvin. Karena, menurut Milla, dugaan pemukulan yang dilakukan salah satu guru di sekolahnya itu bukan tanpa alasan”.
kata yang
namun penghubung seharusnya
digunakan di antara dua buah kalimat. Seharusnya, pada kalimat tersebut dapat menggunakan kata penghubung merupakan
tetapi kata
yang
penghubung
intrakalimat. Pada kalimat kedua, seharusnya
tidak
menggunakan
kata penghubung karena. Kata penghubung karena
merupakan
kata penghubung intrakalimat.
18 April 2014
**
19 April 2014
1
**
**
Tapi
Pada kutipan kalimat tersebut,
Contoh kutipan “Rata-rata
laporannya
itu
seharusnya
menggunakan
kata
penghubung
namun
yang
suap. Tapi kalau sekarang, merupakan kata penghubung hakim itu hati-hati menerima antarkalimat, sedangkan kata suap, sejak ada kenaikan gaji”. penghubung tapi merupakan kata penghubung intrakalimat.
20 April 2014
**
21 April 2014
6
**
**
namun, dan, tapi, bahkan, Kata penghubung dan, tapi, dan sedangkan sedangkan merupakan kata Contoh kutipan
penghubung
“Sementara di Kabupaten Pandeglang suara terbanyak diraih oleh Partai Gerindra. Sedangkan dari daerah lainnya hingga pukul 24.00 masih proses rekapitulasi suara”. “Bila tidak malaporkan caleg tidak dilantik bahkan bisa dibatalkan”. “Ketua DPD Golkar Propinsi Banten Rt Tatu Chasanah sampai tadi malam belum
seharusnya tidak digunakan di antara
dua
intrakalimat
buah
yang
kalimat.
Kebalikan dari kata penghubung namun
dan
bahkan.
Kata
penghubung tersebut merupakan kata
penghubung
antarkalimat
yang seharusnya tidak digunakan untuk menghubungkan kata di dalam sebuah kalimat.
mengetahui perhitungan suara Golkar. Tapi dari laporan yang masuk kepadanya, kursi di DPRD baik di Kabupaten, kota, atau propinsi, rata-rata stabil, dan ada yang mengalami kenaikan”. “Memang agak turun sedikit dari pemilu 2009. Tapi tidak terlalu signifikan”. “Sementara partai lain di bawah itu NasDem dengan 27.973, Hanura 27.263, PKB 25.850, PAN 24.554, PPP 21.182, dan PKS 19.470, PKPI 13.158, dan PBB 8.605”. “Meskipun pleno penghitungan suara oleh KPU Kabupaten Serang sampai tadi malam belum selesai, namun dipastikan Partai Golkar memegang tampuk kepemimpinan di Kabupaten Serang”.
22 April 2014
1
Namun Contoh kutipan “Karena aspirasi massa tidak digubris, mereka mendesak masuk ke area mukota, namun dilarang petugas”.
23 April 2014
*
24 April 2014
2
* karena, dan Contoh kutipan
* Kata penghubung dan dan karena merupakan
kata
penghubung
intrakalimat.
Kata
penghubung
“Biasanya 700 gram, atau 1,1 tersebut, tidak seharusnya kilogram sabu. Dan yang ini sudah diserahkan barang diletakkan di antara dua buah buktinya ke BNN (Badan kalimat. Narkotika Nasional)”. “Surbakti seraya menghimbau agar masyarakat tidak mudah memberikan alamat untuk menerima paket dari luar negeri. Karena cara ini sangat berpotensi disalahgunakan sebagai sarana penyelundupan narkoba”.
25 April 2014
2
namun
Kata
Contoh kutipan
penghubung
merupakan
kata
namun penghubung
antarkalimat yang seharusnya “Tukas Asmudji kepada pihak digunakan di antara dua buah kepolisian yang berjaga di depan gerbang pendopo kalimat. namun tidak dihiraukan”. “Padahal, Pemilu sebelumnya pengamanan tidak seketat saat ini, namun tetap berjalan dengan aman”. 26 April 2014
1
Namun
Kata
Contoh kutipan
penghubung
merupakan
kata
namun penghubung
antarkalimat yang seharusnya “Gubernur Riau sempat digunakan di antara dua buah mengusulkan calon sekda kemendagri, namun usulan kalimat tersebut kemudian ditolak”. 27 April 2014
**
**
**
28 April 2014
*
*
*
29 April 2014
3
sedangkan
Dari
kutipan
kalimat
tersebut
Contoh kutipan
dapat
“Nurjen, yang merupakan Ketua RT 01/01, Desa Tenjo Ayu mengalami luka bacok di kepala, dan Asmawi di bagian tangan. Sedangkan dari pihak kampung Jemblaon, Desa Purwodadi yang mengalami luka bacok pada lutut kakinya adalah Darsa”. “Dua orang warga Tanara bernama Asmawi dan Jaenudin terpaksa harus dilarikan ke RSUD Serang dan saat ini masih dirawat secara intensif. Sedangkan dari warga Purwadadi bernama Darsah mengalami luka bacok di bagian lutut dan saat ini sudah pulang setelah mendapatkan perawatan dari Puskesmas”. “Dari warga Tanara sebanyak 11 orang sudah kita mintai keterangan dan ada yang sudah diamankan. Sedangkan untuk warga di sini
kesalahan
dilihat
penghubung
bahwa
penggunaan
kata
sedangkan.
Kata
penghubung merupakan
terdapat
sedangkan kata
penghubung
intrakalimat yang tidak seharusnya digunakan di antara dua buah kalimat.
(Purwadadi-red) mau meminta keterangan…”. 30 April 2014
1
Namun Kutipan
Kata
penghubung
merupakan
kata
namun penghubung
antarkalimat yang seharusnya “Meski tidak melakukan aksi digunakan di antara dua buah demonstrasi, namun pihaknya tetap akan menyuarakan hak- kalimat. hak buruh yang belum terpenuhi, seperti upah yang belum dibayarkan oleh perusahaan sesuai dengan upah minimum kota/kabupaten (UMK)”. Jumlah
Ket: *: Tidak ada kesalahan **: Libur terbit
42
Tabel 2 Kesalahan Penggunaan Kata Penghubung dalam Berita Utama Koran Banten Raya Edisi 31 Mei 2014 Tanggal terbit Koran
Banyaknya
Banten Raya
kesalahan
1 Mei 2014
**
2 Mei 2014
5
Bentuk kesalahan
Pembetulan
**
**
karena, sedangkan, dan, tapi Contoh kutipan
Kata penghubung sedangkan, dan, tapi,dank arena merupakan kata penghubung
intrakalimat
yang
“…kami minta untuk segera tidak seharusnya digunakan di menekan kepada para rumah sakit itu menjalankan sesuai antara dua buah kalimat. dengan komitmennya. Karena banyak anggota kami yang ditolak dengan alasan kamar penuh dan segala macam”. “…1 Mei sebagai hari libur nasional menjadi bukti bahwa pemerintah telah mendengar sebagian keinginan buruh tentang penentuan hari buruh. Sedangkan, tuntutan buruh lainnya seperti pelayanan BPJS, penghapusan
outsourcing dan penyesuaian dan kenaikan upah tengah ia perjuangkan”. “…hal ini harus dibicarakan secara baik dengan kalangan buruh, pengusaha dan yang tergabung dalam bipartite. Karena, keduanya saling berkaitan dan saling membutuhkan”. “sudah menjadi tradisi, selama kesejahteraan buruh belum terpenuhi, pada perayaan may day, buruh akan terus menyerukan suaranya, serta memperjuangkan hak-hak buruh. Dan buruh Tangerang Raya semua bergerak ke Jakarta”. “Hari ini (kemarin-red), semua libur total. Tapi sebagian buruh berangkat ke Jakarta”. 3 Mei 2014
3
karena Contoh kutipan
Kata
penghubung
merupakan
kata
karena penghubung
intrakalimat yang seharusnya tidak “…menjadi event tahunan digunakan di antara dua buah yang bisa terpublikasikan hingga ke mancanegara. kalimat. Karena, seba Baduy merupakan salah satu kearifan lokal…” “…benar-benar kita lestarikan dan tersampaikan hingga ke seluruh penjuru dunia. Karena memang tidak ada lagi provinsi lain…”. “…hutan lindung di sekitar Baduy kepada pemerintah untuk terus dijaga, seperti memasang pagar kelilin. Karena, warga Baduy menghuni lahan seluas 5.108…”. 4 Mei 2014
**
5 Mei 2014
3
** tapi, dan Contoh kutipan
** Kata penghubung dan dan tapi merupakan kata penghubung yang seharusnya digunakan di dalam
“Sebetulnya sudah ada guide sebuah (pengarah-red), cuma
kalimat,
karena
kata
memang ini kan belum ada penghubung tersebut merupakan petunjuk. Tapi kemendagri kata penghubung intrakalimat. sudah melakukan”. “Memang sudah disampaikan kepada Mendagri, tapi belum ada balasan lagi. Dan lagipula Pak Wagub kan ingin ini tetap dilelang”. “Kan batas pendaftarannya sampai tanggal 8 Mei, saya belum dapat laporan siapa saja yang sudah mendaftar. Tapi, kalau sampai tanggal 8 Mei tidak…” 6 Mei 2014
2
dan, tapi Contoh kutipan
Kata penghubung dan dan tapi merupakan
kata
penghubung
intrakalimat yang tidak seharusnya “Belum lagi anak kelas enam digunakan di antara dua buah mau menghadapi ujian sekolah. Dan tahun ini kita kalimat. juga mau menerima siswa tahun ajaran baru, jadi semuanya dinilai akan berjalan tidak kondusif”. “Kita sudah menunggu sejak Januari lalu.Tapi sampai
sekarang ini belum ada realisasinya hingga akhirnya membuat kesal dewan guru serta wali muridnya”. 7 Mei 2014
Galau
8 Mei 2014
3
karena, namun, tapi Contoh kutipan
Kata penghubung tapi dank arena merupakan
kata
penghubung
intrakalimat yang tidak seharusnya “Kondisi orang yang dalam ibadah umroh memang dituntut sehat secara fisik. Karena kegiatan yang terlampau padat, seringkali jemaah melupakan tidur, pola makan dan tidak memperhatikan pola ketahan fisik”. “…penularan virus MERS berlaku antar manusia namun dalam jumlah yang terbatas. Artinya, bila ada yang terjangkit virus MERS, maka akan menular ke orang lain. Tapi, orang yang tertular itu tidak akan menularkan ke
digunakan di antara dua buah kalimat.
Pada
seharusnya
kutipan
tidak
kedua
menggunakan
kata penghubung namun karena kata
tersebut
penghubung
merupakan
kata
antarkalimat.
Kata
penghubung namun dapat diganti dengan kata penghubung tetapi jika diletakkan di dalam sebuah kalimat.
orang lain lagi”. 9 Mei 2014
3
namun, karena, yang Contoh kutipan
Kata penghubung karena dan yang merupakan
kata
penghubung
intrakalimat yang tidak seharusnya “Meskipun dalam waktu dekat Rano akan segera menggantikan posisi Gubernur Banten nonaktif Rt Atut Chosiyah, namun kewenangan Rano terbatas. “…kepala daerah baik bupati/walikota atau gubernur yang diangkat dari wakil kepala daerah yang menggantikan kepala daerah yang mengundurkan diri untuk mencalonkan…”. “Kami sih berharapnya mereka yang datang untuk memberikan suratnya langsung kepada Pak Wagub seperti waktu pelimpahan kewenangan dulu. Karena kita kan posisinya pasif…”.
digunakan di antara dua buah kalimat. Kata penghubung namun merupakan antarkalimat
kata yang
penghubung seharusnya
digunakan di antara dua buah kalimat.
10 Mei 2014
*
*
*
11 Mei 2014
**
**
**
12 Mei 2014
*
*
*
13 Mei 2014
3
tapi, karena, bahkan Contoh kutipan
kata penghubung tapi dan dan merupakan
kata
intrakalimat “…banyak tulisan bercerita tentang perbuatan asusila yang dilakukan HLD selain dengan dirinya. RJ bahkan mengaku bahwa dirinya telah dijebak oleh seseorang yang memang sengaja ingin menjatuhkan harga dirinya”. “Saya sendiri mengakui pernah melakukan hubungan intim dengan HLD di sebuah hotel pada 23 April 2014 lalu. Tapi itu atas dasar ajakan HLD dan saya membayar dia Rp 150 ribu”. “RJ mencurigai bahwa dirinya memang sengaja menjadi target utama yang akan
digunakan
yang di
penghubung seharusnya
dalam
sebuah
kalimat. Kata penghubung bahkan seharusnya digunakan di antara dua buah kalimat karena kata penghubung tersebut merupakan kata penghubung antarkalimat.
14 Mei 2014
*
15 Mei 2014
**
16 Mei 2014
4
dijebloskan ke penjara. Karena ada pengakuan dari empat tersangka lainnya SM, IM, WW, dan NS, yang diminta untuk melarikan diri oleh orangtua HLD, DN untuk menghindari kasus tersebut”. *
*
** tapi, namun, karena, agar Contoh kutipan
** Kata penghubung agar merupakan kata
penghubung
intrakalimat.
Namun, pada kutipan pertama “Farich meminta agar Rano mengirim surat ke Mendagri agar menarik kembali tiga nama calon sekda Banten yang diusulkan gubernur nonaktif Rt Atut Chosiyah”. “Rano juga diminta merekrut aparat baru yang lebih profesional dan bersih. Karena jika aparatnya bersih, tujuan cita-cita pembentukan Banten untuk
menggunakan kata agar dua kali. Akibatnya kalimat itu menjadi tidak
efektif.
Dalam
hal
ini
seharusnya hanya menggunakan satu kata penghubung agar. Kata penghubung karena dan tetapi merupakan
kata
penghubung
intrakalimat yang seharusnya tidak
menyejahterakan rakyat itu akan mudah terlaksana”. “Terbuka yang dimaksud dalam undang-undang ASN bukan secara nasional, namun dapat diikuti secara terbuka oleh pejabat setingkat eselon II di lingkungan Pemprov Banten”. “Sebenarnya nanti kita akan membentuk panitia seleksi. Tapi kan ini keburu ramai di media”. 17 Mei 2014
Galau
18 Mei 2014
**
19 Mei 2014
2
digunakan di antara dua buah kalimat. Kutipan tersebut dapat diganti dengan menggunakan kata penghubung namun.
** namun Contoh kutipan
** Pada kutipan tersebut seharusnya dapat
menggunakan
penghubung “Bayyu menjelaskan, seharusnya pengaaan pakainan dinas tersebut dilakukan pada 2013, namun gagal dilaksanakan karena terdapat kekeliruan
tetapi
kata yang
merupakan
kata
penghubung
intrakalimat.
Kata
penghubung
namun dan tetapi merupakan kata penghubung
yang
berarti
nomenklatur pada Dokumen pertentangan. Namun, cara Pelaksanaan Anggaran penggunaan atau penempatannya (DPA)”. “…Tri menjelaskan bahwa yang berbeda. pengadaan baju dinas ini bukan menyangkut mubazir atau tidak, namun menjadi haknya anggota DPRD asalkan sesuai aturan”. 20 Mei 2014
1
dan Contoh kutipan
Kata penghubung dan merupakan kata
penghubung
intrakalimat
yang tidak seharusnya digunakan “…saya tahu sebuah di antara dua buah kalimat. organisasi tidak boleh menerima hibah 2 kali berturut-turut. Dan PWI sudah dapat hibah tahun lalu”. 21 Mei 2014
2
namun, sedangkan Contoh kutipan
Kata
penghubung
merupakan antarkalimat
kata yang
namun penghubung seharusnya
“Sejumlah wartawan yang digunakan di antara dua buah telah menunggu di lokasi sempat mencecar beberapa kalimat. Kata penghubung namun pertanyaan kepada penyidik,
22 Mei 2014
4
namun tidak ada satupun yang memberikan keterangan”. “Menurut laporan pemeriksaan BPK, Pemprov Banten pada 2010 mengalokasikan anggaran bansos Rp 51,5 miliar dan terealisasi Rp 51,4 miliar. Sedangkan pada 2011, anggaran bansos dialokasikan Rp 78,5 miliar dan terealisasi Rp 78,2 miliar”.
merupakan
sedangkan, padahal, namun
Kata penghubung padahal dan
Contoh kutipan
antarkalimat
penghubung
yang
seharusnya
digunakan di antara dua buah kalimat.
Kata
penghubung
sedangkan
merupakan
kata
penghubung
intrakalimat
yang
seharusnya tidak digunakan di antara dua buah kalimat.
namun
merupakan
penghubung “Atas putusan itu, terdakwa Ratu Irma dan Tatang melalui kuasa hukumnya masingmasing menyatakan pikirpikir. Sedangkan Jahadi menerima, namun jaksa penuntut umum menyatakan pikir-pikir”. “Dalam sidang sebelumnya, ketiga terdakwa masingmasing Ratu Irma dan Tatang
kata
kata
antarkalimat
yang
tidak seharusnya digunakan di dalam
sebuah
penghubung merupakan
kalimat.
Kata
sedangkan kata
penghubung
intrakalimat yang tidak seharusnya digunakan di antara dua buah kalimat.
dituntut 5 tahun penjara. Sedangkan Jahadi Permadi dituntut 4 tahun penjara”. “Rahmat mengerjakan pekerjaan tersebut atasnama PT Ciboleger, padahal tidak ada surat kuasa untuk pelaksanakan pekerjaan tersebut”. 23 Mei 2014
2
karena, sedangkan Contoh kutipan
Kata penghubung sedangkan dan karena
seharusnya
tidak
digunakan di antara dua buah “Selain itu, kata Jawahir, para kalimat karena kata penghubung mahasiswa juga mengeluhkan fasilitas-fasilitas yang ada di tersebut merupakan kata untirta. Karena, lanjut penghubung intrakalimat. Jawahir, sebagian besar sudah tidak layak pakai”. “Sholeh mengungkapkan bahwa untuk fasilitas yang rusak sebenarnya ini sudah dianggarkan pada tahun 2014, tetapi belum disahkan. Sedangkan terkait 14 prodi baru, kata Sholeh, sebenarnya sudah diajukan dari dulu dan
baru disetujui Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud”. 24 Mei 2014
1
tapi
Kata
penghubung
tapi
tidak
seharusnya digunakan di antara
Contoh kutipan
dua buah kalimat karena kata “Kuotanya cukup banyak, di penghubung tersebut merupakan bawah 100. Tapi masalahnya apakah kuota ini haknya calon kata penghubung intrakalimat. jamaah haji sehingga kemudian diambil over oleh orang-orang…”. 25 Mei 2014
**
26 Mei 2014
1
** apalagi Contoh kutipan
** Apalagi adalah kata penghubung intrakalimat yang berarti tidak
seharusnya ditempatkan di antara “…korban pembunuhan atau dua buah kalimat. pencurian dengan pemberatan. Apalagi, ada barang-barang milik korban….”.
27 Mei 2014
**
**
**
28 Mei 2014
*
*
*
29 Mei 2014
**
*
*
30 Mei 2014
1
tapi Contoh kutipan
Tapi merupakan kata penghubung intrakalimat digunakan
31 Mei 2014
*
Jumlah
40
Ket: *: Tidak ada kesalahan **: Libur terbit
“Di lapangan itu saya kalimat. mencekik korban. Tapi, karena melawan, akhirnya saya menusuk korban dengan menggunakan pisau”. *
yang di
seharusnya
dalam
*
sebuah
61
Berdasarkan analisis dalam penulisan berita utama Koran Banten Raya edisi 1 April- 31 Mei 2014 di atas menyatakan bahwa kesalahan berbahasa masih sering dijumpai. Kesalahan tersebut meliputi kesalahan penggunaan huruf kapital, singkatan, pemenggalan, kata penghubung, dan kalmat efektif. Pada uraian analisis di atas, peneliti hanya menganalisis kesalahan penggunaan kata penghubung karena judul penelitian ini berfokus pada kesalahan penggunaan kata penghubung. Kesalahan penggunaan kata penghubung tersebut bervariasi dalam setiap penulisan berita utama. Terdiri dari kesalahan penggunaan kata penghubung namun, karena, tapi, dan, bahkan, sedangkan, padahal, apalagi dan jadi. Kesalahan penggunaan kata penghubung yang terbanyak adalah penggunaan kata namun, tapi, dan, sedangkan dan karena. Banyaknya kesalahan tersebut juga bervariasi dalam penulisan berita utama setiap harinya. Banyaknya kesalahan penggunaan kata penghubung tersebut berkisar antara 0 – 6 buah kata penghubung. Jumlah keseluruhannya mencapai 82 buah kesalahan dalam menggunakan kata penghubung. Kesalahan penggunaan kata penghubung edisi April 2014 sebanyak 42 sedangkan edisi Mei 2014 hanya 40 buah. Selisih antara edisi April dengan Mei ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Jumlah penulisan berita utama yang diterbitkan edisi April dengan edisi Mei memang berbeda. Koran Banten Raya tidak diterbitkan pada minggu dan libur nasional atau sering disebut tanggal merah. Koran Banten Raya Edisi April yang satu bulannya terdiri dari 30 hari dikurangi libur hari minggu dan satu tanggal merah. Jadi, edisi April hanya terdiri dari 25 buah berita utama yang diambil oleh peneliti. Edisi mei terdapat 31 hari dalam sebulan dikurangi libur hari minggu dan empat hari nasional atau tanggal merah. Jadi, edisi Mei terdiri dari 23 buah berita utama dari setiap Koran. Selisih terbit Koran Banten Raya edisi April dan Mei
62
memang tidak banyak. Namun, dalam setiap penulisan berita utama kesalahan penggunaan kata penghubung begitu beragam yang membuat total keseluruhan edisi April dan Mei 2014 berbeda. Hal yang mempengaruhi dalam penulisan berita utama ini dipengaruhi oleh faktor kesalahan yang disebabkan oleh faktor kompetensi. Faktor kompetensi berarti ketidaktahuan seseorang dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Penulisan berita utama Koran Banten Raya, kesalahan penggunan kata penghubung terjadi secara berurutan dan kesalahannya terletak pada kata itu itu saja. Artinya Koran Banten Raya, dalam hal ini orang-orang yang tergabung dalam tim redaksi tidak begitu menguasai kaidah-kaidah berbahasa yang benar. C. Implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pada saat pelajaran bahasa Indonesia sangat menganjurkan peserta didiknya agar tidak melakukan kesalahan dalam berbahasa. Baik dalam ragam bahasa lisan maupun ragam bahasa tulis. Dalam melakukan kesalahan memang merupakan ciri pembelajaran dan bukan hal aneh yang ditemui. Namun, jika seseorang melakukan kesalahan berbahasa dan tidak segera memperbaikinya tentu akan berakibat fatal untuk selanjutnya. Oleh karena itu, penelitian ini selain untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan kata penghubung yang terdapat pada berita utama Koran Banten Raya edisi 1 April – 31 Mei 2014 penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk proses belajar mengajar. Apa yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberi acuan mengenai seluk beluk kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh beberapa faktor, fungsi kata penghubung, dan jenisjenisnya.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Bedasarkan hasil analisis dalam penulisan berita utama Koran Banten Raya edisi 1 April – 31 Mei 2014 dapat disimpulkan bahwa: 1. Kesalahan penggunaan kata penghubung masih dijumpai dalam setiap penulisan berita utama. Bentuk kesalahan tersebut bervariasi. Meliputi penggunaan kata namun, karena, tapi, sedangkan, bahkan, padahal, jadi. 2. Kesalahan penggunaan kata penghubung berkisar antara 0 – 6 buah kesalahan dalam setiap berita utama. Penulisan berita utama edisi April 2014 sebanyak 42, sedangkan edisi Mei 2014 sebanyak 40. Total keseluruhan dari edisi April dan Mei yaitu 82 buah kesalahan. Kesalahan kata penghubung yang paling dominan yaitu kesalahan penggunaan kata penghubung namun, karena, dan, sedangkan dan tetapi.
B. Saran Dari penelitian yang peneliti lakukan menyatakan bahwa kesalahan penggunaan kata penghubung masih dijumpai dalam ragam bahasa tulis. Oleh karena itu, peneliti ingin sedikit memberi saran kepada seluruh pihak, terutama seorang guru yakni: 1. Dalam mengajarkan materi mengenai bahasa khususnya penggunaan kata penghubung harus lebih detail dan dapat dimengerti oleh peserta didiknya. 2. Guru atau pengajar bahasa Indonesia hendaknya lebih memperhatikan peserta didiknya dalam berbahasa yang baik dan benar.
63
64
3. Guru sebaiknya mencontohkan kepada siswa atau peserta didiknya dalam berbahasa yang baik dan benar. Baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. 4. Kepada siswa atau peserta didik agar lebih memperhatikan dalam berbahasa baik lisan maupun tulisan dengan baik dan benar.
C. Implikasi Penelitian ini selain mendeskripsikan kesalahan penggunaan kata penghubung dalam penulisan berita utama Koran Banten Raya edisi 1 April – 31 Mei 2014, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan mengimplementasikannya untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Oleh karena itu, penulis membuat sebuah RPP Bahasa Indonesia di SMA kelas XI terlampir.
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, Soejono D, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2008. Aminuddin. Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang. 1990. Arifin, E Zainal, dan Hadi, Farid. 1001 Kesalahan Berbahasa, Jakarta: Pressindo. 1991. Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Indonesia. 1995. Budi Santoso, Kusno. Problematika Bahasa Indonesia, Sebuah Analisis Praktis Bahasa Baku. Jakarta: Rineka Cipta. 1990. Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2000. . Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta. 2008. . Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta. 2009. . Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Nusa Indah. 1990. Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. 2009. Gusrizal. Lets Study Bahasa Indonesia With A New Method. Jakarta: Akademika Pressindo. 2009. Purwa, I Made, Sudiartha, I Wayan, dkk. Struktur Bahasa Idate. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 1994. Ishwara, Luwi. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas. 2007.
65
66
Junaedhie, Kurniawan. Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1991. Keraf, Gorys. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah. 1969. Kridalaksana, Harimurti. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2007. Kridalaksana, Harimurti. Leksikon Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius. 1988. Mahsun. Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006. Moeloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007. Mondry. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia. 2008. Nababan, Sri Utari Subyakto. Analisis Kontrastif dan Kesalahan: Suatu Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa. Jakarta: IKIP. 1994. Nadiarti, Sri, dkk. Konjungsi Subordinatif dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Erlangga. 2009. .. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang. Jakarta: Erlangga. 2009. Rolnicki, dkk. Pengantar Dasar Jurnalisme. Jakarta: Kencana. 2008. Soehoet, AM Hoeta. Media Komunikasi. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta HSIP. 2003. Sugono, Dendy. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2009. Tarigan, Henry Guntur dan Dajgo. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 1990. Erika
Felga
Ferendhika
http://repository.fisip-
untirta.ac.id/147/1/SKRIPSI%20KOM%20Erika%20Felga%20Farendhika .pdf, diunduh pada 14 Agustus 2014 pukul 19.00. Website Banten Raya, diunduh pada 22 Juli 2014 pukul 23.00
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMA
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 × 40 menit
Pertemuan
:1
Standar Kompetensi : Memahami penjelasan narasumber Kompetensi Dasar
: Menulis berita utama dengan menggunakan kata penghubung yang tepat
Indikator
: Dapat menggunakan kata penghubung dengan tepat dalam penulisan berita utama
I. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu 1. Menulis sebuah berita utama dengan menggunakan kata penghubung yang tepat
Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )
Lampiran 4
II. Materi Ajar Kata penghubung dan berita utama III. Metode Pembelajaran
Ceramah
Contoh
Tanya jawab
Penugasan
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama dan Kedua : A. Kegiatan Awal Apersepsi :
Salam pembuka dan doa
Mengecek kehadiran siswa
Membuka schemata siswa
Bertanya jawab mengenai berita utama yang telah disampaikan sebelumnya
Memberikan materi pengantar awal mengenai kata penghubung dan jenisjenisnya
Motivasi :
Mengajak siswa untuk giat belajar, agar sifatnya dapat diteladani oleh orang lain
Lampiran 4
B. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Mampu menyampaikan materi secara jelas
Menggunakan
beragam
pendekatan
pembelajaran,
media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
Memfasilitasi peserta didik
memahami tentang jenis-jenis
konjungsi
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
Memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
Lampiran 4
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Memfasilitasi
peserta
didik
melakukan
kegiatan
yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Memberikan tugas kepada siswa untuk menulis sebuah berita utama dengan menggunakan kata penghubung secara tepat.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar
C. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
Lampiran 4
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program
pengayaan,
layanan
konseling
dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
Menyimpulkan materi pembelajaran hari ini;
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya;
Salam penutup dan doa.
V. Sumber/Alat/Bahan 1. Kata penghubung dan berita utama 2. Buku Penunjang Pelajaran Bahasa Indonesia
VI. Penilaian Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Mampu menulis
Teknik
Bentuk
Penilaian
Penilaian
Tes tulis
Uraian
Instrumen Buatlah sebuah berita
berita utama dengan
utama dengan
menggunakan kata
menggunakan kata
penghubung secara
penghubung (Karena,
tepat
tetapi, namun) yang tepat!
Lampiran 4
Ciputat, 15 September 2014 Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
H. Alwani Nawawi
Maisyatul Wasiah
Lampiran 5
RIWAYAT HIDUP PENULIS MAISYATUL WASIAH, lahir di Cilegon pada 01 Oktober 1993 dari Ayah bernama Drs. H. Hawasi Suma (Alm) dan ibu Dra. Hj. Rif’ah (Almh). Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada 1998 penulis mulai memasuki masa belajarnya di tingkat pertama yaitu SD Pematang
Kepuh,
Cilurah,
Cilegon.
Dimulai
dengan
mengikuti pelajaran sementara karena pada saat itu umur penulis belum mencukupi untuk memasuki dunia pendidikan di tingkat SD. Namun, dengan belajar sungguh-sungguh dan penuh keyakinan, penulis dapat melalui masa pendidikan sampai sekarang yang berawal dengan cara mencoba-coba. Setelah berhasil menempuh enam tahun masa SD, Penulis melanjutkan ke MTs dan MA Al Khairiyah Tegal Buntu, Cilegon. Pada 2010 Penulis memasuki salah satu Universitas di Jakarta yaitu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Memasuki Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia karena terinspirasi oleh seorang Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia saat Penulis masih menempuh masa pendidikan di tingkat MA. Riwayat organisasi yang penulis ikuti yaitu OSIS dan Pramuka.