PENGARUH PENERAPAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DONGENG PADA SISWA KELAS V SD PUTRA JAYA DEPOK TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh EVA SEPTI MAULIDDYANA NIM 1110018300029
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBIN JAKARTA 2014 G
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Siswa Kelas V SD Putra Jaya Depok. Disusun oleh Eva Septi Mauliddyana NIM 1110018300029, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 12 Desember 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Jakarta, 12 Desember 2014 Panitia Ujian Munaqosah Ketua Pantia (Ketua Jurusan)
Tanggal
Dr. Fauzan, MA. NIP. 19761107 200701 1 013 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Asep Ediana Latip, M.Pd. NIP. 19810623 200912 1 003 Penguji I Dindin Ridwanudin, M.Pd. NIP. 19771121 201101 1 001 Penguji II Nafia Wafiqni, M.Pd. NIP. 19811003 200912 2 004 Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D NIP. 19591020 198603 2 001
Tanda Tangan
LBMBAR PEI{GESAHAN DOSEN PBMBIMBING
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) TERHADAP KBTERAMPILAI{ MEMBACA
PEMAHAMAN DONGBNG PADA SISWA KELAS V SD PUTRA JAYA DBPOK TAHUN PELAJARAN 2OI3I2OI4 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh Eva Septi Mauliddyana
NrM 1110018300029 Di bffihb bimbingan Fempimbing
\v'l\-t ./\
Rosida Efowati, M. Hum.
NrP 19771030 200801 2009
JURUSAN PENDIDIKAI{ GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNTVERSITAS ISLAM NEGBRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
LEMBAR PBNGESAHAN DOSEN PEMBIMBING Skripsi berjudul "Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking
Activifi: (DRTA) Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng
Pada Siswa Kelas V". Disusun oleh Eva Septi Mauliddyana, NIM 1110018300029, Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pihak fakultas.
Jakarta, 22 November 2014
Yang mengesahkan,
,.P6irbi"rbirg
Rosida Erowati, M. Hum.
NrP 19771030 200801 2009
SURAT PERNYATAAN KARYA. ILVIIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
Eva Septi Mauliddyana
NiM
11
Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Angkatan Tahun
2010
Alamat
Jalan Pertengahan Rt. 001/ Rw.003 No. 47 A,
10018300029
Kel. Cijantung, Kec. Pasar Rebo, Iakarta Timur
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul "Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Siswa Kelas
V"
adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
M. Hum.
Nama
: Rosida Erowati,
NIP
:19171030 200801 2009
Dosen Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apa bila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 22 November 2014
Eva Septi Mauliddyana
NIM 1110018300029
UJI REFERENSI Seluruh referensi "yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul "Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Siswa Kelas
V".
Disusun oleh Eva Septi Mauliddyana,
NIM
11100i8300029, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 22 November 2014.
Jakarta, 22 November 2014
Pembimffig I /1
1. /1, ,'t l".. l -4 ,v\ \ --/.
/'
\.,iJ \ ) , !, --J
i
J
Rosida Erowati, M. Hum.
NrP 19771030 2008012 009
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah s.w.t., karena dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Siswa Kelas V SD Putra Jaya Depok Tahun Pelajaran 2013/2014”. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan ke haribaan Sang Penuntun Nabi Muhammad s.a.w., para keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang telah membawa petunjuk kebenaran kepada umat manusia, yang kita harapkan di dunia dan di akhirat kelak. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Meskipun melalui banyak hambatan yang penulis alami dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun ucapan terima kasih disampaikan Penulis kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Dr. Fauzan, MA. selaku Ketua Jurusan PGMI 3. Rosida Erowati, M.Hum selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan penuh pengertian membantu, membimbing, dan memberikan pemahaman mengenai materi yang berhubungan dengan skripsi ini. 4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dan mengembangkan ilmu selama penulis mengikuti proses perkuliahan.
i
5. Kepala Sekolah, guru kelas V, siswa siswi kelas V, dan staf SD Putra Jaya Depok yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini. 6. Orang tua penulis tercinta, Bapak Efriyanto dan Mama Sri Hartati, yang tak henti-hentinya memberikan do’a, dukungan moril serta materil kepada penulis dalam setiap waktunya. Kedua adikku, Rachmat Zulkifni dan Muhammad Rafi Kurniawan,
yang
telah
banyak
memberikan
bantuan
tenaga
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh keluargaku, khususnya Nenek Hj. Asmainar dan Mbah Atjih Karmanah, yang selalu mendo’akan dan memberikan nasihat kepada penulis. 8. Teman terbaik penulis, Umar Mukhtar, yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan terhadap penulis. Tak lupa pula sahabat-sahabatku Gadies Farhana, Anggita Choirunnisa, Alen Sudiary, Dwi Akmalia, Rahmi Mulyati dan Shifa Fauziah yang telah memberikan motivasi dan do’a nya serta masukannya kepada penulis selama perkuliahan dan penulisan skripsi. 9. Kawan-kawan bimbingan penulis, Dini Annisa, Khumairoh, dan Mega Fahrizah yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 10. Untuk semua rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin. Jakarta, November 2013
Eva Septi Mauliddyana
ii
ABSTRAK Eva Septi Mauliddyana (NIM : 1110018300029). PENGARUH PENERAPAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DONGENG PADA SISWA KELAS V SD PUTRA JAYA DEPOK. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng. Penelitian ini dilaksanakan di SD Putra Jaya, Depok pada kelas V semester I tahun pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 31 siswa kelas eksperimen dan 31 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian ini berupa tes non-objektif (uraian). Teknik analisis data menggunakan bantuan program SPSS 20. for Windows. Berdasarkan hasil posttest diperoleh rata-rata keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa dengan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Rata-rata nilai pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 61,20. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol yaitu 59,67. Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, maka diperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 73,95 dan kelas kontrol sebesar 69,27. Jumlah peningkatan kelas ekperimen berdasarkan nilai pretest dan posttest sebesar 12,75% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 7,60%. Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik Paired Sample TTest diperoleh thitung sebesar 0,003 pada taraf signifikansi < 0,05. Dengan demikian, H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,003 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng siswa. Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Directed Reading Thinking Activity dan Membaca Pemahaman Dongeng
iii
ABSTRACT
Eva Septi Mauliddyana (NIM : 1110018300029). THE INFLUENCE OF DIRECTED READING THINKING ACTIVITY’S (DRTA) STRATEGY TOWARDS READING COMPREHENSION FAIRY TALE’S SKILL ON FIFTH GRADE STUDENT OF SD PUTRA JAYA DEPOK. A Thesis: Education of Elementary School’s Teacher Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. This research is intended to know the influence of Directed Reading Thinking Activity (DRTA) towards reading comprehension fairy tale’s skill. This research was conducted in SD Putra Jaya, Depok to fifth grade student on first semester, in period 2013/2014. The method that used in this research the quasi experiment with nonequivalent control group research design. This study to do a sample of 31 students experiment class and 31 students of control class. The research instrument in this research in non-objective test (description) and technique of Data analysis using SPSS 20 for Windows. Based on the posttest result shows that the average of reading comprehension fairy tale’s skill on students by applying Directed Reading Thinking Activity’s strategy in experimental class is higher than the average of reading comprehension fairy tale’s skill on students that are taught by conventional teaching in control class. The average pretest value in experimental class is, 61.20 and the average pretest value in control class is, 59.67. After doing a research on both classes, the research obtains 73.95 of average posttest value in experimental class and 69.27 for the control class. The amount of increase in the experimental class based on the pretest and posttest is, 12.75% whereas the control class is, 7.60%. Hypothesis testing using Paired Sample T-Test technique obtain 0.003 of thitung at a significance level ρ <0.05. Thus, H1 is accepted and H0 is rejected because 0.003 <0.05, so it can be concluded that there is an influence of Directed Reading Thinking Activity’s strategy (DRTA) towards reading comprehension fairy tale’s skill.
Key word: Strategy of Directed Reading Thinking Activity’s Learning and Reading Comprehension of Fairy Tale
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... iii ABSTRACT ................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4 D. Perumusan Masalah .................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik 1. Hakikat Keterampilan Membaca........................................... 7 2. Keterampilan Membaca Pemahaman .................................... 15 3. Dongeng ................................................................................ 21 4. Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman ...................... 24 5. Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) .......... 29 B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................. 32 C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 33 D. Hipotesis Penelitian..................................................................... 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 37 B. Metode dan Desain Penelitian..................................................... 37 C. Populasi dan Sampel ................................................................... 38 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39 v
E. Instrumen Penelitian.................................................................... 42 F. Teknik Analisis Data .................................................................. 42 G. Hipotesis Statistik ...................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah .............................................................................. 46 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 49 C. Deskripsi Data ............................................................................. 50 D. Pengujian Persyaratan Analisis Data .......................................... 63 E. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 66 F. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 67 BAB V PENUTUP A. Simpulan ..................................................................................... 73 B. Saran ........................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75
vi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
: Desain Penelitian ....................................................................... 38
Tabel 3.2
: Data Siswa ................................................................................. 39
Tabel 3.3
: Penilaian Kinerja Membaca Pemahaman .................................. 41
Tabel 4.1
: Persebaran Siswa SD Putra Jaya Depok ................................... 46
Tabel 4.2
: Daftar Guru SD Putra Jaya Depok ........................................... 47
Tabel 4.3
: Keadaan Sarana dan Prasarana SD Putra Jaya Depok .............. 48
Tabel 4.4
: Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ......... 51
Tabel 4.5
: Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol................ 52
Tabel 4.6
: Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen ......................... 54
Tabel 4.7
: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen................................................................................. 55
Tabel 4.8
: Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ............................... 56
Tabel 4.9
: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol ....................................................................................... 57
Tabel 4.10 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen ....................... 59 Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen................................................................................. 60 Tabel 4.12 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol .............................. 61 Tabel 4.13 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Kontrol ....................................................................................... 62 Tabel 4.14 : Hasil Uji Normalitas Pretest ..................................................... 63 Tabel 4.15 : Hasil Uji Normalitas Posttest .................................................... 64 Tabel 4.16 : Hasil Uji Homogenitas Pretest .................................................. 65
vii
Tabel 4.17 : Hasil Uji Homogenitas Posttest ................................................ 66 Tabel 4.18 : Hasil Uji T-Test ......................................................................... 67
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 : Grafik Nilai Rata-rata Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ....................................................................................... 53 Gambar 4.2 : Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen ................... 55 Gambar 4.3 : Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Kontrol .......................... 57 Gambar 4.4 : Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen .................. 61 Gambar 4.5 : Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol ......................... 62 Gambar 4.6 : Kegiatan Belajar Siswa dengan Menggunakan Strategi DRTA 69
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 2
: Pertanyaan dalam Menggunakan Strategi DRTA Pertemuan Pertama
Lampiran 3
: Gambar Cerita Dongeng Pertemuan Pertama
Lampiran 4
: Teks Cerita Dongeng Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 5
: LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 6
: Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 7
: RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 8
: Pertanyaan dalam Menggunakan Strategi DRTA Pertemuan Kedua
Lampiran 9
: Gambar Cerita Dongeng Pertemuan Kedua
Lampiran 10 : Teks Cerita Dongeng Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua Lampiran 11 : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua Lampiran 12 : Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua Lampiran 13 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama Lampiran 14 : Teks Cerita Dongeng Kelas Kontrol Pertemuan Pertama Lampiran 15 : LKS Kelas Kontrol Pertemuan Pertama Lampiran 16 : Evaluasi Kelas Kontrol Pertemuan Pertama Lampiran 17 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua Lampiran 18 : Teks Cerita Dongeng Kelas Kontrol Pertemuan Kedua Lampiran 19 : LKS Kelas Kontrol Pertemuan Kedua Lampiran 20 : Evaluasi Kelas Kontrol Pertemuan Kedua Lampiran 21 : Gambar Urutan Cerita Dongeng Posttest Kelas Eksperimen
x
Lampiran 22 : Teks Cerita Dongeng Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 23 : Teks Cerita Dongeng Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 24 : Soal Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 25 : Soal Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 26 : Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen Lampiran 27 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 28 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Lampiran 29 : Daftar Hasil Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Lampiran 30 : Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 31 : Uji Referensi Lampiran 32 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 33 : Surat Permohonan Izin Observasi Lampiran 34 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 35 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting di dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Seseorang dikatakan mampu berbahasa Indonesia apabila mampu menggunakan bahasa tersebut dengan baik. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia yang dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Bahasa Indonesia bahkan dijadikan salah satu mata pelajaran wajib dan tolok ukur kelulusan siswa di lembaga pendidikan (sekolah). Oleh karena itu, keterampilan berbahasa sangat diperlukan oleh semua orang, serta perlu dikembangkan sejak dini. Mata pelajaran bahasa Indonesia memuat empat komponen keterampilan berbahasa. Komponen keterampilan berbahasa tersebut yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.1 Keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara kemudian membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari saat memasuki jenjang pendidikan. Dengan demikian keempat keterampilan tersebut memiliki hubungan yang saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam
proses pembelajaran, keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dilaksanakan secara seimbang dan terpadu. Dari keempat keterampilan berbahasa itu, kiranya keterampilan membaca memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa, yang harus dikuasai agar mereka dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran. Keterampilan membaca sangat penting dimiliki setiap siswa karena banyak kegiatan pembelajaran yang menuntut keterampilan membaca 1
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008). h. 1.
1
2
siswa. Membaca mempunyai manfaat yang penting, karena dengan membaca dapat memperluas wawasan dan pengetahuan seseorang. Membaca perlu diterapkan saat anak masih sedini mungkin, ketika anak memasuki lembaga pendidikan formal. Dengan membaca siswa diharapkan akan memperoleh berbagai informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Kenyataannya yang dapat dilihat hingga saat ini adalah masih rendahnya keterampilan membaca siswa, karena masih banyak siswa yang malas untuk membaca atau rendahnya minat baca siswa. Memasuki era globalisasi, bangsa Indonesia mengalami perubahan yang berdampak pada bidang teknologi, komunikasi, budaya, pendidikan, dan sebagainya. Perubahan tersebut membawa pengaruh positif dan negatif bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi para pelajar Indonesia. Salah satu contohnya adalah internet, para siswa dapat menemukan informasi terkini secara cepat dengan mengakses situs-situs edukatif di internet. Akan tetapi, yang sering terjadi pada kehidupan seharihari adalah siswa lebih suka menggunakan internet untuk bermain game atau untuk mengakses jejaring sosial. Siswa seharusnya lebih banyak dihadapkan dengan berbagai ragam bacaan yang bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan minat baca siwa. Guru harus memberi materi bacaan yang menarik sehingga siswa dapat termotivasi dan semangat siswa untuk membaca dengan sungguh-sungguh. Selain itu, faktor penyebab rendahnya minat baca dan keterampilan membaca siswa adalah terletak pada model, metode, strategi, atau teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pada umumnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas adalah pembelajaran konvensional yang diaplikasikan dalam bentuk metode ceramah. Teknisnya yaitu, guru berada di depan kelas menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak, dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Terkadang kegiatannya diselingi dengan pertanyaan, diskusi, dan diselingi dengan kegiatan latihan. Pada pembelajaran seperti ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Sehingga merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran. Suasana kelas pun menjadi tidak kondusif, karena
3
siswa yang merasa bosan dalam proses pembelajaran sering kali tidak memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan siswa sulit untuk memahami suatu bacaan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini juga dapat berdampak kepada keterampilan berbahasa siswa. Hal ini tidak berarti bahwa metode ceramah tidak baik, akan tetapi pada suatu saat siswa akan merasa bosan apabila hanya duduk, diam, dan mendengarkan. Padahal banyak sekali modelmodel pembelajaran menarik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
Model-model
pembelajaran
yang
menarik
dapat
meningkatkan minat siswa untuk belajar. Sehingga keterampilan berbahasa juga dapat dikuasai siswa dengan baik, khususnya keterampilan membaca. Keberhasilan belajar siswa akan tercapai apabila terjadi interaksi dua arah antara guru dengan siswa sudah dapat berjalan dengan baik. Dari semua faktor penyebab rendahnya minat baca siswa, dapat berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa terhadap suatu isi bacaan. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan adalah dengan menyajikan pembelajaran dengan metode yang kreatif, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami bacaan. Untuk itu dalam kegiatan
pembelajaran
diperlukan
sebuah
strategi
belajar
yang
memberdayakan siswa secara aktif. Salah satunya adalah dengan membuat pola pembelajaran yang menekankan kerjasama antar siswa. Rendahnya nilai keterampilan membaca para siswa khususnya membaca pemahaman menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi siswa dalam belajar membaca pemahaman. penyebab siswa “gagal” dalam belajar membaca pemahaman berkaitan dengan rendahnya minat membaca siswa. Untuk
memecahkan permasalahan tersebut, peneliti dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Strategi ini sangat cocok diterapkan dalam kegiatan membaca karena strategi ini bertujuan untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius.
4
Stauffer yang dikutip oleh Farida Rahim, mengemukakan bahwa: “Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) merupakan strategi pembelajaran dimana guru memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara.”2 Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Selain itu, Stauffer menyatakan bahwa strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) diarahkan untuk
mencapai
tujuan
umum. Strategi
DRTA
memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.3 Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji masalah tersebut melalui penelitian dengan judul “PENGARUH PENERAPAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DONGENG PADA SISWA KELAS V SD PUTRA JAYA DEPOK.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Minat siswa dalam membaca sangat rendah. 2. Pemahaman siswa terhadap suatu wacana atau cerita kurang. 3. perhatian guru terhadap keterampilan membaca siswa kurang. 4. Strategi pembelajaran yang digunakan masih rendah dalam kemampuan membaca pemahaman. 5. Guru belum menggunakan strategi yang variatif dalam keterampilan membaca.
2
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 47 3
Ibid,. h.47
5
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan indentifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah: 1. Pemahaman siswa terhadap suatu wacana atau cerita kurang. 2. Penerapan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kurang.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah sebagai berikut : “Apakah penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng di kelas V SD Putra Jaya Depok Tahun Pelajaran 2013/2014?”
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD Putra Jaya Depok Tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian 1. Teoretis Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoretis diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi salah satu landasan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.
2. Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan Manfaat langsung bagi sekolah,guru dan siswa yaitu:
6
a) Bagi Sekolah Sekolah dapat memperkaya wawasan tentang strategi pembelajaran membaca khususnya tentang penggunaan strategi Directed Reading Thinking
Activity
(DRTA)
untuk
meningkatkan
keterampilan
membaca. b) Bagi Guru Menambah
pengetahuan
dan
pengalaman
mengenai
strategi
pembelajaran yang yang dapat digunakan dalam mengelola proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran membaca pemahaman. c) Bagi Siswa Menambah pengalaman belajar yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman. Selain itu, juga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan siswa.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik 1. Hakikat Keterampilan Membaca a. Pengertian Membaca Tarigan menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendakdisampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.1 Hal senada juga dikemukakan oleh Harjasujana yang menjelaskan bahwa membaca
merupakan
kegiatan
merespon
lambang-lambang
tertulis
denganmenggunakan pengertian yang tepat.2 Ronald Wardhaugh dalam artikelnya “Reading Technical Process”, mengemukakan bahwa membaca adalah suatu kegiatan aktif karena pembaca tetap aktif membaca sambil mencari informasi.3 Kegiatan membaca juga besifat interaktif dalam arti bahwa pembaca berinteraksi dengan teks. Si pembaca dituntut untuk berpartisipasi secara konstruktif dan terus-menerus. Ia dituntut untuk menggunakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Lebih banyak tampak karakteristik tersebut, lebih berhasil pulalah seseorang mencapai kemampuan membaca. Dengan kata lain, membaca adalah proses menyusun kembali (reconstruct) pola-pola kalimat, yang tercetak pada halaman tempat ide-ide informasi dan pesan dituangkan oleh penulis agar dimengerti.
1
Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008). h. 7 2 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan berbahasa Indonesia (teori dan Aplikasi, (Bandung: Karya Putra Darwati,2012), h.65 3 Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 223.
7
8
Dalman menjelaskan membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.4 Somadayo mengartikan membaca sebagai suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung didalam bahan tulis.5 Sementara Klein, dkk yang dikutip oleh Farida Rahim, mengemukakan definisi membaca mencakup:6 (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, (3) membaca merupakan interaktif. Sedangkan Gilet dan Temple yang dikutip oleh Samsu Somadayo, menyatakan bahwa membaca adalah kegiatan fisual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata-kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman.7 Berdasarkan pengertian-pengertian tentang membaca di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses mengenali dan memahami makna yang terkandung dalam bahasa tulis sebagai interaksi untuk memperoleh pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis.
b. Manfaat Membaca Syafi’ie yang dikutip oleh Farida Rahim, menyatakan bahwa sebagai bagian dari keterampilan berbahasa, keterampilan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis karena melalui membaca, orang dapat memahami kata yang diutarakan seseorang. Selain itu, melalui
4
Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 3 Samsu Somadayo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 4 6 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011), h. 3 7 Samsu Somadayo, op.cit., h.5 5
9
membaca, seseorang dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di tempat lain melalui membaca buku, surat kabar, majalah dan internet.8 Kudharu Saddhono menyebutkan beberapa manfaat membaca, antara lain yaitu: 1) memperoleh banyak pengalaman hidup; 2) memperoleh pengetahuan umum; 3) mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa; 4) dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.9 Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, pembelajaran membaca perlu disajikan sejak pendidikan dasar. Bila keterampilan membaca di sekolah dasar tidak diajarkan sebaik mungkin, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam mengakses informasi.
c. Aspek-aspek Membaca Membaca merupakan proses yang kompleks. Proses membaca dimulai dengan sensori visual yang diperoleh melalui pengungkapan simbol-simbol grafis melalui indera penglihatan. Kemudian sampai kepada memahami isi bacaan, siswa terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya. Kemudian siswa diharapkan mampu membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam materi bacaan. Oleh karena itu, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu: 1) Mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup: a) Pengenalan bentuk huruf b) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain) c) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”) d) Kecepatan membaca ke taraf lambat 8 9
Farida Rahim, op.cit., h. 3
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet,Meningkatkan Keterampilanberbahasa Indonesia (teori dan Aplikas,(Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 66
10
2) Pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup: a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal) b) Memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca) c) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk) d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.10 Sedangkan Novi Resmini, dkk menyebutkan aspek-aspek membaca, sebagai berikut:11 1) Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis. 2) Aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol. 3) Aspek schemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada. 4) Aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari. 5) Aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan dengan minat pembaca yang berpengalaman terhadap kegiatan membaca. Berdasarkan paparan aspek-aspek tersebut, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa aspek membaca terdiri dari aspek keterampilan bertaraf rendah (mekanis) yang dimulai dengan pengenalan unsur-unsur linguistik sampai kepada pelafalan unsur-unsur tersebut. Aspek keterampilan yang bersifat mekanis ini biasanya ditekankan pada peserta didik yang berada di kelas
rendah.
Dilanjutkan
pada
aspek
keterampilan
bertaraf
tinggi
(pemahaman), pada aspek ini peserta didik diharapkan mampu memahami pengertian serta makna-makna yang terkandung dalam suatu bacaan. Aspek keterampilan yang bersifat pemahaman ini biasanya ditekankan pada peserta didik yang berada di kelas tinggi.
10
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 12-13. 11 Novi Resmini, dkk, Membaca Dan Menulis di SD Teori dan pengajarannya, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 93
11
d. Tujuan Membaca Tarigan menjelaskan tujuan utama membaca adalah untuk mencari informasi, mencakup isi, serta memahami makna bacaan.12 Nurhadi yang dikutip oleh Dalman menjelaskan tujuan membaca ada beberapa macam, yaitu:13 1) 2) 3) 4) 5)
membaca untuk tujuan studi (telaah ilmiah); membaca untuk tujuan menangkap garis besar bacaan; membaca untuk menikmati karya sastra; membaca untuk mengisi waktu luang; membaca mencari keterangan tentang suatu istilah
Sedangkan
Blanton,
dkk
yang
dikutip
oleh
Farida
Rahim,
menyebutkan tujuan membaca, yaitu:14 1) kesenangan; 2) menyempurnakan membaca nyaring; 3) memperbaharui pengetahuan; 4) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui; 5) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; 6) mengkonfirmasi atau menolak prediksi; 7) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks; dan 8) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Adapun tujuan dari kegiatan membaca pada penelitian ini adalah yang berhubungan dengan membaca untuk studi, yaitu untuk memahami isi dari suatu bahan bacaan secara keseluruhan sehingga pemahaman yang komprehensif tentang isi bacaan tercapai.
d) Jenis-jenis Membaca Tarigan menjelaskan jenis-jenis membaca sebagai berikut: 1) Membaca nyaring, membaca bersuara (reading aloud; oral reading)
12
Henry Guntur Tarigan, Op.cit., h. 9 Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h.12 14 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011), h. 12 13
12
2) Membaca dalam hati (silent reading) dibedakan menjadi: (a) Membaca ekstensif (extensive reading) yang meliputi: (1) Membaca teliti (2) Membaca sekilas (3) Membaca dangkal (b) Membaca intensif (intensive reading) yang meliputi: (1) Membaca telaah isi (content study reading)
yang
mencakup: membaca teliti (close reading), membaca pemahaman (comprehensive reading), membaca kritis (critical reading), membaca ide (reading for ideas) (2) Membaca telaah bahasa (language study reading) yang mencakup: membaca bahasa asing (foreign language reading), membaca sastra (literary reading).15 Untuk memperjelas keterangan di atas, Tarigan menggambarkan bagan sebagai berikut.
15
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h.13
13
Skema16
Sedangkan, Burhan El Fanany menjelaskan jenis-jenis membaca terbagi atas beberapa hal, sebagai berikut:17 1) Membaca yang bersuara Membaca bersuara yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca ini mencangkup beberapa hal sebagai berikut: (a) Membaca nyaring dan keras, yaitu kegiatan pembaca yang dilakukan dengan keras. (b) Membaca teknik, biasa disebut membaca lancar. (c) Membaca indah Membaca indah hamper sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimic membaca sajak dalam apresiasi. 16
Henry Guntur Tarigan., Ibid, h. 14. Burhan El Fanany, Teknik Membaca Cepat Trik Efektif Membaca 2 Detik 1 Halaman, (Yogyakarta: Araska, 2012), h. 19-22 17
14
2) Membaca yang tidak bersuara Membaca tidak bersuara yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Membaca ini biasa disebut membaca dalam hati, yang mencakup: (a) Membaca teliti, yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. (b) Membaca pemahaman, yaitu pembaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasi isi bacaan. (c) Membaca ide, yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. (d) Membaca kritis, yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluative, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan. (e) Membaca telaah bahasa, mencakup dua hal yaitu: membaca bahasa asing dan membaca sastra (f) Membaca skimming (sekilas), yaitu cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok. (g) Membaca cepat, yaitu keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan. Berdasarkan jenis-jenis membaca yang dijelaskan oleh Tarigan dan Burhan memiliki pengertian sedikit sama, maka dapat disimpulkan bahwa untuk melatih keterampilan yang bersifat mekanis, guru dapat menggunakan teknik membaca nyaring (reading aloud). Sedangkan untuk melatih
15
keterampilan pemahaman, guru dapat menggunakan teknik membaca dalam hati (silent reading). Teknik membaca dalam hati dapat dibagi ke dalam jenisjenis membaca yang telah digambarkan pada skema di atas. Jenis-jenis membaca tersebut dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan pembaca dalam mencari sebuah informasi yang dimuat dalam suatu wacana. Contohnya, untuk memahami unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerita, pembaca dapat menggunakan jenis membaca pemahaman (reading for understanding). Membaca pemahaman ini digunakan pembaca untuk memahami isi sebuah cerita, sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita yang telah dibaca.
2. Keterampilan Membaca Pemahaman a. Pengertian Membaca Pemahaman Purwanto menjelaskan bahasa adalah alat terpenting dalam berpikir karena memiliki bahasa dan mampu berbahasa, manusia dapat berpikir. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berpikir karena eratnya hubungan antara bahasa dan berpikir.18 Tarigan menjelaskan bahwa membaca pemahaman (reading for under standing) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan (literal standars), resensi kritis (critical review), drama tulis (printed drama) serta pola-pola fiksi (pattern of ficion).19 Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan
18
Djamarah Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 77. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 58 19
16
berbagai proses mental dan sistem kognisinya.20 Untuk memahami suatu bacaan, pembaca harus melibatkan beberapa kegiatan berpikir yang tinggi, seperti ingatan dan daya khayal. Sehingga pembaca mampu memahami apa yang telah dibaca dan dapat memecahkan masalah dari persoalan yang ada. Sedangkan menurut Somadayo mengemukakan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan.21 Rubin yang dikutip oleh Samsu Somadayo, menjelaskan bahwa membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu kemampuan penguasaan makna dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal.22 Turner yang dikutip oleh Samsu Somadayo,
menjelaskan bahwa seorang pembaca dikatakan memahami
bacaan secara baik apabila pembaca dapat:23 1) Mengenalkata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan mengetahui maknanya, 2) Menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang ada dalam bacaan, 3) Memahami seluruh makna secara kontekstual, 4) Membuatpertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman membaca. Oleh karena itu keterampilan membaca harus menjadi perhatian khusus bagi para guru karena dengan adanya keterampilan membaca yang dimiliki siswa maka akan membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Setiap materi yang diajarkan oleh guru pasti melalui proses membaca, contohnya membaca buku pelajaran di mana di 20
Iskandar dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 3, h. 246. 21 Samsu Somadayo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 10 22 Samsu Somadayo, Ibid., h. 7 23 Samsu Somadayo, Op cit., h. 10
17
dalam buku pelajaran terdapat banyak informasi yang dapat dipahami siswa dengan membaca.
b. Tujuan Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan proses yang kompleks proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Burns dkk. yang dikutip oleh Farida Rahim, menyebutkan proses membaca pemahaman terdiri atas 9 aspek, yaitu sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan.24 Anderson yang dikutip oleh Samsu Somadayo, menjelaskan bahwa membaca pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam teks. Tujuan tersebut antara lain:25 1) 2) 3) 4) 5) 6)
untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta-fakta, mendapatkan ide pokok, mendapatkan urutan organisasi teks, mendapatkan kesimpulan, mendapatkan klasifikasi, membuat perbandingan ataupertentangan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari membaca pemahaman adalah mampu menangkap pesan, informasi, fakta, atau ide pokok bacaan dengan baik. adapun tujuan membaca pemahaman dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan kesimpulan isi cerita atau bacaan sesuai dengan ide pokok yang terdapat dalam cerita atau bacaan.
c. Aktivitas Siswa Saat Membaca Pemahaman Belajar merupakan suatu kegiatan yang memerlukan banyak aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak akan berjalan dengan baik. Paul D.
24 25
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011), h. 12 Samsu Somadayo, op.cit., h. 12
18
Dierich yang dikutip oleh A.M Sardiman membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok.26 1) Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5) Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), misalnya: menggambar, membuat grafik, peta diagram. 6) Kegiatan-kegiatan metrik (motor activities), yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, pendekatan mereparasi, bermain, berkebun, berternak. 7) Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Adapun aktivitas yang akan dilakukan siswa dalam membaca pemahaman
melalui
strategi
DRTA
adalah
kegiatan
visual,
lisan,
mendengarkan, menulis, mental dan emosional.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman Somadayo
menjelaskan
bahwa
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi proses membaca pemahaman diantaranya:27 1) tingkat intelegensi, dua orang yang berbeda IQ-nya sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya; 2) kemampuan berbahasa, karena keterbatasan kosa kata yang dimilikinya seseorang akan sulit memahami teks bacaan tertentu; 26
101
27
A.M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), h.
Samsu Somadayo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 30
19
3) sikap dan minat, sikap biasanya ditunjukkan oleh rasa senang atau tidak senang, sedangkan minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu; 4) keadaan bacaan yang berkenaan dengan tingkat kesulitan yang dikupas, aspek perwajahan, atau desain halaman buku, besar kecilnya huruf dan sejenisnya; 5) kebiasaan membaca, maksudnya apakah seseorang tersebut mempunyai tradisi membaca atau banyak waktu atau kesempatan yang disediakan oleh seseorang sebagai kebutuhan; 6) pengetahuan tentang cara membaca,misalnya dalam menemukan ide pokok secara cepat, menangkap kata- kata kunci secara cepat, dan sebagainya; 7) latar belakang sosial, ekonomi dan budaya; 8) emosi, misalnya keadaan emosi yang berubah; 9) pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Dari penjelasan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi membaca pemahaman adalah tingkat intelegensi, kemampuan berbahasa, sikap dan minat, keadaan bacaan, kebiasaan membaca, pengetahuan tentang cara membaca, latar belakang pembaca sendiri serta pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki pembaca sebelumnya.
e. Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman Nurhadi menjelaskan pada kegiatan membaca pemahaman terdapat tiga tingkatan kemampuan membaca yaitu: kemampuan membaca literal, kritis, dan kreatif.28 1) Kemampuan membaca literal Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca mengenal dan menangkap bahan bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya
28
Nurhadi, Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Membaca?, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), h. 57
20
pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak jelas) dalam bacaan. 2) Kemampuan membaca kritis Kemampuan membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan baik makna tersurat maupun tersirat. Adapun hal-hal yang tercakup dalam kemampuan ini adalah: (a) menemukan informasi faktual; (b) menemukan ide pokok; (c) menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat; (d) menemukan suasana; (e) membuat kesimpulan; (f) menemukan tujuan pengarang; (g) memprediksi dampak; (h) membedakan opimi dan fakta; (i) membedakan realitas dan fantasi; (j) mengikuti petunjuk; (k) menemukan unsur propaganda; (l) menilai keutuhan dan keruntuhan gagasan; (m) menilai kelengkapan dan kesesuaian antar gagasan; (n) menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan; (o) membuat kerangka bahan bacaan; dan p) menemukan tema karya sastra. 1) Kemampuan membaca kreatif Kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang. Artinya, seorang pembaca yang baik, tidak hanya sekedar menangkap makna tersurat dan tersirat, tetapi juga mampu menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Keterampilan dalam membaca kreatif yaitu: (a) mengikuti petunjuk bacaan kemudian menerapkannya; (b) membuat resensi buku; (c) memecahkan masalah seharihari melalui teori yang disajikan dalam buku; (d) mengubah buku cerita menjadi bentuk drama; (e) mengubah puisi menjadi prosa; (f) mementaskan drama; dan (g) membuat esai atau artikel sosial. Berdasarkan tingkatan membaca pemahaman yang telah dibahas, maka kemampuan membuat kesimpulan merupakan kemampuan dalam
21
membaca pemahaman yang akan ditingkatkan dalam penelitian di kelas V SD Putra Jaya Depok.
3. Dongeng a. Pengertian Dongeng Burhan Nurgiyantoro menjelaskan istilah dongeng dapat dipahami sebagai cerita rakyat yang bersifat universal yang dapat ditemukan di berbagai pelosok masyarakat dunia. Dongeng sebagai salah genre cerita anak tampaknya dapat dikategorikan sebagai salah satu cerita fantasi dan dilihat dari segi panjang cerita biasanya relatif pendek.29 Sedangkan James Danandjaja, pengertian dongeng adalah cerita pendek yang disampaikan secara lisan, dimana dongeng adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar benar terjadi.30 Berdasarkan
beberapa
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa pengertian dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar tejadi yang berisi tentang petualangan yang penuh imajinasi dan terkadang tidak masuk akal dengan menampilkan situasi dan para tokoh yang luar biasa/ goib.
b. Ciri-ciri Dongeng Ciri-ciri dongeng menurut Burhan Nurgiyantoro, yaitu :31 1) cerita fantasi, 2) dongeng tidak terikat oleh waktu dan tempat, dan 3) kekurang jelasan latar terlihat sejak cerita dongeng dimulai yaitu sering menggunakan kata-kata pembuka “Pada zaman dahulu kala”. 29
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Sastra Anak, (Yogyakarta: BPFE, 2013), h. 198 30 Hetty Rusyanti. “Pengertian Dongeng, Definisi Dongeng Menurut Para Ahli”, dari http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-dongeng-definisi-dongeng-menurut-ahli.html. 5 November 2014, 07.00 WIB 31
Op.Cit., h. 199
22
Berdasarkan ciri-ciri dongeng di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dongeng adalah sebuah cerita khayalan atau fantasi yang menceritakan suatu kehidupan, dan kita bisa mengambil pelajaran (moral) di dalamnya.
c. Jenis-jenis Dongeng Sihabudin dkk, menjelaskan jenis-jenis dongeng, antara lain :32 1) Fabel Fabel merupakan cerita dengan pelaku binatang yang didalamnya memuat ajaran tertentu. Binatang yang diangkat sebagai pelaku cerita tersebut bisa berbagai macam, sehingga antara wilayah yang satu dan yang lain yang berbeda-beda. 2) Parabel Parabel adalah dongeng khayal yang mengandung ajaran yang baik. Munculnya parabel ini dimungkinkan karena pada waktu itu masih sangat terbatas pendidikan formal, sehingga diperlukan suatu alat untukmendidik masyarakatnya. Dongeng atau cerita yang digolongkan parabel ini adalah hampir semua cerita fabel. Hal ini dikarenakan hampir semua cerita fabel yang ada di Indonesia pada umumnya berupa ajaran yang baik bagi masyarakatnya. Oleh sebab itu dongeng “Kancil, Burung Bayan, Bujuk dan Tupai disebut parabel. 3) Sage Sage merupakan dongeng/cerita khayal yang memasukkan peristiwaperistiwa, tempat kejadian, dan tokoh-tokohnya merupakan tokoh sejarah. Misalnya Jaka Tarub, Angling Darma, Lutung Kasarung, dan Ciung Wanara. 32
Sihabudin dkk, Bahasa Indonesia 2, (Learning Assistance Program For Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), Edisi Pertama, Paket 8-14, h. 16-17
23
4) Mite / Mitos Mite atau mitos merupakan cerita yang berkaitan dengan asal usul kehidupan manusia, asal usul keberadaan suatu tempat yang berhubungan dengan kehidupan dewa-dewi maupun tokoh yang memiliki hubungan dengan kehidupan kedewataan. 5) Legende atau Legenda Legenda merupakan cerita kepahlawanan dari sosok tokoh yang dianggap sakti, suci, atau memiliki kelebihan tertentu dibandingkan manusia pada umumnya. Meskipun jelas merupakan cerita yang bersifatimajinatif, karena biasa dihubungkan dengan peristiwa kesejarahan akhirnya legenda sering dianggap sebagai cerita yang seakan sungguh-sungguh pernah terjadi.
d. Unsur-Unsur Instrinsik Dongeng Burhan Nurgiantoro, menjelaskan unsur-unsur instrinsik dalam dongeng, yaitu:33 1) Tema Tema merupakan suatu gagasan atau ide sentral yang menjadi pangkal tolak penyusunan cerpen dan sekaligus menjadi sasaran cerpen tersebut. 2) Amanat Amanat adalah pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca. Penyampaian amanat dapat dilakukan secara eksplisit maupun implisit. 3) Plot atau alur Plot atau alur adalah sambung-sinambungnya periristiwa berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan bagaimana hal itu terjadi. 33
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Sastra Anak, (Yogyakarta: BPFE, 2013), h. 198-200
24
4) Penokohan Dari segi penokohan, tokoh0tokoh dongeng pada umumnya terbelah menjadi dua macam, yaitu tokoh berkarakter baik dan buruk.selain itu, dilihat dari unsure karakter tersebut, tokoh-tokoh dongeng pada umumnya lebih berkarakter sederhana. Hal itu berarti bahwa seorang tokoh yang telah dipasang sebagai tokoh berkarakter baik, maka baik selamanya. Demikian pula sebaliknya dengan tokoh yang berkarakter buruk. 5) Waktu dan tempat Waktu dan tempat dapat terjadi di mana saja dan kapan saja tanpa perlu
harus
ada
semacam
pertanggung
jawaban
pelataran.
Kekurangjelasan latar sebut sudah terlihat sejak cerita dongeng dimulai, yaitu yang sering mempergunakan kata-kata pembuka penunjuk waktu seperti: “Pada zaman dahulu kala”. Demikian juga mengenai latar tempat yang hanya sering disebut “di negeri antah berantah”, “di suatu tempat di pinggir hutan”, dan lain-lain. 6) Sudut pandang Sudut pandang ini dapat dipandang sebagai cerita fantasi, cerita ysng mengikuti daya fantasi walau terkesan aneh-aneh walau secara logika sebenarnya tidak dapat diterima. Berdasarkan unsur-unsur yang telah disebutkan di atas, dan disesuaikan dengan SK dan KD kelas V, unsur-unsur intrinsik yang digunakan adalah unsur tema, alur/plot, penokohan, latar tempat dan waktu.
25
4. Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal.34Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang perlu dicermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Artinya, penyusunan suatu strategi hanya sampai pada tahap proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tahap tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Abdul Majid menjelaskan strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu tujuan pembelajaran.35 Sedangkan, Moore yang dikutip oleh Martinis Yanim mengemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan keseluruhan perencanaan untuk
mengajar pelajaran tertentu yang
memuatkan metode dan urutan langkah-langkah yang diikuti untuk melaksanakan kegiatan belajar.36 Farida Rahim menjelaskan bahwa strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki atau yang dapat dikerahkan untuk 34
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 126 35 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 7 36 Martinis Yatim, Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group, 2013), h. 4
26
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.37 Dalam konteks pengajaran, Gagne yang dikutip oleh Iskandarwassid dan Dadang Sunendar strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Artinya, bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik berpikir secara unik untuk dapat menganalisis, memecahkan masalah di dalam mengambil keputusan. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar menjelaskan bahwa strategi adalah taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses belajar mengajar bahasa, sehingga peserta didik dapat leluasa berpikir dan mengembangkan kemampuan kognitifnya.38 Kemp yang dikutip oleh Hamruni, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.39 Dalam
usaha
memperoleh
pemahaman
terhadap
teks,
pembaca
menggunakan strategi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca dan konteks. Dalam teori membaca dikenal beberapa strategi membaca. Strategi-strategi membaca tersebut, pada dasarnya menggambarkan bagaimana pembaca memproses bacaan sehingga dia memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Farida Rahim, mengkategorikan strategi membaca sebagai berikut:40 a. Strategi Bawah-Atas Klein dkk. yang dikutip oleh Farida Rahim menyatakan bahwa strategi bawah atas merupakan strategi pemahaman bacaan yang dibangun berdasarkan data visual yang berasal dari teks melalui tahapan yang lebih rendah ke tahapan yang lebih tinggi. Strategi bawah-atas pada umumnya digunakan dalam
37
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011), h. 36 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 3 39 Hamruni,Strategi Pembelajaran,(Yogyakarta: Insan Madani, 2011) h. 2 40 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011), h. 3647 38
27
pembelajaran membaca awal. Mula-mula siswa memproses simbol-simbol grafis secara bertahap kemudian dia harus mengenali huruf, memahami huruf menjadi kata, merangkai kata menjadi frasa dan kalimat, kemudian membentuk teks. Dalam pembelajaran membaca di kelas awal SD, strategi ini dimulai dengan memperkenalkan nama dan bentuk huruf kepada siswa, memperkenalkan gabungan-gabungan huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Metode ini dikenal dengan metode eja. b. Strategi Atas-Bawah Farida Rahim menjelaskan bahwa strategi membaca atas-bawah merupakan model yang dikembangkan oleh Coady yang mendasarkan teorinya pada
konsep
psikolinguistik.
Long
dan
Richards
yang
dikutip
oleh
Rahim,menyatakan bahwa strategi atas-bawah merupakan kebalikan dari strategi bawah atas. Pada strategi atas-bawah, pembaca memulai proses pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi. Dalam hal ini, pembaca mulai dengan prediksi, kemudian mencari input untuk mendapatkan informasi yang cocok dalam teks. c. Strategi Campuran (Eclectic) Klein, dkk. yang dikutip oleh Rahim, menjelaskan bahwa guru yang baik tidak perlu memakai satu teori saja. Mereka bisa mengambil dan memilih yang terbaik dari semua strategi yang ada termasuk pandangan-pandangan teoretis dan model pengajaran membaca. Begitu juga model bawah-atas dan atas-bawah bisa digunakan dalam waktu yang bersamaan jika diperlukan. d. Strategi Interaktif Rubin yang dikutip oleh Farida Rahim, pengetahuan yang telah dimiliki pembaca disebut latar belakang pengetahuan pembaca, dan struktur pengetahuan awal tersebut disebut skemata. Menurut teori skema, memahami teks merupakan proses interaktif antara latar belakang pengetahuan pembaca dengan teks. Pemahaman suatu teks tidak semata-mata memahani makna kata dan kalimat,
28
tetapi juga pemanfaatan pengetahuan pembaca yang berhubungan dengan teks yang dibacanya. e. Strategi Know-Want to Know Learned (KWL) Farida Rahim, menjelaskan bahwa strategi KWL merupakan strategi yang dikembangkan oleh Ogle untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik. Strategi ini memberikan siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat dan sesudah membaca. Startegi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingatkan kembali apa yang mereka pelajari dari membaca. f. Strategi DRA Farida Rahim menjelaskan bahwa strategi DRA merupakan strategi yang dirancang oleh Betts. Eanes yang dikutip oleh Farida Rahim, menjelaskan bahwa strategi DRA sebagai kerangka berpikir untuk merencanakan pembelajaran membaca suatu mata pelajaran yang menekankan membaca sebagai media pengajaran dan kemahiraksaraan sebagai alat belajar. Komponen strategi DRA dibagi dalam empat tahap, yaitu persiapan, membaca dalam hati, dan tindak lanjut. g. Strategi DRTA Stauffer yang dikutip oleh Farida Rahim, strategi DRTA merupakan suatu kritikan terhadap penggunaan strategi DRA karena strategi DRA kurang memperhatikan keterlibatan siswa berpikir tentang bacaan. strategi DRA terlampau banyak melibatkan arahan guru dalam memahami bacaan, sedangkan strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Dari ketujuh strategi pembelajaran membaca pemahaman tersebut, peneliti memilih strategi DRTA untuk melaksanakan penelitian ini. Strategi DTRA dipilih
29
karena strategi ini dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan cara memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Dengan demikian pemahaman siswa akan meningkat sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan.
5. Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Strategi DRTA adalah strategi membaca dan berpikir secara langsung. Stauffer yang dikutip oleh Farida Rahim, menjelaskan bahwa strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika membaca. Dengan strategi DRTA guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara.41 Strategi ini diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Dengan strategi DRTA guru dapat membantu siswa ketika mereka kesulitan berinteraksi dengan bahan bacaan. Langkah-langkah membaca pemahaman dengan strategi DRTA menurut Rahim adalah sebagai berikut:42 a) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul Guru menuliskan judul cerita di papan tulis, kemudian guru menyuruh seorang siswa membacakannya. Biarkan setiap siswa mempunyai kesempatan untuk membuat prediksi. b) Membuat prediksi dari petunjuk gambar Guru menyuruh siswa memperhatikan gambar seri dengan seksama. Selanjutnya guru menyuruh siswa memperhatikan salah satu gambar dan menanyakan kepada siswa apa sebenarnya yang terjadi pada gambar tersebut.
41 42
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011),h. 47 Ibid., h. 48-51
30
c) Membaca bahan bacaan Guru menyuruh siswa membaca bagian bacaan dari gambar yang telah diprediksi ceritanya. d) Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi Ketika siswa membaca bagian pertama dari cerita, guru mengarahkan suatu diskusi dengan mengajukan pertanyaan. Kemudian guru menyuruh siswa yang yakin bahwa prediksinya benar untuk membaca nyaring di depan kelas bagian dari bacaan yang mendukung prediksi mereka. e) Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 hingga semua bagian pelajaran di atas telah tercakup. Sedangkan, Yunus Abidin menjelaskan bahwa metode dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembelajaran sebagai berikut :43
DRTA
1. Tahap Prabaca a) Guru memperkenalkan bacaan, dengan jalan menyampaikan beberapa informasi tentang isi bacaan. b) Siswa membuat prediksi atas bacaan yang akan dibacanya. Jika siswa belum mampu, guru harus memancing siswa untuk membuat prediksi. Diusahakan dihasilkan banyak prediksi sehingga akan timbul kelompok yang setuju dan kelompok yang tidak setuju. Beberapa pancingan untuk membuat prdiksi antara lain : 1) Menurut pendapatmu, apa isi cerita yang berjudul “X” ini? 2) Bagaimana nasib tokoh cerita dalam cerpen ini? 3) Prediksi mana yang menurutmu paling benar? 2. Tahap Membaca a) Siswa membaca dalam hati cerita untuk mengecek prediksi yang telah dibuatnya. Pada tahap ini guru harus mampu membimbing siswa agar melakukan kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan, memperhatikan perilaku baca siswa, dan membantu siswa yang menemukan kesulitan memahami makna kata dengan cara memberikan ilustrasi kata, bukan langsung menyebutkan makna kata tersebut. 43
Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012), h. 81
31
b) Menguji, prediksi, pada tahap ini siswa diharuskan mengecek prediksi yang telah dibuatnya. Jika prediksi yang dibuat siswa salah, siswa harus mampu menunjukan letak kesalahan tersebut dan mampu membuat gambaran baru tentang isi wacana yang sebenarnya. 3. Tahap Pascabaca a) Pelatihan keterampilan fundamental. Tahapan ini dilakukan siswa untuk mengaktifkan kemampuan berpikirnya. Beberapa kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali cerita, menceritakan kembali cerita, membuat gambar, diagram, ataupun peta konsep bacaan, dan membuat peta perjalan tokoh (perjalanan yang menggambarkan keberadaan tokoh pada beberapa peristiwa yang dialaminya). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah strategi Directed Reading Thinking Activity dalam proses pembelajaran yang dijelaskan oleh Farida Rahim. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan yakni sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengetahui apa saja
yang harus dikuasainya.
Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh peserta didik. 2) Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Pada saat menyajikan materi guru dapat memberikan motivasi yang dapat membuat siswa tertarik untuk melakukan pembelajaran. Selanjutnya guru menggunakan langkah-langkah dalam strategi DRTA, yaitu sebagai berikut : 1) Guru menulis judul cerita di papan tulis.
32
Menuliskan judul dongeng yang dipelajari di papan tulis, kemudian guru meminta seorang siswa membacakannya. Kemudian, guru menanyakan kepada siswa, “Menurutmu cerita ini bercerita tentang apa?” dan memberikan waktu kepada siswa untuk membuat prediksi. 2) Guru menempelkan gambar seri cerita dongeng di papan tulis. Guru meminta siswa memperhatikan gambar dengan seksama. Kemudian menanyakan apa yang akan siswa lihat dari gambar dan memprediksikan apa yang terjadi pada gambar tersebut. 3) Guru mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa. 4) Guru memandu diskusi kelompok untuk memprediksi isi masing-masing gambar secara bergantian. 5) Guru memberikan cerita sebenarnya kepada masing-masing kelompok dan menyuruh semua anggota kelompok untuk membacanya. 6) Guru meminta siswa menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikannya dengan cerita asli.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Sebagai bahan penguat penelitian tentang Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa peneliti mengutip penelitian yang relevan yaitu: 1. Hasil penelitian oleh Eka Budi Yuliani, 2013 tentang “Efektivitas Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas VII MTs SA PP Hidayatul Qur’an Demak ”. Pada Penelitian ini bahwa strategi Directed Reading Thinking Activities (DRTA) sangat efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Penelitian
ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Persamaannya terletak pada metode yang digunakan yaitu Directed Reading
33
Thinking Activity (DRTA) dan penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Sedangkan, perbedaannya yaitu penelitian yang lakukan di tingkat SMP/ MTs dan penelitian yang saya lakukan di tingkat SD/MI. 2. Hasil penelitian oleh Nur Khomariah, 2013 tentang “Peningkatan Ke terampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Pada Siswa Kelas V SDN Karanganyar 01 Kota Semarang”. Keterampilan membaca pemahaman siswa dengan strategi DRTA dalam membuat kesimpulan mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut ditunjukkan melalui hasil evaluasi membaca pemahaman siswa dari setiap siklus yang semakin meningkat. Hasil evaluasi tersebut menunjukkan peningkatan rata-rata kelas dari data awal yang semula 68,54 menjadi 68,82 pada siklus I. Kemudian menjadi 69,54 pada siklus II dan menjadi 73,51 pada siklus III. Sedangkan ketuntasan belajar mengalami peningkatan dari data awal sebesar 36,4% menjadi 63,6% pada siklus I, dari siklus I sebesar 63,6% menjadi 70,5% pada siklus II, dan dari 70,5% pada siklus II menjadi 84,1% pada siklus III. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Persamaannya terletak pada strategi pembelajaran yang digunakan yaitu Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dan penelitian ini dilakukan ditingkat SD/MI. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas.
C. Kerangka Berpikir Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Melalui membaca siswa akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Keterampilan membaca pemahaman yang baik dapat dimiliki siswa apabila berlatih secara terus menerus. Tujuan akhir dari membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi pada kenyataan yang ada belum
34
semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak siswa yang dapat membaca secara lancar semua bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan bacaan tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk memahami dan mempelajari materi yang sedang diajarkan. Salah satu cara yang bisa digunakan dalam penyampaian materi membaca, dalam hal ini membaca pemahaman adalah dengan strategi Directed Reading Thinking Activities (DRTA). Strategi Directed Reading Thinking Activities (DRTA) merupakan strategi pembelajaran yang memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek belajar, peranan guru dalam pembelajaran adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activities (DRTA) siswa akan berpikir kritis karena siswa membuat berbagai prediksi sebelum dan selama membaca. Dengan adanya prediksi, siswa secara otomatis mempertanyakan pertanyaan mereka sendiri yang merupakan bagian dari proses pemahaman suatu teks. Rasa keingintahuan siswa terhadap kebenaran jawaban membuat siswa lebih cermat membaca teks sehingga menjadikan kegiatan membaca menjadi lebih bermakna.
35
Bagan 1. Kerangka Berpikir
Guru
Siswa
Pembelajaran dengan metode konvensional
Pembelajaran membaca kesulitan
Pembelajaran menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activities (DRTA)
Pembelajaran membaca pemahaman efektif D. Hipotesis Penelitian Pengajuan hipotesis yang digunakan adalah pembelajaran menggunakan media gambar yang dimulai dengan pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen tes. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
36
H0: Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) tidak berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD Putra Jaya Depok. H1: Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD Putra Jaya Depok.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung pada saat pembelajaran semester genap tahun pelajaran 2013/2014, yang dilaksanakan bulan Mei. Penelitian ini dilakukan di SD Putra Jaya Depok yang beralamat di Jalan KH. Abdurrahman No. 24, Depok Jawa Barat.
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quasi eksperimen. Metode quasi eksperimen yaitu dengan memberikan perlakuan yang berbeda terhadap dua kelas siswa atau membagi kelas yang diteliti menjadi dua kelas. Disebut eksperimen karena metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab akibat.1 Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen dengan perlakuan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol dengan perlakuan model pembelajaran konvensional. Desain penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group Design. pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.2
1 2
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 100 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),
h. 116.
37
38
Tabel. 3.1 Desain Penelitian O1
X
O2
……………………………… O3
X
O4
Dari desain penelitian eksperimen tersebut dapat dijelaskan bahwa, O1 dan O3 merupakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal dan mengetahui apakah ada perbedaan anatara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. O2 adalah hasil tes pemahaman atau posstest kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). O4 adalah hasil tes pemahaman atau
posttest
kelompok
kontrol
yang
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional.
C. Populasi dan Sampel Populasi atau universe adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.3 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Putra Jaya Depok kelas V pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Adapun populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Putra Jaya Depok yang terdiri dari dua rombongan belajar yaitu kelas VA dan VB. Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population).4 Sampel ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu mengambil sampel pada kelas yang tersedia tanpa melakukan simple random
3 4
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 215. Ibid.
39
sampling. Sampel dari penelitian ini adalah kelas VA SD Putra Jaya Depok kelompok eksperimen dan kelas VB SD Putra Jaya Depok sebagai kelompok kontrol. Tabel 3.2 Data Siswa Nama Sekolah
Jumlah Siswa Kelas V
SD Putra Jaya Depok
Kelas VA: 31 siswa Kelas VB: 31 siswa
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah caracara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, variabel penelitian, dan instrumen penelitian.
1. Sumber Data Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal dari sampel yang diambil berdasarkan pada tujuan tertentu (Purposive Sampling). Penelitian ini dilakukan kepada dua kelas, yakni kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menerapkan strategi DRTA dan kelas kontrol dengan tanpa diberikan perlakuan. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan yaitu kelas VA dan kelas kontrol adalah kelas yang tanpa diberikan perlakuan yaitu kelas VB. Pada kelas VA sebanyak 31 siswa dan kelas VB sebanyak 31 siswa. Data yang digunakan berupa skor yang diperoleh dari hasil tes keterampilan membaca pemahaman dongeng.
40
2. Variabel Penelitian Dalam penelitian
quasi eksperimen, Arikunto mengatakan bahwa objek
penelitian apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian disebut variabel.5 Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: a. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan strategi DRTA. b. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca pemahaman dongeng.
3.
Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang nantinya akan diproses lebih lanjut maka digunakan instrumen penelitian yaitu tes keterampilan membaca pemahaman dongeng. Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan tes (pretest dan posttest). Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu.6 Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet. 13, h. 42 6 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 76
41
a)
Instrumen perlakuan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b)
Instrumen pengumpulan data berupa tes, yakni untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman dongeng dengan menerapkan strategi DRTA. Tes yang dilakukan sebanyak dua kali, pertama pada saat pretest dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dan kedua posttest untuk mengetahui hasil akhir setelah diberikan perlakuan untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol. Penilaian keterampilan menulis pada siswa meliputi beberapa aspek,
dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.3 Kriteria Instrumen Penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman7 No
1
2
3
4
5
Aspek yang Dinilai
1 Pemahaman Pemahaman detail isi detail isi bacaan bacaan sangat baik MengurutMengurutkan isi kan isi bacaan bacaan sangat tepat Ketepatan Ketepatan struktur struktur kalimat kalimat sangat tepat MenceritaDapat kan kembali menceritaisi bacaan kan kembali isi bacaan sangat tepat MenyimpMenyimpulkan yang ulkan yang dibacanya dibacanya sangat tepat 7
Kriteria Penilaian 2 3 4 Pemahaman Pemahaman Pemahaman detail isi detail isi detail isi bacaan baik bacaan bacaan cukup baik kurang baik MengurutMengurutMengurutkan isi kan isi kan isi bacaan tepat bacaan bacaan cukup tepat kurang tepat Ketepatan Ketepatan Ketepatan struktur struktur struktur kalimat kalimat kalimat tepat cukup tepat kurang teapat Dapat Dapat Dapat menceritamenceritamenceritakan kembali kan kembali kan kembali isi bacaan isi bacaan isi bacaan tepat cukup tepat kurang tepat Menyimpul- Menyimpul- Menyimpulkan yang kan yang kan yang dibacanya dibacanya dibacanya tepat cukup tepat kurang tepat Jumlah
5 Pemahaman detail isi bacaan tidak baik Mengurutkan isi bacaan tidak tepat Ketepatan struktur kalimat tidak tepat Dapat menceritakan kembali isi bacaan tidak tepat Menyimpulkan yang dibacanya tidak tepat
Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2010), h. 32
Skor Maksimal 15
20
20
30
15
100
42
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes, tes untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah siswa memperoleh pengajaran. Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen tes untuk mengetahui validitas soal. Validitas Instrumen Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya. “Validitas adalah suatu derajat ketetapan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betulbetul tepat mengukur apa yang akan diukur.”8 Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah
tes keterampilan membaca pemahaman dongeng
siswa. Berdasarkan hal itu maka validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity). Untuk mengukur validitas konstruksi dapat menggunakan pendapat dari ahli (Expert Judgement). Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing.
F. Teknik Analisis Data Hasil data pretest dan posttest dianalisis melalui empat tahap, yaitu tahap deskripsi data, tahap uji normalitas, tahap uji homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan SPSS 20. for Windows. SPSS (Statistical Product and Service Solution) merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak (software) statistika yang paling popular dan paling banyak digunakan di dunia penelitian.9 SPSS memiliki kemampuan lengkap dalam menjawab kebutuhan pengolahan dan analisis data statistik mulai dari yang sederhana hingga
8
Zainal Arifin. Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,. 2011). h.245 Juanim, Modul Praktika Metode Penelitian: Pengolahan Data SPSS, (Bandung: Prodi. Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan, 2009), h. 7. 9
43
yang kompleks diantaranya yang paling banyak digunakan adalah analisis deskriptif, t-test, korelasi, regresi, dan sebagainya. 1. Deskripsi Data Analisis deskripstif statistik digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest kedua variabel, yaitu mean/nilai rata-rata, median/nilai tengah, modus, range/rentang dan standard deviation/simpangan baku. Dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan menggunakan program SPSS 20. for Windows version. 2. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 20. for Windows version dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05. 3. Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Analisis ini menggunakan program SPSS 20. for Windows yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen. 4. Uji Hipotesis Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
44
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 20. for Windows yaitu dengan teknik analisis Paired Samples T-Test. Taraf signifikan uji sampel bebas Paired-Samples T Test adalah 0,05 sedangkan convidence interval 95%. Uji hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara hasil posttest dua sampel penelitian. Nilai rata-rata kedua kelompok signifikansi (2tailed) di bawah 0,05 maka hasilnya signifikan atau hipotesis diterima, sebaliknya bila signifikansi (2-tailed) lebih besar dari probabilitas di atas 0,05 maka hasilnya tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak.
G. Hipotesis Statistik Dalam penelitian ini hipotesis statistik yang digunakan adalah: H0 = μ1 > μ2 H1 = μ1 < μ2 Keterangan : H0 :
Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) tidak berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD Putra Jaya Depok.
H1 :
Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD Putra Jaya Depok.
μ1 :
Nilai rata-rata hasil tes awal (sebelum diberikan perlakuan).
μ2 :
Nilai rata-rata hasil tes akhir (setelah diberikan perlakuan).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah 1. Sejarah Berdirinya SD Putra Jaya Depok Sekolah Dasar Putra Jaya didirikan pada tahun 2001 beralamat di jalan K. H. Abdurrahman No.24 RT.01/01 Kelurahan Pondok Jaya Kecamatan Cipayung Kota Depok dengan status sekolah berakreditasi A. Nomor Statistik Sekolah (NSS) 102026610002, Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20228899. Sekolah Dasar Putra Jaya berdiri di atas Luas tanah ± 1200 meter persegi dengan jumlah lokal sebanyak 2 buah, seiring dengan perkembangan dan semakin bertambah jumlah siswa di tahun 2013 Sekolah Dasar Putra Jaya sudah memiliki 14 lokal kelas, 1 laboratorium komputer, 1 ruang kepala sekolah,1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang ibadah, 6 ruang MCK, jumlah siswa 410 siswa dan memiliki 23 tenaga guru dan karyawan, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1 Persebaran Siswa SD Putra Jaya Depok No.
Kelas
Rombel
Jumlah Laki-laki
Perempuan
Total
1
Kelas I
2
47
46
93
2
Kelas II
2
49
47
96
3
Kelas III
2
27
31
58
4
Kelas IV
2
28
14
42
5
Kelas V
2
31
31
62
6
Kelas VI
2
40
19
59
13
222
188
410
Jumlah
45
46
Tabel 4.2 Daftar Guru SD Putra Jaya Depok No
Nama
Jabatan
1
Mohamad Lutfi, S.Pd
Kepala Sekolah
2
Lita Kurnia, S.Pd
Guru Kelas I A
3
Lia Nugraha, SE
Guru Kelas III A
4
Nudialishola, S.Pd.I
Guru Kelas II B
5
Handayani, S.Pd.I
Guru Kelas I C
6
Lulu Farida, S.Pd.I
Guru Kelas V B
7
Eli Nurhayati, S.Pd
Guru Kelas VI A
8
Sugiarti, S.Pd.
Guru Kelas II A
9
Sri Wulansari, S.Pd
Guru Kelas IV A
10
Nia Husnia, S.Pd
Guru Kelas III B
11
Siti Aminah, SE
Guru Kelas VI B
12
Tri Yuliani, S.Si
Guru Kelas IV B
13
Siti Marpuah, S.Pd.I
Guru Kelas V A
14
Nurhasanah, S.Pd.
Guru Kelas I B
15
Metty Oktaviani, S.Pd.
Guru Agama
16
Riska Herdika Yutari, S.Sn
Guru Mata Pelajaran
17
Hasbullah, S.S.
Guru Mata Pelajaran
18
Sadikah, A.Ma
Guru Agama
19
Pandu Aryatama, S.Pd
Guru TIK
20
Redho Maulana
Guru Penjas
47
2. Visi dan Misi a. Visi Terwujudnya lulusan yang religius, kreatif, mandiri dan berprestasi. b. Misi 1. Menanamkan keyakinan/akidah melalui pengamalan ajaran agama. 2. Mengoptimalkan kompetensi siswa
melalui pembelajaran,
pengembangan diri dan pembiasaan. 3. Menanamkan rasa percaya diri dan memupuk kemampuan peserta didik yang dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Mengembangkan kompetensi siswa dalam bidang akademik dan non akademik sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.
3. Sarana dan Prasarana Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana SD Putra Jaya Depok No.
JENIS FASILITAS
JUMLAH
KET.
1
Ruang Kepala Madrasah
1
Baik
2
Ruang Tata Usaha
1
Baik
3
Ruang Guru
1
Baik
4
Ruang Kelas
13
Baik
5
Ruang Wakil Kepala
1
Baik
6
Laboratorium a. IPA
1
Baik
b. Komputer
1
Baik
7
Perpustakaan
1
Baik
8
Ruang BK
1
Baik
48
9
Ruang UKS
1
Baik
10
Masjid/Musholla
1
Baik
12
Kantin
1
Baik
13
Koperasi
1
Baik
16
WC. Guru
4
Baik
17
WC. Siswa
4
Baik
19
Komputer Kantor
1
Baik
20
Komputer Siswa
20
Baik
21
Printer
1
Baik
23
Meja Guru
23
Baik
24
Meja Siswa
410
Baik
27
1
Baik
28
Kendaraan operasional (Mobil Antar Jemput) Microskop
1
Baik
30
Tape Recorder
2
Baik
32
Finjerprint
1
Baik
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Putra Jaya Depok. Peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak dua kelas, yaitu kelas VA dan kelas VB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa di kelas V.
49
Sebelum
kedua kelompok
diberi
perlakuan berbeda, peneliti
memberikan pretest berupa soal essay. Setiap siswa diminta untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hasil pretest tersebut, kemudian dihitung oleh peneliti. Hasilnya menunjukkan bahwa data pretest dinyatakan homogen, maka peneliti dapat menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas VA sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Sedangkan kelas VB sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
C. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setelah kedua kelas diberi perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti memberikan soal posttest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut daftar nilai pretest dan posttest keterampilan membaca pemahaman dongeng yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol:
50
Tabel 4.4 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Siswa AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY AZ BA BB BC BD BE Jumlah Rata-rata
Pretest 62.5 50 77.5 47.5 67.5 67.5 40 57.5 55 57.5 62.5 60 60 50 57.5 65 62.5 72.5 60 55 62.5 60 67.5 67.5 72.5 60 65 70 67.5 60 57.5 1897.5 61.20
Posttest 67.5 82.5 57.5 72.5 80 80 62.5 82.5 70 65 70 75 72.5 75 72.5 75 77.5 67.5 72.5 80 67.5 70 77.5 82.5 82.5 75 77.5 77.5 77.5 75 72.5 2292.5 73.95
51
Tabel 4.5 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Siswa AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY AZ BA BB BC BD BE Jumlah Rata-rata
Pretest 52.5 75 47.5 50 60 65 57.5 57.5 50 60 50 57.5 55 50 62.5 67.5 60 52.5 62.5 70 50 62.5 70 62.5 70 57.5 60 67.5 67.5 65 55 1850 59.67
Posttest 67.5 62.5 82.5 60 85 72.5 55 67.5 62.5 65 70 67.5 65 67.5 70 67.5 75 72.5 60 60 67.5 65 72.5 85 77.5 72.5 70 72.5 75 70 65 2147.5 69.27
Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 61,20 dan kelas kontrol sebesar 59,67, nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 73,95 dan kelas kontrol sebesar 69,27. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kontrol memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki keterampilan membaca pemahaman dongeng yang hampir
52
sama. Nilai rata-rata posttest dan pretest kedua kelas mengalami peningkatan. Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 80 70 60 50 40
Kontrol
30
Eksperimen
20 10 0 Pretest
Posttest
1. Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas eksperimen adalah kelas yang dalam proses pembelajarannya menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA), sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Sebelum kedua kelas diberi pembelajaran membaca pemahaman dongeng, terlebih dahulu keduanya diberi tes awal (pretest) keterampilan membaca pemahaman dongeng. Subjek kelas eksperimen berjumlah 31 siswa dan kelas kontrol berjumlah 31 siswa. Data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
53
Tabel 4.6 Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen
N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
31 0 61.2097 60.0000 60.00 7.87589 62.030 37.50 40.00 77.50 1897.50
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 61,20 dengan varian 62,03 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 7,875. Nilai maksimum/terbesar adalah 77,50 dan nilai minimum/terkecil adalah 40,00 maka rentang nilai yang diperoleh sebesar 37,50. Median sebesar 60,00 dan modus sebesar 60,00. Distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kemampuan membaca pemahaman dongeng kelas eksperimen dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
54
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelas Eksperimen Nilai
Frekuensi
Frekuensi %
40.00
1
3.2
47.50
1
3.2
50.00
2
6.5
55.00
2
6.5
57.50
4
12.9
60.00
6
19.4
62.50
4
12.9
65.00
2
6.5
67.50
5
16.1
70.00
1
3.2
72.50
2
6.5
77.50
1
3.2
Total
31
100.0
Selain bentuk tabel data pretest kelas eksperimen, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Gambar 4.2 Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen 6 5 4 3 2 1 0 Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai 57.5 62.5 65 67.5 70 72.5 75 77.5 80 82.5
55
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 40,00, 47,5, 70,00 dan 77,50 masing-masing hanya terdapat satu orang, siswa yang memperoleh nilai 50,00, 55,00, 65,50 dan 72,50 masing-masing terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 57,50 dan 62,50 terdapat 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 67,50 terdapat 5 orang, dan siswa yang mendapat nilai 60,00 terdapat 6 orang. Hasil analisis deskripsi data pretest kelas kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.8 Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol Valid
31
N Missing
0
Mean
59.6774
Median
60.0000
Mode Std. Deviation Variance
50.00 7.32410 53.642
Range
27.50
Minimum
47.50
Maximum
75.00
Sum
1850.00
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 59,67 dengan varian 53,64 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 7,324. Nilai maksimum/terbesar adalah 75,00 dan nilai minimum/terkecil adalah 47,50, maka rentang nilai yang diperoleh sebesar 27,50. Median sebesar 60,00 dan modus sebesar 50,00. Distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kemampuan membaca pemahaman dongeng kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
56
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelas Kontrol Nilai
Frekuensi
Frekuensi %
47.50
1
3.2
50.00
5
16.1
52.50
2
6.5
55.00
2
6.5
57.50
4
12.9
60.00
4
12.9
62.50
4
12.9
65.00
2
6.5
67.50
3
9.7
70.00
3
9.7
75.00
1
3.2
Total
31
100.0
Selain bentuk tabel data pretest kelas kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Gambar 4.3 Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Kontrol 7 6 5 4 3 2 1 0 Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai 55 60 62.5 65 67.5 70 72.5 75 77.5 82.5 85
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 47,50 dan 75,00 hanya terdapat
57
satu orang, siswa yang memperoleh nilai 52,50, 55,00 dan 65,00 masingmasing terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 67,50 dan 70,00 masing-masing terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 57,50, 60,00 dan 62,50 masing-masing terdapat 4 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 50,00 terdapat 5 orang.
2. Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum dilakukannya posttest, peneliti memberikan perlakuan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan di kelas VA (kelas eksperimen) dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Perbedaan pertemuan pertama dengan pertemuan kedua di kelas eksperimen hanya terletak pada teks bacaan di lembar kerja siswa. Teks bacaan pada pertemuan pertama di kelas eksperimen yaitu teks „Bangau dan Buaya Telaga‟ sedangkan teks bacaan pada pertemuan kedua di kelas eksperimen yaitu teks bacaan yang berjudul „Akibat Dari Kesombongan‟. Pertemuan kedua dilakukan di kelas VB (kelas kontrol). Perbedaan teks bacaan tersebut sama halnya dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Setelah kedua kelas diberi perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti memberikan soal posttest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pemberian posttest keterampilan membaca pemahaman dongeng pada kelas eksperimen dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran membaca pemahaman dongeng dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Sedangkan posttest keterampilan membaca pemahaman dongeng pada kelas kontrol dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran membaca pemahaman
dongeng
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional. Subjek kelas eksperimen berjumlah 31 siswa dan kelas kontrol berjumlah 31 siswa. Data hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
58
Tabel 4.10 Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen Valid N
Missing
31 0
Mean
73.9516
Median
75.0000
Mode Std. Deviation Variance
72.50a 6.15001 37.823
Range
25.00
Minimum
57.50
Maximum
82.50
Sum
2292.50
Berdasarkan tabel 4.8 di atas atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,95 dengan varian 37,82 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 6,150. Nilai maksimum/terbesar adalah 82,50 dan nilai minimum/terkecil adalah 57,50, maka rentang nilai yang diperoleh sebesar 25,00. Median sebesar 75,00 dan modus sebesar 72,50. Distribusi frekuensi perolehan nilai posttest kemampuan membaca pemahaman dongeng kelas eksperimen dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
59
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen Nilai
Frekuensi
Frekuensi %
57.50 62.50 65.00 67.50 70.00 72.50 75.00 77.50 80.00 82.50 Total
1 1 1 3 3 5 5 5 3 4 31
3.2 3.2 3.2 9.7 9.7 16.1 16.1 16.1 9.7 12.9 100.0
Selain bentuk tabel data posttest kelas eksperimen, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Gambar 4.4 Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen 6 5 4 3 2 1 0 Nilai 57.5
Nilai 62.5
Nilai 65
Nilai 67.5
Nilai 70
Nilai 72.5
Nilai 75
Nilai 77.5
Nilai 80
Nilai 82.5
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 57,50, 62,50 dan 65,00 masingmasing hanya terdapat 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 67,50, 70,00 dan 80,00 masing-masing terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 82,50
60
terdapat 4 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 72,50, 75,00 dan 77,50 masing-masing terdapat 5 orang. Hasil analisis deskripsi data posttest kelas kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.12 Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol
N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
31 0 69.2742 67.5000 67.50 7.07677 50.081 30.00 55.00 85.00 2147.50
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,27 dengan varian 50,08 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 7,076. Nilai maksimum/terbesar adalah 85,00 dan nilai minimum/terkecil adalah 55,00, maka rentang nilai yang diperoleh sebesar 30,00. Median pada data posttest kelas kontrol adalah 67,50 dan modus pada data posttest kelas kontrol adalah 67,50. Distribusi frekuensi perolehan nilai posttest kemampuan membaca pemahaman dongeng kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
61
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelas Kontrol Nilai
Frekuensi
Frekuensi %
55.00
1
3.2
60.00
3
9.7
62.50
2
6.5
65.00
4
12.9
67.50
6
19.4
70.00
4
12.9
72.50
5
16.1
75.00
2
6.5
77.50
1
3.2
82.50
1
3.2
85.00
2
6.5
Total
31
100.0
Selain bentuk tabel data posttest kelas kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Gambar 4.5 Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol 7 6 5 4 3 2 1 0 Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai 55 60 62.5 65 67.5 70 72.5 75 77.5 82.5 85
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 55, 77,5, dan 82,5 masingmasing hanya terdapat 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 62,50, 75,00 dan
62
85,00 masing-masing terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 60,00 terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 65,00 dan 70,00 masingmasing terdapat 5 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 67,50 terdapat 6 orang.
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat, maka data akan diolah dengan melakukan uji hipotesis. sebelum uji hipotesis di lakukan maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan Homogenitas.
1. Uji Normalitas a) Uji Normalitas Pretest Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 20. for Windows dalam menghitung uji normalitas hasil pretest yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai
> 0,05.
Hasil uji normalitas data pretest dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas
Pretest
1.Eksperimen 2.Kontrol
Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. .125 31 .200* .100
31
.200*
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa hasil pretest kelas eksperimen signifikansinya 0,200. Hal itu menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,200 > 0,05.
63
Begitu pun dengan hasil pretest kelas kontrol signifikansinya 0,200. Hal itu
juga
menunjukkan
bahwa
data
berdistribusi
normal
karena
signifikansinya 0,200 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pretest baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol keduanya berdistribusi normal.
b) Uji Normalitas Posttest Uji normalitas data posttest juga dilakukan untuk mengetahui apakah data tersbut berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 20. for Windows dalam menghitung uji normalitas hasil posttest yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai
> 0,05.
Hasil uji normalitas data posttest dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas
Kolmogorov-Smirnova Statistic
Posttest
df
Sig.
1.Eksperimen
.116
31
.200*
2.Kontrol
.116
31
.200*
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest kelompok eksperimen signifikansinya 0,200. Hal itu menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,200 > 0,05. Sedangkan data hasil posttest kelompok kontrol signifikansinya 0,200. Hal itu juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,200 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan dari data hasil posttest bahwa baik kelompok eksperimen maupun kontrol keduanya berdistribusi normal.
64
2. Uji Homogenitas a) Uji Homogenitas Pretest Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil kedua kelas memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS 20. for Windows yaitu One Way Anova. Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Pretest Levene Statistic 1.580
Berdasarkan
hasil
df1
df2
Sig.
8
20
.193
uji
homogenitas
data
pretest
di
atas,
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,193. Maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,193 > 0,05.
b) Uji Homogenitas Posttest Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data hasil posttest didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan yaitu starategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) untuk kelas eksperimen dan metode konvensional untuk kelas kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS 20. for Windows yaitu One Way Anova.
65
Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas Posttest Levene Statistic 1.424
df1
df2
Sig.
7
20
.250
Berdasarkan hasil uji homogenitas data posttest di atas, menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,250. Maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,250 > 0,05.
E. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dengan menggunakan T-Test bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata tes pemahaman bacaan antara kelas eksperimen yang menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Analisis data dengan T-Test menggunakan program SPSS 20. for Windows yaitu Paired Sample Test. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi t-test > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh penerapan strategi DRTA terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng siswa kelas V
Jika signifikansi t-test < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima, artinya ada pengaruh penerapan strategi DRTA terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng siswa kelas V Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan rata-rata tes
keterampilan membaca pemahaman antara kelas eksperimen yang menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran.
66
Tabel 4.18 Hasil Uji T-Test
Kelas
Mean
Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Deviati Error Difference on Mean Lower Upper
T
Eksperim 4.6774 8.1583 1.6849 Posttest en 1.46529 7.66994 3.192 2 8 0 Kontrol
Sig. Df (2tailed)
30
.003
Berdasarkan tabel 4.18, dari perhitungan uji beda rata-rata tes pemahaman antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dapat dilihat jika
> 0,05
maka H0 diterima. Terlihat bahwa nilai probabilitas pada signifikansi (2-tailed) adalah 0,003. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,003 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai ratarata tes keterampilan membaca pemahaman kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
F. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Data Setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa terdapat perbedaan antara hasil keterampilan membaca pemahaman dongeng dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan hasil keterampilan membaca pemahaman dongeng siswa dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Dengan nilai rata-rata akhir kelas eksperimen sebesar 61.20 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 59.67. Selain itu berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi) adalah 0.003. Karena nilai signifikansi 0.003< α = 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan strategi Directed
67
Reading
Thinking
Activity
(DRTA)
terhadap
keterampilan
membaca
pemahaman dongeng pada siswa. 2. Pembelajaran dengan Strategi DRTA Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa penggunaan strategi
DRTA
berpengaruh
terhadap
hasil
keterampilan
membaca
pemahaman dongeng siswa. Hal tersebut dikarenakan kesesuaian prosedur pelaksanaan mulai dari perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pada proses perencanaan
keterampilan
membaca
pemahaman
dongeng
dengan
menggunakan strategi DRTA yakni untuk mengembangkan gagasan-gagasan atau ide yang sudah tergambarkan dan menuliskannya menjadi sebuah kata, kemudian menjadi kalimat dan bait, hingga menjadi sebuah puisi. Hal tersebut tentunya dapat membuat siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi DRTA dalam membaca pemahaman dongeng secara efektif. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang peneliti lakukan yakni sebagai berikut: a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengetahui apa saja
yang harus dikuasainya.
Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh peserta didik. b) Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Pada saat menyajikan materi guru dapat memberikan motivasi yang dapat membuat siswa tertarik untuk melakukan pembelajaran.
68
Selanjutnya guru menggunakan langkah-langkah dalam strategi DRTA, yaitu sebagai berikut :
a) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul. Guru menuliskan judul dongeng yang dipelajari di papan tulis, kemudian guru meminta seorang siswa membacakannya. Kemudian, guru menanyakan kepada siswa, “Menurutmu cerita ini bercerita tentang apa?” dan memberikan waktu kepada siswa untuk membuat prediksi. b) Guru menempelkan gambar seri cerita dongeng di papan tulis. Guru meminta siswa memperhatikan gambar dengan seksama. Kemudian menanyakan apa yang akan siswa lihat dari gambar dan memprediksikan apa yang terjadi pada gambar tersebut. c) Guru mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dengan masingmasing kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa. d) Guru memandu diskusi kelompok untuk memprediksi isi masing-masing gambar secara bergantian. e) Guru memberikan cerita sebenarnya kepada masing-masing kelompok dan menyuruh semua anggota kelompok untuk membacanya. f) Guru meminta siswa menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikannya dengan cerita asli.
Gambar 4.6 Kegiatan belajar siswa dengan menggunakan strategi DRTA
69
Gambar di atas menunjukkan kegiatan siswa dengan menggunakan strategi DRTA. Pada gambar terlihat siswa sedang memperhatikan gambar dengan seksama. Selanjutnya dapat memprediksikan apa yang terjadi pada gambar tersebut dengan kelomponya masing-masing. Setelah itu, siswa diberikan cerita sebenarnya kepada masing-masing kelompok dan menyuruh semua anggota kelompok untuk membacanya. Siswa menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikannya dengan cerita asli. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya. 3. Hasil
keterampilan
membaca
pemahaman
siswa
dengan
menggunakan strategi DRTA Pada saat pembelajaran berlangsung sistem belajar yang digunakan yakni dengan menggunakan strategi DRTA. Dengan menggunakan strategi DRTA di harapkan siswa untuk aktif dan perhatian dalam membaca. Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman mereka, memfokuskan keterlibatan siswa
dengan
membuktikannya
teks,
mendorong
siswa
mereka
membaca
ketika
untuk
memprediksi,
sebuah
cerita
dan
dongeng.
Pembelajaran juga bersifat student-centered, guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa dalam membaca pemahaman dongeng. Secara garis besar kondisi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi DRTA yaitu diawali dengan mempelajari pengertian dan unsur-unsur instrinsik dongeng seperti tema, tokoh, penokohan/watak, latar, alur/plot, sudut pandang, dan amanat. Dengan guru menulis judul cerita di papan tulis, Kemudian siswa mengamati gambar seri cerita dongeng yang telah diberikan oleh guru. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk memprediksi isi masing-masing gambar secara bergantian. Selanjutnya, masing-masing kelompok dan semua anggota kelompok untuk membaca cerita yang sebenarnya. Guru meminta siswa menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikannya
dengan
cerita
aslinya,
secara
berkelompok
siswa
mengerjakan lembar kerja siswa secara bersama. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya. Pada akhir kegiatan inti
70
pembelajaran, guru memberikan penguatan materi dan pengarahan, serta melakukan evaluasi. Pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan dengan pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Dalam pembelajaran konvensional guru menjelaskan materi kemudian siswa diberi kesempatan untuk membaca teks cerita dongeng. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa yang dilakukan secara kelompok, dengan berdiskusi secara bersama. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum dipahami. Pembelajaran dengan pendekatan konvensional membuat siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru sehingga siswa menjadi tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat menerima materi yang diajarkan, sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang kurang maksimal. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dengan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 61,20 dan kelas kontrol sebesar 59,67. Setelah diberikan perlakuan dan melakukan posttest bahwa hasil akhir kelas eksperimen sebesar 73,95, lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 69,27. Dengan melihat nilai rata-rata pretest dan posttest, pada hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada nilai akhir keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa dengan menerapkan strategi DRTA. Penelitian ini tentunya diperkuat dari penelitian yang sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Eka Budi Yuliani dan Nur Khomariah, bahwa pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi DRTA dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan membaca pemahaman pada siswa. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dongeng dapat dijadikan acuan oleh para guru dalam membaca pemahaman pada siswa. Hasil penelitian ini terbatas pada penerapan strategi DRTA untuk materi membaca cerita anak (dongeng) di kelas V. Faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi seperti kecerdasan emosional ataupun imajinasi yang
71
tinggi, strategi mengajar, tidak dibahas dalam penelitian ini, karena fokus penelitian. Dengan demikian, dalam penelitian selanjutnya peneliti diharapkan membahas pada faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi keterampilan membaca pemahaman dongeng siswa kelas V SD.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi DRTA berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V di SD Putra Jaya Depok. Berdasarkan hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa dengan menggunakan strategi DRTA (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Rata-rata nilai pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 61,20. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol yaitu 59,67. Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, maka diperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 73,95 dan kelas kontrol sebesar 69,27. Jumlah peningkatan kelas ekperimen berdasarkan nilai pretest dan posttest sebesar 12.75% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 7.60 %. Perhitungan hipotesis dengan menggunakan Uji Hipotesis pada hasil posttest dengan menggunakan bantuan SPSS 20. for Windows yakni uji paired sampel T Test dan diperoleh pada taraf signifikan 0,05 menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi) adalah .003. Karena nilai signifikansi 0.003< α = 0.05, maka ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa penerapan strategi DRTA berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V semester genap di SD Putra Jaya Depok.
B. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saransaran sebagai berikut: 1. Sebaiknya sekolah dapat memberikan wawasan dengan menggunakan strategi pembelajaran membaca khususnya penggunaan strategi Directed
72
73
Reading Thinking Activity (DRTA) sehingga meningkatkan keterampilan membaca. 2. Sebaiknya guru menggunakan pembelajaran dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai alternatif pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan juga dapat diterima dengan baik. 3. Sebaiknya siswa dilatih untuk dapat mengeluarkan pendapatnya ketika pembelajaran, sebab pada saat proses penelitian terdapat beberapa siswa yang masih sulit untuk mengeluarkan pendapatnya.
74
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Refika Aditama. 2012.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. 2010.
Bahri, Djamarah Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. 3, 2011.
Dalman. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Press. 2013.
El Fanany, Burhan. Teknik Membaca Cepat Trik Efektif Membaca 2 Detik 1 Halaman. Yogyakarta: Araska. 2012.
Hamruni. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. 2011.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 3. 2011.
Juanim. Modul Praktika Metode Penelitian: Pengolahan Data SPSS. Bandung: Prodi. Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan. 2009.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013.
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2010.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE. Cet. 3. 2012.
75
Nurgiantoro, Burhan. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Sastra Anak. Yogyakarta: BPFE. 2013.
Nurhadi. Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Membaca?. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2005.
Rahim, Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.
Resmini, Novi, dkk. Membaca Dan Menulis di SD Teori dan pengajarannya. Bandung: UPI Press. 2006.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta. 2009. Rusyanti, Hetty. “Pengertian Dongeng, Definisi Dongeng Menurut Para Ahli”, dari http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-dongeng-definisidongeng-menurut-ahli.html. 5 November 2014, 07.00 WIB
Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati. 2012.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada. 2013.
Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rajawali Pers. 2011.
Sihabudin dkk. Bahasa Indonesia 2 (Learning Assistance Program For Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Edisi Pertama, Paket 8-14. 2009.
Somadayo, Samsu. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011.
76
Subana dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. 2000.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2010.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008.
Yatim, Martinis. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group. 2013.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: V (Lima)/ 2 (Dua)
PERTEMUAN KE-
: 1 (Satu)
ALOKASI WAKTU
: 2 x 35 Menit
STANDAR KOMPETENSI
: (Membaca) Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak
A. KOMPETENSI DASAR Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Mengemukakan watak tokoh utama dalam dongeng. 2. Membandingkan watak yang dimiliki setiap tokoh dalam dongeng. 3. Menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam dongeng. C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat mengemukakan watak tokoh utama dalam dongeng. 2. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat membandingkan watak yang dimiliki setiap tokoh utama dongeng. 3. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam dongeng. D. MATERI PEMBELAJARAN
MateriPokok Cerita Anak ( Dongeng )
Materi Ajar a. Pengertian Dongeng Dongeng adalah suatu cerita rekaan atau fantasi atau khayalan belaka yang kejadiannya tidak mungkin terjadi. Berdasarkan isinya, dongeng terdiri atas 5 macam. Berikut ini macam-macam dongeng :
1. Fabel, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang. Contoh: Dongeng “Kancil dengan Buaya”, Dongeng "Kancil Mencuri Mentimun". 2. Legenda, yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam, biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat. Contoh: Dongeng “Rawa Pening”, Dongeng "Terjadinya Danau Toba". 3. Mite, yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi ceritanya tentang kepercayaan animisme. Contoh: Dongeng “Nyi Roro Kidul”. 4. Sage, yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah. Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat tambahan cerita yang bersifat khayal. Contoh: Dongeng “Jaka Tingkir”. 5. Parabel, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung ibarat atau hikmah sebagai pedoman hidup. Contoh: Dongeng “Si Malin Kundang”. b. Unsur - Unsur Intrinsik Dongeng Ada 7 unsur intrinsik dongeng antara lain : 1. Tema Tema adalah ide atau gagasan yang mendukung tempat utama dalam pikiran pengarang dan sekaligus menduduki tempat utama dalam cerita 2. Tokoh Orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif / drama yang oleh
pembaca
ditafsirkan
memiliki
kualitas
moral
dan
kecenderungan tentang yang diekspresikan dalam ucapan serta apa yang dilakukan dalam tindakan. 3. Penokohan / perwatakan Penokohan berkaitan dengan bagaimana sifat-sifat tokoh itu digambarkan dalam cerita oleh pengarang.
4. Latar / setting Latar adalah segala keterangan , petunjuk pengaluran yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana. 5. Alur / plot Plot
atau
alur
adalah
sambung-sinambungnya
periristiwa
berdasarkan hukum sebab akibat. 6. Sudut Pandang / Point of View Sudut Pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita, dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. 7. Amanat Amanat adalah pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca. E. STRATEGI PEMBELAJARAN Directed Reading Thinking Activity (DRTA) F.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan (7menit) No
Langkah Kegiatan
1.
Pra Kegiatan a) Pelajaran dimulai dengan membaca doa yang dipimpin oleh salah satu siswa. b) Guru membuka pelajaran dengan salam dan menanyakan kabar siswa. c) Guru mempresensi siswa yang hadir. d) Guru memberi semangat sebelum belajar.
2.
Kegiatan Awal
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Religius
Ceramah/Klasikal
Religius Jujur Aktif
a) Apersepsi Guru melakukan tanya jawab dengan siswa.
Aktif
Tanya Jawab
Berani Percaya Diri
Ceramah/Klasikal
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Teliti
Demonstrasi
b) Guru menyampaikan indikator pembelajaran. 2. Kegiatan Inti N Langkah Kagiatan o 1. Eksplorasi (20 menit) a) Guru memberikan penjelasan materi cerita anak (dongeng) b) Siswa memperhatikan penjelasan guru. c) Guru memberikan beberapa contoh cerita anak (dongeng).
Ceramah/Klasikal Menghargai
Ceramah/Klasikal
Kerjasama
Kegiatan Kelompok.
2. Elaborasi (15 menit) Untuk menguatkan keterampilan membaca, guru memberikan sebuah cerita dongeng dengan kegiatan kelompok, aturan main sebagai berikut sesuai dengan langkah Directed Reading Thinking Activity : - Guru menanyakan kepada siswa untuk memprediksi berdasarkan petunjuk judul (lampiran) - Guru menempelkan gambar seri cerita dongeng di papan tulis. - Guru mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa. - Guru memandu diskusi kelompok untuk memprediksi
-
-
-
-
isi masing-masing gambar secara bergantian. Guru memberikan cerita sebenarnya kepada masingmasing kelompok dan menyuruh semua anggota kelompok untuk membacanya. Guru meminta siswa menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikannya dengan cerita asli. Setiap kelompok secara bergiliran menyampaikan hasil jawaban di depankelas. Masing-masing siswa memperhatikan jawaban dari setiap kelompok jika ada yang berbeda, maka harus memberikan komentar yang benar.
3. Konfirmasi (15 Menit) a) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Aktif
b) Guru memberikan penugasan kepada setiap siswa.
Demokrasi
Tanya Jawab
3. Penutup (10menit) No
Langkah Kegiatan
1.
Simpulan Bersama siswa guru menyimpulkan
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Aktif
Tanya Jawab
Berani
Ceramah
Aktif
Tanya Jawab
pelajaran yang sudah dipelajari. 2.
Evaluasi Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi
Percaya Diri
dan kompetensi dasar. 3.
Refleksi a) Siswa memberikan kesan dan pesan tentang pembelajaran yang telah diikuti.
Aktif
Tanya Jawab
Demokrasi Percaya Diri
b) Guru memberikan penghargan (bintang) kepada siswa karena sudah belajar dengan aktif, rapi dan rajin. 4.
Penutup a) Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Religius
Ceramah
b) Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran. G. SUMBER BELAJAR Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas V (Lima).
H. PENILAIAN No. 1.
Indikator
Teknik
Bentuk
Instrument penilaian
Mengemukakan watak tokoh utama dalam dongeng.
2.
Membandingkan watak yang dimiliki setiap tokoh dalam dongeng
3.
Menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam dongeng.
Tes & Non Tes
Tulisan Terlampir
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Jakarta, 3 Mei 2014 Peneliti
Siti Marpuah, S.Pd.I
Eva Septi Mauliddyana NIM. 1110018300029 Mengetahui, Kepala SD Putra Jaya Depok
M. Lutfi, S.Pd.I
Lampiran 2
Pertanyaan dalam Menggunakan Strategi DRTA (Pertemuan Pertama) Pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa untuk memprediksi judul, sebagai berikut:
Ibu mempunyai cerita dongeng, nah sekarang kalian memprediksi judulnya. Menurut kalian, apa isi cerita yang berjudul “Binatang Bangau dan Buaya Telaga” ini? Bagaimana sifat yang dimiliki tokoh cerita dalam dongeng ini? Prediksi mana yang menurut kalian paling benar?
Lampiran 3
(Gambar 1)
(Gambar 2)
(Gambar 3)
(Gambar 4)
(Gambar 5)
(Gambar 6)
(Gambar 7)
Lampiran 4
Bacalah penggalan dongeng di bawah ini! Di sebuah telaga di tengah hutan yang rindang terlihat seekor bebek yang sedang berenang. Bebek tersebut terlihat asyik berenang di pinggir telaga seorang diri. Sesekali kepalanya masuk ke dalam air. Bebek senang sekali berada di telaga itu karena banyak makanan berupa ikan-ikan kecil. Tiba-tiba ada seekor bangau yang datang menghampirinya. “Hei, Bebek. Hati-hati kalau mencari makan di sini. Tempat ini banyak buayanya!” seru Bangau. “Ah yang benar saja. Kok, aku tidak pernah bertemu buaya?” tanya Bebek heran. Akhirnya Bangau mengarang sebuah cerita bahwa beberapa hari yang lalu ada bebek yang dimakan buaya di telaga itu. Bebek pun ketakutan dan segera meninggalkan telaga itu. Setelah Bebek pergi dari tempat itu, Bangau segera masuk ke telaga dan berenang-renang. “Mudah sekali dia tertipu,” gumam Bangau sambil tersenyum senyum. Sekarang Bangau bebas mencari makan di telaga. Tidak ada lagi yang akan mengganggunya. Bangau pun tertawa senang. Ternyata, ada seekor burung Kutilang yang melihat perbuatan Bangau dari atas pohon. Burung Kutilang pun akhirnya menegur Bangau. “Hei, bangau! Mengapa kamu menipu bebek?” tanya Kutilang. “Biar saja. Aku tidak ingin makanan yang ada di telaga ini cepat habis,” sahut Bangau. Bangau pun melarang Kutilang ikut campur dengan urusannya itu. Esok harinya, Bangau melihat seekor angsa dan anak-anaknya di telaga. Ternyata, mereka sedang mencari makan. Bangau pun mengahampiri angsa dan menceritakan kebohongan tentang buaya pemangsa di telaga itu. Begitulah, setiap ada binatang yang mencari makan di telaga itu, Bangau selalu menipunya. Tanpa sepengetahuan Bangau, Kutilang yang selalu memperhatikannya menceritakan perbuatan Bangau pada Buaya. Kutilang ingin membuat Bangau menjadi jera. Setelah mendengar cerita Kutilang, diam-diam Buaya pergi ke telaga tempat tinggal Bangau. Ia ingin membuktikan cerita Kutilang. Buaya
bersembunyi diantara semak-semak yang tumbuh subur. Suatu ketika akhirnya Buaya mendapatkan bukti atas cerita Kutilang. Buaya pun masuk ke telaga. Begitu mendengar suara Buaya, Bangau langsung menoleh ke belakang. Ia terkejut dan gemetar saat melihat Buaya sudah membuka mulutnya, seolah-olah akan memangsanya. Bangau pun menjerit ketakutan dan meminta maaf pada Buaya. Buaya pun memaafkan Bangau asal Bangau tidak mengulangi perbuatannya. Akhirnya, telaga itu kembali ramai oleh binatang-binatang yang ingin mencari makan. (Dikutip dari “Cerita Binatang Bangau dan Buaya Telaga”)
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1.
4.
2.
5.
3.
6.
Kelas : __________________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. a. Siapakah tokoh utama dalam dongeng “Bangau dan Buaya Telaga”? b. Bagaimanakah watak yang dimilikinya serta pada cerita diatas pada saat apa watak itu dimunculkan! 2. a. Siapa saja tokoh dalam dongeng “Bangau dan Buaya Telaga”? b. Bagaimanakah watak yang dimiliki pada setiap tokoh dan berikan contoh peristiwa yang memunculkan perbedaan watak pada setiap tokoh! 3. Jelaskan urutan peristiwa di dalam donegng “Bangau dan Buaya Telaga” ?
Lampiran 6
EVALUASI Nama : No. Absen : Kelas : ______________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Apakah yang dimaksud dengan tokoh ? 2. a. Jelaskan watak yang dimiliki setiap tokoh! b. Peristiwa yang memunculkan watak setiap tokohnya ! 3. Jelaskan apa yang dimaksud suatu peristiwa yang terdapat dalam sebuah dongeng ! 4. Tunjukkan peristiwa di dalam dongeng yang memperlihatkan kebohongan bangau !
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: V (Lima)/ 1 (Satu)
PERTEMUAN KE-
:2
ALOKASI WAKTU
: 2 x 35 Menit
STANDAR KOMPETENSI
: (Membaca) Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak
A. KOMPETENSI DASAR Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Menemukan amanat yang terkandung dalam teks cerita anak (dongeng). 2. Menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks cerita anak (dongeng). 3. Menganalisis isi dongeng yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan. C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat menemukan amanat yang terkandung dalam teks cerita anak (dongeng). 2. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks cerita anak (dongeng). 3. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat menganalisis isi dongeng yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pokok Cerita Anak (dongeng)
Materi Ajar
1. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dari sebuah karya sastra. Amanat dapat berupa pesan moral. 2. Kesimpulan
adalah
mengambil
inti
diuraikan dalam karangan atau cerita.
atau
pokok-pokok
yang
E. STRATEGI PEMBELAJARAN Directed Reading Thinking Activity (DRTA). F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan (7menit) No 1.
Langkah Kegiatan
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Pra Kegiatan
2.
a) Pelajaran dimulai dengan membaca doa yang dipimpin oleh salah satu siswa.
Religius
b) Guru membuka pelajaran dengan salam dan menanyakan kabar siswa.
Religius
c) Guru mempresensi siswa yang hadir.
Jujur
d) Guru memberi semangat sebelum belajar.
Aktif
Ceramah/Klasikal
Kegiatan Awal a) Apersepsi Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi pertemuan sebelumnya.
Aktif
Tanya Jawab
Berani Percaya Diri
Ceramah/Klasikal
b) Guru menyampaikan indikator pembelajaran.
2. Kegiatan Inti No 1.
Langkah Kagiatan
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Eksplorasi (18 menit) a. Guru menjelaskan cara menemukan
Teliti
Ceramah/Klasikal
Menghargai
Ceramah/Klasikal
amanat yang terkandung dalam teks cerita dongeng dan cara menganalisis isi teks cerita dongeng. b. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Komunikatif
2.
Elaborasi (25 menit) Untuk menguatkan keterampilan
Demokratis
membaca, guru memberikan sebuah cerita dongeng dengan kegiatan kelompok,
Aktif
aturan main sebagai berikut sesuai dengan langkah Directed Reading Thinking Activity : - Guru menanyakan kepada siswa untuk memprediksi berdasarkan petunjuk judul (lampiran) - Guru menempelkan gambar seri cerita dongeng di papan tulis. - Guru mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa. - Guru memandu diskusi kelompok untuk memprediksi isi masing-masing gambar secara bergantian. - Guru memberikan cerita sebenarnya kepada masing-masing kelompok dan menyuruh semua anggota kelompok untuk membacanya. - Guru meminta siswa menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikannya dengan
Menghargai
Kegiatan Kelompok
cerita asli. - Setiap kelompok secara bergiliran menyampaikan hasil jawaban di depankelas. - Masing-masing siswa memperhatikan jawaban dari setiap kelompok jika ada yang berbeda, maka harus membrikan komentar yang benar. 3.
Konfirmasi (10 Menit) a) Guru memberikan evaluasi mengenai kegiatan cerita berantai pada tahap elaborasi.
Aktif
Ceramah/klasikal
Berani
Tanya Jawab
b) Guru memberikan feedback mengenai materi yang telah disampaikan.
Percaya diri
3. Penutup (10menit) No
Langkah Kegiatan
1.
Simpulan Bersama siswa guru menyimpulkan
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Aktif
Tanya Jawab
Berani
Ceramah
Aktif
Tanya Jawab
pelajaran yang sudah dipelajari. 2.
Evaluasi Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa beberapa pertanyaan dalam bentuk soal essay.
3.
Teliti Percaya Diri
Refleksi a) Siswa memberikan kesan dan pesan tentang pembelajaran yang telah diikuti. b) Guru memberikan penghargan (bintang) kepada siswa karena
Aktif Demokrasi Percaya Diri
Tanya Jawab
sudah belajar dengan aktif, rapi dan rajin. 4.
Penutup a) Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Religius
Ceramah
b) Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran. G. SUMBER BELAJAR Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas V (Lima).
H. PENILAIAN No. 1.
Indikator
Teknik
Bentuk
Tes
Tulisan
&
&
Non Tes
Lisan
Instrument penilaian
Menemukan amanat yang terkandung dalam teks cerita rakyat.
2.
Menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks cerita anak (dongeng).
3.
Menganalisis isi dongeng yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan
Terlampir
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Jakarta, 14 Mei 2014 Peneliti
Siti Marpuah, S.Pd.I
Eva Septi Mauliddyana NIM. 1110018300029
Mengetahui, Kepala SD Putra Jaya Depok
M. Lutfi, S.Pd.I
Lampiran 8
Pertanyaan dalam Menggunakan Strategi DRTA (Pertemuan Kedua) Pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa untuk memprediksi judul, sebagai berikut:
Ibu mempunyai cerita dongeng, nah sekarang kalian memprediksi judulnya. Menurut kalian, apa isi cerita yang berjudul “Akibat Dari Kesombongan” ini? Bagaimana sifat yang dimiliki tokoh cerita dalam dongeng ini? Prediksi mana yang menurut kalian paling benar?
Lampiran 9
(Gambar 1)
(Gambar 4)
(Gambar 2)
(Gambar 5)
(Gambar 3)
Lampiran 10
Bacalah penggalan dongeng di bawah ini! Di sebuah hutan yang rindang dan damai hiduplah seekor burung merak. Dia bertubuh bersih dan berbulu indah. Si Merak berjalan melenggak-lenggok memamerkan keindahannya. Dia sangat bangga akan keindahan bulu yang ia miliki itu. Tetapi Si Merak mempunyai sifat yang tidak baik yaitu sombong. Suatu hari penghuni hutan yang lainnya mengajak Si Merak untuk bermain bersama. Tetapi merak yang sombong itu tidak mau bermain dengan mereka. Dia merasa hewan lain tidak pantas untuk bermain dengannya karena dia adalah hewan yang cantik dan indah. Merak pun akhirnya meningggalkan teman-teman yang mengajaknya bermain. Suatu ketika datanglah seorang pemburu. Diam-diam si pemburu memasang perangkap di dalam hutan. Pemburu berharap perangkapnya dapat menangkap Si Merak. Saat itulah Si Merak lewat. Si Merak berjalan melenggak-lenggok dengan sombongnya. Keadaan hutan saat itu sepi sekali. Tak ada satupun penghuni hutan yang berada di sekitar situ. Tanpa disadari Si Merak menginjak perangkap yang dipasang oleh pemburu. Si Merak terperangkap dalam perangkap. Dia terkejut dan berteriak meminta tolong. Penghuni hutan yang mendengar teriakan Si Merak dengan cepat segera menghampirinya. Mereka pun berusaha menolong Si Merak. Karena menolong Si Merak, Si Landak pun terkena perangkap dan akhirnya terluka. Si Merak merasa tidak enak hati kepada Si Landak yang terluka karena berusaha menolongnya. Si Merak pun sadar bahwa kesombongannya bisa merugikan dirinya sendiri dan teman-temannya. Akhirnya Si Merak meminta maaf pada temantemannya. Dia berterima kasih karena mereka sudah mau menolongnya. Mulai saat itu dia mau bermain dengan teman temannya dan tidak sombong lagi. Mereka hidup rukun dan damai di hutan itu. (Dikutip dari “Cerita Akibat Dari Kesombongan”)
Lampiran 11
LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1.
4.
2.
5.
3.
6.
Kelas : __________________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Jelaskan amanat yang terkandung dalam teks dongeng “Akibat Dari Kesombongan” ! 2. Mengapa bangau berbicara bohong kepada bebek bahwa beberapa hari yang lalu ada bebek yang dimangsa oleh buaya telaga ? 3. Mengapa Merak berteriak meminta pertolongan sehingga membuat temantemannya cepat menolong Merak? 4. Apa yang terjadi ketika Merak diajak bermain bersama oleh temannya? 5. Ceritakan kembali isi dongeng “Akibat Dari Kesombongan” secara singkat dan jelas!
Lampiran 12 EVALUASI Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
___________________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan amanat yang terdapat dalam dongeng ? 2. Tuliskan amanat yang terkandung dalam teks dongeng
“Akibat Dari
Kesombongan” ! 3. Apakah yang terjadi ketika Merak diajak bermain bersama oleh temannya? 4. Bagaimana yang dialami Si Landak saat menolong Si Merak ? 5. Ceritakan kembali isi dari dongeng “Akibat Dari Kesombongan” secara singkat dan jelas!
Lampiran 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: V (Lima)/ 2 (Dua)
PERTEMUAN KE-
: 1 (Satu)
ALOKASI WAKTU
: 2 x 35 Menit
STANDAR KOMPETENSI
: (Membaca) Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak
A. KOMPETENSI DASAR Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Mengemukakan watak tokoh utama dalam dongeng. 2. Membandingkan watak yang dimiliki setiap tokoh dalam dongeng. 3. Menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam dongeng. C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui penyampaian materi (dongeng) dan penugasan, siswa dapat mengemukakan watak tokoh utama dalam dongeng. 2. Melalui metode penugasan secara individual, siswa dapat membandingkan watak yang dimiliki setiap tokoh utama dongeng. 3. Melalui metode penugasan secara individual, siswa dapat menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam dongeng. D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pokok Cerita Anak ( Dongeng )
Materi Ajar a. Pengertian Dongeng
Dongeng adalah suatu cerita rekaan atau fantasi atau khayalan belaka yang kejadiannya tidak mungkin terjadi. Berdasarkan isinya, dongeng terdiri atas 5 macam. Berikut ini macam-macam dongeng : 1. Fabel, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang. Contoh: Dongeng “Kancil dengan Buaya”, Dongeng "Kancil Mencuri Mentimun". 2. Legenda, yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam, biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat. Contoh: Dongeng “Rawa Pening”, Dongeng "Terjadinya Danau Toba". 3. Mite, yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi ceritanya tentang kepercayaan animisme. Contoh: Dongeng “Nyi Roro Kidul”. 4. Sage, yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah. Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat tambahan cerita yang bersifat khayal. Contoh: Dongeng “Jaka Tingkir”. 5. Parabel, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung ibarat atau hikmah sebagai pedoman hidup. Contoh: Dongeng “Si Malin Kundang”. b. Unsur - Unsur Intrinsik Dongeng Ada 7 unsur intrinsik dongeng antara lain : 1. Tema Tema adalah ide atau gagasan yang mendukung tempat utama dalam pikiran pengarang dan sekaligus menduduki tempat utama dalam cerita 2. Tokoh Orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif / drama yang oleh
pembaca
ditafsirkan
memiliki
kualitas
moral
dan
kecenderungan tentang yang diekspresikan dalam ucapan serta apa yang dilakukan dalam tindakan.
3. Penokohan / perwatakan Penokohan berkaitan dengan bagaimana sifat-sifat tokoh itu digambarkan dalam cerita oleh pengarang. 4. Latar / setting Latar adalah segala keterangan , petunjuk pengaluran yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana. 5. Alur / plot Plot
atau
alur
adalah
sambung-sinambungnya
periristiwa
berdasarkan hukum sebab akibat. 6. Sudut Pandang / Point of View Sudut Pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita, dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. 7. Amanat Amanat adalah pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca. E. MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran konvensional F.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan (7menit) No 1.
Langkah Kegiatan
Nilai Karakter
Pra Kegiatan a) Pelajaran dimulai dengan membaca doa
Religius
yang dipimpin oleh salah satu siswa. b) Guru membuka pelajaran dengan salam
Religius
dan menanyakan kabar siswa. c) Guru mempresensi siswa yang hadir.
Jujur
d) Guru memberi semangat sebelum
Aktif
belajar. 2.
Metode/Teknik
Kegiatan Awal
Ceramah/Klasikal
a) Apersepsi
Aktif
Guru melakukan tanya jawab dengan
Berani
siswa.
Percaya Diri
Tanya Jawab
Ceramah/Klasikal
b) Guru menyampaikan indikator pembelajaran. 2. Kegiatan Inti No 1.
Langkah Kagiatan
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Eksplorasi (20 menit) a. Guru memberikan penjelasan materi
Teliti
Ceramah/Klasikal
Menghargai
Ceramah/Klasikal
Teliti
Ceramah/klasikal
dongeng. b. Siswa memperhatikan penjelasan guru. c. Guru memberikan beberapa contoh dongeng. d. Guru memberikan penjelasan tentang jenis-jenis dongeng. 2.
Elaborasi (20 menit) Untuk menguatkan keterampilan membaca, guru memberikan sebuah cerita dongeng dengan kegiatan kelompok, aturan main sebagai berikut : - Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen. - Guru memberikan sebuah cerita dongeng. - Guru memberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan bersama kelompok. - Setiap kelompok secara bergiliran menyampaikan hasil jawaban di depan kelas. - Masing-masing siswa memperhatikan
Tanggung jawab
jawaban dari setiap kelompok jika ada yang berbeda, maka harus membrikan komentar yang benar. 3.
Konfirmasi (13 Menit) a) Guru memberikan evaluasi mengenai
Aktif
kegiatan cerita anak (dongeng) pada
Menerima
tahap elaborasi.
pendapat
b) Guru memberikan feedback berupa pertanyaan mengenai materi yang telah
Ceramah/klasikal
Tanya Jawab
Berani Percaya diri
disampaikan. 3. Penutup (10menit) No
Langkah Kegiatan
1.
Simpulan
2.
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Bersama siswa guru menyimpulkan
Aktif
Tanya Jawab
pelajaran yang sudah dipelajari.
Berani
Ceramah
Guru memberikan evaluasi kepada siswa
Aktif
Tanya Jawab
berupa beberapa pertanyaan dalam bentuk
Teliti
Evaluasi
soal essay. 3.
Refleksi a) Siswa memberikan kesan dan pesan
Aktif
Tanya Jawab
tentang pembelajaran yang telah diikuti. Demokrasi b) Guru memberikan penghargan (bintang)
Percaya Diri
kepada siswa karena sudah belajar dengan aktif, rapi dan rajin. 4.
Penutup a) Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Religius
Ceramah
b) Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran. G. SUMBER BELAJAR Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas V (Empat). H. PENILAIAN No. 1.
Indikator Mengemukakan
watak
tokoh
utama
dalam
Membandingkan
watak
Teknik
Bentuk
Tes
Tulisan
&
&
Non Tes
Lisan
Instrument penilaian
dongeng. 2.
yang dimiliki setiap tokoh dalam dongeng 3.
Terlampir
Menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam dongeng.
Mengetahui,
Jakarta, 3 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Lulu Farida, S.Pd.I
Eva Septi Mauliddyana NIM. 1110018300029 Mengetahui, Kepala SD Putra Jaya Depok
M. Lutfi, S.Pd.I
Lampiran 14
Bacalah penggalan dongeng di bawah ini! Di sebuah telaga di tengah hutan yang rindang terlihat seekor bebek yang sedang berenang. Bebek tersebut terlihat asyik berenang di pinggir telaga seorang diri. Sesekali kepalanya masuk ke dalam air. Bebek senang sekali berada di telaga itu karena banyak makanan berupa ikan-ikan kecil. Tiba-tiba ada seekor bangau yang datang menghampirinya. “Hei, Bebek. Hati-hati kalau mencari makan di sini. Tempat ini banyak buayanya!” seru Bangau. “Ah yang benar saja. Kok, aku tidak pernah bertemu buaya?” tanya Bebek heran. Akhirnya Bangau mengarang sebuah cerita bahwa beberapa hari yang lalu ada bebek yang dimakan buaya di telaga itu. Bebek pun ketakutan dan segera meninggalkan telaga itu. Setelah Bebek pergi dari tempat itu, Bangau segera masuk ke telaga dan berenang-renang. “Mudah sekali dia tertipu,” gumam Bangau sambil tersenyum senyum. Sekarang Bangau bebas mencari makan di telaga. Tidak ada lagi yang akan mengganggunya. Bangau pun tertawa senang. Ternyata, ada seekor burung Kutilang yang melihat perbuatan Bangau dari atas pohon. Burung Kutilang pun akhirnya menegur Bangau. “Hei, bangau! Mengapa kamu menipu bebek?” tanya Kutilang. “Biar saja. Aku tidak ingin makanan yang ada di telaga ini cepat habis,” sahut Bangau. Bangau pun melarang Kutilang ikut campur dengan urusannya itu. Esok harinya, Bangau melihat seekor angsa dan anak-anaknya di telaga. Ternyata, mereka sedang mencari makan. Bangau pun mengahampiri angsa dan menceritakan kebohongan tentang buaya pemangsa di telaga itu. Begitulah, setiap ada binatang yang mencari makan di telaga itu, Bangau selalu menipunya. Tanpa sepengetahuan Bangau, Kutilang yang selalu memperhatikannya menceritakan perbuatan Bangau pada Buaya. Kutilang ingin membuat Bangau menjadi jera. Setelah mendengar cerita Kutilang, diam-diam Buaya pergi ke telaga tempat tinggal Bangau. Ia ingin membuktikan cerita Kutilang. Buaya
bersembunyi diantara semak-semak yang tumbuh subur. Suatu ketika akhirnya Buaya mendapatkan bukti atas cerita Kutilang. Buaya pun masuk ke telaga. Begitu mendengar suara Buaya, Bangau langsung menoleh ke belakang. Ia terkejut dan gemetar saat melihat Buaya sudah membuka mulutnya, seolah-olah akan memangsanya. Bangau pun menjerit ketakutan dan meminta maaf pada Buaya. Buaya pun memaafkan Bangau asal Bangau tidak mengulangi perbuatannya. Akhirnya, telaga itu kembali ramai oleh binatang-binatang yang ingin mencari makan. (Dikutip dari “Cerita Binatang Bangau dan Buaya Telaga”)
Lampiran 15
LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1.
4.
2.
5.
3.
6.
Kelas : __________________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. a. Siapakah tokoh utama dalam dongeng “Bangau dan Buaya Telaga”? b. Bagaimanakah watak yang dimilikinya serta pada cerita diatas pada saat apa watak itu dimunculkan! 2. a. Siapa saja tokoh dalam dongeng “Bangau dan Buaya Telaga”? b. Bagaimanakah watak yang dimiliki pada setiap tokoh dan berikan contoh peristiwa yang memunculkan perbedaan watak pada setiap tokoh! 3. Jelaskan urutan peristiwa di dalam donegng “Bangau dan Buaya Telaga” ?
Lampiran 16
EVALUASI Nama : No. Absen : Kelas : ______________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Apakah yang dimaksud dengan tokoh ? 2. a. Jelaskan watak yang dimiliki setiap tokoh! b. Peristiwa yang memunculkan watak setiap tokohnya ! 3. Jelaskan apa yang dimaksud suatu peristiwa yang terdapat dalam sebuah dongeng ! 4. Tunjukkan peristiwa di dalam dongeng yang memperlihatkan kebohongan bangau !
Lampiran 17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: V (Lima)/ 1 (Satu)
PERTEMUAN KE-
:2
ALOKASI WAKTU
: 2 x 35 Menit
STANDAR KOMPETENSI
: (Membaca) Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak
A. KOMPETENSI DASAR Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Menemukan amanat yang terkandung dalam teks cerita anak (dongeng). 2. Menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks cerita anak (dongeng). 3. Menganalisis isi dongeng yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan. C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui penyampaian materi dan penugasan, siswa dapat menemukan amanat yang terkandung dalam teks cerita anak (dongeng). 2. Melalui metode penugasan secara individual, siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks cerita anak (dongeng). 3. Melalui metode penugasan secara individual, siswa dapat menganalisis isi dongeng yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pokok Cerita Anak (dongeng)
Materi Ajar
1. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dari sebuah karya sastra. Amanat dapat berupa pesan moral. 2. Kesimpulan
adalah
mengambil
inti
diuraikan dalam karangan atau cerita.
atau
pokok-pokok
yang
E. MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran konvensional F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan (7menit) No 1.
Langkah Kegiatan
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Pra Kegiatan
2.
a) Pelajaran dimulai dengan membaca doa yang dipimpin oleh salah satu siswa.
Religius
b) Guru membuka pelajaran dengan salam dan menanyakan kabar siswa.
Religius
c) Guru mempresensi siswa yang hadir.
Jujur
d) Guru memberi semangat sebelum belajar.
Aktif
Ceramah/Klasikal
Kegiatan Awal a) Apersepsi Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi pertemuan sebelumnya.
Aktif
Tanya Jawab
Berani Percaya Diri
Ceramah/Klasikal
b) Guru menyampaikan indikator pembelajaran. 2. Kegiatan Inti No 1.
Langkah Kagiatan
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Eksplorasi (18 menit) a. Guru menjelaskan cara menemukan
Teliti
Ceramah/Klasikal
cerita dongeng dan cara menganalisis
Menghargai
Ceramah/Klasikal
isi teks cerita dongeng.
Gemar membaca
amanat yang terkandung dalam teks
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru. c. Selanjutnya, guru membagi diswa ke dalam 5 kelompok. d. Guru memberikan cerita dongeng kepada setiap kelompok.
Komunikatif
2.
Elaborasi (25 menit) a. Guru memberikan lembar kerja siswa
Demokratis
untuk di diskusikan bersama Aktif
kelompoknya. b. Memanggil beberapa siswa untuk
Kegiatan Individu
Menghargai
menyampaikan hasil tugas kelompok di depan kelas. c. Tiap siswa menyampaikan hasil tugas kelompok di depan kelas 3.
Konfirmasi (10 Menit) a) Guru memberikan evaluasi mengenai kegiatan cerita berantai pada tahap elaborasi.
Aktif
Ceramah/klasikal
Berani
Tanya Jawab
b) Guru memberikan feedback mengenai materi yang telah disampaikan.
Percaya diri
3. Penutup (10menit) No
Langkah Kegiatan
1.
Simpulan Bersama siswa guru menyimpulkan
Nilai Karakter
Metode/Teknik
Aktif
Tanya Jawab
Berani
Ceramah
Aktif
Tanya Jawab
pelajaran yang sudah dipelajari. 2.
Evaluasi Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa beberapa pertanyaan dalam bentuk soal essay.
3.
Teliti Percaya Diri
Refleksi a) Siswa memberikan kesan dan pesan tentang pembelajaran yang telah diikuti. b) Guru memberikan penghargan
Aktif Demokrasi Percaya Diri
Tanya Jawab
(bintang) kepada siswa karena sudah belajar dengan aktif, rapi dan rajin. 4.
Penutup a) Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Religius
Ceramah
b) Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran. G. SUMBER BELAJAR Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas V (Lima).
H. PENILAIAN No. 1.
Indikator
Teknik
Bentuk
Tes
Tulisan
&
&
Non Tes
Lisan
Instrument penilaian
Menemukan amanat yang terkandung dalam teks cerita rakyat.
2.
Menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks cerita anak (dongeng).
3.
Menganalisis isi dongeng yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan
Terlampir
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Jakarta, 14 Mei 2014 Peneliti
Lulu Farida, S.Pd.I
Eva Septi Mauliddyana NIM. 1110018300029 Mengetahui, Kepala SD Putra Jaya Depok
M. Lutfi, S.Pd.I
Lampiran 18
Bacalah penggalan dongeng di bawah ini! Di sebuah hutan yang rindang dan damai hiduplah seekor burung merak. Dia bertubuh bersih dan berbulu indah. Si Merak berjalan melenggak-lenggok memamerkan keindahannya. Dia sangat bangga akan keindahan bulu yang ia miliki itu. Tetapi Si Merak mempunyai sifat yang tidak baik yaitu sombong. Suatu hari penghuni hutan yang lainnya mengajak Si Merak untuk bermain bersama. Tetapi merak yang sombong itu tidak mau bermain dengan mereka. Dia merasa hewan lain tidak pantas untuk bermain dengannya karena dia adalah hewan yang cantik dan indah. Merak pun akhirnya meningggalkan teman-teman yang mengajaknya bermain. Suatu ketika datanglah seorang pemburu. Diam-diam si pemburu memasang perangkap di dalam hutan. Pemburu berharap perangkapnya dapat menangkap Si Merak. Saat itulah Si Merak lewat. Si Merak berjalan melenggak-lenggok dengan sombongnya. Keadaan hutan saat itu sepi sekali. Tak ada satupun penghuni hutan yang berada di sekitar situ. Tanpa disadari Si Merak menginjak perangkap yang dipasang oleh pemburu. Si Merak terperangkap dalam perangkap. Dia terkejut dan berteriak meminta tolong. Penghuni hutan yang mendengar teriakan Si Merak dengan cepat segera menghampirinya. Mereka pun berusaha menolong Si Merak. Karena menolong Si Merak, Si Landak pun terkena perangkap dan akhirnya terluka. Si Merak merasa tidak enak hati kepada Si Landak yang terluka karena berusaha menolongnya. Si Merak pun sadar bahwa kesombongannya bisa merugikan dirinya sendiri dan teman-temannya. Akhirnya Si Merak meminta maaf pada temantemannya. Dia berterima kasih karena mereka sudah mau menolongnya. Mulai saat itu dia mau bermain dengan teman temannya dan tidak sombong lagi. Mereka hidup rukun dan damai di hutan itu. (Dikutip dari “Cerita Akibat Dari Kesombongan”)
Lampiran 19
LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1.
4.
2.
5.
3.
6.
Kelas : __________________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Jelaskan amanat yang terkandung dalam teks dongeng “Akibat Dari Kesombongan” ! 2. Mengapa bangau berbicara bohong kepada bebek bahwa beberapa hari yang lalu ada bebek yang dimangsa oleh buaya telaga ? 3. Mengapa Merak berteriak meminta pertolongan sehingga membuat temantemannya cepat menolong Merak? 4. Apa yang terjadi ketika Merak diajak bermain bersama oleh temannya? 5. Ceritakan kembali isi dongeng “Akibat Dari Kesombongan” secara singkat dan jelas!
Lampiran 20 EVALUASI Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
___________________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan amanat yang terdapat dalam dongeng ? 2. Tuliskan amanat yang terkandung dalam teks dongeng
“Akibat Dari
Kesombongan” ! 3. Apakah yang terjadi ketika Merak diajak bermain bersama oleh temannya? 4. Bagaimana yang dialami Si Landak saat menolong Si Merak ? 5. Ceritakan kembali isi dari dongeng “Akibat Dari Kesombongan” secara singkat dan jelas!
Lampiran 21
(Gambar 1)
(Gambar 3)
(Gambar 2)
Lampiran 22
Teks Cerita Dongeng ( Pre Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol ) Bacalah Penggalan Dongeng Di Bawah Ini! Pada saat musim gugur, pohon-pohon menjatuhkan daunnya, bunga-bunga beguguran, serasa sangat indah pemandangan yang ada di hutan rimba tersebut. Disamping bunga dan daun, buah-buahan yang ada dari pohon pun juga berjatuhan dimana-mana, makanan yang sangat melimpah untuk para penghuni hutan. Seekor belalang berwarna hijau, duduk santai di bawah pohon sambil bernyanyi merdu riang menikmati makanan yang disediakan oleh hutan untuk dirinya. Ketika sedang asiknya bernyanyi, belalang melihat teman kecilnya, si semut hitam lewat di dekatnya. Awalnya belalang hanya saling bertegur sapa, namun si semut mondar-mandir di hadapan belalang lebih dari sepuluh kali sambil membawa makanan, belalang pun mengajak semut hitam untuk menemaninya bernyanyi. “Hai teman kecilku! kesinilah temani aku bernyanyi meramaikan suasana hutan yang sedang bergembira ini.” “Tidak bisa, ada pekerjaan yang harus aku kerjakan.” “Kerja apa? saat ini kita punya banyak makanan melimpah di hutan. Aku duduk bersantai seperti ini saja, semua makanan akan datang padaku haha.” “Kau tak akan mengerti belalang.” “Ya sudah terserah kau, dasar keras kepala!” Si semut pun melanjutkan pekerjaannya, membawa makanannya ke arah rumah semut. Sedangkan belalang berpindah tempat yang agak jauh dari semut, agar belalang tidak bisa melihatnya. Makan dan bernyanyi adalah kegiatan yang selalu
dilakukan oleh belalang selama musim gugur, belalang tidak memperdulikan tentang musim kedepannya. Sedangkan semut tetap sibuk dengan pekerjaannya. Tiba-tiba tanpa perhitungan si belalang, musim salju pun tiba. Semua tumbuhan layu dan tidak ada tumbuhan yang bisa menghasilkan makanan untuk penghuni hutan. Semua makanan di hutan habis tidak bersisa, akibatnya belalang pun mati kelaparan. Sebelum kematiannya, belalang melihat rumah semut yang sudah banyak cadangan makanan dan belalang pun menyadari jika semut sebelumnya telah mempersiapkan akan datangnya musim salju ini. Semut bekerja keras untuk menyiapkan cadangan makanan untuk melewati musim salju tersebut. Pada akhirnya semut dapat melewati musim salju dan melihat musim semi hadir di hutan rimba tanpa temannya belalang. (Dikutip dari “Cerita Belalang dan Semut”)
Lampiran 23
Teks Cerita Dongeng ( Post Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol ) Bacalah Penggalan Dongeng Di Bawah Ini! Sang Raja hutan “Singa” ditembak pemburu, penghuni hutan rimba gelisah. Mereka tidak mempunyai Raja lagi. Tak berapa lama seluruh penghuni hutan rimba berkumpul untuk memilih Raja yang baru. Pertama yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi macan tutul menolak. “Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari tunggang langgang,” ujarnya. “Kalau begitu Badak saja, kau kan amat kuat,” kata binatang lain. “Tidak-tidak penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon berkali-kali”. “Oh mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar..”, ujar binatang-binatang lain. “Aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat, sahut gajah. Binatang-binatang masih bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika hendak bubar, tiba-tiba kera berteriak, “Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang sudah membunuh Singa”. “Tidak mungkin, “jawab tupai. “Coba kalian semua perhatikan aku, aku mirip dengan manusia bukan? maka akulah yang cocok menjadi raja, “ujar kera. Setelah melalui perundingan, penghuni hutan sepakat Kera menjadi raja yang baru. Setelah diangkat menjadi raja, tingkah laku Kera sama sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil menyantap makanan yang lezat-lezat. Penghuni binatang menjadi kesal, terutama srigala. Srigala berpikir, “bagaimana si kera bisa menyamakan dirinya dengan manusia ya?, badannya saja yang sama, tetapi otaknya tidak”. Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap kera. “Tuanku, saya menemukan makanan yang amat lezat, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke tempat itu,” ujar srigala. Tanpa pikir panjang, kera si raja yang baru saja pergi bersama srigala.
Di tengah hutan, teronggok buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung menyergap buah-buahan itu. Ternyata, si kera langsung terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang disergapnya ternyata jebakan yang dibuat manusia. “Tolong! Tolong,” teriak kera, sambil berjuang keras agar bisa keluar dari perangkap. “Hahahaha! Tak pernah ku bayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak dalam perangkap yang dipasang manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi rakyatnya,” ujar srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatangbinatang meninggalkan kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera di dalamnya, ia langsung membawa tangkapannya ke rumah. (Dikutip dari “Cerita Kera Jadi Raja”)
Lampiran 24
SOAL PRE TEST Nama : No. Absen : Kelas : ____________________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. a. Siapa saja tokoh yang terdapat dalam dongeng “Belalang dan Semut” ? b. Bagaimana watak yang dimilikinya dan ceritakan watak tersebut dimunculkan! 2. Mengapa semut selalu mengumpulkan makanan yang bayak? 3. Apa yang dilakukan belalang sebelum mengetahui bahwa dia akan mati pada musim salju? 4. Apa yang terjadi pada belalang ketika musim salju datang ? 5. Sebutkan amanat yang terkandung dalam teks dongeng “Belalang dan Semut”! 6. Ceritakan kembali isi dari dongeng “Belalang dan Semut” secara singkat dan jelas!
Lampiran 25
SOAL POST TEST Nama : No. Absen : Kelas : ____________________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. a. Siapa saja tokoh yang terdapat dalam dongeng “Kera Jadi Raja”? b. Bagaimana watak yang dimilikinya dan ceritakan watak tersebut dimunculkan! 2. Mengapa kera dapat diangkat menjadi raja? 3. Apa yang dilakukan kera saat diangkat menjadi raja? 4. Apa yang terjadi ketika memakan buah-buahan yang berada di tengah hutan ? 5. Sebutkan amanat yang terkandung dalam teks dongeng “Kera Jadi Raja”! 6. Ceritakan kembali isi dari dongeng “Kera Jadi Raja” secara singkat dan jelas!
Lampiran 26
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Siswa AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY AZ BA BB BC BD BE Jumlah Rata-rata
Pretest 62.5 50 77.5 47.5 67.5 67.5 40 57.5 55 57.5 62.5 60 60 50 57.5 65 62.5 72.5 60 55 62.5 60 67.5 67.5 72.5 60 65 70 67.5 60 57.5 1897.5 61.20
Posttest 67.5 82.5 57.5 72.5 80 80 62.5 82.5 70 65 70 75 72.5 75 72.5 75 77.5 67.5 72.5 80 67.5 70 77.5 82.5 82.5 75 77.5 77.5 77.5 75 72.5 2292.5 73.95
Lampiran 27
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Siswa AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY AZ BA BB BC BD BE Jumlah Rata-rata
Pretest 52.5 75 47.5 50 60 65 57.5 57.5 50 60 50 57.5 55 50 62.5 67.5 60 52.5 62.5 70 50 62.5 70 62.5 70 57.5 60 67.5 67.5 65 55 1850 59.67
Posttest 67.5 62.5 82.5 60 85 72.5 55 67.5 62.5 65 70 67.5 65 67.5 70 67.5 75 72.5 60 60 67.5 65 72.5 85 77.5 72.5 70 72.5 75 70 65 2147.5 69.27
Lampiran 28
Gambar Proses Pembelajaran Kelas Kontrol dan Eksperimen SD Putra Jaya Depok
Pretest kelas Eksperimen
Pretest Kelas Kontrol
Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Strategi DRTA (Kelas Ekperimen)
Proses Pembelajaran dengan Perlakuan Model Konvensional (Kelas Kontrol)
Kegiatan Posttest kelas Eksperimen
Kegiatan Posttest kelas Eksperimen
UJI REFEREI{SI
Nama
Eva Septi Mauliddyana
NIM
1110018300029
Jur/Fak
PGMI / Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul skripsi
"Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reucling Thinking A ctivity terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng P ada Siswa Kelas
V SD Putra Jaya Depok"
Judul Buku dan Nama Pengarang
No
Henry Guntur Tarigan, lulenulis Sebogai Sucrtu Keterampilan 1
Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008)
Farida Rahim, Pengojaran lvlembaca 2
di
Sekolah Dasar,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011) I
Henry Guntur Tarigan,
Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008)
4
Pemlimbing
li
N
M
Julembaca Sebctgai Suatu
J
Kundharu Saddhono dan
Paraf Dosen
St. Y.
Slamet,
I
),
CY\
fuIeningkatkan
Keterampilan berbahqsa Indonesia (teori clon Aplikasi,
, {/s
?"-t'
(Bandung: Karya Putra Darw ati,2012)
Subana dan Sunarti, Strotegi Belcjor Mengajar Bahasa 5
Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2000)
Dalman, Keterantpilan Membaccr, (Jakafia: Rajar,vali Press, 6
Samsu Somadayo, Strategi
O{r t
1,4
L'-W)'
2013) 1
lt
dan Teknik Pembelojaron
fuIembaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)
Novi Resmini, dkk, Membaca Dan fuIerutlis di SD Teori tlan 8
pengajcn'annya, (Bandung: UPI Press, 2006)
lr
X,tl L/ I
),,,
Cf)\^'
Burhan
El Fanany,
9
fu[embacq 2 Delik
l0
ll t2
t3
Teknik llembaca Cepat Trik Efektif
] Hqlomon
(Yog.v--akarta:
Araska.2012)
Djamarah Syailul Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. 3, 201l) Iskandaru,assid dan Dadang Sunendar, Sn'atugi Pembelcjctron Bahaso, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, Cet. 3,2011)
A.M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengcjar, (Jakarta:Rajawali Pers, 20
1I
)
Nurhadi, Bagaimana Cara Meningkatkan Kernampuan Membqca?, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005)
fit;
t,-/
i: ^i. (-{),
/, (.,' \ ,t.rl
& l't,t
N,L
lrttp ://www.kaj ianteori .com/20 | 3 103/pengertian-dongeng14
(,
/"r/'l\\ \,/
defi ni si-dongeng-menurut-ahli. html
Burhan Ntrrgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahuman 15
Sihabudin d(
t6
,1
Slstra Anak, (Yogyakarta: BPFE, 2An)
2, (Learning
Assistance
Program For Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), Edisi Pertama, Paket 8-i4
Wina Sanjaya, Srrategi Pembelajco'un Berorientctsi
Stctnclcu'
17
Proses Pendidiknn, (Jakarta: Kencana, 2013)
l8 l9
.Q4
Rosdakarya,2013)
Martinis Yatim, Strategi & Metode dalam Hamruni, S tr at e gi
20
Model
P e m b e I aj crr an, (Y o
gyakarta: Insan Madani,
201 1)
Yunus Abidin, Pernbelajaran Mernbaca Berbasis Pencliclikun 21
Karokter, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012)
23
Jk
Abdul Majid, Strategi Pembelajctran, (Bandung: PT. Remaja
Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group ,2A13)
22
k **
,A^ j\,-^
Sukardi, Metoelologi Peneliticrn Penclidikcur. (Jakarla: Bumi {,t I
Aksara,2010)
5A} l-
Sugiyono, Metode Penelitiun Kuantitctti/, Kuulitatif, clan
r.V1:
R&
24
D, (Bandung: Alfabeta, 2010)
Zainal Arit'in, Penelitian Pendiclikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,20ll)
;i\ .- L\-
Suharsimi Arikunto, Proseclur Penelitian: Suatu Pendekatan 25
Prqktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet. 26
13
..-t I
Riduwan, Belcjar Mudah Penelitian untuk Guru Karytov,an
[: t" X,l'r L,-', iA
dan Peneliti Pemula, (Bandung : Alfabeta, 20A9)
27
Rurhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelojaran Buhasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarla: BPFE-Yogyakarta, 2010)
,
,'
Juanim, Modul Praktika i{etode Penelition; Pengolahctn Data 28
.SP,S,S,
I
-l
(Bandung: Prodi. Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Pasundan, 2009)
22 November 2014
NIP :19771030 200801 2 009
t tl
Il_/tl,)\
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No. Dokumen
FITK-FR.AKD.O81
Terbit : No. Revisi: :
1 Maret 2010
Tgl.
FORM (FR)
01
Jl. lr. H. Juanda Na 95 Ciputat 15112 lndonesia
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Uri.0l/F.l/KM.01 .31............ 12014 Larnp. : Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta. 12
F
ebruart 201 4
Kepada Yth.
Rosida Erorvati, M.Hum Pembirrrbing Skripsi Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif f lidayatullah Jakarta. A,s s
alamu' alaikum wr.w
Dengan
ini
b.
diharapkan kesediaan
Saudara untuk menjadi pembimbing I/ll
(rnateri/teknis) penu I isan skripsi nrahasiswa:
Nama : Eva Septi Mauliddyana NIM :1110018300029 Jurusan : Pendiclikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Senrester :Vlll .lLrclLrl Skripsi : Pengaruh Perrerapan Strategi Directed
llacrtlirtg Thinking Acrit'ir,t'
(DRl'AI'i'erhadap Keterarnpilan Metrbaca l)etnaharratt Dongeltg Pada Kelas V SD PLrtra.[aya Depok
JLrdtrltersebut telah disetLrjui oleh Jurusan vang bersangkutan pada tanggal
l0
FebrLrari2014
, abstraksi/outline terlarnpir. Sauclara dapat melakultan perubahan redaksional pada judLrl tersebut. Apabila perubahan substausial dianggap perlu, molron pembirnbing menglrubr-rngi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam waktu
6
(enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas pprhatian dan ker-ja sarra Saudara, kanri ucapkarr terima kasih. I|/a
ss
o Iu
nu'
u I u i ku
m
vvr.v, b.
a.n. Dekan Ka.jLrr PGMI
oaQ!!!, F-ar-rzan. M.A NrP. 1916t101 200101 I 0t
Dr.
Terlbusan:
l. 2.
Dekan
FI'II(
Mal-rasiswa vbs.
r S
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
:::::::::.W4
15412 lndonesia
Nomor : Un.01/FI./KM.01.31 Larnp. : ......
l!!.?..1201
Hal
Dokumen
FORM (FR)
No.
Jakarta,
1
:
Revisi:
l5 April
FITK-FR-AKD-066
l
Hal SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
H Juanda No 95 Ciputal
Jl. lr.
No
Tgl Terbil
Maret 2010
:
01
.
111
2014
: Observasi
Kepada Yth.
SD Putra Jaya Depok
As
su
la
mu'
a I a i kunt y,
r. w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama
: Eva Septi Mauliddyana
NIM
:1110018300029
Jurusan
/Prodi
Semester
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
:
VIII
adalah benar rnahasidwa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tJIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penulisan Skripsi yang berjudul "Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Siswa Kelas V SD Putra Jaya Depok", mahasisrva tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Olelr karena itrr, karni mohon kesediaan Saudara untuk rrenerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara karri ucapkan terirna kasih. lilassa lamu' al a iktm wr.w b.
a.n. Dekan
ffiffi,,
,4;
M.A 107 200701
Tembusan: Dekan Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan
I
013
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl lr H
FORM (rR)
Juanda No 95 Ciputal 15412 lndonesia
No Dokumen : FITK-FR-AKD-082 igiTerbir ,ttvtaretZOtO No. Revisi: : 01 1t1
Hal
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Jakafia, 2 I April 201 4
Nomor : Un.O liF. 1/KM.0 I .3 I )l\.?..12012 Larnp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth. SD Putra Jaya Depok di Tempat A.s s a I a
mu'
a I a i ku
nt
t", r.-n,
b.
Dengan hormat karni sampaikan bahwa,
Nama
: Eva Septi Mauliddyana
NIM
r
Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Semester
VIII
Judul Skripsi
Pengaruh Penerapan Strategi Direcled Reacling Thinking Actit,ity (DRTA)
1
r0018300029
Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Sisrva Kelas
V SD
Putra Jaya Depok
adalah benar r.naltasiswa/i FakLrltas ilmu'Ialbiyah dan Kegurr-ran UIN.lakarta yang sedang
rlenyLlsun skripsi, dan akan nrengadalian penelitian (riset)
di
instansiisekolahinradrtrsah
yang SaLrdara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sarna Saudara, kami ucapkan terirna kasih. Wassalamu' ataikum wr.wb. a.n. Dekan
KaiLrr PGMI
48!.!.!.\, Tembusan: l. Dekan FII K ). Penrbantu Dekan Bidang Akademik i. Mahasiswa yang bersangkutan
,
Dr. Fauzano M.A xrp.19761107 200701
I
013
YAYASA]Y PUTRA JAYA SEKOLAH DASAR PUTRA JAYA Nomor Identitas Sekolah : 103150, Nomor Statistik Sekolah: i020266i0002 Nomor Pokok Sekolah Nasional .20228899 SEI(OLAH PUTRAJAYA Ii K
H.
Atd@tu
No, 14
I&,!J.!rK&DS6t
ln4Jl
'nr lur''_6la"lr marl.Flasn*.rrlr4,rh$mL,
STATUS AI(REDITASI
"A'
JI. K.H. Abdurrahman No.24 Pondok Jaya Cipayung Kota Depok 1643I Telp. (021) 776 39'ts
Pondok laya, 25 Nopember 2014 Nomor Lamp. Perihal
:
421.2lA30lXIl2A14
:: Surat Keterangan Penelitian
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Putra Jaya, menerangkan bahwa
Nama : Eva Septi Mauliddyana Nomor induk Mahasiswa . 1110018300029 Program Studi :PGMI Nama tersebut diatas telah mengadakan observasiipenelitian di SD Futra Jaya dalam rangka penyusunan skripsi pada bulan Mei 2014.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
at Kami,
olah
*
i ..1
t-
:1...'
''
: