URGENSI PENGGUNAAN VARIASI STIMULUS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI DI MADRASAH ALIYAH I PUTRI ANNUQAYAH SUMENEP MADURA Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Taarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Euis Azizah NIM: 104015000581
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura” yang di susun oleh : Euis Azizah, NIM: 104015000581, Program Studi Pendidikan IPS, telah melalui bimbingan dan di nyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untk diujikan pada siding munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta, 9 Juni 2011
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Drs.H.Nurochim,MM NIP: 1959 0715. 1984 03 1003
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura” yang di susun oleh : Euis Azizah, NIM: 104015000581, Program Studi Pendidikan IPS, telah melalui bimbingan dan di nyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untk diujikan pada siding munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta, 9 Juni 2011
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Drs.H.Nurochim,MM NIP: 1959 0715. 1984 03 1003
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Euis Azizah
NIM
: 104015000581
Jurusan
: Pendidikan IPS
Angkatan Tahun
: 2004
Alamat
: Jl Abdul Fatah Ds Tapos II Kec Tenjolaya- Kab
Bogor MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi ini yang berjudul “Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura” adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan: Nama
: Drs. H.Nurochim,MM
NIP
: 1959 0715. 1984 03 1003
Dosen Jurusan
: Pendidikan IPS
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 9 Juni 2011 Yang menyatakan,
Euis Azizah
ABSTRAK EUIS AZIZAH : Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi di MA Annuqayah Sumenep Madura Kata Kunci
: Variasi Stimulus, Motivasi Belajar
Pembimbing I
: Drs. H. Nurochim, MM
Realitas yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran banyak yang menyimpang dari substansi pembelajaran yang ideal, diantaranya masih banyak guru yang belum memiliki dan menguasai keterampilan dasar dalam mengajar, diantaranya keterampilan dasar dalam mengadakan variasi stimulus. Dalam proses pembelajaran, keterampilan dasar mengadakan variasi stimulus dapat menunjang terhadap peningkatan semangat, partisipasi, antusias, belajar siswa, mampu membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa, serta dapat menciptakan partisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Dalam penelitian ini, Sasaran yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan, memahami dan memaknai proses pembelajaran khususnya ingin melihat secara mendalam mengenai keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi di MA Annuqayah Sumenep Madura. Oleh sebab itu, maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian kualititaf deskriptif analisis. Dari hasil penelitian, analisis dan pembahasan menunjukkan bahwa pada saat proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi berlangsung di MA Annuqayah guru selalu berupaya untuk mengadakan variasi stimulus, sehingga dengan menggunakan variasi stimulus guru mampu membuat perhatian siswa semakin meningkat dan terpelihara, motivasi belajar yang semakin tinggi, dan semangat belajar semakin tumbuh dalam diri siswa. Bahkan siswa semakin antusias dalam mengikuti proses pembelajaran materi IPS Ekonomi. Siswa dalam belajar IPS Ekonomi selalu memperhatikan dan selalu berusaha memahaminya,
PERSEMBAHAN
SKRIPSI INI PENULIS PERSEMBAHKAN KEPADA :
1. Ayahand dan Ibunda tercinta yang begitu gigih mengalirkan semangat dan kedamaian. Pendidik sejati yang penulis sangat ta’dzimi. 2. Suami (Asy’ari), pendamping hidup yang selalu berbagi cinta, rindu, dan kasih sayang dengan penulis. Yang kelak akan menjadi purnama bagi keluarga dan putra putri penulis.
i
KATA PENGANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Puji dan syukur, selalu dan senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan inspirasi dan menjadikan penulis sebagai hamba dan khalifahnya di muka bumi yang sarat dengan perubahan dan dinamika. Shalawat dan salam, penulis haturkan ke pangkuan Nabi Muhammad SAW. sebagai Rasul pembawa pencerahan dan penggagas persatun, persaudaraan, dan kedamaian bagi semua umat. Atas rahmat, barokah, dan hidayah Allah SWT. penulis telah berhasil menyelesaikan karya ilmiah Skripsi yang merupakan tugas akhir penulis untuk menyelesaikan studi di jenjang Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Sayarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini mengungkap tentang urgensi penggunaan variasi stimulus dalam upaya meningkatkan perhatian dan motivasi belajar siswa, sehingga dalam proses pembelajaran guru mampu menciptakan suasana yang tidak monoton dan membosankan serta mamapu membuat siswa semakin antusias dan selalu memperhatikan dalam mengikuti proses pembelajaran materi IPS Ekonomi. Selesainya penulisan skripsi ini, tentu sepenuhnya kekuatan tidak ada di tangan penulis. Akan tetapi ada berbagai pihak serta kekuatan-kekuatan lain yang cukup memberikan kontribusi dan partisipasi berharga. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Hadirat Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam, yang telah memberikan inspirasi, imajinasi, dan kesehatan selama penulisan skripsi ini. Ia lah Dzat yang telah menjadikan penulis hamba dan khalifah-Nya. Yang kepada-Nya suatu saat penulis akan kembali dan berserah diri. 2. Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan jalan kebenaran dengan risalah Islam yang begitu mulia. Yang dengan beliau penulis mengetahui ajaran syari’ah, aqidah, dan ihsan yang benar.
ii
3. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta staf-stafnya yang telah membantu dalam masalah administrasi dan segala pengarahannya. 4. Drs. H. Nurochim, MM., ketua jurusan Pendidikan IPS, beliau juga sebagai pembimbing skripsi, dosen penasehat Akademik, sekaligus pengganti orang tua, yang banyak memotivasi dengan sangat tulus serta penuh kesabaran dalam
membimbing
penulisan
skripsi
ini.
Yang
di
tengah-tengah
kesibukannya beliau meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran, sehingga skripsi ini bisa terwujud. 5. Seluruh Dosen tercinta dan staf pendidikan IPS, atas segala kebijakan, dorongan dan perhatiannya, memberikan berbagai masukan-masukan baik sebelum maupun setelah penulisan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. 6. Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa memberikan dorongan, semangat dan didikan serta dukungan moril, materiil, dan spirituil selama penulisan skripsi ini. Serta do’anya yang selalu mengalir dan tak pernah henti-hentinya beliau persembahkan kepada diri penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Sembah sujud penulis persembahkan untuk beliau. 7. Pendamping hidup penulis (Asy’ari), dengan penuh cinta, kasih sayang, serta kesetiannya dalam memberikan semangat, motivasi, serta arahan-arahan hingga mampu melahirkan kekuatan dan semangat dalam diri penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 8. Keluarga besar penulis, berkat dukungan Serta do’anya yang selalu mengalir dan tak pernah henti-hentinya dipersembahkan kepada diri penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman seperjuangan Mariyam Niswan dan Zahratun Na’imah, serta semua teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Angkatan 2004, yang telah banyak membantu penulis. Terima kasih atas kesetiakawanan dan persahabatannya. Dan penulis tidak akan pernah melupakan budi baik mereka.
iii
Dengan kesadaran diri penulis mengakui bahwa Allah jualah pemegang otoritas kebenaran dan pengendali pemikiran sehingga masih banyak dari-Nya yang penulis belum gali dan ketahui. Oleh karena itu saran, kritik, dan masukan yang akan memperbaiki dan menyempurnakan hasil analisis skripsi ini penulis selalu nanti-nantikan dan senantiasa harapkan dari pembaca budiman dan saudarasaudara seiman. Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat dan turut serta memberikan warna bagi khazanah keilmuan pada umumnya dan dunia pendidikan pada khususnya. Jakarta, 2011 Penulis,
(Euis Azizah)
iv
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR PERNYATAAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................i KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii DAFTAR ISI.................................................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................viii
BAB I
PENDAHULUAN .....................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1 B. Masalah dan Pertanyaan Penelitian......................................................6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................7 D. Manfaat Penelitian ..............................................................................8
BAB II
KAJIAN TEORI ........................................................................................9 A. Tinjauan Teoritis tentang Keterampilan Dasar Variasi Stimulus........9 1. Pengertian Variasi Stimulus.........................................................10 2. Tujuan dan Manfaat Variasi Stimulus…………………………..11 3. Prinsip Penggunaan Variasi Stimulus…………………………..13 4. Teknik-teknik Variasi Stimulus………………………….…….14 B.
Tinjauan Teoritis tentang Motivasi Belajar.......................................18 1. Pengertian Motivasi Belajar…………………………….………18 2. Fungsi Motivasi………………………………………….………22 3. Teori tentang Motivasi………………………………….……….23 4. Prinsip Motivasi Belajar………………………………….……...24 5. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Motivasi…………..………..25
C. Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus dalam Meningkatkan
v
Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi……………………………………………….………30
BAB III
METODE PENELITIAN …………………………………….…….…..34 A. Pendekatan Penelitian ………………………………….………......34 B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………… …….………......35 C. Subjek Penelitian/Sumber Informasi Penelitian ……….………......37 D. Instrumen Penelitian ………………………………….……………37 E. Teknik atau Metode Pengumpulan Data ...........................................38 1. Pengamatan (Observation)…………………………..……….....38 2. Wawancara Mendalam ……………………………..….…….....39 3. Dokumentasi ……………………………………..…….…….....40 F.
Teknik Penentuan Keabsahan Data ………….……….…….……....40
G. Teknik Analisis Data ………………………..………………….…..41 H. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional...................................42 I.
BAB IV
Kisi-Kisi Instrumen............................................................................43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….......46
A. Hasil Penelitian……………………….…. …………….……........46 1. Gambaran Umum MA Annuqayah………………………….…….46 a. Sejarah berdirinya MA I Putri Annuqayah.................................46 b. Kurikulum………………………………………………….…..47 c. Keadaan siswa, pengajaran, dan karyawan.................................48 d. Letak Geografis………………………………………………..48 2. Hasil observasi dan wawancara …………………..........................49 a. Hasil Observasi…………………………………………..…….49 b. Hasil Wawancara……………………………………….……...54 B. Pembahasan………………................................................................58 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………..…………..…...62 A. Kesimpulan …………..……………………………………….…......62
vi
B. Saran-saran …………………………………………………………63 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………64 LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………………68
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Instrumen Penelitan
Lampiran 1
Lampiran 2
a. Pedoman Pengumpulan Data Dokumen/Arsip.............
67
b. Pedoman Observasi ......................................................
69
c. Ceklis Daftar Isian Pengumpulan Data Dokumen........
70
d. Ceklis Daftar Isian observasi.........................................
70
e. Catatan Hasil Observasi ………………………. .........
77
f. Pedoman Wawancara ...................................................
84
g. Transkip Wawancara ………………………………...
86
Surat Bimbingan Skripsi.......................................
91
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu figur sentral dalam dunia pendidikan, Khususnya saat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Guru bertugas menyelenggarakan proses belajar mengajar. Guru dituntut untuk mengetahui bagaimana cara megembangkan potensi-potensi yang ada pada anak didik, karena anak usia sekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi tersebut perlu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Karena itulah guru tidak hanya dituntut untuk membekali dirinya dengan segudang pengetahuan, tetapi juga dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan dasar dalam mengajar, seperti keterampilan dalam menyampaikan materi, menentukan metode dan alat pembelajaran serta memberikan variasi stimulus setiap terjadi proses pembelajaran sehingga membuat siswa selalu semangat dan tidak mengalami kebosanan dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan mengajar merupakan tugas profesional, sehingga dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru hendaknya terencana dan perlu dikelola sebaik
mungkin
sesuai
dengan
prinsip-prinsip
mengajar
dan
manajemen
pembelajaran yang baik, apalagi kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan hal yang sangat strategis sebagai usaha sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam rangka menyajikan dan menyampaikan materi pelajaran seorang guru hendaknya mempunyai beberapa keterampilan dasar. Menurut Moh. Uzer Usman keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru antara lain: “Keterampilan dasar bertanya, Keterampilan dasar memberikan penguatan, Keterampilan dasar variasi stimulus, Keterampilan membuka dan menutup pelajaran, Keterampilan
2
mengelola kelas, Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, Keterampilan menjelaskan, Keterampilan mengajar perseorangan.”1 Keterampilan dasar variasi stimulus merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, sebab seorang guru yang profesional harus memiliki keterampilan dalam proses pengelolaan pembelajaran, termasuk variasi strategi dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru merupakan faktor yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan keefektivan pembelajaran, agar proses belajar mengajar bisa lebih bermakna dan dapat mencapai hasil yang optimal. Pembelajaran juga akan efektif dan bermakna jika dalam pembelajaran tersebut, siswa menjadi lebih mudah dan aktif dalam memahami pelajaran, sehingga dengan pembelajaran itu pula siswa menjadi senang, semangat, termotivasi untuk terus belajar dan tidak mudah jenuh.2 Kenyataannya yang terjadi, tidak sedikit guru yang kurang memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang efektif dan bermakna, sehingga hasilnya kurang maksimal dalam meningkatkan potensi anak didik. Hal ini terjadi karena mayoritas para guru hanya terus berupaya meningkatkan kualitasnya pada pengembangan bidang studi, tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan teknis atau keterampilan mengajarnya. Akhirnya, para guru hanya tampil memukau dalam menyampaikan materi pembelajaran, tetapi hasilnya kurang maksimal akibat dari belum optimalnya para guru dalam mengembangkan keterampilan teknis dalam pembelajaran, yang salah satunya adalah kemampuan mengadakan variasi stimulus dalam pembelajaran. Padahal dalam konteks pembelajaran yang efektif, selain kemampuan mengembangkan bahan studi, para guru juga dituntut untuk juga mampu mengembangkan aspek lainnya. Aspek lain yang dimaksud tentu saja berkaitan dengan berbagai kemampuan didaktik metodik, baik menyangkut pengembangan 1
Uzer Usman, Menjadi guru Profesional,(Bandung, Remaja Rosdakarya), Cet.1, hal .74 M. Sobry Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna (Mataram: NTP Press, 2007), cet. 2, hal 5 2
3
strategi, metode, dan teknis pembelajaran yang dampaknya juga sangat besar dalam menentukan hasil pembelajaran. Kemampuan guru mengembangkan strategi dan metode pembelajaran inilah yang hampir dirasakan oleh para pengelola satuan pendidikan di berbagai daerah, termasuk di wilayah Madura, sehingga berdampak pada rendahnya kualitas hasil pembelajaran. Padahal, dengan kemampuan inilah yang paling besar dampaknya dalam menentukan kualitas pembelajaran, meskipun kurang didukung dengan pengetahuan yang mumpuni. Sebab, pada aspek inilah, kemampuan guru akan teruji apakah mampu mendesain pembelajaran yang berkualitas atau tidak? Termasuk kemampuan guru dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai educator, motivator, facilitator, dan demonstrator yang handal dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk tampil sebaik mungkin menjalankan peran dan fungsinya, baik sebagai motivator, fasilitator, maupun sebagai innovator dalam rangka mendorong, membimbing, dan menfasilitasi belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah guru dituntut untuk memiliki beberapa keterampilan dasar dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa di dalam kelas, termasuk di dalamnya keterampilan mengadakan variasi stimulus. Setiap langkah kegiatan pembelajaran seorang guru dituntut untuk selalu terampil dan dapat melakukan berbagai macam cara di dalam proses mengajar, tentunya dengan memiliki berbagai macam keterampilan dasar mengajar. Salah satunya adalah keterampilan
mengadakan variasi stimulus untuk memberikan
rangsangan belajar terhadap siswa. Menurut Slameto “hal ini bertujuan agar siswa tetap berpartisipasi aktif, semangat, dan tidak membosankan ketika mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas”3. Sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Sebagaimana dalam undang-undang sistem pendidikan nasional Nomor 20 Tahun 2003, yaitu: 3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003) cet.4, hal 29
4
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.4
Variasi stimulus merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap guru untuk menghindari kebosanan siswa. Wina Sanjaya, mengatakan bahwa “variasi stimulus guru merupakan keterampilan guru dalam mengajar agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran”. belakangan
ini,
5
Dalam model-model pembelajaran yang berkembang
keterampilan
ini
sangat
penting
terutama
dalam
upaya
mengimplementasikan kurikulum KBK atau KTSP. Untuk itulah, dalam konteks ini guru perlu menjaga agar iklim belajar tetap kondusif dan menyenangkan. Dengan demikian, guru dapat menggunakan variasi stimulus pada waktu bertatap muka dengan siswa di dalam kelas atau pada waktu proses belajar mengajar berlangsung.Yang paling terpenting dalam melakukan interaksi dengan siswa jangan monoton, sebisa mungkin melakukan interaksi secara berbeda-beda sehingga siswa selalu terangsang untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya variasi stimulus yang diberikan oleh guru secara psikis anak menerimanya dalam berbagai respon sesuai dengan iklim situasi dan kondisi belajar yang tercipta. Semakin banyak pengalaman anak dalam belajar maka akan berkembang keterampilan fisik, kerja, berfikir, kekayaan intelektual dan spiritual sebagai kekayaan kepribadian yang diharapkan. Menurur Syafarudin dan Irwan “semakin banyak pengalaman belajar melalui berbagai rangsangan, maka semakin banyak pula respon yang diberikan anak untuk mengembangkan watak dan
4
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005) cet. 3. hal. 166. 5
5
kepribadiannya”6. Pemberian rangsangan kepada anak dalam proses belajar mengajar, maka akan mempengaruhi perubahan pola atau cara belajar dan tingkah laku anak. Adapun kaitannya dengan lingkungan belajar mengajar
yang terjadi di
Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura, khususnya pada mata pelajaran IPS Ekonomi, bisa di lihat bahwa proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dilansungkan oleh para guru mata pelajaran IPS Ekonomi, telah mengedepankan kompetensi dan keaktifan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Bahkan para guru telah berusaha semaksimal mungkin mengadakan berbagai macam bentuk variasi stimulus agar
dapat mendorong siswa lebih aktif dan senang dalam belajar.
Nampaknya para guru mata pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura sudah berupaya untuk melakukan berbagai variasi mengajar, sehingga siswa merasa semangat belajar dengan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Akan tetapi yang perlu diteliti di sini mungkinkah variasi stimulus yang telah dilakukan oleh para guru tersebut dapat menjamin motivasi dan semangat belajar siswa? Berangkat dari hal itulah, penulis merasa perlu untuk menelusuri hal tersebut dalam sebuah penelitian, guna mendapatkan gambaran dan informasi yang benar dan mendalam tentang kondisi pembelajaran di atas dengan mengangkat sebuah judul penelitian “Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura” .
6
Syafaruddin & H. Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran. (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005) cet 1, hal. 69
6
B. Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: a. Banyak guru yang kurang memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang efektif dan bermakna b. Banyak guru yang hanya berupaya meningkatkan kualitasnya pada pengembangan bidang studi,. c. Banyak guru yang belum memiliki kemampuan teknis atau keterampilan dalam mengajar. d. Belum optimalnya para guru dalam mengembangkan keterampilan teknis dalam pembelajaran e. Banyaknya
guru
yang
masih
kurang
memperhatikan
pentingnya
penggunaan variasi stimulus dalam pembelajaran f. Banyak guru yang kurang memperhatikan bahwa dengan menggunakan variasi stimulus dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa g. Kurang maksimalnya hasil pembelajaran (output), akibat dari belum optimalnya para guru dalam mengembangkan keterampilan teknis dalam pembelajaran h. Lemahnya sumber daya guru dalam mengaplikasikan sistem pembelajaran yang efektif, berkualitas, dan menyenangkan
2. Pembatasan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka untuk memfokuskan penelitian ini ditentukan pembatasan masalah yaitu:
7
a. Penggunaan keterampilan dasar variasi stimulus yang diterapkan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura b. Urgensi
penggunaan
keterampilan
dasar
variasi
stimulus
dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura
3. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, maka dibuatlah rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana penggunaan keterampilan dasar variasi stimulus yang diterapkan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura? b. Bagaimana urgensi penggunaan keterampilan dasar variasi stimulus dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diurai di atas, maka penelitian ini bertujuaan untuk:
1. Untuk mengetahui penggunaan keterampilan dasar variasi stimulus yang diterapkan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura.
8
2. Untuk mengetahui urgensi penggunaan keterampilan dasar variasi stimulus dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura.
D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat, baik teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai khazanah keilmuan dan temuan penelitian, di samping sebagai suatu sumbangsih pemikiran akan pentingnya menguasai keterampilan dasar guru mengadakan variasi stimulus ksususnya dalam memberikan variasi stimulus pada proses pembelajaran materiIPS Ekonomi. Sedangkan secara praktis, diharapkan penelitian ini bermanfaat kepada seluruh pihak terkait, terutama kepada: 1. Lembaga yang penulis teliti, yaitu Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura sebagai masukan penting dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih efektif dan kondusif dan mampu mencetak siswa yang berprestasi. 2. Para guru, khususnya para pengajar materi IPS Ekonomi, yaitu penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya,
untuk
menghindari
kebosanan
siswa
dalam
proses
pembelajaran. 3. Para pendidik pada umumnya, agar supaya menjadikan penelitian ini sebagai salah satu bahan studi, sehingga proses pembelajaran yang akan dilakukannya dalam berbagai lembaga pendidikan dapat menjadi perhatian secara serius. 4. Para ilmuwan, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan yang bisa diteliti lebih mendalam pada masa yang akan datang
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis tentang Keterampilan Dasar Variasi Stimulus Keterampilan dasar mengajar menurut Wina Sanjaya adalah keterampikan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru, Keterampilan tersebut adalah Keterampilan yang melekat pada profesinya sebagai hasil dari proses pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga tertentu. Maka seorang guru dapat menggunakan semua Keterampilan dasar mengajar yaitu sebagai berikut:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Keterampilan dasar bertanya (Questioning) Keterampilan dasar memberikan penguatan (Reinforcement) Keterampilan dasar variasi stimulus ( Variation stimulus) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (Set Induction and Closure) Keterampilan mengelola kelas (Classroom Management) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Keterampilan menjelaskan (Explaning) Keterampilan mengajar perseorangan1
Sedangkan Menurut Moh. Uzer Usman adapun keterampilan dasar mengajar yang harus digunakan guru adalah sebagai berikut:
1. 2. 3. 4.
Keterampilan dasar bertanya (Questioning) Keterampilan dasar memberikan penguatan (Reinforcement) Keterampilan dasar variasi stimulus ( Variation stimulus) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (Set Induction and Closure)
1
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi:(Jakarta, kencana prenada media group),Cet.1,hal. 173
9
5. 6. 7. 8.
Keterampilan mengelola kelas (Classroom Management) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Keterampilan menjelaskan (Explaning) Keterampilan mengajar perseorangan2
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai
kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh, dari 8 keterampilan mengajar diatas sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran.Dalam skripsi ini penulis membahas tentang Keterampilan Dasar Variasi Stimulus.
1.
Pengertian Variasi Stimulus Variasi dalam pembelajaran menurut Mulyasa dapat diartikan sebagai
”perubahan kegiatan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan serta dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar”.3 Sedangkan variasi stimulus menurut Wina Sanjaya adalah ”keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias, dan ketekunan, penuh
gairah
dan
berpartisipasi
aktif
dalam
setiap
langkah
kegiatan
pembelajaran”.4 Definisi yang hampir sama juga dirumuskan oleh J.J. Hasibuan & Moedjiono yang mengatakan bahwa ”variasi stimulus adalah perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan
2
Uzer Usman, Menjadi guru Profesional,(Bandung, Remaja Rosdakarya), Cet.1, hal .74 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), Cet. 2, h. 78 4 .Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi:(Jakarta, kencana prenada media group),Cet.1,hal. 166 3
10
ketekukan, perhatian, keantusiasan, serta berperan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar”.5 Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk melakukan perubahan kegiatan dalam proses pembelajaran agar tetap menarik perhatian, tidak membosankan, meningkatkan semangat, motivasi dan ketekunan serta menambah gairah dan partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa
2. Tujuan dan Manfaat Variasi Stimulus Menurut Moh. Uzer Usman tujuan mengadakan keterampilan variasi stimulus adalah sebagai berikut: a. “Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek–aspek belajar-mengajar yang relevan; b. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangannya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.” 6
Sedangkan menurut Mulyasa tujuan mengadakan keterampilan variasi stimulus adalah sebagai berikut: “1) meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan; 2) memberi kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran”. 7 Selain tujuan yang telah diuraikan di atas, Syaiful Bahri Djamarah juga merumuskan beberapa tujuan mengadakan keterampilan variasi stimulus adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar;
5
J.J Hasibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) Cet. 12, hal. 64 6 Uzer Usman, Menjadi guru Profesional,(Bandung, Remaja Rosdakarya), Cet.1, hal .84 7 . Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan ............... hlm. 78-79
11
b. Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang baru; c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian gaya mengajar yang bersemangat dan antusias, sehingga meningkatkan iklim belajar siswa; d. Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual; dan Mendorong anak didik untuk belajar dengan melibatkannya dalam berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif. 8 Dari beberapa tujuan yang telah dipaparkan di atas, dapat dipahami bahwa tujuan keterampilan dasar variasi stimulus adalah sebagai berikut: a) untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar; b) untuk menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar pada siswa; dan c) untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya
Adapun Manfaat mengadakan Keterampilan Variasi Stimulus Menurut Moh. Uzer Usman adalah sebagai berikut: a. “Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik; dan b. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya9”. Sedangkan menurut Mulyasa tujuan mengadakan keterampilan variasi stimulus adalah sebagai berikut: “1) memupuk perilaku positif peserta didik terhadap pembelajaran; dan 2) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya”10. Dari beberapa manfaat yang telah dipaparkan di atas, dapat dipahami bahwa manfaat keterampilan dasar variasi stimulus adalah sebagai berikut: 1)dapat memupuk perilaku positif peserta didik terhadap pembelajaran; dan 8
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikoloogis), (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet. 2, hlm. 125 9 Uzer Usman, Menjadi guru Profesional................. h 87 10 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan ............... hlm. 79
12
2)dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya
3. Prinsip Penggunaan Variasi Stimulus Menurut Syaiful Bahri Djamarah prinsip penggunaan variasi stimulus adalah sebagai berikut: a. Dalam menggunakan keterampilan variasi stimulus sebaiknya semua jenis variasi itu digunakan, disamping juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi b. Menggunakan variasi stimulus secara sosial dan berkesinambungan, sehingga momen proses mengajar yang utuh tidak rusak dan perhatian anak didik serta proses belajar tidak terganggu c. Penggunaan komponen variasi stimulus harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu, memerlukan penggunaan yang luwes dan spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima. Biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu: 1) umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa; dan 2) umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran11 Sedangkan menurut Uzer Usman prinsip penggunaan variasi stimulus dapat dilakukan sebagai berikut: a. Variasi stimulus hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai; b. Variasi stimulus harus digunakan secara sosial dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran; dan c. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran12 Dari beberapa prinsip penggunaan variasi stimulus yang dipaparkan oleh Uzer Usman dan Syaiful bahri Djamarah, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
11
Syaiful Bahri Djamarah,Guru& Anak didik........ hlm. 125-126 .Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 85
12
13
a. Sebaiknya dalam menggunakan variasi stimulus
harus digunakan
secara baik dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran yang sedang berlangsung. b. Sebaiknya dalam menggunakan variasi stimulus harus menggunakan semua jenis variasi stimulus.
4. Teknik-teknik Variasi Stimulus Uutuk
menjaga
agar
proses
pembelajaran
tetap
kondusif
dan
menyenangkan, maka menurut Uzer Usman ada beberapa teknik variasi stimulus yang dapat dilakukan: a. Variasi dalam cara mengajar guru: 1) Penggunaan variasi suara (teacher voice); Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberi tekanan pada kata-kata tertentu. 2) Pemusatan perhatian siswa (focusing); Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan guru.Misalnya dengan perkataan “Perhatikan ini baik-baik”, atau “Nah”, ini penting sekali”, atau “perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti. 3) Kebisuan guru atau kesenyapan (teacher silence); Adanya kesenyapan, kebisuan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa sebab perubahan stimulus dari adanya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.
14
4) Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement) Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka, sedangkan kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan unutuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa. 5) Gerakan badan mimik Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi, gunanya ialah untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.Ekspresi wajah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang atau heran. Gerakan kepala dapat
dilakukan
dengan
bermacam-macam,
misalnya
menganggukkan, menggeleng, mengangkat atau menganggukkan kepala untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya. Jari dapat digunakan untuk menunjukkan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian serta menggoyangkan tangan dapat berarti “tidak”, mengangkat tangan keduanya dapat berarti”apa lagi”. b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran: 1) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids); Alat atau media yang termasuk kedalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama, spesimen, gambar, film, dan slide. 2) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids); Suara guru termasuk kedalam media komunikasi yang utama didalam kelas, seperti; rekaman suara, suara radio, musik, dan lain
15
sebagainya dapat dipakai sebagai pengunaan indera dengar yang divariasikan dengan indera yang lain. 3) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik); Penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan
dapat
menarik perhatian siswa dan dapat membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun secara kelompok. 4) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids) Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera yang kita miliki, media yang termasuk disini ialah film, televisi radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru dan cara penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa: 1) Pola guru-murid Merupakan komunikasi sebagai aksi [satu arah] 2) Pola guru-murid-guru Ada balikan [feedback] bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi). 3) Pola guru-murid-murid Ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. 4) Pola guru-murid,murid-guru,murid-murid Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah). 5) Pola melingkar Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.13
13
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm 85-88
16
Teknik-teknik variasi stimulus di atas sama dengan pendapat Wina Sanjaya, yang menjelaskan berbagai teknik variasi stimulus sebagai berikut:
a. Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran, meliputi; 1) penggunaan variasi suara; 2) pemusatan perhatian; 3) kebisuan guru; 4) mengadakan kontak pandang; dan 5) gerak guru. b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran, meliputi: 1) dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat; 2) variasi alat atau media yang dapat didengar; dan 3) variasi alat atau media yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan. c. Variasi dalam berinteraksi, meliputi bentuk-bentuk sebagai berikut: 1) pola interaksi satu arah; 2) pola interaksi dua arah; dan 3) pola interaksi multi-arah.14 Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah, teknik-teknik variasi stimulus adalah sebagai berikut: a. “Variasi gaya mengajar, yang mencakup; variasi suara, penekanan, , kontak pandang, gerakan anggota badan, dan pindah posisi; b. Variasi media dan bahan ajaran, yang mencakup; variasi media pandang, variasi media dengar, dan variasi media taktil c. Variasi interaksi.”15 Dari berbagai teknik-teknik keterampilan variasi stimulus yang telah dipaparkan diatas dapat dipahami bahwa seorang guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik-teknik yang akan digunakan dalam memberikan variasi stimulus dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar situasi pembelajaran khususnya siswa lebih menunjukkan rasa antusias, penuh gairah, dan terhindar dari kebosanan serta tidak mudah jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
14
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam implementasi Kurukulum Berbasis Kompetensi, hal.
167-170. 15
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis), hlm. 126
17
B. Tinjauan Teoritis Tentang Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Sebelum membahas masalah pengertian motivasi, penulis terlebih dahulu menjelaskan asal dari kata motivasi tersebut yakni kata motif. Kata motif dapat dikatakan sebagai “daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tetentu demi mencapai suatu tujuan, bahkan motif diartikan sebagai suatu kondisi intern” 16 Dengan demikian motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Winardi istilah “Motivasi (motivation), berasal dari bahasa latin, yakni Movere yang berarti menggerakkan (to move)”. 17 Sedangkan Makmun mengartikan “motivasi itu adalah suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energi) atau suatu keadaan yang komplek (a complec state) dan kesiap sediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, mitive) kearah tujuan tertentu, baik disadari atau tidak disadari”.18 Menurut Thomas M. Risk, “motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar”. 19 Sedangkan, Padil dan Trio Supriyatno mendefinisikan
motivasi
dengan
kekuatan
diri
dalam
individu
yang
menggerakkan individu untuk berbuat.20
17
J. Winardi, Motivasi dan Pemotivasian dalam manageman, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1. 18 Makmun, bin Syamsuddin, Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT. Rosda Karya, 1998), hal. 28-29. 19 Dikutif oleh Drajat Zakiah, Metodik khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) , hal. 140. 20 Padil, Triyo Supriyatno, Sosiologi Pendidikan, (Malang: UIN Malang Press, 2007), hal. 83.
18
Sedangkan menurut Abin Syamsudin, “motivasi adalah suatu keadaan yang kompleksdan kesiapsediaan dalam diri individuuntuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari”.21 Jadi, istilah motivasi berasal dari kata” motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan). Berasal dari kata “Motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Donald “motivasi adalah perubahan energi dalam dari diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “ feeling “ dan didahului oleh tanggapan dengan adanya tujuan”.22
Dari pengertian
yang dikemukakan oleh Donald ini mengandung tiga
elemen penting. a. bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri individu manusia; b. motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi sesorang. dalam hal-ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menetukan tingkah laku manusia; c. motivasi dapat dirangsang karena adanya tujuan. jadi motivasi dalam hal ini merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan. Motivasi memang moncul dari dalam diri manusia, tewtapi kemunculannya karena terangsang/terrdorong oleh adanya unsur lain.23
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatan bahwa motivasi itu adalah sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi belajar akan menyebabkan sesutu perubahan adanya energi yang ada pada diri manusia untuk melaksanakan
21
Abin Syamsudin Psilkologi Kependidikan (Remaja Rosdakarya 2003 Bandung ), hal. 37 Zainal Aqib, Prifesionalisme Guru ( Surabaya. Ihsan Cendikia 2002), hal 34 23 Suardiman, Ny. Siti Partini, SU, Psikologi …hal. 74 22
19
aktifitas-aktifitas belajar, sehingga bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan emosi untuk kemudian melakukan sesuatu. Dimyati dan Mujiono, mengartikan “motivasi dengan dorongan atau kekuatan mental. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kamauan atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar”.24 Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi, terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mangarahkan sikap dan prilaku individu belajar. Hamalik mengartikan “motivasi dengan gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan kearah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju kearah tersebut. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan intensif diluar individu atau hadiah”.25 Poerwanto mengartikan “motivasi dengan “Pendorongan” yaitu suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu, sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”.26 Az-Zahrani memberikan definisi “motivasi dengan dorongan diri atau kekuatan yang mampu memunculkan kreativitas dalam diri manusia”.27 Berdasarkan uraian di atas dapat dipahani bahwa motivasi adalah timbulnya dorongan yang merangsang seseorang untuk melakukan keinginan atau aktivitas untuk tercapainya suatu kebutuhan. Sedangkan pengertian belajar, menurut Dimyati, “adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melewati pengolahan
24
Dimyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rinika Cipta, 2006),
hal. 80. 25
Hamalik Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru AlGensindo Offset, 2009), hal. 173. 26 Ngalim Poerwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1990), hal. 71. 27 Az-Zahrani, Musfir bin Sa’id, Konseling Terapi, (Jakarta: Gema Insani, 2005), hal. 96.
20
informasi, menjadi kapabilitas baru”.28 Sedangkan Sukardi mendefinisikan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus melaui prosedur latihan. Perubahan itu baik terjadi dalam suatu laboratorium ataupun terjadi dalam lingkungan yang lebih luas. Perubahan-perubahan itu dapat berbentuk penggunaan atau pengevaluasian mengenai sikap kebiasaan dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan. Peubahan itu berangsur-angsur akan dimulai dari suatu yang tidak dikenalnya untuk kemudian dikuasai atau dimilikinya, dipergunakan sampai kepada suatu saat untuk di evaluasi oleh yang menjalani proses belajar itu.29 Omar Hamalik mengartikan “belajar adalah terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan-perbaikan, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lengkap”.30 Hilgard dan Bower, mendefinisikan “belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktifitas, praktek, dan pengalaman”.31 Melihat dari pengertian motivasi dan pengertian belajar, maka penulis dapat menegaskan bahwa motivasi belajar adalah suatu usaha untuk mendorong seseorang melakukan perubahan-perubahan dalam rangka penambahan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pendidikan, guru supaya melakukan upaya-upaya memotivasi kepada siswa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemberian motivasi belajar adalah menyediakan kondisi yang menyenangkan dan merangsang murid untuk belajar. Dalam kenyataanya, memberi motivasi belajar adalah bukan pekerjaan yang mudah, akan tetapi memerlukan seni atau kiat sendiri untuk memotivasi anak agar supaya menyenangi terhadap pelajaran di sekolah. Secara teoritis, salah satu teknik dalam meberikan motivasi kepada siswa adalah menyadarkan siswa akan kebutuhannya sendiri untuk melakukan hal-hal pekerjaan yang berguna. 28
Dimyati, Belajar dan…, hal. 10. Sukardi Dewa Ketut, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal. 17. 30 Hamalik, Psikologi…, hal. 45. 31 Ibid…,hal. 45. 29
21
2. Fungsi Motivasi Adapun fungsi motivasi menurut Rahman Muhaimin adalah sebagai berikut:
a. mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai atau motor yang melepaskan energi . motivasi dalam hal ini motor penggerak dari setiap kegiatan yang hendak dicapai; b. menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya; c. menyeleksi perbuatan, yakni mentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. 32 Sedangkan menurut Rohani “fungsi motivasi itu adalah secara umum peserta didik akan terangsang untuk belajar (terlibat aktif dalam pengajaran) apabila ia melihat bahwa situasi pengajaran cenderung memuaskan dirinya sesuai dengan kebutuhannya, memang seorang individu akan terdorong melakukan sesuatu bila merasakan ada kebutuhan”. 33 Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan sebab motivasi muncul karena kebutuhan . Menurut Wina Sanjaya “seseorang akan terdorong untuk bertindak manakala ada kebutuhan dalam dirinya”.34 Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat diamati. Disamping itu menurut suardiman ada juga fungsi-fungsi lain yaitu “motivasi dapat berfungsi pendorong usaha demi mencapai prestasi”.35 Sedangkan menurut Rahman Muhaimin, fungsi motivasi adalah sebagai berikut : a. memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dan siaga; 32
Rahman Muhaimin , Ali Nur. Strategi Belajar Mengajar.( Surabaya : CV Citra Media 1996), hal. 34 33 Ahmad Rohani, HM. Abu Ahmadi 1991. Pengelolaan… hal. 79 34 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta :Prenada Media Grup 2006 ), hal. 29 35 Suardiman, Ny. Siti Partini, SU, Psikologi …hal. 20
22
b. memusatkan peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar; c. membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.36 Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan mengahasilkan prestasi yang baik. Motivasi juga berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada sesorang untuk melakukan tugas. Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan sebab motivasi muncul karena kebutuhan.
3. Teori tentang Motivasi Menurut Ngalim Purwanto ada empat teori motivasi yaitu : a. Teori Hedonisme Hedon berasal dari bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. b. Teori Naluri Bahwa pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri : 1)
Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri;
2)
Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan;
3)
Dorongan nafsu (naluri) Mengembangkan/mempertahankan jenis.
c. Teori Reaksi yang dipelajari Teori ini berpandangan tindakan atau perilaku tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup;
36
M. Ngalim Purwanto, Psikologi … hal. 75
23
d. Teori Daya pendorong Teori ini merupakan perpaduan antara “ Teori naluri” dengan “ teori reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luasterhadap suatu arah yang umum.37
4. Prisip Motivasi belajar Menurut Walker bahwa prinsip motivasi adalah sebagai berikut : a. membangkitkan kebutuhan pada diri peserta didik seperti kebutuhan psikis, jasmani, sosial, dan sebagainya; b. rasa kebutuhan ini akan menimbulkan keadaan labil, ketidak puasan yang memerlukan pemuasan; a. pengalaman-pengalaman yang ingin ditanamkan pada peserta didik hendakalah didasari oleh pengalaman yang sudah dimilki; b. berilah kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang baik atau yang diinginkan. tugas-tugas harus disesuaikan dengan tingkat kesanggupan peserta didik; c. menggunakan alat-alat peraga dan berbagai metode mengajar.38 Di samping itu menurut Rohani, “prinsip motivasi adalah suatu aktivitas sangat lekat dengan motivasi. Perubahan suatu motivasi akan merubah pula pada wujud, bentuk, dan hasil belajar”. 39
Dengan demikian bahwa motivasi banyak dilakukan dan diguakan dalam berbagai bidang dan situasi, perubahan-perubahan yang dipelajari, biasanya memberi hasil yang baik bilang mana orang atau individu mempuanyai motivasi untuk melakukannya, dan latihan kadang-kadng menghasilkan perubahanperubahan dalam motivasi yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalan prestasi.
37
M. Ngalim Purwanto, Psikologi … hal. 75 Ahmad Rohani, HM. Abu Ahmadi 1991. Pengelolaan… hal 198 39 Ibid hal. 199 38
24
Sedangakan menurut Nasution prinsip-prinsip motivasi adalah: a. suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenagkan akan mendorong partisipasi peserta didik, sehingga proses pengajaran berlangsung dengan baik, peserta didik akan menyenangi sekolah, apabila peserta didik sudang menyenangi kepada sekolah, maka hasil belajar akan meningkat; b. motivsi adalah alat pengajaran, bukan tujuan, dan untuk kesempurnaanya memerlukan perhatian terhadap setiap individu; c. pada peserta didik disarankan supaya dapat memotivasi dirinya sendiri sehingga timbul usaha yang tinggi dalam belajar 40
Dengan demikian, dari beberapa pendpat tentang prinsip motivasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa agar supaya peserta didik dapat belajar dengan baiok san efisien hendajnya guru selalu memberikan stimulus terhadap peserta didik terutama dengan pelajarn-pelajaran yang kurang dipahami oleh dirinya.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar a. Siswa Gemar Membaca. Dalam semua kegiatan tidak menyimpang dari pada tujuan yang ingin dicapai, yang dimaksudkan agar kegiatan tersebut tidak sia-sia belaka. Membaca merupakan salah satu bagian dari kegiatan manusia
dalam
rangka untuk memperoleh suatu tujuan. Adapun tujuan utama dari membaca menurut Umar Hasyim “adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Yang erat sekali berhubungan dengan maksud dan tujuan,
40
S. Nasution, Berbagai Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. 1992) hal. 23
25
atau intensif kata dalam membaca”.
41
Berikut ini penulis akan
mengemukakan beberapa tujuan yang penting yaitu : 1) Mengerti atau memahami isi/ pesan yang terkandung dalam satu bacaan. 2) Untuk mencari imformasi yang bersifat kognitif dan intelektual, yakni yang digunakan seseorang untuk menambah keilmuannya sendiri. Sedangkan fungsi dari membaca menurut Gusti Nugraha yang terpenting “adalah sebagai tindakan dalam berfikir atau bernalar, dan sebagai pemahaman mental bernalar serta sebagai kerampilan dalam menampilkan nalar lewat pembicaraan”. 42
b. mengamati Biasanya sebelum siswa mulai membaca terlebih dahulu mengamati dan meneliti apa-apa yang akan siswa baca. siswa mengamati bahwa bacaan yang akan dipelajari, akan ditelaah dengan jalan : 1). Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku bacaan 2) Melihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan 3) Memeriksa, menelit bahan, skema, out line buku yang bersangkutan, kecepatan serta ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan ini sangat penting, hal ini turut menentukan berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam studinya.
c. menulis Menulis adalah merupakan hal yang paling pokok dalam belajar di sekolah, misalkan menulis pelajaran dan atau mencatatnya. Diantara siswa ada yang siap belajar pagi hari, ada pula yang siap belajar sore hari bahkan tengah malam. Perbedaan antara waktu dan kesiapan belajar 41 42
Umar Hasyim, Cara Mendidik Anak Dalam..., hal. 86 Gusti Ngurah Oka, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta: 1983) hal. 28
26
inilah yang menimbulkan perbedaan study time preference antara seorang siswa dengan siswa lainnya. Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk menulis atau mencatat yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, tidak perlu dihiraukan lagi. Sebab, bukan waktu yang penting dalam menulis melainkan kesiapan sistem memori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut.
d. disiplin Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar siswa tumbuh dan berkembang melalui kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pendidik dengan sengaja mempengaruhi arah proses sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat. Namun kuat lemahnya pengaruh itu sangat bergantung pada usaha disiplin yang baik dan kuat dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian siswa yang kuat.
e. bertanya Question artinya pertanyaan. Langkah yang harus dilakukan oleh murid adalah menyusun sebuah pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul dan sub judul. Artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indraindara seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar obyektif sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula. Sebagai contoh, seorang anak yang baru pertama kali mendengarkan radio akan mengira bahwa penyiar benar-benar berada dalam kotak bersuara itu. Namun melalui proses bertanya, lambat laun akan diketahuinya juga bahwa yang ada dalam
27
radio hanya suaranya, sedangkan penyairnya berada jauh di studio pemancar. Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaankebiasaaya akan tampak berubah. Kebiasaan bertanya itu timbul karena proses penyusutan kecendrungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan prilaku yang tidak diperlukan. Karena proses pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Contoh, siswa yang belajar bahasa secara berkali-kali menghindari kecendrungan penggunaan kata atau sruktur yang keliru, akhirnya siswa akan terbiasa dengan penggunaan bahasa bertanya secara baik dan benar. Jadi, bertanya dengan cara yang baik dan benar itulah yang dimaksud dengan perwujudan prilaku belajar siswa. setelah memperhatikan bebrapa uraian di atas, maka jelaslah bahwa motivasi itu sangat penting dalam proses belajar, tanpa motivasi proses yang sudah jelas tujuannya itu tidak akan berhasil dengan sempurna. Jika demikian, berarti ada faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Purwanto diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Cita-cita siswa Motivasi belajar tampak pada anak keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, keinginan untuk dapat membaca. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan dalam diri, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Cita-cita inilah yang akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu. 2. Kemampuan siswa Kemampuan atau intelegensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara
28
tertentu. Jadi, kemampuan dapat mempengaruhi terhadap motivasi belajar siswa. 3. Persaingan atau kompetisi Persaingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Ego Involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa, agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik untuk menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah symbol kebanggaan dan harga diri, bagitu juga bagi siswa para siswa akan belajar dengan keras karena ingin menjaga harga diri.43
Sedangkan menurut Sardiman faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah: 1. Pujian Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcemen yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik bagi siswa. 2. Hukuman Hukuman sebagai reinforcemen yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. 3. Minat Motivasi sangat erat kaitannya dengan unsur minat, minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan43
Poerwanto, psikologi…, hal. 52
29
keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh
apa
yang
dilihat
itu
mempunyai
hubungan
dengan
kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecendrungan jiwa seseorang. 4. Tujuan Tujuan yang diakuai dan diterima dengan baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka timbul gairah untuk terus belajar.44
C. Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi Adapun urgensi penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa serta dapat meningkatkan mutu belajar yang akan mengantarkan keberhasilan belajar siswa. Upaya dalam meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa adalah tanggungjawab guru yang mempunyai pesan sentral dalam proses belajar mengajar, Oleh karena itu, kesiapan guru dari segala aspek baik dari segi mental, kompetensi sebagai guru yang profesional, kepribadian, perilaku serta keterampilan dasar mengajar variasi stimulus harus dimiliki seorang guru,
agar
tercapai target
pembelajaran,
sehingga pembelajaran terhindar dari kebosanan dan kejenuhan serta dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan terciptanya siswa yang berprestasi. Urgensi penggunaan variasi stimulus dalam proses pembelajaran memliki beberapa manfaat antara lain:
44
Sardiman, interaksi…, hal. 93.
30
1. Meningkatnya semangat belajar siswa Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar, menurut Muhibbin Syah “siswa akan mengalami suatu perubahan karena belajar, maka siswa dapat berkembang lebih jauh dari pada makhluk lainnya, boleh jadi karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula siswa secara bebas dapat mengeksplorasi seluruh kemampuan yang dimilikinya”.45 Untuk meningkatkan semangat belajar siswa tahap pertama yang harus diperhatikan adalah; tahap motivasi, yaitu saat motivasi dan keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya siswa tertarik untuk memerhatikan apa yang dipelajari dari gurunya, dan melihat apa yang ditunjukkan guru (buku, alat peraga), dan mendugengarkan apa yang diucapkan guru. Tahap kedua konsentrasi, yaitu saat siswa harus memusatkan perhatian, yang telah ada pada tahap motivasi, untuk tertuju pada hal-hal yang relevan dengan apa yang di pelajari.Tahap ketiga mengelola, siswa memahami informasi yang diterima dari guru atau tempat penyimpanan ingatan jangka pendek, kemudian mengolah informasi untuk diberi makna berupa sandi-sandi sesuai dengan penangkapan masing-masing.Tahap keempat menyimpan, siswa menyimpan secara keseluruhan pelajaran yang disampaikan setelah itu.Tahap kelima menggali, mengulang kembali pelajaran
yang
disampaikan
setelah
itu.Tahap
keenam
prestasi,
kemampuan menjawab soal dan merupakan hasil belajar.Tahap ketujuh umpan balik, siswa memperoleh pengetahuan.46 Jadi untuk mengalami perubahan tersebut maka peran seorang guru sangat diperlukan agar siswa semangat dan antusias dalam mengikuti pelajaran dan tidak mudah jenuh. Dengan demikian, guru dapat menggunakan variasi stimulus ini pada waktu bertatap muka dengan siswa di dalam kelas atau pada waktu proses belajar mengajar dimulai.Yang 45
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,hal.60 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan pembelajaran.......hal, 17-18
46
31
paling penting dalam melakukan interaksi dengan siswa jangan monoton, sebisa mungkin melakukan interaksi secara berbeda-beda sehingga siswa selalu terangsang untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran.
2. Disiplin dalam Belajar Menurut Sugeng disiplin “adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman”47. Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain. Seorang siswa yang bertindak disiplin karena ada pengawasan ia akan bertindak semaunya dalam proses belajarnya apabila tidak ada pengawas.
3. Prestasi Belajar Semakin Baik Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa, maka dalam hal ini membutuhkan adanya evaluasi guru, sehingga dapat mengetahui perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar. Dalam hal ini, membutuhkan suatu pendekatan evaluasi belajar yakni dalam rangka mengevalusi atau menilai tingkat keberhasilaan dan prestasi belajar.
47
Soegeng Prijodarminto,. Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta : Abadi, 1994)
hal. 53
32
Untuk menciptakan siswa yang berprestasi menurut Muhibbin Syah dapat di ukur dengan cara ”membandingkannya dengan prestasi yang dicapai teman-teman sekelas atau sekelompok, pengukuran prestasi belajar dengan cara membandingkan pencapaian seorang siswa dengan berbagai perilaku ranah cipta ( kognitif), ranah rasa (afektif), ranah karsa ( psikomotor)”.48 Sedangkan menurut Wina Sanjaya untuk menciptakan siswa yang berprestasi ialah: sangat membutuhkan peran guru secara maksimal, keterampilan mengadakan variasi stimulus merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menghindari kebosanan siswa, dan agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.49
4. Menambah motivasi belajar Mengacu kepada tujuan dan fungsi atau manfaat diadakannya program bimbingan akademik yang di antaranya dimaksudkan untuk menambah motivasi belajar siswa dalam kependidikan. Siswa setelah mendapatkan bimbingan dapat mengetahui bakat, minat, kemampuannya, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap pelajaran dan dapat memiliki keterampilan atu teknik belajar yang efektif. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh orang tua, guru, dan sekolah. Dalam proses pembelajaran variasi stimulus memiliki peran yang penting dalam menambah motivasi siswa. Untuk itu guru diharapkan mampu memiliki kemampuan tersebut dan mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.
48
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hal 198 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005) cet. 3. hal. 166. 49
33
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah Untuk melihat urgensi penggunaan variasi stimulus dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaaran IPS ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah sumenep Madura. Dengan demikian penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Dalam penelitian ini, Sasaran yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan, memahami dan memaknai proses pembelajaran khususnya ingin melihat secara mendalam mengenai keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura. Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori yang telah dipaparkan di depan, maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian kualititaf deskriptif analisis. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata “Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan”1 Dengan demikian, melalui pendekatan kualitatif maka diharapkan akan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna dari fakta yang relevan. Pendekatan kualitatif pada dasarnya berusaha untuk
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), cet. I, h. 60
35
mendeskripsikan permasalahan secara komprehensif, holistik, integratif, dan mendalam melalui kegiatan mengamati orang dalam lingkungannya dan berinteraksi dengan mereka tentang dunia sekitarnya. Hal ini seiring dengan pendapat Sugiono bahwa Dalam pandangan penelitian kualitatif, semua fenomena dan gejala itu bersifat holistik (menyeluruh) dan tidak dapat dipisah-pisahkan, sehingga peneliti tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis2 Penelitian ini pada hakikatnya ialah mengamati guru-guru IPS Ekonomi dalam mengadakan variasi stimulus ketika proses pembelajaran berlangsung. Alasan lain tentang pemilihan pendekatan kualitatif dalam pendekatan ini lebih didasarkan pada pertimbangan, bahwa gejala penelitian ini adalah proses yaitu proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS Ekonomi yang dilakukan melalui kajian atau telaah terhadap perilaku dari para pelaku yang terlibat didalamnya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak Januari 2011 (untuk pra survei), dan dimulai dari Maret sampai Juni 2011 (untuk penelitian). Jadwal penelitian skripsi dapat disajikan dengan tabel berikut ini:
Tabel 1 Jadwal Penulisan Skripsi dan Penelitian No
Jenis Kegiatan
1
Pengajuan judul
2
ACC Proposal Skripsi 2
Waktu
Keterangan
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2006), h. 285
36
2
ACC pembimbing oleh kajur Pendidikan IPS
3
Menyerahkan surat bimbingan ke jurusan
5
Menyerahkan surat penelitian riset/wawancara kepada kepala sekolah MA Annuqayah Bimbingan dan konsultasi I
6
Pembuatan Instrumen Penelitian
7
Revisi Instrumen Penelitian
8
Observasi kelas (I)
9
Observasi kelas (2)
10
Observasi kelas (3)
11
Observasi kelas (4)
12
Bimbingan dan konsultasi II
13
Observasi kelas (5)
14
Observasi kelas (6)
15
Observasi kelas (7)
16
Bimbingan dan konsultasi III
17
Wawancara I
18
Wawancara II
19
Wawancara III
20
Bimbingan dan konsultasi IV
21 22
Analisis data, reduksi data, dan penyajian data Bimbingan dan konsultasiV
23
Revisi hasil bimbingan
24
Bimbingan dan konsultasi VI
25
Bimbingan dan konsultasi VII
26
Bimbingan dan konsultasi VIII
27
Konsultasi dan meminta tanda tangan pengesahan
4
37
C. Subjek Penelitian/Sumber Informasi Penelitian Dalam penelitian ini ditentukan subjek penelitian dengan menggunakan "Purposive
sampling"
yaitu
peneliti
menentukan
sumber
data
dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini dilakukan dengan memilih orang-orang tertentu yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan peneliti, sehingga memudahkan peneliti menjelajahi obyek yang diteliti. Adapun populasi untuk penelitian ini adalah seluruh guru-guru IPS dari kelas X-XII di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura. Akan tetapi sebagai sampel atau informan/sumber data dalam penelitian ini hanya mengambil guru IPS Ekonomi kelas X di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura.
D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, instrumen pengumpul data yang paling utama adalah diri peneliti sendiri (human instrument). Sebab tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian. Menurut Nasution peneliti adalah “key instrument”. 3 Oleh karena itu, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif ini cukup rumit. Sebab, peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Di samping itu, manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya. Sebab manusia sebagai instrumen, ia lebih responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas perluasan ilmu pengetahuan, memproses data secepatnya, memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan dan memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim
3
Nasution, S, Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung: PT Tarsito Bandung, 1988), Cet I, h.55
38
E. Teknik atau Metode Pengumpulan Data Untuk melakukan pengkajian yang mendalam tentang pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS Ekonomi, maka diperlukan data atau sumber data, dan metode pengumpulan data serta alat yang digunakan dalam pengumpulan data. Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan (observation), wawancara (interview), dan dokumentasi. Penggunaan metode itu secara lebih rinci dijelaskan di bawah ini:
1. Pengamatan (Observation) Teknik pengamatan digunakan dalam penelitian ini dilengkapai dengan pedoman pengamatan untuk mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi (participant observation). Bodgan mendefinisikan secara tepat “pengamatan berperanserta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan”.4 Hal ini dilakukan untuk menjaga keaslian setting penelitian, sehingga diupayakan untuk tidak mengakibatkan perubahan pada situasi yang diciptakan bagi para aktor yang berperan dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut. Peran pengamat atau peneliti secara terbuka diketahui oleh siswa, guru, dan semua yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut. Kegiatan yang dapat peneliti lakukan secara terlibat dan terkendali dengan disertai notebook, pedoman pengamatan berupa cheklist sebagai alat yang dapat
4
Lexy. J. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2004), (Edisi Revisi), h. 164
39
membantu dalam proses pengamatan dan juga kamera film untuk memotret pristiwa yang terjadi dalam proses pelaksanaan pembelajaran tersebut. Pengamatan berperanserta menceritakan kepada peneliti apa yang akan dilakukan oleh orang-orang dalam situasi peneliti memperoleh kesempatan mengadakan pangamatan. Seringkali peneliti ingin lebih menghendaki suatu informasi lebih dari sekedar mengamatinya. Oleh karenanya, mengamati sambil berpartisipasi dapat menghasilkan data yang lebih banyak, lebih mendalam, dan lebih terinci.
2. Wawancara Mendalam Wawancara ini untuk mengetahui dan menggali informasi secara lebih detail dan mendalam dari subjek penelitan (informan) sehubungan dengan fokus masalah yang diteliti. Sudarwan Danim mengatakan bahwa “wawancara merupakan strategi utama dalam mengumpulkan data, sebab wawancara berfungsi sebagai strategi penunjang teknik lain dalam mengumpulkan data, seperti observasi partisipan, analisis dokumen dan lain sebagainya”.5 Wawancara dilakukan untuk mengkonstruksi, memperoleh respon dan opini tentang pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura. Wawancara ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Wawancara informal-deskriptif, yaitu peneliti mengajukan pertanyaan umum yang sifatnya deskriptif dengan meminta informan memberikan gambaran atau melukiskan secara naratif berbagai hal menyangkut gambaran umum mengenai penggunaan variasi stimulus pada proses pembelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura serta upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan suasana yang tidak membosankan dan menumbuhkan semangat pada siswa dalam proses pembelajaran.
5
Sudarwan Danim, Menjadi peneliti kualitatif. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h. 130
40
b. Wawancara terstruktur dan terfokus, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti yang telah disusun sebelumnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam dan rinci tentang penggunaan variasi stimulus pada proses pembelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura. Untuk memudahkan jalannya wawancara terstruktur tersebut peneliti berpedoman pada kisi-kisi wawancara untuk kemudian dikembangkan menjadi beberapa pertayaan wawancara.
3. Dokumentasi Data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources di antaranya dokumen dan foto. Keuntungan dari dokumen atau bahan tulisan ini antara lain ialah bahan tersebut telah ada, telah tersedia, dan siap pakai. Banyak dari bahan ini yang berguna bagi penelitian yang dijalankan dengan catatan bisa dianalisis dengan cermat dan tajam. Fungsinya sebagai pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura.
F. Teknik Penentuan Keabsahan Data Pengujian keabsahan data dilakukan dengan teknik dan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perpanjangan waktu penelitian dimaksudkan agar data-data yang diperoleh peneliti memungkinkan adanya peningkatan derajat kepercayaan, sehingga dapat terbangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
41
2. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. 3. Triangulasi data, yaitu memeriksa keabsahan data melalui sumber, metode penyidik dan teori. Triangulasi dengan sumber digunakan untuk mencocokkan hasil wawancara dengan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan dokumentasi, membandingkan apa yang dikatakan sumber data di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, dan apa yang dikatakan informan dalam situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, serta kata-kata subjek penelitian dengan perspektif orang lain ketika sendirian. 4. Auditing, yaitu pemeriksaan data yang diperoleh dalam proses pelaksanaan pengumpulannya. Pelaksanaannya dengan melihat atau mencocokkan semua catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dengan dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian.
G. Teknik Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah baru kemudian dilakukan analisis model interaktif dengan tahapan sebagai berikut: 1. Reduksi
data,
yaitu
kegiatan
menyeleksi,
menetukan
fokus,
menyederhanakan, dan mentransformasikan data yang muncul pada catatan lapangan. Reduksi data yang dilakukan berupa penulisan ringkasan, penajaman, pengkodean, pemfokusan, pembuangan, dan penyusunan data sehingga kesimpulan dapat ditarik, dibuktikan dan dipertanggungjawabkan. 2.
Display data, yaitu kategoresasi dengan menyusun sekumpulan data berdasar pola pikir, pendapat, dan kriteria tertentu untuk menarik kesimpulan. Display data membantu untuk memahami peristiwa dan apa
42
yang harus dilakukan untuk analisa lebih jauh dan lebih dalam, berdasarkan pemahaman terhadap peristiwa tersebut. 3. Penyimpulan atau pembuktian, yaitu menafsirkan berdasarkan kategori yang ada dan menggabungkan dengan melihat hubungan semua data yang ada, sehingga dapat diketahui tentang proses pembelajaran dan sistem evaluasi pada mata pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura dengan utuh, holistik, dan komprehensif.
H. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 1. Definisi Konseptual Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, meningkatkan semangat, motivasi dan ketekunan serta menambah gairah dan partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa
2. Definisi Operasional Uutuk menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif dan menyenangkan, maka ada beberapa teknik variasi stimulus yang dapat dilakukan: a. Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran, meliputi; 1) Penggunaan variasi suara; 2) Pemusatan perhatian; 3) Kebisuan guru; 4) Mengadakan kontak pandang; dan e) gerak guru. b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran, meliputi: 1) Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat 2) Variasi alat atau media yang dapat didengar 3) Variasi alat atau media yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan.
43
c. Variasi dalam berinteraksi, meliputi bentuk-bentuk sebagai berikut: 1) pola interaksi satu arah 2) pola interaksi dua arah; dan 3) pola interaksi multi-arah
I. Kisi-Kisi Instrumen Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Dimensi Kemampuan mengatur penggunaan variasi suara
Indikator Guru memberi
Sub Indikator 1. Guru mengajar dengan
variasi stimulus
nada yang berbeda-beda
dalam nada suara,
mulai dari lembut sampai
volume suara dan
dengan yang keras dan
kecepatan
dari tinggi menjadi rendah
berbicara
Jumlah butir
2
2. Guru mengajar dengan kecepatan yang berbedabeda
Kemampuan memusatkan perhatian
Guru memberikan
1. Guru menggunakan
tekanan pada
bahasa lisan seperti
butir-butir yang
“dengar baik-baik”,
penting dari
“perhatikan ini”,
penyajiannya
2. Dan isyarat yang cocok
2
seperti mengangkat tangan ataun menunjuk jari Kamampuan mengadakan kontak pandang
Guru
1. Guru memandang siswa
melayangkan
dengan cara yang
pandangan dan
berbeda-beda
melakukan kontak pandang yang
2. Guru berusaha menatap dan mengadakan
2
44
bervariasi dengan
pendekatan dengan siswa
siswanya
melalui kontak pandang yang lembut atao dengan tatapan tajam
Kemampuan menvariasi gerakan tubuh dan mimik wajah
Guru
1. Guru berupaya untuk
mengadakan
mengekspresikan wajah
perubahan mimik
dengan baik
wajah dan gerak tangan, badan,
2. Guru menggerakkan kepala, dan gerakan badan
2
dsb. untuk memperjelas penyajian materi Dapat melakukan pergantian posisi mengajar dengan baik
Guru bergerak ke
1. Guru melakukan
depan, ke
pendekatan pada siswa
belakang, dsb. di
dengan cara bergerak dari
dalam kelas untuk
depan ke belakang
2
maksud yang berbeda-beda Kemampuan menggunakan variasi media pengajaran
Guru membawa,
1. Guru memanfaatkan
menggunakan
media yang ada di dalam
dan
kelas
memperagakan
2. Guru membuat media
media pengajaran
pembelajaran sesuai
yang telah
dengan materi yang akan
disiapkan
disampaikan
2
sebelumnya Kemampuan menggunakan variasi alat pengajaran
Guru
1. Guru berupaya untuk
menggunakan
memanipulasi alat
alat bantu yang
pembelajaran sesuai
dapat digunakan,
dengan yang telah tersedia
2
45
dll
di dalam kelas, seperti papan tulis dan gambar 2. Guru membuat alat pembelajaran agar siswa termotivasi dan tidak mengalami kebosanan selama proses pembelajaran
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum MA Annuqayah Sumenep Madura a. Sejarah Berdirinya MA I Putri Annuqayah Pada awalnya Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah merupakan bagian dari Madarasah Aliyah Annuqayah (MA I). Sejak tahun 1985 MA I putri Annuqayah menerima siswa, tetapi penempatan lokasi diselenggarakan secara terpisah. Pada tahun 2002 siswa MA I berkembang cukup pesat baik putra maupun putri dengan jumlah siswi saja kelas X sampai dengan XI mencapai 863 orang.Dengan jumlah yang besar itu muncullah gagasan pemisahan siswa untuk ditampung dalam sekolah tersendiri, maka tanggal 42 September 2002 dilakukan pemisahan MA I Annuqayah dengan madrasah Aliyah I putri sementara tenaga kependidikan dan kurikulum sama sekali tidak ada perubahan kecuali guru-guru yang belum menikah tidak diperkenankan mengajar Madrasah Aliyah I putri Annuqayah. Program studi ini diselenggarakan di Annuqayah putri adalah IPS melanjutkan program studi sebelumnya Madrasah Aliyah I Annuqayah mempertahankan mata pelajaran digunakan pada masa satu pendidikan sebelumnya (Mu’allimin) yang seluruhnya terdiri dari mata pelajaran agana dan bahasa arab disamping itu Madrasah Aliyah I putri menyelenggarakan pembelajaran dengan kurikulum resmi tahun 1994. Sebagian unit pelaksana pendidikan pesantren Madrasah Aliyah Putri tetap mengemban visi dan misi pendidikan pesantren yang sangat kental
47
warna keagamaannya serta bahasa arab, oleh karenanya Madrasah Aliyah Putri
tetap mempertahankan seluruh mata pelajaran lama (diniyah wal
arabiyah) berdampingan dengan mata pelajaran dari kurikulum yang berlaku atau dengan demikian memang beban belajar bertambah, semakin bervariasi dan cakupannyapun semakin luas. Pada tahun 2003 Madrasah Aliyah I Putri membuka madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) atau program studi ilmu agama islam, berdirinya MAK Putri ini diprakarsai oleh K.H.Moh.Ishomuddin AS, sebagai ketua direktorat Madaris I Pondok Pesantren Annuqayah MAK dipandang sesuai dengan Visi dan Misi pesantren. Hingga awal tahun 2007, ini Madrasah Aliyah Putri telah mengalami sejumlah kemajuan dan prestasi baik di bidang sarana maupun Sumber Daya Manusianya, dibidang sarana Madrasah Aliyah I telah melengkapi perpustakaan menambah jumlah buku, dan mengelola internet untuk siswa dan santri umunya dengan fasilitas ini, siswa dapat memperluas wawasan dan keterampilannya dibidang teknologi informasi. Dibidang Sumber Daya Manusia sekarang jumlah siswi Madrasah Aliyah telah mencapai 863 jumlah, siswi Madrasah Aliyah jurusan IPS telah mencapai 680 jumlah dengan 14 kelas dan siswi MAK telah mencapai 183 dengan 3 kelas, dan tenaga guru 29 jumlah.
b. Kurikulum Kurikulum yang digunakan dalam proses belajar mengajar Madrasah Aliyah I Putri sudah mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2007, sedangkan
metode dan pendekatan dalam proses belajar
mengajar mayoritas guru masih menggunakan campuran, artinya masih ada sebagian guru yang menggunakan sistem lama dan sistem KBK.Dalam tahap awal Madrasah Aliyah I Putri tidak secara utuh melaksanakan KBK dalam proses belajar mengajar. Sebagian besar materi pelajaran yang disampaikan guru sudah sesuai dengan KBK, namun dari segi metode, pendekatan dan
48
pola
interaksinya
masih
tidak
jauh
berbeda
dengan
metode
lama.Pengaplikasian KTSP di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah memang dapat dikatakan tidak terlambat, karena fasilitas dan SDM guru yang meningkat dan berkembang. 1
c. Keadaan siswa, pengajaran, dan karyawan. Siswa Madrasah Aliyah I Putri tahun pelajaran 2010-2011 dari kelas X IPS sampai dengan XII berjumlah kurang lebih 863 orang yang mayoritas santri yang berasal dari daerah madura dan bertempat tinggal di Pesantren Annuqayah dengan jumlah guru 29, sedangkan karyawan di Madrasah Aliyah I Putri sebanyak 7 orang, 2 di bidang Kurikulum, I di bidang kesiswaan, I di bidang Sarana, I Pembina Osis, 2 Tata Usaha (TU). 2
d. Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah diberikan di atas jumlah keliling tanah seluruhnya 2280 m2, yang sudah dipagar permanen. Luas bangunan Madrasah Aliyah adalah 1, 037,2 m2, yang di lengkapi dengan 1 ruang kepala sekolah, 2 ruang Tata Usaha, 1 ruang perpustakaan, 17 ruang belajar siswa ( ruang kelas), 1 ruang guru, 3 ruang kamar mandi, 1 ruang kopsis (koperasi siswa) dan 1 ruang Auditorium, 1 ruang UKS, 1 ruang kantor OSIS dan 2 ruang aula Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah.3
e. Letak Geografis Secara geografis Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah bertempat di lingkungan yang tenang dan damai jauh dari keramaian yang dapat 1
Hasil data dokumentasi MA Annuqayah pada tanggal 2 - 17 Mei 2011 Hasil data dokumentasi MA Annuqayah pada tanggal 2 - 17 Mei 2011 3 Hasil data dokumentasi MA Annuqayah pada tanggal 2- 17 Mei 2011 2
49
mengganggu Proses Belajar Mengajar, Madrasah Aliyah terletak di sebelah timur daya masjid jami’ Annuqayah. Madrasah Aliyah ini berdiri dengan berbentuk U memanjang dari utara ke selatan, dari barat ke timur, dan dari selatan ke utara, di sebelah utara berbatasan dengan Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa tengah yang di asuh oleh Ny. Muazdzah dan Pondok Pesantren Annuqayah Late II Putri yang diasuh oleh. K.H..Basyir AS, sebelah barat berbatasan dengan Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa yang diasuh Drs. K.H.A.Warits Ilyas dan di sebelah selatannya berbatasan dengan Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa selatan Putri yang diasuh oleh. K.H. Moh. Ishomuddin AS.4
2. Hasil Observasi dan Wawancara a. Hasil Observasi Pada saat penilitian, penulis mengadakan observasi sebanyak 6 kali terhadap lokasi objek peneliti. Observasi di lakukan di kelas X Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura. Metode observasi
dalam
penelitian ini, penulis gunakan untuk mengamati secara langsung proses pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS Ekonomi khususnya pada saat guru memberikan variasi stimulus. Penulis berusaha mengamati bagaimana guru dalam memberikan variasi stimulus dan mengamati bagaimana situasi dan kondisi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS ekonomi. Berdasarkan hasil pengamatan di Kelas X Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura pada mata pelajaran IPS Ekonomi, Peneliti mendapatkan data sebagai berikut: 1) Kemampuan mengatur penggunaan variasi suara (Guru memberi variasi stimulus dalam nada suara, volume suara dan kecepatan berbicara) Kemampuan dalam memberikan variasi suara dari awal sampai akhir 4
Hasil data dokumentasi MA Annuqayah pada tanggal 2 – 17 Mei 2011 di kelas X
50
sangat bagus, dan siswa juga terlihat semangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam hal ini peneliti mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh Bapak Fauzi S.Pd pada mata pelajaran IPS Ekonomi, pada saat menjelaskan guru tersebut selalu berusaha untuk menvariasikan suaranya dari keras menjadi lembut dan dari tinggi menjadi rendah dan para siswa mendengarkan dengan seksama keterangan guru tersebut dan siswa juga terlihat antusias dalam menyimak pelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil observasi pada saat proses pembelajaran
a) Guru menjelaskan materi, dalam menjelaskan guru sambil menulis di papan tulis b) Pada saat menjelaskan guru selalu berusaha untuk menvariasikan suaranya dari keras menjadi lembut dan dari tinggi menjadi rendah c) Para siswa mendengarkan dengan seksama keterangan guru tersebut dan siswa juga terlihat antusias dalam menyimak pelajaran. d) Setelah dalam beberapa menit guru menjelaskan dan diperkirakan para siswa sudah paham, kemudian guru menyuruh dua atau beberapa siswa untuk menjelaskan kembali keterangan guru tadi sesuai dengan apa yang ditangkap oleh siswa, jika ternyata ada yang keliru dari apa yang dijelaskan siswa, maka guru memperbaikinya. e) Setelah menyuruh sebagian siswa tersebut, si guru kemudian menyuruh kepada semua siswa untuk mencatat materi pelajaran sesuai dengan apa yang diterangkan oleh guru tadi, sementara si guru duduk di bangku f) Setelah itu guru melakukan interaksi dengan tanya jawab dan berupaya mendekati siswa dengan pendekatan individual, hal ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan gaya belajar siswa g) Evaluasi5
2) Kemampuan memusatkan perhatian. Kemampuan memusatkan perhatian siswa sudah di lakukan dengan secara sempurna, sehingga siswa sangat memperhatikan keterangan guru dalam menyampaikan materi IPS Ekonomi. Hal ini Berdasarkan pada hasil pengamatan pada saat guru 5
Observasi saat proses pembelajaran berlangsung di MA Annuqayah pada tanggal 2 Mei 2011 di kelas X pada mata pelajaran IPS Ekonomi
51
menyampaikan materi IPS Ekonomi yang dilakukan oleh guru adalah berinteraksi dengan siswa, melakukan pendekatan dengan siswa, dan guru merangsang respon siswa dengan pertanyaan-pertanyaan dan memberikan kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya, Kemudian ketika guru memperhatikan siswa banyak yang tidak fokus pada pelajaran guru mengucapkan kata-kata seperti “dengar baik-baik”, “perhatikan ini” karena materi ini sangat penting, baru setelah itu guru melanjutkan materi pelajaran. Sedangkan siswa terlihat lebih konsen dari sebelumnya sebab dengan kata-kata tersebut siswa terlihat lebih termotivasi. Hal ini sesuai dengan hasil observasi berikut:
a) Guru menyampaikan materi pelajaran b) Guru berinteraksi dengan siswa dan melakukan pendekatan dengan siswa c) Guru merangsang respon siswa dengan pertanyaan-pertanyaan dan memberikan kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya d) Kemudian ketika guru memperhatikan siswa banyak yang tidak fokus pada pelajaran guru mengucapkan kata-kata seperti “dengar baik-baik”, “perhatikan ini” karena materi ini sangat penting e) Kemudian guru melanjutkan materi pelajaran f) Dan siswa terlihat lebih konsen dari sebelumnya sebab dengan kata-kata tersebut siswa terlihat lebih termotivasi. g) Guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung6 3) Kamampuan mengadakan kontak pandang (Guru melayangkan pandangan dan melakukan kontak pandang yang bervariasi dengan siswanya). Kemampuan guru dalam melakukan kontak pandang kurang baik, karena pada waktu mengadakan pengamatan di kelas X guru tidak maksimal melayangkan pandangannya kepada seluruh siswi. Pada saat itu berdasarkan pada hasil pengamatan guru hanya melakukan guru berinteraksi dengan siswa, guru menyampaikan materi, guru berupaya untuk memancing minat siswa dengan variasi suara (yang merupakan salah satu dari variasi stimulus), guru menjelaskan materi dengan 6
Observasi saat proses pembelajaran berlangsung di MA Annuqayah pada tanggal 16 Mei 2011 di kelas X pada mata pelajaran IPS Ekonomi
52
memberikan contoh-contoh, guru bertanya kepada siswa dan melakukan interaksi dengan siswa, akan tetapi dalam hal ini guru kurang melayangkan pandangan dan tidak melakukan kontak pandang yang bervariasi dengan siswanya sehingga menyebabkan siswa terlihat kurang diperhatikan, dan kebanyakan siswa kurang konsentrasi.7 4) Kemampuan menvariasi gerakan tubuh dan mimik wajah (Guru mengadakan perubahan mimik wajah dan gerak tangan, badan, dsb. untuk memperjelas penyajian materi). Kemampuan guru dalam melakukan gerakan badan sangat baik, karena hal ini merupakan aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi dengan siswa dan juga untuk menarik perhatian siswa. Ekspresi wajah misalnya tersenyum mempunyai peranan penting untuk membangun semangat siswa, dan terhindar dari kebosanan. Hal ini dilakukan oleh guru IPS Ekonomi pada saat pengamatan di kelas X ”guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, lalu guru menyampaikan materi, kemudian saat melihat siswa mulai bosan, guru memberikan senyuman pada siswa dan sedikit humor, sehingga siswa merasa senang dan bisa belajar lagi. Kalaupun tidak semua siswa bisa menyimak pelajaran dengan baik”.8 5) Kemampuan melakukan penggantian posisi mengajar dengan baik Kemampuan guru dalam melakukan penggantian posisi mengajar merupakan salah satu variasi stimulus yang hendaknya dimiliki oleh setiap guru, apabila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswa-siswa untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka, sedangkan kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa. Dalam hal ini, guru IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah sudah
7
Observasi saat proses pembelajaran berlangsung di MA Annuqayah pada tanggal 23 Mei 2011 di kelas X pada mata pelajaran IPS Ekonomi 8 Observasi saat proses pembelajaran berlangsung di MA Annuqayah pada tanggal 9 Mei 2011 di kelas X pada mata pelajaran IPS Ekonomi
53
berupaya untuk melakukan hal tersebut yaitu dengan cara bergerak ke depan, ke belakang, dsb. di dalam kelas untuk maksud yang berbeda-beda. Berikut adalah hasil observasi pada saat terjadi proses pembelajaran.
a) Pembelajaran diawali dengan meminta siswa untuk mengungkapkan gagasan yang berkaitan dengan materi pelajaran b) Kemudian guru memberikan penjelasan c) Guru menjelaskan pelajaran dengan memberikan contoh-contoh yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi yang dijalankan sehari-hari d) Guru berusaha memancing siswa dengan memberikan masalahmasalah, sehingga memungkinkan siswa untuk berfikir dan mencari solusi e) Guru mampu melakukan penggantian posisi yang baik sehingga dapat berinteraksi pada siswa dengan baik f) Guru bergerak ke depan, ke belakang, dsb. di dalam kelas untuk maksud yang berbeda-beda9
6) Kemampuan menggunakan variasi media pengajaran (Guru membawa, menggunakan dan memperagakan media pengajaran yang telah disiapkan sebelumnya). Kemampuan guru dalam menggunakan media pengajaran kurang maksimal, karena guru lebih memanfaatkan papan tulis dan alat yang tersedia di kelas. Guru terlihat jarang mempersiapkan media yang relevan dengan materi yang akan disampaikan. Hal ini peneliti buktikan pada saat pengamatan di kelas. Peneliti hanya menyimak guru tersebut melakukan kegiatan pembelajaran dengan cara
a) Guru menyampaikan materi b) Guru berusaha agar siswa tidak bosan diantaranya guru memberikan contoh-contoh menarik yang berkaitan dengan pelajaran c) Guru berupaya memanfatkan papan tulis untuk menjelaskan materi, agar mudah dipahami oleh siswa. Akan tetapi dalam hal ini guru tidak menggunakan variasi media sehingga membuat siswa
9
Observasi saat proses pembelajaran berlangsung di MA Annuqayah pada tanggal 6 Juni 2011 di kelas X pada mata pelajaran IPS Ekonomi
54
kurang tertarik dan bosan untuk memperhatikan penuh terhadap materi yang guru sampaikan. d) Guru mengajar dengan nada suara, volume suara dan kecepatan berbicara yang baik sehingga membuat siswa memperhatikan keterangan dari guru e) Guru bertanya kepada siswa f) Sebagian siswa merospon pertanyaan guru10
7) Kemampuan menggunakan variasi alat pengajaran. Kemampuan guru dalam menggunakan alat pengajaran sangat baik, karena hal ini merupakan alat bantu guru ketika mengajar di kelas. Penggunaan alat pembelajaran ini akan dapat menarik perhatian siswa dan memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun secara kelompok. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan peneliti ” Guru memanfaatkan papan tulis dan kapur se efektif mungkin dan siswa terlihat antusias dalam memperhatikan keterangan materi IPS Ekonomi” 11
b. Hasil Wawancara 1) Hasil Wawancara dengan Guru a) Kemampuan Mengatur Penggunaan Variasi Suara Pada proses pelaksanaan pembelajaran materi IPS Ekonomi, Bapak Fauzi S.Pd selalu berusaha untuk melakukan variasi stimulus seperti variasi suara. Hal ini sesuai dengan ungkapan Bapak Fauzi S.Pd berikut: ”setiap saya menyajikan materi pasti saya menggunakan variasi suara yaitu dari keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, dan memberikan tekanan pada kata-lata tertentu”12 10
Observasi saat proses pembelajaran berlangsung di MA Annuqayah pada tanggal 25 April 2011 di kelas X pada mata pelajaran IPS Ekonomi 11 Observasi saat proses pembelajaran berlangsung di MA Annuqayah pada tanggal 30 Mei 2011 di kelas X pada mata pelajaran IPS Ekonomi 12 Wawancara dengan guru IPS Ekonomi, Fauzi S.Pd, pada hari Senin, 16 Mei 2011, jam 11.30 di MA Annuqayah Sumenep Madura
55
b) Kemampuan Memusatkan Perhatian Selain variasi suara Bapak Fauzi S.Pd juga berusaha menvariasikan cara memusatkan perhatian siswa dengan menggunakan ucapan-ucapan tertentu, misalnya “ dengarkan baik-baik”, “ perhatikan baik-baik” dan lain sebagainya. Dalam hal ini sesuai dengan yang beliau paparkan dalam hasil wawancara berikut ini: ” Setiap memulai pelajaran saya selalu menggunakan ucapan-ucapan, misalnya “Perhatikan ini baikbaik”, atau “Nah”, ini penting sekali”, atau “perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti”13. Itu semua dilakukan guru untuk memancing perhatian siswa pada saat guru menjelaskan pelajaran.
c) Kemampuan Mengadakan Kontak Pandang Dalam memberikan variasi stimulus Bapak Fauzi S.Pd juga melakukan kontak pandang yang bervariasi ketika menyajikan materi pelajaran IPS Ekonomi, ini sesuai dengan pendapat yang beliau lontarkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran ”melakukan kontak pandang secara menyeluruh dan aktif, karena dengan menggunakan kontak pandang ini dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang saya sampaikan.dan pastinya saya tersenyum karena itu merupakan aspek yang paling penting dalam berkomunikasi dengan siswa”. 14
d) Kemampuan Menvariasi Gerak Tubuh dan Mimik Wajah Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi, gunanya
13
Wawancara dengan guru IPS Ekonomi, Fauzi S.Pd, pada hari Senin, 16 Mei 2011, jam 11.30 di MA Annuqayah Sumenep Madura 14 Wawancara dengan guru IPS Ekonomi, Fauzi S.Pd, pada hari Senin, 16 Mei 2011, jam 11.30 di MA Annuqayah Sumenep Madura
56
ialah untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Dalam hal ini guru IPS Ekonomi, Bapak Fauzi berusaha sebaik mungkin untuk memvariasikan gerak tubuh dan mumik wajahnya. Sebagaimana yang diungkapkan dalam hasil waawancara berikut ini: Iya, pastinya saya berusaha untuk mevariasikan gerak tubuh dan mimik wajah saya sebab saya menyadari bahwa hal ini merupakan aspek yang paling penting dalam berkomunikasi dengan siswa. Selain itu saya juga memberikan mimik wajah yang berbeda sepeti misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang atau heran, menganggukkan, menggeleng, mengangkat atau menganggukkan kepala untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya untuk memacing perhatian siswa.15
e) Kemampuan dapat Melakukan Penggantian Posisi Mengajar yang Baik Kemampuan melakukan penggantian posisi mengajar yang baik juga merupakan salah satu variaisi stimulus yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa untuk tetap semangat dalam belajar. Hal ini dilakukan oleh Bapak Fauzi dengan cara ”ketika saya mengajar di kelas selalu berpindah-pindah kedeepan, belakang, dan juga kesamping. Bahkan hampir tidak pernah saya hanya berdiam di depan apalagi hanya duduk. Hal ini saya lakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan motivasi dan semangat belajar pada siswa”16.
f) Kemampuan Menggunakan Variasi Media dan Alat Pembelajaran
Akan
tetapi
Bapak
Fauzi
S.Pd
mengakui
bahwa
dalam
melaksanakan variasi media pembelajaran kurang baik dan masih cukup 15
Wawancara dengan guru IPS Ekonomi, Fauzi S.Pd, pada hari Senin, 16 Mei 2011, jam 11.30 di MA Annuqayah Sumenep Madura 16 Wawancara dengan guru IPS Ekonomi, Fauzi S.Pd, pada hari Senin, 16 Mei 2011, jam 11.30 di MA Annuqayah Sumenep Madura
57
lemah serta jarang mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebagai berikut: ” Kadang-kadang saya menyiapkan media pembelajaran, sesuai dengan materi yang akan saya sampaikan. Akan tetapi paling sering saya hanya memanfaatkan media dan alat pembelajaran yang ada di kelas dan berusaha untuk memanipulasi serta memanfaatkan media dan alat yang ada di kelas dengan baik untuk menjaga siswa dari kebosanan.”17
2) Hasil Wawancara dengan Siswa Menurut siswa kelas X Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura, Bapak Fauzi S.Pd memang selalu berupaya untuk menggunakan variasi stimulus dalam proses pembelajaran, walaupun terkadang dalam hal-hal tertentu terlihat kurang maksimal dalam memberikan variasi. Akan tetapi menurut siswa kls X pembelajaran IPS Ekonomi yang dilakukan oleh Bapak Fauzi sudah dalam kategori baik, sehingga
membuat
siswa
semangat,
tertarik,
termotivasi
untuk
memperhatikan, dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran materi IPS Ekonomi. Menurut pendapat Ike Yulia Putri ”ketika Bapak Fauzi S.Pd menyampaikan materi IPS Ekonomi saya pasti memperhatikan dan selalu berusaha memahaminya, sebab dalam menyampaikan materi beliau selalu semangat dan antusias, sehingga kami sangat semangat dan termotivasi mengikuti pelajaran yang berlangsung. Dalam mengajar Bapak Fauzi S.Pd selalu memberikan variasi dan tidak monoton, sehingga saya selalu tertarik, tidak bosan, dan aktif dalam mengikuti pelajaran IPS Ekonomi serta
selalu berusaha untuk memperhatikan setiap pelajaran
materi IPS Ekonomi yang beliau sampaikan, sebab dalam menyampaikan materi Bapak Fauzi SPd selalu bersemangat dan berekspresi sesuai dengan masalah yang sedang disampaikan. Hal tersebut banyak memberikan
17
Wawancara dengan guru IPS Ekonomi, Fauzi S.Pd, pada hari Senin, 16 Mei 2011, jam 11.30 di MA Annuqayah Sumenep Madura
58
perubahan terhadap siswa kelas X Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura untuk lebih termotivasi, konsentrasi dan lebih bersemangat untuk terus memperhatikan setiap materi yang disampaikan.18
B. Pembahasan Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampikan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru, Keterampilan tersebut adalah Keterampilan yang melekat pada profesinya sebagai hasil dari proses pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga tertentu. Menurut wina sanjaya terdapat delapan keterampilan yang hendaknya dimiliki oleh guru, antara lain: ”keterampilan dasar bertanya, keterampilan dasar memberikan penguatan, keterampilan dasar variasi stimulus, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, kelompok
kecil,
perseorangan”
keterampilan
keterampilan membimbing diskusi
menjelaskan,
keterampilan
mengajar
19
Variasi stimulus adalah salah satu dari delapan keterampilan yang hendaknya dimiliki oleh guru. Variasi stimulus adalah adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan sehingga siswa menunjukan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran. Seorang guru dituntuk untuk bisa terampil dan dapat melakukan berbagai macam cara di dalam proses mengajar, tentunya dengan memiliki berbagai macam keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar guru dalam mengadakan variasi stimulus bertujuan untuk memberikan rangsangan belajar terhadap siswa. Hal ini bertujuan “agar siswa tetap berpartisipasi aktif, semangat, dan tidak membosankan ketika mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas”20. Sehingga tercapai tujuan
18
Wawancara dengan siswa kelas X pada mata pelajaran IPS Ekonomi, , hari Kamis, 26 Mei 2011, jam 10.20 di kelas X, MA Annuqayah Sumenep Madura 19 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi:(Jakarta, kencana prenada media group),Cet.1,hal. 173 20 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003) cet.4, hal 29
59
pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru IPS Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah berupaya semaksimal mungkin untuk menggunakan variasi stimulus setiap proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini guru IPS Ekonomi menyadari bahwa guru yang memeliki keterampilan dasar mengadakan variasi stimulus sangat berfungsi dalam menunjang kelancaran proses pembelajaran, sebab dengan mengadakan variasi stimulus guru mampu menumbuhkan motivasi yang tinggi dalam diri siswa dalam mengikuti setiap langkah pembelajaran.. Demikian juga dengan adanya keterampilan guru dalam memvariasikan alat pembelajaran akan mendorong anak untuk belajar lebih rajin dan giat. Menurut Wina Sanjaya, variasi stimulus merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap guru untuk menghindari kebosanan siswa. Lebih lanjut Sanjaya mengatakan bahwa variasi stimulus guru merupakan keterampilan guru dalam mengajar agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.21 Proses pembelajaran merupakan merupakan proses yang komplek, sehingga dibutuhkan kemampuan dalam diri guru untuk kreatif dan inovatif dalam memberikan berbagai variasi stimulus sehingga siswa merasa termotivasi dan tidak mengalami kebosanan dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terdapat komunikasi, proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengiriman pesan (guru).komponen penerima pesan (siswa) dan komponen pesan yaitu pelajaran. Oleh sebab itu guru sebagai fasilitator hendaknya mampu menyampaikan pesan tersebut dengan menggunakan berbagai kemampuan khususnya kemampuan dasar mengadakan variasi stimulus, sehingga siswa termotivasi dan tidak bosan dalam menangkap pesan yang disampaikan guru.
21
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005) cet. 3. hal. 166.
60
Penggunaan variasi stimulus di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah pada mata pelajaran ekonomi dapat membuat perhatian siswa semakin meningkat dan terpelihara, motivasi belajar yang semakin tinggi, dan semangat belajar semakin tumbuh dalam diri siswa. Bahkan siswa semakin antusias dalam mengikuti proses pembelajaran materi IPS Ekonomi. Siswa dalam belajar IPS Ekonomi selalu memperhatikan dan selalu berusaha memahaminya, sebab dalam menyampaikan materi guru selalu semangat dan antusias, sehingga siswa sangat semangat dan termotivasi mengikuti pelajaran yang berlangsung. Dalam mengajar guru selalu memberikan variasi dan tidak monoton, sehingga siswa selalu tertarik, tidak bosan, dan aktif dalam mengikuti pelajaran IPS Ekonomi serta
selalu berusaha
untuk memperhatikan setiap pelajaran materi IPS Ekonomi yang guru sampaikan, sebab dalam menyampaikan materi guru selalu bersemangat dan berekspresi sesuai dengan masalah yang sedang disampaikan. Hal tersebut banyak memberikan perubahan terhadap siswa kelas X Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura untuk lebih termotivasi, konsentrasi dan lebih bersemangat untuk terus memperhatikan setiap materi yang disampaikan
Menurut Syaiful Bahri Djamarah tujuan mengadakan keterampilan variasi stimulus adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar; b. Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang baru; c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian gaya mengajar yang bersemangat dan antusias, sehingga meningkatkan iklim belajar siswa; d. Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual; dan Mendorong anak didik untuk belajar dengan melibatkannya dalam berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif. 22 22
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikoloogis), (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet. 2, hlm. 125
61
Dari beberapa tujuan di atas, dapat dipahami bahwa tujuan keterampilan dasar variasi stimulus adalah sebagai berikut: a) untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar; b) untuk menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar pada siswa; dan c) untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pada pemaparan hasil penelitian dan pembahasan mengenai, “Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura” .maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada saat proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi berlangsung di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah guru selalu berupaya untuk mengadakan variasi stimulus sehingga siswa selalu tertarik, tidak bosan, dan aktif dalam mengikuti pelajaran IPS Ekonomi. Hal ini dilakukan dengan cara guru memberi variasi stimulus dalam nada suara, volume suara dan kecepatan berbicara, guru memberikan tekanan pada butir-butir yang penting dari penyajiannya, guru melayangkan pandangan dan melakukan kontak pandang yang bervariasi dengan siswanya, guru mengadakan perubahan mimik wajah dan gerak tangan, badan, dsb. untuk memperjelas penyajian materi, guru bergerak ke depan, ke belakang, dsb. di dalam kelas untuk maksud yang berbeda-beda, guru menggunakan media dan alat bantu yang dapat digunakan atau dimanipulasi sesuai dengan alat pengajaran yang telah tersedia di dalam kelas 2. Urgensi penggunaan variasi stimulus di Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah pada mata pelajaran IPS Ekonomi ialah dapat membuat perhatian siswa semakin meningkat dan terpelihara, motivasi belajar yang semakin tinggi, dan semangat belajar semakin tumbuh dalam diri siswa. Bahkan siswa semakin antusias dalam mengikuti dan memperhatikan proses pembelajaran materi IPS Ekonomi.
62
B. Saran-Saran 1. Sebagai sebuah lembaga yang secara spesifik didesain untuk mendidik siswi-siswi Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura hendaknya selalu memperhatikan perkembangan peserta didik, agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kapasitas dan kemampuan berpikir siswa dalam mengenyam materi pembelajaran, terutama dalam mata pelajaran IPS Ekonomi. 2. Diperlukan adanya perhatian yang besar oleh pihak kepala sekolah Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura untuk meningkatkan kemampuan para guru dalam mendidik. Melalui pendidikan dan pelatihan, agar ingatan guru-guru kembali disegarkan serta pengetahuan dan keterampilan mereka terus bertambah. 3. Penulis juga memberikan saran kepada para guru Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah
Sumenep
Madura
hendaknya
selalu
memperhatikan
perkembangan peserta didik, agar pelaksanaan pembelajaran tidak membosankan. Hal ini sangat diperlukan keterampilan guru dalam mendesain proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan variasi stimulus
63