IV. HASIL DAN PJiamHASAN
A. Keadaan Geografis dan Sosial ICbonomi Wilayah SlKabupaten Sleman merupakan
salah satu dari
lima
kabupaten/kotamadya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sleman terletak
+ 30 km
sebelah utara Propinsi DIY,
dan secara administratif berbatasan dengan: sebelah utara
: Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah
sebelah timur
:
Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah
sebelah selatan: Kabupaten Bantu1 dan Kotamadya Yogyakarta Propinsi DIY sebelah barat
:
Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DIY Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Sleman sebesar 574,82
Luas wilayah ha),
(57.482
Kabupaten
km2
dengan topografi datar sampai bergunung.
Sleman terbagi ke dalam 17 kecamatan, dan 86
desa/kalurahan, dan terletak pada ketinggian antara 100 2500 meter di atas permukaan laut (peta wilayah, bisa
-
di-
lihat pada Lampiran 2 ) . Berdasarkan tinggi tempat tersebut, 0,61
maka dengan menggunakan rumus Braak h]
antara
O
C
)
: 11,05
(
t =
C26,3
-
diperoleh suhu rata-rata harian berkisar
-
25,69 O
C. Berdasarkan tipe iklim yang
dikemukakan oleh Mohr, wilayah Kabupaten Sleman termasuk dalam Golongan I11 : kategori.daerah agak kering, yakni daerah dengan periode bulan kering sebanyak 3 bulan (Lampiran 3 dan 4 ) .
Sebagian besar lahan yang ada di Sleman adalah untuk pertanian.
Pada tahun 1999 gambaran penggunaan
lahan di
Sleman adalah 24.291 ha (42,26%)untuk lahan sawah, 5.864 ha (10,20%) untuk tegalan, 18.688 ha (32,51%) tanah pekarangar1 dan kepentingan lainnya sebesar 8.639 ha (15,03%). Pada tahun 1999 jumlan penduduk
Sleman
sebesar
838.628 jiwa, tercakup dalam 201.590 rumah tangga, dengan kepadatan penduduk per km2 sebesar 1.442
orang.
Dengan
tingkat kesejahteraan 7,65% termasuk dalam keluarga pra sejahtera, KS I 23,36%, KS I1 23,07%, KS I11 31,56% serta KS
III+ sebesar 14,36%.
Islam. Agama
Mayoritas
(91,45%) beragama
lain yang ada di Sleman yaitu Khatolik,
Kristen, Hindu dan Budha. Produk domestik regional bruto
(PDRB)
Sleman rnenurut lapangan usaha, mempunyai
Kabupaten
kecenderungan
perkembangan yang baik (meningkat). Atas dasar harga yang berlaku, pada ~ahun1993 sebesar 1,14 trilyun rupiah
(Rp.
1.138.614.000.000.-) rnenlngkat menjadi 2,69 trilyun rupiah (Rp. 2.688.105.000.000,-) pada tahun 1998. Apabila dilihat persentase masing-masing lapangan usahanya, maka bidang pertanian dari
ternyata sedikit mengalami peningkatan, yaitu
17,07% menjadi 17,67%. Bidang-bidang lain yang mem-
punyai kecenderungan meningkat, yaitu bidang
industri
pengolahan, bidang listrik dan air bersih, bidang gangan, hotel dan restoran, serta bidang jasa.
perda-
Sedangkan
bidang penggalian, bidang bangunan, pengangkutan
dan
komunikasi, serta bidang keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan
mempunyai kecenderungan menurun. Secara rinci
penjelasan ini bisa dilihat pada Lampiran 5 dan 6.
B. Karakteristik PPL Contoh
Bupati merupakan penanggung jawab tertinggi dalam penyelenggaraan berbagai bida.lg pembangunan di wilayah kabupaten/kotamadya tingkat 11, termasuk tanian. bantu
pembangunan per-
Ba1c.i Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP) mem-
Bupati
(penanggung jawab),
selaku penyelenggara
penyuluhan di wilayah tingkat I1 tersebut. BIPP banyak
fungsi seperti penyusunan program
bimbingan
terhadap penyuluh, pelayanan
nian, pembinaan wilayah
penyuluhan,
informasi perta-
BPP, koordinasi penyelenggaraan antar
kerja BPP, penyelenggara
penerapan
mempunyai
teknologi
pelatihan, pengkajian/
pertanian, dan
sebagainya.
Dalam
menjalankan fungsinya, BIPP memiliki hubungan kerja dengan berbagai
lembaga
lain yang ada di wilayah
tingkat
11,
Bupati/Walikota, Dinas tingkat 11, BLPP, BPTP/LPTP/IPPTP, SPHB dan KTNA. Tata hubungan kerja antara BIPP
dengan
berbagai lembaga tersebut, bisa dilihat pada Lampiran 7. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) merupakan BIPP
instalasi
berada pada tiap kecamatan, mempunyai wilayah kerja
satu wilayah
administrasi kecamatan. BPP
dipimpin oleh
seorang ketua/koordinator BPP, dengan anggota sejumlah PPL (penyuluh pertanian lapangan) dari berbagai sektor, menyelenggarakan penyuluhan yang berhadapan petani
langsung dengan
melalui pendekatan kelompok. I)i wilayah
Kabupaten
Sleman terdapat 954 kelompok tani yang tersebar ke dalam 86 desa/kelurahan, terdiri dari 5 kelas pemula, 444 kelas lanjut, 472 kelas madya dan 33 kelas utama. Di Kabupaten Sleman ada BPP sebanyak 17 buah
(sesuai
dengan jumlah kecamatan), dengan jwnlah PPL aebanyak
120
orang. Masing-masing kecamatan memiliki jumlah PPL antara 5
-
9 orang. Umumnya PPL memiliki wilayah kerja penyuluhan
pertanian (WKPP) yang meliputi sebuah desa. Dalam melaksanakan tugas, PPL berkoordinasi dengan PPL lain atau mantri tani yang ada di kecm.atan bersangkutan.
Dari 50%
orang) PPL yang diambil sebagai contoh, memiliki
(60
sejumlah
karakteristik demografis, sosiografis dan psikografis.
1. Karakteristik Demografis
Karakteristik
demografis PPL contoh di Sleman yang
meliputi umur, pendidikan formal, golongan kepangkatan, masa kerja, dan pendidikan non formal adalah sebaaai berikut ini. a. Umur Tabel 2. Distribusi frekuensi umur PPL contoh di Sleman pada tahun 2001 No.
4. 5.
Kelompok Umur
Frekuensi (orang)
Persentase
>
3
5,OO 0
50
59 59
0
(%)
.......................................................... Jumlah
60
100
Pada Tabel 2 berusia 40
-
terlihat bahwa umur PPL contoh wnumnya
49 tahun, dan tidak ada yang berusia 29 tahun
ke bawah ataupun 60 tahun ke atas.
b . Pendi~likanformal Pada umumnya pendidikan formal PPL yang ada di Sleman masih
setingkat SLTA yaitu
SPMA, STM Pertanian, SNAKMA,
dan sebagainya. Dalam ha1 ini, ada 5% saja yang berpendidikan sarjana (Sl). Secara rinci dapat dilihat Tabel 3. Tabel 3. Distribusi frekuensi pendidikan formal PPL contoh Di Sleman pad& tahun 2001 No. 1. 2.
3.
PendidFkan formal
Frekuensi (orang
SLTA Akademi Sarjana
33 24 3
Jumlah
60
Persentase (%)
100
c. Golongan kepangkatan Tabel 4. Distribusi frekuensi golongan kepangkatan PPL contoh Di Sleman pada tahun 2001 No.
Golongan kepangkatan
Jumlah
Frekuensi (orang)
60
Fersentase (%
100
Pada Tabel 4 terlihat bahwa golongan kepangkatan PPL yang ada di Sleman pada umumnya termasuk I11 A. Masih
ada
seorang PPL yang masih bergolongan I1 A dan I1 B. Golongan kepangkatan tertinggi adalah I11 C.
d. Masa kerja Umumnya masa
kerja PPL sudah cukup lama, berkisar
antara 15 - 24 tahun. Secara rinci dapat dilihat Tabel 5. Tabel 5. Distribusi frekuensi masa kerja PPL contoh di Sleman pada tahun 2001 No.
Masa kerja ( tahun)
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
.......................................................... 1. 2. 3.
0 - 4 5 - 9 10 - 14
Jumlah
0 1 4
60
0
1,67 6.67
100
e. Pendidikan non formal
Tabel 6. Distribusi frekuensi pendidikan non formal PPL contoh Di Sleman pada tahun 2001 No.
Pendidikan non formal 0
2 3
4.
5.
-
1 kali 3 kali 5 kali 6 7 kali > 7 kali
1.
2. 3.
Frekuensi (orang)
4 1
....................................... Jumlah
60
Persentase (%)
Pada Tabel 6 terlihat bahwa banyaknya pendidikan non formal vans pernah diikuti oleh PPL contoh, pada berkisar
antara 0 - 3 kali dalam kurun waktu
terakhir. Hanya
umumnya
lima tahun
ada seorang PPL yang mengikuti
kursus/
pelatihan/seminar sampai 8 kali.
2. Karakteristik Sosiograffs
Gambaran karakteristik sosiografis, yakni kekosmopolitan dan partisipasi sosial PPL contoh yang
ada
dapat
dilihat pada Tabel 7 dan 8. a. Kekosmopolitan Pada Tabel
7 terlihat bahwa pada wnumnya PPL di
Sleman jarang mencari berbagai informasi yang
sifatnya
incsvatif dari luar sistem sosialnya. Dalam ha1 ini, masih ada
seorang PPL yang sama sekali belum
pernah
mencari
inf'ormasi dari luar sistemnya. Taksel. 7. Kekosmopolitan PPL contoh di Wilayah Sleman pada tahun ZOO1 No.
Kekosmopolitan
Frekuensi ( orang)
Persentase
Sangat sering Sering Jarang Tidak pernah
9 11 39 1
15,OO 18,33 65,OO 1,67
Jumlah
60
(%) ..........................................................
1. 2. 3. 4.
..........................................................
-
100
b. Partisipasi Sosial Pada Tabel 8. terlihat bahwa PPL di Sleman umumnya harlya kadang-kadang saja terlibat dalam berbagai
kegiatan
sofsial di lingkungan tinggalnya. Dalam ha1 ini, masih
ada
PPL yang sama sekali tidak terlibat pada kegiatan sosial. Tabel. 8. Partisipasi sosial PPL contoh di Wilayah Sleman pada tahun 2001
-
No.
Partisipasi sosial
Frekuensi (orang)
Persentase 8.33 25,OO 61,67 5,OO
1. 2. 3. 4.
Sangat aktif Cukup aktif Kadang-kadang Tidak pernah
5 15 37 3
-
Jumlah
60
(X)
100
3. Karakteristik Psikografis
a. Persepsi terhadap Sinar Tani Ada keragaman persepsi mengenai keberadaan Sinar tani bagi PPL, yaitu hanya ada seorang PPL saja yang bahwa
memandang
Sinar Tani itu kurang penting dan umumnya PPL mem-
puriyai pandangan bahwa Sinar Tani merupakan sumber i n f o r n1at3i pel engkap yang harusnya d i baca
( Tabel
9).
Tabel. 9. Persepsi terhadap Sinar Tani PPL contoh di Sleman pada tahun 2001 No. Persepsi PPL terhadap Keberadaan Sinar Tani
Frekuensi (orang)
Persentase
...................................................................... 1. 2. 3.
4.
Sebagai ~umberinfornasi utama Sumber pelengkap yang harus dibaca Informasi pelengkap yang seyoaanya dibaca Keberadaannya kurang penting
10 40
66,66
9 1
15,OO 1,67
Jumlah
60
......................................................................
-
(%)
16,67
100
b. Sikap terhadap informasi Pada Tabel 10 terlihat bahwa sikap PPL terhadap
in-
formasi umumnya kurang progresif, yaitu 61,66% PPL merasa cukup dengan informasi yang ditemuinya dan
banyak
masih
(1Ei,67%) PPL yang kurang berminat terhadap informasi baru.
Tabel. 1 0 . Sikap terhadap informasi dari PPL contoh di Sleman pada tahun 2001 No. Sikap PPL terhadap informasi
Frekuensi (orang)
Persentase
......................................................................
1. 2. 3.
4.
(%)
Sangat ingin tahu lebih banyak Ingin tahu lebih banyak Cukup mengetahui informasi yang ditemuinya Kurang berminat terhadap informasi baru
1 12
1,67 20,OO
37
61,66
10
16,67
Jumlah
60
100
c. Motivasi membaca Sinar Tani Ada
keragaman motivasi bagi PPL dalam membaca
Tar~i, yaitu umuuinya PPL membaca Sinar Tani hanya
Sinar
sebagai
perlgisi waktu luang. Secara rinci dapat dilihat Tabel 11. Tabel 11. Motivasi membaca Sinar Tani PPL contoh di Sleman, tahun 2001
No. 1.
2. 3. 4. 5.
Motivasi PPL membaca Sinar Tani Mendapatkan informasi pertanian sebanyak-banyaknya Mendapatkan informasi pertanian tertentu Mendapat berbagai informasi lain yang diminati Pengisi waktu luang Karena sudah berlangganan
Frekuensi (orang)
Persentase
9
15,OO
13
21,67
7 27
11,67 45,OO 6,66
4
......................................................................
-
Jumlah
(%)
60
100
C. Perilaku Komunikasi
PPL
Perilaku komunikasi PPL dalam menggunakan
berbagai
media massa, dapat dilihat melalui ragam media massa
yang
dig~nakan, curahan waktunya, tujuan menggunakan dan
cara
mer~ggunakanberbagai media massa tersebut.
1. Ragam Media Maasa yang Digunakan
PPL umumnya telah menggunakan elektronika
sebagai
media massa
sumber informasi. Media
cetak dan
cetak
yang
di~lunakan PPL terdiri dari surat kabar, majalah, brosur dar~ buku. Surat kabar yang dibaca PPL di wilayah
Sleman,
meliputi Sinar Tani, Kedaulatan Rakyat (KR), Bernas, Yogya Posit.
Republika dan Kompas. Macam
meliputi
majalah
yang
dibaca
Trubus, Gatra, Tempo, Nova, Kartini, Asri, Joko
Loclang, Tani Lestari, Jagat, Amanat, dan Femina. Sedangkan Brc~sur yang
dibaca berasal dari
IPZTP, BKKBN, Deptan,
Dir~as Peternakan, Poultri Internasional, Poultri sic, Balitnak. yarhg
Indone-
Pionir, dan Dinas Perikanan. Serta buku
dibaca PPL relatif kurang beragam. Ditemukan ada
43
macam judul buku yang dibaca oleh PPL di Sleman. Sedangkan meclia
elektronika yang digunakan PPL terdiri dari TV,
raclio dan film pembangunan. Penggunaan
surat kabar yang paling
menonjol
adalah
Sir~arTani dan KR. Dari 60 orang PPL yang diambil sebagai coritoh, ditemukan 43 orang (71,67%)membaca Sinar Tani dan
44 orang PPL (73,33%)membaca surat kabar KR.
Jenis majalah
yang menonjol dibaca PPL di wilayah
Sleman, adalah majalah Trubus, yakni (4E%),
sebesar
sedangkan berbagai macam majalah yang
27 orang
lain hanya
dibaca oleh satu (1) atau dua ( 2 ) orang PPL saja. kan
Sedang-
brosur yang banyak dibaca PPL adalah brosur
diterbitkan IP2TP, yakni sebesar 38 orang Untuk
penggunaan buku, PPL umumnya
judul buku Maeih
saja, yakni sebesar 24
(63,33%).
PPL
hanya
yang
membaca
orang
PPL
satu (40%).
banyak PPL yang tidak baca b u k ~sama sekali, yakni
sebesar
18 orang (30%). Khusus penggunaan buku
oleh
DDL
da~atdilihat Lampiran 9. Media elektronika yang digunakan PPL terdiri dari TV, radio
dan
98,33%
film pembangunan. Dari 60
orang
contoh, ada
(59 orang PPL) yang menggunakan TV sebagai
sumber
informasi. Ada 44 orang (73,33%) yang mendengarkan radio, serta ada 12 orang PPL (20%) yang melihat film
pembangu-
nan. PPL menggunakan TV dan radio mulai dari satu
channel
sampai beragam saluran yang ada. Saluran TV yang digunakan yakni TVRI, Indosiar, RCTI, SCTV, TPI dan ANTV.
Saluran
radio yang digunakan, yaitu RRI, GCD, PTDI, Retjo Buntung, Unisi
dan Rasia Lima. Sedangkan film pembangunan berasal
dari Deptan, Kehutanan, Dinas Perikanan, Dinas Perkebunan Dinas Peternakan. Macam media yang digunakan
PPL
secara
terinci dapat dilihat pada Lampiran 8. Jumlah media terdistribusi pada
massa yang digunakan PPL di Tabel 12. Umumnya tidak
massa digunakan PPL secara bersama-sama.
Sleman,
semua media
Takjel 12. Distribusi media massa yang digunakan PPL di wilayah Sleman pada tahun 2001 No. Jumlah Media Frekuensi Persentase (36) (Orang)
.......................................................... 1. 2. 3. 4. 5.
1 4 7 10
- 3 - 6 - 9 - 12 > 12
9 28 17
15,OO 46,67 28,33 6,67 3,33
4 2 60
Jumlah
100
Ada 61% lebih PPL hanya menggunakan dan. yang menggunakan 10 macam atau seklesar
1-6 macam
media
lebih media, hanya
10%. Rata-rata seorang PPL menggunakan
6 macam
media, dengan kisaran penggunaan media massa antara 2 - 13 macam
media.
Jelaslah bahwa Jumlah (macam) media
massa
yan.g digunakan PPL relatif kurang beragam.
2. Curahan Waktu
Distribusi waktu
rata-rata dalam
setiap minggunya
yang dicurahkan PPL di wilayah Sleman seperti yang tersaji pada Tabel 13. Tak~el13. Rata-rata curahan waktu total bagi PPL dalam menggunakan berbagai media massa di Sleman pada tahun 2001 No.
5.
curahan waktu ( Jam/ minggu )
28,O >
frekuensi (orang)
persentase
1
1,67
(%)
.......................................................... Jumlah
60
100
Pada Tabel 13. terlihat bahwa masih ada separoh lebih PPI, di Sleman yang memanfaatkan media kurang dari satu jam
da:.am tiap harinya. Rata-rata curahan waktu total sebesar
9,i13jam/minggu (1,39 jam/hari),
dengan kisaran 0 - 28,5
jan~/minggu. Jelas bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa curahan waktu untuk memanfaatkan berbagai media massa yang ada masih relatif rendah, dengan kisaran waktu yang
cukup
lutm ( 0 - 4,07 jam/hari). Apabila dilihat lebih jauh, bagaimana gambaran kisaran waktu dan rata-rata pada tiap jenis medianya, diperoleh ganlbaran yang cukup bervariasi. Secara rinci dapat dilihat seperti yang tersaji pada Tabel 14. Ternyata curahan waktu bac:a
PPL terhadap Sinar Tani secara umum
rerldah kec:uali
relatif
lebih
dibanding dengan penggunaan berbagai media
lain,
terhadap brosur dan film pembangunan yang memang
terbithenayangannya secara berkala/insidental. Tabel 14. Kisaran dan waktu rata-rata PPL dalam memanfaatkan masing-masing media massa di Sleman pada tahun ZOO1 No. Jenis Media 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sinar Tani Koran umum Majalah Brosur Buku
TV Radio Film Pemb.
Kisaran waktu (Jam/minggu)
0,00 0,00 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO 0,00
- 2,00 - 8,00 - 5,OO - 3,50 - 7,OO - 14,OO - 11,OO - 0,50
Rata-rata (Jam/minggu)
0,85 1,45 1,04 0,59 1,07 2,94 1,60 0,19
Frekuensi 43 51 31 43 42 59 45 12
%
71,67 85,OO 51,67 71,67 70,OO 98,33 75,OO 20,OO
3. Tujuan Penggunaan Media
Berdasarkan hasil penelitian
diperlihatkan
bahwa
tujuan PPL membaca media cetak Sinar Tan1 tidaklah sematamata
mencari
informasi pertanian. Dalam ha1
berbagai variasi
ini, ada
tujuan PPL dalarn membaca media
Tani. Dalam membaca Sinar Tani, umumnya bertujuan berbagai
informasi, termasuk informasi pertanian.
rinci tujuan PPL membaca Sinar Tani yang ada
Sinar
mencari
Secara
di wilayah
Sleman, dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel. 15. Tujuan PPL mernbaca Sinar Tani di Sleman pada tahun 2001 No. Tujuan baca Sinar Tani
Frekuensi
%
I. A. Semata-mata mencari hiburan 7 2. B. Mencari hiburan dan berbagai informasi 2 3. C. Mencari berbagai informasi dan hiburan 2 4. D. Mencari berbagai informasi termasuk pertanian 18 5. E. Mencari informasi pertanian dan informasi lain 10 6. F. Mencari berbagai informasi pertanian 4 43
Jumlah
Yang dimaksud mencari hiburan, adalah bahwa PPL baca
Sinar Tani lebih merupakan
mem-
sekedar melihat-lihat
gambar yang menarik. Yang dimaksud dengan mencari informasi lain adalah bahwa koran Sinar Tani juga memuat berbagai rubrik di luar pertanian, seperti rubrik rumah
tangga,
konsultasi psikologi, iklan, dan sebagainya. Berasarkan
Tabel 15 di atas ditemukan 65% lebih
(28
orang) PPL yang menekankan untuk mencari berbagai informasi dan informasi pertanian dalam membaca media (tujuan D dan
Sinar Tani
E). Kalau dibandingkan dengan berbagai media
mama l a i n n y a , b a i k c e t a k maupun e l e k t r o n i k a , maka diperoleh gambaran yang l e b i h b a i k pada kedua media c e t a k , yakni brosur
dan buku (bahkan l e b i h b a i k dibanding media
S i n a r T a n i ) . Hal i n i b i s a d i c e r m a t i dengan antara
cetak
membandingkan
Tabel 15 d i a t a s dengan Tabel 16 dan 17.
Tabel 16. Tujuan PPL menggunakan berbagai media c e t a k d i wilayah Sleman pada tahun 2001
-No.
Tujuan
Koran
-lhW&-
Maialah
A
(frek)
(frek) (%)
(frek) (%)
(frek) (%)
(%)
Tak'el 17. Tujuan PPL menggunakan media e l e k t r o n i k a d i wilayah Sleman pada tahun 2001 No.
Tujuan
Hal
yang
. .
Telev( f r e k ) (%)
(frek) (%)
menarik adalah dalam
penggunaan
Ternyata
t i d a k ada seorangpun PPL yang b e r t u j u a n
berbagai
informasi
sejumlah
27 orang ( 4 5 % ) PPL yang membaca Trubus.
pertanian
(tujuan
F).
majalah. mencari
Padahal
ada
Brosur
dar.. buku memiliki k a r a k t e r i s t i k t e r f o k u s pada s u a t u perma-
salahan, maka sebelum membacanya, PPL sudah tahu ha1
atau
permasalahan apa yang akan dibacanya.
Dengan demikian,
dapat
telah menetapkan
dikatakan bahwa PPL pada umumnya
tujuannya
dan buku masing-masing 51,16% dan
brclsur media
sebelum membaca, butir E dan F pada
Tabel
52,38%.
16,
Pada
elektronika, khususnya TV dan radio, umumnya
menipunyai
tujuan A , B, dan C (Tabel 17).
PPL
Karena umumnya
media tersebut masih dipandang sebagai media hiburan, dan mec.ia informasi. Untuk berbagai media massa (kecuali Sinar Tani, brosur
dan bulu) tidak ada
PPL yang
semata-mata
bertujuan mencari berbagai informasi pertanian (tujuan F).
4. Cara Menggunakan Media
Hasil penelitian menunjukkan masih ada PPL yang cara penggunaannya sambil lalu sampai dengan sama
perhatiannya
dertgan aktivi tas lain (cara menggunakan nomor 1, 2 dan 3 )
Umumnya
PPL mempunyai kebiasaan menggunakan
men~perhatikan dan
dengan
sungguh-sungguh memperhatikan
cara (cara
nonlor 4 dan 5 ) . Secara rinci tersaji pada Tabel 18. Tat~el.18. Cara PPL dalam menggunakan media cetak dan media elektronika di Sleman pada tahun 2001 No. Cara menggunakan
1. Sambil lalu Kurang perhatian Sama perhatiannya dengan aktivitas lain 4. lebih rnernperhatikan 5. Sungguh-sungguh memperhatikan
2. 3.
-
Jumlah
8
5
13,33 8,34
6 5
10,17 8,47 47,46 25,43
7
11,67
5
20
33,33 33,33
28
20
60 100
15
59
.
8,47
100
Berdasarkan perilaku komunikasi PPL tersebut, diperoleh skor, yang meliputi ragam media, curahan waktu, tujuan dan cara penggunaan berbagai media massa, yang mencerminkan sejauhmana tingkat penggunaan media massa oleh PPL di wilayah Sleman. Berdasarkan Tabel 19 terlihat bahwa gian besar
(50%) PPL memiliki tingkat penggunaan media
massa termasuk dalarn kategori rendah (skor 20% atau dan kurang dari 40%). ticg!:et
seba-
lebih
Secara rinci, distribusi frekuensi
penggunaan media massa yang digunakan oleh PPL,
disajikan pada Tabel 19. Selanjutnya, perolehan skor dari 60 orang PPL yang terambil sebagai contoh, diperoleh rata-
rata
skor
sebesar 10,17 (30,85% dari
total
skor), dan
termasuk ka tegori tingkat penggunaan "rendah".
Tabel 19. Distribusi frekuensi perolehan skor dan kategori tingkat penggunaan media massa oleh PPL di wilayah Sleman pada tahun 2001 Kisaran skor (4 - 20)
No.
Frekuensi
1. 4,OO - 7,19 ( 0 - 19,%) 2. 3. 4. 5.
7,20 :.0,50 1.3,7016,90 -
10,49 (20 13,69 (40 16,89 (60 20,OO (80 -
Jumlah
-
39,9%) 59,9%) 79,9%) 100%)
8 (13,33%) 30 (50,00%) 16 (26,67%) 5 ( 8,33%) 1 ( 1,67%)
Kategori Tingkat pengmaan Sangat rendah Rendah P
Tinggi Sangat tinggi
60 (100%)
Berdasarkan perilaku komunikasi tersebut, baik ragam media yang digunakan, curahan waktu yang
dari
digunakan,
tujuan mengmnakan media massa maupun cara menggunakannya, akan
dipertanyakan
sejauh mana
penggunaan media
massa
dapat meningkatkan kualitas SDM selaku petugas penyuluhan
pertanian.
Untuk itu perlu dibenahi, baik dari
sisi PPL
itu sendiri, agenda setting dari media massa, maupun aspek lain dalam sistem pembangunan pertanian. Hal ini melibatkan berbagai pihak, terutama kebijakan pemerintah
dalam
pembangunan pertanian. Dari sisi diri PPL nampaknya perlu peningkatan potensi
diri, baik
kerja, yakni
aktif dalam
lebih
dalam peningkatan pendidikan non
etos formal
(mengikuti pelatihan, kursus dan sebsaainya) dimana
seba-
gian besar (80% lebih) PPL hanya mengikuti 0 - 3 kali saja dalam kurun waktu lima tahun, lebih kosmopolit (masih ada 65 X
PPL "jarang" mencari informasi baru diluar sistem
sosialnya), maupun atau meningkatkan
lebih peduli
terhadap
lingkungannya
partisipasi sosialnya (ada 61%
lebih
PPL yang "jarang" terlibat dalam berbagai kegiatan sosial di
lingkungannya).
dimana masih ada 45
Perlu peningkatan %
motivasi
PPL yang motivasinya hanya
baca, sebagai
"pengisi waktu luang") dan sikap progresif terhadap berbagai
informasi baru
(ada 78 % lebih PPL yang
sikapnya "kurang
"cukup mengetahui informasi yang ditemuinya" dan minat terhadap informasi baru") khususnya bidang
pertani-
an. Pemerintah hendaknya lebih mendorong terhadap peningkatan kualitas SDM PPL melalui
peningkatan pendidikan
formal. dimana sebagian besar PPL masih berpendidikan SLTA (55%) dan akademi (40%). Barangkali jika perlu, dipikirkan kembali
take home pay yang proporsional dengan
tugas-
tugas PPL, atau bahkan perlu di desain sistem karer yang lebih menarik (misalnya: mempermudah syarat-syarat kenai-
kar~jabatan/ golongan, mempercepat kenaikan golongan atau ker~aikangolongan secara melompat bagi PPL yang berprestasi atau berjasa dan seterusnya). Disisi lain, lembaga siaran/penerbit swasta, hendaknya ikut andil dalam memberikan program siaran/rubrik yang merlarik dibidang pertanian, seperti halnya dengan program siaran/rubrik
lainnya. Disamping sebagai media
dart hiburan, hendaklah lembaga siaran/penerbitan dipikirkan untuk memberi tempat/waktu
yang
informasi tersebut
proporsional
unt.uk pendidikan, khususnya pendidikan pertanian. Hal ini peralu
dipikirkan, karena khalayak/audiens media massa
di
Inclonesia sebagian besar adalah petani.
D. Selektivitas PPL dalam Menggmdan Sinar Tani menca-
Selektivitas PPL dalam menggunakan Sinar Tani
kup proses: perhatian selektif, daya ingat selektif, penerin~aanselektif dan diskusi selektif. Rata-rata
perolehan
skc~rpada masing-masing proses tersebut: 1) perhatian 1ek:tif 34,79 (43,49% dari total skor),
2) daya
se-
ingat
se1,ektif4,58 (5,73% dari total skor) 3) penerimaan selektif 26,14 (32,67% dari total skor), dan 4) diskusi tifi
12,84 (32,09% dari total skor).
termasuk kategori
"cukup selektif"
Perhatian
selektif
(skor berada
kisaran 40% - 59,9%),karena proses selektif
selek-
ini
dalam lebih
merupakan proses sensasi dalam sistem komunikasi intrapersorlal. Sensasi adalah proses menangkap stimuli (rangsang), dan ha1 ini merupakan proses berpikir yang paling ringan.
Days
selektif"
ingat selektif termasuk dalam kategori
"sangat
(skor berada dalam kisaran antara 0 -
19,99%),
karma proses ini melibatkan berbagai proses dalam
sistem
kontunikasi intrapersonal, yakni sensasi, persepsi, memori dart berpikir. Untuk mengingat kembali hal-ha1 yang
dibaca
dari Sinar Tani, maka dimulai dengan sensasi (misalnya ada perLtanyaan dari seseorang), kemudian terjadi proses se~lsi (yakni memberi makna terhadap pertanyaan). mentori, yakni
per-
Proses
memanggil kembali memori
(tentang suatu
rut~rik di Sinar Tani) yang dahulu pernah
disimpan dalam
otak, selanjutnya terjadilah proses berpikir
(mengolah
informasi) untuk menjawab pertanyaan. Kalau
dikaitkan dengan umur PPL, nampaknya ha1
ini
cuk.up relevan. Dalam siklus kehidupan manusia, kemampuan mengingat dan menghafal yang sangat kuat adalah pada
usia
anilk dan remaja. Kemampuan mengingat ini terus berkembang sanlpai usia tertentu. Selanjutnya semakin dewasa/tua usia seseorang
terjadi peningkatan penalarannya, dan
seiring
dertgan itu nampaknya kemampuan mengingatnya mulai menurun/ berkurang. Berdasarkan penelitian terlihat bahwa besar
sebagian
(80%)PPL berumur 40 tahun atau lebih, dimana pada
usi.a ini, seseorang mempunyai penalaran yang baik,
disisi
lain kemampuan mengingatnya sudah mulai berkurang. Gambaran
distribusi
perolehan
skor
masing-masing
proses selektif tersebut, disajikan pada Tabel 20 dan 21. Pacla Tabel 20 terlihat bahwa 97% lebih PPL perolehan daya ingat selektif berkisar 0
-
16 (0 - 19,9%).
skor
Taksel 20. Distribusi frekuensi perolehan skor perhatian selektif, daya ingat selektif, dan penerimaan selektif PPL dalam menggunakan media Sinar Tani di wilayah Sleman pada tahun 2001
-
No. Perolehan skor
Perhatian
Daya ingat
Penerlmaan
selektifaelektifselektif (frek)
1. 2. 3. 4. 5.
0 16,l 32,l 48,l 64,l
--
16,O 32,O 48,O 64,O 80,O
8 7 20
7 1
(%)
18,60 16,28 46,51 16,28 2,33
(frek) 42 0 1 0 0
(%)
97,67 0 2,33 0 0
(frek) 14 14 11 4 0
(%)
32,56 32,56 25,58 9,30 0
Pada Tabel 31 terlihat bahwa perolehan skor diskusi selektif relatif menyebar, ditemukan 53% lebih PPL memperoleh
skor 0
antara
60%
-
-
19,9% dan 32% lebih PPL memperoleh
79,9%. Berbagai ha1 bisa
dikaitkan
skor
dengan
proses diskusi, seperti karakteristik PPL (umur, motivasi meabaca faktor
Sinar Tani dan sikap terhadap informasi) atau lain yang tidak masuk kajian
(misalnya, keterse-
diaan waktu, ada tidaknya topik Sinar Tani yang menarik untuk didiskusikan dan relevansi topik dengan kebutuhan). Tak'el21. Distribusi frekuensi perolehan skor diskusi selektif PPL dalam menggunakan media Sinar Tani dl wilayah Sleman pada tahun 2001 No.
Perolehan skor ( frek)
(%)
.......................................................... 1. 2. 3.
0 O8,1 16.1 -
8,0 16,O 24.0
23 0 5
53,49 0 11.63
..........................................................
-
Jumlah
43
100
Berdasarkan berbagai proses selektif yang ada
terse-
but., diperoleh gambaran umum mengenai tingkat selektivitas
PPI, yang ada di wilayah Sleman dalam menggunakan media cet.ak Sinar Tani. Secara keseluruhan proses selektif PPL da1.am membaca Sinar Tani termasuk dalam kategori tif",
dengan perolehan skor rata-rata sebesar 77,72 atau
27,76% dari total skor
(kisaran skor 0 - 280). Konsep
ket.erdedahan selektif mengungkapkan bahwa marla
"selek-
kepada media
seorang audien akan mendedahkan diri, sesuai dengan
keglentingannya. Dari konsep ini dapat dilihat sejauh
mana
Sirlar Tani dipandang penting atau sesuai dengan kebutuhan PPZ, di
Sleman. Hal ini didukung oleh
hasil
pengamatan
dil.apa-ngan, dimana 43 (100%) PPL pembaca Sinar Tani di Sleman berpendapat bahwa
isi Sinar Tani
lebih banyak
berupa berita-berita tentang kegiatan seremonial, aktivitazi-aktivitas suatu lembaga tertentu, atau pejabat daerah, peraesmianoleh pejabat pusat, ataupun
kebijakan-kebijakan
pen~erintah, dan sebagainya. PPL menghendaki adanya porsi yang
lebih tinggi untuk teknologi baru bidang
pertanian.
Set~agai ilustrasi adalah temuan-temuan teknologi hasil pertanian, penemuan varietas atau benih
baru.
teknologi
perlgendalian hama penyakit, teknologi pengolahan
lahan,
perhubahan cara/cara baru dalam berusahatani, mengungkapkan hasil-hasil
penelitian oleh perguruan tinggi atau
oleh
pusat-pusat penelitian lain, dan sebagainya yang tidak ada kai.tannya dengan
praktek di
lapangan. PPL menghendaki
ad~lnyaperubahan atau peningkatan ketrampilan dan wawasan
dalam tugasnya, sehingga secara riil mampu memberikan yang
dikuasainya kepada petani.
taan bahwa
Hal ini didukung kenya-
cukup banyak ( 5 1 , 6 6 % )
hanya
bacanya
apa
PPL
sebagai "pengisi waktu
yang luang
"motivasi" dan
karena
sudah berlangganan". Secara lebih rinci, gambaran tingkat selektivitas PPL dalam
menggunakan
Sinar Tani di
Sleman, terdistribusi
seperti yang tersaji pada Tabel 2 2 . Tabel 2 2 . Distribusi frekuensi perolehan skor dan kategori tingkat selektivitas PPL dalam menggunakan Sinar Tani di Sleman pada tahun 2 0 0 1 No.
Kisaran skor ( 0 - 280 )
1. 0 - 55,s 2. 56,O - 111,9 3. :112,0 - 167.9 4. :68,0 - 223,9 5 . :!24,0 - 280,O
( 0 (20 (40 (60 (80
-
19,9%) 39,9%) 59,9%) 79,9%) -1OO,O%)
Jumlah
Berdasarkan
Frekuensi 18 16 9 0 0
(41,86%) (37,21%) (20,93%) (0%) (0%)
Kategori tingkat selektivitas PPL Sangat selektif Selektif Cukup selektif kurang selektif tidak selektif
43(100%)
Tabel 2 2 terlihat bahwa
sebagian besar
PPL ( 7 9 % lebih) memperoleh skor kurang dari 4 0 % , dan tidak
ada seorangpun PPL yang memperoleh skor 60% atau lebih.
16. Hubungan Karakteristik dengan Selektivitas
PPL
Hasil uji Rank Spearman antara berbagai karakteristik PPL
(karakteristik demografis, sosiografis dan
psikogra-
fis) dengan selektivitas PPL dalam meng.gunakan Sinar Tani, disajikan pada Tabel 23.
Tabel 23. Analisis korelasi Spearman antara karakteristik PPL dengan selektivitasnya dalam menggunakan Sinar Tani di Sleman pada tahun 2001 Peubah bebas (kerakteristik PPL)
Peubah tak bebas
) L P E e s (
(koef-korelasi)
Kal-akteristik demografis 1. umur 2. pend. formal 3. gol.kepangkatan 4. masa kerja 5. pend.non formal Karakt . sosi o g r a f i s 6. kekosmopolitan 7. partisipasi sosial Karakteristik psikografis 8. persepsi thd. ST 9. Sikap thd.Inf. 10 Motivasi baca ST
-
Ke t:erangan Ke::impulan :
(nilai p)
-0,06008 -0,14250 -0,34268 -0,03823 0,06319
0,7019(-) 0,3620(-) 0,0245(*) 0,8077(-) 0,6873(-)
0,07739 0,35572
0,6218(-) 0,0192(*)
0,24276 0,05270 0,40050
0,1168(-) 0,7371(-) ~,(3070(**)
- tidak nyata
* nyata (alpha 5%) ** sangat nyata (alpha 1%)
Dalam ha1 ini, terlihat bahwa
golongan kepangkatan
mempunyai hubungan nyata terhadap selektivitas PPL dalam menggunakan media alpha 0 , 0 5 ) ,
cetak Sinar Tani (nilai p:
0,0245 <
namun mempunyai koefisien korelasi yang
ne@:atif, yakni sebesar -0,34266. Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin t inggi go longan kepangkatan PPL, semakin
rer,dah tingkat bacanya terhadap Sinar Tani. Fenomena
ini
dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi golongan kepangkatan mer.untut penguasaan informasi pertanian yang lebih tinggi lzgi, dan ini kurang bisa dipenuhi dari media Sinar
Tani.
Pertguasaan informasi atau teknologi pertanian
dapat
ini
digunakan baik dalam menjalankan tugasnya (kegiatan penyuluhan) maupun untuk keperluan jenjang karirnya.
Partisipasi sosial mempunyai hubungan yang nyata terhaclap
selektivitas PPL dalam membaca Sinar Tani (nilai p:
0,0192 < potsistif
alpha
0,05), dengan koefisien korelasi yang
(0,35572). Hal ini berarti bahwa semakin sering
PPI, terlibat dalam berbagai kegiatan sosial di
lingkungan
tiriggalnya, maka semakin tinggi (semakin kurang
selektif)
di dalam menggunakan Sinar Tani. Dalam ha1 ini, bisa dal-am aktivitas di lingkungannya, PPL memerlukan
saja
berbagai
informasi, dan dapat diperolehnya dari Sinar Tani. Motivasi
PPL membaca Sinar Tani mempunyai
hubungan
sarigat nyata terhadap selektivitas PPL dalam membaca Sinar Tar~i (nilai p : 0,0070 < alpha 0,Ol). bahwa
Hal
ini berarti
semakin baik motivasi PPL, secara kuat (peka) akan
merkingkatkan kurang
penggunaan media cetak Sinar Tani
(semakin banyak
selektif). Oleh sebab itu, mengingat masih
PPI, yang
motivasinya kurang baik, maka
perlu
didorong
periingkatannya. Selanjutnya hubungan antar karakteristik PPL, yakni hubungan di antara karakteristik demografis, sosiografis dan
psikografis dapat dilihat Tabel 24 dan
25. Terlihat
bahwa pada umumnya antara karakteristik demografis, sosiogre~fis dan psikografis nyata. nyata
mempunyai
hubungan yang
Karakteristik kekosmopolitan mempunyai dengan pendidikan non formal (nilai p:
tidak
hubungan
0,0284 <
alpha 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa PPL yang banyak merigikuti
pendidikan
non formal (kursus, pelatihan dan
seminar), biasanya lebih kosmopolit.
Tabel 24. Korelasi Rank Spearman antara karakteristik demografis dengan sosiografis dan psikografis -
karaktersitik desoqrafis umur pendldikan g~longan formal kepangkatan
Peubah bebas
aasa terja
pendldikan non formal
0,15791 (-1
partiaipasi aasial
0,3117
karaktersitik psikoqrafis pertepsi terhadap Sinar Tani
0.12594 1-1 0,4210
s i l a p terhadap inforearl
u,0300h 0,5462
8 o t i v i s i aerbaca Sinar Tani
i-i
-0,07756 (-1 0,6211
Keteranyan I-) tidat nyata ( $ 1 nyata iaipha 51)
Tab(-1 25. Korelasi Rank Spearman antara karakteristik sosiografis dengan psikografis
karakteristik sosiografis kekosmopolitan partisipasi sosial
Peul2ah bebas
karakteristik psikografis peri3epsi terhadap sin.^ Tani
0,25072 0,1049
(-)
0,29147 ( - 1 0,0579
sik,3p terhadap inf'srmasi
0,22785 0,1417
(-)
0,15951 0,3069
(-)
motivasi membaca Sin'sr Tani
0,21481 0,1666
(-)
0,23734 0,1254
(-)
Hubungan
pada masing-masing kelompok
karakteristik,
dis,sjikan Tabel 26,27 dan 28. Dari Tabel 26 terlihat bahwa
mass
kerja mempunyai hubungan
yang sangat nyata
dengan
umur dan golongan kepangkatan. Pendidikan non formal juga mempnyai
hubungan yang sangat nyata dengan golongan ke-
par~gkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin tinggi
gol.ongan kepangkatan PPL, semakin banyak
pendidikan
non
formal yang bisa ia ikuti. Golongan kepangkatan mempunyai huhungan yang nyata dengan umur. Berarti bahwa umumnya PPL naik
golongan kepangkatannya sesuai dengan pertambahan
umurnya. Taf~el26. Korelasi Rank Spearman antar peubah bebas dalam karakteristik demografis Peubah bebas
umur
pendidikan foraal
golongan kepanqkatan
~asa kerja
pendidikan non foraal
--------------------------------------------
UBUr
1,00000 0,00 -0,14087 (-1 0,3676
pendidikan fornal qolonqan kepangkatan
0,3;747 ($1 0,0269
pendldlkan nun foraal
0,08290 0,5972
(-1
1,00000 0,00 0,118R4 (-1 0!4479
1,00000 0,OO
0,00971 (-1 0,9507
0,42904(11) 0,0041
0,23427 ( - 1 0,1?05
1:0000U 0!00
Reteranaan (-1 turang nyata ( $ 1 nyata (alpha 511 ( $ 1 1 sangat nyata (alpha 1%)
Berdasarkan teristik
Tabel 27 terlihat bahwa diantara karak-
sosiografis
(kekosmopolitan dan
soeial) mempunyai hubungan tidak nyata.
partisipasi
Tabel 27. Korelasi Rank Spearman antar peubah bebas dalam karakteristik sosiografis
Peubah bebas kekosmopolitan partisipasi sosial ......................................................... kekosmopolitan
1,00000 0,oo
partisipasi sosial
0,22085 0,1547
Pada
Tabel
(-)
1,00000 0,OO
28 terlihat bahwa motivasi
membaca
rnembaca Sinar Tani mempunyai hubungan yang nyata persepsi PPL terhadap Sinar Tani (nilai p: 0,0382 < 0,05)
dan sikap terhadap informasi (nilai p:
alpha 0 , 0 5 ) . motivasi
Hal ini mengindikasikan bahwa
PPL
dengan alpha
0,0252
<
semakin baik
PPL di dalam membaca Sinar Tani, biasanya ia
memiliki persepsi yang lebih baik. Demikian halnya,
sema-
kin baik motivasi PPL di dalam membaca Sinar Tani, umumnya adalah PPL yang mempunyai sikap terhadap informasi
lebih
baik (proaktif). Tabel 28. Korelasi Rank spearman antar peubah bebas dalam karakteristik psikografis
-
Peuk~ahbebas
persepsi terhadap sikap terhadap motivasi baca inĀ£ormasi Sinar Tani Sinar Tani
..................................................................... persiepsi terhadap Sina.rTani
1,00000 0,OO
sike.p terhadap infc'rmasi
0,27920 ( - ) 0,0698
1,00000 0,OO
motivasi membaca Sin8.rTani
0,31716 0,0382
0,34099 0,0252
(*)
(*)
1,00000 0,OO
F. Model Terpaan Media Berdasarkan informasi yang diperoleh dalam penelitian inj., dapat
dibuat model terpaan media bagi
PPL.
moclel
terpaan media m a m a yang didasarkan pada
waktu
yang
digunakan oleh PPL, seperti yang
Sebuah curahan
dilukiskan
pacla Gambar 2. Media massa Media cetak
I-----------I
I
Faktor lain
1,
I
----------------> ----------------- > -Proses selektif
(13.74%)
4' -B:-osur(6,06%) -Eh*ku ( 10,99%)
-- ---------------TJ (30,23%) -Radio(16,44%) -Film (1,95%)
Karakteristik
PPL -----------------Demografis (golongan kepan&atan) -Sosiografis (partisipasi sosial) -psikografis (motivasi menbaca)
Gambar 2. Model terpaan media massa terhadap PPL
Telah diungkapkan bahwa macam media massa (cetak dan elektronika) yang
digunakan PPL meliputi:
Sinar
koran umum, majalah, brosur, buku, TV, radio
dan
Tani, film
derlgan curahan waktu keseluruhan sebesar 9,73 jam/minggu. Dewan turut
rincian dari masing-masing media secara berturut(dalam satuan jam/minggu) adalah : 0,85
2,94 ( 3 0 , 2 3 % ) , 1,60 (16,44%) dan 0,19 (1,95%)
(8,74%),
Dalam menggunakan berbagai media yang ada, PPL melakukan proses selektif. Proses ini dipengaruhi oleh
berba-
gaj. karakteristik PPL, yakni karakteristik demografis, so~~iografisdan
psikografis. Untuk
penyempurnaan model
tersebut, perlu mengkaji berbagai karakteristik PPL
lain
yarg memiliki hubungan yang nyata dengan proses selektif PPI,. Kemudian perlu disadari sepenuhnya bahwa tik
karakteris-
PPL bukan satu-satunya aspek yang mempunyai
terhsdap proses
selektif PPL, ada berbagai
pengaruh
faktor
yartg berhubungan yang tidak dijabarkan dalam model.
lain Dalam
perlgamatan di lapangan, berbagai faktor yang muncul adalah mer,yangkut harga, isi, kecepatan pengiriman, kinerja dan sebagainya. Harga Sinar Tani
dipandang mahal dibandingkan
der.gan media cetak yang lain. Informasi kurang up to date, dar! jenis informasi yang
hanya berupa berita-berita,
kurang bermuatan teknologi baru. Keterlambatan pengiriman merijadikan media
Sinar Tani terasa basi
untuk
dibaca,
karena PPL sudah membaca dari koran imum, mendengar raciio
atau melihat dari TV. beberapa waktu
dari
sebelumnya.
Ticak ada prosedur yang jelas dan tanggapan yang memuaskan ketika menyampaikan keluhan-keluhan. Selanjutnya dalam menggunakan berbagai
media
massa
derlgan proses selektif yang terjadi dalam diri PPL, mengarat
pada suatu keperluan, orientasi, kebutuhan atau
tu-
jue~n.Tujuan yang diamati dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan hiburan, informasi pertanian ataupun informasi lain.
Apabila dikaji lebih lanjut, sejauhnana posisi
media
ma'ssa Jika dibanding dengan saluran lain (media kelompok dan
saluran interpersonal), akan diperoleh model
seperti
ya:ng dilukiskan pada Gambar 3. Saluran Komunikasi
- - - - - - - - - -.. 1 Faktor lain ; L----- - - - - --J ,-
--.- -------------( 4.9,67%)
I
I
\j
Gambar 3. Model penggunaan saluran komunikasi bagi PPL Disamping media
massa, PPL juga menggunakan media
lain u n t u ~mendapatkan berbagai informasi pertanian, yakni media
kelompok dan saluran interpersonal. Media
kelompok
yang digunakan berupa pertemuan-pertemuan kelompok, yakni pe:-temuan mingguan di BPP, rapat koordinasi di
kabupaten,
dan pertemuan PPL dengan kelompok tani. Saluran interpersoilal
berupa
kei;ua/pengurus
diskusi
sesama
PPL
(teman),
kelompok tani atau bincang-bincang
tolroh masyarakat ataupun dengan masyarakat tani. walrtu
dengan dengan Curahan
rata-rata PPL untuk berbagai pertemuan kelompok
mailpun dengan saluran interpersonal, masing-masing
adalah
4,i35 jam/minggu (24,76%) dan 5,01 jam/minggu (25,57%).
Secara kuantitatif, waktu yang dicurahkan PPL untuk mer~ggunakanmedia massa relatif lebih besar, yakni sebesar
49.67%
(9,73
addah
jam/minggu). Hal yang
perlu
diperhatikan
sejauhmana efektivitas penggunaan media
sebagai
sumber
mengingat bahwa
massa
informasi pertanian oleh PPL. Hal penggunaan media elektronika lebih
ini
seba-
gai media hiburan dan informasi. Hal perlu
lain yang perlu diperhatikan dalam model
dikritisi mengenai
berbagai lebih
tujuan PPL dalam
panggunaan
saluran komunikasi yang ada. Dalam konteks yang
luas, tujuan tentunya tidak hanya
diterjemahkan
secara relatif terbatas, yaitu apakah untuk mencari ran, berbagai informasi, atau berbagai nian. Dalam menggunakan berbagai ma:ruk
ini,
informasi
hibuperta-
saluran komunikasi (ter-
media kelompok dan saluran interpersonal), bisa mem-
puryai
tujuan yang lebih luas. Sebagai
ilustrasi adalah
kepentingan dinas atau pemenuhan kewajiban, kelancaran karir, persahabatan, kepuasan batin, dan sebagainya yang perlu kajian tersendiri .