perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Perusahaan 1.
Profil OISCA Training Centre Karanganyar OISCA merupakan singkatan dari Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement yaitu suatu organisasi sosial kemasyarakatan
yang
bersifar
nirlaba
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan semangat dan kesadaran berkarya. Karena termasuk suatu lembaga yang bersifat nirlaba maka OISCA Training Centre tidak mengutamakan untuk mendapatkan keuntungan di setiap kegiatannya. Semua kegiatan di OISCA Training Centre adalah sepenuhnya untuk kepentingan pelatihan. OISCA Training Centre Karanganyar merupakan salah satu cabang OISCA yang ada di Indonesia. Luas keseluruhan lahan yang terdapat di OISCA Training Centre Karanganyar adalah seluas ± 6,5 Ha, dimana 6 Ha adalah luas lahan, 0,5 Ha merupakan luas Training Centre, dan sisanya 4,9 Ha merupakan luas kebun OISCA TC Karanganyar. Di dalam Training Centre terdapat beberapa bangunan. Bangunan tersebut antara lain adalah BLK (Balai Latihan Kerja), Ruang Makan, Ruang Dapur, Lapangan Tencho, Kantor, Ruang Kelas, Asrama, Toilet, Mushola, Aula, Gudang, Tempat Persemaian, dan beberapa Lahan Praktek. Lahan Praktek seluas 6 Ha terdiri dari 3 lahan yaitu lahan A, B, dan C. Semua lahan yang ada di OISCA Training Centre merupakan lahan sewa. Lahan A seluas 4000 m2 ditanami tanaman cabai (Capsicum annum) seluas 3000 m2, lalu sisanya ditanami tanaman pare (Momordica charantia) dan tanaman tomat (Lycopersicon esculentum). Di sekitar tanaman cabai ditanami tanaman timun (Cucumis sativus L.). Lahan B ditanami beberapa tanaman antara lain tanaman padi (Oryza sativa), melon (Cucumis melo L.), tomat (Lycopersicon esculentum), terong (Solanum melongena), pare (Momordica charantia), kacang panjang to user vulgaris), dan timun (Cucumis (Vigna sinensis), bunciscommit (Phaseolus 12
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sativus L.). Lahan B seluas 5000 m2 sedangkan lahan C seluas 2000 m2. Lahan C hanya ditanami tanaman padi. Setiap
tahun
OISCA
Training
Centre
Karanganyar
menyelenggarakan pelatihan AGRIBISNIS selama 9 bulan. Tujuan pelatihan di OISCA Training Centre antara lain sebagai berikut: a.
Mengembangkan
jiwa
kepemimpinan,
kewiraswastaan
dan
kemandirian yang kuat. b. Mencetak petani yang tangguh dan profesional. c.
Menumbuhkan semangat berkarya di bidang pertanian.
d. Membentuk insan mandiri membangun negeri. Disamping program pelatihan utama, OISCA TC Karanganyar juga menerima magang/ latihan dari: a.
Lingkungan Dinas Terkait.
b. Perguruan Tinggi. c.
Sekolah Pertanian ( SPP, SMTP ), SMA.
d. Petani/ Kelompok Tani. Materi pelatihan di OISCA TC Karanganyar antara lain sebagai berikut: a.
Komposisi pelatihan: 85 % praktek dan 15 % teori.
b. Praktek meliputi: Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dan lain-lain. c.
Pelajaran Pokok: 1) Pertanian a)
Pertanian Umum (Tanaman Pangan dan Hortikultura)
b) Pertanian Organik 2) PHT ( Pengendalian Hama Terpadu ) 3) Peternakan 4) Perikanan 5) Perkebunan 6) Management Usaha Tani commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Pelajaran Penunjang: 1) Bahasa Jepang 2) Kedisiplinan 3) Olah Raga/ Kepramukaan Sistem pelatihan di OISCA TC Karanganyar dibagi menjadi 3 tahap antara lain sebagai berikut: a.
Tahap pertama: Praktek secara bersama-sama (lahan bersama), mengingat
peserta
latihan
berlatar
belakang
yang
berbeda
(merupakan latihan dasar). b. Tahap kedua: Secara berkelompok (lahan kelompok), untuk mendalami materi praktek dan berlatih dalam kerja tim. c.
Tahap ketiga: Praktek pribadi (lahan Pribadi), untuk menyiapkan siswa siap mandiri dan profesional. Setiap siswa diwajibkan mengelola lahan sesuai dengan komoditas yang dipilih. Pembimbing/ pengajar di OISCA TC Karanganyar antara lain
sebagai berikut: a.
Instuktur Alumnus OISCA Internasional Jepang.
b. Tenaga ahli dari Jepang. c.
Dewan guru dari Dinas Terkait. Jadwal kegiatan di OISCA Training Centre Karanganyar dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan di OISCA Training Centre Karanganyar Waktu Kegiatan 05.00 Bangun pagi, merapikan tempat tidur, Sholat dan mandi 05.30 Kebersihan asrama dan sekitarnya 06.00 Apel penaikan bendera dan senam 06.30 Makan pagi 07.30 Praktek I / teori sesuai jadwal 09.30 Istirahat 09.45 Praktek II 12.00 Makan siang dan istirahat 13.30 Praktek III 16.00 Istirahat 17.30 Makan malam 19.00 Teori sesuai jadwal 20.00 Apel malam 22.00 Mati lampu / tidur Dalam pelaksanaannya, OISCA Training Centre Karanganyar menerapkan kedisiplinan, kemandirian, etos kerja dan semangat yang tinggi. Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement yang merupakan kepanjangan dari OISCA ternyata memiliki makna. Kata Industrial yang terdapat dalam singkatan OISCA, bermakna “Kerja Keras“ dalam membangun bidang pertanian, perikanan, kehutanan, maupun
melestarikan
lingkungan
hidup
manusia dan
terutama
membangun Sumber Daya Manusia (SDM) pelaksananya. Jadi, yang dimaksud bukan industri pabrik dalam arti pengertian umum. Kemudian makna Spiritual dalam hal ini bukan agama secara umum, melainkan tentang semangat dan kesadaran untuk berbuat, mengembangkan dan memelihara materi dunia, demi kepentingan umat manusia, baik masa kini maupun masa yang akan datang. Pembangunan manusia seutuhnya tidak lepas dari pembangunan material dan spiritualnya. Pembangunan spirit disini ialah membangun segi budaya, yaitu pola pikir dan kesadaran untuk mengiringi kemajuan yang dicapai oleh pembangunan material sehingga efek negatif yang di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
timbulkan oleh pembangunan tersebut, baik terhadap pola pikir materialis maupun lingkungan hidup, bisa diminimalkan. Pembangunan yang dimaksud OISCA, ialah pembangunan yang berbudaya, dan masyarakat lapisan bawah menjadi prioritas obyek pembangunannya. Diharapkan kepada mereka ini bisa lebih mampu memberdayakan dirinya dan sumber alam yang ada dan mampu bersaing dengan orang yang lebih mapan. Dengan kata lain, OISCA bertujuan mengangkat masyarakat lapisan bawah (Grass Root) agar dapat hidup lebih layak. OISCA berkesimpulan bahwa dengan berbudaya yang baik, maka suatu kelompok atau bangsa akan bisa maju dan kuat dari segi material dan spiritual. Dan budaya yang bagus terbentuk dari budaya agrarisnya. Dengan semakin kuatnya pertahanan suatu kelompok di bidang industri pertanian, maka kelompok tersebut akan bisa membangun secara berkelanjutan, dan akan kuat pertahanan moril spiritualnya. 2.
Sejarah Berdirinya OISCA Training Centre Karanganyar OISCA merupakan singkatan dari Organization for Industrial, Spiritual, and Cultural Advancement, yaitu suatu organisasai nirlaba yang bekerja untuk meningkatkan/ membangun semangat dan kesadaran serta budaya yang lingkup kerjasamanya bertaraf Internasional. OISCA didirikan pada tanggal 6 Oktober 1961. Dr. Yonosuke Nakano terpilih untuk memimpin OISCA sebagai presiden pertama, setelah sebelumnya beliau memprakarsai sejumlah konferensi bertaraf Internasional. Tujuan dari gerakan tersebut adalah ingin membentuk kehidupan dunia yang serasi dan masa depan kehidupan yang damai. Dari konferensi-konferensi tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan ajakan-ajakan dan gerakangerakan yang mendapat sambutan dari pimpinan-pimpinan gerakan sosial, keagamaan, kalangan pengusaha, politikus, dan lain-lain, dari seluruh dunia; terutama negara-negara kawasan Asia. Perwakilan dari berbagai negara dan kalangan kemudian bersamacommit to user persoalan yang ada di dunia dan sama mendiskusikan bermacam-macam
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mencapai mufakat, bahwa perlu kiranya untuk mendirikan suatu badan organisasi yang berorientasi obyektif, baik ditinjau dari segi semangat, maupun materinya. Disepakati bahwa kebutuhan akan pembangunan kesadaran dan semangat manusia merupakan landasan yang kokoh bagi tujuan kerjasama antar bangsa dan manusia sedunia demi tarcapainya perdamaian
dan
kehidupan
yang harmonis
di kemudian
hari.
Kesepakatan terhadap pandangan tersebut adalah sebagai berikut : "..........Semangat dan kesadaran manusia merupakan kekuatan dasar yang sangat potensial untuk perdamaian dan kemakmuran dunia. Semangat dan kesadaran tersebut merupakan hak milik secara alamiah yang dimiliki oleh setiap manusia dengan kadar yang berbeda. Semangat dan kesadaran tersebut sangat penting hingga pentingnya melebihi kebutuhan manusia akan ruang dan waktu. Karena semangat dan kesadaran bisa menembus batasan atau keadaan yang ditentukan oleh faktor-faktor keduniawan. Dengan semakin tumbuh, berkembangnya semangat dan kesadaran pada diri seseorang, maka tercerminkan dalam tindakan bagi kepentingan orang lain dan keluarganya.........." Dari
konferensi-konferensi
di
atas,
akhirnya
menuntun
terbentuknya OISCA secara resmi dan aksinya bertaraf Internasional yang berkantor pusat di Jepang. Setelah OISCA Internasional terbentuk, kemudian disusunlah aksi-aksi untuk mendorong tercapainya cita-cita pendiriannya semula. Pada pertengahan tahun 1960, negara-negara Asia Selatan dan Tenggara mengalami krisis penyediaan pangan karena musim kemarau yang panjang. OISCA yang pada saat itu belum terbentuk secara resmi, tapi karena keberadaannya sudah dikenal lewat aktifitasnya diminta untuk membantu mengembangkan sektor pertanian di negara-negara yang mengalami krisis pangan tersebut. Kemudian dikirim misi peneliti yang diikuti oleh pengiriman misi pengembangan kerja yang terdiri dari para petani teladan dan sukarelawan lain yang semuanya dari jepang. commitbeberapa to user teknisi muda bidang pertanian Mengiringi program tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
dari berbagai negara Asia tadi diterima untuk mengikuti program pelatihan OISCA di Jepang. Selama masa pelatihan tersebut diajarkan teknik-teknik yang lebih maju melalui praktek pelatihan yang diselenggarakan atas kerjasama dengan para anggota OISCA. Aktivitas program pengembangan kerjasama OISCA tersebut, dilaksanakan mulai dari pucuk pimpinan (Presiden OISCA) beserta para sukarelawan membaktikan dirinya dengan menyumbangkan gagasan-gagasan atau anjuran dan kerja lapangan. Pertama-tama aktivitas kerjasama ini bukan dengan menerapkan bantuan berupa materi ataupun keuangan, melainkan kerjasama teknik dan personalia. Para aktivis tersebut dengan sukarela memberi layanan tanpa pamrih, dan mereka ini dikirimkan ke lingkungan masyarakat lapisan bawah untuk bekerjasama. Dengan keyakinan bahwa untuk mencapai pembangunan yaitu suatu negara menjadi kuat secara ekonomi dan budaya maka pertamatama bidang pertanian dan industri kecil pedesaan harus menjadi prioritas utama pembangunannya. Jadi dalam hal ini, OISCA ikut berpartisipasi aktif ikut membangun masyarakat pedesaan, dengan menekankan pada pemberdayaan industri dasar dan pertanian juga sektor pendukung lain, sehingga pembangunan tersebut bisa berkelanjutan dan dapat mencapai sasaran. Meskipun aktivitas yang ditangani OISCA sejak berdiri hingga saat ini semakin luas, tapi semua kegiatan organisasi tetap bertumpu pada peran serta aktif dalam pembangunan masyarakat pedesaan dan pelestarian lingkungan hidup. 3.
Lokasi OISCA Training Centre Karanganyar OISCA (Organization for Industrial Spiritual and Cultural Advancement) Training Centre Karanganyar berlokasi di Jl. TP. Joko Songo Km. 1,2 Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, Kode Pos: 57791. OISCA TC commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karanganyar berada di sebelah timur kota Surakarta jaraknya ± 30 km. Batas-batas OISCA TC Karanganyar adalah: -
Sebelah Utara
-
Sebelah Timur : Desa Ngemplak.
-
Sebelah Selatan : Kecamatan Matesih.
-
Sebelah Barat
: Desa Doplang.
: Desa Gerdu.
Kondisi lingkungan OISCA TC Karanganyar adalah sebagai berikut: -
Tinggi tempat
-
Kemiringan bangunan : 30o – 40o.
-
Suhu
: 24o – 31o C.
-
Curah hujan rata-rata
: 3150 mm/tahun.
-
Jenis tanah
: latosol.
-
Kelembaban relatif
: 61% - 91%
: 450-490 m dpl.
(Farhani, 2010). 4.
Visi dan Misi OISCA Training Centre Karanganyar a.
Visi Visi dari OISCA Training Centre Karanganyar adalah: 1) Membentuk insan-insan mandiri dengan usaha sendiri dapat memperbaiki nasibnya masing-masing. 2) Membantu
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
dan
lingkungan. b. Misi Misi dari OISCA Training Centre Karanganyar yaitu: menciptakan masa depan masyarakat dunia yang damai tanpa ada peperangan, dengan lingkungan yang baik dan dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang.
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.
Struktur Organisasi OISCA Training Centre Karanganyar Adapun
struktur
organisasi
di
OISCA
Training
Centre
Karanganyar adalah sebagai berikut: AG.MULYONO HERLAMBANG DIREKTUR
DARMANTO WAKIL DIREKTUR
TRI WIDARNINGSIH KABAG ADMINISTRASI
Bag. Akomodasi / Konsumsi
SETYO BUDI. U KABAG PENGHIJAUAN
Bag. Kantor / TU
LUKMAN HAKIM KEPALA KEBUN
COKRO / SANDI Bag. Lapangan & Pemasaran
IB.MEI .S BAG. Pelatihan/Humas
HERI WIDYANTO BAG. PERMEUBELAN
SETYO BUDI. S Bag. Kesiswaan
Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi OISCA Training Centre Karanganyar tahun 2012/ 2013 OISCA merupakan organisasi yang dikelola oleh para anggotanya. Setiap jabatan memiliki wewenang masing-masing antara lain sebagai berikut: a.
Direktur Utama bertanggung jawab atas semua kebijakan yang akan diambil oleh organisasi, mengatasi seluruh aktivitas kegiatan perusahaan, baik dalam hal administrasi, kegiatan budidaya, penghijauan, dan pelatihan. Selain itu juga harus mampu menjalin kemitraan dengan lembaga lain.
b. Wakil Direktur berwenang sebagai pelaksana harian wewenang direktur utama dan menjalin kerjasama dengan lembaga lain di wilayah lokal (Kabupaten). c.
Sekretaris bertugas untuk mencatat beberapa aktivitas yang berhubungan dengan OISCA Training Centre Karanganyar.
d. Administrasi sebagai pengelola semua catatan masuk dan keluar sebagai laporan yang akan dikirim ke OISCA Internasional. Selain commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
itu juga berperan dalam pencatatan keuangan secara teratur sehingga posisi keuangan organisasi dapat diketahui setiap saat. e.
Kepala Bagian Lingkungan bertanggung jawab dalam pengelolaan kegiatan penghijauan dan lingkungan hidup seperti Children Forest Program dan People Forest Program.
f.
Kepala Bagian Kesiswaan bertanggung jawab dalam pembuatan kurikulum dan pelaksanaan kegiatan pertanian yang diadakan oleh OISCA setiap tahunnya selama 10 bulan (November sampai Agustus), kemudian membuat laporan realisasi kegiatan budidaya yang telah dilaksanakan.
g.
Kepala Bagian Pelatihan bertanggung jawab mengurusi semua kegiatan yang berhubungan dengan pelatihan.
h. Kepala Bagian Lapangan bertanggung jawab dalam pengadaan kebutuhan kegiatan budidaya tanaman, mulai dari kegiatan produksi tanaman seperti persiapan atau penyewaan lahan, penyediaan sarana dan prasarana, pengendalian OPT, dan pemeliharaan tanaman sampai panen. Selanjutnya, tugasnya disesuaikan dengan kurikulum yang dibuat oleh bidang kesiswaan dan ditentukan jadwal kegiatan harian yang disampaikan saat apel kerja. i.
Kepala Bagian BLK atau permeubelan bertanggung jawab dalam berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan yang ada di BLK.
j.
Staf kantor berwenang sebagai pelaksana bagian tata usaha dan pengaturan masalah administrasi.
k.
Instruktur lapangan berperan sebagai pemberi instruksi dan pelatihan harian siswa. OISCA Training Centre Karanganyar memerlukan sumber daya
organisasi untuk menjalankan beberapa kegiatan, yaitu antara lain sebagai berikut: a.
SDM (Sumber Daya Manusia) SDM yang ada di OISCA Training Centre Karanganyar harus commit to user membaktikan dirinya dan melaksanakan tugasnya secara sukarela.
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan pembangunan masyarakat pedesaan dan menekankan pada pemberdayaan industri dasar dan pertanian serta sektor pendukung lain sehingga pembangunan tersebut dapat dilakukan secara berkelanjutan. Prinsip kerja yang dilakukan bukanlah menggunakan teknologi tinggi, tetapi dengan menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat yang mengikuti kegiatan latihan. Pengelola OISCA Training Centre Karanganyar berjumlah 11 orang yang merupakan staf kantor dan instruktur lapangan. Seluruh staf OISCA Training Centre Karanganyar merupakan alumni OISCA Internasional Jepang. Kegiatan pelatihan ditambah tenaga pengajar yang merupakan dewan guru dari Dinas Pertanian Karanganyar. b. Sumber Daya Modal Sumber Daya Modal dibagi menjadi 2 yaitu sumber daya fisik dan sumber daya modal kerja. Sumber daya fisik merupakan sumber daya pengelola organisasi yang handal dan terampil di bidangnya, sedangkan sumber daya modal kerja diperoleh dari OISCA Internasional yang berpusat di Jepang. Karena dananya dari luar maka seluruh laporan keuangan harus dicatat secara rinci untuk kemudian dipertanggungjawabkan secara berkala kepada OISCA Internasional. 6.
Kegiatan di OISCA Training Centre Karanganyar OISCA (Organization for Industrial Spiritual and Cultural Advancement) Training Centre Karanganyar merupakan salah satu cabang yang dirintis oleh para alumni OISCA berdiri tahun 1983 yang mempunyai kegiatan antara lain: a.
Kegiatan Agribisnis OISCA TC Karanganyar, dengan Bentuk Pelatihan sebagai berikut: 1) Kegiatan Pelatihan Reguler. commit to user 2) Kegiatan Pelatihan Magang.
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Kegiatan di Bidang Penghijauan: 1) Kegiatan CFP (Children Forest Program). 2) Kegiatan PFP (People Forest Program). 3) Kegiatan Penghijauan Pantai (mangrove). c.
Kegiatan Lain-lain: 1) Melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan. 2) Menerima praktek kerja lapangan dari perguruan tinggi/ sekolahan. 3) Menerima kunjungan tamu dari berbagai pihak. 4) Menyelenggarakan pameran/ demontrasi percontohan. 5) Pemantauan kegiatan alumni.
B. Teknik Budidaya Tanaman Melon (Cucumis melo L.) 1.
Persiapan Lahan Pembuatan bedengan setengah jadi dengan ukuran sebagai berikut: lebar: 120 cm, lebar parit: 60 cm, tinggi bedengan: 40 cm, dan panjang bedengan sesuaikan dengan lahan yang ada. Dan ditabur pupuk dasar yaitu: kompos/ pupuk kandang: 20 ton/ ha, dolomite 1 ton/ ha, ZA: 700 kg, SP36: 450 kg, dan KCl: 250 kg. Setelah pupuk ditabur, bedengan dikecroh agar pupuknya tercampur, dan tanah di parit dinaikkan ke bedengan. Setelah itu bedengan ditutup dengan mulsa (PHP). Selanjutnya dibuat
lubang
tanam
60-70
cm
(jaraknya)
ditanam
2
baris
(Anonim, 2012). Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan seawal mungkin. Lahan harus sudah siap 5 hari sebelum tanam. Tujuan pengolahan tanah untuk mendapatkan struktur tanah yang gembur bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman melon terutama pada bagian akarnya. Pertama dilakukan pembersihan lahan. Selanjutnya membuat bedengan ½ jadi. Membuat parit dan got pembuangan dengan ukuran bedengan parit sebagai berikut: lebar bedengan 120 cm, panjang sesuai lahan maksimal 10 m, tinggi bedengan 40 cm, lebar parit 60 cm, got commitadalah to useruntuk mempermudah pengairan di pembuangan 50 cm. Tujuannya
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
waktu kering dan mempermudah pembuangan di waktu musim hujan. Setelah bedengan jadi lalu dilakukan penaburan pupuk kandang, pupuk kimia, dan dolomit lalu ditutup dengan mulsa. Mulsa lalu dilubangi. Pemasangan mulsa haruslah tepat. Yang berada di luar adalah yang berwarna perak sedangkan yang ada di dalam berwarna hitam. Hal ini karena warna pada mulsa memiliki fungsi. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi/ tanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan OPT (pathogen dan serangga). Bagian hitam berfungsi menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menjadi hangat. Akibatnya perkembangan akar akan optimal. Selain itu, juga akan menghalau sinar matahari menembus ke dalam tanah sehingga benih gulma tidak bisa tumbuh (kecuali rumput teki dan anak pisang).
Gambar
2.
4.2. Lahan Bekas Gambar 4.3. Bedengan Setengah Tanaman Padi yang Jadi Cocok untuk Budidaya Tanaman Melon
Persemaian Bahan tanam yang digunakan dalam budidaya tanaman melon (Cucumis melo L) berasal dari benih. Benih tersebut kemudian digunakan sebagai bahan tanam yang didahului dengan proses pembibitan. Pembibitan melon, diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu. Penyemaian benih tersebut menggunakan media pasir : arang sekam dengan perbandingan 1:1. Setelah media semai siap maka disiram dengan air supaya keadaan media tersebut lembab lalu diikuti dengan peletakan commit to user benih pada media yang telah disiapkan. Agar persemaian tersebut tetap
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
lembab maka setelah peletakan benih diikuti dengan penyiraman dan pemberian mulsa hitam perak di atas tempat persemaian sebanyak 2 lapis. Setelah benih tersebut tumbuh dan berumur 4 hari maka bibit siap dipindahkan ke polybag (Kristianingsih, 2010). Benih melon yang dibutuhkan adalah 698 benih untuk lahan seluas 300 m2. Varietas tanaman melon yang akan disemaikan adalah Ladika 108 dan Mai 119. Sebelum ditanam, benih melon dikecambahkan dan disemai terlebih dahulu. Benih melon direndam air hangat-hangat kuku yaitu dengan suhu sekitar 24oC selama 4 jam. Wadah perendaman lalu ditutup dengan plastik bening biasa lalu disimpan dalam ruangan yang sejuk. Tujuan dari perendaman ini adalah untuk melunakkan kulit benih agar benih cepat berkecambah. Setelah direndam, benih lalu disebar ke nampan persemaian, lalu ditutup dengan koran basah selama ± 30 jam. Selanjutnya nampan disimpan pada ruangan yang gelap agar pertumbuhan kecambah menjadi lebih cepat. Kecambah yang sudah tumbuh lalu dipindah ke polybag yang sudah diisi media tanam. Media tanam yang digunakan adalah tanah, arang sekam, dan bokashi dengan perbandingan 1:1:1. Selesai disebar, lalu ditutup dengan arang sekam. Bokashi adalah pupuk organik yang dapat digunakan sebagai pupuk dasar ataupun pupuk susulan.bahan-bahan yang diperlukan adalah tanah gunung (tanah yang masih steril) 4 ember kecil (400 kg), kotoran puyuh 4 ember kecil, pupuk kandang 5 ember kecil, arang sekam 2 ember kecil, sekam 2 ember kecil, bekatul 1,5 ember kecil, tepung ikan 1 ember kecil (atau bisa juga diganti dengan tepung kedelai), dan tepung tulang ½ ember kecil. Cara pembuatannya yaitu semua bahan dicampur lalu disiram dengan air sampai kadar airnya sekitar 50 % (apabila digenggam campuran bahan tersebut dapat menggumpal tetapi jika commit user Setelah tercampur semua, lalu dibuka campuran tersebut akan topecah).
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditutup dengan karung goni atau kain biasa. Bokashi harus dibolak-balik setiap 2 kali sehari. Bokashi akan jadi setelah 2 minggu kemudian dimana bokashi akan kering dan tidak berbau. Polybag lalu diletakkan di tempat persemaian. Tempat persemaian harus ternaungi. Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan penyiraman dan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) misalnya dengan mencabuti bibit tanaman yang terkena OPT agar tidak menular ke yang lainnya. Setelah tumbuh 2 daun lembaga maka dilakukan transplanting.
3.
Gambar 4.4. Bibit Tanaman Melon Penanaman
Gambar 4.5. Bibit Pindah Pot
Bibit melon yang siap untuk ditanam berumur 10-14 hari setelah semai. Kriteria bibit yang siap tanam yaitu sudah berdaun 2-3 pasang dan berwarna hijau segar. Untuk meningkatkan keseragaman ukuran buah, bibit dipilah dan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kesehatannya. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman di lapang seragam dan buahnya juga seragam (Sobir dan Firmansyah, 2010). Pada lahan tanaman melon seluas 300 m2 atau sebanyak 5 petak sawah memerlukan 698 bibit tanaman melon. Melon yang ditanam di OISCA Training Centre Karanganyar kali ini adalah jenis Ladika 108 dan Mai 119. Ciri-ciri masing-masing tanaman melon tersebut adalah sebagai berikut: a.
LADIKA 108 Karakteristik buah yang dihasilkan : 1) Buah lonjong. 2) Warna kulit buah kuningtosetelah commit user masak dan memiliki net.
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Buah masak pada 65-70 HST. 4) Daging buah berwarna oranye. 5) Berat buah 1,8-2,2 kg/ buah. b. MAI 119 Karakteristik buah yang dihasilkan: 1) Buah bulat. 2) Kulit buah hijau, tebal, dan terdapat net. 3) Buah masak pada 70-75 HST. 4) Daging buah berwarna oranye. 5) Berat buah 2,5 kg/ buah.
Gambar 4.7. Melon Mai 119 Gambar 4.6. Melon Ladika 108 Buah melon Ladika 108 rentan terhadap serangan OPT daripada Mai 119. Hal ini karena buah melon Mai 119 kulitnya lebih keras daripada Ladika 108. Umur panen melon Ladika 108 lebih cepat daripada Mai 119. Melon Ladika 108 panen pada umur 65-70 HST (Hari Setelah Tanam) sedangkan Mai 119 setelah berumur 70-75 HST. Setelah bibit melon berumur 10 hari setelah semai atau 5 hari setelah transplanting yaitu memiliki 1 ½ daun, maka bibit dapat ditanam pada lahan yang sudah disiapkan. Pertama dengan pembuatan lubang tanam. Jarak tanam yang digunakan adalah 60x70 cm. Bentuk barisan bisa berupa sejajar atau silang tergantung ukuran bedengan. Lubang tanam dibuat dengan menggunakan tugal dengan kedalaman ± 5 cm.
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.8. Bibit Melon Siap Gambar 4.9. Proses Penanaman Tanam Bibit Melon Penanaman bibit tanaman melon sebaiknya dilakukan pada pagi hari ataupun pada sore hari untuk menghindari stres akibat terkena sinar matahari. Sebelum penanaman bibit tanaman melon maka dilakukan perendaman di sekitar bedengan (dileb) agar bedengan basah. Selanjutnya melakukan percampuran pupuk yaitu antara pupuk kompos dan anorganik atau kimia. Pupuk kimia terdiri dari pupuk NPK Phonska, SP36, dan ZA dengan perbandingan 2:2:3. Setelah pupuk kimia tercampur selanjutnya dicampur dengan pupuk kompos dengan perbandingan 1:1. Campuran pupuk lalu dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1 genggam lalu ditutup tanah. Baru kemudian ditanami bibit tanaman melon, lalu ditutup tanah kembali. Setelah selesai penanaman maka harus disiram untuk mengurangi tingkat kelayuan. 4.
Pemeliharaan a.
Pengairan Pada saat penanaman diairi penuh atau dileb. Tiga hari kemudian diairi pertanaman sebab dalam bedengan masih basah tetapi permukaan tanah sudah kering. Pada musim kemarau bedengan dileb 1 minggu sekali. Pada saat tanaman berdaun 6 helai diairi penuh agar pertumbuhannya seragam (Anonim, 2012). Pengairan
yang
dilakukan
disesuaikan
dengan
fase
pertumbuhan dari tanaman. Pengairan sangat diperlukan saat penanaman. Selanjutnya perlu diairi ketika tanaman berdaun 6 helai. commit to user Kemudian tanaman melon diairi setelah berumur 23 HST atau
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjelang pembungaan. Pengairan selanjutnya setelah seleksi dan gantung buah atau 1 minggu setelah pembungaan. Hindari pengairan pada saat bunga mekar. Setelah pembungaan keadaan lahan harus selalu basah karena pada saat itu fase pembesaran buah. Umur 24-35 HST, setelah pembungaan, lahan sedikit demi sedikit dikeringkan supaya buahnya manis.
Gambar 4.10. Sistem Pengairan Penuh atau Dileb b. Pemasangan Ajir dan Palang Ajir berfungsi untuk menopang tanaman agar bisa tumbuh ke atas. Mengingat batang tanaman melon merupakan tanaman merambat sehingga bila tidak diberi ajir maka tanaman akan tumbuh di atas tanah yang akan mengakibatkan tanaman rentan terserang penyakit dan kualitas buahnya rendah. Pemasangan ajir dilakukan tidak boleh lebih dari 3 HST. Panjang ajir sekitar 1,5 m, dipasang di setiap lubang tanam. Bagian ajir yang masuk ke dalam tanah sekurang-kurangnya sepanjang 25 cm. Pada setiap bedengan, setiap 2 buah ajir dari baris yang berbeda disatukan pada bagian atasnya sehingga membentuk huruf x, kemudian diikat agar tidak lepas satu sama lainnya (Sobir dan Firmansyah, 2010). Tinggi ajir 180-200 cm. Ajir dipasang dengan system ‘H’. permukaan bambu yang halus dihadapkan ke sinar matahari. Di depan permukaan yang halus dari ajir merupakan lubang tanam agar batang tanaman merambat pada bagian yang halus sehingga tidak mengalami kerusakan atau luka. Selanjutnya dipasang palang commit to user sebagai tempat untuk gantung buah. Tinggi palang ± 60 cm. Tidak
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lupa juga diberi ajir silang di tengah-tengah. Tujuannya adalah untuk memperkokoh berdirinya ajir yang lain dan palang. Ajir silang diberi di tengah bila memang bedengan agak panjang, jika tidak maka tidak perlu diberi ajir silang di tengah. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 4.11. berikut ini:
Tempat gantung buah
c.
Gambar Gambar4.11. 4.11 Sistem ajir ‘H’ Sistem ajir ‘H’ Penyulaman Penyulaman adalah suatu kegiatan mengganti tanaman yang telah ditanam ke lahan dengan tanaman yang baru yang sama jenisnya karena tanaman yang ditanam sebelumnya mengalami kematian. Penyulaman tanaman ini dilakukan maksimal sampai 5 hari setelah tanam. Hal tersebut disebabkan karena apabila penyulaman dilakukan setelah 5 HST maka pertumbuhan tanaman melon menjadi tidak seragam. Penyulaman tanaman melon ini sebaiknya dilakukan pada pagi ataupun pada sore hari dengan tujuan untuk menghindari stres pada tanaman melon (Kristianingsih, 2010). Penyulaman dilakukan pada umur 2-7 HST. Jika lebih dari itu maka pertumbuhan tanaman kurang seragam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari seperti halnya pada penanaman. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Ikat Batang Tanaman melon tidak bisa merambat sendiri maka perlu pengikatan agar tidak rebah. Ikat cabang yang pertama ± 2 minggu setelah tanam/ setelah potong cabang pertama. Dan selanjutnya pengikatan 3-4 hari sekali dilakukan (Anonim, 2012). Batang tanaman melon perlu diikat pada ajir. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan tali rafia. Ikat cabang pertama pada umur 12 HST atau setelah memiliki 5 daun dan selanjutnya 3-4 hari sekali dilakukan pengikatan atau jika batang sudah mulai panjang. Cara pengikatan yaitu tali rafia diikat dahulu pada batang baru kemudian diikat pada ajir. Pengikatan ke batang tidak boleh terlalu kencang, harus dilonggarkan agar batang dapat tumbuh besar.
e.
Gambar 4.12. Proses Ikat Batang Sanitasi Sanitasi adalah kegiatan menjaga kebersihan kebun dengan cara membersihkan area pertanaman dari gulma dan kotoran yang lain. Sanitasi kebun ini dilakukan dengan cara mencabut/ membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman utama dengan cara mencabut ataupun mencangkulnya. Pencabutan gulma yang tumbuh ini dilakukan sampai dengan perakarannya, hal ini diharapkan agar tanaman gulma ini tidak tumbuh lagi. Gulma yang tumbuh pada parit bedengan minimal dibersihkan setiap seminggu sekali sedangkan gulma yang tumbuh pada lubang tanam dibersihkan minimal 3 hari sekali. Sanitasi kebun ini haruslah commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan secara intensif agar tanaman melon dapat tumbuh dengan optimal (Kristianingsih, 2010). Sanitasi dilakukan dengan cara mencabuti rumput di sekitar bedengan dan lubang tanam. Membersihkan rumput-rumput di sekitar tanaman perlu sekali untuk menjaga kelembaban tanah serta tidak menjadikannya sarang hama dan penyakit. Pencabutan gulma ini dilakukan sampai dengan perakarannya. Hal ini diharapkan agar gulma ini tidak tumbuh lagi. Gulma yang tumbuh pada parit minimal dibersihkan setiap seminggu sekali sedangkan gulma yang tumbuh pada lubang tanam dibersihkan minimal 3 hari sekali. Sanitasi lahan harus dilakukan secara intensif agar tanaman melon dapat tumbuh secara optimal.
f.
Gambar 4.13. Proses Sanitasi Lahan Pemupukan Pupuk susulan berupa kocoran NPK yang telah dicairkan atau dilarutkan ke air dengan perbandingan 3 kg NPK/ 200 l air. Waktu pemberian: 1) 3-4 HST. 2) 2 minggu setelah tanam dipilih tanaman yang pertumbuhannya lambat. 3) 20-23 HST (sebelum bunga mekar). 4) Setelah gantung buah. Hindari pemberian pupuk susulan pada saat bunga mekar (Anonim, 2012). commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemupukan susulan dilakukan dengan cara dikocor. Tanaman melon dikocor dengan menggunakan campuran pupuk NPK, mol tulang, dan air dengan perbandingan yang telah ditentukan. Mol (Micro Organisme Lokal) berfungsi untuk ketahanan terhadap penyakit dan sumber unsur Ca (kalsium). Cara membuat mol tulang adalah dengan mencampur tulang sebanyak ½ bagian drum lalu dimasukkan tetes sebanyak 500 ml, dan terakhir ditambah air sampai 100 l. Selanjutnya ditutup. Mol tulang akan jadi dalam waktu 1-2 minggu kemudian. Pada praktek di lahan, kocor tanaman melon menggunakan campuran dari pupuk NPK 1 ½ kg, mol tulang ½ ember kecil, dan ditambah air sampai 100 l. Dosis pertanaman adalah sebanyak 250 cc atau segelas aqua. Waktu pemberian adalah: 1) 3-4 HST. 2) 2 minggu setelah tanam dipilih tanaman yang pertumbuhannya lambat. 3) 20-23 HST yaitu sebelum bunga mekar. 4) Setelah gantung buah. 5) Pemberian pupuk susulan/ kocor tidak boleh pada saat bunga mekar.
g.
Gambar 4.14. Proses Pemupukan Susulan Perompesan Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25 (Mukies, 2011). Perompesan merupakan kegiatan memangkas/ membuang cabang-cabang yang tidak produktif. Selain itu perompesan juga bertujuan agar hasil fotosintesis terfokus pada pertumbuhan dan perkembangan buah melon. Perompesan haruslah dilakukan ketika panas. Setelah tanaman melon berumur 12 HST yaitu berdaun 5 helai sudah mulai keluar tunas di ketiak daun, maka secepatnya harus dilakukan perompesan. Tetapi pada praktek di lahan perompesan pertama kali dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam. Pada umur 4 minggu setelah tanam maka dilakukan perompesan lagi. Dilakukan perompesan tunas air dan sulur. Perompesan tunas air dilakukan sampai daun ke-8, lalu disisakan tunas air pada daun ke-9 sampai ke-11. Jika salah satu atau lebih dari ketiga daun itu tidak memiliki tunas air maka bisa disisakan pada daun di atasnya. Ketiga tunas air tersebut dipelihara sebagai tempat calon buah melon. Alasan pemilihan tunas air tersebut karena daunnya berukuran maksimal dan letaknya tidak terlalu di bawah sehingga diharapkan nantinya ukuran buah bisa maksimal dan terhindar dari serangan OPT. Setelah bunga mekar (bunga betina), semua tunas air, bunga jantan, dan sulur selain di ketiga tunas air yang disisakan, dirompes commit user cepat besar. semua. Hal ini bertujuan agartobuah
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selanjutnya pada umur 35 HST dilakukan perompesan lagi. Semua tunas air dirompes semua kecuali yang disisakan. Semua sulur dan bunga jantan dirompes. Pada umur ini, tanaman melon sudah memiliki calon buah. Cabang pada daun ke-9 sampai ke-11 masing-masing memiliki 1 calon buah. Selanjutnya disisakan daun bendera pada ketiga cabang tersebut. Daun bendera adalah daun yang terletak setelah daun tempat calon buah. Dilakukan pemotongan/ pemangkasan sampai daun bendera.
Gambar 4.15. Proses Perompesan h. Seleksi Buah Setelah buah dari cabang ke 9-11 tumbuh sebesar bola pingpong, dipilih satu buah yang paling baik (tidak cacat, bentuknya lonjong) untuk terus dipelihara sampai besar. Buah yang tidak terpilih dibuang. Cabang tempat buah yang tidak terpilih dipangkas dan disisakan 1 helai daun. Buah yang dipilih perlu segera diikat (digantung) pada ajir untuk menghindari patahnya tangkai buah dan kontak dengan tanah (Sobir dan Firmansyah, 2010). Pada
umur
35
HST
dapat
dilakukan
seleksi
buah.
Pertimbangan dalam seleksi buah adalah antara lain sebagai berikut: 1) Bentuk buah harus mulus atau rata dan berbulu. 2) Ukuran buah minimal sebesar bola pingpong. 3) Sehat atau tidak cacat. 4) Jika setiap cabang calon buahnya sesuai kriteria, maka dipilih calon buah pada cabang paling atas, alasannya karena letaknya jauh dari tanah sehingga terhindar dari serangan OPT. commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seleksi buah dilakukan karena pertanaman hanya ada 1 buah saja dari ketiga calon buah. Hal ini karena di lahan ini hanya cocok untuk menghasilkan 1 buah melon pertanaman. Buah yang tidak ikut dipilih maka harus dirompes. Kualitas dan kuantitas buah melon sangat dipengaruhi oleh panas atau sinar matahari. Makin panas tempat budidayanya maka ukurannya lebih besar tetapi jumlahnya lebih sedikit atau jika kecilkecil maka jumlahnya banyak. Jadi di dataran tinggi ukuran buah melon lebih kecil dan sedikit daripada di dataran rendah.
i.
Gambar 4.16. Calon Buah yang Siap Diseleksi Gantung Buah Setelah buah terpilih, ikat segera buah dan gantungkan di ajir untuk menghindari patahnya tangkai buah serta kontak dengan tanah. Potong ujung batang utama (toping) setelah buah terpilih dan sisakan minimal 25 daun (Sobir dkk, 2009). Hasil dari seleksi buah dapat segera dilakukan gantung buah. Buah yang terpilih digantung pada palang dengan menggunakan tali rafia.
Gambar 4.17. Buah Melon Siap Gambar 4.18. Buah Melon yang Digantung (Buah commit to user Sudah Digantung Umur 32-35 HST)
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
j.
Pemotongan Pucuk (Toping) Pemotongan ujung batang utama (topping), dilakukan setelah calon buah yang akan dibesarkan sudah terpilih. Pemotongan batang utama menyisakan 30-35 daun. Bekas pangkasan dikumpulkan di suatu tempat yang jauh dari pertanaman, kemudian ditimbun dengan tanah atau dibakar (Sobir dan Firmansyah, 2010). Pemotongan pucuk (toping) dilakukan sampai daun ke- 27-30 atau jika batang sudah melebihi tinggi ajir. Tujuan dilakukan toping agar hasil fotosintesis tidak digunakan untuk pertumbuhan pucuk tanaman tetapi mengarah pada pembesaran buah melon.
k.
Pengendalian OPT Agar tanaman melon dapat berproduksi optimal, diperlukan aplikasi teknik budidaya yang baik. Pencegahan hama dan penyakit sejak dini adalah salah satu upaya penting untuk menjaga agar tanaman dapat memberikan hasil yang menguntungkan bagi pekebun. Selain itu, perlu diketahui juga gejala-gejala kekurangan unsur hara yang tampak pada bagian-bagian tanaman. Identifikasi masalah dibedakan menjadi hama, penyakit, dan kekurangan unsur hara. Akhirnya, penanggulangan merupakan usaha terakhir untuk menumpas HPT (Sobir dan Firmansyah, 2010). Pengendalian OPT dilakukan secara kultur teknis, kimiawi, dan mekanik/ fisik. Pengendalian OPT yang paling sering dilakukan adalah dengan cara dispray. Hal-hal yang harus diperhatikan saat penyepraian adalah: 1) Harus dilakukan selesai dalam 1 hari. 2) Bahan spray tidak boleh didiamkan karena akan mengakibatkan kemampuannya berkurang. 3) Campurannya harus homogen. 4) Penyepraian harus dilakukan maksimal 15 hari sebelum panen. Dalam penyepraian harus memenuhi konsep 5 tepat yaitu tepat usertepat sasaran. Bahan-bahan untuk jenis, waktu, dosis, commit tempat,todan
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
spray disesuaikan dengan OPT yang menyerang. Contoh komposisi spray tanaman melon yang pernah dilakukan di lahan yaitu: 1) Komposisi 1: - Alkohol: 3 tutup. - Fungisida (Ditane): 1 sdm (10 gram). - Insektisida (Spontan): 12,5 cc. - Perekat (Apsa): 5 ml. - Ditambah air sampai 14 l. 2) Komposisi 2: - Alkohol 70 %: 3 tutup. - Perekat (Apsa): 3 ml. - Antivirus (Porag 123): 10 gr. - Kapur Kalsium: 1 sdm (10 gr). - Ditambah air sampai 14 l. 3) Komposisi 3: - Fungisida (Antracol): 150 ml (10 gr). - Perekat (Agristik): 10 ml. - Alkohol: 3 tutup (30 ml). - Pupuk daun: 2 sdm (20 gr). - Ditambah air sampai 14 l. OPT yang sering menyerang tanaman melon antara lain sebagai berikut: 1) Hama a)
Ulat Buah (Helicoverpa armigera Hubn) (Ordo: Lepidoptera, Famili: Noctuidae) o Gejala serangan: Gejala serangan ditandai dengan buah yang berlobang, selanjutnya buah melon akan busuk dan jatuh. Kadang – kadang larva juga menyerang pucuk tanamancommit dan melubangi to user cabang-cabang tanaman.
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
o Pengendalian: §
Dikendalikan secara mekanik dengan diambil satu persatu lalu dibunuh.
§
Dikendalikan secara kimiawi dengan cara dispray menggunakan insektisida.
b) Ulat Grayak (Spodoptera litura F) (Ordo: Lepidoptera, Famili: Noctuidae) o Gejala Serangan: Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan
sisa-sisa
epidermis
bagian
atas,
transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar lanjut merusak tulang daun. Gejala serangan pada buah ditandai dengan timbulnya lubang tidak beraturan pada buah. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun, menyerang secara berkelompok. Serangan berat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat, umumnya terjadi pada musim kemarau. o Pengendalian: §
Dikendalikan secara mekanik dengan diambil satu persatu lalu dibunuh.
§
Dikendalikan secara kimiawi dengan cara dispray menggunakan insektisida.
c)
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn) (Ordo: Lepidoptera, Famili: Noctuidae) o Gejala Serangan Gejala serangan ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Kerusakan berat biasanya pada awal musim kemarau. commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
o Pengendalian: §
Sanitasi dengan membersihkan lahan dari gulma yang juga merupakan tempat ngengat A. ipsilon meletakan telurnya.
§
Pengendalian secara fisik dengan mengumpulkan larva dan selanjutnya dimusnahkan. Sebaiknya dilakukan pada senja – malam hari, dan larva biasanya dijumpai di permukaan tanah sekitar tanaman yang terserang.
§
Apabila serangan ulat tanah tinggi, dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
d) Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn) Ordo: Hemiptera; famili: Aleyrodidae. o Gejala Serangan: Kerusakan langsung pada tanaman disebabkan oleh imago dan nimfa yang merusak cairan daun., berupa gejala bercak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel-sel dan jaringan daun. Ekskresi kutu kebul menghasilkan madu yang merupakan media yang baik untuk tempat tumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesa tidak normal. Selain kerusakan langsung oleh isapan imago dan nimfa, kutu kebul sangat berbahaya karena dapat bertindak
sebagai
viktor
virus,
yang
dapat
menyebabkan kehilangan hasil sekitar 20-100 %. Sampai saat ini tercatat 60 jenis virus yang ditularkan kutu kebul antara lain: Geminivirus, Closterovirus, Nepovirus, Carlavirus, Potyvirus, Rod-shape DNA Virus. commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
o Pengendalian: §
Sanitasi lahan, terutama untuk pengendalian gulma daun lebar seperti tanaman ciplukan yang dapat menjadi tanaman inang virus.
§
Dikendalikan secara kimiawi dengan cara dispray menggunakan insektisida.
e)
Oteng-oteng (Aulocophora similis Oliver) Gejala: - Daun rusak dan berlubang. Pengendalian: - Diambil satu persatu lalu dibuang. - Spray dengan insektisida.
f)
Trips (Trips parvispinus Karny) Gejala: - Daun muda dan tunas menjadi keriting. - Tanaman menjadi kerdil. Pengendalian: - Daun atau tanaman diambil satu persatu lalu dibuang. - Spray dengan insektisida.
2) Penyakit Penyakit bisa timbul karena bakteri, jamur, virus, dan juga karena kekurangan unsur hara. Berikut adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus: a)
Karat Daun (Antraknosa) Gejala: - Awalnya terdapat bercak kuning, lama kelamaan berwarna coklat. - Pada daun, batang muda, bunga, dan buah terdapat bercak-bercak
berwarna
coklat
kelabu
sempai
kehitaman sedikit demi sedikit melekuk dan bersatu. commit to user - Jaringan di bawahnya akan membusuk.
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tanda: - Pada bagian bawah terdapat spora berwarna hitam. Penyebab: Collectrotrichum lagenarium Pass Pengendalian: - Mengurangi kelembaban lahan. - Pengaturan jarak tanam. - Pemusnahan pada tanaman yang terkena. - Spray dengan fungisida dan insektisida. b) Busuk Pangkal Batang (Gummy Stem Bligt) Gejala: - Pangkal batang seperti tercelup minyak dan keluar lendir berwarna merah coklat. Penyebab: Mycopharekka melonis (jamur). Pengendalian: - Diolesi dengan fungisida. - Sanitasi di lubang tanam. - Tanaman dicabut bila sudah parah. c)
Embun Tepung Gejala: - Permukaan daun terdapat trotol-trotol putih seperti taburan tepung lama-lama menjadi kering. Pengendalian: - Spray dengan fungisida.
d) Busuk Buah Gejala: - Pada batang terdapat bercak-bercak coklat kebasahan yang memanjang. - Daun seperti tersiram air panas. - Pada buah terdapat bercak kebasah-basahan yang menjadicommit coklat to kehitaman dan lunak. user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tanda: - Pada bagian buah yang busuk diselimuti kumpulan cendawan putih. Penyebab: Phytophythora nicotianae. Pengendalian: - Rotasi tanaman dengan tanaman bukan sefamili. - Pemangkasan daun dan cabang. - Pemusnahan pada tanaman yang kena. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau defisiensi unsur hara cara pengendaliannya adalah dengan diberi pupuk yang
mengandung
unsu-unsur
tersebut.
Penyakit
yang
ditimbulkan karena kekurangan unsur hara adalah sebagai berikut: a)
Kekurangan unsur Boron (Bo) Gejala: - Tanaman menjadi kerdil dan ruas-ruasnya menjadi pendek
b) Kekurangan unsur Kalium (K) Gejala: - Awalnya tepi daun yang hijau menjadi berwarna kuning lama-kelamaan menjadi coklat slanjutnya sisinya robek membentuk gerigi dan rentan terhadap serangan OPT. c)
Kekurangan unsur Magnesium (Mg) Gejala: - Daun tua berwarna kuning dan ada bercak merah kecoklatan tetapi tulang daun tetap hijau.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar
5.
4.19. Proses Gambar Penyepraian
4.20. Bahan Pengendalian OPT
Gambar 4.21. Lalat Buah (Dacus Gambar 4.22. Busuk Pangkal cucurbitae) Batang (Gummy stem blight) Panen Ciri dan Umur Panen: a.
Tanda/ Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen: 1) Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal. 2) Jala/ Net pada kulit buah sangat nyata/ kasar. 3) Warna kulit hijau kekuningan.
b. Umur Panen ± 3 bulan setelah tanam. c.
Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.
Cara Panen: a.
Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
b. Tangkai dipotong berbentuk huruf "T", maksudnya agar tangkai buah utuh. c.
Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen. commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/ cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual. (Mukies, 2011). Buah melon dapat dipanen pada umur 65-75 HST. Ciri-ciri buah siap panen adalah: a.
Daun bendera sudah berwarna kuning.
b. Buah sudah beraroma harum. Buah melon yang sudah dipanen di OISCA Training Centre Karanganyar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a.
Kadar gula
: 15 %.
b. Rasa dan aroma
: Manis dan harum.
c.
: + 3 Bulan.
Umur
d. Berat
: 1-2 Kg.
e.
Tebal daging buah
: 3 -3,5 cm.
f.
Warna daging buah
: oranye.
g.
Umur Panen
: 45 - 50 hari setelah penyerbukan bunga.
Cara panen yang dilakukan adalah dengan sistem T. Buah dipetik beserta batang di atasnya. Alasan pemetikan dengan system T karena lebih tahan lama dan lebih menarik. Hal-hal yang perlu diperhatikan: a.
Pemotongan harus secara hati-hati, jangan sampai menggores buah.
b. Bisa dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Setelah dipetik maka buah melon harus didiamkan dahulu selama 3 hari baru bisa dijual. Hal tersebut karena melon yang baru dipanen masih ada getahnya, rasanya kurang manis, dan tekstur dagingnya agak keras.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6.
46 digilib.uns.ac.id
Gambar 4.23. Buah Melon Siap Gambar 4.24. Buah Melon yang Panen Sudah dipanen Pasca Panen Kegiatan yang dilakukan setelah panen diantaranya adalah sortasi dan pengkelasan. Pada tempat penampungan, pilah buah dengan menggunakan sarung tangan. Kriteria melon yang bagus adalah kulitnya mulus, bentuk normal, tidak cacat karena hama dan penyakit, tidak ada noda getah, serta tidak ada luka memar (Sobir dan Firmansyah, 2010). Pasca panen dilakukan dengan menimbang satu persatu buah melon lalu dikelompokkan (sortasi dan grading). Kelompok buah melon berdasar beratnya yaitu: a.
Kelas A: berat ≥ 1,5 kg, tidak cacat, kulit tebal, dan bentuk normal.
b. Kelas B: berat 1-1,4 kg dan kulit agak tebal. c.
Kelas C: berat ≤ 0,9 kg, memar, cacat, dan kulit tipis. Selain itu juga dilakukan pengecekan kadar gula. Melon yang
bagus adalah yang kadar gulanya ≥ 12 oBriks. Alat untuk mengukur kadar gula bernama hand refraktometer. Selanjutnya dilakukan pengemasan, pengangkutan, dan pemasaran. Selanjutnya di lahan dilakukan pembersihan lahan. Semua ajir dan palang diambil dan dikumpulkan agar bisa digunakan pada penanaman berikutnya. Setelah itu tanaman melon juga dicabut semua. Mulsa juga diambilin semua. 7.
Pemasaran Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai commit to user tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Swastha
“Strategi
adalah
serangkaian
rancangan
besar
yang
menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.” Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya
diperlukan
adanya
pengembangan
melalui
strategi
pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial (Wikipedia, 2013). Buah melon yang sudah dipanen dipasarkan di pasar lokal dan bisa juga diekspor.Untuk melon yang dijual di pasar lokal/ ke tengkulak/ jaraknya agak dekat maka pengangkutannya dimasukkan langsung ke dalam truk yang sudah dialasi dengan jerami. Untuk yang diekspor, buah melon dipacking dalam kardus. Setelah itu baru dimasukkan ke dalam truk yang sudah dilengkapi mesin pendingin. Melon yang dijual ke tengkulak/ di pinggir jalan adalah melon yang kurang bagus, sedangkan yang bagus diekspor ke Singapura. 8.
Analisis Usaha Tani Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: TR = Q x Pq Keterangan: TR
= Total penerimaan (Rp)
Q
= Jumlah produk
Pq
= Harga produk (Rp)
Keuntungan adalah selisih lebih penerimaan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha.commit Apabilato user beban lebih besar dari penerimaan,
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal ini akan diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatannya dan dilakukan likuidasi (Soemarso, 2005). Analisis usaha tani budidaya tanaman melon perlu diketahui sebagai dasar dalam melakukan budidaya. Dengan analisis usaha tani budidaya tanaman melon, maka dapat diketahui untung atau ruginya dalam menjalankan usaha budidaya tanaman melon. Analisis usaha tani budidaya tanaman melon untuk luas lahan 300 m2 adalah sebagai berikut: - Luas lahan: 300 m2. - Jarak tanam: 60x70 cm. - Populasi tanaman: 607 tanaman. - Biaya Tenaga Kerja Pria (TKP): Rp 3.750,-/ jam kerja orang (jko). - Biaya Tenaga Kerja Wanita (TKW): Rp 3.000,-/ jam kerja orang (jko). - Pemanenan dilakukan setelah berumur 65-75 HST. - Buah melon yang dipanen dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu kelas A, B, dan C. - Harga jual buah melon Rp 4.500,-/ kg untuk great A, Rp 2.500,-/ kg untuk great B, dan Rp 1.500,-/ kg untuk great C.
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2. Biaya Tetap Budidaya Tanaman Melon dengan Luas Lahan 300 m2 dalam Sekali Produksi Jumlah No. Uraian Kebutuhan Harga Satuan Biaya (Rp) 1. Sewa Lahan 300 m2 Rp 750,-/ m2 225.000 2. Sewa Persemaian 1 x pakai Rp 2.500,2.500 3. Sewa Peralatan a. Cangkul 8 x pakai Rp 200,1.600 b. Ember 5 x pakai Rp 100,500 c. Gembor 4 x pakai Rp 100,400 d. Pelubang Mulsa 1 x pakai Rp 200,200 e. Sprayer 4 x pakai Rp 500,2.000 f. Tugal 1 x pakai Rp 100,100 g. Box Semai 2 x pakai Rp 200,400 h. Drum 2 x pakai Rp 200,400 i. Karung 8 x pakai Rp 100,800 j. Sabit 2 x pakai Rp 100,200 k. Linggis 2 x pakai Rp 100,200 l. Pisau 2 x pakai Rp 200,400 Jumlah total Sumber: Data Primer
commit to user
234.700
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3. Biaya Variabel Budidaya Tanaman Melon dengan Luas Lahan 300 m2 dalam Sekali Produksi Jumlah Harga Satuan No. Uraian Kebutuhan Biaya (Rp) (Rp) 1. Benih 698 biji 210/ biji 146.580 2. Pupuk Organik a. Pupuk Kandang 10 karung 2.000/ karung 20.000 b. Kompos 6 karung 5.000/ karung 30.000 c. Bokasi 6 kg 2.000/ kg 12.000 d. Mol Tulang 4l 1.000/ l 4.000 3. Dolomit 40 kg 300/ kg 12.000 4. Pupuk Kimia a. ZA 11 kg 1.460/ kg 16.060 b. NPK Phonska 11 kg 2.400/ kg 26.400 c. SP36 4 kg 2.100/ kg 8.400 d. NPK Mutiara 5 kg 7.600/ kg 38.000 e. Java Green 700 gr 50/ g 35.000 f. Java Bloem 700 gr 50/ g 35.000 5. Pestisida a. Insektisida - Spontan 12 cc 68/ cc 816 - Marshall 118,2 cc 70/ cc 8.274 - Rizotin 30 cc 70/ cc 2.100 b. Fungisida - Antracol 211,2 gr 80/ cc 16.896 - Daconil 102,8 gr 140/ gr 14.392 5,6 gr 1.400/ gr 7.840 - Akrobat c. Bakterisida 40 gr 80/ gr 3.200 - Trico G d. ZPT 50 cc 35/ cc 1.750 - Atonik 34,2 cc 120/ cc 4.104 - Hantu 11,4 cc 70/ cc 7.798 - Macrosil e. Perekat 514 cc 110/ cc 56.540 - Apsa 6. Bahan-bahan lain a. Mulsa 70 m 960/ m 67.200 b. Polybag 1396 buah 12/ polybag 16.752 c. Media Semai 1 karung 12.000/ karung 12.000 d. Rafia 2 kg 11.000/ kg 22.000 e. Ajir 850 batang 180/ batang 153.000 f. Bambu 1 batang 2.500/ batang 2.500 Jumlah Total 780.602 commit to user Sumber: Data Primer
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.4. Analisis Biaya Tenaga Kerja Budidaya Tanaman Melon dengan Luas Lahan 300 m2 dalam Sekali Produksi Waktu Kerja Biaya/ Total No. Kegiatan (jam kerja orang (Rp/ (Rp) orang (jko)) jko) 1. Membajak Lahan (borongan) 70.000 70.000 2. Pembuatan parit utama dan 8 jam HKP 3.750 30.000 bedengan ½ jadi, angkut 4 jam HKW 3.000 12.000 pupuk kandang 3. Tabur (dolomit) pupuk 8 jam HKP 3.750 30.000 kandang, kimia, dan kecroh 4. Pembuatan bedengan jadi 8 jam HKP 3.750 30.000 5. Pembuatan sindik dan 6 jam HKP 3.750 22.500 pasang mulsa 2 jam HKW 3.000 6.000 6. Angkut ajir, pasang, dan 6 jam HKP 3.750 22.500 buat lubang tanam 2 jam HKW 3.000 6.000 7. Peram benih dan 2 jam HKP 3.750 7.500 transplanting 8. Perawatan bibit 4 jam HKP 3.750 15.000 9. Penanaman 4 jam HKP 3.750 15.000 10. Pemeliharaan a. Pengairan 6 jam HKP 3.750 22.500 b. Ikat lanjaran 6 jam HKP 3.750 22.500 c. Sulam 4 jam HKP 3.750 15.000 d. Pupuk susulan 8 jam HKP 3.750 30.000 e. Spraying 10 jam HKP 3.750 37.500 f. Pengikatan dan rompes 6 jam HKP 3.750 22.500 g. Seleksi dan gantung buah 6 jam HKP 3.750 22.500 h. Sanitasi 6 jam HKP 3.750 22.500 i. Keamanan 16 jam HKP 3.750 60.000 j. Panen 4 jam HKP 3.750 15.000 k. Ongkos angkut 2 jam HKP 3.750 7.500 l. Lain-lain 20.000 20.000 Total 564.000 Sumber: Data Primer a.
Biaya Produksi
= Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 234.700,- + Rp 1.344.602,= Rp 1.579.302,-/ sekali produksi
b. Bunga Modal
= 1,5 % x 3 bulan x modal = 1,5 % x 3 bulan x Rp 1.579.302,= Rp 71.068,59 commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Biaya Usahatani
= Biaya Produksi + Bunga modal = Rp 1.579.302,- + Rp 71.068,59 = Rp 1.650.370,59/ sekali produksi = Rp 1.650.371,-
d. Output - Populasi
= 607 batang tanaman.
- Harga/ kg
=
Great A
= Rp 4.500,-
Great B
= Rp 2.500,-
Great C
= Rp 1.500,-
- Produksi
=
Great A
= 292 kg
Great B
= 237 kg
Great C
= 80 kg
- Penerimaan
= (Rp 4.500,- x 292 kg) + (Rp 2.500,- x 237 kg) + (Rp 1.500,- x 80 kg) = Rp 1.314.000,- + Rp 592.500,- + Rp 120.000,= Rp 2.026.500,-
e.
Keuntungan
= Penerimaan – Biaya Usahatani = Rp 2.026.500,- - Rp 1.650.371,= Rp 376.129,-
f.
R/C Ratio
= Penerimaan : Biaya Usahatani = Rp 2.026.500,- : Rp 1.650.371,= 1,228 = 1,23
Jadi setiap penambahan biaya Rp.1,- akan diperoleh penerimaan Rp 1,23 maka usaha dikatakan efisien. commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g.
BEP Nilai Impas (Nilai)
=
BiayaTetap 1 - BiayaVariabel / Penerimaan
=
Rp 234.700,1 - Rp1.344 .602,- / Rp 2.026 .500,-
=
Rp 234 .700,1 - 0,66
=
Rp 234 .700,0,34
= Rp 690.294,12 Jadi titik balik modal akan tercapai bila melon yang terjual adalah senilai Rp 690.294,12.
commit to user