10
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Praproses Pada tahap praproses ini, telah ditemukan sejumlah literatur yang terkait dengan metode KG, metode CM, jenis-jenis teks berbahasa Inggris dengan tema “sumber-sumber stres pada mahasiswa”, identifikasi jenis-jenis teks berbahasa Inggris. Literatur-literatur tersebut disajikan dalam Bab VI Daftar Pustaka. Literatur-literatur yang kerap digunakan sebagai bahan penelitian dalam karya ilmiah ini bersumber dari: penelitian yang telah dikerjakan oleh Hoede dan Nurdiati (2008). buku yang dikarang oleh Zhang (2002), skripsi yang telah dikerjakan oleh Febriatmoko (2011), Sebelum memasuki tahap proses, berikut akan diidentifikasi terlebih dahulu jenis-jenis teks yang akan digunakan sebagai bahan penelitian. Ciri-ciri dari setiap teks telah dijelaskan pada Bab 2 Tinjauan Pustaka dengan subbab 1.5 Jenis-Jenis Teks Berbahasa Inggris. Identifikasi setiap teks adalah sebagai berikut: a teks 1 yang terdapat pada Lampiran 1. Identifikasi: - terdapat kata pengenal orang yaitu “participants were 100 students”, pengenal tempat yaitu “Midwestern university”, dan pengenal waktu yaitu “mid sized” pada paragraf pertama, - terdapat kata chronological connection yaitu “while”, - terdapat linking verbs yaitu “was, were”, - pola kalimat teks tersebut adalah simple past tense. Berdasarkan identifikasi tersebut, maka teks 1 termasuk jenis “recount text”. Di samping itu, dalam teks 1 diceritakan kembali kejadian yang telah terjadi pada masa lampau, sehingga hal ini merupakan tujuan dari “recount text” yaitu menceritakan kembali kejadian yang telah berlalu. b teks 2 yang terdapat pada Lampiran 5. Identifikasi: - pada paragraf kedua, terdapat kata yang menunjukan penulis bercerita tentang sesuatu hal yang ditunjukkan dengan kata ganti “I”, - terdapat modal verb yaitu “may”, terutama pada paragraf terakhir, - menggunakan pola simple present tense.
Berdasarkan identifikasi tersebut, maka teks 2 termasuk jenis “hortatory exposition”. Selain identifikasi tersebut, dalam teks tersebut penulis lebih banyak menyampaikan pendapatnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya modal verb yaitu “may”. c teks 3 yang terdapat pada Lampiran 11. Identifikasi: - terdapat kata pengenal orang pada setiap paragraf kecuali paragraf terakhir, - terdapat linking verbs yaitu “was”, - pola kalimat teks tersebut adalah simple past tense. Teks 3 memiliki jenis yang sama dengan teks 1 yaitu “recount text” karena selain identifikasi-identifikasi yang telah dijelaskan, teks tersebut menceritakan kembali kejadian pada masa lampau yang bertujuan memberikan informasi kepada pembaca. Seiring dengan perkembangan bidang teknologi, diharapkan komputer dapat membantu dalam mengidentifikasi sebuah teks. Oleh sebab itu, dibuatlah perancangan aturan untuk mengidentifikasi jenis-jenis teks. Perancangan yang dibuat adalah perancangan aturan untuk jenis “recount text” dan “hortatory exposition”. Berikut perancangan aturan masing-masing: a perancangan aturan “recount text” 1 menginputkan sebuah teks sembarang, 2 melakukan pengecekan kata pengenal orang, tempat, dan waktu, Pada saat proses pengecekan tersebut, maka komputer akan memberikan dua kemungkinan, yaitu ketika komputer valid dalam membacanya, maka komputer akan menentukan kata-kata tersebut dan memberikan hasilnya. Akan tetapi, ketika komputer tidak valid dalam membacanya, maka akan menampilkan “error message”, 3 melakukan pengecekan kata chronological connection, Penjelasan proses ketiga ini sama dengan penjelasan pada proses kedua dan juga berlaku untuk proses-proses berikutnya. Komputer akan memberikan dua kemungkinan, yaitu ketika valid dan ketika tidak valid, 4 melakukan pengecekan kata-kata yang tergolong lingking verbs,
11
5 melakukan pengecekan pola kalimat yang berupa simple past tense, 6 setelah melalui proses kedua hingga proses kelima beserta hasilnya, maka komputer akan memberikan output berupa “recount text”. b perancangan aturan “hortatory exposition” 1 menginputkan sebuah teks sembarang, 2 melakukan pengecekan kata-kata yang menunjukan fokus pada penulis. Pada umumnya, kata-kata menunjukan fokus pada penulis menggunakan kata ganti penulis sendiri, seperti “I”, “my”, 3 melakukan pengecekan kata-kata yang menunjukan “modal verbs”, terutama pada paragraf terakhir karena jenis teks ini pada umumnya paragraf terakhir merupakan rekomendasi dari penulis terhadap suatu topik tertentu, 4 melakukan pengecekan pola kalimat yang berupa simple present tense, 5 memberikan output berupa “hortatory exposition”. 2 Proses Setelah mengidentifikasi setiap teks, maka langkah selanjutnya memasuki tahap proses. Proses ini terdiri dari mengolah teks dengan dua metode yaitu metode Knowledge Graph (KG) dan Concept Mapping (CM). Setiap teks akan diproses sesuai dengan urutannya, yaitu teks 1, teks 2, dan teks 3. Berikut adalah proses analisis teks 1 dengan jenis “recount text”: a
Metode Knowledge Graph (KG). Penentuan Kata Benda sebagai Konsep Langkah awal dari metode ini adalah menentukan kata benda sesuai kesamaan makna (sinonim) dilanjutkan penghitungan kemunculannya dalam teks tersebut. Daftar pengelompokan kata benda dan total kemunculannya dapat dilihat pada Tabel 1. Setelah itu, dilakukan penentuan threshold untuk membatasi penggunaan konsep. Nilai threshold yang digunakan adalah lebih besar sama dengan 4. Daftar kata benda setelah dibatasi dengan nilai minimal 4 dapat dilihat pada Tabel 2. Konsep-konsep yang sudah dibatasi diberi label dan digunakan sebagai verteks. Verteks yang terdapat pada teks 1 sebanyak enam belas (16) buah. Antarverteks dihubungkan dengan relasi berdasarkan metode Knowledge Graph (KG). Dalam penelitian ini, relasi yang digunakan adalah
relasi PAR, relasi SUB, dan relasi CAU (Febriatmoko 2011). Dalam penentuan kata benda, pada setiap kalimat digunakan chunk indicator yang dikutip dari Zhang (2002) dalam Hoede dan Nurdiati (2008a). Chunk indicator ini digunakan untuk menentukan frasa kata benda dari setiap kalimat (Febriatmoko 2011). Akan tetapi, berlaku juga untuk kata benda, karena frasa kata benda merupakan kesatuan dari beberapa kata benda. Apabila diperoleh frasa kata bendanya, selanjutnya ditentukan kata benda yang kemudian dicocokkan dengan daftar verteks yang ada. Setiap kalimat diberi chunk indicator sesuai dengan ketentuan yang dijelaskan pada Bab 2 Tinjauan Pustaka subbab 2.3 Chunk Indicator. Pemberian chunk kalimat dengan indicator pada setiap memberi penomoran sesuai dengan ketentuan. Misal pada teks 1 kalimat 1: “The Student Stress Survey was|2 used to determine the major sources of stress among|5 college student.|1” Pada kalimat 1, aturan chunk indicator yang digunakan adalah aturan nomor 2, aturan nomor 5, dan aturan nomor 1. Aturan nomor 2 menunjukkan bahwa dalam kalimat tersebut terdapat “auxiliary verbs” yang ditunjukkan dengan kata “was”. Aturan nomor 5 menunjukkan bahwa dalam kalimat 1 terdapat kata yang termasuk “preposition” yang ditunjukkan dengan kata “among”. Aturan nomor 1 menunjukkan bahwa dalam kalimat 1 terdapat tanda baca yang ditunjukkan dengan tanda titik. Berdasarkan chunk indicator dari kalimat 1, maka diperoleh frasa kata benda sebagai berikut: a the student stress survey, b the major sources of stress, dan c college student. Setelah itu, dari setiap frasa kata benda ditentukan kata bendanya seperti “student stress”, “survey”, “major”, “source”, “stress”, dan “college student”. Kemudian, keseluruhan kata benda tersebut dicocokkan dengan Tabel 2 untuk dijadikan verteks yang akan digunakan dalam analisis graf. Apabila kata benda terdapat dalam daftar verteks, maka kata benda tersebut dapat digambarkan word graph-nya. Jika tidak, maka word graph kata benda tidak digambarkan.
12
Tabel 1 Daftar pengelompokan kata benda dan total kemunculannya kata benda source, stressors
total 23
college student, students, college, nonstudent peers
21
chronic stress, stressful, life stress
16
survey, findings, studies
kata benda
total
drug, alcohol
2
Midwestern university
1
top five
1
gender
1
age
1
research, study
9
mid size
1
scale, items, level
9
year
1
participants
1
academic requirements, transferring school
9
assessment
1
problem, conflict, fight, trouble, difficulties
8
frequency
1
life, live
7
purpose
1
academic, school academic, outside academic,
environment, environmental
6
activities
1
relation, relationship, interaction
6
respondent
1
interpersonal
5
self esteem
1
intrapersonal
5
basis
1
major
5
change
1
events, spesific events
5
increased
1
situations, spesific situation
4
car
1
daily hassles
4
loneliness
1
100, six, seven, three
4
potential
1
student stress
3
classrooms
1
sleeping habits
3
pressure
1
person, superior, faculty member
3
degree
1
eating habits
3
spring semester
1
friend, girlfriend, boyfriend
3
1997
1
money, financial
2
evaluation
1
computer
2
university setting
1
vacation, breaks
2
reaction
1
family, parents
2
work load
1
paper, test
2
new responsibilities
1
weekly, first year
2
programs
1
good grades
2
stress management
1
assignment, homework
2
stress perception
1
time, time pressure
2
major stress
1
topic, issue
2
Tabel 1 menunjukkan bahwa keseluruhan kata benda yang terdapat dalam teks 1 yang berjudul “Sources of stress among college student”. Keseluruhan kata benda dalam Tabel 1 sudah melalui proses pengelompokan berdasarkan kesamaan maknanya. Sebelum menentukan konsep yang digunakan, dalam hal ini penentuan
threshold, untuk mempermudah pemilihannya, maka kata benda yang telah dikelompokkan disusun berurutan berdasarkan total kemunculannya. Hal ini dapat mempermudah dalam penentuan threshold yaitu nilai total kemunculannya yang lebih besar sama dengan 4.
13
Tabel 2 Daftar verteks dan total kemunculannya label v1 v2 v3 v4 v5 v6
kata benda source, stressors
total 23
label
kata benda
total
fight, trouble, difficulties
v7
problem, conflict,
8
college, nonstudent peers
college student, students, 21
v8
life, live
7
chronic stress, stress, stressful, life stress
16
v9
environment, environmental
6
v10
relation, relationship, interaction
6
survey, findings, studies research, study
9
v11
100, 40, six, seven, three, five
6
scale, items, level
9
v12
intrapersonal, internal
5
academic, school,
v13
events, spesific events
5
outside academic, transferring school
v14
interpersonal
5
v15
daily hassles
4
v16
situations, spesific situation
4
academic requirements
b Pembuatan graf Verteks-verteks yang sudah terdaftar selanjutnya akan dibentuk graf pada tiap kalimat. Langkah-langkah pembentukan graf meliputi pembentukan word graph berdasarkan frasa kata benda dan pemotongan dengan chunk indicator. Setelah word graph terbentuk, selanjutnya setiap verteks dicocokkan dengan Tabel 2. Pembentukan graf ini disesuaikan dengan hubungan antarkalimatnya dan kata penghubungnya. Hal ini dilakukan untuk menerapkan konsep KG (Febriatmoko 2011). Berikut analisis setiap kalimat: Kalimat 1: “The Student Stress Survey was|2 used to determine the major sources of stress among|5 college student.|1” Berdasarkan chunk indicator dari kalimat 1, maka diperoleh frasa kata benda sebagai berikut: a the student stress survey, b the major sources of stress, dan c college student. Selanjutnya, setiap frasa kata benda tersebut dianalisis untuk pembentukan word graph-nya. Berikut analisisnya: a the student stress survey Kata “the” hanya berfungsi untuk menunjukkan suatu kata benda yang pasti, karena kata tersebut selalu diikuti dengan kata benda. Kata benda yang terdapat dalam frasa kata benda “the student stress survey” adalah “student stress” dan “survey” yang dihubungkan dengan relasi PAR. Kata “student ” dan “stress” tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki makna berbeda, sehingga digambarkan dalam satu konsep.
9
Berikut pembentukan word graph frasa kata benda (a): student stress
PAR
survey
Gambar 3 Word graph a kalimat 1.
b the major sources of stress Sama halnya dengan poin (a) bahwa kata “the” hanya berfungsi untuk menunjukkan suatu kata benda yang pasti. Kata “major sources” merupakan pelengkap dari kata benda utama “stress”, maka hubungan yang tepat bagi kedua kata “major sources” dan “stress” adalah PAR. Berikut pembentukan word graph: major source
PAR
stress
Gambar 4 Word graph b kalimat 1.
c college student Frasa kata berasal dari dua kata yaitu kata “college” dan “student” yang memiliki makna yang berbeda, maka kedua kata tersebut dapat dituliskan menjadi satu kesatuan yaitu “college student”. Berikut pembentukan word graph: college student
Gambar 5 Word graph c kalimat 1.
Setelah melakukan analisis dari setiap frasa kata benda dalam kalimat dan menggambarkan word graph-nya, maka word graph dari kalimat 1 dapat digambarkan sebagai berikut:
14
student stress
PAR
survey CAU
PAR
major source
stress SUB college student
Setelah word graph dari kalimat 2 terbentuk, langkah selanjutnya adalah mencocokkan dengan verteks yang telah ditentukan, kata “student stress” dan “major source” tidak termasuk ke dalam daftar verteks yang telah ditentukan, sehingga word graph dari kalimat 2 dapat digambarkan sebagai berikut: SUB
v5
v16
PAR
v3
Gambar 6 Word graph kalimat 1.
Gambar 9 Word graph verteks kalimat 2.
Dari gambar tersebut, informasi yang didapat adalah “student stress survey” memiliki hubungan sebab akibat dengan “major source stress”, karena pada kalimat 1 antara kedua frasa kata tersebut terdapat kata kerja “used to determine”, sehingga hubungan antara keduanya adalah CAU. Pada umumnya apabila terdapat kata kerja, maka hubungan yang tepat adalah CAU. Di sisi lain, “college student” dan “major source stress” memiliki hubungan SUB, karena “college student” merupakan salah satu topik yang dibahas, sehingga “college student” merupakan bagian dari “major source stress”. Setelah word graph dari kalimat 1 terbentuk, langkah selanjutnya adalah mencocokkan word graph dari kalimat 1 dengan verteks yang telah ditentukan (Tabel 2), kata “student stress” dan “major source” tidak termasuk ke dalam daftar verteks yang telah ditentukan, sehingga word graph dari kalimat 1 dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar tersebut, informasi yang didapat adalah “stressful situations is part of scale”. Kata “scale” merujuk pada “major source stress among college student” pada kalimat sebelumnya.
v4
CAU
v3
SUB
v2
Gambar 7 Word graph verteks kalimat 1.
Dari gambar tersebut, informasi yang didapat adalah “survey used to determine stress among college student.” Untuk kalimat-kalimat berikutnya, proses menggambarkan word graph sama seperti analisis pada kalimat 1. Berikut word graph masing-masing kalimat: Kalimat 2: “The scale consisted of 40 potentially stressful situations.|1” Word graph dari kalimat 2 dapat digambarkan sebagai berikut: scale
SUB
Kalimat 3: “The scale addressed interpersonal,|1 intrapersonal,|1 academic,|1 and|6 environmental source of stress. |1” Word graph dari kalimat 3 dapat digambarkan sebagai berikut: intrapersonal SUB SUB
scale
SUB
stress
PAR
SUB
source PAR
interpersonal
environmental
Gambar 10 Word graph kalimat 3.
Kata “environmental ” adalah kata sifat bagi kata “source” (dalam bahasa Indonesia, sumber stress yang berasal dari lingkungan) dan kata “source” adalah pelengkap bagi kata “stress”, sehingga hubungan yang tepat adalah PAR. Di sisi lain, kata “interpersonal”, “intrapersonal”, “academic”, dan “environmental source of stress” adalah bagian dari “scale” yang dibahas, sehingga hubungan yang tepat adalah SUB. Word graph dari kalimat 3 adalah sebagai berikut: v12
v6 SUB
v5
SUB
situations
SUB
v3
PAR
v1
SUB
PAR
stressful
academic
v9
PAR
v14
Gambar 11 Word graph verteks kalimat 3. Gambar 8 Word graph kalimat 2.
15
Dari gambar di atas, informasi yang diperoleh adalah “scale of stressful situations such as interpersonal, intrapersonal, academic, and environmental source of stress.” Kalimat 4: “The items in|5 the scale were|2 also|3 classified as either|3 daily hassles or|6 major life events. |1” Word graph dari kalimat 4 dapat digambarkan sebagai berikut: life
Kalimat 6: “Overall,|1 daily hassles were|2 reported more often than|3 major life events,|1 with|5 intrapersonal sources of stress being|2 the most frequently reported source.|1” Word graph dari kalimat 6 dapat digambarkan sebagai berikut: life PAR
events
source
scale
SUB
PAR
SUB
events
PAR
SUB
items
SUB
stress
daily hassles
source
SUB
PAR
Gambar 12 Word graph kalimat 4. daily hassles
Kata “major” tidak termasuk konsep karena “major” merupakan kata sifat. Kata “daily hassles” digambarkan dalam satu kata karena memiliki arti berbeda pada kedua kata pembentuknya. Setelah word graph dari kalimat 4 terbentuk, langkah selanjutnya adalah mencocokkan dengan verteks yang telah ditentukan, sehingga word graph dari kalimat 4 dapat digambarkan sebagai berikut:
intrapersonal
v8
v1
PAR
PAR SUB
v13
v3 SUB SUB
PAR
v1
v12
v15 v8
v5
PAR
SUB
v13
Gambar 15 Word graph kalimat 6.
SUB
v15
v5
Gambar 13 Word graph verteks kalimat 4.
Kalimat 5: “Participants were|2 100 students at|5 a mid sized,|1 Midwestern university and|6 varied in|5 year in|5 school,|1 age,|1 gender,|1 and|6 major.|1” Word graph dari kalimat 5 dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 7: “The top five sources of stress were;|1 change in|5 sleeping habits,|1 vacations or|6 breaks,|1 change in|5 eating habits,|1 increased work load,|1 and|6 new 1 responsibilities.| ” Word graph dari kalimat 7 dapat digambarkan sebagai berikut: five
breaks
vacations
PAR SUB
participants SUB
100
source
age
PAR
SUB
PAR
SUB
students
SUB SUB
SUB
eating habits
stress
year
gender
Midwestern university
work load
sleeping habits
PAR
school mid sized
increasing PAR
v11
Gambar 14 Word graph kalimat 5.
v11
v1 PAR
v2 v3
Gambar 16 Word graph kalimat 7.
16
Kalimat 8: “The findings from|5 this study may be|2 further used to examine which|3 sources of stress cause|4 the highest levels of stress among|5 college students,|1 and|6 may be|2 helpful in|5 creating stress management programs.|1” Word graph dari kalimat 8 dapat digambarkan sebagai berikut:
nonstudent peers problems
SUB
findings
Kalimat 10: “The problems and|6 situations encountered by|5 college students may|2 differ from|5 those faced by|5 their|3 nonstudent peers.|1” Word graph dari kalimat 10 dapat digambarkan sebagai berikut:
study
situations
CAU
student stress
college student
PAR PAR
source
stress
CAU
survey v2
CAU CAU SUB
college student
programs
level
v16
CAU
v7
v2
PAR
Gambar 19 Word graph kalimat 10. stress management v4
v1
SUB
v4
PAR
SUB
v3
Kalimat 11: “The environment in|5 which|3 college students live is|2 quite different.|1” Word graph dari kalimat 11 dapat digambarkan sebagai berikut: PAR
college student
v5
live SUB
SUB
environment
v2
Gambar 17 Word graph kalimat 8.
v2
PAR
v8 SUB
Kalimat 9: “The dynamic relationship between|5 the person and|6 environment in|5 stress perception and|6 reaction is|2 especially magnified in|5 college students.|1” Word graph dari kalimat 9 dapat digambarkan sebagai berikut:
person
SUB
environment
relationship SUB
reaction CAU
stress perception
college student
v9
Gambar 20 Word graph kalimat 11.
Kalimat 12: “While jobs outside of|4 the university setting involve|4 their|3 own sources of stress,|1 such as|3 evaluation by|5 superiors and|6 striving for goals,|1 the continuous evaluation that|3 college students are|2 subjected to,|1 such as|3 weekly tests and|6 papers,|1 is|2 one which|3 is|2 not often seen by|5 non-students.|1” Word graph dari kalimat 12 dapat digambarkan sebagai berikut: university setting
jobs outside
PAR
SUB
SUB
v10
v9
PAR SUB
stress
superior
evaluation paper
PAR
v2
Gambar 18 Word graph kalimat 9.
source
SUB college
PAR student
test
17
v1
Kalimat 16: “In addition to academic requirements,|1 relations with|4 faculty members and|6 time pressures may|2 also be|2 sources of stress.|1” Word graph dari kalimat 16 dapat digambarkan sebagai berikut:
v3 SUB
v2
Gambar 21 Word graph kalimat 12. PAR
source
Kalimat 13: “The pressure to earn good grades and|6 to earn a degree is|2 very high.|1” Word graph dari kalimat 13 dapat digambarkan sebagai berikut:
faculty member
SUB
academic requirement
SUB
time pressure
relation
CAU
grades
pressure CAU
PAR
v1 degree
Karena semua konsep pada gambar di atas tidak termasuk dalam konsep yang memenuhi threshold, maka tidak ada word graph yang sesuai dengan verteks yang ditentukan. Kalimat 14: “Earning high grades is|2 not|4 the only source of stress for|5 college students.|1” Word graph dari kalimat 14 dapat digambarkan sebagai berikut: CAU
v10
Kalimat 17: “Relationships with|5 family and|6 friends,|1 eating and|6 sleeping habits,|1 and|6 loneliness may|2 affect some students adversely.|1” Word graph dari kalimat 17 dapat digambarkan sebagai berikut: SUB
family
friends
SUB
relationship eating habits
sleeping habits
CAU
student
PAR
stress
SUB
v3
Gambar 25 Word graph kalimat 16.
Gambar 22 Word graph kalimat 13.
grades
stress
CAU
source CAU
SUB
loneliness v10
college PAR
CAU
v3
v1
v2
SUB
v2
Gambar 26 Word graph kalimat 17.
Gambar 23 Word graph kalimat 14.
Kalimat 15: “Other potential sources of stress include excessive homework,|1 unclear and|6 uncomfortable assignments,|1 1 classrooms.| ” Word graph dari kalimat 15 dapat digambarkan sebagai berikut: source
PAR
SUB
stress
homework
v1
classroom PAR
PAR
assessment EQU
stress
PAR
SUB
level college student
topic
SUB assignme
Kalimat 18: “Assessment of stress levels in|5 college students is|2 a topic often examined by|5 researchers.|1” Word graph dari kalimat 18 dapat digambarkan sebagai berikut:
v3
Gambar 24 Word graph kalimat 15.
researchers
CAU
v3
v2
Gambar 27 Word graph kalimat 18.
18
Kalimat 19: “For example,|1 Towbes and|6 Cohen (1996) created|4 the College Chronic Life Stress Survey in|5 which|3 they|3 focused on|5 the frequency of chronic stress in|5 the lives of college students.|1” Word graph dari kalimat 19 dapat digambarkan sebagai berikut:
Word graph dari kalimat 21 digambarkan sebagai berikut: they
researchers CAU SUB
stressors
relation PAR
survey
PAR
stress
dapat
life
SUB
SUB
PAR
basis
time college student
PAR
v4
PAR
v3
CAU
student
v8
PAR
v2
v10
SUB
v1
Gambar 28 Word graph kalimat 19.
Kalimat 20: “This|3 scale contains items that|3 persist across time to create stress,|1 such as|3 interpersonal conflicts,|1 self-esteem 1 6 problems,| and| money problems.|1” Word graph dari kalimat 20 dapat digambarkan sebagai berikut:
scale
survey
v2
Gambar 30 Word graph kalimat 21.
Kalimat 22: “They|3 found that|3 in|5 regard to chronic stress,|1 first-year students scored higher than|3 other students.|1” Word graph dari kalimat 22 dapat digambarkan sebagai berikut:
time they
SUB
CAU
SUB
CAU
stress
items conflicts
researchers
CAU
PAR
stress scored
SUB
PAR
problems
PAR
first year
interpersonal
PAR
student
SUB
self esteem
money v3
v4
v2
Gambar 31 Word graph kalimat 22.
SUB
v3
v5 v7
SUB
v7
PAR
v14
Gambar 29 Word graph kalimat 20.
Kalimat 23: “Similar studies have|2 examined both|3 sources of stress among|5 6 undergraduate (Gadzella, 1994) and| graduate students.|1” Word graph dari kalimat 23 dapat digambarkan sebagai berikut: studies
CAU
stress
PAR
sources
CAU
Kalimat 21: “They evaluated these stressors in|4 relation to how many times a student had to deal with|4 them on|4 a weekly basis.|1”
students PAR
graduate
undergraduate
19
PAR
v3
PAR
v2
v1 v8
CAU
v10
v2
v6
CAU CAU
PAR
Gambar 32 Word graph kalimat 23.
Kalimat 24: “While|5 many specific events and|6 situations have been|2 implicated as|3 stressors for|5 college students,|1 more research is|2 needed to investigate|4 the nature of these stressors for|5 college students,|1 and|6 which|3 stressors are|2 most prevalent in|5 college students lives.|1” Word graph dari kalimat 24 dapat digambarkan sebagai berikut: events
situations
v14
Gambar 34 Word graph kalimat 25.
Kalimat 26: “In addition,|1 research is|2 needed to clarify whether|3 these stressors are|2 mostly daily hassles or|6 major live events.|1” Word graph dari kalimat 26 dapat digambarkan sebagai berikut: events
daily hassles
CAU
SUB
stressors
PAR
stressors
CAU
college students
v13
v1
life
CAU
PAR
CAU
live
reserach v16
v15
SUB
v13 PAR
v1 v8
v1 CAU
v2
Gambar 35 Word graph kalimat 26.
v8
PAR
Gambar 33 Word graph kalimat 24.
Kalimat 25: “It|3 is|2 unclear whether|3 most interpersonal stressors result from|5 6 relationships or| academics.|1” Word graph dari kalimat 25 dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 27: “The purpose of this study was|2 to determine what|3 sources of stress are|2 the most prevalent among|5 college students,|1 and|6 to examine|4 the nature of these stressors.|1” Word graph dari kalimat 27 dapat digambarkan sebagai berikut: purpose
SUB
study
college students PAR
it
CAU
life stress
CAU
CAU
stressors
PAR
sources
SUB CAU
college students relationship
academic
PAR
PAR
v3
v1
v4
interpersonal SUB
v2
Gambar 36 Word graph kalimat 27.
20
Kalimat 28: “Interpersonal sources result from|5 interactions with|5 other people,|1 such as,|1 a fight with|5 a boyfriend or|6 girlfriend or|6 trouble with|5 parents.|1” Word graph dari kalimat 28 dapat digambarkan sebagai berikut: PAR
interpersonal
PAR
school
activities
issues
SUB
transferring school
work load
PAR
sources
v6
v1
SUB
v6
v6
CAU
parents interactions
SUB
Gambar 39 Word graph kalimat 30.
CAU
Kalimat 31: “Finally,|1 environmental stressors result from|5 problems in|5 the environment,|1 outside of academics,|1 such as|3 car or|6 computer problems.|1”
people trouble SUB
boyfriend
girlfriend
v14
PAR
v1
Word graph dari kalimat 31 digambarkan sebagai berikut:
CAU
v10
v7
PAR
environmental
stressors CAU
Gambar 37 Word graph kalimat 28. PAR
environment
Kalimat 29: “Intrapersonal sources result from|5 internal sources,|1 such as,|1 changes in|5 eating or|6 sleeping habits.|1” Word graph dari kalimat 29 dapat digambarkan sebagai berikut:
problem SUB
outside academic SUB
car
computer PAR
intrapersonal
sources CAU
change
dapat
v9
PAR
v1
SUB
internal v9
PAR
CAU
v7
SUB
sleeping habits
eating habits
v12
PAR
v1
Kalimat 32: “Respondents checked each item they had|2 experienced during|4 the current school year.|1” Word graph dari kalimat 32 dapat digambarkan sebagai berikut:
CAU
v12
Gambar 38. Word graph kalimat 29
Kalimat 30: “Academic sources arise from|5 school-related activities and|6 issues,|1 such as,|1 an increased class workload or|6 transferring schools.|1” Word graph dari kalimat 30 dapat digambarkan sebagai berikut: academic
PAR
sources CAU
school
PAR
activities
Gambar 40 Word graph kalimat 31.
issues
respondents
CAU
item v5
Gambar 41 Word graph kalimat 32.
Kalimat 33: “Within these divisions,|1 the stressors were|2 identified as|3 either daily hassles,|1 like|3 financial difficulties or|6 being|2 placed in|5 an unfamiliar situation,|1 or|6 major life events,|1 such as|3 starting college or|6 change in|5 use of alcohol or|6 drugs.|1”
21
Word graph dari kalimat 33 digambarkan sebagai berikut:
dapat
v9
v12 SUB
v14 PAR SUB
SUB
stressors
SUB
SUB
situation PAR
events
student stress
spring semester
SUB
EQU
SUB
v16
c
Analisis Graf Setelah pembentukan word graph, maka tahap selanjutnya adalah analisis graf yang berupa analisis relasi PAR, CAU, dan SUB yang terdapat pada setiap word graph. Data masing-masing relasi pada teks yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3 pada Lampiran 2.
v13 PAR
v8
Gambar 42 Word graph kalimat 33.
Kalimat 34: “Daily hassles comprised|3 six interpersonal stressors,|1 seven intrapersonal stressors,|1 three academic stressors,|1 and|6 seven environmental.|1” Word graph dari kalimat 34 dapat digambarkan sebagai berikut: seven
seven PAR
daily hassles
environmental
intrapersonal SUB SUB
SUB
stressors
academic
interpersonal
PAR
PAR
six
v11 PAR
v12
1997
Gambar 44 Word graph kalimat 35. SUB
PAR
survey
v4
v9
v15 v7
PAR
PAR
v14 v1
v11
Kalimat 35: “The Student Stress Survey was|2 distributed at|5 the beginning of a regularly scheduled fraternity meeting in|5 the 1997 Spring semester.|1” Word graph dari kalimat 35 dapat digambarkan sebagai berikut:
life
financial v12
PAR
environmental
difficulties PAR
v15
v11
daily hassles
v6
v6
Gambar 43 Word graph kalimat 34.
EQU
academic
SUB
SUB
SUB
interpersonal
intrapersonal
divions
v1
three
v11 PAR
v9
Analisis relasi PAR Relasi PAR digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu mempunyai sifat sesuatu yang lain. Dalam hal ini, ketika ada dua atau lebih kata benda, maka salah satunya merupakan sifat atau pelengkap bagi lainnya. Menurut Febriatmoko (2011), kata benda yang terhubung oleh relasi PAR dapat membentuk sebuah kata baru. Untuk menentukan sebuah kata benda yang baru, maka dibuat aturan bahwa kata benda baru tersusun dari dua buah kata benda yang terhubung oleh relasi PAR. Kata benda baru terdiri atas kata benda utama dan kata benda yang memberi sifat atau keterangan. Kata benda yang memiliki sifat tidak boleh memiliki relasi selain PAR (misal verteks u), sedangkan verteks v harus memiliki relasi selain PAR. Dalam teks yang digunakan, terdapat hubungan PAR antara v2 ke v8. Kedua verteks tersebut tidak termasuk dalam
22
analisis relasi PAR karena kata benda yang berupa sifat memiliki relasi selain PAR. Setelah mendapatkan sebuah kata benda baru yang terdiri atas dua buah verteks, akan dilihat makna kata baru hasil gabungan kata benda tersebut. Jika maknanya sama dengan salah satu kata benda yang terdapat dalam verteks, maka kata benda baru yang terbentuk akan dikelompokkan bersama kata benda yang memiliki makna yang sama. Jika kata benda baru memiliki sebuah makna yang tidak sama dengan salah satu verteks yang ada, maka kata benda baru tersebut akan diberi label dan dijadikan sebuah verteks baru (Febriatmoko 2011). Daftar analisis PAR pada teks dapat dilihat pada Tabel 4 pada Lampiran 3. Berikut adalah penggabungan verteks dengan relasi PAR yang memiliki makna baru dan yang tidak memiliki makna baru sesuai dengan Tabel 4. v3 v9
v16 v1
A B
v1
v3
v1
v8
v13
C
v11
v2
v2
v12
v1
D
v11
v1
v1
v8
v3
E
v3
v4
F
v14
v7
G
v14
v10
v10
v14
v1
H
v6
v1
v9
v7
v11 v11
v13
v6
v3
v12
v3
v4
v2
v7
v5
v4
v3
v15
v6
v6
v10
v1
v13
v16
v9
v12
v15
v5
v7
v3
v8
v14
Gambar 46 Penggabungan verteks relasi SUB.
Gambar di atas merupakan gabungan dari semua relasi SUB yang terdapat dalam teks. Dari gambar di atas, terdapat garis putus-putus antara dua verteks yang mengikuti prinsip logika matematika, sehingga terdapat relasi SUB yang dapat direduksi. Daftar relasi SUB yang dapat direduksi antara lain yaitu:
I
v2 v9
v3 v10
v13 v1
J
v12
v1
v15
v12
v12
v7
v5
v4
v14
v14
v7
v5
v3
v15
v13
v11
v9
v9
v7
v11
v6
v6
v16
v13
v1
v14
v13
v5
Gambar 45 Penggabungan verteks relasi PAR.
Analisis relasi CAU dan SUB Berdasarkan prinsip logika matematika, terdapat beberapa hubungan relasi SUB yaitu : jika A SUB B dan B SUB C, maka A SUB C dan jika A SUB B dan B SUB A, maka A = B. Di sisi lain, menurut Hoede dan Nurdiati (2008a), pada relasi CAU pun berlaku prinsip logika matematika yaitu jika A CAU B dan B CAU C, maka A CAU C. Graf dari relasi SUB dapat digambarkan sebagai berikut:
v4
Gambar 47 Relasi SUB yang direduksi.
Dari keterangan di atas, berdasarkan prinsip logika matematika, maka hubungan SUB terjadi pada kedua verteks antara lain, yaitu: a. v2 ke v13 e. v7 ke v3 b. v9 ke v1 f. v7 ke v13 c. v12 ke v4 g. v16 ke v1 d. v7 ke v4 h. v14 ke v5 Selanjutnya, akan digambarkan graf dari relasi CAU sebagai berikut
23
v7
v3 v13
v10 v16
v2 v1
v7
v v10 v8
v12
v6
Gambar 48 Penggabungan verteks relasi CAU.
Hubungan antara v12 ke v1, v13 ke v1, v10 ke v1, dan v7 ke v3 memiliki dua relasi yaitu SUB dan CAU, maka berdasarkan hukum penambahan menurut Dimas (2011), kedua relasi tersebut dapat digantikan dengan relasi SUB. Akan tetapi, kedua verteks tersebut termasuk dalam analisis PAR, sehingga menjadi kata benda yang baru. Penggantian relasi SUB tidak digambarkan dalam penggabungan grafnya. Hukum penambahan dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:
Terdapat lima pasangan verteks yang dihilangkan (garis putus-putus) karena memiliki relasi PAR, sehingga relasi CAU digantikan oleh PAR. Verteks-verteks tersebut digambarkan sesuai dengan Tabel 3. Analisis Hubungan Searah Hubungan searah yang terdapat dalam teks adalah sebagai berikut : SUB
v12
v1
CAU SUB
v1
v13 CAU SUB
v10
v1 SUB
v3 CAU PAR
v6
+
CAU
SUB
CAU
CAU
SUB
SUB
SUB
SUB
Hubungan antara v6 ke v1 memiliki dua relasi yaitu PAR dan CAU. Melihat dari susunan kata bendanya, bahwa v6 = academic dan v1 = source, maka kedua relasi tersebut dapat digantikan dengan relasi PAR karena “academic” merupakan sifat dari “source” yang berarti sumber yang bersifat akademik. d Penggabungan Graf Setelah melalui proses analisis masingmasing graf pada setiap kalimat, selanjutnya adalah menggabungkan graf sesuai dengan analisis sebelumnya. Graf gabungan yang terjadi dalam teks dapat dilihat pada Gambar 50.
CAU
v7
Tabel 5 Hukum Penambahan
v1 CAU
Gambar 49 Analisis hubungan searah.
v4
v9 F
G
v2
v15
v7
v16
v8
v2 v10 E
v6
v6
B
A
v1
J v13 I
v2 H
C E
v3
v4
D
v4
v12
Gambar 50 Graf gabungan relasi PAR, SUB, dan CAU.
: Relasi PAR : Relasi SUB : Relasi CAU
24
Informasi yang dapat diambil dari Gambar 50 antara lain sebagai berikut: 1 Stressors (v1) has an effect for college student (v2) in their life (v8) and environment (v9) is part of life (v8). Stressors (v1) is caused by situation (v16), environmental sources (B) were from stressful situations (A), intrapersonal sources (D), life events (E), interpersonal sources (H), academic sources (I), and environment problem (J). Situations (v16) can be college students (v2) stress. These stressors is part of daily hassles (v15). One of them from daily hassles (v15) is interpersonal conflicts (G). These conflicts are subject from stress survey (F). 2 Stressor from academic can be look as transferring school (v6) and transferring school (v6) is part of school (v6). 3 Intrapersonal (v12) from this study (v4) can caused stress (v3) for college student (v2). Beside it, relationship (v10), problem and conflicts (v7), live events (E) can also caused stress (v3). Problem and conflicts (v7) also subject from this survey (v4). b Metode Concept Mapping (CM). Metode selanjutnya adalah metode Concept Mapping (CM) untuk jenis teks recount text pada Lampiran 1. Analisis metode tersebut adalah sebagai berikut : Membaca materi yang dipelajari Tahap awal dari metode ini adalah membaca materi. Dalam hal ini, teks 1 yang terdapat pada Lampiran 1 dibaca terlebih dahulu agar pembaca memiliki gambaran tentang isi dari teks tersebut. Dalam teori Ausubel (Dahar 1988:149 dalam Anwar 2010) dikatakan bahwa “faktor yang paling penting adalah pengetahuan awal”. Menentukan konsep-konsep penting Setelah tahap pertama selesai, selanjutnya menentukan konsep-konsep penting yang terdapat dalam bacaan. Untuk lebih mudah, konsep-konsep tersebut dapat dikelompokkan tiap paragraf. Daftar konsep-konsep penting pada teks 1 dapat dilihat pada Tabel 6 (Lampiran 4). Konsep-konsep yang sudah dipilih disusun berurutan Konsep paling umum diletakkan paling atas dan diurut ke bawah sesuai tingkat inklusifnya disusun secara vertikal. Masing-masing konsep yang telah terdaftar pada Tabel 6, selanjutnya disusun
berurutan yang dimulai dari konsep yang paling inklusif. Analisis untuk teks pada Lampiran 1 adalah sebagai berikut: - konsep yang paling inklusif adalah “major sources of stress” (A) yang dalam penggambaran pemetaannya diletakkan di posisi paling atas, - konsep yang terkait dengan konsep “major (A) adalah sources of stress” “intrapersonal sources” (A1), “interpersonal sources” (A2), “academic “environmental sources” (A3), dan sources” (A4). - masing-masing konsep turunan dari konsep paling inklusif dicari lagi konsep turunannya hingga mencapai tingkat kurang inklusif. Analisisnya adalah sebagai berikut: konsep turunan dari konsep “intrapersonal sources” (A1) adalah “internal sources” (B1) dan konsep “internal turunan dari konsep sources” (B1) adalah konsep “change in sleeping habits” (C1), “change in eating habits” (C2), “vacations or breaks” (C3), “self esteem problems” (C4), “money problem” (C5), dan “loneliness” (C6). konsep turunan dari konsep “interpersonal sources” (A2) adalah konsep “interactions” (B2) dan konsep turunan konsep “interactions” (B2) adalah konsep “family” (C7), “friends” (C8), dan “faculty member” (C9), sedangkan konsep “family” (C7) masih memiliki konsep turunan lagi yaitu konsep “parents” (C10). konsep turunan dari konsep “academic sources” (A3) adalah konsep “school related activities” (B3) dan konsep “school related activities” (B3) memiliki konsep turunan yaitu konsep “earning high grades” (C11), “excessive homework” (C12), “unclear assignment” (C13), “increased class workload” (C14), dan “transferring schools” (C15). konsep turunan dari konsep “environmental sources” (A4) adalah “problems in the konsep environmental” (B4) yang juga memiliki konsep turunan “unfamiliar situations” (C16). Untuk menghubungkan dua atau lebih konsep yaitu konsep yang inklusif dengan konsep yang kurang inklusif digambarkan
25
di bawahnya, maka akan diperoleh suatu bentuk hierarki pada peta konsep Setelah konsep umum dan konsep turunannya dianalisis, tahap selanjutnya yakni menggambarkannya secara hierarki (konsep paling inklusif diletakkan paling atas dan konsep-konsep lainnya diletakkan di bawahnya sesuai dengan tingkat inklusifnya). Kata penghubung harus digunakan untuk menghubungkan antara konsep secara horizontal yang menggunakan garis tanda panah yang menuju pada konsep yang terkait dengannya. Agar dapat melihat keterkaitan antar konsep, maka antar konsep diberi kata penghubung yang membentuk suatu proposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan kata-kata dalam suatu unit semantik (Novak dalam Dahar 1988:50). Dengan terbentuknya suatu proposisi, maka hubungan antar konsep menjadi lebih bermakna (Anwar 2010). Kata hubung yang digunakan dalam konsep-konsep yang sudah dianalisis adalah sebagai berikut : - konsep yang terkait dengan konsep “major (A) adalah sources of stress” “intrapersonal sources” (A1), “interpersonal sources” (A2), “academic “environmental sources” (A3), dan sources” (A4) dihubungkan dengan kata hubung “consist of” karena konsep A1, A2, A3, A4 adalah bagian dari konsep A. - konsep turunan dari konsep “intrapersonal sources” (A1) adalah “internal sources” (B1); konsep turunan dari konsep “interpersonal sources” (A2) adalah konsep “interactions” (B2); konsep turunan dari konsep “academic sources” (A3) adalah konsep “school related activities” (B3); konsep turunan dari konsep “environmental sources” (A4) adalah konsep “problems in the environmental” (B4) dihubungkan dengan kata hubung “are” karena konsep B1, B2, B3, dan B4 merupakan pengertian dari konsep A1, A2, A3, A4. - konsep “internal sources” (B1) adalah konsep “change in sleeping habits” (C1), “change in eating habits” (C2), “vacations or breaks” (C3), “self esteem problems” (C4), “money problem” (C5), dan “loneliness” (C6);
-
konsep turunan: konsep “interactions” “family” (C7), (B2) adalah konsep “friends” (C8), dan “faculty member” (C9), sedangkan konsep “family” (C7) masih memiliki konsep turunan lagi yaitu konsep “parents” (D1) ; konsep “school related activities” (B3) memiliki konsep turunan yaitu konsep “earning high grades” (C10), “excessive homework” (C11), “unclear assignment” (C12), “increased class workload” (C13), dan “transferring schools” (C14); konsep “problems in the environmental” (B4) yang juga memiliki konsep turunan “unfamiliar situations” (C15) dihubungkan dengan kata hubung “such as” dan “with” yang digunakan sesuai kebutuhan agar konsep-konsep menjadi lebih bermakna. untuk konsep-konsep yang terdapat dalam Tabel 6 dapat digabungkan dengan konsep-konsep yang sudah dianalisis.
Gambar Concept Mapping dari teks pada Lampiran 1 dapat dilihat pada Gambar 51. Hasil analisis dari Gambar 51 adalah sebagai berikut: 1 Major sources of stress (A) consist of intrapersonal sources (A1), interpersonal sources (A2), academic sources(A3), and environmental sources( A4). 2 Intrapersonal sources (A1) are internal sources (B1) such as change in sleeping (C1) and eating habits (C2), vacations (C3) or breaks (C4), self esteem (C5), and money problem (C6). are 3 Interpersonal sources (A1) interactions(B2) with family (C7) such as from parents (D1), friends (C8), and faculty member (C9). 4 Academic sources (A3) are school related academic (B3) such as earning high grades (C10), excessive homework (C11), unclear assignment (C12), increased workload (C13), and transferring schools (C14). 5 Environmental sources (A4) are problems in the environmental (B4) such as unfamiliar situations (C15).
26
A consist of
A1
B2
C2
C3
such as
C4
C5
C6
C7
C8
B4
such as
such as
such as
are
B3
such as
such as
A4
are
are
B1
C1
A3
A2
are
such as
consist of
consist of
such as
such as
C9
C10
C11
C12
C13
C14
C15
with
D1 Gambar 51 Concept Mapping Teks 1 Lampiran 1. “Sources of Stress among College Students”
26
27
Teks pada Lampiran 1 telah diuji dengan metode Knowledge Graph (KG) dan Concept Mapping (CM) dengan hasil yang dapat dilihat pada Gambar 50 dan Gambar 51. Selanjutnya, teks 2 (hortatory exposition) dan teks 3 (recount text) pun diuji dengan kedua metode tersebut seperti teks 1. Analisis penentuan kata benda sebagai konsep (metode KG) untuk kedua jenis teks dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 8. Di samping itu, analisis konsep-konsep (metode CM) dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 9. Hasil dari teks 2 dan teks 3 dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Lampiran 12. Setelah semua teks diuji dengan kedua metode tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis perbandingan keseluruhan teks. Perbandingan yang dianalisis meliputi aspek proses (interpretasi dan kemudahan), hasil, dan tujuan jangka panjang. 3 Analisis kedua metode Analisis dari kedua metode yang digunakan yaitu metode Knowledge Graph (KG) dan metode Concept Mapping (CM) dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain aspek proses (interpretasi dan kemudahan), hasil, dan tujuan jangka panjang. Masing-masing aspek akan dijelaskan sebagai berikut: a Proses Pada aspek proses, hal yang ditinjau meliputi aspek interpretasi dan aspek kemudahan dalam penggunaan masingmasing metode. Interpretasi hasil dari metode Knowledge Graph (KG) dan metode Concept Mapping (CM) tetap mengandung unsur kesubjektifan. Unsur kesubjektifan masingmasing metode terletak pada bagian yang berbeda. Untuk metode KG, unsur kesubjektifan terdapat pada interpretasi hasil graf, sedangkan pada metode CM kesubjektifan terjadi ketika pemilihan konsep serta kata hubung. Dengan tingginya subjektifitas, maka akan terjadi kesulitan dalam mengimplementasikannya dalam bahasa pemrograman. Selain ditinjau dari interpretasi hasilnya, pada aspek proses juga meninjau dari segi kemudahan penggunaan metode. Metode CM lebih mudah digunakan sebagai teknis menganalisis pengetahuan secara analisis manual, namun akan menjadi kesulitan ketika diimplementasikan dalam bahasa pemrograman. Di sisi lain, untuk metode KG
sendiri secara manual dirasa cukup sulit yang disebabkan oleh analisis PAR, penggabungan graf, dan interpretasi hasil akhir. Akan tetapi, batasan konsep pada metode KG sudah jelas yaitu konsep kata benda, sehingga mempermudah komputer untuk membacanya. b Hasil Pada aspek hasil, yang diperhatikan untuk kedua metode adalah cara pandang terhadap masing-masing metode. Untuk hasil dari metode KG adalah representasi suatu pengetahuan berbentuk graf yang berupa jaringan (network). Dengan bentuk yang berupa jaringan, maka pembaca akan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu konsep, karena ketika menemukan satu buah konsep, otak harus bisa menentukan konsep apa saja yang terkait dengan konsep tersebut dan juga harus mengetahui relasi antarkonsep. Bentuk jaringan ini tidak terstruktur, sehingga dapat terbawa ke sisi mana pun saat memahami suatu konsep. Di sisi lain, hasil dari metode CM adalah representasi pengetahuan berupa diagram dengan struktur hierarki. Dengan kata lain, pada metode CM cenderung dilihat dari penggambarannya yang terstruktur. Dalam metode ini, pembaca benar-benar melakukan pemahaman konseptual. Ketika kita akan mempelajari suatu konsep, maka kita dapat melihat konsep apa saja yang terkait dengan konsep sebelumnya. Untuk mendapatkan konsep terkait, kita dengan mudah dapat mengambil konsep-konsep yang terdapat di bawah konsep utama. Hal ini dikarenakan oleh struktur yang hierarki dengan menempatkan konsep paling umum pada bagian paling atas. Bagian di bawahnya merupakan konsep-konsep yang lebih spesifik. Dari berbagai jenis teks yang digunakan, metode KG dapat diterapkan pada teks 1 dengan jenis “recount text”, karena teks tersebut mempunyai ukuran yang besar, sehingga kata benda pun banyak muncul, dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan maknanya dan hasilnya terdapat pada Gambar 50. Teks 1 ini pun dapat diterapkan untuk metode CM seperti hasil yang ditunjukkan pada Gambar 51. Akan tetapi, pada teks 3 dengan jenis yang sama, metode yang dapat diterapkan adalah metode CM. Hal ini dikarenakan ukuran teks 3 yang lebih kecil dibandingkan teks 1, sehingga kata benda yang muncul semakin berkurang dan tidak memenuhi syarat untuk metode KG. Di
28
samping itu, terlalu banyak kata yang menunjukkan nama orang yang tidak termasuk kata benda yang digunakan. Oleh sebab itu, maka metode yang digunakan adalah metode CM. Untuk jenis teks 2 (hortatory exposition), metode yang diterapkan adalah metode CM karena ukuran teks tersebut lebih kecil dibandingkan teks 1. Dengan ukuran yang semakin kecil, maka kata benda yang muncul semakin berkurang. Daftar kata benda untuk teks 2 ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada lampiran tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilakukan penentuan kata benda sebagai konsep, verteks yang didapatkan hanya empat buah. Hal ini menyebabkan banyaknya informasi yang hilang bila menggunakan metode Knowledge Graph (KG). Penjelasan ini pun berlaku untuk teks 3 yang juga memiliki verteks yang sedikit yaitu sebanyak enam buah verteks. Hal ini serupa dengan teks 2, apabila menggunakan metode KG, maka akan banyak informasi yang hilang. Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa metode KG lebih cocok untuk kriteria teks sebagai berikut: - teks yang berukuran besar. Teks yang berukuran besar artinya dalam teks tersebut mengandung banyak kalimat dalam setiap paragrafnya. Teks berukuran besar dapat juga dilihat dari jumlah halamannya yang banyak. Dengan semakin banyaknya halaman, maka jumlah kata benda dalam suatu teks pun akan semakin banyak karena ukurannya yang semakin besar, - setiap paragraf berikutnya merupakan penjelas atau pendukung ide paragraf sebelumnya (teks terstruktur). Hal ini dapat dilihat pada teks 1 yang menjelaskan sumber-sumber stress pada mahasiswa. Paragraf pertama merupakan ide utama dalam teks yaitu “major sources of stress”. Dua kalimat berikutnya menyatakan bahwa “The scale addressed interpersonal, intrapersonal, academic, and environmental sources of stress”. Setelah itu, paragraf kedua dan ketiga mendukung ide utama dalam penjelasannya mengenai sumber-sumber stress pada mahasiswa. Paragraf keempat merupakan penjelas dari paragraf pertama yang lebih rinci dalam penjelasan masingmasing sumber stress pada mahasiswa. Hal ini memudahkan dalam penentuan kata benda dan juga ketika mengelompokkan berdasarkan kesamaan maknanya. Di sisi lain, metode CM tidak cocok digunakan untuk teks berukuran besar. Dengan ukuran teks yang besar, maka
kesubjektifan yang dimiliki akan semakin tinggi juga. Hal ini akan mempersulit kerja komputer untuk mengidentifikasi konsepkonsepnya. c Tujuan jangka panjang Tujuan jangka panjang dari metode KG dan metode CM diharapkan dapat mengidentifikasi inti sari suatu pengetahuan dengan efektif dan efisien. Dengan adanya kedua metode ini, diharapkan dapat mengasah logika berpikir seseorang. Dari keterangan-keterangan di atas, maka masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: a Kelebihan Kelebihan untuk metode KG antara lain adanya konsep terbatas, dalam hal ini kata benda serta adanya ontologi yang jelas, sehingga dapat mempermudah proses dalam mengimplementasikan ke bahasa pemrograman. Untuk metode CM, kelebihannya terdapat pada hasil akhir yang berupa diagram terstruktur, sehingga membawa pembaca dengan langkah terstruktur untuk memahami suatu konsep. b Kekurangan Kekurangan dari metode KG yaitu kesulitan dalam analisis PAR, penggabungan graf, dan interpretasi hasil graf yang tidak terstruktur. Hasil yang tidak terstruktur membuat seseorang berbeda persepsi terhadap suatu konsep. Untuk metode CM, kesulitan terjadi dalam mengimplementasikan dalam bahasa pemrograman yang disebabkan adanya kebebasan dalam menentukan konsep dan kata hubung. Dari hasil analisis perbandingan pun dapat disimpulkan tentang persamaan dan perbedaan kedua metode. Persamaan yang dimiliki oleh kedua metode adalah memiliki keterkaitan konsep dan unsur kesubjektifan. Namun, selain memiliki persamaan, keduanya pun memiliki perbedaan, yaitu metode KG memiliki konsep yang jelas (kata benda) dan relasi yang jelas (relasi PAR, SUB, CAU), sedangkan untuk metode CM, konsep dan kata hubungnya sangat subjektif karena tidak ada ketentuan. Unsur kesubjektifan pun menjadi pembeda kedua metode. Pada metode KG, unsur kesubjektifan terdapat pada hasil interpretasi graf, sedangkan metode CM sejak awal penentuan konsep dan kata hubung sudah sangat subjektif, dan metode KG hasilnya berupa graf yang nonhierarki,
29
sedangkan metode CM hasilnya berupa diagram konsep yang terstruktur. Penelitian-penelitian lain terkait dengan penggunaan metode CM salah satunya diterapkan pada pembelajaran Matematika di SMPN 2 Gondangrejo kelas VIII dan disajikan dalam penulisan ilmiahnya oleh Margono T (2010) dengan judul penelitiannya “Implementasi Metode Concept Mapping dalam Pembelajaran Matematika sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika”. Penelitian tentang metode ini pun dikembangkan di Cornell University dari tahun 1970. Metode ini sudah digunakan lebih dari 25 tahun sebagai bahan penelitian dan praktik pembelajaran dalam kelas untuk menangkap dan menaksir kestrukturan pengetahuan siswa
((Novak dan Gowin 1984) dalam (Zeilik 2010)). Hasil penelitian pembelajaran dalam kelas dengan menggunakan metode ini dituangkan dalam jurnal penelitian pada pengajaran ilmu pengetahuan oleh McClure JR, Sonak B, dan Hoi KS dengan judul “Concept Map Assessment of Classroom Learning : Reliability, Validity, and Logistical Practically” yang disebarluaskan pada tahun 1999. Penelitian-penelitian tersebut masih terbatas pada analisis manual. Oleh sebab itu, penelitian yang telah dilakukan dan tertuang dalam karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis beberapa metode sebagai teknik menangkap pengetahuan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merancang sistem otomatis, sehingga akan mempermudah kebutuhan.
V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa suatu pengetahuan yang berupa gambaran inti sari dapat ditangkap dengan menggunakan metode Knowledge Graph (KG) dan metode Concept Mapping (CM). Kedua metode tersebut dapat diterapkan pada teks berbahasa Inggris dengan berbagai jenis teks. Berdasarkan analisis perbandingan, representasi pengetahuan menggunakan metode KG menghasilkan graf yang tidak terstruktur, sedangkan metode CM menghasilkan diagram yang terstruktur. Metode KG lebih cocok untuk kriteria teks berukuran besar. Hal ini dikarenakan teks dengan semakin besarnya ukuran teks, maka kata benda yang muncul pun semakin banyak serta terdapat keterkaitan antarparagraf. Di
sisi lain, metode CM tidak cocok digunakan untuk teks berukuran besar. Hal ini dikarenakan langkah pertama dalam metode CM harus mempelajari pengetahuannya terlebih dahulu, sehingga dengan ukuran teks yang besar, metode CM memiliki banyak kesubjektifannya. Hal ini akan mempersulit komputer dalam menentukan konsepkonsepnya. 5.2 Saran Saran dari peneliti untuk peneliti berikutnya yaitu meneliti efektifitas metode representasi yang lain, misalnya metode Conceptual Graph (CG) dan Semantic Network (SN). Selain itu, saran yang lain adalah merancang sebuah aturan yang dapat membuat abstraksi teks secara otomatis.
VI DAFTAR PUSTAKA Agustien HIR, Purwati M, Yuliani M. 2005. English for a Better Life. Bandung: Pakar Raya. Alim MB. 2009. Pengertian Ilmu Psikologi. http://www.psikologizone.com/pengertianilmu-psikologi/0651110. [7 Juni 2011]. Nouns atau Kata Benda. Anonim. http://bahasainggris.net/belajar/05-nounsatau-kata-benda. [6 Juni 2011].
Anwar. 2010. Peta Konsep untuk Belajar Bermakna. http://sman1kobi.sch.id/news/peta-konsepuntuk-belajar-bermakna. [6 Juni 2011]. Asmarandani R. 2010. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) dan Problem Solving (Pemecahan Masalah) di