IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1.
Ekologis
Padang
Lamun
Perairan
Pulau
Tujuh
Seram Utara Barat a.
Hasil pengukuran lapangan dan analisis laboratorium
menunjukan nilai dan karakteristik parameter fisika-kimia perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat tersaji pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Karakteristik Parameter Fisika – Kimia Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat
Parameter 1. Kecepatan Arus ( m/det) 2. Kedalaman (m) 3. S u h u (0C) 4. Kecerahan (%)
Pulau Besar Bagian Timur
Pulau Besar Bagian Barat
Pulau Air
Stasiun I Fisika 0,13 2, 3 28,93
Stasiun II
Stasiun III
0,31 2, 4 30,01
0,34 2, 00 30,05
100
100
100
Kimia 5. Salinitas (0/00)
34
34
34
6. pH
8,3
8,2
8,1
5,96
5,97
6,97
8. N i t r a t (mg/l)
0,0061
-0,0001
-0,0016
9. Fo s f a t (mg/l)
0,0001
0,0034
0,0018
7. Oksigen Terlarut (mg/l)
28
b.
Hasil pengamatan lapangan dan analisis laboratorium
menunjukan nilai dan karakteristik parameter fisika-kimia sedimen perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat tersaji pada tabel 4 berikut : Tabel 4. Karakteristik Parameter Fisika – Kimia Sedimen Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat Stasiun A
Pasir (%) 88,05
Tekstur Debu (%) 5,97
Liat (%) 5,97
pH
Nitrat (%)
Fosfat (%)
7,2
0,083
0,101
76,93
12,92
10,16
7,3
0,093
0,077
3,13
86,61
4,07
9,31
7,2
0,187
0,058
3,93
84,70
5,89
9,41
7,7
0,107
0,076
4,11
90,13
2,47
7,40
7,2
0,095
0,105
3,97
90,52
2,37
7,11
7,1
0,074
0,107
2,92
C0rganik (%) 5,36
I B A II B III
A B
Tipe Substrat Lumpuran, Pasir Lumpuran, Pasir Karang, Puing Karang Lumpuran, Pasir Lumpuran, Pasir Karang, Puing Karang Lumpuran, Pasir Lumpuran, Pasir Karang, Puing Karang
Kecepatan arus berkisar antara 0,13-0,34 m/det. Kecepatan arus air yang baik untuk pertumbuhan lamun adalah 0,5 m/det (Berwick, 1983). Kecepatan arus perairan pantai Pulau Tujuh sangat cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis lamun karena terlindung dari gemparan ombak dan dikelilingi oleh pulau-pulau. Kedalaman perairan berkisar antara 2,00-2,4 meter. Kedalaman vertikal
dapat
dan
membatasi
berpengaruh
distribusi terhadap
lamun kerapatan
secara dan
pertumbuhan lamun. Batas kedalaman sebagian besar 29
spesies lamun adalah 10 – 12 meter tetapi pada perairan yang jernih dapat dijumpai pada tempat yang lebih dalam (Hutomo & Azkab, 1987). Kedalaman perairan pantai Pulau Tujuh
layak
dalam
menunjang
pertumbuhan
dan
perkembangan lamun. Suhu perairan berkisar antara 28,93-30,050C. Kisaran suhu padang lamun bersadarkan baku mutu yaitu 28 – 300C. Suhu perairan pantai Pulau Tujuh layak dalam menunjang proses biokimia, fotosintesis, pertumbuhan, ketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi, panjang daun, serta faktor fisiologis dan ekologis lamun lainnya. Kecerahan
perairan
menunjukan
nilai
(100%)
disebabkan daratan Pulau Tujuh tidak terdapat sungai, aktivitas masyarakat petani dan nelayan tidak berpengaruh sampai ke badan air, kisaran kedalaman (2,00-2,4 meter). Kecerahan perairan padang lamun berdasarkan baku mutu yaitu > 3 meter dengan demikian proses fotosisntesis lamun dapat berlangsung secara normal. Kadar salinitas berkisar antara 0 - 340/00. Nilai salinitas padang lamun berdasarkan baku mutu yaitu (33 – 340/00). Lamun mentolerir kisaran salinitas yang luas yaitu 6 - 600/00 bahkan dapat mentolerir air tawar dalam periode pendek (Phillips & Menez, 1988). Untuk pertumbuhan lamun yang optimum dibutuhkan salinitas lebih
kurang
350/00 (Zieman in Berwick, 1983). Kadar salititas perairan 30
pantai Pulau Tujuh layak untuk pertumbuhan berbagai jenis lamun dengan potensi yang terdapat di dalamnya. Keasaman air berkisar antara 8,1-8,3 sedangkan keasaman sedimen berkisar antara 7,1-7,7. Nilai pH padang lamun berdasarkan baku mutu yaitu 7, – 8,5. Perairan pantai
Pulau
perkembangan
Tujuh
layak
lamun
serta
untuk
pertumbuhan
berbagai
jenis
dan
organisme
lainnya. Oksigen terlarut berkisar antara 5,96-6,97 mg/l. Kandungan oksigen terlarut minimum adalah 2 ppm dalam keadaan normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksit) dan sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Salmin, 2005 in Souhoka et al. 2010). Oksigen terlarut padang lamun berdasarkan baku mutu yaitu >5. Perairan pantai Pulau Tujuh layak dalam menunjang pertumbuhan berbagai jenis lamun. Konsentrasi nitrat air berkisar antara -0,0001 0,0061 mg/l sedangkan konsentrasi nitrat sedimen berkisar antara
0,074 – 0,187%.
Konsentrasi nitrat perairan
berdasarkan baku mutu yaitu (0,008 mg/l). Ketersediaan nutrien
menjadi
faktor
pembatas
pertumbuhan,
kelimpahan, dan morfologi lamun pada perairan yang jernih (Hutomo, 1987). Konsentrasi nitrat perairan pantai Pulau Tujuh berada di atas kisaran nilai baku mutu dan
layak
untuk pertumbuhan dan perkembangan jenis lamun dan potensi sumberdaya yang terkandung di dalamnya. 31
Konsentrasi fosfat air berkisar antara 0,0001 - 0,0034 mg/l sedangkan konsentrasi fosfat sedimen berkisar antara 0,058 – 0,107%. Konsentrasi fosfat perairan berdasarkan baku mutu yaitu (0,015 mg/l). Fosfat adalah bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dan merupakan unsur esensial bagi tumbuhan tingkat tinggi dan algae sehingga
dapat
mempengaruhi
tingkat
produktivitas
perairan (Bahri, 2006). Konsentrasi fosfat perairan pantai Pulau Tujuh berada di atas kisaran nilai baku mutu dan layak untuk pertumbuhan dan perkembangan jenis lamun dengan potensi sumberdaya yang terkandung di dalamnya. Tipe substrat pada ketiga stasiun sampling adalah sama yaitu lumpuran, pasir puing
karang.
lumpuran, pasir karang dan
Penyebaran
horizontal
lamun
sangat
dipengaruhi oleh karakteristik substrat dan kondisi gerakan air (Nybakken, 1993). Kedalaman substrat berperan dalam menjaga stabilitas sedimen untuk pelindung tanaman dari arus laut, tempat pengolahan, pemasok nutrien. Tipe substrat perairan pantai Pulau Tujuh sangat menunjang pertumbuhan, kesuburan dan kepadatan lamun. Jumlah C-organik sedimen berkisar antara 2,925,36% ini terjadi karena kecepatan arus rendah, topografi pantai cekung, vegetasi utama pantai didominasi mangrove, tidak
terjadi
pencemaran
pada
perairan
ini
sehingga
partikel-partikel kecil (liat, debu) dan C-organik mengendap ke dasar perairan. 32
Tekstur
dengan komposisi
pasir
berkisar antara
(76,93-90,52%), liat (5,97-10,16 %), debu (2,37-12,92%). Pasir memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari pada liat dan debu dikarenakan batas rataan padang lamun dengan hutan
bakau
bertipe
lumpuran
dan
pasir
lumpuran
kemudian ke arah tengah sampai pada batas surut tertinggi daerah terumbu karang bertipe pasir karang dan puing karang. Tekstur yang dimiliki perairan pantai Pulau Tujuh sangat
menunjang
pertumbuhan
dan
perkembangan
berbagai jenis lamun dengan potensinya. 2.
Potensi Padang Lamun Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat
2.1. Struktur Komunitas Lamun Kawasan perairan Pulau Tujuh dengan kisaran nilai ekologisnya ditemukan enam spesies tumbuhan lamun yang termasuk kedalam dua famili yaitu (Hydrocharitaceae) dengan empat spesies (Enhalus acoroides, Halophila minor, Halophila
ovalis,
Thalassia
hemprichii)
dan
(Potamogetonacea) dengan dua spesies (Halodule uninervis, Halodule
penifolia),
lampiran
1.
Tingkat
penutupan, frekuensi, indeks nilai penting pada tabel 5 berikut :
33
kepadatan,
lamun tersaji
Tabel 5.
Kepadatan, Penutupan, Frekuensi Kehadiran , Indeks Nilai Penting Lamun
Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat N o
Jenis Lamun/No
Kpdtn (Teg/m2)
1 2 3 4 5 6
Thalassia hemprichii /1 Halodule uninervis / 2 Halodule penifolia /3 Halophila ovalis /4 Halophila minor /5 Enhalus acoroides /6 Total
Stasiun I Pntp FK n (%) (%)
INP
Kpdtn (Teg/m2)
Stasiun II Pntp FK n (%) (%)
INP
Stasiun III Pntp Kpdtn n (Teg/m2) (%)
FK
INP
(%)
3686
31,98
33,2 9
113,6 7
5666
24,70
33, 3
82,7
2709,3
9,38
36,69
76,5
1138,6
14,11
23,3 8
52,44
15910
72,26
33, 3
179,4 2
1522
6,44
30,24
53,7 7
182,6
15,85
3,20
21,44
-
-
-
-
1500
57,16
3,22
758,6
21,94
10,0 2
41,92
-
-
-
-
1638,6
20,01
10,08
-
-
-
-
-
-
-
-
111,3
0,84
16,53
1849,3
17,83
30,0 8
72,19
1362
5,93
33, 3
45,19
1422
5,41
3,22
415,3 3
22,938
307,3 1
8.903,2
7.615,1
34
77,2 2 48,4 9 18,6 2 24,6 299, 2
Stasiun
pertama
ditemukan
lima
jenis
lamun
(Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halodule penifolia, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides). Vegetasi pantai didominasi
oleh
mangrove
bersubstrat
didominasi pula oleh Enhalus acoroides
lumpuran
dan
kemudian kearah
tengah pasir lumpuran dan pasir karang didominasi oleh Thalassia hemprichii dan Halodule uninervis sedangkan Halodule penifolia, Halophila ovalis hanya
mendominasi
daerah bersubstrat pasir lumpuran, pasir karang dekat tepi pantai. Kepadatan tertinggi yaitu Thalassia hemprichii (3686 teg/m2),
terendah
Halodule
penifolia
(182,6
teg/m2).
Penutupan tertinggi ditemukan pada jenis Enhalus acoroides (17,83%), terendah Halodule uninervis (14,11%). Frekuensi kehadiran
tertinggi
berada
pada
Thalassia
hemprichii
(33,29%), terendah Halodule penifolia (3,20%). Indeks nilai penting
jenis
yang
mendominasi
stasiun
ini
adalah
Thalassia hemprichii (113,67). Stasiun kedua ditemukan tiga jenis lamun (Halodule uninervis, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides). Vegetasi utama
pantai
Pongamia didominasi
didominasi
pinnata oleh
oleh
bersubstrat Halodule
Casuarina pasir
uninervis
equisetifolia,
lumpuran dengan
yang tingkat
kepadatan tertinggi (15910 teg/m2), terendah Enhalus acoroides (1362 teg/m2). Kearah tengah sampai batas surut tertinggi bersubstrat pasir karang, puing karang dan didominasi
oleh
Thalassia
hemprichii
dengan
tingkat
kepadatan (5666 teg/m2). Penutupan tertinggi ditemukan 35
pada jenis Halodule uninervis (72,26%), terendah
Enhalus
acoroides (5,93%). Frekuensi kehadiran memiliki nilai yang sama (33,3) karena semua jenis berpeluang muncul pada jumlah kuadran yang sama. Indeks nilai penting jenis yang mendominasi stasiun ini adalah Halodule uninervis (179,42). Stasiun
ketiga
ditemukan
enam
jenis
lamun
(Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halodule penifolia, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila minor). Vegetasi
pantai
didominasi
oleh
mangrove,
Casuarina
equisetifolia bersubstrat lumpuran kemudian kearah tengah adalah
pasir
mendominasi
lumpuran, adalah
pasir
Thalassia
karang
.
Jenis
hemprichii
yang
dengan
kepadatan tertinggi (2709,3 teg/m2), terendah Halophila minor
(111,3
Halophila
teg/m2).
minor
dan
Untuk Halodule
jenis
Halophila
penifolia
lebih
ovalis, banyak
mendominasi tepi pantai yang bersubstrat pasir lumpuran dan
pasir karang. Penutupan tertinggi ditemukan pada
Halodule
penifolia
(0,84%).
Frekuensi
(57,16%),
terendah
kehadiran
Halophila
tertinggi
berada
minor pada
Thalassia hemprichii (36,69%), terendah Enhalus acoroides (3,22%) dan Halodule penifolia (3,22%). Indeks nilai penting jenis yang mendominasi adalah Thalassia hemprichii (76,5) dan Halodule penifolia (77,22).
36
2.2. Struktur Komunitas Ikan Potensi ikan yang ditemukan pada ekosistem padang lamun perairan Pulau Tujuh dengan menggunakan jarring pantai (beach seine) adalah 1151 individu terdiri dari 61 spesies yang termasuk ke dalam 24 famili dan 38 genus. Jumlah
tersebut
diklasifikasikan
menjadi
ekonomis
sebanyak 43 spesies, 29 genus dan 22 famili sedangkan yang bukan ekonomis sebanyak 18 spesies, 9 genus, 2 famili tersaji pada tabel 6 dan lampiran 2 berikut :
37
Tabel 6. Jenis Ikan Padang Lamun Hasil Tangkapan Jarring Pantai (Beach Seine) Pada Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat
No
Nama Famili Dan Spesies
Jumlah Hasil Tangkapan Nama Lokal/No Lokal
Stasiun I
Stasiun II
JMH Stasiun III
Tr.1
Tr.2
Tr.3
Tr.1
Tr.2
Tr.3
Tr.1
Tr.2
Tr.3
Kerongkerong/1
4
-
4
-
1
3
3
5
-
20
I
Teraponidae
1
Pelates quadrimaculatus
II
Labridae
2
Halichoeres melanurus
Kling/2
4
-
10
2
32
-
14
27
8
97
3
Halichoeres schwartzi
Kling/3
-
2
-
-
2
-
6
14
1
25
4
Kling/4
1
-
-
-
-
3
-
-
-
4
Kling/5
-
-
4
-
-
1
-
-
5
6
Halichoeres argus Halichoeres bandanensis Stethojulis strigiventer
Kling/6
1
1
1
2
19
-
3
16
-
43
7
Stethojulis interruptus
Kling/7
2
-
-
1
3
-
-
3
-
9
8
Stethojulis bandanensis
Kling/8
-
2
2
-
1
-
3
-
-
8
9
Cheilinus inermis
Kling/9
-
1
-
-
-
-
4
6
1
12
10
Cheilinus chlorurus
Kling/10
1
1
-
-
-
-
-
1
3
11
Leptoscarus vagiensis
Kakatua/11
2
2
1
-
-
3
-
-
-
8
12
Chaerodon anchorago
Gigi anjing/12
2
1
-
1
-
-
1
-
-
5
5
38
III
Lutjanidae
13
Lutjanus vulfus
Gaca/13
7
41
-
9
-
-
22
-
-
79
14
Lutjanus fulviflamma
Gaca/14
-
-
4
-
17
2
-
7
-
30
15
Lutjanus ehrenbergli
Gaca/15
1
-
-
5
-
-
5
-
-
11
16
Lutjanus decussatus
Gaca/16
17
Lutjanus gibbus
lV
Lethrinidae
18
2
-
8
-
1
5
-
3
-
19
Gaca/17
2
-
-
-
2
-
-
-
-
4
Lethrinus harak
Sikuda/18
15
9
21
-
6
23
-
18
30
122
19
Lethrinus ornatus
Sikuda/19
7
13
4
4
-
9
10
2
-
49
20
Lethrinus variegatus
Sikuda/20
-
32
3
-
4
-
16
-
2
57
21
Lethrinus letjam
Sikuda/21
18
-
9
5
-
21
11
-
8
72
V
Nemipteridae
22
Scolopsis bilineatus
Sidemu/22
-
30
4
4
10
-
-
2
-
50
23
Scolopsis trilineatus
Sidemu/23
-
1
-
-
-
5
-
-
-
6
Vl
Mulidae
24
Parupeneus barberinus
Salmaneti/24
1
14
2
-
-
-
-
-
-
17
25
Parupeneus forskalli
Salmaneti/25
3
-
4
-
8
-
2
-
3
20
Tatu-pakol/26
-
3
4
-
-
38
1
2
8
56
VII
Monacanthidae
26
Acreichthys tomentosus
VIII
Siganidae
27
Siganus argenteus
Samandar/27
-
1
3
8
3
-
17
-
-
32
28
Siganus doliatus
Samandar/28
-
2
-
1
8
2
-
4
4
21
29
Siganus canaliculatus
Samandar/29
-
3
5
2
10
4
-
-
3
27
39
30
Siganus vermicularis
Samandar/30
-
3
1
9
-
3
9
2
1
28
31
Siganus lineatus
Samandar/31
-
4
2
4
-
1
-
4
-
15
32
Siganus guttatus
Samandar/32
-
2
-
4
-
-
4
-
3
13
IX
Diodontidae
33
Diodon liturosus
Durian/33
-
1
-
-
-
-
-
-
1
2
X
Tangkur kuda/34 Tangkur kuda/35
3
3
-
-
-
5
2
4
1
18
-
-
-
-
-
17
-
17
Xl
Syngnathidae Syngnathoides biaculeatus Corythoitichys intestinalis Blennidae
36 XII
Petroscirtes mitratus Pomacentridae
-
-
2
-
-
1
-
3
37
Abudefduf sordidus
-
-
-
3
-
-
1
-
4
38
Dishistodus melanotus
-
1
1
-
-
1
-
-
1
4
39
Chrysiptera biocellata
2
1
2
-
-
-
2
-
-
7
XIII
Gerreidae Proteracantus Sarissophorus
Kapaskapas/40
-
6
3
-
-
13
-
-
-
22
Gutana/41
-
2
-
-
-
7
4
-
13
34 35
40 XIV
Acanthuridae
41
Acanthurus xanthopterus
Kodok/36 Saeng Saeng/37 Saeng saeng/38 Saeng saeng/39
40
42
Nazo hexacanthus
XV
Bothidae
43 44 XVI
Kulipasir/42
-
1
-
-
2
-
-
-
1
4
Bothus pantherinus
Pampan/43
-
-
3
-
-
-
-
-
-
3
Pardachirus pavoninus
Sebelah/44
-
-
-
2
-
-
4
-
6
Gobiidae
45
Callyonymus sp.
Kodok/45
-
-
1
-
1
-
-
-
-
2
46
Valencinea sp.
Kodok/46
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
47
Istigobius sp.
Kodok/47
-
-
2
-
-
-
2
-
4
48 XVII 49
Gobi sp. Synodontidae Saurida gracilis
Kodok/48
6
-
-
-
2
-
1
9
Hesi- hesi/49
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
XVIII
Balistidae
50
Rhinecanthus verrucosus
Tatu/50
-
-
8
1
3
-
-
1
-
13
Bibi/51
-
-
-
-
-
2
-
-
-
2
Kakatua/52
-
-
-
1
-
-
2
-
3
Layar/53
1
-
-
2
-
-
1
-
4
Gete-gete/54
-
-
-
-
-
1
-
-
1
Gete-gete/55
-
2
-
-
1
-
-
1
4
XIX
Tetraodontidae
51
Arothron hispidus
XX
Scaridae
52
Scarus sp.
XXI
Ephippidae
53
Platax orbicularis
XXII
Apogonidae
54
Apogon nigrofasciatus Cheilodopterus quinqulineata
55
41
-
Gete-gete/56
2
-
-
1
-
1
-
1
-
5
Gete-gete/57
2
-
1
-
1
-
-
1
-
5
58
Apogon melas Cheilodopterus intermedius Apogon hartzfeldii
Gete-gete/58
-
-
2
-
-
1
2
-
-
5
59
Archamia sp
Gete-gete/59
-
-
1
1
-
-
-
1
1
4
XXIII
Mugilidae
60
Liza vagiensis
Bulana/60
2
3
1
-
3
1
-
1
-
11
XXIV
Hemiramphidae
61
Hemiramphus far
Bolobo/61
3
-
-
1
-
2
-
-
1
7
94
190
123
73
140
174
144
132
81
1151
56 57
JUMLAH
42
Potensi ikan ekonomis yang ditemukan pada ekosistem padang lamun perairan Pulau Tujuh dengan menggunkan jarring ingsan (gill net) adalah 2152 individu terdiri dari 37 spesies yang termasuk ke dalam 15 famili dan 16 genus (tersaji pada tabel 7 dan lampiran 3 berikut): Tabel 7. Jenis Ikan Padang Lamun Hasil Tangkapan Jarring Ingsan (Gill Net) Pada Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat
No
I 1 2 3 4 5 6 7
Nama Famili Dan Spesies
Jumlah Hasil Tangkapan Stasiun I
Nama Lokal/No
JMH
Stasiun II
Stasiun III
Tr.1
Tr.2
Tr.3
Tr.1
Tr.2
Tr.3
Tr.1
Tr.2
Tr.3
Lethrinidae Letrinus obselatus Lethrinus ornatus
Sikuda/62
-
7
4
6
-
-
10
5
6
38
Sikuda/63
8
15
10
-
18
9
12
4
8
84
Lethrinus harak Lethrinus lentjan
Sikuda/64
18
6
22
11
8
28
7
10
-
110
Sikuda/65
10
5
8
-
3
-
6
4
7
43
Lethrinus reticulates
Sikuda/66
6
11
6
20
3
13
2
-
24
85
Lethrinus variegates
Sikuda/67
8
27
9
6
12
-
18
11
10
101
Lethrinus olivaceus
Sikuda/68
11
13
5
8
2
10
6
21
2
78
43
II
Mulidae Upeneus tragula
Biji nangka/69
2
2
4
2
-
1
-
3
3
17
Parupeneus forskalli
Salma neti/70
2
8
13
-
10
3
7
7
-
50
Gaca/71
-
5
3
5
4
4
2
6
-
29
11
Lutjanidae Lutjanus argentinaculatus Lutjanus ehrenbergli
Gaca/72
9
15
22
10
5
20
5
-
11
97
12
Lutjanus carponotatus
Gaca/73
11
-
10
9
7
11
10
9
14
81
13
Lutjanus gibbus Lutjanus kasmira
14
18
7
9
4
-
20
12
7
91
Gaca/75
8
9
6
-
10
7
-
10
5
55
15
Lutjanus decussatus
Gaca/76
13
11
7
26
9
5
18
14
6
109
16
Lutjanus fulviflamma
Gaca/77
-
14
9
20
33
8
9
8
11
112
17
Lutjanus vulfus
Gaca/78
10
10
-
21
11
15
10
6
14
97
IV
Holocentridae Miripristis murdjan
Gora/79
3
-
1
1
-
2
1
-
2
10
8 9 III 10
14
18
Gaca/74
V
Nemipteridae
19
Scolopsis bilineatus
Sidemu/80
-
4
-
-
3
-
-
3
1
11
VI
Pomacentridae Dischistodus chrysopoecilus
Kitangkitang/81
6
3
1
2
-
-
3
1
-
16
20
44
VII 21 VIII
Monacanthidae Balistapus undulatus
Tatu/82
4
2
8
-
6
6
3
9
4
42
2
8
-
4
-
9
-
6
21
50
Siganidae
22
Siganus argenteus
Samandar/83
23
Siganus vermicularis
Samandar/84
7
7
12
-
4
9
16
22
13
90
24
Siganus lineatus
Samandar/85
10
-
8
8
20
-
14
8
4
72
25
Siganus gugattus
Samandar/86
9
2
8
-
6
-
9
10
44
26
Siganus doliatus
Samandar/87
7
10
19
11
15
10
11
8
20
111
27
Siganus canaliculatus
Samandar/88
22
21
-
38
7
16
9
-
12
125
IX
Haemuliade
28
Haemulons quamipinna
-
11
9
-
5
15
-
6
5
51
X
Gerreidae Proteracantus Sarissophorus Acanthuridae Ctenochaetus striatus
12
19
6
2
10
-
-
-
13
62
Gutana/91
7
7
-
4
10
6
-
6
3
43
Gutana/92
3
3
1
-
5
3
9
-
12
36
Durian/93
-
1
-
-
-
2
-
-
-
3
Piskada/94
2
-
3
-
3
-
2
-
10
20
29 XI 30 31
Ctenochaetus binotatus
XII
Diodontidae
32
Diodon sp
XIII 33 XIV
Rajabau/89 Kapas kapas/90
Sphyraenidae Sphyraena barracuda Labridae
45
34 35 36
Cheilinus undulates Cheilinus chlorurus Cheilinus faciatus
XV
Mugilidae
37
Liza vagiensis JUMLAH
Napoleon/95 Klingkitang/96 Klingkitang/97 Bulana/98
3
3
-
-
1
4
1
1
2
15
-
2
1
2
-
-
3
-
-
8
1
-
2
1
3
-
-
1
-
8
8
3
6
6
-
12
8
5
10
58
227
289
224
240
231
234
222
215
270
2152
46
Metode
penangkapan
ikan
dalam
penelitian
ini
menggunakan dua bentuk jarring yang berbeda sehingga hasil tangkapanpun berbeda dimana ada spesies yang tertangkap double saat sampling. Total spesimen ikan yang tertangkap pada ketiga stasiun sampling baik dengan menggunakan jarring tarik (beach seine) maupun jarring ingsan (gill net) adalah 3303 individu terdiri dari 78 spesies yang termasuk ke dalam 27 famili dan 45 genus. 2.3.
Struktur
Komunitas
Moluska,
Ekhinodermata,
Krustasea, Reptilia , Mamalia Selain potensi ikan, terdapat juga jenis potensi moluska, ekhinodermata, krustasea, reptilia, dan mamalia yang bernilai ekonomis tersaji pada tabel 8 dan lampiran 4 berikut:
47
Tabel 8. Jenis Moluska, Ekhinodermata, Krustasea, Reptilia, Mamalia Pada Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat No
Nama Famili Dan Spesies
Jumlah Individu Yang Ditemukan Nama Lokal/No
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Tr.1
Tr.2
Tr.3
Tr.1
Tr.2
Tr.3
Tr.1
Tr.2
Tr.3
JMH
Moluska I
Strombidae
1
Cymbiola vespertilio
Bia budo/1
299
181
116
188
207
12
361
482
232
2078
2
Lambis lambis
Bia jari lima /2
15
23
-
10
16
8
18
-
12
102
3
Strombus arcius
Bia jala /3
77
-
100
118
23
15
267
182
33
815
II
Conidae
4
Conus inscriptus
-
61
179
105
-
237
150
163
100
995
5
Conus marmoreus
8
20
-
15
9
23
-
11
18
104
III 6
Spondylidae Spondylus sp
Bia kampele /4 Bia kampele /5
12
8
10
13
21
9
-
9
11
93
IV
Arcidae
7
Anadara antiquata
5
211
341
212
44
9
-
-
110
932
V
Cypraeidae
Bia oster/6 Bia anadara/7
48
8
Cypraea tigris
VI
Matracidae
9
Modulus modulus
10
Trachycardium sp
11
Tapes sp
VII
Pinnidae
12
Atrina vexillum
VIII
Tridacnidae
13
Hippopus hippopus
Bia budo/8 Bia asusing /9 Bia kakusang/10 Bia kakusang/11 Bia mancadu/12 Bia garu/13
JUMLAH
101
85
53
180
-
12 2
171
24
-
736
3
11
6
19
7
-
3
8
12
69
-
12
71
49
11
-
4
16
32
195
7
-
18
69
2
9
95
33
6
239
7
10
4
-
9
12
8
6
15
71
13
20
6
6
20
2
3
-
2
72
547
642
904
984
369
458
1080
934
583
6501
81
33
70
-
16
9
21
10
5
245
44
101
22
39
12
8
2
-
5
233
7
12
-
16
7
-
8
2
3
55
5
4
8
2
-
6
1
4
-
30
Ekhinodermata I
Toxopneustidae
1
Tripneustes gratilla
II
Holothuriidae Holothuria leucospilota
2 3
Holothuria edulis
4
Holothuria argus
Masosa/14 Teripang hitam/15 Teripang merah/16 Teripang bintik/17
49
5
Holothuria atra
Teripang hitam/18
1
6
Holothuria scabra
Teripang susu/19
-
III
Ophicomidae
7
Ophiomastix variabilis
Bintang ular/20
I
JUMLAH Krustasea Squillidae
1
Squilla mantis
II
Penaeoidae
2
Penaeus spp
III
Nephropidae
3
Metanephrops japonicus
IV
Grapsidae
4
Metopograpsus latifrons
V
Calappidae
5
Calappa japonica
-
2
3
-
-
1
-
7
-
1
-
-
3
1
3
2
10
21
18
22
30
12
41
15
11
8
178
159
168
123
89
50
67
48
31
23
758
9
11
8
7
2
4
4
6
3
54
3
3
7
1
3
5
1
1
2
26
8
4
10
7
3
9
2
5
6
54
Kepiting batu/24
11
-
3
6
7
-
4
2
8
41
Kepiting batu/25
-
3
5
-
1
3
-
-
1
13
Udang lokis/21 Udang/ 22
Udang/ 23
50
6
Paranaxia sp
7
Matuta banksi
VI
Inachidae
8
Camposcia retusa
VII
Xanthidae
9
Kepiting karang/26 Kepiting batu/27
1
2
-
1
2
2
1
1
-
10
13
9
15
4
7
3
-
6
2
59
Kepiting batu/28
2
1
1
-
2
1
3
-
2
12
Atergatis sp
Kepiting batu/29
-
2
3
6
2
2
1
4
-
20
10
Carpilius convexus
Kepiting karang/30
6
2
4
7
-
5
2
6
4
36
VIII
Portunidae
11
Portunus pubescens
Kepiting rajungan/31
8
7
6
4
4
-
8
6
5
48
12
Portunus pelagicus
Kepiting rajungan/32
3
9
6
2
2
7
4
-
9
42
13
Scylla serrata
Kepiting bakau/33
-
14
15
13
4
2
-
3
6
57
14
Thalamita crenata
Kepiting bakau/34
3
3
2
6
-
-
2
2
3
21
67
70
85
64
39
43
32
42
51
493
I
JUMLAH Reptilia Cheloniidae
51
1
Chelonia mydas
Penyu Hijau/35
JUMLAH
-
1
1
-
-
1
-
-
1
4
-
1
1
-
-
1
-
-
1
4
Mamalia I
1
Dugongidae
Dugon dugon
Duyung/36
Ditemukan oleh para nelayan saat mencari ikan dengan menggunakan jaring di malam hari. Sumber : Data hasil wawancara dengan masyarakat nelayan Negeri Pasanea, 10 Januari 2014 di Pulau Tujuh Seram Utara Barat
JUMLAH
2
2
52
Moluska
yang
ditemukan
pada
ketiga
stasiun
sampling adalah 6501 individu terdiri dari 13 spesies yang termasuk ke dalam 8 famili dan 12 genus. Spesies yang mendominasi adalah Cymbiola vespertilio (2078 individu), Conus inscriptus (995 individu), Anadara antiquata (932 individu) sedangkan jenis yang ditemukan dalam jumlah kecil adalah Modulus modulus (69 individu), Atrina vexillum (71 individu), Hippopus hippopus (72 individu). Semua jenis moluska yang ditemukan adalah ekonomis. Untuk jenis Anadara antiquata, Trachyardium sp, Tapes sp, Modulus modulus banyak ditemukan pada daerah dekat mangrove dengan substrat berlumpur. Ekhinodermata yang ditemukan pada ketiga stasiun sampling adalah 758 individu terdiri dari 7 spesies yang termasuk ke dalam 3 famili dan 3 genus. Holothuroidea (Teripang) adalah Ekhinodermata ekonomis penting dan ditemukan 5 spesies dengan jumlah 335 individu. Spesies yang mendominasi adalah Holothuria leucospilota (233 individu) sedangkan jenis yang ditemukan dalam jumlah kecil adalah Holothuria atra (7 individu). Echinoidea (Bulu babi) yang dapat dikonsumsi masyarakat adalah famili Toxopneustidae yaitu
Tripneustes gratilla (245 individu).
Ophiomastix variabilis (Bintang ular) 104 individu bukan ekonomis tetapi mendominasi. Krustasea
yang
ditemukan
pada
ketiga
stasiun
sampling adalah 493 individu terdiri dari 14 spesies yang termasuk ke dalam 8 famili dan 13 genus. Krustasea 53
ekonomis adalah famili Portunidae (Portunus pubescens, Portunus pelagicus, Scylla serrata, Thalamita crenata) dengan total yang ditemukan 168 individu. Jenis ini banyak mendominasi kawasan padang lamun dekat hutan bakau. Reptilia penguhuni padang lamun yaitu Chelonia mydas memiliki nilai ekonomis karena dapat dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi. Jumlah yang ditemukan pada ketiga stasiun sampling yaitu 4 individu. Mamalia laut yaitu Dugon dugon
di temukan oleh
masyarakat nelayan Negeri Pasanea di malam hari saat mencari ikan dengan menggunakan jarring (2 individu) namun kemudian dilepaskan lagi ke perairan. Lamun adalah makanan favorit utama Dugon dugon, Trichechus manatus, Celonia mydas dan Penaeus spp. 3.
Indeks Ekologi Nilai indeks keanekaragaman spesies ikan tinggi yaitu
(H = 3,065076 > 3), tekanan ekologi rendah dan terjadi keseimbangan ekosistem. Indeks keseragaman tinggi (E = 1,61 > 0,6), dominasi
(D
ekosistem dalam kondisi stabil. Indeks =
0,54),
tidak
terdapat
spesies
yang
mendominasi. Nilai indeks keanekaragaman spesies moluska rendah ( H’ = 0,92 ≤ 1), tekanan ekologi tinggi. Indeks keseragaman tinggi (E = 0,82 > 0,6),
ekosistem dalam kondisi stabil.
Indeks dominasi (D = 0,135), tidak terdapat spesies yang mendominasi. 54
Nilai indeks keanekaragaman spesies ekhinodermata rendah (H’ = 0,52 ≤ 1), tekanan ekologi tinggi. keseragaman tinggi (E = 0,67 > 0,6),
Indeks
ekosistem dalam
kondisi stabil. Indeks dominasi (D = 0,35), tidak terdapat spesies yang mendominasi. Nilai
indeks
keanekaragaman
sedang (H = 1,067 ≤ 3), keseragaman
spesies
tekanan ekologi sedang. Indeks
rendah (E = 0,39 < 0,4),
kondisi tertekan.
krustasea
Indeks dominasi
ekosistem dalam
(D = 0,149), tidak
terdapat spesies yang mendominasi. Nilai indeks keanekaragaman spesies reptilia rendah ( H’ = 0 ≤ 1), tekanan ekologi tinggi. Indeks keseragaman rendah ( E = 0 < 0,4), Indeks
dominasi
(D
ekosistem dalam kondisi tertekan. =
1),
terdapat
spesies
yang
mendominasi. Nilai
indeks
keanekaragaman
rendah ( H = 0 ≤ 1),
spesies
mamalia
tekanan ekologi tinggi. Indeks
keseragaman rendah ( E = 0 < 0,4),
ekosistem dalam
kondisi tertekan. Indeks dominasi (D = 1), terdapat spesies yang mendominasi.
B.
PEMBAHASAN Padang lamun merupakan ekosistem perairan dangkal
pesisir tropis yang kompleks, memiliki produktivitas primer dan nilai penting baik secara ekologis, fisik, ekonomis. Fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien penting, daerah asuhan (nursery ground), sebagai tempat mencari makan 55
(feeding ground), tempat memijah (spawning ground), tempat berlindung (shelter) berbagai jenis organisme
laut seperti
ikan, moluska, ekhinodermata, krustasea, reptillia, cacing, mamalia laut serta tempat menempelnya algae (Phillips & Menez,
1988).
Fungsi
fisik
sebagai
stabilisator
dasar
perairan, penyaring sedimen yang larut dalam air, memiliki kemampuan berproduksi primer yang tinggi, pendaur zat hara. Fungsi ekonomis sebagai komoditi yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara tradisional maupun secara modern. Secara tradisional digunakan untuk bahan baku tenunan keranjang, kompos untuk pupuk, cerutu, mainan anak-anak,
mengisi kasur, untuk
dimakan, dibuat jaring ikan, tumpukan untuk pematang. Secara
modern
digunakan
untuk
penyaring
limbah,
stabilisator pantai, bahan pembuatan kertas, obat-obatan, makanan, sumber bahan kimia, tempat pariwisata, tempat kegiatan manikultur berbagai jenis ikan, kerang-kerangan dan tiram (Tomascik et al.1997; Dahuri, 2003). Penelitian tahun 2013 merupakan yang pertama kali dilaksanakan pada ekosistem padang lamun perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat dengan hasil temuan 6 spesies tumbuhan lamun yang termasuk kedalam 2 famili dan 4 genus yaitu Hydrocharitaceae (Enhalus acoroides, Halophila minor,
Halophila
ovalis,
Thalassia
hemprichii)
dan
Potamogetonscea (Halodule uninervis, Halodule penifolia), terdapat 78 spesies ikan yang termasuk ke dalam 27 famili dan 45 genus, 13 spesies moluska yang termasuk ke dalam 56
8 famili dan 12 genus , 1 spesies reptilia (Celonia mydas), 1 spesies mamalia (Dugon dugon), 14 spesies krustasea yang termasuk ke dalam 6 famili dan 13 genus, 7 spesies ekhinodermata yang termasuk ke dalam 3 famili dan 3 genus. Dari hasil tersebut diperoleh potensi yang ekonomis diantaranya 60 spesies ikan yang terdiri dari 25 famili dan 36 genus, 13 spesies moluska yang termasuk ke dalam 8 famili
dan
12
genus,
6
spesies
ekhinodermata
yang
termasuk ke dalam 2 famili dan 2 genus, 4 spesies krustasea dari famili Portunidae dan 3 genus, 1 spesies reptilia yaitu Celonia mydas. Jenis potensi dan kisaran nilai ekologis padang lamun perairan Pulau Tujuh yang ditemukan saat ini merupakan hasil dari tindakan masyarakat pesisir Seram Utara Barat sejak dahulu dalam memberlakukan sebuah kearifan lokal yaitu “sasi meti” dengan tujuan menjaga dan memelihara semua jenis potensi yang berada pada ekosistem pesisir (mangrove, coral reef, seagrass bed) selama jangka waktu tertentu bentuk
kemudian kelompok
dilaksanakan masyarakat
proses
secara
panen
tradisional
dalam demi
peningkatan ekonomi keluarga dan pendapatan negerinegeri adat berdasarkan hak uhlaiyat. Potensi ini jika dikelola
dan
berkelanjutan
dimanfaatkan berbasis
secara
masyarakat
terpadu oleh
dan
Pemerintah
Kabupaten Maluku Tengah dan pihak swasta maka kedepan diprediksikan akan terjadi peningkatan potensi sumberdaya dan keanekaragaman biota serta nilai ekologisnya. 57
Indeks ekologi dan potensi ekosistem padang lamun perairan Pulau Tujuh menunjukan nilai yang bervariasi. Ikan merupakan
potensi yang mendominasi ekosistem
pesisir Seram Utara Barat dan merupakan komoditas utama masyarakat
nelayan.
Ikan
memiliki
nilai
indeks
keanekaragaman dan keseragaman tinggi karena ditunjang oleh faktor ekologis dan terjadi keseimbangan di dalam ekosistem namun tidak terdapat spesies yang mendominasi karena semua spesies berpeluang muncul saat sampling. Moluska,
ekhinodermata,
memiliki
nilai
indeks
krustasea,
reptilia,
keanekaragaman,
mamalia
keseragaman,
dominasi yang berbeda-beda dan merupakan komoditas mendampingi ikan. Sampling dilakukan saat musim barat dan sangat dipengaruhi oleh faktor fisika oseanografi perairan namun jumlah spesimen yang tertangkap cukup besar yaitu ikan (3303 individu), moluska (6501 individu), ekhinodermata (758 individu), krustasea (493 individu), reptilia (4 individu), mamalia (2 individu). Padang lamun menyebar hampir di seluruh kawasan perairan pantai Indonesia. Di beberapa perairan dangkal dapat ditemukan padang lamun dengan kepadatan yang cukup tinggi yang memberikan kesan hijau pada dasar perairan. Untuk tipe perairan tropis lamun lebih dominan tumbuh
dengan
sedangkan pada
koloni
beberapa
jenis
(mix
species)
kawasan tertentu yang berbeda dengan
kawasan temperate atau daerah dingin kebanyakan di dominasi oleh satu jenis lamun (single species). Distribusi 58
lamun sangat bervariasi tergantung pada topografi pantai, kandungan nutrien, pasang surut, musim
dan berbagai
faktor fisika-kimia oseanografi lainnya. Nilai parameter ekologis perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat tidak jauh berbeda dengan wilayah perairan pesisir lain di Indonesia dengan demikian keberadaanya layak dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jenis
lamun dengan berbagai potensi sumberdaya yang
terkandung di dalamnya.
59