IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Perusahaan 1. Sejarah PT. BPR Pesisir Akbar Kebijakan dan strategi pengembangan PT. BPR Pesisir Akbar dari sejak berdirinya tahun 2007 hingga sekarang diarahkan sesuai dengan karakteristik BPR yang berada didalam komunitas ABSIRINDO (Asosiasi Bank Pesisir Indonesia) dibawah payung KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bima sebagai community bank yang sehat, kuat, produktif serta menyebar di seluruh Indonesia dan focus dalam penyediaan pelayanan jasa keuangan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) dan masyarakat setempat khususnya di wilayah pesisir Kabupaten Bima, NTB. BPR Pesisir Akbar didirikan pada tahun 2007 dengan kondisi umum adalah sebagai berikut : Alamat
: Jalan Lintas Karumbu, Tente, Bima, Nusa Tenggara Barat
Nomor telepon dan fax
: 0374-81577
Landasan Hukum
: - Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) nomor W.24-00048.AH.01.02-2008 - Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor 9/21/KEP.GBI/DPG/2007 tanggal 8 Mei 2007
Dewan Komisaris
: - Ir. Abidin Hamzah (Komisaris Utama) - M. Fahry Amini, SE (Komisaris)
Direksi
: - H. Zas ‘Ari H. Zainuddin, SE (Direktur Utama) - Ir. Syahruddin Billy (Direktur)
2. Organisasi dan Personalia PT. BPR Pesisir Akbar memiliki struktur organisasi dari mulai pemegang saham, dewan komisaris, dewan direksi sampai ke bagian penagihan perkreditan yang masingmasing memiliki tugas dan kewenangan seperti dijelaskan pada gambar dan tabel berikut.
21 RUPS
Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Pelaksana
Kabag Audit
Kepala Cabang
Ka Kantor Kas
Teller
Ka Kantor Pos Pelayanan
Kabag SDM
Kasi Operasional
Kasi Pemasaran
Bagian Penagihan
Customer Service
Pemasaran dan Analisa Kredit
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. BPR Pesisir Akbar, Kabupaten Bima (Sumber : Profil PT. BPR Pesisir Akbar, 2010)
Tabel 4. Tugas dan kewenangan jabatan pada PT. BPR Pesisir Akbar Struktur Organisasi
Tugas dan Kewenangan Mengelola, melakukan pengawasan, memberikan kebijakan-kebijakan
dan
mengkoordinir
dan
menerima laporan berkala PT. BPR Pesisir Akbar Pemegang Saham
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dalam hal ini pemegang saham adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bima
Dewan Komisaris
Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur Memimpin dan mengelola PT. BPR Pesisir Akbar
Direktur Utama
Kabupaten
Bima
secara
efektif
dan
efisien,
sebagaimana ditentukan dalam akta pendirian, keputusan-keputusan
Rapat
Umum
Pemegang
Saham (RUPS) dan ketetapan-ketetapan. Dewan
22
Komisaris, serta sesuai dengan peraturan umum dan peraturan perbankan yang berlaku. mengelola dan mengkoordinir PT. BPR Pesisir Akbar Kabupaten Bima, yaitu bagian-bagian kredit, administrasi kredit dan dana agar tercapai target Direktur Pelaksana
tahunan perusahaan sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, secara efektif dan efisien, dengan cara mendapatkan nasabah berkualitas, mendapatkan dana yang cukup serta memposisikan agar tetap berada dalam kategori bank sehat. Memimpin dan mengelola Kantor Cabang dan
Kepala Cabang
melaporkan semua kegiatan kepada pimpinan pusat PT. BPR Pesisir Akbar mengamati, meneliti proses kegiatan dari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan serta
Kepala Bagian Audit
melakukan
tindakan
yang
diperlukan
untuk
memeriksa, mencegah, memperbaiki penyimpangan yang terjadi agar sesuai dengan rencana pencapaian tujuan secara efektif dan efisien
Kepala Bagian SDM Kepala Kantor Kas Kepala Kantor Pos Pelayanan Kepala Seksi Pemasaran
Melaksanakan dan merencanakan kebutuhan dan pengembangan Sumber Daya Manusia Membantu pengelolaan dan perkreditan PT. BPR Pesisir Akbar di tingkat tertentu Mengelola dan membantu proses penagihan serta penyetoran perkreditan Mengelola dan memberikan arahan karyawan dalam proses pemasaran Membantu
Kepala Seksi Operasional
Direktur
Marketing
di
dalam
meningkatkan kredit yang disalurkan, mendapatkan nasabah yang baik dan menekan kredit yang bermasalah
Bagian Penagihan
Mencapai target melalui penagihan terhadap debitur
Bagian Costumer Service
Mengelola
dan
melayani
nasabah
dengan
23
memberikan penjelasan mengenai produk-produk perbankan dan mencatat segala kegiatan serta melaporkannya kepada pimpinan. Menerima, mengatur dan menyiapkan dana untuk keperluan pembayaran kredit, tabungan, deposito Bagian Teller
dan biaya kegiatan operasional harian perusahaan, dengan mencatat transaksi tersebut secara akurat dan kronologis
setiap
hari,
sehingga
operasional
perusahaan berjalan lancar. Memberikan penjelasan kepada debitur/nasabah Bagian Pemasaran dan
untuk bisa atau mengerti sasaran kredit dan proses
Analisa Kredit
pengajuan
persyaratan
sampai
dengan
proses
pencarian kredit (sumber : Profil PT. BPR Pesisir Akbar, 2010)
3. Kegiatan dan Operasional Hingga saat ini PT. BPR Pesisir Akbar memiliki jaringan kantor BPR berupa kantor pusat, kantor cabang dan kantor kas dari sejumlah hanya 2 (dua) kantor kas pada bulan Juni 2009 menjadi 6 (enam) kantor kas, 1 (satu) kantor cabang dan 2 (dua) kantor pos pelayanan pada bulan Mei 2010. a) Jaringan kantor BPR Pesisir Akbar : Seluruh jaringan kantor BPR Pesisir Akbar terdapat di wilayah pesisir antara lain: 1). Kantor Pusat
: Tente Woha, Bima
2). Kantor Cabang
: Kota Bima
3). Kantor Kas
: - Pasar Pelabuhan Raya Sape - Pasar Pelabuhan Rompo
- Pasar Raya Tente
- Pasar Pelabuhan Sanggar
- Pasar Raya Tawali
4). Kantor Pos Pelayanan : - Pasar Raya Kota Bima
- Pasar Raya Sila
- Pasar Desa Ambalawi
24
b) Produk dan Kegiatan Dalam memberikan layanan pada nasabahnya, PT. BPR Pesisir Akbar memiliki beberapa produk unggulan, baik tabungan, kredit dan deposito. Untuk produk tabungan berupa TAMASIR yakni tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat pesisir, TIRAM adalah tabungan untuk masyarakat madani dan TAUHID berupa tabungan Haji dan Umrah. Untuk produk kredit, berupa modal kerja dengan bunga hanya 2,25% per bulan. Kredit konsumtif dengan bungan 0,1% per hari atau 3,75% per bulan efektif 6 hari kerja dalam seminggu. Sedangkan kredit jaminan emas dengan bunga lebih rendah dari pegadaian, yaitu hanya 2,25% per bulan. Sementara kegiatan-kegiatan yang dilakukan PT. BPR Pesisir Akbar hingga saat ini tercantum dalam poin-poin berikut : 1) Menyediakan kredit sebagai modal kerja kepada pengusaha mikro salah satunya pada sektor perikanan dengan menerapkan pola Kelompok Pengusaha Mikro dalam pemberian kredit. 2) Menjalin kerja sama dengan lembaga keuangan lain seperti PT. PNM (Permodalan Nasional Madani), BNI (Bank Negara Indonesia) 46, Bank Syariah Mandiri, Jasindo, Bumi Putera Dinas Koperasi, CIMB Niaga, Bank Andara. 3) Melakukan penjualan silang (cross selling) dengan pihak lain dalam bidang usaha furniture dalam bentuk kredit barang / perabot rumah tangga. 4) Melayani jasa transfer (pengiriman dan penerimaan uang) co branding dengan BSM dan BNI Smart, serta melayani pembayaran rekening listrik. Selain kegiatan tersebut, upaya yang dilakukan oleh PT. BPR Pesisir Akbar untuk meningkatkan daya saing dan jangkauan pelayanan dijabarkan sebagai berikut : 1) Memperkuat Kelembagaan Kelembagaan industri BPR perlu diperkuat melalui pemberdayaan potensi daerah, peningkatan permodalan BPR, kebijakan yang mendorong penyebaran BPR di seluruh Indonesia, perluasan jaringan kantor dan kerja sama dengan Bank Umum serta lembaga keuangan lain dalam rangka penyaluran kredit kepada UMKM (Linkage Program).
25
2) Peningkatan Permodalan Bank Untuk meningkatkan kemampuan BPR dalam melakukan ekspansi dan meningkatkan daya saing, upaya bank tersebut terus dilakukan agar BPR memiliki permodalan yang kuat, jaringan kantor yang lebih terintegrasi dan beroperasi secara efisien, selain daripada itu BPR juga diharapkan dapat memenuhi ketentuan pada waktu yang telah ditetapkan. 3) Perluasan Jaringan Kantor Dalam rangka meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pelayanan BPR, Bank Indonesia telah mengeluarkan Paket kebijakan sektor keuangan berupa kemudahan pembukaan Kantor Cabang (KC) BPR yaitu BPR tidak lagi dibatasi untuk dapat membuka KC dalam setahun. Kemudahan – kemudahan yang ada ditempuh oleh pemerintah demi untuk memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa. 4) Peningkatan Kerja sama BPR dengan Bank Umum atau Lembaga lain (Linkage Program). Linkage Program merupakan kerja sama Bank Umum dan BPR yang dilandasi semangat kemitraan yang bersifat simbiosis mutualistik dengan tetap berorientasi pada aspek bisnis yang tertuang dalam Generic Model Linkage Program Bank Indonesia. Strategi ini merupakan suatu bentuk kerja sama antara Bank Umum dengan BPR untuk meningkatkan jangkauan dalam rangka penyaluran kredit. Linkage Program dinilai telah memberikan hasil yang positif dalam pengembangan BPR serta peningkatan kredit kepada nasabah. Bank Indonesia berperan dalam memberikan bantuan teknis kepada BPR agar lebih tajam dan faham di dalam menjalin kemitraan dengan mitra linkage.
B. Validitas dan Realibilitas Dalam kajian ini menggunakan instrumentasi, yaitu kuesioner yang pengujian kebenarannya melalui uji validitas dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Instrumentasi Uji validitas berfungsi untuk mengukur valid atau tidaknya kuesioner. Uji ini dilakukan pada setiap butir pertanyaan yang ada pada kuesioner. Instrumen dikatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data peubah yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sampai sejauhmana
26
data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang peubah yang diteliti. Untuk mengetahui valid tidaknya pertanyaan dalam kuesioner terlebih dahulu harus dibandingkan dengan r tabel. -
r tabel pada α 0,05 dengan derajad bebas (df) = jumlah pertanyaan – 2, pada kasus ini jumlah pertanyaan 10, jadi df = 8.
-
r (0,05;8) pada uji satu arah = 0,5494
Pengambilan keputusan -
jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka butir tersebut valid.
-
Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel, maka butir tersebut tidak valid. Dilihat pada Tabel 3, didapatkan nilai r hitung (dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation), semuanya lebih dari r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa ke 10 pertanyaan tersebut valid.
Tabel 5. Uji validitas No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Corrected Item-Total Correlation 0,614 0,664 0,675 0,749 0,579 0,566 0,677 0,708 0,620 0,620
Keterangan
Valid > r tabel (0,549)
2. Uji Reliabilitas Instrumentasi Nilai-nilai untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor pertanyaan yang valid tersebut. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas tinggi, jika nilai koefisien yang diperoleh > 0,60 (Ghozali, 2002). Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat cronbach’s alpha pada kolom reliability statistics dan cronbach’s alpha it item deleted (Tabel 4). Nilai cronbach’s alpha sebesar (0,896) > r tabel (0,549). Hal ini menunjukkan bahwa
27
hasil pengujian lebih besar dari r tabel yang berarti bahwa kuesioner tersebut reliabel dapat diandalkan untuk menjadi alat ukur dalam penelitian ini.
Tabel 6. Uji reliabilitas No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Cronbach’s Alpha It Item Deleted 0,888 0,885 0,884 0,879 0,890 0,891 0,884 0,882 0,889 0,887
Keterangan
Reliabel > 0,06 (r tabel 0,549)
C. Karakteristik Responden Karakteristik nasabah yang menjadi responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan, seberapa lama usaha yang telah dijalankan, frekuensi melakukan kontak dengan petugas bank, cara melakukan kontak seberapa lama telah menjadi nasabah pembiayaan. 1. Jenis Kelamin : 53% pria dan 47% wanita, mayoritas nasabah pembiayaan BPR Pesisir Akbar Kabupaten Bima adalah pria. Jenis kelamin merupakan salah satu pedoman dasar dalam melakukan segmentasi pasar, karena perbedaaan jenis kelamin menyebabkan pola perilaku berbeda satu sama lain.
2. Usia Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa nasabah BPR Pesisir Akbar Kabupaten Bima sebagian besar berusia diatas 45 tahun (45%) dan sebagian kecil berusia 25 – 30 tahun (10%).
28 25‐30 th
> 45 th 4 45 th
G Gambar 3. Responden n berdasark kan usia 3. Pendidikan P terakhir Pendidikann respondenn BPR Pesissir Akbar Kabupaten K B Bima dikeloompokkan kedalam k tingkatan SLTP, S SLT TA, Akadem mi, Sarjanaa dan Pasccasarjana. R Responden dengan tingkat pendidikan SM MU cukup doominan (60%) dan yanng paling sedikit adalah h sarjana (10%), sem mentara untuuk lulusan Pascasarjana P a tidak ada. Sarjana
SD SMP
SMU
Gambar 4. Respond den berdassarkan pend didikan terrakhir 4. Penghasilan P n per bulan Besarnya pendapatan p n rataan reesponden per p bulan adalah 73% yang memiliki m p pendapatan n diatas Rp 6 juta, 17% % yang mem miliki pendaapatan per bbulan Rp 4 – 6 juta dan 10% yaang memilikki pendapattan per bulan n Rp 2 – 4 juta. j 5. Lama L meneekuni usaha Gambar 4 menunjukk m an bahwa 75% 7 respon nden memiliki usaha ddiatas 6 tahu un, 18% antara 4 – 6 tahun dan 7% memiliiki usaha an ntara 2 – 4 taahun. 2 ‐ 4 th 4 ‐ 6 th > 6 th
Gambar 5. 5 Respond den berdasa arkan lamaa menekunii usaha
29
6. Frekuensi F m melakukan k komunikasi dengan pettugas Bank Frekuensi nasabah n pembiayaan melakukan m komunikassi dengan ppetugas Ban nk dapat terlihat sepperti pada Gambar G 5 bahwa b nasaabah yang melakukan m kontak settiap hari sebanyak 63%, 6 2 kali per bulan 23%, 1 kalli per bulann 10%, kurang dari 1 kali per bulan sebannyak 4%. 1 kali/bln
1 kali/bln 2 kali/bln
Setiap Harii
Gambar 6. 6 Respondeen berdasarkan freku uensi komu unikasi denggan petuga as Bank 7. Sarana S melaakukan kom munikasi Sarana Kom munikasi anntara nasabaah pembiayaaan dengan petugas Baank dapat diilakukan dengan berrbagai cara. Lebih darii setengah responden r ( (52%) melaakukan kom munikasi dengan petuugas Bank melalui m telppon dan sisaanya (48%) datang langgsung ke Baank. 8. Lama L menjaadi nasabahh Berdasarkaan Gambar 6, 6 42% respponden baru u menjadi nasabah n 4 taahun, 23% 3 tahun, 18% antaraa 1-2 tahun.. 17%. kuraang dari 1 taahun < 1 thn n 4 th hn 1 – 2 thn n 3 3 thn
Gamb bar 7. Responden berd dasarkan la ama menjaadi nasabah h pembiaya aan 9. Pernah P menngalami massalah atau tiidak dalam berhubungaan dengan ppetugas Ban nk Bila dilihatt dari tingkkat masalahh yang pern nah dialamii dengan peetugas BPR R Pesisir Akbar Kabupaten Bim ma, secara keseluruhan k n nasabah peembiayaan menyatakan n belum p pernah mennemui masaalah dengann para petug gas bank, sehingga dapat dikatakan n bahwa selama ini hubungan nasabah pembiayαaa p an dengan para petuggas Bank berjalan dengan baikk.
30
D. Evaluasi Kinerja PT. BPR Pesisisr Akbar Dalam laporan kami ini membutuhkan evaluasi kinerja untuk menganalisis hubungan-hubungan antar variabel. Evaluasi dimaksud adalah Kinerja Non Finansial dan Kinerja Finansial.
1. Kinerja Non Finansial a) Jumlah dan Penyebaran Nasabah Nasabah PT. BPR Pesisir Akbar sampai akhir tahun 2010, terhitung sebanyak 3500 orang yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota Bima. Jumlah nasabah tersebut sudah termasuk nasabah perkreditan sebanyak 140 orang, deposito 800 orang dan tabungan sebanyak 2560 orang. b) Kepuasan Nasabah 1) Aspek Pelayanan Umum Tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan umum dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 7. Tingkat Kepuasan Nasabah terhadap Pelayanan Umum pada PT. BPR Pesisir Akbar No
Kriteria Kepuasan Nasabah
Skor Tingkat Kepuasan Rata-Rata
1
Pelayanan Account Officer
3,60
2
Pelayanan Customer Service
3,74
3
Pelayanan Teller
3,57
4
Fasilitas umum dalam gedung
3,37
5
Fasilitas umum di luar gedung
3,30
Total Rata-rata
3,52
Dari Tabel 7 terlihat bahwa tingkat kepuasan tertinggi adalah tingkat pelayanan Costumer Service dengan total rataan terbesar, yaitu 3,74.
31
2) Aspek Proses Perkreditan Tingkat kepuasan nasabah terhadap Pelayanan Proses Perkreditan dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 8. Tingkat Kepuasan Nasabah terhadap Pelayanan Proses Perkreditan pada PT. BPR Pesisir Akbar No
Skor Tingkat
Kriteria Kepuasan Nasabah
Kepuasan Rata-Rata
1
Prosedur Memperoleh Kredit
3,62
2
Persyaratan Agunan/Jaminan Pengajuan Kredit
3,75
3
Persyaratan Administrasi dalam Pengajuan Kredit
3,58
4
Lama Waktu yang Dibutuhkan Untuk Pencairan Kredit
3,60
5
Jumlah Kredit dari BPR Pesisir Akbar yang Diterima
3,58
Toral Rata-rata
3,63
Dari Tabel 8 terlihat bahwa tingkat kepuasan tertinggi adalah Persyaratan Agunan/Jaminan Pengajuan Kredit dengan total rataan terbesar, yaitu 3,75.
3) Aspek Pelayanan Promosi Tingkat kepuasan nasabah terhadap Pelayanan Promosi dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 9. Tingkat Kepuasan Nasabah terhadap Pelayanan Intensitas Promosi pada PT. BPR Pesisir Akbar No
Kriteria Kepuasan Nasabah
Kerpuasan Rata-Rata
1
sosialisasi Produk Perbankan
3,45
2
intensitas layanan public
3,60
3
upaya pendekatan langsung
3,95
4
intensitas hubungan
3,98
5
pelayanan sosial bagi masyarakat pesisir
3,50
Total Rata-rata
Skor Tingkat
3,70
32
Dari Tabel 9 terlihat bahwa tingkat kepuasan tertinggi adalah intensitas hubungan dengan total rataan terbesar, yaitu 3,98. Berdasarkan hasil rataan nilai kriteria ketiga aspek di atas, dapat dilihat bahwa nilai yang terbesar adalah Tingkat kepuasan aspek Promosi (3,70), disusul tingkat kepuasan aspek Perkreditan (3,63) dan yang terendah adalah aspek Pelayanan Umum (3,52). Disamping itu, pada umumnya seluruh kriteria kepuasan masih di bawah skor 4, yang berarti berada antara cukup memuaskan sampai memuaskan.
Hasil analisis regresi berganda terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan nasabah PT. BPR Pesisir Akbar dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Berganda Kepuasan Nasabah PT. BPR Pesisir Akbar Variabel bebas Konstanta
Koefisien Regresi 0,614
t Hitung
t Tabel
2,220
2,003
X1 (Pelayanan Umum)
0,535
8,777
2,003
X2 (Pelayanan Proses Perkreditan)
0,139
2,467
2,003
X3 (Pelayanan Promosi)
0,129
2,092
2,003
variabel terikat = y N = 56 R = 0,843; R2 = 0,710
F hitung = 45,668 (F tabel = 2,77)
Dari Tabel 10 terlihat bahwa pelayanan umum (X1), pelayanan proses perkreditan (X2) dan pelayanan promosi (X3) secara bersama-sama atau sendirisendiri berpengaruh nyata terhadap kepuasan nasabah karena semua t Hitung > t Tabel dan F Hitung > F Tabel. Selain itu, terlihat bahwa faktor yang paling kuat di antara ketiga faktor yang diamati adalah kepuasan nasabah terhadap pelayanan umum. Adapun untuk pelayanan proses perkreditan dan pelayanan promosi masih berada relatif jauh dibandingkan dengan pelayanan umum sehingga perlu diprioritaskan dalam program perbaikan kinerja PT. BPR Pesisir Akbar. Dari uraian sebelumnya, untuk pelayanan proses perkreditan perlu dititikberatkan terhadap aspek prosedur, jaminan, administrasi, lama waktu pencairan, dan jumlah kredit. Sedangkan untuk faktor pelayanan promosi perlu dititikberatkan terhadap aspek
33
sosialisasi produk, intensitas layanan publik, pendekatan langsung, intensitas hubungan, dan pelayanan sosial. Dengan melihat hasil pada Tabel 10. di atas, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Y = 0,614 + 0,535 X1 + 0,139 X2 + 0,129 X3 Dimana : Y = Kepuasan nasabah X1 = Pelayanan Umum X2 = Pelayanan Proses Perkreditan X3 = Pelayanan Promosi Berdasarkan nilai R = 0,843 dan R2 = 0,710 dapat dinyatakan bahwa model tersebut relatif tepat, tetapi tidak terlalu sempurna karena tidak sangat dekat dengan nilai 1. Dari persamaan regresi tersebut dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut : a) Konstansa (a) = 0,614, artinya jika pelayanan umum (X1), perkreditan (X2) dan intensitas promosi (X3) nilainya nol, maka hasil kepuasan nasabah (Y) adalah 0,614. b) Koefisien regresi 0,535, berarti jika pelayanan umum (X1) mengalami kenaikan 1 unit, hasil output kepuasan nasabah (Y) mengalami peningkatan 0,535 unit c) Koefisien regresi 0,139, berarti jika perkreditan (X2) mengalami kenaikan 1 unit, hasil output kepuasan nasabah (Y) mengalami peningkatan 0,139 unit. d) Koefisien regresi 0,129, berarti jika intensitas promosi (X3) mengalami kenaikan 1 unit, hasil output kepuasan nasabah (Y) mengalami peningkatan 0,129 unit. Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat kepuasan dan analisis regresi, maka perbaikan pelayanan pada BPR Pesisir dapat diprioritaskan pada aspek pelayanan umum dengan total rataan terendah (3,52) dan koefisien regresi tertinggi (0,535) yang berpengaruh signifikan terhadap kenaikan tingkat kepuasan nasabah dibandingkan dengan koefisien yang lainnya.
34
2. Kinerja Finansial Gambaran aspek keuangan kami dapatkan dari Rencana Kerja Tahun (RKT) 2012 PT. BPR Pesisir Akbar yang dibuat pada akhir tahun 2011 dengan menyajikan hasil akhir dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 11. Perkembangan Kinerja Keuangan (dalam ribu rupiah) dan Rasio Keuangan PT. BPR Pesisir Akbar Tahun 2007-2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KOMPONEN
2007
2008
2009
2010
2011
ASSET KREDIT TABUNGAN DEPOSITO LABA/RUGI MODAL BANK CAR NPL ROA BOPO LDR
1,774,926 1,252,722 116,990 197,000 -38,034 1,479,384 103.97% 0.00% 69.88% 135.36% 69.88%
4,003,303 3,436,839 795,329 793,900 214,253 1,405,884 39.97% 0.49% 84.25% 78.52% 96.39%
7,343,658 5,468,152 2,672,558 1,056,500 528,356 1,540,884 38.76% 0.60% 69.97% 64.29% 84.20%
11,793,962 9,122,009 2,816,706 1,529,000 673,973 1,889,490 24.00% 0.68% 94.09% 74.32% 118.50%
20,088,192 12,105,057 3,827,593 3,260,750 1,261,448 2,019,607 21.56% 0.60% 80.35% 55.31% 71.73%
PROSENTASE RATA-RATA PERUBAHAN 45.00% 41.00% 46.50% 46.00% 61.25% 6.75% - 21.50% 15.00% 2.62% - 20.01% 0.46%
(Sumber : Rencana Kerja Tahun 2012 PT. BPR Pesisir Akbar, 2011) Dari Tabel 11, kinerja finansial yang dianalisis melalui dalam tulisan adalah modal, nilai aset, laba/rugi, ROA (Return On Assets), CAR (Credit Adequacy Ratio), BOPO (Beban dan Pendapatan Operasional), NPL (Non Performing Loan), dan LDR (Loan to Deposit Ratio). a. Modal dan Aset Dimulai dari Modal Awal dari dana PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pesisir),
Kementerian
Kelautan
dan
Perikanan
sebesar
Rp
1.479.384.000,- pada 1 Oktober 2007. Hal ini ditandai dengan perkembangan asset pada semester yang sama tahun berbeda asset bulan Juni 2008 sebesar Rp 4.512.848.457 menjadi Rp 9.100.000.000,- pada bulan Mei 2010 dan pada Bulan Desember 2011 mencapai sekitar Rp 20.000.000.000,- atau meningkat diatas 200%. Total aset bank mengalami peningkatan signifikan sebesar Rp 7.667.235.000,(140%) disebabkan meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK), simpanan / pinjaman dari bank lain / non bank sebesar Rp 2.310.826.000,- (356%) dan tambahan jumlah modal sebesar Rp 365.892.000,- (113%) juga peningkatan kepercayaan mitra strategis (Linkage Program).
35
b. Laba/Rugi Pada awal didirikannya PT. BPR Pesisir Akbar tahun 2007 mengalami kerugian sebesar Rp. 38.034.000,- namun pada tahun 2008 naik menjadi Rp. 214.253.000,- berikut kenaikan pada tahun-tahun selanjutnya sampai akhir tahun 2011 tercatat telah mencapai laba sejumlah Rp. 1.261.448.000,-.
Rata-rata
prosentase per tahun perubahan Laba/Rugi tahun 2007-2011 adalah 61.25% dan cenderung meningkat pada tiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum prosentase kemampuan mendapatkan laba PT. BPR Pesisir Akbar dari tahun 2007-2011 di atas rata-rata industri perbankan Indonesia, yaitu 26,73% per tahun (Bank Indonesia, 2010).
c. ROA (Return On Asset) Rasio-rasio pada penelitian kami dibandingkan dengan Return on Assets (ROA) sebagai variabel dependen yang mencerminkan kemampuan manajemen bank karena ROA mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan pendapatan atau keuntungan dari pengelolaan aset dan efisiensi manajerial secara keseluruhan. ROA yang menjadi salah satu rasio margin laba, menunjukkan bagian penjualan yang melebihi biaya (baik biaya variabel maupun biaya tetap). Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik karena tingkat return semakin besar karena aktiva perusahaan lebih cepat berputar yang dapat menjamin kerangka keuangan yang memungkinkan pertumbuhan perusahaan perbankan. Jika kita lihat pada Tabel 11, pergerakan ROA fluktuasi perubahan rata-rata adalah 2,62% per tahun dengan berkisar pada poin 10%-20% untuk yang tertinggi yaitu pada periode 2010 hingga poin 15% untuk yang terendah yaitu pada periode awal 2007, dimana standar terbaik untuk angka ROA adalah 1,5% (Infobank,2007). Jika kita amati lebih kritis, pada periode pergantian tahun, yaitu dari 2010 ke 2011, ROA cenderung menurun.
36
c. CAR (Credit Adequacy Ratio) Kemudian jika dilihat dari sisi permodalan yang direfleksikan dengan ratio CAR, dapat disimpulkan bahwa pergerakan CAR cenderung mencapai angka tertinggi 103,97% pada periode 2007 yang mengalami penurunan ke angka terendah 21,56% pada periode 2011 dengan rata-rata prosentase penurunan 21.50% per tahun. Memang secara umum ratio CAR yang dicapai PT. BPR Pesisir Akbar memenuhi persyaratan yaitu ratio CAR lebih dari 8%, tetapi jika fluktuasi CAR kita bandingkan dengan fluktuasi pada ratio ROA, pergerakan turunnya ratio CAR sangat tajam dibanding pergerakan ratio ROA. Ada beberapa periode dimana pergerakan CAR berbanding terbalik dengan pergerakan ROA, yaitu pada periode 2007-2008 dan 2009-2010 (lihat Tabel 11). Hal ini bertentangan dengan teori yang ada, dimana jika rasio CAR meningkat, maka seharusnya ROA juga mengalami peningkatan (Infobank, 2007).
d. BOPO (Beban dan Pendapatan Operasional) Hal serupa juga terjadi pada tingkat efisiensi operasi perbankan, dimana perolehan BOPO dari 2007 sampai 2011 tidak menentu arahnya atau cenderung menurun. Fenomena yang terjadi ini tidak sesuai dengan teori yang ada, dimana seharusnya hubungan antara BOPO dengan ROA adalah berbanding terbalik. Angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90% (Infobank, 2007), jika rasio BOPO yang dihasilkan suatu bank melebihi 90%, maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Jika rasio BOPO berada pada kondisi efisien, laba yang diperoleh akan semakin besar karena biaya operasional yang ditanggung bank semakin kecil.
Dengan meningkatnya laba, maka dapat
dipastikan rasio ROA juga meningkat. Dari Tabel 11. menunjukkan bahwa rata-rata penurunan 20.01% per tahun dengan rasio BOPO yang melebihi angka 90% terjadi pada periode awal 2007 dimana angka rasio BOPO mencapai 135,36%, kemudian pada periode selanjutnya rasio BOPO kembali pada angka dibawah 90% dengan pergerakan yang berfluktuasi disekitar angka 78,52% hingga 55,31%. Tetapi jika kita amati lebih teliti lagi dalam kaitannya dengan pergerakan rasio ROA, maka kita dapat simpulkan bahwa dalam fluktuasinya, arah pergerakan kedua rasio ini sering terlihat searah,. Hal ini bertentangan dengan teori yang ada, dimana jika rasio BOPO meningkat, maka seharusnya ROA juga mengalami penurunan.
37
e. NPL (Non Performing Loan) Fenomena antar rasio-rasio keuangan juga terjadi terhadap NPL dan hubungannya dengan ROA, dimana seharusnya mempunyai hubungan yang berbanding terbalik. Dari Tabel.11. dapat dilihat bahwa penurunan NPL tidak diiringi dengan kenaikan ROA.
Dari 2010 ke 2011, angka NPL mempunyai
kecenderungan menurun dari angka 0,68% pada periode 2010 hingga angka 0,60% pada periode 2011. Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa rasio NPL PT. BPR Pesisir Akbar pada periode tersebut semakin baik karena pada periode terakhir yaitu 2011 rasio NPL berada pada angka 0,60% dimana angka terbaik untuk rasio NPL adalah dibawah 5% (Infobank, 2007). Dengan kata lain kredit bermasalah yang dihadapi PT. BPR Pesisir Akbar pada periode tersebut semakin kecil. Akan tetapi pergerakan NPL yang semakin baik (angka rasio semakin kecil) ini tidak diimbangi dengan semakin meningkatnya rasio ROA.
Pada periode penelitian
(2007-2011) terlihat bahwa pergerakan ROA berfluktuasi, sehingga hal tersebut tidak sesuai teori yang berlaku dimana penurunan NPL seharusnya disertai dengan peningkatan ROA.
f. LDR (Loan to Deposit Ratio) Pada pergerakan rasio LDR, dari Tabel 11 terlihat terjadi fluktuasi kenaikan angka LDR untuk periode 2007 dengan angka 69,88% hingga 2008 dengan angka 96,39%, kemudian pada periode 2009 hingga 2010 yaitu dari angka 84,20% menjadi 108,50%. Untuk periode 2010 – 2011, fluktuasi yang terjadi angka rasio LDR menurun berkisar antara 108,50% hingga 71,73%.
Standar terbaik untuk LDR
menurut Bank Indonesia adalah 80% hingga 110% sesuai dengan Peraturan BI Nomor 5/20/P.BI/2003, sehingga dapat disimpulkan secara umum dari periode 2007 hingga 2011, rasio LDR yang memenuhi standar Bank Indonesia hanya dapat dicapai pada periode 2008-2010. Jika kita kaitkan lagi dengan ROA, maka akan jelas terlihat bahwa pergerakan LDR terhadap ROA tidak beraturan dan berfluktuatif. Hal ini tidak sesuai dengan teori, dimana seharusnya hubungan LDR dengan ROA berbanding lurus.