16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.
Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah 4.1.1. pH Tanah dan Basa-Basa dapat Dipertukarkan Berdasarkan Tabel 3 dan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 3), dapat
dilihat bahwa perlakuan blast furnace slag, berpengaruh sangat nyata terhadap pH tanah jika dibandingkan dengan perlakuan electric furnace slag dan unsur mikro. Nilai pH pada perlakuan blast furnace slag
lebih tinggi daripada perlakuan
electric furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Secara umum kenaikan pH tanah ini mengikuti penambahan dosis, peningkatan pH pada tanah gambut diduga disebabkan oksida-oksida Ca dan Mg yang terdapat pada electric furnace slag dan blast furnace slag. Ca dan Mg yang terdapat dalam electric furnace slag dan blast furnace slag bereaksi dengan H2O membentuk hidroksida Ca dan Mg, sehingga meningkatkan konsentrasi OH- dan menyebabkan pH tanah menjadi meningkat. Selain itu menurut Suwarno (2002), meningkatnya pH tanah pada tanah yang diberikan steel slag disebabkan karena adanya reaksi OH- dan silikat (H3SiO3-) dengan H+, menghasilkan H2O dan H4SiO4, proses ini mampu menurunkan konsentrasi H+ , sehingga pH tanah meningkat. Nilai pH tertinggi terdapat pada perlakuan blast furnace slag pada dosis BF Slag 8 % dengan nilai pH 4.5 dan kenaikan pH tersebut sebesar 28.6 % dari kontrol. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syihabudin (2011), yang menyatakan bahwa penambahan slag ke dalam tanah gambut mampu meningkatkan pH tanah. Menurut hasil analisis ragam Ca-dd dan Mg-dd perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Ca-dd dan Mg-dd pada tanah (Tabel Lampiran 4 dan 5). Berdasarkan hasil uji lanjut (Tabel 3), perlakuan blast furnace slag berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Ca-dd dibandingkan dengan perlakuan kontrol, sedangkan perlakuan electric furnace slag berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan Mg-dd dibandingkan dengan kontrol. Penambahan electric furnace slag dan
blast
furnace slag pada tanah dapat meningkatkan ketersediaan Ca dan Mg pada tanah
17
jika dibandingkan dengan perlakuan yang ditambahkan unsur mikro dan kontrol (Data lengkap terlampir pada Tabel Lampiran 20). Nilai kadar Ca-dd pada perlakuan blast furnace slag cenderung lebih tinggi daripada perlakuan electric furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Kadar Ca-dd tertinggi terdapat pada perlakuan BF Slag 8% sebesar 35.91 me/100g, dengan kenaikan sebesar 710.5 % dari nilai kontrol. Sedangkan nilai kadar Mg-dd pada perlakuan electric furnace slag cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kadar Mg-dd pada perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Kadar Mg-dd tertinggi terdapat pada perlakuan BF Slag 8 % sebesar 8.92 me/100g, dengan kenaikan kadar Mg-dd sebesar 147.5 % dari kontrol. Secara umum, semakin tinggi pemberian dosis perlakuan maka semakin tinggi juga kadar Ca-dd dan Mg-dd yang dapat dipertukarkan.
Tabel 3. Pengaruh Electric Furncae Slag , Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap pH dan Kadar Basa-Basa yang dapat Dipertukarkan dalam Tanah Perlakuan Kontrol Unsur Mikro EF Slag 2 % EF Slag 4 % EF Slag 6 % EF Slag 8 % BF Slag 2 % BF Slag 4 % BF Slag 6 % BF Slag 8 %
pH Tanah 3.5 a 3.6 a 3.7 b 4.0 c 4.2 d 4.4 e 4.1 cd 4.3 de 4.4 e 4.5 f
Ca – dd
Mg-dd
…………….. (me/100 g) ……… 4.43 a 3.60 a 5.10 ab 3.39 a 15.04 b 5.82 c 20.96 cde 7.22 d 23.33 de 7.45 d 27.93 f 8.92 e 17.74 bc 4.38 ab 26.76 ef 5.67 bc 26.37 ef 6.13 cd 35.91 g 7.34 d
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT).
18
Gambar 2. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kadar Ca-dd dalam Tanah
Gambar 3. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kadar Mg-dd dalam Tanah
4.1.2.
Unsur Mikro dalam Tanah Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 6, 7, 8 dan 9),
perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro berpengaruh
19
sangat nyata terhadap kadar unsur mikro (Fe, Mn, Cu, dan Zn ). Pada hasil uji lanjut (Tabel 4) dapat terlihat bahwa perlakuan electric furnace slag berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan Fe dan Mn dibandingkan dengan perlakuan blast furnace slag, unsur mikro, dan kontrol. Perlakuan electric furnace slag memiliki kadar Fe dan Mn lebih tinggi daripada perlakuan blast furnace slag dan unsur mikro. Kadar Fe tersedia tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8 % yaitu 855.21 ppm dengan kenaikan sebesar 107 % dari kontrol dan kadar Mn tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8 % dengan kadar Mn sebesar 81.36 ppm dan kenaikan sebesar 135 % dari kontrol. Lebih tingginya kadar Fe dan Mn pada perlakuan yang ditambahkan electric furnace slag dikarenakan kadar Fe dan Mn yang terdapat pada electric furnace slag lebih tinggi daripada blast furnace slag (Tabel Lampiran 1), sehingga Fe yang terlarut ke dalam larutan tanah pada perlakuan electric furnace slag lebih banyak. Perlakuan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan Cu dan Zn (Tabel 4) dibandingkan dengan perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan kontrol. Perlakuan unsur mikro memiliki kadar Cu dan Zn lebih tinggi daripada perlakuan electric furnace slag,blast furnace slag dan kontrol. Kadar Cu tertinggi yaitu sebesar 34.63 ppm dengan kenaikan sebesar 118 % dari kontrol dan Zn sebesar 31.37 ppm dengan kenaikan sebesar 160 % dari kontrol. Tingginya kadar Cu dan Zn pada perlakuan unsur mikro diduga disebabkan oleh unsur mikro yang ditambahkan yaitu CuSO4 dan ZnSO4, yang yang diberikan dalam bentuk larutan, sehingga penambahan unsur mikro (CuSO4+ZnSO4) lebih efektif dalam menyumbangkan Cu dan Zn tersedia pada tanah gambut dibandingkan dengan perlakuan electric furnace slag dan blast furnace slag.
20
Tabel 4. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Unsur Mikro dalam Tanah Perlakuan
Fe tersedia
Mn tersedia
Cu tersedia
Zn tersedia
Kontrol Unsur Mikro EF Slag 2 % EF Slag 4 % EF Slag 6 % EF Slag 8 % BF Slag 2 % BF Slag 4 % BF Slag 6 % BF Slag 8 %
……………………….. ppm …………………………….. 410.00 a 6.41 a 15.89 bc 12.04 ab 483.12 ab 5.49 a 34.63 e 31.3 d 588.06 bc 37.47 b 17.34 cd 12.58 ab 683.89 c 54.65 cd 14.35 ab 10.98 a 836.91 d 67.24 e 14.19 ab 14.08 bc 855.21 d 81.36 f 17.29 bc 14.75 c 478.33 ab 38.43 b 18.52 d 10.36 a 472.82 ab 47.49 bc 14.71 abc 11.82 a 350.26 a 38.98 b 13.06 a 10.36 a 375.55 a 63.51 de 15.31 bc 10.68 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT).
4.1.3.
Kadar SiO2 Tersedia dalam Tanah. Berdasarkan hasil analisis ragam, perlakuan electric furnace slag, blast
furnace slag, dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap SiO2 tersedia pada tanah (Tabel Lampiran 10). Hasil uji lanjut (Gambar 4), menunjukan bahwa perlakuan blast furnace slag berpengaruh sangat nyata terhadap kadar SiO2 dibandingkan dengan kontrol dan unsur mikro. Kadar SiO2 pada perlakuan blast furnace slag lebih tinggi daripada perlakuan electric furnace slag, unsur mikro dan kontrol , kadar SiO2 tersedia tertinggi terdapat pada perlakuan BF Slag 8% dengan kandungan SiO2 tersedia sebesar 529.2 ppm dengan kenaikan sebesar 897 % dari kontrol dan terendah terdapat pada perlakuan yang ditambahkan unsur mikro yaitu dengan kadar Si sebesar 43.1 ppm. Lebih tingginya kadar SiO2 tersedia pada perlakuan yang ditambahkan blast furnace slag daripada perlakuan yang ditambahkan electric furnace slag, unsur mikro dan kontrol, dikarenakan dalam blast furnace slag mengandung SiO2 lebih banyak daripada electric furnace slag, sedangkan untuk unsur mikro tidak mengandung SiO2.
21
Gambar 4. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kadar SiO2 Tersedia dalam Tanah 4.1.4. N-Total dalam Tanah Berdasarkan hasil analisis ragam penambahan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro tidak berpengaruh nyata terhadap nitrogen total. Pada Gambar 5, dapat terlihat kandungan N-total pada perlakuan yang ditambahkan electric furnace slag, blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol cenderung memiliki nilai yang seragam. Hal ini menggambarkan bahwa pemberian electric furnace slag, blast furnace slag, unsur mikro pada taraf dosis yang diaplikasikan tidak mempengaruhi kandungan N-total tanah.
22
Gambar 5. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kandungan N-Total dalam Tanah
4.1.5. Kadar P-Tersedia dalam Tanah Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 11), perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro berpengaruh nyata terhadap kandungan P-tersedia dalam tanah. Pada hasil uji lanjut diperoleh bahwa perlakuan electric furnace slag dan blast furnace slag berpengaruh sangat nyata terhadap kadar P-tersedia dibandingkan dengan perlakuan unsur mikro dan kontrol. Kadar P-tersedia pada perlakuan electric furnace slag cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol (Gambar 6). Kandungan P-tersedia tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8% dengan jumlah P-tersedia sebanyak 119.8 ppm dengan kenaikan sebesar 2564% dari kontrol.
23
Gambar 6. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Kadar P-Tersedia dalam Tanah
4.1.6.
Kandungan Logam Berat dalam Tanah Berdasarkan hasil analisis ragam, perlakuan electric furnace slag, blast
furnace slag, dan unsur mikro tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan logam berat beracun dalam tanah. Pada hasil Tabel 5, dapat terlihat bahwa kandungan logam berat dalam tanah sangat rendah . Rendahnya kandungan logam berat pada tanah diduga dapat disebabkan karena naiknya pH tanah gambut. Seperti yang dinyatakan oleh Soepardi (1983), semakin meningkatnya pH tanah dapat menyebabkan unsur logam berat menjadi imobil dan kurang tersedia bagi tanaman, sehingga dengan pemberian electric furnace slag dan blast furnace slag pH tanah menjadi meningkat dan menyebabkan kandungan logam berat pada tanah menjadi imobil.
24
Tabel 5. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag,dan Unsur Mikro terhadap Kadar Logam Berat dalam Tanah Pb
Perlakuan
Cd
………… ppm ……… 0.4 0.1 td td td 0.1 0.7 td 0.2 td 0.6 td 0.6 0.1 0.3 td 0.2 td
Kontrol Unsur Mikro EF Slag 4 % EF Slag 6 % EF Slag 8 % BF Slag 2 % BF Slag 4 % BF Slag 6 % BF Slag 8 %
Hg (ppb) 0.02 td 0.03 0.03 0.03 td 0.01 td td
Keterangan : td = tidak terdeteksi
4.2.
Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Pertumbuhan Tanaman Perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro
menurut hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 12, 13 dan 14) berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman padi IR 64. Penambahan electric furnace slag dan blast furnace slag nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman yang berupa tinggi tanaman, jumlah anakan dan anakan produktif. Berdasarkan hasil uji lanjut (Tabel 6) pertumbuhan tanaman pada perlakuan electric furnace slag berbeda sangat nyata dibandingkan dengan perlakuan unsur mikro dan kontrol, serta berbeda nyata terhadap perlakuan blast furnace slag. Pada perlakuan unsur mikro dan kontrol tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik. Hal ini karena tanaman mengalami kekurangan hara dan kurangnya cahaya matahari yang digunakan untuk proses fotosintesis. Kurangnya unsur hara mennyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tanaman mati pada usia 6 MST untuk tanaman kontrol dan tanaman dengan perlakuan unsur mikro mati pada usia 11 MST, sedangkan pada perlakuan electric furnace slag dan blast furnace slag tanaman mampu tumbuh dan berproduksi, dikarenakan kandungan-kandungan unsur hara yang terdapat pada electric funace slag dan blast furnace slag mampu menambahkan
ketersediaan unsur
memperbaiki sifat kimia tanah gambut.
hara
yang dibutuhkan
tanaman dan
25
Tabel 6. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan Maksimum, Jumlah Anakan Produktif, dan Bobot Jerami Tinggi Tanaman
Jumlah Anakan Maksimum
Jumlah Anakan Produktif
Bobot Jerami
(cm)
(Batang/pot)
(Batang/pot)
(gram/pot)
Kontrol
15.4 a
0.0 a
0.0 a
-
Unsur Mikro
15.8 a
0.0 a
0.0 a
-
EF Slag 2%
51.3 b
9.7 b
4.0 ab
5.71
EF Slag 4 %
76.5 bc
13.7 d
9.7 bc
16.66
EF Slag 6 %
84.0 bc
23.0 cd
21.3 b
44.99
EF Slag 8 %
83.7 bc
25.3 f
22.7 c
61.75
BF Slag 2 %
18.6 a
0.7 a
0.0 a
1.89
BF Slag 4 %
66.7 b
13.7 bc
4.0 ab
6.46
BF Slag 6 %
76.7 bc
15.3 cd
5.3 b
14.96
BF Slag 8 %
74.3 bc
18.3 e
4.7 ab
13.70
Perlakuan
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT).
Tinggi tanaman semakin meningkat dengan semakin tingginya dosis perlakuan yang diberikan. Secara umum penambahan electric furnace slag pada tanah terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, dan jumlah anakan produktif lebih baik daripada dengan penambahan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol (Perbandingan pertumbuhan dapat dilihat pada Gambar Lampiran 5, 6, 7, dan 8). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syhabuddin (2011), menyatakan bahwa pemberian electric furnace slag nyata meningkatkan tinggi tanaman.
26
Gambar 7. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Tinggi Tanaman Perlakuan electric furnace slag memiliki tinggi tanaman padi lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Secara umum tinggi tanaman pada perlakuan electric furnace slag lebih baik daripada perlakuan blast furnace slag. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 6 % dimana tinggi tanaman mencapai 84.0cm dengan kenaikan sebesar 445 % dari tinggi kontrol (Gambar 7). Perlakuan electric furnace slag terlihat dapat menghasilkan jumlah anakan maksimum dan jumlah anakan produktif yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang ditambahkan blast furnace slag (Gambar 8 dan 9). Jumlah anakan maksimum dan jumlah anakan produktif terbanyak terdapat pada perlakuan EF Slag 8 %.
27
Gambar 8. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Jumlah Anakan Maksimum
Gambar 9. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Jumlah Anakan Produktif
28
4.3.
Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Produksi Tanaman Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 15,16,17 dan 18), dapat
terlihat bahwa pemberian electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap produksi padi. Pada hasil uji lanjut (Tabel 6) dapat dilihat bahwa tanaman dengan perlakuan electric furnace slag memiliki produksi yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Produksi tanaman padi dengan perlakuan electric furnace slag memiliki hasil lebih tinggi daripada perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Secara umum produksi tanaman meningkat seiring dengan bertambahnya dosis perlakuan yang diberikan. Bobot gabah kering panen (GKP), bobot gabah kering giling (GKG), bobot kering gabah bernas (KGB) tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8%. Pada perlakuan unsur mikro dan kontrol tanaman tidak mampu menghasilkan malai, karena tanaman mengalami kekurangan unsur hara sehingga tanaman menjadi mati pada usia tanaman 11 MST dan 6 MST. Jika dilihat dari seluruh perlakuan, pada perlakuan electric furnace slag memiliki produksi tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol, hal ini dimungkinkan karena electric furnace slag lebih mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
29
Tabel 7. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Produksi Tanaman Perlakuan
Bobot GKP
Bobot GKG
Bobot KGB
Bobot KGH
………………………….. gram/pot ……………………… Kontrol
0.00 a
0.00 a
0.00 a
0.00 a
Unsur Mikro
0.00 a
0.00 a
0.00 a
0.00 a
EF slag 2%
0.70 a
0.63 a
0.02 a
0.61 a
EF slag 4%
4.60 a
4.09 a
2.10 ab
2.00 a
EF slag 6%
15.99 b
14.23 b
11.64 c
2.60 b
EF slag 8%
19.67 b
17.51 b
14.35 c
3.16 a
BF slag 2%
0.00 a
0.00 a
0.00 a
0.00a
BF slag 6%
1.23 a
1.10 a
0.11 a
0.99 a
BF slag 8%
0.75 a
0.67 a
0.01 a
0.66 a
Keterangan : Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT).
Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa perlakuan electric furnace slag dan blast furnace slag dapat meningkatkan bobot gabah kering panen (GKP). Secara keseluruhan perlakuan electric furnace slag memiliki bobot GKP dan bobot gabah kering giling lebih tinggi daripada perlakuan blast furnace slag. Bobot GKP meningkat seiring dengan penambahan dosis perlakuan. Bobot GKP tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8 %, dengan bobot gabahnya 19.67 gram / pot. Bobot kering gabah bernas tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8 % dengan jumlah bobot gabah 15.48 gram/pot (Gambar 11). Selain itu steel slag juga mampu mengurangi persentase bobot kering gabah hampa. Persentase bobot kering gabah hampa perlakuan electric furnace slag lebih rendah daripada blast furnace slag. Persentase bobot gabah kering hampa semakin menurun sejalan dengan meningkatnya dosis perlakuan. Persentase bobot gabah kering hampa terendah terdapat pada perlakuan EF Slag 8 % yaitu sebesar 17.7 % dari bobot gabah kering giling.
30
Gambar 10. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Bobot Gabah Kering Giling
Gambar 11. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Bobot Kering Gabah Bernas
31
4.4.
Pengaruh Electric Furnace Slag dengan Blast Furnace Slag terhadap Kadar dan Serapan SiO2 pada Tanaman Berdasarkan Tabel 8, kadar SiO2 pada jerami yang tertinggi terdapat pada
perlakuan EF Slag 4 % dengan kadar SiO2 sebesar 19.41 % dan kadar SiO2 yang paling rendah terdapat pada BF Slag 2% yaitu sebesar 5.64 % . Jumlah serapan SiO2 pada jerami, tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 6 % yaitu sebanyak 8.59 g/pot dan serapan SiO2 terendah terdapat pada perlakuan BF Slag 2 % yaitu sebanyak 0.05 g/pot, sedangkan pada kontrol dan unsur mikro, jumlah serapan dan kadar SiO2 tidak diamati dikarenakan tanaman mati ketika umur 6 MST, sehingga tidak dapat dianalisis serapan dan kadar SiO2 pada tanamannya. Peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman padi pada tanah gambut bukan hanya disebabkan oleh tingginya ketersediaan Si dalam tanah, tetapi dipengaruhi juga oleh ketersediaan unsur hara mikro dan makro, dimana mampu mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Seperti dapat dilihat pada hasil penelitian, tanaman pada perlakuan unsur mikro mampu meningkatkan ketersediaan unsur mikro Cu dan Zn, tetapi tanaman tidak mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanaman bahkan mati pada saat usia tanaman 11 MST. Pada perlakuan blast furnace slag, mampu meningkatkan pH tanah, memiliki ketersediaan Si dan Mg dalam tanah. Tanaman pada perlakuan ini dapat tumbuh dan berproduksi, akan tetapi jika dibandingkan dengan perlakuan electric furnace slag, tanaman pada perlakuan electric furnace slag memiliki pertumbuhan dan produksi yang lebih tinggi. Tingginya pertumbuhan dan produksi tanaman pada perlakuan electric furnace slag disebabkan karena pada perlakuan ini memiliki ketersediaan unsur hara P, Ca, Fe, dan Mn yang lebih tinggi. Menurut Hanafiah (2005), unsur P cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, karena posfor berfungsi terhadap ketersediaan asam nukleat, phytin, dan fofolipid yang cukup pada periode awal pertumbuhan dan berpengaruh terhadap fase primodia dan pembentukan bagian reproduktif tanaman. Posfor juga menentukan awal fase pematangan terutama untuk tanaman serealia, sehingga jika suplai P terbatas, tidak hanya akan menyebabkan
32
pertumbuhan terhambat tetapi kuantitas dan waktu panen. Unsur Si berpengaruh dalam mempercepat pertumbuhan, memperkuat batang dan akar, mempercepat pembentukan malai, serta meningkatkan jumlah bulir permalai dan jumlah gabah bernas (De Datta, 1981). Kalsium (Ca) berfungsi dalam merangsang pertumbuhan dan penyerbukan tanaman, sedangkn unsur Mn berfungsi sebagai stimulator pemecah molekul air pada fotosintesis dan sebagai komponen struktural pada sistem membran kloroplas (Hanfiah, 2005). Dengan demikian tingginya ketersediaan unsur hara (P, Fe, Ca, dan Mn) pada perlakuan electric furnace slag menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman padi varietas IR 64 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Tabel 8. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kadar dan Serapan SiO2 pada Jerami Perlakuan Kontrol Unsur Mikro EF Slag 2 % EF Slag 4 % EF Slag 6 % EF Slag 8 % BF Slag 2 % BF Slag 4 % BF Slag 6 % BF Slag 8 %
4.5.
Kadar SiO2 (%) 12.46 19.41 18.81 8.94
5.64 7.87 7.44 5.80
Serapan SiO2 (g/pot) 0.99 3.26 8.59 6.02 0.05 0.57 1.09 0.80
Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Kandungan Logam Berat dalam Beras Berdasarkan hasil analisis ( Tabel 9), kandungan logam berat timbal (Pb),
kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) yang terkandung pada beras untuk perlakuan electric furnace slag dan blast furnace slag masih berada pada di bawah ambang batas maksimum kadar logam berat pada beras sesuai dengan SNI logam berat pada seleralia (Tabel Lampiran 19). Rendahnya kandungan logam berat pada beras dapat disebabkan karena kandungan logam berat pada tanah setelah
33
ditambahkan electric furnace slag dengan blast furnace slag juga sangat sedikit sehingga kandungan logam berat yang terserap oleh tanaman sedikit. Dengan demikian pemberian electric furnace slag dan blast furnace slag nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi, selain itu kandungan logam berat (Pb, Cd, dan Hg) yang terdapat dalam beras berada di bawah ambang batas maksimum cemaran kandungan logam berat dalam beras, sehingga beras aman untuk dikonsumsi. Tabel 9. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kandungan Logam Berat dalam Beras Perlakuan
Pb
Kontrol Unsur Mikro EF Slag 4 % EF Slag 6 % EF Slag 8 % BF Slag 2 % BF Slag 4 % BF Slag 6 % BF Slag 8 %
………………….. ppm ……………………. td 0.1 td td 0.2 td td 0.1 td 0.1 0.1 td -
td = Tidak terdeteksi
Cd
Hg