IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum lokasi Penelitian 1. Sejarah Universitas Lampung
Unila merupakan Perguruan Tinggi Negeri di Propinsi Lampung yang berdiri berdasarkan Keputusan Menteri Perguruan Tinggi Ilmu Pendidikan (PTIP) Nomor 195 Tahun 1965, pada tanggal 23 September 1965, kemudian dikukuhkan menjadi Perguruan Tinggi Negeri dengan Keputusan Presiden Nomor 73 Tahun 1966, yang diawali dengan Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum. Tahun 1968 IKIP Jakarta Cabang Tanjung Karang diintegrasikan ke dalam Unila berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Nomor: 1 Tahun 1968. Kemudian, dengan Keppres Nomor 043 Tahun 1982 menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Selanjutnya, beberapa fakultas dibentuk, yaitu Fakultas Pertanian didirikan berdasarkan SK Presidium Nomor 756/KPTS/1967 dan dikukuhkan Mendikbud Nomor 16 Tahun 1973. Kemudian menyusul Fakultas Teknik
yang
didirikan
berdasarkan
SK
Presidium
Unila
Nomor
227/KPTS/IRES/1968. Sejak tahun 1972 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pendidikan Tinggi Nomor 101/B-1/II/1972 (karena adanya beberapa alasan yang sangat teknis) Fakultas ini tidak menerima mahasiswa baru lagi dan mahasiswa yang ada disalurkan ke Fakultas lain. Pada tanggal 13 Januari 1978 dengan SK
59
Rektor
Nomor
08/KPTS/R/1979
dibentuk
Fakultas
Teknik
Persiapan.
Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Presiden Nomor 43/M/1987 fakultas ini ditetapkan sebagai
Fakultas Non Gelar Teknologi (FNGT). Pada
perkembangan selanjutnya, dengan SK Mendikbud Nomor 0132/O/1991, tanggal 6 April 1991 FNGT ini diubah menjadi Fakultas Teknik. Perkembangan selanjutnya, pada Tahun Akademik 1986/1987 dibuka persiapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), yang kemudian pada tanggal 11 November 1995, dikukuhkan menjadi salah satu fakultas di Unila berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 0333/O/1995. Pada Tahun Akademik 1988/1989 dibentuk Persiapan Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Alam (FMIPA), yang kemudian pada tanggal 15 November 1995, dikukuhkan sebagai fakultas berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 0334/O/1995. Pada tahun 2002, Program Studi Pendidikan Dokter yang bernaung di bawah Fakultas MIPA, telah memulai kegiatannya sesuai dengan Izin Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter yang diterbitkan oleh Dirjen Dikti Depdiknas dengan nomor Nomor 3195/D/T/2002 tanggal 28 Oktober 2002.
Program Pascasarjana Universitas Lampung didirikan bersamaan dengan pengangkatan Direktur Program Pascasarjana berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Lampung Nomor 94/J26/KP/2002 tanggal 3 Juli 2002. Sampai dengan Tahun Akademik 2005/2006, enam program magister telah beroperasi. Program Studi Magister Hukum merupakan program magister pertama didirikan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nomor 387/Dikti/Kep/1999 tanggal 19 Agustus 1999. Program magister kedua adalah PS Magister Teknologi Agroindustri yang berdiri berdasarkan Keputusan
60
Dirjen Dikti Nomor 452/Dikti/Kep/1999 tanggal 23 Nopember 1999. Program magister ketiga yaitu Program Studi Magister Manajemen berdiri berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 87/Dikti/Kep/2000 tanggal 14 April 2000. Program Magister Agronomi yang merupakan PS magister keempat yang berdiri berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 251/Dikti/Kep/2000 tanggal 4 Agustus 2000. Program magister kelima yaitu Magister Teknologi Pendidikan yang berdiri berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 82/Dikti/Kep/2001 tanggal 3 April 2001. Program magister keenam yaitu Program Magister Ekonomi Pertanian/Agribisnis berdiri berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 3004/D/T/2004 tanggal 4 Agustus 2004. Pada tahun akademik 2007/2008 telah dibuka juga dua buah program studi pascasarjana yaitu PS Magister Teknik Sipil dan PS Magister Ilmu Pemerintahan, berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 4925/D/T/2006 tanggal 26 Desember 2006.
2. Kondisi Umum
Hingga tahun 2006, Unila memiliki tujuh fakultas yaitu Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Ada satu Program Studi Pendidikan Dokter yang dipersiapkan atau cikal bakal menjadi fakultas. Program studi tersebut sekarang di bawah FMIPA. Unila memiliki 28 jurusan dan 9 bagian, yang meliputi 8 program studi S2, 46 program studi S1, dan 17 program studi diploma (D2 dan D3). Di samping itu, Unila juga menyelenggarakan pendidikan penyetaraan pada beberapa program studi S1.
61
Unila memiliki dua lembaga yaitu Lembaga Penelitian yang mengkoordinasi empat pusat penelitian yang meliputi pusat penelitian lingkungan, pusat penelitian pengembangan wilayah lahan kering, pusat penelitian budaya Lampung, dan pusat penelitian pesisir, dan mengoordinasi
dua
pengembangan
wilayah
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
pusat
pengabdian dan
kepada
pemberdayaaan
yang
masyarakat
yaitu
pusat
masyarakat
serta
pusat
pengembangan kewirausahaan dan bisnis. Di bidang administrasi, Unila mempunyai dua biro yaitu Biro Administrasi Akademik Kemahasiwaan, Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAKPSI) dan Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK).
Dalam melaksanakan tugasnya Rektor dibantu oleh empat Pembantu Rektor masing-masing untuk bidang akademik, bidang administrasi umum dan keuangan, bidang kemahasiwaan, dan bidang kerjasama perencanaan/ pengembangan, dan sistem informasi/komunikasi. Di tingkat fakultas, yang dipimpin oleh Dekan, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dibantu oleh tiga pembantu dekan, masing-masing untuk bidang akademik, bidang administrasi umum dan keuangan, dan bidang kemahasiswaan. Pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi dilakukan oleh Jurusan/Bagian/Program Studi. Sebagai unsur penunjang, Unila memiliki beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang meliputi perpustakaan, balai bahasa, pelayanan pendidikan, pusat komputer, kebun percobaan, fasilitas olahraga, percetakan dan penerbitan, serta pusat jasa ketenagakerjaan.
Sarana administrasi akademik, pembelajaran, penelitian, dan pengabdian, tersedia gedung, laboratorium, bengkel, studio, dan kebun percobaan. Fasilitas fisik
62
gedung/ruang yang ada saat ini seluas 102.122 m², dengan rincian ruang kuliah seluas 23.499 m²; laboratorium 16.697 m², perpustakaan 6.407 m², ruang kerja dosen 6.689 m², ruang administrasi 15.989 m², dan ruang lainnya 32.831 m². Fasilitas fisik berupa lahan tersebut yang ada di dalam Kampus Unila Gedung meneng seluas 77,845 ha, di Kampus Jalan Panglima Polem, Bandar Lampung ada 4 ha, di Jalan Suprapto, Bandar Lampung (YP Unila) 2.300 m², dan 4 ha berada di Metro.
Kebun percobaan Unila tersebar di beberapa tempat yaitu di Natar, Lampung Selatan seluas 3,5 ha, di Sukadanaham, Bandar Lampung, seluas 5,5 ha (status hak milik) di Tanjungan, Lampung Selatan seluas 100 ha (sedang diperpanjang proses hak guna pakainya), di Liwa, Lampung Barat, seluas 20 ha (hak guna pakai) dan hutan pendidikan yang berada di Gunung Betung, Bandar Lampung, seluas 1.000 ha (status tanah adalah Hutan Pendidikan Taman Nasional Wan Abdurrahman, yang saat ini sedang diurus proses perpanjangan Hak Guna Pakainya).
Pada tahun 2007, jumlah mahasiswa seluruh program studi mencapai 25.415 orang, yang terdiri dari 838 orang mahasiswa S2, 19.188 orang mahasiswa S1, dan 5.389 orang mahasiswa program diploma (D2 dan D3). Kalau dikelompokkan ke dalam bidang eksakta/teknik, noneksakta, dan kependidikan, maka proporsinya adalah mahasiswa bidang eksakta/teknik 7.945 orang (32%), noneksakta 11.888 orang (47,97%), kependidikan 5.582 orang (21%)
Dengan jumlah mahasiswa Unila pada tahun 2007 ini sebanyak 25.415 orang, jumlah tenaga administrasi sebanyak 838 orang dan jumlah dosen sebanyak 1.112
63
orang, maka rasio antara ruang dosen terhadap jumlah dosen adalah 6,01 m²/dosen, ruang administrasi terhadap tenaga administrasi adalah 19,08 m²/orang, rasio ruang kuliah terhadap mahasiswa adalah 0,88 m²/mahasiswa, rasio ruang lab terhadap mahasiswa adalah 0,63 m²/mahasiswa, dan rasio ruang perpustakaan terhadap mahasiswa 0,24 m²/mahasiswa.
Jumlah lulusan Unila selama tahun 2007 adalah 4.555 orang, terdiri dari 743 orang lulusan Pascasarjana, 2.324 orang lulusan Sarjana (S1) dan 1.488 orang lulusan Diploma (D2 dan D3). Pencapaian IPK lulusan sarjana pada tahun 2007 rata-rata mencapai 3,01 ± 0,28 sedangkan lama studi program sarjana rata-rata masih 5,20 ± 1,17 tahun. Jumlah lulusan kumulatif Unila sampai dengan September 2007 mencapai 56.296 orang, yang terdiri dari 1.282 lulusan Pascasarjana 37.366 lulusan Sarjana, dan 17.648 orang lulusan Diploma, dengan produktivitas kelulusan rata-rata berkisar antara 17%.
3. Visi dan Misi
a. Visi
Berdasarkan kondisi saat ini dan tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang dengan memperhitungkan kekuatan sebagai modal dasar, maka disusun Visi Unila 2005--2025. Visi Unila merupakan cita-cita, aspirasi, sumber inspirasi dan motivasi, peta jalan (road map), karakter, wawasan dan identitas sivitas akademika, karyawan dan pemangku kepentingan (stakeholders) agar Unila bergerak ke arah yang lebih maju dan lebih baik secara komparatif dan kompetitif. Visi ini merupakan gambaran bentuk paripurna Unila yang akan
64
dicapai pada tahun 2025, dengan rumusan sebagai berikut: “Pada Tahun 2025 Unila Menjadi Perguruan Tinggi Sepuluh Terbaik di Indonesia”.
Perguruan tinggi sepuluh terbaik di Indonesia adalah kelompok sepuluh perguruan tinggi yang memiliki segenap keunggulan dari berbagai indikator kinerja akademik dan non akademik. Unila sebagai salah satu dari perguruan tinggi sepuluh terbaik di Indonesia harus mempunyai pencapaian prestasi yang memperhatikan dinamika kemajuan dari aspek lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Unila tidak berkembang sendiri, dalam pengertian perguruan tinggi lain juga melakukan upaya pembangunan yang berlomba menjadi lebih baik. Keberhasilan Unila untuk menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik sangat ditentukan oleh tatakelola univeritas yang baik (good university governance), sarana dan prasarana serta proses belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian yang handal dengan standar kualitas nasional dan internasional, serta daya tarik bagi pemangku kepentingan.
Untuk mengetahui tingkat capaian Unila pada tahun 2025 tersebut, harus dapat diukur dengan tingkat:
1. partisipasi masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah untuk mendukung pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, 2. daya saing nasional dan internasional 3. produk hak atas kekayaan intelektual, 4. publikasi terakreditasi nasional dan internasional 5. indeksitasi publikasi, 6. program unggulan/program unik
65
7. program internasional, 8. dosen dan alumni yang berprestasi di tingkat nasional dan internasional 9. aksesibilitas dan ekuitas 10. tatakelola, 11. kualitas staf akademik dan nonakademik
b. Misi
Dalam mewujudkan Unila Menjadi Perguruan Tinggi Sepuluh Terbaik di Indonesia Tahun 2025, misi Unila dirumuskan melalui 6 (enam) penjabaran sebagai berikut:
1. Mewujudkan
penyelenggaraan
Tridharma
Perguruan
Tinggi
yang
berkualitas. 2. Mewujudkan budaya akademik yang kondusif, dinamis, dan bermoral. 3. Mewujudkan tata kelola organisasi Unila yang baik (good university governance). 4. Mewujudkan aksesibillitas dan ekuitas pendidikan tinggi. 5. Menjadi agen perubahan dan menjaga kebenaran dan keadilan bagi kepentingan masyarakat. 6. Mewujudkan kerjasama dengan berbagai pihak antara lain pemerintah, masyarakat, dunia usaha, lembaga nonpemerintah, dalam dan luar negeri, yang saling memberikan manfaat secara berkelanjutan.
66
4. Struktur Organisasi Pimpinan Unila Rektorat Rektor
Prof.Dr.Ir. Sugeng P.Harianto, M.S
Pembantu Rektor I
Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P
Pembantu Rektor II
Ir. Sulastri Ramli, M.P.
Pembantu Rektor III
Prof.Dr.Sunarto,S.H,M.H
Pembantu Rektor IV
Dr.Satria Bangsawan,S.E,M.Si
Kepala Biro Adm. Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi
Damanhuri Warganegara,S.H
Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan
Harsono Sucipto, S.H.
Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Dr. Budi Kustoro, M.S
Ketua Lembaga Penelitian
Dr. John Hendri, M.S. Dekanat
Dekan Fakultas Ekonomi
Toto Gunarto, S.E., M.S
Dekan Fakultas Hukum
Adius Semenguk, S.H., M.H.
Dekan Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan
Prof.Dr. Sudjarwo, M.S.
Dekan Fakultas Pertanian
Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S
Dekan Fakultas Teknik
Ir. Mariyanto, M.T.
Dakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Drs.Agus Hadiawan,M.Si
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dr. Sutyarso, M.Biomed
Program Studi Kedokteran
Dr. dr. Efrida Warganegera, Sp.M.K., M.Kes Unit Pelayanan Teknis
Kepala UPT Perpustakaan Kepala UPT Pelayanan Pendidikan
Drs.Sugiyanta,S.Sos,M.Pd Drs. Gimin Suyadi, M.Pd.
Kepala UPT Balai Bahasa
Drs. Muhammad Sukirlan, M.Si.
Kepala UPT Pusat Komputer
Drs.I Komang Winatha,M.Si
Kepala UPT Percetakan dan Penerbitan Kepala UPT Kebun Percobaan Kepala UPT Fasilitas Olahraga
Drs. Suwarno, M.H. Ir. Kushendarto, M.P. Drs. Sudirman Husin, M.Pd.
(www.Unila.ac.id. Diakses 8 juli 2010)
67
5. Kemahasiswaan
Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 155/0/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, pengembangan kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana untuk membentuk mahasiswa menjadi manusia yang berjiwa Pancasila, bertanggungjawab, mandiri, dan mampu mengisi kemerdekaan bangsa. Pengembangan kehidupan kemahasiswaan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Mahasiswa adalah bagian terbesar dari sivitas akademika Unila, sebagai bagian terbesar dari sivitas akademika, Unila sangat menyadari bahwa pengembangan kemahasiswaan mutlak diperlukan sebagai bagian dari upanya peningkatan kualitas perguruan tinggi. Pengembangan kemahasiswaan di Unila tidak hanya dititik beratkan pada pengembangan di bidang penalaran, tetapi juga di bidang minat dan bakat, kesejahteraan mahasiswa, dan pembimbingan karir.
Pengembangan keempat komponen ini tidak hanya dalam rangka melaksanakan Keputusan Mendikbud No. 155 Tahun 1998 Tentang Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, atau dalam rangka mengejawantahkan Pedoman Pola Pengembangan Kemahasiswaan (Polbangmawa) di Perguruan Tinggi, seperti yang telah di tetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, tatapi juga dalam rangka membentuk mahasiswa Unila, yang mampu berprestasi dan berdaya saing. Aktivitas lembaga kemahasiswaan di Unila sangat berkembang. Hal ini setidaknya terlihat dari jumlah lembaga kemahasiswaan yang terdapat di Unila. Pada 2004 di Unila terdapat 119 lembaga kemahasiswaan (LK), pada 2005 meningkat menjadi 122 LK, pada 2006 menjadi 124 LK dan meningkat menjadi
68
126 LK pada 2007. Lembaga kemahasiswaan tersebut tersebar baik ditingkat universitas maupun ditingkat fakultas dengan distribusi sebagai berikut: Tingkat universitas (38 LK), Fakultas Ekonomi (11 LK), Fakultas Hukum (15 LK), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (9 LK), Fakultas Pertanian (16 LK), Fakultas Teknik (11 LK), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (16 LK), Fakultas MIPA (8 LK) dan Program Studi Pendidikan Dokter (2 LK). (www.Unila.ac.id)
B. Hasil dan Pembahasan 1. Gambaran Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Lampung yang menggunakan dan memiliki produk notebook. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 75 responden Gambaran umum responden dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini: a. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Kelompok Usia 17 - 20 21 - 24 Total Sumber: Data diolah, 2010
Frekuensi 45 30 75
Persentase (%) 60% 40% 100
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa usia konsumen yang menggunakan produk notebook adalah merata pada usia 17-24 tahun yaitu 60% pada usia 17-20 tahun dan 40% pada usia 21-24 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa merupakan konsumen potensial bagi perusahaan teknologi informasi khususnya produk notebook. Kecenderungan mahasiswa untuk selalu update informasi
69
menjadi peluang besar bagi perusahaan untuk terus berinovasi mengembangkan produk baru sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Pada usia ini konsumen juga tergolong kedalam usia yang produktif dalam melakukan pembelian untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari. Segmentasi yang tepat dari setiap produk yang ditawarkan memberikan banyak kesempatan untuk menarik minat konsumen dari berbagai kelompok usia.
b. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Notebook Yang Digunakan Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Notebook Yang Digunakan Produk Produk Dalam Negeri Produk Luar Negeri Total Sumber: Data diolah, 2010
Frekuensi 26 49 75
Persentase (%) 34,6% 65,3% 100
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen produk notebook menggunakan produk notebook Luar negeri atau sebesar 65,3%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen produk notebook cenderung membeli produk notebook luar negeri dikarenakan Produk notebook luar negeri memiliki kualitas lebih bagus daripada produk notebook dalam negeri dengan presentase 34,6%. Selain itu segmentasi produk notebook luar negeri memang sesuai dengan usia rata-rata
mahasiswa
meskipun
tidak
menutup
kemungkinan
ada
yang
menggunakan produk notebook dalam negeri. Produk notebook dalam negeri memiliki harga yang lebih terjangkau dibanding produk notebook luar negeri tetapi kualitas produk luar negeri tidak dapat diragukan lagi kualitasnya.
70
c. Distribusi Responden Berdasarkan Harga Produk Notebook Yang Digunakan Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Harga Produk Notebook Yang Digunakan Harga (Rp) 4.000.000 – 5.000.000 5.000.000 – 6.000.000 6.000.000 – 7.500.000 Total Sumber: Data diolah, 2010
Frekuensi 26 37 12 75
Persentase (%) 34,7% 49,3% 16% 100
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen pengguna produk notebook dengan kisaran harga Rp.5.000.000 sampai dengan Rp.6.000.000 atau sebesar 49,3%. Hal ini dikarenakan kisaran harga tersebut merupakan harga mayoritas produk notebook luar negeri yang di beli oleh mahasiswa seperti Acer, Compac dan Lenovo. Konsumen pengguna produk notebook dengan kisaran harga Rp.4.000.000 sampai dengan Rp.5.000.000 atau sebesar 34,7% Hal ini dikarenakan kisaran harga tersebut merupakan harga produk notebook dalam negeri yang di beli oleh mahasiswa seperti Axio, Zyrek dan Asus. Kemudian kisaran harga Rp.6.000.000 sampai dengan Rp.7.500.000 atau sebesar 16,7% merupakan harga produk notebook luar negeri yang di beli oleh mahasiswa seperti Dell dan Toshiba. Sedangkan Penetapan harga yang beragam sesuai dengan ukuran produk yang ditawarkan memberikan banyak pilihan serta kemudahan bagi konsumen selain dapat menarik minat konsumen dari berbagai kalangan baik ekonomi menengah hingga atas.
71
D. Distribusi Responden Berdasarkan Merek Produk Notebook Yang Digunakan Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Merek Produk Notebook Yang Digunakan Merek Toshiba Axio Lenovo Zyrex Acer Asus Compac Dell total Sumber: Data diolah, 2010
Frekuensi 10 16 2 5 20 5 15 2 75
Persentase (%) 12,8% 21,3% 2,7% 6,7% 26,7% 6,7% 20 % 2,7% 100%
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen menggunakan merek Produk notebook luar negeri seperti Acer, Toshiba, Dell, Compac. Hal ini mengindikasikan bahwa pengguna produk notebook merupakan konsumen yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap merek luar negeri . Hal ini didukung oleh data pada tabel 8, dimana rata-rata konsumen telah menggunakan produk notebook luar negeri.
2. Deskripsi Jawaban Responden
Dalam bagian ini akan di uraikan hasil penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada konsumen sebanyak 75 orang
yang melakukan pembelian
Produk notebook pada Mahasiswa Unila. Data tersebut kemudian dapat dikelompokkan berdasarkan skor jawaban responden dari setiap item pertanyaan untuk dihitung persentasenya. Adapun hasilnya sebagai berikut:
72
1. Penilaian Responden Berdasarkan Pengaruh Norma Tabel 11. Penilaian Responden Berdasarkan Saran keluarga Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 7 Tidak Setuju 25 Ragu-ragu 8 Setuju 28 Sangat Setuju 7 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 9,3 33,3 10,7 37,3 9,3
Berdasarkan pada Tabel 11 diatas menunjukkan bahwa 28 dan 7 orang responden menjawab setuju bahwa pembelian produk notebook mengikuti saran keluarga karena keluarga merupakan orang terdekat yang selalu memberikan saran jika mau membeli suatu produk yang harganya mahal, dengan persentase 37%.dan 9,3% Hal ini menunjukkan bahwa saran keluarga merupakkan penentu dari keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. Sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 8, 25 dan 7 orang responden dengan presentasi 10,3, 33,3 dan 9,3 hal ini dikarenakan konsumen tersebut jika membeli suatu barang tidak perlu meminta saran keluarga karena konsumen tersebut memiliki uang tabungan sendiri, atau mendapatkan beasiswa dari kampus sehingga dapat membeli produk notebook dengan sendiri tanpa saran dari keluarga, karena notebook sudah merupakan kebutuhan seorang mahasiswa karena sebagai penunjang kuliah, dan mengerjakan tugas-tugas di kampus dan juga untuk online mencari informasi-informasi yang baru.
Tabel 12. Penilaian Responden Berdasarkan Persetujuan Orang Tua Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 0 Tidak Setuju 16 Ragu-ragu 1 Setuju 26 Sangat Setuju 32 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 0 21,3 1,3 34,7 42.7
73
Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa persetujuan orang tua merupakan salah satu pendapat yang sangat menentukan dapat atau tidaknya membeli produk notebook karena persetujuan orang tua itu sangat penting dan orang tua juga yang memberikan biaya untuk membeli produk notebook tersebut. terlihat dari jawaban responden, yaitu sebanyak 26 dan 32 orang dengan persentase 34,7% dan 42,7 menyatakan setuju. Hal ini membuktikan bahwa persetujuan orang tua sangat berpengaruh terhadap keputusan membeli produk notebook. Sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju sebanyak 1 dan 16 orang responden dengan persentasi 1,3 dan 21,3 hal ini dikarenakan persetujuan orang tua tidak terlalu penting untuk melakukan pembelian produk notebook, karena konsumen sudah dapat memutuskan sendiri tanpa harus meminta persetujuan orang tua karena sudah berpikir dewasa.
Tabel 13. Penilaian Responden Berdasarkan Motivasi Teman Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 7 Tidak Setuju 19 Ragu-ragu 17 Setuju 30 Sangat Setuju 2 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 9,3 25,3 22,7 40,0 2,7
Pada Tabel 13 menunjukkan bahwa motivasi teman terhadap pembelian produk notebook, terlihat dari jawaban responden sebanyak 30 dan 2 dengan persentase 40% dan 2,7% menyatakan setuju dan sangat setuju. Karena motivasi teman merupakan salah satu dorongan untuk memilih produk notebook yang bagus, kerena sebelum melakukan pembelian konsumen biasanya mencari informasi tentang barang tersebut. Sehingga pada waktu membeli produk notebook tidak melakukan kesalahan. Sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu, tidak
74
setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 17, 19 dan 7 orang responden dengan presentasi 22,7, 25,3 dan 9,3 hal ini dikarenakan konsumen pada saat melakukan produk notebook langsung ke tempat penjualan produk notebook tanpa bertanya kepada teman, sehingga teman tidak memberikan motivasi pada saat membeli produk notebook dan konsumen tersebut langsung mencari informasi ke sales penjual produk notebook.
Tabel 14. Penilaian Responden Berdasarkan Performance yang berbeda Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 0 Tidak Setuju 9 Ragu-ragu 16 Setuju 43 Sangat Setuju 7 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 0 12,0 21,3 57,3 9,3
Tabel di atas menunjukkan bahwa performence yang diberikan produk notebook membantu konsumen dalam mencari dan memilih produk notebook yang diinginkan. Terlihat dari jawaban responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 43 dan 7 orang dengan persentase 57,3% dan 9,3%. Sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu dan tidak setuju sebanyak 16 dan 9 orang dengan presentasi 21,3 dan 12,0 hal ini dikarenakan performance yang diberikan produk notebook kurang menarik perhatian konsumen seperti warnanya yang monoton sehingga minat pembeli terhadap produk notebook berkurang. Sebaiknya produk notebook dirancang labih baik lagi dengan warna-warna yang menarik perhatian konsumen seperti merah, kuning, ungu, pink dan warna-warna yang lain nya.
75
Tabel 15. Penilaian Responden Berdasarkan Sugesti Teman Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 7 Tidak Setuju 18 Ragu-ragu 33 Setuju 15 Sangat Setuju 2 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 9,3 24,0 44,0 20,0 2,7
Tabel di atas menunjukkan konsumen ragu-ragu, bahwa sugesti teman merupakan salah satu alasan untuk membeli produk notebook. Hal tersebut ditunjukkan oleh jawaban responden dengan persentase sebesar 44,0%, dengan jumlah responden sebanyak 33 orang. Karena mahasiswa bersifat rasional, sehingga sugesti teman merupakan alsan yang kurang tepat untuk melakukan pembelian produk notebook. Sedangkan responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebesar 20,0 % dan 2,7% dengan jumlah responden 15 dan 2 hal ini di karenakan pada saat pembelian produk notebook sugesti teman merupakan salah satu alasan konsumen untuk melakukan pembelian produk notebook.
2. Penilaian Responden Berdasarkan Ekspresi Nilai Tabel 16. Penilaian Responden Berdasarkan Orang Pintar Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 14 Tidak Setuju 23 Ragu-ragu 12 Setuju 23 Sangat Setuju 3 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 18,7 30,7 16,0 30,7 4,0
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa responden sebanyak 23 dan 3 orang dengan persentase sebesar 30.7 dan 4,0% menjawab setuju dan sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa memilki produk notebook merupakan orang yang pintar. Sedangkan yang menjawab netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju masing-
76
masing sebesar 12, 23 dan 14 orang dengan persentase sebesar 16,0%, 30,7% , dan 18,7%. Karena orang yang memiliki dan menggunakan produk notebook merupakan hal yang biasa saja, karena notebook bukan teknologi yang baru di kalangan mahasiswa.
Tabel 17. Penilaian Responden Berdasarkan Orang Kaya Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 4 Tidak Setuju 28 Ragu-ragu 17 Setuju 23 Sangat Setuju 3 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 5,3 37,3 22,7 30,7 4,0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan responden menjawab tidak setuju, raguragu dan sangat tidak setuju sebanyak 28, dan 4 orang responden dengan persentase sebesar 37,3% dan 5,3%. Karena produk notebook dapat di beli oleh semua orang yang berpenghasilan lebih dari cukup, bukan hanya untuk orang kaya saja, karena notebook bukan tergolong barang mewah lagi, tetapi barang yang biasa saja. Sedangkan responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebesar 30,7 % dan 4,0% dengan jumlah responden 23 dan 3 hal ini di karenakan notebook yang di miliki konsumen tersebut dengan harga yang sangat mahal dan merek yang terkenal.
Tabel 18. Penilaian Responden Berdasarkan UP Date Informasi Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 4 Tidak Setuju 17 Ragu-ragu 13 Setuju 33 Sangat Setuju 8 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 5,3 22,7 17,3 44,0 10,7
77
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden sebesar 33 dan 8 orang menjawab setuju dengan persentase sebesar 44,0% dan10,7% bahwa produk tersebut sangat berguna untuk update informasi secara cepat dan akurat sehingga yang memilki produk notebook tersebut selalu mengikuti perkembangan informasi setiap harinya. Sedangkan bagi konsumen yang menjawab tidak setuju, ragu-ragu dan sangat tidak setuju sebanyak 17,13 dan 4 orang dengan persentase sebesar 22,7% , 17,3 dan 5,3 hal ini disebabkan produk notebook yang konsumen miliki tidak digunakan untuk update informasi tetapi untuk facebook dan mengerjakan tugas kuliah. Tabel 19. Penilaian Responden Berdasarkan Citra Diri Seorang Mahasiswa Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 12 Tidak Setuju 22 Ragu-ragu 17 Setuju 23 Sangat Setuju 1 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 16,0 29,3 22,7 30,7 1,3
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa memiliki produk merupakan citra diri sebagai seorang mahasiswa dapat dilihat dari jawaban responden sebanyak 23 dan 1 orang dengan persentase 30,7 dan 1,3% menjawab sangat setuju dan setuju. Hal ini dikarenakan mahasiswa di pandang sebagai seorang yang berpengetahuan luas. Sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu dan tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak, 22 dan 12 orang dengan presentasi ,29,3 dan 16,0 hal ini dikarenakan memiliki produk notebook merupakan hal yang biasa saja karena belum tentu semua mahasiswa yang memiliki produk notebook berwawasan luas karena notebook seperti alat kerja, dan tidak bersifat barang personal seperti simbol.
78
3. Penilaian Responden Berdasarkan Informasi
Tabel 20. Penilaian Responden Berdasarkan Dipercaya Sebagai Teknologi yang Canggih Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 2 Tidak Setuju 7 Ragu-ragu 13 Setuju 39 Sangat Setuju 14 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 2,7 9,3 17,3 52,0 18,7
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa produk notebook merupakan teknologi yang canggih. Terlihat dari jawaban responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 39 dan 14 orang dengan persentase 52,0% dan 18,7 Karena saat ini notebook salah satu teknologi informasi yang sangat bagus yang di gunakan oleh setiap mahasiswa. Sedangkan yang menjawab ragu-ragu,tidak setuju dan sangat tidak setuju 13, 7 dan 2 orang responden dengan presentasi 17,3%, 9,3% dan 2,7 hal ini dikarenakan konsumen kurang percaya akan kegunaan produk notebook sebagai teknologi yang canggih.
Tabel 21. Penilaian Responden Berdasarkan Mengakses Data Dengan Cepat Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 1 Tidak Setuju 14 Ragu-ragu 23 Setuju 28 Sangat Setuju 9 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 1,3 18,7 30,7 37,3 12,0
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa produk notebook dapat mengakses data dengan cepat. Terlihat dari jawaban reponden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 28 dan 9 orang responden dengan persentase 37,3% dan 12,0. Sedangkan konsumen yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak
79
setuju sebanyak 23, 14,dan 1 orang responden dengan presentasi 30,7, 18,7dan 1,3 hal ini dikarenakan produk notebook yang mereka gunakan memiliki fasilitas yang kurang memadai sehingga produk notebook yang mereka gunakan sangat lambat jika digunakan untuk mengakses data dengan cepat.
Tabel 22. Penilaian Responden Berdasarkan Produk yang Simpel Untuk Mahasiswa Keterangan Frekuensi Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 13 Ragu-ragu 9 Setuju 34 Sangat Setuju 19 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 0 17,3 12,0 45,3 25,3
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa produk notebook sangat simpel untuk mahasiswa. Terlihat dari jawaban responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 34 dan 19 orang responden dengan persentase 45,3% dan 25,3%. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa sering menggunakan produk notebook untuk mengolah data atau untuk online di kampus, serta mengerjakan tugas-tugas kuliah. Sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu dan tidak setuju sebanyak 9 dan 13 orang responden dengan presentasi 12,0 dan 17,3 mungkin dikarenakan produk notebook yang mereka miliki tidak pernah di pakai untuk kegiatan kuliah.
4. Penilaian Responden Berdasarkan Keputusan Membeli Tabel 23. Penilaian Responden Berdasarkan Merek Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 1 Tidak Setuju 12 Ragu-ragu 3 Setuju 36 Sangat Setuju 23 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 1,3 16,0 4,0 48,0 30,7
80
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa pembelian produk berdasarkan merek yang paling terkenal, dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 36 dan 23 orang responden dengan persentase 48% dan 30,7. Karena merek yang terkenal biasanya kualitas yang ditawarkan oleh produk tersebut sangat bagus, sehingga menarik minat beli konsumen, Sedangkan konsumen yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, sebanyak 3, 12 dan 1 orang responden dengan presentasi 4,0%, 15,0% dan 1,3% hal ini dikarenakan merek yang digunakan konsumen bukan merek yang terkenal.
Tabel 24. Penilaian Responden Berdasarkan Produk Keterangan Frekuensi Sangat tidak Setuju 0 Tidak Setuju 5 Ragu-ragu 9 Setuju 42 Sangat Setuju 9 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 0 6.7 12,0 56,0 25,3
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa produk notebook yang digunakan konsumen memiliki bentuk yang praktis sehingga sangat mudah di bawa ke manamana. Sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian produk notebook karena bentuk produknya yang sangat praktis. Terlihat dari jawaban reponden sebanyak 42 dan 9 orang responden dengan persentase 56,3% dan 25,3 menjawab setuju dan sangat setuju. Sedangkan konsumen yang menjawab ragu-ragu, dan tidak setuju sebanyak 9 dan 5 orang responden dengan presentasi 12,0% dan 6,7% hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki produk notebook dengan ukuran yang praktis.
81
Tabel 25. Penilaian Responden Berdasarkan Kualitas Keterangan Frekuensi Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 8 Ragu-ragu 5 Setuju 33 Sangat Setuju 27 Sumber: Data diolah 2010 (Lampiran 5)
Persentase (%) 2,7 10,7 6,7 44,0 36,0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Produk notebook memberikan kualitas yang sangat memuaskan bagi konsumen. Kualitas tersebut dapat berupa baterai yang tahan sampai berjam-jam, Bluetooth dan memiliki fitur yang bagus dari pada produk notebook dalam negeri. Terlihat dari jawaban responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 33 dan 27 orang responden dengan persentase 44,0% dan 36,0%. Sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju sebanyak 5, 8 dan 2 orang responden dengan presentasi 6,7, % 10,7% dan 2,7% hal ini dikarenakan produk notebook yang di gunakan memiliki kualitas yang tidak bagus dan harga yang relatif murah.
Tabel 26. Persentase Jawaban Responden Dari Setiap Variabel Keterangan
Norma
Ekspresi Nilai
Sangat Tidak 5,6% 11,3% Setuju Tidak Setuju 23,2% 30% Ragu-ragu 20% 19,6% Setuju 37,8% 34% Sangat Setuju 13,3% 5% Sumber: Data diolah, 2010 (lampiran 7)
1,3%
Keputusan membeli 1,4%
15,1% 20% 44,8% 18,6%
11,6% 7,9% 51,6% 27,4%
Informasi
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa rata-rata responden menjawab setuju dari setiap variabel. Untuk variabel norma responden rata-rata menyatakan setuju untuk saran keluarga dan sebagai penentu pembelian produk notebook, persetujuan orang tua, motivasi teman, performence dan sugesti teman. Hal ini
82
membuktikan bahwa norma tersebut dapat menarik sejumlah besar konsumen, dan cukup kuat untuk mengubah pola pembelian konsumen. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi apa dan bagaimana suatu pembelian dilakukan. Saran keluarga sebagai penentu pembelian produk notebook, serta dengan persetujuan orang tua motivasi dan sugesti teman yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk notebook sehingga dengan memiliki produk notebook memperlihatkan citra diri sebagai seorang mahasiswa.
Variabel Ekspresi nilai juga didominasi responden dengan memberikan jawaban ragu-ragu,tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa memiliki produk notebook belum berhasil bahwa memiliki produk notebook menggambarkan orang kaya, pintar, serta up date informasi dan menggambarkan citra diri sebagai seorang mahasiswa sehingga produk notebook kurang menarik perhatian mahasiswa dan memberikan dampak yang rendah terhadap keputusan konsumen sehingga mereka berpikir dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.
Untuk variabel informasi sebagian besar respoden menjawab setuju. Di percaya sebagai teknologi yang canggih, notebook dapat mengakses data dengan cepat, serta notebook sangat simpel untuk mahasiswa setidaknya mampu menarik perhatian konsumen untuk datang dan melakukan pembelian.
Begitu juga dengan variabel keputusan pembelian rata-rata responden menjawab setuju dengan merek yang biasanya konsumen rata-rata membeli produk dengan merek yang terkenal, serta bentuk produk notebook yang ditawarkan sangat praktis dan memiliki kualitas yang bagus sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
83
C. Analisis Data 1. Uji R2 (determinasi) Berdasarkan hasil uji yang terlampir pada lampiran 6 pada bagian model summary didapat angka R sebesar 0,495. Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi yang telah disajikan pada tabel 3 angka ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara keputusan pembelian dengan ketiga variabel independennya adalah cukup kuat. Angka R Square atau koefisien determinasi (R2) adalah 0,245 hal ini berarti 24,5% variasi variabel independen yang digunakan dalam model Norma, Ekspresi nilai, dan informasi
mampu menjelaskan variasi variabel
keputusan pembelian. Sedangkan sisanya sebesar 75,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
2. Uji F Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dengan memasukkan nilai hasil perhitungan regresi linear berganda ke dalam uji F, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 27. Perhitungan Uji F Variabel yang dicari Korelasinya Pengaruh X1,X2,X3 Terhadap Y
F Hitung
F Tabel
Keterangan
7,682
2,734
Ho ditolak
Sumber: Data Diolah, 2010 ( lampiran 6)
Hasil perhitungan melalui uji F diperoleh F hitung sebesar 7,682 dengan tingkat signifikansi 0,000. Pada tabel F-statistik yang terlampir pada lampiran dengan
84
df1=(k-1)=(4-1)=3 dan df2=(n-k)=(75-4)=71 dan derajat kebebasan 0,05 diperoleh F tabel sekitar 2,734. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa Ini berarti F hitung > F tabel jadi, Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa: a) F hit > F tab (7,682>2,734). b) Probabilitas (0,000) <0,05 maka Ha diterima yaitu norma, ekspresi nilai dan informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
3. Uji t Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dengan memasukkan nilai hasil perhitungan regresi linear berganda ke dalam uji t. Berdasarkan hasil perhitungan melalui uji t, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 28. Perhitungan Uji t Variabel yang dicari Korelasinya X1(norma) X2 (ekpresi nilai) X3 (informasi)
t Hitung
t Tabel
2,189 -2,481 4,520
1,993
Keterangan Ho tolak Ho tolak Ho tolak
Sumber: Data Diolah, 2010 ( lampiran 6)
Berdasarkan hasil uji yang dapat dilihat pada hasil perhitungan regresi, hasil perhitungan hipotesis melalui uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 2,189, -2,481, dan 4,520 hasil pengujian masing-masing faktor dengan tingkat kesalahan α/2 = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat bebas (df)= n-k-1 = 75-3-1 = 71, maka diperoleh ttabel(ά/2)(n-k-1) = t tabel(0,025)(71)=1,993.
85
Untuk variabel X1 (norma) menujukkan t hitung lebih besar daripada t tabel maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara norma X1 (norma) dengan keputusan pembelian. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial X1 (norma) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen. Besarnya pengaruh yang dihasilkan adalah sebesar 0,235.
Variabel X2 (ekspresi nilai) menunjukkan t hitung lebih besar dari pada t tabel maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh negatif yang signifikan antara X2 (ekspresi nilai) dengan keputusan pembelian konsumen. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial X2 (ekspresi nilai) berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian konsumen. Besarnya pengaruh yang dihasilkan adalah sebesar (-0,278)
Untuk variabel X3 (informasi) menunjukkan t hitung lebih besar dari pada t tabel maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara X3 (informasi) dengan keputusan pembelian konsumen. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial X3 (informasi) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen. Besarnya pengaruh yang dihasilkan adalah sebesar 0,495
4. Analisis regresi Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas yang terdiri dari norma (X1), ekspresi nilai (X2), dan informasi (X3), terhadap keputusan membeli (Y). Pada penelitian ini, uji regresi linear
86
dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Hasil uji regresi linear berganda dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 29. Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda X1, X2, dan X3, Terhadap Y Variabel A b1 b2 b3 Data Diolah, 2010 ( lampiran 6)
Koefisien 7,733 0,173 -0.258 0,434
Persamaan regresinya sebagai berikut: Ŷ
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Ŷ
= 7,773+ 0,173X1 +(-0,258)X2 + 0,434X3
Ŷ
= 7,773 + 0,173X1 – 0,258X2 + 0,434X3
Dari persamaan regresi linier di atas dapat dijelaskan bahwa persamaan regresi mempunyai nilai konstanta positif sebesar 7,733, nilai tersebut mempunyai arti bahwa jika tidak ada semua variabel independen yaitu norma (X1), ekspresi nilai (X2), dan informasi (X3), maka keputusan pembelian konsumen (Y) nilainya adalah 7,773.
Untuk koefisien regresi variabel norma (X1) sebesar 0,173, artinya jika setiap terjadi kenaikan 1 nilai norma akan meningkatkan tingkat keputusan membeli konsumen sebesar 0,173. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara norma dengan keputusan pembelian konsumen, semakin naik nilai norma maka semakin meningkat nilai keputusan pembelian konsumen.
87
Koefisien regresi variabel ekspresi nilai (X2) sebesar -0,258, artinya jika variabel independen lain nilainya 0 (nol) dan ekspresi nilai mengalami kenaikan 1 unit , maka keputusan membeli (Ŷ) akan mengalami penurunan sebesar -0,258. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara ekspresi nilai dengan keputusan membeli, semakin tinggi ekspresi nilai maka semakin rendah konsumen yang memutuskan untuk membeli.
Koefisien regresi variabel informasi (X3) sebesar 0,434, artinya setiap terjadi kenaikan 1 nilai informasi maka akan meningkatkan tingkat keputusan pembelian konsumen sebesar 0,434. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara informasi dengan keputusan pembelian konsumen, semakin naik nilai informasi maka keputusan pembelian konsumen semakin meningkat.
D. Pembahasan
Dari hasil uji regresi dapat diketahui bahwa secara agregat terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian produk notebook dipengaruhi oleh norma, ekspresi nilai
dan
informasi
Dalam
memutusakan
pembelian,
konsumen
tidak
mengkhususkan bagi siapa, jenis kelamin tertentu, umur dan pekerjaan.
1. Pengaruh Norma Terhadap Keputusan Membeli Produk Notebook Norma berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh t hitung sebesar 2,193 dan memiliki t hitung lebih besar dari t tabel (2,193 > 1,993) dengan tingkat signifikansi kurang dari 0,025, sehingga dapat disimpulkan bahwa norma secara
88
parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Besarnya pengaruh yang dihasilkan adalah sebesar 0,235. Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi. Rata-rata responden yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 5,6%, tidak setuju sebesar 23,2%, ragu-ragu 20%, setuju 37,8%, dan sangat setuju 13,3%. Berdasarkan rata-rata jawaban responden dapat disimpulkan bahwa rata-rata mereka setuju bahwa responden melakukan pembelian produk notebook dengan saran keluarga, persetujuan orang tua motivasi teman serta performance yang berbeda dan sugesti teman.
Kondisi ini mendukung pendapat Sumarwan Pengaruh Norma adalah Pengaruh kelompok referensi terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan ikuti. Norma diekspresikan melalui tekanan untuk tunduk pada norma kelompok oleh karena itu lazim untuk mengacu pada pengaruh norma. Norma kelompok adalah harapan stabil yang dicapai melalui konsesus yang berkenaan dengan kaidah prilaku untuk anggota individual. Pengaruh norma akan semakin kuat terhadap seseorang untuk mengikuti kelompok acuan, jika ada tekanan kuat untuk mematuhi norma-norma yang ada, penerimaan sosial sebagai motivasi kuat, produk dan jasa yang dibeli akan terlihat sebagai simbol dari norma sosial. Alasan seseorang mengikuti norma dalam kelompok referensi adalah mendapat pengetahuan yang berharga, mendapat penghargaan atau menghindari hukuman, mendapat makna guna membangun, memodifikasi dan memelihara konsep pripadinya. Kelompok referensi bukan hanya sekedar kelompok tetapi lebih merupakan suatu pameran atau pagelaran produk yang memicu konsumen
89
untuk membeli produk yang dipamerkan. Hal ini mengindikasikan bahwa norma mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. 2. Pengaruh Ekspresi nilai Terhadap Keputusan Membeli Produk notebook
Hasil perhitungan hipotesis melalui uji t diperoleh t hitung untuk variabel ekspresi nilai sebesar -2,451 dimana t hitung lebih kecil dari t tabel (-2,451 < 1,993), maka dapat disimpulkan bahwa ekspresi nilai secara parsial ada pengaruh yang negatif terhadap keputusan pembelian konsumen. Besarnya pengaruh yang dihasilkan adalah sebesar (-0,278). Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa responden memberikan jawaban yang tidak bervariasi. Rata-rata responden yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 11,3%, tidak setuju sebesar 30%, ragu-ragu 19,6%, setuju 34%, dan sangat setuju 5%. Berdasarkan rata-rata jawaban responden dapat disimpulkan bahwa rata-rata mereka tidak setuju bahwa responden melakukan pembelian produk notebook. Hal ini membuktikan bahwa memiliki produk notebook belum berhasil bahwa memiliki produk notebook menggambarkan orang kaya, pintar, serta up date informasi serta memperlihatkan citra diri sebagai seorang mahasiswa sehingga kurang menarik pehatian konsumen dan memberikan dampak yang rendah terhadap keputusan konsumen sebelum mereka memutuskan untuk membeli.
Kondisi ini tidak mendukung pendapat Sumarwan Pengaruh Ekspresi nilai adalah mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai dan mempengaruhi konsep pribadi seseorang dengan menyamakan diri dengan kelompok referensi yang mencerminkan makna yang diinginkan konsumen mendapatkan sebagian makna tersebut untuk pengembangan pribadinya.
90
Kelompok referensi juga dapat melaksanakan fungsi ini, dimana suatu kebutuhan akan hubungan psikologis dengan suatu kelompok tampak
jelas dengan
penerimaan norma, nilai, atau prilaku kelompok tersebut. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara ekspresi nilai dengan keputusan membeli, semakin tinggi ekspresi nilai maka semakin rendah konsumen yang memutuskan untuk membeli.
3. Pengaruh Informasi Terhadap Keputusan Membeli Produk Notebook Informasi berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh t hitung sebesar 4,520 dengan tingkat signifikansi kurang dari 0,025, sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Besarnya pengaruh yang dihasilkan adalah sebesar 0,495. Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi. Rata-rata responden yang menjawab sangat tidak setuju 1,3%,
tidak setuju
sebesar 15,1%, ragu-ragu 20%, setuju 44,8%, dan sangat setuju 18,6%. Berdasarkan rata-rata jawaban responden dapat disimpulkan bahwa rata-rata mereka setuju bahwa responden melakukan pembelian produk notebook. Informasi di percaya sebagi teknologi yang canggih, notebook dapat mengakses data dengan cepat, serta notebook sangat simpel untuk mahasiswa setidaknya mampu menarik perhatian konsumen untuk datang dan melakukan pembelian. Kondisi ini mendukung pendapat sumarwan Pengaruh Informasi adalah mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya saranya karena Ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik, informasi merupakan fungsi penting
91
untuk mengurangi rasa cemas, semakin banyak informasi dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan akan menimbulkan kesadaran yang akhinya seseorang akan berprilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. sehingga mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
4. Pengaruh Norma, Ekspresi nilai, Dan informasi Terhadap Keputusan Membeli Produk Notebook
Uji F menunjukkan bahwa norma, ekspresi nilai, dan informasi secara bersamasama berpengaruh terhadap keputusan pembelian diperoleh F hitung lebih besar daripada F tabel, maka membuktikan ketiga variabel tersebut secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang saling mendukung satu dengan yang lain dalam keputusan pembelian.
5. Pembahasan Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda diperoleh model regresi linier berganda Ŷ
= 7,773 + 0,173X1 + -0,253X2 + 0,434X3. Model persamaan
tersebut menunjukkan bahwa jika tidak ada semua variabel independen yaitu Norma (X1), Ekspresi nilai (X2), dan informasi (X3), maka keputusan membeli konsumen (Y) nilainya adalah sebesar 7,773. Koefisien regresi norma (X1) sebesar 0,173 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan 1 nilai norma, akan meningkatkan tingkat keputusan pembelian konsumen sebesar 0,173. Koefisien
92
regresi ekspresi nilai (X2) sebesar -0,258 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan 1 nilai ekspresi nilai maka akan menurunkan tingkat keputusan pembelian konsumen sebesar -0,258. Koefisien regresi informasi (X3) sebesar 0,434 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan 1 nilai informasi maka akan meningkatkan tingkat keputusan pembelian konsumen sebesar 0,434.
Arah hubungan antara masing-masing variabel yaitu norma, ekspresi nilai, informasi dan keputusan pembelian konsumen adalah tidak searah yang dapat dilihat dari masing-masing nilai koefisien regresi yang bernilai positif dan negatif. Ini berarti bahwa jika nilai masing-masing variabel norma, ekspresi nilai, informasi naik, maka keputusan pembelian konsumen akan naik. Sebaliknya jika masing-masing variabel norma, ekspresi nilai, dan informasi turun maka keputusan pembelian konsumen pun akan turun.
Berdasarkan hasil uji regresi dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hal ini menujukkan bahwa keputusan membeli produk notebook dipengaruhi oleh norma, ekspresi nilai, dan informasi. Pengaruh norma dapat memberikan dampak yang positif bagi konsumen dalam melakukan pembelian produk notebook karena dengan adanya saran teman atau pengaruh teman dapat memberikan informasi kepada calon pembeli sehingga konsumen melakukan pembelian. Segmentasi pasar yang luas untuk semua kalangan, tidak terhenti pada kelompok umur tertentu dan kelas sosial tertentu.
Berdasarkan semua variabel penelitian yaitu norma, ekspresi nilai, dan informasi, variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen adalah
93
informasi, dengan besarnya pengaruh adalah sebesar 0,495. Norma juga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, akan tetapi informasi memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap keputusan pembelian konsumen. Untuk ekspresi nilai mempunyai pengaruh negatif terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini dapat dikarenakan tidak semua konsumen yang memiliki produk notebook menggambarkan orang kaya, pintar, update informasi, karena orang biasa pun dapat memiliki produk notebook.
Koefisien korelasi sebesar 0,495 menujukkan bahwa korelasi antara keputusan pembelian konsumen dengan ketiga variabel independennya (norma, ekspresi nilai, dan informasi) adalah cukup kuat. Sebesar 24,5% variasi keputusan pembelian produk notebook dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen yaitu norma, ekspresi nilai, dan informasi. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Andy Murdiyatmoko, yang menyatakan kelompok referensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Dalam penelitian Andy Murdiyatmoko diperoleh nilai determinasi R2 576. koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa 57,6% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen yang terdiri dari variabel budaya, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga. Sedangkan sisanya 42,4% dipengaruhi faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa nilai determinasi pada penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini kelompok referensi yaitu norma, ekspresi nilai,
94
dan informasi dapat menjelaskan 24,5% variasi keputusan membeli produk notebook pada mahasiswa unila, sedangkan penelitian sebelumnya mencapai 57,6%. Ini disebabkan oleh penggunaan indikator yang berbeda dari kelompok referensi.
Pada penelitian ini kelompok referensi menggunakan norma, ekspresi nilai, dan informasi sebagai variabel independennya dan setiap variabel memiliki indikator masing-masing. Pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel budaya, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga sebagai sub variabel memiliki indikator masing-masing. Pada penelitian ini menggunakan objek berupa kelompok Referensi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian notebook. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki dan menggunakan notebook. Penelitian ini mengambil sampel dengan jumlah 75 orang responden sedangkan pada peneltian sebelumnya 80 orang responden yang dijadikan sebagai sampel.
Berdasarkan pembahasan di atas diketahui bahwa hasil uji regresi menunjukkan bahwa keputusan membeli produk notebook dipengaruhi oleh norma, ekspresi nilai, dan informasi Secara parsial hanya ekspresi nilai yang berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian, sedangkan norma dan informasi berpengaruh positif terhadap keputusan membeli produk notebook. Secara simultan norma, ekspresi nilai, dan informasi berpengaruh terhadap keputusan membeli produk notebook. Hasil korelasi menujukkan bahwa korelasi antara keputusan pembelian konsumen dengan ketiga variabel independennya (norma, ekspresi nilai, dan informasi) adalah cukup kuat.