29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum perusahaan 4.1.1. Sejarah TRIPLE COMBO Pada awalnya kue klappertat di kembangkan oleh Bapak Agus Prihanto seorang direktur marketing sebuah hotel di Bogor. Beliau melihat rata-rata tamu hotel menyukai kue yang berkualitas. Sebagai seorang marketing beliau mengetahui permintaan pasar cukup besar untuk kue yang berkualitas dan mencoba untuk mengembangkan klappertart. Untuk melengkapinya beliau melengkapi dengan pastel tutup dan makaroni panggang yang disebut lebih populer TRIPLE COMBO. Melihat perkembangan dunia kuliner di Bogor yang dapat dikatakan sebagai surga kuliner (Culinary Paradise) ke dua setelah Bandung, maka pada awal tahun 2007, Hotel Salak The Heritage berniat untuk menambah semarak dunia kuliner di Bogor dengan membuat produk oleh-oleh yang bernuansa Belanda sesuai dengan sejarah Hotel salak yang merupakan warisan peninggalan masa penjajahan Belanda dan dapat diterima oleh lidah Indonesia. Tidak kurang dari sepuluh macam kue Belanda misalnya Indische Pastei (Pastel Tutup), Makaroni Gebak/Schotel (Makaroni Panggang), Klappertart, Hollandsche Kroketten, Spekoek, Ontbijtkoek, Pannenkoeken, Oliebollen, Bitterballen & Poffertjes dibuat dan dijual di cafenya Hotel Salak namanya Den Haag Cafe dan setelah beberapa bulan berjalan, terlihat ketiga kue yang disebut pertama diatas paling diminati pelanggan, maka dicarikanlah nama dari gabungan ketiga kue tersebut untuk lebih di populerkan dan tercetuslah nama Triple Combo yang berdiri sejak 25 Juni 2007 dan mulai dipergunakan pada awal Juli 2007. Dalam
memperkenalkan
Triple
Combo,
dilakukan
terobosan
pemasarannya melalui apa yang dikenal dengan pengasong tidak disebut pengasong tetapi Medium Enterpreneur yang disingkat ME atau dikenal dengan yang membawakan dagangan Triple Combo di kereta-kereta atau di jalan. Mereka dibekali rompi serta topi yang bertuliskan Triple Combo lengkap dengan nama produknya serta tiga lapis keranjang tenteng yang kemudian di jual ke sepanjang
30
jalan juga di kereta-kereta. Dari para pedagang tersebut, produk Triple Combo mulai dikenal oleh masyarakat dan berkembang cukup pesat sehingga yang pada awalnya tempat produksinya gabung dengan dapur Hotel Salak, tetapi untuk pembaharuan maka mulai pertengahan tahun 2008, Hotel Salak menyewa sebuah rumah di Jl. Pangrango 8 untuk dijadikan tempat produksi sekaligus gerai untuk menjual kue tersebut. Untuk memberikan pilihan pada para pelanggan, hingga kini telah tercipta lebih dari sepuluh macam rasa klappertart sebagai produk yang paling unggul dibanding makaroni atau pastel tutup, karena klappertart yang paling diminati masyarakat. Karena kue klappertart dibandingkan makaroni dan pastel yang paling diminati oleh pelanggan, maka rumah tempat produksi maupun gerai penjualan tersebut dinamakan Huize atau Rumah Klappertart. Selain citrarasa yang baik, satu keunggulan dari klappertart Triple Combo adalah Halal yang mana Triple Combo telah mendapatkan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh MUI karena hampir semua klappertart yang ada di Indonesia menggunakan rum (alcohol) karena penganaan ini awal terkenalnya di Menado yang mayoritasnya masyarakat Nasrani. Dari sini pasar yang dapat dilihat baru hotel dan restauran yang kemudian sebagai ajang promosi dan membantu masyarakat memberikan kesempatan kepada para pedagang (asongan) untuk juga menjualkan Triple Combo tersebut. Sampai saat ini pendapatan rata-rata per bulan sekitar 300 samapi 400 juta. Triple Combo merupakan jenis kue yang bergerak dalam bidang kuliner dan fokus dalam operasionalnya sehari-hari yang selalu di supervise oleh pengajar professional dari Bogor Hotel Institute dan tenaga ahli dari Hotel Salak The Heritage. Berawal dari keinginan membuat makanan yang unik dan spesial untuk memenuh kebutuhan akan makanan yang lezat, sehat dan berkualitas yang cocok menjadi hidangan sehari-hari ataupun untuk oleh-oleh atau gift serta menunjang pariwisata kota Bogor dengan memberi warna baru kuliner kota Bogor. Karena kota Bogor erat kaitannya dengan colonial dan Belanda didukung dengan Hotel Salak The Heritage yang memang kental nuansa colonial Belanda akhirnya terbersit ide membuat penganan khas Belanda yaitu: klappertart, makaroni dan pastel. Awalnya penganan tersebut dikenalkan ke Indonesia pada jaman colonial dan
31
hingga sekarang masih digemari di beberapa daerah di Indonesia. Setelah melalui proses pengembangan yang cukup panjang akhirnya ketiga jenis kue tersebut diproduksi dan diperkenalkan kepada masyarakat di wilayah Bogor & Jakarta. Ternyata sambutan masyarakat yang luar biasa, kue ini sangat digemari baik oleh orang dewasa maupun anak-anak, karena selain cocok untuk santai, kue ini juga dapat sebagai pengganti makan pagi atau siang, sebagai hidangan makanan tambahan atau hidangan rapat yang exclusive. 4.1.2 Visi & Misi Visi Menjadi perusahaan kue berskala dunia dengan norma-norma & nilai-nilai perusahaan berstandar internasional. Misi Menyajikan kue yang berkualitas dan lezat, sehingga mendukung acara dan bisnis anda menjadi sukses serta tidak khawatir dengan apa yang dimakan karena telah jelas asal usulnya. 4.1.3 Lokasi Perusahaan Lokasi Triple Combo Klappertart Huize yang beralamat di Jalan. Pangrango No.8 Bogor terletak di Taman Kencana, bisa dikatakan pusat jajanan kuliner dan banyak berbagai tempat makanan di daerah ini, maka dari itu tepat sekali menjadi tempat kue Triple Combo. Triple Combo memberi warna oranye pada toko kuenya¸ agar memberi ciri khas pada Triple Combo. Dengan warna oranye yang menjadi khas Triple Combo akan memudahkan para pelanggan untuk menuju lokasi Triple Combo. Nuansa wilayah kuliner Taman Kencana tersebut yang selalu banyak pelanggan tersebut memudahkan akses pelanggan untuk cepat dan mudah menuju toko kue Triple Combo.
32
4.1.4 Struktur Organisasi
Ir . Agus Prihanto Direktur
Dwi Irfan
Usman
General manajer
Marketing
Adi wardian Supervisor
Wisma Supervisor
Sanudin
Mulyadi
Leder Produksi
Purchasing
Staff Produksi
Driver ,cleaning staff
Gambar2. Struktur organisasi
33
4.1.5 Produk-Produk Perusahaan Tabel 1. Produk Triple Combo Klapertart
Ukuran
Klapertaart Standar Small, Dimensi
Lebar
Harga
Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000,
Regular , Large
R=125ml, L=150ml M= Rp.7000, R= Rp.9000, L= Rp. 11000
Klappertaart
Small,
Strawberry Dimensi
Large
Regular , S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, L=150ml
R= Rp.10000, L= Rp. 12000
Klappertaart
Small,
Blueberry Dimensi
Large
Regular , S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, L=150ml
R= Rp.10000, L= Rp. 12000
Klappertaart Cheese Small, Dimensi
Large
Regular , S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, L=150ml
R= Rp.10000, L= Rp. 12000
Klappertaart Rum & Small, Raisin Dimensi
Large
Regular , S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 7000, L=150ml
R= Rp.11000, L= Rp. 13000
Klappertaart Pandan Small, Dimensi
Large
Regular , S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, L=150ml
R= Rp.10000, L= Rp. 12000
34
Lanjutan Tabel 1. Produk Triple Combo Klapertart
Ukuran
Klappertaart Green Small, Tea Dimensi
Lebar
Harga
Regular , S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 7000,
Large
L=150ml
R= Rp.11000, L= Rp. 13000
Klappertaart
Small,
Chocolate Dimensi
Large
Regular , S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, L=150ml
R= Rp.10000, L= Rp. 12000
Klappertaart
Oreo Small,
Dimensi
Regular , S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000,
Large
L=150ml
R= Rp.10000, L= Rp. 12000
Klappertaart
Tutti Small,
Fruity Dimensi
Regular , S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000,
Large
L=150ml
R= Rp.10000, L= Rp. 12000
Macaroni
Schotel Small,
Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000,
Chicken & Cheese Regular , Large
R=125ml, L=150ml M= Rp.7000,
Dimensi R= Rp.9000, L= Rp. 11000 Macaroni
Schotel Small,
Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000,
Chicken & Cheese Regular , Large
R=125ml, L=150ml M= Rp.7000,
Dimensi R= Rp.9000, L= Rp. 11000
35
Lanjutan Tabel 1. Produk Triple Combo Klapertart Macaroni
Ukuran Schotel Small,
Lebar
Harga
Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000,
Chicken & Cheese Regular , Large
R=125ml, L=150ml M=
Rp.7000,
R=
Rp.9000,
Dimensi
L= Rp. 11000 Macaroni
Schotel Small,
Bolognaise Dimensi
Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000,
Regular , Large
R=125ml, L=150ml M=
Rp.7000,
R=
Rp.9000,
L= Rp. 11000 Pastel
Tutup Small,
Standard Dimensi
Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000,
Regular , Large
R=125ml, L=150ml M=
Rp.7000,
R=
Rp.9000,
L= Rp. 11000 Pastel
Tutup Small,
Superior Dimensi
Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000,
Regular , Large
R=125ml, L=150ml M=
Rp.7000,
R=
Rp.9000,
L= Rp. 11000 Klappertaart Triple Small, Cheese Dimensi
Regular , S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 7000,
Large
L=150ml
R= Rp.11000, L= Rp. 13000
Macaroni Corned Beef
Shotel Small,
Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000,
Regular , Large
R=125ml, L=150ml M=
Rp.7000,
R=
Rp.9000,
L= Rp. 11000
36
4.2 Analisis Kointegrasi Analisis mengenai pola data atau sifat pergerakan dari deret waktu yang akan analisis sangat diperlukan dengan tujuan menentukan metode peramalan yang sesuai dengan pola data tersebut apakah menggunakan metode VAR atau VECM. Apabila pola data yang digunakan stasioner pada level nol maka digunakan metode VAR, dan apabila pola data yang digunakan tidak stasioner pada level nol maka menggunakan metode VECM. Dalam menganalisa stasioneritas, tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada tingkat signifikan 5 persen. 4.2.1 Uji Stasioner Data Uji stasioneritas data pada seluruh variabel dengan Augmented DickeyFuller Test (ADF) dengan perangkat lunak Eviews 6. Jika nilai Test Critical Values lebih besar dari nilai t-statistic berarti data tidak stasioner, sebaliknya jika nilai Test Critical Values lebih kecil dari nilai t-statistic berarti data stasioner. Dari hasil uji stationer pada level menujukan bahwa semua variabel statsioner. Semua variable memiliki nilai -p (0.000) < alpha 5% artinya sudah stasioner pada level. Tabel 2. Hasil Uji Stasioner Level (α=5%) Variable p-value
keterangan
KLAPPERTART
0.0000
stasioner
MAKARONI
0.0000
stasioner
PASTEL
0.0000
stasioner
37
4.2.2 Metode Pengujian Granger Causality Uji kausalitas multivariate dilakukan untuk melihat hubungan kausalitas antara variabel-variabel yang ada dalam model. Hubungan kausalitas antar variabel dapat diketahui dengan melakukan Pairwise Granger Causality Test. Uji ini pada intinya mengindifikasikan apakah variabel dua arah atau satu arah yang adanya hubungan sebab akibat. Nilai –P < Alpha 5% maka artinya signifikan. Dan hasilnya dari analisisnya adanya hubungan sebab akibat dari makaroni kepada klappertart. Nilai -P (0.0420) < Alpha 5% artinya makaroni menyebabkan klappertart. Uji ini pada intinya mengindifikasikan apakah variabel dua arah atau satu arah. Adanya hubungan sebab akibat dari pastel kepada klappertart. Nilai-P (0.0332) < Alpha 5% artinya pastel menyebabkan klappertart. Tabel 3. Hasil Uji Granger Causality Null
Obs
F-Statistic Prob.
Hypothesis 1.Adanya hubungan sebab akibat dari 117
4.23601
0.0420
4.65003
0.0332
makaroni kepada klappertart 2.Adanya hubungan sebab akibat dari 117 pastel kepada klappertart 4.2.3 Pengujian Lag Optimal Pendekatan VAR atau VECM sangat sensitif terhadap jumlah lag yang digunakan, maka perlu ditentukan panjang lag yang optimal. Penentuan panjang lag digunakan untuk mengetahui lamanya periode keterpengaruhan suatu variabel terhadap variabel masa lalunya
maupun terhadap variabel endogen lainnya.
Penentuan lag dapat digunakan dengan beberpa pendekatan antara lain Likelihood Ratio (LR), Final Prediction Error (FPE), Akaike Information Criterion (AIC), dan Schwarz Criterion (SC). Hasil penentuan panjang lag secara lengkap.
38
Tabel 4. Hasil Uji Lag Optimal Lag LogL
LR
FPE
AIC
SC
0
-2050.082
NA
6.45e+11
35.70577
35.77738*
1
-2040.728
18.05643* 6.41e+11* 35.69962* 35.98605
HQ 35.73484* 35.81588
Berdasarkan tabel 4 hanya SC dan HQ yang menentukan panjang lag yang berbeda sedangkan LR, FPE, AIC menentukan panjang lag yang sama yaitu pada lag ke satu. Karena tiga kriteria memberikan hasil yang sama, maka dipilih panjang lag satu. Dari hasil uji lag optimun ada di lag satu. 4.2.4 Vector Autoregresesive (VAR) Analisis regresi dua arah, dimana semua peubah atau variabel adalah variabel endogen, modelnya sederhana karena menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square), semua variabel adalah vaeriabel endogen dan baik untuk peramalan dan semua varibelnya stasioner pada level. Pengaruh variabel dapat menggunakan dan dilihat dengan analisis VAR. interpretasi hasil dapat dilihat dengan membaca koefisien integrasi dan pembacaan tanda terbalik dari tanda koefisiennya. Koefisien integrasi dinyatakan signifikan jika nilai mutlak statistik lebih besar dari nilai tabel yaitu 1,96 berikut ini merupakan hasil estimasi VAR.
39
Tabel 5. Hasil VAR
Klappertart (-1)
Makaroni (-1)
Pastel (-1)
Klappertart
Makaroni
Pastel
0.112397
-0.036326
-0.026049
[ 0.83102]
[-1.45742]
[-1.45382]
-0.568277
0.293359
0.102637
[-0.37953]
[ 1.06317]
[ 0.51744]
-1.474239
-0.313866
-0.059264
[-0.73853]
[-0.85321]
[-0.22411]
Berdasarkan hasil VAR tersebut dapat terlihat bahwa terdapat pengaruh yang ditunjukan oleh penjualan klappertart, penjualan tersebut dipengaruhi secara nyata oleh penjualan makaroni pada lag 1 dan penjualan pastel pada lag 1, sedangkan penjualan makaroni dipengaruhi secara nyata oleh penjualan klappertart pada lag 1. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara klappertart dan makaroni sedangkan untuk pastel hubungan yang terjadi dengan kue lainnya tidak terlalu signifikan. 4.2.5 Stabilitas VAR Untuk menguji stabil tidaknya estimasi VAR yang telah dibentuk maka dilakukan VAR Stability Condition Check berupa Roots of Charateristic Polynomial. Berikut hasil pengujian stabilitas model berdasarkan hasil AR Root Table. Hal ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh model dinamik seperti VAR dikarenakan apabila didapatkan model VAR yang tidak stabil maka analisis IFR dan FEVD menjadi tidak valid.
40
Tabel 6. Hasil Uji Stabilitas VAR Root
Modulus
0.332201
0.332201
0.157820
0.157820
-0.143530
0.143530
Nilai modulus menunjukkan VAR sudah dalam kondisi stabil karena di nilai di posisi 0
41
Respon Makaroni terhadap Klappertart Response to Cholesky One S.D. Innovations Response of MAKARONI to KLAPERTART 80
60
40
20
0
-20 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Response of PASTEL to KLAPERTART
Gambar 60 3. Respon Makaroni terhadap Klappertart 50 Pada
Gambar 3 ini dapat terlihat respon yang diberikan oleh makaroni
terhadap klappertart. dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa respon yang 40 30 diberikan oleh produk makaroni terhadap standar deviasi variabel itu sendiri telah 20 negatif. Pergerakan respon pada grafik tersebut cenderung bernilai stabil, bernilai
pada10 periode 1 nilai respon yang diberikan cukup tinggi yaitu dengan nilai 80 persen,0 tetapi pada periode ke 2 terjadi penurunan yang signifikan dari respon -10 tersebut, pada periode ke 220 respon yang dihasilkan adalah 20 persen, Setelah 5 10 15 25 30 35 40 45 50
terjadinya penuruan pada periode ke 2, respon kemudian bergerak stabil dari periode 3 sampai dengan periode ke 5, nilai respon tersebut adalah -20 persen . Selanjutnya untuk periode 6 sampai 50 pergerakan respon kembali menurun dengan nilai respon bernilai negatif, pergerakan respon ini sangat kecil. Sehingga dalam grafik pergerakan kecil dan cenderung stabil di periode 5.
20
42 0
-20 Respon Pastel5 terhadap Klappertart 10 15 20 25
30
35
40
45
50
Response of PASTEL to KLAPERTART 60 50 40 30 20 10 0 -10 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Gambar 4. Respon Pastel terhadap Klappertart Pada Gambar 4 ini dapat terlihat respon yang diberikan oleh pastel terhadap klappertart. dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa respon yang diberikan oleh produk pastel terhadap standar deviasi variabel itu sendiri telah bernilai negatif. Pergerakan respon pada grafik tersebut cenderung bernilai stabil, pada periode 1 nilai respon yang diberikan cukup tinggi yaitu dengan nilai 50 persen, tetapi pada periode ke 2 terjadi penurunan yang signifikan dari respon tersebut, pada periode ke 2 respon yang dihasilkan adalah 10 persen, Setelah terjadinya penuruan pada periode ke 2, respon kemudian bergerak stabil dari periode 3 sampai dengan periode ke 5, nilai respon tersebut adalah -10 persen. Selanjutnya untuk periode 6 sampai 50 pergerakan respon kembali menurun dengan nilai respon bernilai negatif, pergerakan respon ini sangat kecil. Sehingga dalam grafik pergerakan kecil dan cenderung stabil di periode 5.
43
Respon Klappertart terhadap Makaroni
Response to Cholesky One S.D. Innovations Response of KLAPERTART to MAKARONI 0
-20
-40
-60
-80 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
of PASTEL to MAKARONI Gambar 5. Response Respon Klappertart terhadap Makaroni 40
Pada Gambar 5 ini dapat terlihat respon yang diberikan oleh klappertart
terhadap makaroni, respon yang diberikan klappertart pada perubahan standar 30
deviasi bernilai negatif. Hanya pada periode pertama nilai respon yang diberikan tinggi 20 yaitu nol persen. Selanjutnya pada periode kedua hingga periode kelima terjadi penurunan yang cukup signifikan, dimana pada periode kedua nilai respon 10 klappertart terhadap makaroni yaitu -75 persen, pada periode ketiga nilai respon
yaitu -45 persen, periode keempat nilai respon -37 persen sedangkan pada periode 0 kelima responnya bernilai -19 persen. Nilai respon stabil pada periode ke 6 sampai 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
periode ke 50 dengan nilai respon nol persen. Dengan nilai respon yang negatif hal ini berarti impuls dari penjualan klappertart sebesar satu standar deviasi berpengaruh negatif terhadap penjualan makaroni.
-20
-40
44
-60
Respon Pastel terhadap Makaroni -80 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Response of PASTEL to MAKARONI 40
30
20
10
0 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Gambar 6. Respon Pastel terhadap Makaroni Pada Gambar 6 ini respon yang dianalisa adalah respon pastel terhadap makaroni. Pada grafik tersebut nilai standar deviasi dari respon pastel terhadap makaroni itu sendiri bernilai positif, ketika variabel diimpuls nilai respon meningkat pada periode pertama sampai periode ke 40. Pada periode pertama nilai respon tertinggi yaitu 100 persen dan nilai respon terendah pada periode 10 yaitu 5 persen. Pada periode berikutnya hingga periode ke 50 nilai respon cenderung stabil yaitu nol persen, dengan nilai respon yang positif hal ini menunjukkan bahwa variabel pastel sangat berpengaruh terhadap naik dan turunnya penjualan pastel terhadap makaroni.
45
Respon Klappertart terhadap Pastel
Response to Cholesky One S.D. Innovations Response of KLAPERTART to PASTEL 60 40 20 0 -20 -40 -60 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Response of MAKARONI to PASTEL
Gambar 7. Respon Klapertart terhadap Pastel 0
Pada Gambar 7 selanjutnya respon klappertart terhadap pastel. Respon yang diberikan oleh klappertart terhadap standar deviasi pastel cenderung positif, tetapi -2
pada periode dua dan periode tujuh bernilai negatif. Pada periode satu sampai periode -4 14 terjadi fluktuasi respon yang signifikan dengan nilai tertinggi 59 persen pada periode tiga, dan nilai terendah -40 persen pada periode dua. Pada periode 14 -6 periode 50 nilai respon stabil. Dengan nilai respon yang cenderung positif sampai
dapat disimpulkan bahwa kejutan dari penjualan produk klappertart sebesar satu -8 deviasi berpengaruh positif terhadap peningkatan penjualan produk pastel. standar 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
20 0
46 -20 -40
Respon Makaroni terhadap Pastel -60 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Response of MAKARONI to PASTEL 0
-2
-4
-6
-8 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Gambar 8. Respon Makaroni terhadap Pastel Pada Gambar 8 ini adalah nilai respon yang ditunjukkan oleh respon makaroni terhadap pastel, dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai standar deviasi yang dihasil oleh makaroni adalah negatif. Pada periode pertama nilai respon yang ditunjukan adalah nol persen. Kemudian pada periode ke 2 sampai periode ke 4 terjadi penurunan,pada periode ke 2 respon yang ditunjukkan adalah - 7 persen, periode ke 3 respon bernilai -2 persen dan periode ke 4 nilai responnya adalah 1 persen. Kemudian pada periode ke 5 sampai periode ke 50 respon kembali stabil di nol.
47
4.2.7 Forcasting Eror Variace Decompotion (FEVD) Analisis FEVD bertujuan untuk mengetahui variabel yang memiliki peranan penting dalam dalam menjelaskan perubahan suatu variabel. Dengan adanya analisis ini maka dapat diketahui seberapa besar persen variasi variabel dijelaskan oleh setiap gangguan yang ada di dalam model. Hasil dari analisis FEVD ini akan ditunjukan dalam bentuk diagram, diagram tersebut menunjukkan hasil variasi masing-masing variabel baik endogen maupun eksogen. Forecast Error Variabilitas data ramalan diukur dengan peramalan kesalahan standar atau disebut forecast standard error ditambah nilai prediksi dari garis persamaan regresi. Persamaan regresi yang di dapat untuk variabel Klappertart sebagai berikut : 1. Klappertart KLAPPERTART = 404 + 1.14 PASTEL - 0.34 PASTEL1 + 3.39 MAKARONI 1.68 MAKARONI1+ 0.265 KLAPPERTART1 Tabel 7. Hasil peramalan variable Klappertart selama 12 minggu ke depan
Nilai
Minggu
Forecast SE
119
± 515
839 324
1354
120
± 527
492 35
1019
121
± 528
210 318
738
122
± 528
342 186
870
123
± 528
966 438
1494
124
± 528
1058 530
1586
Persamaan
Nilai Forecast
48
Lanjutan Tabel 7. Hasil peramalan variable Klappertart selama 12 minggu ke depan
Nilai
Minggu
Forecast SE
125
± 528
788 260
1316
126
± 528
920 392
2448
127
± 528
841 313
1369
128
± 528
996 468
1528
129
± 528
1044 516
1572
130
± 528
1120 592
1648
Persamaan
Nilai Forecast
Hasil peramalan Tabel 7 diperoleh dari hasil perhitungan atau persamaan regresi yang didapatkan dengan menggunakan nilai rata-rata 12 minggu terakhir. Dari hasil peramalan tersebut dapat terlihat bahwa untuk periode 12 minggu kedepan forecast SE untuk klappertart akan meningkat pada minggu ke 124 dan cenderung stabil sampai akhir periode terakhir. Nilai forecast penjualan klappertart pada minggu ke 129 diramalkan penjualan akan meningkat juga pada minggu 130. Nilai persamaan paling besar diperoleh pada minggu ke 130, maka peramalan untuk penjualan klappertart dipengaruhi oleh makaroni itu sendiri dan juga pastel.
49
Gambar 9. Variance Decomposition Terhadap Klappertart
Pada Gambar 9 diagram variance decomposition klappertart dapat diketahui bahwa penjualan klappertart dari periode 1 sampai 50 dipengaruhi oleh klappertart, sedangkan variabel lain yang mempengaruhi penjualan klappertart adalah makaroni. Pada diagram tersebut dapat dilihat bahwa variabel produk makaroni lebih berpengaruh dibandingkan produk pastel. hasil analisis FEVD dapat disimpulkan bahwa penjualan kalppertart dipengaruhi klapertart itu sendiri dan juga produk kue makaroni.
50
2. Makaroni MAKARONI = 9.12 + 1.13 PASTEL - 0.201 PASTEL1 + 0.195 MAKARONI1 + 0.0313 KLAPPERTART - 0.0105 KLAPPERTART1 Tabel 8. Hasil peramalan variable Makaroni selama 12 minggu ke depan Minggu Forecast SE
Nilai Persamaan
Nilai Forecast
119
± 95
153 58
248
120
± 96
450 354
546
121
± 96
559 463
655
122
± 96
221 125
317
123
± 96
97 1
193
124
± 96
140 44
236
125
± 96
314 218
410
126
± 96
194 98
290
127
± 96
163 67
259
128
± 96
158 62
254
129
± 96
115 19
211
130
± 96
117 21
213
Hasil peramalan Tabel 8 untuk makaroni menggunakan nilai waktu 12 minggu terakhir, perhitungan ini menggunakan persamaan regresi dari makaroni sehingga akan didapatkan hasil peramalan untuk 12 minggu ke depan. Untuk peramalan makaroni hanya dipengaruhi oleh klappertart dan pastel tidak terlalu berpengaruh, hal ini karena dari hasil IRF kedua variabel tersebut memberikan
51
respon negative. Nilai persamaan paling besar diperoleh pada minggu ke 121 artinya pada minggu tersebut apabila penjualan makaroni mengalami kenaikan maka akan berpengaruh terhadap penjualan klappertart dan pastel. Gambar 10. Variance Decomposition Terhadap Makaroni
Pada Gambar 10 diagram makaroni ditunjukan mengenai hasil analisis FEVD
untuk makaroni. Dari diagram tersebut ditunjukan variabel yang
mempengaruhi penjualan untuk produk makaroni untuk periode 50 depan, dari hasil variance decomposition makaroni terlihat bahwa pengaruh penjualan makaroni pengaruhnya didominasi oleh produk makaroni itu sendiri, sedangkan untuk pengaruh variabel lain yaitu klappertart dan pastel, pengaruhnya lebih besar klappertart dibandingkan dengan pastel.
52
3.Pastel PASTEL = - 3.72 + 0.153 PASTEL1 + 0.647 MAKARONI - 0.0838 MAKARONI1 + 0.00606 KLAPPERTART - 0.00322 KLAPPERTART1 Tabel 9. Hasil peramalan variable Pastel selama 12 minggu ke depan Minggu Forecast SE
Nilai Persamaan
Nilai Forecast
119
± 68
74 6
142
120
± 69
83 14
152
121
± 69
99 30
168
122
± 69
119 50
188
123
± 69
116 47
185
124
± 69
127 58
196
125
± 69
119 50
188
126
± 69
112 43
181
115 46
184
127
± 69
128
± 69
118 49
187
129
± 69
118 49
187
130
± 69
119 50
188
53
Hasil peramalan Tabel 9 pastel diperoleh dari hasil perhitungan data penjualan selama 12 minggu terakhir, sehingga akan diperoleh hasil peramalan untuk 12 minggu ke depan. Jika dibandingkan dengan dua produk lainnya yaitu klappertart dan makaroni untuk nilai persamaan pastel bernilai lebih kecil, hal ini karena pastel merupakan salah kue tambahan dari klappertart dan penjualan untuk pastel
pun cenderung meningkat ketika penjualan klappertart dan makaroni
meningkat. Nilai persamaan paling besar diperoleh pada minggu ke 124 sehingga penjualan pastel diramalkan akan meningkat ketika klappertart dan makaroni laris di pasaran. Gambar 11. Variance Decomposition Terhadap Pastel
Pada Gambar 11 diagram pastel merupakan hasil analisis FEVD terhadap produk pastel, dari hasil variance decomposition tersebut dapat dilihat bahwa penjualan
pastel untuk 50 periode kedepan dipengaruhi oleh klappertart.
Sedangkan untuk pengaruh variabel lain yaitu makaroni, pengaruhnya lebih besar daripada pastel itu sendiri. 4.2.8 Implikasi Manajerial Setelah melakukan analisis peramalan penjualan klappertart, makaroni dan pastel maka dapat diketahui produk apa yang memberikan pengaruh positif terhadap penjualan produk lainnya. Hasil tersebut dapat diketahui bahwa produk yang memiliki pengaruh positif terhadap penjualan produk lain adalah klappertart. Berdasarkan hal tersebut maka pihak Triple Combo harus mengutamakan produk tersebut dalam penjualannya, hal ini karena jika penjualan klappertart meningkat maka penjualan makaroni dan pastel pun akan ikut mengalami peningkatan.
54
Dalam bidang pemasaran, pihak Triple Combo harus meningkatkan strategi promosinya, hal ini agar peramalan penurunan penjualan tidak terjadi. Triple Combo sebaiknya menambah jenis-jenis produk yang ditawarkannya serta meningkatkan program pemasarannya. Selain itu perlu menyususn formulasi strategi pemasaran yang tepat dan efektif dalam menghadapi persaingan pemasaran terhadap produk-produk yang ditawarkan, yakni dapat dilakukan melalui keunggulan dari produk yang ditawarkan, kelengkapan dari jenis produk yang ditawarkan. Triple Combo juga dapat menetapkan target penjualan ketiga produk kedepannya. Implikasi dari hasil analisa dan interpretasi ini akan mempengaruhi keputusan manajerial seperti dalam merencanakan strategi pemasaran yang mungkin dilakukan. Melihat strategi pemasaran Triple Combo dapat melakukan promosi secara menyeluruh dan besar-besaran sebagai langkah memperkenalkan produknya kepada calon pembeli. Produk kue yang harus diutamakan dalam pemasaran adalah klappertart, karena seperti yang telah diketahui bahwa klappertart ini mempunyai pengaruh positif terhadap produk kue yang lain sehingga
secara
tidak
langsung
klappertart
tersebut
dapat
membantu
meningkatkan penjualan makaroni dan pastel sehingga dapat meningkat dari segi promosi maupun penjualannya. Triple Combo juga dapat mengetahui ramalan penjualan sebagai target penjualan kedepan dan mengantisipasi pada bulan yang diramalkan akan menurunnya penjualan suatu produk sehingga penurunan penjualan tersebut tidak terjadi, agar pada tahun ke tahunya mengalami kenaikan dan penjualan Triple Combo semakin meningkat. Perusahaan juga dapat mengetahui ramalan penjualan sebagai target penjualan kedepan dan mengantisipasi pada bulan yang diramalkan akan menurunnya penjualan suatu produk sehingga penurunan penjualan tersebut tidak terjadi.