35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Restoran
4.1.1 Sejarah Singkat Restoran Gumati Restoran Gumati merupakan outlet pertama dari Gumati yang memadukan unsur Bali, Sunda dan Jawa menyediakan aneka makanan dan minuman mulai dari makanan tradisional sampai dengan makanan western. Gumati berasal dari nama belakang istri owner restoran ini sendiri yaitu Ibu Ganis Gumati Anandadin. Sedangkan nama owner Restoran Gumati secara keseluruhan, khususnya Gumati Paledang yaitu Bapak Muliatma Soepardi. Ide pertama kali mendirikan restoran Gumati Paledang berasal dari kesukaan Bapak Muliatma Soepardi membeli barang-barang yang berhubungan dengan Bali, Jawa, dan Sunda. Selain itu, Bapak Muliatma Soepardi juga pernah tinggal lama di Bali sehingga membuat dia sangat senang dengan budaya Bali. Beranjak dari hal tersebut, maka Bapak Muliatma Soepardi memiliki ide untuk mendirikan restoran yang memadukan budaya Bali, Sunda, dan Jawa. Namun,untuk menu makanannya sendiri dominan ke makanan Sunda. Restoran Gumati didirikan pada tanggal 20 Oktober 1999yang terletak di Jalan Paledang no 26-28 Bogor, Jawa Barat. Selain Café and Resto Gumati Paledang ini, Gumati juga memiliki restoran Gumati lainnya yaitu Desa Gumati yang didirikan pada tanggal 24 Agustus 200berada di Sentul, Bukit Gumati yang berdiri pada tanggal Juni 2009 berada di daerah Batu Tulis, serta Warung Gumati yang berdiri pada tanggal 1 Juni 2006 berada di Gadog. Menu makanan dan minuman yang disajikan oleh Restoran Gumati bervariasi, mulai dari makanan Indonesia yang sebagian besar adalah makanan khas Sunda seperti sayur asem, empal, pepes, ayam goreng dan nasi uduk. Tidak hanya makanan khas Indonesia, tetapi menu ala negeri barat juga dapat ditemukan di restoran ini seperti steak, spagetti, dan lainnya. Bila ingin menikmati makanan hangat di tengah udara dingin, aneka sup seperti sop buntut atau sup asparagus juga tersedia di tempat ini.Dinginnya udara di kota ini rupanya telah dimengerti oleh restoran ini. Berbagai minuman hangat yang bisa menghangatkan tubuh tersedia di sini. Minuman hangat seperti susu panas dan bandrek yang merupakan
36
minuman jahe dengan gula merah atau minuman panas lainnya tersedia untuk menghangatkan tubuh. Restoran Gumati Paledang Bogor memiliki menu makanan istimewa yang menjadi keunggulan atau ciri khas dari restoran tersebut yaitu Bebek Ngesot dan Sup Ikan Bambu. 4.1.2 Struktur Organisasi Restoran Seluruh Restoran Gumati yang ada di Bogor dimiliki oleh Bapak Muliatma Soepardi dengan didampingi dan dibantu oleh isteri yaitu Ibu Ganis Gumati Anandadin. Struktur organisasi tiap restoran Gumati berbeda-beda, untuk Restoran Gumati Paledang sendiri dipimpin oleh seorang General Manager Ibu Susi Ekawati, dibawahnya ada manajer keuangan yaitu Ibu Bismi Suhanan, dibawah manajer keuangan ada empat posisi yang juga berperan penting dalam struktur organisasi restoran tersebut yaitu bagian marketing oleh Ibu Siska, chef dipimpin oleh Bapak Yusron, bagian purchasing Ibu Neneng, dan terakhir bagian supervisor diisi oleh Bapak Ucok Romi Irawan dan Ibu Nuryanti Agustina. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi Restoran Gumati Paledang dapat dilihat pada gambar 3. General Manager Susi Ekawati
Finance Bismi Suhanan
Marketing
Chef
Purchasing
Supervisor
Siska
Yusron
Neneng
Ucok Romi Irawan Nuryanti
Gambar 3 . Struktur Organisasi Gumati Paledang (Sumber: Gumati Paledang, 2012) Selain jabatan yang ada di struktur organisasi tersebut, restoran Gumati Paledang memiliki beberapa karyawan yang turut mendukung kegiatan operasional restoran dapat berjalan dengan baik yaitu posisi waitress yang berjumlah 11 orang, bertugas langsung dalam melayani konsumen menawarkan
37
menu makanan maupun mengantar pesanan makanan ke meja konsumen. Staf dapur yang membantu chef dalam menyediakan pesanan makanan konsumen berjumlah 16 orang, bagian kasir yang bertugas dalam proses pembayaran berjumlah 2 orang, bagian housekeeping berjumlah 6 orang, serta satpam restoran berjumlah 4 orang. Jadwal operasional restoran terbagi ke dalam dua bagian, pertama pada hari Minggu-Kamis restoran tersebut beroperasi pada pukul 10.00- 23.00 WIB. Waktu operasional kedua, pada hari Jumat dan Sabtu restoran beroperasipada pukul 10.00-00.00 WIB. Restoran Gumati Paledang memberlakukan tiga shift bagi karyawannya yaitu shift pertama dari Pukul 08.00- 15.00 WIB, shift kedua dari pukul 15.00- 23.00 pada hari Minggu- Kamis sedangkan pada hari Jumat dan Sabtu shift kedua dari pukul 16.00- 00.00 WIB, dan yang shift ketiga atau biasa disebut dengan shift middle yaitu pukul 13.00-21.00 WIB. Sistem penggajian yang diberlakukan oleh restoran Gumati paledang terhadap karyawannya diberikan sesuai dengan posisi/jabatannya masing-masing yang dibayarkan langsung (cash) kepada tiap karyawannya setiap tanggal 25 per bulannya. Restoran Gumati Paledang juga memberikan insentif (bonus) kepada tiap karyawan apabila dapat mencapai target yang ditetapkan oleh restoran tiap bulannya. Dengan adanya insentif yang diberikan dapat meningkatkan kinerja dan motivasi tiap karyawan, sehingga mereka dapat melayani konsumen dengan baik. 4.2.
Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen Gumati Paledang Bogor dapat dilihat dari jenis
kelamin, usia, status pernikahan, asal kedatangan, pendidikan terakhir, klasifikasi pekerjaan, status pekerjaan, profesi, dan pendapatan per bulan.
38
4.2.1 Jenis Kelamin
Gambar 4. Karakteristik konsumen Gumati Paledang berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang menjadi konsumen Gumati paledang, konsumen wanita sebesar 53 persen, sedangkan konsumen pria sebesar 47 persen. Konsumen perempuan adalah konsumen yang lebih konsumtif dibandingkan dengan konsumen pria dalam membuat keputusan pembelian untuk hampir semua kategori produk maupun jasa. Oleh karena itu sebagian besar konsumen Gumati Paledang adalah wanita. 4.2.2 Usia
Gambar 5. Karakteristik konsumen Gumati Paledang berdasarkan usia Berdasarkan hasil pengolahan diketahui bahwa mayoritas konsumen Gumati paledang Bogor didominasi oleh usia 21-30 tahun sebesar 50 persen, kemudian diikuti oleh kelompok konsumen usia 31-40 tahun sebesar 24 persen. Konsumen dengan kelompok usia 21-30 tahun dapat digolongkan ke dalam konsumen dengan usia matang yang sudah mampu untuk mengambil keputusan untuk pembelian setiap produk di Restoran Gumati Paledang.
39
Tabel 3. Tabulasi silang antara usia dengan pendapatan perbulan (ribuan rupiah) Usia
Pendapatan per bulan (%) < 1.000
Total
1.000-
2.001-
5.001-
10.001-
2.000
5.000
10.000
50.000
>50.000
<20
9
4
1
0
0
0
14
21-30
7
6
17
13
5
1
49
31-40
1
2
5
11
4
1
24
41-50
0
0
4
1
3
0
8
51-60
1
0
0
3
0
0
4
> 60
0
1
0
0
0
0
1
Total
18
13
27
28
12
2
100
Chi-Square
0,00
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui bahwa terdapat hubungan antara usia dengan pendapatan per bulan dimana nilai chi-square sebesar 0,00 atau dibawah 0,05. Sebanyak 17 persen pendapatan konsumen Rp 2.000.001- Rp 5.000.000 dengan kelompok usia berkisar antara 21-30 tahun. Selain itu sebanyak 13 persen pendapatan konsumen Rp 5.000.001- Rp 10.000.000 dengan kelompok usia berkisar antara 21-30 tahun. Hal ini disebabkan karena kelompok usia tersebut sudah bisa menghasilkan pendapatan sendiri dari hasil pekerjaannya, dan pendapatan tersebut dapat dikategorikan ke dalam ekonomi menengah keatas. 4.2.3 Status Pernikahan
Gambar 6. Karakteristik konsumen Gumati Paledang Bogor berdasarkan status pernikahan
40
Berdasarkan dari hasil pengolahan data, diketahui bahwa konsumen Gumati yang belum menikah sebesar 55 persen, sedangkan konsumen Gumati yang menikah sebesar 45 persen. Konsumen yang memiliki status pernikahan duda maupun janda tidak ada. Tabel 4. Tabulasi silang antara status pernikahan dengan pendidikan terakhir Status
Pendidikan Terakhir
Total
Pernikahan
SD/SLTP
SMU/SMK
Diploma
S1
S2
S3
Menikah
1
3
8
24
8
1
45
Belum
2
20
3
28
2
0
55
Duda
0
0
0
0
0
0
0
Janda
0
0
0
0
0
0
0
Total
3
23
11
52
10
1
100
Menikah
Chi-Square
0,002
Hasil Tabulasi silang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status pernikahan dengan pendidikan terakhir dimana nilai Chi-Square sebesar 0,002 atau kurang dari 0,05. Diperoleh bahwa mayoritas konsumen belum menikah dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 28 persen, sedangkan konsumen yang menikah dengan pendidikan terakhir sebanyak 24 persen. Sedangkan konsumen tidak ada yang memiliki status pernikahan duda maupun janda. Hal ini disebakan karena konsumen yang belum menikah dengan status pendidikan terakhir S1 pada umumnya kelompok orang yang baru menamatkan bangku perkuliahan dan baru bekerja sehingga belum melakukan pernikahan.
41
4.2.4 Asal Kedatangan
Gambar 7. Karakteristik konsumen Gumati Paledang Bogor berdasarkan Asal Kedatangan Jika dilihat dari asal kedatangannya, diketahui bahwa mayoritas konsumen Gumati Paledang Bogor berasal dari Luar Bogor sebesar 59 persen, dan Bogor sebesar 41 persen. Hal ini berarti Restoran Gumati merupakan restoran yang tidak hanya terkenal di Bogor melainkan luar Bogor. Oleh karena itu banyak masyarakat luar Bogor yang menyempatkan datang hanya untuk makan ataupun berkunjung ke Gumati Paledang tanpa mementingkan faktor kedekatan jarak antara restoran dengan tempat tinggal mereka. 4.2.5 Pendidikan Terakhir
Gambar 8. Karakteristik konsumen Gumati Paledang berdasarkan pendidikan terakhir Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, mayoritas konsumen Gumati Paledang Bogor memiliki latar belakang pendidikan S1 sebesar 52 persen, diikuti oleh SMU/SMK sebesar 23 persen. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa konsumen Gumati Paledang Bogor didominasi oleh konsumen berpendidikan S1.
42
Tabel 5. Tabulasi silang antara usia dengan pendidikan terakhir Usia
Pendidikan Terakhir (%)
Total
(tahun)
SD/SLTP
SMU/SMK
Diploma
S1
S2
S3
< 20
2
10
1
0
0
0
13
21-30
1
11
5
30
3
0
50
31-40
0
0
2
16
5
1
25
41-50
0
1
1
4
2
0
7
51-60
0
1
2
1
0
0
4
>60
0
0
0
1
0
0
1
Total
3
23
11
52
10
1
100
Chi-Square
0.00
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil tabulasi silang antara usia dengan pendidikan terakhir memiliki hubungan antara keduanya, dimana nilai Chi-Square sebesar 0,00 atau dibawah 0,05. Mayoritas konsumen restoran berusia antara 21-30 tahun dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 30 persen. Hal ini dikarenakan pada umumnya kelompok usia ini rata-rata sudah menamatkan pendidikan kuliah dan sekerang telah memiliki pekerjaan. Begitu juga dengan kelompok usia 31-40 tahun mayoritas memiliki pendidikan terakhir S1 sebanyak 16 persen, disebabkan karena pada umumnya rata-rata seseorang memilih bangku perkuliahan sampai S1 saja. 4.2.6 Klasifikasi Pekerjaan
Gambar 9. Karakteristik konsumen Gumati Paledang berdasarkan klasifikasi pekerjaan Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari kuesioner diketahui bahwa
mayoritas konsumen restoran Gumati Paledang memiliki klasifikasi
pekerjaan sebagai employee (pegawai) sebesar 56 persen. Kemudian diikuti
43
dengan pekerjaan terbanyak kedua yaitu Unemployee (tidak bekerja) sebesar 27 persen, yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan ibu rumah tangga. 4.2.7 Status Pekerjaan 12%
5% 1% 24%
Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta/Pengusaha Ibu Rumah Tangga Pensiunan
12% 46%
Gambar 10. Karakteristik konsumen Gumati Paledang berdasarkan Status Pendidikan Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner diperoleh bahwa konsumen Restoran Gumati Paledang mayoritas bekerja sebagai Pegawai Swasta sebesar 46 persen. Mereka umumnya datang ke restoran pada saat pulang kantor/kerja pada malam hari bersama keluarga untuk menikmati suasana diluar aktivitas kantor. Pekerjaan terbanyak kedua adalah Pelajar/Mahasiswa sebesar 24 persen. Sedangkan untuk pekerjaan paling sedikit adalah pensiunan sebesar 1 persen. Tabel 6. Tabulasi silang antara status pekerjaan dengan pendidikan terakhir Status Pekerjaan
Pendidikan Terakhir (%) SD/
SMU/
SLTP
SMK
2
Pegawai Negeri
Total
Diploma
S1
S2
S3
20
0
2
0
0
24
0
1
0
7
3
1
12
Pegawai Swasta
1
1
6
33
5
0
46
Wiraswasta/
0
1
3
6
2
0
12
0
0
2
3
0
0
5
Pensiunan
0
0
0
1
0
0
1
Total
3
23
11
52
10
1
100
Pelajar/ Mahasiswa
Pengusaha Ibu Rumah Tangga
Chi-Square
0,00
44
Berdasarkan hasil pengolahan data tabulasi silang terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan pendidikan terakhir dimana nilai Chi-Square sebesar 0,00. Mayoritas konsumen yang berkunjung ke Restoran Gumati Paledang bekerja sebagai pegawai swasta dimana pendidikan terakhir yang ditempuh lulusan S1. Hal ini disebabkan karena pada umumnya seseorang yang bekerja sebagai pegawai harus menempuh bangku kuliah, dan itu minimal Strata 1. Selanjutnya konsumen yang berstatus mahasiswa memiliki pendidikan terakhir sebagai lulusan SMU/SMK, karena mereka belum menamatkan pendidikan sarjananya. 4.2.8 Profesi Guru/Dosen Dokter
1% 5%
6%
Akuntan
5% 10%
24%
2% 4%
Advokat Arsitek
6%
Bankir 2%
13%
7% 9%
2%
TNI/POLRI Fashion Stylist Businessman
4%
Politikus HRD 1%
Marketing Pendidikan Pelajar/mahasiswa Ibu Rumah Tangga Lainnya
Gambar 11. Karakteristik konsumen Gumati Paledang berdasarkan profesi Profesi mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen Restoran Gumati Paledang mayoritas memiliki profesi sebagai mahasiswa/pelajar sebanyak 24 persen.
45
4.2.9 Pendapatan per Bulan 2% 12%
< Rp. 1.000.000 18%
Rp. 1.000.000- Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.001- Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.001- Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.001- Rp 50.000.000 > Rp 50.000.000
13%
28% 27%
Gambar 12. Karakteristik konsumen Gumati Paledang berdasarkan pendapatan per bulan Tingkat pendapatan seseorang berpengaruh terhadap daya beli konsumen terhadap suatu kebutuhan produk dan jasa yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner penelitian diketahui bahwa konsumen restoran Gumati Paledang mayoritas memiliki pendapatan per bulan sebesar Rp 5.000.001- Rp 10.000.000 sebanyak 28 persen, selanjutnya pendapatan sebesar Rp 2.000.001- Rp 5.000.000 sebanyak 27 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen tergolong ke dalam kelompok ekonomi menengah ke atas. Tabel 7. Tabulasi silang antara status pekerjaan dengan pendapatan per bulan(ribuan rupiah) Status Pekerjaan
Pelajar/
Pendapatan per bulan (%) <1.000
1.000-2.000
Total
2.001-
5.001-
10.001-
5.000
10.000
50.000
>50.000
15
9
0
0
0
0
24
0
0
5
5
2
0
12
1
2
21
13
7
2
46
0
0
1
8
3
0
12
2
1
0
2
0
0
5
Pensiunan
0
1
0
0
0
0
1
Total
18
13
27
28
12
2
Mahasiswa Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta/ Pengusaha Ibu Rumah Tangga
Chi-Square
100 0,000
46
Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan pendapatan per bulan dimana nilai Chi-Square sebesar 0,00 atau dibawah 0,05. Diperoleh bahwa mayoritas konsumen bekerja sebagai pegawai swasta dengan pendapatan per bulan sebesar Rp 2.000.001- Rp 5.000.000, sedangkan konsumen yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa memiliki pendapatan
<
Rp
1.000.000.
Hal
ini
disebabkan
karena
konsumen
pelajar/mahasiswa masih meminta pendapatan kepada orang tua, sedangkan untuk konsumen yang sudah bekerja memiliki pendapatan dari hasil kerja tersebut. 4.3.
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
4.3.1 Pengenalan Kebutuhan Tabel 8. Penyebaran konsumen berdasarkan alasan berkunjung ke Gumati Paledang Bogor Alasan/Motivasi Berkunjung Persentase (%) Sedang Merasa Lapar
21
Sekedar Ingin Mencoba
25
Mengisi Waktu Luang
27
Perwujudan dari Gaya Hidup
9
Rapat/Pertemuan
9
Lainnya
9
Jumlah
100
Dari hasil data penelitian diketahui bahwa sebagian besar alasan/ motivasi utama konsumen berkunjung untuk mengisi waktu luang sebesar 27 persen. Hal ini didukung dengan lokasi restoran yang memiliki panorama yang indah dibandingkan dengan restoran lain di kota Bogor, khususnya pada malam hari. Oleh karena itu konsumen memilih Restoran Gumati Paledang sebagai tempat untuk mengisi waktu luangnya diluar kegiatan/aktivitas rutin yang mereka lakukan. Alasan selanjutnya adalah sekedar ingin mencoba 25 persen, sedang merasa lapar sebesar 21 persen, dan yang menjadi pilihan terakhir konsumen yaitu untuk rapat/ pertemuan dan lainnya, sama-sama sebesar 9 persen. Alasan lain itu terdiri dari tempatnya yang sepi, romantis, mengajak keluarga yang datang dari
47
luar kota untuk makan malam disana, serta untuk menonton konser yang diselenggarakan di Restoran Gumati Paledang.
Tabel 9. Penyebaran konsumen berdasarkan manfaat utama yang dicari ketika berkunjung ke Gumati Paledang Bogor Manfaat Utama
Persentase (%)
Menghilangkan Rasa Lapar
21
Pelayanan yang Memuaskan
7
Memperoleh Suasana yang santai dan
62
Menyenangkan Manfaat Kesehatan
4
Aktualisasi Diri
5
Lainnya
1
Jumlah
100
Manfaat utama yang dicari konsumen ketika berkunjung ke Restoran Gumati Paledang Bogor sangat beragam, antara lain menghilangkan rasa lapar, pelayanan
yang
memuaskan,
memperoleh
suasana
yang
santai
dan
menyenangkan, manfaat kesehatan, aktualisasi diri, dan lainnya. Dilihat dari manfaat utama yang dicari konsumen pada Tabel 3 menunjukan bahwa manfaat yang dicari konsumen Restoran Gumati Paledang adalah untuk memperoleh suasana santai dan menyenangkan sebesar 64 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan utama konsumen mengunjungi restoran tersebut bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan makananannya, akan tetapi telah bergeser kepada kebutuhan batin juga yaitu memperoleh suasana santai dan menyenangkan. Konsumen lebih mencari manfaat untuk menghilangkan rasa lelah dan capek setelah seharian menghabiskan waktu untuk bekerja maupun kegiatan lain. Suasana dengan konsep panorama keindahan kota Bogor yang dapat dinikmati para pengunjung Restoran Gumati dapat memberikan rasa santai dan menyenangkan selama berada disana.
48
Tabel 10. Tabulasi silang usia dengan manfaat utama ketika berkunjung ke Gumati Paledang Bogor Usia
Manfaat Utama (%)
Total
Hilang
Layanan
Suasana
Manfaat
Aktualisasi
Lain
rasa
Memuas
santai
kesehatan
Diri
nya
lapar
kan
<20
5
1
6
0
1
0
13
21-30
9
2
35
0
4
0
50
31-40
4
1
16
2
0
1
24
41-50
1
2
4
1
0
0
8
51-60
2
0
1
1
0
0
4
>60
0
1
0
0
0
0
1
Total
21
7
62
4
5
1
100
Chi-Square
0,028
Dari tabulasi silang diperoleh hasil bahwa usia berhubungan dengan manfaat utama yang dicari. Mayoritas konsumen yang berkunjung ke restoran berusia berkisar antara 21-30 tahun dengan mendapatkan manfaat utama yaitu suasana yang santai dan menyenangkan, begitu juga dengan kelompok usia berkisar antara 31-40 tahun. Hal ini disebabkan kelompok usia tersebut merupakan usia yang pada umumnya sedang bekerja secara produktif, sehingga mereka
membutuhkan
suasana
yang
santai
dan
menyenangkan
untuk
menghilangkan rasa lelah dan lesu setelah seharian bekerja dan mengharapkan mendapatkan energi sesudahnya.
49
4.3.2
Pencarian Informasi
Tabel 11. Penyebaran konsumen berdasarkan sumber informasi mengenai Gumati Paledang Bogor Sumber Informasi Persentase (%) Anggota Keluarga
25
Teman/Kenalan
47
Pacar
11
Papan Nama Restoran
11
Iklan di TV/Radio
1
Internet/ Social Media
4
Lainnya
1
Jumlah
100
Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa sumber informasi mengenai Restoran Gumati berasal dari teman/kenalan sebesar 47 persen. Kemudian sumber informasi yang berasal dari anggota keluarga sebesar 25 persen, setelah itu pacar sebesar 12 persen, internet/social media sebesar 4 persen, dan yang terakhir iklan di TV/radio dan lainnya sebesar 1 persen. Sumber informasi dari teman/ kenalan merupakan sumber informasi yang efektif dalam menyampaikan informasi tentang restoran tersebut, dikarenakan sebagian besar konsumen merupakan seorang pekerja maupun pekerja/mahasiswa yang pada umumnya sebagian waktunya dihabiskan di lingkungan kantor maupun sekolah/kampus. Pengalaman yang dimiliki seorang teman yang sudah pernah makan di Restoran Gumati Paledang akan diceritakan secara personal kepada temannya yang lain. Sehingga temannya yang lain tersebut merasa tertarik dan berminat untuk mengunjungi restoran tersebut.
50
Tabel 12. Tabulasi silang status pernikahan dengan sumber informasi Status
Sumber Informasi (%)
Pernikah
Anggota
Teman/
an
Keluarga
Kenalan
Pacar
Total
Papan
Iklan di
Intenet/
Lain
Nama
TV/
Social
nya
Restoran
Radio
Media
Menikah
18
19
0
5
0
2
1
45
Belum
7
28
11
6
1
2
0
55
Duda
0
0
0
0
0
0
0
0
Janda
0
0
0
0
0
0
0
0
Total
21
47
11
11
1
4
1
100
Menikah
Chi-Square
0,004
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara status pernikahan dengan sumber informasi menunjukkan bahwa keduanya saling berhubungan ketika mengunjungi restoran, dimana nilai chi-square 0,004 . Diketahui bahwa konsumen yang belum menikah mayoritas mendapatkan informasi berasal dari teman/kenalan sebanyak 28 persen. Konsumen yang sudah menikah juga memilih sumber informasi berasal dari teman/kenalan sebanyak 19 persen, akan tetapi konsumen yang sudah menikah juga memilih sumber informasi berasal dari anggota keluarga, dimana persentasenya juga hanya beda satu angka dari sumber informasi berasal dari teman/kenalan yaitu 18 persen. Hal ini disebabkan karena konsumen yang belum menikah yang pada umumnya pelajar/mahasiswa maupun sudah bekerja lebih banyak berinteraksi dengan teman pekerjaan maupun pergaulan dalam sekolah. Oleh karena itu sumber informasi lebih efektif berasal dari teman/kenalan dibandingkan dengan yang lainnya. Ini juga sama halnya dengan konsumen yang sudah menikah yang memilih sumber informasi berasal dari teman.kenalan, sedangkan untuk konsumen yang sudah menikah memilih anggota keluarga sebagai sumber informasi dikarenakan sebagian waktunya lebih banyak berinteraksi dengan keluarga barunya dalam pernikaha maupun saudara yang berasal dari keluarga kedua belah pihak pasangan.
51
Tabel 13. Penyebaran konsumen berdasarkan fokus perhatian utama mengenai Gumati Paledang Bogor Fokus Perhatian
Persentase (%)
Citarasa Makanan
14
Harga
1
Lokasi
15
Pelayanan
4
Fasilitas
0
Suasana
65
Lainnya
1
Jumlah
100
Sebagian besar konsumen memilih fokus perhatian utama mengenai Restoran Gumati Paledang yaitu Suasana sebesar 65 persen. Hal ini dikarenakan Restoran Gumati Paledang memiliki suasana yang menarik perhatian pengunjung dengan memperlihatkan keindahan panorama kota Bogor, contohnya keindahan gunung yang tampak jelas dilihat oleh mata serta lampu-lampu yang terpancar dari tiap gedung maupun rumah yang ada disekitarnya yang semakin memperlengkap keindahan panorama tersebut, khususnya pada malam hari. Fokus perhatian utama selanjutnya yaitu lokasi sebanyak 15 persen, lokasi Restoran Gumati Paledang dapat dikatakan strategis karena merupakan jalan yang selalu dilewati oleh kendaraan mobil, motor, maupun angkutan umum, selain itu daerah restoran ini berada di dekat Kebun Raya Bogor, stasiun, dan mall BTM yang sering dilalui oleh masyarakat Bogor maupun pengunjung dari luar Bogor.
52
4.3.3 Evaluasi Alternatif Tabel 14.
Penyebaran konsumen berdasarkan pertimbangan berkunjung ke Gumati Paledang Atribut Pertimbangan Persentase (%) Citarasa Makanan
15
Keragaman Menu Makanan
4
Harga yang Terjangkau
1
Lokasi yang Strategis
3
Pelayanan yang Memuaskan
6
Fasilitas yang Memadai
16
Suasana yang nyaman dan Santai
55
Lainnya
0
Jumlah
100
ketika
Dari hasil penelitian diketahui, bahwa pertimbangan utama konsumen ketika berkunjung ke Restoran Gumati Paledang mayoritas memilih Suasana yang nyaman dan santai sebesar 54 persen. Kemudian diikuti dengan faktor fasilitas yang memadai sebesar 16 persen, citarasa makanan sebesar 15 persen, pelayanan yang memuaskan sebesar 6 persen, keragaman menu makanan dan lokasi yang starategis sebesar 4 persen, dan terakhir konsumen memilih harga yang terjangkau sebesar 1 persen. Harga yang terjangkau sebagai pilihan yang paling sedikit dipilih responden sebagai pertimbangan ketika berkunjung ke Restoran Gumati Paledang, hal ini dikarenakan harga pada setiap produk makanan maupun minuman yang ditawarkan oleh restoran tersebut relatif mahal dibandingkan dengan restoran sejenis lainnya di kota Bogor.
53
Tabel 15. Penyebaran konsumen berdasarkan sikap jika Gumati Paledang sedang tutup diluar waktu operasional Sikap Konsumen Persentase (%) Membatalkan niat membeli dan
19
makan dirumah Membeli makanan yang sejenis di
18
tempat lain dan tidak membeli kembali di Restoran Gumati di lain hari Membeli makanan yang sejenis di
63
tempat lain dan membeli kembali di Restoran Gumati di lain hari Jumlah
100
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, diketahui bahwa sikap konsumen jika Restoran Gumati Paledang sedang tutup diluar waktu operasional, mayoritas konsumen memilih untuk membeli makanan yang sejenis di tempat lain dan membeli kembali di Restoran Gumati di lain hari sebanyak 63 persen. Kemudian diikuti dengan membatalkan niat membeli dan makan dirumah sebesar 19 persen, dan membeli makanan yang sejenis di tempat lain dan tidak membeli kembali di Restoran Gumati di lain hari sebesar 18 persen. Hasil pengolahan data ini menunjukkan bahwa restoran tersebut sudah memiliki konsumen yang berloyalitas tinggi terhadap restoran. Oleh karena itu, pihak restoran harus mampu mempertahankan pelanggannya dengan lebih meningkatkan pelayanan sehingga konsumen merasa lebih puas lagi.
54
4.3.4 Keputusan Pembelian Tabel 16. Penyebaran konsumen berdasarkan pihak yang menemani ketika berkunjung ke Gumati Paledang Bogor Pihak yang Menemani Persentase (%) Keluarga
45
Teman/ Kolega
24
Pacar/Pasangan
30
Lainnya
1
Jumlah
100
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa pihak yang menemani ketika berkunjung ke Restoran Gumati Paledang oleh keluarga sebesar 45 persen, kemudian ditemani pacar/pasangan sebanyak 30 persen, teman/kolega sebanyak 24 persen, dan yang terakhir pilihan lainnya sebesar 1 persen. Mereka memilih untuk menghabiskan waktu bersama keluarga setelah melakukan kegiatan maupun rutinitas sepanjang hari. Karena restoran ini cocok sebagai tempat yang nyaman dan santai untuk berkumpul bersama keluarga. Restoran Gumati merupakan salah satu jenis restoran keluarga yang sebagian besar makanannya bukan untuk ukuran per orang, melainkan ukuran yang lebih besar buat keluarga. Tabel 17. Tabulasi silang asal kedatangan dengan pihak yang menemani Asal kedatangan
Pihak yang Menemani Keluarga
Teman/
Pacar/
Kolega
Pasangan
Lainnya
Total
Bogor
24
5
12
0
41
Luar Bogor
20
19
19
1
59
Total
44
24
31
1
100
Chi-Square
0,043
Hasil tabulasi silang antara asal kedatangan dengan pihak yang menemani menunjukkan bahwa diantara keduanya saling berhubungan, dimana nilai chisquare 0,043. Diketahui bahwa konsumen yang berkunjung ke restoran baik dari mayoritas ditemani oleh keluarga yaitu konsumen berasal dari Bogor sebanyak 24 persen, sedangkan luar Bogor sebanyak 20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
55
restoran ini merupak restoran yang cocok buat keluarga, selain dari suasananya maupun makanannya yang menyajikan makanan sebagian besarnya merupakan makanan keluarga. Tabel 18. Penyebaran konsumen berdasarkan hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan kunjungan ke Gumati Paledang untuk pertama kali Pertimbangan Dalam Memutuskan
Persentase (%)
Kunjungan Restoran Terkenal
14
Lokasi yang Strategis
14
Citarasa Makanan
11
Promosi yang Menarik
1
Suasana yang Nyaman
57
Harga yang Terjangkau
1
Sarana Pendukung Restoran yang
2
Memadai Jumlah
100
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, diketahui bahwa halhal yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan kunjungan ke Gumati Paledang untuk pertama kali yaitu didominasi oleh pilihan suasana yang nyaman sebesar 57 persen, kemudian pilihan restoran terkenal dan lokasi yang staregis sebesar 14 persen, pilihan citarasa makanan sebanyak 11 persen, sarana pendukung restoran yang memadai sebesar, harga yang terjangkau dan promosi yang menarik sebesar 1 persen. Hasil ini semakin mempertegas bahwa pilihan suasana yang nyaman memang menjadi pilihan mayoritas konsumen dalam memilih restoran Gumati Paledang Bogor. Inilah yang menjadi keunggulan Restoran Gumati.
56
Tabel 19. Penyebaran konsumen berdasarkan proses keputusan pembelian ketika mengunjungi Restoran Gumati Proses Keputusan Pembelian Persentase (%) Direncanakan Membeli
57
Tidak Direncanakan Membeli
43
Jumlah
100
Jika dianalisis dari proses keputusan pembelian ketika mengunjungi Restoran Gumati, diketahui bahwa konsumen memilih direncanakan membeli sebesar 57 persen, dan tidak direncanakan membeli sebesar 43 persen. Konsumen sudah terlebih dahulu menentukan bahwa restoran gumati akan menjadi restoran yang akan dikunjungi pada saat itu, bahkan untuk produk makanan dan minuman yang tersedia di Restoran Gumati Paledang sebagian konsumen sudah menentukan pilihan mereka. Sehingga setelah berada di restoran tersebut, mereka hanya memerlukan waktu yang sebentar untuk memesan makanan. Konsumen yang tidak merencanakan pembelian ketika mengunjungi restoran Gumati Paledang, biasanya tidak sengaja melewati restoran Gumati, sehingga mereka memutuskan untuk melihat ke dalam restoran dan melakukan proses pembelian. Tabel 20. Penyebaran konsumen berdasarkan pihak yang mempengaruhi ketika berkunjung ke Restoran Gumati Paledang Bogor Pihak yang Mempengaruhi Persentase (%) Keluarga
33
Teman/Kolega
42
Pacar/Pasangan
20
Media Cetak
2
Media Elektronik
1
Internet
2
Jumlah
100
Bedasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, diketahui bahwa setiap konsumen yang berkunjung ke Restoran Gumati paledang Bogor dipengaruhi oleh beberapa pihak seperti keluarga, teman/kolega, pacar/pasangan, media cetak, media elektronik, internet. Dari hasil pengolahan data tersebut menunjukkan
57
bahwa sebagian besar konsumen dipengaruhi oleh teman/kolega sebesar 42 persern, pilihan kedua terbanyak oleh keluarga sebesar 33 persen, pacar/pasangan sebesar 20 persen, media cetak dan internet sebesar 2 persen, dan pilihan media elektronik sebesar 1 persen. Tabel 21. Penyebaran konsumen berdasarkan waktu kunjungan ke Gumati Paledang Bogor Waktu Kunjungan Persentase (%) Pagi
0
Siang
7
Sore
25
Malam
68
Jumlah
100
Berdasarkan hasil pengolahan data waktu kunjungan konsumen ke Gumati Paledang Bogor diketahui bahwa konsumen memilih waktu malam untuk ke restoran sebesar 68 persen. Hal ini dikarenakan malam hari waktu yang tepat bagi konsumen mendapatkan suasana yang santai dan menyenangkan selama berada di Gumati, sehingga perasaan lelah dan capek setelah bekerja atau beraktivitas seharian tidak terasa lagi. Selain itu konsumen juga dapat merasakan udara dingin dan sejuk di malam hari yang semakin memperlengkapi suasana nyaman konsumen restoran. Sedangkan untuk pilihan waktu pagi, tidak ada konsumen yang memilih dikarenakan suasana sarapan di restoran ini tidak mendukung konsumen untuk mendapatkan suasana yang nyaman dan santai serta makanan yang disajikan oleh restoran ini tidak tepat untuk dikonsumsi sebagai sarapan. Tabel 22. Penyebaran konsumen berdasarkan hari kunjungan ke Gumati Paledang Bogor Hari Kunjungan Persentase(%) Hari Kerja
12
Hari Libur
88
Jumlah
100
58
Selain waktu kunjungan ke Gumati Paledang Bogor, tahap keputusan pembelian juga menganalisis hari kunjungan konsumen ke Restoran Gumati Paledang yang terdiri dari hari kerja dan hari libur. Dari hasil pengolahan data yang diperoleh, konsumen memilih hari libur untuk waktu yang tepat berkunjung ke restoran sebanyak 88 persen. Sedangkan konsumen yang memilih hari kerja sebagai hari berkunjung ke restoran sebanyak 12 persen. Hal ini dikarenakan hari libur waktu yang paling tepat untuk mengunjungi tempat wisata seperti restoran bersama keluarga, pacar/pasangan maupun teman. Tabel 23.
Penyebaran konsumen berdasarkan pengeluaran berkunjung ke Restoran Gumati Paledang Pengeluaran Selama Berkunjung Persentase(%) < Rp 100.000
9
Rp 100.000 – Rp 300.000
60
Rp 300.001- Rp 450.000
14
Rp 450.001- Rp 600.000
11
> Rp 600.000
6
Jumlah
selama
100
Dilihat dari hasil pengolahan data yang diperoleh, pengeluaran konsumen selama berkunjung ke Restoran Gumati paledang, mayoritas konsumen memilih pengeluaran sebesar Rp 100.000 – Rp 300.000 sebanyak 60 persen, kemudian diikuti dengan pengeluaran sebesar Rp 300.001- Rp 450.000 sebanyak 14 persen, Rp 450.001- Rp 600.000 sebanyak 11 persen, < Rp 100.000 sebanyak 9 persen, dan yang terakhir memilih > Rp 600.000 sebanyak 6 persen. Hal ini dikarenakan harga setiap makanan dan minuman yang ada di Restoran Gumati Paledang relatif mahal dibandingkan dengan restoran yang lainnya yang ada di Bogor.
59
Tabel 24. Tabulasi silang antara pendidikan terakhir dengan biaya yang dikeluarkan selama kunjungan (ribuan rupiah) Pendidikan
Biaya yang dikeluarkan selama berkunjung
Total
Terakhir
<100
100-300
300-450
450-600
>600
SD/SLTP
1
1
1
0
1
18
SMU/SMK
2
16
3
2
0
13
Diploma
0
6
2
1
2
27
S1
6
32
7
6
1
28
S2
0
5
2
2
1
12
S3
0
0
0
0
1
2
Total
9
60
14
11
6
100
Chi-Square
0,039
Dari tabulasi silang diperoleh hasil bahwa pendidikan terakhir dengan biaya yang dikeluarkan selama berkunjung berhubungan dengan nilai chi-square 0,039. Dilihat pada tabel, konsumen yang memiliki pendidikan terakhir S1 memiliki pengeluaran selama berkunjung yaitu Rp 100.000- Rp300.000 dengan persentase sebesar 32 persen, dan sama halnya dengan konsumen yang memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK. 4.3.5 Evaluasi Pasca Pembelian Tabel 25. Penyebaran konsumen berdasarkan sikap konsumen setelah berkunjung ke Gumati Paledang Sikap Konsumen Setelah Persentase (%) Berkunjung Sangat Puas
10
Puas
63
Biasa Saja
24
Tidak Puas
3
Sangat Tidak Puas
0
Jumlah
100
Dilihat dari hasil pengolahan data yang diperoleh terhadap sikap konsumen setelah berkunjung ke Restoran Gumati Paledang mayoritas konsumen merasakan puas sebesar 63 persen, lalu perasaan biasa saja sebesar 24 persen, selanjutnya sangat puas sebesar 10 persen, perasaan tidak puas sebesar 3 persen, dan terakhir perasaan sangat tidak puas tidak ada yang memilih. Hasil ini
60
menunjukkan bahwa konsumen belum merasakan perasaan yang sangat puas terhadap pelayanan maupun atribut yang dimiliki restoran tersebut. Oleh karena itu, pihak restoran Gumati harus mampu meningkatkan pelayanan dan kebutuhan konsumen terhadap restoran. Tabel 26. Penyebaran konsumen berdasarkan keunggulan Restoran Gumati Keunggulan Restoran Gumati
Persentase (%)
Restoran Terkenal
8
Lokasi yang strategis
9
Citarasa Makanan
8
Promosi yang Menarik
1
Suasana yang Nyaman
64
Harga yang Terjangkau
0
Pelayanan yang Memuaskan
3
Sarana Pendukung Restoran yang Memadai
5
Keragaman Menu Makanan
2
Lainnya
0
Jumlah
100
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, diketahui bahwa yang menjadi keunggulan Restoran Gumati adalah suasana yang nyaman sebanyak 64 persen. Selanjutnya lokasi yang strategis sebanyak 9 persen. Suasana yang nyaman sebagai keunggulan Restoran Gumati yang dipilih konsumen berkorelasi postif dengan hal-hal yang menjadi pertimbangan konsumen ketika berkunjung ke restoran Gumati pertama kali maupun kunjungan untuk selanjutnya. Hal ini didukung dengan adanya panorama kota Bogor yang indah pada malam hari yang dapat dinikmati konsumen selama berada di Restoran Gumati Paledang.
61
Tabel 27. Penyebaran konsumen berdasarkan sikap konsumen jika Produk di Gumati Paledang Bogor mengalami kenaikan harga Sikap Konsumen Jika Gumati Persentase (%) Paledang Mengalami Kenaikan Harga Akan Tetap Membeli di Restoran Gumati
55
Beralih ke tempat lain yang lebih murah
41
Tidak jadi membeli
4
Jumlah
100
Dari hasil pengolahan data yang diperoleh bahwa sikap konsumen jika produk di Gumati Paledang Bogor mengalami kenikan harga, maka konsumen akan tetap membeli di Restoran Gumati Paledang sebesar 55 persen. Sedangkan sebagian konsumen lagi memilih untuk beralih ke tempat lain yang lebih murah sebesar 41 persen, dan tidak jadi membeli sebesar 4 persen. Konsumen yang sebagian besar memilih tetap membeli di Restoran Gumati jika produk mengalami kenaikan harga biasanya mereka tidak terlalu mementingkan faktor harga dalam berkunjung ke restoran, karena sebagian besar konsumen restoran Gumati memiliki pendapatan menengah keatas tiap bulannya sehingga mereka masih mampu untuk membayar jika terjadi kenaikan harga produk. Tabel 28. Penyebaran konsumen berdasarkan kesediaan menyarankan orang lain untuk berkunjung dan mempromosikan Restoran Gumati Paledang Kesediaaan Konsumen Persentase (%) Mempromosikan Rahat Café Ya
91
Tidak
9
Jumlah
100
Selain ditinjau dari faktor harga, faktor promosi juga merupakan atribut pada tahap evaluasi pasca pembelian. Promosi bukan hanya dilakukan oleh pihak restoran saja, tetapi pihak konsumen yang sudah memiliki pengalaman
62
berkunjung ke restoran Gumati Paledang Bogor juga dapat berpartisipasi dalam mempromosikan restoran tersebut. Dari hasil pengolahan data yang diperoleh diketahui konsumen restoran menyatakan bersedia untuk menyarankan orang lain untuk berkunjung dan mempromosikan Restoran Gumati Paledang yaitu sebesar 91 persen, sedangkan konsumen yang tidak bersedia yaitu sebesar 9 persen. Hal ini dikarenakan konsumen merasa puas setelah berkunjung ke restoran, sehingga mereka tidak ragu untuk menceritakan pengalaman positif setelah berkunjung kepada orang lain yang belum pernah agar merasa tertarik juga untuk melakukan kunjungan ke Restoran Gumati Paledang. Tabel 29. Penyebaran konsumen berdasarkan minat melakukan kunjungan ulang ke Gumati Paledang Niat Melakukan Pembelian Ulang Persentase (%) Ya
96
Tidak
4
Jumlah
100
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh bahwa konsumen Restoran bersedia melakukan kunjungan ulang ke Gumati Paledang yaitu sebesar 96 persen. Sedangkan konsumen yang tidak berminat sebesar 4 persen. Konsumen yang berminat melakukan kunjungan ulang ke Restoran Gumati Paledang tidak merasa ragu untuk kembali karena mereka memperoleh kepuasan selama berada di restoran tersebut, baik dari aspek suasana yang nyaman dan santai, citarasa makanan, fasilitas yang memadai, lokasi restoran strategis dan aspek lainnya 4.4.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Pada tahap ini, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi konsumen alat analisis yang kita gunakan adalah analisis faktor. Analisis faktor membantu kita untuk melihat variabel-variabel mana yang akhirnya akan dipangkas, dan variabel-variabel yang sesuai dengan ketentuan analisis faktor inilah yang akan menjadi faktor-faktor dalam mempengaruhi preferensi konsumen. Tahap awal yang dilakukan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah menentukan variabel-variabel yang merupakan dimensi kualitas jasa yaitu faktor Reliability ( Keandalan), Responsiveness (Daya
63
Tanggap), Assurance (Jaminan), Emphaty ( Empati), Tangibles (Benda Berwujud). Pada penelitian ini ada 32 variabel yang akan dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor mempengaruhi preferensi konsumen. Setelah ditentukan variabel-variabel yang akan ditentukan untuk dianalisis, tahap kedua yang kita lakukan adalah pengujian korelasi antar variabel dalam preferensi konsumen dengan metode Bartlett’s Test of Sphrecity dan pengukuran Keiser Meyer Olkin dan Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA) .Uji KMO bertujuan untuk mengetahui apakah semua data yang terambil telah cukup untuk difaktorkan. Apabila nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka terima Ho sehingga dapat disimpulkan jumlah data telah cukup difaktorkan. Berdasarkan hasil pengujian korelasi pada penelitian ini menunjukkan korelasi angka KMO sebesar 0,786 dengan nilai signifikansi 0,00 jauh di bawah 0,05 sehingga variabel-variabel yang ada dikatakan sudah valid untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Selanjutnya dilakukan proses penyaringan terhadap variabel-variabel tersebut, sehingga didapatkan variabel-variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Jika nilai MSA lebih dari 0,5 maka variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut, sedangkan jika nilai MSA kurang dari 0,5 maka variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya. Setelah dilakukan pengolahan ternyata ada nilai MSA yang kurang dari 0,5 yaitu atribut menu makanan yang bervariasi, maka atribut menu makanan yang bervariasi yang akan direduksi. Nilai MSA dapat dilihat pada tabel anti image matrices, yaitu sejumlah angka yang berbentuk diagonal dengan tanda “a” pada bagian anti image matrices. Tahap selanjutnya adalah mengeluarkan atribut menu makanan yang bervariasi dan dilakukan reduksi kembali. Setelah dilakukan pereduksian kembali diperoleh hasilnya bahwa tidak terdapat variabel yang memiliki nilai MSA dibawah 0,5 dan korelasi angka KMO nya menjadi 0,793. Setelah dilakukannya proses penyaringan terhadap variabel-variabel tersebut dan didapatkan nilai KMO serta faktor yang direduksi, maka tahap selanjutnya adalah proses Factoring dengan metode ekstraksi Principal Component Analysis. Metode ini menghasilkan kesimpulan terhadap hubungan antara sejumlah variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga
64
dapat dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal, sehinga akhirnya dapat dikelompokkan variabel-variabel yang berkorelasi kuat yang merupakan variabel dominan yang mempengaruhi. Setelah melakukan Factoring diperoleh nilai communalities yang merupakan varians tiap variabel yang dijelaskan oleh faktor. Nilai communalities menunjukkan seberapa baik tiap faktor dijelaskan atau diwakili oleh faktor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai communalities sebuah faktor, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Hasil dari penghitungan tersebut membentuk delapan faktor baru yang mempengaruhi preferensi konsumen. Pembentukan faktor ini dapat dilihat pada Tabel Total Variance Explained. Pemilihan pengelompokan variabel menjadi delapan faktor berdasarkan nilai Eigenvalue yang lebih dari satu sedangkan yang kurang dari satu tidak diikutsertakan. Nilai Eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varian seluruh variabel yang dianalisis. Total variance explained sebesar 67.457%. Nilai loading factor pada Tabel Component Matrix perlu diperkuat agar perbedaan antara variabel yang masuk ke suatu faktor semakin jelas dengan melihat Tabel Rotated Component Matrix karena merupakan hasil rotasi nilai dengan metode varimax.
65
Berikut variabel-variabel yang telah diolah melalui analisis faktor dan terbentuk menjadi delapan faktor : Tabel 30. Delapan faktor baru yang terbentuk Faktor Baru Yang
Variabel
Terbentuk
Loading Factor
Ketersediaan makanan dan minuman 0.709541
yang dipesan Jaminan mutu makanan dan minuman yang disajikan ( halal, aman, dan
0.770528
higienis) Keterampilan pelayan dalam Faktor 1
memberikan pelayanan kepada
Kualitas Produk dan
konsumen
Pelayanan
Keramahan dan kesopanan pelayan dalam melayani konsumen Kenyamanan selama berada di Gumati Keamanan selama berada di Gumati
Faktor 2 Fasilitas Hiburan
Faktor 3
Tersedianya fasilitas live music Tersedianya fasilitas Wi-Fi Tersedianya taman, kolam renang, dan kolam ikan Tersedianya galeri
0.633446
0.62548 0.635492 0.55327 0.628854 0.708051 0.771187 0.70717
Lokasi restoran Gumati yang strategis 0.648135
Layout Restoran Tersedianya sarana pendukung yang memadai ( tempat parkir, musholla,
0.815366
toilet, westafel) Kebersihan dan kerapihan restoran
0.807524
66
Lanjutan Tabel 30 Faktor Baru Yang
Variabel
Loading
Terbentuk
Factor Penataan interior dan eksterior
0.614815
Tersedianya daftar menu yang 0.499998
jelas dan informatif Keterampilan dan pengetahuan terhadap restoran yang dimiliki 0.784152
karyawan dalam melayani konsumen Citra atau image Restoran Gumati Faktor 4 Citra
0.798501
yang baik di masyarakat Kesesuaian pelayanan pelayan
0.48622
dengan janji yang ditawarkan Harga yang ditawarkan
0.789795
Kegiatan promosi restoran yang 0.517542
menarik perhatian masyarakat Upaya Faktor 5 Perhatian
restoran
mengenali
Gumati
dan
untuk
memenuhi
0.751304
kebutuhan konsumen Tersedianya
telepon
untuk 0.50127
melayani dan menerima keluhan Tersedianya arena bermain untuk 0.568244
anak-anak Kemampuan karyawan
berkomunikasi dengan
konsumen
Faktor 6
selama melayani
Kemampuan komunikasi
Pemberian salam dan terimakasih
dan penampilan pelayan
oleh pelayan
0.60014
0.824728
Penampilan pelayan yang bersih, 0.48348
rapi, dan menarik
67
Lanjutan Tabel 30 Citarasa
makanan
dan 0.770603
minuman yang disajikan Kecepatan pelayan dalam Faktor 7
melayani dan menyajikan
Penyajian Makanan
pesanan konsumen Kecepatan dalam
0.554783
pelayanan menanggapi
0.466523
keluhan konsumen Keunggulan khas
atau
makanan
ciri yang 0.512224
Faktor 8
disajikan pada beberapa
Keunggulan Restoran
menu Kecepatan pelayan dalam menangani
transaksi
0.489592
pembayaran
Berdasarkan hasil analisis faktor terhadap preferensi, diperoleh bahwa faktor yang paling mempengaruhi pembelian adalah suasana nyaman yang termasuk dalam kualitas produk dan pelayanan. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan konsumen mengenai faktor yang paling mempengaruhi pembelian berdasarkan pada hasil analisis faktor memiliki korelasi positif dengan hasil proses keputusan pembelian yaitu pilihan suasana yang nyaman. Restoran Gumati Paledang merupakan jenis restoran yang memiliki keunggulan dalam memberikan suasana yang nyaman dan santai bagi konsumennnya, karena lokasi Gumati Paledang yang outdoor. Sehingga konsumen bisa melihat dengan jelas pemandangan
kota
Bogor,
khususnya
ketika
berkunjung
pada
malam
haripemandangan akan terlihat semakin indah dengan dilengkapi cahaya atau lampu yang bersinar dari rumah-rumah penduduk maupun gedung-gedung yang dekat dengan lokasi Gumati Paledang, serta cuaca yang dingin dan sejuk di malam hari semakin memperlengkapi suasana nyaman dan santai yang diinginkan konsumen.
68
4.4.1 Faktor 1 (Kualitas Produk dan Pelayanan) Faktor pertama yang terbentuk dinamakan faktor kualitas produk dan pelayanan. Faktor ini tersusun dari beberapa variabel yaitu Ketersediaan makanan dan minuman yang dipesan, Jaminan mutu makanan dan minuman yang disajikan ( halal, aman, dan higienis), Keterampilan pelayan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, Keramahan dan kesopanan pelayan dalam melayani konsumen, Kenyamanan selama berada di Gumati, Keamanan selama berada di Gumati. Berdasarkan hasil dari analisis faktor terhadap preferensi konsumen, menunjukkan bahwa konsumen mengharapkan Gumati Paledang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam kualitas makanan, maupun pelayanan yang diberikan oleh pelayan. Kedua hal ini menjadi faktor penting bagi konsumen dalam melakukan proses keputusan pembelian terhadap restoran, karena kualitas produk (makanan dan minuman) maupun kualitas pelayanan harus diberikan secara seimbang oleh restoran kepada konsumen. Berdasarkan tabel Total Variance Explained menunjukkan bahwa faktor pertama yang terbentuk mempunyai nilai Eigenvalue terbesar yaitu sebesar 8,251. Nilai Eigenvalue ini menunjukkan bahwa faktor pertama adalah faktor yang paling mempengaruhi preferensi konsumen terhadap Gumati Paledang. Faktor ini dapat menerangkan keragaman sebesar 26,616 persen. Hasil dari analisis faktor terhadap preferensi konsumen pada faktor 1 Kualitas produk dan pelayanan, memperlihatkan bahwa keenam variabelnya memiliki korelasi postif. Semakin tinggi kualitas produk dan pelayanan yang diberikan Gumati Paledang, maka semakin tinggi juga peluang preferensi konsumen kepada Gumati Paledang. Kualitas produk dan pelayanan merupakan kedua hal yang sangat penting bagi semua restoran. Pada umumnya restoran memiliki kualitas produk yang baik seperti citarasa makanan, jaminan halal, dan sebagainya tetapi dalam segi kualitas pelayanan belum maksimal. Hal ini disebabkan karena kurang mampunya manajemen sebuah restoran memaksimalkan kemampuan pelayannya dalam melayani konsumen. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, Gumati Paledang sudah memiliki pelayanan yang baik. Keramahan dan kesopanan yang dimiliki pelayan dapat terlihat pada saat konsumen datang ke restoran, konsumen disambut
69
dengan ramah dan sopan, dan diantar sampai ke mejanya masing-masing. Hal ini juga dilakukan oleh manajer restoran pada saat sedang berada di restoran. Kecepatan pelayan dalam melayani dan menyajikan pesanan konsumen belum baik, karena konsumen harus bersabar menunggu pesanan makanan datang. Hal ini dikarenakan, sedikitnya juru masak di restoran ini beserta para staf dapur yang menyediakan makanan. Konsumen yang menunggu pesanan makanannya datang biasanya tidak mempermasalahkan hal itu, karena mereka bisa melakukan banyak hal disana, yaitu mengunjungi galeri yang ada di dalam restoran tersebut, melihat karya-karya budaya dari beberapa daerah yang dipamerkan di dalam restoran, bahkan ketika pada malam hari mereka menikmati waktu menunggu dengan melihat panorama kota Bogor yang tampak jelas dari restoran. Kualitas produk dan pelayanan yang baik berbanding lurus dengan kepuasan konsumen. Semakin tinggi kualitas produk dan pelayanan yang diberikan Gumati Paledang semakin banyak juga konsumen yang merasa puas setelah berkunjung ke restoran ini. Oleh karena itu, konsumen bersedia mengunjungi kembali restoran ini, dan menyarankan orang lain untuk berkunjung. 4.4.2 Faktor 2 (Fasilitas Hiburan) Faktor kedua disebut sebagai faktor fasilitas hiburan. Faktor ini tersusun dari empat variabel yang memberikan kebutuhan konsumennya diluar produk dan pelayanan. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 3,584 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 11,561%. Faktor ini terdiri dari tersedianya fasilitas live-music, tersedianya fasilitas WiFi, tersedianya taman, kolam renang, dan kolam ikan, serta tersedianya galeri. Fasilitas hiburan seperti ini mungkin bukan menjadi syarat utama dalam sebuah restoran, tetapi peran fasilitas hiburan ini tidak kalah penting juga dari atribut lainnya. Diharapkan dengan adanya fasilitas hiburan ini menjadi penarik bagi konsumen untuk berkunjung ke Gumati Paledang. Pihak restoran menyediakan fasilitas seperti ini, karena mereka melihat kebutuhan konsumen ketika makan direstoran bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar tetapi mereka memperoleh kenikmatan lainnya yaitu mendapatkan suasana yang nyaman dan santai yaitu melalui live-music dan Wifi, sehingga kebutuhan konsumen akan informasi telah dipenuhi oleh pihak restoran.
70
Menurut hasil pengamatan dilapangan dan wawancara langsung ke manager Gumati Paledang adanya fasilitas seperti taman, kolam renang, kolam ikan, maupun galeri merupakan satu kesatuan paket yang diberikan restoran dalam bentuk pelayanan kepada konsumen. Sebenarnya fungsi dari taman, kolam renang, dan kolam ikan tidak hanya sebagai hiasan dari restoran ini, tetapi mampu membuat suasana suasana yang fresh selama disana. Untuk fasilitas galerinya sendiri, bertujuan agar konsumen tidak hanya makan akan tetapi dapat melihat hasil budaya bangsa dalam galeri restoran. Bahkan sekarang ini tidak hanya hasil budaya, tetapi kebutuhan perhiasan juga ada didalamnya. 4.4.3 Faktor 3 (Layout Restoran) Faktor ketiga dinamakan faktor layout restoran yang terdiri dari lima variabel yaitu lokasi restoran Gumati yang strategis, tersedianya sarana pendukung yang memadai ( tempat parkir, musholla, toilet, westafel), kebersihan dan kerapihan restoran, penataan interior dan eksterior, tersedianya daftar menu yang jelas dan informatif. Faktor ketiga ini mempunyai nilai Eigenvalue sebesar 2,189 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 7,062 persen. Dalam manajemen pemasaran ada studi tentang bauran pemasaran, layout merupakan bagian dari atribut tempat pada bauran pemasaran dalam produk dan jasa. Karena itu, layout merupakan variabel penting dalam perkembangan sebuah restoran yang dapat mempengaruhi preferensi konsumen. Restoran Gumati Paledang merupakan restoran yang memiliki gedung dengan lokasi yang strategis. Gedung restoran ini tidak berada di jalan raya, tetapi berada di lokasi yang merupakan tempat berlalu lalangnya mobil, motor, maupun angkutan umum. Sehingga setiap orang yang melewati restoran ini dapat melihat dengan jelas bangunan restorannya. Selain itu lokasi restoran ini memiliki jarak yang dekat dengan tempat-tempat yang pada umumnya sudah dikenal oleh masyarakat Bogor maupun luar Bogor, seperti stasiun, Kebun Raya Bogor, dan Mall BTM. Hal ini membuat konsumen yang datang dari luar kota Bogor tidak sulit menemukan tempat ini. Selain lokasi restoran yang strategis, restoran ini juga memiliki keunggulan terhadap bangunan gedungnya. Tersedianya sarana pendukung yang memadai seperti toilet, musholla, westafel, maupun tempat parkir membuat
71
konsumen tidak perlu khawatir ketika memerlukan sarana ini saat berada direstoran. Selain itu, kebersihan dan kerapihan mendukung sarana ini layak untuk digunakan, contohnya toilet yang selalu bersih, tersedia selalu tisu didalamnya, ketersediaan air yang lancar, bahkan penataan toiletnya dibuat elegan. Hal ini juga berlaku untuk sarana pendukung lainnya seperti musholla dan tempat parkir. Gumati Paledang juga menyediakan ruang istirahat bagi konsumen jika ingin beristirahat. Kebersihan dan kerapian yang menjadi ciri khas Gumati Paledang tidak hanya pada sarana pendukungnya saja. Akan tetapi kebersihan dan kerapihan ada pada setiap bagian restoran ini. Disetiap sudut restoran ini kita bisa melihat kebersihan dan kerapian restoran. Kerapian dalam penyusunan dan penataan aksesoris-aksesoris seperti lukisan yang dipajang ditembok, ataupun benda-benda antik yang tersusun dengan rapi di rak. Selain variabel kebersihan dan kerapihan, variabel penataan interior dan penataan eksterior juga menjadi ciri khas dari gumati dan dapat meningkatkan preferensi konsumen. Penataan eksterior dan interior yang memadukan suasana Jawa, Sunda, dan Bali mampu membuat konsumen yang datang merasa tertarik. Oleh karena itu, konsumen tidak akan lupa untuk mengabadikannya lewat kamera sebelum pulang ke tempat masing-masing. Hal ini harus dipertahankan oleh Gumati Paledang untuk mempertahankan loyalitas konsumen terhadap restoran ini. Selain ditinjau dari segi bangunan restoran maupun lokasinya, ternyata variabel daftar menu yang jelas dan informatif juga tidak kalah pentingnya dari yang lain. Daftar menu yang jelas dan informatif dapat memudahkan konsumen yang datang ke restoran ini tidak merasakan kesulitan untuk memahami isi daftar menunya, sehingga mereka dapat memesan makanan dengan cepat dan cerdas. 4.4.4 Faktor 4 (Citra) Faktor keempat disebut sebagai Citra yang terdiri dari keterampilan dan pengetahuan terhadap restoran yang dimiliki karyawan dalam melayani konsumen, citra atau image Restoran Gumati yang baik di masyarakat, kesesuaian pelayanan pelayan dengan janji yang ditawarkan. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 2,041 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 6,583 persen.
72
Semakin tingginya citra restoran dimata konsumennya, maka peluang preferensi konsumen kepada Gumati Paledang semakin besar. Keterampilan pelayan dalam membawa makanan sampai kepada menyajikan langsung makanannya ke meja konsumen, dilakukan dengan hati-hati, santai, tapi tidak ceroboh. Selain itu, kesesuaian pelayanan pelayan dengan janji yang ditawarkan pada Gumati Paledang dapat dikatakan baik. Hal ini membuat konsumen memiliki kepercayaan terhadap pelayanan yang diberikan oleh restoran dalam memenuhi kepuasan konsumen. Sehingga loyalitas konsumen terhadap restoran semakin besar. Hasil ini berkorelasi postif dengan proses pengambilan keputusan pada tahap evaluasi pasca pembelian, sebagian besar konsumen bersedia untuk berkunjung lagi ke Gumati Paledang. Berdasarkan hasil analisis faktor citra atau image restoran yang baik dimasyarakat membuat variabel ini juga merupakan hal yang penting pada faktor keempat. Sejauh ini, Gumati Paledang mampu menjaga nama baik restorannya, dan hal itu merupakan prestasi bagi sebuah restoran. Sedangkan berdasarkan dari hasil analisis deskriptif proses pengambilan keputusan pembelian, sebagian konsumen memilih pilihan restoran terkenal sebagai keunggulan Gumati Paledang pada tahap evaluasi pasca pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa kedua hasil analisis tersebut memiliki korelasi positif. Citra atau image restoran Gumati Paledang yang baik tidak hanya terkenal di masyarakat Bogor, tetapi diluar Bogor juga. Hasil ini terbukti dari jumlah responden yang datang ke Gumati Paledang mayoritas berasal dari luar Bogor. 4.4.5 Faktor 5 (Perhatian) Faktor kelima dinamakan faktor perhatian karena berisi variabel-variabel yang dominan merupakan perwujudan dari bentuk perhatian yang diberikan restoran kepada konsumen dalam mempengaruhi preferensi konsumen terhadap Gumati Paledang. Faktor Perhatian mempunyai nilai Eigenvalue sebesar 1,393 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 4,495 persen. Faktor ini terdiri dari lima variabel yaitu harga yang ditawarkan, kegiatan promosi restoran yang menarik perhatian masyarakat, upaya restoran Gumati untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan konsumen, tersedianya telepon untuk melayani dan menerima keluhan, dan tersedianya arena bermain untuk anak-anak. Restoran ini
73
mampu mengenali kebutuhan konsumen secara emosional. Tiap-tiap orang memiliki sifat ingin mendapatkan perhatian dari pihak manapun, hal ini berlaku juga pada konsumen restoran Gumati Paledang. Perhatian besar yang diberikan Gumati
Paledang
diharapkan
konsumen
dapat
memenuhi
kebutuhan
konsumennya Konsumen restoran Gumati Paledang mayoritas sudah memiliki pekerjaan, dan sebagian besar bekerja sebagai pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa harga yang ditawarkan oleh restoran yang relatif mahal masih mampu dijangkau oleh mayoritas konsumen, karena mereka memiliki pendapatan per bulannya berkisar antara Rp. 5.000.001- Rp 10.000.000. Hal ini juga terlihat pada proses pengambilan keputusan pembelian pada tahap evaluasi pasca pembelian, ketika harga keseluruhan produk di Gumati Paledang mengalami kenaikan, maka mayoritas konsumen akan tetap membeli di Gumati Paledang. Kualitas produk dan pelayanan yang diberikan oleh restoran mampu membuat konsumen lebih mementingkan kedua hal itu daripada harga untuk setiap produk makanan dan minuman Resstoran Gumati Paledang. Selain harga yang ditawarkan, kegiatan promosi restoran yang menarik perhatian masyarakat. Untuk saat ini promosi yang dilakukan restoran melalui internet kurang efektif, karena berdasarkan hasil pengolahan data konsumen yang mengetahui informasi tentang restoran dari internet hanya empat orang. Selain itu variabel lainnya seperti upaya restoran Gumati untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan konsumen, tersedianya telepon untuk melayani dan menerima keluhan, dan tersedianya arena bermain untuk anak-anak merupakan variabel yang penting pada faktor perhatian yang mempengaruhi preferensi konsumen serta proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. 4.4.6 Faktor 6 (Kemampuan Komunikasi dan Penampilan Pelayan) Faktor keenam disebut sebagai faktor kemampuan komunikasi dan penampilan pelayan yang terdiri dari tiga variabel yaitu kemampuan berkomunikasi karyawan dengan konsumen selama melayani, pemberian salam dan terimakasih oleh pelayan, penampilan pelayan yang bersih, rapi, dan menarik. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,253 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 4,042 persen. Semakin besar keramahan dan penampilan
74
pelayan yang Restoran Gumati Paledang kepada konsumen maka akan semakin besar pula peluang preferensi konsumen terhadap Gumati Paledang. Kemampuan berkomunikasi pelayan dengan konsumen selama melayani harus berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini penting agar terjalin hubungan yang baik antara restoran dengan pelanggan. Selain itu, penting adanya variabel pemberian salam dan terimakasih dari pelayan sebagai bentuk interaksi yang lebih interaktif lagi kepada konsumen. Selain kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh pelayan, penampilan pelayan secara keseluruhan juga penting dan menjadi ketertarikan sendiri bagi konsumen yang datang berkunjung. Penampilan pelayan yang bersih, rapi, dan menarik dapat meningkatkan preferensi konsumen terhadap restoran. Pelayan restoran memiliki seragam yang dipakai saat lagi sedang bekerja, bahkan pada hari Jumat restoran ini mewajibkan seluruh karyawannya memakai batik yang juga merupakan seragam dari restoran. Selain itu, karyawan wanita diwajibkan untuk menghias wajah mereka dengan make up. Hal ini bertujuan agar penampilan pelayan wanita kelihatan lebih segar dan menarik saat melayani konsumen. 4.4.7 Faktor 7 (Penyajian Makanan) Faktor ketujuh yang terbentuk berdasarkan hasil analisis faktor adalah faktor Penyajian Makanan. Faktor ini terdiri dari tiga variabel yaitu citarasa makanan dan minuman yang disajikan, kecepatan pelayan dalam melayani dan menyajikan pesanan konsumen, dan kecepatan pelayanan dalam menanggapi keluhan konsumen. Faktor ketujuh ini mempunyai nilai Eigenvaluesebesar 1,133 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 3,656 persen. Semakin besar daya tanggap restoran dalam penyajian makanan terhadap kebutuhan konsumen, maka semakin besar peluang preferensi konsumen kepada Gumati Paledang. Faktor Penyajian Makanan merupakan faktor yang penting bagi restoran, karena merupakan faktor pelayanan yang lainnya dalam memberikan pelayanan yang cepat dan terampil dalam menyajikan makanan. Pelayan harus memiliki daya tanggap dalam citarasa makanan dan minuman, artinya pelayan harus mampu mempertahankan citarasa makanan dan minuman yang enak dan diterima oleh konsumen, dan memperbaiki citarasa
75
makanan dan minuman yang dirasakan oleh konsumen tidak terasa enak. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer restoran, beliau mengungkapkan bahwa dulunya citarasa makanan restoran Gumati Paledang sering mengalami perubahan yang mengakibatkan konsumen tidak suka dan melakukan aksi protes kepada pihak restoran. Hal ini dikarenakan, saat itu koki di restoran ini bergantiganti orang sehingga citarasa makanan dan minumannya tidak konsisten. Namun sekarang, restoran Gumati Paledang mampu memperbaiki citarasa makanan dan minuman yang tidak konsisten karena telah memiliki koki tetap. Setiap konsumen yang mengunjungi restoran mengharapkan kecepatan kerja yang dilakukan oleh pelayan restoran. Hal ini dikarenakan, kesibukan masing-masing konsumen yang berbeda-beda sehingga menginginkan sesuatu yang cepat dan praktis. Kecepatan pelayan dalam melayani dan menyajikan pesanan konsumen, dan kecepatan pelayanan dalam menanggapi keluhan konsumen pada restoran Gumati Paledang sudah dapat dikatakan cukup baik selama ini. Oleh karena itu perlu dipertahankan pihak restoran. 4.4.8 Faktor 8 (Keunggulan) Faktor kedelapan yang terbentuk berdasarkan hasil analisis faktor adalah faktor keunggulan yang terdiri dari dua variabel yaitu keunggulan dan ciri khas makanan yang disajikan pada beberapa menu serta kecepatan pelayan dalam menangani transaksi pembayaran. Faktor kedelapan ini mempunyai nilai Eigenvalue sebesar 1,067 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 3,422 persen. Restoran Gumati Paledang mampu memenuhi janji pelayanannya secara akurat dan dapat diandalkan. Faktor kedelapan ini memiliki nilai Eigenvalue yang paling rendah. Hal ini bukan berarti faktor terakhir ini tidak penting dari faktor yang lainnya, faktor ini penting tapi memiliki tingkat kepentingan dengan nilai rendah yang dibandingkan dengan faktor lainnya. Keunggulan dan ciri khas makanan yang disajikan pada beberapa menu oleh Gumati Paledang merupakan salah satu ketertarikan bagi konsumen untuk mau berkunjung ke restoran ini. Prestasi seperti ini sudah seharusnya dipertahankan oleh Gumati Paledang. Adapun salah satu keunggulan dan ciri khas makanan yang disajikan oleh restoran yaitu pada menu Sup Ikan Bambu. Selain
76
itu, kecepatan pelayan dalam menangani transaksi pembayaran juga sudah mampu dilakukan oleh Restoran Gumati Paledang dengan baik. Kedua variabel ini ikut berperan serta dalam meningkatkan loyalitas konsumen terhadap restoran. 4.5.
Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui karakteristik,
proses pengambilan keputusan pembelian, dan preferensi konsumen terhadap restoran Gumati Paledang. Karakteristik konsumen berdasarkan hasil analisis deskriptif mayoritas perempuan dengan usia berkisar antara 21-30 tahun dan memiliki pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan merupakan konsumen yang paling konsumtif dibandingkan laki-laki, khususnya dalam memilih restoran sebagai tempat memperoleh makanan yang serba praktis dan cepat diluar rumah. Selain kebutuhan akan makanan dan minuman terpenuhi, konsumen juga mengharapakan restoran Gumati merupakan tempat yang cocok untuk menghilangkan rasa capek dan lelah setelah seharian bekerja. Karakteristik konsumen selain diperoleh melalui hasil analisis deskriptif, diperoleh juga dari hasil tabulasi silang. Diantaranya adalah tabulasi silang antara usia dengan pendapatan per bulan, maupun antara status pekerjaan dengan pendpatan per bulan sama-sama diketahui bahwa mayoritas konsumen yang berusia antara 21-30 tahun dan bekerja sebagai pegawai swasta memiliki pendapatan Rp 2.000.001- Rp 5.000.000 dan pendapatan antara Rp 5.000.001- Rp 10.000.000. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan konsumen termasuk ke dalam kelompok ekonomi menengah ke atas. Oleh karena itu, pihak restoran tidak perlu khawatir kalau harus menaikkan harga dengan tujuan untuk semakin meningkatkan produk dan pelayanan di dalam restoran akan tetapi sudah dipertimbangkan dengan baik dan matang. Hasil analisis deskriptif proses pengambilan keputusan pembelian konsumen menunjukkan bahwa mayoritas konsumen awalnya mengunjungi restoran Gumati hanya sekedar coba-coba. Setelah mengunjungi restoran mereka memperoleh suasana yang nyaman dan santai, hal inilah yang menjadi manfaat utama yang didapatkan untuk melakukan proses pembelian selanjutnya. Berdasarkan dari hasil analisis tabulasi silang juga menunjukkan hal yang sama pada hasil analisis deskriptif bahwa ada hubungan antara usia dengan manfaat
77
utama ketika berkunjung yaitu memperoleh suasana nyaman dan santai. Selain dari segi manfaat utama, dapat diketahui bahwa sumber informasi tentang restoran berasal dari teman/kenalan. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang sifatnya dari mulut ke mulut ini lebih efektif dibandingkan melalui media cetak, media elektronik, maupun internet. Oleh karena itu, untuk segi promosi Gumati Paledang tidak terlalu menggalakkannya secara besar-besaran. Dilihat dari tabulasi silang antara status pernikahan dengan sumber informasi diperoleh bahwa mayoritas konsumen yang mengetahui informasi dari teman/kenalan seseorang yang belum menikah, karena mayoritas merupakan seorang pelajar/mahasiswa maupun pekerja. Pada saat tertentu restoran Gumati Paledang perlu melakukan promosi dikalangan pelajar/mahasiswa yang diadakan disekolah maupun kampus. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan tabulasi silang diperoleh bahwa mayoritas konsumen sudah merasakan puas akan produk dan pelayanan yang diberikan. Selain itu tingkat loyalitas konsumen akan restoran dapat dikatakan sangat baik, karena mayoritas konsumen akan tetap membeli makanan yang sejenis di tempat lain dan membeli kembali di restoran dilain hari jika Gumati Paledang sedang tutup diluar waktu operasional. Bahkan ketika harga pada tiap produk di restoran mengalami kenaikan, konsumen akan tetap membeli. Selain itu tingkat loyalitas konsumen yang tinggi juga dapat dilihat dari asal kedatangan konsumen yang mayoritas berasal dari luar Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kedekatan jarak antara restoran dengan tempat tinggal mereka tidak jadi masalah bagi konsumen. Konsumen juga bersedia untu mempromosikan dan menyarankan orang lain untuk berkunjung ke restoran. Sesuai dengan formulasi preferensi yang terdiri dari dua hal yaitu preferensi berdasarkan atribut atau preferensi berdasarkan sikap. Gumati Paledang disukai atas dasar preferensi pada atribut daripada sikap. Oleh karena itu konsumen lebih menyukai hal yang terkait dengan atribut, contohnya adalah atribut suasana. Konsumen memilih restoran ini karena atribut unik yang dimiliki setelah membandingkan dengan restoran sejenis yang ada di kota Bogor. Konsumen tidak melihat dari segi atribut bersama yang dimiliki dari restoran lainnya, seperti dari segi rasa yang lebih istimewa dan beragam, harga yang relatif lebih murah dibandingkan Gumati Paledang, maupun lokasi yang strategis di
78
pusat kota Bogor yang seharusnya menjadi pilihan konsumen restoran yang sebagian besar berasal dari luar Bogor. Selain itu, konsumen yang mayoritas adalah seorang pekerja dengan status pekerjaaan pegawai swasta memiliki jam kerja yang lebih padat daripada pegawai negeri, wiraswasta, maupun ibu rumah tangga. Oleh karena itu mereka membutuhkan tempat yang cocok untuk memberikan suasana nyaman dan santai sehingga dapat menghilangkan rasa lelah dan capek. Gumati Paledang adalah tempat yang mereka pilih untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilihat dari atribut suasananya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka seorang pelancong (pendatang) yang tidak berorientasi merek, tetapi melihat atribut unik yang dimiliki restoran yang satu yang tidak dimiliki restoran yang lainnya karena preferensi yang dibentuk tidak berdasarkan sikap. Berdasarkan hasil faktor-faktor yang mempengaruhi prefensi konsumen terhadap Gumati Paledang Bogor yang menggunakan analisis faktor terbentuk delapan faktor baru yaitu faktor kualitas produk dan pelayanan, fasilitas hiburan, layout restoran, citra, perhatian, kemampuan komunikasi dan penampilan pelayan, penyajian makanan, serta keunggulan restoran. Dari hasil tersebut, dapat disusun langkah-langkah yang dapat dilakukan Restoran
Gumati
Paledang
dalam
menghadapi
para
pesaingnya
dan
mengembangkan kualitas produk dan pelayanannya, serta kualitas dengan menggunakan bauran pemasaran jasa delapan P, antara lain : 1.
Produk merupakan hal yang penting dalam sebuah bisnis, khususnya pada bisnis restoran. Restoran Gumati Paledang harus memiliki kualitas produk yang lebih tinggi agar mampu bersaing dengan pesaing. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh restoran untuk memenuhi kualitas produknya dengan membuat inovasi pada produk makanan dan minuman yang sudah ada, memperbaiki citarasa pada makanan dan minuman agar lebih disukai oleh konsumen, menciptakan produk makanan dan minuman yang lebih istimewa yang belum dimiliki oleh restoran lain, sehingga menjadi cirikhas produk restoran Gumati Paledang.
2.
Restoran Gumati Paledang dapat dikatakan cukup strategis karena berada di jalan yang sering dilalui oleh kendaran pribadi maupun angkutan umum. Selain itu lokasi restoran ini memiliki kedekatan jarak dengan tempat-
79
tempat yang sudah dikenal masyarakat luas seperti mall BTM, Kebun Raya Bogor, maupun stasiun. Restoran Gumati Paledang juga memiliki suasana yang nyaman karena didukung dengan panorama kota Bogor yang indah disekitar restoran, serta view gunung yang terlihat dengan jelas dari restoran. Oleh karena itu, restoran harus selalu menjaga lingkungan disekitarnya tetap asri dan indah, memperbaiki fasilitas yang rusak, dan menambahkan sentuhan yang baru pada layout restoran sehingga konsumen tidak bosan. 3.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, sumber informasi mengenai Gumati Paledang berasal dari teman/kenalan. Oleh karena itu, promosi yang paling efektif ternyata menggunakan metode word of mouth dibandingkan promosi yang dilakukan di internet, media cetak maupun media elektronik. Strategi tepat yang dapat dilakukan oleh restoran yaitu meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya, sehingga konsumen yang terlebih dahulu merasa puas dan tidak ragu menceritakan pengalamannya kepada orang lain. Akan tetapi restoran juga perlu melakukan inovasi dalam kegiatan promosi yang membuat konsumen yang tidak pernah datang menjadi tertarik seperti promosi ke kantor, sekolah, maupun dan sebagainya. Selain itu, pihak restoran dapat melakukan promosi dengan cara menampilkan artis-artis ibu kota untuk tampil di restoran tersebut yang dulunya pernah dilakukan oleh manajer sebelumnya sehingga menjadi suatau ketertarikan sendiri bagi konsumen.
4.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen tidak mementingkan atribut harga dalam memilih restoran Gumati Paledang. Hal ini terlihat pada hasil penelitian konsumen akan tetap membeli di restoran walaupun harga produk mengalami kenaikan harga. Selain itu mayoritas konsumen termasuk ke dalam golongan pendapatan menengah keatas. Konsumen lebih mementingkan faktor produk dan pelayanan dalam proses keputusan pembeliannya. Walaupun begitu, jika restoran ingin menaiki harga harus memutuskannya secara bijak dan menyesuaikan dengan kondisi saat itu.
5.
Setiap pegawai restoran harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam hal melayani kebutuhan konsumen serta memiliki keterampil dan
80
kecepatan dalam pelayanan kepada konsumen, sehingga dapat tercipta hubungan yang baik dan berkelanjutan demi menunjang perkembangan restoran. 6.
Restoran Gumati Paledang sudah memiliki fasilitas pendukung yang memadai seperti musholla, toilet, lahan parkir, ruang istirahat, bahkan meeting room. Fasilitas pendukung ini harus dijaga agar tidak rusak dan tetap bersih dan rapi sepanjang hari.
7.
Proses merupakan elemen yang penting dalam keberlangsungan sebuah bisnis. Proses yang sudah diterapkan dan berlangsung dengan baik pada restoran dapat memberikan nilai lebih dimata konsumen. Hal ini dapat menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan oleh restoran. Oleh karena itu, seluruh pelayanan yang diberikan kepada konsumen harus optimal dan maksimal agar konsumen merasa puas.
8.
Produktivitas yang dilakukan oleh bisnis restoran dalam mengubah input menjadi output jasa akan memberikan nilai lebih bagi pelanggan dan mendukung restoran dapat bersaing dan menjadi yang lebih unggul dibandingkan dengan restoran yang lain. Oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi kualitas pelayanannya, yaitu kecepatan pelayan dalam menyajikan makanan maupun menanggapi keluhan konsumen. Selain bauran pemasaran jasa delapan P, kajian atas pasar potensial yang
dipilih, manajemen pemasaran jasa juga perlu diterapkan oleh restoran untuk menyusun langkah-langkah dalam menghadapi persaingan tersebut, antara lain : 1.
Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan Restoran Gumati Paledang berdasarkan hasil penelitian meliputi aspek demografis yaitu mayoritas konsumen yang datang ke restoran usia dengan kategori orang dewasa yaitu berkisar 21-30 tahun dan mayoritas memiliki pendapatan ekonomi menengah keatas. Oleh karena itu restoran Gumati perlu meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya lebih baik lagi dengan membuat inovasi produk yang dapat diterima oleh kalangan dewasa.
Restoran Gumati
Paledang tidak menetapkan wilayah sasaran geografik, karena restoran dapat melayani semua segmen pasar. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian mayoritas konsumen berasal dari luar Bogor.
81
2.
Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya restoran menentukan target pasar yang akan dicakup meliputi pria dan wanita yang berusia matang dan memiliki pekerjaan dengan pendapatan menengah ke atas. Konsumen yang mayoritas memiliki karakteristik seperti itu menunjukkan bahwa setelah sehari mereka berativitas dalam pekerjaan dan kegiatannya, mereka butuh energi melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi, selain kedua hal itu mereka juga membutuhkan suatu tempat dengan suasana nyaman dan santai yang dapat menghilangkan rasa capek dan lelah sepanjang hari. Restoran Gumati Paledang merupakan pilihan yang tepat bagi konsumen untuk mendapatkan ketiga hal tersebut.
3.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa positioning pasar pada Restoran Gumati Paledang adalah suatu bisnis industri gabungan produk dan jasa yang memberikan kepuasan kepada konsumen, memiliki keunggulan dalam hal suasana yang nyaman dan santai serta memiliki desain interior dan eksterior yang khas dibandingkan dengan restoran sejenis lainnya di kota Bogor.