IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Sahira Butik Hotel Sahira Butik Hotel berdiri pada bulan Februari tahun 2004 dan mulai beroperasi pada bulan Februari 2005. Sahira Butik Hotel pada mulanya adalah sebuah bangunan tua berbentuk sebuah rumah tinggal peninggalan zaman belanda yang kemudian di renovasi menjadi sebuah Hotel oleh ahli waris Sahira Butik. Hotel Sahira diambil dari kata “Sahara” yang artinya “Padang Pasir”. Dilihat dari segi design bangunan hotel ini terdapat sentuhan Arabian design, terlihat pada tampak luar hotel bagian atap berbentuk kubah Masjid. Untuk design interiornya sendiri merupakan perpaduan dari sentuhan Arabian dan etnik China. Dari segi bangunan bagian depan sampai Lobby Hotel tidak terlalu banyak mengalami perubahan, karena hotel ini masih mempertahankan bentuk keaslian bangunan rumah agar para tamu dapat merasakan kenyamanan seperti di dalam rumah. Sahira Butik Hotel memiliki fasilitas dan pelayanan berkualitas tinggi dan memiliki konsep lain dari hotel-hotel yang ada di kota Bogor, yaitu Quality, Exclusive dan Madani. Konsep madani yang ditampilkan adalah konsep operasional yang sejalan dengan norma agama, hukum dan masyarakat. Seperti yang telah dikatakan oleh Nabi Muhammad Saw: “Barang siapa yang memberi salam terlebih dahulu kepada orang lain yang ditemui, maka hatinya suci dari kesombongan” menjadi acuan bagi para karyawan Sahira Butik Hotel. Oleh karenanya seluruh jajaran manajemen siap bekerja keras untuk mewujudkan Hotel Butik yang benar-benar bernuansa Madani. Untuk mewujudkan konsep tersebut manajemen Hotel memberikan ketentuan-ketentuan Hotel yang diberlakukan untuk semua tamu yang akan menginap, sebagai berikut: 1. Tidak mengijinkan menginap bagi yang bukan suami–istri (Muhrim). 2. Tidak mengijinkan membawa wanita penghibur (wanita tuna susila). 3. Tidak mengijinkan membawa minuman keras dengan dalil apapun. 4. Tidak mengijinkan membawa /menggunakan obat-obat terlarang/narkoba.
5. Untuk pelanggaran terhadap ketentuan di atas pihak manajemen Hotel akan memberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. 4.1.2
Visi dan Misi Sahira Butik Hotel Visi dan Misi Sahira Butik Hotel disusun berdasarkan nilai-nilai yang akan
menjadi paradigma dan cara pandang dari seluruh karyawan pelaksana, para pengawas, manager, dewan direksi dan komisaris dari Sahira Butik Hotel. Paradigma ini akan memberikan arahan tentang inspirasi, sikap dan tingkah laku bagi seluruh unsur sumber daya manusia yang ada di lingkungan sekitar Sahira Butik Hotel. Visinya adalah menjadikan Sahira Butik Hotel sebuah butik Hotel bernuansa Madani yang menyediakan fasilitas dan pelayanan yang bekualitas kepada para tamunya. Sedangkan misinya menjadikan Sahira Butik Hotel sebuah badan usaha yang menguntungkan bagi pemilik dan pemegang saham, mampu mensejahterakan karyawan, memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar serta memiliki peluang untuk dikembangkan. Motto adalah sebuah kalimat atau kata-kata yang dipakai oleh Sahira Butik Hotel sebagai sebuah motivasi atau arah perjalanan usaha yang ideal untuk mengawal image hotel yang diinginkan oleh pemilik hotel dan para karyawan yang bekerja di Sahira Butik Hotel. Motto dari Sahira Butik Hotel adalah: 1. Quality: Mengutamakan pelayanan dan fasilitas yang berkualitas, mengutamakan dan menjaga kepuasan konsumen semaksimal mungkin. 2. Exclusive: Sahira Butik Hotel tidak untuk semua orang konsumen hanya dari kalangan terbatas yang sanggup membayar fasilitas dan pelayanan di Sahira Butik Hotel, konsumen hanya dari kalangan terbatas yang dapat menyesuaikan diri dengan konsep dan nuansa di Sahira Butik Hotel. 3. Madani: Mengusung nilai-nilai terbaik yang berlaku secara universal, memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk semua pihak, tidak menyediakan pelayanan yang berhubungan dengan prostitusi, tidak menyediakan makanan haram dan minuman beralkohol, ikut memerangi penggunaan narkoba yang dilarang pemerintah.
4.1.3
Sruktur Organisasi Secara garis besar struktur organisasi di Sahira Butik Hotel ditujukan untuk
bagaimana dapat melayani customer atau konsumen yang datang ke Sahira Butik Hotel sebaik-baiknya dengan menggunakan segala lapisan sumber daya manusia yang ada mulai dari jabatan yang tertinggi dan sampai tingkat paling bawah. Sahira Butik Hotel Bogor memiliki struktur organisasi yang terdiri dari beberapa departemen-departemen yang mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berbeda namun saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Adapun departemendepartemen yang ada di Sahira Butik Hotel antara lain: 1. Food and Beverage Service: Bagian ini mempunyai fungsi melaksanakan penjualan makanan dan minuman. Kegiatan-kegiatan itu adalah melaksanakan usaha pengembangan produk makanan dan minuman, merencanakan kegiatankegiatan yang dapat menarik tamu untuk makan dan minum di restoran hotel, melakukan pembelian bahan-bahan makanan dan minuman, penyimpanan bahan-bahan makanan dan minuman, melakukan pengolahan serta penyajian makanan dan minuman. 2. Front Ofice Departement: Peranan dan fungsi utama dari bagian ini adalah menjual (dalam arti menyewakan) kamar kepada para tamu. Oleh karena fungsinya itu, maka lokasi atau letak Kantor Depan Hotel seharusnya berada di tempat yang mudah dilihat atau diketahui oleh tamu. Bagian yang tedapat di front office ini adalah pelayanan pemesanan kamar, pelayanan penanganan barang-barang tamu, pelayanan informasi, pelayanan check-in dan check-out tamu dan kasir 3. Accounting Departement: Bagian keuangan yang memiliki tugas melakukan penerimaan dan penyerahan dalam segala kegiatan yang dilakukan oleh pihak hotel, mulai dari pembayaran pemesanan kamar hotel, baik dalam bentuk pembayaran tunai ataupun pembayaran secara credit card sampai pada proses pembelian barang-barang yang dibutuhkan oleh pihak hotel, dan departemen ini melakukan pelaporan penerimaan dan pengeluaran setiap periode satu tahun sekali. 4. Sales Marketing Departement: Bagian pemasaran/public relation yang bertugas merencanakan, mementukan harga, mempromosikan, memasarkan
produk atau jasa yang dihasilkan oleh pihak hotel. Selain itu bagian ini juga bertanggungjawab menerima penyewaan ruang untuk acara rapat dan seminar. 5. Housekeeping Departement: Salah satu bagian tata graha yang mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting dalam memberikan pelayanan kepada para tamu, terutama yang menyangkut pelayanan kenyamanan dan kebersihan ruang hotel. Bagian ini bertugas memelihara kebersihan dan kenyamanan ruangan hotel seperti kamar dan kamar mandi tamu, ruang rapat, lobby, balkon, corridor dan restoran. Dan juga bertanggungjawab terhadap kebersihan dan kerapihan mulai dari bagian dapur, ruang makan karyawan, ruang ganti pakaian karyawan, ruang kantor. 6. Engineering Departement: Teknik yang bertugas melaksanakan perencanaan, pemeliharaan dan perbaikan terhadap segala sesuatu yang berada di hotel. 7. Security Departement: Bagian yang bertanggungjawab atas keamanan lingkungan di sekitar hotel, termasuk dalam mengawasi jalannya suatu kegiatan yang sedang berlangsung di dalam hotel. Secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 dan secara sederhana struktur organisasi dari Sahira Butik Hotel Bogor digambarkan sebagai berikut: Owner
Direktur
Manager Umum/General Manager
Manager Operasional/Manager Administrasi
Tenaga Pengawas/Supervisor /Kepala Bagian
Tenaga Pelaksana di Lapangan
Konsumen Gambar 3. Alur dari Struktur Organisasi Sahira Butik Hotel
4.1.4
Fasilitas-fasilitas yang Terdapat di Butik Hotel Sahira Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Sahira Butik Hotel:
1. Kamar terdiri dari 36 ruangan: a. 10 Deluxe (Double) b. 12 Deluxe (Twin) c. 5 Deluxe Suite d. 5 Deluxe Family e. 2 Executive Suite f. 1 Royal Suite g. 1 Sahira Suite Program yang telah direncanakan oleh pihak hotel Sahira Butik Hotel akan menambah 51 kamar yang sedang dalam proses pembangunan saat ini. 2. Ruang rapat terdiri dari 5 ruang rapat yaitu: a. Zamrud I dan II, dengan kapasitas maksimal 100 orang b. Phirus, dengan kapasitas maksimal 75 orang c. Diamond, dengan kapasitas maksimal 50 orang d. Shapire, dengan kapasitas maksimal 25 orang Ruang rapat ini dibagi menurut tingkat harga dan kapasitas jumlah orang yang melakukan rapat, Dengan 4 macam paket meeting, Full Day Plus, Full Day, Half Day, Presentation. Berikut ini adalah Tabel 3 ruang rapat dan kapasitasnya. Tabel 3. Ruang Meeting dan Kapasitasnya di Sahira Butik Hotel Nama Ruangan PHIRUS ZAMRUD DIAMOND SAPHIRE
Lokasi Lantai 1 Lantai 1 Lantai 3 Lantai 4
Ukuran (M) 3,8 x 5,4 19 x 6 11,5 x 6 10 x 6,5
Ushape 50 25 25
Layout Ruangan Class Room Theatre Banquet 10 80 100 80 50 80 50 50 80 50
Sumber: Sahira Butik Hotel Bogor, 2008
3. Rahisa Restaurant & Vip Lounge Restoran ini menyajikan menu International Food, Asian Cuisine dan Traditional Indonesian Food. Restoran ini juga menampung 60 orang sekaligus dan dilengkapi dengan ruang VIP. 4. Swimming Pool for adult and children
Kolam renang terletak di tengah-tengah hotel dan kamar tamu memberi nuansa sejuk dan tenang bagi para penghuni kamar yang menginap di hotel. 5. Fasilitas penunjang Airport transfer, deposit box, kid’s corner, fitness center & health center (modern massage), free hot spot internet, mushola, area parkir, dan laundry. 4.1.5
Kegiatan Usaha Sahira Butik Hotel
1. Produk dan Jasa Sahira Butik hotel merupakan perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan dengan berbagai fasilitas yang melengkapinya. Sahira Butik Hotel memiliki fasilitas berupa kamar sebagai produk utama maupun ruang-ruang pertemuan. Adapun jumlah kamar di Sahira Butik Hotel adalah 36 kamar dan ruang pertemuan berjumlah empat ruangan. Selain kamar dan ruang pertemuan Sahira Butik Hotel juga menyediakan fasilitas restoran yang menyajikan berbagai makanan dan minuman khas tradisional Indonesia maupun mancanegara seperti Europan Food, International Food dan Asian Cuisine. Fasilitas-fasilitas lainnya yang terdapat di Sahira Butik Hotel secara lengkap telah dibahas sebelumnya. Sahira Butik Hotel dengan konsep Madani yang menampilkan konsep operasional yang sejalan dengan norma agama, hukum dan masyarakat. Aplikasi hotel berlandaskan syariah di Sahira Butik Hotel dapat dilihat dengan tidak adanya fasilitas-fasilitas seperti minuman beralkohol, makanan yang mengandung babi dan diskotik yang kesemuanya itu tidak sesuai dengan syariat islam. Oleh sebab itu, seluruh jajaran manajemen siap bekerja keras untuk mewujudkan Sahira Butik Hotel yang benar-benar bernuansa madani, dimana norma dan peraturan diterapkan secara halus namun sarat akan nilai-nila madani. Kualitas jasa yang ada mencerminkan bagaimana pengelolaan dari sudut internal perusahaan, baik dari pihak manajemen hotel maupun kualitas karyawannya dalam melayani konsumen secara baik berdasarkan kecepatan, ketanggapan dalam menghadapi keluhan, keramahan, kebersihan serta keamanan yang diberikan pihak hotel dan lain sebagainya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan yang berkualitas sangat diperlukan dukungan dan komunikasi yang baik dari pihak perusahaan, karyawan dan konsumen hotel dalam mewujudkan kepuasan konsumen.
2. Harga Didalam menetapkan harga diperlukan sebuah riset untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi. Dengan adanya survey kekuatan pasar maka harga produk atau jasa yag ditentukan akan sesuai dengan nilai produk atau jasa yang ditawarkan. Jadi jangan sampai harga yang ditetapkan terlalu mahal ataupun terlalu murah atas produk atau jasa yang ditawarkan. Faktor internal yang perlu dipertimbangkan adalah kesesuaian anatara kualitas produk yang ditawarkan Sahira Butik Hotel dengan harga yang akan ditetapkan. Dalam hal ini, bagian pemasaran harus menganalisa apakah kualitas produk serta fasilitas yang ada di Sahira Butik Hotel telah sesuai dengan harga yang akan ditetapkan dengan cara melakukan perbandingan harga dengan hotel bintang tiga lainnya yang tredapat di daerah Bogor. Sahira Butik Hotel harus menetapkan harga yang kompetitif namun dapat meraih keuntungan yang maksimal daripada para pesaingnya. Sahira Butik Hotel dalam menetapkan harga memberlakukan kebijakan harga berdasarkan tipe kamar, paket-paket ruang rapat, restoran dan fasilitasfasilitas lainnya. Harga atau tarif kamar pada Sahira Butik hotel untuk tahun 2009 terdapat pada Tabel 4. Berikut ini adalah tarif atau harga dari Meeting Package: a. Paket Full Day Plus: Rp. 475.000,- nett/person/day (2 X Cofee Break, Breakfast, Lunch or Dinner, Meeting Room) b. Paket Full Day: Rp. 325.000,- nett/person/day (2 X Cofee Break, Lunch or Dinner, Meeting Room) c. Paket Half Day: Rp 275.000,- nett/person/day (1 X Coffe Break, Lunch or Dinner, Meeting Room) d. Paket Presentation: Rp. 185.000,- nett/person/day (1 X Coffe Break + Meeting Room) Tabel 4. Harga/tarif kamar sahira Butik Hotel Bogor Tahun 2009 No
Tipe Kamar Khusus Individu
Harga/Tarif
1
Deluxe
Rp. 750.000/hari
2 3
Executive Suite Royal Suite
Rp. 1.150.000/hari Rp. 1.573.000/hari
4
Sahira Suite
Rp. 2.057.000/hari
Sumber: Brosur Sahira Butik Hotel Bogor, 2008
Harga penginapan yang ditentukkan oleh Sahira Butik Hotel masih tergolong cukup mahal, tetapi masih dapat dijangkau oleh konsumen tingkat menengah dan tingkat atas. Sahira Butik Hotel memberikan potongan harga kepada setiap konsumen apabila konsumen tersebut sudah beberapa kali menginap di hotel tersebut dalam rangka untuk memperbesar volume penjualan. Harga yang diberikan oleh manajemen hotel disesuaikan dengan fasilitas dan pelayanan yang didapatkan oleh para tamu seperti, para penghuni dapat menikmati kehidupan ala keluarga kerajaan Arab, hotel memiliki tangga yang dilapisi lantai marmer dan pualam, hamparan karpet bermotif arabian (tentu saja artifisial), mencerminkan keantikan dan kemewahan bangunan Arabian dan Itali, mempercantik kamar mandi dengan balutan marmer, serta mereka dapat melihat alam sekitar lewat jendela yang superbesar, para penghuni bisa menikmati pemandangan gunung salak yang sangat indah. 3. Promosi Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya atau menggunakannya. a. Iklan Sahira Butik Hotel mengiklankan produknya melalui berbagai media cetak, media elektronik dan media luar mengenai informasi kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Sahira Hotel. Seperti melalui koran dan majalah terkemuka, melalui website yang dapat diakses kapan saja dan menjalin kerjasama dengan jaringan TV RCTI (film reality show ‘Bedah rumah’) dan Metro TV. Selain itu juga melalui leaflet dan brosur dalam penawaran paketpaket khusus, biasanya berupa pemberian bonus dan voucher menginap pada hari tertentu. b.Personal selling Pada umumnya dilakukan melalui cara presentasi oral dengan satu atau lebih konsumen, wujud dari personal selling ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang pembicara yang dapat berkomunikasi dengan baik untuk meyakinkan konsumen atau calon konsumen untuk menggunakan produk dan jasa dari Sahira Butik Hotel. Kegiatan ini juga dilakukan dari mulut ke mulut
serta dilakukan kegiatan door to door yang dilaksanakan oleh bagian marketing personalia. 4. Distribusi Sahira Butik Hotel bekerjasama dengan travel agent yang memiliki reputasi baik dalam menyediakan akomodasi bagi tamu dari dalam maupun luar negeri selama menginap di Sahira Hotel. Pihak hotel juga memberikan tour guide untuk menjemput tamu hotel dari stasiun kereta api bogor atau dari terminal damri bogor. 4.2. Analisis Hasil 4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 responden yang menginap, baik yang baru pertama kali menginap atau yang telah menginap lebih dari satu kali. Berdasarkan perhitungan uji validitas dengan metode product moment pearson, diperoleh hasil korelasi setiap pernyataan untuk masing-masing atribut tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Banyaknya atribut yang diambil dalam kuesioner ini diperoleh berdasarkan hasil survey yang dilakukan sebelum kuesioner disebarkan. Seluruh nilai korelasi atau r-hasil setiap pernyataan lebih besar dari nilai r-tabel (α > 0,361 ) artinya semua pernyataan dianggap valid. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya. Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Hasil Uji reliabilitas terhadap 30 kuesioner menunjukkan nilai alpha (αcronbach) yang lebih besar dari 0,6 dan mendekati satu, sehingga kuesioner dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas pada ke-18 atribut untuk tingkat kepentingan memiliki nilai yaitu sebesar 0,847>0,60, sedangkan hasil uji reliabilitas untuk tingkat kepuasan memiliki nilai yaitu sebesar 0,856>0,60. Nilai dari hasil reliabel dapat dilihat pada Lampiran 1. Dapat disimpulkan bahwa konstruk untuk seluruh pertanyaan adalah reliabel.
Tabel 5. Hasil Validitas dan Reliabilitas Pada Setiap Atribut
Nilai 0,458 0,398 0,468 0,636 0,389 0,674 0,365 0,72 0,433
Tingkat Kinerja Nilai 0,373 0,377 0,384 0,564 0,409 0,62 0,409 0,421 0,492
0,647 0,372
0,676 0,834
0,466 0,391 0,624 0,364 0,623
0,813 0,625 0,757 0,589 0,355
0,695
0,761
0,666 0,847
0,722 0,856
Tingkat Dimensi Kualitas Pelayanan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kepentingan
Fasilitas restoran Fasilitas kamar hotel Kebersihan dan kerapihan kamar Penataan eksterior dan interior hotel Kualitas makanan dan Minuman Penampilan karyawan Harga/tarif hotel Kemudahan cara pembayaran Kemudahan pemesanan kamar Kemampuan karyawan berkomunikasi yang baik dan efektif Kesigapan karyawan hotel melayani konsumen Kesigapan karyawan menangani keluhan konsumen
Keamanan dan kenyamanan hotel Kejujuran karyawan hotel Pelayanan yang sopan dan ramah Image/citra hotel dimata konsumen Kepekaan karyawan terhadap keinginan dan kebutuhan tamu Pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih Reliabilitas
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabel
4.2.2 Deskripsi Responden 1. Jenis Kelamin Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 konsumen, sebagian besar konsumen berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 66 orang (66%) dan sebanyak 34 orang (34%) berjenis kelamin perempuan. Hasil tersebut dikarenakan hampir
sebagian besar
seorang
laki-laki
yang sedang
melaksanakan rapat (bisnis) atau untuk menginap di Sahira Butik Hotel Bogor. Perempuan 34 (34%) Laki-laki 66 (66%)
Gambar 4. Jenis Kelamin
2. Usia Usia seseorang dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap barang dan jasa. Konsumen yang mengisi kuesioner adalah usia diatas 17 tahun, dimana syarat dari pertanyaan pengisian kuesioner adalah ditujukan kepada konsumen yang berusia 17 tahun ke atas. 3. Tempat Tinggal Konsumen yang menginap di Sahira Butik Hotel sebagian besar bertempat tinggal di Jakarta (termasuk Tanggerang dan Bekasi) sebanyak 50 orang, sedangkan sebagian kecil konsumen yang menginap di Sahira Butik Hotel bertempat tinggal di Jawa Tengah yaitu hanya satu orang. Rata-rata mereka menginap di Sahira Butik Hotel dalam rangka melaksanakan tugas yaitu urusan bisnis di kota Bogor, jadi konsumen juga sebagian besar berasal dari kota Bogor yaitu sebanyak 27 orang. Untuk diagram batang yang menunjukkan konsumen (lainnya) sebesar 6 orang, yaitu mereka yang berasal dari luar negeri yaitu salah satunya dari negara Amerika Serikat (USA), Afghanistan, dan juga Inggris. 50 50 40
27 30
14 20
6
1
10
2
0
Bogor
Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Lainnya
Gambar 5. Tempat Tinggal 4. Pendidikan Tingkat pendidikan konsumen Sahira Butik Hotel cukup beragam, mulai dari SMU sampai dengan Pasca Sarjana. Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa konsumen tidak ada tamatan SD dan SLTP. Tingkat pendidikan yang paling dominan adalah tingkat pendidikan sarjana yaitu berjumlah 54 orang dan tingkat pendidikan pasca sarjana sebanyak 24 orang. Jadi dapat dikatakan bahwa konsumen yang menginap di Sahira Butik Hotel Bogor pada umumnya terpelajar.
54 60 50 40
24
30
18
20
0
10
0
4
0
SD
SLTP
SLTA
Diploma
Sarjana
Pascasarjana
Gambar 6. Tingkat Pendidikan 5. Jenis Pekerjaan Sebagian besar konsumen yang menginap di Sahira Butik Hotel adalah konsumen yang memiliki status sudah bekerja. Jenis pekerjaan konsumen yang paling dominan adalah pegawai swasta yaitu berjumlah 44 orang, diikuti dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 35 orang. Sedangkan hasil terendah yaitu dari pensiunan dan ibu rumah tangga yang hanya berjumlah 4 konsumen. Dapat dikatakan bahwa para konsumen dari Sahira hotel sudah memiliki pekerjaan yang memperoleh penghasilannya masing-masing. 44
50
35 40 30 20
7
6
4
10
4
0
Mahasiswa
PNS
Peg. Swasta
Dosen
Pensiunan Ibu RT
Gambar 7. Jenis Pekerjaan 6. Klasifikasi Pekerjaan Konsumen yang menginap di Sahira Butik Hotel sebagian besar sudah bekerja dan memiliki klasifikasi pekerjaan masing-masing. Klasifikasi pekerjaan konsumen yang sangat dominan adalah pegawai/employee yang berjumlah 56 orang, dan diikuti dengan tenaga professional/Self employee yang berjumlah 20 orang, pemilik bisnis/business owner berjumlah 18 orang, dan 6 konsumen yang terendah yaitu sebagai investor/pemegang modal.
56 60 50 40
20
30
18 6
20 10 0
Pegawai
Tenaga Profesional
Pemilik bisnis
Pemegang modal
Gambar 8 . Klasifikasi Pekerjaan 7. Pendapatan Perbulan Rata-rata pendapatan per bulan konsumen yang paling banyak menginap di Sahira Butik Hotel Bogor adalah dengan penghasilan rata-rata sebesar Rp. 3.000.000 – Rp 5.000.000 yaitu sebesar 34 orang, dan juga konsumen yang berpenghasilan Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 berjumlah 26 orang, konsumen yang berpenghasilan Rp 5.000.000–Rp 10.000.000 berjumlah 25 orang, sedangkan yang diatas 50.000.000 hanya 1 orang. Dengan tingkat pendapatan konsumen yang relatif rendah namun mereka dapat menginap di hotel sahira karena rata-rata dalam kegiatan dinas yang diakomodasi oleh perusahaan atau instansi. 34
40
26
25
30
20
8
6
10
1
0
<2 Juta
2–3 Juta
3–5 Juta
5 – 10 Juta
10 – 50 Juta
> 50 Juta
Gambar 9. Pendapatan Perbulan 8. Pengeluaran Perbulan Rata-rata pengeluaran konsumen untuk menginap di Sahira Butik Hotel Bogor per bulan sebesar Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 dengan jumlah persentase sebesar 40%, dan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 sebesar 33%, sedangkan pengeluaran konsumen yang paling sedikit adalah Rp. 5.000.000 – 10.000.000 sebesar 2 orang dan lebih dari Rp 10.000.000 dengan jumlah persentase sebesar 2 orang. Dengan pengeluaran yang mereka keluarkan sangat sesuai
dengan kedatangan konsumen ke Sahira hotel yang hanya datang 1-2 kali dalam setahun. 40 33
40
30
17 20
6
2
2
5 – 10 Juta
> 10 Juta
10
0
500 Rb – 1 Juta
500 ribu
3–5 Juta
1–3 Juta
Gambar 10. Pengeluaran Perbulan 9. Frekuensi Menginap Sebagian besar konsumen, sebanyak 72 konsumen pernah tinggal/menginap di Sahira Butik Hotel Bogor sebanyak satu sampai dua kali dalam satu tahun terakhir dan hanya 2 konsumen yang pernah menginap lebih dari lima kali dalam setahun. Frekuensi menginap konsumen dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur dalam menilai tingkat kepuasan konsumen di suatu hotel. Selain itu, hasil kuesioner menunjukkan bahwa 100% konsumen seluruhnya menyatakan bahwa jika mereka membutuhkan hotel dimasa mendatang, mereka berminat untuk menginap kembali di Sahira Butik Hotel Bogor. 47 50 40
25 30
19
20
7
10
2
0
1 Kali
2 Kali
3 Kali
4 – 5 Kali
> 5 Kali
Gambar 11 . Frekuensi Menginap 10. Cara Memperoleh Informasi Tentang Sahira Butik Hotel Diketahui bahwa sumber informasi awal konsumen mengenal Sahira Butik Hotel Bogor terbesar adalah informasi dari teman atau dari rekan kerja yaitu sebanyak 47 orang dan informasi melalui keluarga sebesar 32 orang. Hal ini menunjukkan bahwa promosi dari mulut ke mulut lebih efektif dibandingkan melalui media informasi lainnya, seperti melalui media brosur
hanya ada 2 konsumen, dan tidak ada satu konsumen pun yang mengetahui informasi melalui media radio. 47 50 40
32
30
16 20
2
10
0
3
Radio
Lainnya
0
Keluarga
Teman/ Rekan
Internet
Brosur
Gambar 12. Cara Memperoleh Informasi 11. Pertimbangan Awal Menginap Konsumen sebagian besar (61%) memilih menginap di Sahira Butik Hotel karena alasan suasana, hal ini sangat terbukti karena Sahira Butik Hotel menampilkan suasana yang etnik seperti banyak hiasan bernuansa arabian, serta menciptakan suasana yang aman dan nyaman. Konsumen (18%) memilih dengan alasan tempat dan lokasi, karena lokasi Sahira Butik Hotel strategis di pusat keramaian dan dekat dengan akses taman rekreasi seperti Kebun Raya Bogor, Taman Topi, dan perkantoran serta pusat hiburan dan perbelanjaan. Sedangkan alasan lainnya seperti karena hotel syariah, tugas kantor dan ketentuan panitia kegiatan hanya 1%. 61
70 60 50 40 30
18
15
20
5
1
10 0
Harga
Suasana
Pelayan
Lokasi
Lainnya
Gambar 13. Pertimbangan Awal Menginap 4.2.3
Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja IPA (Importance Performance Analysis)
1. Fasilitas Restoran Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 63 konsumen menilai fasilitas restoran penting, dengan alasan untuk konsumen merasa nyaman makan
dan minum ataupun melakukan kegiatan apapun di restoran yang telah disediakan pihak hotel, sedangkan untuk penilaian tingkat kinerja sebanyak 71 konsumen menyatakan bahwa fasilitas restoran yang disediakan oleh pihak Sahira Butik Hotel sudah baik. Kebutuhan konsumen pada atribu ini sudah cukup baik untuk dipenuhi. Tabel 6 Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Fasilitas Restoran Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot 1 Tidak Penting 2 Kurang Penting 3 Cukup Penting Penting 4 Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 0 2 48 50 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 0 Kurang Baik 2 6 Cukup Baik 3 192 Baik 4 250 Sangat Baik 5 448 Total
Jml Resp 0 0 5 70 25 100
Skor 0 0 15 280 125 425
Sumber: Data primer diolah (2010)
Skor penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kinerja menunjukkan bahwa skor tingkat kinerja lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kepentingan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja atribut ini belum memenuhi harapan konsumen secara optimum. Hasil perbandingan tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan menunjukkan kesesuaian sebesar 425/448 = 94,86% (<100%), hal ini menunjukkan bahwa atribut ini belum memenuhi kepuasan konsumen. Dimana tingkat kepuasan konsumen hanya mencapai 94,86persen dari harapan konsumen. 2. Fasilitas Kamar Hotel Pada setiap kamar di Sahira Butik Hotel Bogor dilengkapi dengan berbagai fasilitas sesuai dengan tipe dari tiap-tiap kamar dengan standar bintang tiga. Fasilitas di setiap kamarpun disesuaikan dengan jenis-jenis kamar dan juga sesuai dengan tarif yang telah diberikan oleh pihak hotel. Hasil penilaian konsumen terhadap atribut ini dapat dilihat pada Tabel 7. Data Tabel 7 menunjukkan bahwa 53 persen konsumen menilai fasilitas kamar hotel sangat lah penting, karena faktor itulah yang juga mendukung kenyamanan seorang konsumen terhadap pelayanan sebuah hotel. Penilaian tingkat kinerja Sahira Butik Hotel, hanya sebesar 22 konsumen menyatakan fasilitas dari Sahira Hotel sangat baik, tetapi disertai 73 konsumen mengatakan sudah baik, oleh karena itu ada baiknya pihak
Sahira lebih meningkatan lagi fasilitas kamar yang sudah ada, demi terlaksananya keinginan dan kebutuhan seluruh tamunya. Tabel 7. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Fasilitas Kamar Hotel Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 2 Kurang Penting Cukup Penting 3 Penting 4 5 Sangat Penting Total
Jml Resp 0 0 2 45 53 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 0 Kurang Baik 2 6 Cukup Baik 3 180 Baik 4 265 Sangat Baik 5 451 Total
Jml Resp 0 1 4 73 22 100
Skor 0 2 12 292 110 416
Sumber: Data primer diolah (2010)
Perbandingan skor tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan menghasilkan tingkat kesesuaian sebesar 416/451 = 92,24% (<100%), artinya kinerja atribut ini baru memenuhi kepuasan konsumen sebanyak 92,23%, jadi belum optimum karena tingkat kesesuaiannya masih dibawah 100%. 3. Kebersihan dan Kerapihan Kamar Kebersihan kamar adalah sesuatu yang pertama kali dilihat oleh tamu ketika menginap di suatu hotel. Kamar yang terlihat bersih tentu akan membuat tamu merasa nyaman dan senang. Pada Sahira Butik Hotel Bogor kebersihan kamar dijaga dengan melakukan pembersihan ruangan setiap hari, baik ketika tamu menginap maupun setiap pengosongan kamar. Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen menyatakan bahwa kebersihan kamar hotel sangat penting yaitu sebanyak 79%. Dari seluruh konsumen tidak ada yang menyatakan kurang penting ataupun tidak penting terhadap atribut ini. Penilaian terhadap tingkat kinerja yang telah dirasakan oleh konsumen, tidak ada satu konsumen pun yang menilai kebersihan dan kerapihan kamar tidak baik, sedangkan konsumen yang menilai sangat baik hampir setengah dari seluruh konsumen yaitu sebanyak 50 konsumen. Berarti dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen hotel sudah memberikan hasil yang cukup baik untuk para konsumennya dalam hal kebersihan kamar. Tingkat kesesuaian dari atribut ini yaitu sebesar 442/478 = 92,47% (<100%). Hal ini berarti atribut kebersihan dan kerapihan kamar hotel belum memenuhi harapan konsumen.
Tabel 8. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Kebersihan dan Kerapihan Kamar Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 Kurang Penting 2 Cukup Penting 3 4 Penting Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 0 1 20 79 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 0 Kurang Baik 3 Cukup Baik 3 80 Baik 4 395 Sangat Baik 5 478 Total
Jml Resp 0 1 6 43 50 100
Skor 0 2 18 172 250 442
Sumber: Data primer diolah (2010)
4. Penataan Ekterior dan Interior Hotel Penataan eksterior dan interior hotel merupakan desain dari suatu hotel, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Misalnya adalah tata letak perabotan, pencahayaan yang tertata apik, dinding yang dihiasi lukisan-lukisan menarik, furniture-furniture yang berkualitas dan lain sebagainya. Hasil survei pada Tabel 6 menunjukkan 50% konsumen mengatakan atribut ini sangat penting, dan tidak ada yang menyatakan kurang penting atau tidak penting. Hasil yang dirasakan oleh seluruh konsumen hotel, konsumen sebanyak 63 orang mengatakan bahwa penataan eksterior dan interior dari Sahira Hotel sudah cukup baik. Tabel 9. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Penataan dan Interior Hotel Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot 1 Tidak Penting 2 Kurang Penting Cukup Penting 3 Penting 4 5 Sangat Penting Total
Jml Resp 0 2 17 63 18 100
Tingkat Kinerja Penilaian Konsumen Skor Bobot 0 Tidak Baik 1 4 Kurang Baik 2 51 Cukup Baik 3 252 Baik 4 90 Sangat Baik 5 397 Total
Jml Resp 0 1 21 71 7 100
Skor 0 2 63 284 35 384
Sumber: Data primer diolah (2010)
Perbandingan antara skor tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan menunjukkan bahwa ada selisih. Dimana skor tingkat kinerja lebih rendah dibandingkan skor tingkat kepentingan yaitu 384/397 = 96,73% (<100%). Jadi hotel belum memenuhi kepuasan konsumen secara optimum.
5. Kualitas Makanan dan Minuman Selain penginapan, hotel juga menyediakan pelayanan food and beverage (makanan dan minuman). Berdasarkan hasil penelitian, konsumen menunjukkan bahwa 51 orang menyatakan atribut ini penting, sedangkan tidak ada satu konsumen pun yang menyatakan tidak penting. Total skor penilaian konsumen terhadap kinerja dari pelayanan kualitas makanan dan minuman pada Sahira Butik Hotel sebesar 369, dimana 56 konsumen menilai baik. Perbandingan antara skor tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan bahwa tingkat kepentingan lebih besar dibandingkan tingkat kinerja, yaitu 369/408 = 90,44% (<100%). Hal ini berarti kinerja atribut kualitas makanan dan minuman belum memenuhi kepuasan konsumen. Pada kenyataannya sebagian konsumen Sahira Butik Hotel masih mencari tempat makanan dan minuman di luar hotel seperti pergi ke resto Gumati Cafe yang berada tidak jauh di seberang lokasi Sahira Butik Hotel. Tabel 10. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Makanan dan Minuman Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot 1 Tidak Penting 2 Kurang Penting Cukup Penting 3 4 Penting 5 Sangat Penting Total
Jml Resp 0 1 19 51 29 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 Kurang Baik 2 57 Cukup Baik 3 204 Baik 4 145 Sangat Baik 5 408 Total
Jml Resp 0 1 36 56 7 100
Skor 0 2 108 224 35 369
Sumber: Data primer diolah (2010)
6. Penampilan Karyawan Penampilan karyawan adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam pemberian pelayanan kepada setiap konsumen. Penampilan karyawan menunjukkan citra dan kebanggaan tersendiri bagi pihak hotel Sahira. Karyawan Sahira Butik Hotel memakai seragam yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen hotel yang dilengkapi dengan tanda pengenal masing-masing karyawan disertai lambang hotel Sahira, sehingga penampilan dari karyawan terlihat rapih dan menarik.
Tabel 11. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Penampilan Karyawan Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 Kurang Penting 2 3 Cukup Penting Penting 4 Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 0 14 62 24 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 0 Kurang Baik 42 Cukup Baik 3 248 Baik 4 120 Sangat Baik 5 410 Total
Jml Resp 0 0 31 62 7 100
Skor 0 0 93 248 35 376
Sumber: Data primer diolah (2010)
Data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa 24 orang konsumen menilai sangat penting dan 62 orang konsumen menilai penting, dan tidak ada satupun konsumen yang memilih kurang penting ataupun tidak penting. Sedangkan penilaian terhadap tingkat kinerja penampilan karyawan Sahira Butik Hotel menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen menilai baik berjumlah 62%. Skor tingkat kepentingan adalah 410 dan tingkat kinerja 376 menunjukkan bahwa tingkat kinerja masih kurang dari tingkat kepentingan, 376/410 = 91,71% (<100%). Jadi hotel belum memenuhi kepuasan konsumen secara optimum. 7. Harga/Tarif Hotel Harga/tarif hotel merupakan faktor yang penting bagi konsumen dalam mempertimbangkan pemilihan hotel. Pentingnya harga tergantung sifat dari setiap pembeli/pemesan. Beberapa konsumen lebih menyukai faktor-faktor lain seperti lokasi hotel, kemudahan reservasi, keramahan dan image meskipun harganya relatif tinggi. Tabel 12. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kinerja Harga atau Tarif Hotel Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 Kurang Penting 2 3 Cukup Penting Penting 4 Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 1 5 41 53 100
Sumber: Data primer diolah (2010)
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 Kurang Baik 2 15 Cukup Baik 3 164 Baik 4 265 Sangat Baik 5 446 Total
Jml Resp 0 9 44 40 7 100
Tingkat
Skor 0 18 132 160 35 345
Hasil penelitian yang telah dilakukan, 53 orang menyatakan bahwa harga/tarif hotel memegang peranan sangat penting, serta tidak ada konsumen yang menyatakan tidak penting terhadap atribut ini. Pada pelaksanaannya, dari seluruh konsumen yang sangat dominan adalah 44 orang menyatakan cukup baik. Menurut para konsumen, harga atau tarif dari Sahira Butik Hotel masih diatas taraf yang cukup mahal dibandingkan dengan beberapa hotel yang berada di sekitar hotel Sahira. Total skor tingkat kepentingan pada atribut harga lebih tinggi daripada tingkat kinerjanya. Perbandingannya sebesar 345/446 = 77,35%, artinya hotel telah memenuhi kepuasan konsumen sebesar 77,35% (<100%). 8. Kemudahan Cara Pembayaran Sistem pembayaran yang cepat dan akurat akan memberikan kepuasan kepada
tamu
hotel dalam
menyelesaikan
pembayarannya.
Memberikan
kemudahan cara pembayaran, Sahira Butik Hotel menerima pembayaran melalui kartu kredit maupun tunai. Kemudahan dalam sistem pembayaran dengan cepat dan akurat mempengaruhi penilaian konsumen. Pembayaran yang mudah dan cepat dapat membuat tamu tidak perlu kehilangan banyak waktu yang mungkin saja sangat berarti bagi mereka, mengingat para tamu hotel sebagian besar adalah para pembisnis yang sangat sibuk. Tabel 13. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Kemudahan Cara Pembayaran Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 Kurang Penting 2 Cukup Penting 3 4 Penting Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 1 18 60 21 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 2 Kurang Baik 54 Cukup Baik 3 240 Baik 4 105 Sangat Baik 5 401 Total
Jml Resp 0 0 26 69 5 100
Skor 0 0 78 276 25 379
Sumber: Data primer diolah (2010)
Skor tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut ini adalah 401, dimana 60% konsumen menyatakan penting. Sedangkan skor tingkat kinerja adalah 379, dimana hanya 5% konsumen yang menyatakan sangat baik dan 69% konsumen menyatakan baik. Tingkat kesesuaian atribut ini adalah perbandingann antara skor tingkat kepentingan dengan skor tingkat kinerja yaitu sebesar 379/401 = 94,51%. Hal ini menunjukkan bahwa atribut ini belum memenuhi kepuasan konsummen.
9. Kemudahan Pemesanan Kamar Kemudahan pemesanan kamar akan berpengaruh pada tingkat hunian kamar suatu hotel. Oleh karena itu, pihak hotel berupaya memberikan pelayanan yang baik dalam hal pemesanan kamar, baik pemesanan secara langsung datang ke hotel maupun melalui media telepon atau internet. Misalnya petugas resepsionis yang menyambut dan melayani para tamu yang masuk ke dalam hotel dengan sopan dan ramah, telepon yang mudah dihubungi, e-mail yang cepat memperoleh tangapan dan lain sebagainya. Hasil survei menunjukkan bahwa 49% konsumen menyatakan penting terhadap kemudahan pemesanan kamar. Sedangkan tingkat kinerja hotel yang dirasakan oleh konsumen terhadap atribut ini dinilai sangat baik oleh 10% konsumen dan yang menilai baik dalam kemudahan memesan kamar yaitu sebesar 73 konsumen. Tabel 14. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Kemudahan Pemesanan Kamar Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 Kurang Penting 2 3 Cukup Penting 4 Penting 5 Sangat Penting Total
Jml Resp 0 1 7 49 43 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 2 Kurang Baik 21 Cukup Baik 3 196 Baik 4 215 Sangat Baik 5 434 Total
Jml Resp 0 0 17 73 10 100
Skor 0 0 51 292 50 393
Sumber: Data primer diolah (2010)
Perbandingan antara skor tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan menunjukkan bahwa ada selisih. Dimana skor tingkat kinerja lebih rendah dibandingkan skor tingkat kepentingan yaitu 393/434 = 90,55% (<100%). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja atribut belum memenuhi kepuasan konsumen. 10. Kemampuan Karyawan dalam Melakukan Komunikasi yang baik dan Efektif Kemampuan karyawan Sahira Butik Hotel Bogor dalam melakukan komunikasi yang baik dan efektif kepada seluruh konsumen merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya pemberian informasi dan pelayanan pada umumnya. Oleh karena itu, para karyawan hotel harus memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas mengenai segala sesuatu yang menyangkut mengenai hotel
Sahira atau segala hal yang berhubungan dengan Sahira Butik Hotel dan mengetahui tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Tabel 15. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Kemampuan Karyawan dalam Melakukan Komunikasi yang baik dan Efektif Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot 1 Tidak Penting Kurang Penting 2 Cukup Penting 3 4 Penting 5 Sangat Penting Total
Jml Resp 0 1 6 39 54 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 2 Kurang Baik 18 Cukup Baik 3 156 Baik 4 270 Sangat Baik 5 446 Total
Jml Resp 0 1 28 54 17 100
Skor 0 2 84 216 85 387
Sumber: Data primer diolah (2010)
Data Tabel 15 menunjukkan sebagian besar konsumen menilai atribut ini sangat penting yaitu 54%. Sedangkan penilaian tingkat kinerja hotel dalam atribut ini dinilai sangat baik oleh 17 dan dinilai baik oleh 54 konsumen. Hasil perbandingan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja adalah sebesar 387/446= 86,77%, artinya kinerja atribut ini belum memenuhi kepuasan konsumen. 11. Kesigapan Karyawan Hotel dalam Melayani Konsumen Kesigapan adalah kesediaan perusahaan dalam membantu dan memberikan usaha pelayanan yang cepat dan tanggap kepada para tamunya. Karyawan hotel hendaknya harus cepat tanggap kepada situasi dan kondisi dimana mereka harus membantu para tamunya yang memerlukan bantuan dengan sesegera mungkin. Tabel 16.Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan Kinerja Kesigapan Karyawan dalam Melayani Konsumen Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Penilaian Jml Penilaian Konsumen Bobot Resp Skor Konsumen Bobot Tidak Penting 1 0 0 Tidak Baik 1 2 0 0 Kurang Baik Kurang Penting 2 Cukup Penting 3 0 0 Cukup Baik 3 Penting 4 28 112 Baik 4 Sangat Penting 5 72 360 Sangat Baik 5 Total 100 472 Total
dan Tingkat
Jml Resp 1 2 26 53 18 100
Skor 1 4 78 212 90 385
Sumber: Data primer diolah (2010)
Data pada Tabel 16 menunjukkan bahwa tidak ada konsumen yang menilai cukup penting, kurang penting atau tidak penting. Konsumen yang menilai sangat
penting paling banyak yaitu 72% konsumen. Skor tingkat kinerja diperoleh dari hasil pembobotan dimana 18 orang menilai sangat baik dan 53 orang menilai baik. Meningkatkan kesigapan para seluruh karyawan Sahira Butik Hotel akan memungkinkan para konsumennya lebih merasa sangat puas terhadap pelayanannya. Tingkat kesesuaian sebesar 385/472 = 81,57% (<100%) menunjukkan kinerja atribut ini hanya memenuhi 81,56% dari harapan konsumen, sehingga belum mencapai 100%. 12. Kesigapan Karyawan Hotel dalam Menangani Keluhan Konsumen Tingkat harapan konsumen terhadap suatu pelayanan adalah berbeda-beda antara satu konsumen dengan konsmumen yang lainnya. Hal ini terjadi karena setiap orang mempunyai latar belakang dan kebutuhan yang berbeda-beda pula. Sehingga pelayanan yang dilakukan pihak Sahira Butik Hotel tidak selamanya dinilai baik oleh semua konsumen hotel. Oleh karena itu, konsumen yang merasa kebutuhannya belum terpenuhi dan tidak mendapatkan pelayanan sesuai yang mereka kehendaki maka mereka akan menyatakan dalam bentuk keluhan kepada pihak manajemen hotel. Seluruh karyawan yang menangani keluhan tersebut diharapkan dapat memberi kepuasan kepada konsumen hotel dengan penanganan keluhan yang cepat dan tepat. Tabel 17.Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan&Tingkat Kinerja Kesigapan Karyawan Menangani Keluhan Konsumen Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 2 Kurang Penting 3 Cukup Penting Penting 4 Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 0 3 31 66 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 0 Kurang Baik 2 9 Cukup Baik 3 124 Baik 4 330 Sangat Baik 5 463 Total
Jml Resp 1 3 27 56 13 100
Skor 1 6 81 224 65 377
Sumber: Data primer diolah (2010)
Pada Tabel 17 terlihat bahwa konsumen yang menilai sangat penting terhadap atribut ini yaitu sebanyak 66% konsumen, karena bagi konsumen atribut ini sangat dibutuhkan dalam menangani kebutuhannya, jadi kapanpun para tamu ingin mengeluh segala pelayanan yang dirasakannya, karyawan dapat sigap menanganinya. Sedangkan pada tingkat kinerja, sebanyak 3% konsumen menilai
kurang baik, berarti masih ada konsumen Sahira Butik Hotel yang masih merasakan ketidakpuasan terhadap kesigapan karyawan hotel dalam menangani seluruh konsumennya. Tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja pada atribut ini adalah 377/463 = 81,43% (<100%). Ini berarti harapan konsumen hanya terpenuhi sebesar 81,43%, dengan arti kepuasan konsumen pada atribut ini belum terpenuhi. 13. Keamanan dan Kenyamanan Hotel Rasa aman merupakan suatu hal yang diperlukan oleh setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari, demikian pula halnya dengan para tamu hotel. Pihak Sahira Butik Hotel selalu berusaha menciptakan rasa aman dan rasa nyaman bagi konsumennya dengan selalu bertanggungjawab terhadap keamanan dan kenyamanan tamu dari bahaya yang datang dari luar maupun dari dalam hotel Sahira selama tamu menginap ataupun melaksanakan kegiatan lainnya di dalam Sahira Butik Hotel. Tabel 18. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Keamanan dan Kenyamanan Hotel Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot 1 Tidak Penting Kurang Penting 2 Cukup Penting 3 4 Penting Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 0 2 19 79 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 0 Kurang Baik 6 Cukup Baik 3 76 Baik 4 395 Sangat Baik 5 477 Total
Jml Resp 0 1 6 50 43 100
Skor 0 2 18 200 215 435
Sumber: Data primer diolah (2010)
Berdasarkan penilaian tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut keamanan dan kenyamanan Sahira Butik Hotel ini, mayoritas konsumen menyatakan sangat penting yaitu sebanyak 79 orang dan 19 orang menyatakan penting. Sedangkan penilaian konsumen terhadap tingkat kinerja Sahira Butik Hotel terhadap atribut ini menunjukkan bahwa 43% konsumen menyatakan sangat baik dan 50 orang menyatakan sudah baik, maka terbukti bahwa para konsumen sudah merasa cukup puas terhadap keamanan dan kenyamanan hotel Sahira. Hasil perbandingan antara tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan yaitu sebesar
435/477 = 91,19% (<100%), menunjukkan bahwa harapan konsumen hanya terpenuhi 91,19% sehingga belum memenuhi kepuasan para konsumen. 14. Kejujuran Karyawan Hotel Kejujuran para karyawan hotel merupakan suatu hal yang harus dihimbau dan perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan kepada para tamu hotel Sahira. Misalnya ketika tamu hotel yang menginap sedang meninggalkan kamar ke luar untuk keperluan tertentu, maka dalam keadaan seperti ini kejujuran karyawan sangat diperhitungkan. Ketidakjujuran dalam memberikan informasi yang dibutuhkan juga akan merugikan dan menghambat aktivitas mereka. Oleh karena itu, Sahira Hotel sangat mementingkan kejujuran seluruh karyawannya. Tabel 19. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Kejujuran Karyawan Hotel Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 Kurang Penting 2 3 Cukup Penting Penting 4 Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 1 6 49 44 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 2 Kurang Baik 18 Cukup Baik 3 186 Baik 4 220 Sangat Baik 5 436 Total
Jml Resp 0 1 27 58 14 100
Skor 0 2 81 232 70 385
Sumber: Data primer diolah (2010)
Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 44 orang menilai kejujuran karyawan hotel sangatlah penting dan 49 orang menilai penting. Sedangkan untuk penilaian tingkat kinerja, tidak ada satu pun konsumen yang menilai tidak baik dimana 58 orang menilai sudah baik dan 14 orang menilai kejujuran karyawan Sahira Butik Hotel sangat baik. Perbandingan skor antara tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan sebesar 385/436 = 88,30% (<100%). Ini berarti harapan konsumen hanya terpenuhi 88,30% sehingga konsumen belum merasa puas. 15. Pelayanan yang Sopan dan Ramah Sahira
Butik
Hotel
dalam
memberikan
pelayanannya
kepada
konsumen,manajemen hotel menekankan pada karyawan-karyawannya agar bersikap sopan, ramah dan memberikan sambutan yang hangat dan kekeluargaan, sehingga akan membuat konsumen merasa senang dan nyaman. Kesopanan dan keramahan sangat menentukan kualitas pelayanan dan sangat berpengaruh dalam menarik keinginan konsumen untuk menggunakan jasa hotel.
Tabel 20. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Pelayanan yang Sopan dan Ramah Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 Kurang Penting 2 3 Cukup Penting Penting 4 Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 1 3 37 59 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 2 Kurang Baik 9 Cukup Baik 3 148 Baik 4 295 Sangat Baik 5 454 Total
Jml Resp 0 0 21 68 11 100
Skor 0 0 63 272 55 390
Sumber: Data primer diolah (2010)
Mayoritas konsumen sebanyak 59% beranggapan bahwa atribut ini sangat penting. Dimana pelayanan yang sopan dan ramah dari seluruh karyawan hotel membuat para konsumen merasa senang terhadap pelayanan yang akan diberikan. Sedangkan penilaian tingkat kinerja berdasarkan hasil pengolahan kuesioner menunjukkan bahwa tidak ada konsumen yang menyatakan kurang baik ataupun tidak baik, 68% yang menyatakan baik. Skor perbandingan antara tingkat kinerja dan tingkat kepentingan sebesar 390/454 = 85,90% (<100%), menunjukkan bahwa kinerja hotel terhadap atribut ini masih belum memuaskan konsumen karena masih dibawah 100%. 16. Image/Citra Hotel Dimata Konsumen Image/citra suatu hotel dimana konsumen turut menentukan sikap konnsumen dalam penilaian hotel. Hotel yang mempunyai image yang baik dapat memberikan persepsi yang baik pula dimata konsumen. Pada Tabel 21 terlihat bahwa sebagian besar konsumen (21%) menilai atribut ini sangat penting. Bagi konsumen image dari sebuah hotel memang sangat diperlukan, tetapi itu tidak menjadi faktor yang sangat penting bagi kosumen dalam memilih sebuah hotel untuk menginap atau melakukan kegiatan lainnya. Sedangkan penilaian terhadap kinerja menunjukkan bahwa tidak ada konsumen yang menyatakan tidak baik, dimana 56 orang menyatakan sudah baik terhadap image/citra Sahira Butik Hotel. Perbandingan skor tingkat kinerja dengan tingkat
kepentingan sebesar
375/408=91,91% (<100%). Hal ini berarti kinerjanya hanya mencapai 91,91% atau belum mencapai 100% sehingga belum memuaskan konsumen.
Tabel 21. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Image/Citra Hotel Dimata Konsumen Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 Kurang Penting 2 3 Cukup Penting Penting 4 Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 1 11 67 21 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 2 Kurang Baik 33 Cukup Baik 3 268 Baik 4 105 Sangat Baik 5 408 Total
Jml Resp 0 1 33 56 10 100
Skor 0 2 99 224 50 375
Sumber: Data primer diolah (2010)
17. Kepekaan Karyawan Hotel Terhadap Keinginan dan Kebutuhan Tamu Kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa suatu hotel. Dalam hal ini Sahira Butik Hotel menekankan kepada karyawannya untuk selalu ringan tangan, cepat dan tanggap serta menanyakan apa yang dibutuhkan oleh para tamu hotel Sahira. Tabel 22. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan &Tingkat Kinerja Kepekaan Karyawan thd Keinginan dan Kebutuhan Tamu Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot 1 Tidak Penting Kurang Penting 2 Cukup Penting 3 4 Penting Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 1 7 28 64 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 2 Kurang Baik 21 Cukup Baik 3 112 Baik 4 320 Sangat Baik 5 455 Total
Jml Resp 0 4 20 63 13 100
Skor 0 8 60 252 65 385
Sumber: Data primer diolah (2010)
Data pada Tabel 22 menunjukkan bahwa 64 orang menilai sangat penting terhadap atribut ini. Sedangkan data tingkat kinerja menunjukkan bahwa mayoritas konsumen (63%) menilai kinerja Sahira Butik Hotel terhadap atribut ini sudah baik, 13% menilai sangat baik, tetapi masih ada 4% yang menilai kepekaan karyawan hotel kurang baik. Tingkat kesesuaian atribut ini 84,62%, diperoleh dari perbandingan skor antara skor tingkat kinerja dengan skor tingkat kepentingan. Hal ini berarti kinerja atribut ini belum memenuhi harapan konsumen Sahira Hotel.
18. Pemberian Pelayanan Terhadap Semua Konsumen Tanpa Pilih-Pilih Pemberian pelayanan kepada seluruh konsumen hotel Sahira Butik Hotel harus adil dan tanpa pilih-pilih, tanpa memandang status sosial, pangkat, kedudukan dan sebagainya. Seluruh konsumen hotel harus diberikan pelayanan yang terbaik demi mewujudkan kepuasan para konsumennya. Pada Tabel 23 terlihat bahwa 60% konsumen memandang bahwa pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih sangatlah penting. Tabel 23. Penilaian Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Pemberian Pelayanan terhadap Semua Konsumen Tanpa PilihPilih Tingkat Kepentingan Penilaian Konsumen Bobot Tidak Penting 1 2 Kurang Penting Cukup Penting 3 4 Penting Sangat Penting 5 Total
Jml Resp 0 1 6 33 60 100
Tingkat Kinerja Penilaian Skor Konsumen Bobot 0 Tidak Baik 1 2 Kurang Baik 2 18 Cukup Baik 3 132 Baik 4 330 Sangat Baik 5 452 Total
Jml Resp 0 2 24 58 16 100
Skor 0 4 72 232 80 388
Sumber: Data primer diolah (2010)
Tingkat kinerja konsumen terhadap pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih pada Sahira Butik Hotel mendapat skor 388. Dimana 16% konsumen menyatakan sangat baik dan 58% menyatakan baik. Tingkat kesesuaian atribut ini adalah perbandingann antara skor tingkat kepentingan dengan skor tingkat kinerja. Yaitu sebesar 388/452 = 84,85% (<100%). Hal ini menunjukkan bahwa atribut ini belum memenuhi kepuasan konsummen. 4.2.4 Tingkat Kesesuaian Tingkat kesesuaian diperoleh melalui hasil perbandingan antara tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan. Tingkat kinerja merupakan segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mengelola dan menjalankan usahanya. Sedangkan tingkat kepentingan merupakan tingkat harapan konsumen akan suatu produk atau jasa, baik dari segi kualitas produk maupun pelayanannya. Pada Tabel 24 dapat dilihat bahwa belum ada satu atribut pun yang dicapai karena masih dibawah nilai 100%. Hal ini berarti bahwa atribut-atribut ini belum melebihi harapan konsumen sehingga konsumen merasa belum puas. Secara
umum rata-rata tingkat kesesuaian dari seluruh dimensi belum ada yang mencapai 100% namun dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja Sahira Butik Hotel relatif cukup baik, dimana rata-rata tingkat kesesuaian terendah dari seluruh dimensi adalah sebesar 77,35% yaitu atribut harga/tarif hotel, sedangkan rata-rata tingkat kesesuaian yang paling tinggi adalah atribut penataan eksterior dan interior hotel yakni 96,73%. Tabel 24. Tingkat Kesesuaian antara Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Pada Setiap Atribut Kualitas Pelayanan No
Atribut Kualitas Pelayanan
Skor Tingkat Kepentingan
Skor Tingkat Kinerja
Tingkat Kesesuaian (%)
1
Fasilitas restoran
448
343
94,86
2
Fasilitas kamar hotel
451
416
92,24
3
Kebersihan dan kerapihan kamar
478
442
92,47
4
Penataan eksterior dan interior hotel
397
384
96,73
5
Kualitas makanan dan Minuman
408
369
90,44
6 7
Penampilan karyawan Harga/tarif hotel
410 446
376 345
91,71 77,35
8 9
Kemudahan cara pembayaran Kemudahan pemesanan kamar Kemampuan karyawan dalam melakukan komunikasi yang baik dan efektif Kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen Kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan konsumen Keamanan dan kenyamanan hotel
401 434
379 393
94,51 90,55
446
387
86,77
472
385
81,57
463 477
377 435
81,43 91,19
Kejujuran karyawan hotel Pelayanan yang sopan dan ramah Image/citra hotel dimata konsumen Kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu Pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih
436 454 408
385 390 375
88,30 85,90 91,91
455
385
84,62
452
388
85,84
10
11 12 13 14 15 16 17 18
Sumber: Data primer diolah (2010)
Tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dapat digunakan untuk melihat secara berurut peringkat atau rangking dari setiap atribut kualitas pelayanan yang diteliti mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi, sehingga terlihat urutan prioritas untuk upaya peningkatan atau perbaikan kualitas
mutu pelayanan pada Hotel Sahira. Adapun urutan-urutan prioritas peningkatan kualitas pelayanan pada Sahira Butik Hotel Bogor dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Urutan Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan Pada Setiap Atribut Prioritas Nomor Tingkat keAtribut Dimensi Kualitas Pelayanan Kesesuaian 1 7 Harga/tarif hotel 77,35% Kesigapan karyawan hotel dalam menangani 2 12 keluhan konsumen 81,43% Kesigapan karyawan hotel dalam melayani 3 11 konsumen 81,57% Kepekaan karyawan hotel terhadap 4 17 keinginan dan kebutuhan tamu 84,62% Pemberian pelayanan terhadap semua 5 18 konsumen tanpa pilih-pilih 85,84% 6
15
7
85,90%
10
Pelayanan yang sopan dan ramah Kemampuan karyawan dalam melakukan komunikasi yang baik dan efektif
8
14
Kejujuran karyawan hotel
88,30%
9
5
Kualitas makanan dan Minuman
90,44%
10
9
Kemudahan pemesanan kamar
90,55%
11
13
Keamanan dan kenyamanan hotel
91,19%
12
6
Penampilan karyawan
91,71%
13
16
Image/citra hotel dimata konsumen
91,91%
14
2
Fasilitas kamar hotel
92,24%
15
3
Kebersihan dan kerapihan kamar
92,47%
16
8
Kemudahan cara pembayaran
94,51%
17
1
Fasilitas restoran
94,86%
18
4
Penataan eksterior dan interior hotel
96,73%
86,77%
Sumber: Data primer diolah (2010)
4.2.5 Diagram Katesius Diagram kartesius merupakan suatu bentuk diagram yang terbagi menjadi empat bagian atau empat kuadran yang dibatasi oleh dua garis yang saling berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y), dimana sumbu X (sumbu mendatar) akan mengisi skor untuk tingkat kinerja, sedangkan sumbu Y (sumbu tegak) akan mengisi skor untuk tingkat kepentingan. Diagram kartesius diperlukan untuk melihat kedudukan dari 18 atribut kualitas pelayanan yang diperoleh berdasarkan skor tingkat kepentingan dan skor tingkat kinerja dari banyaknya konsumen
Sahira Butik Hotel yang diambil untuk dilakukan penelitian dalam menghitung hasil keseluruhan dari setiap analisis yang akan digunakan. Namun sebelumnya perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk nilai rata-rata dari skor tingkat kepentingan dan juga dari skor tingkat kinerja yang akan diplotkan pada diagram kartesius. Hasil perhitungan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja untuk atribut kualitas pelayanan konsumen dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Nilai Rataan Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Pada Atribut Kualitas Pelayanan Nilai Rataan Nilai Rataan Tingkat Tingkat Kepentingan Kinerja No Dimensi Kualitas Pelayanan (Y) (X) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
4,48 4,51 4,78 3,97 4,08 4,10 4,46 4,01 4,34
4,25 4,16 4,42 3,84 3,69 3,76 3,45 3,79 3,93
4,46
3,87
4,72
3,85
12
Fasilitas restoran Fasilitas kamar hotel Kebersihan dan kerapihan kamar Penataan eksterior dan interior hotel Kualitas makanan dan Minuman Penampilan karyawan Harga/tarif hotel Kemudahan cara pembayaran Kemudahan pemesanan kamar Kemampuan karyawan dalam melakukan komunikasi yang baik dan efektif Kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen Kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan konsumen
4,63
3,77
13 14
Keamanan dan kenyamanan hotel Kejujuran karyawan hotel
4,77 4,36
4,35 3,85
15 16
Pelayanan yang sopan dan ramah Image/citra hotel dimata konsumen Kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu Pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih
4,54 4,08
3,90 3,75
4,55
3,85
4,52
3,88
Rata-Rata
4,41
3,92
10 11
17 18
Tingkat Kepentingan 4,90 4,80
13
4,70 12
4,60 4,50
3
11
15
17
2
18 10
7
4,40
14
4,30
1
9
4,20 4,10
6
5 8
4,00 3,90 3,40
16
8 4
3,60
3,80
4,00
4,20
4,40
Tingkat Kinerja
Gambar 14. Hasil Diagram Kartesius Keterangan: 1 = Fasilitas restoran 2 = Fasilitas kamar hotel 3 = Kebersihan dan kerapihan kamar 4 = Penataan eksterior dan interior hotel 5 = Kualitas makanan dan minuman 6 = Penampilan karyawan 7 = Harga/tarif hotel 8 = Kemudahan cara pembayaran 9 = Kemudahan pemesanan kamar 10 = Kemampuan karyawan dalam melakukan komunikasi yang baik dan efektif 11 = Kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen 12 = Kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan konsumen 13 = Keamanan dan kenyamanan hotel 14 = Kejujuran karyawan hotel 15 = Pelayanan yang sopan dan ramah 16 = Image/citra hotel dimata konsumen 17 = Kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu 18 = Pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih
Pada Gambar 14 terlihat bahwa letak atribut-atribut kualitas pelayanan yang dianalisis tersebar menjadi empat bagian yaitu kuadran A (Prioritas Utama), kuadran B (Pertahankan Prestasi), kuadran C (Prioritas Rendah) dan kuadran D (Berlebihan). Adapun interpretasi dari diagram kartesius diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kuadran A (Prioritas Utama) Atribut-atribut yang berada di kuadran A menunjukkan atribut-atribut pelayanan yang penangannya perlu mendapat perhatian khusus atau diprioritaskan oleh Sahira Butik Hotel Bogor karena keberadaan faktor-faktor ini dinilai sangat penting bagi konsumen tetapi pihak hotel belum dapat melaksanakannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen sehingga tingkat kinerjanya masih belum memuaskan. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini ada 7 yaitu: a. Harga/Tarif hotel (7) b. Kemampuan karyawan dalam melakukan komunikasi yang baik & efektif (10) c. Kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen (11) d. Kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan konsumen (12) e. Pelayanan yang sopan dan ramah (15) f. Kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu (17) g. Pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih (18) 2. Kuadran B (Pertahankan Prioritas) Menunjukkan atribut-atribut pelayanan Sahira Butik Hotel yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan karena tingkat kinerjanya pada umumnya telah sesuai dengan tingkat kepentingan atau harapan kosumen. Atribut yang berada pada kuadran ini jumlahnya sebanyak 6 atribut. Keenam atribut tersebut adalah: a. Penataan eksterior dan interior hotel (4) b. Kualitas makanan dan minuman (5) c. Penampilan karyawan (6) d. Kemudahan cara pembayaran (8) e. Kejujuran karyawan hotel (14) f. Image/citra dimata konsumen (16)
3. Kuadran C (Prioritas Rendah) Menunjukkan atribut-atribut yang kurang penting atau rendah pengaruhnya bagi konsumen, dan tingkat kinerja pihak Sahira Butik Hotel terhadap atributatribut inipun tergolong rendah, sama halnya seperti kuadran A, hanya saja atribut-atribut pada kuadran A tingkat kepentingannya tinggi sehingga perlu diprioritaskan kinerjanya. Sedangkan tingkat kepentingan konsumen di kuadran C rendah, sehingga prioritasnya juga rendah. Sehingga walaupun kinerjanya ditingkatkan, tidak akan meningkatkan kepuasan konsumen secara signifikan dan merupakan suatu ketidakefektifan biaya dengan adanya keterbatasan sumber daya perusahaan yang tersedia karena lebih baik anggaran yang ada digunakan untuk meningkatkan pelayanan atribut-atribut yang berada di kuadran A (prioritas utama). Adapun atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah: a. Fasilitas restoran (1) b. Fasilitas kamar hotel (2) c. Kebersihan dan kerapihan kamar (3) d. Keamanan dan kenyamanan hotel (13) 4. Kuadran D (Berlebihan) Pada kuadran ini, tingkat kepentingan atau harapan konsumen terhadap atribut-atribut pelayanan kurang atau tidak penting namun tingkat kinerjanya dinilai berlebihan. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran D atau kuadran berlebihan ini yaitu: Kemudahan pemesanan kamar (9) Pihak Sahira Butik Hotel tidak perlu berkonsentrasi pada peningkatan pelayanan atribut di kuadran D ini karena kinerjanya sudah sangat baik dan dapat lebih memfokuskan pada atribut-atribut lain yang masih perlu ditingkatkan kualitas pelayanannya dengan tetap harus diperhatikan pelaksanaannya agar tidak kalah dengan hotel pesaing. 4.3. Customer Satisfaction Index (CSI) Pengukuran CSI diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran di tahun-tahun mendatang. Tanpa adanya CSI, top management tidak dapat menentukan tujuan dalam peningkatan kepuasan konsumen. Indeks diperlukan karena proses pengukuran kepuasan konsumen bersifat kontinyu.
Tabel 27 . Hasil Customer Satisfaction Index (CSI) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total
Atribut-Atribut Fasilitas restoran Fasilitas kamar hotel Kebersihan dan kerapihan kamar Penataan eksterior dan interior hotel Kualitas makanan dan Minuman Penampilan karyawan Harga/tarif hotel Kemudahan cara pembayaran Kemudahan pemesanan kamar Kemampuan karyawan dalam melakukan komunikasi yang baik dan efektif Kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen Kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan konsumen Keamanan dan kenyamanan hotel Kejujuran karyawan hotel Pelayanan yang sopan dan ramah Image/citra hotel dimata konsumen Kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu Pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih
Skor Tingkat Kepentingan 4,48 4,51 4,78 3,97 4,08 4,10 4,46 4,01 4,34
Weighted Factors WF (%) 5,65 5,68 6,02 5,00 5,14 5,17 5,62 5,05 5,47
Skor Tingkat Kinerja 4,25 4,16 4,42 3,84 3,69 3,76 3,45 3,79 3,93
Weight Score WS 0,24 0,24 0,27 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,21
4,46
5,62
3,87
0,22
4,72
5,95
3,85
0,23
4,63 4,77 4,36 4,54 4,08
5,83 6,01 5,49 5,72 5,14
3,77 4,35 3,85 3,90 3,75
0,22 0,26 0,21 0,22 0,19
4,55
5,73
3,85
0,22
4,52 79,36
5,70 100
3,88 70,36
0,22 3,92
Customer Satisfaction Index
(3,92:5) x 100% = 78,32%
Sumber: Data primer diolah (2010)
Penilaian yang dilakukan oleh konsumen Sahira Butik Hotel Bogor, tingkat kepuasan secara keseluruhan terhadap mutu pelayanan Sahira Butik Hotel Bogor dapat diketahui bahwa nilai CSI untuk seluruh tamu hotel adalah sebesar 78,32% atau 0,7832. Jika didasarkan pada indeks kepuasan konsumen, maka nilai CSI ini berada pada range 0,66-0,80. Hal ini berarti bahwa seluruh tamu hotel yang datang ke Sahira Butik Hotel Bogor merasa puas dengan pelayanan yang diterima. Dengan melihat kondisi kondisi seperti ini, diharapkan pihak manajemen hotel terus melakukan pembaharuan dalam memberikan pelayanan dalam rangka meningkatkan lagi kepuasan konsumen dari kriteria puas menjadi sangat puas. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain: 1. Melakukan upaya-upaya perbaikan terhadap atribut-atribut yang menjadi prioritas utama bagi tamu hotel, seperti harga/Tarif hotel, kemampuan karyawan dalam melakukan komunikasi yang baik & efektif, kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen, kesigapan karyawan hotel dalam
menangani keluhan konsumen, pelayanan yang sopan dan ramah, kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu, dan pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih. 2. Atribut yang dianggap kurang penting oleh tamu tetapi tingkat pelaksanaannya sangat baik dapat memberikan nilai plus bagi hotel. Untuk itu, tidak ada salahnya jika pihak hotel mampu meningkatkan kinerja pelayanan terhadap atribut-atribut: penataan eksterior dan interior hotel, kualitas makanan dan minuman, penampilan karyawan, kemudahan cara pembayaran, kejujuran karyawan hotel, dan image/citra dimata konsumen. 4.4. Analisis Komponen Utama Analisis komponen utama merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokkan dan meringkas faktor-faktor yang merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu. Pengujian dengan analisis komponen utama dapat menggunakan data yang berasal dari data primer ataupun data sekunder. Analisis komponen utama yang berasal dari data primer melalui suatu kuesioner (angket pertanyaan kuesioner) akan mengkuantitatif kan data dengan skala likert dan menggunakan rata-rata pembobotan tersebut sebagai data statistik yang akan diolah. Analisis
komponen
merupakan
metode
yang
digunakan
untuk
mengelompokan sejumlah variabel menjadi satu atau lebih kelompok faktor, sehingga dimungkinkan dari beberapa variabel yang ada berubah menjadi sejumlah variabel yang lebih sedikit dan lebih dominan. Terdapat beberapa tahapan untuk menganalisisnya. Tahap yang pertama adalah dengan melihat nilai KMO and Bartlett's Test tingkat kepentingan maupun tingkat kepuasan. Nilai KMO bertujuan untuk menguji apakah layak atau tidaknya sebuah analisis faktor untuk dilakukan. Jika nilai KMO Measure of Sampling Adequacy > 0,5 sampai mendekati angka satu, maka analisis faktor tersebut layak untuk dilakukan. Pada tingkat kepentingan nilai KMO yaitu sebesar 0,762, sedangkan untuk tingkat kepuasan nilai KMO memiliki nilai sebesar 0,719. Hasil tersebut menunjukkan bahwa analisis faktor layak untuk dilakukan karena hasil yang diperoleh memiliki nilai KMO > 0,5. Sedangkan untuk Barlett’s Test memiliki asumsi bahwa:
-
Ho = Tidak ada korelasi antar atribut
-
H1 = Ada korelasi antar aribut
Jika nilai-P (Sig) < α (0,05), maka tolak Ho, dari hasil analisis diperoleh bahwa nilai-P (0,000) < α (0,05), maka terima H1. Jadi dapat dipercaya bahwa antar atribut memang benar terdapat korelasi. Ketentuan tersebut di atas didasarkan pada kriteria sebagai berikut: a. Jika probabilitas (sig) < 0,05, maka variabel dapat dianalisis lebih lanjut. b. Jika probabilitas (sig) > 0,05, maka variabel tidak dapat dianalisis lebih lanjut. KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
.762 591.851
Df
153
Sig.
.000
Gambar15. KMO (Kaiser Mayer Olkin) and Bartlett's Test Tingkat Kepentingan KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
.719 724.387
Df
153
Sig.
.000
Gambar 16. KMO(Kaiser Mayer Olkin) and Bartlett's Test Tingkat Kepuasan Tahap yang kedua adalah MSA (Measure of Sampling Adequacy), yang memiliki tujuan mengetahui atribut apa saja yang harus diproses dan atribut apa saja yang harus dikeluarkan. Angka MSA berkisar dari 0-1, dengan kriteria: a. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan dan variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut. b. Jika MSA = >0,05, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut. c. Jika MSA = <0,05, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan atau dibuang. Hasil analisis menunjukkan nilai untuk setiap variabel yaitu sebagai berikut:
Tabel 28. Hasil Measure of Sampling Adequacy dari Setiap Variabel Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
MSA Tingkat Kepentingan 0,733 0,699 0,761 0,787 0,703 0,734 0,749 0,775 0,758 0,871 0,758 0,787 0,729 0,826 0,682 0,873 0,717 0,722
MSA Tingkat Kinerja 0,692 0,366 0,398 0,599 0,562 0,833 0,822 0,666 0,675 0,898 0,785 0,754 0,739 0,799 0,769 0,564 0,805 0,751
Sumber: Data primer diolah (2010)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa variabel 2 dan variabel 3 memiliki nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dibawah 0.5. Oleh sebab itu variabel tersebut tidak dapat di prediksi dan tidak dapat di analisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan atau dibuang. Penelitian ini mengunakan rotasi orthogonal yang biasa digunakan, yaitu metode varimax. Metode varimax menitikberatkan kesederhanaan kolomkolom matriks bobotnya, dalam arti bahwa hanya di satu faktor, beberapa peubah akan mempunyai bobot tertinggi dan sisanya untuk faktor lain. Hal ini akan memudahkan dalam interpretasi peubah untuk tiap faktor. Hasil dari proses rotasi ini disajikan pada tabel Rotated Component Matrix. Berdasarkan nilai loading factors yang disajikan pada tabel tersebut, variabel asal dikelompokkan ke dalam suatu komponen utama. Rotated Component Matrix yaitu dengan cara melihat nilai yang paling besar dari lima komponen yaitu dengan meringkas dari seluruh atribut dan memilih atribut mana yang lebih dominan dan lebih penting untuk kalangan masyarakat. Suatu faktor (dimensi) mendukung sebuah definisi atau variabel jika memiliki nilai komponen paling besar diantara yang lainnya, sehingga dari seluruh atribut dapat mewakilkan atribut yang akan diambil dari setiap dimensi. Tampilan output tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5
yang menjadi faktor pendukung tingkat kepuasan konsumen dapat diurutkan sebagai berikut: 1. Faktor Tangible Tabel 29 menjelaskan bahwa nilai ekstraksi terbesar pada tingkat kepentingan maupun pada tingkat kepuasan dimiliki oleh atribut kualitas makanan dan minuman. Tingkat kepentingan memiliki nilai ekstraksi sebesar 0,807 sedangkan nilai ekstraksi pada tingkat kepuasan sebesar 0,776. Hal ini menjelaskan bahwa atribut kualitas makanan dan minuman dapat mewakili faktor tangible baik pada tingkat kepentingan maupun tingkat kepuasan. Tabel 29 . Hasil Ekstraksi Faktor Tangible No Atribut Kualitas Pelayanan TANGIBLE 1 Fasilitas restoran 2 Penataan eksterior dan interior hotel 3 Kualitas makanan dan Minuman 4 Penampilan karyawan
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
0,729 0,764 0,807 0,600
0,562 0,692 0,776 0,743
Sumber: Data primer diolah (2010)
2. Faktor Reliability Tabel 30 menjelaskan bahwa nilai ekstraksi terbesar pada tingkat kepentingan maupun pada tingkat kepuasan dimiliki oleh atribut kemudahan pemesanan kamar. Tingkat kepentingan memiliki nilai ekstraksi yaitu 0,739 sedangkan nilai ekstraksi pada tingkat kepuasan sebesar 0,832. Hal ini menjelaskan atribut kemudahan pemesanan kamar mewakili faktor reliability. Tabel 30 . Hasil Ekstraksi Faktor Reliability No Atribut Kualitas Pelayanan RELIABILITY 7 Harga/tarif hotel 8 Kemudahan cara pembayaran 9 Kemudahan pemesanan kamar Kemampuan karyawan dalam melakukan 10 komunikasi yang baik dan efektif
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
0,597 0,722 0,739
0,452 0,699 0,832
0,372
0,703
Sumber: Data primer diolah (2010)
3. Faktor Responsiveness Tabel 31 menjelaskan nilai ekstraksi terbesar pada tingkat kepentingan maupun pada tingkat kepuasan dimiliki oleh atribut kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen. Tingkat kepentingan memiliki nilai ekstraksi
sebesar 0,579 sedangkan nilai ekstraksi pada tingkat kepuasan sebesar 0,797. Hal ini menjelaskan bahwa atribut kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan konsumen dapat mewakili faktor responsiveness. Tabel 31 . Hasil Ekstraksi Faktor Responsiveness No Atribut Kualitas Pelayanan RESPONSIVENESS Kesigapan karyawan hotel dalam melayani 11 konsumen Kesigapan karyawan hotel dalam 12 menangani keluhan konsumen
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
0,540
0,772
0,579
0,797
Sumber: Data primer diolah (2010)
4. Faktor Assurance Assurance pada tabel 32 menjelaskan bahwa nilai ekstraksi terbesar pada tingkat kepentingan dimiliki oleh atribut keamanan dan kenyamanan hotel dengan nilai ekstraksi sebesar 0,724 dan nilai ekstraksi pada tingkat kepuasan dimiliki oleh atribut image/citra hotel dimata konsumen dengan nilai ekstraksi sebesar 0,801. Hal ini menjelaskan bahwa atribut keamanan dan kenyamanan hotel dan atribut image/citra hotel dimata konsumen dapat mewakili faktor assurance. Tabel 32 . Hasil Ekstraksi Faktor Assurance No Atribut Kualitas Pelayanan ASSURANCE 13 Keamanan dan kenyamanan hotel 14 Kejujuran karyawan hotel 15 Pelayanan yang sopan dan ramah 16 Image/citra hotel dimata konsumen
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
0,724 0,493 0,597 0,597
0,692 0,686 0,509 0,801
Sumber: Data primer diolah (2010)
5. Faktor Emphaty Empati merupakan kemampuan penyedia jasa dalam memperlakukan konsumen sebagai individu-individu yang spesial. Tabel 33 menjelaskan bahwa nilai ekstraksi terbesar pada tingkat kepentingan maupun pada tingkat kepuasan dimiliki oleh atribut kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu. Tingkat kepentingan memiliki nilai ekstraksi sebesar 0,873 sedangkan nilai ekstraksi pada tingkat kepuasan sebesar 0,812. Hal ini
menjelaskan bahwa atribut kualitas makanan dan minuman dapat mewakili faktor emphaty baik pada tingkat kepentingan maupun tingkat kepuasan Hotel. Tabel 33 . Hasil Ekstraksi Faktor Emphaty No Atribut Kualitas Pelayanan EMPATHY Kepekaan karyawan hotel terhadap 17 keinginan dan kebutuhan tamu Pemberian pelayanan terhadap semua 18 konsumen tanpa pilih-pilih
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
0,873
0,812
0,817
0,754
Sumber: Data primer diolah (2010)
4.5
Strategi Untuk Peningkatan Kinerja Atribut-atribut pada setiap kuadran dalam diagram kartesius, pihak
manajemen dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang. Dari pembahasan yang telah dikemukakan dapat disusun suatu strategi berdasarkan perspektif pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. 1. Pemasaran Sahira Butik Hotel merupakan hotel berbintang tiga di daerah bogor. Pemasaran internal lebih bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan menjaring new customer sedangkan pemasaran yang bersifat eksternal lebih menekankan kepada branding Sahira Butik Hotel itu sendiri. Pihak Sahira Butik Hotel harus lebih giat dalam pemasaran terutama promosi yang dilakukan karena hal ini dianggap efektif dalam menawarkan jasa dan produk yang dimiliki. Dapat dilakukan juga dengan cara menciptakan hubungan yang spesifik dengan tamu melalui penjelasan secara hati-hati tentang kualitas produk pelayanan hotel yang telah disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan tamu-tamu. 2. Sumber Daya Manusia (SDM) SDM yang dimaksud mencakup tenaga kerja di lingkungan Sahira Butik Hotel. Kinerja yang baik menunjang mutu pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen, karena kenyamanan dan kepuasan konsumen paling utama ditentukan oleh sikap dan perilaku yang baik, serta keramahan dari karyawan. Hal ini berdampak pada kepuasan dan loyalitas konsumen Sahira Butik Hotel Bogor. Pelayanan sumberdaya manusia ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan perekrutan, pelatihan, motivasi dan mempertahankan manajer serta karyawan yang dapat bekerjasama dengan baik, serta memberikan rencana yang realistis untuk mencapai efektivitas operasional dan kepuasan tamu. 3. Operasional Kegiatan ini dapat dilakukan melalui cara menggunakan teknik-teknik operasional yang efektif dengan menggunakan strategi dan kemampuan sumberdaya manusia yang handal, didukung oleh kebijakan perusahaan dan peralata, teknologi informasi, fasilitas kerja yang memadai untuk menciptakan produktivitas yang tinggi, serta memberikan produk (barang dan jasa) hotel sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tamu. 4.6. Implikasi Manajerial Tingkat persaingan antar seluruh hotel yang bermunculan saat ini, menuntut pihak manajemen Sahira Butik Hotel Bogor untuk terus meningkatkan kinerja dari pelayanannya. Implikasi manajerial dilakukan dengan melihat hasil dari analisis faktor kinerja Sahira Hotel berdasarkan persepsi konsumen yang penting untuk kalangan masyarakat khususnya bagi para konsumen dari Sahira Butik Hotel. Pendapatan dan pengeluaran konsumen/penghuni hotel yang relatif rendah sementara harga penyewaan kamar hotel sangat tinggi, menuntut pihak hotel harus membuat strategi yang dapat membuat seluruh konsumen memilih untuk tetap menginap di Hotel Sahira. Sahira Butik Hotel ini adalah merupakan hotel berbasis bisnis, itulah yang membuat beberapa instansi dan perusahaan tertarik untuk menginap di Sahira. Bahkan untuk penginapan beberapa hari, banyak lembaga dan perusahaan tidak sungkan memesan kamar dan ruang pertemuan. Jadi ada baiknya pihak manajemen hotel lebih mempromosikan harga kamar sesuai dengan paket meeting yang diberikan, karena sebagian besar para pembisnis yang mengadakan rapat di hotel tersebut sepenuhnya dibiayai oleh perusahaan yang berkaitan, sehingga para tamu hotel tidak bermasalah dengan harga penyewaan kamar hotel yang relatif tinggi. Harga penyewaan kamar Sahira Butik Hotel Bogor ini memang relatif mahal dibandingkan dengan beberapa hotel berbintang tiga yang ada di kota Bogor, tetapi dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Sahira Butik Hotel tersebut mulai dari eksterior dan interior hotel sampai dengan fasilitas lainnya
serta pelayanannya, membuat konsumen dari hotel ini merasa sangat puas dengan kebutuhannya masing-masing. Oleh karena itu pihak manajemen hotel harus selalu mengedepankan keamanan dan kenyamanan para tamunya, hotel ini dilengkapi pula dengan panic room yang memiliki fasilitas telekomunikasi darurat yang membuat penghuni hotel tidak perlu mengkhawatirkan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Jadi mereka merasa puas dengan pelayanan yang mereka rasakan, sehingga jumlah uang yang mereka keluarkan untuk membayar penyewaan kamar yang relatif tinggi sesuai dengan sercive quality yang mereka dapatkan di Sahira Hotel Bogor tersebut. Adapun hasil analisis yang disesuaikan dengan dimensi faktor dapat dikemukakan suatu implikasi manajerial yaitu: 1. Faktor Tangible Hasil analisis komponen utama, dilihat dari tingkat kepentingan dan tingkat kinerjanya, atribut kualitas makanan dan minuman merupakan faktor yang paling dominan bagi para konsumen. Apabila atribut ini dihubungkan dengan hasil diagram kartesius, atribut kualitas makanan dan minuman berada pada kuadran C (prioritas rendah), yang menunjukkan atribut rendah pengaruhnya bagi konsumen dan tingkat kinerja tergolong rendah, sehingga walaupun kinerja ditingkatkan tidak akan meningkatkan kepuasan konsumen secara signifikan. 2. Faktor Reliability Didapatkan atribut kemudahan pemesanan kamar yang sangat dominan dari hasil analisis komponen utama, posisi atribut ini berada pada kuadran D (berlebihan) pada diagram kartesius, yang memiliki arti bahwa atribut ini tingkat kepentingan dan harapan konsumen tidak penting, tetapi tingkat kinerjanya dinilai berlebihan. Pihak Sahira Butik Hotel tidak perlu berkonsentrasi pada peningkatan pelayanan atribut ini karena kinerjanya sudah sangat baik. 3. Faktor Responsiveness Dari hasil analisis komponen utama (PCA), atribut yang paling dominan untuk tingkat kepentingan dan tingkat kinerjanya dimiliki oleh atribut kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan konsumen. Atribut ini berada di posisi kuadran A (prioritas utama) pada diagram kartesius, sehingga
atribut ini penanganannya perlu mendapat perhatian yang khusus oleh pihak Sahira Butik Hotel karena keberadaan faktor ini dinilai sangat penting dan sangat dominan bagi para konsumen, tetapi pihak hotel belum sepenuhnya melaksanakan sesuai dengan yang diharapkan oleh tamu dan tingkat kinerjanya pun masih belum memuaskan. 4. Faktor Assurance Hasil ekstraksi pada analisis komponen utama yang paling dominan untuk tingkat kepentingan adalah atribut keamanan dan kenyamanan hotel, sedangkan pada tingkat kinerjanya dimiliki oleh atribut image/citra hotel dimata konsumen. Di dalam diagram kartesius atribut keamanan dan kenyamanan hotel terdapat pada kuadran B (pertahankan prestasi) sedangkan atribut image/citra hotel dimata konsumen di kuadran C (prioritas rendah). Bagi para konsumen keamanan dan kenyamanan hotel merupakan atribut yang paling dominan untuk tingkat kepentingannya, tetapi dari hasil kinerjanya atribut image/citra hotel dimata konsumen lebih dominan ditonjolkan oleh pihak Sahira hotel. Hubungan dari kedua atribut tersebut bila dikaitkan dengan hasil diagram kartesius, ada baiknya pihak hotel Sahira lebih memprioritaskan atau perlu memperbaiki segi keamanan dan kenyamanan hotel, karena atribut ini masih kurang dalam kenyataannya, dan pihak hotel hanya perlu mempertahankan nama baik (image/citra hotel) yang sudah sesuai antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerjanya. 5. Faktor Emphaty Hasil ekstraksi terbesar pada tingkat kepentingan maupun tingkat kinerja dari hasil analisis komponen utama dimiliki oleh atribut kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu. Atribut ini juga sama seperti pada atribut untuk aspek responsiveness yang berada di posisi kuadran A (prioritas utama), yang artinya pihak Sahira Butik Hotel perlu memperhatikan dan memperbaiki atribut ini, karena atribut ini sangat dominan bagi para konsumen hotel baik dari tingkat kepentingan maupun tingkat kinerjanya.