45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Studi Pustaka dan Kelayakan Studi pustaka dan kelayakan atau sering disebut dengan investigasi sistem
merupakan awal perencanaan project dalam menentukan layak atau tidaknya penelitian ini dilakukan terhadap pembuatan OLP. Bagian ini mendeskripsikan tentang identifikasi masalah dan kelayakan studi dari beberapa aspek pendukung di antaranya aspek organisasi, aspek teknis (mencakup kebutuhan sistem terhadap dataware, software, hardware, netware, brainware dan couserware), aspek ekonomis, aspek kebutuhan pengguna, dan batasan pengguna. 4.1.1 Identifikasi Masalah Pengembangan sistem OLP matematika, dirancang dengan semudah mungkin untuk user dalam mengetahui informasi seperti mengenai uji kompetensi guru (UKG), tutorial, dan penyusunan lesson plan matematika. Dalam hal ini disesuaikan dengan sumberdaya informasi yang ditelusuri serta berdasarkan akuisisi pengetahuan yang ada. Permasalahan yang teridentifikasi di antaranya: a. Belum adanya aplikasi online untuk mempelajari informasi dan pengetahuan tentang lesson plan, yang kebanyakan berupa literatur buku dan penelusuran melalui website. b. Uji kompetensi guru terhadap lesson plan yang dilakukan masih bersifat sederhana, artinya dilakukan secara manual melalui ujian tulis, sehingga dibutuhkan suatu teknologi informasi secara online dalam mengevaluasi kemampuan guru. c. Belum adanya aplikasi yang membantu guru dalam menyusun lesson plan matematika, yang selama ini dilakukan secara sederhana melalui template yang telah disediakan tanpa dibarengi sejumlah informasi dan pengetahuan . d. Belum adanya tempat penyimpanan laporan penyusunan lesson plan matematika secara sistematis.
46
4.1.2 Aspek Organisasi Menurut laporan statistik tingkat SMA pada tahun 2008/2009 oleh kementerian pendidikan nasional disebutkan bahwa jumlah guru SMA di Indonesia baik pada sekolah negeri maupun swasta adalah 302.578 orang. Sekitar 47,38% atau 143.366 orang guru berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan 52,62% atau 159.212 orang guru berstatus sebagai non-PNS. Pertambahan jumlah guru dalam setiap tahunnya terus meningkat, malahan di tahun 2006/2007 berjumlah 276.012 orang guru dan di tahun 2007/2008 mencapai 295.675 orang guru. Jika dilihat dari berdasarkan kelayakan guru SMA dalam mengajar hanya berjumlah 250.270 orang atau sekitar 79,88% di tahun 2008/2009. Hal ini terjadi kenaikan sekitar 2,36% dari tahun
sebelumnya
2007/2008
yakni
237.094
orang
atau
77.52%
(http://www.kemdiknas.go.id/). Namun demikian dari keseluruhan guru di tahun 2008/2009, guru matematika saja berjumlah 26.321 orang, dan ini masih dianggap kurang oleh pemerintah terhadap kuota kebutuhan guru. Tahun 2010 saja dibutuhkan guru 200.000 orang dan tahun 2011 akan melebihi dari tahun sebelumnya (http://sertifikasiguru.org/). Sebagai tenaga pendidik atau tenaga edukatif yang relatif cukup besar, sangat membutuhkan peningkatan kualitas SDM yang handal dan berkesinambungan melalui penggunaan teknologi informasi, untuk mempercepat akses informasi dan peningkatan kinerja guru yang profesional. Ini tidaklah mudah dalam meningkatkan kualitas guru, apalagi tanpa didukung oleh lembaga-lembaga lain seperti kampus, karena membutuhkan kerjasama yang erat dan berkelanjutan. Berdasarkan jumlah guru SMA yang tersebar di seluruh Indonesia, dan kelayakan melalui uji kompetensi terus digalakkan, salah satunya dalam kesiapan penyusunan lesson plan matematika. Hal inilah yang menjadi suatu alasan mengapa perlu dikembangkan OLP matematika, yang dapat menunjang dalam memberikan pelayanan informasi kepada guru-guru matematika di era globalisasi ini. Forum-forum guru di tingkat sekolah seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sering kali terabaikan, dan dilakukan sesuai kebutuhan saja. Namun dengan adanya informasi OLP matematika ini akan menjembatani akses
47
komunikasi secara terbuka dan dimana saja. Betapa pun demikian, aspek kelembagaan harus mendukung dalam pembangunan sistem ini, supaya berjalan sesuai keinginan dan kemampuan. 4.1.3
Aspek Teknologi Aspek teknologi sangat berperan dalam pengembangan sistem OLP. Jika
ditinjau dari kebutuhan perangkat yang digunakan, maka terdapat beberapa spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras. Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam sistem ini antara lain:
Sistem operasi MS windows 7 Ultimate 32 bit.
MySQL client version 5.0.51a berfungsi sebagai pengolah dan penyimpanan database.
PHP 5 berfungsi sebagai bahasa pemograman.
Adobe Dreamwaver CS5 sebagai desain dan editor bahasa pemograman website.
Adobe Photoshop CS5 berfungsi untuk desain antarmuka.
Apache berfungsi sebagai web server.
HTML sebagai bahasa pemrograman dasar web.
Mozilla Firefox 5.0 atau Internet Explore sebagai browser. Spesifikasi
perangkat
keras
minimum
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan sistem ini adalah sebagai berikut:
Satu buah personal computer (PC)
Monitor dengan resolusi standar 1024 x 768 pixel
Mouse dan keyboard. Dengan spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dimiliki untuk
sistem ini dinilai praktis dan mudah dalam pengaplikasiannya. Spesifikasi minimum software dan hardware tersebut dapat dengan mudah tersedia di pasaran dan memenuhi kapasitas yang diperlukan. Dengan kemudahan spesifikasi tersebut, maka pengguna akan lebih nyaman dan tidak sulit dalam mengoperasikan sistem tersebut.
48
4.1.4 Aspek Ekonomis Dalam pengembangan OLP matematika, pemilihan teknologi harus bijaksana, sehingga tidak mengeluarkan banyak biaya. Penelusuran saat ini, hampir semua guruguru matematika telah mengenal komputer (personal computer) mulai dari komputer dekstop, laptop/notebook (komputer jinjing) hingga komputer mini lainnya. Pengoperasian sistem pun telah banyak dipahami hingga penggunaan internet sebagai jaringan dunia maya. Teknologi jaringan internet sangat mudah didapatkan atau dikoneksikan ke PC, baik melalui modem, wifi, jaringan kabel dan peralatan lainnya. Tidaklah heran, jika seorang guru matematika dapat dengan mudah mendapatkan file dokumen penyusunan lesson plan matematika, baik dengan membayar pada beberapa seller lesson plan, mengunduh, ataupun meng-copypastekan, tanpa harus mempelajari lebih lanjut, mencoba-coba bentuk model pembelajaran ataupun menguji pengetahuan melalui penguasaan konsep penyusunan lesson plan agar mereka benar-benar mampu dan layak ketika akan mengajar. Sebagian guru-guru matematika dan guru-guru lain pada umumnya belum mengetahui tentang penyusunan lesson plan berbasis web karena memang belum ada sama sekali fasilitas (aplikasi) yang dibuat. Hanya saja kita mendengar di beberapa kampus ternama seperti MIT (Amerika) dan NTU (Singapore) yang telah mencoba mengembangkan secara terbatas dan tertutup. Penelusuran yang peneliti coba dapatkan hanya ada satu website saja (http://www.teach-nology.com/) dan penyusunan lesson plan dalam format global (umum). Dengan demikian, sistem OLP ini nantinya akan mencegah dampak-dampak negatif dalam penyusunan lesson plan serta meningkatkan kemampuan guru untuk lebih handal dalam penggunaan TIK. 4.1.5 Aspek Kebutuhan Pengguna Sistem ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna, yaitu: a. Pengguna menguji pemahaman dan kemampuan dirinya tentang penyusunan lesson plan matematika secara online. b. Pengguna dapat meningkatkan produktivitas lesson plan yang optimal sesuai kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar.
49
c. Pengguna dapat mendokumentasikan seluruh produk lesson plan matematika secara teratur dan sistematis pada sebuah media online. d.
Meningkatkan peran dan kinerja guru sebagai perancang lesson plan matematika dan fasilitator bagi pengembangan lesson plan berikutnya.
4.1.6
Batasan Pengguna Dalam pembangunan sistem OLP matematika ini target utama pengguna yang
mengakses adalah pengguna atau guru matematika SMA/MA, karena keseluruhan features yang diberikan mulai dari asesmen, tutorial, evaluasi dan create lesson plan berbasis matematika SMA/MA. Hal ini telah diatur sedemikian rupa sebagai project awal untuk penyusunan OLP. Pengguna sistem OLP matematika dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a) Administrator, merupakan pengguna dengan hak otorisasi tertinggi, dimana administrator berhak untuk bisa selain mengakses data OLP juga memperbaiki dan atau menambah data. b)
User atau pengguna biasa (guru), dapat mengakses OLP pada menu-menu yang telah diberikan tanpa bisa mengubah isi datanya. Hanya diperbolehkan menghapus dokumen lesson plan yang telah dicreate atau menambahnya.
4.2
Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas:
a. Data materi pembelajaran matematika SMA (Lampiran 1), b. Data model pembelajaran matematika (Lampiran 2), c. Data kuesioner pakar atau praktisi pendidikan (Lampiran 3), d. Data hasil penilaian lesson plan berdasarkan uji instrumen dan wawancara pakar (Lampiran 4), e. Data metode pembelajaran matematika (Lampiran 5), f. Data pendekatan pembelajaran matematika (Lampiran 6). Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya akan dianalisis untuk dapat dirancang dalam pemograman serta diimplementasikan ke dalam sistem. Teknik pengumpulan data merupakan proses pencarian sumber pengetahuan untuk
50
dimodelkan menggunakan soft computing pada computer assisted instructional (CAI), sehingga diperlukan proses akuisisi. Akuisisi pengetahuan dilakukan dengan berbagai aktivitas seperti wawancara atau diskusi dan pengisian kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada pakar atau praktisi,
kemudian
dijustifikasi
kembali
sebagai
suatu
keputusan
untuk
direpresentasikan dalam basis pengetahuan. Dalam hal ini pakar pendidikan yang digunakan sebagai sumber pengetahuan adalah Dr. Rahmah Johar, M.Pd (Dosen Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Syiah Kuala, Aceh. Selanjutnya untuk penentuan lesson plan matematika di SMA dilakukan wawancara (FGD) dengan sejumlah guru inti yang tergabung dalam musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Proses pengumpulan data dan informasi seperti ini dalam model ITS disebut sebagai pengetahuan tacit. Untuk pengetahuan eksplisit diperoleh sumber pengetahuan dari referensi buku dan literatur serta jurnal-jurnal terkait. Hasil akuisisi pengetahuan ini bermanfaat dalam pengembangan OLP. Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan dalam basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri atas basis pengetahuan statis dan basis pengetahuan dinamis (Marimin 2009). Pengetahuan statis memuat informasi tentang objek, peristiwa atau situasi, dengan kata lain disebut juga sebagai basis pengetahuan deklaratif yang direpresentasikan menggunakan pendekatan logika dasar, jaringan semantik, fuzzy atau konsep kerangka (frame). Basis pengetahuan dinamis atau prosedural menyatakan informasi tentang cara pembangkitan fakta baru atau hipotesis dari fakta yang sudah diketahui. Model representasi pengetahuan yang digunakan dalam sistem OLP disesuaikan dengan masing-masing pengetahuan yang diperoleh, sehingga dapat disusun menjadi rule-rule (aturan) untuk pengambilan keputusan. Pada skema berikut ini (Gambar 13 dan 14 ) dapat dilihat proses penentuan dalam penyusunan lesson plan matematika.
51
Berpusat pada Guru Model
Metode
Berpusat pada Siswa
Kegiatan Pembelajaran Pendekatan
Teknik Aspek Kognitif
Lesson Plan Matematika SMA
Silabus Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Aspek Afektif
Penilaian
Aspek Psikomotorik
Sumber Belajar
Gambar 13 Skema penentuan Strategi Belajar Mengajar (SBM). Kelas
Semester
Lesson Plan Matematika SMA
Silabus Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Aspek Pembelajaran
Pertemuan
Pokok Bahasan Subpokok Bahasan Jumlah Pertemuan Alokasi Waktu
Tujuan Pembelajaran
Gambar 14 Skema penentuan materi pembelajaran.
52
4.3
Analisis
4.3.1 Analisis Architecture Vision Visi dan misi pendidikan nasional berdasarkan amanat UUD 1945 dan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, tertuang dalam rencana strategis Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) ditetapkan sebagai visi dan misi pendidikan nasional untuk jangka panjang (2005-2025). Visi pendidikan nasional tersebut adalah “Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah”. Pernyataan mengenai kiprah utama pendidikan sebagai misi pendidikan nasional yang merupakan wujud nyata visi pendidikan nasional diantaranya: a.
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
b.
Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
c.
Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
d.
Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan
e.
Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI. Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka KEMENDIKNAS menetapkan
beberapa strategi dan program yang disusun berdasarkan skala prioritas. Salah satu bentuk dari prioritas tersebut lebih ditekankan pada: a.
Upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan;
b.
Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; dan
c.
Peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan pendidikan.
53
Dengan demikian, salah satu alternatif mempercepat pemerataan dan perluasaan akses pendidikan adalah melalui teknologi informasi secara terbuka dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia. Teknologi yang dimaksud dalam usulan penelitian ini adalah membangun sebuah sistem penyusunan lesson plan secara online untuk membantu guru, sehingga mengurangi dampak negatif yang selama ini terus berkembang. Sistem ini dinamakan OLP khususnya pada mata pelajaran matematika di SMA. Sistem ini nantinya akan menjadi pilot project bagi mata pelajaran lain serta untuk semua jenjang pendidikan. Sistem ini dirancang untuk mampu menguji kompetensi guru, menambah pengetahuan guru terhadap strategi pembelajaran dan menyusun lesson plan matematika secara optimal berdasarkan model pengambilan keputusan. 4.3.2
Analisis Kebutuhan Pengguna Pengguna sistem OLP ini adalah guru-guru yang membutuhkan jasa
penyusunan lesson plan yaitu guru matematika SMA/MA/SMK yang menjadi prioritas utama pengguna, dan administrator yang berfungsi meng-update data secara faktual. Guru matematika ini telah mampu menguasai dan menggunakan teknologi komputer sebelumnya, sehingga tidak lagi menjadi suatu hambatan utama. Administrator berfungsi sebagai programmer dan knowledge engineer. Baik programmer dan knowledge engineer membutuhkan teknik tersendiri dalam bekerja. Knowledge engineer dalam OLP bertugas mengakuisisi pengetahuan dari sejumlah pakar atau praktisi pendidikan, dan mengumpulkan sumber pengetahuan lainnya yang akan diintegrasikan ke dalam sistem OLP. Pada Gambar 15 berikut ini ditampilkan bagaimana proses kebutuhan pengguna terhadap OLP. Pengguna lainnya seperti guru matematika pada jenjang tertentu (SMP/MTs) dapat juga menggunakan sistem ini, namun sangat sedikit informasi yang diperoleh.
54
Guru Guru Matematika Matematika SMP/MTs SMP/MTs Praktisi Praktisi Pendidikan Pendidikan
Referensi Referensi dan dan Dokumen Dokumen Data Data Sekunder Sekunder
Guru Guru Matematika Matematika SMA/MA SMA/MA (Prioritas) (Prioritas)
Online Online Lesson Lesson Plan Plan (OLP) (OLP) Matematika Matematika
Administrator Administrator dan dan Knowledge Knowledge Engineer Engineer Pakar Pakar Pendidikan Pendidikan
Guru Guru Matematika Matematika SMK SMK
Gambar 15 Skema kebutuhan pengguna pada OLP. 4.3.3 Analisis kebutuhan data Pengembangan sistem OLP matematika dibangun sebagai alat bantu bagi guru dalam menyusun lesson plan matematika SMA setiap kali pertemuan. Oleh karena itu, dibutuhkan data tertentu terkait dengan penyusunan lesson plan matematika SMA. Ada beberapa data utama dalam penyusunan lesson plan matematika diantaranya: 4.3.3.1 Data Materi Pembelajaran Matematika SMA Setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan SMA/MA mempunyai beberapa aspek pembelajaran (materi pokok), dan setiap aspek pembelajaran mempunyai beberapa materi pembelajaran. Sepertihalnya mata pelajaran matematika di SMA mempunyai enam aspek pembelajaran yaitu logika, aljabar, geometri, trigonometri, kalkulus, dan statistik dan peluang. Secara umum untuk enam aspek pembelajaran matematika di SMA terdapat 17 kelompok materi pembelajaran. Rincian dari enam aspek pembelajaran tersebut
55
terdiri atas aspek aljabar (10 kelompok materi pembelajaran), aspek logika (1 kelompok materi pembelajaran), aspek kalkulus (2 kelompok materi pembelajaran), aspek geometri (1 kelompok materi pembelajaran), aspek trigonometri (2 kelompok materi pembelajaran), dan aspek statistik dan peluang (1 kelompok materi pembelajaran). Dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya satu aspek pembelajaran matematika SMA yang diambil yakni aspek aljabar, karena aspek tersebut diajarkan pada semua kelas (mulai kelas satu hingga kelas tiga), sedangkan aspek lainnya hanya tidak semua kelas. Adapun rincian kelas di SMA terhadap aspek aljabar di antaranya: kelas 1 (terdapat 3 kelompok materi pembelajaran), kelas 2 IPA (terdapat 3 kelompok materi pembelajaran), dan kelas 3 IPA (terdapat 4 kelompok materi pembelajaran). Rincian kelompok materi pembelajaran (subpokok bahasan) dalam aspek pembelajaran aljabar diantaranya: a. Materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma b. Materi pembelajaran fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat c. Materi pembelajaran sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel. d. Materi pembelajaran persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran e. Materi pembelajaran aturan suku banyak f. Materi pembelajaran komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi g. Materi pembelajaran masalah program linear h. Materi pembelajaran konsep matriks, vektor, dan transformasi i. Materi pembelajaran konsep barisan dan deret j. Materi pembelajaran fungsi eksponen dan logaritma Gambar berikut menunjukkan klasifikasi aspek pembelajaran aljabar terhadap kelompok materi pembelajaran di SMA.
56
Bentuk pangkat, Akar dan Algoritma (1/I)
Fungsi eksponen dan Logaritma (3/II)
Fungsi, Persamaan dan Fungsi kuadrat serta Pertidaksamaan kuadrat (1/I)
Aspek Pembelajaran Aljabar (SMA)
Konsep barisan dan Deret (3/II)
Konsep Matriks, Vektor, dan Transformasi (3/I)
Sistem persamaan Linier dan Pertidaksamaan satu variabel (1/I)
Persamaan lingkaran dan Persamaan garis singgung lingkaran (2/I)
Aturan Suku Banyak (2/II)
Masalah Program Linier (3/I)
Komposisi dua fungsi dan Invers suatu fungsi (2/II)
Gambar 16 Klasifikasi aspek aljabar matematika di SMA. 4.3.3.2 Data Model-Model Pembelajaran Matematika Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sutau kegiatan. Model pembelajaran matematika merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar matematika untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi desainer pembelajaran serta para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar matematika. Dalam penyusunan lesson plan matematika, model pembelajaran yang digunakan sangat banyak dan bervariasi sesuai kebutuhan dan kemampuan guru dalam mengajar matematika. Rekomendasi dari beberapa pakar pendidikan matematika, terdapat lebih dari 50 model dalam pembelajaran matematika. Untuk mengajarkan satu subkelompok materi pembelajaran matematika dapat dilakukan lebih dari satu model pembelajaran, dan satu model pembelajaran hanya dapat diajarkan pada satu sub kelompok materi pembelajaran. Misalkan dalam aspek aljabar materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma dapat diajarkan lebih dari satu model pembelajaran seperti model kooperatif tipe jigsaw, tipe NHT, dan lain
57
lain. Namun satu model tipe TGT hanya dapat diajarkan pada satu materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma. Hal inilah yang menjadi kendala terbesar bagi guru, dalam menentukan materi pembelajaran dengan sejumlah model pembelajaran yang efektif. Untuk itu, akuisisi pengetahuan pakar sangat dituntut sebagai landasan dalam penentuan lesson plan matematika SMA. Peneliti mencoba mengambil satu kelompok model pembelajaran matematika yang akan disesuaikan berdasarkan informasi dari pakar pendidikan matematika, dan didokumentasikan sebagai bentuk laporan terhadap penyusunan lesson plan matematika. Bentuk laporan dari dokumen tersebut sangat jarang terjaga dengan baik, apalagi ketika ingin membuka/memanggil kembali laporan tersebut. Sistem online lesson plan matematika menjadi solusi terhadap permasalahan tersebut, dan menjadi panduan guru untuk menyusun lesson plan berikutnya. Satu kelompok model pembelajaran ini dinamakan model pembelajaran kooperatif dengan beberapa model (tipe). Alasan pengambilan model ini dilandasi oleh dominansi aktivitas siswa berdasarkan teori konstruktivis dimana guru hanya sebagai fasilitator, dan banyaknya pakar yang telah mencoba melakukan skenario interaksi pembelajaran di kelas serta karakteristik model kooperatif yang sesuai dengan materi pembelajaran eksakta seperti matematika. Beberapa tipe dari model kooperatif diantaranya: a. Model kooperatif tipe STAD (student teams achievement divisions) b. Model kooperatif tipe Jigsaw (model tim ahli) c. Model kooperatif tipe Investigasi Kelompok (group investigation) d. Model kooperatif tipe TGT (teams games tournaments) e. Model kooperatif tipe TPS (think pair and share) f. Model kooperatif tipe NHT (numbered heads together). Pada setiap model kooperatif ini mempunyai karakteristik berdasarkan sintaks tertentu. Berikut beberapa perbandingan dari empat tipe dalam model pembelajaran kooperatif.
58
Tabel 3 Perbandingan karakteristik model-model pembelajaran kooperatif Group Investigation Pengetahuan konseptual akademis dan keterampilan menyelidiki Kerja sama dalam kelompok kompleks
Pengetahuan akademis faktual
Kelompok belajar beranggota 5-6 orang homogen
Bervariasipasangan, berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 anggota
Biasanya guru
Guru dan/atau siswa
Biasanya guru
Siswa menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya
Siswa menyelidiki berbagai materi di kelompok ahli; kemudian membantu anggota di kelompok asal untuk mempelajari materi tersebut
Siswa menyelesaikan penyelidikan yang komples
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan sosial dan kognitif
Asesmen
Tes mingguan
Bervariasi, dapat berupa tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat berbentuk tes essai
Bervariasi
Rekognisi (pengakuan)
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Presentasi lisan dan tertulis
Bervariasi
Karakteristik
STAD
Jigsaw
Tujuan Kognitif
Pengetahuan akademis faktual
Pengetahuan konseptual faktual dan akademis
Tujuan Sosial
Kerja kelompok dan kerja sama
Struktur Tim
Kelompok belajar heterogen beranggota 4-5 orang
Pemilihan Topik Pembelajaran
Biasanya guru
Tugas Utama
Kerja kelompok dan kerja sama Kelompok belajar heterogen beranggota 4-5 orang; menggunakan tim-tim asal dan tim ahli
Structural Approach
Keterampilan kelompok sosial
4.3.3.3 Data Proses Penyusunan Lesson plan Matematika Penyusunan lesson plan matematika memuat beberapa informasi seperti identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Untuk SK, KD, indikator pencapaian dan materi pembelajaran tertuang dalam silabus yang didasarkan pada PERMENDIKNAS nomor 22 tahun
59
2006 tentang Standar Isi (SI) dan PERMENDIKNAS nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Jadi, dalam pengembangan OLP matematika kebutuhan utama adalah menentukan materi dan strategi pembelajaran. Hal ini dituangkan dalam alur pemilihan berdasarkan materi pembelajaran terhadap beberapa model pembelajaran seperti pada bagan berikut ini (Gambar 17). Lesson plan matematika yang telah penulis kumpulkan sebanyak 37 lesson plan, dengan mencakup SK, KD, dan indikator serta tujuan yang berbeda. Data lesson plan matematika didapat dari hasil pengujian di lapangan dan penelitian beberapa staf pengajar pendidikan matematika FKIP Unsyiah serta guru-guru matematika SMA. Berdasarkan kesesuaian antara materi pembelajaran dan model-model pembelajaran dalam matematika untuk menentukan lesson plan yang efektif, dapat dituang dalam relasi fungsi dimana diberikan suatu himpunan A sebagai materi pembelajaran dan himpunan B sebagai model pembelajaran kooperatif. A= {KMP1, KMP2, KMP3, KMP4, KMP5, KMP6¸ KMP7, KMP8, KMP9, KMP10}, dan B= {Tipe1, Tipe2, Tipe3, Tipe4, Tipe5, Tipe6} Keterangan: KMP1 : Kelompok Materi Pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma KMP2 : Kelompok Materi Pembelajaran fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat KMP3 : Kelompok Materi Pembelajaran sistem persamaan linier dan pertidaksamaan satu variabel KMP4 : Kelompok Materi Pembelajaran persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran KMP5 : Kelompok Materi Pembelajaran aturan suku banyak KMP6 : Kelompok Materi Pembelajaran komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi KMP7 : Kelompok Materi Pembelajaran masalah program linier KMP8 : Kelompok Materi Pembelajaran konsep matriks, vektor, dan transformasi KMP9 : Kelompok Materi Pembelajaran konsep barisan dan deret KMP10 : Kelompok Materi Pembelajaran fungsi eksponen dan logaritma Tipe1 : model pembelajaran kooperatif tipe STAD Tipe2 : model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Tipe3 : model pembelajaran kooperatif tipe Invesitigasi Kelompok Tipe4 : model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tipe5 : model pembelajaran kooperatif tipe TPS Tipe6 : model pembelajaran kooperatif tipe NHT
62
RPP-7
Mata Pelajaran: Matematika (SMA)
Model Kooperatif Tipe STAD Komposisi dua fungsi dan Invers suatu fungsi (2/II)
RPP-8
Model Kooperatif Tipe JIGSAW
Model Kooperatif Tipe Group Investigation
Konsep Matriks, Vektor, dan Transformasi (3/I)
RPP-10
RPP-11
RPP-12
Aspek Pembelajaran: Aljabar
Model Kooperatif Tipe Group Investigation
RPP-3
Model Kooperatif Tipe TGT
RPP-4
Model Kooperatif Tipe TPS
RPP-5
Model Kooperatif Tipe NHT
RPP-6
Persamaan lingkaran dan Persamaan garis singgung lingkaran (2/I)
Aturan Suku Banyak (2/II)
Model Kooperatif Tipe NHT
Gambar 17 Proses penyusunan lesson plan. 62
RPP-2
Sistem persamaan Linier dan Pertidaksamaan satu variabel (1/I)
Model Kooperatif Tipe TPS Fungsi eksponen dan Logaritma (3/II)
Model Kooperatif Tipe JIGSAW Fungsi, Persamaan dan Fungsi kuadrat serta Pertidaksamaan kuadrat (1/I)
Model Kooperatif Tipe TGT
Konsep barisan dan Deret (3/II)
RPP-1
Bentuk pangkat, Akar dan Algoritma (1/I)
Masalah Program Linier (3/I)
RPP-9
Model Kooperatif Tipe STAD
63
Bentuk relasi fungsi dari dua himpunan tersebut merupakan hasil akuisisi pengetahuan dari pakar pendidikan tentang kesesuaian materi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan hasil sangat efektif untuk digunakan, yang selanjutnya akan digolong ke dalam bentuk rules menggunakan teknik logika (Lampiran 7). Berikut relasi fungsi yang terdapat di dalam diagram di bawah ini. Kelompok Materi Pembelajaran
KMP1
Model Pembelajaran Kooperatif
KMP2
KMP3
KMP4
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe GI
KMP5 Tipe TGT KMP6 Tipe TPS KMP7 Tipe NHT KMP8
KMP9
KMP10
Gambar 18 Bentuk relasi fungsi dua himpunan.
64
4.3.3.4 Informasi Uji Kompetensi Guru Pada bagian uji kompetensi guru (UKG) dibutuhkan sedikitnya tiga modul (data), yaitu modul asesmen (tes awal), modul tutorial (materi pengetahuan), dan modul evaluasi (tes akhir). Keseluruhan modul mempunyai bentuk karakteristik yang sama yakni terkait penyusunan lesson plan dan profesionalitas guru, seperti modul asesmen dan modul evaluasi yang berisi sekumpulan pertanyaan dengan mencakup 7 aspek materi pengetahuan dan modul tutorial merupakan sejumlah informasi dan pengetahuan secara explisit. Materi yang dibutuhkan untuk penguatan informasi dan pengetahuan dalam penyusunan lesson plan matematika, yakni: profesionalitas guru, lesson plan (RPP), strategi pembelajaran, model-model desain perencanaan pembelajaran, model-model pembelajaran kooperatif, matematika sekolah, dan model-model pembelajaran umum (student centered). Baik asesmen maupun evaluasi (tes online), waktu rata-rata diberikan 50 menit untuk 50 soal dengan skor minimum yang harus diperoleh yaitu 70, dan apabila hasil UKG tidak mencapai skor minimum, maka akan diberikan tutorial. a) Asesmen (tes awal) Asesmen diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dari pengguna (guru) dalam bentuk apapun yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan melalui sejumlah pertanyaan, baik menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Pengambilan keputusan dari hasil asesmen berakibat terhadap efektifitas dan optimalitas dalam penyusunan lesson plan. Pembahasan tentang uji kompetensi dalam melakukan asesmen bagi guru sangat bermanfaat untuk memperkuat dan mendalami informasi dan pengetahuan agar mencapai target pembelajaran dengan baik. Semua informasi tersebut (formal dan nonformal) dianalisis untuk melihat kinerja guru. b) Evaluasi (tes akhir) Evaluasi merupakan penilaian hasil kemampuan guru setelah diberikan informasi dan pengetahuan terhadap permasalahan yang belum dipahami melalui
65
tutorial. Konsep evaluasi pada sistem OLP lebih menekankan pada tingkat pemahaman guru dalam OLP, sehingga guru tidak salah memilih dalam mengambil keputusan terhadap penyusunan lesson plan. Komposisi pertanyaan yang diajukan dalam asesmen dan evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan dalam OLP dan telah dijustifikasi bersama pakar. Tingkat kesulitan dan jenis pertanyaan pada UKG sangat bervariasi dalam setiap topik. Justifikasi pertanyaan untuk asesmen dan evaluasi masing-masing dibagi ke dalam dua kelompok soal yakni soal kelompok A dan kelompok B, dimana setiap kelompoknya terdiri atas 50 soal dengan rincian: topik profesionalitas guru 10 soal (10%), topik lesson plan 10 soal (10%), topik strategi pembelajaran 15 soal (15%), topik model-model disain pembelajaran 5 soal (5%), topik matematika sekolah 20 soal (20%), topik model pembelajaran kooperatif 20 soal (20%), dan topik model pembelajaran umum 20 soal (20%). Pada sistem OLP, baik asesmen dan evaluasi, kelompok soal muncul secara random (acak) dan mempunyai bobot nilai yang sama. 4.3.4
Online Lesson Plan OLP merupakan suatu media pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran
bagi guru secara langsung melalui teknologi informasi dengan memberikan banyak sumber pengetahuan dan alternatif pengambilan keputusan secara reflektif. OLP dibangun dengan menggabungkan dua sumber pengetahuan yakni akuisisi pengetahuan dari pakar/praktisi pendidikan (pengetahuan tacit) dan sejumlah literatur/referensi yang akurat (pengetahuan explisit). Salah satu keunggulan sistem dari ini adalah adanya uji kompetensi guru terhadap lesson plan, tutorial lesson plan, pembuatan lesson plan menggunakan dua mekanisme (pilihan atau isian), dan diskusi tanya jawab seputar lesson plan. inilah beberapa features yang diberikan kepada pengguna terutama guru. 4.3.5
Model Computer Assisted Instructional Model CAI dalam OLP digunakan hanya pada dua model, yaitu model drill
and practice dan model tutorial. Model drill and practice merupakan suatu model dalam pembelajaran dengan cara melatih pengguna terhadap bahan atau materi yang
66
pernah diperoleh sebelumnya. Model ini menanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Latihan yang dimaksud adalah asesmen dan evaluasi. Dengan latihan terus menerus, maka akan tertanam dalam hati dan kemudian akan menjadi kebiasaan, sehingga menambah kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam melakukan penyusunan lesson plan matematika. Model drill and practice dalam sistem OLP bertujuan memberikan pengalaman belajar yang konkret dan menguji performance pengguna dalam OLP. Model lain dalam CAI yaitu model tutorial yang bertujuan memberikan bantuan bimbingan kepada pengguna ketika asesmen tidak mampu mencapai hasil maksimal. Tutorial dalam sistem OLP dianggap sebagai pola belajar mandiri untuk mendalami materi sesuai kebutuhan dalam penyusunan lesson plan matematika. Komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya membangun perilaku pengguna melalui penggunaan komputer. Bahan tutorial yang disajikan dalam sistem ini dibuat menggunakan software flip powerpoint 2.0. 4.3.6 Bagan Alir (flowchart) OLP Pada flowchart sistem OLP (Gambar 19), user memulai dengan login terlebih dahulu kemudian melakukan uji kompetensi awal (asesmen), setelah itu melihat hasil asesmen. Jika hasil nilai asesmen diperoleh 75, maka pengguna dapat melanjutkan untuk pembuatan lesson plan dan sekaligus mencetak laporan lesson plan. Apabila pengguna tidak mendapatkan nilai yang ditentukan (< 75), maka akan diberikan tutorial untuk beberapa topik pilihan yang dianggap penting. Kemudian pengguna akan melakukan evaluasi kembali. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pengetahuan guru yang maksimal, sehingga pelaksanaan lesson plan di lapangan sesuai dengan kemampuan guru dan dilakukan secara optimal. Kelayakan guru mengajar, salah satunya dapat ditinjau dari kinerja guru terhadap penyusunan lesson plan. Berdasarkan flowchart ini, maka dapat dirancang model diagram dan database yang akan dibangun.
67
Start
Login
Uji Kompetensi Awal (assesment) Pemahaman Guru
ITS Hasil Asesment dibandingkan dengan Nilai Threshold
NA < NT
Tutorial
Evaluasi Pemahaman Guru NA > NT
Create Lesson Plan Lesson Plan
NE > NT
Hasil Evaluasi dibandingkan dengan Nilai Threshold
NE < NT
Tidak
Pratinjau Ya
Print RPP
Selesai
Gambar 19 Bagan alir (flowchart) OLP. Keterangan: NA : Nilai Asesmen (nilai yang diperoleh setelah uji kompetensi awal) NE : Nilai Evaluasi (nilai yang diperoleh setelah uji kompetensi akhir) NT : Nilai Threshold (nilai ambang batas terendah yang ditentukan yakni 75)
68
4.4
Desain Desain sistem merupakan suatu upaya dalam membentuk model yang bersifat
konsep. Pada desain sistem dalam penelitian ini menggunakan pendekatan struktural (tradisional) terdiri atas diagram konteks (context diagram), Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relationship Diagram (ERD). Pendekatan struktural menampilkan suatu sistem sebagai proses yang berinteraksi dengan entitas data, proses menerima input dan menghasilkan output. Dalam sistem ini pula, dirancang beberapa modul meliputi empat modul utama yakni modul asesmen (tes awal pemahaman guru), modul tutorial (materi lesson plan), modul evaluasi (tes akhir pemahaman guru), dan modul create lesson plan (penyusunan lesson plan). Selanjutnya terdapat dua modul pendukung yaitu modul report lesson plan dan modul forum diskusi. 4.4.1 Diagram Konteks OLP dibangun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang uji tes kompetensi guru terhadap penyusunan lesson plan, tutorial penyusunan lesson plan, teknik penyusunan lesson plan dan konsultasi tanya jawab. Setiap kebutuhan informasi dalam sistem ini diperoleh dari sejumlah literatur pustaka, wawancara pakar dan kompilasi dari dokumen serta pengetahuan explisit dari para pakar pendidikan matematika. Pengguna OLP terdiri atas dua kategori yaitu pengguna biasa yakni guru matematika SMA dan administrator. Proses yang berlangsung dalam penggunaan sistem ini berupa proses registrasi, proses uji kompetensi awal (asesmen), proses tutorial, proses uji kompetensi lanjutan (evaluasi), proses penyusunan lesson plan dan proses diskusi tanya jawab yang dilakukan oleh user, sedangkan administrator proses yang dilakukan hanya mengupdate data user, uji kompetensi, dan tutorial. Diagram konteks sistem OLP disajikan pada Gambar 20.
69
Info Pertanyaan Hasil Update Data
Info Pertanyaan User Guru Matematika (SMA)
Login Registrasi
Sistem Online Lesson Plan (OLP) Matematika
Lesson Plan Hasil Jawaban
Login Administrator
Konfirmasi Login Data Hasil Jawaban
Gambar 20 Diagram konteks OLP.
4.4.2
Data Flow Diagram (DFD) Berdasarkan digram konteks sebelumnya (Gambar 20), DFD level 1 (Gambar
21) dapat dilihat dengan jelas bahwa terdapat dua entitas utama yaitu user dan administrator serta delapan proses yang terjadi dan tujuh data store. Pada DFD level 2 (Gambar 22), administrator bekerja untuk meng-update data, seperti menambah atau menghapus data. Data store terdiri atas data tanya jawab, data member, data soal asesmen, data tutorial, data soal evaluasi, data report lesson plan, data nilai.
70
0 Registrasi
Data User
Registrasi
db_user
Data User
1 Data user
Login Status Login
Login
2
Data Asesmen
Asesmen Hasil evaluasi rendah
db_soal_asesmen
Data asesmen
Hasil evaluasi standar
3 Create Lesson Plan
User
Data lesson plan
db_report_lessson_plan
Lesson Plan Hasil evaluasi standar
db_nilai
Data lesson plan
7
Update Data
update
Administrator
Data nilai
4 Data tutorial
Tutorial
Data tutorial
db_tutorial
Hasil evaluasi rendah
5
Data Evaluasi
Evaluasi Hasil Jawaban Info Pertanyaan
Data tanya jawab
db_soal_evaluasi
db_tanya_jawab
Data evaluasi
Data tanya jawab
6 Tanya Jawab
Info Pertanyaan
Gambar 21 DFD level 1 pada OLP.
Hasil Jawaban
71
7.1 Update Tanya Jawab
Data Tanya Jawab
db_tanya_jawab
7.2 Update Data User
7.3 Input Asesmen
7.4 7
Administrator
Update Data
Input Tutorial
7.5 Input Evaluasi
7.6 Cetak Lesson Plan
7.7 Cetak Hasil Assesment
Data User
Data Soal Asesmen
Data Tutorial
Data Soal Evaluasi
Data Lesson Plan
db_user
db_soal_asesmen
db_tutorial
db_soal_evaluasi
db_report_lessson_plan
Data Nilai db_nilai
7.8 Cetak Hasil Evaluasi
Data Nilai
Gambar 22 DFD level 2 permutakhiran (update) data.
72
4.4.3 Entity Relation Diagram (ERD) Dalam membuat model data yang memenuhi kebutuhan sistem, maka perlu dilakukan aktivitas perancangan database. Salah satu bentuk model yang sering digunakan untuk mendeskripsikan kebutuhan data adalah ERD. Perancangan database berguna dalam membangun sebuah sistem yang efisien dalam penyimpanan, serta mempermudah pengelompokan data di dalam tabel. Perancangan database juga digunakan untuk menghindari pengulangan (redudansi) data, sehingga dalam perancangan database dibuat ERD untuk menampilkan nama relasi antar entitas. ERD sebagai salah satu pemodelan data menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas-entitas dan relasi-relasi yang digambarkan oleh data tersebut. Entitas adalah sebuah kelas dari orang, tempat, objek, event, atau konsep tentang apa yang dibutuhkan untuk mengambil dan menyimpan data. Setiap entitas memiliki atribut, yaitu suatu organik yang deskriptif atau karakteristik dari suatu entitas. Hubungan entitas merupakan kerangka pemikiran dari sebuah sistem yang dituangkan dalam bentuk hubungan antar entitas dari sistem yang dibangun. Pada sistem OLP, entitas-entitas tersebut terdiri atas user, lesson plan, sub pokok bahasan, pokok bahasan, kelas, pertemuan, model pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, kalender, efektifitas, tutorial, asesmen, kategori asesmen, evaluasi, dan kategori evaluasi. Pada Gambar 23 berikut ditampilkan tabel relationship dari rancangan database untuk sistem OLP.
73
model_pembelajaran
metode_pembelajaran
pendekatan_pembelajaran
Kelas
Kalender
Id_model_pembelajaran Model_pembelajaran
Id_metode_pembelajaran Metode_pembelajaran
Id_pendekatan_pembelajaran Pendekatan_pembelajaran
Id_kelas Kelas Semester Program
Id_kalender Tanggal Bulan Tahun Keterangan
Memiliki
Lesson_plan Id_lesson_plan Id_user Id_kalender Id_pokok_bahasan Id_sub_pokok_bahasan Id_model_pembelajaran Id_metode_pembelajaran Id_pendekatan_pembelajaran Id_pertemuan Alat_belajar Sumber_belajar Penilaian_kognitif Penilaian_afektif Penilaian_psikomotorik Nama_kota Tanggal_pengesahan Nama_kepala_sekolah Nip_kepala_sekolah
Pokok_bahasan Id_pokok_bahasan Pokok_bahasan Standar_kompetensi Id_kelas
Memiliki
Sub_pokok_bahasan
Memiliki
Id_sub_pokok_bahasan Id_pokok_bahasan Subpokokbahasan Kompetensi_dasar Jumlah_pertemuan Alokasi_waktu Indikator Tujuan_pembelajaran
Memiliki
Memiliki
User
Admin Id_user Nama_lengkap Username Password Nip Nama_sekolah Alamat_sekolah Email
efektifitas Id_hasil_efektifitas Id_pokok_bahasan Id_sub_pokok_bahasan Id_model_pembelajaran Efektifitas_pembelajaran Keterangan
Memiliki
Id_user Id_nilai Nama_lengkap Username Password Nip Nama_sekolah Alamat_sekolah Email
Tutorial
Memiliki
Id_tutorial jenis_tutorial Id_user keterangan
Nilai
Memiliki Memiliki
Evaluasi
Assesmen
Id_soal_evaluasi Id_kategori_evaluasi Soal Jawaban_A Jawaban_B Jawaban_C Jawaban_D Kunci_jawaban
Id_soal_assesmen Id_kategori_assesmen Soal Jawaban_A Jawaban_B Jawaban_C Jawaban_D Kunci_jawaban
Memiliki
Memiliki
Kategori_evaluasi
Kategori_assesmen
Id_kategori_evaluasi Kategori_evaluasi keterangan
Id_kategori_assesmen Kategori_assesmen keterangan
Gambar 23 ERD pada OLP.
Id_nilai Id_user nilai
74
4.4.4 Desain Kamus Data Pada Desain kamus data dari semua relasi yang ada dalam database, ditentukan tipe data bagi setiap atribut dalam masing-masing relasi. Oleh karena itu, OLP merupakan bentuk web, sehingga database dapat diimplementasikan menggunakan perangkat lunak sistem manajemen database yang dikhususkan untuk pengembangan web. MySQL dan Navicat adalah salah satu jenis perangkat lunak sistem database yang sering digunakan dalam pengembangan web, terutama pada pengembangan OLP. Tipe data yang digunakan dalam perancangan kamus data adalag tipe yang tersedia dalam MySQL. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 8. 4.4.5 Desain Antarmuka Pengguna (User Interface Design) Antarmuka pengguna atau user interface merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem. Antarmuka pengguna dapat menerima informasi dari pengguna dan memberikan informasi kepada pengguna untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi. Untuk menyampaikan informasi kepada pengguna, tentunya dibutuhkan suatu rancangan agar dapat mengomunikasikan berbagai informasi yang berupa fitur-fitur sistem yang tersedia sehingga user mengerti dan dapat menggunakannya. Tujuan dari desain antarmuka pengguna adalah merancang interface yang efektif untuk sistem perangkat lunak. Efektif artinya siap digunakan, dan hasilnya sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan disini adalah kebutuhan penggunanya. Pengguna sering menilai sistem dari interface, bukan dari fungsinya melainkan dari user interfacenya. Desain antarmuka yang buruk, sering jadi alasan untuk tidak menggunakan software tersebut. Selain itu, interface yang buruk menyebabkan pengguna membuat kesalahan fatal. Desain harus bersifat user-centered, artinya pengguna sangat terlibat dalam proses desain, karena itu ada proses evaluasi yang dilakukan oleh pengguna terhadap hasil desain. Pada desain antarmuka OLP dibuat menggunakan adobe Photoshop CS5. Desain ini terdiri atas enam bagian utama seperti: 1. Header; pada bagian atas ini berisi logo Departemen Pendidikan Nasional serta nama OLP.
75
2. Menu navigasi; merupakan alat yang digunakan untuk berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya pada OLP yang dibangun. Menu navigasi terletak di bagian header (atas) yang terdiri atas : home, lihat profil, report lesson plan, forum diskusi, logout. 3. Isi; pada bagian ini ditampilkan data/informasi berupa teks. 4. Menu pop-up; yaitu menu yang muncul ketika di klik pada bagian bawah isi. Menu pop-up terdiri atas dua bagian, pertama menu skema OLP dan kedua menu asesmen. 5. Menu tautan; yaitu menu yang menghubungkan ke beberapa tautan (link web) yang dituju. 6. Footer; bagian ini ditampilkan desainer dan afiliasi web. Pada Gambar 24 menunjukkan menu navigasi dari sistem yang dibangun. HEADER
CONTENT T A U T A N
MENU MENU POP-UP POP-UP
SKEMA OLP
CONTENT MENU MENU POP-UP POP-UP
FOOTER FOOTER
Gambar 24 Rancangan antarmuka sistem.
76
4.4.6 Desain Fungsional Sistem Saat ini OLP belum ditemukan di Indonesia, sehingga diperlukan pembangunan dan pengembangan sistem tersebut. Berdasarkan hasil analisis architecture vision dan analisis kebutuhan data, maka dibutuhkan rancangan kebutuhan sistem OLP secara fungsional. Fungsi-fungsi yang diusulkan dirancang sehingga mampu memberikan sebuah model sistem yang bermanfaat. O‟Brien (2005) menyatakan bahwa dalam pengembangan sistem dapat digunakan untuk mendukung kegiatan operasional, mendukung pengambilan keputusan pada level manajerial dan bersifat strategis. Fungsi yang diusulkan diberi tanda kode, sehingga mudah untuk mengidentifikasi saat implementasi dan penyusunan dokumen. Berikut ini disajikan daftar fungsional sistem. Tabel 4 Daftar fungsional OLP No.
Kode
Nama Fungsi
1 2 3
OLP001 Proses Login OLP002 Proses Register OLP003 Lihat Profil
4
OLP004 Lihat Skema OLP
5
OLP005 Asesmen
6
OLP006 Mulai Asesmen
7
OLP007
8
OLP008 Tutorial
9
OLP009 Pilih Topik Tutorial
10
OLP010 Evaluasi
11
OLP011 Mulai Evaluasi
Lihat Hasil Jawaban Asesmen
Deskripsi Mendapatkan hak akses Mengisi data registrasi pengguna Melihat data profil pengguna dalam sistem Melihat skema tahapan penggunaan sistem oleh pengguna dalam bentuk bagan Melihat informasi dari proses asesmen guru Melihat soal asesmen dan memilih jawaban Melihat hasil jawaban dari soal asesmen yang telah diisi Melihat informasi dari proses tutorial lesson plan Melihat informasi tutorial dari setiap topik yang dipilih Melihat informasi dari proses evaluasi guru Melihat soal Evaluasi dan memilih jawaban
77
No.
Kode
Nama Fungsi
12
OLP012
13
OLP013
14
OLP014
15
OLP015
16
OLP016
17
OLP017
18 19
OLP018 OLP019
20
OLP020
21
OLP021 Lihat Report Lesson Plan
Melihat laporan dan mencetak lesson plan
22
OLP022 Proses Logout
Mendapatkan izin keluar dari sistem
Lihat Hasil Jawaban Evaluasi Create Lesson Plan Pilih Menu Create Lesson Plan by System Pilih Parameter Create Lesson Plan by System Pilih Menu Create Lesson Plan by Owner Pilih Parameter Create Lesson Plan by Owner Pilih Menu Pratinjau Pilih Menu Cetak Lihat Menu Forum Diskusi
Deskripsi Melihat hasil jawaban dari soal evaluasi yang telah di isi Melihat informasi dari create lesson plan Melihat proses input data Menginput data untuk penyusunan lesson plan Melihat proses input data Menginput data untuk penyusunan lesson plan Melihat hasil input lesson plan Mencetak laporan lesson plan Melihat dan menginput pertanyaan dari diskusi
Pada sistem OLP matematika, pengguna (guru) mendapatkan informasi dalam bentuk pertanyaan dan tutorial secara online. Pengguna dapat memilih jenis materi tutorial apa saja yang dianggap perlu dan selanjutnya diuji pemahaman dengan sejumlah pertanyaan dalam batas waktu yang telah ditentukan. Peran pengguna sangat diperlukan dalam sistem OLP, agar layanan informasi yang diberikan menambah pengetahuan dan kesiapan dalam penyusunan lesson plan matematika. Manfaat dari sistem OLP matematika ini terutama meningkatkan kemampuan pengguna terhadap penyusunan lesson plan secara optimal dengan tepat memilih parameter yang sesuai kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar. Keuntungan bagi sistem OLP ini, mampu memberikan informasi secara komunikatif, efisien dan efektif bagi pengguna. Menambah tempat penyimpanan dokumen lesson plan yang telah dibuat dan dapat mengirimkan ke pengguna yang lain. Penyusunan lesson plan matematika dalam sistem ini diberikan keleluasaan kepada pengguna, dengan memilih dua model dalam penyusunan lesson plan. Model
78
pertama penyusunan lesson plan ditentukan oleh sistem (create lesson plan by system), sehingga pengguna hanya mencoba memasukkan pilihan data dan sistem akan memberikan pilihan informasi. Model kedua penyusunan lesson plan ditentukan oleh pengguna secara langsung (create lesson plan by owner), dimana keseluruhan input tidak dipengaruhi oleh sistem. a.
Create lesson plan by system Create lesson plan by system merupakan suatu menu dalam sistem OLP yang
memberikan bantuan bagi pengguna untuk menentukan setiap parameter penyusunan lesson plan didasarkan pada pilihan yang telah diakuisisi oleh pakar ke dalam sistem, sehingga pengguna hanya memilih mana parameter yang dianggap sesuai, dan sistem menampilkan seluruh atribut pilihan. b.
Create lesson plan by owner Create lesson plan by owner merupakan suatu menu dalam OLP yang tidak
memberikan bantuan pilihan bagi pengguna, sehingga pengguna dapat menentukan parameter sesuai kebutuhan pengguna, namun hasil pengisian selanjutnya akan disimpan atau dicetak oleh sistem. 4.4.7 Desain Masukan Dalam OLP, dirancang berbagai halaman masukan yang digunakan pengguna untuk menerima masukan. Halaman masukan disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang telah dianalisis sebelumnya. Berikut ini disajikan tabel untuk beberapa halaman masukan yang diusulkan pada OLP. Tabel 5 Halaman Masukan pada OLP No. Halaman Masukan 1 Halaman Register 2
Halaman Login
3
Halaman Asesmen
Deskripsi Halaman untuk menginput identitas pengguna Halaman untuk menginput username dan password pengguna Halaman untuk menginput jawaban soal asesmen oleh pengguna
79
No. Halaman Masukan 4 Halaman Evaluasi
5
Halaman Create Lesson plan by System
6
Halaman Create Lesson plan by Owner
7
Halaman diskusi
4.4.8
Deskripsi untuk menginput soal evaluasi oleh
Halaman jawaban pengguna Halaman untuk menginput parameter lesson plan oleh pengguna Halaman untuk menginput parameter lesson plan oleh pengguna Halaman untuk menginput pertanyaan oleh pengguna
Desain Arsitektur Global OLP Dengan melihat banyaknya pengguna terutama guru yang tersebar di seluruh
Indonesia, maka dibutuhkan desain arsitektur global OLP karena prototipe sistem akan berjalan di atas teknologi jaringan (internet). Model arsitektur ini dimodifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu pola keterhubungan atau layanan internet bagi pengguna (Gambar 25).
80
Internet
Tablet Tablet Computer Computer
Laptop Laptop Computer Computer
Web server
Database server
Dekstop Dekstop Computer Computer
Guru
Administrator
Gambar 25 Arsitektur global OLP. 4.5
Implementasi Pengertian implementasi dalam penelitian ini adalah implementasi sistem
dengan menggunakan model SDLC. Implementasi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu implementasi database dan implementasi sistem. Pada sistem OLP, setiap halaman web diberikan informasi seperti: about the system (halaman login), petunjuk informasi (halaman utama), petunjuk asesmen (halaman asesmen), petunjuk tutorial (halaman tutorial), petunjuk evaluasi (halaman evaluasi), dan petunjuk create lesson plan (halaman lesson plan). 4.5.1 Implementasi database Pembuatan database diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak sistem manajemen database MySQL. Nama setiap tabel database yang dibuat disesuaikan dengan nama yang telah dirancang sebelumnya yakni pada ERD. Hasil implementasi database OLP dapat dilihat pada Lampiran 9.
81
4.5.2
Implementasi Sistem Implementasi sistem di setiap menu terdiri atas lima bagian yaitu asesmen,
create lesson plan, cetak lesson plan, tutorial, dan evaluasi dapat dilihat pada sistem navigasi pada OLP (lampiran 10). Sebelum melakukan proses tersebut, maka pengguna terlebih dahulu harus register dan login seperti yang terlihat pada Gambar 26 berikut:
Gambar 26 Tampilan halaman register dan login OLP. 4.5.2.1 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Utama (home) Pada bagian implementasi sistem, menu halaman utama antarmuka OLP disajikan pada Gambar 27 di bawah ini.
82
Gambar 27 Tampilan halaman utama OLP. Deskripsi menu-menu dan menu pop-up pada halaman utama adalah: a. Menu Home; sebagai navigasi user untuk kembali ke halaman utama, b. Menu lihat profil; sebagai navigasi user menuju halaman identitas user yang dapat diedit kembali, c. Menu report lesson plan; merupakan navigasi user menuju halaman laporan pembuatan lesson plan, d. Menu forum diskusi; menu navigasi user menuju halaman konsultasi, e. Menu logout; menu navigasi user untu keluar dari halaman utama, f. Content, berisi data/informasi dalam bentuk teks, g. Sub menu skema OLP; merupakan menu navigasi pop-up untuk menampilkan informasi skema penggunaan sistem OLP, h. Sub menu asesmen; merupakan menu navigasi pop-up menuju halaman informasi asesmen. i. Footer; bagian ini ditampilkan perancang dan afiliasi web.
83
4.5.2.2 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Login atau Registrasi Pada halaman ini terdapat 2 proses yang dilakukan user yakni mengisi form registrasi, dan login untuk menuju halaman home. Disini juga diberikan informasi awal tentang OLP dan beberapa feature yang ada di dalamnya. Form registrasi ini harus diisi secara keseluruhan tanpa ada yang kosong serta memasukkan 6 kode digit dan checklist tanda persetujuan. Gambar 28 berikut merupakan tampilan halaman login.
Gambar 28 Tampilan Menu halaman login atau register. 4.5.2.3 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Asesmen Halaman ini merupakan bagian proses CAI dengan menggunakan model drill and practice yaitu model pembelajaran berbasis komputer dengan cara melatih pengguna terhadap bahan materi yang pernah dipelajari dalam bentuk uji kompetensi awal (asesmen). Petunjuk informasi yang diberikan menggambarkan upaya guru untuk mencapai hasil yang maksimal dengan waktu yang ditentukan. Pengguna dapat meng-klik menu pop-up (mulai asesmen) untuk menuju halaman selanjutnya yang
84
berisikan sejumlah tes. Gambar 29 dan 30 berikut sebagai tampilan informasi dan soal.
Gambar 29 Tampilan halaman informasi asesmen.
Gambar 30 Tampilan halaman soal uji kompetensi awal (asesmen). Selanjutnya, proses CAI model lainnya yaitu tutorial yaitu memberikan penguatan atau bimbingan terhadap sejumlah materi penyusunan lesson plan kepada pengguna. Materi ini merupakan materi yang harus dipelajari dan dipahami pengguna
85
sesuai topik yang dipilih. Terdapat 8 topik pilihan yang harus dipelajari pengguna yaitu: a. Topik profesionalitas guru, b. Topik strategi pembelajaran, c. Topik model disain perencanaan pembelajaran, d. Topik matematika sekolah, e. Topik model pembelajaran kooperatif, f. Topik model pembelajaran umum (student centered), g. Topik lesson plan (RPP), dan h. Silabus matematika SMA Proses CAI selanjutnya adalah model drill and practices untuk mengevaluasi hasil penguatan tutorial dengan sejumlah pertanyaan dan waktu yang telah ditentukan. Setelah tutorial, maka halaman selanjutnya berupa informasi petunjuk evaluasi. Gambar 31 dan 32 berikut merupakan tampilan tutorial.
Gambar 31 Tampilan halaman tutorial.
86
Gambar 32 Halaman tutorial dengan topik lesson plan. 4.5.2.4 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Create Lesson Plan Setelah proses asesmen atau evaluasi mencapai hasil rata-rata ( 75), maka pengguna dapat menuju halaman create lesson plan. Pada halaman ini terdapat petunjuk informasi dengan ketentuan dan pilihan pengguna. Misalkan pengguna memilih create lesson plan by system, maka seluruh proses pengisian input parameter lesson plan oleh pengguna akan ditentukan oleh sistem. Namun, jika pengguna memilih create lesson plan by owner, maka keseluruhan input parameter lesson plan sepenuhnya tergantung kepada pengguna. Pada Gambar 33 dan 34 berikut merupakan tampilan dari informasi petunjuk dan pengisian create lesson plan.
87
Gambar 33 Tampilan halaman informasi create lesson plan.
Gambar 34 Tampilan halaman create lesson plan by owner. Setelah proses entri data pada form create lesson plan, maka selanjutnya dapat dicetak dalam format file .pdf. Berikut ini contoh hasil print out dalam format file .pdf (Gambar 35).
88
Gambar 35 Tampilan hasil cetak dalam format pdf. 4.6
Pengujian Hasil pengujian sistem OLP secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11.
Sistem OLP diuji dengan menggunakan browser Mozilla Firefox 5.0 atau google chrome secara offline. Fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem OLP dapat berjalan dengan baik, di antaranya fungsi asesmen pemahaman guru, fungsi tutorial lesson plan, fungsi evaluasi pemahaman guru, fungsi create lesson plan, forum diskusi, dan fungsi report lesson plan. Berdasarkan hasil pengujian sistem tersebut, maka secara umum perbedaan penyusunan lesson plan matematika dengan menggunakan pendekatan konvensional
89
dan pendekatan sistem dapat terlihat dengan jelas dari penilaian (parameter) pada tabel berikut. Tabel 6 Perbedaan penilaian penyusunan lesson plan No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Penilaian (Parameter)
Template lesson plan
Penyimpanan Data
Model pembelajaran
Standar kompetensi
Tujuan pembelajan
Indikator
Metode pembelajaran
Pendekatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Pendekatan Konvensional Dibuat dengan aplikasi office, dan terkadang tidak konsisten. Disimpan di media penyimpanan portable (hardisk/flasdisk) pengguna Pemilihan model secara statis
Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna) Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna) Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna) Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna) Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna) Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna)
Sistem OLP Telah disesuaikan dengan bentuk database secara online Disimpan dalam aplikasi atau database server
Pemilihan model secara dinamis yang dilakukan oleh sistem menggunakan teknik komputasi Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP)
90
Peran pengguna (guru) dalam penyusunan lesson plan menjadi suatu keputusan penting, dimana OLP menghasilkan lesson plan yang efektif dan optimal untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 36 berikut. Peran User (Guru) dalam Penyusunan Lesson Plan
Ditinjau dari Ditinjau dari Pendekatan Pendekatan Sistem Konvensional OLP
Ditinjau dari Pendekatan Sistem OLP
Penyusunan lesson plan tidak berdasarkan atas pengetahuan (tacit)
Kebutuhan Lesson Plan ditentukan oleh manajemen pengetahuan (tacit dan eksplisit)
pengembangan pengetahuan pribadi dalam lesson plan terbatas
Pengembangan pengetahuan pribadi dalam lesson plan terus meningkat dan tidak terbatas
Penyusunan lesson plan kurang bervariasi dan terkesan monoton
Penyusunan lesson plan sangat bervariasi dan fleksibel
Hasil lesson plan tidak memberikan bentuk optimal dan kurang dalam efektifitas
Hasil lesson plan memberikan bentuk optimal dan efektifitas
Kriteria pemilihan atribut lesson plan terbatas terhadap strategi pembelajaran
Kriteria atribut lesson plan bervariasi sesuai kebutuhan
Gambar 36 Peran user pada penyusunan lesson plan.