24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Institut Pertanian Bogor 4.1.1 Latar Belakang Institut Pertanian Bogor Berdasarkan buku panduan sarjana, 2008 Institut Pertanian Bogor adalah lembaga pendidikan tinggi pertanian yang secara historis merupakan bentukan dari lembaga-lembaga pendidikan menengah dan tinggi pertanian dan kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke20 ini di Bogor. Sebelum perang dunia II lembaga-lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middelbare Landbouw School dan Nederlandsch Indische Veeartsen School. Pada tahun 1940, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian di Bogor dengan nama Landbouw Hogeschool yang pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) ditutup. Namun pada masa itu, Nederlandsch Indische Veeartsen School tetap berjalan. Hanya namanya di ubah menjadi Bogor Zui Gakku (Sekolah Dokter Hewan Bogor) yang pada tahun 1946 ditingkatkan menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (PTKH). Pada tahun 1947 Landbouw Hogeschool dibuka kembali dengan nama
Faculteit voor Landbow-watenschappen
sebagai
kelanjutan
Landbouw Hogeschool, yang mempunyai Jurusan Pertanian dan Kehutanan. Bersama dengan itu dibentuk Faculteit der Diergeneskunde yang sebelumnya adalah Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (PTKH). Secara organik kedua faculteit yang ada di Bogor tersebut bernaung di bawah Universiteit van Indonesie yang kemudian berubah nama menjadi Universitas Indonesia. Pada tahun 1950 Faculteit voor Landbouw-watenshappen berubah nama menjadi Fakultas Pertanian Universitas Indonesia dengan tiga jurusan yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam dan Kehutanan serta pada tahun 1957 dibentuk Jurusan Perikanan Darat. Sedangkan Faculteit voor Diergeneeskunde berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia yang pada tahun 1960 berubah nama
25
menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Indonesia. Pada tanggal 1 September 1963, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 91 tahun 1963, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan Universitas Indonesia selanjutnya melepas diri menjadi Institut Pertanian Bogor dan disahkan oleh Presiden RI dengan Surat Keputusan No. 2791 Tahun 1965. Pada awalnya, IPB terdiri dari lima fakultas yaitu : Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan berasal dari Jurusan Pertanian dan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, sedangkan Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut Universitas Indonesia, Fakultas Perikanan merupakan gabungan Jurusan Perikanan Darat Fakultas Pertanian Universitas Indonesia dan Jurusan Perikanan Laut Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Indonesia. Pada tahun 1964, IPB berkembang menjadi 6 Fakultas dengan didirikannya
Fakultas
Teknologi
dan
Mekanisasi
Pertanian
(FATAMETA), yang pada tahun 1968 berubah menjadi Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian dan tahun 1981 hingga saat ini bernama Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun 1975, Sekolah Pascasarjana pertama di Indonesia dibuka di IPB yang pada tahun 1980 diresmikan menjadi Fakultas Pascasarjana IPB. Dengan terbitnya PP 30/1990 Fakultas Pascasarjana IPB beralih status menjadi Program Pendidikan Pascasarjana yang dipimpin oleh Direktur Program Pascasarjana. Pada tahun 1981, IPB membuka Fakultas Sains dan Matematika yang pada tahun 1983 berubah nama menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas ini merupakan gabungan dari Departemen Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Botani dan Departemen Statistika dan Komputasi Fakultas Pertanian IPB serta Departemen Biokimia dan Departemen Zoologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Pada Tahun 1979, IPB mulai menyelengarakan Program Diploma yang pada tahun 1980 menjadi
26
fakultas non gelar teknologi yang lebih dikenal dengan nama Fakultas Politeknik Pertanian. Berdasarkan PP 30 tahun 1990 Fakultas Politeknik Pertanian ditiadakan. Selanjutnya program pendidikan diploma tersebut dikelola oleh Jurusan/Fakultas di lingkungan IPB. Pada tahun 1992 IPB membuka program pendidikan Pascasarjana profesional setingkat S2 dalam bidang Manajemen Agribisnis (MMA). Hasil Pemikiran IPB telah mencanangkan konsep Pembangunan Pertanian Berkebudayaan Industri (PPBI) yang diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai negara Industri yang berbasiskan pertanian yang tangguh. Tahun 2000 IPB membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah nomor 154 IPB telah ditetapkan Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara
(BHMN),
dengan
penetapan
ini
maka
IPB
dalam
menyelenggarakan kegiatan bersifat otonom. Sejalan dengan kebijakan Dasar Pendidikan IPB mengenai pengembangan Kurikulum Program Pendidikan IPB, dilakukan penataan departemen dengan menerapkan Kurikulum Sistem Mayor-Minor yang berlaku mulai mahasiswa tahun masuk 2005/2006. Pada tahun 2005 Fakultas Ekologi Manusia didirikan di IPB. 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan IPB 1. Visi Institut Pertanian Bogor "Menjadi universitas riset terkemuka di asia dengan kompetensi utama
pertanian
tropika,
berkarakter
kewirausahaan,
dan
bersendikan keharmonisan". Acuan visi tersebut berdasarkan pada visi jangka panjang IPB yang telah dirumuskan pada tahun 2003 dan telah ditetapkan sebagai visi IPB 2025, yaitu ”Menjadikan IPB sebagai perguruan tinggi bertaraf internasional dalam pengembangan sumberdaya manusia dan IPTEKS dengan kompetensi utama di bidang pertanian tropika”. Dasar acuan visi ini adalah rumusan rencana pembangunan jangka panjang Departemen Pendidikan Nasional 2005-2025, Renstra IPB
27
2020 yang telah dirumuskan sebelum status IPB BHMN, dan draft Rencana Pengembangan IPB 2025 - Senat Akademik IPB. 2. Misi Misi IPB yang digunakan merupakan misi dalam pengembangan IPB lima tahun ke depan (2012), yaitu : 1. Menyelenggarakan
pendidikan
tinggi
bermutu
tinggi
dan
pembinaan kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa. 2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan kecenderungan pada masa yang akan datang. 3. Membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang berkarakter kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. 4. Mendorong
terbentuknya
masyarakat
madani
berdasarkan
kebenaran dan hak azasi manusia. 3. Tujuan Tujuan yang harus dicapai IPB adalah : 1. Menghasilkan
lulusan
yang
berkualitas
yang
mampu
mengembangkan dan menerapkan IPTEKS. 2. Memberikan inovasi IPTEKS ramah lingkungan untuk mendukung pembangunan nasional dan memperbaiki kesejahteraan umat manusia. 3. Menjadikan IPB sebagai lembaga pendidikan tinggi yang siap menghadapi tuntutan masyarakat dan tantangan pembangunan yang berubah dengan cepat secara nasional dan global. 4. Menjadikan IPB sebagai kekuatan moral dalam masyarakat madani Indonesia. 4.1.3 Tujuan Pendidikan Program Sarjana merupakan program pendidikan akademik yang bertujuan menyiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, memiliki integritas kepribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap
28
perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan, dan masalah yang dihadapi masyarakat. Program Sarjana Institut Pertanian Bogor diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut : 1.
Menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya.
2.
Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama.
3.
Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun dalam berkehidupan bersama di masyarakat.
4.
Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni yang merupakan keahliannya.
4.1.4 Kurikulum 1.
Kurikulum Program Sarjana IPB adalah kurikulum pendidikan tinggi yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di IPB.
2.
Tahun
pertama
pendidikan
program
sarjana
di
IPB
diselenggarakan oleh Direktorat Program Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama (TPB), bekerjasama dengan fakultas di lingkungan IPB. 3.
Pengertian kurikulum Mayor-Minor adalah kurikulum berbasis kompetensi dimana setiap mahasiswa mengikuti pendidikan dalam salah satu mayor sebagai bidang keahlian (kompetensi) utama dan
29
dapat mengikuti pendidikan dalam salah satu bidang minor sebagai bidang keahlian (kompetensi) pelengkap. 4.
Mayor
merupakan
bidang
keahlian
berdasarkan
disiplin
(keilmuan) utamanya pada suatu departemen atau fakultas, dimana mahasiswa
dapat
memperdalam
kompetensinya
(ilmu
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku) tertentu dalam suatu paket matakuliah. 5.
Minor merupakan bidang keahlian pelengkap yang diambil oleh mahasiswa yang berasal dari departemen lain di luar departemen utamanya (mayor).
6.
Berdasarkan tujuan pendidikannya, matakuliah dalam kurikulum program sarjana terdiri dari matakuliah umum, mata kuliah mayor, matakuliah interdep, mata kuliah minor, dan matakuliah penunjang (supporting course).
7.
Satuan kredit semester (SKS) adalah ukuran yang digunakan untuk menyatakan (1) besarnya beban studi mahasiswa, (2) ukuran keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, (3) ukuran untuk beban penyelenggaraan pendidikan, khususnya bagi dosen.
8.
Kurikulum program sarjana untuk suatu gelar kesarjanaan mempunyai beban studi sekurang-kurangnya 144 sks dan sebanyak-banyaknya 160 sks. Dalam hal mahasiswa mengambil mayor ganda atau mayor dan minor ganda dimungkinkan beban studi yang lebih besar.
30
4.1.5. Struktur Organisasi Institut Pertanian Bogor Struktur organisasi Insitut Pertanian Bogor dapat Dilihat pada gambar.5 dibawah ini:
Gambar 5. Struktur organisasi Institut Pertanian Bogor (Sumber,Panduan Kemahasiswaan,2009) 4.1.6 Penerimaan Mahasiswa Baru Calon mahasiswa Institut Pertanian Bogor adalah warga negara Indonesia atau asing lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, lulusan program diploma (minimal D3), atau mahasiswa Perguruan Tinggi lain, nasional maupun internasional. Mahasiwa baru IPB adalah mahasiswa yang pertama kali mengikuti pendidikan di IPB. Penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) yang diangkat dengan Keputusan Rektor. Penerimaan lulusan SLTA untuk terdaftar sebagai mahasiswa baru program sarjana dilaksanakan melalui 5 (lima) jalur, yaitu : (1) Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI); (2) Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB); (3) Undangan Khusus bagi lulusan SLTA yang mempunyai
31
prestasi Nasional maupun Internasional; (4) Seleksi Penerimaan Mahasiswa Beasiswa Utusan Daerah (BUD); dan mulai tahun akademik 2009/2010 IPB mengadakan Ujian Talenta Mandiri IPB (UTMI). Persyaratan umum untuk pendaftaran sebagai calon mahasiswa IPB adalah; (1) sehat jasmani dan rohani; (2) bebas dari penggunaan narkoba; (3) bersedia tinggal di Asrama IPB pada tahun pertama. 4.1.7. Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) adalah sistem seleksi calon mahasiswa IPB yang tidak menggunakan ujian tertulis melainkan atas dasar prestasi belajar selama 1 sampai dengan 5 semester di tingkat SLTA. Proporsi daya tampung IPB jalur USMI ditetapkan oleh IPB. Tujuan dari USMI adalah menjaring lulusan terbaru SLTA yang berpotensi melanjutkan pendidikan di IPB dengan mengandalkan nilai matematika, fisika, kimia, dan biologi, serta mengupayakan adanya kesempatan pendidikan yang lebih adil bagi setiap lulusan terbaru SLTA dari setiap propinsi di Indonesia. Jalur ini digagas oleh Prof. Dr. Ir H. Andi Hakim Nasoetion, nama jalur USMI dilaksanakan mulai tahun 1889/1990. Seleksi calon mahasiswa jalur USMI dilaksanakan dengan mengundang
siswa-siswa
SLTA
yang
masuk
dalam
direktori
Performans Riwayat Akademik SLTA di IPB (PERAK SLTA IPB). Penerimaan jalur USMI IPB dilaksanakan oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) dengan pengelolaan yang diatur ketua PPMB Jalur USMI. Seleksi jalur USMI didasarkan atas peringkat dan nilai yang diperoleh siswa dalam mata ajaran Biologi, Fisika, Kimia, dan Matematika, serta prestasi siswa untuk beberapa kegiatan kokulikuler atau ekstrakulikuler dan kriteria lain yang ditetapkan oleh pimpinan IPB. Untuk siswa yang diusulkan, kepala sekolah SLTA wajib mengirimkan dokumen data prestasi siswa dan syarat lain yang ditentukan oleh IPB. Calon yang diterima di IPB dipanggil melalui Kepala SLTA yang bersangkutan. Calon tersebut wajib melapor ke IPB
32
pada tanggal yang ditentukan dengan menunjukkan dokumen asli dan syarat lain yang ditentukan, membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), dan biaya lain yang ditentukan IPB. 4.2. Karakteristik Data Karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang dapat menjadi pembeda dalam suatu data. Mahasiswa IPB berasal dari berbagai macam latar belakang baik secara jenis kelamin, asal daerah, maupun jalur masuk di IPB. Dalam penyelenggaraan pendidikan program sarjana (S1) IPB memiliki berbagai macam jalur masuk untuk menyeleksi calon mahasiswa. Jalur masuk USMI merupakan jalur yang masuk yang paling banyak digunakan untuk menerima mahasiswa program sarjana di IPB dan meningkat tiap tahunnya. Data Panitia Penerimaaan Mahasiswa Baru (PPMB) IPB menunjukkan pada tahun 2005 mahasiswa yang masuk melalui jalur USMI 58 persen, tahun 2006 mencapai 66 persen, untuk tahun 2007 dan 2008 Mahasiswa Jalur USMI mencapai 69 persen. Berikut gambar.5 tentang sebaran jalur masuk mahasiswa program sarjana (S1) IPB dari tahun 2005 – 2008 :
Gambar.6 Presentase Mahasiswa Program Sarjana (S1) IPB Melalui Jalur Masuk USMI (PPMB,2009) Dari jumlah tersebut terlihat bahwa IPB sebagian besar mahasiswanya berasal dari jalur masuk USMI. Berdasarkan jenis kelamin jumlah mahasiswa USMI Perempuan lebih banyak (> 50 persen)
33
dibanding mahasiswa Laki-laki (< 50 persen). Sebaran mahasiswa USMI berdasarkan
jenis kelamin dari tahun 2005 -2008 dapat dilihat dari
gambar.6 berikut :
Gambar.7 Presentase Mahasiswa USMI Berdasarkan Jenis Kelamin (PPMB,2008) USMI merupakan jalur yang digunakan untuk mengundang putra-putri terbaik bangsa melalui undangan yang di bagikan kepada sekolah-sekolah di Indonesia dan Luar negeri. Menurut asal daerah mahasiswa jalur USMI tahun 2005–2008, mahasiswa asal Jawa Barat merupakan jumlah terbanyak yaitu 49,3 persen, dilanjutkan Sumatera 18 persen, Jawa Tengah 12,1 persen, Jakarta 8,6 persen, Jawa Timur dan Madura 7,2 persen, Sulawesi 1,6 persen, untuk Kalimantan 1,3 persen , Bali dan Nusa Tenggara 1,3 persen, Irian Jaya 0,5 persen, dan Luar Negeri 0,1 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 7.
34
Gambar.8 Asal Daerah Mahasiswa Jalur USMI IPB 2005-2008 (PPMB,2008) Jalur USMI adalah sistem seleksi calon mahasiswa IPB yang tidak menggunakan ujian tertulis, dasar penentuan mahasiswa jalur USMI berdasarkan prestasi belajar selama 5 semester di SLTA. Jalur USMI biasanya diterima dari siswa SLTA jalur IPA melalui tahap penilaian kompetensi akademik atas peringkat dan nilai yang diperoleh siswa dalam 4 (empat) mata ajaran yaitu Biologi, Fisika, Kimia dan Matematika dan prestasi dalam bidang kokulikuler dan ekstrakulikuler. Dari tahun 2005 sampai 2008 diperoleh data kompetensi akademik mahasiswa IPB jalur USMI yang akan dikelompokan menjadi 2 (dua) kategori yaitu A dan B. Dengan pengelompokan akan mempermudah dalam proses analisis, untuk itu perlunya konversi nilai-nilai kompetensi akademik siswa tersebut. Nilai matematika mahasiswa USMI tahun 2005 -2008 mempunyai nilai terendah adalah 62,0 dan nilai maksimum 99,0. Dari uji normal yang dilakukan didapatkan mean dari data tersebut adalah nilai 78,9. Tabel 2 menunjukkan hasil normalitas dari kompetensi nilai matematika Mahasiswa USMI dari tahun 2005 -2008 Tabel.2 Uji Normal Nilai Matematika SLTA Mahasiswa USMI 2005-2008 VAR00001 Valid N (listwise)
N 7774 7774
Minimum 62,00
Maximum 99,00
Mean 78,9896
Std. Deviation 5,74228
35
Frequency
600
400
200
Mean =78.9896 Std. Dev. =5.74228 N =7,774 0 60.00
80.00
100.00
VAR00001
Gambar.9 Kurva Normal Nilai Matematika SLTA Mahasiswa USMI IPB Tahun 2005 – 2008 (PPMB,2008) Nilai Fisika saat SLTA mahasiswa USMI dari tahun 2005–2008 mempunyai nilai minimum adalah 61,2 dan tertinggi 99 sehingga mendapatkan nilai mean 77,45. Tabel.3 Uji Normal Nilai Fisika SLTA Mahasiswa USMI 2005-2008 N
Minimum
VAR00002
7774
Valid N (listwise)
7774
61,20
Maximum 99,00
Mean 77,4666
Std. Deviation 5,39842
800
Frequency
600
400
200
Mean =77.4666 Std. Dev. =5.39842 N =7,774 0 60.00
80.00
100.00
VAR00002
Gambar.10 Kurva Normal Nilai Fisika SLTA Mahasiswa USMI IPB Tahun 2005 – 2008 (PPMB,2008) Analisis normalitas nilai Biologi SLTA pada mahasiswa USMI IPB tahun 2005-2008 yang memiliki nilai terendah 60,6 dan nilai maksimum 99, sehingga mean yang diperoleh dari uji normalitas adalah 79,29.
36
Tabel.4 Uji Normal Nilai Biologi SLTA Mahasiswa USMI 2005-2008 N 7774
VAR00003 Valid N (listwise)
Minimum 60,60
Maximum 99,00
Std. Deviation 5,16603
Mean 79,2917
7774
800
Frequency
600
400
200
Mean =79.2917 Std. Dev. =5.16603 N =7,774 0 60.00
80.00
100.00
VAR00003
Gambar.11
Kurva Normal Nilai Biologi SLTA Mahasiswa USMI IPB Tahun 2005 – 2008 (PPMB,2008)
Untuk mata ajaran kimia saat SLTA mahasiswa USMI tahun 20052008 memiliki nilai terendah 64 dan nilai maksimal 99, sehingga dapat diperoleh nilai mean 79,37. Uji normalitas untuk nilai kimia SLTA mahasiswa USMI tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel. 5 sebagai berikut. Tabel.5 Uji Normal Nilai Kimia SLTA Mahasiswa USMI 2005-2008 VAR00004 Valid N (listwise)
N 7774 7774
Minimum 64,00
Maximum 99,00
Mean 79,3679
Std. Deviation 5,42721
37
800
Frequency
600
400
200
Mean =79.3679 Std. Dev. =5.42721 N =7,774 0 60.00
80.00
100.00
VAR00004
Gambar.12 Kurva Normal Nilai Kimia SLTA Mahasiswa USMI IPB Tahun 2005 – 2008 (PPMB,2008) Setelah dilakukan Uji normalitas maka nilai-nilai tersebut dikelompokkan menjadi A dan B. Pembagian didasarkan terhadap batas mean masing-masing nilai untuk matematika USMI kelompok A dibatasi dari nilai 79,0-99,0 dan kelompok B dari 62,0-78,9. Kelompok nilai fisika USMI A ditentukan dari 77,5-99,0 dan kelompok B dari 61,20-77,4, demikian dengan nilai biologi kelompok A dibatasi dari nilai 79,3-99,0 dan kelompok B 60,6-79,2, dan nilai kimia ditentukan dengan kelompok A dengan dilai 79,4-99,0 dan kelompok B 64-79,3. Setelah dilakukan pengelompokan diperoleh bahwa untuk mata ajaran biologi
mahasiswa USMI IPB 2005-2008 kelompok
A adalah 52
persen dan kelompok B sebesar 48 persen, mata ajaran matematika kelompok A dan B diperoleh 50 persen mahasiswa, Nilai fisika kelompok A terdapat 38 persen mahasiswa dan kelompok B 62 persen mahasiswa, nilai mata ajaran kimia mahasiswa USMI 2005-2008 yang termasuk kelompok A 53 persen dan kelompok B 47 persen. Berikut gambar.12 menunjukkan jumlah kompetensi akademik SLTA empat mata ajaran yang menjadi dasar penentuan mahasiswa USMI tahun 2005-2008.
38
Gambar.13 Kompetensi akademik SLTA mahasiswa USMI IPB tahun 2005-2008 (PPMB,2008) Nilai kompetensi akademik SLTA ini akan dihubungkan dengan relevansi pilihan mayor mahasisiwa USMI tersebut, di Institut Pertanian Bogor terdapat 35 mayor. Sebaran jumlah mahasiswa terhadap pilihan mayor yang dipilih oleh mahasiswa USMI pada tahun 2005-2008 terbanyak adalah mayor Agronomi dan Hortikultura dengan jumlah 5,6 persen, Kedokteran Hewan 4,8 persen, untuk mayor Teknologi Industri Pertanian dan mayor Agribisnis memiliki presentase yang sama yaitu 4 persen, mayor Manajemen 3,9 persen, mayor Teknik Sipil dan Lingkungan baru terdapat sekitar 0,5 persen dari data tersebut dikarenakan mayor ini baru dibentuk pada tahun ajaran 2008/2009, dan Fakultas Peternakan untuk tahun masuk 2008/2009 masih belum masuk kepada mayor sehinga kode yang diberikan adalah D0 (2,2 persen), mahasiswa tersebut akan masuk memilih mayor pada tingkat berikutnya. Selengkapnya sebaran Mahasiswa USMI dari tahun 2005-2008 berdasarkan mayor adalah sebagai berikut:
39
Tabel 6. Daftar Sebaran Jumlah Mahasiswa USMI tahun 20052008 berdasarkan pilihan Mayor No 1 2 3 4 5
Nama Mayor
Manajemen Sumberdaya Lahan Agronomi dan Hortikultura Proteksi Tanaman Arsitektur Lanskap Kedokteran Hewan Teknologi dan Manajemen Perikanan 6 Budidaya 7 Manajemen Sumberdaya Perairan 8 Teknologi Hasil Perairan Teknologi dan Manajemen Perikanan 9 Tangkap 10 Ilmu dan Teknologi Kelautan 11 Teknologi Produksi Ternak 12 Nutrisi dan Teknologi Pakan 13 Manajemen Hutan 14 Teknologi Hasil Hutan 15 Konservasi Sumberdaya Hutan 16 Silvikultur 17 Teknik Pertanian 18 Teknologi Pangan 19 Teknologi Industri Pertanian 20 Teknik Sipil dan Lingkungan 21 Statistika 22 Meteorologi Terapan 23 Biologi 24 Kimia 25 Matematika 26 Ilmu Komputer 27 Fisika 28 Biokimia 29 Ekonomi dan Studi Pembangunan 30 Manajemen 31 Agribisnis 32 Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan 33 Ilmu Gizi 34 Ilmu Keluarga dan Konsumen Komunikasi dan Pengembangan 35 Masyarakat 36 Peternakan *) Jumlah
Kode Mayor A1 A2 A3 A4 B0
2,5 persen 5,6 persen 2,5 persen 2,3 persen 4,8 persen
C1 C2 C3
2,4 persen 1,8 persen 2,2 persen
C4 C5 D1 D2 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4 G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 H1 H2 H3 H4 I1 I2
2,6 persen 1,8 persen 2,4 persen 2,1 persen 3,5 persen 2,2 persen 3,3 persen 1,9 persen 3,8 persen 3,6 persen 4,0 persen 0,5 persen 2,5 persen 1,6 persen 3,1 persen 2,9 persen 2,4 persen 3,2 persen 1,7 persen 2,4 persen 3,5 persen 3,9 persen 4,0 persen 2,6 persen 3,5 persen 1,6 persen
I3 D0
3,2 persen 2,2 persen 100 persen
Jumlah
40
Penilaian keberhasilan mahasiswa mengikuti pendidikan di mayor tersebut dinilai dari berbagai segi yaitu penilaian mata kuliah, penilaian semester, penilaian Tingkat Persiapan Bersama (TPB), penilaian interdept, penilaian Mayor, penilaian Minor, penilaian akhir tahun akademik, dan penilaian akhir program. Penilaian semester di mayor tersebut dilakukan tiap akhir semester, penilaian ini meliputi semua mata kuliah untuk mendapatkan Indek Prestasi (IP) dan tiap tahun akan di kumulatifkan men jadi (IPK). Kisaran prestasi akademik yang digunakan adalah 3,51–4,00, 2,76 – 3,50, 2,01 – 2,75, dan < 2,0. Pada Tingkat persiapan bersama penilaian akhir tahun pertama dilaksanakan oleh Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama. Perolehan IPK TPB Mahasiswa USMI tahun 2005-2008 dapat dilihat pada gambar.13 berikut ini. Pada kisaran nilai 3,52 – 4,00 diperoleh 11 persen mahasiswa, nilai IPK TPB 2,76 – 3,50 diperoleh 50 persen mahasiswa USMI dari tahun 2005-2008, IPK TPB 2,01-2,75 diperoleh 35 persen mahasiswa, dan IPK TPB < 2,00 diperoleh 4 persen mahasiswa.
Gambar.14 Perolehan IPK pada Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Mahasiswa USMI Tahun 2005-2008 (PPMB,2008) Pada tahun kedua sampai lulus penilaian status studi mahasiswa dilakukan oleh fakultas masing-masing mayor. Gambar.14 dibawah ini menunjukkan bahwa mahasiswa USMI tahun 2005 – 2008 yang
41
memiliki IPK 3,51-4,00 adalah 9 persen, IPK 2,76-3,50 berjumlah 61 persen, IPK 2,01-2,75 berjumlah 27 persen, dan IPK mahasiswa <2,0 berjumlah 3 persen.
Gambar.15 Perolehan IPK Mahasiswa USMI Tahun 2005-2008 (PPMB,2008) Berbagai data yang dimiliki oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) IPB meliputi data akademik pelamar dan data pribadi dari pelamar USMI hanya dibutuhkan pada saat penyeleksian penerimaan, setelah selesai data-data tersebut diarsipkan dengan harapan dapat berguna di masa yang akan datang. Data-data tersebut seharusnya dapat diekstraksi dan diambil kemenarikannya sehingga mendapatkan informasi yang dapat berguna. Kompetensi akademik pada saat SLTA dapat dihubungkan dengan Prestasi Akademik pada saat mahasiswa tersebut masuk perkuliahan. Data-data tersebut dapat diketahui polapolanya sehingga didapatkan informasi hubungan kompetensi akademik siswa SLTA dengan pilihan mayor mereka dan dapat diketahui hubungan keduanya. Di dalam perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, media penyimpan data dan komputer berkembang dengan cepat, dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen dapat mempercepat
42
pengelolaan dan pemrosesan data menjadi salah satu informasi yang bermanfaat, salah satu cara untuk mengekstraksi data menggunakan tehnik data mining. Data mining dapat digunakan sebagai alat untuk ekstraksi dari data sehingga diperoleh pola suatu informasi yang dapat digunakan sebagai langkah strategis dalam pengambilan keputusan, informasi dari sumberdaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, ataupun dapat diperoleh informasi tentang pemasaran yang tepat terhadap peserta didik sehingga dapat memberikan proses pendidikan bermutu tinggi dan dapat meningkatkan daya saing. 4.3. Market Basket Analysis Kompetensi akademik dari siswa SLTA berbeda-beda terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, baik dari asal daerah, ataupun jenis kelamin. Perlunya analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan asosiasi pilihan mayor terhadap kompetensi akademik siswa SLTA khususnya 4 (empat) mata ajaran yang dijadikan dasar untuk masuk jalur USMI IPB, serta faktor asal daerah dan jenis kelamin yang kemungkinan memberikan pengaruh terhadapnya. Relevansi pilihan mayor didasarkan kepada nilai Indeks kumulatif yang didapatkan pada pilihan mayor tersebut. Data indeks prestasi TPB juga akan diekstrak untuk mendapatkan informasi apakah terdapat relevansi kompetensi akademik siswa saat SLTA terhadap prestasi pada tingkat persiapan bersama yang merupakan pendidikan dengan matakuliah wajibdasar umum. Market basket analysis dilakukan untuk mengetahui pola dari sebuah aturan yang diberlakukan. Penelitian ini memberikan aturan ”jika ada dalam kondisi tersebut- maka hasil yang diperoleh”. Aturan Asosiasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah ” jika mahasiswa berasal dari daerah...., dan memiliki nilai USMI...., memilih mayor....,→ maka Indeks prestasi mahasiswa......”. Didalam analisis ini perlu ditentukan atribut yang merupakan atribut kondisi dan atribut hasil, atribut kondisi
43
diletakkan pada kolom LHS (left-hand-side) dan atribut hasil akan diletakkan pada kolom RHS (right-hand-side). Didalam analisisnya market basket dapat memperlihatkan jumlah masing-masing item serta rules yang dinginkan. Dengan menentukan minimum support atau minimum confident maka hasil ekstraksi yang diinginkan akan didapatkan. Analisis item pada database yang di kelompokkan berdasar besarnya coverage dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari analisis 7674 kejadian yang ada dalam database mahasiswa jalur USMI tahun 2005-2008 didapatkan 5154 hasil yang memenuhi aturan yang diinginkan. Untuk itu perlunya batasan sehingga diperoleh informasi yang optimal, batasan tersebut dengan memberikan batasan terhadap support yaitu 0,001 pada analisis. Dengan memberikan batasan tersebut, didapatkan hasil 848 rules yang memenuhi aturan yang ditentukan. Hasil dari analisis yang sesuai dengan rules yang ditentukan diketahui nilai coverage, support, confident, lift serta leverage. Nilai confident dalam program ”magnum Opus” disebut dengan nama ”Strengh” . Nilai support dalam analisis memberikan arti suatu ukuran yang menunjukkan presentase banyaknya kejadian kombinasi suatu item dalam basis data, nilai strengh menunjukkan keakuratan dari hubungan antar 2 item atau lebih dalam aturan asosiasi. Nilai Lift dan Leverage diperlukan untuk menunjukkan kevalidan proses transaksi, memberikan informasi hubungan antar item tersebut, serta memberikan informasi korelasi yang dibuat antar item tersebut. Hubungan kompetensi akademik siswa SLTA terhadap Prestasi akademik pada saat Tingkat Persiapan Bersama dilakukan dalam analisis, dikarenakan pada tingkat persiapan bersama siswa mengikuti kuliah wajib dengan mata kuliah yang sama yaitu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Hasil relevansi kompetensi akademik terhadap perkuliahan di tingkat persiapan bersama terdapat 312 hasil yang dapat dianalisis, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Contoh hasil analisis yang dilakukan
44
relevansi kompetensi akademik terhadap perkuliahan di TPB adalah sebagai berikut: ASDAE 1 & BIOUS A & FISUS B & KIMUS B & MATUS B & DEPT H1 -> IPKB SM, [Coverage=0.001 (4); Support=0.001 (4); Strength=1.000; Lift=1.99; Leverage=0.0003 (2.0)] BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & ASDAE 3 & FISUS B & DEPT F3 -> IPKB SM, [Coverage=0.001 (10); Support=0.001 (7); Strength=0.700; Lift=1.39; Leverage=0.0003 (2.0)] BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & ASDAE 3 & FISUS B & DEPT H3 -> IPKB SM,[Coverage=0.001 (9); Support=0.001 (8); Strength=0.889; Lift=1.76; Leverage=0.0005 (3.5)] FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & ASDAE 3 & MATUS B & DEPT H2 -> IPKB SM,[Coverage=0.001 (7); Support=0.001 (7); Strength=1.000; Lift=1.99; Leverage=0.0005 (3.5)] FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & ASDAE 8 & DEPT B0 -> IPKB SM, [Coverage=0.002 (17); Support=0.001 (8); Strength=0.471; Lift=0.93; Leverage=-0.0001 (-0.6)]
Selain pengukuran terhadap IPK di Tingkat Persiapan Bersama, analisis dilakukan terhadap IPK terakhir yang diperoleh pada semester genap tahun ajaran 2008/2009. Analisis dilakukan terhadap data mahasiswa USMI pada tahun 2005 – 2009, sehingga diketemukan 195 rules yang memenuhi syarat berupa aturan (” jika mahasiswa berasal dari daerah...., dan memiliki nilai USMI...., memilih mayor....,→ maka Indeks prestasi akhir mahasiswa......”) dan aturan tersebut harus memiliki minimum support 0,001, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Contoh hasil analisis yang dilakukan relevansi kompetensi akademik siswa SLTA terhadap pilihan mayornya adalah sebagai berikut: ASDAE 1 & BIOUS A & KIMUS A & FISUS B & MATUS B & DEPT D1 -> IPKA SM, [Coverage=0.001 (7); Support=0.001 (6); Strength=0.857; Lift=2.02; Leverage=0.0004 (3.0)] DEPT A1 & FISUS B & KIMUS B & BIOUS B & MATUS B & ASDAE 2 -> IPKA M, [Coverage=0.001 (6); Support=0.001 (4); Strength=0.667; Lift=3.48; Leverage=0.0004 (2.9)] ASDAE 3 & FISUS B & KIMUS B & BIOUS B & MATUS B & DEPT H4 -> IPKA SM, [Coverage=0.006 (44); Support=0.003 (21); Strength=0.477; Lift=1.12; Leverage=0.0003 (2.3)] FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & ASDAE 8 & DEPT B0 -> IPKA M, [Coverage=0.002 (17); Support=0.001 (4); Strength=0.235; Lift=1.23; Leverage=0.0001 (0.7)] FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & ASDAE 8 & DEPT B0 -> IPKA SM, [Coverage=0.002 (17); Support=0.001 (7); Strength=0.412; Lift=0.97; Leverage=-0.0000 (-0.2)]
Analisis asosiasi dilakukan juga dengan menambahkan variabel jenis kelamin pada rules. Jenis kelamin laki-laki dan Perempuan dilibatkan dari variabel untuk melihat adanya pengaruh jenis kelamin terhadap potensi akademik, pilihan mayor dan asal daerah mahasiswa tersebut. Aturanyang diperlakukan pada analisis tersebut adalah (” jika
45
mahasiswa berasal dari daerah....,berjenis kelamin........ dan memiliki nilai USMI...., memilih mayor....,→ maka Indeks prestasi akhir mahasiswa......”).
Setelah
dilakukan
analisis
terhadap
mahasiswa
perempuan, didapatkan 194 rules yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Sebagai contoh berdasarkan kemunculan dapat diilhat sebagai berikut: JKEL 0 & ASDAE 1 & FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & DEPT A2 -> IPKB SM, [Coverage=0.003 (23); Support=0.002 (14); Strength=0.609; Lift=1.21; Leverage=0.0003 (2.4)] JKEL 0 & ASDAE 1 & FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & DEPT H3 -> IPKB SM, [Coverage=0.003 (20); Support=0.002 (13); Strength=0.650; Lift=1.29; Leverage=0.0004 (2.9)] JKEL 0 & ASDAE 1 & FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & DEPT B0 -> IPKB SM, [Coverage=0.003 (24); Support=0.001 (11); Strength=0.458; Lift=0.91; Leverage=-0.0001 (1.1)] JKEL 0 & ASDAE 1 & FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & DEPT B0 -> IPKB M, [Coverage=0.003 (24); Support=0.001 (10); Strength=0.417; Lift=1.21; Leverage=0.0002 (1.7)] JKEL 0 & ASDAE 1 & FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & DEPT D1 -> IPKA SM, [Coverage=0.001 (9); Support=0.001 (9); Strength=1.000; Lift=2.36; Leverage=0.0007 (5.2)]
Dari hasil tersebut diatas dapat dilihat berdasarkan seringnya rules yang muncul pada mahasiswa perempuan asal sumatera memiliki kompetensi akademik nilai-nilai USMI berkategori A. pengaruh yang didapatkan adalah korelasi terhadap IPK TPB dan IPK akhir pada mayor D1 (Teknologi Produksi Ternak). Terdapat hubungan berkorelasi negatif yaitu jika mahasiswi tersebut berada di mayor kedokteran hewan mendapatkan IPK TPB 2,76 -3,50, nilai lift 0,91 dapat menunjukkan bahwa hubungan pada rules tersebut. Analisis pada jenis kelamin laki-laki didapatkan 143 rules yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Mahasiswa laki-laki asal Sumatera menampilkan 36 rules yang dapat dilihat pada Lampiran 5. contoh rules yang ditampilkan hubungan mahasiswa asalSumatera yang memiliki kompetensi akademik USMI terhdap prestasi pada mayor di IPB berdasarkan support dapat dilihat sebagai berikut : ASDAE 1 & FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & JKEL 1 & DEPT F1 -> IPKB SM, [Coverage=0.002 (19); Support=0.002 (12); Strength=0.632; Lift=1.25; Leverage=0.0003 (2.4)]
46
ASDAE 1 & FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & JKEL 1 & DEPT A2 -> IPKB M, [Coverage=0.002 (15); Support=0.001 (7); Strength=0.467; Lift=1.35; Leverage=0.0002 (1.8)] ASDAE 1 & FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & DEPT A1 & JKEL 1 -> IPKB M, [Coverage=0.001 (9); Support=0.001 (6); Strength=0.667; Lift=1.93; Leverage=0.0004 (2.9)] ASDAE 1 & FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & JKEL 1 & DEPT A4 -> IPKB M, [Coverage=0.001 (10); Support=0.001 (6); Strength=0.600; Lift=1.74; Leverage=0.0003 (2.6)] ASDAE 1 & FISUS A & BIOUS A & KIMUS A & MATUS A & JKEL 1 & DEPT E4 -> IPKB M, [Coverage=0.001 (8); Support=0.001 (6); Strength=0.750; Lift=2.17; Leverage=0.0004 (3.2)]
Berdasarkan 5 support terbanyak, analisis menunjukkan bahwa kebanyakan rules yang dibuat menganalisis terhadap IPK TPB. Mahasiswa Asal Sumatera dari beberapa mayor diatas dan meiliki kompetensi akademik A pada nilai-nilai USMI memiliki korelasi yang positif terhadap IPK TPB. 4.5
Implikasi Manajerial Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kompetensi akademik siswa SLTA memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap keberhasilan mahasiswa tersebut menempuh pendidikan pada mayor yang dipilih. Faktor asal daerah dan jenis kelamin memberikan pengaruh terhadap keberhasilan didalam masa perkuliahan ditunjukkan adanya nilai yang berbeda pada pola. Implikasi manajerial yang dapat dilakukan setelah melihat analisis asosiasi kompetensi akademik dengan pilihan mayor pada mahasiswa USMI IPB adalah : 1. Dapat melihat pola dari asosiasi dan nilai-nilai dari pola yang terbentuk, sehingga dapat mempermudah penilaian terhadap kesesuaian kompetensi mahasiswa tersebut saat SLTA dengan mayor yang dipilih. 2. Bagi kepala departemen, dapat melihat pengaruh dari pola-pola mahasiswa yang berada pada mayornya. Dengan melihat pola tersebut dapat digunakan sebagai informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan strategis agar lebih efektif dan efisien. 3. Terbentuknya pola dan struktur yang dibentuk dari variabel-variabel tersebut dapat memanfaatkan suatu data yang hanya menumpuk sehingga menjadi sumber daya informasi yang berguna.