41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan KPSBU Jabar Sekitar tahun 1800an sapi perah diperkenalkan oleh bangsa Belanda kepada masyarakat Lembang. Jumlah peternak sapi perah semakin lama semakin bertambah. Bertambahnya jumlah peternak di daerah Lembang membuat semakin sadar akan pentingnya kebutuhan memasarkan produk susu yang dihasilkan. Meskipun banyak industri dan ada yang menampung hasil susu segar dari peternak, harga yang ditetapkan masih belum memuaskan dan hanya menguntungkan sebelah pihak. Oleh karena itu, didirikanlah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang. KPSBU Lembang didirikan oleh 35 orang peternak pada tanggal 8 Agustus 1971 dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi model koperasi dalam menyejahterakan anggota. Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang semakin berkembang dengan meningkatnya produksi susu yang dihasilkan dari tahun ke tahun. Peningkatan itu turut didorong upaya pengembangan susu segar dengan adanya kerjasama dari PT. Frisian Flag Indonesia (FFI) yang menampung pasokan dari KPSBU Lembang sejak tahun 2002. Tercatat hingga sekarang sekitar 6.351 peternak menjadi anggota KPSBU. Pada umumnya sapi yang dipelihara adalah sapi bangsa Fries Holland (FH) dan peranakan FH. Pada saat ini, KPSBU menjadi salah satu koperasi terbaik di Indonesia. KPSBU menempati urutan pertama sebagai koperasi susu terbaik
dan
merupakan
leader,
baik
dari
segi
manajemen,
pengembangan organisasi, maupun kualitas produk di Jawa Barat. Keberhasilan KPSBU dapat terukur dengan diberikannya penghargaan Indonesia Cooperative Award dari Kementrian Negara Koperasi dan UKM serta Majalah SWA pada tahun 2006. Pada tanggal 13 Juli 2008 KPSBU Lembang diresmikan oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menjadi KPSBU Jabar.
42
4.1.2 Visi dan Misi KPSBU Jabar KPSBU Jabar mempunyai visi yaitu menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Untuk mencapai visi tersebut KPSBU Jabar memiliki misi-misi yang mendukung. Misi-misi KPSBU Jabar adalah : a. Menyejahterakan anggota melalui layanan prima dalam industri persusuan dengan manajemen yang berkomitmen. b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis. 4.1.3 Bidang Usaha KPSBU Jabar bergerak di bidang usaha dan pelayanan. Bidang usaha terdiri dari: produksi susu dan pertokoan (waserda). Sedangkan pelayanan terdiri dari: pelayanan peternakan dan pelayanan keuangan. Pelayanan peternakan meliputi kesehatan hewan dan IB, pakan konsentrat, pembibitan sapi, dan program sapi bergulir mandiri. Pelayanan keuangan meliputi perkreditan dan pelayanan poliklinik. KPSBU Jabar berusaha untuk menyejahterakan anggotanya dengan memasarkan susu segar yang berasal dari peternak secara langsung ke masyarakat dengan harga Rp 3450,00/liter pada tahun 2008 dan sekarang dengan harga Rp 3650,00/liter serta mengolah susu menjadi produk yoghurt Freshtime dengan lima rasa yang berbeda yaitu melon, durian, anggur, moka dan strawberi. 4.1.4 Keadaan KPSBU Jabar Struktur organisasi KPSBU Jabar terdiri dari pengurus dan badan pengawas. Pengurus bertujuan mengelola koperasi yang dibantu oleh para karyawan, sedangkan badan pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Untuk mendukung pelayanan yang efektif dan efisien, koperasi dipimpin oleh dua manajer yaitu manajer operasional dan manajer keuangan.
Rapat Anggota
Tahunan (RAT) memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. RAT dilaksanakan satu tahun sekali yang berisi laporan pertanggungjawaban
pengurus
dalam
melaksanakan
tugasnya,
43
menetapkan kebijakan umum dan membuat rencana kerja. Struktur organisasi KPSBU Jabar dapat dilihat pada Lampiran 1. KPSBU Jabar memiliki karyawan tetap, karyawan harian dan karyawan kontrak dari berbagai tingkat pendidikan. Jumlah karyawan tetap KPSBU Jabar pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah karyawan tetap KPSBU Jabar No. Jabatan/Unit 1. Manajer 2. Unit Pelayanan Keuangan 3. Unit Administrasi Keuangan 4. Unit Sapi Perah 5. Unit Usaha 6. Unit HR & GA 7. Unit Quality Control 8. Unit Penanganan Susu 9. Unit Penerimaan Susu Jumlah
2008 2 23 10 30 11 18 37 40 49 220
Sumber: Laporan Tahunan KPSBU Jabar
Saat ini KPSBU Jabar sudah memiliki brand sendiri dalam memasarkan produknya berupa yoghurt dan susu segar kepada konsumen eceran yaitu Fresh Time. KPSBU Jabar mengolah kurang lebih 7.500 kg susu per hari atau sekitar lima persen dari produksi susu segar harian untuk dijual langsung ke konsumen. Kegiatan pengolahan ini merupakan salah satu strategi untuk mengurangi ketergantungan peternak dan koperasi terhadap Industri Pengolahan Susu (IPS) yang merupakan konsumen utama KPSBU Jabar. Dalam menjalankan fungsinya sebagai koperasi peternak sapi perah yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota, KPSBU Jabar memiliki beberapa jenis aktivitas pelayanan yaitu : 1.
Pemasaran susu kepada IPS KPSBU Jabar mengumpulkan susu segar dari peternak untuk dikirimkan ke IPS dalam hal ini terdiri dari PT. Frisian Flag Indonesia, PT. Danone Dairy Indonesia, PT. Ultra Jaya, dan PT. Indolakto.
44
2.
Pelayanan Simpan-Pinjam Anggota Pelayanan simpan pinjam memberikan kesempatan kepada anggota untuk meminjam uang kepada koperasi tanpa beban bunga. Pembayaran pinjaman dilakukan dengan sistem pemotongan berkala pada saat pembayaran susu kepada peternak.
3.
Warung Serba Ada (Waserda) Waserda yang dikelola oleh koperasi menyediakan barang-barang kebutuhan rumah tangga dan kandang.
Waserda menyediakan
layanan antar langsung kepada peternak.
Pembayaran terhadap
waserda juga dilakukan dengan sistem pemotongan pada saat pembayaran susu. 4.
Pelayanan Kesehatan Anggota Untuk
menjamin
kesehatan
peternak,
KPSBU Jabar juga
menyediakan program pelayanan kesehatan. Program ini adalah hasil kerja sama KPSBU Jabar dengan penyedia pelayanan swasta. 5.
Pelayanan Kesehatan Hewan dan Inseminasi Buatan Pelayanan ini berupa pelayanan dokter hewan dan obat-obatan secara gratis untuk ternak yang sakit. Peternak juga mendapatkan pelayanan gratis dalam melakukan inseminasi buatan.
6.
Pabrik Makanan Ternak KPSBU Jabar sudah mampu memproduksi konsentrat makanan ternak sendiri dengan kapasitas produksi 2.091.350 kg/bulan. Saat ini KPSBU Jabar mampu menghasilkan pakan konsentrat untuk seluruh anggotanya. KPSBU memiliki kurang lebih 4.829 anggota aktif yang tersebar ke
dalam 21 Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) dan 648 Tempat Penampungan Susu (TPS) yang dibuat untuk memudahkan dalam pengambilan susu segar dari peternak. Setiap TPK memiliki beberapa kelompok TPS dan tiap TPS terdiri dari satu anggota atau lebih sesuai dengan syarat pembentukan TPS yaitu setiap TPS harus mampu menyetorkan susu segar minimal sebanyak 100 liter pada pagi hari.
45
4.2. Perancangan BSC pada KPSBU Jabar Perancangan BSC pada KPSBU Jabar mencakup penentuan sasaran strategi dan ukuran-ukuran kinerja pencapaian dari keempat perspektif BSC serta penetapan target pada masing-masing ukuran tersebut. 4.2.1 Penentuan sasaran-sasaran strategi BSC KPSBU sebagai salah satu koperasi persusuan memiliki visi, yaitu menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota, sedangkan misinya adalah menyejahterakan anggota melalui layanan prima dalam industri persusuan dengan manajemen yang berkomitmen dan meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan SDM, dan kemitraan strategis. Dari visi dan misi serta rencana strateginya maka dapat diterjemahkan menjadi sasaran-sasaran strategi BSC, yaitu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sasaran strategi perspektif BSC KPSBU Jabar selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 7. 1. Perspektif Keuangan KPSBU
Jabar
berupaya
menjadi
model
koperasi
dalam
menyejahterakan anggota. Oleh karena itu, sasaran strateginya pada perspektif keuangan adalah peningkatan pendapatan dan peningkatan liquiditas. Peningkatan pendapatan diharapkan dapat meningkatkan Sisa
Hasil
Usaha
(SHU)
sehingga
dapat
meningkatkan
kesehjahteraan anggota, sedangkan peningkatan liquiditas dapat memudahkan koperasi dalam menjalin kemitraan dan menghimpun dana dari pihak lain. 2. Perspektif Pelanggan Anggota KPSBU Jabar yaitu peternak, termasuk pelanggan koperasi. Peternak merupakan aset yang sangat penting bagi KPSBU Jabar karena tanpa peternak, koperasi tidak akan pernah berdiri. Oleh karena itu, sasaran strategi pada perspektif pelanggan adalah peningkatan kepuasan peternak. Semakin peternak puas terhadap
46
pelayanan dan kinerja koperasi, diharapkan peternak akan semakin loyal kepada KPSBU Jabar. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Sasaran strategi pada perspektif proses bisnis internal adalah penekanan kesusutan susu dan peningkatan kapasitas organisasi. Penekanan kesusutan susu diharapkan dapat mengoptimalkan produksi susu sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Upaya peningkatan kapasitas organisasi sesuai dangan salah satu misi koperasi yaitu, meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan SDM, dan kemitraan strategis. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sasaran strategi pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah kepuasan karyawan dan peningkatan pengetahuan anggota. Jika karyawan telah merasa puas maka kinerja karyawan diharapkan dapat meningkat dan karyawanpun akan semakin loyal kepada koperasi. Peningkatan pengetahuan anggota diharapkan
dapat
mempengaruhi kinerja para anggota dalam menghasilkan susu yang berkualitas. Visi, Misi, dan Strategi KPSBU Jabar
Perspektif Keuangan
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sasaran Strategi: 1. Peningkatan pendapatan 2. Peningkatan liquiditas
Sasaran Strategi: Peningkatan kepuasan peternak
Sasaran Strategi: 1. Penekanan kesusutan susu 2. Peningkatan kapasitas organisasi
Sasaran Strategi: 1. Peningkatan kepuasan karyawan 2. Peningkatan pengetahuan anggota
Gambar 7. Sasaran strategi perspektif BSC KPSBU Jabar (rencana strategi KPSBU Jabar)
47
4.2.2 Penentuan Ukuran Kinerja Pencapaian Sasaran Strategi Penentuan ukuran kinerja pencapaian sasaran strategi diawali dengan mengetahui terlebih dahulu visi dan misi serta sasaran strategi untuk mencapai visi dan misi tersebut. Dari sasaran strategi yang telah diterjemahkan
barulah
ditetapkan
mengukur keberhasilan
ukuran
pencapaiannya
untuk
sasaran strategi. Terdapat dua ukuran
pencapaian untuk mengukur keberhasilan sasaran strategi, yaitu: a.
Ukuran hasil (lag indicator) dan
b.
Ukuran pendorong (lead indicator) Penentuan tolak ukur pada pengukuran kinerja disesuaikan dengan
sasaran strategi yang telah ditetapkan pada masing-masing perspektif sehingga tolak ukur dapat mengukur sejauh mana sasaran strategi tercapai. 1.
Perspektif Keuangan Sasaran strategi perspektif keuangan pada KPSBU Jabar adalah peningkatan pendapatan dan peningkatan liquiditas. Ukuran hasil pencapaian strategi peningkatan pendapatan adalah peningkatan pendapatan dari produksi susu, peningkatan pendapatan dari waserda, peningkatan pendapatan dari produksi yoghurt, dan peningkatan pendapatan dari pembibitan sapi. Strategi peningkatan pendapatan tersebut dapat didorong oleh peningkatan penjualan. Ukuran hasil dari peningkatan liquiditas adalah current ratio dan cash ratio. Current ratio dapat didorong oleh aktiva lancar dan hutang lancar, sedangkan cash ratio dapat didorong oleh kas dan hutang lancar.
2.
Perspektif Pelanggan Sasaran strategi KPSBU Jabar pada perspektif pelanggan adalah peningkatan kepuasan peternak. Pencapaian sasaran strategi peningkatan kepuasan peternak dapat diukur dengan indeks kepuasan peternak. Ukuran hasil ini dapat didorong oleh adanya survei kepuasan peternak. Dengan melakukan survei dapat diketahui seberapa besar tingkat kepuasan peternak sehingga dapat
48
menjadi masukan untuk melakukan perbaikan dan perkembangan di masa mendatang. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Sasaran strategi pada perspektif proses bisnis internal adalah penekanan kesusutan susu dan peningkatan kapasitas organisasi. Pencapaian sasaran strategi penekanan kesusutan susu dapat dilihat dari jumlah kesusutan susu. Jumlah kesusutan susu dapat didorong oleh alat ukur yang sudah terstandarisasi, sedangkan pencapaian sasaran strategi peningkatan kapasitas organisasi dapat diukur melalui peningkatan harga jual sapi afkir yang dapat didorong oleh penanganan sapi afkir. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sasaran strategi perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada KPSBU Jabar adalah peningkatan kepuasan karyawan dan peningkatan pengetahuan anggota. Peningkatan kepuasan karyawan dapat diukur melalui indeks kepuasan karyawan. Indeks kepuasan karyawan didorong oleh survei kepuasan karyawan, sedangkan sasaran strategi peningkatan pengetahuan anggota dapat diukur melalui jumlah penyuluhan teknis. Adanya penyuluhan teknis yang rutin dilakukan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan anggota dari hari ke hari. Jumlah penyuluhan teknis dapat didorong oleh penyuluhan teknis yang dilakukan kepada peternak. Perancangan BSC pada KPSBU Jabar selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9.
49
Tabel 9. Perancangan BSC pada KPSBU Jabar Sasaran Strategi A. Perspektif Keuangan 1. Peningkatan Pendapatan
2.
Ukuran Strategi Ukuran Hasil Ukuran Pendorong (Lag Indicator) ( Lead Indicator) Peningkatan Pendapatan Produksi Susu Peningkatan Pendapatan Waserda Peningkatan Pendapatan Produksi Yoghurt Peningkatan Pendapatan Pembibitan Sapi Current Ratio
Peningkatan Liquiditas Cash Ratio
B. Perspektif Pelanggan Peningkatan Kepuasan Peternak C. Perspektif Proses Bisnis Internal 1. Penekanan Kesusutan Susu
Indeks Kepuasan Peternak
Jumlah kesusutan susu
2. Peningkatan Kapasitas Organisasi
Peningkatan harga jual sapi afkir
D. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 1. Peningkatan Kepuasan Karyawan
Indeks Kepuasan Karyawan
2. Peningkatan Pengetahuan Anggota
Jumlah Penyuluhan Teknis
dari dari
Peningkatan Penjualan
dari dari Aktiva lancar dan hutang lancar Kas dan hutang lancar Survei Kepuasan Peternak
Alat ukur yang sudah terstandarisasi Penanganan sapi afkir
Survei Kepuasan Karyawan Penyuluhan teknis yang dilaksanakan
4.2.3 Penetapan Target Target diperlukan untuk mengukur kinerja KPSBU Jabar. Dengan adanya target dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dalam pencapaian sasaran strategi. Penetapan target koperasi ditetapkan oleh ketua pengurus dan RAT (Rapat Anggota Tahunan). Kinerja masa lalu dan kondisi sekarang dijadikan acuan dalam penetapan target yang mengarah kepada perbaikan koperasi. Penetapan target di koperasi berdasarkan perspektif BSC dapat dilihat pada Tabel 10.
50
Tabel 10. Target pencapaian kinerja KPSBU Jabar Sasaran Strategi
A. Perspektif Keuangan 1. Peningkatan Pendapatan
2. Peningkatan Liquiditas
Target Pencapaian
Ukuran Strategi Ukuran Hasil Ukuran (Lag Pendorong Indicator) ( Lead Indicator) Peningkatan pendapatan dari produksi susu Peningkatan pendapatan dari waserda Peningkatan pendapatan dari produksi yoghurt Peningkatan pendapatan dari pembibitan sapi
Rp 16.413.685.000,00
Rp
933.080.000,00
Rp
1.084.089.000,00
Rp
226.550.000,00
Peningkatan penjualan
Current Ratio
Aktiva lancar dan hutang
147%
Cash Ratio
Kas dan hutang lancar
52%
Indeks Kepuasan Peternak
Survei Kepuasan Peternak
90%
Jumlah Kesusutan Susu
Alat ukur yang sudah terstandarisasi
0,2%
Harga jual sapi afkir
Peningkatan harga jual sapi afkir
Indeks Kepuasan Karyawan
Survei Kepuasan Karyawan
B. Perspektif Pelanggan Peningkatan Kepuasan Peternak
C. Perspektif Proses Bisnis Internal 1. Penekanan Kesusutan Susu
2. Peningkatan Kapasitas Organisasi
Harga jual sapi afkir lebih tinggi jika dijual ke pihak koperasi dibandingkan ke pihak lain
D. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 1.
Peningkatan Kepuasan Karyawan
2. Peningkatan Pengetahuan Anggota
Jumlah penyuluhan teknis
Penyuluhan teknis yang dilaksanakan
4,5 _
51
1. Perspektif Keuangan Peningkatan pendapatan dari produksi susu, waserda, produksi yoghurt dan pembibitan sapi merupakan ukuran hasil dari sasaran strategi
peningkatan
pendapatan.
Penetapan
target
untuk
peningkatan pendapatan dari produksi susu pada tahun 2008 sebesar Rp 16.413.685.000,00, pendapatan dari waserda sebesar Rp 933.080.000,00, pendapatan dari produksi yoghurt sebesar Rp
1.084.089.000,00
dan
dari
pembibitan
sapi
sebesar
Rp 226.550.000,00. Data ini diperoleh dari laporan tahunan KPSBU Jabar. Ukuran hasil dari sasaran strategi peningkatan liquiditas adalah current ratio dan cash ratio dengan rumus:
..................………………... (16)
……………………………….. (17) KPSBU Jabar mengharapkan terjadi peningkatan pada current ratio dari 111,36 persen menjadi 147 persen dan peningkatan cash ratio dari 13,36 persen menjadi 52 persen. Penetapan target untuk current ratio dan cash ratio berdasarkan data tahun sebelumnya. 2. Perspektif Pelanggan Indeks kepuasan peternak merupakan ukuran hasil dari sasaran strategi peningkatan kepuasan peternak. Sesuai dengan visi KPSBU Jabar yaitu menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota, maka target pencapaian untuk kepuasan peternak ditetapkan 90 persen. KPSBU Jabar sangat ingin memberikan pelayanan yang terbaik untuk para peternak sapi perah yang menjadi anggotanya. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal terdiri dari dua sasaran strategi, yaitu penekanan kesusutan susu dan peningkatan kapasitas
52
organisasi. Ukuran hasil sasaran strategi penekanan kesusutan susu adalah jumlah kesusutan susu (dalam persen susut). Target yang ditetapkan koperasi terhadap jumlah kesusutan susu adalah jumlah kesusutan susu berkurang dari 0,57 persen menjadi 0,2 persen. Ukuran hasil dari peningkatan kapasitas organisasi adalah peningkatan harga jual sapi afkir. Peningkatan harga jual sapi afkir yang dimaksud disini adalah harga jual sapi afkir dari peternak yang menjadi anggota koperasi akan lebih tinggi harga jualnya jika dijual kepada pihak koperasi dibandingkan dengan mereka menjual ke pihak lain. Ini adalah bentuk dari peningkatan kapasitas organisasi KPSBU Jabar. Koperasi tidak hanya memikirkan sapi laktasi saja, tetapi juga memikirkan sapi yang sudah afkir. Ukuran hasil dari sasaran strategi ini adalah harga jual sapi afkir. Target harga jual sapi afkir tidak bisa ditentukan karena harganya relatif tergantung kondisi sapi tersebut. Tetapi, koperasi dapat menjamin harga jual sapi afkir tersebut akan jauh lebih mahal harganya jika dijual kepada koperasi daripada dijual ke pihak lain. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Peningkatan kepuasan karyawan dan peningkatan pengetahuan anggota merupakan sasaran strategi perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Ukuran hasil peningkatan kepuasan karyawan adalah indeks kepuasan karyawan. Berdasarkan wawancara dengan ketua pengurus koperasi, koperasi menargetkan 90 persen untuk kepuasan karyawan sehingga jika dikonversi ke dalam skala likert berada di 4,5, sedangkan ukuran hasil peningkatan pengetahuan anggota adalah jumlah penyuluhan teknis. KPSBU Jabar terus menggiatkan penyuluhan teknis kepada para peternak yang menjadi anggota untuk meningkatkan pengetahuan mereka
mengenai
peternakan sapi perah diantaranya, manajemen kandang yang baik agar dapat menghasilkan susu yang berkualitas. KPSBU Jabar menargetkan setiap hari petugas penyuluh memberikan penyuluhan
53
kepada peternak. Penyuluhan kepada peternak dilaksanakan oleh divisi penyuluh yang telah dibagi wilayah kerjanya masing-masing. 4.3. Pengukuran Kinerja KPSBU Jabar tahun 2008 Setelah dilakukan perancangan BSC dan penetapan target pencapaian KPSBU Jabar, maka dapat dilakukan pengukuran kinerja KPSBU Jabar tahun 2008 melalui pendekatan BSC. 4.3.1 Pembobotan Perspektif BSC Pengukuran kinerja KPSBU Jabar diawali dengan pembobotan perspektif BSC melalui Analytical Hierarcy Proses (AHP). Visi dan misi koperasi yang telah diterjemahkan menjadi sasaran strategi, ukuran pendorong serta ukuran hasil diberi bobot oleh para pakar. Sebelumnya penerjemahan diperoleh dari hasil wawancara dan konfirmasi kepada pihak KPSBU Jabar yang mengerti visi dan misi KPSBU Jabar serta data internal yang relevan. Sasaran strategi dibobotkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing perspektif terhadap kinerja koperasi. Hasil pembobotan akan menjadi gambaran masing-masing sasaran strategi sehingga dapat dilihat sasaran strategi mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja KPSBU Jabar dari setiap perspektif BSC. Masing-masing perspektif, sasaran strategi, dan ukuran hasil diberi bobot oleh para pakar. Total bobot yang diberikan secara keseluruhan adalah 100 persen. Dari pembobotan melalui AHP dihasilkan bobot untuk perspektif keuangan sebesar 24,8 persen, perspektif pelanggan (peternak) sebesar 54,7 persen, perspektif proses bisnis internal 7 persen dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 13,5 persen. Pada sasaran strategi perspektif keuangan, KPSBU Jabar jauh lebih mementingkan peningkatan pendapatan dengan bobot 83,4 persen dibandingkan dengan peningkatan liquiditas sebesar 16,6 persen. Hal ini sesuai dengan visinya yaitu menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Jika pendapatan
besar
maka SHU (Sisa Hasil Usaha) juga akan besar. Peningkatan pendapatan ditunjukkan dengan ukuran hasil peningkatan pendapatan dari produksi
54
susu dengan bobot 60 persen, peningkatan pendapatan dari waserda dengan bobot 10,8 persen, peningkatan pendapatan dari produksi yoghurt dengan bobot sebesar 23,5 persen dan peningkatan pendapatan dari pembibitan sapi dengan bobot sebesar 5,7 persen. Ukuran hasil dari peningkatan liquiditas ditunjukkan oleh current ratio dan cash ratio. Masing-masing ukuran hasil ini memiliki bobot sebesar 41,4 persen dan 58,6 persen yang menunjukkan cash ratio lebih mempengaruhi sasaran strategi peningkatan liquiditas. Pada perspektif pelanggan (anggota) sasaran strategi peningkatan kepuasan peternak memiliki bobot 100 persen dengan ukuran hasil indeks kepuasan peternak dengan bobot sebesar 100 persen. Sasaran strategi pada perspektif proses bisnis internal adalah penekanan kesusutan susu dan peningkatan kapasitas organisasi. Penekanan kesusutan susu mendapatkan bobot 72,4 persen sedangkan peningkatan kapasitas organisasi mendapat bobot sebesar 27,6 persen. Ukuran hasil penekanan kesusutan susu yaitu jumlah kesusutan susu dengan bobot 100 persen, sedangkan ukuran hasil peningkatan kapasitas organisasi adalah peningkatan harga jual sapi afkir dengan bobot 100 persen. Peningkatan kepuasan karyawan
dan peningkatan pengetahuan
anggota merupakan sasaran strategi perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Peningkatan kepuasan karyawan mendapat bobot 72,4 persen dengan ukuran hasil indeks kepuasan karyawan dengan bobot sebesar 100 persen, sedangkan peningkatan pengetahuan anggota mendapatkan bobot sebesar 27,6 persen dengan ukuran hasil jumlah penyuluhan teknis peternak yang berbobot 100 persen. Pembobotan perspektif BSC secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 11. dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 4.
55
Tabel 11. Pembobotan Perspektif BSC Sasaran Strategi
Ukuran Strategi Ukuran Hasil Ukuran Pendorong (Lag Indicator) ( Lead Indicator)
Bobot
A. Perspektif Keuangan (24,8%) 1. Peningkatan Pendapatan (83,4%)
2. Peningkatan Liquiditas (16,6%)
Peningkatan Pendapatan dari Produksi Susu Peningkatan Pendapatan dari Waserda Peningkatan Pendapatan dari Produksi Yoghurt Peningkatan Pendapatan dari Pembibitan Sapi Current Ratio
60%
Peningkatan Penjualan
10,8%
23,5%
5,7%
Cash Ratio
Aktiva lancar dan hutang Kas dan hutang lancar
41,4%
Indeks Kepuasan Peternak
Survei Kepuasan Peternak
100%
Jumlah Kesusutan Susu
Alat ukur yang sudah terstandarisasi
100%
Peningkatan harga jual sapi afkir
Penanganan sapi afkir
Indeks Kepuasan Karyawan
Survei Kepuasan Karyawan
Peningkatan penyuluhan teknis peternak
Penyuluhan teknis rutin
58,6%
B. Perspektif Pelanggan (54,7%) Peningkatan Kepuasan Peternak(100%) C. Perspektif Proses Bisnis Internal (7%) 1. Penekanan Kesusutan Susu (72,4%) 2. Peningkatan Kapasitas Organisasi (27,6%)
100%
D. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (13,5%) 1.
Peningkatan Kepuasan Karyawan (72,4%)
2. Peningkatan Pengetahuan Anggota (27,6%)
100%
100%
56
4.3.2 Kinerja KPSBU Jabar Tahun 2008 Setelah ditetapkan target dan bobot untuk masing-masing perspektif BSC maka dapat dilakukan pengukuran kinerja KPSBU Jabar melalui pendekatan BSC. Target dijadikan sebagai dasar atau tolak ukur pencapaian kinerja. Jika realisasi lebih besar dari target maka kinerja koperasi sesuai dengan yang diharapkan dan target tercapai dengan baik. Akan tetapi, apabila realisasi lebih kecil dari target maka perlu diadakan identifikasi penyebabnya dan melakukan perbaikan untuk masa yang akan datang. Pengukuran kinerja KPSBU Jabar pada tahun 2008 menggunakan data tahun 2006 dan 2007 sebagai pembanding terhadap pencapaian kinerja tahun 2008. 1. Perspektif Keuangan Kinerja KPSBU Jabar pada perspektif keuangan dapat diketahui melalui sasaran strategi peningkatan pendapatan dan peningkatan liquiditas. Ukuran hasil dari peningkatan pendapatan adalah peningkatan pendapatan dari produksi susu, peningkatan pendapatan dari waserda, peningkatan pendapatan dari produksi yoghurt, dan peningkatan pendapatan dari pembibitan sapi. Pada tahun 2006 pendapatan dari produksi susu sebesar Rp 14.573.553.099,68, tahun 2007 meningkat menjadi Rp 15.778.395.938,94 dan pada tahun 2008 sebesar Rp 18.722.640.625,80.
Peningkatan pendapatan dari produksi susu ini
menunjukkan KPSBU Jabar serius untuk mencapai visinya menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Peningkatan pendapatan dari produksi susu disebabkan semakin bertambahnya anggota KPSBU Jabar setiap tahunnya serta kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan oleh para anggota. Pendapatan dari waserda pada tahun 2006 sebesar Rp 759.709.411, pada tahun 2007 sebesar Rp 868.814.775,98 dan pada tahun 2008 sebesar Rp 1.102.948.478,37. Peningkatan pendapatan waserda dari tahun ke tahun disebabkan adanya peningkatan volume penjualan dan meningkatnya kesadaran anggota akan manfaat waserda sehingga mereka telah
57
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Pendapatan dari produksi yoghurt pada tahun 2006 sebesar Rp 348.319.700,00, pada tahun 2007 sebesar Rp 348.461.069,00 dan pada tahun 2008 sebesar Rp 637.362.288,46. Pendapatan dari produksi yoghurt semakin meningkat dan terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2007 ke tahun 2008. Hal ini menunjukkan upaya koperasi untuk mengolah susu segar menjadi produk yoghurt cukup berhasil. Pendapatan dari pembibitan sapi pada tahun 2006 sebesar Rp 49.454.150,00, pada tahun 2007 sebesar Rp 72.731.000,00 dan pada tahun 2008 Rp 178.248.000,00. Peningkatan pendapatan dari pembibitan sapi disebabkan adanya peningkatan volume penjualan dari tahun ke tahun. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Pendapatan KPSBU Jabar Ukuran hasil dari peningkatan liquiditas adalah current ratio dan cash ratio. Current ratio KPSBU Jabar pada tahun 2006 sebesar 146,56 persen, tahun 2007 sebesar 113,36 persen, dan pada tahun 2008 sebesar 148,36 persen. Current ratio menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Current ratio sebesar 148,36 persen pada tahun 2008 berarti kemampuan koperasi untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar adalah setiap Rp 100 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar Rp 148,36. Cash ratio pada tahun
58
2006 sebesar 51,49 persen, tahun 2007 sebesar 13,36 persen dan tahun 2008 sebesar 16,40 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Perkembangan cash ratio dan current ratio KPSBU Jabar Dari Gambar 9 dapat dilihat current ratio mengalami penurunan pada tahun 2007 dan mengalami peningkatan lagi pada tahun 2008. Hal ini menunjukkan kemampuan KPSBU Jabar untuk membayar hutang (kewajiban) lancar dengan aktiva (harta) lancar mengalami penurunan pada tahun 2007 dan meningkat kembali pada tahun 2008. Kenaikan current ratio pada tahun 2008 dipengaruhi secara signifikan oleh meningkatnya persediaan barang (aktiva lancar) serta diiringi dengan menurunnya dana-dana (contoh : dana bunga pinjaman, dana pengembangan wilayah kerja, dana insentif dan lainnya). Cash ratio KPSBU Jabar pada tahun 2007 mengalami penurunan tetapi sedikit meningkat lagi di tahun 2008. Hal ini menunjukkan kemampuan KPSBU Jabar untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia sempat menurun pada tahun 2007 dan meningkat lagi pada tahun 2008. Peningkatan cash ratio pada tahun 2008 jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang tidak begitu tinggi, sangat terkait dengan peningkatan pada persediaan barang yang signifikan. . Cash ratio sebesar 16,40 persen menunjukkan setiap hutang lancar Rp 100 dijamin oleh kas dan bank Rp 16,4.
59
2. Perspektif Pelanggan Sasaran strategi perspektif pelanggan adalah peningkatan kepuasan peternak. Ukuran hasil dari kepuasan peternak adalah indeks kepuasan peternak. Berdasarkan pendapat Slovin, responden yang diambil untuk kepuasan peternak adalah 100 orang responden. Pengukuran kepuasan peternak dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada peternak yang menjadi anggota KPSBU Jabar. Agar data yang diperoleh dalam kuesioner kepuasan peternak valid dan reliable, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan hasil pengujian terdapat pada Lampiran 3. Analisis yang digunakan untuk mengukur kepuasan peternak menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) untuk melihat tingkat kepentingan masing-masing atribut dan kepuasannya. Selain itu juga dilakukan perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) untuk mengetahui nilai kepuasan peternak terhadap semua atribut. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui karakteristik peternak yang menjadi anggota KPSBU Jabar. Karakteristik tersebut yaitu: a. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa sebagian besar peternak adalah pria. Dari 100 orang peternak yang dijadikan responden, peternak yang berjenis kelamin pria 71 persen (71 orang) dan peternak yang berjenis kelamin wanita 29 persen (29 orang). Peternak berjenis kelamin pria yang menjadi anggota KPSBU Jabar jauh lebih banyak dibandingkan dengan peternak yang berjenis kelamin wanita, hal tersebut terkait dengan budaya daerah setempat, dimana pria lebih sebagai kepala keluarga yang harus menafkahi keluarga, sedang istri bertindak sebagai ibu rumah tangga. Adapun dengan peternak wanita, dikarenakan
suami/pria
memiliki
pekerjaan
lain
(kantor,
berdagang, berkebun dan lainnya), selain menjadi peternak sapi.
60
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Gambar 10.
Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin b. Karakteristik berdasarkan jumlah anggota keluarga
Gambar11. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga Pada Gambar 11, dapat dilihat berdasarkan jumlah anggota keluarga dari 100 peternak yang dijadikan responden, 45 peternak memiliki 2 sampai 4 orang anggota keluarga, 36 peternak memiliki lebih dari 4 anggota keluarga dan 19 orang peternak memiliki 2 orang anggota keluarga. Rata-rata peternak memiliki banyak anak yang
diharapkan
peternakannya.
dapat
membantu
mereka
mengurus
61
c. Karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir
Gambar 12. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir Pada Gambar 12, dapat dilihat dari 100 orang peternak yang menjadi responden, 53 orang peternak pendidikan terakhirnya SD, 31 orang peternak pendidikan terakhirnya SMP, 13 orang peternak pendidikan terakhirnya SMU, 2 orang peternak lulusan diploma, dan 1 orang peternak sudah sarjana. Peternak yang menjadi anggota KPSBU Jabar didominasi oleh lulusan SD. Dengan latar belakang pendidikan peternak yang sebagian besar lulusan SD, secara tidak langsung mencerminkan bahwa pengelolaan ternak sapi masih dilakukan secara tradisional, yang juga berpengaruh pada kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan oleh para peternak. d. Karakteristik berdasarkan pendapatan
Gambar 13. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan
62
Dapat dilihat pada Gambar 13, dari 100 orang peternak yang menjadi responden, 51 orang berpendapatan Rp 1.000.0000,00Rp
2.000.000,00,
25
orang
berpendapatan
kurang
dari
Rp 1.000.000,00, 21 orang berpendapatan Rp 2.000.000,00Rp 4.000.000,00 dan hanya 3 orang yang berpendapatan lebih dari Rp 4.000.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak peternak yang kehidupannya menengah ke bawah karena sapi laktasi yang mereka miliki masih sedikit. e. Karakteristik berdasarkan pengeluaran
Gambar 14. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran Pada Gambar 14, dapat dilihat dari 100 orang peternak yang menjadi responden, 47 orang peternak pengeluaran per bulannya Rp
1.000.000,00-
Rp
2.000.000,00,
35
orang
peternak
pengeluarannya kurang dari Rp 1.000.000,00 dan 16 orang peternak pengeluarannya Rp 2.000.000,00 - Rp 4.000.000,00, serta hanya 2 orang peternak yang pengeluaran perbulannya lebih dari Rp 4.000.000,00. Tingkat pengeluaran peternak lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan sapi dan sapi laktasi. (1). Importance Performance Analysis (IPA) Lima variabel indikator kepuasan pelanggan yaitu reliability (keandalan), reponsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), serta tangible (berwujud) dibuat 15 atribut yang mewakili indikator kepuasan. Hasil pengolahan data dengan menggunakan IPA dapat dilihat pada Gambar 15. Dari 15 atribut
63
yang ada, hasil penelitian dengan menggunakan IPA adalah sebagai berikut: a. Kuadran A (Prioritas Utama) Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini berjumlah 3 atribut, yaitu: kecepatan dan ketanggapan petugas lapangan dalam menyelesaikan keluhan (6), transparansi laporan keuangan (9), perhatian pihak KPSBU terhadap peternak (12). Hal ini menandakan peternak menganggap tingkat kepentingan terhadap ketiga atribut ini di atas rata-rata kepentingan semua atribut, namun kinerja yang diberikan KPSBU Jabar berada di bawah kepuasan rata-rata semua atribut. Atribut kecepatan dan ketanggapan petugas lapangan dalam menyelesaikan keluhan dirasakan kurang memuaskan oleh peternak yang menjadi anggota koperasi. Peternak mengeluh tidak setiap keluhan mereka cepat ditanggapi petugas lapangan dikarenakan jumlah petugas lapangan yang terbatas, sedangkan wilayah kerja mereka cukup luas. Sehingga proporsi jumlah peternak yang ditangani oleh masing-masing petugas lapangan sangat besar (9 orang petugas berbanding dengan
lebih kurang 4.000 anggota
koperasi yang aktif). Transparansi laporan keuangan koperasi dianggap masih kurang. Hal ini disebabkan masih banyak peternak yang belum sadar bahwa laporan keuangan sudah disusun dalam laporan tahunan KPSBU Jabar yang dibagikan kepada setiap anggota sebelum dilaksanakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) agar dipelajari terlebih dahulu. Hal tersebut juga terkait dengan latar belakang pendidikan peternak yang sebagian besar adalah lulusan SD. Perhatian pihak KPSBU Jabar terhadap peternak masih dianggap kurang oleh para peternak. Hal ini dikarenakan pihak KPSBU Jabar hanya memperhatikan peternak disaat sudah terjadi masalah dengan sapi atau kualitas susu yang mereka hasilkan. Peternak sangat mengharapkan adanya petugas KPSBU Jabar yang rutin
64
datang melihat keadaan peternakan mereka tidak hanya disaat mereka mempunyai masalah, tetapi juga setiap ada informasi atau berita teknologi terbaru, terkait pengelolaan ternak dan susu. b. Kuadran B ( Pertahankan Prestasi) Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini
adalah
kemudahan dalam melakukan simpan pinjam (2), kemudahan dalam proses pengaduan kesehatan hewan (3), kejujuran karyawan dalam proses pembayaran susu (8). Hal ini menandakan peternak yang merupakan anggota KPSBU Jabar menganggap tingkat kepentingan terhadap ketiga atribut ini di atas rata-rata kepentingan semua atribut dan kinerja yang diberikan KPSBU Jabar sudah di atas kepuasan rata-rata semua atribut. Atribut kemudahan dalam melakukan simpan pinjam dirasakan oleh peternak sudah cukup memuaskan, melalui proses yang mudah, cepat serta tidak dipersulit. Besar kecilnya pinjaman terkait erat dengan tingkat pendapatan peternak dari susu yang dihasilkan tiap bulannya. Kemudahan dalam proses pengaduan kesehatan hewan juga dianggap peternak memuaskan karena peternak bisa langsung menyampaikan keluhan kepada pihak kesehatan hewan dan dokter hewan akan langsung mendatangi peternak untuk memeriksa keadan sapi perah mereka. c. Kuadran C (Prioritas Rendah) Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah kecepatan dan ketanggapan pelayanan (4), kecepatan dan ketanggapan karyawan dalam proses penyetoran susu (5), kebersihan dan kerapihan berpakaian petugas (13), kebersihan kantor pelayanan secara umum (14), fasilitas dan keamanan tempat parkir (15). Hal ini menandakan peternak mengangap tingkat kepentingan terhadap atribut ini di bawah rata-rata kepentingan semua atribut dan kinerja yang diberikan KPSBU Jabar juga di bawah kepuasan rata-rata semua atribut.
65
Walaupun atribut-atribut ini kurang dianggap penting oleh peternak akan tetapi atribut-atribut ini perlu diperhatikan dan dikelola dengan baik karena dapat dijadikan sebagai nilai lebih koperasi jika dibandingkan dengan koperasi lainnya dan juga ketidakpuasan peternak dapat berawal pada kinerja atribut tersebut. d. Kuadran D (Berlebihan) Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah kemudahan dalam proses pendaftaran anggota baru (1), keramahan dan kesopanan petugas penerima pengaduan dalam memberikan pelayanan (7), Sikap petugas KPSBU (10). Pihak KPSBU Jabar tidak perlu terlalu fokus pada peningkatan pelayanan atribut-atribut ini, karena keberadaan atribut-atribut ini pada kuadran D menandakan peternak sebagai anggota koperasi menganggap tingkat kepentingan terhadap atribut ini di bawah ratarata kepentingan semua atribut namun kinerja yang diberikan oleh pihak KPSBU Jabar berada di atas kepuasan rata-rata semua atribut.
66
4.60
Prioritas Utama (A) a(9(A)
Pertahankan Prestasi(B) (B)(B)
9
12
4.40
8
3
2
Kepentingan
6 10
4,23 4
4.20
11
7
1
5
14
15
4.00
13
Berlebihan (D)
Prioritas Rendah (C) 3.20
3.30
3.40
3,44
3.50
3.60
3.70
3.80
Kinerja
Keterangan : 1 2 3 4 5 6 7
= = = = = = =
8 = 9 = 10 = 11 = 12 = 13 = 14 = 15 =
kemudahan dalam proses pendaftaran anggota baru kemudahan dalam melakukan simpan pinjam kemudahan dalam proses pengaduan keswan kecepatan dan ketanggapan pelayanan kecepatan dan ketanggapan karyawan dalam penyetran susu kecepatan dan ketanggapan petugas lapangan dalam menyelesaikan keluhan keramahan dan kesopanan petugas penerima pengaduan dalam memberikan pelayanan kejujuran karyawan dalam proses pembayaran susu transparansi laporan keuangan sikap petugas KPSBU kepekaan petugas penerima keluhan maupun pengaduan terhadap kebutuhan infrmasi perhatian pihak KPSBU terhadap peternak kebersihan dan kerapihan berpakaian petugas kebersihan kantor pelayanan secara umum fasilitas dan keamanan tempat parkir
Gambar 15. Hasil analisis IPA
67
(2). Customer Satisfaction Index Nilai Customer Satisfaction Index anggota KPSBU Jabar dilakukan untuk mengetahui nilai kepuasan peternak sebagai anggota koperasi terhadap seluruh atribut kepuasan KPSBU Jabar. Tabel 12. Customer Satisfaction Index peternak No Atribut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total Weighted Total Satisfaction Index
Rata-rata Kepentingan 4,17 4,29 4,38 4,21 4,13 4,26 4,21 4,57 4,53 4,23 4,18 4,39 3,93 4,07 3,99 63,54
WF (%) 6,56 6,75 6,89 6,63 6,50 6,70 6,63 7,19 7,13 6,66 6,58 6,91 6,19 6,41 6,28 100,00
Rata-rata Kepuasan 3,51 3,72 3,54 3.39 3,40 3,38 3,45 3,79 3,38 3,46 3,33 3,27 3.34 3,43 3,26
WS 0,23 0,25 0,24 0,22 0,22 0,23 0,23 0,27 0,24 0,23 0,22 0,23 0,21 0,22 0,20 3,45 68,92%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kepuasan peternak yang menjadi anggota KPSBU Jabar sudah bagus walaupun jauh dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 90 persen. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai CSI dengan nilai sebesar 68,92 persen, dimana nilai ini berada diantara selang 0,66-0,80 persen yang berarti bahwa peternak merasa puas terhadap kinerja KPSBU Jabar. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Penekanan kesusutan susu dan peningkatan kapasitas organisasi menjadi sasaran strategi perspektif proses bisnis internal. Ukuran hasil
68
penekanan kesusutan susu adalah jumlah kesusutan susu. Jumlah kesusutan susu dari tahun 2006 hingga 2008 dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Kesusutan susu Dari Gambar 16. dapat dilihat dari tahun ke tahun jumlah kesusutan susu semakin berkurang. Pada tahun 2006 jumlah kesusutan susu sebesar 0,63 persen, tahun 2007 sebesar 0,57 persen dan tahun 2008 sebesar 0,1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa KPSBU Jabar telah berhasil menggunakan alat ukur yang sudah terstandarisasi untuk mengurangi jumlah kesusutan susu dengan baik. Penurunan kesusutan susu yang cukup drastis dari tahun 2007 ke tahun 2008, dipengaruhi oleh proses pembelajaran organisasi pada anggotanya berjalan baik. Teknis operasional sejak susu diterima dari para peternak sampai ke Industri Pengolah Susu (IPS) serta ke koperasi itu sendiri hingga menjadi
produk
akhir,
terus
dilakukan
perbaikan
sehingga
mengakibatkan presentase kesusutan susu tiap tahunnya menurun. Hali ini memperlihatkan kesungguhan pihak koperasi memberikan yang terbaik bagi para anggotanya dalam rangka meningkatkan kesejateraan anggota. Ukuran hasil peningkatan kapasitas organisasi adalah peningkatan harga jual sapi afkir. KPSBU Jabar dapat menjamin harga jual sapi afkir dari peternak akan lebih mahal harganya jika dijual kepada pihak
69
koperasi daripada dijual ke pihak lain. Jaminan harga sapi yang lebih mahal dibandingkan dengan harga pasar didukung oleh kerjasama koperasi dengan rumah potong. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sasaran strategi perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah peningkatan kepuasan karyawan dan peningkatan pengetahuan anggota. Keberhasilan pencapaian peningkatan kepuasan karyawan dapat diukur dengan indeks kepuasan karyawan. Indeks kepuasan karyawan dapat diketahui melalui survei terhadap responden karyawan. Variabel yang menjadi penilaian terhadap kepuasan karyawan adalah kepuasan terhadap kompensasi, pekerjaan itu sendiri, kondisi kerja, promosi, hubungan dengan atasan, hubungan dengan rekan sekerja, dan motivasi. Responden yang diambil sebanyak 50 orang dari 220 calon responden. Dari hasil survei diperoleh karakteristik responden karyawan KPSBU Jabar sebagai berikut: a. Karakteristik responden berdasarkan divisi Dari 50 orang responden KPSBU Jabar, 6 orang responden dari unit pelayanan keuangan, 4 orang responden dari unit administrasi keuangan, 6 orang responden dari unit sapi perah, 1 orang dari unit usaha, 9 orang dari unit HR&GA dan 24 orang responden dari quality control. Karakteristik responden berdasarkan divisi (unit) dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Karakteristik responden berdasarkan divisi
70
b. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin Dari 50 orang responden karyawan KPSBU Jabar, 42 orang responden berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang responden berjenis kelamin perempuan. Gambar mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin c. Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui 30 orang responden berpendidikan SMU, 9 orang responden berpendidikan Diploma, 6 orang responden berpendidikan S1 dan 5 orang responden berpendidikan lainnya. Karaktristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan d. Identitas responden berdasarkan lama menjadi karyawan Berdasarkan lama menjadi karyawan, 10 orang responden telah menjadi karyawan di KPSBU Jabar kurang dari 2 tahun, 15 orang responden telah menjadi karyawan selama 2-5 tahun, 14 orang responden telah menjadi karyawan selama 5-10 tahun dan 11 orang
71
responden telah menjadi karyawan KPSBU Jabar selama lebih dari 10 tahun. Karakteristik responden berdasarkan lama menjadi karyawan dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Karakteristik responden berdasakan lama menjadi karyawan Kepuasan karyawan KPSBU Jabar dapat dilihat dari hasil survei melalui beberapa variabel dari daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden, yaitu: (a). Kompensasi Kompensasi adalah salah satu variabel yang menunjukkan tingkat kepuasan karyawan terhadap koperasi. Variabel kompensasi dipengaruhi oleh beberapa indikator, diantaranya gaji, bonus dan insentif, tunjangan kesehatan dan pengobatan. Hasil perhitungan untuk variabel kompensasi dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Skor kepuasan karyawan terhadap kompensasi No
Indikator
1. 2. 3.
Gaji Bonus dan Insentif Tunjangan Kesehatan dan Pengobatan Rata-rata
Jumlah Responden 1 2 3 4 5 0 23 20 7 0 2 17 20 11 0 0 19 18 12 1
Rataan
Keterangan
2,68* 2,8 2,9
Cukup puas Cukup puas Cukup puas
2,78
Cukup puas
*) ([1x0]+[2x23]+[3x20]+[4x7]+[5x0])/50 = 2,68 dan seterusnya untuk perhitungan indikator lainnya dilakukan dengan cara yang sama
Dari Tabel 13 terlihat skor tertinggi terletak pada indikator tunjangan
kesehatan
menunjukkan
KPSBU
dan
pengobatan
Jabar
(2,9).
memperhatikan
Hal
ini
kesehatan
karyawannya dengan baik. Hal tersebut terkait dengan
72
kerjasama antara koperasi dengan Unit Peayanan Kesehatan setempat dengan cara memberikan pengobatan secara gratis pada setiap karyawan. Skor terendah terletak pada indikator gaji (2,68), yang berarti walaupun dalam tingkat terendah dibandingkan indikator lain, skornya masih memperlihatkan bahwa karyawan cukup puas dengan gaji yang diberikan koperasi. (b). Pekerjaan yang ditekuni karyawan Pekerjaan yang ditekuni karyawan merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan meliputi minat, bakat, keterampilan, ketentraman kerja dan sikap kerja. Kepuasan kerja terhadap faktor pekerjaan yang ditekuni karyawan mendapatkan nilai cukup puas. Semua responden dapat dikatakan cukup puas terhadap pekerjaan yang ditekuni. Hal tersebut sedikit banyak dipengaruhi oleh banyaknya karyawan yang merupakan lulusan sekolah kejuruan khusus dibidang peternakan. Sehingga apa yang dipelajari selama sekolah dapat langsung diaplikasikan pada pekerjaan, juga tidak diperlukannya keahlian khusus serta program profesi pada bidang kerjaan tersebut. Skor terhadap pekerjaan yang ditekuni dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Skor kepuasan karyawan terhadap pekerjaan yang ditekuni No
Indikator
1. 2. 3.
Pekerjaan itu sendiri Kepastian Kerja Kesempatan menggunakan kemampuan Kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan Rata-rata
4.
Jumlah Responden 1 2 3 4 5 0 5 19 22 4 1 10 21 16 2 0 3 23 21 3
0
6
18
21
3
Rataan
Keterangan
3,5* 3,16 3,48
Puas Cukup puas Cukup puas
3,5
Puas
3,41
Cukup puas
*) ([1x0]+[2x5]+[3x19]+[4x22]+[5x4])/50 = 3,5 dan seterusnya untuk perhitungan indikator lainnya dilakukan dengan cara yang sama
(c). Kondisi Kerja Kepuasan karyawan pada kondisi kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Dari hasil perhitungan diperoleh karyawan
73
merasa cukup puas akan kondisi kerja dengan skor 2,82. Skor tertinggi pada indikator kenyamanan tempat kerja sebesar 3,06 dan skor terendah pada indikator fasilitas sebesar 2,46. Gedung yang bagus dan bersih, menyebabkan karyawan merasa nyaman dengan tempat kerja. Kantor KPSBU Jabar sudah bagus walaupun berada di komplek pasar baru Lembang. Skor terendah (2,46) pada fasilitas menunjukkan karyawan koperasi tidak puas terhadap fasilitas yang ada. Toilet yang hanya dua buah yang diperuntukkan masing-masing untuk laki-laki dan wanita, kurang luasnya tempat parkir dan musholla yang tidak begitu luas menyebabkan ketidakpuasan karyawan terhadap fasilitas. Skor terhadap kondisi kerja dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Skor kepuasan karyawan terhadap kondisi kerja No 1. 2. 3. 4
Indikator
Jumlah Responden 1 2 3 4 5 0 11 29 6 4
Kenyamanan tempat kerja Keselamatan dan 2 19 kesehatan kerja Fasilitas 3 24 Kebersihan tempat 1 15 kerja Rata-rata
Rataan
Keterangan
3,06*
Cukup puas
17
12
0
2,78
Cukup puas
20 20
3 12
0 2
2,46 2,98
Tidak puas Cukup puas
2,82
Cukup puas
*) ([1x0]+[2x11]+[3x29]+[4x6]+[5x4])/50 = 3,06 dan seterusnya untuk perhitungan indikator lainnya dilakukan dengan cara yang sama
(d). Promosi Koperasi memberlakukan kebijakan promosi dan demosi. Promosi dilakukan sebagai penghargaan atas kinerja karyawan yang bagus dengan cara merotasi karyawan antar tiap divisi ataupun sesama divisi, sedangkan demosi dilakukan untuk karyawan yang berkinerja buruk dan tidak berhubungan dengan proses produksi. Karyawan merasa cukup puas terhadap promosi dengan skor 2,88. Tetapi, untuk pelatihan karyawan tidak puas dengan skor 2,46 karena jarangnya diadakan pelatihan padahal pelatihan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan.
74
Tabel 16 menunjukkan bahwa karyawan KPSBU Jabar merasa cukup puas terhadap promosi dan pelatihan dengan skor sebesar 2,67. Tabel 16. Skor kepuasan karyawan terhadap promosi No 1. 2.
Indikator Promosi Pelatihan
1 1 3 Rata-rata
Jumlah Responden 2 3 4 5 13 27 9 0 24 21 1 1
Rataan
Keterangan
2,88* 2,46 2,67
Cukup puas Tidak puas Cukup puas
*) ([1x1]+[2x13]+[3x27]+[4x9]+[5x0])/50 = 2,88 dan seterusnya untuk perhitungan indikator lainnya dilakukan dengan cara yang sama
(e). Hubungan dengan rekan kerja Hubungan baik antar rekan kerja akan membuat karyawan nyaman dengan pekerjaan dan membuat karyawan semakin loyal kepada KPSBU Jabar, sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Dari hasil perhitungan diperoleh skor 3,32 untuk hubungan dengan rekan kerja. Hal ini menunjukkan karyawan merasa cukup puas terhadap hubungan dengan rekan kerja. Hubungan yang baik antar rekan kerja dipengaruhi oleh latar belakang geografis dan budaya. Banyak dari karyawan koperasi merupakan warga satu desa, teman sekolah dan lainnya sehingga telah terbentuk hubungan yang baik sejak sebelum mereka bekerja pada koperasi. Skor kepuasan karyawan terhadap hubungan dengan sesama rekan kerja dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Skor kepuasan karyawan terhadap hubungan dengan rekan kerja No 1. 2. 3.
4. 5.
Indikator
1 0
Jumlah Responden 2 3 4 5 1 19 18 12
Hubungan dalam satu pekerjaan Hubungan di luar 1 6 bagian Memberikan 0 6 bantuan dalam pekerjaan Hubungan dengan 2 10 keluarga rekan Motivasi 0 11 Rata-rata
Rataan
Keterangan
3,82*
Puas
24
14
5
3,32
Cukup puas
20
22
2
3,4
Cukup puas
30
7
1
2,9
Cukup puas
22
15
2
3,16 3,32
Cukup puas Cukup puas
*) ([1x0]+[2x1]+[3x19]+[4x18]+[5x12])/50 = 3,82 dan seterusnya untuk perhitungan indikator lainnya dilakukan dengan cara yang sama
75
(f). Hubungan dengan atasan Hubungan dengan atasan sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Jika hubungan dengan atasan baik maka karyawan akan merasa nyaman mengerjakan pekerjaannya yang akan berakibat pada peningkatan kinerja karyawan. Dari hasil perhitungan diperoleh skor sebesar 3,11 untuk hubungan dengan atasan yang berarti karyawan merasa cukup puas. Skor terendah pada indikator hubungan dengan atasan di luar pekerjaan yaitu sebesar 2,66 dan skor tertinggi pada indikator motivasi yaitu sebesar 3,34. Hal ini menunjukkan bahwa atasan telah memberikan motivasi dengan cukup baik walaupun di luar pekerjaan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Skor kepuasan karyawan terhadap hubungan dengan atasan No 1. 2. 3. 4. 5.
Indikator
Jumlah Responden 1 2 3 4 5 0 12 21 12 5
Hubungan dalam pekerjaan Hubungan di luar 3 15 pekerjaan Bimbingan 1 9 instruksi kerja Perhatian terhadap 2 9 ide atau gagasan Motivasi 3 4 Rata-rata
Rataan
Keterangan
3,2*
Cukup puas
28
4
0
2,66
Cukup puas
21
13
6
3,28
Cukup puas
24
13
2
3,08
Cukup puas
20
19
4
3,34 3,11
Cukup puas Cukup puas
*) ([1x0]+[2x12]+[3x21]+[4x12]+[5x5])/50 = 3,2 dan seterusnya untuk perhitungan indikator lainnya dilakukan dengan cara yang sama
(g). Motivasi Kepuasan karyawan dapat ditunjukkan melalui motivasi dalam diri karyawan. Dari hasil penelitian, karyawan KPSBU Jabar sudah merasa puas terhadap variabel motivasi. Motivasi terkait dengan kebijakan promosi yang diterapkan koperasi kepada karyawan yang berprestasi. Skor kepuasan terhadap motivasi dapat dilihat pada Tabel 19.
76
Tabel 19. Skor kepuasan karyawan terhadap motivasi No 1. 2.
Jumlah Responden 1 2 3 4 5 0 0 17 22 11 0 8 17 18 7
Indikator
Kesetiaan Kesesuaian kemampuan Tanggung jawab 0 1 22 Prestasi 0 0 16 Lingkungan Kerja 0 1 22 Rata-rata
3. 4. 5.
21 21 20
6 13 7
Rataan
Keterangan
3,88* 3,48
Puas Cukup puas
3,64 3,94 3,66 3,72
Puas Puas Puas Puas
*) ([1x0]+[2x0]+[3x17]+[4x22]+[5x11])/50 = 3,88 dan seterusnya untuk perhitungan indikator lainnya dilakukan dengan cara yang sama
(h). Total kepuasan karyawan Berdasarkan
hasil
survei
kepuasan
karyawan
secara
keseluruhan karyawan KPSBU Jabar merasa cukup puas terhadap 7 variabel dengan skor total 3,12. Variabel yang sangat perlu diperhatikan dari semua variabel yang perlu diperhatikan adalah kompensasi, kondisi kerja dan promosi kerja yang menjadi acuan peningkatan kepuasan karyawan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Skor kepuasan karyawan terhadap semua variabel dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Skor kepuasan karyawan terhadap semua variabel No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Indikator Kompensasi Pekerjaan Kondisi kerja Promosi kerja Hubungan dengan rekan Hubungan dengan atasan Motivasi
1 2 1 6 4 3
Jumlah Responden 2 3 4 59 58 30 24 81 80 69 86 33 37 48 10 34 115 76
9 49 0 10 Rata-rata
Rataan
Keterangan
5 1 14 6 1 22
2,78* 3,41 2,82 2,67 3,32
Cukup puas Cukup puas Cukup puas Cukup puas Cukup puas
114
61
17
3,11
Cukup puas
94
102
44
3,72 3,12
Puas Cukup puas
*) ([1x2]+[2x59]+[3x58]+[4x30]+[5x11])/50 = 2,78 dan seterusnya untuk perhitungan indikator lainnya dilakukan dengan cara yang sama
Peningkatan pengetahuan anggota dapat dilihat dari jumlah penyuluhan teknis. Penyuluhan teknis yang dilakukan oleh KPSBU Jabar dari tahun ke tahun semakin meningkat tetapi tidak ada data tertulis berapa banyak penyuluhan teknis yang dilakukan dari tahun ke tahun. Data tertulis untuk penyuluhan yang sudah dilaksanakan hanya tersedia data untuk tahun 2006. Tahun 2007 dan 2008 sudah tidak ada lagi data
77
tertulis untuk penyuluhan teknis yang telah dilaksanakan. Berdasarkan wawancara kepada Ketua KPSBU Jabar dan divisi penyuluhan, pihak koperasi saat ini sangat menggiatkan penyuluhan untuk meningkatkan kualitas susu. Penyuluhan mulai dilakukan setiap hari oleh para penyuluh yang sudah memperoleh wilayah kerjanya masing-masing. Rekapitulasi pengukuran kinerja KPSBU jabar dapat dilihat pada Tabel 21.
78
Ukuran Hasil
Realisasi 2008 (a)
Pencapaian Target (a:b)
Target 2008 (b)
Bobot*
Skor**
Perspektif Keuangan (24,8%)
Peningkatan Pendapatan (83,4%)
Peningkatan Liquiditas (16,6%)
Peningkatan Pendapatan dari Produksi Susu (60%) Peningkatan Pendapatan dari Waserda (10,8%) Peningkatan Pendapatan dari Produksi Yoghurt (23,5%) Peningkatan Pendapatan dari Pembibitan Sapi (5,7%)
Rp18.722.640.625,80
Rp16.413.685.000,00
114,07%
12,40%
14,14%
Rp1.102.948.478,37
Rp933.080.000,00
118,21%
2,23%
2,64%
Rp637.362.288,46
Rp1.084.089.000,00
58,79%
4,86%
2,86%
Rp178.248.000,00
78,68%
1,18%
0,93%
148,36%
147%
100,93%
1,70%
1,72%
Cash Ratio (58,6%)
16,40%
52%
31,54% 83,70%
2,41% 24,8%
0,76% 23,05%
Indeks Kepuasan Peternak (100%)
68,92%
90%
76,58%
54,7%
41,9%
0,10%
0,2%
200%
5,1%
10,2%
Harga jual sapi afkir lebih mahal jika dijual ke KPSBU daripada ke pihak lain .
100%
1,9%
1,9%
150%
7%
12,1%
69,33%
9,77%
6,7%
69,33%
3,73% 13,5%
Current Ratio (41,4%)
Rp226.550.000,00
Perspektif Pelanggan (54,7%) Peningkatan Kepuasan Peternak (100%) Perspektif Proses Bisnis Internal (7%) Penekanan Kesusutan Susu (72,4%) Peningkatan Kapasitas Organisasi (27,6%)
Jumlah kesusutan susu (100%) Peningkatan harga jual sapi afkir (100%)
Perspektif Pembelajaran Pertumbuhan (13,5%) Peningkatan Kepuasan Karyawan Indeks Kepuasan Karyawan (72,4%) (100%) Peningkatan Pengetahuan Anggota Jumlah penyuluhan teknis (27,6%) (100%)
Harga jual sapi afkir lebih mahal jika dijual ke KPSBU daripada ke pihak lain
3,12 Total Skor Balanced Scorecard
-
-
6,7% 83,75%
78
*) Bobot AHP perspektif BSC x bobot AHP sasaran strategi perspektif BSC **) Pencapaian target x bobot*
4,5
Tabel 21. Rekapitulasi pengukuran kinerja KPSBU Jabar tahun 2008
Sasaran Strategi
79
Dari Tabel 21 dapat dilihat kinerja KPSBU Jabar pada tahun 2008 dan pencapaian target dari masing-masing perspektif BSC. Kinerja perspektif keuangan KPSBU Jabar berada pada kategori yang sangat baik yaitu berdasarkan pencapaian target sebesar 83,7 persen. Hal ini menunjukkan KPSBU Jabar bersungguh-sungguh dalam mencapai visinya yaitu menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Pencapaian target yang paling tinggi berada pada ukuran hasil peningkatan pendapatan dari waserda, yaitu sebesar 118,21 persen, disusul ukuran hasil peningkatan pendapatan dari produksi susu sebesar 114,07 persen, ukuran hasil peningkatan pendapatan dari pembibitan sapi sebesar 78,68 persen, dan pencapaian target ukuran hasil peningkatan pendapatan produksi yoghurt hanya mencapai 58,79 persen. Pencapaian target ukuran hasil peningkatan pendapatan dari produksi yoghurt hanya mencapai 58,79 persen dikarenakan pemasaran produk yoghurt belum meluas hanya sebatas wilayah Bandung. Pencapaian target untuk perspektif pelanggan dengan ukuran hasil indeks kepuasan peternak mencapai 76,58 persen. Hal ini sudah bisa dikatakan sangat baik walaupun belum mencapai target yang diinginkan yaitu sebesar 90 persen. KPSBU Jabar sudah berusaha memberikan pelayanan yang sebaikbaiknya untuk para peternak sapi perah yang menjadi anggota KPSBU Jabar dengan keterbatasan yang ada. Pencapaian target perspektif proses bisnis internal memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan perspektif lainnya, yaitu mencapai 150 persen. Pencapaian target paling tinggi terjadi pada ukuran hasil jumlah kesusutan susu yaitu sebesar 200 persen. Hal ini terjadi karena KPSBU Jabar sangat mengoptimalkan penggunaan alat yang sudah terstandarisasi, sedangkan pencapaian target untuk ukuran hasil peningkatan kapasitas organisasi sebesar 100 persen. Kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki nilai pencapaian target sebesar 69,33 persen. Pencapaian target pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan hanya merupakan kontribusi dari ukuran hasil indeks kepuasan karyawan, sedangkan ukuran hasil jumlah penyuluhan teknis tidak memberikan kontribusi. Hal ini dikarenakan pihak KPSBU Jabar
80
tidak merencanakan dan mencatat jumlah penyuluhan teknis yang dilakukan secara pasti sehingga tidak bisa dilihat secara kuantitatif. Berdasarkan total skor dari seluruh perspektif yaitu sebesar 83,75 persen dapat dikatakan kinerja KPSBU Jabar pada tahun 2008 termasuk dalam kategori sangat baik. Perspektif pelanggan memberikan kontribusi terbesar, dengan skor 41,9 persen. Kemudian menyusul perspektif keuangan dengan skor 23,05 persen, perspektif proses bisnis internal sebesar 12,1 persen dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sebesar 6,7 persen. Pencapaian target terendah terjadi pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang hanya mencapai 69,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa KPSBU Jabar harus lebih memperhatikan kepuasan karyawan dan pengetahuan anggota. Total skor secara keseluruhan kinerja KPSBU Jabar sudah termasuk kategori sangat baik tetapi hal ini bukan berarti kinerja KPSBU Jabar pada tiap perspektif sudah optimal. KPSBU Jabar harus terus meningkatkan kinerjanya secara terus menerus dan seoptimal mungkin pada tiap perspektif, terutama pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 4.4. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengukuran kinerja KPSBU Jabar, didapat beberapa informasi
bagi koperasi terutama sebagai
rekomendasi untuk metode pengukuran kinerja dan perbaikan mendasar bagi koperasi. Selama ini KPSBU Jabar melakukan pengukuran hanya berdasar pada evaluasi laporan tahunan. a. Perspektif Keuangan Perspektif keuangan pencapaian targetnya sebesar 83,70 persen. Hal ini berarti KPSBU Jabar harus memperhatikan penyebab pencapaian target pada perspektif ini yang belum maksimal. Berdasarkan penelitian, hal yang menyebakan belum tercapainya target 100 persen untuk perspektif ini adalah pencapaian target untuk peningkatan pendapatan dari produksi yoghurt yang hanya mencapai 58,79 persen dan cash ratio yang hanya mencapai target sebesar 31,54 persen. Agar peningkatan pendapatan dari produksi yoghurt dapat mencapai target hendaknya penjualan yoghurt diperluas, tidak hanya diprioritaskan untuk daerah Bandung saja, tetapi
81
juga mulai merambah pasar khususnya di daerah Jawa Barat dan diluar. Karyawan bagian produksi dan pemasaran final produk diharapkan lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat dihasilkan diversifikasi produk dan pengembangan serta penyesuaian dengan selera pasar sehingga dapat meningkatkan pendapatan koperasi yang akan memberikan nilai tambah bagi anggota . Cash ratio pada tahun 2008 juga masih jauh dari target dikarenakan pada tahun 2008 terjadi penurunan tarif impor susu dan perubahan
yang
mendasar
pada
koperasi
sehubungan
dengan
dimekarkannya Kabupaten Bandung. Untuk mengatasi hal ini agar mencapai target ke depannya diharapkan KPSBU Jabar mengatur komposisi modal kerja antara rasio kas, hutang dan modal sendiri. b. Perspektif Pelanggan (anggota) Kekurangan pada perspektif pelanggan adalah masih belum tercapainya kepuasan peternak terutama dari kecepatan dan ketanggapan petugas lapangan dalam menyelesaikan keluhan, transparansi laporan keuangan dan perhatian pihak KPSBU terhadap peternak. Oleh karena itu, KPSBU diharapkan meningkatkan kemampuan teknis dan non teknis karyawan melalui pelatihan sehingga setiap karyawan mempunyai wawasan dan kemampuan lebih dari satu fungsi kerja. Untuk tranparansi keuangan hendaknya pihak koperasi membuat buletin bulanan yang berisi laporan keuangan serta kegiatan koperasi. Laporan keuangan hendaknya dibuat sederhana dan dengan bahasa yang mudah dimengerti mengingat latar belakang peternak berbeda dan pendidikan dominan para peternak hanya lulusan SD. c. Perspektif Proses Bisnis Internal Pihak KPSBU Jabar telah mencapai target yang sangat baik untuk perspektif proses bisnis internal sebesar 150 persen. KPSBU Jabar harus terus mempertahankan dan mengembangakan sasaran strategi pada perspektif bisnis internal. Penekanan kesusutan susu dan peningkatan harga jual sapi afkir memperlihatkan kesungguhan KPSBU Jabar untuk melayani anggota. KPSBU Jabar turut memperhatikan sapi afkir peternak
82
agar peternak tetap mendapatkan harga yang sesuai untuk sapi afkir yang meraka miliki. d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Dari hasil survei kepuasan karyawan, secara keseluruhan karyawan koperasi merasa cukup puas terhadap kompensasi, pekerjaan, kondisi kerja, promosi kerja, hubungan dengan rekan, hubungan dengan atasan, dan motivasi. Untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan hendaknya KPSBU Jabar mengadakan pelatihan yang dikhususkan untuk para karyawan. Dari hasil penelitian juga diperoleh karyawan tidak puas dengan fasilitas yang ada seperti kurangnya toilet, tempat wudhu, dan tempat parkir. Toilet yang hanya ada dua buah untuk kurang lebih 200 karyawan masih dirasa sangat kurang. Tidak adanya tempat khusus buat wudhu membuat karyawan harus antri untuk melaksanakan ibadah sholat dan tidak adanya tempat parkir yang nyaman menyebakan karyawan tidak puas untuk atribut fasilitas. Oleh karena itu, KPSBU Jabar hendaknya menambah toilet, membuat tempat wudhu dan membangun tempat parkir yang nyaman agar karyawan merasa puas untuk atribut ini yang akan mempengaruhi kinerja karyawan. Pihak KPSBU Jabar juga hendaknya mempunyai target yang pasti untuk penyuluhan teknis peternak agar sasaran strategi peningkatan pengetahuan anggota dapat tercapai dan peternak benar-benar paham seluk-beluk peternakan sapi perah sehingga dapat menghasilkan susu yang berkualitas. Pengukuran kinerja koperasi menggunakan pendekatan BSC lebih baik dibandingkan pengukuran kinerja sebelumnya. Pengukuran kinerja dengan menggunakan pendekatan BSC lebih mengukur kinerja koperasi secara keseluruhan baik finansial dan non-finansial, sedangkan pengukuran kinerja sebelumnya hanya mengevaluasi dan melihat kelebihan serta kekurangan masing-masing divisi. Selama sasaran strategi KPSBU Jabar tidak berubah, koperasi dapat menggunakan tabel rancangan sistem pengukuran kinerja koperasi dengan pendekatan BSC yang dapat dilihat pada Lampiran 8 untuk mengukur kinerja koperasi.