IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Peternakan kelinci pedaging yang diberi nama Omah Kita (Omah Kelinci Tawangmangu) terletak di Gedangan, RT 01/03 Salam, Karangpandan, Karanganyar. Peternakan ini adalah milik Team yang terdiri dari 3 orang yaitu Bapak Aryo sebagai Investor, Bapak Aken Amal Ageng sebagai Marketing, dan dr. Muhammad Syaifullah sebagai Konseptor. Omah Kita berada di Karangpandan dan di kelola oleh dr. Muhammad Syaifullah sekaligus sebagai konseptor dari peternakan ini sendiri. Awal mula gagasan dibentuknya peternakan ini adalah alasan kuliner. Tawangmangu terkenal dengan sate kelinci sedangkan keadaan sebenarnya adalah sate kelinci yang di campur dengan daging ayam bukan pure daging kelinci. Kurangnya daging kelinci di Tawangmangu membuat penjual sate kelinci memutar otak bgaimana tetap menjual sate kelinci dengan minimnya daging kelinci untuk tetap mendapat keuntungan dengan pengeluaran sedikit yaitu dengan mengoplos daging kelinci dengan daging ayam. Hal inilah yang melatarbelakangi ketiga sahabat ini memiliki pemikiran yang sama untuk membangun peternakan Omah Kelinci dan sekaligus untuk Resto, dimana tempat makan yang menyediakan segala olahan dari daging kelinci. Pengelola peternakan Omah Kita sekaligus Dokter Umum ini memiliki alasan lain memilih berternak kelinci yaitu karena kandungan protein pada daging kelinci yang lebih tinggi dan mudah dicerna tubuh manusia selain itu juga memiliki kandungan lemak yang paling rendah. Daging Kelinci juga hampir bebas kolestrol sehingga aman untuk jantung dan juga memiliki kadar garam yang rendah sehingga aman dikonsumsi untuk penderita hipertensi. 2. Keadaan Umum
13
14
Omah Kita merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang peternakan dan resto. Peternakan yang diberi nama Omah Kita (Omah Kelinci Tawangmangu) memiliki dua jenis kelinci pedaging yang diternakan yaitu jenis Rex dan New Zealand namun tidak hanya berternak kelinci saja, Omah Kita juga memiliki ternak yang lain yaitu mempunyai 3 ekor sapi lokal dan 5 domba ekor gemuk. Omah Kita memang memiliki berbagai ternak lain seperti domba dan sapi namun tujuan di bentuknya peternakan ini hanya berfokus pada Kelinci saja karena selain peternakan juga memiliki Resto. Team 3 orang yang terdiri dari Bapak Aryo sebagai Investor, Bapak Aken Amal Ageng sebagai Marketing, dan dr. Muhammad Syaifullah sebagai Konseptor memiliki ide untuk membangun peternakan dan resto. Resto yang masih dibangun untuk 2 tahun ke depan ini mengolah daging kelinci, dimana semua olahan terbuat dari daging kelinci segar. Tidak hanya peternakan saja yang akan dijalankan oleh team ini namun langsung mengusung resto daging kelinci. Perusahaan Omah Kita tepatnya terletak di Dukuh Gedangan, RT 01 RW 03 Desa Salam, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan: Sebelah Utara
: Kabupaten Sragen
Sebelah Timur
: Propinsi Jawa Timur
Sebelah Selatan
: Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat
: Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali
Letak geografis Kabupaten Karanganyar terletak antara 110° 40” – 110° 70” Bujur Timur dan 70° 28” – 70° 46” Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 22 °C– 31 °C.
15
Ketersediaan air di Omah Kita adalah sumur sendiri. Ketersediaan Pakan kelinci di Omah Kita sangat lancar karena membuat pakan sendiri berupa pure pellet. Lokasi peternakan ini berjarak 200 meter dari pemukiman warga bahkan hanya berjarak 50 meter dari rumah pengelola yaitu rumah dr. Muhammad Syaifullah tepatnya belakang rumah. Lokasi kandang ternak terdapat di belakang rumah dr. Muhammad Syaifullah yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya dan berjarak 200 meter di depan dari rumah penduduk. Lokasi kandang peternakan ini bisa dilihat dari jalan raya karena tempatnya hanya berjarak 500 meter dari jalan raya. Penduduk di daerah ini sendiri tidak merasa keberatan dengan adanya peternakan ini karena limbah peternakan ini diolah dan tidak menimbulkan aroma yang tidak sedap serta tidak mencemari lingkungan. Menurut pernyataan Sasono (2009), bahwa lokasi peternakan sebaiknya dekat dengan sarana transportasi, dekat dengan sumber air dan dekat dengan sumber pakan.
11
12
14 13
3
5 9
10
1
8
6
16
Gambar 1. Lay Out Perusahaan Omah Kita
Keterangan : 1. Jalan Raya Tawangmangu
11. Kandang Domba
2. Gapura masuk ke Dukuh
12. Kandang Sapi
3. Sawah
13. Kandang Karantina Kelinci
17
4. Gapura masuk Peternakan
14. Kandang Kelinci
5. Lokasi Peternakan Omah Kita 6. Rumah-rumah Penduduk 7. Rumah dr. Muhammad Syaifullah 8. Parkiran 9. Parkiran 10. Mess Anak Kandang
3. Populasi Ternak Awal mula dibentuknya Omah Kita pada tahun 2012 hanya memiliki 15 ekor kelinci jenis Rex. Jumlah ternak yang berada di perusahaan Omah Kita pada tanggal 1 April 2016 adalah 100 ekor kelinci, 5 ekor domba ekor gemuk dan 3 ekor sapi lokal. 100 Ekor kelinci itu terdiri dari kelinci pedaging jenis Rex dan New Zealand. Jumlah populasi kelinci di Omah Kita adalah 100 ekor. Usaha peternakan kelinci di Omah Kita ini memang bergerak dalam usaha penggemukan untuk kelinci.
18
4. Struktur Organisasi Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu perencanaan yang terorganisasi. Maka untuk menunjang suatu kegiatan operasional perusahaan sangat dibutuhkan struktur organisasi. Fungsi dari struktur organisasi adalah untuk menentukan seorang tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepada siapa dia harus melaporkan hasil kegiatannya. Hal ini sangat diperlukan agar setiap tenaga mengetahui hak dan kewajibannya. Dibawah ini adalah bagan struktur organisasi di perusahaan Omah Kita seperti terlihat pada bagan berikut: Investor Aryo
Marketing Aken Amal Ageng
Anak Kandang Sapi dan Domba Pujianto
Konseptor dr. Muhammad Syaifullah
Anak Kandang Kelinci Setiawan
Pengolah Limbah Zainal
19
Gambar 2. Struktur Organisasi Omah Kita Perusahaan Omah Kita itu milik team yang terdiri dari Investor, Marketing dan Konseptor. Team Omah Kita memiliki 3 anak kandang dengan tugas yang berbeda-beda. 3 anak kandang terdiri dari Anak Kandang bagian Sapi dan Domba, Anak Kandang Kelinci dan Pengolah Limbah. Anak kandang Sapi dan Domba memiliki tugas untuk membersihkan kandang, memberi pakan dan mengecek kesehatan Sapi dan Domba. Anak Kandang bagian kelinci bertugas membersihkan kandang kelinci, memberi pakan, mengontrol kesehatan kelinci, membuat pakan dan membeli bakalan kelinci. Team Omah Kita juga memiliki Pengolah Limbah yang bertugas untuk mengolah limbah kotoran ternak untuk dijadikan pupuk. Tempat perusahaan Omah Kita berada di Tawangmangu sekaligus dikelola oleh dr. Muhammad Syaifullah dengan dibantu satu anak kandang bagian kelinci. 5. Tenaga Kerja dan Hak Kewajiban Karyawan a. Tenaga Kerja Jumlah pekerja di perusahaan ini ada 3 orang dengan pembagian tugas sesusai struktur organisasi yang telah ditentukan oleh konseptor, yaitu dr. Muhammad Syaifullah. Pendidikan rata-rata karyawan yang bekerja di perusahaan ini adalah lulusan SMA. Perekrutan karyawan di peternakan ini berasal dari warga sekitar peternakan ini agar mengurangi jumlah pengangguran di dukuh Salam ini. b. Hak dan Kewajiban Karyawan
20
Hak dan kewajiban karyawan meliputi sistem dan jam kerja yang telah di atur oleh pihak peternakan itu sendiri. Sistem kerja karyawan berlangsung pada pukul 07.30 – 16.00 WIB dengan jam istirahat dari pukul 11.00 – 13.00 WIB. Sistem upah yang dilakukan di peternakan ini menggunakan sistem bulanan atau satu bulan sekali. B. Manajemen Pemeliharaan Kelinci Terdapat tiga fokus utama dalam ternak kelinci, yakni berorientasi pada daging, kulit dan bulu. Jenis-jenis kelinci pun memiliki keunggulan berbeda-beda, ada yang unggul di pertumbuhan daging, kualitas kulit dan produksi bulu atau woll. Di Indonesia, ternak kelinci masih didominasi oleh kelinci pedaging. Hal ini karena industri kulit dan woll kelinci belum berkembang luas. Menurut V. Veever Carter (1990) bahwa kelinci masuk ke jawa dan sumatra kira-kira tahun 1835 M dari India. Secara sistematic zoology kelinci dapat disusun sebagai berikut : Kingdom : Animal Phylum
: Chordata
Class
: Mammalia
Order
: Marsupialia
Family
: Lepuridae
Genus
: Lepus
Species
: Lepus species
Jenis kelinci yang dipelihara di perusahaan Omah Kita adalah jenis Pedaging, yaitu Rex dan New Zealand. Rex adalah Kelinci yang pertama kali di kenalkan oleh petani di Perancis sekitar tahun 1919 lalu mulai dikembangkan sekitar tahun 1924 di Paris, Perancis. Kelinci Rex dikenal di Amerika Serikat sejak tahun 1980-an, kelinci ini adalah jenis kelinci hias karena memiliki
21
bulu yang halus seperti beludru. Bulu halusnya itu memiliki ketebalan sekitar 1.3 sampai 2.2 cm. Bobot untuk kelinci Rex jantan dewasa bisa mencapai 5 kg namun untuk yang betina bobotnya bisa mencapai 5 kg lebih. New Zealand dikenal sebagai penghasil karkas daging yang paling bagus selain itu juga dikenal beranak banyak. Daging yang besar dengan tulang yang kecil menjadikan kelinci jenis New Zealand sebagai favorit para peternak kelinci pedaging. Kelinci jenis ini sudah menjadi komoditi ekspor. Selain itu kelinci jenis ini sering diperlombakan dalam berbagai kontes kelinci. Ciri-ciri jenis kelinci new zealand ini adalah mempunyai dada penuh, badannya medium namun terlihat bundar dan gempal, kaki depan agak pendek, kepala besar dan agak bundar, telinga agak besar dan tebal dengan ujungnya yang sedikit membulat, serta bulunya sangat tebal namun halus. Perusahaan Omah Kita memiliki 2 bangsa kelinci yaitu Rex dan New Zealand. Kelinci-kelinci tersebut dibeli dari daerah Temanggung, Klaten dan Plaosan. Populasi Kelinci yang ada di Omah Kita ada 100 ekor. Lama pemeliharaan kelinci di Omah Kita adalah 3 bulan. Panen dilakukan 4 kali dalam setahun. Harga bakalan untuk Rex dan New Zealand yang berumur 2 bulan dengan bobot badan 950 gram dan New Zealand dengan bobot badan 1,2 kg biasannya keduanya dibeli dengan harga Rp. 25.000. Kelinci yang dibeli adalah kelinci jantan karena perusahaan ini ditujukan untuk penggemukan saja.
C. Manajemen Perkadangan Kandang merupakan tempat tinggal ternak selama di rawat oleh pemiliknya. Tujuan pembuatan kandang sendiri adalah melindungi kelinci dari cuaca, angin, hujan, tempat beristirahat yang nyaman, melindungi dari hewan pengganggu, dan
22
memudahkan pelaksanaan pemeliharaan kelinci tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai kandang diantaranya adalah desain lay out, kapasitas dan materi bangunan kandang terutama atap dan lantai kandang (Abidin, 2006). a. Model Kandang Model kandang kelinci di perusahaan Omah Kita adalah mengguanakan sistem kandang baterai. Alasan team Omah Kita memilih sistem kandang bateray adalah agar memudahkan untuk pembersihan kandang selain itu kandang bateray cocok untuk penggemukan kelinci karena setiap kandang di isi satu ekor kelinci. Hal ini sesuai pendapat Whendrato dan Madyana (1986) yang menyatakan bahwa pola kandang kelinci dapat dilaksanakan sesuai dengan keadaan normal peternak, keadaan lingkungan, keadaan bahan, keadaan lokasi peternakan dan kemudahan untuk membersihkannya. Ukuran kandang kelinci adalah 70 x 80 x 50, satu unit memiliki 3 kandang kelinci. Satu kandang kelinci menghabiskan biaya Rp. 150.000,00 sehingga dalam satu unit kandang kelinci menghabiskan biaya Rp. 450.000,00. Perusahaan Omah Kita memiliki 100 ekor kelinci sehingga memiliki 34 unit kandang bateray. Pembuatan kandan bateray menghabiskan biaya Rp. 15.300.000, 00. Sisi-sisi kandang terbuat dari kayu sedangkan untuk alas kandang kelinci terbuat dari kawat. b. Tataletak dan Arah Kandang Lokasi kandang kelinci di Omah Kita ini cukup jauh dari jalan raya sehingga jauh dari kebisingan. Kandang kelinci terletak di dalam lokasi peternakan dikarenakan untuk menjaga kelembapan kandang, dan menjauhkan kelinci dari kebisingan karena kelinci akan stress apabila berada dalam kebisingan. Jenis kandang kelinci di Omah Kita adalah kandang di dalam bangunan, dengan sistem kandang bateray. Kandang dibuat di dalam ruangan untuk menjaga suhu dan kelembapan, suhu di dalam adalah 20 °C dengan kelembapan mencapai 60-70%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugroho (1982), yang menyatakan lokasi kandang perlu memperhatikan kecukupan mendapatkan sinar matahari pagi. Lingkungan kandang juga
23
harus bersuhu sejuk 18 °C – 22 °C dan kelembaban 60 % - 90 %), tempat harus kering serta lingkungan yang tenang. Pembuatan kandang yang terlalu terbuka tidak di sarankan, serta hindari penempatan kandang dilokasi yang menghadang arah tiupan angin. Kelinci merupakan hewan yang mudah takut dan stress karena keberadaan binatang predator, seperti kucing, anjing, tikus, ular dan lainnya. c. Konstruksi Bangunan Kontruksi bangunan kandang di Omah Kita ber dinding terbuat dari batu bata dengan atap asbes serta penyangga atap terbuat dari kayu dan untuk lantai terbuat dari beton. Ketinggian kandang adalah 3 meter. Atap terbuat dari asbes dengan ketinggian 4 meter, dengan ketinggian 4 meter akan mempermudah dalam sirkulasi udara di dalam kandang dan membuat kandang tidak terasa panas karena jarak dengan atap terlampau sangat jauh. Hal ini sependapat dengan Soedono et al (2003), Syarat kandang yang baik yaitu atap kandang minimal 3 meter tingginya agar suhu didalam kandang tidak terlalu panas dan siklus udara lancar. Bangunan kandang di Omah Kita menghabiskan biaya sekitar Rp. 10.000.000,00 dengan luas 7 x 8 meter.. d. Perlengkapan Kandang Peralatan yang ada di kandang kelinci Omah Kita terdiri dari 4 ember, selang 2 buah, sapu lidi 3 buah, alat pel 2 buah, tempat pakan kelinci 100 buah,, naipel 100 buah, kotak obat 2 buah. Peralatan tersebut berguna untuk memudahkan dalam tata laksana pemeliharaan ternak seperti membersihkan tempat pakan dan minum, lantai kandang, pengangkutan kotoran ternak, memandikan ternak dan memberikan pakan ke ternak. Hal ini sependapat dengan Santosa (2001), yang berpendapat bahwa perlengkapan lain yang cukup penting diperlukan untuk menunjang kebersihan dan perawatan ternak agar ternak
24
terhindar dari penyakit yang datang dari kotoran ternak seperti sapu lidi, selang air, dan alat pel untuk mengepel lantai bangunan kandang kelinci. D. Manajemen Pakan Pakan mempunyai peranan yang penting, baik diperlukan ternak untuk mempertahankan hidupnya dan menghasilkan suatu produksi serta tenaga, bagi ternak dewasa berfungsi untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Pakan yang diberikan pada seekor ternak harus sempurna dan mencukupi. Sempurna dalam arti bahwa pakan yang diberikan pada ternak tersebut harus mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik (Sugeng, 2003). Omah Kita merupakan perusahaan peternakan yang memfokuskan pada kelinci. Pakan yang diberikan untuk kelinci adalah pellet. Pellet untuk pakan kelinci itu pun membuat sendiri. Bahan pakan untuk membuat pellet itu terdiri dari Brand, Jagung, Katul Halus, Bungkil Kedelai, Bungkil Kelapa, Tepung Kulit Kacang, Garam. Bahan
BK (%)
PK (%)
LK (%)
SK (%)
Ca (%)
P (%)
BETN (%)
TDN (%)
Jagung Brand
83,0
8,5
4,5
30
0,05
0,30
62
48,47
88,4
5,1
8,8
0,08
1,23
-
74,83
Bekatul Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Tetes Tepung Kulit
86,0
17, 0 9,9
2,32
18,1
-
-
50,40
55,52
86,4
42
1,90
7,0
0,27
0,56
26,1
40,26
86,3
18
6
17
0,07
0,47
39,1
67,43
30,
3,1
2,7
-
1,0
0,41
85,6
63,0
25
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pakan Sumber: Siregar 2003
Kacang
Tabel 2. Susunan Bahan Pakan Pellet Bahan Pakan Jumlah (%) 1 Brand 30% 2 Jagung 10% 3 Bekatul 30% 4 Bungkil Kedelai 15,5% 5 Bungkil Kelapa 1,5% 6 Tepung Kulit Kacang 10% Sumber: Data Sekunder KKL Mahasiswa (2016) Tabel 3. Kandungan Nutrien Pellet Nutrien Presentase (%) Bahan Kering (BK) 83,36 Protein Kasar (PK) 17,20 Serat Kasar (SK) 10,66 Kalsium (Ca) 0,47 Phospor (P) 0,67 Lemak Kasar (LK) 3,15 TDN 42,57 Sumber: Data Sekunder KKL Mahasiswa 2016
80,6
15
11,5
31,70
26
Tabel 4. Daftar Harga Bahan Pakan Pellet Bahan Pakan Harga (Rp) 4000 1 Brand 6000 2 Jagung 2000 3 Bekatul 7500 4 Bungkil Kedelai 5000 5 Bungkil Kelapa 5500 6 Tepung Kulit Kacang . Kebutuhan nutrisi yang terkandung di dalam pakan untuk kelinci adalah PK 17,20 %, BK 83,36 %, SK 10,66 %, Ca 0,47 %, Phospor 0,67 %, LK 3,15 %, TDN 42,57 %. Hal ini sesuai dengan pendapat Masanto dan Agus (2010) yang menyatakan bahwa standar kebutuhan pakan ternak kelinci pedaging adalah PK antara 15%-19%, SK 10%-14%, LK 2,5%-4%, Ca maksimal 1,5%, untuk phospor berkisar antara 0,5%- 0,9%. Frekuensi pemberian pakan di Omah Kita sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari. Pemberian pakan untuk kelinci sehari menghabiskan 100 gram pellet. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 07.00 WIB dengan frekuensi pemberian 40 gram untuk 100 ekor kelinci. Pemberian pakan pada sore hari dilakukan pada pukul 16.30 WIB dengan frekuensi pemberian pellet sebanyak 60 gram untuk 100 ekor kelinci. Pemberian pakan di Omah Kita pada kelinci pada malam hari lebih banyak dibandingkan dengan pagi hari, dikarenakan kelinci lebih banyak makan pada malam hari sedangkan siang hari kelinci lebih banyak tidur. Hal ini sesuai dengan pendapat Margo (2000) yang menyatakan bahwa porsi pemberian pakan kelinci pada malam hari porsi makanan yang diberikan harus lebih dua kali lipat dibanding porsi makan pada pagi Hal ini dikarenakan kelinci jauh lebih aktif pada malam hari. Karena itu, kelinci membutuhkan asupan makanan yang lebih besar pada malam hari. Pakan pelet kelinci 1 kg di asumsikan
27
sekitar Rp. 5.000,00 sehingga untuk 1 ekor kelinci menghabiskan biaya sekitar Rp. 500,00 karena 1 ekor kelinci memerlukan pakan 100 gram/hari. Dalam 1 tahun menghabiskan biaya sekitar Rp. 16.600.000,00. Tempat pakan kelinci terbuat dari tanah liat yang dinamakan gerabah. Pemberian air minum pada kelinci di Omah Kita menggunakan Nipple Drinker. Nipple Drinker dihubungkan dengan paralon dan tersambung ke sumber air sumur. Penggunaan Nipple drinker sangat praktis karena mempunyai sistem stoper air sehingga membuat air minum lebih terjamin dari kontaminasi. Pemberian air minum ini dicampur dengan probiotik Enzifarm. Perbandingan pemberiannya adalah 1 tutup botol Probiotik Enzifarm dengan 10 liter air kemudian diberikan kepada kelinci. E. Manajemen Kesehatan Kesehatan ternak di Omah Kita merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Peternakan ini lebih mengutamakan pencegahan dari pada pengobatan. Pencegahan dilakukan untuk menghindari ternak terkena penyakit, pencegahan dilakukan dengan cara menjaga lingkungan kandang, tempat pakan dan minum selalu dijaga kebersihannya dengan membersihkannya setiap hari, memperhatikan sanitasi dalam kandang, serta menyuntikkan B-kompleks sebulan sekali. Penyakit yang sering muncul di peternakan kelinci Omah Kita adalah scabies, mencret dan Kembung. Hal ini sesuai dengan pendapat Katzung (2010) yang menyatakan bahwa Masalah yang seringkali muncul dalam beternak kelinci adalah ketika ternak yang kita pelihara sakit, sehingga memerlukan pengetahuan dan pengalaman untuk mengatasinya. Biasanya penyakit yang menyerang kelinci adalah kembung, gatal-gatal dan diare. Penyebab dari penyakit ini biasanya adalah faktor lingkungan, perubahan cuaca dan makanan yang diberikan, sedangkan gatal-gatal sendiri disebabkan oleh keadaan kandang yang kotor. Pengelolaan kandang yang bersih dan nyaman bagi ternak adalah solusinya, jika sudah terlanjur terserang penyakit berarti harus diobati, baik dengan cara menyuntik obat ataupun memberikan obat secara oles dan dicampur air minum.
28
Peternakan ini sudah melakukan pencegahan penyakit tetapi masih ada juga ternak yang sakit, penyakit yang sering menyerang kelinci di peternakan ini yaitu mencret, kembung, dan scabies. Faktor yang paling utama penyebab kembung dan mencret ini adalah faktor makanan dan daya tahan kelinci itu sendiri. Umumnya kelinci yang terserang adalah kelinci yang berumur dibawah tiga bulan karena kelinci dibawah tiga bulan daya tahannya cenderung masih lemah. Selain faktor pakan dan daya tahan tubuh, cuaca juga mempengaruhi seperti awal-awal musim penghujan. Hal ini sependapat dengan Lestari (2014), yang menyatakan bahwa peternakan kelinci itu biasanya sistem pemeliharaan dan penggemukan yang dilakukan secara intensif dengan waktu 3 bulan sudah panen. Peluang terkena penyakit kemungkinan sangat kecil dikarenakan pemeliharaan dalam waktu singkat. Penyakit yang paling umum menyerang pada peternakan kelinci yaitu diare, gudik, kembung, dan lain-lain. Cara penanganannya yaitu dengan memisahkan ternak dari ternak yang sehat dan kemudian diberikan obat. Penanganan ternak yang sakit dilakukan oleh dr. Muhammad Syaifullah namun apabila dr. Muhammad Syaifullah sedang tidak ada di kandang yang melakukan pengobatan adalah anak kandang dengan cara mengambil obat di tempat obat ternak yang sesuai dengan gejala yang diderita ternak, seperti scabies penangannya menggunakan obat Kepromec Oral dengan dosis 0,2 ml, biasannya langsung dicekok atau diminumkan ke mulut kelinci menggunakan spet namun jarum suntiknya sudah dibuang. Penanganan mencret menggunakan obat Contrimvets Oral dengan cara diminumkan langsung pemberian pertama 0,1 ml per Kg berat badan, hari ke dua dan ke tiga 0,2 ml (untuk ukuran kelinci dewasa). Setiap satu bulan sekali semua kelinci di suntik BComplex untuk meningkatkan dan merangsang nafsu makan kelinci. F. Manajemen Pengelolaan dan Pengolahan Limbah
29
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair. Feses kelinci maupun sisa-sisa pakan berupa konsentrat (pellet) merupakan limbah organik yang banyak mengandung unsur nitrogen (N), Limbah kelinci yang berupa kotoran dan urine (air kencing) sangat baik untuk digunakan sebagai pupuk organik, terutama bagi sayuran, tanaman buah, dan bunga. Cara membuat pupuk padat dari kotoran kelinci yaitu dengan mencampurkan kotoran kelinci dan bahan organik (biasanya di Omah Kita menggunakan daundaunan yang berjatuhan di sekitar kandang) Perbandingan kedua bahan tersebut adalah 60% : 40% kemudian menyiapkan larutan campuran antara 1 liter EM-4, 1 liter molase, dan 60 liter air. Bahan-bahan pembuatan kompos tadi kemudian di campur dengan larutan dan kemudian diaduk hingga rata (Kadar air usahakan hanya sekitar 30%-40%) kemudian tutup dan di diamkan selama seminggu, setelah itu pupuk siap digunakan. Pupuk biasanya dibeli oleh penjual oleh tanaman hias. Omah Kita bekerja sama dengan pabrik PT. Petrokimia Gresik untuk menyetorkan urine kelinci. Urine kelinci di Omah Kita dipatok dengan harga Rp. 1.500,00 / liter. Hal ini sependapat dengan Priyo (2008), yang menyatakan bahwa limbah ternak dapat bermanfaat sebagai pupuk kandang. Feses dan urin jika diolah secara benar mempunyai nilai ekonomis yang akan menambah pendapatan peternak selain hasil utama. G. Pemasaran Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, member harga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. Sistem pemasaran di Omah Kita dilakukan oleh bagian marketing yaitu Bapak Aken Amal Ageng. Pemasaran dilakukan setelah kelinci berumur 5 bulan sekitar 2,3-2,5 kg.
30
Pemasaran biasanya dijual belikan oleh pedagang kelinci sekitar tawangmangu, kebanyakan dari pembeli adalah pengelola rumah makan di sekitar tawangmangu. Harga dipatok yaitu Rp. 130.000,00/ekor. Pemasaran pupuk dari feses kelinci dihargai Rp. 20.000,00/ sak isi 10 kg. Penjualan urine kelinci dihargai Rp. 1500/liter. H. Analisis Finansial Berdasarkan data yang diperoleh dari Omah Kita diketahui bahwa usaha kelinci pedaging dalam kurun waktu 3 bulan per periode diketahui data sebagai berikut : 1.
Pembuatan Kandang Kelinci Rp. 15.300.000,00
2.
Bangunan Kandang Rp. 10.000.000,00
3.
Sewa lahan Rp. 5.000.000,00
4.
Instalasi air Rp. 2.000.000,00
5.
Instalasi listrik Rp. 2.500.000,00
6.
Pembelian Peralatan: a. Mesin Pelet
: Rp. 9.000.000,00
b. Naiple Drinker 100 @ Rp. 6.000,00
: Rp. 600.000,00
c. Gerabah Pakan 100 @ Rp. 6.000,00
: Rp. 600.000,00
d. Ember 4 @ Rp. 15.000,00
: Rp. 60.000,00
e. Pel 2 @ Rp. 15.000,-
: Rp. 30.000,00
f. Sapu lidi 3 @ Rp. 15.000,00
: RP. 45.000,00
g. Selang
: Rp. 100.000,00
31
h. Ember pakan 2 @ Rp. 10.000,00
: Rp. 20.000,00
i. Selang Naipel
: Rp. 200.000,00
Total Pembelian Peralatan Rp. 10.655.000,00 7. Pembelian Kelinci Bakalan a. Bakalan Rex 50 ekor @Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00 x 50 = Rp. 1.250.000,00 b. Bakalan New Zealand 50 ekor @Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00 x 50 = Rp. 1.250.000,00 Total pembelian bakalan Rp. 2.500.000,00 x 4 = Rp. 10.000.000,00 8. Lama pemeliharaan Kelinci adalah 3 bulan dengan PBBH 15 gram untuk kelinci Rex dan 20 gram untuk kelinci New Zealand. 9. Transportasi di Omah Kita Rp. 1.500.000,00 10. Pakan yang dibutuhkan Rp. 500/ekor/hari. Rp. 500,00 x 100 x 83 = Rp. 4.150.000,00 (1 periode) Rp. 4.150.000,00 x 4 = Rp. 16.600.000,00
32
29 33
Tabel 5. Analisis Finansial Cashflow Tahun ke-0 (Rp)
Tahun ke-1 (Rp)
Tahun ke-2 (Rp)
Tahun ke-3 (Rp)
Tahun ke-4 (Rp)
Tahun ke-5 (Rp)
A. Cash Inflow 1. Penjualan kelinci
52.000.000
52.000.000
52.000.000
52.000.000
52.000.000
2. Penjualan pupuk
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3. Penjualan urine
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
4. Nilai sisa
1.000.000 20.227.500
Jumlah
56.600.000
56.600.000
56.600.000
56.600.000
76.367.500
B. Cash Out Flow 1.
2.
Investasi a.
Kandang dan Bagunan
25. 300.000
b.
Pembelian peralatan
10.655.000
c.
Instalasi Air
2.000.000
d.
Instalasi Listrik
2.500.000
Operasional a.
b.
Biaya tetap
Gaji pegawai
Rekening Listrik
Sewa Lahan
12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
PBB
50.000
100.000
100.000
100.000
100.000
THR
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
Biaya variabel
Pakan
16.600.000
16.600.000
16.600.000
16.600.000
16.600.000
Pembelian bakalan
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
Transportasi
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
Obat-obatan
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
43.850.000
43.850.000
43.850.000
43.850.000
43.850.000
Jumlah
45.455.000
Net Cashflow
(45.455.000)
12.750.000
12.750.000
12.750.000
12.750.000
32.517.500
Cummulative Net Cashflow
(45.455.000)
(32.705.000)
(19.955.000)
(7.705.000)
5.545.000
38.062.500
34
Tabel 6. Net Present Value (NPV) Tahun
Net Benefit
DF
NPV
(12%) 0
(45.455.000)
1
DF
NPV
(35%)
1
(45.455.000)
1
(45.455.000)
12.750.000
0,893
11.385.750
0,740
9.435.000
2
12.750.000
0,797
10.161.750
0,548
6.987.000
3
12.750.000
0,712
9.078.000
0,406
5.176.500
4
12.750.000
0,636
8.109.000
0,301
3.837.750
5
32.517.500
0,567
18.437.422
0,223
7.251.402
Jumlah
11.716.922
(12.767.348)
Perhitungan analisis usaha penggemukan sapi di Omah Kita dalam kurun waktu 5 tahun. 1. Benefit Cost Ratio (BCR) BCR= Total Benefit Total Cost = 57.171.922 45.455.000 = 1,2 Menurut pendapat Sugiyono (2009), metode ini digunakan untuk menghitung present value dari cash inflow dibagi dengan present value dari cash outflow. Dijelaskan lebih lanjut oleh Soekarwati (2003) bahwa semakin besar nilai BCR semakin besar pula keuntungan yang diperoleh oleh pelaku usaha tersebut. Suatu usaha dapat dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai BCR lebih dari 1. Nilai BCR dari Omah Kita adalah 1,2 jadi usaha ternak kelinci tersebut layak dijalankan. 2. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek atau investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana
35
dan lain-lain). Berdasarkan analisis finansial Omah Kita diperoleh hasil sebagai berikut: IRR
= = = 12 +
x 23
= 12 + 0,47 x 23 = 12 + 10.81 = 22.81 % Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa usaha ternak kelinci Omah Kita layak untuk dijalankan karena nilai IRR lebih besar dari bunga bank yang berlaku saat ini. IRR yang didapatkan di Omah Kita ini adalah 22.81 %, bisa dikatakan baik karena melebihi bunga bank yang berlaku. 3. Payback Period of Credit (PPC) PPC = = = 2,72 tahun Payback Period of Credit (PPC) digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi yang dihitung dengan membagi investasi dengan keuntungan ( Sugiyono, 2009). Berdasarkan perhitungan diatas Omah Kita dapat mengembalikan investasi 2,72 tahun mendatang. 4.
Break Event Point (BEP) BEP (rupiah)
= 1 – (0,50) = Rp 30.500.000,-
36
BEP adalah suatu nilai dimana keuntungan yang diterima perusahaan sama nilainya dengan total biaya yang dikeluarkan, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu, sehinga perusahaan tidak untung dan tidak rugi atau impas atau kembali pokok atau pas-pasan. Suatu usaha dikatakan berada pada titik impas (Break Event Point) jika besar penerimaan sama dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Keuntungan diperoleh jika volume produksi atau harga jual melebihi volume produksi atau harga jual mencapai titik impas, hal ini sesuai pendapat Soekartawi (2003). BEP dari Omah Kita yaitu Rp 30.500.000,artinya penerimaan yang diperoleh perusahaan tersebut sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. 5. Efisiensi usaha Efesiensi usaha
= =
× 100%
= 36,7 % Efisiensi diartikan sebagai kemampuan suatu unit usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan dengan tujuan organisasi yang harus dicapai oleh perusahaan (Maulana, 1997). Efesiensi ternak kelinci di Omah Kita didapat sebesar 36,7 %, semakin tinggi nilai efisiensi maka usaha tersebut sangat baik.