30
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Pe co-tidal Perairan Indonesia Peta Ar Arah rambatan konstanta Pasut ditentukan dengan menganalisis kontur waktu air tinggi
(satua an ja jjam) suatu perairan. Jika kontur waktu air tinggi menunjukkan jam 5 di Perairan A (satuan kemud dia di an n kontur berikutnya jam 6 di Perairan B, maka dapat dikatakan bahwa konstanta Pasut kemudian meram mba dari Perairan A ke Perairan B. Dalam penelitian ini dianalisis perambatan untuk mb merambat konsta an ntta ta Pasut ganda (M2, S2, N2, K2), dan kontanta Pasut tunggal (K1, O1, P1). konstanta 4.1.1
Peta P e co-tidal M2 B e Berdasarkan Peta Co-tidal M2 pada Gambar 4.1, perubahan kontur jam 4 menuju jam
12 dan da an periode an p berikutnya di Perairan Pantai barat Sumatera menunjukkan perambatan gelom mban mb an pasut M2 dari Barat Laut menuju Tenggara, kontur di perairan ini lebih rapat gelombang daripa ada a di perairan selatan Jawa diduga karena pengaruh dangkalan deretan kepulauan yang daripada terdap pa att di d perairan barat Sumatera. Di Selat Malaka kontur jam 8 menuju kontur jam 12 yakni terdapat dari Samudera Sam mu Hindia menuju Selat Malaka. Di Laut Natuna kontur jam 2 menuju jam 6 yakni dari Laut Lau au ut Cina Selatan menuju Perairan Bangka Belitung. Dari Perairan Bangka Belitung ada peram mb a mb att ke Laut Jawa dan Selat Sunda, ke Laut jawa ditunjukkan oleh kontur jam 1 hingga perambatan jam 9. Di Laut Jawa yakni di utara Jawa Timur ditemukan area amphidromic dengan pusaran ramba atan berlawanan arah jarum jam. Karena berada di belahan Bumi bagian Selatan (BBS) rambatan seharu usny pusaran rambatan searah jarum jam, namun hasil analisis menunjukkan rambatan seharusnya berlaw wana dengan arah jarum jam. Diduga hal ini karena pengaruh topografi lokal dimana dari berlawanan Selat Lom Lombok terhalang oleh Kepulauan Kangean dan menjadi satu dengan rambatan dari Laut Floress ya yang arahnya cenderung ke bagian utara Laut Jawa, sehingga rambatanrambatan gelom mb a mb an n pasut M2 yang berasal dari Selat Lombok terhalang oleh dangkalan di perairan gelombang Kepula la au ua a Kangean (bagian timur Pulau Madura). Sehingga rambatan dari dominan dari utara Kepulauan ke barat barra att berputar b kembali ke timur. Di selatan Jawa kontur jam 5 hingga jam 12 menunjukkan ramba atan at an dari barat ke timur hingga di selatan NTT. Rambatan pasut M2 dari Selat Lombok rambatan terbag gi dua du arah, pertama berbelok ke barat menuju Laut Jawa dan yang kedua ke utara terbagi menuj ju S ju menuju Selat Makassar. Di Laut Sawu, Pasut M2 merambat dari Samudera Hindia ke arah Selat O Om m Ombai terbagi 2 arah, pertama menuju Selat Makassar dan kedua menuju Laut Banda. Hal inii b be e berdasarkan perubahan kontur jam 8 menuju jam 12 masuk Selat Ombai. Arah pertama
Gambar 4.1 Peta Co-tidal M2
31
32
ditunju ukka kontur jam 1 hingga jam 12 ke arah barat dan arah kedua ditunjukkan perubahan ditunjukkan konturr jam 1 hingga jam 6 ke arah utara. Di Laut Arafura ditemukan perubahan kontur jam 1 hingga a jam 12 menunjukkan perambatan dari arah Laut Banda menuju Laut Arafura.
4.1.2. Peta Pe co-tidal S2 B e Berdasarkan Peta Co-tidal S2 pada Gambar 4.2, di Perairan Pantai barat Sumatera, peram mb a mb att perambatan gelombang Pasut S2 dari Barat Laut menuju Tenggara hal ini berdasarkan peruba aha ha dari kontur jam 4 menuju jam 12, kontur di perairan ini lebih rapat daripada di perubahan peraira an sselatan Jawa diduga karena pengaruh dangkalan deretan kepulauan yang terdapat di an perairan peraira an barat an b perairan Sumatera. Di Selat Malaka merambat dari Barat Laut atau Samudera Hindia menuj ju P ju menuju Perairan Batam, hal ini berdasarkan perubahan kontur jam 1 menuju kontur jam 12. Pasut S S2 2 di Laut Natuna menunjukkan perubahan kontur jam 1 menuju jam 12 dari Laut Cina Selata an h Selatan hingga Perairan Bangka Belitung. Di Laut Jawa rambatan dari timur yakni Selat Lombo ok dan ok d Laut Flores. Di Selatan Jawa rambatan dari barat menuju pantai selatan Jawa. Di Lombok Selat Ma M ak Makassar berasal dari arah selatan yakni Samudera Hindia melalui Selat Lombok, hal ini berdas sa arrk perubahan kontur jam 1 hingga jam 6 ke arah utara. Rambatan Gelombang Pasut berdasarkan S2 da arii S e Lombok yang masuk ke Laut Flores menuju ke arah Laut Banda dan laut Arafura. dari Selat Peram mbat mb Perambatan di Laut Arafura berasal dari berasal dari Samudera Hindia yang melalui selatan Timor Les Leste, hal ini ditunjukkan oleh perubahan kontur jam 2 hingga jam 12 ke arah timur.
4.1.3. Peta Pe co-tidal N2 Be Berdasarkan Peta Co-tidal N2 pada Gambar 4.3, di Perairan Pantai barat Sumatera, peram mbat perambatan gelombang Pasut N2 dari Barat Laut menuju Tenggara, hal ini berdasarkan peruba aha kontur jam 1 menuju jam 5. Di Selat Malaka merambat dari Samudera Hindia perubahan menuj ju P ju menuju Perairan Batam, hal ini ditunjukkan oleh perubahan kontur jam 1 menuju kontur jam 12. Berda as a sar ark Berdasarkan perubahan kontur jam 1 menuju jam 12 dari Laut Natuna merambat dari Utara yakni dari dar Laut Cina Selatan menuju Perairan Bangka Belitung. Di Laut Jawa terdapat da peram mb a mb att perambatan Pasut N2 menuju Samudera Hindia melewati Selat Sunda, serta ditemukan area amphi idr dro rom di utara Jawa Timur. Di Perairan Selatan Jawa, rambatan dari barat menuju timur amphidromic yang ditunjukkan diittu tun perubahan kontur jam 6 hingga jam 10. Pasut N2 di Selat Makassar berasal dari arah arra rah selatan yakni Samudera Hindia melalui Selat Lombok, hal ini berdasarkan perubahan konturr jam ja am m 11 ke jam 12 di utara Bali. Rambatan pasut teranalisis dari Samudera Hindia melalui
Gambar 4.2 Peta Co-tidal S2
33
Gambar 4.3 Peta Co-tidal N2
34
35
Selat Om Ombai menuju Laut Flores, hal ini ditunjukkan perubahan kontur jam 1 menuju jam 3 dan seteru usny di Laut Flores menuju Laut Banda. Di Laut Banda bagian utara, rambatan menuju seterusnya Samudera Pasifik ditunjukkan oleh perubahan kontur jam 1 hingga jam 6 ke arah utara. Di Laut Arafur ra P Arafura Pasut N2 merambat dari barat menuju pantai bagian barat Papua, hal ini ditunjukkan peruba aha kontur jam 1 hingga jam 8. perubahan
4.1.4. Peta Pe co-tidal K2 Be Berdasarkan Peta Co-tidal K2 pada Gambar 4.4, di Perairan Pantai barat Sumatera, peram mb a mb att perambatan gelombang Pasut K2 dari Barat Laut menuju Tenggara, hal ini berdasarkan peruba ah ha a dari kontur jam 1 menuju jam 7. Di Selat Malaka merambat dari Barat Laut atau perubahan Samude de era Hindia menuju Perairan Batam, hal ini ditunjukkan gradasi kontur jam 1 menuju Samudera konturr jam jam 12. Perambatan di Laut Natuna merambat dari Utara yakni dari Laut Cina Selatan, ditunju ukka uk k oleh perubahan kontur jam 7 menuju jam 12. Perubahan kontur jam 1 hingga jam 7 ditunjukkan ditemu uka kan di Perairan Bangka Belitung menuju Selat Sunda. Di Laut Jawa perambatan pasut ditemukan meram mba dari timur ditunjukkan perubahan kontur jam 2 hingga mb merambat
jam 12 menuju ke arah
barat.Pa Pa as K2 di Selat Makassar berasal dari arah selatan yakni Samudera Hindia melalui barat.Pasut Selat Sumba Su um NTT menuju Laut Flores, hal ini ditunjukkan perubahan kontur jam 1, jam 2 hinga jam 9 ke ke utara di selat Makassar. Perambatan dari Laut Flores juga ke arah Laut Banda, yakni denga an adanya a dengan gradasi kontur jam 1 hingga jam 7. Perambatan di Laut Arafura berasal dari Laut b and ditunjukkan oleh gradasi kontur jam 3, jam 4 hingga jam 12. banda
4.1.5. Pe Peta co-tidal K1 Be Berdasarkan Peta Co-tidal K1 pada Gambar 4.5, di Perairan Pantai barat Sumatera, peram mbat perambatan gelombang Pasut K1 dari Barat Laut menuju Tenggara, ditunjukkan perubahan konturr jjam am a m 18 menuju jam 20 namun kurang signifikan karena konturnya renggang. Di Selat Malak kka a merambat m Malaka dari Barat Laut atau Samudera Hindia menuju Perairan Batam, ditunjukkan oleh g rad ra gradasi kontur jam 2 menuju kontur jam 12. Di Laut Natuna merambat dari Utara yakni dari Laut Cina Cin ina Selatan, ditunjukkan oleh perubahan kontur jam 22 menuju jam 24 dan ke periode beriku uttn nya jam 20 di Perairan Bangka Belitung. Di Laut Jawa Pasut K1 merambat dari Selat berikutnya Makas ssar ditunjukkan perubahan kontur jam 20 hingga jam 24 dan ke periode berikutnya. Di ss Makassar Perair ra an n Selatan Jawa, Pasut K1 merambat dari barat ke timur. Di Laut Sulawesi Pasut K1 Perairan meram mba dari Samudera Pasifik melewati Laut Sulawesi menuju Selat Makassar, hal ini mb merambat
Gambar 4.4 Peta Co-tidal K2
36
Gambar 4.5 Peta Co-tidal K1
37
38
ditunju ukka gradasi kontur jam 12 hingga jam 20 di Selat Makassar. Di Laut Banda Pasut K1 ditunjukkan meram mba dari utara (Samudera Pasifik) menuju selatan ke Laut Flores, hal ini dari analisis merambat konturr jam 12 menuju jam 24. Di Laut Arafura Pasut K1 merambat dari barat laut (Laut Banda) hal ditunjukkan dittunju perubahan kontur jam 2 hingga jam 10.
4.1.6. P e co-tidal O1 Peta Be B e Berdasarkan Peta Co-tidal O1 pada Gambar 4.6, di Perairan Pantai barat Sumatera, peram mb a mb att perambatan gelombang Pasut O1 dari Barat Laut menuju Tenggara di selatan Jawa, ditunju ukka perubahan kontur jam 14 menuju jam 18. Di Selat Malaka merambat dari Perairan uk ditunjukkan Batam m, d i Batam, ditunjukkan oleh gradasi kontur jam 8 menuju kontur jam 24. Di Laut Natuna merambat dari Utara Uta arra a yakni dari Laut Cina Selatan, yang ditunjukkan perubahan kontur jam 16 menuju jam 18 hingga hin ng gg ga jam 24 dan ke periode brikutnya hingga jam 12 di Perairan Bangka Belitung. Di Laut Jawa Pasut Pa ass O1 dari timur merambat berbelok menuju Selat Sunda, ditunjukkan oleh perubahan konturr jam jam 22 ke jam 24 dan kembali ke periode berikutnya hingga jam 14. Di Laut Sulawesi meram mba dari Samudera Pasifik kemudian masuk menuju Selat Makassar, hal ini dianalisis mb merambat dari gradasi gra ad kontur jam 12 hingga kontur jam 20. Di Laut Banda merambat dari utara (Samu uder Pasifik) menuju selatan ke Laut Flores dan Laut Arafura, ditunjukkan perubahan ud (Samudera konturr jam jam 10 hingga jam 22. Perubahan kontur jam 24 menuju kontur jam 12 di Laut Arafura menun njuk menunjukkan perambatan dari Laut Banda.
4.1.7. Pe Peta co-tidal P1 Be Berdasarkan Peta Co-tidal P1 pada Gambar 4.7, perambatan gelombang Pasut P1 Di Pantai Ba Barat Sumatera merambat dari Barat Laut menuju Tenggara hingga di selatan Jawa. Di Selat Ma Malaka merambat dari Barat Laut atau Samudera Hindia menuju Perairan Batam, ditunju ukka uk ka oleh gradasi kontur jam 8 menuju kontur jam 24. Perubahan kontur jam 18 menuju ditunjukkan jam 2 20 0 hingga hi jam 24 dan ke periode berikutnya di Laut Natuna merambat menuju Perairan Bangk ka B ka Bangka Belitung. Di Laut Jawa Pasut P1 merambat dari timur yakni Selat Makassar, ditunju ukkka uk a perubahan kontur jam 22 hingga kembali ke periode berikutnya pada jam 10.. Di ditunjukkan Laut Sulawesi Su ulla merambat dari Samudera Pasifik menuju Selat Makassar, ditunjukkan perubahan konturr jam jam am 14 hingga jam 20. Di Laut Banda merambat dari utara (Samudera Pasifik) menuju selata an kke e Laut Flores dan berbelok ke arah Laut Arafura, hal ini ditunjukkan gradasi kontur jam selatan 16 menuju me enuj en u u jam 18 hingga jam 22.
Gambar 4.6 Peta Co-tidal O1
39
Gambar 4.7 Peta Co-tidal P1
40
41
4.2.
Pe co-range Perairan Indonesia Peta An Analisis peta co-range dilakukan untuk mengetahui kondisi umum Pasut suatu perairan,
sehing gga dapat diketahui konstanta Pasut apa yang berpengaruh di suatu perairan, dengan sehingga cara melihat meli nilai kontur amplitudo maksimum dan minimumnya, kerapatannya serta sebaran kontur rnya konturnya.
4.2.1
Pe P e co-range S2 Peta B e Bedasarkan Peta co-range S2 pada Gambar 4.8, Di Selat Malaka amplitudo maksimum
ditunju ukka oleh kontur 60 cm dan minimum kontur 30 cm, konturnya cukup rapat di sepanjang uk ditunjukkan selat menunjukkan me me area perairan ini dipengaruhi gelombang Pasut S2. Di Laut Natuna, amplit tud do maksimum kontur 25 dan minimum 5 cm, sebaran kontur di perairan ini tidak merata amplitudo dan be b ed da a antara amplitudo maksimum dengan minimum adalah kecil, menunjukkan bahwa beda kecilny ya pengaruh ya p kecilnya gelombang Pasut S2. Di Laut Jawa dan di Selatan Jawa, jumlah kontur konsta ant nta S2 sedikit, menunjukkan perairan ini tidak dipengaruhi gelombang Pasut S2. Di Selat konstanta Makas ssar amplitudo maksimum 45 cm dan minimum 10 cm dan sebaran kontur cukup rapat di ss Makassar, bagian n sselatan e Selat Malaka, menunjukkan hanya bagian selatan perairan ini yang dipengaruhi oleh gelombang gellom Pasut S2. Di Laut Banda tidak teranalisis kontur S2 yang signifikan. Di Perairan Laut Sawu Sa aw w NTT teranalisis kontur amplitudo S2 yang cukup rapat dan terdistribusi ke seluruh peraira an hingga Selat Ombai dan Laut Flores, hal ini menunjukkan perairan ini dipengaruhi perairan gelom mban Pasut S2. Di Selat Lombok diketahui adanya kontur S2 yang cukup rapat dan gelombang sebara anny hingga ke Selat Madura. Di Laut Arafura amplitudo maksimum ditunjukkan oleh sebarannya konturr 80 dan minimum 10 cm, jarak kontur rapat menunjukkan pengaruh gelombang Pasut S2 cukup p besar bes di perairan ini.
4.2.2
Pe co-range M2 Pe Peta B e Bedasarkan Peta co-range M2 pada Gambar 4.9, Di Selat Malaka, amplitudo maksimum
ditunju ukka uk k ditunjukkan oleh kontur 100 cm dan minimum kontur 40 cm, konturnya cukup rapat di sepan njan nj ang selat menunjukkan area perairan ini dipengaruhi gelombang Pasut M2. Di Laut sepanjang Natun na, a na Natuna, amplitudo maksimum ditunjukkan oleh kontur 40 dan minimum 25 cm, konturnya tidak merata ad a beda antara amplitudo maksimal dengan minimal adalah kecil. pengaruh gaya tarik dan bulan.. Di Di Pantai Barat Sumatera, sebaran kontur cukup merata namun tidak rapat. Di Laut Jawa
Gambar 4.8 Peta Co-range S2
42
Gambar 4.9 Peta Co-range M2
43
44
dan S elat Selatan Jawa jumlah kontur konstanta M2 tidak signifikan. Di Selat Makassar, konturnya rengga ang dan hanya terdapat di bagian selatan perairan. Di Laut Banda, amplitudo maksimum renggang konsta anta M2 ditunjukkan oleh kontur 80 cm dan minimum oleh kontur 35 cm. Area yang konstanta terdap pat kkontur amplitudo sebagian besar di bagian utara. Di Laut Arafura amplitudo maksimum terdapat ditunju ukka oleh kontur 180 dan minimum 30 cm, disamping itu jarak kontur rapat menunjukkan ditunjukkan penga aruh gelombang Pasut M2 cukup besar. ar pengaruh 4.2.3
Pe co-range K2 Peta B e Bedasarkan Peta co-range K2 pada Gambar 4.10, di Selat Malaka amplitudo maksimum
ditunju ukka uk k oleh kontur 12 cm dan minimum kontur 2 cm, konturnya cukup rapat di sepanjang ditunjukkan selat ini. inii.. Di Laut Natuna, amplitudo konstanta K2 tidak ditemukan. Di Laut Jawa dan Selatan in Jawa, kontur kko on menyebar tidak rapat menunjukkan kecilnya pengaruh gelombang Pasut K2. Di Selat Mak Ma M a Makassar, amplitudo maksimum 8 cm dan minimum 2 cm serta sebaran kontur cukup rapat di di bagian b selatan perairan ini. Di Laut Banda kontur terdistribusi di bagian selatan basin hingga a Laut La Flores. Di Laut Arafura amplitudo maksimum ditunjukkan oleh kontur 20 cm dan minimu um 5 cm, jarak kontur rapat dan terdistribusi di bagian selatan perairan. minimum
4.2.4
Pe co-range N2 Pe Peta Be Bedasarkan Peta co-range N2 pada Gambar 4.11, di Selat Malaka, amplitudo
maksimum ditunjukkan oleh kontur 20 cm dan minimum kontur 2 cm, konturnya cukup rapat dan te erdis terdistribusi di sepanjang selat ini. Di Pantai Barat sumatera, kontur merata tetapi tidak rapat. Di Laut Natuna, amplitudo konstanta N2 tidak ditemukan. Di Laut Jawa, kontur amplitudo konsta anta N2 maksimum 8 cm dan minimum 1 cm, konturnya cukup rapat dan dan konstanta terkon nsen terkonsentrasi di bagian timur basin ini. Di Pantai Selatan Jawa, kontur N2 kurang signifikan. Di Selat M Ma a Makassar, amplitudo maksimum 24 cm dan minimum 2 cm serta sebaran kurang signifik ka an n dan berada bagian selatan selat. Di Laut Sulawesi, amplitudo N2 maksimum 14 cm signifikan dan mi m in niim minimum 4 cm, terdistribusi hampir sepanjang basin namun konturnya tidak begitu rapat. Di Laut Flores, Flo lore r maksimum 8 cm dan minimum 4 cm dan terdistribusi hampir sepanjang basin namun n konturnya k ko tidak begitu rapat. Di Laut Arafura amplitudo maksimum ditunjukkan oleh konturr 24 24 cm dan minimum 4 cm, jarak kontur rapat dan terdistribusi seluruh basin perairan ini.
Gambar 4.10 Peta Co-range K2
45
Gambar 4.11 Peta Co-range N2
46
47
4.2.5
Pe co-range K1 Peta Be Bedasarkan Peta co-range K1 pada Gambar 4.12, di Selat Malaka dan Pantai Barat
Sumatera kontur amplitudo K1 kurang rapat dan tidak menyebar ke seluruh area selat, menun njuk menunjukkan. Di Laut Natuna, amplitudo maksimum pada kontur 70 cm dan minimum 20 cm, konturr sa sangat rapat serta tersdistribusi hampir seluruh area perairan menunjukkan pengaruh gelom mban Pasut K1 dominan. Di Laut Jawa, amplitudo kontur maksimum pada kontur 50 cm mb gelombang dan minimum min mi niim 15 cm, kontur rapat tersebar seluruh area Laut Jawa. Di Pantai Selatan Jawa konturr K 1 tidak signifikan. Di Selat Makassar, kontur amplitudo K1 jarang dan hanya terdapat di K1 bebera ap pa a bagian perairan ini. Begitupula di Laut Banda, kontur amplitudo K1 kurang signifikan. beberapa Di Lau ut A Laut Arafura, amplitudo maksimum pada kontur 110 cm dan minimum 15 cm, kontur sangat rapat se sserta ert rt tersebar di seluruh perairan ini.
4.2.6
Pe co-range O1 Peta Be Bedasarkan Peta co-range O1 pada Gambar 4.13, di Selat Malaka dan Pantai Barat
Sumate erra a kontur amplitudo O1 kurang rapat dan tidak menyebar ke seluruh area perairan, Sumatera menun nju nj ukk menunjukkan bahwa konstanta O1 tidak dominan. Di Laut Natuna, amplitudo maksimum pada konturr 5 0 cm dan minimum 15 cm, kontur rapat serta tersdistribusi hampir seluruh area 50 peraira an. Di Laut Jawa, amplitudo kontur maksimum pada kontur 45 cm dan minimum 10 cm, an perairan. konturr cukup cu rapat tersebar seluruh area Laut Jawa. Di Pantai Selatan Jawa kontur O1 kurang signifik kan Di Selat Makassar, kontur amplitudo O1 jarang dan hanya terdapat di beberapa signifikan. bagian n perairan pe ini. Begitupula di Laut Banda, kontur amplitudo O1 jarang dan hanya terdapat di bebera apa bagian perairan ini, hal ini menunjukkan konstanta O1 tidak dominan di basin beberapa terseb but. Di Laut Arafura, amplitudo maksimum pada kontur 100 cm dan minimum 10 cm, tersebut. konturr sangat san rapat serta tersebar di seluruh perairan ini.
4.2.7
Pe co-range P1 Peta Be Bedasarkan Peta co-range P1 pada Gambar 4.14, kontur amplitudo di Selat Malaka dan
Pantaii B a Sumatera jarang atau tidak signifikan. Di Laut Natuna hingga Laut Jawa amplitudo Barat minim mum 5 cm dan maksimum 20 cm dan konturnya jarang. Kontur amplitudo P1 signifikan di 2 mu minimum basin, yakni ya Laut Selat Makassar dan Laut Arafura. Di Laut Selat Makassar, amplitudo P1 signifik ka an n di bagian selatan perairan. Di Laut Arafura, amplitudo kontur rapat serta tersebar di signifikan seluru uh perairan pe seluruh ini, menunjukkan perairan ini dipengaruhi gelombang Pasut P1.
Gambar 4.14 Peta Co-range K1
48
Gambar 4.13 Peta Co-range O1
49
Gambar 4.14 Peta Co-range P1
50
Gambar 4.15 Peta Tipe Pasut Indonesia,
51
52
2.3.
Pe Tipe Pasut Perairan Indonesia Peta Ko Konstanta Pasut M2,S2,O1 dan K1 mempengaruhi tipe Pasut di lokasi penelitian. Bila
nilai M2 M2 dan d S2 di suatu area itu lebih besar daripada nilai K1 dan O1, maka di daerah jenis Pasutn nya adalah ganda atau cenderung ganda. Bila sebaliknya maka di area tersebut jenis Pasutnya Pasutn nya adalah tunggal atau cenderung tunggal. Dalam mengkontruksi peta tipe Pasut di Pasutnya daerah h penelitian, p penulis menentukan nilai Formzahl (F) pada masing-masing stasiun penga ama am att Pasut. Bedasarkan Peta Tipe Pasut Indonesia pada Gambar 4.15, di Selat Malaka pengamatan terana aliisis ssii dua tipe Pasut yakni tipe ganda dan campuran ganda. di Di Laut Natuna terdapat teranalisis empatt tipe ttiip ip Pasut yakni ganda, dominasi ganda, dominasi tunggal dan tunggal. Di Laut Jawa juga te eran er a teranalisis empat tipe Pasut yakni ganda, dominasi ganda, dominasi tunggal dan tunggal. Samude de era Hindia didominasi tipe dominasi ganda. Di Selat Makassar, didominasi tipe dominasi Samudera ganda a kke e kecuali di perairan pantai barat Makassar hingga Kepulauan Selayar teranalisis tipe domin nassii tunggal. Laut Sulawesi dan Laut Banda didominasi tipe Pasut dominasi ganda. Laut na dominasi Floress d id didominasi tipe Pasut dominasi ganda. Di Laut Arafura teranalisis tiga tipe yakni tipe domin nassii ganda, tipe dominasi tunggal dan tipe tunggal, namun dari ketiganya tipe dominasi na dominasi tungga al.. S tunggal. Secara umum Perairan Indonesia didominasi tipe pasut campuran dominasi ganda.
2.4.
Pe Perambatan Pasut Perairan Indonesia Da peta co-tidal yang telah dibahas sebelumnya, diperoleh gambaran perambatan Dari
gelom mban Pasut untuk masing-masing konstanta, dalam penelitian ini hanya tujuh konstanta gelombang yang dianalisis dian perambatannya yakni konstanta Pasut ganda M2,S2,N2,K2 serta konstanta Pasut tun tunggal K1,O1,P1. Arah perambatan gelombang Pasut bergerak dari nilai garis kontur yang kkecil eci menuju kepada nilai garis kontur yang lebih besar. 2.4.1. Konstanta Ko Pasut Ganda a)) Konstanta M2 a Gelombang Pasut M2 dominan merambat dari Samudera Hindia. Di Pantai Barat Sumatera merambat dari Samudera Hindia dari arah barat laut menuju tenggara hingga ke Perairan Selatan Jawa. Gelombang Pasut yang merambat masuk lewat Selat Malaka menuju Perairan Batam. Gelombang pasut dari Samudera Hindia yang masuk melalui Selat Lombok
merambat ke arah Selat Makassar dan sebagian
berbelok menuju Laut Jawa. Gelombang Pasut yang masuk melalui Laut Sawu menuju Selat Ombai NTT dan Laut Flores merambat menjadi tiga arah, pertama merambat ke arah Laut Jawa, kedua merambat ke arah Laut Banda dan ketiga ke
53
arah Laut Arafura. Teranalisis pula perambatan dari Samudera Pasifik melalui Laut Cina Selatan menuju Laut Natuna.
Gambar 4.16 Perambatan Pasut M2 b)) Konstanta S2 b Gelombang Pasut S2 di Pantai Barat Sumatera merambat dari Samudera Hindia dari arah barat laut menuju tenggara hingga ke Pantai Selatan Jawa. Gelombang pasut yang merambat masuk lewat Selat Malaka menuju Perairan Batam. Gelombang pasut yang merambat dari Samudera Hindia merambat melalui Selat Lombok merambat ke arah tiga basin, pertama ke arah Laut Jawa, kedua ke arah Selat Makassar, dan ketiga ke arah Laut Flores dan Laut Banda. Gelombang pasut di Laut Arafura merambat dari Samudera Hindia. Teranalisis pula perambatan dari Samudera Pasifik melalui Laut Cina Selatan menuju Laut Natuna.
cc)) Konstanta N2 Gelombang Pasut N2 di Pantai Barat Sumatera merambat dari Samudera Hindia dari arah barat laut menuju tenggara hingga ke Perairan Selatan Jawa. Gelombang Pasut yang merambat masuk lewat Selat Malaka menuju Perairan Batam. Gelombang pasut dari Samudera Hindia yang masuk melalui Selat Lombok merambat ke arah Selat Makassar dan sebagian berbelok menuju Laut Jawa. Gelombang Pasut yang masuk melalui Laut Sawu menuju Selat Ombai NTT dan
54
Laut Flores merambat menjadi tiga arah, pertama merambat ke arah Laut Jawa, kedua merambat ke arah Laut Banda dan ketiga ke arah Laut Arafura. Teranalisis pula perambatan dari Samudera Pasifik melalui Laut Cina Selatan menuju Laut Natuna.
Gambar 4.17 Perambatan Pasut S2
Gambar 4.18 Perambatan Pasut N2
55
d) Konstanta K2 Gelombang pasut di Pantai Barat Sumatera merambat dari Samudera Hindia dari arah barat laut menuju tenggara hingga ke Pantai Selatan Jawa. Gelombang pasut yang merambat masuk lewat Selat Malaka menuju Perairan Batam. Gelombang pasut yang merambat dari Samudera Hindia merambat melalui Selat Lombok merambat ke arah tiga basin, pertama ke arah Laut Jawa, kedua ke arah Selat Makassar, dan ketiga ke arah Laut Flores dan Laut Banda. Gelombang pasut di Laut Arafura merambat dari Samudera Hindia. Teranalisis pula perambatan dari Samudera Pasifik melalui Laut Cina Selatan menuju Laut Natuna.
Gambar 4.19 Perambatan Pasut K2
4.4.2. Konstanta Ko Pasut Tunggal a)) Konstanta K1 Gelombang Pasut tunggal K1 dominan merambat dari Samudera Pasifik. Di Laut Natuna pasut merambat dari Laut Cina Selatan menuju ke arah Selat Sunda. Gelombang pasut merambat di Laut Sulawesi melalui Selat Makassar dan menuju ke dua arah, pertama ke arah Laut Jawa dan yang kedua ke arah Laut Flores. Di Perairan Halmahera gelombang pasut merambat menuju Laut Banda dan berbelok ke arah Laut Arafura. Teranalisis pula perambatan dari Samudera Hindia melalui Selat Malaka dan Pantai Barat Sumatera.
56
Gambar 4.20 Perambatan Pasut K1
b)) Konstanta O1 b Gelombang Pasut tunggal O1 dominan merambat dari Samudera Pasifik. Di Laut Natuna pasut merambat dari Laut Cina Selatan menuju ke arah Selat Malaka dan Selat Sunda. Gelombang pasut merambat di Laut Sulawesi melalui Selat Makassar menuju ke arah Laut. Di Perairan Halmahera gelombang pasut dari Samudera Pasifik merambat menuju Laut Banda dan berbelok ke arah Laut Arafura. Teranalisis pula perambatan dari Samudera Hindia melalui Selat Malaka dan Pantai Barat Sumatera.
c) Konstanta P1 Gelombang Pasut tunggal P1 dominan merambat dari Samudera Pasifik. Di Laut Natuna pasut merambat dari Laut Cina Selatan menuju ke arah Selat Sunda. Gelombang pasut merambat di Laut Sulawesi melalui Selat Makassar menuju ke arah Laut. Di Perairan Halmahera gelombang pasut dari Samudera Pasifik merambat menuju Laut Banda dan berbelok ke arah Laut Arafura. Teranalisis pula perambatan dari Samudera Hindia melalui Selat Malaka dan Pantai Barat Sumatera.
57
Gambar 4.21 Perambatan Pasut O1
Gambar 4.22 Perambatan Pasut P1
58
2.5.
Pe Perbandingan Peta Pasut Ha Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan hasil pemetaan
pasut yang yan telah dibuat oleh Wyrtki (1961), Pariwono (1985) serta hasil penelitian penulis, sepert ya dijelaskan dalam Tabel 4.1 di bawah ini : sepertiti yang
Tabel 4.1 Perbandingan Peta Pasut No No
Materi
Wirtky, 1961
Pariwono, 1985
Penulis, 2011
1
Waktu penelitian
Tahun 1961
Tahun 1985
Tahun 2011
2
Area
Asia Tenggara
Asia Tenggara
Indonesia
3
Metode pembuatan Interpolasi
Interpolasi
Interpolasi
-
248 stasiun
559 stasiun
kontur 4
Jumlah Stasiun Pengamatan Pasut
5
Jumlah Konstanta
4 konstanta
4 konstanta
9 konstanta
6
Analisis
-
Perairan Indonesia
Setiap basin luas
bagian barat dan
Perairan
timur
Indonesia
-
Terramodel dan
perambatan
7
Perangkat Lunak
-
Autocad 8
Sumber Peta
-
-
Peta laut untuk Navigasi
9
Kontur
Kurang rapat
Sedang
Cukup rapat
Perbandingan Pe sebagian peta co-tidal, peta co-range, peta tipe pasang surut hasil peneliitiia an n saat ini dengan hasil sebelumnya terdapat perbedaan dan persamaan yang penelitian diilustrra assik i diilustrasikan pada Gambar 4.23 sampai dengan Gambar 4.26.
59
Pariwono, 1985
Penelitian, Pe P e 2011 Gambar 4.23 Perbandingan dua Peta Co-tidal M2 Hasil Ha perbandingan pada Gambar 4.23 menunjukkan pola kontur sama hanya posisi titik amphidromic amphi idro id rom sedikit berbeda, pada Peta Co-tidal M2 Pariwono, 1985 posisinya mendekat Pulau pada Peta Co-tidal M2 hasil penelitian, 2011 lebih mendekat ke Pulau Jawa sedangkan se ed d Kalimantan. Kalima ant nta
60
Pariwono, Pa P a ar 1985
Penelitian,2011 P Pe ene n Gambar 4.24 Perbandingan dua Peta Co-range M2 Hasil Ha perbandingan pada Gambar 4.24 menunjukkan bahwa sebaran kontur amplitudo hasil 2011 lebih rapat di berbagai basin. M2 ha asilil penelitian, as p
61
Pariwono, P Pa ar 1985
Penelitian,2011 P Pe en Gambar 4.25 Perbandingan dua Peta Tipe Pasut Hasil perbandingan pada Gambar 4.25 menunjukkan peta hasil penelitian 2011 Ha menggambarkan di Perairan Laut Natuna hingga Perairan Bangka Belitung tipe pasutnya lebih mengg ga g am komplek dimana keempat tipe pasut terdapat di perairan ini. kompl lek d
62
Ket :
1 2 3
= Alur Pertama = Alur Kedua = Alur Ketiga
Hatayama, Ha H a 1996
Penelitian, Pe P e 2011 Gambar 4.26 Perbandingan dua Peta perambatan pasut Hasil Ha perbandingan pada Gambar 4.26 menunjukkan pola rambatan kedua peta sama hanya a hasil ha h as penelitian 2011 menginformasikan adanya perambatan Pasut M2 dari Samudera Pasifikk melalui m me Laut Arafura dan Laut Halmahera.