30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Semua perusahaan yang go public terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) harus melapor dan memperlihatkan hasil audit independen atas laporan keuangan perusahaannya untuk bisa dibaca dan dipelajari perkembangannya oleh para investor atau pemegang saham yang menanamkan modal di perusahaan tersebut. Karena alasan tersebut adalah sangat penting bagi perusahaan untuk menggunakan jasa auditor independen yang berkompeten di bidangnya. Pergantian auditor (auditor changes) adalah suatu tindakan pengambilan keputusan yang direncanakan oleh perusahaan go public untuk meningkatkan nilai perusahaan mereka. Tindakan pergantian auditor tersebut dilakukan dengan penuh pertimbangan karena akan berdampak besar bagi perusahaan, seperti: tingkat kepercayaan investor untuk mau menanamkan modal di perusahaan, ketelitian dan keakuratan data yang disajikan oleh KAP (Kantor Akuntan Publik) yang dipilih dan saran yang nantinya akan diberikan oleh KAP berdasarkan hasil audit kepada perusahaan tersebut. Setiap perusahaan yang go public diperbolehkan untuk mengganti atau tetap mempertahankan auditornya. Akan tetapi, terdapat batasan dan regulasi yang dibuat oleh pemerintah, yaitu SK Menteri Keuangan RI No.423/KMK.06/2002 tentang perusahaan yang diperbolehkan untuk menerima jasa audit umum atas laporan keuangan oleh KAP selama lima tahun berturutturut. Tentunya di dalam setiap pergantian auditor yang dilakukan oleh setiap perusahaan yang go public mengacu kepada beberapa variabel. Penelitian ini membahas tentang pengaruh pergantian kantor akuntan publik (KAP) non-Big Four menjadi KAP Big Four dengan tujuan untuk meningkatkan nilai laba bersih saham dari perusahaan manufaktur di Indonesia dengan ukuran kantor akuntan publik dan tingkat kebangkrutan (financial distress) sebagai kontrol.
31
Tabel 3. Hasil Seleksi Sampel Perusahaan NO
KODE EMITEN
NAMA PERUSAHAAN
1 SMCB PT Holcim Indonesia 2 ALMI PT Alumindo Light Metal 3 INAI PT Indal Alumunium Industry 4 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works 5 JPRS PT Jaya Pari Steel 6 LION PT Lion Metal Works 7 LMSH PT Lion Mesh Prima 8 DYNA PT Dynaplast 9 INDR PT Indo-Rama Synthetics 10 FPNI PT Fatra Polindo Nusa Industry 11 IGAR PT Kageo Igar Jaya 12 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya 13 CPIN PT Charoen Pokhand Indonesia 14 BRPT PT Barito Pasific Timber 15 INDF PT Indofood Sukses Makmur 16 TIRT PT Tirta Mahakam Plywood 17 FASW PT Fajar surya Wisesa 18 SAIP PT Surabaya Agung Industry 19 INDS PT Indospring 20 NIPS PT Nipress 21 SMSM PT Selamat sempurna 22 UNIC PT Unggul Indah Cahaya 23 DOID PT Delta Dunia Petroindo 24 ERTX PT Eratex Djaja Limited 25 KARW PT Karwell Indonesia 26 MYTX PT APAC Citra Centertex 27 PAFI PT Panasia Filament Inti 28 RICY PT Ricky Putra Globalindo 29 SIMM PT Surya Intrindo Makmur 30 JECC PT Jembo Cable Company 31 KBLM PT Kabelindo Murni 32 ADES PT Ades Aflindo Putera Setia 33 CEKA PT Cahaya Kalbar 34 BRNA PT Berlina 35 BUDI PT Budi Acid Jaya 36 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry 37 PYFA PT Pyridam Farma 38 SQBI PT Bristol-Meyers Squibb 39 MRAT PT Mustika Ratu 40 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Sumber: Data sekunder yang telah diolah (2009)
32
Berdasarkan kriteria seleksi sampel yang telah ditetapkan (purposive sampling), maka sampel data yang dipilih adalah perusahaan yang telah terdaftar di BEI sebelum tanggal 31 Desember 2006 dan telah mempublikasikan laporan keuangan yang disertai laporan auditor independen untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2006 sampai dengan tanggal 31 Desember 2008. Dari total populasi sebanyak 117 perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006 sampai tahun 2008, maka didapatkan jumlah sampling akhir sebanyak 40 perusahaan manufaktur (Tabel 3). Sehingga data yang digunakan berjumlah 120 data laporan keuangan yang berasal dari sampel 40 perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI selama tahun 2006 hingga 2008. 4.1. Uji Regresi Uji regresi dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama ditujukan untuk mengetahui apakah keputusan manajemen perusahaan untuk melakukan tindakan pemilihan ukuran kantor akuntan publik berdasarkan kondisi
tingkat
kebangkrutan
mereka
berpengaruh
nyata
terhadap
peningkatan nilai laba bersih sahan perusahaan mereka. Uji tahap kedua adalah untuk mengetahui apakah tindakan manajemen perusahaan yang mengganti kantor akuntan publik (KAP) mereka dari nonBig Four menjadi KAP Big Four berpengaruh nyata untuk meningkatkan nilai laba bersih saham perusahaan mereka. 4.1.1. Uji Regresi Antara variabel Kontrol Terhadap variabel Dependen Uji tahap pertama ini dilakukan pada variabel kontrol (ukuran kantor akuntan publik dan financial distress) terhadap variabel dependen (nilai laba bersih saham). Tabel 4. Hasil Uji Regresi 1 (Coefficients(a)) Model 1
(Constant) ukuran kantor akuntan publik financial distress
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,302 ,075 ,288 ,098 ,221
,091
Dependent variable : Nilai laba bersih saham Sumber : Data sekunder yang telah diolah (2009)
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
,258
4,015 2,951
,000 ,004
,211
2,416
,017
33
Berdasarkan uji regresi 1 pada Tabel 4, terlihat bahwa variabel ukuran kantor akuntan publik dan financial distress signifikan untuk meningkatkan nilai laba bersih saham dengan nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas sebesar 0,05, yakni : nilai signifikan ukuran kantor akuntan publik = 0,004 dan financial distress = 0,017. Deskripsi di atas membuktikan secara alamiah bahwa tindakan setiap perusahaan selalu bertujuan untuk meningkatkan nilai laba bersih saham dengan merujuk pada tingkat kebangkrutan (financial distress)
perusahaan
mereka.
Pada
penelitian
ini
manajemen
perusahaan meningkatkan nilai laba bersih saham mereka melalui pemilihan kantor akuntan publik (KAP). 4.1.2. Uji Regresi Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Uji regresi yang ke dua ini dilakukan pada variabel independen (pergantian kantor akuntan publik dari KAP non-Big Four menjadi KAP Big Four) terhadap variabel dependen (nilai laba bersih saham). Tabel 5. Hasil Uji Regresi 2 (ANOVA(b)) Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
1,077
1
1,077
4,407
,038(a)
Residual
28,848
118
,244
Total
29,925
119
a
Predictors: (Constant), pergantian auditor dari non-Big Four menjadi Big Four Dependent Variable: nilai laba bersih saham Sumber data : data sekunder yang telah diolah (2009).
Berdasarkan Tabel 5 uji regresi anova 2, terlihat bahwa nilai signifikan level sebesar 0,038. Karena nilai signifikan lebih kecil dari nilai probabilitas level sebesar 0,05, maka model regresi pada penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi nilai laba bersih saham.
34
Tabel 6. Hasil Uji Regresi 2 (Coefficients(a)) Model
1 (Constant) Pergantian auditor dari non-Big Four menjadi Big Four
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B ,491
Std. Error ,048
Beta
,295
,141
,190
t
Sig.
10,215
,000
2,099
,038
Dependent Variable: nilai laba bersih saham Sumber : data sekunder yang telah diolah (2009).
Berdasarkan hasil uji regresi 2 pada Tabel 6, terlihat bahwa nilai konstanta (a) = 0,491 dan nilai beta = 0,190. Nilai tersebut menunjukkan bahwa persamaan regresi dari model regresi ini adalah : Y = 0,491 + 0,190X. Nilai konstanta 0,491 menjelaskan bahwa jika tidak terjadi pergantian kantor akuntan publik dari KAP non-Big Four menjadi KAP Big Four, maka nilai laba bersih saham adalah sebesar Rp. 0,491. Nilai koefisien regresi sebesar 0,190 menjelaskan bahwa jika terjadi 1 kali pergantian auditor dari KAP non-Big Four menjadi KAP Big Four, maka terjadi peningkatan nilai laba bersih saham sebesar Rp. 0,190. Dengan demikian bersasarkan pada hipotesa sebelumnya, dimana : H1: Pergantian auditor (auditor changes) dari kantor akuntan publik (KAP) non-Big Four menjadi KAP Big Four berpengaruh signifikan terhadap peningkatan nilai laba bersih saham perusahaan manufaktur di Indonesia. H0: Pergantian auditor (auditor changes) dari kantor akuntan publik (KAP) non-Big Four menjadi KAP Big Four berpengaruh signifikan terhadap peningkatan nilai laba bersih saham perusahaan manufaktur di Indonesia. Nilai signifikansi level pada Tabel 6. lebih kecil dari nilai probabilitas (0,038 < 0,05). Jadi, berdasarkan nilai tersebut maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil hipotesa menegaskan bahwa keputusan manajemen perusahaan mengganti kantor akuntan publik dari KAP non-Big Four menjadi KAP Big Four, berpengaruh nyata untuk
35
meningkatkan nilai laba bersih saham pada perusahaan manufaktur Indonesia. Tentunya pertimbangan untuk meningkatkan nilai perusahaan tidak hanya dititik beratkan pada pemilihan kantor akuntan publik saja, beberapa pertimbangan lain untuk meningkatkan nilai perusahaan adalah peningkatan mutu, kualitas, pemasaran, promosi dan penjualan dari produk perusahaan tersebut di masyarakat, kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya di negara tersebut agar dapat memberikan citra dan kepercayaan yang baik bagi para investor atas nilai perusahaan tersebut. Tindakan pergantian auditor memerlukan persiapan dari kedua belah pihak, yaitu KAP yang baru dan manajemen perusahaan demi lancarnya proses adaptasi, mulai dari penganggaran biaya atas audit, prosedur audit, dan pengumpulan berkas-berkas data untuk diaudit.