IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1
Sejarah Singkat Berdirinya PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Cabang Makassar PT Indofood CBP Sukses Makmur merupakan perusahaan olahan terkemuka di Indonesia dan merupakan penghasil mi instant terbesar di dunia. PT Indofood Sukses Makmur Tbk, pertama kali didirikan di Ancol, Jakarta pada tahun 1970 dengan nama PT Jangkar Jati atas prakarsa Mr. Jayadi Jaya. Selanjutnya perusahaan ini berkembang yang ditandai dengan didirikannya cabang-cabang perusahaan di Medan pada tahun 1977 dan di Palembang pada tahun 1981, dengan tetap menggunakan nama perusahaan PT Jangkar Jati. Pada tanggal 1 Juli 1984, perusahaan ini mengalami perubahan manajemen, sehingga selanjutnya mengalami perubahan nama dari PT Jangkar Jati menjadi PT Sanmaru Food Mfg. Co. Ltd, tahun 1984, berdasarkan akte notaries J.N Siregar, SH. dengan Nomor akte C2-7165-HT.01.04, tahun 1984 Perubahan nama tersebut secara serentak dilakukan pula di daerah-daerah, PT Sanmaru Food Mfg. Co. Ltd ini menghasilkan berbagai jenis cita rasa mi instant. Perusahaan ini selanjutnya mendirikan lagi cabang dan pabriknya di Ujung Pandang (Makassar) pada tanggal 9 Februari 1991 untuk melayani permintaan pasar akan ini, khususnya yang ada di Kawasan Timur Indonesia. Dengan didirikannya cabangcabang perusahaan di berbagai daerah di seluruh Indonesia, diharapkan dapat menjangkau langsung konsumen lebih efisien sehingga biaya transportasi dapat ditekan sekecil mungkin. Mulai tanggal 1 Maret 1994, perusahaan ini berubah namanya menjadi PT Indofood Sukses Makmur (ISM), dimana nama inilah yang digunakan perusahaan ini sampai sekarang. Saat
28
ini PT Indofood Sukses Makmur Cabang Makassar memiliki 8 (delapan) line, dimana tiap line terdiri dari dua mesin. PT Indofood Sukses Makmur Cabang Makassar telah mampu memproduksi mi instant yang terdiri dari beberapa jenis cita rasa, yang pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kelompok produk, yaitu Indomie, Sarimie, Supermie, Sakura, dan Others (Vitamie, Intermie). PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Cabang Makassar Sejak tanggal 1 Oktober 2009 berganti nama menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar. 4.1.2
Visi dan Misi PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Cabang Makassar Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Dan untuk mewujudkan visi perusahaan, maka diperlukan empat misi yaitu: a. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan b. Senantiasa
meningkatkan
kompetensi
karyawan,
proses
produksi dan teknologi kami c. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan d. Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan 4.1.3
Struktur Organisasi Indofood Group yang terdapat di seluruh Indonesia terbagi menjadi beberapa divisi diantaranya divisi Noodle (mie instant), divisi Seasoning (bumbu, minyak bumbu, dan solid (ingredients), divisi Snack, divisi Baby Food, divisi Packaging dan seterusnya. Divisi-divisi tersebut tersebar di berbagai daerah, namun produk dari beberapa divisi masih saling terkait dan berhubungan erat. Divisi noodle (NDL) mempunyai 15 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia dan setiap pabrik dipimpin oleh seorang kepala cabang.
29
Kepala Cabang
Sekretaris Kepala Cabang
Manajer Personalia
Manajer Keuangan
Pengawas Perencanaan Produksi Inventori Control
Pengawas Teknik
Teknologi Informasi
Manajer Pemasaran
Petugas Persediaan
Manajer Quality Control
Pengawas Shift Produksi
Manajer Produksi
Pengawas Pergudangan
Gambar 5. Struktur Organisasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar PT Indofood CBP Sukses Makmur
Cabang Makassar
dipimpin oleh satu orang kepala cabang dan dibantu oleh manajer personalia, manajer produksi, manajer pemasaran, manajer QC dan manajer keuangan. Kepala Cabang memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai performance yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten. Manajer personalia bertugas mengatur pelaksanaan tugastugas bagian personalia yang meliputi pengadaan tenaga kerja, pengembangan
dan
peningkatan
kualitas
tenaga
kerja,
pemeliharaan kesehatan dan keselamatan, pemberian kompensasi
30
dan insentif tenaga kerja dan menjaga intergrasi antara karyawan dengan pihak manajemen. Manager produksi bertugas menangani proses produksi yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh
pengawas perencanaan produksi inventory control, pengawas teknik, petugas persediaan, pengawasan shift produksi, pengawas pergudangan. Manajer pemasaran bertanggung jawab atas penjualan, promosi dan distribusi produk. Perkiraan permintaan pasar ditentukan oleh departemen ini dan digunakan sebagai dasar perencanaan produksi oleh PPIC. Manajer keuangan menangani keuangan perusahaan baik intern seperti pembayaran gaji karyawan maupun ekstern seperti pemberian dan untuk program promosi. 4.2.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Jumlah karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar pada Maret 2012 adalah 586 orang. Uji validitas dilakukan pada 30 orang karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing setiap variabel indikator dengan skor totalnya. Pengolahan dengan menggunakan software SPSS 17 Ver.17.0. Setelah melakukan pengujian terhadap 30 kuesioner, sebanyak 30 responden dan pernyataan sebanyak 40 butir terbukti valid, dimana korelasi diantara pendapat atas pernyataan yang ada lebih besar dari 0,361 (Lampiran). Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan Teknik Cronbach dibantu software SPSS 17 Ver.17.0, diperoleh alpha hitung sebesar 0,923 (Lampiran). Nilai alpha hitung lebih besar dari batas minimal 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.
4.3.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden pada penelitian melalui perhitungan persentase jawaban yang
31
telah ditabulasi. Selain itu, analisis deskriptif juga digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang berpengaruh terhadap variabel pada penelitian, yaitu modal sosial dan OCB. Karyawan yang menjadi responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan beberapa karakteristik, yaitu jenis kelamin, umur, status pernikahan, pendidikan terakhir, lama bekerja, dan tingkat pendapatan. 4.3.1
Karakteristik Jenis Kelamin Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar yang menjadi responden pada penelitian ini didominasi oleh karyawan berjenis kelamin Wanita sebesar 63,5 persen atau 54 orang. Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar yang menjadi responden pada penelitian ini yang berjenis kelamin pria sebesar 36,5 persen atau 31 orang. Perbedaan jumlah karyawan antara karyawan pria dan wanita yang signifikan ini disebabkan sebagian besar yang tertarik untuk bekerja di bagian produksi adalah wanita. Konrad et al. (2000) mengemukakan bahwa perilakuperilaku kerja seperti menolong orang lain, bersahabat dan bekerja sama dengan orang lain lebih menonjol dilakukan oleh wanita daripada pria. Perbedaan yang cukup mencolok antara pria dan wanita dalam perilaku menolong dan interaksi sosial di tempat mereka bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya karyawan wanita akan menyebabkan pengaruh yang baik terhadap modal sosial dan OCB pada karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 6. 36% 64%
Pria Wanita
Gambar 6. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Berdasarkan Jenis Kelamin
32
4.3.2
Karakteristik Usia Mayoritas karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berusia 26 – 35 tahun sebesar 42,4 persen atau 36 orang. Karyawan berusia kurang dari atau sama dengan 25 tahun sebesar 8,2 persen atau 7 orang, karyawan berusia 36 – 45 tahun sebesar 32,9 persen atau 28 orang, dan karyawan berusia lebih dari 45 tahun sebesar 16,5 persen atau 14 orang. Karakteristik karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 7.
<= 25thn 17%
8%
26-35thn 42%
33%
36-45thn >45thn
Gambar 7. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Berdasarkan Usia 4.3.3
Karakteristik Status Pernikahan Mayoritas karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berstatus sudah menikah sebesar 84,7 persen atau 72 orang, sedangkan karyawan yang berstatus lajang sebesar 15,3 persen atau 15 orang. Karakteristik karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Gambar 8.
15% Menikah Lajang 85%
Gambar 8. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Berdasarkan Status Pernikahan
33
4.3.4 Karakteristik Tingkat Pendidikan Mayoritas karyawan berpendidikan SMA sebesar 83,5 persen atau 71 orang. Karyawan yang berpendidikan D3 sebesar 5,9 persen atau 5 orang, karyawan yang berpendidikan S1 sebesar 10,6 persen atau 9 orang. Banyaknya karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar yang berpendidikan SMA karena pada awal berdirinya perusahaan banyak sekali jenis pekerjan terutama jenis pekerjaan teknis yang membutuhkan SDM khususnya di departemen produksi, sehingga PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar membuka lowongan besarbesaran kepada lulusan SMU untuk direkrut menjadi karyawan yang tentu saja harus sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Walaupun hanya berlatar belakang pendidikan SMA, tetap diberikan pembekalan dan pelatihan-pelatihan yang membuat para karyawan baru tersebut mampu memberikan kinerja yang maksimal pada perusahaan. Karakteristik karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 9. 6%
11%
SMA
83%
Diploma/S ederajat S1
Gambar 9. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Berdasarkan Tingkat Pendidikan 4.3.5
Karakteristik Masa Kerja Mayoritas karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar telah bekerja selama 11 - 15 tahun sebesar 38,8 persen atau 33 orang. Karyawan yang telah bekerja kurang dari sama dengan 5 tahun sebesar 7,1 persen atau 6 orang, karyawan yang telah bekerja selama 5 – 10 tahun sebesar 22,4 persen atau 19
34
orang, karyawan yang telah bekerja lebih dari 15 tahun sebesar 31,8 persen atau 27 orang. Karakteristik karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Gambar 10. ≤ 5thn 7%
32%
22% 39%
5-10thn 11-15thn >15thn
Gambar 10. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Berdasarkan Masa Kerja 4.3.6
Karakteristik Tingkat Pendapatan Mayoritas besar penerimaan tiap bulan karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berkisar antara 1 – 2,5 juta rupiah sebesar 68,2 persen atau 58 orang. Karyawan yang mendapatkan besar penerimaan antara 500 ribu – 1 juta rupiah sebesar 2,4 persen atau 2 orang, karyawan yang mendapatakan besar penerimaan antara 2,5 - 5 juta rupiah sebesar 27 ,1 persen atau 23 orang , dan karyawan yang mendapatkan besar peneriman lebih dari 5 juta rupiah sebesar 2,4 persen atau 2 orang. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan besar penerimaan tiap bulan dapat dilihat pada Gambar 11. 2% 3% 27%
≤ 1 Juta 68%
1-5 Juta 5-10 Juta ≥ 10 Juta
Gambar 11. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang MakassarBerdasarkan Tingkat Pendapatan
35
4.4.
Persepsi Karyawan Terhadap Variabel Penelitian Persepsi karyawan terhadap variabel penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana
tingkat
modal
sosial
dan
OCB
yang
diinterpretasikan oleh karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang diperoleh dengan cara mencari nilai skor rataan atau rata-rata tertimbang dari variabel tersebut. Nilai skor rataan bisa didapatkan dengan mengalikan antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah responden, kemudian dibagi dengan jumlah respondennya. Setelah nilai skor rataan dari variabel diperoleh, langkah selanjutnya adalah menentukan rentang skala. Karena dalam penelitian ini menggunakana skala likert 1 – 5 maka rentang skala dihitung dengan cara: (5 – 1) RS =
5
… = 0,8……………… (2)
Nilai rentang skala yang diperoleh akan digunakan untuk membuat selang tingkatan dari modal sosial dan OCB dengan selang 0,8 pada setiap selang tingkatannya. Kemudian selanjutnya bisa ditentukan posisi keputusan penilaian karyawan terhadap tingkat modal sosial dan OCB karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Posisi Keputusan Penilaian Karyawan Terhadap Tingkat Modal Sosial dan OCB. Skor Rataan 1,00 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00
Keterangan untuk Modal Sosial Sangat Lemah Lemah Netral Kuat Sangat Kuat
Keterangan untuk OCB Sangat Rendah Rendah Netral Tinggi Sangat Tinggi
Selanjutnya dalam menentukan penilaian karyawan mengenai pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan modal sosial dan OCB dilakukan dengan menggunakan skor rataan dari Tabel 3 sebagai tolak
36
ukur. Nilai skor rataan yang telah didapatkan dari kedua variabel akan dibandingkan dengan nilai skor rataan dengan selang 0,8 tersebut. 4.4.1 Persepsi Karyawan Terhadap Modal Sosial Modal sosial berfokus pada tingkat analisis individu dalam menyusun dimensi modal sosial menjadi tiga dimensi, yaitu: dimensi struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif. Persepsi karyawan didasarkan pada hasil kuesioner yang telah dijawab oleh para karyawan. Berikut ini adalah persepsi karyawan terhadap tingkat modal sosial yang dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4. Persepsi karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar Terhadap Modal Sosial Indikator Modal Sosial Struktural
Nilai Skor Rataan
Keterangan
3,87
Kuat
Relasional
3,95
Kuat
Kognitif
3,65
Kuat
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa ketiga indikator modal sosial yaitu struktural, relasional, dan kognitif mendapatkan hasil penelitian yang ‘Kuat’ dari para karyawan yaitu dengan nilai skor rataan secara berurutan yaitu: 3,87; 3,95; dan 3,65. Kuatnya dimensi struktural mendeskripsikan bahwa terjalin hubungan antar karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adanya interaksi yang baik ini akan sangat kondusif dalam hal hubungan kerjasama yang baik antar sesama karyawan yang berada dalam satu departemen maupun dengan departemen yang berbeda. Dengan demikian, seseorang akan lebih mudah mendapatkan bantuan dan dukungan dari rekan kerjanya. Hal ini akan memperlancar proses kerja karyawan, yang akan membuat karyawan tersebut berkinerja dengan lebih baik. Dimensi relasional merupakan aset yang terdapat dalam hubungan antar karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar. Aset ini merupakan sebuah bentuk kepercayaan, kelayakan dipercayakan, norma dan sangsi. Tingginya tingkat
37
kepercayaan antar rekan kerja ini mengakibatkan karyawan lebih mampu bekerja sama dengan rekan kerja dengan lebih baik. Sifat hubungan antar karyawan pun terjalin dengan rasa hormat, saling menghargai, dan persahabatan. Dengan demikian, dimensi relasional ini akan mempengaruhi proses kerja seseorang, sehingga akan membuat karyawan bekerja dengan lebih baik. Dimensi kognitif yang kuat pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar menggambarkan adanya daya dalam memberikan representasi dan interpretasi bersama agar menjadi sistem
makna
menggunakan
antar
pihak
kata-kata
dalam
yang
perusahaan.
dipahami
Karyawan
bersama
dalam
komunikasi. Karyawan pun seringkali menceritakan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan kerja mereka. Pemahaman yang sama tentang tujuan perusahaan tercipta pada karyawan sehingga dapat menjadi modal sosial yang memfasilitasi pemahaman tentang tujuan kolektif dan cara bertindak dalam perusahaan sehingga mereka akan bisa bekerja dengan lebih baik. Hal tersebut terlihat dimana setiap harinya semua karyawan akan sering berkumpul di kantin terutama pada saat jam-jam istirahat untuk saling mengobrol dan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan secara santai. Tidak jarang orang-orang yang berada di jabatan struktural ada diantara mereka. Hubungan yang harmonis tersebut akan mampu membuat para karyawan memiliki keterikatan yang kuat dengan perusahaan, sehingga mereka akan dengan suka rela memenuhi peraturan yang berlaku dan berkinerja lebih baik. 4.4.2
Persepsi Karyawan Terhadap OCB Implementasi OCB pada karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar dilihat dari kelima indikator yang menyusunnya, yaitu: altruisme (altruism), kehormatan (courtesy),
kebajikan
sipil
(civic
virtue),
sikap
sportif
(sportsmanship), kesadaran (conscientiousness). Persepsi karyawan
38
didasarkan pada hasil kuesioner yang telah dijawab oleh para karyawan. Berikut ini adalah persepsi karyawan terhadap tingkat OCB yang dijelaskan pada Tabel 5. Tabel 5. Persepsi Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar Terhadap OCB Indikator Modal Sosial Altruisme (altruism) Kehormatan (courtesy) Kebajikan sipil (civic virtue) Sikap sportif (sportsmanship) Kesadaran (conscientiousness)
Nilai Skor Rataan 3,30 3,44
Keterangan
3,70
Tinggi
3,11
Netral
3,74
Tinggi
Netral Tinggi
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa ketiga indikator OCB yaitu
kehormatan (courtesy),
kebajikan sipil (civic virtue),
kesadaran (conscientiousness) mendapatkan hasil penelitian yang ‘Tinggi’ dari para karyawan yaitu dengan nilai skor rataan secara berurutan yaitu: 3,44; 3,70; dan 3,74. Sedangkan dua indikator lainnya
yaitu
altruisme
(altruism)
dan
sikap
sportif
(sportsmanship) berada pada tingkat penilaian netral dengan masing-masing nilainya 3,30 dan 3,11. Tingginya kehormatan (courtesy) pada karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar menggambarkan tingginya bentuk loyalitas individu karyawan terhadap perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari
perilaku karyawan yang senantiasa
memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi manajemen dalam neningkatkan image perusahaan. Karyawan pun tidak segan-segan memberikan
perhatian
terhadap
pertemuan-pertemuan
yang
penting. Serta terdapat perilaku karyawan untuk mengatur kebersamaan secara departemental. Perilaku kebajikan sipil (civic virtue) pada karyawan paling tinggi ini dikarenakan karyawan bersedia menyimpan informasi tentang kejadian-kejadian maupun perubahan-perubahan dalam
39
perusahaan
dengan
mengikuti
perkembangan-perkembangan
perubahan-perubahan
tersebut
dengan
dan
membaca
pengumuman-pengumuman perusahaan sehingga karyawan dapat membuat pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik untuk perusahaan. Kesadaran (conscientiousness) yang dimiliki pada perilaku karyawan berada dalam kondisi yang tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa karyawan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar senantiasa bekerja melebihi prasyarat minimum seperti kehadiran dan kepatuhan terhadap aturan dengan tiba lebih awal sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja dimulai tanpa peduli pada musim ataupun lalu lintas, serta karyawan datang dengan segera jika dibutuhkan Perilaku altruisme (altruism) pada karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar berada dalam kondisi netral. Perilaku ini menggambarkan bahwa perilaku karyawan yang ingin menggantikan rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat, atau membantu rekan kerja yang pekerjaannya overload, dan membantu orang lain jika mereka memiliki permasalahan, baik pada departemen yang sama maupun yang berbeda departemen. Sikap sportif (sportsmanship) pada karyawan pun dalam kondisi netral yang menggambarkan kemauan untuk bertoleransi tanpa mengeluh, menahan diri dari aktivitas-aktivitas mengeluh dan mengumpat serta tidak membesar-besarkan permasalahan di luar proporsinya. 4.5.
Analisis Pengaruh Modal Sosial terhadap OCB Berdasarkan analisis deskriptif terhadap karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar, diperoleh karakteristik karyawan yang menunjukan bahwa karyawan wanita mendominasi jumlah karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar yaitu sebesar 63,5 persen atau 54 orang, mayoritas karyawan berusia 26 – 35 tahun sebesar 42,4 persen atau 36 orang, mayoritas karyawan berstatus sudah menikah
40
sebesar 84,7 persen atau 72 orang, mayoritas karyawan berpendidikan SMA sebesar 83,5 persen atau 71 orang, mayoritas karyawan telah bekerja selama 11 - 15 tahun sebesar 38,8 persen atau 33 orang, dan mayoritas besar penerimaan tiap bulan karyawan berkisar antara 1 – 2,5 juta rupiah sebesar 68,2 persen atau 58 orang. Tabel 6. Goodness of Fit (GOF) Model Penelitian Goodness-of-Fit Chi-square Significance Probability(P-value) Chi-square/df RMR(Root Mean Square Residual) RMSEA(Root Mean square Error of Approximation) GFI(Goodness of Fit) AGFI(Adjusted Goodness of Fit Index) CFI (Comparative Fit Index)
Cutt-offValue Kecil
Hasil
Keterangan
30.26
Good Fit
0.02451
Poor Fit
≤3
1.16
Good Fit
0,05 atau 0,1
0.055
Good Fit
0,08
0.096
Marginal Fit
0,90
0.99
Good Fit
0,90
0.98
Good Fit
0,90
1
Good Fit
0,05
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa sebagian besar nilai dari Goodness of Fit Index telah memenuhi cut of value. Setelah melihat kombinasi berbagai ukuran kecocokan tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik dalam merepresentasikan data, sehingga layak untuk dianalisis lebih lanjut. Tabel 7. Nilai Loading Faktor (λ) dan t-value untuk Semua Variabel Indikator Variabel Laten Modal Sosial
OCB
Variabel Indikator Struktural Relasional Kognitif Altruisme (altruism) Kehormatan (courtesy) Kebajikan sipil (civic virtue) Sikap sportif (sportsmanship) Kesadaran (conscientiousness)
Loading faktor (λ) 0,66 0,76 0,67 0,76 0,84 0,77 0,41 0,78
t-value 6.22 7,38 6,28 5,55 5,86 5,39 3,32 6,07
41
0.56
Y1
0.42
Y2
0.30
Y3
0.41
Y4
0.84
Y5
0.40
X1 0.76 0.66 0.84
0.43
X2
0.76
MS
0.81
OCB 0.77 0.41
0.67
0.78 0.56
X3
Chi-Square=30.26, df=17, P-value=0.02451, RMSEA=0.096
Gambar 12. Koefisien Lintas Model Pengaruh Modal Sosial terhadap OCB
5.39
Y1
5.27
Y2
4.44
Y3
5.20
Y4
6.31
Y5
5.13
X1 5.55 6.22 5.86
4.23
X2
7.38
6.28
MS
4.25
OCB 5.39 3.32 6.07
5.35
X3
Chi-Square=30.26, df=17, P-value=0.02451, RMSEA=0.096 Gambar 13. Nilai Signifikan Test (Uji-t) Model Pengaruh Modal Sosial terhadap OCB
42
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar pengaruh variabel dapat dikatakan signifikan/berpengaruh positif maka harus memenuhi beberapa syarat. Diantaranya t-value lebih besar dari 1,96. Semakin besar t-value maka semakin menunjukkan bahwa pengaruh variabel laten terikat dengan variabel laten bebas semakin signifikan. Selain itu, semakin besar nilai loading faktor yang merupakan koefisien yang menunjukkan besarnya tingkat kontribusi variabel indikator dapat mempengaruhi variabel laten, maka dapat dilihat nilai kontribusi. Semakin besar nilai kontribusi,
semakin
menunjukkan
variabel
indikator
mempunyai
kontribusi yang terbesar dalam mempengaruhi variabel laten. Hasil pengolahan data menggunakan Lisrel 8.30 menyatakan bahwa modal sosial memiliki pengaruh positif terhadap OCB yang dapat dilihat dari nilai koefisien konstruk (γ) sebesar 0,81. Modal sosial juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap OCB karena memiliki t-value lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar 4,25 sehingga dapat disimpulkan bahwa modal sosial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap OCB. Individu karyawan yang memiliki modal sosial yang kuat, akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan juga bantuan dari rekan kerjanya dalam hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Dalam kondisi saling mempercayai yang tinggi, orang akan lebih mampu bekerja dengan lebih baik dalam suatu pertukaran sosial dalam bentuk kerja sama dengan orang lain. Karyawan perusahaan yang memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan perusahaan mereka akan bisa bekerja dengan lebih baik. Sehingga merekapun juga tidak akan segan-segan memberikan kontribusi diatas dan lebih dari job description formal, yang dilakukan secara sukarela, dan memberi kontribusi pada keefektifan dan keefisienan fungsi perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa modal sosial karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar sudah baik, sehingga hal ini menjadi OCB yang kuat.
43
Tabel 8. Pengaruh Modal Sosial Terhadap OCB Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Simbol
Indikator
X1 X2 X3 4.5.1
Struktural Relasional Kognitif
Loading Faktor(λ)
Koefisien Konstruk (γ)
Kontribusi
0,66 0,76 0,67
0,81 0,81 0,81
0,53 0,62 0,54
Pengaruh Dimensi Struktural Terhadap OCB Berdasarkan Tabel 8 dimensi struktural memiliki kontribusi terhadap OCB sebesar 0,53 (bernilai positif) sebagai hasil perkalian loading faktor dimensi struktural (X1) terhadap OCB sebesar 0,66 dengan koefisien konstruk modal sosial terhadap OCB sebesar 0,81. Kontribusi tersebut menunjukkan bahwa dimensi struktural berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB. Berdasarkan pengaruh positif dan signifikan dimensi struktural terhadap OCB, dapat dikatakan bahwa telah terjadi interaksi dan komunikasi yang baik diantara satu unit kerja ataupun yang diluar unit kerja dalam menghasilkan pola koordinasi yang baik. Hal ini akan memperlancar proses kerja karyawan, yang akan membuat karyawan tersebut berkinerja dengan lebih baik sehingga dapat mempengaruhi tingkat OCB yang lebih tinggi. Pengaruh antara dimensi struktural terhadap OCB berdasarkan koefisien lintas modelnya dapat dilihat pada Gambar 14. 0,56
X1 0,66
MS
0,81
. Chi-Square= 30,26, df=17, P-value=0,02451, RMSEA=0,096
Gambar 14. Koefisien Lintas Model Pengaruh Dimensi Struktural terhadap OCB
OCB
44
4.5.2
Pengaruh Dimensi Relasional Terhadap OCB Berdasarkan Tabel 8 dimensi relasional memiliki kontribusi terhadap OCB sebesar 0,62 (bernilai positif) sebagai hasil perkalian loading faktor dimensi relasional (X2) terhadap OCB sebesar 0,76 dengan koefisien konstruk modal sosial terhadap OCB sebesar 0,81. Kontribusi tersebut menunjukkan bahwa dimensi relasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB. Kepercayaan dan kelayakan yang terjalin pada karyawan menjadi sebuah atribut yang melekat dalam suatu hubungan baik diantara
sesama
karyawan
maupun
terhadap
perusahaan.
Tingginya tingkat kepercayaan antar rekan kerja dalam suatu perusahaan, karyawan dalam perusahaan tersebut dikatakan memiliki tingkat kelayakan dipercaya yang tinggi. Dalam kondisi saling mempercayai yang tinggi, karyawan akan lebih mampu bekerja dengan lebih baik dalam suatu pertukaran sosial dalam bentuk kerja sama dengan karyawan lain. Dengan demikian, dimensi relasional juga akan mempengaruhi proses kerja karyawan, sehingga akan membuat karyawan bekerja dengan lebih baik. Pengaruh antara dimensi relasional terhadap OCB berdasarkan koefisien lintas modelnya dapat dilihat pada Gambar 15. 0,76 0,43
0,81
MS
OCB
X2
Chi-Square= 30,26, df=17, P-value=0,02451, RMSEA=0,096
Gambar 15. Koefisien Lintas Model Pengaruh Dimensi Relasional Terhadap OCB 4.5.3
Pengaruh Dimensi Kognitif Terhadap OCB Berdasarkan Tabel 8 dimensi kognitif memiliki kontribusi terhadap OCB sebesar 0,54 (bernilai positif) sebagai hasil perkalian loading faktor dimensi kognitif (X3) terhadap OCB
45
sebesar 0,67 dengan koefisien konstruk modal sosial terhadap OCB sebesar 0,81. Kontribusi tersebut menunjukkan bahwa dimensi kognitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB. Berdasarkan
koefisien lintas model pengaruh dimensi
kognitif terhadap OCB dapat dikatakan bahwa karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar mampu memberikan representasi dan interpretasi bersama, serta menjadi sistem makna (system of meaning) antar pihak dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan diantara sesama karyawan menggunakan kata-kata (istilah-istilah) yang dapat dipahami bersama dalam komunikasi
antar
karyawan.
Karyawan
pun
seringkali
menceritakan tentang hal-hal yang terjadi dalam kehidupan kerja mereka. Hal inilah yang membuat komunikasi antara karyawan akan lebih baik dan terbuka. Sehingga karyawan akan menciptakan
persepsi
yang
sama
antar
karyawan
untuk
mempercepat proses komunikasi dalam menunjang kinerja dan mencapai tujuan perusahaan. Pengaruh antara dimensi kognitif terhadap OCB berdasarkan koefisien lintas modelnya dapat dilihat pada Gambar 16. MS
0,81
0,67
0,56
OCB
X3 Chi-Square= 30,26, df=17, P-value=0,02451, RMSEA=0,096
Gambar 16. Koefisien Lintas Model Pengaruh Dimensi Kognitif Terhadap OCB 4.5.4
OCB Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Dimensi yang diamati untuk mengukur OCB ada lima yaitu: altruism (altruism), kehormatan (courtesy), kebajikan sipil (civic virtue), sikap sportif
(sportsmanship),
kesadaran
46
(conscientiousness).
Kelima
dimensi
tersebut
mempunyai
pengaruh terhadap pembentukan perilaku OCB. Dimensi altruism (altruism) mengacu pada perilaku ingin membantu ditujukan kepada individu di dalam perusahaan, dimana hal ini sangat menguntungkan perusahaan. Dimensi kedua yaitu kehormatan (courtesy) merupakan perilaku yang menggambarkan bentuk loyalitas individu karyawan terhadap perusahaan. Dimensi ketiga yaitu kebajikan sipil (civic virtue)dengan menyimpan informasi tentang kejadian-kejadian maupun perubahan-perubahan dalam perusahaan. Dimensi keempat sikap sportif (sportsmanship) yang menggambarkan kemauan untuk bertoleransi tanpa mengeluh, menahan diri dari aktivitas-aktivitas mengeluh dan mengumpat. Dan dimensi kelima kesadaran (conscientiousness) sebuah perilaku yang melebihi prasyarat minimum seperti kehadiran, kepatuhan terhadap aturan, dan sebagainya. Tabel 9. Nilai Loading Faktor (λ) Indikator OCB Simbol
Indikator
Loading Faktor(λ)
t-value
Y1
Altruisme (altruism)
0,76
5,55
Y2
Kehormatan (courtesy)
0,84
5,86
Y3
Kebajikan sipil (civic virtue)
0,77
5,39
Y4
Sikap sportif (sportsmanship)
0,41
3,32
Y5
Kesadaran (conscientiousness)
0,78
6,07
Berdasarkan
hasil
estimasi
yang
telah
dilakukan,
menunjukkan bahwa kelima dimensi tersebut memiliki T-value > 1,96 seperti yang ditampilkan pada Tabel 9. Dimensi kehormatan (courtesy) merupakan variabel reference dari variabel laten OCB dalam penelitian ini dan menetapkan nilai Loading Faktor 0,84. Hal ini dikarenakan dimensi tersebut dianggap sebagai dimensi terbaik dalam menjelaskan perilaku OCB yang ada di karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar, dimana dengan adanya semangat kehormatan (courtesy) yang merupakan
47
perilaku
bentuk
kehormatan
individu
karyawan
terhadap
perusahaan. Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar senantiasa memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi dalam meningkatkan image perusahaan dan juga memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang dianggap penting. Disamping itu, karyawan pun selalu berupaya menciptakan kebersamaan secara departemental dan menunjukkan perilaku kehormatan (courtesy) dalam bentuk kehadiran dan partisipasi aktif pada pertemuan di unit kerjanya, akan membantu koordinasi di antara anggota kelompok, yang akhirnya secara potensial meningkatkan efektivitas dan efisiensi kelompok. Berdasarkan loading factor kesadaran (conscientiousness) dengan nilai 0,78 menggambarkan bahwa perilaku karyawan senantiasa melebihi prasyarat minimum seperti kehadiran, kepatuhan terhadap aturan, dan sebagainya. Hal ini terlihat dari karyawan yang senantiasa tiba lebih awal setiap hari tidak peduli pada musim ataupun lalu lintas dan sebagainya, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja dimulai. Karyawan juga tidak menghabiskan waktu untuk pembicaraan di luar pekerjaan serta senantiasa datang segera jika dibutuhkan. Dimensi kebajikan sipil (civic virtue) memiliki nilai loading factor 0,77 sehingga dapat menggambarkan bahwa karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar terbiasa menyimpan informasi tentang kejadian-kejadian maupun perubahan-perubahan dalam perusahaan. Hal ini dapat terlihat dengan perilaku karyawan yang selalu mengikuti perubahanperubahan dan perkembangan-perkembangan dalam perusahaan dengan membaca dan mengikuti pengumuman-pengumuman perusahaan. Karyawan yang menampilkan perilaku kebajikan sipil (civic virtue) akan membantu manajer mendapatkan saran
48
dan/atau umpan balik yang berharga dari karyawan tersebut untuk meningkatkan efektivitas unit kerja. Dimensi altruisme (altruism) yang mengacu pada perilaku ingin membantu rekan kerja bernilai positif dengan nilai loading factor yaitu 0,76. Hal ini terlihat dari perilaku karyawan yang menggantikan rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat, membantu rekan kerja yang pekerjaannya overload, meluangkan waktu
untuk
membantu
orang
lain
berkaitan
dengan
permasalahan-permasalahan pekerjaan, baik yang berada dalam departemen yang sama maupun dengan departemen yang berbeda. Karyawan yang menolong rekan kerja akan mempercepat penyelesaian
tugas
rekan
kerjanya,
dan
pada
gilirannya
meningkatkan produktivitas rekan tersebut. Seiring dengan berjalannya
waktu,
perilaku
membantu
yang
ditunjukkan
karyawan akan membantu menyebarkan best practice ke seluruh unit kerja atau kelompok, sehingga dapat meningkatkan produktivitas rekan kerja. Dimensi
sikap
sportif
(sportsmanship)
memberikan
kontribusi paling kecil dengan nilai Loading Faktor 0,41 dalam menjelaskan variabel laten terikat OCB dibandingkan keeempat dimensi lainnya. Walaupun memiliki nilai loading faktor yang paling kecil, tetapi dimensi ini masih bernilai positif menjelaskan variabel OCB. Hal ini pun masih dapat menjelaskan bahwa karyawan memiliki kemauan untuk bertoleransi tanpa mengeluh, menahan diri dari aktivitas-aktivitas mengeluh dan mengumpat. 4.6.
Implikasi Manajerial Adanya pengaruh yang saling mendukung antara modal sosial terhadap OCB di dalam perusahaan, akan memberikan manfaat yang positif untuk meningkatkan kinerja individu karyawan maupun kinerja perusahaan secara umum, sehingga PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar sebaiknya memperhatikan hal-hal yang memperkuat modal sosial dan OCB pada perusahaan, yaitu:
49
1. Dalam hal hubungan antar karyawan: walaupun modal sosial di PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar sudah tinggi, perusahaan perlu untuk mempertahankan dan meningkatkan modal sosial yang dimiliki setiap individu karyawan yang ada dengan terus menjaga dan memperkuat hubungan struktural, relasional, dan kognitif antar karyawan yang telah ada. Meningkatkan kedekatan struktural dengan mempertahankan dan meningkatkan hubungan profesional pekerjaan. Diperlukan pula dukungan yang lebih untuk hubungan relasional agar tetap terjalin dengan baik, sehingga mereka tetap tidak segan-segan
untuk
menunjukkan
kinerja
melebihi
apa
yang
dipersyaratkan secara formal oleh pekerjaannya. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan informal yang melibatkan seluruh karyawannya dengan suasana kekeluargaan dan bebas dari tekanan pekerjaan, seperti: outbond dan family gathering secara rutin. 2. Dalam hal pengelolaan personalia (HRD): dengan pelaksanaan pengelolaan SDM yang baik, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif , dan tetap memberikan hak karyawan pada kapasitas yang akan mampu menumbuhkan kepercayaan diri karyawan, sehingga nantinya akan mendorong para karyawan menunjukkan perilaku OCB dalam bekerja. 3. Dalam hal kesamaan makna terhadap visi dan misi perusahaan: perlu mengadakan
pelatihan
atau
training
yang
berkaitan
dengan
kepemimpinan dan keorganisasian selain pelatihan atau training yang bersifat teknis pekerjaan yang sudah sering dilakukan perusahaan, agar para karyawan memiliki pengetahuan keorganisasian yang sama untuk pemahaman akan visi dan misi perusahaan.