29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum 1. Sejarah CV. Hayashi Toys (HT) merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai macam boneka. Usaha ini dimulai sejak tahun 1998, awalnya key person (Sdr. Nana Anang Sujana) pada tahun 1990 bekerja di perusahaan Korea yang bergerak dibidang industri boneka sebagai buruh. Pada tahun 1995, perusahaan boneka tempat ybs bekerja terkena imbas krisis ekonomi sehingga banyak karyawan yang terkena PHK termasuk ybs. Tapi ybs bukan tipe yang berlarut-larut dalam kesedihan, berbekal ilmu yang diperoleh selama 5 (lima) tahun di boneka maka ybs coba bangkit secara mandiri dan bermodal uang pinjaman ybs membuka usaha bahan baku pembuatan boneka dan boneka jadi yang dibuat pihak lain. Pada tahun 1998, badai krisis menerjang usaha ybs sehingga bisnis bonekanya diambang kebangkrutan. Ybs tidak mengenal kata menyerah berkat ketekunannya mengolah situasi dan merespon kondisi pasar perlahanlahan membantu dirinya bangkit kembali dan sejak saat itu ybs tidak hanya menjual bahan baku boneka tetapi juga mulai memproduksi boneka sendiri dengan dibantu 2 (dua) karyawan dan 2 (dua) mesin jahit. Usaha tersebut sampai saat ini masih berjalan lancar. “Selama wanita masih bisa hamil, bisnis boneka masih menjadi pilihan kami,” itulah motto bisnis dari Nana Anang Sujana.
2. Manajemen Bentuk usaha dari perusahaan ini adalah CV. Cf. Akta Pendirian no. 26 tahun 1998 dengan Sdr. Nana Anang Sujana sebagai pemilik. Usaha berbentuk perorangan dengan nama CV. HT ini sudah dirintis + 12 tahun dan hingga saat ini masih berjalan bahkan berkembang dengan baik. Kaderisasi usaha belum dilakukan karena anak - anak dari pemilik masih kecil dan usia key person masih produktif + 42 tahun dengan latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam menjalankan operasional usaha key person dibantu oleh 2 (dua) istrinya. Pengelolaan
30
keuangan dan administrasi dipegang oleh istri keduanya dan untuk pembelian barang dan penjualan dipegang oleh istrin pertamanya dan untuk produksi dipegang oleh kakak kandungnya, namun demikian ybs sebagai pemilik sekaligus key person tetap mengawasi dan menjadi pemutus terakhir untuk semua kebijakan yang diambil yang berkaitan langsung dengan usaha mereka. Kemampuan dan kompetensi pemilik dalam mengelola usaha tidak diragukan lagi. Pengalaman usaha yang cukup lama dan keuletan pemilik yang tidak menyerah merupakan modal utama usaha ini untuk terus berjalan dan maju. Keuletan dan kreatifitas key person bersama istriistrinya membuat usaha ini terus berkembang dan maju. Perizinan dan legalitas usaha yang dimiliki untuk mendukung jalannya usaha lengkap dan masih berlaku, antara lain : - SIUP No. 510/2567/Perindag/PK/XI/2008 - NPWP No. 21.005.418.4-432-000 - TDP No. 102655207346 - I.U.I No. 536/60/I.U.I/Indag II/XI/2008
3. Sumber Daya Manusia Jumlah karyawan CV. HT yang ikut membantu jalannya proses produksi saat ini ada 108 orang, yang terdiri : a. 10 orang pegawai tetap terdiri dari : - 1 orang Administrasi - 1 orang Akunting, - 1 orang Disain, - 1 orang Kepala Produksi, - 1 orang Kepala Cutting, - 1 orang Kepala Finishing, - 1 orang Checking/QC - 3 orang Cutting b. 98 orang pegawai tidak tetap yang terdiri dari : - 1 orang bikin sampel,
31
- 2 orang Pembuat Pola, - 2 orang Pemotongan Pola (Cutting), - 40 orang Penjahit (Sewing), - 15 orang Isi Kapas, - 1 orang Penimbang, - 23 orang Finishing, - 4 orang Penjahit Aksesoris, - 2 orang Checking, - 6 orang Pengepakan, - 2 orang Supir. Masing-masing sudah mempunyai pembagian kerja yang cukup baik. Rataan masa kerja dari karyawan adalah lebih dari 3 (tiga) tahun, dimana hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang bersifat kekeluargaan dan saling membantu.
4. Produksi Kebutuhan bahan baku yang diperlukan adalah kain dengan berbagai jenis seperti velboa, rasfur, dan nylex, selama ini tidak ada kendala ataupun masalah. Pembelian bahan baku dilakukan secara tunai dan tempo dengan jangka waktu 2 (dua) minggu. Perusahaan telah menemukan pemasok langsung (pabrik) dan hubungan telah berlangsung lebih dari 5 (lima) tahun sampai dengan saat ini masih berjalan baik. Untuk bahan baku perusahaan mendapatkan dari produsen di beberapa lokasi, antara lain : a. Kain velboa dari daerah Cikampek b. Kain rasfur dari daerah Tangerang c. Kain nylex dari daerah Bandung d. Aksesoris boneka dari Pasar Pagi Mangga Dua e. Kapas Dacron dari daerah Bekasi Dalam mengelola dan menjalankan usahanya, perusahaan memiliki sarana dan prasarana yang mendukung jalannya usaha, antara lain : a. 3 (tiga) unit Mesin potong bahan (cutting press)
32
b. 3 (tiga) unit Meja cutting c. 40 (enam puluh) unit mesin jahit d. 1 (satu) unit timbangan e. Gudang untuk menyimpan bahan baku dan produk yang sudah jadi siap kirim ke pelanggan. f. 2 (dua) unit mobil box. g. Dan alat-alat lainnya (gunting, benang, dll) Produknya adalah boneka siap dijual ke pelanggan. Proses produksi : (1) pembuatan pola/disain di atas kertas sesuai pesanan atau inovasi sendiri, (2) setelah disain jadi dibuatkan sample untuk di hitung berapa jumlah kain yang dipakai, kapas yang harus diisi dan penentuan harga, kemudian disampaikan ke pelanggan apakah cocok dengan pesanan dan penentuan harga, (3) jika telah ada kesepakatan maka di buatkan cetakan/moulding sesuai bentuk boneka, (4) dilakukan pemotongan kain/cutting dengan lempengan panas berdasarkan disain, (5) hasil potongan kain di jahit, (6) kemudian diisi kapas 7) ditimbang apakah sudah pasa berat boneka, (8) dilakukan finishing setelah kain tersebut terisi kapas, (9) diberikan aksesoris sesuai pesanan, (10) dilakukan checking/QC untuk melihat apakah jahitan boneka telah rapi, (11) pengepakan dan (12) pengiriman.
Kapasitas produksi yang dapat
dihasilkan dalam sehari dengan jam kerja jam 08.00 sampai jam 16.00 adalah + 1.000 - 1.500 buah boneka dengan berbagai ukuran, dan bentuk. Pada saat pesanan meningkat terutama pada saat menjelang bulan ramadhan, hari raya, hari valentine dan tahun baru, maka pesanan tersebut selain dikerjakan sendiri, juga dibantu oleh anak usaha/plasma yang berjumlah 13 (tiga) plasma dengan cara bahan diberikan dari CV. HT, kemudian dilakukan pemotongan oleh plasma setelah dipotong lalu dijahit, hasil jahitan tersebut diserahkan ke CV. HT untuk dilakukan pengisian kapas sampai menjadi boneka. Atas aktivitas usahanya tersebut telah didukung oleh 1 (satu) unit tempat usaha yang berada di Jl. Blue Safir Raya no. 34 – 35, jembatan 9, rawa Lumbu, Bekasi.
33
5. Pemasaran Konsumen dari produk-produk boneka CV. HT adalah pengguna eceran (+ 10%) dan pedagang grosir (+ 90%). Pelanggan CV. HT adalah para pedagang yang ada hampir diseluruh wilayah Jakarta, bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan seluruh wilayah Indonesia. Khusus untuk pedagang grosir dengan pembelian besar, setelah pembayaran atas pembelian barang diterima (masuk langsung ke rekening pemilik), baru dilakukan pengiriman barang pesanan sesuai dengan pesanannya dan dilakukan dengan menggunakan jalan darat,
untuk
wilayah yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), barang dapat diantar atau diambil sendiri oleh pembeli, sedangkan untuk yang berada di wilayah luar Jabodetabek maka untuk biaya pengiriman atas beban pembeli. Proses penerimaan pesanan boneka melalui telepon dan facsimile, sedangkan pengiriman untuk pelanggan di luar Jakarta dengan menggunakan mobil boks. Pemasaran merupakan bagian penting dari sebuah unit usaha dalam mencapai hasil dan tujuan yang diharapkan. Area pemasaran CV. HT masih meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan hampir seluruh wilayah Indonesia. Untuk memperluas jaringan, saat ini pengembangan usaha telah dilakukan dengan membuka usaha sejenis yang berlokasi di daerah
Bandung dan Ciawi, saat ini
pengelolaan diserahkan kepada saudaranya. Untuk kedepannya usaha dinilai masih cukup prospektif karena beberapa keunggulan dari usaha boneka adalah mampu bertahan karena produk ini digemari oleh berbagai tingkatan kalangan, mulai dari anakanak, remaja, gadis, dan ibu-ibu. Angka kebutuhan pasar dari berbagai kalangan konsumen terhadap boneka dikarenakan tingginya peminat dan pengemar boneka, bahkan semakin bertambah permintaannya sejalan dengan bertambahnya penduduk. Persaingan untuk usaha sejenis dinilai cukup ketat, disekitar lokasi usaha cukup banyak usaha sejenis + 52 usaha
34
boneka di Kecamatan Rawa Lumbu, namun dengan pengalaman yang cukup lama disertai pengelolaan pelanggan yang cukup baik, pihak manajemen perusahaan cukup yakin bahwa posisi persaingan bisa diatasi. Perusahaan akan memperoleh perkembangan yang menggembirakan jika telah menjalankan pemasaran secara tepat dan cepat. Pemasaran terkait dengan persoalan penetapan harga, penentuan penampilan (kinerja produk), penempatan produk, hingga masalah promosi.
Analisis
pemasaran berhubungan dengan analisis bauran pemasaran, yang meliputi analisis produk, harga, distribusi, mutu, merek dan kemasan. Untuk memahami bauran pemasaran itu sendiri, berikut ini dijelaskan hal yang dimaksud : a. Produk Boneka merupakan mainan paling tua di dunia, boneka menjadi jenis mainan yang digemari bagi semua kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa khususnya kaum perempuan. Tak heran hingga kini boneka selalu di buru pembeli. Strategi terhadap produk yang dilakukan perusahaan berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan kemudian dipasarkan. Perencanaan strategi menduduki posisi yang sangat menentukan terhadap upaya mengatasi persaingan dengan perusahaan sejenis dalam skala kecil dan perusahaan sejenis yang berskala besar. Hal ini disebabkan karena produk merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen sebagai pembeli dan diharapkan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Keputusan seorang pembeli untuk menentukan jenis produk yang dibeli sangat ditentukan oleh beberapa aspek yaitu mutu produk, manfaat dan kemampuan produk tersebut untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Tjiptono, 1995) Strategi produk dari industri boneka yang diproduksi CV. HT dapat dilihat dari segi mutu dan variasi produk. 1) Mutu produk CV. HT cenderung memperhatikan mutu produk yang dihasilkan sebagai salah satu strategi yang dikedepankan oleh bauran pemasaran. Hal ini disebabkan karena mutu adalah hal
35
paling penting dan menentukan konsumen untuk memutuskan membeli suatu produk. Mutu produk boneka dapat dilihat dari hasil jahitan (tidak mudah robek jika ditekuk), bentuk yang sesuai (contoh bentuk binatang tidak aneh jika dipandang). Produk yang dihasilkan perusahaan ini dinilai memiliki mutu yang baik, karena berasal dari bahan baku pilihan berkualitas baik.
2) Variasi produk Produk yang dihasilkan perusahaan ini memiliki beragam bentuk mengingat pangsa pasar yang dibidik oleh perusahaan ini cukup beragam.
Hal ini menunjukkan jumlah suatu produk
memiliki peranan yang cukup penting dalam strategi pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan, karena banyaknya variasi produk yang dihasilkan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam penguasaan pasar. Kemampuan penguasaan pasar menjadi salah satu tujuan perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Hal ini dapat dicapai dengan terjaganya mutu, jumlah, dan kontinuitas produk dalam memasuki pasaran dimana terjadi keseimbangan diantara
ketiganya
agar
konsumen
memperoleh
yang
diinginkannya. Untuk
memenuhi
kebutuhan
konsumen,
perusahaan
menyediakan produk dalam jumlah besar yang dapat dipesan konsumen. Hal ini tentu saja tidak akan mempengaruhi mutu produk tetapi berpengaruh terhadap harga penjualan karena perusahaan akan memberikan harga spesial sebagai langkah jangka panjang untuk membina hubungan baik dengan pelanggan.
b. Harga Perusahaan akan menetapkan suatu harga dalam proses penjualan produknya dimana penentuan harga dinilai sangat penting dalam memuluskan keberhasilan perusahaan. Pangsa pasar yang akan diraih perusahaan sangat bervariasi, sehingga perusahaan harus mampu
36
mementukan harga yang tepat sesuai dengan mutu produk yang dihasilkan sehingga konsumen akan merasakan telah memperoleh pilihan yang tepat dalam membeli produk tersebut. Di satu sisi, masyarakat akan menganggap harga sebagai faktor penentu untuk membeli suatu produk, tetapi di sisi lain pertimbangan utama masyarakat membeli produk dari segi mutu produk itu sendiri tetapi di sisi yang berbeda akan muncul masyarakat yang akan membeli suatu produk dengan pertimbangan dari segi mutu dan harga, berkenaan dengan hal tersebut maka perusahaan harus mampu mengakomodir memahaminya.
kebutuhan
masyarakat
yang
berbeda,
minimal
Penetapan harga jual dari produk ditentukan
perusahan berdasarkan biaya produksi dan ditambah
margin
keuntungan dengan tetap mempertimbangkan pangsa pasar yang akan dituju. c. Lokasi Lokasi usaha meliputi tempat usaha memproses bahan baku mentah menjadi boneka, serta gudang terletak dalam 1 (satu) lingkungan yang sama, yaitu di Jl. Blue Safir Raya No. 34-35, Jembatan 9, Rawa Lumbu, Bekasi. Lokasi usaha terletak di lokasi cukup strategik sehingga akses ke lokasi cukup mudah ditempuh. d. Promosi Promosi merupakan salah satu kegiatan dalam bauran pemasaran yang meliputi iklan, promosi penjualan secara langsung, penjualan secara personal dan hubungan masyarakat (Kotler, 2000). Pada dasarnya agar pemasaran produknya berjalan sesuai dengan harapan sebuah
perusahaan
perlu
melaksanakan
promosi
untuk
memperkenalkan dan mengkomunikasikan produk suatu perusahaan dengan harapan konsumen akan membelinya sebagaimana pendapat bahwa, dengan langkah memperkenalkan suatu produknya melalui kerjasama penjualan dengan sistem konsinyasi, sehingga para pengusaha toko ritel dan grosir tertarik dengan produk yang ditawarkannya.
37
Sejauh ini, perusahaan belum melaksanakan sistem promosi secara khusus. Kegiatan promosi yang telah dilaksanakan oleh perusahaan hanya terbatas pada penjualan produk langsung. Selain itu, promosi penjualan masih dilakukan melalui informasi dari mulut ke mulut antar pelanggan. Ke depannya diperlukan langkah konkrit dalam kegiatan promosi, diantaranya pemasangan iklan baik di surat kabar, radio, maupun televisi.
B. Hal yang Dikaji 1. Analisis Kelayakan Usaha Analisis kelayakan dari aspek keuangan dapat memberikan pemahaman tentang laporan keuangan dan berbagai kriteria penilaian kelayakan investasi. Kriteria kelayakan yang digunakan untuk menilai kelayakan keuangan dalam kajian ini adalah PBP, NPV, B/C ratio dan IRR. Perhitungan analisis dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun, dimulai pada tahun 2008-2010. Tingkat diskonto yang digunakan adalah 14% yang merupakan rataan suku bunga kredit bank umum pada saat kajian. Pendapatan yang digunakan dalam perhitungan kelayakan ini adalah hasil penjualan bersih. Pengeluaran meliputi biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi yang digunakan meliputi kas dan bank, piutang bersih, persediaan, biaya dibayar dimuka dan harta tetap bersih. Hasil perhitungan dari analisis kelayakan keuangan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil analisis keuangan
a
Uraian
PBP (tahun)
NPV (Rp. Juta)
B/C Ratio
IRR (%)
Nilai
2,03
5.103,70
1,29
20,62
PBP CV. HT dalam berproduksi mempunyai nilai PBP 2,03 tahun (sekitar 24 bulan), artinya perusahaan tersebut mampu mengembalikan
38
investasinya dari modal awal selama dua tahun dan tiga minggu. Hal ini merupakan daya tarik bagi investor lain yang mau mengembangkan usaha ini. b
B/C Ratio Hasil perhitungan B/C ratio diperoleh nilai 1,29 artinya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan 1 satuan akan menghasilkan tingkat pendapatan sebesar 1,29 satuan. CV. HT menghasilkan nilai net B/C > 1, maka usaha ini layak dilaksanakan, karena secara social dapat menciptakan lapangan kerja .
c
NPV Nilai NPV yang dihasilkan adalah Rp. 5.103,70 juta, artinya perusahaan selama menjalankan usahanya mendapatkan keuntungan Rp. 5.103,70 juta setelah dikurangi modal awal. NPV CV. HT lebih dari 0, hal ini menunjukkan bahwa CV. HT menguntungkan dan layak dilaksanakan secara finansial.
d
IRR Untuk penilaian IRR, menghasilkan nilai 20,62%, nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan suku bunga deposito bank umum pada saat kajian (asumsi 14%), sehingga usaha industri boneka ini layak untuk dilaksanakan, karena memiliki margin > 3 %..
2. Identifikasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal Berdasarkan hasil kajian dapat diidentifikasikan faktor strategi internal dan eksternal CV. HT. Identifikasi faktor strategi internal dan eksternal dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Identifikasi faktor strategi internal dan eksternal A. Faktor Internal 1. Kekuatan a Tenaga kerja handal b Menghasilkan produk yang bermutu c Mesin produksi bermutu d
Pengalaman berproduksi
B. Faktor Eksternal 3. Peluang a Pelanggan loyal b
Citra produk baik
c
Hubungan baik dengan pemasok bahan baku
d
Kemajuan teknologi
39
Lanjutan Tabel 5. e Harga produk terjangkau 2. Kelemahan a Intervensi anggota keluarga dalam manajemen b Pangsa pasar c Biaya produksi cukup tinggi d Kegiatan promosi
4. Ancaman a
Keberadaan perusahaan sejenis
b Kenaikan biaya produksi c Kondisi ekonomi yang labil d Kebijakan pemerintah
Hasil identifikasi dan evaluasi terhadap faktor strategi internal kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal peluang dan ancaman dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Kekuatan a. Tenaga kerja yang handal Tenaga kerja mempunyai peran yang cukup besar dalam bagi kesuksesan CV. HT. Tenaga kerja yang handal dalam suatu perusahaan dapat memberikan keunggulan bersaing. Terdapat dua alasan tenaga kerja merupakan unsur yang paling vital bagi perusahaan, yaitu : (1) tenaga kerja mempengaruhi efisiensi dan efektivitas perusahaan, merancang dan memproduksi
barang,
mengawasi
kualitas,
memasarkan
produk,
mengalokasikan sumber daya finansial serta menentukan seluruh tujuan dan strategi perusahaan; (2) tenaga kerja merupakan pengeluaran utama perusahaan dalam menjalankan bisnis.
b. Variasi produk Dalam memenuhi pangsa pasar yang dirasa masih luas dan keinginan konsumen yang menuntut keanekaragaman/variasi produk, maka CV. HT menciptakan variasi produk dengan bentuk cukup beragam, seperti boneka yang dapat ditunggangi layaknya kuda-kudaan yang merupakan produk andalan, tas, bantal guling, sandaran leher, pelapis sabuk keselamatan, kotak tisu dan produk lainnya. Ini dilakukan untuk meningkatkan persaingan yang semakin ketat antar sesama perusahaan sejenis.
40
c. Mesin produksi bermutu Mesin produksi yang bermutu mengurangi resiko kerusakan pada mesin dan peralatan yang begitu sering, apabila tidak tersedia sparepart sewaktu mesin rusak dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan produksi. Mesin produksi memerlukan perawatan (maintenance) sehingga umur mesin menjadi lama dan hasil produksi selalu optimal. Mesin dan peralatan di CV. HT lumayan lengkap dan bermutu.
d. Pengalaman berproduksi Pengalaman produksi CV. HT sejak tahun 1998 (+ 12 tahun). Pengalaman ini memicu keahlian, pengetahuan, sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha dan proses secara efisien untuk memproduksi produk, sehingga perusahaan dapat memonitor masukan bahan baku, mengatur produksi, mengawasi kualitas luaran, memelihara dan memperbaiki mesin dan secara umum berhubungan dengan persoalan sehari-hari.
c. Harga produk terjangkau Pengertian harga menurut Kotler dan Amstrong (1999) adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. CV. HT menetapkan harga produk yang terjangkau untuk menarik dan menjaga loyalitas pelanggan.
2. Kelemahan a. Intervensi anggota keluarga dalam manajemen Manajemen bersifat kurang formal karena ada keterlibatan pihak keluarga yang lain (kekeluargaan), sehingga kurang ada sanksi yang tegas. Intervensi pihak keluarga terhadap kepemimpinan perusahaan tetap tinggi meskipun sudah ada eksekutif profesional sehingga dapat membingungkan anak buah. Keterlibatan anggota keluarga yang malas dan hanya
41
menginginkan bagian keuntungan dari perusahaan keluarga akan dapat menimbulkan konflik dan dapat menghambat perkembangan perusahaan.
b. Keterbatasan modal Selama ini permodalan untuk operasional perusahaan masih didominasi dari pinjaman bank. Tidak tertutup kemungkinan apabila kondisi perusahaan tidak stabil, bank akan berpikir ulang untuk memberikan dana pinjaman, sementara persaingan dalam perkembangan usaha membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
c. Biaya produksi cukup tinggi Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi pada CV. HT antara lain biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya karyawan tetap dan tidak tetap yang berhubungan dengan proses produksi. CV. HT mendapat pinjaman dari bank untuk bantuan biaya produksi yang cukup tinggi.
d. Kegiatan promosi kurang Kegiatan promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang yang dipasarkannya (Komunitas dan Perpustakaan Online Indonesia, 2008). Kegiatan promosi pada CV.HT masih sangat minim, sebagian besar konsumen mendapatkan info tentang produknya dari teman (mulut ke mulut).
3. Peluang a. Pelanggan loyal Menurut Kotler dan Amstrong (2001), loyalitas konsumen adalah suatu pembelian ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen pada suatu merek atau perusahaan. Faktor yang mempengaruhi
42
loyalitas pelanggan antara lain harga dan kebiasaan. Loyalitas pelanggan sangat tinggi pada CV. HT, hal ini terlihat pada puasnya konsumen terhadap produk CV. HT karena mutu boneka sangat sesuai dengan harga jualnya. Loyalitas pelanggan bisa ditingkatkan dengan promosi yang gencar.
b. Citra produk baik Menurut Kotler dan Amstrong (2001) seperangkat keyakinan mengenai merek tertentu dikenal sebagai citra merek (brand image). Citra produk yang baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, sedangkan citra yang buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan kemampuan perusahaan dalam persaingan. Mutu produk yang terjamin pada CV. HT memunculkan citra produk yang cukup baik bagi konsumennya, hal ini menyebabkan konsumen merasa puas.
c. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku CV. HT berusaha menjalin hubungan baik dengan pemasok bahan baku yaitu kain velboa, rasfur dan nylex dari pabrik di Cikampek, Tangerang dan Bandung, pembelian kain-kain tersebut dengan cara tunai dan bila pesanannya dalam jumlah besar maka memberikan uang muka 50%.
d. Kemajuan teknologi Perkembangan teknologi industri boneka semakin pesat. CV. HT harus selalu memonitor perkembangan teknologi industri boneka agar produknya dapat disesuaikan dengan perkembangan jaman. Saat ini, CV. HT belum memiliki mesin jahit modern sebagai investasi yang dapat mendukung mutu dari produk yang dihasilkan.
4. Ancaman a. Keberadaan perusahaan sejenis
43
Semakin ketatnya persaingan antar perusahaan sejenis dan semakin kritisnya masyarakat dapat mengancam CV. HT, sehingga diperlukan pengendalian mutu pada proses produksi untuk menghasilkan boneka yang bermutu.
b. Kenaikan biaya produksi Kenaikan produksi bisa menghambat kelangsungan CV. HT. Kenaikan biaya produksi ini antara lain disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan teknologi baru yang dapat meningkatkan produksi boneka secara efisien dan bantuan modal dari pihat terkait.
c. Kondisi ekonomi yang labil Kondisi ekonomi yang labil membuat perusahaan termasuk CV. HT enggan untuk mengembangkan usahanya karena tidak percaya dengan situasi ekonomi kedepannya. Untuk mengatasi hal ini memerlukan stimulus dari pemerintah dan pihak-pihak terkait dalam menyakinkan para pelaku pasar.
d. Kebijakan pemerintah untuk pengaturan perdagangan boneka Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha industri boneka sangat penting dalam perkembangannya. Kebijakan pemerintah yang besar peranannya dalam industri boneka sangat berpengaruh terhadap sektor lainnya antara lain penentuan harga BBM.
3. Perumusan Strategi Pengembangan 1. Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE a. Analisis Matriks IFE Hasil analisis matriks IFE terdapat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, faktor internal yang menjadi kekuatan utama CV. HT adalah tenaga kerja yang handal, menghasilkan produk bermutu dan harga produk terjangkau. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi boneka
44
sebesar 1.000-1.500 pcs per hari. Sementara itu, kelemahan dominan yang dihadapi adalah kegiatan promosi dan biaya produksi. Selama ini, para pelanggan sebagian besar mendapatkan informasi dari teman, sedangkan promosi melalui media massa untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas belum tersentuh. Biaya produksi yang cukup tinggi bisa menyebabkan kendala dalam meningkatkan omzet penjualan. Tabel 6. Matriks IFE Faktor Internal Kekuatan A. Tenaga kerja handal B. Variasi produk C. Mesin produksi bermutu D. Pengalaman berproduksi E. Harga produk terjangkau Kelemahan A. Intervensi anggota keluarga B. Keterbatasan modal C. Biaya produksi cukup tinggi D. Kegiatan promosi kurang Total
Bobot (a)
Rating (b)
Skor (axb)
0,136 0,136 0,122 0,075 0,143
4 4 3 3 4
0,544 0,544 0,366 0,225 0,572
0,054 0,109 0,136 0,088
2 1 1 1
0,108 0,109 0,136 0,088 2,692
b. Analisis Matriks EFE Hasil analisis matriks EFE terdapat pada Tabel 2. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama bagi pengembangan usaha CV. HT adalah loyalitas pelanggan dan citra produk yang baik. Loyalitas pelanggan pada CV. HT selama ini disebabkan sudah adanya hubungan bisnis yang cocok baik dari segi harga, mutu maupun ketepatan pengiriman. Faktor ini sangat mendukung usaha dalam mempertahankan kapasitas produksi dan penjualan produk. Sedangkan ancaman utama bagi keberlangsungan usaha adalah kondisi ekonomi yang labil dan kebijakan pemerintah. Kondisi ekonomi yang labil sangat berpengaruh terhadap suku bunga bank dan harga barang di pasaran.
45
Tabel 7. Matriks EFE Faktor Eksternal Peluang A. Pelanggan loyal B. Citra produk baik C. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku D. Kemajuan teknologi Ancaman A. Keberadaan perusahaan sejenis B. Kenaikan biaya produksi C. Kondisi ekonomi yang labil D. Kebijakan pemerintah Total
Bobot (a)
Rating (b)
Skor (axb)
0,143 0,143
4 4
0,572 0,572
0,116
3
0,348
0,080
3
0,240
0,062 0,134 0,170 0,152
1 1 2 2
0,062 0,134 0,510 0,456 2,894
2. Analisis Matriks Internal-Eksternal Penentuan posisi strategi pada matriks IE didasarkan pada hasil total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai EFE pada sumbu y (David, 2004). Nilai IFE yang diperoleh oleh CV. HT sebesar 2,692 dan nilai EFE sebesar 2,894 (Gambar ). Perpaduan dari kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa strategi pemasaran terletak pada kluster V, yaitu sel pertumbuhan/stabil. Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Alternatif strategi yang dapat diterapkan berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk (David, 2004). Hasil matriks IE selanjutnya digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT.
46
Kuat 4,0
Total Skor IFE Rataan Lemah 3,0 2,0 1,0
Total Skor EFE
Tinggi I II III Pertumbuhan Pertumbuhan Penciutan 3,0 Rataan IV Stabilitas Rendah
Pertumbuhan VI V Penciutan Stabil
2,0
1,0 VII VIII Pertumbuhan Pertumbuhan
IX Likuidasi
Gambar 4. Matriks IE 3. Analisis Matriks SWOT Perumusan strategi diterapkan melalui identifikasi dan analisis faktor-faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman, serta faktor-faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Peluang merupakan situasi yang diinginkan atau disukai dalam lingkungan industri, sedangkan ancaman merupakan situasi yang tidak diinginkan atau tidak disukai dalam lingkungan industri, Kekuatan merupakan kompensasi khusus yang memberikan keunggulan bagi industri boneka, sedangkan kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumber
daya
keterampilan,
maupun
kemampuan
yang
dapat
menghambat kinerja perusahaan. Perumusan strategi dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan. Hasil perumusan dikelompokkan menjadi empat kelompok perumusan strategi yang terdiri dari strategi Kekuatan-Peluang (S-O), strategi Kekuatan-Ancaman (S-T), Strategi Kelemahan-Peluang (W-O) dan strategi KelemahanAncaman (W-T), seperti termuat pada Gambar 2.
47
Faktor Internal
Faktor Eksternal Peluang (O) 1. Pelanggan loyal 2. Citra produk baik 3. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku 4. Kemajuan teknologi
Ancaman (T) Keberadaan perusahaan sejenis Kenaikan biaya produksi Kondisi ekonomi labil Kebijakan pemerintah untuk pengaturan perdagangan boneka
Kekuatan (S) 1. Tenaga kerja handal 2. Menghasilkan produk bermutu 3. Mesin produksi bermutu 4. Pengalaman berproduksi 5. Harga produk terjangkau
Kelemahan (W) 1. Intervensi anggota keluarga 2. Pangsa pasar 3. Biaya produksi cukup tinggi 4. Kegiatan promosi
Strategi S-O a. Inovasi dan variasi produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (S1, S2, S3, S4, O4). b. Menjaga mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi (S1, S3, S5, O1, O3, O4, O5). Strategi S-T 1. Konsisten mempertahankan produktivitas untuk diterima pasar (T1,T2, T3 ; S2,S3) 2.Meningkatkan loyalitas pelanggan/konsumen (T1, T2, S3, S5) 3.Membina hubungan yang baik dengan pelanggan dan pemasok (S2, S3, S4, S5, T1, T3)
Strategi W-O 1. Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi (W2, W4, O2, O3, O4).
Strategi W-T 1. Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu untuk meningkatkan produksi (O1,O4,O5 ; W2,W4) 2.Mengembangkan kemitraan dengan perusahaan yang lebih besar (W1, W2, W3, W4, T2, T3). 3.Mengajukan fasilitas pembiayaan (Kredit Modal Kerja) kepada Bank untuk perputaran usaha (W3, T2, T3, T4)
Gambar 5. Matriks SWOT
Strategi S-O (Strategi kekuatan-peluang) a. Inovasi dan variasi produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (S1, S2, S3, S4, O4). b. Menjaga mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi (S1, S3, S5, O1, O3, O4, O5). Menjaga dan meningkatkan mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi dapat membawa citra positif dan meningkatkan brand image perusahaan
Strategi W-O (Strategi kelemahan-peluang) a.
Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi (W2, W3, O2, O4).
48
Citra produk yang baik dan harga yang terjangkau dapat dijadikan sarana promosi untuk memasarkan produk pada kawasan yang lebih luas di Indonesia dengan memanfaatkan media promosi, seperti televisi, media cetak dan keikutsertaan dalam pameran. Strategi S-T (Strategi kekuatan-ancaman) a.
Konsisten dengan mempertahankan produktifitas untuk diterima pasar (faktor eksternal ancaman dan faktor internal kekuatan : T1,T2 dan S2,S3).
b.
Meningkatkan loyalitas pelanggan/konsumen (T1, T2, S3, S5)
c.
Membina hubungan yang baik dengan pelanggan dan pemasok (S2, S3, S4, S5, T1, T3) Pelanggan
dan
pemasok
adalah
faktor
penting
dalam
kelangsungan hidup perusahaan. Pelanggan yang loyal akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan, selain sebagai konsumen produk secara langsung, pelanggan yang puas akan produk ini akan merekomendasikan kepada kerabat dekatnya, sehingga promosi gratis secara otomatis bisa diperoleh perusahaan. Strategi W-T (Strategi kelemahan-ancaman) a.
Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu untuk meningkatkan produksi (O1,O4,O5 ; W2,W4)
b.
Kekurangan dari manajemen perusahaan yang masih bersifat kekeluargaan, yaitu semua kebijakan yang diambil harus dari pemilik (one man show). Dalam hal ini, bila kebijakan seperti
ini terus
dipertahankan, maka ke depannya organisasi akan sulit berkembang. Dengan perkembangan dunia usaha yang begitu cepat, ditambah adanya perusahaan sejenis dan perusahaan pendatang baru, menuntut perusahaan terus meningkatkan kemampuan manajemen perusahaan ke arah yang lebih baik. a. Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, bank dan perusahaan lain yang dapat mendukung perkembangan usaha boneka (W1, W2, W3, W4, T1, T2, T4, T5).
49
Kelemahan
dalam
hal
manajemen
perusahaan,
promosi
dan
keterbatasan modal diharapkan dapat diatasi dengan mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, bank dan perusahaan lain yang dapat mendukung perkembangan usaha boneka (misalnya, mengikuti pelatihan dan pameran industri kecil yang diadakan pemerintah, serta pengajuan tambahan modal ke bank).
4. Analisis Matriks QSP Untuk mengevaluasi dan menganalisis secara objektif alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT, serta menentukan strategi prioritas yang dapat diimplementasikan dilakukan dengan menggunakan matriks QSP.
Alternatif-alternatif strategi dimaksud adalah sebagai
berikut : a.
Inovasi dan variasi produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
a.
Menjaga mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi
b.
Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi
c.
Konsisten dengan mempertahankan produktifitas untuk diterima pasar
d.
Meningkatkan loyalitas pelanggan
e.
Membina hubungan yang baik dengan pelanggan dan pemasok
f.
Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu untuk meningkatkan produksi Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, bank dan perusahaan
i.
lain yang dapat mendukung perkembangan usaha boneka Berdasarkan hasil perhitungan dalam matriks QSP, diperoleh strategi yang paling tepat untuk diimplementasikan adalah Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi dengan total nilai daya tarik 5,480, diikuti dengan inovasi dan variasi produk dengan kemajuan teknologi (5,404). Untuk lebih jelas tentang urutan prioritas strategi dari hasil matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 6.
50
Tabel 8. Urutan prioritas strategi dari matriks QSP Alternatif strategi a. Inovasi dan variasi produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. b. Menjaga mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi. c. Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi. d. Konsisten dengan mempertahankan produktifitas untuk diterima pasar e. Meningkatkan loyalitas pelanggan f. Membina hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok g. Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu untuk meningkatkan produksi g. Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, bank dan perusahaan lain yang dapat mendukung perkembangan usaha
Total nilai daya tarik 5,404
Urutan prioritas 2
5,209
5
5,480
1
4,246
3
5,245 4,510
4 8
4,816
7
5,077
6